• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur Al - Fikri Dalam Pengembangan Potensi Remaja Di Kp. Bedahan Cibinong Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur Al - Fikri Dalam Pengembangan Potensi Remaja Di Kp. Bedahan Cibinong Bogor"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

BEDAHAN CIBINONG BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

DESIA CAHYA NINGRUM

NIM: 1110054000024

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Karya Ilmiah ini (sederhana), penulis dedikasikan kepada

Keluarga yang begitu sangat luar biasa dalam mengantarkan penulis

sampai tahap ini.

Harapan besar, semoga penulis mampu mengangkat derajat mereka di

dunia dan di akhirat. Aamiin....

Dan...

Penulis dedikasikan pula ke keluarga besar organisasi

Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri,

sebagai bentuk cinta, dan bangga kepada organisasi ini,

yang telah begitu hebat dalam menanamkan berbagai kebaikan bagi diri

penulis dan kebanyak anggota di organisasi ini.

Semoga dengan bertepatanya milad ke 20 organisasi

Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri tahun ini,

karya sederhana penulis, dapat menjadi sebuah kado yang bermakna bagi

anggota dan organisasi. Aamiin.

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 Agustus 2016

(4)
(5)
(6)

ii Desia Cahya Ningrum

Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri dalam Pengembangan Potensi Remaja Di Kp. Bedahan Cibinong – Bogor

Remaja, identik dengan rasa ingin tahu dan rasa ingin melakukan hal atau sesuatu yang baru. Dalam menyalurkan keingintahuannya seperti tidak ada rem, tanpa kontrol yang kuat di dalam diri mereka. Permasalahan remaja, semakin banyak diperbincangkan, seakan remaja yang dimiliki oleh negeri ini hanya bisa menghasilkan berbagai masalah di sekitarnya. Dalam menghadapi kondisi tersebut, sangat penting bagi penulis, remaja harus bisa menemukan dan mendapati kelompok, tempat atau wadah yang berperan untuk menampung semua kemampuan, kreativitas, dan kekuatan atau potensi mereka.

Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan organisasi yang bergerak di bidang Dakwah dan Sosial. Organisasi yang sebagian besar digerakkan oleh para pemuda atau remaja berada di wilayah kampung Bedahan. Lalu bagaimana peranan

organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, dalam mengasah atau mengembangkan potensi para remaja yang tergabung di dalamnya? Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan pengambilan sampel pada objek untuk data yang diteliti.

Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, melakukan perannya dalam pengembangan fokus kepada pengembangan potensi intelektual, emosional, dan sosial. Prosesnya, organisasi ini menerapkan prinsip dasar sebuah pemberdayaan, yakni nilai partisipasi yang dijalani oleh organisasi ini kepada anggota remajanya.

Pencapian hasil pengembangan potensi yang dilakukan oleh organisasi Majlis

Ta’lim Remaja Nur al-Fikri terhadap anggota remajanya memang bukan pada nilai materi, namun yang didapat ialah nilai inmaterial, yakni berbagai pengetahuan tentang keislaman atau norma-norma kehidupan sosial di masyarakat. Selanjutnya pencapaian rasa kebersamaan, kepedulian, kasih dan sayang terhadap orang di sekelilingnya, dan pencapian pola pikir untuk tetap terus menjadi orang yang berguna dengan tetap menjaga semangat belajar untuk melanjutkan dan menyelesaikan sekolah setinggi-tingginya guna selamat dari masa remaja yang melenakan, guna mencapai tingkat

‘kemandirian’ hidup yang akan mampu nantinya mensejahterahkan hidup mereka dan orang yang berada di sekelilingnya.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan semesta

alam, dimana rahmat dan kasihNYA selalu tercurah pada setiap makhluknya.

Tidak lupa pula, penulis sampaikan salam rindu dan cinta kepada baginda besar

Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah berhenti mencintai ummatnya, hingga

akhir jaman.

