• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PURWODADI DALAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PURWODADI DALAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PURWODADI DALAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh LYNA KUSTINI

Masalah dalam penelitian adalah hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri I Purwodadi Dalam yang selama ini masih rendah belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 60,Permasalahannya adalah apakah hasil belajar IPA dapat ditingkatkan dengan model Teams Games Tournaments (TGT).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran tipe (TGT).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus,setiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Objek penelitian ini berjumlah 20 orang siswa kelas V SD Negeri 1 Purwodadi Dalam,materi pelajaran adalah sumber daya alam mata pelajaran IPA. Pengambilan data menggunakan metode observasi, tes tulis, serta dokumentasi. Serta analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan persentase (%).

Hasil penelitian melalui pembelajaran model Teams Games Tournaments (TGT) yang diperoleh pada siklus I ke siklus II pada materi sumber daya alam, terjadi peningkatan hasil belajar individu maupun kelompok dan ketuntasan belajar disebabkan karena guru semakin mengoptimalkan pembelajaran. Artinya perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Untuk menerapkan setrategi pembelajaran (TGT) ini diperlukan persiapan yang matang untuk mendapatkan hasil yang optimal.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional

yang disusun dan dilaksanakan di masing–masing satuan pendidikan. Sesuai

dengan amanat Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikandasar dan

menengah mengacu, pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan serta

berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

Pembelajaran IPA yang dimulai dari konsep yang sederhana menuju konsep yang

lebih kompleks, materi yang satu mendasari materi yang lain sehingga hal ini

membawa konsekuensi bahwa kesiapan mental seorang anak dalam belajar IPA

dimulai dari pengusaan materi sebelumnya.

Pembelajaran IPA yang terjadi selama ini adalah pembelajaran yang hanya

menekankan pada perolehan hasil saja dan mengabaikan pada proses, sehingga

siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal dalam bentuk lain. Akibatnya

hasil akan dicapai tidak tahan lama dan anak mudah lupa materi pembelajaran

(3)

lakukan pada pembelajaran IPA, nilai hasil ulangan belajar kelas V SD Negeri I

Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Sari masih rendah. Hal ini dapat dilihat

[image:3.595.164.461.213.316.2]

pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1.Hasil Rata-rata Nilai Ulangan Harian IPA Semester 2 Kelas V SD Negeri 1 Purwodadi Dalam Tahun 2012/2013

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA

dalam tiga kali ulangan harian masih sangat rendah yaitu sebesar 50. Nilai

tersebut belum mencapai KKM yaitu sebesar 60.

Ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat materi disampaikan

sebagian siswa justru mengobrol dengan teman sebangkunya dan ketika

penjelasan materi dilakukan, 13 siswa dari 20 siswa kelas V SD Negeri 1

Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Sari tidak menyimak dan mengikuti

pelajaran. Sedangkan pada saat pemberian tugas kelompok, 6 siswa dari 4

kelompok tidak mengerjakan tugas kelompok dengan baik.

Guru hanya mengajar dengan metode ceramah sedangkan siswa hanya duduk,

diam, mendengarkan, menghafal dan mencatat buku sampai habis sehingga proses

pembelajaran dikelas menjadi monoton atau kurang menarik bagi siswa. Kondisi

seperti ini tidak akan meningkatkan prestasi yang dimiliki peserta didik dalam No Ulangan Ke- Rata-rata nilai

1 I 45

2 II 47

3 III 58

Jumlah 150

(4)

memahami mata pelajaran IPA. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak

akan memuaskan atau jauh dari yang diharapkan.

Dari penyebab masalah tersebut, analisis penyebab ditemukan beberapa faktor

yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa SD Negeri 1 Purwodadi

Dalam Kecamatan Tanjung Sari antara lain dari pihak siswa adalah (1) Kondisi

kelas kurang kondusif, (2) Sajian materi tidak menantang (3) Rendahnya minat

belajar siswa (4) Tidak adanya pujian dan hukuman terhadap siswa. (5)

Kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak fokus

terhadap mata pelajaran mengakibatkan nilai siswa rendah. (6) Kurangnya

memberikan pertanyaan kepada siswa. (7) Tidak memberikan umpan balik

penilaian unjuk kerja (tidak mengembalikan hasil). Pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diharapkan

mampu meningkatkan.

