• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH

PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUNPELAJARAN

2012/2013

Oleh

Sri Wahyuni

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratUntukMencapaiGelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program StudiBimbingan Dan Konseling JurusanIlmuPendidikan

FakultasKeguruanIlmuPendidikanUniversitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH

PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Sri Wahyuni

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemanfaatan fasilitas belajar siswa di sekolah. Perumusan masalahnya adalah ”bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampelnya berjumlah 36 orang siswa dari 180 populasi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data menggunakan skala motivasi belajar siswa dan angket pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah, sedangkan analisis datanya menggunakan teknik korelasi product moment (r).

Dari hasil analisis data diperoleh rhitung0,4 setelah dibandingkan dengan rtabel 0,325, dengan tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013, artinya bahwa pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah berhubungan dengan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diajukan saran sebagai berikut: (a) kepada siswa diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di sekolah secara optimal. (b) kepada guru BK hendaknya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah (c) kepada peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai motivasi belajar yang berbeda dengan menggunakan layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 5

3. Pembatasan Masalah ... 5

4. Rumusan Masalah ... 6

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian ... 6

3. Ruang Lingkup Penelitian... 7

C. Kerangka Pikir ... 7

D. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

1.Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 13

2.Jenis-jenis Motivasi belajar ... 15

3.Fungsi motivasi ... 16

4.Peranan Motivasi dalam Belajar ... 17

B. Pengertian Pemanfaatan Fasilitas Belajar ... 18

1. Bentuk-bentuk fasilitas belajar di sekolah ... 20

2. Manfaat fasilitas belajar disekolah ... 22

C. Hubungan Motivasi Belajar Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Dengan Bimbingan Dan Konseling ... 23

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Metode Penelitian ... 26

C.Populasi dan Sampel ... 27

1.Populai ... 27

2. Sampel ... 27

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28

(7)

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 30

1. Skala ... 30

2. Angket ... 32

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 33

1. Uji Validitas ... 34

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 36

G.Tehnik Analisis Data ... 38

1. Uji Normalitas ... 38

2. Pengujian Hipotesis ... 40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 41

1. Motivasi Belajar Siswa ... 41

2. Pemamnfaatan motivasi Belajar siswa ... 42

B. Uji Persyaratan ... 43

1. Uji Normalitas ... 43

C. Pengijian Hipotesis ... 43

D. Pembahasan ... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

(8)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan membantu siswa untuk

tumbuh dan berkembang secara optimal dari segi kepribadiannya. Pendidikan

adalah suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan,

menambah pengetahuan yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan hidup

manusia dan dapat membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan berguna untuk mengubah keadaan suatu bangsa menjadi lebih baik,

oleh karena itu pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

Undang-undang No. 20 Pasal 13 Tahun 2003 tentang pendidikan menjelaskan

bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pendapat di atas, maka sudah jelas terlihat bahwa hanya dengan proses

pendidikan yang baik, akan melahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang

(9)

Peningkatan mutu pendidikan dilakukan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK). Hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ikut

serta menentukan prestasi belajar siswa baik secara langsung maupun tidak

langsung. Mutu pendidikan dapat dikatakan meningkat jika hasil belajar yang

diperoleh siswa meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari

proses pembelajaran siswa. Semua hal tersebut dapat terwujud apabila semua

pihak yang berkepentingan dalam pendidikan memahami tujuan dan pentingnya

pendidikan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik

melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka

membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang

menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Sekolah

juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu siswa mencapai

tugas perkembangannya serta usaha mendewasakan dan mencerdaskan anak didik

untuk menjadikannya sebagai anggota masyarakat.

Pendidikan dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila siswa dapat melakukan

aktivitas disekolah dengan baik. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor

internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya

adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal

diantaranya adalah faktor metode pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan

(10)

faktorinternal yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya ialah motivasi dan

faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah fasilitas belajar.

Motivasi merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran karena

keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar. Hal ini sejalan dengan

pendapat Sardiman (2008:75) :

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan meniadakan atau menggelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

merupakan faktor psikis yang dapat menumbuhkan gairah, menimbulkan perasaan

senang, dan semangat untuk belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada

motivasi dalam dirinya. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan berhasil

pula proses belajar siswa. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas

usaha belajar bagi para siswa.

Peranan motivasi baik internal maupun eksternal sangat diperlukan dalam

kegiatan belajar. Motivasi selain dapat mengembangkan aktivitas siswa juga dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, akan menunjukkan hasil

belajar yang baik. Adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari dengan adanya

motivasi, maka individu yang belajar itu akan menghasilkan prestasi yang baik.

Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaianhasil belajarnya. Apabila siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi,

(11)

Proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM) akan

semakin sukses bila ditunjang dengan fasilitas pendidikan yang memadai. Oleh

karena itu pemerintah selalu berupaya untuk secara terus-menerus melengkapi

fasilitas pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan sehingga

kekayaan fisik negara yang berupa fasilitas pendidikanmenjadi sangat besar.

Keberhasilan kegiatan belajar disekolah tidak terlepas dari kerja sama antara

lembaga pendidikan yaitu melalui partisipasi secara langsung dan tidak langsung.

Partisipasi secara langsung melalui bimbingan belajar dan secara tidak langsung

melalui penyediaan fasilitas belajar yang sangat dibutuhkan oleh siswa. Hal ini

dapat dilihat prasarana belajar, sumber belajar dan alat-alat belajar

sepertiperpustakaan yang menyediakan buku-buku sumber belajar, ruang praktek

komputer, laboratorium bahasa inggris, laboratorium IPA yang terdapat alat-alat

peraga sebagai sumber belajar dan ala-alat tulis yang ada di sekolah. Semakin

lengkapnya fasilitas belajar siswa tersebut akan mengarahkan siswa dalam proses

belajar tersebut. Pentingnyasarana atau fasilitas belajar membantu siswa dalam

kegiatan belajarnya. Belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya

sarana belajar yang memadai. Semakin lengkap sarana belajar itu semakin dapat

seorang itu belajar dengan baik .