Alhamdulillah, dengan rasa syukur yang sangat besar, kembali, penulis

sampaikan untukNYA, karena dengan bantuan “tanganNYA” akhirnya penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini. Dalam prosesnya, penulis mengakui tidak akan

dapat menyelesaikan, tanpa adanya dorongan, semangat, dan bantuan dari banyak

pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih

sebesar-besarnya kepada semua yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi

ini, diantaranya:

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda Didik Rusyanto, dan ibunda Rusmini

Trisnawati, yang tidak pernah patah semangatnya untuk terus

“mengantarkan dan menemani” sampai akhir masa studi penulis. Apa-apa

yang telah kalian berikan, sangat bernilai besar, dan tidak akan pernah bisa

tergantikan oleh penulis.

2. Dua lelaki terbaik penulis, kakanda Yanuar Wisnu Putra, dan kakanda

Noviyanto Suryo Prayogo. Yang memberikan berbagai dukungan dan

(8)

iv Semoga apa-apa yang kalian berikan, dibalas dengan Allah, dengan

kesejahteraan dalam keluarga kalian. Aamiin.

3. Para “jagoan” penulis, Daffa Putra Prayoga, dan Ahmad Royan

Khawarizmi Rizki Ramadhan. Yang selalu memberikan amunisi semangat

saat penulis lelah, untuk tetap dapat menyelesaikan skripsi ini. Agar

skripsi ini kelak menjadi salah satu penyemangat kalian dalam menempuh

studi kalian, dan juga harapan penulis, kelak kalian akan menjadi seorang

jagoan yang cerdas, sholeh dan menjadi sesorang yang lebih baik dari

orang tua kalian dan penulis. Aamiin

4. Nenek tercinta dan terkasih penulis, embah Mujiati yang tidak pernah

berhenti memberikan doanya bagi penulis, agar penulis bisa dapat

menyelesaikan studi.

5. Dr. Arif Subhan, M.A., selaku dekan fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Wati Nilamsari, M.Si., selaku ketua Jurusan PMI

7. Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS., selaku pembimbing penulis.

8. Para dosen penguji, Bapak Yusra Kilun, M.pd., dan Ibu Nurul Hidayati,

S.Ag., M.Pd yang memberi masukan terhadap skripsi penulis dengan

kasih dan perhatiannya. Semoga rizki, rahmat, dan kasih NYA serta

kesehatan selalu bersama dengan bapak dan ibu.

9. Keluarga besar Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, yang mengijinkan

penulis untuk melakukan kegiatan penelitian di dalamnya, hingga

(9)

v bunda Iyah, Ka Danial sebagai orang tua penulis, yang mengingatkan terus

untuk dapat menyelesaikan studi ini, ummi Acha, ummi Azzam, ibu

Zayyan, ayah Arkaan yang memberikan contoh terbaik bagi penulis di

dalam organisasi, teman-teman pengurus organisasi MTR NF periode

2015 – 2016 dan seluruh anggota remaja MTR NF yang telah banyak pula

membantu penulis untuk pembuatan skripsi ini. Semoga apa-apa yang kita

kerjakan disini, dapat menambah kedekatan, kebersamaan, dan

kekeluargaan yang lebih erat dan hangat, sehingga dapat menambah

manfaat bagi diri kita, dan orang lain. Aamiin

10.Para narasumber yang telah memberikan waktu dan kesempatan bagi

penulis untuk dapat diwawancarai

11.Sahabat hati, Nhenhe, dan bunda Ika. Kita saling menyemangati, kalian

sandaran bagi penulis ketika berada di “rumah” ini. Kisah kita tidak bisa

ditulis pada satu alinea di dalam point ini.

12.Semua teman-teman PMI 2010, kalian merupakan penyemangat tersendiri

bagi penulis. Terimakasih telah memberi warna-warni di dalam kelas kita.

