KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2014/2015 Oleh
IYUL SANDI
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tema sehat itu penting melalui metode bermain peran SDN 3 Negeri Sakti Gedongtataan Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015.
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa, kinerja guru pada proses pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tema sehat itu penting. Hal ini ditunjukan data dimana pada siklus I rata-rata nilai sikap 61,33% dan siklus II rata-rata nilai sikap 82%. Nilai pengetahuan siklus I rata-rata 69,33% dan siklus II rata-rata nilai pengetahuan 80%. Nilai keterampilan siklus I rata-rata 70% dan siklus II rata-rata nilai keterampilan 88%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 67,33 sedangkan pada siklus II 81,33 Hasil belajar siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan.
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan,dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada
1. Ayahanda Hamid (alm) dan Ibunda Maliyah (alm)
2. Abang dan Kakakku terima kasih atas segala bantuan, dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
Katakanlah kepada Allah jika kamu
mempunyai masalah
dan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar Tema Sehat itu penting Melalui Metode Bermain Peran Siswa
Kelas V SDN Negeri Sakti Gedongtataan Pesawaran TP 2014/2015”
diselesaikan.
Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
3. Dr. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD yang telah memberikan ijin penelitian
4. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.
yang telah memberi ijin penelitian.
8. Semua Dewan Guru SDN 3 Negeri Sakti Pesawaran atas kerjasama dan bantuannya.
9. Masrida, S.Pd selaku teman sejawat terima kasih atas kerja samanya 10. Almamaterku tercinta Universitas Lampung
Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga skripsi ini terselesaikan. Akhir kata, penulis ucapkan Alhamdu lillaahi
rabbil’aalamiin.
Pesawaran, Nopember 2014
HALAMAN JUDUL……….. ii
ABSTRAK……….. iii
HALAMAN PERSETUJUAN……… iv
HALAMAN PENGESAHAN………. v
PERSEMBAHAN……… vi
MOTTO……….. vii
RIWAYAT HIDUP……… viii
SANWANCANA……… ix
DAFTAR ISI……… xii
DAFTAR TABEL…..………. xiv
DAFTAR GAMBAR………. xv
DAFTAR LAMPIRAN……… xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah.……….. 1
B. Identifikasi Masalah……… 3
C. Pembatasan Masalah……….. 4
D. Rumusan Masalah ………. 4
E. Tujuan Penelitian……… 4
F. ManfaatPenelitian……….. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar………. 6
B. HasilBelajar……… 7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ……… 17
B. Lokasi Penelitian………. 17
C. Prosedur Penelitian……….. 17
D. Teknik Pengumpulan Data……… 19
E. Analisis Data……… 22
F. Indikator …………..……… 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I……….. ………. 24
B. Hasil Penelitian Siklus II………. 31
C. Pembahasan ………. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 44
B. Saran……… 45
1. Tabel Rata-rata Hasil Belajar……… 3
2. Langkah-langkah Pembelajaran Saitifik……… 11
3. Lembar Penilaian Sikap……… 20
4. Lembar Penilaian Pengetahuan……… ……… 20
5. Lembar Penilaian Keterampilan……… 20
6. Instrumen Penilaian Kinerja Guru …………..……… …… 21
7. Hasil Penilaian Sikap Siklus I……… 27
8. Hasil Penilaian Pengetahuan Siklus I ……… ……… 28
9. Hasil Penilaian Keterampilan Siklus I ……… 29
10. Kinerja Guru Siklus I..……….……….. 30
11.Hasil Penilaian Sikap Siklus II……… 33
12.Hasil Penilaian Pengetahuan Siklus II ……… ……… 34
13.Hasil Penilaian Keterampilan Siklus II ……… 35
14. Kinerja Guru Siklus II..……….……….. 37
15.Rekapitulasi Penilaian Sikap ……… 39
16.Rekapitulasi Penilaian Pengetahuan ……… ……… 40
17.Rekapitulasi Penilaian Keterampilan ……… 41
Lampiran Halaman
1. Surat Ijin Penelitian dari Dekan FKIP……… 47
2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian……… 48
3. Surat KeteranganTeman Sejawat………. 49
4. Pemetaan Standar Isi……….. 50
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………. 51
6. Lembar Kerja Siswa Siklus I……… 55
7. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I……… 56
8. Kunci Jawaban Siklus I……….. 57
9. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I……… 58
10. Hasil Penilaian Sikap Siklus I……… 59
11. Hasil Penilaian Pengetahuan Siklus I…… ………. 60
12. Hasil Penilaian Keterampilan Siklus I……… 61
13. Lembar Kinerja Guru Siklus I………. 62
14. Pemetaan Standar Isi……….. 64
15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………. 65
16. Lembar Kerja Siswa Siklus II……… 69
17. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I……… 70
18. Kunci Jawaban Siklus II……….. 71
19. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I……… 72
20. Hasil Penilaian Sikap Siklus II……… 73
21. Hasil Penilaian Pengetahuan Siklus II…… ………. 74
22. Hasil Penilaian Keterampilan Siklus II ……… 75
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan Trianto (2009: 17).
