• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV : Penelitian quasi eksperimen di SD Putra Jaya Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV : Penelitian quasi eksperimen di SD Putra Jaya Depok"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SISWA KELAS IV

(Penelitian Quasi Eksperimen di SD Putra Jaya Depok)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh DINI ANNISA NIM 1110018300039

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

KARANGAN NARASI PADA SISWA I(ELAS

IV

(Penelitian Quasi Eksperimen di SD Putra Jaya Depok)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Dini Annisa

NIM: 1110018300039

NIP. 19771030 200801 2 009

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi berjudul "Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri Terhadap

Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas

IV".

Disusun oleh

Dini Annisa,

NIM :

i110018300039, Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

J akarta, 26 November 20 I 4

Yang Mengesahkan,

Rosida Erowati, M. Hum.

(4)

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Penggunaan

Media

Gamtrar Berseri

Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas

IV

SD

Putra Jaya Depok". Disusun oleh Dini Annisa

NIM

1110018300039, Jurusan

Pendidrkan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus

dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 12 Desember 2014 dihadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak mernperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd) dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMi).

Jakarta. 17 Desember 2014

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dr. Fauzan. MA.

NrP. 19761107 200701 1 013 Sekretaris Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Asep Ediana Latip. M.Pd.

NIP. 19810623 20091 2 1 003

Penguji

I

Dindin Ridwanudin, M.Pd.

NrP. 19771

tzt 20tt0t

1 001 Penguji II

Nafia Wafiqni. M.Pd.

NIP. 19811003 200912 2 004

Tanggal

oql

lLt

(t+-%/*

/'t

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

*-/

Dra. Nurfena Rifa'I, MA. Ph.Df'

Tanda Tangan

N!&\V

(5)

Yang bertanda tangan d

Naina

Tempat/Tgl. Lahir NIM

Jurusan

Nama NIP

i bawah ini: Dini Annisa

Bogor, 16 September 1992

1 1 1001 830C039

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul "Pengaruh

Penggunaan

Media

Gambar

Berseri Terhadap Keterampilan Menulis

Karangan Narasi Pada Siswa Kelas

IV

SD Putra Jaya Depok" adalah benar

hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: : Rosida Erowati, M. Hum :19771030 200801 2009

Dosen

Jurusan

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesra

Demikian surat pornyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apa bila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

J akarta, 26 Novemb er 20 I 4

(6)

i

Dini Annisa (NIM : 1110018300039). PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS

KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SD PUTRA JAYA DEPOK.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis karangan narasi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Putra Jaya, Depok pada kelas IV semester I tahun pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 21 siswa kelas eksperimen dan 21 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes non-objektif (uraian). Teknik analisis data menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows.

Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar berseri (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan menulis karangan narasi dengan tidak menggunakan media gambar berseri (kelas kontrol). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 74,58. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 73.0952. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 86.7619 dan kelas kontrol sebesar 81.7143.

Jumlah peningkatan kelas ekperimen berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar 12,18% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 8,62%. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample T-Test diperoleh thitung sebesar 0,008

pada taraf signifikansi < 0,05. Dengan demikian, H1 diterima dan H0 ditolak

karena 0,008 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa pada kelas IV SD Putra Jaya Depok.

(7)

ii

Dini Annisa (NIM : 1110018300039). THE INFLUENCE OF MEDIA SERIAL IMAGE APPLICATION IN WRITING NARRATIVE ESSAY SKILL ON FOURTH GRADE STUDENT SD PUTRA JAYA DEPOK. A Thesis: Education of Elementary School’s Teacher Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Thesis. Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014.

This research aims to know whether there is an influence of media serial image application in writing narrative essay skill. This research is conducted in SD Putra Jaya Depok, on fourth grade student in first semester, period 2013/2014. The method that used in this research is a quasi experiment with the research design of nonequivalent control group design. This study is taking a sample of 21 students of experiment class and 21 students of control class. The research instrument in this research is a non-objective test (description). Technique of data analysis in this research is using SPSS 16.0 for Windows.

Based on the results that obtained from the posttest, the result shows that the average of writing narrative essay skill using media serial image in experimental class is higher than the average of writing narrative essay skills by not using media serial image in control class. The average values of pretest obtained by experimental class are 74.58. And the average values of control class pretest are 73.0952. After doing a research on both classes, then the writer obtains the average of experimental class posttest are 86.7619 and control class posttest are 81.7143. The amount of increase in the experimental classes based on pretest and posttest are 12.18%, while the control class are 8.62%. By using Paired Sample T-Test technique in Hypothesis testing obtain thitung of 0.008 at a

significance level ρ <0.05. Thus, H1 is accepted and H0 is rejected because 0.008

<0.05, so it can be concluded that there are an influence of media serial image application in student writing narrative essay skill.

(8)

iii

Puja beserta puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allahu Rabbi, Tuhan semesta alam, karena dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas IV SD Putra Jaya Depok Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Shalawat bertangkaikan salam senantiasa terlimpahkan ke haribaan Nabiyuna Muhammad saw, keluarga, sahabat dan kita sebagai ummatnya semoga

senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Meskipun melalui banyak hambatan yang penulis alami dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun ucapan terima kasih disampaikan penulis kepada

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan PGMI

3. Rosida Erowati, M.Hum selaku dosen pembimbing yang selalu sabar, membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai materi yang berhubungan dengan skripsi ini.

(9)

iv

5. Kepala Sekolah SD Putra Jaya Depok, guru kelas IV, siswa siswi kelas IV, dan staf yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Orang tuaku tercinta, Ayah H.Syafe’i Ramli dan Mama Hj.Nurmilah, yang tak henti-hentinya memberikan do’a di setiap sujudnya, dukungan moril serta materil dan selalu membimbing penulis dalam setiap langkah, semoga Ayah dan Mama senantiasa Allah berikan kesehatan serta panjang umur, dan penulis dapat menjadi anak kebanggaan bagi keduanya. Aamiin.

