• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FISIKA"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN MINAT BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Oleh

Arum Novira Surie

Selama ini proses pembelajaran fisika yang dilakukan sering tidak mengajarkan aplikasi fisika serta menggunakan strategi belajar yang tidak berganti-ganti yang menyebabkan minat belajar dan hasil belajar fisika rendah. Padahal guru memberikan tugas untuk memaksa siswa mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian tugas terstruktur terhadap hasil belajar dan minat belajar siswa pada pembelajaran di kelas.

Tujuan penelitian adalah : (1) Mengidentifikasi hubungan pembelajaran berbasis tugas

(2)

Arum Novira Surie Sehingga diperoleh data nilai tugas terstruktur, N-gain hasil belajar, dan N-gain minat

belajar yang kemudian diolah dengan uji korelasi dan regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan pemberian tugas terstruktur terhadap hasil belajar fisika sebesar 10, 43%, (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan pemberian tugas terstruktur terhadap minat belajar siswa sebesar 1,06 %, dan (3) Ada hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara hasil belajar fisika dengan minat belajar siswa.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 17 November 1989, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Arya Utama dan Ibu Umdiana

Jenjang pendidikan dimulai di Taman Kanak-kanak (TK) Tunas Muda Teluk Betung, tahun 1993 dan diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sumur Batu, diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2004. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) YP UNILA Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2007.

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, teriring doa dan syukur kehadirat Allah SWT, Penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang tulus dan mendalam kepada:

1. Ayahanda tercinta Arya Utama dan Ibunda tercinta Umdiana, dengan ketulusan doa, keringat dan air mata serta kasih sayang tanpa putus, senantiasa memberikan dorongan untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.

2. Adinda tersayang Akhmad Rifqi Surya yang selalu memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

3. Para pendidik yang kuhormati

(9)

MOTO:

Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya

(Q.S. Al-Baqarah : 286)

Anda bisa memilih sukses, semudah memilih gagal,

Bisa memilih menjadi orang baik,

semudah memilih menjadi orang jahat,

Bisa memilih menjadi pendengar, semudah memilih

menjadi orang yang selalu ingin didengarkan,

Bisa memilih menabung, semudah memilih menghamburkan,

Bisa memilih membantu orang lain, semudah menyakitinya,

Bisa memilih berfikir positif, semudah memilih berfikir negatif

(10)

iii

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena kasih karunia dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Pengaruh pembelajaran berbasis Tugas Terstruktur terhadap hasil belajar Fisika dan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika .

4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembimbing Akademik atas keikhlasanya memberikan bimbingan,saran dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi.

(11)

iv

6. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Ibu Wiwik Tri Martiani selaku Kepala SMA YPPL Panjang Bandar Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung. 9. Ibu Susilawati Uripsari selaku guru mitra dan murid - murid kelas XI IPA2

SMA. YPPL Panjang Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10.Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA YPPL Panjang Bandar Lampung. 11.Teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Fisika NR 07.

12.Kakak tingkat serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tak bisa disebutkan satu persatu.

13.Teman-teman PPL di SMA YP UNILA Bandar Lampung. Terima kasih untuk kebersamaan dan silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan kapanpun. 14.Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan kalian.Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis sangat berharap skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita semua terkhusus bagi pembaca.

Bandar Lampung, 2014

(12)

vi

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis

C. Desain Penelitian ... 13

D. Prosedur Penelitian ... 14

(13)

vii

G. Validitas dan Reliabilitas ... 17

1. Validitas ... 17

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

Tugas Terstruktur, Hasil Belajar, dan Minat Belajar ... 34

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 42

B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika dalam pelaksanaan pendidikan diajarkan baik di tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Salah satu karakteristik fisika adalah mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep fisika. Padahal, banyak nilai-nilai luhur fisika bermanfaat dalam kehidupan.

Namun, pada kenyataannya fisika di sekolah masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, menakutkan bahkan sebagian menganggapnya sebagai momok. Hal ini mengakibatkan minat belajar dan hasil belajar fisika rendah, dalam meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep siswa, guru harus mempunyai strategi belajar yang tepat. Strategi belajar yang dipilih guru tentunya yang sesuai dengan kesenangan dan kemampuan ia sendiri, sesuai dengan tujuan dan dapat menyenangkan siswa.

