ABSTRAK
PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV ZULKIFLI SD MUHAMMADIYAH
METRO PUSAT KOTA METRO
Oleh
Akmal Hadi Maulana
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro pada pembelajaran tematik melalui penerapan media audio visual.
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi untuk data motivasi dan untuk data hasil belajar menggunakan tes. Analisis data dengan analisis kualitatif sedangkan analisis tes dengan analisis kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Matro. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata motivasi siswa pada siklus I sebesar 55,23 kategori (Cukup), siklus II 59,13 kategori (Cukup), siklus III 66,72 kategori (Baik). Peningkatan motivasi siklus I ke II adalah 3,9, siklus II ke III 7,59. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 71,38 kategori (Baik), siklus II 73,61 kategori (Baik), siklus III 80,58 kategori (Baik). Peningkatan hasil belajar siklus I ke II 2,23, siklus II ke III 6,97. Persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I yaitu 66,66% kategori (Sedang), siklus II 72,22% kategori (Tinggi), siklus III 91,66% kategori (Sangat Tinggi). Peningkatan presentase hasil belajar siklus I ke II 5,56%, siklus II ke III 19,44%.
PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK KELAS IV ZULKIFLI SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO
(Skripi)
Oleh
Akmal Hadi Maulana
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Akmal Hadi Maulana lahir di Desa
Mulyojati, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro, pada
tanggal 16 Juli 1991, sebagai anak pertama dari
pasangan Bapak Widodo dan Ibu Wahyu Widayati.
Pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 3 Metro
Barat, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro pada tahun
1999 lulus tahun 2004. Penulis melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Metro, Kecamatan Metro Pusat,
Kota Metro lulus tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 2 Metro, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro
lulus tahun 2010. Selanjutnya penulis pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke
Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohim
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT dan
ucapan terima kasih serta rasa banggaku kepada:
Bapak Widodo dan Ibu Wahyu Widayati
Orang tuaku tercinta yang telah mendoakan, dan memberi dorongan moral
maupun material, memberi semangat, serta memberi motivasi demi kelancaran
menyelesaikan skripsi ini
SANWACANA
Puji dan syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PenerapanMedia Audio Visual
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Tematik Kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro”. Sebagai
salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Semoga tulisan ini memenuhi syarat
untuk disebut sebagai skripsi.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa selesainya penulisan ini tak
lepas dari bantuan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. S., selaku Rektor Universitas
Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut
ilmu di Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak., M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD.
5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua S1 PGSD UPP Metro.
6. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I, dan Dosen
Pembimbing Akademik yang dalam kesibukannya senantiasa meluangkan
waktu untuk membimbing, memberi saran dan petunjuk dalam penyusunan
skripsi ini hingga selesai.
7. Ibu Dra. Siti Rachmah Sofiani., selaku Dosen Pembimbing II, yang dalam
kesibukannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing, memberi
semangat dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
8. Ibu Dra. Sulistiasih, M. Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah memberi
saran dan dukungan serta bantuan selama proses penyusunan skripsi.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah membantu
sampai skripsi ini selesai.
10. Kepala Sekolah serta para guru SD Muhammadiyah Metro Pusat atas
bimbingan dan kerja samanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
lancar.
11. Siswa-siswi kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat yang telah
berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
12. Sahabatku Khusnaini Azizah, Riri Afrilia, Indah Fitriani yang telah membantu
saya dalam menyelesaikan skripsi.
13. Teman-teman seperjuangan, dalam suka dan duka di Program Studi S1 PGSD
Universitas Lampung angkatan 2010 yang telah memberikan masukan,
14. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti ucapkan satu per
satu.
Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara-saudara mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap untuk itu kritik
dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas skripsi ini di masa
mendatang.
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan berkembangnya
zaman, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di
kelas dalam usaha meningkatkan disiplin dan hasil belajar siswa.
Metro, Mei 2014 Peneliti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan
kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah. Oleh
karena itu, pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan
apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dibutuhkan perjuangan
dalam proses pembelajaran di sekolah yang dilakukan oleh guru, peserta
didik, orang tua dan lingkungan. Penentu keberhasilan pendidikan di
sekolah adalah guru dan siswa. Oleh karena itu, guru sebagai pengajar
perlu memiliki dan menerapkan berbagai pengetahuan dengan strategi
belajar yang dapat membantu peserta didik, untuk memahami materi ajar.
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
2
Selain itu, Hamalik (2002: 3) menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan adalah usaha mengajar berbagai pengetahuan dan keterampilan.
Saat ini pembenahan kurikulum guna mencapai tujuan dalam
pendidikan telah dilaksanakan, pembelajaran tematik sebagai model
pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari-pada model pembelajaran
terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5). Pembelajaran terpadu
adalah upaya memadukan berbagai materi belajar yang berkaitan, baik
dalam satu disiplin ilmu maupun antardisiplin ilmu dengan kehidupan dan
kebutuhan nyata para siswa, sehingga proses belajar anak menjadi sesuatu
yang bermakna dan menyenangkan anak.