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran keberhasilan siswa merupakan harapan setiap guru dan orang tua. Semua guru atau siswa pasti selalu mengharapkan agar setiap proses belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan, siswa pun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
pembelajarannya, agar masalah-masalah kesulitan belajar siswa dapat diatasi, sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
Banyak faktor yang menyebabkan siswa kurang mampu memahami pembelajaran tematik, siswa kurang memahami penjelasan guru, guru kecenderungan hanya memberikan keterampilan berbicara secara teoritis, kurang pada praktik, kegiatan pembelajaran yang diberikan guru masih secara klasikal, yang menyebabkan siswa menjadi bosan, kalaupun memberikan kegiatan praktik hanya berpaku pada latihan-latihan yang ada pada buku saja, kemudian guru memberi penilaian.
Anak usia Sekolah Dasar (SD) pada umumnya berada dalam rentang usia 6-11 tahun atau 10-12 tahun. Usia anak setelah mencapai 10 tahun, anak berada pada masa moral relativis. Relativis moral diartikan menggantikan moral yang kaku. (Piaget dalam Trianto. 2009: 14).
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pengajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Hal ini disebabkan karena anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda baik intelektual, psikologis, dan biologis.
dihitung secara klasikal siswa yang tuntas hanya 27% dari seluruh siswa. Siswa banyak yang ribut pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi terganggu. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Rerata Hasil Ulangan Harian Tematik Semester Ganjil Siswa Kelas V
No Kreteria Rentang Nilai Banyaknya Siswa
Persentase (%)
1 Baik ≥70 4 27
2 Cukup 59-69 5 33
3 kurang ≤59 6 40
Jumlah 15 orang 100
Sumber Nilai Ulangan Harian Tematik Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014
Untuk memotivasi belajar siswa agar lebih aktif peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran bermain peran, hal ini diharapkan akan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pembelajaran tematik khususnya di kelas V SDN 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Indentifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, teridentifikasi masalah sebagai berikut.
1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran tematik sehingga proses pembelajaran pasif.
2. Siswa banyak yang ribut pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi terganggu.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini akan membahas masalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui penerapan metode pembelajaran bermain peran di kelas V SDN 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa kelas Vdengan penerapanmetode
pembelajaran bermain peran?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas V dengan penerapan metode pembelajaran bermain peran?
3. Bagaimana kinerja guru setelah penerapan metode pembelajaran bermain peran dikelas V SDN 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tematik melalui model pembelajaran bermain peran siswa kelas V SDN 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
2. Unruk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik melalui model pembelajaran bermain peran siswa kelas V SDN 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peserta didik
Memperluas pengetahuan siswa dalam penerapan model pembelajaran bermain peran 2. Bagi Guru
Membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
4. Bagi Peneliti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi
belajar mengajar”(Sardiman, 2001: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
“Kegiatan belajar/aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan,
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya (Rosalia, 2005: 4)
Slameto (2003: 2) aktivitas belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya.
Dari beberapa pendapat di atas aktivitas belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Jadi aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas dalam penelitian ini meliputi: a) Memperhatikan penjelasan guru, b) Mengumpulkan tugas tepat waktu, c) Menjawab pertanyaan guru dengan benar, d) Berani mengemukakan pendapat.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. (Hamalik. 2011: 30-34).
Ada 3 teori tentang hasil belajar, yaitu:
1. Teori Disiplin Formal (The formal Discipline Theory), yaitu teori yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi dapat diperkuat dengan latihan-latihan akademis.
2. Teori Unsur-unsur yang Identik (The Indentical Elements Theory), yaitu teori yang terjadi di antara situasi atau dua kegiatan yang terdapat unsur-unsur yang bersamaan (identik).
3. Teori Generalisasi (The Generalization Theory), yaitu teori yang menekankan pada kompleksitas dari apa yang dipelajari, yang menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman lain.
Sudjana (2005: 22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Djamarah (2001: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.
Dari beberapa pengertian di atas hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya yang meliputi perubahan pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu.
C. Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu a. Fungsi Pembelajaran Tematik Terpadu
b. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topic tertentu
2. Mempelajarai pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pembelajaran dalam tema sama
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam 4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik
5. Lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata 6. Lebih merasakan manfaat dan dan makna belajar
7. Guru dapat menghemat waktu
8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi. (Unifa Rosyidi, 2014: 16)
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu a. Berpusat pada anak
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak
c. Pemisahan antar muatan pembelajaran tidak begitu jelas d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran
e. bersifat luwes
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat.
2. Pendekatan Saintifik
Pembelajaran Tematik Terpadu (PTT) pertama kali dikembangkan pada tahun 1970-an. Belakangan PTT diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif karena mampu mewadahi secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. PTT pertama kali dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta, anak-anak cerdas, program perluasan belajar, dan peserta didik yang belajar cepat. Unifah Rosyidi (2014: 15)
Pendekatan scientific dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah. Permendikbud Nomor 81A/2013
Menurut Daryanto (2013: 31) pendekatan scientific merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengkaitkan atau memadukan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.
Berdasarkan pendapat di atas pendekatan scientific merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang meliputi pengamatan, bertanya, percobaan, mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan menciptakan.
Langkah-langkah pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengarkan, dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat disiplin, taat aturan, kerja keras Mengkomunikas
ikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengumpulkan
pendapat dengan singkat dan jelas dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
3. Penilaian Autentik
a. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata diluar lingkungan sekolah. Daryanto (2014: 48)
khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni, ilmu pengetahuan, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran. Kemendikbud (2014: 33)
b. Jenis Penilaian Autentik
Menurut Unifah Rosyidi (2014: 35) jenis menilaian autentik dibagi menjadi tiga yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
1. Penilaian Sikap
Menurut Unifah Rosyidi (2014: 35) penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Penilaian sikap merupakan penilaian terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan.
a. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku pengamatan.
b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
c. Penilaian Antar teman
d. Jurnal Catatan Guru
Jurnal catatan guru merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang terkait dengan sikap dan perilaku.
2. Penilaian Pengetahuan
Aspek penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan cara: tes tertulis, tes lisan dan penugasan.
a. Tes Terulis
Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
3. Penilaian Keterampilan
Aspek penilaian keterampilan antara lain a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
c. Penilaian Portopolio
Penilaian portopolio merupakan penilaian dengan mengumpulkan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.
D. Metode Pembelajaran Bermain Peran 1. Bermain Peran
Model pembelajaran bermain peran yang dikembangkan oleh George Shaffel, merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa menemukan jati dirinya dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat, dalam memecahkan masalahnya dengan bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain peran siswa dapat menyadari adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu perilaku orang lain Rumiati (2008: 5.5).
Menurut Sagala (dalam Taniredja, 2011: 39) bermain peran adalah metode pembelajaran yang menyajikan bahan pembelajaran dengan mempertunjukan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan metode pembelajaran bermain peran adalah metode pembelajaran yang menyajikan bahan pembelajaran dengan mempertunjukan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial.
2. Langkah-langkah Bermain Peran
Langkah-langkah bermain peran menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 45) a. Menentukan topik dan tujuan bermain peran
b. Guru memberikan gambaran situasi yang akan di perankan
c. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peran-peran yang akan dimainkan, pengaturan ruang, pengaturan alat, dan sebagainya
d. Pemilihan pemegang peran
e. Guru memberikan peran yang akan dilakukan
f. Guru memberikan kesempatan siswa mempersiapkan diri kepada kelompok dan pemegang peran
g. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Bermain Peran
1. Kelebihan Model Pembelajaran Bermain Peran
a. Melatih siswa untuk memahami dan mengingat bahan yang akan diajarkan b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan kreatif
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerimah dan membagi tanggung jawab dengan sesama
f. Bahasa dari siswa dapat diubah menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
2. Kelemahan Model Pembelajaran Bermain Peran
a. Siswa yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang aktif
b. Banyak memakan waktu, persiapan, pemahaman isi bahan pelajaran, dan pelaksanaan pertunjukan
c. Memerlukan tempat yang cukup luas
d. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton Sagala (dalam Taniredja, 2011: 41)
E. Hipotesi Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru sebagai peneliti dan siswa yang diteliti yaitu siswa kelas V SDN 3 Negeri Sakti sebanyak 15 siswa yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan, yang beralamat di Jalan A Yani Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran dilakukan pada semester ganjil pada bulan September- Nopember Tahun Pelajaran 2014/2015.