(16)

2 Dalam proses pembelajaran selama ini, ada guru yang memberikan tugas terstruktur, namun ada juga guru yang tidak memberikan tugas terstruktur, hanya menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Guru biasanya memberikan tugas dalam bentuk pekerjaan rumah, yang bertujuan memberikan kesempatan siswa untuk mendapatkan pengertian yang lebih luas tentang topik dan konsep-konsep yang telah dan akan diajarkan di dalam kelas. Dengan ini siswa akan lebih tahu kekurangan dalam mempelajari dan memahami materi yang telah diajarkan.

Pemberian tugas tersebut kemudian akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa dan pemahaman konsep. Namun, belum dapat dipastikan hubungan yang seperti apa yang ditimbulkan dengan pembelajaran berbasis tugas terstruktur terhadap hasil belajar fisika dan minat belajar siswa.

(17)

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah hubungan yang positif antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan hasil belajar fisika?

2. Adakah hubungan yang positif antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan minat belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi hubungan pembelajaran berbasis tugas terstruktur

dengan hasil belajar fisika.

2. Mengidentifikasi hubungan pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan minat belajar siswa

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,adapun manfaat yang diharapkan adalah :

1. Bagi siswa

(18)

4 2. Bagi guru

Guru dapat menerapkan metode pembelajaran berbasis tugas terstruktur sebagai variasi dalam proses pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah pembelajaran berbasis tugas terstruktur.

2. Tugas terstruktur yang digunakan dalam pembelajaran antara lain dengan penugasan,dan observasi lingkungan. Disini siswa diberikan pekerjan rumah yang akan mereka kerjakan sendiri sebagai tolak ukur kemampuan awal siswa dalam mengerjakannya.setelah itu guru akan memeriksa apakah tugas tersebut berpengaruh terhadap kemampuan siswa. 3. Hasil belajar fisika adalah tingkat penguasaan terhadap ,materi fisika

pada ranah kognitif sebagai hasil dari pembelajaran fisika dalam kurung waktu tertentu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

(19)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretis

1. Tugas Terstruktur

Tugas terstruktur merupakan kegiatpan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi untuk siswa, yang direncanakan oleh guru, diselesaikan siswa, tanpa interaksi langsung antara guru dan murid, dan harus

dikumpulkan sesuai waktu yang ditentukan oleh guru untuk mencapai

kompetensi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006: 85):

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Bandono (2009: 70):

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara guru dengan peserta didik.

(20)

6 sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan dicantumkan dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi waktunya lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan tatap muka. Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor teman belajar.

Maka dalam penelitian ini pembelajaran yang dilakukan dapat menggunakan metode observasi lingkungan, ekperimen di laboraturium dan penugasan yang dapat berupa diskusi kelompok ataupun latihan mengerjakan soal.

Menurut Zanikhan (2006: 53):

Metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit

mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.

Menurut Djamarah dalam Hubulo (2010: 76) pemberian tugas dapat mengikuti fase-fase berikut:

1. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:

 Tujuan yang akan dicapai

 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.

 Sesuai dengan kemampuan siswa

 Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

 Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. 2. Langkah pelaksanaan tugas

 Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru

 Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

 Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

(21)

7 3. Fase mempertanggungjawabkan tugas

 Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan

 Ada tanya jawab/diskusi kelas

 Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara yang lainnya.

2. Hasil Belajar Fisika

Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “hasil”

dapat berarti perolehan, akibat atau kesudahan. (Poerwadarminta, 1982: 348). Jika dikaitkan dengan hal belajar, maka hasil belajar merupakan suatu ukuran berhasil atau tidaknya seorang peserta didik dalam proses belajar. Nana Sudjana (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sementara Uno (2007:17) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.

Berdasarkan pengetahuan di atas, maka hasil belajar fisika dapat diartikan sebagai ukuran yang menunjukkan seberapa jauh tujuan pembelajaran fisika yang dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar yang telah didapatkan. Hasil belajar merupakan taraf kemampuan aktual yang terukur, berupa penguasaan materi pelajaran dan

keterampilan-keterampilan.