Pembelajaran terpadu mengacu kepada dua hal pokok, yaitu: 1)
keterkaitan materi belajar antardisiplin ilmu relevan dengan
diikat/disatukan melalui tema pokok, dan 2) keterhubungan tema pokok
tersebut dengan kebutuhan dan kehidupan aktual para siswa. Dengan
demikian tingkat keterpaduannya bergantung kepada strategi dalam
mengaitkan dan menghubungkan materi belajar dengan pengalaman nyata
para siswa (http://sobarnasblog.blogspot.com).
Berdasarkan pengertian-pengertian, diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menghubungkan
bahan ajar dari berbagai mata pelajaran dengan kenyataan hidup
3
belajar menghubungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang baru
dipelajari.
Masalah pada pembelajaran tematik sebagaimana telah dijelaskan
di atas dapat diberikan solusi salah satunya dengan menggunakan media
audio visual dalam proses pembelajaran. Asra (2007: 5.6) mengungkapkan
bahwa media audio visual adalah salah satu media yang dapat dilihat dan
didengar, seperti film bersuara, video, TV, dan sound silde. Alat-alat audio
visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara lebih
konkret atau lebih nyata yang disampaikan dengan kata-kata yang
diucapkan, dicetak atau ditulis. Hal tersebut sesuai dengan taraf berpikir
anak SD yang masih berada pada taraf berpikir konkret. Piaget (dalam
Budi, 2006: 54-58) mengungkapkan bahwa anak usia SD 6/7-11/12 tahun
berada pada taraf berpikir konkret, anak hanya mampu berpikir dengan
logika untuk memecahkan masalah yang sifatnya konkret atau nyata saja,
yaitu dengan cara mengamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan
dengan pemecahan masalah itu.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan penulis dengan
guru kelas pada 20 Januari 2014 di kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah
pada pembelajaran tematik, diperoleh keterangan bahwa motivasi belajar
siswa masih rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa terlihat pada saat
mengikuti proses pembelajaran yaitu kurangnya motivasi siswa dalam
belajar, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang aktif
menjawab pertanyaan guru, kurang aktif mengungkapkan pendapat, belum
digunakannya media pempelajaran oleh guru khususnya media audio
4
pada rendahnya motivasi belajar siswa yang dapat diketahui dari
rendahnya nilai mid semester siswa di semester genap tahun pelajaran
2013/2014 yaitu rata-rata 65, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan adalah 66. Jumlah siswa yang mencapai KKM
adalah 15 orang siswa atau 42,8% dari 35 orang siswa. Selain itu guru
kurang mengoptimalkan media pembelajaran khususnya media audio
visual.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya dilakukan
perbaikan kualitas pembelajaran tematik melalui penelitian tindakan kelas
dengan penerapan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa SD Muhammadiyah Metro Pusat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi
permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut.
1. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar.
2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru.
3. Siswa kurang aktif menjawab pertanyaan.
4. Siswa kurang aktif mengungkapkan pendapat.
5. Belum digunakannya media pembelajaran secara maksimal sehingga
siswa sulit untuk memahami proses pembelajaran.
6. Pembelajaran masih berpusat pada guru teacher centered sehingga siswa sulit untuk memahami materi yang disampaikan.
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Adapun permasalahan
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan media audio visual dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas IV Zulkifli
SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro?
2. Bagaimanakah penerapan media audio visual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas IV Zulkifli SD
Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Meningkatnya motivasi belajar siswa melalui penerapan media audio
visual pada pembelajaran tematik kelas IV Zulkifli SD
Muahmmadiyah Metro Pusat Kota Metro.
2. Meningkatnya hasil belajar siswa melalui kegiatan penerapan media
audio visual dalam pembelajaran tematik kelas IV Zulkifli SD
Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui media
audio visual pada siswa kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro
6
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
tematik di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan
kemampuan guru dalam pembelajaran yang baik dan benar.
3. Bagi Sekolah
Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan melalui penerapan pembelajaran tematik,
khususnya dalam penerapan media audio visual.
4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan
media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran Audio Visual 1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan
pesan atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran agar memudahkan guru dalam penyampaian materi
pembelajaran dan memudahkan siswa untuk menerima materi
pembelajaran.
Asra (2007: 5.5) mengemukakan bahwa kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan sesuatu kegiatan belajar. Media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengondisikan seseorang belajar.
Sementara itu Gerlach dan Ely dalam Aryad (2011: 3) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Sedangkan Musfiqon (2012: 28) mengungkapkan bahwa secara
lebih utuh media pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara
antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar
8
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala bentuk saluran sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media pembelajaran
dapat merangsang minat siswa untuk belajar serta membantu guru dan
siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila
media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok
pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau
tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi (Kemp
dan Dayton dalam Arsyad, 2011: 19).