C. Prosedur Penelitian
Dan seterusnya
Gambar 3.1 tahap-tahap PTK, Arikunto (2010: 137)
a. Perencanaan
Menyusun rancangan pembelajaran dan menyusun lembar kerja siswa, lembar aktivitas siswa dan aktivitas guru.
b. Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan peneliti dengan mengamati aktivits siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang diambil dari lembar aktivitas siswa.
Refleksi
Refleksi
Pengamatan Siklus II
Perencanaan Pengamatan Siklus I
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap siswa yang meliputi kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil belajar dan pengamatan aktivitas siswa, untuk menentukan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan selanjutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui perangkat tes dan non tes. a. Non-tes
Tabel 3.1 Lembar Penilaian Sikap
Tabel 3.2 Lembar Penilaian Pengetahuan
No Nama Skor Penilaian Pengetahuan Jumlah Rata-rata Kreteria Tes Tertulis Penugasan
Tabel 3.3 Lembar Penilaian Keterampilan
Tabel 3.4 Lembar Indeks Penilaian Kinerja Guru
No Aspek yang Diamati
Skor
1 2 3 4
I Pra-Pembelajaran
1.Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa
Jumlah
II Membuka Pembelajaran 1. Memberipre-test
2.Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan kegiatan serta memotivasi siswa
3. memberi motivasi Jumlah
III Kegiatan Inti Pembelajaran A.Penguasaan Materi
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar Jumlah
B Model Pembelajaran Bermain Peran 1. Pembagian Kelompok secara hiterogen
2. Pemberian tugas pada masing-masing kelompok 3. Membimbing siswa bermain peran
4. Membimbing sikap siswa pada saat bermain peran 5.Membimbing siswa memberi tanggapan kelompok yang maju
Jumlah
C Media Pembelajaran
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam bermain peran
2. Pesan yang dimuat dalam bermain peran jelas 3. Media rancangan guru
4. Relevan dengan pesan yang akan disampaikan 5. Melibatkan siswa dalam penggunaan media 6.Terbaca dan mudah dipahami
kompetensi Jumlah IV Penutup
1. Menyimpulkan bersama siswa
2.Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
3. menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 4.Melaksanakan tindak lanjut
Jumlah
Jumlah Skor IPKG Nilai
Tes
Tes dilakukan dengan melaksanakan kegiatan evaluasi/ulangan dengan menggunakan instrument tes berupa pertanyaan dalam bentuk essay sesuai dengan materi yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran.
E. Analisis Data
1. Penilaian sikap siswa dinyatakan dengan rumus sebagai berikut. Jumlah Skor
PS = X 100
Skor Maksimal PS = Penilaian Sikap
2. Penilaian pengetahuan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut. Jumlah Skor
PP = X 100
3. Penilaian keterampilan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut. Jumlah Skor
PK = X 100
Skor Maksimal PK = Penilaian Keterampilan
4. Penilaian kinerja guru dinyatakan dengan rumus Jumlah Skor
KG = X 100
Skor Maksimal KG = Kinerja Guru
5. Tes yang diberikan berbentuk essay yang dinyatakan dengan rumus
Jumlah Jawaban Benar
NS= X 100
Jumlah Skor
F. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan didasarkan kepada pencapaian kemampuan peserta didik untuk membangun pengetahuan yang difasilitasi guru. Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika.
1. Persentase sikap minimal 75%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I 1. Perencanaan
Pada tahapan perencanaan ini dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses pebelajaran sebelum tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan identifikasi masalah pada proses pembelajaran maka diambil tindakan pemecahan masalah dengan menggunakan metode bermain peran. Langkah selanjutnya adalah guru mempersiapkan perangkat pembelajaran antara lain:
1. Membuat Pemetaan Kompetensi Dasar
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), termasuk materi pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3. Musyawarah dengan observer membahas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4. Menyiapkan pedoman observasi kegiatan belajar siswa, pedoman kinerja guru, alat
evaluasi berupa penilaian aktivitas siswa, penilaian sikap, penilaian keterampilan, hasil belajar, dan dokumentasi.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 3 Nopember 2014 dihadiri 15 orang siswa. Siswa berbaris di depan kelas, ketua kelas menyiapkan barisan, setelah itu satu-persatu siswa memasuki kelas, diikuti guru dan guru mitra. Guru meminta ketua kelas memimpin doa. Guru memberi salam dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa, kesiapan ruangan, memeriksa kesiapan siswa. Guru bertanya kepada Sela dimana rumahnya, apa saja yang dilalui Sela hingga sampai di sekolah. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Anak-anak, siapa yang yang tahu, kita tinggal di kabupaten apa? Al mengangkat tangan, Pesawaran. Siswa diminta mengamati peta Provinsi Jawa Tengah dan meminta siswa mengamati tempat/daerah-daerah yang ada dipeta Jawa Tengah berdasarkan titik koordinatnya. Selama kegiatan berlangsung guru memandu siswa yang membutuhkan penjelasan. Memotivasi siswa belajar lebih lanjut menentukan letak suatu daerah berdasarkan titik koordinat.