Fasilitas belajar di sekolah dapat meningkatkan motivasi belalajar siswa, dengan

adanya fasilitas belajar disekolah diharapkan siswa dapat memanfaatkan sebaik

mungkin fasilitas belajar yang telah disediakan oleh sekolah, serta siswa

diharapkan dapat bersikap lebih aktif dalam proses belajar yang dilakukan di

(12)

tercapai hasil belajar yang diharapkan. Upaya meningkatkan motivasi belajar

siswa, dan tersedianya fasilitas belajar akan mempermudah siswa dalam

melakukan aktivitas belajar, khususnya kelengkapan fasilitas belajar yang

berhubungan dengan praktek yang ada di sekolah.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahi sejauh mana hubungan antara

motivasi belajar dengan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolahpada siswa.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka secara umum masalah yang

dapat diidentifikasi masalah :

1. Masih banyak siswa yang tidak memanfaatkan fasilitas sekolah, seperti

perpustakaan, laboratorium, ruang bimbingan dan konseling,alat-alat tulis,

dll.

2. Banyak siswa yang belum masuk ke laboratorium saat pembelajaran

berlangsung.

3. Masih banyak siswa yang tidak mau pergi ke perpustakaan sekolah

4. Masih banyak siswa yang membolos pada saat jam praktek.

3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar blakang dan identifikasi masalah diatas, batasan

permasalahan penelitian ini adalahpemanfaatan fasilitas belajar di sekolah pada

(13)

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah di

kemukakan diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadirumusan masalah

adalah bagaimana hubungan antara motivasi belajar siswa dengan

pemanfaatan fasilitas belajar di sekolahpada siswa SMA Negeri I Natar

Lampung Selatan?”

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar siswa

denganpemanfaatan fasilitas belajar di sekolahpada siswa kelas XI IPA di

SMA Negeri I Natar Lampung Selatan”.

2. Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep ilmu

pendidikan yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa dengan

pemanfaatan fasilitas belajar, dan ilmupengetahuankhususnya yang

berkaitan dengan bimbingan dan konseling yaitu layanan bimbingan belajar.

2) Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan menambah pengetahuan bagi dunia pendidikan guna

meningkatkan kegiatan belajar yang lebih mendorong siswa untuk

termotivasi dalam belajar melalui layanan bimbingan belajar serta sebagai

(14)

3. Ruang Lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini adalah termasuk kajian ilmu pendidikan khususnya bimbingan

dan konseling.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah hubungan motivasi belajar

siswa dengan pemanfaatan fasilitas belajar siswa kelas XI IPA di sekolah.

3. Ruang Lingkup Subyek

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPAI di

SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Natar.

5. Ruang Lingkup Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah 2012-2013.

\

C.Kerangka Pikir

Untuk meraih hasil belajar yang baik terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor

yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis dan

aspek psikologis. Aspek psikologis merupakan kondisi umumjasmani dan

rohani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendinya,

dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

(15)

intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi. Faktor eksternal yaitu faktor

yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan

non sosial. Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar

siswa. Sedangkan lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,

rumah dan tempat tinggal siswa dan letaknya, fasilitas belajar (alat-alat

belajar), keadaan cuaca dan waktu yang di gunakan siswa itu sendiri.

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang kearah

suatu tujuan .motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul,terarah

dan mempertahankan perilaku. Hety,( 2009) mengatakan bahwa:

“Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah

diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat jika siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian didalam proses pembelajaran.”

Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan

semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi, akan memiliki

semangat yang kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi dapat

mendorong siswa untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi

perbuatan terutama dalam kegiatan belajar.

Fasilitasbelajar merupakan faktor non sosial yang dapat mempermudah aktivitas siswa untuk tujuan belajar. Hasil belajar pada siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan lingkungan di sekolah.(Sunarto,2009:53).

Fasilitas belajar yang diberikan di sekolah dapat membantu siswa dalam

(16)

membutuhkan alat bantu atau alat peraga. Adanya fasilitas yang lengkap dan

baik maka di harapkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa serta

kesadaran pada diri siswa. Pentingnya belajar sehingga akan menumbuhkan

semangat yang lebih baik dan mampu meningkatkan aktivitasnya di sekolah.

Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi akan cenderung lebih

memanfaatkan fasilitas belajar yang telah disediakan oleh sekolah.

Untuk memperjelas serta melihat adanya hubungan motivasi belajar siswa

denganpemanfaatan fasilitas belajardisekolah maka dilihat pada paradigma

penelitian di bawah ini.

Gambar 1. Paradigma Penelitian

D.Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah

bagaimana hubungan antara motivasi belajar siswa dengan pemanfaatan

fasilitas belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Lampung Selatan. .

Menurut Sugiono (2008:64) dikatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.” Adapun

hipotesis penelitian yang peneliti ajukan yaitu ada hubungan motivasi belajar Pemanfaatan fasilitas

belajar di sekolah(Y) Motivasi belajar

(17)

siswa dengan pemanfaatan fasilitas belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri

I Natar Lampung SelatanTahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut, maka hipotesis statistiknya yaitu:

Ho : Tidakterdapat hubungan antara motivasi belajardengan pemanfaatan

fasilitas belajar di sekolah pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Natar Lampung selatan tahun pelajaran 2012-2013.

Ha : Terdapat hubungan antara motivasi belajar siswadengan pemanfaatan

fasilitas belajar di sekolahpada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Motivasi Belajar

Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat di artikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

atau mendesak. Motivasi merupakan suatu dorongan atau alasan yang ada

pada diri seorang siswa untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan

yang diinginkan dan dipengaruhi oleh rangsangan dari dalam maupun dari

luar maka dalam hal ini motivasi sangat penting untuk menambah semangat

belajar siswa.Winataputra (1995:110) menyatakan bahwa :

”Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatuyang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.”

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2007:73-74), motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini terdapat tiga

elemen penting, yaitu

(19)

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Dari ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai

sesuatu yang kompleks. Motivasi dapat menyebabkan terjadinya suatu

perubahan energi yang ada pada diri manusia/individu. Semua itu didorong

karena adanya tujuan.

Berdasarkan beberapa uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian motivasi adalah suatu dorongan atau perubahan energi yang ada

dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih

baik dalam memenuhi kebutuhannya yang ditandai dengan ”feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar

adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial

terjadi sebagai hasil dan praktik atau penguatan (reinforced practice) yang

dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. (Uno, 2008:23)

Sejalan dengan pendapat di atas menurut pandangan Good dan Brophy

(dalam Uno, 2003:15) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses

atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru

(20)

Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

belajar adalah suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang yang

terjadi secara relatif permanen dan secara potensial berdasarkan praktik atau

pengalaman tertentu untuk mendapatkan kecakapan baru.