Semoga kita semua mampu menjadi agent of change, yang dapat berdaya

bagi diri dan masyarakat luas. Aamiin

Jakarta, 25 Agustus 2016

penulis

(10)

vi

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus dan Batasan Masalah 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 11

D. Metodologi Penelitian 13

E. Tinjauan Pustaka 19

F. Sistematika Penulisan 21

G. Tekhnik Penulisan 22

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Peranan

1. Pengertian Peranan 23

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi 24

2. Ciri-ciri Organisasi 26

3. Tujuan Organisasi 27

(11)

vii

a. Tujuan Pengembangan 44

b. Tipe Pengembangan 45

c. Proses Pengembangan 46

d. Strategi Pengembangan 48

e. Prinsip Atau Pedoman Pengembangan 50

D. Potensi

1. Pengertian potensi 52

2. Jenis-jenis potensi 54

E. Remaja

1. Pengertian Remaja 60

2. Karakteristik Remaja 61

3. Tugas Remaja 63

BAB III GAMBARAN UMUM PERANAN ORGANISASI MAJLIS TA’LIM

REMAJA NUR AL-FIKRI

A. Profil Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri

1. Sejarah Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri 66

2. Visi dan Misi Organisasi Majlis Ta’lim Remaja

Nur al-Fikri 70

(12)

viii 5. Program Pengembangan Potensi Organisasi Majlis Ta’lim Remaja

Nur al-Fikri 76

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PERANAN ORGANISASI MTR NF

DALAM PENGEMBANGAN POTENSI REMAJA

A. Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri Dalam

Pengembangan Potensi Remaja 78

B. Respon Remaja Dalam Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja

Nur al-Fikri Dalam Pengembangan Potensi 84

C. Respon Masyarakat Tentang Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja

Nur al-Fikri Dalam Pengembangan Potensi Remaja 93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 99

B. Saran 100

DAFTAR PUSTAKA

(13)

x

3. Gambar 3: Bentuk Organisasi Lini/Garis/Komando 37

4. Gambar 4: Bentuk Organisasi Fungsional 37

5. Gambar 5: Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini 38

6. Gambar 6: Bentuk Organisasi Fungsional, Lini, Dan Staff 39

7. Gambar 7: Bentuk Organisasi Lini Dan Staff 40

8. Gambar 8: Bentuk Organisasi Panitia 40

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membicarakan kaum remaja berarti membicarakan nasib

masyarakat di masa depan. Sebab merekalah yang kelak mengemban

tanggung jawab masyarakat. Pemuda dan remaja adalah harapan bagi

masa depan bangsa dan masyarakat. Mereka kelak akan menduduki

berbagai jabatan yang menentukan sebagai pelanjut cita-cita generasi

sebelumnya. Jabatan sebagai pemimpin, hakim, dan berbagai kedudukan

lainnya ada di pundak mereka1.

Pemuda dan remaja merupakan aset terbesar bangsa sekaligus

tumpuan harapan yang akan menegakkan kembali cita-cita bangsa ini.

Pemuda dan remaja merupakan bagian dari roda perputaran zaman yang

diharapkan kembali dapat menjadi the agent of change. Dengan potensi

yang dimilikinya seperti semangat dan gagasan baru kerena cara

pandangnya yang ideal serta kemurnian pikirannya, menjadi titik temu

dengan zaman baru yang harus diawali dengan semangat dan gagasan

baru. Berharap dari sini, akan muncul suatu perubahan sikap dalam setiap

1

(15)