Kemudian guru membagi siswa menjadi 4 kelompok tiap kelompok 3-4 orang siswa. Siswa diminta mendiskusikan cara membaca naskah drama dengan intonasi yang tepat. Sebelum siswa berdiskusi, siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Siswa dan guru bertanya jawab, mengenai wacana. Selama siswa berdiskusi, guru dan guru mitra mengambil penilaian sikap dan keterampilan.
Setelah semua kelompok bermain peran, guru mengadakan evaluasi. Siswa diminta untuk menggambarkan letak rumah masing-masing yang dilengkapi dengan tempat-tempat penting yang ada di sekitar rumah mereka. Siswa membuat gambar mengenai peta lingkungan tempat tinggal mereka. Guru membimbing siswa berkreasi dalam menggambar. Pada saat evaluasi siswa tidak diperbolehkan untuk bertanya kepada kelompoknya. Siswa secara individu menyelesaikan tugas tersebut. Siswa yang telah menyelesaikan tugasnya diperbolehkan mengumpulkan jawaban.
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari pementasan drama membuat rangkuman. Memberikan penghargaan coklat dan tepuk tangan yang meriah terhadap Al, An, dan Wl karena aktif dalam pembelajaran. Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan, merencanakan pokok bahasan untuk pertemuan berikutnya. Setelah bel berbunyi guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
3. Pengamatan Siklus I
a. Hasil Pengamatan Sikap Siswa
kegiatan masing-masing. Siswa merasa segan untuk bertanya dan mengajukan pertanyaan. Siswa merasa takut untuk menyampaikan pendapat dan ketidak tahuan mereka. Pertanyaan guru didominasi oleh jawaban siswa yang pintar.
Hasil pengamatan sikap siswa dengan tema berbagai pekerjaan dengan menggunakan metode bermain peran dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus I Tema Sehat Itu Penting
No Aktivitas Siklus I
Jumlah % Kategori
1 Peduli 36 60 Cukup
2 Tekun 40 67 Cukup
3 Teliti 34 57 Cukup
Jumlah 110
Rata-rata 61,33
Kategori Cukup
Sumber data olahan
Sikap siswa pada siklus I belum mencapai indikator yang ditentukan. Siswa dengan aspek peduli jumlah skor 36 atau 60% kategori cukup, siswa dengan aspek tekun jumlah skor 40 atau 67% kategori cukup, dan siswa dengan aspek teliti jumlah skor 34 atau 57% kategori cukup. Jumlah penilaian sikap siswa pada siklus I 110 atau 61,33% kategori cukup. Untuk lebih jelasnya penilaian sikap siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.1 Penilaian Sikap Siswa Siklus I
Tabel 4.2 Hasil Belajar Penilaian Pengetahuan Siswa Siklus I Tema Sehat Itu Penting
Penilaian pengetahuan siswa pada siklus I belum mencapai indikator yang ditentukan. Siswa dengan kreteria baik 5 orang atau 33.33%, Siswa dengan kreteria cukup 4 orang atau 26.66%, Siswa dengan kreteria kurang 6 orang atau 40.018%, Rata-rata penilaian pengetahuan siswa pada siklus I dengan jumlah 2080, rata-rata 69.33 kategori cukup. Untuk lebih jelasnya penilaian pengetahuan siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.2 Penilaian Pengetahuan Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I Tema Sehat Itu Penting
No Aktivitas Siklus I
Jumlah % Kategori
1 Mengemukakan pendapat 39 65 Cukup baik
2 Menjawab pertanyaan dengan benar 43 88 Baik 3 Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan
35 58 Cukup baik
Jumlah 117
Rata-rata 70
Kategori Cukup
Penilaian keterampilan siswa pada siklus I belum mencapai indikator yang ditentukan. Siswa dengan aspek mengemukakan pendapat jumlah skor 39 atau 65% kategori cukup, siswa dengan aspek menjawab pertanyaan dengan benar jumlah skor 43 atau 88% kategori baik, dan siswa dengan aspek bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan jumlah skor 35 atau 58% kategori cukup. Rata-rata penilaian keterampilan siswa pada siklus I jumlah skor 117 atau 70% kategori cukup. Untuk lebih jelasnya penilaian keterampilan siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.3 Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I
2. Observasi Kinerja Guru
Setelah dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran, maka diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati Siklus I
Skor %
1 Pra pembelajaran 6 50
2 Membuka pelajaran 7 58
3 Kegiatan inti pembelajaran 52 72
4 Penutup 13 81
Jumlah Skor 78
Nilai Kinerja Guru 72,22
Kategori Baik
Proses pembelajaran pada siklus I ini tergolong rendah disebabkan guru dalam tahap penyesuaian terhadap siswa dengan menggunakan metode bermain peran. Pada pra-pembelajaran, guru kurang memperhatikan kesiapan siswa, skor yang diperoleh adalah 6 (50%). Saat membuka pelajaran guru tidak memberikan pre-test, masih kurang dalam menyampaikan tujuan yang akan dicapai, dan kurang memotivasi siswa, sehingga skor yang diperoleh adalah 7 (58%). Pada kegiatan inti guru kurang mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain, pembagian kelompok kurang terorganisir dengan baik, belum membimbing siswa pada pembagian tugas sehingga pada kegiatan inti pembelajaran memperoleh skor 52 (72%). Namun pada kegiatan penutup guru terlihat lebih baik dengan mendapat skor 13 (81%).
