HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH
PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUNPELAJARAN
2012/2013
Oleh
Sri Wahyuni
Skripsi
Sebagai Salah SatuSyaratUntukMencapaiGelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program StudiBimbingan Dan Konseling JurusanIlmuPendidikan
FakultasKeguruanIlmuPendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH
PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Sri Wahyuni
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemanfaatan fasilitas belajar siswa di sekolah. Perumusan masalahnya adalah ”bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampelnya berjumlah 36 orang siswa dari 180 populasi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data menggunakan skala motivasi belajar siswa dan angket pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah, sedangkan analisis datanya menggunakan teknik korelasi product moment (r).
Dari hasil analisis data diperoleh rhitung0,4 setelah dibandingkan dengan rtabel 0,325, dengan tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013, artinya bahwa pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah berhubungan dengan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diajukan saran sebagai berikut: (a) kepada siswa diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di sekolah secara optimal. (b) kepada guru BK hendaknya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah (c) kepada peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai motivasi belajar yang berbeda dengan menggunakan layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah.
DAFTAR ISI
ABSTRAK SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Identifikasi Masalah ... 5
3. Pembatasan Masalah ... 5
4. Rumusan Masalah ... 6
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian ... 6
2. Kegunaan Penelitian ... 6
3. Ruang Lingkup Penelitian... 7
C. Kerangka Pikir ... 7
D. Hipotesis ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi Belajar ... 11
1.Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 13
2.Jenis-jenis Motivasi belajar ... 15
3.Fungsi motivasi ... 16
4.Peranan Motivasi dalam Belajar ... 17
B. Pengertian Pemanfaatan Fasilitas Belajar ... 18
1. Bentuk-bentuk fasilitas belajar di sekolah ... 20
2. Manfaat fasilitas belajar disekolah ... 22
C. Hubungan Motivasi Belajar Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Dengan Bimbingan Dan Konseling ... 23
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
B. Metode Penelitian ... 26
C.Populasi dan Sampel ... 27
1.Populai ... 27
2. Sampel ... 27
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 30
1. Skala ... 30
2. Angket ... 32
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 33
1. Uji Validitas ... 34
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 36
G.Tehnik Analisis Data ... 38
1. Uji Normalitas ... 38
2. Pengujian Hipotesis ... 40
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 41
1. Motivasi Belajar Siswa ... 41
2. Pemamnfaatan motivasi Belajar siswa ... 42
B. Uji Persyaratan ... 43
1. Uji Normalitas ... 43
C. Pengijian Hipotesis ... 43
D. Pembahasan ... 46
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan membantu siswa untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal dari segi kepribadiannya. Pendidikan
adalah suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan,
menambah pengetahuan yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan hidup
manusia dan dapat membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan berguna untuk mengubah keadaan suatu bangsa menjadi lebih baik,
oleh karena itu pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Undang-undang No. 20 Pasal 13 Tahun 2003 tentang pendidikan menjelaskan
bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pendapat di atas, maka sudah jelas terlihat bahwa hanya dengan proses
pendidikan yang baik, akan melahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang
Peningkatan mutu pendidikan dilakukan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ikut
serta menentukan prestasi belajar siswa baik secara langsung maupun tidak
langsung. Mutu pendidikan dapat dikatakan meningkat jika hasil belajar yang
diperoleh siswa meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari
proses pembelajaran siswa. Semua hal tersebut dapat terwujud apabila semua
pihak yang berkepentingan dalam pendidikan memahami tujuan dan pentingnya
pendidikan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Sekolah
juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu siswa mencapai
tugas perkembangannya serta usaha mendewasakan dan mencerdaskan anak didik
untuk menjadikannya sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila siswa dapat melakukan
aktivitas disekolah dengan baik. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor
internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya
adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal
diantaranya adalah faktor metode pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan
faktorinternal yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya ialah motivasi dan
faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah fasilitas belajar.
Motivasi merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran karena
keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sardiman (2008:75) :
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan meniadakan atau menggelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang dapat menumbuhkan gairah, menimbulkan perasaan
senang, dan semangat untuk belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada
motivasi dalam dirinya. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan berhasil
pula proses belajar siswa. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas
usaha belajar bagi para siswa.
Peranan motivasi baik internal maupun eksternal sangat diperlukan dalam
kegiatan belajar. Motivasi selain dapat mengembangkan aktivitas siswa juga dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, akan menunjukkan hasil
belajar yang baik. Adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari dengan adanya
motivasi, maka individu yang belajar itu akan menghasilkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaianhasil belajarnya. Apabila siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi,
Proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM) akan
semakin sukses bila ditunjang dengan fasilitas pendidikan yang memadai. Oleh
karena itu pemerintah selalu berupaya untuk secara terus-menerus melengkapi
fasilitas pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan sehingga
kekayaan fisik negara yang berupa fasilitas pendidikanmenjadi sangat besar.
Keberhasilan kegiatan belajar disekolah tidak terlepas dari kerja sama antara
lembaga pendidikan yaitu melalui partisipasi secara langsung dan tidak langsung.
Partisipasi secara langsung melalui bimbingan belajar dan secara tidak langsung
melalui penyediaan fasilitas belajar yang sangat dibutuhkan oleh siswa. Hal ini
dapat dilihat prasarana belajar, sumber belajar dan alat-alat belajar
sepertiperpustakaan yang menyediakan buku-buku sumber belajar, ruang praktek
komputer, laboratorium bahasa inggris, laboratorium IPA yang terdapat alat-alat
peraga sebagai sumber belajar dan ala-alat tulis yang ada di sekolah. Semakin
lengkapnya fasilitas belajar siswa tersebut akan mengarahkan siswa dalam proses
belajar tersebut. Pentingnyasarana atau fasilitas belajar membantu siswa dalam
kegiatan belajarnya. Belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya
sarana belajar yang memadai. Semakin lengkap sarana belajar itu semakin dapat
seorang itu belajar dengan baik .