Oleh karena itu, motivasi dan belajar adalah dua unsur yang sangat penting

untuk merealisasikan suatu hasil belajar yang baik dari perolehan

pembelajaran seorang siswa. Hakim (2005:26) menyatakan bahwa ”Motivasi

Belajar adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang

melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan.” motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar dan memberikan arah dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang dapat menimbulkan

kegiatan belajar yang menjamin kelansungan dari kegiatan belajar itu dan

memberikan arah ke arah perilaku individu untuk belajar.

1. Ciri-Ciri Motivasi Belajar

Secara umum orang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi maka dalam

kegiatan belajar mengajarnya akan berhasil dengan baik dan cenderung

menjadi orang yang sukses. Jadi antara seseorang yang memiliki motivasi

belajar rendah dan tinggi memiliki ciri-ciri yang berbeda yang berbeda pula.

Menurut Sardiman (2006:83) ciri-ciri anak yang memiliki motivasi tinggi

(21)

1. Tekun menghadapi tugas (dapat mengerjakan tugas terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa, tidak cepat puas dengan hasil yang telah dicapainya)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

4. Lebih senang bekerja sendiri (tidak bergantung pada orang lain).

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6. Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (sudah yakin akan sesuatu)

7. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini

8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal (tidak khawatir bila menghadapi masalah belajar, ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah).

Marx dan Tombuch ( dalam Riduwan, 2005:31) mengumpamakan motivasi

sebagai bahan bakar dalam beroprasinya mesin gaseline. Tidaklah menjadi

berarti betapaun baiknya potensi meliputi kemampuan intelektual atau bakat

siswa dan materi yang akan diajarkan serta lengkapnya sarana belajar, namun

bila siswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka kegiatan belajarpun tidak

akan berlangsung optimal.

Prayitno (dalam Riduwan, 2005:31) menyatakan tentang indikator –indikator dalam motivasi belajar yaitu sebagai berikut:

a. Ketekunan dalam belajar

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan

c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar d. Berprestasi dalam belajar

e. Mandiri dalam belajar

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas, berarti seseorang memiliki

motivasi yang sangat kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut sangat penting dalam

kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik, jika tekun mengerjakn

tugasnya, ulet dalam memecahkan berbagai masalah-masalah dan hambatan

(22)

2. Jenis –jenis motivasi belajar

Motivasi belajar pada setiap siswa tidaklah sama, berbeda dengan yang

lainya. Menurut Sardiman (2003:86) motivasi terbagi atas beberapa macam,

yaitu :

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif bawaan

Ialah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga motivasi itu ada tanpa perlu dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari

Ialah motif yang timbul karena di pelajari. 2. Motif dilihat dari jenis-jenis motivasinya

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi : kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, istirahat.

b. Motif-motif darurat, dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha. Motivasi ini timbul karena adanya dorongan dari luar diri individu.

c. Motif-motif objektif, kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, menaruh minat.

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk motivasi jasmaniah: reflek, instink otomatis, dan nafsu, sedangkan yang temasuk potensi rohaniah adalah kemauan.

4. Motivasi Intrinsik dan motivasi Ekstrinsik a. Motivasi Intrinsik

Adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena sudah terdapat dari dalam individu.

b. Motivasi Ekstrinsik

Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena rangsangan dari luar.

Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam

maupun dariluar. Menurut Hakim (2005:30) yang termasuk motivasi dari

dalam adalah :

1. Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran. 2. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan sesuai dengan minat. 3. Memilih jurusan bidang studi sesuai dengan bakat dan minat.

4. Memilih bidang studi yang yang paling menunjang masa depan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

(23)

pada faktor-faktor dari luar. Sehingga bila motivasi timbul karena kesadaran

sendiri dapat dipastikan siswa tersebut dapat bersemangat dalam belajar dan

dapat memperoleh hasil belajar yang baik.

3.Fungsi motivasi

Dalam proses belajar mengajar motivasi belajar berfungsi sebagaipendorong,

pengaruh, dan sekaligus sebagai penggerak didalam diri siswa untuk

melakukan aktivitas belajar. Fungsi motivasi belajar menurut Hamalik

(2000:175) meliputi sebagai berikut :

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan .tanpa motivasi maka tidak akan tiul suatu perbuatan seperti belajar.

2. Motivasi berfungsi sbagai suatu pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi

berfungsi sebagai penggerak . besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Djamarah (2008:157) menyatakan bahwa fungsi motivasi sebagai berikut :

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.

Berdasarkan pendapat diatas fungsi motivasi adalah sebagai pendorong,

penggerak dan penyeleksi suatu perbuatan seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan. Selain itu motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar.

Motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa

dimana siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik

dibandingkan dengan para siswa yang memiliki motivasi yang rendah. Hal ini

dapat dipahami, karena siswa yang memiliki motivasi tinggi akan tekun

dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenai putus asa

(24)

yang dilakukannya.Agar siswa dapat termotivasi dalam belajar biasanya dapat

di berikan bentuk-bentuk penyemangat dalam belajar. Ada beberapa bentuk

motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak

didik di kelas agar anak didik lebih bersemangat dalam menerima

pembelajaran. Menurut Djamarah(2002;125-134) bentuk motivasi itu adalah :

“(1) Memberi angka, (2)Hadiah, (3) Ego involment, (4) Memberi ulangan, (5)

Mengetahui hasil, (6) Pujian, (7) Hukuman, (8) Hasrat untuk belajar, (9)

Minat, (10) Tujuan”.

4. Peranan Motivasi Dalam Belajar

Pada hakekatnya orang ingin mencapai tujuan dalam memenuhi

kebutuhannya, motivasi yang muncul didorong oleh keinginan untuk

memenuhi kebutuhan yaitu untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Uno (2007:27-28) menyatakan bahwa ada beberapa peranan penting dari

motivasi dalam belajar dan pembelajaran :

1. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar 2. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar 3. Motivasi menentukan ketekunan dalam belajar

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

menentukan tingkat berhasil tidaknya kegiatan belajar siswa. Motivasi

menjadi salah satu faktor yang turut menentukan belajar yang efektif.