3. Refleksi
1. Siswa masih malu dan ragu untuk memerankan tokoh pada naska drama tersebut dikarenakan guru belum maksimal memotivasi siswa.
2. Siswa belum bekerja sama dengan kelompok pada saat bermain peran dikarenakan guru belum memeriksa kesiapan siswa.
3. Bertanya atau mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dan menjawab pertanyaan guru didominasi oleh siswa yang pandai.
4. Guru belum memberikan pre-test sehingga hasil belajar belum mencapai indicator yang ditentukan.
Temuan ini selanjutnya didiskusikan dengan guru mitra. Hasil dari diskusi tersebut diperoleh kesepakatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam siklus II yang meliputi:
1. Memotivasi siswa untuk mau bermain peran
2. Membimbing pembagian tugas pada masing-masing pada saat bermain peran 3. Meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Hasil Penelitian Siklus II 1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan satu kali pertemuan dengan tema sehat itu penting sub tema pentingnya kesehatan diri dan lingkungan. Pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Nopember 2014 pada pukun 07.30-09-30 WIB. Guru dan teman sejawat sudah berada di dalam kelas sebelum bel berbunyi. Siswa berbaris di depan kelas untuk masuk ke ruang kelas.
a. Kegiatan Awal
Guru meminta ketua kelas memimpin doa. Guru memberi salam dilanjutkan memeriksa daftar hadir siswa, kesiapan siswa dan kerapihan siswa. Pada siklus II siswa yang hadir 15 orang. Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik dengan mencoba mengingatkan materi pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus II. Sebelum jam pembelajaran dimulai guru memberikan penghargaan permen dan tepuk tangan yang meriah kepada Bgs, Ek, Wl dengan nilai tertinggi yaitu 80. Sedangkan pemenang kelompok teraktif yaitu kelompok 2 dengan anggota kelompok (And, Ftr, dan Nbl). Setelah itu guru membagi siswa kedalam kelompok baru yang disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa. Pembagian kelompok ini berdasarkan hasil nilai tes pada siklus I yaitu nilai tertinggi, sedang dan rendah.
b. Kegiatan Inti
Setelah semua kelompok memerankan drama, siswa diminta kembali kebangku masing-masing. Siswa diminta untuk mengamati peta provinsi Jawa Tengah berdasarkan titik koordinat dan menentukan letak suatu tempat berdasarkan titik koordinat. Guru memfasilitasi kegiatan dengan menjelaskan garis lintang dan garis bujur. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan, membuat rangkuman. Memberikan penghargaan terhadap siswa yang aktif dalam pembelajaran. Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan, merencanakan pokok bahasan untuk pertemuan berikutnya.