Fungsi dari media pembelajaran juga diungkapkan oleh Asyhar
(2011: 29-35) bahwa media pembelajaran memiliki beberapa fungsi
yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Media sebagai sumber belajar, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa.
b. Fungsi semantik, melalui media dapat menambah perbendaharaan kata atau istilah.
c. Fungsi manipulatif, adalah kemampuan suatu benda dalam menampilkan kembali suatu benda atau peristiwa dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya. d. Fungsi fiksatif, adalah kemampuan media untuk menangkap,
menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian yang sudah lampau.
e. Fungsi distributive, bahwa dalam sekali penggunaan suatu materi, objek atau kejadian dapat diikuti siswa dalam jumlah besar dan dalam jangkauan yang sangat luas.
f. Fungsi psikologis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi seperti atensi, afektif, kognitif, imajinatif, dan fungsi motivasi.
9
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran memiliki fungsi di antaranya (a) memotivasi minat atau
tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi. Fungsi
dari media pembelajaran dapat mendukung pelaksanaan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat praktis media dalam proses pembelajaran
disampaikan oleh Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2011: 24-25)
adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Sementara itu Daryanto (2010: 40) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran bermanfaat sebagai berikut.
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra. c. Menimbulkan gairah belajar.
d. Memungkinkan anak dapat belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori,dan kinestetiknya.
e. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
10
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat
praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
mengajar akan lebih menarik.
4. Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap jenis pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Hernawan (2007: 22-34) menjelaskan
karakteristik media pembelajaran menurut jenisnya, yaitu:
a. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat.
b. Media audio adalah media yang hanya dapat didengar.
c. Media audio visual merupakan kombinasi audio visual atau
biasa disebut media pandang dengar.
Sementara itu Asyhar (2011: 53-57) mengungkapkan karakteristik
media pembelajaran sebagai berikut.
a. Media visual, media yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang terdiri dari garis, bentuk warna dan tekstur.
b. Media audio, merupakan media yang isi pesannya hanya diterima melalui indra pendengar.
c. Media audio visual, media ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio).
d. Multimedia, media yang melibatkan beberapa jenis media untuk merangsang semua indra dalam satu kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik
media pembelajaran dikelompokkan sesuai dengan jenis dan
penggunaannya dalam proses pembelajaran.
5. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran banyak
11
(2007: 5.8-5.9) mengelompokkan media pembelajaran menjadi
beberapa jenis, yaitu:
a. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti foto, gambar dan poster.
b. Media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja seperti kaset audio, MP3, dan radio.
c. Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus didengar seperti film suara, video, televise dansound slide. d. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media
secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis dan film. e. Media realia yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan
alam, seperti tumbuhan, batuan, air, sawah, dan sebagainya.
Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran juga diungkapkan
oleh Ashar (2011: 44-45) yaitu:
a. Media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indra pengliatan misalnya media cetak seperti buku, jurnal, peta, gambar, dan lain sebagainya.
b. Media audio adalah jenis media yang digunakan hanya mengandalkan pendengaran saja, contohnya tape recorder, dan radio.
c. Media audio visual adalah film, video, program TV, dan lain sebagainya.
d. Multimedia yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran memiliki beberapa jenis, yaitu (a) media visual, (b)
media audio, (c) media audio visual, (d) multimedia, dan (e) media
realia. Setiap jenis media pembelajaran memiliki bentuk dan cara
penyajian yang berbeda-beda dalam pembelajaran audio visual.
6. Pemilihan Media Pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam proses
pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar siswa sehingga
dapat digunakan secara tepat untuk mendukung pencapaian tujuan
12
utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu (a) tujuan pemilihan media, (b) karakteristik
media, dan (c) alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih.
Sementara itu Arsyad (2011: 75-76) mengungkapkan ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media, yaitu (a) sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, (b) tepat untuk mendukung isi
pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi, (c)
praktis, luwes, dan bertahan lama, (d) guru terampil menggunakannya,
(e) pengelompokan sasaran, dan (f) mutu teknis.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum
menggunakan media dalam proses pembelajaran harus memperhatikan
beberapa hal di antaranya, yaitu (a) tujuan pemilihan media, (b)
karakteristik media, (c) kepraktisan, keluwesan dan ketahanan media,
(d) keterampilan guru dalam menggunakan media, (e) pengelompokan
sasaran, dan (f) mutu teknis. Proses penggunaan media pembelajaran
akan lebih efisien apabila guru memperhatikan terlebih dahulu media
pembelajaran yang akan digunakan sebelum menggunakan dalam
proses pembelajaran.
7. Pengertian Media Pembelajaran Audio Visual
Media audio visual merupakan salah satu jenis media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
13
Sementara itu Asra (2007: 5−9) mengungkapkan bahwa media
audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar,
seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide. Sedangkan Rusman (2012: 63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu
media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut
media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah
program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan
program slide suara (sound slide).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media
audio visual merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan
sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contoh media audio visual
adalah film, video, program TV, slide suara (sound slide) dan lain-lain.