Dengan meningkatkan hasil belajar diharapkan dapat meningkatkan kerjasama

positip antar siswa sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapinya

dan secara tidak langsung dapat memahami materi sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Penggunaan model Teams Games Tournament ini dilakukan

peneliti merupakan cara yang dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

IPA siswa kelas V SD Negeri I Purwodadi Dalam. Untuk mengatasi rendahnya

hasil belajar siswa pada pelajaran IPA ini perlu dilakukan suatu tindakan.

Dari masalah tersebut diatas maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang

(5)

Games Tournament (TGT) Pada siswa kelas V SD Negeri I Purwodadi Dalam

Kecamatan Tanjung Sari Tahun 2012/2013.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut :

1.2.1.Malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam bentuk

kelompok.

1.2.2.Siswa sering main dan bercerita dengan teman sekelompok.

1.2.3.Kemampuan akademik siswa yang heterogen.

1.2.4.Kurang aktif mengerjakan tugas latihan dalam kelompok.

1.2.5.Saat tugas kelompok beberapa siswa tidak mengerti apa yang

dikerjakan oleh kelompoknya.

1.2.6.Nilai IPA dalam tiga kali ulangan harian belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 60.

1.2.7.Metode guru dalam mengajar hanya monoton ceramah dan

mengerjakan tugas latihan saja.

1.3. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu,

“apakah hasil belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan Model

Pembelajaran Teams Games Tournament pada siswa Kelas V SD Negeri 1

(6)

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA

dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournamment (TGT )

dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN 1 Purwodadi Dalam

Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran

2011/2012

1.5. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1.5.1. Sekolah

Manfaat bagi sekolah yaitu dapat lebih meningkatkan cara belajar siswa,

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Program

pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang didukung kebijakan dari sekolah

supaya dapat mengangkat mutu sekolah secara keseluruhan.

1.5.2. Guru

Manfaat bagi guru adalah sebagai bahan masukan dan kajian untuk

memberikan bantuan atau motivasi kepada siswa agar apa yang diberikan lebih

terarah dan lebih baik.

1.5.3. Siswa

Manfaat bagi Siswa adalah dapat berperan serta dan mengerti bahwa

bagaimana cara kerja kelompok, sehinga hasil dari kelompok dapat berjalan

(7)

1.5.4. Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam

menggunakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

1.6. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.6.1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri I Purwodadi

Dalam Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.6.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.6.3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sesuai dengan judul yaitu peningkatan hasil

belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games

tournament (TGT) pada siswa kelas V SD Negeri I Purwodadi Dalam yang

dibatasi pada rendahnya hasil nilai belajar siswa yang kurang aktif dalam

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif

memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai disamping menumbuhkan

tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

TGT digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran dari Matematika, Bahasa

Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam , yang telah digunakan dari kelas dua sekolah

dasar sampai pergurun tinggi.

TGT paling cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran yang dirumuskan

dengan jelas, misalnya pada bidang studi matematika, penggunaan bahasa,

geografi, keterampilan membaca peta, dan fakta-fakta serta konsep IPA.

Pembelajaran didahului dengan penyajian materi pelajaran oleh guru, dan

dilanjutkan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa berupa

lembar kerja siswa (LKS). Kemudian siswa mendiskusikan dan menyelesaikan

pertanyaan-pertanyaan di dalam kelompok masing-masing. Setelah siap

(9)

depan kelas. Kemudian siswa ditempatkan pada meja tournament untuk

melakukan permainan akademik.

Model TGT tidak menggunakan tes individual, tetapi menggantikannya dengan

tournament yang dilakukan terlebih dahulu dengan membentuk kelompok baru.

Pembentukan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa yang

berkemampuan sama dan setiap kelompok dikumpulkan ke dalam satu kelompok

baru. Anggota kelompok baru kemudian menempati meja tournament dan

selanjutnya memulai permainan akademik.

TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa

dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 orang siswa yang

memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru

menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.

Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas

yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila

ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan,

maka anggota kelompok lain bertanggung jawab memberikan jawaban, atau

mengerjakannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai

pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam

permainan akademik siswa-siswa akan dibagi dalam meja-meja tournament,

dimana setiap meja tournament terdiri dari setiap 5 orang yang merupakan wakil

(10)

permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang

sama. Siswa yang dikelompokkan dalam satu meja tournament secara homogen

dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja tournament

kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan

dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat tes dilaksanakan. Skor yang

diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu

kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor

kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa hadiah atau

sertifikat.

Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.

Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur

permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar. Belajar dengan permainan

yang dirancang dalam pembelajaran model TGT memungkinkan siswa dapat

belajar lebih santai disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja

sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Menurut (Wartono, 2004:16)

Menjelaskan dalam Team Games Tournament atau pertandingan permainan tim,siswa memainkan pengacakan kartu dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh poin pada skor tim mereka.Permainan ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka.Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan-pertanyan yang relevan dengan materi pelajaran yang dirancang untuk mengetes kemampuan siswa dari penyampaian pelajaran kepada siswa di kelas. Setiap wakil kelompok akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai tersebut.

(11)

Alberti dalam Slavin, (2009), pembelajaran TGT membawa peningkatan yang

signifikan terhadap hasil belajar. Menurut Johnson dkk dalam Slavin, (2009)

bahwa TGT memberikan pengaruh positif yaitu perolehan yang signifikan

terhadap hasil akademik kelompok lebih besar dibandingkan secara individu.

Langkah-langkah pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:

a. Siswa dibagi dalam kelompok beranggotakan 5-6 siswa secara heterogen.

b. Guru menyajikan materi.

c. Guru memberikan lembar kerja kelompok (LKK) dan siswa bekerja dalam

kelompok masing-masing, apabila ada dari anggota kelompok yang tidak

mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain

bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya.

d. Guru memberikan permainan akademik untuk memastikan seluruh

anggota kelompok telah menguasai pelajaran.

e. Dalam permainan akademik siswa dibagi dalam meja-meja tournament,

dimana setiap meja tournament merupakan wakil dari kelompok

masing-masing.

f. Dalam setiap meja games tournament diusahakan agar tidak ada peserta

yang berasal dari kelompok yang sama.

g. Siswa dikelompokkan dalam satu meja tournament secara homogen dari

segi kemampuan akademik, artinya dalam satu

meja tournament kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara.

Permainan pada meja tiap tournament dilakukan dengan aturan sebagai berikut:

a) Setiap pemain dalam tiap meja menentukan pembaca soal dan pemain

yang pertama.

b) Pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor

soal dan diberikan kepada pembaca soal.

c) Pembaca soal membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang

(12)

d) Soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan dalam soal.

e) Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan

membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang

searah jarum jam.

f) Skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar dan berhak

mendapat kartu jawaban. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu

dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai

semua soal habis dibacakan, setiap peserta dalam satu meja tournament

dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.

g) Selanjutnya pemain kembali ke kelompok asal dan menghitung skor yang

diperoleh masing-masing pemain.

h) Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya

pada tabel yang telah disediakan.

Kelebihan dan kekurangan metode Teams Games Tournamest (TGT) adalah:

a. Kelebihan metode Teams Games Tournament, antara lain: 1) Dapat memperluas wawasan siswa.

2) Dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam

memecahkan suatu masalah.

3) Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain dan

bekerja sama.

4) Dapat menumbuhkanpartisipasi siswa menjadi lebih aktif.

b. Kekurangan metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu :

1) Kemungkin besar permainan akan dikuasai oleh siswa yang suka

berbicara atau ingin menonjolkan diri.

2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar

3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.

4) Menyerap waktu yang cukup banyak.

5) Tidak semua guru memahami cara siswa melakukan permainan.

(13)

2.1.2. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang secara sadar untuk

mencapai suatu perubahan yang sebelumnya belum mengerti menjadi mengerti.

Perubahan yang dicapai karena adanya proses belajar yang disebut dengan

perubahan hasil belajar tersebut seperti penambahan pengetahuan baru.

Penambahan pengalaman dan keterampilan dan sejenisnya yang mencakup

kepada aspek kognitif, afektif dan Psikomotorik dengan menggunakan belajar

kelompok.