3. Pengamatan
a. Hasil Pengamatan Sikap Siswa
Pada siklus II, kendala-kendala pada siklus I teratasi dengan baik. Hasil pengamatan sikap siswa dengan tema sehat itu penting dengan menggunakan metode bermain peran dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II Tema Sehat Itu Penting
No Aktivitas Siklus II
Jumlah % Kategori
1 Peduli 48 80 Sangat Baik
2 Tekun 50 83 Sangat Baik
3 Teliti 50 83 Sangat Baik
Jumlah 148
Rata-rata 82
Kategori Sangat Baik
Sikap siswa pada siklus II sudah mencapai indikator yang ditentukan. Siswa dengan aspek peduli jumlah skor 48 atau 80% kategori sangat baik, siswa dengan aspek tekun jumlah skor 50 atau 83% kategori sangat baik, dan siswa dengan aspek teliti jumlah skor 50 atau 83% kategori sangat baik. Rata-rata penilaian sikap siswa pada siklus II jumlah skor 148 atau 82% kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya penilaian sikap siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.4 Penilaian Sikap Siswa Siklus II b. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa
Pada siklus II, kendala-kendala pada siklus I teratasi dengan baik. Hasil pengamatan pengetahuan siswa dengan tema sehat itu penting dengan menggunakan metode bermain peran dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Pengetahuan Siswa Siklus II Tema Sehat Itu Penting
Penilaian pengetahuan siswa pada siklus II sudah mencapai indikator yang ditentukan. Siswa dengan kreteria baik 11 orang atau 73.33%, Siswa dengan kreteria cukup 3 orang atau 20%, Siswa dengan kreteria kurang 1 orang atau 6,67%, Rata-rata penilaian pengetahuan siswa pada siklus II dengan jumlah 2400, rata-rata 80 kategori baik. Untuk lebih jelasnya penilaian pengetahuan siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.5 Penilaian Pengetahuan Siswa Siklus II c. Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa
Pada siklus II, kendala-kendala pada siklus I teratasi dengan baik. Hasil pengamatan keterampilan siswa dengan tema sehat itu penting dengan menggunakan metode bermain peran dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Tema Sehat Itu Penting
No Aktivitas Siklus II
Jumlah % Kategori
1 Mengemukakan pendapat 51 85 Sangat Baik
2 Menjawab pertanyaan dengan benar 53 88 Sangat Baik 3 Bertanggung jawab terhadap tugas
Penilaian keterampilan siswa pada siklus II sudah mencapai indikator yang ditentukan. Siswa dengan aspek mengemukakan pendapat jumlah skor 51 atau 85% kategori sangat baik, siswa dengan aspek menjawab pertanyaan dengan benar jumlah skor 53 atau 88% kategori sangat baik, dan siswa dengan aspek bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan jumlah skor 54 atau 90% kategori sangat baik. Rata-rata penilaian keterampilan siswa pada siklus II jumlah skor 158 atau 88% kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya penilaian keterampilan siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.6 Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II 2. Observasi Kinerja Guru
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
No Aspek yang Diamati Siklus II
Skor %
1 Pra pembelajaran 12 100
2 Membuka pelajaran 11 92
3 Kegiatan inti pembelajaran 65 85
4 Penutup 12 75
Jumlah Skor 96
Nilai Kinerja Guru 88,88
Kategori Sangat Baik
Proses pembelajaran pada siklus II guru sudah mampu menguasai kelas dengan baik. Siswa dan guru tidak merasa canggung, sehingga siswa merasa berani untuk bermain peran. Berdasarkan data tabel 4.6 kinerja guru pada siklus II saat pra-pembelajaran yaitu 8 atau 100%, membuka pelajaran 11 dengan persentase 92%, kegiatan inti pembelajaran 65 atau 85% dan penutup 12 dengan persentase 75%. Jumlah skor 96 dengan nilai 88,88 kategori sangat baik.
4. Refleksi
Peningkatan hasil belajar siklus II, merupakan tindakan hasil yang disempurnakan dari siklus I, sehingga membawa pengaruh pada kualitas pembelajaran siswa. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa lebih aktif dalam belajar. Kondisi ini membawa siswa menghasilkan pemahaman yang lebih baik dan nilai yang cukup memuaskan.
Beberapa hal yang menjadi temuan dalam pelaksanaan siklus II adalah:
2. Siswa sudah berkomunikasi saling membantu untuk bermain peran dikarenakan guru memberikan kesiapan siswa sebelum bermain peran.