(22)

8 1. pengetahuan: kemampuan yang menyangkut hal-hal yang perlu

diingat atau dihapalkan seperti hukum, dalil, nama penemu, dan lain-lain.

2. aplikasi: kemampuan yang diharapkan dari peserta didik untuk sanggup gagasan atau ide dan sebagainya dalam situasi baru,

3. analisis: kemampuan untuk menguraikan suatu keterkaitan (integrasi) ke dalam unsur-ubsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarki atau susunannya,

4. sintesis: kemampuan untuk menggabungkan unsur-unsur yang bermakna ke dalam bentuk menyeluruh (integritas)

5. evaluasi: kemampuan untuk memberikan pertimbangan keputusan tentang nilai berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang digunakan.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika adalah minat siswa terhadap materi fisika pada ranah kognitif sebagai hasil dari pembelajaran fisika dalam kurung waktu tertentu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

3. Minat Belajar

Minat merupakan suatu hal yang penting dalam belajar. Tanpa adanya minat, seorang siswa tidak akan merasa tertarik maupun senang dalam belajar. Minat belajar merupakan suatu rasa senang atau tertarik pada suatu kegiatan

(23)

9 diungkapkan oleh Slameto dalam Yuliana (2010: 11) yang menyatakan

bahwa:

Minat dalam belajar fisika merupakan keinginan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang meliputi perasaan senang, perhatian, rasa ingin tahu, rasa ketertarikan dan usaha yang dilakukan terhadap suatu mata pelajaran.

Tanpa adanya minat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Minat siswa terhadap suatu pembelajaran dapat ditingkatkan, dan minat siswa dalam pembelajaran dapat diketahui dengan beberapa indicator. Seperti yang dijelaskan Roojaker dikutip oleh Slameto dalam Saregar (2010: 15).

Minat siswa dapat ditingkatkan dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui

kebanyakan siswa. Untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran terdapat beberapa indikator, yaitu: perasaan senang, perhatian, rasa ingin tahu, dan usaha yang dilakukan siswa.

Ada beberapa cara untuk membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Sardiman (2008: 95) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan minat, yaitu sebagai berikut:

1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. 3. Member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. 4. Menggunakan berbagai macam bentuk belajar.

Minat siswa dalam pembelajaran dapat diukur dengan menggunakan angket. Kemudian untuk mengklasifikasikan minat tersebut dapat digunakan

pedoman menurut Arikunto dalam Yuliana (2010: 13):

(24)

10

B. Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan variabel bebas terhadap dua variabel terikat, maka diagram kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1.1 :

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Y1 : Minat Belajar Siswa X : Tugas Terstruktur Y2 : Hasil Belajar Siswa

R1 : Hubungan tugas terstruktur (X) terhadap minat belajar siswa (Y1) R2 : Hubungan tugas terstruktur (X) terhadap hasil belajar siswa (Y2)

Tugas terstruktur juga merangsang siswa untuk belajar lebih banyak,

sehingga siswa akan mendapatkan kesempatan untuk memahami konsep lebih luas dan siswa akan lebih tahu kekurangan dalam mempelajari materi yang di ajarkan,maka dengan pembelajaran berbasis tugas terstruktur ini akan

Y1

Y2 R1

(25)

11 meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Selain itu dengan minat belajar yang tinggi juga akan meningkatkan pemahaman konsep siswa atau sebaliknya.

Pada penelitian ini variabel penelitiannya adalah: Pembelajaran Berbasis Tugas Terstruktur (X) sebagai variabel bebas, Hasil belajar fisika (Y2) dan Minat Belajar Siswa (Y1) sebagai variabel terikat.

Tugas terstruktur yang diberikan berupa penugasan soal-soal yang dikerjakan dirumah.,sehingga melatih siswa untuk mandiri, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Karena banyaknya metode yang digunakan dalam pembelajaran berbasis tugas terstruktur ini, maka siswa akan merasa senang dalam belajar, selain itu kebiasaan mencari dan mengolah data sendiri akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga minat belajar akan tinggi .