Menurut pendapat Sudirman (1965 : 23) :

“Belajar adalah sebagai rangkaian jiwa psikofisik untuk memenuhi perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti bagi masyarakat unsur cipta rasa dan karsa, rana, kognitif, efektif dan fisiko motorik. Proses pembelajaran akan berlangsung dalam situasi yang sadar dan direncanakan serta dengan tujuan yang jelas. Proses belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak siswa mereka sendiri. Proses tersebut melibatkan interaksi antara guru dengan siswa secara emosional. Ikatan emosional yang terjalin baik akan sangat mendukung kepada tercapainya hasil belajar yang baik pula. Oleh sebab itu proses pembelajaran peran guru sebagai fasilator, administrator, motivator sangat ditentukan”.

Menurut Hamalik, (1975 : 28), belajar adalah “Bentuk pertumbuhan atau

perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku

yang baru berkat pengalaman dan latihan”.

Di dalam proses belajar dan mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai

subyek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan,

kemampuan, sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi, agar proses itu dapat

(14)

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, melalui

pengajaran dan latihan, siswa diupanyakan memiliki pengalaman yang baik

terhadap diri dan gurunya yang didukung dengan terjadinya perubahan dalam

dirinya kearah yang positif. Selain itu dalam proses belajar juga terjadi proses

bimbingan dari guru kepada siswa dalam penguasaan materi dan bahan pelajaran

agar tercapai hasil yang optimal.

2.1.3. Hasil Belajar

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai hasil belajar, terlebih dahulu akan

dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.

Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh

seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan tertentu.

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu

dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar

menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu

harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik.

Sedangkan pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah

kemampuan. Kemampuan disini berarti yang dilampaui individu dalam

mengerjakan sesuatu.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu :

1. Keterampilan dan kebiasaan.

2. Pengetahuan dan pengertian.

3. Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan

(15)

Pada dasarnya dengan belajar diharapkan kemampuan siswa bisa meningkat.

Ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa semakin berfungsi. Dimyati dan

Mudjiono (2006:22) memberikan ilustrasi bahwa ranah kognitif, siswa dapat

memiliki pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis,

sintesis, dan mengevaluasi. Pada ranah afektif, siswa dapat melakukan

penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola

hidup. Pada ranah psikomotor, siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat

gerakan-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan

menciptakan gerakan-gerakan baru.

Menurut Ahmadi (1991:72), hasil belajar yang dicapai dalam suatu usaha belajar

dalam hal ini usaha belajar dalam mewujudkan nilai atau hasil belajar siswa dapat

dilihat pada hasil atau nilai yang diperoleh dalam mengikuti tes. Prestasi belajar

merupakan hasil yang dicapai siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

Menurut Slamento (2003:54), prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor

utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Yang menjadi faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri siswa yang

mempengaruhi prestasi belajar, seperti minat, semangat, dan motivasi. Adapun

faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa dan bisa mempengaruhi

prestasi belajar, seperti lingkungan, teman, guru, orang tua, dan fasilitas yang ada.

Dari hal-hal tersebut maka guru hendaknya dapat membangkitkan semangat,

motivasi siswa, serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung

aktivitas belajar siswa dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan

(16)

penerapan model diskusi sehingga siswa akan lebih mudah memahami yang

diajarkan juga supaya siswa semakin punya rasa setia kawan.

Dari uraian di atas jelas bahwa suatu proses pembelajaran pada akhirnya akan

menghasilkan kemampuan manusia berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Perubahan kemampuan merupakan indikator untuk menunjukkan hasil belajar

siswa. Perubahan perilaku yang harus dicapai tertuang dalam tujuan pembelajaran

dan dapat diukur dengan menggunakan tes dan non-tes.