3. Hasil belajar siswa meningkat dikarenakan guru memberikanpre-test
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis dan hasil penelitian diketahui bahwa terjadi peningkatan sikap, pengetahuan, keterampilan, hasil belajar siswa, dan kinerja guru, dengan tema sehat itu penting dengan menggunakan metode bermain peran yang dilakukan dalam setiap siklusnya. Secara umum siswa telah mencapai indikator pembelajaran dan telah mencapai standar KKM yaitu 65. Untuk mengetahui penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan hasil belajar dan kinerja guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada pembahasan berikut:
1. Sikap Belajar Siswa dalam Penerapan Metode Bermain Peran
Metode bermain peran meningkatkan sikap positif siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi peduli, tekun, dan teliti.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah terjadi peningkatan sikap siswa dengan menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2014/2015.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Penilaian Sikap Siswa No Kategori Sikap
Siswa
Siklus I Siklus II Peningkatan
Skor % Skor % Skor %
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi aktivitas siswa dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.7 Rekapitulasi Sikap Siswa
2. Pengetahuan Siswa dalam Penerapan Metode Bermain Peran
Metode bermain peran meningkatkan pengetahuan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi tes tertulis dan penugasan.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah terjadi peningkatan pengetahuan siswa dengan menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan pengamatan observer tentang pengetahuan siswa melalui penerapan metode bermain peran pada siklus I dan siklus II, dapat dilihat pada tabel rekapitulasi sebagai berikut.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Penilaian Pengetahuan Siswa
No Kategori Sikap Siswa
Siklus I Siklus II Peningkatan
Skor % Skor % Skor %
1 Baik 5 33.33 11 73.33 6 40
2 Cukup 4 26.66 3 20.00 1 6,66
3 Kurang 6 40.01 1 6.67 -5 33,34
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi pengetahuan siswa dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.8 Rekapitulasi Pengetahuan Siswa
3. Keterampilan Siswa dalam Penerapan Metode Bermain Peran
Metode bermain peran meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan dengan benar, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah terjadi peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri Sakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan pengamatan observer tentang keterampilan siswa melalui penerapan metode bermain peran, pada siklus I dan siklus II, dapat dilihat pada tabel rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 4.11 Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Siswa
No Kategori Sikap Siswa Siklus I Siklus II
Skor % Skor %
1 Mengemukakan pendapat 39 65 51 85
2 Menjawab pertanyaan dengan benar 43 88 53 88 3 Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan
35 58 54 90
Jumlah 117 158
% 70 88
Kriteria Cukup Sangat Baik
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi aktivitas siswa dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.9 Rekapitulasi Keterampilan Siswa
4. Kinerja Guru
Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran diamati oleh observer menggunakan lembar kinerja guru dapat berjalan baik dan terjadi peningkatan pada setiap siklus. Data hasil kinerja guru dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Kinerja Guru
No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II Peningkatan
1 Pra pembelajaran 50 100 50
2 Membuka pelajaran 58 92 34
3 Kegiatan inti pembelajaran 72 85 13
4 Penutup 81 75 6
Jumlah Skor 78 96 18
Nilai Kinerja Guru 72,22 88,88 16,66
Kategori Baik Sangat Baik
Kinerja guru pada pra pembelajaran siklus I 50% dan pada siklus II meningkat menjadi 100% atau naik 50%. Membuka pelajaran pada siklus I 58% dan pada siklus II 92 atau naik 34%. Kegiatan inti pembelajaran pada siklus I 72% dan pada siklus II meningkat menjadi 85% atau naik 13%. Kegiatan penutup pada siklus I 81% dan pada siklus II meningkat menjadi 96% atau naik 18%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 4.10 Grafik Kinerja Guru
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan metode bermain peran adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan sikap siswa dengan menggunakan metode bermain peran yang meliputi peduli, tekun, dan teliti, pada siklus I rata-rata 61,33% dan Siklus II rata-rata 82%. 2. Peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan metode bermain peran yang
meliputi mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan dengan benar, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan pada siklus I rata-rata 70% dan Siklus II rata-rata 88%.
3. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode bermain peran menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pada siklus I dengan rata-rata 67,33 dan pada siklus II menjadi 81,33 atau naik 14 poin.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan metode pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.
4. Bagi Peneliti
Dadang, Hermawan. 2011. Penilaian Kinerja Guru.http://hdadanghermawantmp Krwgmail.blogspot.com/2011/01/instrumen-penilaian-kemampuan-guru-Ipkg.html. diakses pada hari kamis, 24 April 2014 pukul 10.55 WIB Daryanto. 2014.Pembelajaran Tematik Terpadu. Yogyakarta. Gava Media
Djamarah, S.B, Zain, Aswan. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2011.Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara Rosalia, 2005.Psikologi Belajar. Yogyakarta. CV Andi Offset
Sardiman. 2001.Aktivitas Belajar. Jakarta. Bumi Aksara
Slameto. 2003. Aktivitas Belajar. Blogspot.com/model-pembelajaran-dan-jenis.html.
Sudjana. 2005.Aktivitas Belajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Taniredja, Tukiran. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung Alfa Beta
Trianto. 2009. Mendesain Model-model Pembelajaran Inofatif Progresif. Jakarta. Nimas Multimas
Unifah, Rosyidi. 2014.Implementasi Kurikulum 2014.Jakarta. Kemendikbud Zaenal, Aqib. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta. Nimas