diri pemuda dan remaja untuk meningkatkan integritas dan solidaritas

terhadap sesamanya.2

Pemuda dan remaja memiliki potensi yang sangat besar dalam

melakukan proses perubahan. Pemuda adalah sosok yang idealis, memiliki

keberanian, penuh kreasi, serta menjadi inspirator. Namun dalam beberapa

tahun terakhir semangat para pemuda dan remaja Indonesia sudah terasa

kendur dan tergerus oleh kemajuan zaman, serta kemajuan teknologi. Para

pemuda dan remaja seperti dininabobokan oleh fasilitas teknologi yang

semakin canggih di masa ini. Para kaum muda dan remaja terlena oleh

kesenangan yang ia ciptakan sendiri dengan barang-barang teknologi yang

ada di genggamannya dan sakunya. Para kaum muda menciptakan

dunianya masing-masing, di dalam dunia yang semu. Kaum muda secara

tidak sadar turut menciptakan sebuah kebudayaan individual di

tengah-tengah kehidupan sosial mereka.

Permasalahan remaja, semakin banyak diperbincangkan, seakan

remaja yang dimiliki oleh negeri ini hanya bisa menghasilkan berbagai

masalah di sekitarnya. Permasalahan remaja mulai dari kenakalan sampai

pada kasus kekerasan atau kriminal, hingga kasus kejahatan seksual yang

dilakukan dan dialami oleh remaja.

2

Pandu Dewanta dan Chavchay Syaifullah, rekontruksi pemuda, (Jakarta: Kementrian

(16)

Di dalam diri remaja, rasa ingin tahu dan rasa ingin melakukan hal

atau sesuatu yang baru seperti tidak terbendung. Mereka menyalurkan

keingintahuannya tersebut seperti tidak ada rem, tanpa kontrol yang kuat

dalam diri mereka. Dalam pencapiannya tersebut, remaja tidak sadar telah

menabrak nilai atau norma yang dipandang baik oleh masyarakat. Hal ini

menimbulkan suatu masalah atau kondisi yang tidak diinginkan, remaja

juga seperti tidak mengenal atau bahkan tidak mengetahui cara

pengendalian diri dalam memenuhi keingintahuan mereka.

Permasalahan di atas didukung pula dengan kemajuan teknologi

saat ini. Teknologi yang berkembang sangat pesat, dimanfaatkan oleh

remaja, namun penggunaannya kurang tepat. Dengan teknologi yang

sudah bisa masuk ke dalam saku dan bisa mereka genggam kini, tidak

sedikit digunakan untuk mendukung kenakalan mereka. Dalam kondisi

tersebut, remaja masih belum sadar, bahwa tindakan yang dilakukannya

tidak sesuai dengan nilai atau norma yang ada di masyarakat, sehingga

dapat menimbulkan suatu kondisi yang tidak nyaman atau keadaan yang

tidak diinginkan oleh masyarakat yang berada di sekitarnya. Bisa

dikatakan bahwa kondisi tersebut membuat suatu masalah sosial yang

harus dihadapai oleh masyarakat.

Kemampuan, kekuatan atau potensi di dalam diri remaja yang

digambarkan, seperti terbuang untuk hal yang tidak diinginkan. Mereka

(17)

memberikan sesuatu yang positif bagi diri, orang tua, dan lingkungan

mereka.

Faktor lain yang mendukung permasalahan pada diri remaja,

membawa pergeseran kebudayaan dan mempengaruhi diri remaja, sesuatu

yang tidak sengaja diciptakan dan memiliki pengaruh yang sangat kuat,

yang mampu merasuk pada bidang apapun cakupannya. Penulis

berpendapat bahwa sesuatu yang membawa perubahan ini adalah

globalisasi.