Adapun sebagai contoh dari motivasi belajar yang dimaksudkan adalah

sebagai berikut:

a. Dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang diikutinya, anak

(25)

(siswa) ingin tahu terhadap hal-hal atau materi yang sedang dibahas

tersebut.

b. Dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung anak

sering melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

pembahasan materi yang sedang dipecahkan, hal ini menunjukan

anak (siswa) tersebut mempunyai motivasi atau gairah belajar yang

tinggi.

c. Diluar kelas bagi anak-anak sering melakukan kegiatan belajar

mengajar kelompok tanpa pengarahan atau anjuran dari gurunya di

sekolah dalam rangka mempermudah pencapaian tujua

d. n belajar yang diharapkan, hal ini menunjukan bahwa anak tersebut

mempunyai dorongan (motivasi) yang tinggi untuk belajar.

e. Sebaliknya dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang

berlangsung atau diluar kelas, siswa kurang ingin untuk bertanya

dan kurang ingin untuk belajar kelompok, kecuali bila disuruh oleh

guru, baru dia mau melakukannya dan sering pasif dalam semua

kegiatan yang dilakukannya. Hal ini menunjukan bahwa anak

tersebut mempunyai dorongan (motivasi) belajar yang rendah.

B. PengertianPemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah

MenurutDaradjat (2005), fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat

mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu

(26)

Sedangkan menurut Arikunto (2009), fasilitas dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar segala pelaksanaan suatu

usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan memperlancarkan usaha ini dapat

berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan

dengan sarana yang ada di sekolah.

Dari dua pendapat yang dirumuskan oleh para ahli mengenai pengertian

fasilitas dapat dirumuskan bahwa fasilitas dalam dunia pendidikan berarti

segala sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan

terselenggaranya dalam proses belajar mengajar. Dengantersedianya tempat

perlengkapan belajar dikelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran

perpustakaan, berbagai perlengkapan praktikum laboratorium, dan segala

sesuatu yang menunjang terlaksanakannya proses belajar mengajar.

Belajar harus mempunyai tujuan dan arahan yang jelas sehingga akan tercapai

hasil yang baik. Tentunya hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing

siswa berbeda-beda, hal ini disebabkan adanya keragaman kesulitan belajar

yang dihadapi oleh setiap siswa. Hasil belajar yang dicapai seorang siswa

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik

dalam diri siswa (faktor intern) maupun dari luar diri siswa (faktor ekstern).

Menurut Slameto, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan ingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri yang berinteraksi dengan lingkungannya”.

Dari definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulka

(27)

memperoleh perubahan baik berupa pengalaman, tingkah laku maupun

keterampilan.

Berdasarkan pendapat diatas yang di maksud dengan fasilitas belajar adalah

semua kebutuhan yang diperlukan oleh siswa dalam rangka untuk

memudahkan, melancarkan, dan menunjang dalam kegiatan belajar di

sekolah. Supaya lebih efektif dan efisien yang nantinya peserta didik dapat

belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan.

Sudah menjadi suatu tuntutan bahwa sekolah harus memiliki fasilitas belajar

yang memadai dan dalam kondisi yang baik, hal ini bertujuan untuk jalannya

proses belajar mengajar di sekolah. Menurut PP RI No. 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan Bab VII Standar Sarana dan Prasarana pasal 42:

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang meliputi,perabot peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses belajar yang teratur dan berkelanjutan

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarananyang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain/tempat rekreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.

1. Bentuk Fasilitas Belajar di Sekolah

Fasilitas pendidikan pada umumnya mencakup semua peralatan dan yang

secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan seperti

(28)

kursi, papan tulis dan sebagainya. Sesuai dengan pendapat Rohani (2008)

bahwa:

Fasilitas sekolah yang berbentuk fisik yang dapat menunjang proses seperti ruang kelasdan perlengkapan belajar seperti alat-alat peraga, buku pelajaran,perpustakaan, tempat praktikum seperti laboratorium, serta pusat-pusat keterampilan, kesnian dan keagamaam dan olahraga dengan segala perlengkapannya.

Dari pendapat diatas bahwa sekolah yang bermutu adalah sekolah yang

memiliki segala fasilitas atau perlengkapan sekolah yang lengkap. Bentuk

fasilitas tersebut antara lain dapat berupa

1. Gedung sekolah

Didalam gedung sekolah tersebut terdapat perlengkapan belajar seperti

meja, kursu, papan tulis,alat tulis dll.

2. Tempat praktikum

Tempat praktik biasanya terdapat laboratorium IPA, laboratorium bahasa,

dan ruang komputer.

3. Perpustakaan

Didalam perpustakaan terdapat buku-buku pelajaran yang menunjang

dalam pengembangan belajarnya.

4. Pusat keterampilan dan kesenian

Tempat atau ruang untuk siswa dalam melakukan kegiatan

ekstrakulikulernya.

5. Tempat ibadah

Disekolah harus ada tempat ibadah untuk memberikan kesempatan pada

(29)

Dari semua bentuk bentuk fasilitas belajar sekolah yang tercatat diatas terdapat

di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian. Kelengkapan sarana dan

prasarana disekolah dapat menunjang proses be;lajar dan pembelajaran.

2. Manfaat Fasilitas Belajar Di Sekolah

Pendapat Arif S. Sardiman (2003) dengan adanya fasilitas belajar dianggap

mampu memberikan manfaat terhadap proses belajar mengajar di sekolah

seperti :

1. Memberi rasa nyaman dan sebagai peunjang kelancaran proses pembelajaran

2. Memberikan daya tarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

3. Penyampaian materi akan lebih jelas dan lebih cepat dipahami oleh siswa sehingga siswa menguasai materi yang disampaikan oleh guru 4. Menunjang terhadap penggunaan metode mengajar yang lebih

bervariasi

5. Membantu siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan belajar yang aktif, bukan hanya sekedar mendengar saja tetapi juga mengamati, melakukan,mendemonstrasikan dan lain-lain.