2.1.4. Belajar IPA di SD

Proses belajar IPA diperlukan suatu komponen untuk mencapai pembelajran yang

konstektual. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang

direncanakan oleh guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang

dilakukan bersama siswanya yang berhubungan dengan materi yang akan

dipelajari. Dengan demikian, program yang dirancang oleh guru benar-benar

terencana dan dikerjakan oleh siswa secara bersama siswanya. Belajar IPA

memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua

aturan yang ada dan harus dipenuhi untuk menguasai materi yang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang bersifat

abstrak sehingga dituntut kemampuaan guru untuk mengupayakan metode yang

menarik sesuai tingkat kemampuan siswa dan perkembangan mental. Maka

diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai

(17)

Hasil Belajar Siswa Pembelajaran Model Team

Games Tournament (TGT) Hasil Belajar

Siswa Rendah

2.2. Penelitian yang Relevan

Peneliti mengutip salah satu contoh penelitian yang dilakukan dengan model

pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) yang bersumber dari

Aminatun Khasanah, (2011). Peningkatan motivasi belajar dengan menggunakan

model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas IV Semester 2 Pada Sumber Daya Alam di SD Negeri I Talang

Jawa. Dari hasil penelitiannya bahwa dengan belajar menggunakan model

pembelajaran yang variatif dapat meningkatan motivasi belajar siswa. Dengan

pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar yang

optimal.

2.3. Kerangka Pikir

Hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Teams Games Tournament pada

siswa kelas V SD Negeri I Purwodadi Dalam, lebih efektif dan meningkat

dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah, karena siswa hanya duduk,

diam, mendengarkan, menghafal dan mencatat buku sampai habis sehingga proses

pembelajaran dikelas menjadi monoton atau kurang menarik bagi siswa.

Berikut ini digambarkan diagram kerangka pikir dalam penelitian sebagai berikut:

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan

(18)

dengan langkah-langkah yang benar, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif,

partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan–

perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi

pembelajaran. PTK yaitu suatu kegaitan mengujicobakan suatu ide ke dalam

praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki

dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

3.2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, yaitu dari bulan Januari 2012 sampai

dengan April 2013 yang bertempat di SD Negeri 1 Purwodadi Dalam Kecamatan

Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan.

1.3. Subyek dan Tempat Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa guru dan kelas V SD Negeri 1

Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Sari Semester Genap Tahun pelajaran

2012/2013 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 13 laki-laki dan 7

(20)

1.4. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat pra

tindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran

dilaksanakan.Alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa

instrument yaitu:

1. Tes, digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa.

Tes yang digunakan soalnya terdiri dari 2 instrumen, yang akan diberikan

kepada kelompok sebanyak 4 kelompok siswa yang jumlahnya 20 orang.

Kelompok instrumen tes 1,terdiri dari 10 soal yang digunakan untuk menilai

hasil individu dan masing-masing soal diberikan skor 1 apabila benar,dan

diberikan skor 0 apabila salah, sehingga skor maksimal 10, dengan rumus

penilaian yaitu :

skor perolehan X 100 % skor maksimal

Kelompok instrumen tes 2,terdiri dari 5 soal digunakan untuk menilai hasil

kelompok yang masing-masing soal diberikan skor 2 apabila benar,dan diberikan

skor 0 apabila salah, sehingga skor maksimal 10 dengan rumus penilaian yaitu :

(21)
[image:21.595.108.500.151.760.2]

2. Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan mengajar guru.

Tabel Lembar Observasi kinerja guru dalam pembelajaran

1. Nama sekolah : SD Negeri 1 Purwodadi Dalam 2. Nama guru yang diobservasi : Lyna Kustini

3. Kelas/Semester : V 4. Materi Pokok : 5. Hari /Tanggal :

No Aspek Yang diamati Ya Tidak Ket

Pendahuluan

1. Persiapan sarana pembelajaran

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menggali pengetahuan awal siswa

4. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu

5. Memotivasi minat siswa

Kegiatan inti

6. Mengusai materi pelajaran

7. Kesuaian materi dengan indikator

8. Berperan sebagai fasilitator

9. Mengajukan pertanyaan siswa dikelas

10. Memberi waktu pada siswa untuk menjawab

11. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

12. Memberi kesempatan untuk menjawab

pertanyaan

13. Menggunakan media alat dan bahan

14. Kejelasan dalam penyampaian konsep

(22)

16. Mengkaitkan dengan pelajaran lain

17. Memberikan penguatan positif bagi siswa

Penutup

18. Membimbing siswa membuat kesimpulan

19. Memberi tugas kepada siswa

20. Tindak lanjut

Jumlah

Presentase kinerja

Purwodadi Dalam,22 Januari 2013 Obsever,

Riani Damanik

Nip.195901141980102001

Keterangan :

YA = 1

TIDAK = 0

Kriteria penilaian dengan rumus penilaian sebagai berikut :

skor perolehan x 2 X 100 % skor maksimal

Nilai 50 s/d 60 = Kurang aktif

Nilai 65 s/d 70 = cukup aktif

Nilai 75 s/d 90 = aktif.