7. Suamiku tercinta dan tersayang Abi Adam Agustiansyah, S.Pd. yang dengan kasih sayang dan butiran cinta di setiap harinya, selalu setia mendampingi penulis dalam suka maupun duka, dan memotivasi penulis untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini, semoga kita selalu mendapatkan bimbingan dan ridho dari Allah SWT. Aamiin.

8. Kakakku tersayang, kakak Lulu Farida, S.Pd.I dan Aa Solahudin, S.Kom yang telah banyak memberikan motivasi dan masukan-masukan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta ponakanku M. Azka Shofa dan Adzkia Hairani Shofa yang selalu menghibur dengan tingkahlakunya, semoga senantiasa dilindungi oleh-Nya. Aamiin.

9. Adikku yang cantik satu-satunya Rifdah Salsabila, yang selalu memberikan senyuman semangat kepada penulis. Semoga adikku senantiasa diberikan kemudahan dalam belajarnya di Pondok Pesantren Al-Awwabin. Aamiin. 10.Sahabat-sahabatku “Trio Bajaj” (Rahmi Mulyati dan Dwi Akmalia), “Miss

-Miss” (Alen Sudiary dan Shifa Fauziah) yang telah memberikan motivasi dan

do’a nya serta masukannya kepada penulis selama perkuliahan dan penulisan skripsi.

11.Kawan-kawan bimbingan seperjuanganku Eva Septi M, Mega Fahrizah, dan Khumairoh yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

(10)

v

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, doa, dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah swt. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Aamiin.

Jakarta, 26 November 2014

(11)

vi

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik 1. Hakikat Media Pembelajaran ... 7

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 7

b. Penggolongan Media Pembelajaran ... 8

c. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual .... 10

d. Fungsi Media Pembelajaran ... 11

e. Manfaat Media Pembelajaran ... 12

f. Media Gambar Berseri ... 14

2. Hakikat Menulis ... 18

a. Pengertian Keterampilan Menulis ... 18

b. Fungsi Keterampilan Menulis ... 19

c. Tujuan Keterampilan Menulis... 21

d. Manfaat Keterampilan Menulis... 22

(12)

vii

b. Pengertian Narasi ... 28

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 31

C. Kerangka Berpikir ... 32

D. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 35

B. Metode dan Desain Penelitian ... 36

C. Perlakuan ... 37

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 42

G. Hipotesis Statistik ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 45

B. Pelaksanaan Penelitian ... 49

C. Hasil Penelitian ... 52

D. Deskripsi Data ... 53

E. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 66

F. Pengujian Hipotesis ... 69

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 75

B. Saran ... 76

(13)

viii

Tabel 3.1 : Desain Penelitian Quasi Experiment ... 36

Tabel 3.2 : Data Siswa ... 39

Tabel 3.3 : Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi ... 40

Tabel 4.1 : Data Tenaga Pengajar dan Staf SD Putra Jaya Depok ... 48

Tabel 4.2 : Daftar Peserta Didik SD Putra Jaya Depok ... 49

Tabel 4.3 : Pelaksanaan Penelitian ... 51

Tabel 4.4 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen... 52

Tabel 4.5 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 53

Tabel 4.6 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen ... 54

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ... 55

Tabel 4.8 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ... 57

Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol ... 58

Tabel 4.10 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen ... 60

Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ... 61

(14)

ix

Kontrol ... 64

Tabel 4.14 : Hasil Uji Normalitas Pretest ... 66

Tabel 4.15 : Hasil Uji Normalitas Posttest ... 67

Tabel 4.16 : Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 68

Tabel 4.17 : Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 69

(15)

x

Gambar 3.1 : Skema Perlakuan ... 37

Gambar 4.1 : Grafik Garis Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 56

Gambar 4.2 : Grafik Bar Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 59

Gambar 4.3 : Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen... 62

(16)

Lampiran 1

Lampiran2

Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 LampiranT Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 La;mpiran 12

Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Larnpiran 17 Lampiran 18 :

Lampiran 19 :

RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama

LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama

Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama

RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua

LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua

Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua

Soal Pretesl Kelas Eksperimen Soal Pretesl Kelas Kontrol

Contoh Gambar Berseri dan Karangan Narasi

Indikator Penilaian Keterampilan Menuli s Karangan Narasi

Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pedoman Penskoran

RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama

RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Media Gambar Kelas Kontrol

Hasil Posttesl Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Daftar Nilai Pretesl dan Posttest Kelas Eksperimen

DaftarNilai Pretesl dan Posttest Kelas Kontrol

Daftar Nilai Hasil Belajar (UTS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV A

Lampiran 20 : Daftar Nilai Hasil Belajar (UTS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV B

(17)

Lampiran22 Lanpiran23

Lampiran24 Lampiran25

Larnpfuan26 Larrtpiran2T :

Lampiran 28

Daftar Referensi Uji Referensi

Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Surat Bimbingan Skripsi

Surat Permohonan Izin Observasi Surat Permohonan Izin Penelitian

Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

(18)

1 A. Latar Belakang

Pengajaran Bahasa Indonesia memiliki ruang lingkup dan tujuan di antaranya menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui bahasa yang benar dan baik. Pada hakikatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa dan berkomunikasi dengan baik. Dalam proses komunikasi terdapat 4 keterampilan yang berbeda namun saling berhubungan, komponen keterampilan berbahasa tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.1 Keempat aspek itu perlu mendapat perhatian sepenuhnya di dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Keterampilan menulis perlu ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar. Dengan memiliki kemampuan menulis, cakrawala berpikir kreatif dan kritis siswa dapat berkembang dan mempertajam kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor yang penting dalam proses pembelajaran menulis.