Adanya fasilitas belajar yang lengkap di sekolah diharapkan mampu

memberikan konstribusi terhadap pengembangan hasil belajar siswa. Fasilitas

belajar menjadi daya tarik siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga

siswa bisa lebih termotivasi lagi untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan

adanya fasilitas yang lengkap diharapkan siswa dapat menghasilkan hasil

(30)

C. Hubungan Motivasi Belajardan Pemanfaatan Fasilitas Belajardi Sekolah dengan Bimbingan dan Konseling

Motivasi belajar disini berhubungan dengan Bimbingan Konseling Belajar,

dimana bimbingan belajar ini merupakan layanan yang diberikan kepada

siswa untuk dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik, dan

mengembangkan rasa ingin tahu serta menumbuhkan motivasi untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan fasilitas belajar termasuk

dalam layanan informasi dimana anak atau siswa diberikan pemahaman

tentang berbagai hal yang diperlukan, seperti pemberitahuan tentang

pentingnya fasilitas belajar untuk kegiatan belajar mengajar mengajar

disekolah, layanan ini juga dapat digunakan sehari-hari sebagai bahan

pertimbangan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar disekolah

dan untuk menentukan dan mengarahkan tujuan hidup. Jika motivasi belajar

siswa dalam pemanfaatan fasilitas belajar tinggi maka diharapkan hasil

belajar siswa tinggi.

Berdasarkan uraian diatas motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar

sangatlah penting dalam mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar

yang dicapai oleh siswa. Dengan demikian siswa yang dapat memanfaatakan

fasilitas belajar secara makimal akan mencapai hasil belajar yang maksimal

juga bidang bimbingan belajar membantu peserta didik mengembangkan diri,

sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan

keterampilan. Bimbingan belajar atau sering juga disebut dengan bimbingan

(31)

mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tautan belajar

di institusi pendidikan.

Bentuk layanan yang baik digunakan untuk masalah yang berhubungan

dengan motivasi belajar ini adalah diselenggarakan layanan bimbingan

belajar peserta didik. Upaya yang dilakukan untuk membantu peserta didik

yang mengalami masalah ini adalah dengan melakukan peningkatan motivasi

belajar. Pendidik, konselor, atau staf yang terkait dengan peserta didik

berkewajiban untuk membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik

yang rendah. Prayitno (2000:286) menjelaskan bahwa:

“Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan adalah: 1. Memperjelas tujuan

belajar, 2. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa, 3. Melengkapi sumber dan peralatan belajar, 4. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyanangkan, 5. Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman bila perlu, 6. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antara murid dan murid, 7. Menghindari tekanan-tekanan dan sussana tidak menentu.

Prosedur ini diberikan kepada peserta didik untuk membantu siswa keluar

dari masalah belajarnya terkhusus tentang motivasi yang rendah dalam

belajar. Prosedur ini juga dengan merancang rancangan bimbingan belajar

baik melalui layanan berupa individual maupun kelompok, baik dalam

penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar, bimbingan/konseling

kelompok atau individual, ataupun kegiatan lainya.

Efek diadakannya layanan bimbingan belajar berpengaruh besar terhadap

peningkatan motivasi belajar peserta didik. Suganda, 2007 menyatakan

(32)

“Dampak layanan bimbingan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa yaitu: 1. motivasi belajar siswa tercermin dalam kehadiran siswa, 2. Pada saat kegiatan belajar, para siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik, 3. Motivasi belajar siswa tercermin dalam melaksanakan tugas-tugas diluar jam pelajaran, 4. Kegiatan membaca buku pelajaran merupakan cerminan dari motivasi belajar, 5. Nilai yang baik menunjukan kebiasaan belajar yang baik.”

Kesimpulan dari pernyataan di atas membuktikan bahwa dengan diadakannya

layanan bimbingan belajar mampu memberikan dampak positif untuk

meningkatkan motivasi belajar peserta didik guna memperoleh tujuan belajar

(33)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan, tahun

pelajaran 2012/2013.

B.Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian seorang peneliti diharuskan menggunakan sebuah

metode penelitian, adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat korelasional.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada seberapa

erat hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. (Suharsimi

Arikunto. 2002:239)”.

Selain itu, Gay (dalam Sukardi, 2003: 166) menyatakan pula bahwa:

”penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan

pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih”.

Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian korelasional, dimana penelitian ini bertujuan untuk

(34)

C. Populasi Dan sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah: “ wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dari karakteristik

tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan individu yang diambil untuk diselidiki sesuai dengan kriteria

yang ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI

IPA SMA Negeri 1Natar Lampung Selatan tahun ajaran 2012/2013dengan

jumlah seluruhnya180 siswa.

2. Sampel penelitian

Sugiyono (2010) mengemukakan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”. Salah satu syarat dalam penarikan

sampel adalah bahwa sampel itu harus bersifat representatif, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Peneliti mengambil

sampel dengan cara simple random samplingkarena pengambilan sampel

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi, Sugiyono (2007:82).

Tehnik random sampling yang digunakan adalah dengan cara diundi.

Langkah pertama adalah denganmemberi nomor urut pada masing-masing

sampel, nomor yang keluar dipergunakan sebagai sampel penelitian

dimana setiap populasi mendapat bagian atau kesempatan yang sama

(35)

prosedur penelitian pengambilan sampel dengan random sampling

digunakan rumus sebagai berikut :

ni =

Keterangan : ni = jumlah sampel

Ni = total sub populasi

N = total populasi

n = besarnya sampel

Berdasarkan rumus diatas diperoleh hasil sampel di bawah ini:

Tabel 1. Distribusi sampling Kelas XI IPA

1

XI IPA 2

XI IPA 3

XI IPA 4

XI IPA

5 Jumlah

Populasi 35 35 37 37 38 180

Sampel 7 7 7 7 8 36

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel terikat.

Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Penelitian ini memiliki

variabel bebas (independent variable) yaitu motivasi belajar (X), dan

(36)

2. Definisi operasional variabel a. Motivasi belajar

Motivasibelajar tidak saja suatu energi yang menggerakan siswa untuk

belajar tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa

kepada tujuan belajar. Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan

yang dikehendaki siswa, meliputi ketekunan dalam belajar, ulet dalam

menghadai kesulitan, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar,

berprestasi dalam belajar serta mandiri dalam belajar.