Globalisasi adalah sebuah proses yang paling mempengaruhi hajat

hidup orang banyak di dunia ini, mulai tingkat kesejahteraan, prilaku

sosial, dinamika politik, hingga cara kita makan, berpakian, dan menikmati

kehidupan. Globalisasi adalah produk perkembangan ilmu pengetahuan,

daya inovasi, dan teknologi yang semakin arti tapal batas politik dan

geografi. Namun pada tingkat fundamental, globalisasi didorong oleh sifat

yang inheren pada diri manusia untuk selalu ingin lebih tau, lebih bebas,

lebih maju serta lebih mampu berhubungan dengan manusia-manusia

lainnya di tempat yang berbeda.3

Begitu yang dirasakan pada setiap individu ketika merasakan

sebuah dampak dari globalisasi, terutama kaum remaja. Mereka bisa

3

(18)

dengan mudah merasakan dampak ini pada pergaulan yang menjadi

tuntunan alami dari manusia. Maka pergaulan remaja dalam bentuk

kelompok sangat menolong perkembangan mereka, dalam kelompok,

kaum remaja belajar menyesuaikan diri, belajar menyesuaikan sesuatu,

belajar bekerja sama, dan belajar memperkembangkan kepribadian, dan

memupuk harga diri. Pergaulan dalam kelompok-kelompok yang

bertujuan baik dan sehat akan memberi pengalaman bagi remaja4.

Remaja dalam menghadapi kondisi tersebut, sangat penting bagi

penulis untuk bisa menemukan sebuah kelompok, tempat atau wadah yang

bisa menampung semua kemampuan, kreativitas, dan kekuatan atau

potensi mereka, tempat atau wadah yang bisa menerima semua pikiran dan

tindakan yang keluar secara alami dari diri mereka, tanpa terlihat rasa

bosan menghadapi prilaku mereka, namun tetap mampu memberikan

masukan positif dan diterima serta diaplikasikan nilai-nilai yang

didapatinya oleh mereka. Tempat atau wadah yang dianggap bisa

memberikan suatu hal yang positif bagi diri mereka, dan membantu

mengembangangkan atau menyalurkan potensi yang ada pada diri mereka,

serta tempat yang bisa menumbuhkan nilai-nilai yang baik sehingga bisa

dijadikan kontrol dalam hidup mereka. Maka dari permasalahan yang

digambarkan di atas, organisasi merupakan salah satu pilihan yang bisa

4

(19)

dijadikan sebagai pemecahan masalah atau pengurangan masalah

kenakalan remaja.

Dengan tergabungnya para kaum remaja pada kelompok, di tempat

atau wadah seperti di atas, tentu mereka akan merasakan budaya yang

baru, yakni, budaya organisasi. Budaya organisasi ialah pola fikir dan

prilaku efektif dan efisien yang diulang terus-menerus untuk mencapai

tujuan. Organisasi adalah tempat manusia berinteraksi memenuhi

kebutuhan hidupnya.5.

Budaya organisasi mencerminkan persepsi umum yang dilakukan

oleh seluruh anggota organisasi. Karenanya dapat diharapkan bahwa

remaja dengan latar berlakang yang berbeda atau pada tingkat yang

berbeda dalam organisasi akan cendrung menjelaskan budaya organisasi

dengan terminologi yang sama.6 Maka pendapat penulis bahwa adanya

peran dari sebuah organisasi atau kelompok sangat penting bagi

perkembangan diri remaja.

Peran menurut Soerjono Soekanto, yaitu peran merupakan aspek

dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu

peranan.7

5

Ibid no 4. Hal 55

6

Wibowo, Budaya Organisasi, Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 9-10

7

(20)

Gambaran peran dari tokoh Sarjono ialah seseorang telah

menjalankan hak-haknya dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya,

maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Maka tidak ada

peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran8.

Sehingga ketika remaja bergabung pada suatu kelompok, atau

organisasi, remaja akan mulai memahami, bagaimana pentingnya peran ia

sebagai seorang remaja, dan manfaat kedudukan dirinya sebagai seorang

remaja di dalam sebuah masyarakat atau sistem sosial.