Fasilitas belajar di sekolah dapat meningkatkan motivasi belalajar siswa, dengan
adanya fasilitas belajar disekolah diharapkan siswa dapat memanfaatkan sebaik
mungkin fasilitas belajar yang telah disediakan oleh sekolah, serta siswa
diharapkan dapat bersikap lebih aktif dalam proses belajar yang dilakukan di
tercapai hasil belajar yang diharapkan. Upaya meningkatkan motivasi belajar
siswa, dan tersedianya fasilitas belajar akan mempermudah siswa dalam
melakukan aktivitas belajar, khususnya kelengkapan fasilitas belajar yang
berhubungan dengan praktek yang ada di sekolah.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahi sejauh mana hubungan antara
motivasi belajar dengan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolahpada siswa.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka secara umum masalah yang
dapat diidentifikasi masalah :
1. Masih banyak siswa yang tidak memanfaatkan fasilitas sekolah, seperti
perpustakaan, laboratorium, ruang bimbingan dan konseling,alat-alat tulis,
dll.
2. Banyak siswa yang belum masuk ke laboratorium saat pembelajaran
berlangsung.
3. Masih banyak siswa yang tidak mau pergi ke perpustakaan sekolah
4. Masih banyak siswa yang membolos pada saat jam praktek.
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar blakang dan identifikasi masalah diatas, batasan
permasalahan penelitian ini adalahpemanfaatan fasilitas belajar di sekolah pada
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah di
kemukakan diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadirumusan masalah
adalah bagaimana hubungan antara motivasi belajar siswa dengan
pemanfaatan fasilitas belajar di sekolahpada siswa SMA Negeri I Natar
Lampung Selatan?”
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar siswa
denganpemanfaatan fasilitas belajar di sekolahpada siswa kelas XI IPA di
SMA Negeri I Natar Lampung Selatan”.
2. Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep ilmu
pendidikan yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa dengan
pemanfaatan fasilitas belajar, dan ilmupengetahuankhususnya yang
berkaitan dengan bimbingan dan konseling yaitu layanan bimbingan belajar.
2) Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan menambah pengetahuan bagi dunia pendidikan guna
meningkatkan kegiatan belajar yang lebih mendorong siswa untuk
termotivasi dalam belajar melalui layanan bimbingan belajar serta sebagai
3. Ruang Lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian ini adalah termasuk kajian ilmu pendidikan khususnya bimbingan
dan konseling.
2. Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah hubungan motivasi belajar
siswa dengan pemanfaatan fasilitas belajar siswa kelas XI IPA di sekolah.
3. Ruang Lingkup Subyek
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPAI di
SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan.
4. Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Natar.
5. Ruang Lingkup Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah 2012-2013.
\
C.Kerangka Pikir
Untuk meraih hasil belajar yang baik terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis dan
aspek psikologis. Aspek psikologis merupakan kondisi umumjasmani dan
rohani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi. Faktor eksternal yaitu faktor
yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan
non sosial. Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
siswa. Sedangkan lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,
rumah dan tempat tinggal siswa dan letaknya, fasilitas belajar (alat-alat
belajar), keadaan cuaca dan waktu yang di gunakan siswa itu sendiri.
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang kearah
suatu tujuan .motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul,terarah
dan mempertahankan perilaku. Hety,( 2009) mengatakan bahwa:
“Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah
diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat jika siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian didalam proses pembelajaran.”
Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi, akan memiliki
semangat yang kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi dapat
mendorong siswa untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi
perbuatan terutama dalam kegiatan belajar.
Fasilitasbelajar merupakan faktor non sosial yang dapat mempermudah aktivitas siswa untuk tujuan belajar. Hasil belajar pada siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan lingkungan di sekolah.(Sunarto,2009:53).
Fasilitas belajar yang diberikan di sekolah dapat membantu siswa dalam
membutuhkan alat bantu atau alat peraga. Adanya fasilitas yang lengkap dan
baik maka di harapkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa serta
kesadaran pada diri siswa. Pentingnya belajar sehingga akan menumbuhkan
semangat yang lebih baik dan mampu meningkatkan aktivitasnya di sekolah.
Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi akan cenderung lebih
memanfaatkan fasilitas belajar yang telah disediakan oleh sekolah.
Untuk memperjelas serta melihat adanya hubungan motivasi belajar siswa
denganpemanfaatan fasilitas belajardisekolah maka dilihat pada paradigma
penelitian di bawah ini.
Gambar 1. Paradigma Penelitian
D.Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimana hubungan antara motivasi belajar siswa dengan pemanfaatan
fasilitas belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Lampung Selatan. .
Menurut Sugiono (2008:64) dikatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.” Adapun
hipotesis penelitian yang peneliti ajukan yaitu ada hubungan motivasi belajar Pemanfaatan fasilitas
belajar di sekolah(Y) Motivasi belajar
siswa dengan pemanfaatan fasilitas belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri
I Natar Lampung SelatanTahun Ajaran 2012/2013.
Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut, maka hipotesis statistiknya yaitu:
Ho : Tidakterdapat hubungan antara motivasi belajardengan pemanfaatan
fasilitas belajar di sekolah pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Natar Lampung selatan tahun pelajaran 2012-2013.
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi belajar siswadengan pemanfaatan
fasilitas belajar di sekolahpada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Motivasi Belajar
Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat di artikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan
atau mendesak. Motivasi merupakan suatu dorongan atau alasan yang ada
pada diri seorang siswa untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan
yang diinginkan dan dipengaruhi oleh rangsangan dari dalam maupun dari
luar maka dalam hal ini motivasi sangat penting untuk menambah semangat
belajar siswa.Winataputra (1995:110) menyatakan bahwa :
”Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatuyang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.”
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2007:73-74), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini terdapat tiga
elemen penting, yaitu
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Dari ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai
sesuatu yang kompleks. Motivasi dapat menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia/individu. Semua itu didorong
karena adanya tujuan.