(26)

12 suatu pengalaman bahwa dalam pemecahan soal fisika akan berhasil jika siswa banyak berlatih dan terampil menyelesaikan persoalan-persoalan fisika yang bervariatif. Dengan seringnya siswa menyelesaikan soal-soal yang berupa materi tugas terstruktur maka konsep-konsep yang diperoleh siswa menjadi tidak mudah lupa. Untuk mendapatkan hasil yang optimal,maka pada penelitian ini,saya akan menggunakan model pembelajaran tugas tersruktur alasan dipilihnya metode pemberian tugas tersruktur ini yaitu karena dapat melatih siswa bertanggung jawab serta banyak membantu siswa dalam pemahaman materi pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan hasil belajar fisika.

(27)

13

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas.

B. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik menunjuk langsung siapa yang akan menjadi sampel dalam penelitian. Disini peneliti mempertimbangkan kesesuaian masalah dengan individu yang dipilih. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yang digunakan dari populasi yang terdiri dari 3 kelas diambil 1 kelas sebagai sampel, yang berjumlah 33 siswa.

C. Desain Penelitian

(28)

14 terstruktur. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

belajar fisika dan minat belajar siswa.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini satu kelompok yang dipilih secara

random, kemudian diberi pretest dan angket minat untuk mengetahui hasil belajar fisika dan minat belajar awal.

Kemudian setelah diberi perlakuan yaitu dengan pemberian tugas terstruktur setelah itu dilakukan posttest dan diberi angket minat untuk menguji hasil belajar fisika dan minat belajar setelah diberi perlakuan. Gambar dari desain yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1 :

Gambar 3.1. One-Group Pretest-Posttest Design

Keterangan: O1 = Nilai hasil belajar fisika dan minat belajar siswa sebelum pemberian tugas terstruktur.

O2 = Nilai hasil belajar fisika dan minat belajar siswa setelah pemberian tugas terstruktur.

X = Treatment, pemberian tugas terstruktur.

(Sugiyono, 2010: 111)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan memberikan pretest untuk mengetahui hasil belajar fisika awal, dan angket minat untuk mengetahui minat awal. Kemudian memberikan perlakuan yaitu pemberian tugas terstruktur pada

(29)

15 kelas XIipa 2 sebagai kelas ekperimen. Selanjutnya kelas ekperimen diberi posttest untuk mengetahui hasil belajar fisika fisika, serta angket yang sudah

valid dan reliabel untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa. Kemudian menganalisis data dan membuat kesimpulan.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Terdiri dari data kognitif yang berupa hasil belajar fisika dan data afektif yang berupa minat belajar siswa.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini data primer. Data mengenai hasil belajar fisika diperoleh dari hasil test yang berupa soal-soal pemahaman, sedangkan data mengenai minat belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket yang diisi oleh siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket yang diberikan langsung kepada siswa yang terdiri dari 25 soal. Angket atau kuesioner merupakan teknik

(30)

16 pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2010: 199). Angket digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Agar angket yang digunakan lebih menarik secara visual, maka digunakan skala Likert bentuk Checklist dengan lima pilihan jawaban. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu perlu dapat diberi skor, misalnya:

1. Setuju/sering/positif diberi skor 4 2. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 3. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 4. Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1

(Sugiyono, 2010: 135)

Data interval tersebut dapat dianalisis dengan menghitung jumlah skor setiap nomor dari jawaban siswa. Jika jumlah skor siswa antara 76 – 100, maka minat belajar siswa tinggi, jika jumlah skor siswa antara 56 – 76 maka minat belajar siswa sedang, dan jika jumlah skor siswa di bawah 56 maka minat belajar siswa rendah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto dalam Yuliana (2010: 13):

(31)

17

2. Tes Tertulis

Tes diberikan kepada siswa dalam bentuk posttest untuk mendapatkan data kognitif tentang hasil belajar fisika siswa dari kelompok yang diberikan pembelajaran berbasis tugas terstruktur dan kelompok yang tidak diberikan pembelajaran berbasis tugas terstruktur. Posttest yang diberikan berupa tes pilihan ganda berjumlah 10 soal dan setiap nomor memiliki skor 10.

Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa, dapat diketahui dengan menjumlahkan skor yang diperoleh, kemudian mengklasifikasikannya

kedalam kategori tinggi, sedang, dan rendah sebagai berikut: Jika jumlah skor siswa antara 76 – 100, maka hasil belajar fisika tinggi, jika jumlah skor siswa antara 56 – 76 maka hasil belajar fisika sedang, dan jika jumlah skor siswa di bawah 56 maka hasil belajar fisika rendah.