8. Karakteristik Media Audio Visual
Pembelajaran menggunakan teknologi audio visual adalah satu cara
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Arsyad (2011:
31) mengemukakan bahwa media audio visual memiliki karakteristik
sebagai berikut.
a. Mereka biasanya bersifat linear.
b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.
c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya.
d. Mereka merupakan gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak.
e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
14
9. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual
Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran
memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media audio
visual. Arsyad (2011: 49−50) mengungkapkan beberapa kelebihan dan
kelemahan media audio visual dalam pembelajaran sebagai berikut.
a. Kelebihan media audio visual:
1) Film dan vidio dapat melengkapi pengalaman dasar siswa. 2) Film dan vidio dapat menggambarkan suatu proses secara
tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika perlu. 3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi film dan
video menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya. 4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat
mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.
6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun homogen maupun perorangan.
7) Film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.
b. Kelemahan media audio visual:
1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
2) Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
3) Film dan vidio yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Dari uaian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan
kelemahan media audio visual yang berupa film dan video bukan
merupakan suatu kendala dalam proses pembelajaran.
10. Langkah-langkah Menggunakan Media Audio Visual
Media pembelajaran audio visual memiliki langkah-langkah dalam
Langkah-15
langkah pembelajaran menggunakan media audio visual adalah sebagai
berikut.
a. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat persiapan yaitu
(1) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) mempelajari
buku petunjuk penggunaan media, (3) menyiapkan dan mengatur
peralatan media yang akan digunakan.
b. Pelaksanaan/Penyajian
Pada saat melaksanakan pembelajaran menggunakan media
audio visual, guru perlu mempertimbangkan seperti (1)
memastikan media dan semua peralatan telah lengkap dan siap
digunakan, (2) menjelaskan tujuan yang akan dicapai, (3)
menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, (4) menghindari kejadian-kejadian yang
dapat mengganggu konsentrasi siswa.
c. Tindak lanjut
Aktivitas ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa
tentang materi yang telah disampaikan menggunakan media audio
visual. Di samping itu aktivitas ini bertujuan untuk mengukur
efektivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang
bisa dilakukan di antaranya diskusi, observasi, eksperimen, latihan
dan tes adaptasi dari Sumarno (2011, Blog.elearning-unesa.ac.id).
16
B. Motivasi dan Hasil Belajar 1. Pengertian belajar
Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia, karena
belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap, baik bagi dirinya maupun orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif
mengalami sendiri. Menurut Hamalik (2011: 27) belajar adalah
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan.
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan satu bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya (Budiningsih, 2004: 20).
Sedangkan menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002: 9)
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya
jadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar maka responnya
menurun. Menurut Syah (2002: 113) belajar merupakan tahapan
perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan pengertian tentang belajar yang dikemukakan, penulis
menyimpulkan belajar adalah suatu proses usaha mencari dan
menemukan hal-hal baru sehingga mengakibatkan perubahan tingkah
laku atau kemampuan yang dicapai seseorang.
2. Pengertian Motivasi dan Fungsi Motivasi
Bayi dan anak-anak mempunyai motivasi untuk belajar dari rasa
17
mengenal dan memahami lingkungan sekitar mereka. Sejalan dengan
pertumbuhannya, ketertarikan dan semangat untuk belajar pada
kebanyakan anak mulai berkurang dan belajar sering menjadi sebuah
beban yang kadang berhubungan dengan kebosanan.
Gray dalam Majid (2013: 307) mendefinisikan motivasi sebagai
sejumlah proses yang bersifat internal atau exsternal bagi seorang
individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dalam hal
melaksanakan kegiatan tertentu. Sedangkan menurut Wexley dan Yukl
dalam Majid (2013: 307) motivasi adalah pemberian atau penimbulan
motif. Banyak sekali para ahli berpendapat bahwa pengertian motivasi
sama saja dengan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti
pendapat Sardiman (2012: 75) motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang ingin dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Selain itu perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu
tujuan yang berpengaruh pada aktivitas. Fungsi motivasi menurut
Sadirman dalam Majid (2013: 309) adalah sebagai berikut.
a) Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya motivasi biasa dijadikan sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
18
Sedangkan menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 26) fungsi
motivasi adalah sebagai berikut.
a) Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik.
b) Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar peserta didik.
c) Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
d) Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran yang lebih bermakna.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri
seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan juga emosi
sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu
dikarenakan adanya tujuan kebutuhan.
3. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Hanafiah (2010: 26) motivasi belajar merupakan
kekuatan, daya dorong, atau alat pembangun kesediaan dan keinginan
yang kuat dari peseta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi belajar dapat timbul
karena faktor instrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan
dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor
19
kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat,
kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga
seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih
giat dan semangat.