Berdasarkan beberapa uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian motivasi adalah suatu dorongan atau perubahan energi yang ada
dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih
baik dalam memenuhi kebutuhannya yang ditandai dengan ”feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial
terjadi sebagai hasil dan praktik atau penguatan (reinforced practice) yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. (Uno, 2008:23)
Sejalan dengan pendapat di atas menurut pandangan Good dan Brophy
(dalam Uno, 2003:15) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses
atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru
Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
belajar adalah suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang yang
terjadi secara relatif permanen dan secara potensial berdasarkan praktik atau
pengalaman tertentu untuk mendapatkan kecakapan baru.
Oleh karena itu, motivasi dan belajar adalah dua unsur yang sangat penting
untuk merealisasikan suatu hasil belajar yang baik dari perolehan
pembelajaran seorang siswa. Hakim (2005:26) menyatakan bahwa ”Motivasi
Belajar adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang
melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan.” motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar dan memberikan arah dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang dapat menimbulkan
kegiatan belajar yang menjamin kelansungan dari kegiatan belajar itu dan
memberikan arah ke arah perilaku individu untuk belajar.
1. Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Secara umum orang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi maka dalam
kegiatan belajar mengajarnya akan berhasil dengan baik dan cenderung
menjadi orang yang sukses. Jadi antara seseorang yang memiliki motivasi
belajar rendah dan tinggi memiliki ciri-ciri yang berbeda yang berbeda pula.
Menurut Sardiman (2006:83) ciri-ciri anak yang memiliki motivasi tinggi
1. Tekun menghadapi tugas (dapat mengerjakan tugas terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai)
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa, tidak cepat puas dengan hasil yang telah dicapainya)
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja sendiri (tidak bergantung pada orang lain).
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
6. Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (sudah yakin akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal (tidak khawatir bila menghadapi masalah belajar, ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah).
Marx dan Tombuch ( dalam Riduwan, 2005:31) mengumpamakan motivasi
sebagai bahan bakar dalam beroprasinya mesin gaseline. Tidaklah menjadi
berarti betapaun baiknya potensi meliputi kemampuan intelektual atau bakat
siswa dan materi yang akan diajarkan serta lengkapnya sarana belajar, namun
bila siswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka kegiatan belajarpun tidak
akan berlangsung optimal.
Prayitno (dalam Riduwan, 2005:31) menyatakan tentang indikator –indikator dalam motivasi belajar yaitu sebagai berikut:
a. Ketekunan dalam belajar
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan
c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar d. Berprestasi dalam belajar
e. Mandiri dalam belajar
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas, berarti seseorang memiliki
motivasi yang sangat kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut sangat penting dalam
kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik, jika tekun mengerjakn
tugasnya, ulet dalam memecahkan berbagai masalah-masalah dan hambatan
2. Jenis –jenis motivasi belajar
Motivasi belajar pada setiap siswa tidaklah sama, berbeda dengan yang
lainya. Menurut Sardiman (2003:86) motivasi terbagi atas beberapa macam,
yaitu :
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif bawaan
Ialah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga motivasi itu ada tanpa perlu dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari
Ialah motif yang timbul karena di pelajari. 2. Motif dilihat dari jenis-jenis motivasinya
a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi : kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, istirahat.
b. Motif-motif darurat, dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha. Motivasi ini timbul karena adanya dorongan dari luar diri individu.
c. Motif-motif objektif, kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, menaruh minat.
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah: reflek, instink otomatis, dan nafsu, sedangkan yang temasuk potensi rohaniah adalah kemauan.
4. Motivasi Intrinsik dan motivasi Ekstrinsik a. Motivasi Intrinsik
Adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena sudah terdapat dari dalam individu.
b. Motivasi Ekstrinsik
Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena rangsangan dari luar.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam
maupun dariluar. Menurut Hakim (2005:30) yang termasuk motivasi dari
dalam adalah :
1. Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran. 2. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan sesuai dengan minat. 3. Memilih jurusan bidang studi sesuai dengan bakat dan minat.
4. Memilih bidang studi yang yang paling menunjang masa depan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
pada faktor-faktor dari luar. Sehingga bila motivasi timbul karena kesadaran
sendiri dapat dipastikan siswa tersebut dapat bersemangat dalam belajar dan
dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
3.Fungsi motivasi
Dalam proses belajar mengajar motivasi belajar berfungsi sebagaipendorong,
pengaruh, dan sekaligus sebagai penggerak didalam diri siswa untuk
melakukan aktivitas belajar. Fungsi motivasi belajar menurut Hamalik
(2000:175) meliputi sebagai berikut :
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan .tanpa motivasi maka tidak akan tiul suatu perbuatan seperti belajar.
2. Motivasi berfungsi sbagai suatu pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi
berfungsi sebagai penggerak . besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Djamarah (2008:157) menyatakan bahwa fungsi motivasi sebagai berikut :
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
Berdasarkan pendapat diatas fungsi motivasi adalah sebagai pendorong,
penggerak dan penyeleksi suatu perbuatan seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan. Selain itu motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar.
Motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa
dimana siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik
dibandingkan dengan para siswa yang memiliki motivasi yang rendah. Hal ini
dapat dipahami, karena siswa yang memiliki motivasi tinggi akan tekun
dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenai putus asa
yang dilakukannya.Agar siswa dapat termotivasi dalam belajar biasanya dapat
di berikan bentuk-bentuk penyemangat dalam belajar. Ada beberapa bentuk
motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak
didik di kelas agar anak didik lebih bersemangat dalam menerima
pembelajaran. Menurut Djamarah(2002;125-134) bentuk motivasi itu adalah :
“(1) Memberi angka, (2)Hadiah, (3) Ego involment, (4) Memberi ulangan, (5)
Mengetahui hasil, (6) Pujian, (7) Hukuman, (8) Hasrat untuk belajar, (9)
Minat, (10) Tujuan”.