Pada dasarnya, semua keterampilan dalam bahasa Indonesia penting untuk dikuasai, tetapi menulis memang harus diakui sebagai sebuah aktivitas yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan berbicara, membaca dan menyimak. Menulis bukanlah hal yang harus dikuasai dengan sendirinya melainkan harus melalui proses pembelajaran sehingga memang diperlukan sebuah proses panjang untuk menumbuhkembangkan tradisi menulis. Siswa Sekolah Dasar diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis sebagai bekal ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

1

(19)

Dengan kata lain keterampilan menulis di Sekolah Dasar berfungsi sebagai landasan untuk latihan keterampilan menulis pada jenjang selanjutnya.

Menulis, sebagaimana berbicara, merupakan keterampilan yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya, menulis merupakan komunikasi tidak bertatap muka (tidak langsung), sedangkan berbicara merupakan komunikasi tatap muka (langsung), keterampilan menulis berhubungan erat dengan membaca. Semakin banyak siswa membaca, cenderung semakin lancar dia menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.

Mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan. Perceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam tulisan tidak mudah. Harus diakui secara jujur, kemampuan menulis karangan siswa Sekolah Dasar tidak seperti yang diharapkan, kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang kurang mampu membantu siswa terampil berpikir dan berbahasa. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato tapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasannya ke dalam bentuk bahasa tulisan. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih.

Pembelajaran menulis tidak dapat dilepaskan dari penggunaan bahasa sebagai medianya. Menulis merupakan sebuah cara untuk menuangkan ide atau gagasan yang ada di dalam otak. Ide-ide tersebut disampaikan dengan cara mengomunikasikannya lewat tulisan, karena informasi yang tersimpan secara tertulis dapat dimanfaatkan kapan saja setiap saat kita membutuhkan kembali.

(20)

berkomunikasi secara lisan lebih mudah dibanding berkomunikasi secara tertulis. Hal inilah yang menyebabkan siswa tidak mampu melaksanakan kegiatan menulis sebagai perwujudan bentuk komunikasi tertulis. Kepandaian seseorang dalam menulis tidak selalu ditentukan oleh keterampilan yang memiliki hubungan dengan kemampuan menulis, yaitu kemampuan menyimak, kemampuan berbicara, dan kemampuan membaca.

Kecenderungan guru pada umumnya memakai pendekatan konvensional dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan, sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung monoton dan membosankan, terlebih siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan tersebut, salahsatunya ialah dengan menggunakan media, yaitu media gambar berseri. Ada tiga alasan penulis memilih peningkatan kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berseri yaitu : 1) Siswa dapat lebih aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. 2) Siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. 3) Rendahnya kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berseri.

Dalam penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media untuk meningkatkan kemampuan atau kreatif siswa dalam membuat suatu karangan Bahasa Indonesia akan dilakukan cara atau tindakan di bawah ini:

Guru menggunakan media gambar berseri untuk menarik perhatian siswa atau untuk mempermudah siswa dalam menyusun sebuah karangan, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan siswa akan lebih tertantang untuk membuat suatu karya tulis, atau untuk membuat suatu karangan, sehingga siswa dapat mudah menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah tulisan atau karya yang utuh.

(21)

merupakan cara yang cukup efektif untuk dilaksanakan, karena ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa akan mudah merespon materi pelajaran dan aktif di dalamnya.

Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa kelas IV SD Putra Jaya Pondok Jaya Depok, dengan formulasi judul, “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA PADA KELAS IV SD PUTRA JAYA DEPOK.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi relatif rendah. 2. Minat siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia kurang.

3. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran keterampilan menulis.

4. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang mungkin timbul, maka permasalahan dibatasi pada pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap kemampuan menulis karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD Putra Jaya Depok.

Media gambar berseri yaitu media visual dua dimensi yang berisi urutan gambar yang saling berhubungan dan menyatakan suatu peristiwa yang berurut. Karangan narasi adalah hasil ungkapan ide berbentuk narasi, gagasan, dan perasaan yang diperoleh melalui kegiatan berpikir kritis dan kreatif.

(22)

Kompetensi Dasar: Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.)

D. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa dan permasalahan yang dialami langsung oleh penulis dalam KBM, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah penggunaan media gambar berseri berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD Putra Jaya Depok Tahun Pelajaran 2013/2014?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap kemampuan menulis karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Putra Jaya Depok.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berikut: 1. Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai penerapan media gambar berseri dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

(23)

b. Bagi Sekolah

Meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan terkait dengan pengembangan keterampilan berbahasa khususnya dalam keterampilan menulis karangan narasi.

c. Bagi Guru

Memberi pengetahuan kepada guru bahwa media gambar berseri merupakan salah satu media untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa sehingga nantinya dapat menjadi alternatif media yang digunakan di dalam kelas.

d. Bagi siswa

(24)

7 A. Deskripsi Teoretik

1. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang mempunyai arti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media disebut wasail bentuk jama’ dari wasilah yang berarti “tengah”. Kata “tengah” tersebut berarti berada di antara dua sisi, yaitu antara pengantar atau pemberi informasi dan penerima informasi.1

Gerlach & Ely dalam Arsyad mengatakan bahwa secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.2 Jadi, dapat disimpulkan bahwa media adalah sebuah alat yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sumber adalah guru dan penerima adalah murid, jadi guru memberikan sebuah informasi kepada murid melalui bantuan media.

Pembelajaran adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian, dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan.3 Menurut Kimble dan Garmezy dalam Thobroni dan Arif Mustafa, pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan

1 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru) (Jakarta : Gaung Persada Press, 2012), h. 6

2

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 3

3

Prof. Dr. Suyono & Drs. Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar)

(25)

merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.4 Jadi, pembelajaran adalah interaksi yang dilakukan guru dengan siswa, dimana proses yang dilakukan adalah secara sengaja untuk memberikan informasi dan memberikan contoh yang baik dari guru kepada siswa agar siswa mempunyai banyak pengetahuan, keterampilan serta moral yang baik di lingkungan masyarakat.

Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melelui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada yang tidak menggunakan bantuan media.

Media pembelajaran adalah media yang dapat digunakan untuk membantu didalam memahami dan memperoleh informasi yang dapat didengar ataupun dilihat oleh pancaindera, sehingga pembelajaran dapat berhasil guna dan berdaya guna.5 Dapat penulis simpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebagai alat yang dapat berfungsi untuk menayangkan beberapa materi pembelajaran untuk menarik perhatian siswa, akan tetapi tidak menggantikan peran guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Penggolongan Media Pembelajaran

Secara umum media pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut :

1) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan yang biasanya digunakan untuk membantu guru dalam menjelaskan isi materi pelajaran.

4

M. Thobroni & Arif Mustafa, Belajar & Pembelajaran (Pengembangan Wacana dan

Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional) (Jogjakarta: Ar—Ruzz Media, 2011), h. 18

5

(26)

2) Media audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa mempelajari bahan ajar. 3) Media audio visual

Media audio visual adalah kombinasi kedua media di atas (pandang-dengar). Dengan peran media ini guru dapat terbantu sehingga peran guru hanya fasilitator.6

Selain penggolongan media visual, audio, dan audio visual yang telah dipaparkan di atas, Heinich dalam bukunya Benny Agus Pribadi juga mengklasifikasikan jenis media pembelajaran sebagai berikut :

1) Media yang tidak diproyeksikan (non projected media) 2) Media yang diproyeksikan (projected media)

3) Media Audio 4) Media Video

5) Media berbasis komputer (computerbased media) 6) Multi media kit.7

Dari beberapa ragam media di atas, penulis hanya memfokuskan kepada media visual, karena lebih efektif dan efisien dalam penggunaan media gambar terhadap menulis karangan narasi. Dalam media visual, keterampilan dalam pembelajarannya pun lebih kepada pesan-pesan visual yang ditampilkan melalui berbagai ilustrasi untuk memperjelas keterbacaan visual. Pesan-pesan visual disajikan dalam berbagai media massa seperti televisi, percetakan dan produksi. Media visual ini berbeda dengar media audio, karena dalam media visual hanya terdapat sketsa, gambar, foto, dan lain-lain.

6

Ibid., h. 22

7

(27)

c. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual

Telah banyak alat maupun media yang tersedia bagi pengajar, namun yang penting dalam merencanakan pembelajaran dan mengimplementasikannya dalam mengajar ialah bagaimana menggunakan media pembelajaran ini sebagai suatu sistem yang terintegrasi dalam pembelajaran.8

Dalam proses pembelajaran media visual dapat memperlancar pemahaman dan ingatan siwa dan dapat menumbuhkan minat siswa serta memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Media pembelajaran berbasis visual adalah media pembelajaran yang menyalurkan pesan lewat indera pandang atau penglihatan. Secara umum media pembelajaran berbasis visual dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu media grafis dan media cetak. Media grafis antara lain meliputi media foto, gambar, sketsa, bagan, grafik, papan tulis, flannel, dan bulletin, poster dan kartun, peta dan globe. Media cetak meliputi transparansi (OHT) dan modul.9

Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar, sketsa, gambar grafis, grafik, bagan. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi.

8

Iskandar wassid & H. Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 209

9

(28)

d. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad, dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :

1) Memotivasi minat atau tindakan

Media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.

2) Menyajikan informasi

Media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang.

3) Memberi instruksi

Dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata, dan memberikan pengalaman yang menyenangkan serta memenuhi kebutuhan perorangsiswa.10

Selain Kemp dan Dayton, Levie dan Lentz juga mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya pada media visual memiliki 4 fungsi, diantaranya:

1) Fungsi atensi yaitu mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.

2) Fungsi afektif yaitu dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

10

(29)

3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris dapat membantu siswa untuk memahami teks agar mereka mampu mengingat kembali pelajaran sebelumnya terutama pada siswa yang berkesulitan membaca.11

Dengan demikian media pembelajaran secara umum berfungsi untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif siswa, dan upaya mempersatukan mempersatukan pemahaman siswa. Dalam hal ini hambatan yang sering timbul dalam komunikasi disebabkan oleh adanya verbalisme, kekacauan penafsiran, perhatian yang bercabang, dan kurangnya perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran.

e. Manfaat Media Pembelajaran

Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup beragam. Dengan menggunakan berbagai media pembelajaran secara tepat dan bervariasi, pengajar dapat mengatasi sikap pasif anak didik, karena media pembelajaran yang digunakan dapat menimbulkan kegairahan belajar.

Sudjana, dkk. menyatakan manfaat media pembelajaran adalah : 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menimbulkan motivasi.

2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi.

4) Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.12

11

Op.Cit., h. 17.

12

(30)

Menurut Arief Budiman, Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, karena pembelajaran dengan menggunakan media dapat menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, dan memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.13

Kemp dan Dayton mengemukakan manfaat media pembelajaran altara lain :

1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. 2) Pembelajaran bisa lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

[image:30.612.115.533.123.657.2]

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.

6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

13

(31)

8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. 14

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka secara umum manfaat media pembelajaran adalah untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

f. Media Gambar Seri

1) Pengertian Media Gambar

Gambar atau foto merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setia kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar atau foto memiliki sejumlah kelebihan dan kelemahan. Menurut Arief S. Sadiman, dkk dalam Sukiman menyatakan, di antara kelebihan media gambar atau foto adalah : 1) bisa menyampaikan banyak pesan, 2) sifatnya konkret dibanding dengan ungkapan verbal, dan 3) gambar dapat mengatasi batasan ruang bdan waktu. 15

Media gambar atau foto sangat umum digunakan dalam pembelajaran karena kepraktisan dan kemudahannya dalam menggunakan. Walaupun telah banyak digunakan dalam pembelajaran, akan tetapi media gambar tetap mampu menyita perhatian siswa dan mampu memberikan visualisasi yang lebih jelas mengenai konsep yang akan diberikan.