3.5. Validasi Instrumen

Validasi Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat

validitaas isi, maksudnya adalah bahan isntrumen yang dibuat harus sesuai dengan

(23)

3.6. Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan persentase (%)

Analisis deskripktif adalah bertujuan untuk menggambarkan suatu realita sosial

tertentu, dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan yang nyata

yang berlangsung sekarang.

Tujuan utama menggunakan metode ini adalah menggambarkan sifat suatu

keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa

sebab–sebab suatu gejala tertentu. Data yang relevan atau bermakna yang telah

dipilih disusun dalam satu kesatuan, difokuskan/ditonjolkan dalam hal penting

sehingga dapat memberikan gambaran tentang hasil observasi dan wawancara.

3.7. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar siswa

diharapkan mencapai target 80 -95 % pada materi sumber daya alam dan

ketuntasan belajar diharapkan mencapai KKM yang ditentukan yaitu 60.

3.8. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 2 (dua) siklus, dimana tiap

siklus dilaksanakan dalam satu kali tatap muka. Setiap siklus terdiri dari 4 (empat)

fase kegiatannya yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi,

dengan tahapan siklus I dan II.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

(24)

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Penjelasan untuk per

siklusnya adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model

kontekstual berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

(25)
[image:25.595.129.382.133.373.2]

SIKLUS I DAN II

Gambar 3.1. Alur Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Per Siklus

Rencana penelitian dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan 2, dimana

masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama)

dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki

sistem pengajaran yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan dibuat berawal dari permasalahan yang muncul di lapangan yaitu

dari pengalaman peneliti sebagai guru di kelas V SD Negeri 1 Purwodadi Dalam.

Permasalahan ini dapat disebut sebagai refleksi awal, yaitu hasil belajar IPA yang

(26)

Dalam tahapan pertama ini peneliti membuat persiapan dan perencanaan

pembelajaran dan meminta ijin melakukan penelitian kepada kepala sekolah.

2. Pelaksanaan Tindakan

Setelah masalah penelitian dianalisa tindakan yang dipakai tindakan yang

berpedoman pada apa yang dirancang peneliti sebagai upaya perbaikan metode

pengajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran TGT untuk meningkatkan

minat dan hasil belajar siswa. Setelah itu menentukan RPP dan tindakan RPP

dilampirkan penelitian dibuat dalam 1 (satu) siklus.

3. Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung seorang observer melakukan observasi

kinerja guru dan hasil belajar siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah

disediakan.

4. Refleksi

Tahapan penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan dengan menggunakan berbagai kriteria. Refleksi dilakukan dengan

mengidentifikasikan rencana tindakan yang terlaksana dan belum terlaksana serta

efek-efek yang timbul karena tindakan yang bersangkutan serta penentuan tingkat

perkembangan atau keberhasilan penerapan tindakan.

Siklus II

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka peneliti berusaha untuk

(27)

membimbing siswa untuk menemukan konsep dan menegur siswa yang tidak

saling membantu dalam kelompoknya.

2. Pelaksanaan Tindakan

Proses pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I tetapi pelaksanaannya

berdasarkan hasil refleksi siklus 1.Pada tahap ini peneliti menyiapkan hal-hal yang

dibutuhkan diantaranya satuan pembelajaran, rencana pembelajaran dan media

pembelajaran seperti RPP.

3. Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung seorang observer melakukan observasi

kinerja guru dan hasil belajar siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah

disediakan.

4. Refleksi

Selain proses pembelajaran penelitian ini juga melakukan pemantauan dan

evaluasi. Pemantauan terhadap pembelajaran menggunakan alat-alat bantu berupa

catatan yang bertujuan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada

pembelajaran siklus berikutnya.