Peranan, dapat didefinisikan sebagai sekumpulan fungsi yang

dilakukan oleh seseorang sebagai tanggapan terhadap harapan-harapan

dari para anggota penting, sistem sosial yang bersangkutan, dan

harapan-harapan sendiri dari jabatan yang ia duduki dalam sosial itu.9

Ketika dihadapkan dengan kondisi remaja seperti di atas, perlu

adanya kesadaran dan kepedulian dari berbagai pihak, baik personal,

maupun kelompok, untuk mengambil sebuah peranan dalam mengurangi

permasalahan pada diri seorang remaja. Pandangan penulis, bahwa

peranan dari kelompok merupakan salah satu cara dalam membentuk

karakter atau pribadi seorang remaja. Karena, dasar dari karakteristik

seorang remaja yang ingin mencoba segala hal, mengikuti segala sesuatu

8

Nurul Hikmah, Peranan Yayasan AlFikri Dalam Pelayanan Sosial Terhadap Siswa Yatim Piatu Di Desa Gembong RT 02/04 Balaraja Barat Tangerang. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dawah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), hal. 12

9

(21)

yang dianggapnya baru yang didapatkannya dari berbagai pertemanan, dan

rasa keingintahuannya yang sangat besar dalam memahami dan mengerti

segala sesuatu hal yang ingin didapatkannya.

Adanya peranan kelompok atau wadah yang baik di mata remaja

dan lingkungan sekitar, yang bisa mengerti dan memahami dalam

menampung berbagai keinginan dan sikap remaja yang tergabung di

dalamnya, akan memberi dampak yang positif dan baik bagi remaja dalam

memenuhi segala sifat dasarnya. Dengan adanya peranan kelompok yang

fokus pada remaja, diharapkan para remaja memiliki sebuah pengetahuan

dari sebuah nilai dan norma dalam bergaul, remaja memahami fungsi dan

tugasnya dalam kehidupan, dan remaja selamat, tidak terpengaruh pada

pergaulan yang kurang baik, bahkan terhindar dari berbagai kasus kriminal

yang kian marak pada diri remaja, dan remaja dapat diharapkan sebagai

generasi yang kuat dan baik, karena dianggap sudah mampu keluar atau

melewati masa tersulitnya dari seorang remaja.

Melihat kondisi remaja, yang sesungguhnya memiliki potensi

begitu besar, menjadi harapan dan kepercayaan yang dihadapkan ke diri

mereka, dan adanya harapan dari sebuah peranan yang dilakukan oleh

kelompok atau organisasi yang siap untuk menjadi wadah pengembangan

potensi remaja. Maka, penulis tertarik untuk memperdalam fenomena ini,

dan penulis angkat dalam pembahasan skripsi yang berjudul PERANAN

(22)

DALAM PENGEMBANGAN POTENSI REMAJA DI KAMPUNG

BEDAHAN CIBINONG BOGOR.

Organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang bergerak di

bidang Dakwah dan Sosial, dan merupakan organisasi yang sebagian besar

digerakkan oleh para pemuda atau remaja dari wilayah kampung Bedahan.

Organisasi ini di bawahi oleh Yayasan Balqis, yang memiliki sebuah visi,

misi, dan motto yang dijadikan pedoman untuk pelaksanaan dan

berjalannya organisasi. Di dalamnya memiliki kepengurusan, dan

berbagai divisi yang ditugasi untuk melancarkan berbagai program yang

dirancang agar bisa mengembangkan semangat dan potensi para kaum

pemuda dan remaja.

Di sini penulis berusaha dan mencoba memperlajari sejauh mana

organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri berperan menjadi tempat

atau wadah untuk mengembangkan semangat dan potensi para remaja,

serta menjadi tempat yang dianggap mampu untuk menumbuhkan

nilai-nilai yang baik, sehingga dapat dijadikan rem atau kontrol bagi para

remaja yang tergabung di dalamnya, sehingga dalam pengaplikasian

nilai-nilai tersebut mampu dirasakan juga oleh masyarakat di wilayah sekitar

Kampung Bedahan.