Media gambar merupakan salah satu jenis media visual atau grafis. Dan media grafis meliputi gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta dan globe. Media ini juga disebut dengan flow chart atau gambar susun.

14

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 21.

15

[image:31.612.113.531.122.636.2]
(32)

Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari - hari, misalnya menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, dan tempat.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat mengambil keputusan bahwa media gambar adalah media yang memvisualisasikan konsep ke dalam sebuah gambar dan menampakkan benda atau peristiwa, umum digunakan di mana-mana, dapat dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran, untuk mengatasi kesulitan mendapatkan dan menampilkan benda aslinya di dalam ruangan kelas. Media gambar akan memperjelas konsep dan instruksi yang dikomunikasikan guru, sehingga siswa lebih mudah mengerti dan menyerap informasi atau pengetahuan yang disampaikan.

2) Pengertian Media Gambar Berseri

Media gambar berseri merupakan suatu media visual dua dimensi yang berisi yakni urutan gambar, antara gambar yang satu dengan gambar yang lain saling berhubungan dan menyatakan suatu peristiwa yang berurut. Media ini digunakan untuk merangsang daya pikir siswa agar mampu menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Media gambar berseri dapat menggambarkan bentuk atau peristiwa kepada siswa agar dalam pembelajaran tidak hanya sekedar menghafal tetapi lebih kepada berfikir. Melalui media gambar berseri seorang guru memberikan hal-hal yang abstrak kedalam bentuk gambar yang lebih nyata.16

16

(33)

Media gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terdiri dari 2 hingga 6 gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf. Pendapat di atas menegaskan bahwa media gambar seri adalah media yang berisi gambar-gambar berseri, di mana setiap gambar memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing gambar dalam media gambar seri mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara bergambar yang harus disusun dengan baik.

Jadi, penyusunan gambar harus sesuai dengan alur cerita yang seharusnya sehingga mengandung makna tertentu, dan gambar-gambar tersebut dapat dibuat dalam bentuk cerita atau karangan yang menarik. Media gambar seri dapat dibuat dari kertas manila lebar yang berisi beberapa buah gambar atau dibuat dari kertas biasa yang berisi beberapa buah gambar kemudian dibagikan kepada siswa. Gambar tersebut berhubungan satu sama lain sehingga merupakan rangkaian cerita. Setiap gambar diberi nomor urut sesuai dengan jalan cerita. Media ini sangat sesuai untuk melatih keterampilan menulis terutama menulis karangan.

3) Fungsi Media Gambar dalam Pembelajaran

Dalam Robertus Angkowo dan Ahmad Kosasih menyebutkan bahwa, dalam proses pembelajaran, ada dua unsur yang sangat penting yakni metode dan media pembelajaran. Pemilihan metode tertentu akan mempengaruhi jenis media yang sesuai dengan metode yang digunakan. Secara umum fungsi fungsi media gambar dapat diringkas sebagi berikut :

(1) Sebagai alat bantu pembelajaran.

(2) Dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.

[image:33.612.116.532.203.613.2]
(34)

(4) Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

(5) Berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuan siswa.

(6) Dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksibelitas dalam menyampaikan pesan.

(7) Sebagai alat komunikasi, sebagai sarana pemecahan masalah dan sebagai sarana pengembangan diri.17

Edgar Dale dalam bukunya Sri Anitah, mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar, dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih kongkrit (pengalaman langsung). Selain menggambarkan berbagai hal, gambar mudah diperoleh dari majalah, koran, atau buletin. Gambar juga memiliki kelebihan, antara lain : (1) dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata, (2) banyak tersedia dalam buku-buku, (3) sangat mudah dipakai, (4) relatif tidak mahal, (5) dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelejaran dan bidang studi.18

Dari beberapa fungsi secara umum tersebut diatas, maka dapat dirumuskan bahwa fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pesan (materi pembelajaran) yang lebih kongkrit pada siswa, sehingga lebih mudah dipahami.

17

Ibid., h.58.

18

(35)

2. Hakikat Menulis

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Farris dalam Novi Resmini dkk, mengemukakan bahwa dalam konteks kiat berbahasa menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk dipelajari siswa.19 Menurut Mc Crimmon dalam Kundharu, menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Senada dengan pendapat Mary S. Lawrence menyatakan bahwa menulis adalah mengkomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis.20 Dari bahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan, kepada orang lain atau dirinya melalui media bahasa berupa tulisan.

Byrne dalam Henry Guntur Tarigan, keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.21

Keterampilan menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Keterampilan menulis juga digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca.

Hal ini senada dengan Tarigan menurutnya, “menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain dan menulis merupakan

19

Novi Resmini, dkk, Membaca dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya (Bandung : UPI PRESS, 2006), h. 227.

20

Kundharu Sadhdhono, Keterampilan Menulis (Bandung : CV. Karya Putra Darwati, 2012), h. 96.

21

(36)

suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif”.22 Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir, keduanya saling melengkapi. Tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Dan, melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

b. Fungsi Keterampilan Menulis

Fungsi keterampilan menulis bukan hanya untuk berkomunikasi secara tertulis saja, tetapi juga berfungsi sebagai penataan, pengawetan, penciptaan dan penyampaian. Sebagaimana yang dikemukakan Tarigan dalam bukunya Novi Resmini dan Dadan Juanda, dalam kegiatan berbahasa menulis memiliki fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung. Fungsi itu adalah sebagai berikut:

1) Fungsi Penataan

Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat, imajinasi dan yang lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya.