Menurut Uno (2007: 23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan
besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Menurut Uno
(2007: 23) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan
dan kebutuhan belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan;
(4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif,
sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
4. Hasil Belajar
Nashar (2004: 77) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.
Lebih lanjut, menurut Kunandar (2013: 62) bahwa hasil belajar adalah
kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar.
Sedangkan menurut Susanto (2011: 277) bahwa hasil belajar yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
20
kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil
belajar siswa kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan belajar anak yang meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Selain itu hasil belajar merupakan suatu
perubahan yang terjadi pada anak dalam proses belajar.
C. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang
dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik
menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,
menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk
memunculkan dinamika dalam pendidikan.
Permendikbud No. 65 tahun 2013 menyebutkan bahwa
karakteristik pembelajaran dalam kurikulum 2013 di antaranya adalah
menggunakan pembelajaran tematik terpadu di jenjang SD dengan
pendekatanscientificdan penilaian autentik.
Menurut Depdiknas dalam Trianto (2011: 147) pembelajaran
tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu jenis/tipe dari
model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada
dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sedangkan
21
dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan
materi beberapa mata pelajaran dalam suatu tema atau topik
pembahasan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
dirancang berdasarkan tema-tema tertentu untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran dalam satu tema atau topik, sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa.
.
2. Strategi Pembelajaran Tematik
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan berbagai kegiatan,
melibatkan penggunaan media dan pengaturan tahapan dan waktu
untuk setiap langkah. Pemilihan strategi pembelajaran paling tidak
didasarkan pada dua argumenttasi. Pertama, startegi yang disusun
didukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran. Kedua,
strategi yang disusun menunjukkan efektivitas dalam membuat siswa
mencapai tujuan pembelajaran (Trianto 2011: 102). Sedangkan
menurut Soli (2003: 56) bahwa strategi pembelajaran adalah pemikiran
dan pengupayaan secara strategi dalam memilih, menyusun,
memobilasi, dan mensinergikan segala cara, sarana/prasarana, dan
sumber daya untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian dalam menentukan strategi pembelajaran
ditentukan pemilihan, dan sedapat mungkin disusun berdasarkan
alasan-alasan yang rasional. Selain itu upaya pemikiran yang disusun
berdasarkan tema-tema dengan menggabungkan beberapa mata
22
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Hernawan, dkk. (2007: 131) pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.
a. Berpusat pada siswa.
b. Memberikan pengalaman langsung.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. e. Bersifat fleksibel.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
Sedangkan menurut Depdiknas dalam Trianto (2010: 91)
pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas yaitu sebagai
berikut.
a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
d) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri khas atau
karakteristik pembelajaran tematik adalah dapat mempermudah dalam
pembelajaran. Selain itu siswa lebih cepat memahami pembelajaran.
4. Prinsip Pembelajaran Tematik
Sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pembelajaran
tematik memiliki prinsip dasar sebagaimana halnya pembelajaran
terpadu. Menurut Sukandi, dkk. dalam Trianto (2009: 84)
pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia
siswa dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Secara umum prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan
23
pembelajaran; (3) prinsip evaluasi; (4) prinsip reaksi. (Trianto, 2009:
85).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bawa prinsip pembelajaran
tematik perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang saling
terkait. Selain itu pengajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan
tujuan kurikulum yang berlaku.
5. Pendekatan Pembelajaran Tematik Saintifik (Scientific Approach) Kurikulum 2013 sudah disahkan dan penerapan untuk beberapa
jenjang pun sudah dimulai di tahun pembelajaran 2013/2014.
Penerapan kurikulum 2013 ini didasari dengan disadarinya bahwa
guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi
siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini
memerlukan peningkatan keterampilan guru melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Skenario untuk
memacu keterampilan guru menerapkan strategi ini di Indonesia telah
melalui sejarah yang panjang. Namun hingga saat ini harapan baik ini
belum terwujudkan juga. Karenanya dalam perancangan kurikulum
baru ini, pemerintah menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific, karena pendekatan ini dianggap lebih efektif hasilnya dibandingkan
pendekatan tradisional.
Fitriani (2013, http://yusrinans.blogspot.com) menyatakan
pendekatan scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan
karakteristik yang ilmiah. Proses pembelajaran yang
24
ranah, yaitu: (1) sikap (afektif), (2) pengetahuan (kognitif), (3)
keterampilan (psikomotor).
Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran
dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,
membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran (menyajikan).
6. Penilaian Pembelajaran Tematik (Autentik) a. Pengertian Penilaian Autentik
Sebagai bentuk implikasi dari penerapan SKL (Standar
Kompetensi Lulusan) maka proses penilaian yang dilakukan oleh
guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif mesti beracuan
kriteria. Guru pada intinya harus mengembangkan penilaian
autentik berkelanjutan yang akan menjamin pencapaian dan
penguasaan kompetensi.