Pengukuran yang dipakai dengan menggunakan indikator sebagai

berikut:

1. Ketekunan dalam belajar

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan

3. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

4. Berprestasi dalam belajar

5. Mandiri dalam belaja

b. Pemanfaatan fasilitas belajar disekolah

Pemanfaatan fasilitas belajar adalah segala sarana dan prasarana belajar

seperti perpustakaan sekolah, laboratorium biologi, laboratorium kimia,

laboratorium bahasa inggris laboratorium komputer, laboratorium fisika

dan alat-alat belajar yang terdapat di dalamnya seperti alat tulis, buku mata

pelajaran,alat-alat peraga yang terdapat di sekolahan tersebut yang dapat

memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas belajar dalam tujuan

(37)

Indikatornya adalah :

1. Sarana dan prasarana belajar seperti Perpustakaan

Sekolah,Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa.

2. Penggunaan alat-alat belajar seperti alat-alat tulis, buku-buku pelajaran,

alat-alat peraga.

E.Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Menurut Ridwan (2005) “teknik

pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh

penelitian untuk mengumpulkan data”.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Skala motivasi belajar

Skala adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.Skala yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skalamotivasi belajar .

Alternatif jawabannya adalah: sangat tidak sesuai, tidak sesuai, kurang

sesuai,sesuai, sangat sesuai. Kemudian diberikan skor 1, 2, 3, 4 dan 5.

Siswa diminta untuk menjawab dengan memilih jawaban yang paling

sesuai dengan keadaan diri sendiri. Kemudian hasil akhir akan

diinterpretasikan menurut nilai yang didapat.

(38)

Tabel 2. Alternatif Jawaban Skala

Pernyataan Skor

Positif Negatif

Sangat sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3

Tidak sesuai (TS) 2 4

Sangat tidak sesuai (STS) 1 5

Dari pengertian tentang motivasi belajar yang penulis utarakan

sebelumnya diperoleh beberapa indikator sekaligus deskriptor sebagai poin

untuk membuat pernyataan-pernyataan pada skala motivasi belajar. Hal ini

dipakai untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa yang

dimiliki oleh siswa kelas XI IPA di SMA Negeri I Natar Lampung Selatan.

Kisi-kisi skala yang di gunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar

Variabel Indikator Deskriptor

1.Motivasi Belajar

1.1 Ketekunan dalam belajar

1.2 Ulet dalam menghadapi kesulitan

1.3 Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

1.4 Berprestasi dalam belajar

1.5 Mandiri dalam belajar

1. Kehadiran di sekolah 2. Mengikuti pembelajaran

diruangan 3. Belajar di .rumah

4. Sikap terhadap kesulitan 5. Usaha mengatasi kesulitan

6. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran

7. Semangat dalam mengikuti pelajaran

8.Keinginan untuk berprestasi 9.Kualifikasi hasil

10.Penyelesaian tugas

(39)

3. Angket

Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal

yang diketahuinya. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data variabel

terikat pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah (Y). Angket pemanfaatan

fasilitas belajar disekolah adalah angket berstruktur dengan empat alternatif

jawaban sangat sering, sering, kadang-kadang, Tidak Pernah yang kemudian

diberikan skor 4, 3, 2, dan 1. Siswa di minta menjawab pernyataan yang sesuai

dengan keadaan diri sendiri. Kemudian hasil yang di peroleh akan

diinterpretasikan sesuai nilai yang didapat. Untuk lebih jelas lihat tabel skor

alternatif jawaban dibawah ini:

Tabel 4. Alternatif Jawaban Angket Pemanfaatan FasilitasBelajar

Pernyataan Skor

Positif Negatif

Sangat sering (SS) 5 1

Sering (S) 4 2

Kadang-kadang (KK) 3 3

Tidak pernah (TP) 2 4

Dari pengertian tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah yang penulis

utarakan sebelumnya diperoleh beberapa indikator sekaligus deskriptor sebagai

poin untuk membuat pernyataan-pernyataan pada angket. Hal ini dipakai untuk

mengetahui sejauh mana siswa memanfaatkan fasilitas belajar di sekolah pada

siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Lampung Selatan. Kisi-kisi angket

(40)

Tabel 5.Kisi- kisi Angket Pemanfaatan Fasilitas Belajar

F. Uji persyaratan instrumen 1. Uji Validitas

Menurut Baba (dalam Iskandar, 2007) “validitas adalah sejauh mana

instrumen penelitian mengukur dengan tepat konstruk variable yang diteliti”.

Sugiyono (2005) menyatakan, “instrument yang valid adalah instrument yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas kontruksi (construct validity). Menurut Sugiyono (2011:125) untuk menguji validitas konstruksi,

dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah

instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu.

Hasil Uji Ahli :

1. Banyak masukan yang telah diperoleh peneliti dari para ahli yang telah

melakukan uji instrument Untuk Skala Motivasi Beajar yaitu : Variabel

( Y ) Indikator Deskriptor

Pemanfaatan Fasilitas Belajar

1. Sarana dan prasarana belajar

2. Penggunaan alat-alat belajar

1.1Perpustakaan sekolah 1.2Laboratorium sekolah 1.3Ruang BK

2.1 Penngunaan alat-alat tulis 2.2 Penggunaan buku mata

pelajaran

(41)

a. Perbaikan bahasa, seperti penggunaan bahasa yang tidak baku menjadi

kata-kata baku.

b. Penghilangan kata-kata yang tidak perlu.

c. Peleburandeskriptor yang dianggap sama oleh ahli dalam instrument

yang akan peneliti ujikan.

d. Penggunaan EYD yang masih perlu diperhatikan

e. Perubahan kata-kata yang masih berantakan

2. Banyak masukan yang telah diperoleh peneliti dari para ahli yang telah

melakukan uji instrument Untuk angket pemanfaatan fasilitas belajar di

sekolah yaitu :

a. Perbaikan bahasa, seperti penggunaan bahasa yang tidak baku menjadi

kata-kata baku.

b. Penghilangan kata-kata yang tidak perlu.

c. Penggunaan EYD yang masih perlu diperhatikan

d. Perubahan kata-kata yang masih berantakan

Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di

lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen

tersebut dicobakan pada sampel dari populasi yang diambil. (pengujian

pengalaman empiris ditunjukkan pada pengujian validitas external) jumlah

anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan,

maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu

dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan

(42)

Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 17 Desember 2012 kepada 30

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2012/2013. Dengan

diperolehnya indeks validitas tiap item dapat diketahui secara pasti item mana

yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya (Arikunto, 2006:178).