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

(32)

18 Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72) Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut

mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188).

Uji validitas penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Reliabilitas

(33)

19

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item σt2 = varians total

(Arikunto, 2008: 109) Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen

diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.

Menurut Sujianto dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel. 2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel. 3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel. 4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.

(34)

20 Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh adalah data yang berbentuk skala interval. Untuk menganalisis data interval tersebut digunakan Statistik Parametris untuk menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan

menggunakan SPSS 16.0, maka sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu (1) uji normalitas pada hasil belajar fisika dan minat, (2) uji homgenitas dan (3) uji linieritas. Setelah kedua uji prasyarat dilakukan, maka tahap berikutnya adalah uji T Test untuk mengetahui pengaruh sedangkan untuk mengetahui hubungan digunakan uji Korelasi Product Moment dan regresi ganda untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keputusan hasil

pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kriteria uji dari masing-masing jenis pengujian.

1. Uji Normalitas

(35)

21

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan metode Kolmogorov – Smirnov. Jika asymp sig lebih besar dari 0,05 maka data pada variabel itu bisa dikatakan normal.

2. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui varian ke dua sampel homogen atau tidak, maka perlu diuji homogenitas variannya terlebih dahulu dengan uji F.

(Sugiyono, 2010: 275)

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel. Jika F hitung lebih kecil dari pada F tabel, maka dapat dinyatakan bahwa varian ke dua

kelompok data tersebut adalah homogen.

(36)

22 dari sig. maka varian tidak homogen, dan sebaliknya jika F lebih kecil dari sig. maka varian homogen.

3. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0, 05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0, 05 (Priyatno, 2010: 73).

4. Uji Hipotesis

a) T-Test

(37)

23 belajar fisika dan minat belajar siswa, maka dapat digunakan uji Paired-Sample T Test. dengan menggunakan rumus :

Dimana :

t = Uji t berpasangan/Paired t-test (nilai t yang dihitung) d = Selisih antara kedua nilai yang akan diuji

n = Jumlah sampel Sd = Standard Deviasi

= x1-x2 (sebelum – sesudah)

Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel. Tabel distribusi t dicari pada α = 0,05 (uji 2 pihak) dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 33-1 = 32, diperoleh nilai t tabel sebesar 2,037 (Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0,05;32) lalu enter.Dalam hal ini pengujian jika t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau sebaliknya bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hipotesis 1

(38)

24 Ha : µ1≠ µ2 (berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan hasil belajar fisika)

Hipotesis 2

Ho : µ1 = µ2 (berarti tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan minat belajar siswa)

Ha : µ1≠ µ2 (berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan minat belajar siswa)

Untuk memudahkan dalam menganalisis uji-t, maka pada penelitian ini uji-t dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan metode Paired-Sample T Test. Dengan krtiterium jika t lebih besar dari sig. maka

Ho ditolak dan Ha diterima, dan sebaliknya jika t lebih kecil dari sig. maka Ho diterima dan Ha ditolak maka pembelajaran berbasis tugas terstruktur berpengaruh positif terhadap hasil belajar fisika dan minat belajar siswa.

b) Korelasi Product Moment

Sedangkan untuk menguji hubungan antara hasil belajar fisika dan minat belajar siswa, maka dapat digunakan uji Korelasi Product-Moment.

(39)

25

Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel) maka Ha diterima (Sugiyono, 2010: 258).

Dalam hal ini: Hipotesis 3

Ho : µ = 0 (berarti tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara hasil belajar fisika dan minat belajar siswa) Ha : µ ≠ 0 (berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara

hasil belajar fisika dan minat belajar siswa)

Pada penelitian ini, untuk menguji hubungan antara hasil belajar fisika dan minat belajar dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Korelasi Bivariate.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel 3.2.

(40)

26 Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien

determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, untuk melihat besar hubungan dalam bentuk persentase.