2) Fungsi Pengawetan

Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis.

3) Fungsi Penciptaan

Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang mewujudkan sesuatu yang baru.

22

(37)

4) Fungsi Penyampaian

Penyampaian itu terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan tempatnya melainkan juga kepada orang yang berjauhan.23

Hadiyanto dalam bukunya mengemukakan bahwa ada empat fungsi dalam menulis, yaitu :

1) Menginformasikan

Tujuan utama dan paling utama dari menulis adalah menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa.

2) Membujuk

Melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pembaca dapat menentukan sikap,apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan, maka seorang penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan gaya bahasa yang persuasif.

3) Mendidik

Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi secara tulisan. Karena melalui tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah.

4) Menghibur

Fungsi menghibur dalam komunikasi bukan monopoli media massa, radio, dan televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya.24

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi menulis akan membuat peserta didik menggali dan memunculkan pikiran serta ide yang

23

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di Kelas Tinggi

(Bandung: universitas Pendidikan Indonesia, 2007), h. 116.

24

(38)

diserap dari lingkungan sekitar. Dan menulis bukanlah suatu kegiatan yang sia-sia karena memiliki beberapa fungsi bagi penulis maupun pembaca.

c. Tujuan Keterampilan Menulis

Setiap kegiatan tentu saja akan mengandung tujuan. Begitu pula dalam kegiatan menulis. Tujuan menulis menurut Tarigan yaitu: “(a) Memberitahukan atau mengajar, (b) Meyakinkan atau mendesak, (c) Menghibur atau menyenangkan, (d) Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api”.25

Tujuh tujuan menulis menurut Hugo Hartig sebagaimana yang dikutip oleh Tarigan diantaranya:

1) Assigment Purpose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku; sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat). 2) Altruistic purpose (Tujuan Altruistik)

Bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, meghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Tujuan altrruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

3) Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)

25

(39)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

5) Self-Expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

6) Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7) Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Tulisan ini bertujuan memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikirran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.26

Dari rangkaian tujuan menulis di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan, yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca yang bertujuan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung

d. Manfaat Keterampilan Menulis

Dalam kegiatan keterampilan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata, karena keterampilan menulis sangat dibutuhkan.

Banyak keuntungan yang didapat dan diperoleh dari kegiatan keterampilan menulis. Ada delapan kegunaan menulis yaitu sebagai berikut:

(40)

1) Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai di mana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu penulis harus berpikir menggali pengetahuan dan pengalamannya.

2) Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar, menghubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya.

3) Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan secara teoritis mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

4) Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat menjelaskan permasalahannya yang semula masih samar. 5) Penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara

objektif.

6) Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahannya, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret.

7) Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.

8) Dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berfikir serta berbahasa secara tertib dan benar.27

Menurut Percy dalam Gie, yang menyatakan bahwa mengarang atau menulis memiliki enam manfaat. Manfaat tersebut ialah :

27

(41)

1) Suatu sarana untuk pengungkapan diri. 2) Suatu sarana untuk pemahaman.

3) Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling.

4) Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan diri, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri.

5) Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat

6) Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan bahasa.28

Dengan demikian menulis sangat berguna sekali dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, sebab dengan menulis gagasan, pikiran, dan perasaan terpaparkan dan terorganisasi serta terencanakan dengan tertib dan teratur. Dan juga sebagai seorang penulis kita harus mengetahui maksud dan tujuan yang hendak dicapai sebelum menulis.

Aktivitas menulis dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah diajarkan sesuai dengan tujuan yang tercantum di dalam kurikulum, namun tidak semua guru bahasa Indonesia mengajarkan bagaimana cara menulis dengan baik dan tertata rapi, hal ini menyebabkan siswa yang pintar sekalipun belum tentu mampu menulis dengan baik.

e. Tahap-tahap Menulis

Menurut Tompkins dalam Resmini dkk. menguraikan proses menulis menjadi lima tahap yang diidentifikasikan melalui serangkaian penelitian tentang proses menulis yang meliputi :

1) Tahap pra-menulis (prewriting)

Tahap pra-menulis merupakan tahap penemuan menulis. Aktivitas dalam tahap ini meliputi: 1) memilih topik, (2) memikirkan tujuan,

28

(42)

bentuk dan audiensi, dan (3) memanfaatkan dan mengorganisasi gagasan-gagasan.

2) Tahap penyusunan draf tulisan (drafting)

Pada tahap ini siwa menulis dan menyaring tulisan mereka melalui sejumlah konsep. Aktivitas ini meliputi: (1) menulis draf, (2) menulis konsep utama, (3) menekankan pada pengembangan isi.

3) Tahap perbaikan (revisi)

Revisi bukan penyempurnaan tulisan, revisi adalah mempertemukan kebutuhan pembaca dengan menambah, mengganti, menghilangkan, dan menyusun kembali bahasa tulisan.

4) Tahap penyuntingan (editing)

Pada tahap ini siswa menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal yang lain.

5) Tahap pemublikasian (publishing)

Pada tahap akhir ini, siswa sudah siap mempublikasikan tulisan mereka, yaitu dilakukan dengan melalui kegiatan penugasan siswa untuk membaca di depan kelas.29

Selain Resmini dkk., Hadiyanto juga mengemukakan tahapan-tahapan dalam menulis, yaitu (1) berpikir logis dan sistematis, (2) menentukan tema, (3) menyusun kerangka tulisan, (4) menentukan lead (pelopor) pendahuluan, (5) membangun tubuh tulisan, (6) mengakhiri tulisan.30

Itulah penjelasan dari serangkaian tentang proses atau tahapan-tahapan dalam menulis. Tetapi, teori yang digunakan oleh penulis tentang tahapan menulis ini ialah yang dipaparkan oleh Resmini dkk. yaitu ada lima tahap, tahap pra-menulis (prewriting), tahap penyusunan draf tulisan (drafting),

29

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta : PT Kharisma Putra Utama, 2013), h.256.