Analisis item yang digunakan untuk menguji validitas item dalam penelitian

ini, yaitu dengan menggunakan sistem komputerisasi.

Item-item yang tidak memenuhi kriteria akan dibuang terlebih dahulu

sebelum dapat menjadi bagian instrumen penelitian. Pada taraf kesalahan 5%

dengan n = 30 nilai kritik r tabelsebesar 0,361. Sebagai kriteria pemilihan

item, hasil korelasi item total dibandingkan dengan r-tabel, apabila r-hitung

lebih besar dari pada r-tabel maka butir instrumen tersebut valid.

Untuk melihat hasil validitas instrumen yang valid dan tidak valid dalam

skala motivasi belajar dapat di lihat pada lampiran 7, dan untuk melihat hasil

validitas instrumen angket pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dapat di

lihat pada lampiran 8.

Berdasarkan perhitungan uji item soal yang telah dilakukan terhadap 30

siswa42 item instrumen motivasi belajar diperoleh hasil yang menunjukan

bahwa item yang berkontribusi sebanyak 25 dan yang tidak berkontribusi

sebanyak 17item. Pada instrumen pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah

yang berjumlah 19 item yang berkonstribusi sebanyak 18 dan yang tidak

(43)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,

maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama ( Azwar, 2000:3).

Alat ukur dikatakan reliabilitas apabila hasil pengukurannya tidak berbeda

walaupun dalam situasi yang bebeda pula. Hasil penelitian yang reliabel, bila

terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Jika objek kemarin

berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah (Sugiyono,

2011).

Pengujian reliabilitas pada skaladan angket ini menggunakan rumus koefisien

Alpha Cronbach yaitu:

r

11

=

Keterangn : r11 : nilai reliabilitas

: Jumlah varians skor tiap-tiap item St : Varians total

K : Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai

berikut:

1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Si = -

N

Dengan: Si : Varians skor tiap-tiap item

: Jumlah kuadrat item Xi

( )2: Jumlah item Xi dikuadratkan

(44)

2) Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

= S1 + S2 + S3...Sn

Dimana : : Jumlah varians semua item

S1 + S2 + S3...Sn : Varians item ke 1,2,3...n 3) Menghitung varians total dengan rumus:

St = –

N

Dimana : St : Varians total

: Jumlah kuatrat X total : Jumlah X total di kuadratkan

N : Jumlah responden

4) Masukkan nilai alpha dengan rumus:

r11 =

Hasil r11 dikonsultasikan dengan nilai tabel rProduct moment dengan dk = N-1, signifikansi 5%. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel. Kaidah keputusan menurut Ridwan (2005), yaitu:

Jika r11 rtabel berarti reliabel, sebaliknya Jika r11 rtabel berarti tidak reliabel

Pada uji reliabilitas dengan menggunakan rumuas alphaskala motivasi

belajar dapat diketahui bahwa r hitung = 0,96> 0,361 (r hitung > r tabel)

maka dapat dikatakan pedoman observasi ini reliabel. dan pada uji

reliabilitas dengan menggunakan rumuas alphaangket pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dapat diketahui bahwa r hitung = 0,9> 0,361 (r hitung > r

(45)

reliabilitas maka tingkat reliabilitas observasi keduanya adalah sangat

tinggi. Uji perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11.

G.Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam

penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial yang meliputi

statistik parametis dan statistik non parametis. Penggunaan statistik parametis

dan non parametis tergantung dari asumsi dan jenis data yang akan di

analisis.(Sugiono:2007)

Berdasarkan pengertian diatas dalam penelitian ini tehnik analisis data

yangdigunakan adalah korelasi product moment dari Karl Pearson.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

data yang penulis pakai yaitu dengan cara Chi-Kuadrat.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian normalitas data dengan chi

kuadrat adalah sebagai berikut:

Langkah1. Merangkumdata seluruh variable yang akan diujinormalitasnya.

Langkah 2.Menentukan jumlah kelas interval.

Langkah 3. Mencari panjang kelas interval yaitu (data terbesar dikurangi

(46)

Langkah 4. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung harga chi

kuadrat

Langkah 5. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara

mengalikan persentase luas bidang kurva normal dengan

jumlah anggota sample

Langkah 6. Memasukan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus

menghitung harga (fo-fh), (fo-fh)2, dan (fo-fh)2 /fh serta menjumlahkannya. Harga (fo-fh)2/fh adalah merupakan harga chi kuadrat hitung.

Langkah 7. Membandingkan harga chi kudrat hitung dengan harga chi

kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau

sama dengan harga chi kuadrat tabel, maka distribusi data

dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak

normal.

Rumus chi kudrat:

hitung

2

=

 

k

i fh

fh fo

1

2

Dimana : 2 : Nilai chi-kuadrat

fo : Frekuensi

fh : Frekuensi yang diharapkan

(47)

2. Pengujian Hipotesis

Adapun untuk menganalisis data, pada penelitian korelasi ini peneliti

menggunakan rumus product moment :

)

)(

(

x

2

y

2

xy

rxy

∑ x = motivasi belajar siswa

∑ y = pemanfaatan fasilitas belajar siswa

Ketentuan: Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel

maka Ha diterima

Tabel 6. Pedoman Untuk Memberikan InterprestasiKoefisien Korelasi

Sumber: Sugiyono, 2008:184 Interval korelasion Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

(48)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkananalisis data menggunakanPerson Product Moment (r), diperolehnilai rhitung sebesar 0,4 kemudian dikonsultasikan dengan rtabel sebesar

0,325,sehinggadapatdisimpulkanbahwaterdapathubunganantaramotivasibelaja rdenganpemanfaatanfasilitasbelajarsiswakelas XI IPA SMA N 1 Natar

Lampung Selatan TahunPelajaran 2012/2013.