4. Peranan Motivasi Dalam Belajar
Pada hakekatnya orang ingin mencapai tujuan dalam memenuhi
kebutuhannya, motivasi yang muncul didorong oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhan yaitu untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Uno (2007:27-28) menyatakan bahwa ada beberapa peranan penting dari
motivasi dalam belajar dan pembelajaran :
1. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar 2. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar 3. Motivasi menentukan ketekunan dalam belajar
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
menentukan tingkat berhasil tidaknya kegiatan belajar siswa. Motivasi
menjadi salah satu faktor yang turut menentukan belajar yang efektif.
Adapun sebagai contoh dari motivasi belajar yang dimaksudkan adalah
sebagai berikut:
a. Dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang diikutinya, anak
(siswa) ingin tahu terhadap hal-hal atau materi yang sedang dibahas
tersebut.
b. Dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung anak
sering melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pembahasan materi yang sedang dipecahkan, hal ini menunjukan
anak (siswa) tersebut mempunyai motivasi atau gairah belajar yang
tinggi.
c. Diluar kelas bagi anak-anak sering melakukan kegiatan belajar
mengajar kelompok tanpa pengarahan atau anjuran dari gurunya di
sekolah dalam rangka mempermudah pencapaian tujua
d. n belajar yang diharapkan, hal ini menunjukan bahwa anak tersebut
mempunyai dorongan (motivasi) yang tinggi untuk belajar.
e. Sebaliknya dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung atau diluar kelas, siswa kurang ingin untuk bertanya
dan kurang ingin untuk belajar kelompok, kecuali bila disuruh oleh
guru, baru dia mau melakukannya dan sering pasif dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Hal ini menunjukan bahwa anak
tersebut mempunyai dorongan (motivasi) belajar yang rendah.
B. PengertianPemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah
MenurutDaradjat (2005), fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat
mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu
Sedangkan menurut Arikunto (2009), fasilitas dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar segala pelaksanaan suatu
usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan memperlancarkan usaha ini dapat
berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan
dengan sarana yang ada di sekolah.
Dari dua pendapat yang dirumuskan oleh para ahli mengenai pengertian
fasilitas dapat dirumuskan bahwa fasilitas dalam dunia pendidikan berarti
segala sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan
terselenggaranya dalam proses belajar mengajar. Dengantersedianya tempat
perlengkapan belajar dikelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran
perpustakaan, berbagai perlengkapan praktikum laboratorium, dan segala
sesuatu yang menunjang terlaksanakannya proses belajar mengajar.
Belajar harus mempunyai tujuan dan arahan yang jelas sehingga akan tercapai
hasil yang baik. Tentunya hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing
siswa berbeda-beda, hal ini disebabkan adanya keragaman kesulitan belajar
yang dihadapi oleh setiap siswa. Hasil belajar yang dicapai seorang siswa
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik
dalam diri siswa (faktor intern) maupun dari luar diri siswa (faktor ekstern).
Menurut Slameto, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan ingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri yang berinteraksi dengan lingkungannya”.
Dari definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulka
memperoleh perubahan baik berupa pengalaman, tingkah laku maupun
keterampilan.
Berdasarkan pendapat diatas yang di maksud dengan fasilitas belajar adalah
semua kebutuhan yang diperlukan oleh siswa dalam rangka untuk
memudahkan, melancarkan, dan menunjang dalam kegiatan belajar di
sekolah. Supaya lebih efektif dan efisien yang nantinya peserta didik dapat
belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan.
Sudah menjadi suatu tuntutan bahwa sekolah harus memiliki fasilitas belajar
yang memadai dan dalam kondisi yang baik, hal ini bertujuan untuk jalannya
proses belajar mengajar di sekolah. Menurut PP RI No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Bab VII Standar Sarana dan Prasarana pasal 42:
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang meliputi,perabot peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses belajar yang teratur dan berkelanjutan
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarananyang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain/tempat rekreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.
1. Bentuk Fasilitas Belajar di Sekolah
Fasilitas pendidikan pada umumnya mencakup semua peralatan dan yang
secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan seperti
kursi, papan tulis dan sebagainya. Sesuai dengan pendapat Rohani (2008)
bahwa:
Fasilitas sekolah yang berbentuk fisik yang dapat menunjang proses seperti ruang kelasdan perlengkapan belajar seperti alat-alat peraga, buku pelajaran,perpustakaan, tempat praktikum seperti laboratorium, serta pusat-pusat keterampilan, kesnian dan keagamaam dan olahraga dengan segala perlengkapannya.
Dari pendapat diatas bahwa sekolah yang bermutu adalah sekolah yang
memiliki segala fasilitas atau perlengkapan sekolah yang lengkap. Bentuk
fasilitas tersebut antara lain dapat berupa
1. Gedung sekolah
Didalam gedung sekolah tersebut terdapat perlengkapan belajar seperti
meja, kursu, papan tulis,alat tulis dll.
2. Tempat praktikum
Tempat praktik biasanya terdapat laboratorium IPA, laboratorium bahasa,
dan ruang komputer.
3. Perpustakaan
Didalam perpustakaan terdapat buku-buku pelajaran yang menunjang
dalam pengembangan belajarnya.
4. Pusat keterampilan dan kesenian
Tempat atau ruang untuk siswa dalam melakukan kegiatan
ekstrakulikulernya.
5. Tempat ibadah
Disekolah harus ada tempat ibadah untuk memberikan kesempatan pada
Dari semua bentuk bentuk fasilitas belajar sekolah yang tercatat diatas terdapat
di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian. Kelengkapan sarana dan
prasarana disekolah dapat menunjang proses be;lajar dan pembelajaran.
2. Manfaat Fasilitas Belajar Di Sekolah
Pendapat Arif S. Sardiman (2003) dengan adanya fasilitas belajar dianggap
mampu memberikan manfaat terhadap proses belajar mengajar di sekolah
seperti :
1. Memberi rasa nyaman dan sebagai peunjang kelancaran proses pembelajaran
2. Memberikan daya tarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
3. Penyampaian materi akan lebih jelas dan lebih cepat dipahami oleh siswa sehingga siswa menguasai materi yang disampaikan oleh guru 4. Menunjang terhadap penggunaan metode mengajar yang lebih
bervariasi
5. Membantu siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan belajar yang aktif, bukan hanya sekedar mendengar saja tetapi juga mengamati, melakukan,mendemonstrasikan dan lain-lain.