Pemantauan terhadap hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siswa dengan

memberikan tes tertulis (tes akhir) tes dilakukan dalam rangka untuk melihat

kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Penguasaan setiap

(28)

3.9. JADWAL PENELITIAN Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan / Minggu ke …….

Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan x

- Identifikasi Masalah x

- Penyusunan Proposal x x x

- Seminar x

2. Pelaksanaan Siklus I x

- Perencanaan x

- Pelaksanaan x x

- Observasi x

- Analisis Data x

- Refleksi x

3. Pelaksanaan Siklus II x

- Perencanaan x

- Pelaksanaan x x

- Observasi x

- Analisis Data x

(29)

5. Penyusunan Laporan x x x x x x

(30)

59 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang TGT pada materi pokok

Sumber Daya Alam di kelas V SD Negeri 1 Purwodadi Dalam, dapat disimpulkan

bahwa:

5.1.1. Terjadi peningkatan hasil belajar individu siswa dari siklus I ke siklus II

5.1.2. Terjadi Peningkatan hasil kelompok turnamen pembelajaran TGT siswa

dari dari siklus I ke siklus II. Hal ini disebabkan guru peneliti semakin

bisa melakukan pengelolaan kelas dengan baik, sehingga dalam

membelajarkan TGT. Hal ini disebabkan karena guru semakin

mengoptimalkan pembelajaran TGT dengan melakukan refleksi sehingga

membuat siswa semakin antusias dalam proses pembelajaran

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran TGT dapat

meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu disarankan:

5.2.1. Bagi siswa, hendaknya belajar dengan model pembelajaran TGT ini perlu

(31)

60 tidak hanya pada saat penelitian dan dapat di terapkan pada mata

pelajaran yang lain.

5.2.2. Bagi guru, untuk menerapkan Strategi pembelajaran TGT seperti pada

penelitian ini diperlukan persiapan yang matang, terutama pada saat

penilaian kelompok penjawab diperlukan bantuan dari siswa yang pandai

untuk membantu guru mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh temannya.

5.2.3. Bagi sekolah, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika

yang cenderung tidak disukai oleh siswa, maka sebagai alternatif

penyelesaiannya adalah menerapkan model TGT.

5.2.4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan sesuai dengan

penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih

sempurna terutama dalam mempersiapkan instrumen pengamatan beserta

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aminatun Khasanah.2011.Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran kooperatif type (TGT) Skripsi FKIP Unila 2011

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Rinekan Cipta.

Djamarah. 2000.Konsep dan Pembelajaran Media.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hamalik. 1975.Writing: Research, Theory, and Application. New York: Pergamon Institute of English.

Sardiman, A.M. 2004. “Inetaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Jakarta : PT. Raja Grafindi Persada.

Slavin, R. 2009.Teachers and Children at Work. New Hamphire: Heirnernan Educational Books.

Slamento ( 2003 ) Belajar dan Faktor–faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudirman. 1965. Belajar dan Prestasi Belajar. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, N. 2004.Pengalaman dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

(33)

Gambar

Tabel 1.1.Hasil Rata-rata Nilai Ulangan Harian IPA  Semester 2 Kelas V                 SD Negeri 1 Purwodadi Dalam Tahun 2012/2013
Tabel Lembar Observasi kinerja guru dalam pembelajaran
Gambar  3.1. Alur Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Per Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara sikap proaktif dengan kecenderungan pembelian impulsif pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

, “Android Application Development for GPS Based Location Tracker & NITR Attendance Management System,” Tesis Electronics & Communication Engineering National

n。ュ。@ Z@ a」ィュ。、@sッャゥォゥョ nim@ Z@ aQRNRPPVNPRTTY pイッァイ。ュ@sエオ、ゥ@

[r]

Peraturan pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Dengan demikian, apabila definisi ilmu atau pengetahuan tersebut diaplikasikan terhadap objek materia atau sesuatu, yang mana sesuatu atau objek pengetahuan

Pembentuk kelompok vegetasi ini adalah berbagai spesies tanaman mangrove yang dapat beradaptasi secara fisiologis terhadap lingkungan yang khas, yaitu salinitas tinggi,

Metode yang digunakan meliputi penentuan calon lokasi industri, penyebaran kuesioner, penentuan kapasitas produksi, perhitungan total beban transportasi ( load