Kunandar (2013: 35) penilaian autentik adalah kegiatan menilai
peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai,
baik proses maupun hasil dengan instrumen penilaian yang
disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar
Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
25
pengolahan informasi tentang hasil belajar peserta didik
berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar.
b. Prinsip-prinsip Penilaian Autentik
Di bawah ini dijelaskan prinsip-prinsip penilaian autentik
menurut Faiq (2013, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com),
yaitu:
a) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah.
b) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
Sedangkan menurut Komalasari (2013: 151-152)
prinsip-prinsip penilaian autentik adalah sebagai berikut.
a) Validitas, melihat apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
b) Reliabilitas, berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. c) Menyeluruh, penilaian dilakukan menyeluruh mencakup
seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar (kognitif, afektif, dan psikomotor).
d) Berkesinambungan, penilaian dilakukan terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi siswa dalam kurun waktu tertentu. e) Objektif, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan
kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
f) Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina siswa agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip penilaian autentik harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap,
26
c. Karakteristik Penilaian Autentik
Faiq (2013, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com)
mengatakan karakteristik penilaian autentik menurut kurikulum
2013 adalah sebagai berikut.
a. Pusat Belajar, penilaian kelas lebih memfokuskan perhatian guru dan siswa pada pengamatan dan perbaikan belajar dari pada pengamatan dan perbaikan mengajar.
b. Partisipasi Aktif Siswa, karena difokuskan pada belajar, maka penilaian kelas memerlukan partisipasi aktif siswa. c. Formatif, pelaksanaan penilaian kelas yang bersifat formatif
mempunyai tujuan untuk memperbaiki mutu hasil belajar peserta didik.
b) Konstektual Spesifik, pelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan khusus bagi guru dan siswa. c) Umpan Balik, penilaian kelas merupakan suatu alur proses
umpan balik di kelas.
d) Berakar kepada praktik mengajar yang baik, penilaian kelas adalah suatu usaha untuk membangun praktik mengajar guru yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran siswa secara lebih sistematik, lebih fleksibel, dan lebih efektif.
Sementara itu Riyanto (2009: 175) mengungkapkan bahwa
karakteristik penilaian autentik adalah sebagai berikut.
a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
b) Biasa digunakan untuk tes formatif maupun tes sumatif. c) Yang diukur adalah keterampilan dan performansi, bukan
mengingat fakta.
d) Berkesinambungan (secara terus menerus). e) Terintegrasi (satu kesatuan yang utuh). f) Dapat digunakan sebagaifeed back.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
penilaian autentik harus berpusat pada siswa, dan dapat menilai
siswa yang berbeda kemampuan. Selain itu siswa dapat berfokus
pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, dan bekerja
27
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas sebagai berikut “Apabila dalam pembelajaran tematik
menggunakan media audio visual dengan langkah-langkah yang tepat,
maka motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV Zulkifli SD
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research (Wardhani, dkk. 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dipilih
dan berkolaborasi dengan guru kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah
Metro Pusat. Berikut tahapan daur siklus dalam penelitian tindakan kelas.
Gambar 3.1 Alur siklus PTK Modifikasi dari Wardhani, dkk. (2007: 2.4) Perencanaan I
Refleksi I Siklus I Pelaksanaan I
Siklus II Perencanaan II Pengamatan I
Perencanaan II
Pengamatan II Refleksi II
Siklus III Perencanaan III
Refleksi III Perencanaan III
Pengamatan III
29
B. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah Metro
Pusat Kota Metro. Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1 Kota Metro.
b. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2013/2014 selama lima bulan, yaitu bulan Februari sampai
dengan bulan Juni 2014 dimulai dari tahap persiapan hingga
penyusunan laporan hasil penelitian.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV Zulkifli SD
Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro dengan jumlah 36 siswa terdiri
dari 13 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dengan cara tes dan nontes.
a. Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai
siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan media
audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Nontes, dilakukan dengan mengobservasi motivasi siswa dan kinerja
guru dalam proses pembelajaran audio visual.
E. Sumber Data
Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
30
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang berbentuk skor
(angka).
F. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan,
berupa:
a. Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang oleh peneliti yang
berkolaborasi dengan guru kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah
Metro Pusat. Lembar observasi ini digunakan untuk mengobservasi
data mengenai motivasi belajar siswa dan kinerja guru selama
penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik melalui kegiatan
audio visual.
b. Tes, digunakan untuk menjaring data-data siswa mengenai
peningkatan kemampuan dalam pembelajaran tematik melalui media
audio visual pada kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis
kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang
menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara
kontekstual dan mendalami sesuai dengan permasalahan penelitian,
yaitu data motivasi belajar siswa, kinerja guru, dan interaksi
pembelajaran yang bersumber dari data observasi.