Adanya fasilitas belajar yang lengkap di sekolah diharapkan mampu
memberikan konstribusi terhadap pengembangan hasil belajar siswa. Fasilitas
belajar menjadi daya tarik siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga
siswa bisa lebih termotivasi lagi untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan
adanya fasilitas yang lengkap diharapkan siswa dapat menghasilkan hasil
C. Hubungan Motivasi Belajardan Pemanfaatan Fasilitas Belajardi Sekolah dengan Bimbingan dan Konseling
Motivasi belajar disini berhubungan dengan Bimbingan Konseling Belajar,
dimana bimbingan belajar ini merupakan layanan yang diberikan kepada
siswa untuk dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik, dan
mengembangkan rasa ingin tahu serta menumbuhkan motivasi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan fasilitas belajar termasuk
dalam layanan informasi dimana anak atau siswa diberikan pemahaman
tentang berbagai hal yang diperlukan, seperti pemberitahuan tentang
pentingnya fasilitas belajar untuk kegiatan belajar mengajar mengajar
disekolah, layanan ini juga dapat digunakan sehari-hari sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar disekolah
dan untuk menentukan dan mengarahkan tujuan hidup. Jika motivasi belajar
siswa dalam pemanfaatan fasilitas belajar tinggi maka diharapkan hasil
belajar siswa tinggi.
Berdasarkan uraian diatas motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar
sangatlah penting dalam mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar
yang dicapai oleh siswa. Dengan demikian siswa yang dapat memanfaatakan
fasilitas belajar secara makimal akan mencapai hasil belajar yang maksimal
juga bidang bimbingan belajar membantu peserta didik mengembangkan diri,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan. Bimbingan belajar atau sering juga disebut dengan bimbingan
mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tautan belajar
di institusi pendidikan.
Bentuk layanan yang baik digunakan untuk masalah yang berhubungan
dengan motivasi belajar ini adalah diselenggarakan layanan bimbingan
belajar peserta didik. Upaya yang dilakukan untuk membantu peserta didik
yang mengalami masalah ini adalah dengan melakukan peningkatan motivasi
belajar. Pendidik, konselor, atau staf yang terkait dengan peserta didik
berkewajiban untuk membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik
yang rendah. Prayitno (2000:286) menjelaskan bahwa:
“Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan adalah: 1. Memperjelas tujuan
belajar, 2. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa, 3. Melengkapi sumber dan peralatan belajar, 4. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyanangkan, 5. Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman bila perlu, 6. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antara murid dan murid, 7. Menghindari tekanan-tekanan dan sussana tidak menentu.
Prosedur ini diberikan kepada peserta didik untuk membantu siswa keluar
dari masalah belajarnya terkhusus tentang motivasi yang rendah dalam
belajar. Prosedur ini juga dengan merancang rancangan bimbingan belajar
baik melalui layanan berupa individual maupun kelompok, baik dalam
penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar, bimbingan/konseling
kelompok atau individual, ataupun kegiatan lainya.
Efek diadakannya layanan bimbingan belajar berpengaruh besar terhadap
peningkatan motivasi belajar peserta didik. Suganda, 2007 menyatakan
“Dampak layanan bimbingan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa yaitu: 1. motivasi belajar siswa tercermin dalam kehadiran siswa, 2. Pada saat kegiatan belajar, para siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik, 3. Motivasi belajar siswa tercermin dalam melaksanakan tugas-tugas diluar jam pelajaran, 4. Kegiatan membaca buku pelajaran merupakan cerminan dari motivasi belajar, 5. Nilai yang baik menunjukan kebiasaan belajar yang baik.”
Kesimpulan dari pernyataan di atas membuktikan bahwa dengan diadakannya
layanan bimbingan belajar mampu memberikan dampak positif untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik guna memperoleh tujuan belajar
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan, tahun
pelajaran 2012/2013.
B.Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian seorang peneliti diharuskan menggunakan sebuah
metode penelitian, adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat korelasional.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada seberapa
erat hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. (Suharsimi
Arikunto. 2002:239)”.
Selain itu, Gay (dalam Sukardi, 2003: 166) menyatakan pula bahwa:
”penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih”.
Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian korelasional, dimana penelitian ini bertujuan untuk
C. Populasi Dan sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah: “ wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dari karakteristik
tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan individu yang diambil untuk diselidiki sesuai dengan kriteria
yang ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI
IPA SMA Negeri 1Natar Lampung Selatan tahun ajaran 2012/2013dengan
jumlah seluruhnya180 siswa.
2. Sampel penelitian
Sugiyono (2010) mengemukakan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”. Salah satu syarat dalam penarikan
sampel adalah bahwa sampel itu harus bersifat representatif, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Peneliti mengambil
sampel dengan cara simple random samplingkarena pengambilan sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi, Sugiyono (2007:82).
Tehnik random sampling yang digunakan adalah dengan cara diundi.
Langkah pertama adalah denganmemberi nomor urut pada masing-masing
sampel, nomor yang keluar dipergunakan sebagai sampel penelitian
dimana setiap populasi mendapat bagian atau kesempatan yang sama
prosedur penelitian pengambilan sampel dengan random sampling
digunakan rumus sebagai berikut :
ni =
Keterangan : ni = jumlah sampel
Ni = total sub populasi
N = total populasi
n = besarnya sampel
Berdasarkan rumus diatas diperoleh hasil sampel di bawah ini:
Tabel 1. Distribusi sampling Kelas XI IPA
1
XI IPA 2
XI IPA 3
XI IPA 4
XI IPA
5 Jumlah
Populasi 35 35 37 37 38 180
Sampel 7 7 7 7 8 36
D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel terikat.
Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Penelitian ini memiliki
variabel bebas (independent variable) yaitu motivasi belajar (X), dan
2. Definisi operasional variabel a. Motivasi belajar
Motivasibelajar tidak saja suatu energi yang menggerakan siswa untuk
belajar tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa
kepada tujuan belajar. Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki siswa, meliputi ketekunan dalam belajar, ulet dalam
menghadai kesulitan, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar,
berprestasi dalam belajar serta mandiri dalam belajar.
Pengukuran yang dipakai dengan menggunakan indikator sebagai
berikut:
1. Ketekunan dalam belajar
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan
3. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
4. Berprestasi dalam belajar
5. Mandiri dalam belaja
b. Pemanfaatan fasilitas belajar disekolah
Pemanfaatan fasilitas belajar adalah segala sarana dan prasarana belajar
seperti perpustakaan sekolah, laboratorium biologi, laboratorium kimia,
laboratorium bahasa inggris laboratorium komputer, laboratorium fisika
dan alat-alat belajar yang terdapat di dalamnya seperti alat tulis, buku mata
pelajaran,alat-alat peraga yang terdapat di sekolahan tersebut yang dapat
memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas belajar dalam tujuan
Indikatornya adalah :
1. Sarana dan prasarana belajar seperti Perpustakaan
Sekolah,Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa.
2. Penggunaan alat-alat belajar seperti alat-alat tulis, buku-buku pelajaran,
alat-alat peraga.
E.Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Menurut Ridwan (2005) “teknik
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
penelitian untuk mengumpulkan data”.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Skala motivasi belajar
Skala adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.Skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skalamotivasi belajar .
Alternatif jawabannya adalah: sangat tidak sesuai, tidak sesuai, kurang
sesuai,sesuai, sangat sesuai. Kemudian diberikan skor 1, 2, 3, 4 dan 5.
Siswa diminta untuk menjawab dengan memilih jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan diri sendiri. Kemudian hasil akhir akan
diinterpretasikan menurut nilai yang didapat.
Tabel 2. Alternatif Jawaban Skala
Pernyataan Skor
Positif Negatif
Sangat sesuai (SS) 5 1
Sesuai (S) 4 2
Kurang Sesuai (KS) 3 3
Tidak sesuai (TS) 2 4
Sangat tidak sesuai (STS) 1 5
Dari pengertian tentang motivasi belajar yang penulis utarakan
sebelumnya diperoleh beberapa indikator sekaligus deskriptor sebagai poin
untuk membuat pernyataan-pernyataan pada skala motivasi belajar. Hal ini
dipakai untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa yang
dimiliki oleh siswa kelas XI IPA di SMA Negeri I Natar Lampung Selatan.
Kisi-kisi skala yang di gunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar
Variabel Indikator Deskriptor
1.Motivasi Belajar
1.1 Ketekunan dalam belajar
1.2 Ulet dalam menghadapi kesulitan
1.3 Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
1.4 Berprestasi dalam belajar
1.5 Mandiri dalam belajar
1. Kehadiran di sekolah 2. Mengikuti pembelajaran
diruangan 3. Belajar di .rumah
4. Sikap terhadap kesulitan 5. Usaha mengatasi kesulitan
6. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
7. Semangat dalam mengikuti pelajaran
8.Keinginan untuk berprestasi 9.Kualifikasi hasil
10.Penyelesaian tugas
3. Angket
Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang diketahuinya. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data variabel
terikat pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah (Y). Angket pemanfaatan
fasilitas belajar disekolah adalah angket berstruktur dengan empat alternatif
jawaban sangat sering, sering, kadang-kadang, Tidak Pernah yang kemudian
diberikan skor 4, 3, 2, dan 1. Siswa di minta menjawab pernyataan yang sesuai
dengan keadaan diri sendiri. Kemudian hasil yang di peroleh akan
diinterpretasikan sesuai nilai yang didapat. Untuk lebih jelas lihat tabel skor
alternatif jawaban dibawah ini:
Tabel 4. Alternatif Jawaban Angket Pemanfaatan FasilitasBelajar
Pernyataan Skor
Positif Negatif
Sangat sering (SS) 5 1
Sering (S) 4 2
Kadang-kadang (KK) 3 3
Tidak pernah (TP) 2 4
Dari pengertian tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah yang penulis
utarakan sebelumnya diperoleh beberapa indikator sekaligus deskriptor sebagai
poin untuk membuat pernyataan-pernyataan pada angket. Hal ini dipakai untuk
mengetahui sejauh mana siswa memanfaatkan fasilitas belajar di sekolah pada
siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Lampung Selatan. Kisi-kisi angket
Tabel 5.Kisi- kisi Angket Pemanfaatan Fasilitas Belajar
F. Uji persyaratan instrumen 1. Uji Validitas
Menurut Baba (dalam Iskandar, 2007) “validitas adalah sejauh mana
instrumen penelitian mengukur dengan tepat konstruk variable yang diteliti”.
Sugiyono (2005) menyatakan, “instrument yang valid adalah instrument yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas kontruksi (construct validity). Menurut Sugiyono (2011:125) untuk menguji validitas konstruksi,
dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah
instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu.
Hasil Uji Ahli :
1. Banyak masukan yang telah diperoleh peneliti dari para ahli yang telah
melakukan uji instrument Untuk Skala Motivasi Beajar yaitu : Variabel
( Y ) Indikator Deskriptor
Pemanfaatan Fasilitas Belajar
1. Sarana dan prasarana belajar
2. Penggunaan alat-alat belajar
1.1Perpustakaan sekolah 1.2Laboratorium sekolah 1.3Ruang BK
2.1 Penngunaan alat-alat tulis 2.2 Penggunaan buku mata
pelajaran
a. Perbaikan bahasa, seperti penggunaan bahasa yang tidak baku menjadi
kata-kata baku.
b. Penghilangan kata-kata yang tidak perlu.
c. Peleburandeskriptor yang dianggap sama oleh ahli dalam instrument
yang akan peneliti ujikan.
d. Penggunaan EYD yang masih perlu diperhatikan
e. Perubahan kata-kata yang masih berantakan
2. Banyak masukan yang telah diperoleh peneliti dari para ahli yang telah
melakukan uji instrument Untuk angket pemanfaatan fasilitas belajar di
sekolah yaitu :
a. Perbaikan bahasa, seperti penggunaan bahasa yang tidak baku menjadi
kata-kata baku.
b. Penghilangan kata-kata yang tidak perlu.
c. Penggunaan EYD yang masih perlu diperhatikan
d. Perubahan kata-kata yang masih berantakan
Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di
lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen
tersebut dicobakan pada sampel dari populasi yang diambil. (pengujian
pengalaman empiris ditunjukkan pada pengujian validitas external) jumlah
anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan,
maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu
dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan
Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 17 Desember 2012 kepada 30
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2012/2013. Dengan
diperolehnya indeks validitas tiap item dapat diketahui secara pasti item mana
yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya (Arikunto, 2006:178).