5. Uji Regresi

Uji regresi sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

Dengan:

(Priyatno, 2010: 55)

(41)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan pemberian tugas terstruktur

terhadap hasil belajar fisika sebesar 10,43%. Dapat diprediksi, jika tugas terstruktur (X) nilainya adalah 0, maka hasil belajar fisika (Y2) sebesar 0,518 dan jika tugas terstruktur mengalami kenaikan sebesar 1, maka hasil belajar fisika (Y2) mengalami peningkatan sebesar 0,021.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan pemberian tugas terstruktur terhadap minat belajar siswa sebesar 1,06 %. Dapat diprediksi, jika tugas terstruktur (X) nilainya adalah 0, maka minat belajar siswa (Y1) sebesar - 0,518 dan jika tugas terstruktur mengalami kenaikan sebesar 1, maka minat belajar siswa (Y1) mengalami peningkatan sebesar 0,237.

B. Saran

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Bandono. 2009. Pembelajaran Tatap Muka, Tugas Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam

http://bandono.web.id/2009/02/28/pembelajaran-tatap-muka-tugas-terstruktur-dan-tugas-mandiri-tidak-terstruktur.php. Diunduh pada tanggal 18Desember 2010.

Hubulo, Zakir T.M. 2010. BebanBelajardanPemberianTugasKepadaSiswaDalam KTSP.Dalamhttp://mayaspib.blogspot.com/2010/10/beban-belajar-dan-pemberian-tugas.html.Diunduhpadatanggal 18 Desember 2010.

Mjieschool.2008. DasarPendidikanDalamKonsepdanMaknaBelajar.Dalam http://mjieschool.multiply.com/journal/item/36. Diunduh pada tanggal 14 Februari 2011.

Mulyasa, E. 2006.Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan.. Bandung. PT. RemajaRosdakarya

Poerwadarminto. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS.. Yogyakarta. MediaKom

Sudjana, Nana. 2008. Model-Model Mengajar CBSA.. Bandung. Penerbit Sinar Baru

(43)

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta. . PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Sukarto. 2008. Metode Pembelajaran Inkuiri dan Discovery. Dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2098069-metode-pembelajaran-inkuiri-dan-discovery/. Diunduhpadatanggal14 Februari 2011.

Sutisna, Entis. 2009. Kegiatan Tatap Muka, Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri. Dalam http://gurutisna.wordpress.com/2009/04/17/kegiatan-tatap-muka-tugas-terstruktur-dan-kegiatan-mandiri/.

Diunduhpadatanggal16Januari 2011.

Uno, Hamzah. B. 2007. Model-Model Pembelajaran. Jakarta. BumiAksara. Yusuf, Amiril. 2010. ”Peningkatan Minat, Aktivitas dan Penguasaan Konsep

Fisika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournaments)”. Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung.

Yuliana, Ika. 2010. ”Pembelajaran Berbasis Keterampilan Generik Sains untuk Meningkatkan Minat, Aktivitas dan Penguasaan Konsep Siswa”. Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung.

Yuliati. 2006. ”Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Hasil Belajar Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi Pokok Dinamika Partikel”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Zanikhan. 2006. Pendekatan dan Metode Pembelajaran. Dalam

Gambar

Gambar 1.1 :

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Berkaitan dengan judul di atas, dalam ulasan selanjutnya makalah ini akan memaparkan tiga persoalan, yakni: (1) Bagaimana gambaran umum stratifikasi masyarakat Bali baik dalam

“kecelakaan”,Dari aspek kesesuaian penulisan paragraf narasi, penulisannya sangat baik dan benar dan dapat dibuktikan dengan data, kecelakaan mobil trek yang terseret masuk

Setelah dilakukan analisis data ditemukan bahwa: (1) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara kepemimpinan situasional kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Negri

Dalam KUHP dan Undang-undang Nomor 21 tahun 2007 berkaitan tentang "pertanggungjawaban pidana" bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang mempunyai

Oleh karena itu, kematian neonatal dini adalah jumlah bayi yang dilahirkan dalam keadaan hidup namun kemudian meninggal dalam 7 hari pertama kehidupannya (yaitu

Dalam kerangka pertolongan bagi Pecandu/ korban Napza RBM yang dijumpai dari penelitian ini adalah (1) RBM yang pembentukannya diinisiasi Kementerian Sosial, yakni RBM Putra