31
N= 100
Keterangan :
N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap
Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)
Aspek motivasi dalam kegiatan pembelajaran A = Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran B = Semangat antusias siswa dalam mengerjakan soal C = Tanggung jawab siswa mengerjakan soal
D = Bekerja sama dalam diskusi kelompok E = Menyelesaikan soal
(Adaptasi dari Sudjana, 2011:61)
Tabel 3.1 Lembar observasi motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
Tabel 3.2 Kriteria penilaian observasi motivasi siswa Nilai angka Nilai mutu Indikator
5 Sangat baik Siswa benar-benar menunjukkan
aspek seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan.
4 Baik Siswa selalu menukjukkan aspek
seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan tetapi belum sepenuhnya dilakukan
3 Cukup Siswa menunjukkan kecenderungan
dalam aspek
32
seperti yang dituliskan dalam pernyataan
1 Sangat Kurang Jika siswa tidak menunjukkan aspek
seperti yang dituliskan dalam pernyataan
(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)
Tabel 3.3 Kategori motivasi
(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)
b. Persentase sikap belajar setiap siswa digunakan rumus sebagai
berikut.
N= 100
Keterangan :
N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap
Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)
33
Tabel 3.5 Kriteria penilaian observasi sikap siswa
Kriteria Baik
34
c. Analisis kinerja guru digunakan dengan rumus:
NP= 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap
Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)
Tabel 3.7 Lembar kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran
No Aspek yang diamati Skor
I Pra pembelajaran
1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5
II Membuka pelajaran
1. Melakukan apersepsi 1 2 3 4 5
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan)
1 2 3 4 5
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penugasan materi pembelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 5
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 1 2 3 4 5
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
1 2 3 4 5
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
1 2 3 4 5
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5
4. Menguasai kelas 1 2 3 4 5
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 5
6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
1 2 3 4 5
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.
1 2 3 4 5
C. Pemanfaatan media audio visual 1. Persiapan
a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran 1 2 3 4 5
b. Menyiapkan lembar kerja siswa 1 2 3 4 5
c. Menyiapkan dan mengatur peralatan media yang akan
digunakan
1 2 3 4 5
2. Pelaksanaan/penyajian
a. Memastikan media dan semua peralatan telah lengkap
dan siap digunakan
1 2 3 4 5
b. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai 1 2 3 4 5
c. Menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa selama
proses pembelajaran berlangsung
35
d. Menghindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu
konsentrasi siswa
1 2 3 4 5
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5
3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5
4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4 5
5. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar 1 2 3 4 5
E. Penilaian proses dan hasil belajar (evaluasi)
1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4 5
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5
F. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 3 4 5
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5
IV Penutup
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5
2. Melaksanakan tindak lanjut 1 2 3 4 5
SKOR TOTAL IPKG Nilai
Kategori
Tabel 3.8 Kriteria penilaian kinerja guru
Nilai angka Nilai mutu Indikator
5 Sangat baik Dilaksanakan dengan sangat baik oleh
guru, guru terlihat professional
4 Baik Dilaksanakan dengan baik oleh guru,
guru terlihat menguasai.
3 Cukup Dilaksanakan dengan cukup oleh guru,
guru terlihat cukup menguasai
2 Kurang Dilaksanakan dengan kurang oleh guru,
guru terlihat kurang menguasai
1 Sangat kurang tidak dilaksanakan oleh guru, guru
terlihat tidak menguasai.
(Modifikasi dari Poerwanti (2008:7.8)
Tabel 3.9 Kategori guru mengajar berdasarkan perolehan nilai
No Rentang Nilai Kategori
(Adaptasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)
d. Persentase psikomotor belajar setiap siswa digunakan rumus
sebagai berikut.
36
Keterangan :
N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap
Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)
Tabel 3.10 Lembar psikomotor sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran
Tabel 3.11 Kriteria penilaian observasi psikomotor siswa Nilai angka Nilai mutu Indikator
5 Sangat baik Siswa benar-benar menunjukkan
aspek seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan.
4 Baik Siswa selalu menukjukkan aspek
seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan tetapi belum sepenuhnya dilakukan
3 Cukup Siswa menunjukkan kecenderungan
dalam aspek
2 Kurang Siswa kurang menunjukkan aspek
seperti yang dituliskan dalam pernyataan
1 Sangat Kurang Jika siswa tidak menunjukkan aspek
seperti yang dituliskan dalam pernyataan
(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)
Tabel 3.12 Kategori psikomotor
No Rentang Nilai Kategori
37
2 21-4 Kurang
3 41-60 Cukup
4 61-80 Baik
5 81-100 Sangat Baik
(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar
kognitif siswa dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru
menggunakan media audio visual. Analisis kuantitatif diperoleh dari
hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I. siklus II dan siklus III.
Tabel 3.13 Data hasil belajar kognitif peserta didik
No. Nama
Nilai siswa per siklus
Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Ket. Nilai Ket. Nilai Ket.
1.
a. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif diperoleh dengan rumus:
x = x N
Keterangan:
=Nilai rata-rata yang dicari
x =Jumlah nilaiN =Aspek yang dinilai
(Adopsi dari Muncarno, 2009:15)
b. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
P = siswa yang tuntas belajar
38
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini
digunakan utntuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus
selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan
pembelajaran.