Analisis item yang digunakan untuk menguji validitas item dalam penelitian
ini, yaitu dengan menggunakan sistem komputerisasi.
Item-item yang tidak memenuhi kriteria akan dibuang terlebih dahulu
sebelum dapat menjadi bagian instrumen penelitian. Pada taraf kesalahan 5%
dengan n = 30 nilai kritik r tabelsebesar 0,361. Sebagai kriteria pemilihan
item, hasil korelasi item total dibandingkan dengan r-tabel, apabila r-hitung
lebih besar dari pada r-tabel maka butir instrumen tersebut valid.
Untuk melihat hasil validitas instrumen yang valid dan tidak valid dalam
skala motivasi belajar dapat di lihat pada lampiran 7, dan untuk melihat hasil
validitas instrumen angket pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dapat di
lihat pada lampiran 8.
Berdasarkan perhitungan uji item soal yang telah dilakukan terhadap 30
siswa42 item instrumen motivasi belajar diperoleh hasil yang menunjukan
bahwa item yang berkontribusi sebanyak 25 dan yang tidak berkontribusi
sebanyak 17item. Pada instrumen pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah
yang berjumlah 19 item yang berkonstribusi sebanyak 18 dan yang tidak
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,
maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama ( Azwar, 2000:3).
Alat ukur dikatakan reliabilitas apabila hasil pengukurannya tidak berbeda
walaupun dalam situasi yang bebeda pula. Hasil penelitian yang reliabel, bila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Jika objek kemarin
berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah (Sugiyono,
2011).
Pengujian reliabilitas pada skaladan angket ini menggunakan rumus koefisien
Alpha Cronbach yaitu:
r
11=
Keterangn : r11 : nilai reliabilitas
: Jumlah varians skor tiap-tiap item St : Varians total
K : Jumlah item
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai
berikut:
1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
Si = -
N
Dengan: Si : Varians skor tiap-tiap item
: Jumlah kuadrat item Xi
( )2: Jumlah item Xi dikuadratkan
2) Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:
= S1 + S2 + S3...Sn
Dimana : : Jumlah varians semua item
S1 + S2 + S3...Sn : Varians item ke 1,2,3...n 3) Menghitung varians total dengan rumus:
St = –
N
Dimana : St : Varians total
: Jumlah kuatrat X total : Jumlah X total di kuadratkan
N : Jumlah responden
4) Masukkan nilai alpha dengan rumus:
r11 =
Hasil r11 dikonsultasikan dengan nilai tabel rProduct moment dengan dk = N-1, signifikansi 5%. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel. Kaidah keputusan menurut Ridwan (2005), yaitu:
Jika r11 rtabel berarti reliabel, sebaliknya Jika r11 rtabel berarti tidak reliabel
Pada uji reliabilitas dengan menggunakan rumuas alphaskala motivasi
belajar dapat diketahui bahwa r hitung = 0,96> 0,361 (r hitung > r tabel)
maka dapat dikatakan pedoman observasi ini reliabel. dan pada uji
reliabilitas dengan menggunakan rumuas alphaangket pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dapat diketahui bahwa r hitung = 0,9> 0,361 (r hitung > r
reliabilitas maka tingkat reliabilitas observasi keduanya adalah sangat
tinggi. Uji perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11.
G.Teknik Analisis Data
Tehnik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial yang meliputi
statistik parametis dan statistik non parametis. Penggunaan statistik parametis
dan non parametis tergantung dari asumsi dan jenis data yang akan di
analisis.(Sugiono:2007)
Berdasarkan pengertian diatas dalam penelitian ini tehnik analisis data
yangdigunakan adalah korelasi product moment dari Karl Pearson.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
data yang penulis pakai yaitu dengan cara Chi-Kuadrat.
Adapun langkah-langkah dalam pengujian normalitas data dengan chi
kuadrat adalah sebagai berikut:
Langkah1. Merangkumdata seluruh variable yang akan diujinormalitasnya.
Langkah 2.Menentukan jumlah kelas interval.
Langkah 3. Mencari panjang kelas interval yaitu (data terbesar dikurangi
Langkah 4. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi yang sekaligus
merupakan tabel penolong untuk menghitung harga chi
kuadrat
Langkah 5. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara
mengalikan persentase luas bidang kurva normal dengan
jumlah anggota sample
Langkah 6. Memasukan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga (fo-fh), (fo-fh)2, dan (fo-fh)2 /fh serta menjumlahkannya. Harga (fo-fh)2/fh adalah merupakan harga chi kuadrat hitung.
Langkah 7. Membandingkan harga chi kudrat hitung dengan harga chi
kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau
sama dengan harga chi kuadrat tabel, maka distribusi data
dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak
normal.