Kesimpulaninisesuaidenganhipotesispenelitian yang

diajukanolehpenelitibahwaterdapathubunganantaramotivasibelajarsiswadenga

npemanfaatanfasilitasbelajarbelajarsiswakelas XI IPA SMA N 1Natar

Lampung Selatan tahunpelajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian yang penelitilakukankepadasiswakelasXI IPA

SMA N 1 Natar Lampung Selatan TahunPelajaran

2012/2013,terdapathubunganantaramotivasibelajardenganpemanfaatanfasilita

sbelajardankategorinyatergolongsedang. Usaha

untukmeningkatkanmotivasibelajar yang sedangitudisarankan agar

siswamemilikimotivasiyang lebihbaiklagidalambelajar. Siswadiharapkan

(49)

optimalkarenamotivasibelajardipengaruhiolehfasilitasbelajar yang ada,

halinilah yang

akanmembuatsiswalebihbersemangatdalambelajaruntukmencapaicitanya.

Kepada guru-guru yang terlibatdalam proses

mengajarhendaknyalebihmeningkatkanmotivasisiswauntuklebihmemanfaatka

nfasilitasbelajardisekolahsehingggasiswalebihsemangatdanaktifdalampembel

ajaransertatujuanpembelajarandapattercapaibagisiswa. Terdapatkelmpoksiswa

yang memilikimotivasi yang rendah, guru ataupihak yang

terkaithendaknyamampumemberikanlayananbimbinganbelajaruntukmeningka

tkanmotivasibelajarpesertadidiknya.

Kepadapeneliti lain hendaknyamelakukanpenelitianmengenaimotivasibelajar

yang berbedadenganmenggunakanlayananbimbingandankonseling yang

adauntukmeningkatkanmotivasibelajarsiswa yang rendah.

Selainitupenelitilainhendaknyamampumelakukanpenelitiankepadasiswauntuk

mengungkappenyelesaianmasalah yang

adadariberagampandanganaspekdengantetapmemberikanlangkahlebihlanjutm

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, AH.& Supriyono W. 1991. Psikologi belajar. Jakarta;Rieneke Cipta.

Arikunto ,S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : RinekeCipta.

_________. 2006. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta: RinekaCipta

Djamarah, S B. 2002.PsikologiBelajar. Jakarta: RinekaCipta.

________, S B. 2008.PsikologiBelajar. Jakarta: RinekaCipta.

Drajat,Z. 2005. IlmuPendidikanislam, Jakarta:

BumiAksara.http://sobatbaru.blogspot.com./2012/01/05/pngertian -fasilitas-belajar/

Frank,P.J.& Hibana S.R.2003.Bimbingan dan Konseling Pola 17, Yogyakarta:UCY.

Hadi,S.1986. Metodelogi Research. Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM. Hakim, T.2005. Belajar Secara Efisien. Jakarta;Puspa Swara.

Hamalik, O.1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar,Bandung: Tarsito.

_________.2000. Psikologi Belajar dan Manager, Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press

Hety. 2009. Belajar dan Belajar. Jawa Tengah. http://motivasi-belajar.html

Tjundjing,S. 2001. Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU.

(51)

Rohani,A.2008. Media Instruktional Edukatif. Jakarta. Rineka Cipta.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung. Alfabeta.

________. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Penelitian Kariyawan dan Peneliti untuk Pemula,Bandung;Alfabeta.

Sardiman S. Arif. 2003. Media Pendidikan,Jakarta:Grafindo

Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta;Raja Grafindo Persada

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

___________.2003. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan Dan Pemanfaatan.Jakarta: Bumi Aksara

Slamento.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta

Sudjana.1996. MetodeStatistik.Bandung; Tarsito.

Suganda. 2007. Pentingnya layanan bimbingan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa. Jurnal. Diakses 26 Januari 2011.

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/58071219.pdf

Sugiyono. 2008. Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sunarto. 2009. Pengertian Prestasi Belajar . Jurnal. Diakses 3 April 2010. http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pngertian -prestasi-belajar/

Unila. 2006. Panduan Umum Universitas Lampung. Lampung; Universitas Lampung.

(52)

Lampiran 1. Kisi-Kisi Skala MotivasiBelajar

Variabel Indikator Deskriptor No. item

+ -

1.Motivasi Belajar

1.1 Ketekunan dalam belajar

1.4 Berprestasi dalam belajar

1.5 Mandiri dalam belajar

1. Kehadiran di sekolah 2. Mengikuti pembelajaran

diruangan

3. Belajar di .rumah

4. Sikap terhadap kesulitan 5. Usaha mengatasi kesulitan

6. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran 7. Semangat dalam

mengikuti pelajaran

8. Keinginan untuk berprestasi 9. Kualifikasi hasil

10. Penyelesaian tugas 11. Menggunakan

(53)

Lampiran 2. Kisi-Kisi Angket Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah

Variabel Indikator Deskriptor No. item

+ +

1. Pemanfaat an

Fasilitas Belajar

1.1 Sarana Mdan prasarana belajar

1.2 Penggunaan alat-alat belajar

1. Perpustakaan sekolah

2. Laboratorium sekolah

3. Ruang BK

4. Penngunaan alat-alat tulis

5. Penggunaan buku mata pelajaran

6. Pemakaian alat peraga penunjang belajar

1,2,3,

5,6

8,10, 11

13,14

15,16

17,19 4,

7

12

Gambar

Gambar 1. Paradigma Penelitian
Tabel 1. Distribusi sampling
Tabel 2. Alternatif Jawaban Skala
Tabel 4. Alternatif Jawaban Angket Pemanfaatan FasilitasBelajar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ranai, 09 November 2017 Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.. HOKLI SIMAMORA Tahun

Sepuluh wilayah lhok tersebut antara lain; Lhok Iboih, Lhok Pria Laot, Lhok Krueng Raya, Lhok Pasiran, Lhok Ie Meulee, Lhok Anoi Itam, Lhok Balohan, Lhok Jaboi, Lhok Keuneukai,

Hubungan Pelaksanaan Intervensi Keperawatan Dengan Pengendalian Diri Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara Tahun 2012.. Ilmu Keperawatan,

Selain itu, sistem informasi akan sangat membantu para manajer untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat mengenai besarnya Biaya Pokok (BP). Berpijak dari masalah ini

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 96 ayat (4) dan Pasal 97 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel bebas (inovasi produk, kualitas produk, dan ekuitas merek) dapat menjelaskan keputusan pembelian konsumen alat peraga

(1)Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL/UPL. (2)Gub atau B/W

Tekan touchpad ini berulang kali untuk menaikkan atau menurunkan suhu, jika Anda ingin mencuci pada suhu yang lain dari yang diusulkan oleh mesin cuci.. Touchpad Pilihan Perasan (