30

(43)

tahap perbaikan (revisi), tahap penyuntingan (editing), dan tahap pemublikasian (publishing).

3. Karangan Narasi a. Karangan

1) Pengertian Karangan

Karangan merupakan suatu hasil prose berpikir. Karangan ialah hasil ungkapan ide, gagasan, dan perasaan yang diperoleh melalui kegiatan berpikir kritis dan kreatif.31 Dalam menulis, siswa akan memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dituliskannya sehingga ide dan gagasan dapat dituliskan dengan baik.

Karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan dalam bentuk tulisan atau karangan itu, apakah bahasa yang sulit, sederhana, mudah, dan lancar. Begitu pula apakah karangan itu menggunakan paragraf yang tepat, kalimat efektif dan diksi yang tepat.

Karangan yang tersusun dengan baik selalu mengandung tiga unsur atau bagian utama, yaitu bagian pendahuluan (introduksi), isi tulisan (bodi), dan penutup (konklusi). Setiap bagian mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik minat pembaca dan menjelaskan ide pokok atau tema karangan. Fungsi bagian isi, yaitu sebagai jembatan yang menghubungkan bagian pendahuluan dengan penutup, sedangkan bagian penutup berfungsi sebagai kesimpulan. Isi tulisan atau karangan harus relevan dengan judul karangan, atau judul karangan harus tergambar dalam isi. Isi karangan bisa berupa pengalaman, lingkungan hidup dan kedhidupan, keagamaan, pendidikan, dan lain-lain.32

31

Novi Resmini, dkk., Ibid., h. 227.

32

(44)

2) Tahap-tahap Mengarang

Menurut Baraja (1975) pengajaran mengarang terdiri atas lima tahap,yaitu :

(1) Mencontoh, adalah aktivitas mekanis. Walawpun demikian, bukan berarti bahwa siswa tidak belajar apa-apa. Ada beberapa keuntungan dari kegiatan mencontoh misalnya berlatih menulis dengan tepat sesuai dengan contoh,belajar mengeja, dan menggunakan bahasa yang baik.

(2) Mereproduksi, yaitu menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan tulis. Kagiatan ini diawali dengan kegiatan menyimak atau membaca. Hasilnya dituangkan kembali dalam bentuk karangan yang disusun dengan kata-katanya sendiri.

(3) Rekombinasi, merupakan latihan menggabungkan beberapa karangan menjadi satu karangan. Dalam praktik, dapat berupa latihan penggabungan antarkalimat, antarparagraf, atau antarwacana.

(4) Mengarang terpimpin, dilakukan dengan bantuan gambar dan kerangka karangan. Dalam lingkup yang sederhana, penyusunan kalimat berdasarkan kata-kata tertentu.

(5) Mengarang bebas, sebagai tahap akhir dilakukan dengan memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan secara bebas.33 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap pengajaran mengarang itu adalah, memproduksi, merekombinasi, mengarang terpimpin, dan mengarang bebas.

33

(45)

b. Pengertian Narasi

“Istilah narasi (berasal dari narration=bercerita). Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu”.34

Keterampilan menulis narasi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajaran berbahasa di Sekolah, baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Harimurti Kridalaksana berpendapat menurutnya, “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri”.35

Sebagaimana tertuang dalam kurikulum bidang studi bahasa Indonesia, Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu; keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. “Pada dasarnya narasi harus merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang terjadi. Narasi ini dapat berupa roman, novel, hikayat, dongeng, biografi, pengalaman pribadi”.36

Sama halnya dengan pendapat Ismail Marahimin menurutnya :

Narasi bisa berisi fakta, bisa pula fiksi atau rekaan, yang direka-reka atau dikhayalkan oleh pengarangnya saja. Yang berisi fakta adalah biografi (riwayat hidup seseorang), otobiografi (riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri), kisah-kisah sejati seperti (pengalaman yang tidak terlupakan), kisah sejati dan lainnya yang banyak ditemukan di dalam media massa. Namun agaknya yang paling banyak peminatnya adalah fiksi atau

34

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswi Non jurusan Bahasa

(Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 244.

35

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 24.

36

Sawidago Wounde, dkk, Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Jurusan Nonbahasa

(46)

rekaan seperti; novel, cerita pendek, serta cerita bersambung dan cerita bergambar yang juga sangat banyak ditemukan di media massa.37

1) Tujuan Utama Penulisan Jenis Narasi

Dalam karangan narasi terdapat beberapa “tujuan utama penulisan jenis narasi yang terdiri dari: (a) Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan pembaca (narasi informasional), (b) Hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca (narasi artistik)”.38

Karangan narasi dapat disajikan sebagai teks tertulis atau lisan. Penulisan narasi sering mengambil dalam bentuk novel, dan cerita ini biasanya diberitahu oleh narator. Jika narator adalah salah satu karakter dalam cerita, cerita ini dapat dikatakan dan diceritakan melalui orang pertama. Jika orang di luar cerita ini adalah narator, maka cerita yang sedang diceritakan melalui orang ketiga. Dalam karangan narasi terdapat pola-pola yang sederhana.

2) Langkah-Langkah Membuat Karangan

Dalam karangan narasi terdapat pengertian narasi, tujuan utama narasi, unsur-unsur narasi, ciri-ciri narasi dan langkah-langkah membuat karangan narasi. Langkah-langkah narasi sangat penting dalam membuat karangan narasi, karena tanpa adanya langkah-langkah narasi dalam membuat karangan narasi akan terlihat kurangnya sistematis dan kurang lengkap. Langkah-langkah membuat karangan narasi menurut Sawidago Wounde, yaitu; “(a) Tentukan topik atau tema atau ide, (b) Buat kerangka tulisan. (c) Agar cerita menjadi hidup, tiap perincian peristiwa diberi

37

Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer (Jakarta: Pustaka Jaya, 2001), h. 96.