Rumus chi kudrat:
hitung
2
=
k
i fh
fh fo
1
2
Dimana : 2 : Nilai chi-kuadrat
fo : Frekuensi
fh : Frekuensi yang diharapkan
2. Pengujian Hipotesis
Adapun untuk menganalisis data, pada penelitian korelasi ini peneliti
menggunakan rumus product moment :
)
)(
(
x
2y
2xy
rxy
∑ x = motivasi belajar siswa
∑ y = pemanfaatan fasilitas belajar siswa
Ketentuan: Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel
maka Ha diterima
Tabel 6. Pedoman Untuk Memberikan InterprestasiKoefisien Korelasi
Sumber: Sugiyono, 2008:184 Interval korelasion Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkananalisis data menggunakanPerson Product Moment (r), diperolehnilai rhitung sebesar 0,4 kemudian dikonsultasikan dengan rtabel sebesar
0,325,sehinggadapatdisimpulkanbahwaterdapathubunganantaramotivasibelaja rdenganpemanfaatanfasilitasbelajarsiswakelas XI IPA SMA N 1 Natar
Lampung Selatan TahunPelajaran 2012/2013.
Kesimpulaninisesuaidenganhipotesispenelitian yang
diajukanolehpenelitibahwaterdapathubunganantaramotivasibelajarsiswadenga
npemanfaatanfasilitasbelajarbelajarsiswakelas XI IPA SMA N 1Natar
Lampung Selatan tahunpelajaran 2012/2013.
B. Saran
Berdasarkanhasilpenelitian yang penelitilakukankepadasiswakelasXI IPA
SMA N 1 Natar Lampung Selatan TahunPelajaran
2012/2013,terdapathubunganantaramotivasibelajardenganpemanfaatanfasilita
sbelajardankategorinyatergolongsedang. Usaha
untukmeningkatkanmotivasibelajar yang sedangitudisarankan agar
siswamemilikimotivasiyang lebihbaiklagidalambelajar. Siswadiharapkan
optimalkarenamotivasibelajardipengaruhiolehfasilitasbelajar yang ada,
halinilah yang
akanmembuatsiswalebihbersemangatdalambelajaruntukmencapaicitanya.
Kepada guru-guru yang terlibatdalam proses
mengajarhendaknyalebihmeningkatkanmotivasisiswauntuklebihmemanfaatka
nfasilitasbelajardisekolahsehingggasiswalebihsemangatdanaktifdalampembel
ajaransertatujuanpembelajarandapattercapaibagisiswa. Terdapatkelmpoksiswa
yang memilikimotivasi yang rendah, guru ataupihak yang
terkaithendaknyamampumemberikanlayananbimbinganbelajaruntukmeningka
tkanmotivasibelajarpesertadidiknya.
Kepadapeneliti lain hendaknyamelakukanpenelitianmengenaimotivasibelajar
yang berbedadenganmenggunakanlayananbimbingandankonseling yang
adauntukmeningkatkanmotivasibelajarsiswa yang rendah.
Selainitupenelitilainhendaknyamampumelakukanpenelitiankepadasiswauntuk
mengungkappenyelesaianmasalah yang
adadariberagampandanganaspekdengantetapmemberikanlangkahlebihlanjutm
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, AH.& Supriyono W. 1991. Psikologi belajar. Jakarta;Rieneke Cipta.
Arikunto ,S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : RinekeCipta.
_________. 2006. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta: RinekaCipta
Djamarah, S B. 2002.PsikologiBelajar. Jakarta: RinekaCipta.
________, S B. 2008.PsikologiBelajar. Jakarta: RinekaCipta.
Drajat,Z. 2005. IlmuPendidikanislam, Jakarta:
BumiAksara.http://sobatbaru.blogspot.com./2012/01/05/pngertian -fasilitas-belajar/
Frank,P.J.& Hibana S.R.2003.Bimbingan dan Konseling Pola 17, Yogyakarta:UCY.
Hadi,S.1986. Metodelogi Research. Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM. Hakim, T.2005. Belajar Secara Efisien. Jakarta;Puspa Swara.
Hamalik, O.1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar,Bandung: Tarsito.
_________.2000. Psikologi Belajar dan Manager, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press
Hety. 2009. Belajar dan Belajar. Jawa Tengah. http://motivasi-belajar.html
Tjundjing,S. 2001. Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU.
Rohani,A.2008. Media Instruktional Edukatif. Jakarta. Rineka Cipta.
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung. Alfabeta.
________. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Penelitian Kariyawan dan Peneliti untuk Pemula,Bandung;Alfabeta.
Sardiman S. Arif. 2003. Media Pendidikan,Jakarta:Grafindo
Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta;Raja Grafindo Persada
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara
___________.2003. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan Dan Pemanfaatan.Jakarta: Bumi Aksara
Slamento.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta
Sudjana.1996. MetodeStatistik.Bandung; Tarsito.
Suganda. 2007. Pentingnya layanan bimbingan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Jurnal. Diakses 26 Januari 2011.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/58071219.pdf
Sugiyono. 2008. Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Sunarto. 2009. Pengertian Prestasi Belajar . Jurnal. Diakses 3 April 2010. http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pngertian -prestasi-belajar/
Unila. 2006. Panduan Umum Universitas Lampung. Lampung; Universitas Lampung.
Lampiran 1. Kisi-Kisi Skala MotivasiBelajar
Variabel Indikator Deskriptor No. item
+ -
1.Motivasi Belajar
1.1 Ketekunan dalam belajar
1.4 Berprestasi dalam belajar
1.5 Mandiri dalam belajar
1. Kehadiran di sekolah 2. Mengikuti pembelajaran
diruangan
3. Belajar di .rumah
4. Sikap terhadap kesulitan 5. Usaha mengatasi kesulitan
6. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran 7. Semangat dalam
mengikuti pelajaran
8. Keinginan untuk berprestasi 9. Kualifikasi hasil
10. Penyelesaian tugas 11. Menggunakan
Lampiran 2. Kisi-Kisi Angket Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah
Variabel Indikator Deskriptor No. item
+ +
1. Pemanfaat an
Fasilitas Belajar
1.1 Sarana Mdan prasarana belajar
1.2 Penggunaan alat-alat belajar
1. Perpustakaan sekolah
2. Laboratorium sekolah
3. Ruang BK
4. Penngunaan alat-alat tulis
5. Penggunaan buku mata pelajaran
6. Pemakaian alat peraga penunjang belajar
1,2,3,
5,6
8,10, 11
13,14
15,16
17,19 4,
7
12