Tabel 3.14 Kriteria ketuntasan belajar siswa dalam persen (%)
No. Tingkat Keberhasilan Keterangan
1. 86–100 Sangat Tinggi
2. 71–85 Tinggi
3. 56–70 Sedang
4. 41–55 Rendah
5. 26–40 Sangat Rendah
(Adopsi dari Aqib, dkk 2009: 41)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus. Siklus
ini tidak hanya berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga
mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran tematik di kelas
dapat tercapai. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok,
yaitu:
a. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan pembelajaran yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi
belajar
b. Tindakan (action) adalah pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar.
c. Pengamatan (observation) adalah pengamatan terhadap motivasi siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi
39
Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik melalui media
audio visual terdiri dari tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III
yang setiap siklusnya terdiri dari empat kegiatan langkah, yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi(reflection) dalam Wardhani, dkk. (2007: 2.4)
I. Urutan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
1. Perencanaan (planning)
1) Menetapkan materi pokok yaitu tema, subtema, dan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Tema yang dipilih indahnya negeriku, subtema 3
indahnya peninggalan sejarah, dan pembelajaran 1 dan 2.
2) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan diterapkan di kelas
sebagai tindakan pada siklus I.
3) Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4) Mata pelajaran apa yang akan dipadukan.
a. Pembelajaran 1 (bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Matematika).
b. Pembelajaran 2 (bahasa Indonesia, dan IPA).
2. Pelaksanaan (acting) 1) Kegiatan Awal
a. Guru memasuki ruang kelas dan memerintahkan ketua kelas untuk
memimpin doa.
b. Guru memberi salam dan dilanjutkan dengan mengapsen siswa.
c. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan
40
2) Kegiatan Inti
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang
disampaikan dengan menggunakan media audio visual.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
ataupun memberikan tanggapan dari penjelasan yang disampaikan.
c. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
d. Guru memberikan tugas berupa LKS.
e. Siswa menjelaskan hasil mengerjakan KLS
3) Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
b. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum
dipahami oleh siswa.
c. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru meminta salah satu siswa
untuk memimpin teman-temannya berdoa.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah kinerja guru dan
motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang
disiapkan meliputi lembar observasi tentang aktivitas guru dalam
pelaksanaan tindakan dan motivasi siswa untuk melihat peningkatan siswa
41
4. Refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas
sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh penulis baik
itu kelebihan ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.
Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka
akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua.
Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus pertama perlu
dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam
melaksanakan pembelajaran yang akan datang.
Siklus II
1. Perencanaan (planning)
1) Menetapkan materi pokok yaitu tema, subtema, dan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Tema yang dipilih indahnya negeriku, subtema 3
indahnya peninggalan sejarah, dan pembelajaran 3 dan 4.
2) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan diterapkan di kelas
sebagai tindakan pada siklus II.
3) Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4) Mata pelajaran apa yang akan dipadukan.
a. Pembelajaran 3 (bahasa Indonesia, IPS, Matematika, dan PKn).
b. Pembelajaran 4 (bahasa Indonesia, dan IPA).
2. Pelaksanaan (acting) 1. Kegiatan Awal
a. Guru memasuki ruang kelas dan memerintahkan ketua kelas untuk
42
b. Guru memberi salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan
mengabsen siswa.
c. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan kepada
siswa mengenai tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang
disampaikan dengan menggunakan media audio visual.
b. Guru merangsang siswa untuk bertanya mengenai topik yang
disajikan dalam media tersebut.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
ataupun memberikan tanggapan.
d. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
e. Guru memberikan tugas berupa LKS.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
b. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum
dipahami siswa
c. Guru memimta salah satu siswa untuk memimpin teman-temannya
berdoa.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersama dengan pelaksanaan
tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah kinerja guru dan motivasi
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat
43
lembar observasi tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan dan
motivasi siswa untuk melihat peningkatan siswa dalam mengerjakan tugas.
4. Refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas
sesuatu yang terjadi dalam siklus kedua yang dilakukan oleh penulis baik
itu kelebihan ataupun kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran
berlangsung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses
pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan
untuk siklus kedua. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus
pertama perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan
contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.
Siklus III
1. Perencanaan (planning)
1) Menetapkan materi pokok yaitu tema, subtema, dan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Tema yang dipilih indahnya negeriku, subtema 3
indahnya peninggalan sejarah, dan pembelajaran 5 dan 6.
2) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan diterapkan di kelas
sebagai tindakan pada siklus II.
3) Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4) Mata pelajaran apa yang akan dipadukan.
a. Pembelajaran 5 (bahasa Indonesia, Matematika).
b. Pembelajaran 6 (bahasa Indonesia, Matematika).
2. Pelaksanaan (acting) 1. Kegiatan Awal
a. Guru memasuki ruang kelas dan memerintahkan ketua kelas untuk