38

(47)

gambaran tentang apa yang kita rasakan, apa yang kita lihat, apa yang kita dengar tentang watak, tingkah laku, atau latar belakang sesuatu”.39

3) Teknik Penilaian Hasil Karangan

Menurut Zaini Machmoed dalam buku Burhan Nurgiyantoro, penilaian yang dilakukan terhadap karangan biasanya bersifat holistis, impresif, dan selintas. Jadi, penilaian yang bersifat menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas. Penilaian secara analisis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau ketegori-kategori tertentu. Perincian karangan ke dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang satu dengan yang lain dapat berbeda tergantung jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkategorian itu dapat bervariasi, kategori-kategori yang pokok hendaknya meliputi :

(1) Kualitas dan ruang lingkup isi (2) Organisasi dan penyajian isi (3) Gaya dan bentuk bahasa

(4) Mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan dan kebersihan

(5) Respon afektif guru terhadap karya tulis.40

39 Sawidago Wounde, dkk, Ibid., h. 140.

40

(48)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang Penerapan Media Gambar Berseri terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa peneliti mengutip penelitian yang relevan yaitu:

1. Hasil penelitian oleh Siti Hasanah, 2013 tentang “Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Karangan Narasi Dengan Penggunaan Media Gambar Seri Di Kelas IV MI Hidayatussalafiyah Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan”. Pada Penelitian ini bahwa penerapan media gambar berseri sangat efektif digunakan dalam keterampilan menulis karangan narasi. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaannya terletak pada media yang digunakan yaitu media gambar berseri, keterampilan menulis karangan narasi, penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dan penelitian pada kelas IV. Sedangkan, perbedaannya yaitu lokasi penelitian yang dilakukan, yakni di Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan.

(49)

yaitu 25% menjadi 65 % (belum tuntas). Siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dari 65% menjadi 100% (tuntas). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan media gambar seri dalam keterampilan menulis dengan aspek mengungkapkan gagasan, mengembangkan paragraf dan penggunaan EYD dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas III SDN Soko I Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaannya hanya terletak pada media yang digunakan yaitu media gambar berseri, sedangkan perbedaannya yaitu lokasi penelitian, metode penelitian, sasaran penelitian, dan objek penelitian.

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis perlu ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar. Dengan memiliki kemampuan menulis, cakrawala berpikir kreatif dan kritis siswa dapat berkembang dan mempertajam kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor yang penting dalam proses pembelajaran menulis. Oleh karena itu, Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan kreatifitas dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar seri.

(50)

Salah satu usaha usaha guru untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu dengan media gambar berseri, agar siswa dapat lebih aktif dan terlibat langsung serta siswa tidak merasa bosan dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.

(51)

D. Pengajuan Hipotesis

Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji hipotesis sebagai berikut:

Ho = Tidak ada pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Putra Jaya Depok.

H1 = Ada pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap

(52)

35 A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Putra Jaya Depok, beralamat di Jalan KH. Abdurrahman No. 24 RT 01/01 Kelurahan Pondok Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok Kabupaten Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap (dua) tahun pelajaran 2013/2014. Tepatnya pada bulan Mei 2014 sampai bulan Juni 2014. Adapun tahapan-tahapan penelitian:

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen penelitian, permohonan izin ke sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah uji coba instrumen dan pengambilan data di lapangan.

c. Tahap penyusunan

(53)

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu). Penelitian dilakukan dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan menerapkan media gambar berseri dalam proses pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi, dan kelompok dua adalah kelompok kontrol yang tidak menggunakan media gambar berseri dalam proses pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi.

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pretest Postest Design. Dalam desain ini baik kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan pretest dan postest (O1 dan O2). Tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang mendapat perlakuan X (penerapan media gambar berseri), sedangkan untuk kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan X (penerapan media gambar berseri), sehingga struktur desainnya sebagai berikut:1

Tabel 3.1

Rancangan Desain Penelitian Quasi Experiment

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

E O1 X O2

C O1 - O2

Keterangan:

E = Kelompok kelas eksperimen C = Kelompok kelas kontrol

1

(54)

O1 = Pretest diberikan sebelum perlakuan (kegiatan belajar mengajar) untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

O2 = Posttest diberikan setelah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

X = Penerapan media gambar berseri pada kelas eksperimen.

C.Perlakuan

Perlakuan ini dilakukan terhadap kelas eksperimen (kelas IV B SD Putra Jaya Depok) yang pada proses pembelajarannya menggunakan media gambar berseri dalam menulis karangan narasi, sedangkan kelas kontrol (kelas IV A SD Putra Jaya Depok) pada proses pembelajaran tidak menggunakan media gambar

Gambar

gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-
Gambar atau foto merupakan salah satu media pembelajaran yang
gambar diberi nomor urut sesuai dengan jalan cerita. Media ini sangat
gambar berseri dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada mata pelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti ingin meneliti lebih dalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis narasi

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Crewek Kradenan Grobogan dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 65, sehingga siswa yang mencapai KKM berjumlah 9 orang atau sekitar 32,14%. Sedangkan pada hasil

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis karangan deskripsi melalui penelitian dengan judul

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 65, sehingga siswa yang mencapai KKM berjumlah 9 orang atau sekitar 32,14%. Sedangkan pada hasil

1. Keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi kurang. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi kurang. Keterampilan siswa dalam menulis

Menurut Tarigan (1994:3), menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsungdengan orang lain. Menulis merupakan

Keterampilan berbahasa tersebut yaitu keterampilan reseptif (menyimak dan membaca) dan keterampilan produktif (menulis dan berbicara). Pengajaran bahasa diawali..