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri yang beralamat di

kampung Bedahan RT 03/01, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong,

(23)

pertimbangan sebagai berikut; 1). Organisasi ini bergerak pada bidang

Dakwah dan Sosial. Memiliki berbagai program, guna memberdayaan dan

mengembangankan potensi kaum muda dan remaja dengan nilai Islam,

dan 2). Organisasi ini sudah lama berada di wilayah tersebut, dan menurut

sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian yang serupa di

organisasi tersebut.

B. Fokus dan Batasan Masalah

1. Fokus Masalah

Agar penelitian ini mencapai suatu hasil yang diinginkan,

maka penulis memfokuskan masalah penelitian pada peran:

a. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri yang memiliki

struktur kepengurusan dan memiliki kualifiksi keanggotaan dari

usia 12 – 25 tahun. Direntang usia tersebut remaja yang

tergabung di dalam yayasan balqis dihimpun dan mulai

dikenalkan budaya organisasi dengan mulai terlibat dalam sebuah

kepanitiaan, mengikuti kegiatan rutin organisasi, dan mengikuti

peraturan yang diterapkan oleh organisasi.

b. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, untuk membantu,

dan mengenali serta mengembangkan potensi-potensi yang

(24)

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai suatu hasil yang diinginkan, maka

penulis membatasi masalah pokok penelitian pada:

a. Bagaimana Peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri

Nur al-Fikri dalam upaya pengembangan potensi para remaja di

Kp. Bedahan ?

b. Bagaimana respon remaja tentang peranan organisasi Majlis

Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam pengembangan potensi?

c. Bagaimana respon pendapat masyarakat tentang peranan

organisai Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas,

maka tujuan dari diadakannya kegiatan penelitian ini adalah, untuk:

a. Mengetahui Peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur

al-Fikri dalam upaya pengenalan potensi para remaja di Kp.

Bedahan?

(25)

c. Mengetahui respon masyarakat tentang peranan organisasi Majlis

Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas,

maka manfaat dari diadakannya kegiatan penelitian ini adalah, untuk:

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus organisasi Majlis

Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam rangka meningkatkan kualitas

dan inovatif dalam program-programnya untuk melakukan

kegiatan dan aktifitas bagi pengembangan potensi anggota dalam

organisasinya,

b. Sebagai sarana bagi penulis sendiri, guna meningkatkan

kemampuan dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan

karya ilmiah,

c. Sebagai sarana untuk teman-teman mahasiswa atau penulis

lainnya yang akan melakukan kegiatan penulisan dan penelitian

yang terkait dengan organisasi atau komunitas disuatu wilayah

tertentu,

d. Sebagai sarana untuk menambah dan mewarnai referensi atau

informasi, dan dokumentasi ilmiah dalam perkembangan ilmu

pengetahuan, terutama pada jurusan Pengembangan Masyarakat

(26)

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses

penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang

menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada

pendekatan ini peneliti menekankan sifat relitis yang terbangun secara

sosial, hubungan erat antara peneliti dan yang diteliti.10

Penulis menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan menurut

Bogdan dan Biklen, bahwa analisis kualitatif deskriptif ialah data yang

dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, atau gambar daripada

angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk

mengilustrasikan dan menyediakan bukti persentasi. Dan biasa data

tersebut mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, fotografi,

vidiotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi

lainnya.11

Dari pengertian di atas, penulis melakukan penelitian dengan

turut ikut dalam kegiatan organisasi guna mengumpulkan data-data,

dengan cara melakukan pendekatan terhadap anggota dan pengurus,

melakukan wawancara terhadap beberapa anggota dan pengurus,

10

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah,

(Jakarta: Prenadema Group, 2011), hal. 33-34

11

(27)

mengambil beberapa dokumentasi dari kegiatan yang dilaksanakan,

serta mewawancari beberapa anggota dan pengurus, untuk mengambil

data yang dibutuhkan di dalam proses penelitian.

2. Macam Dan Sumber Data

Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua

bagian yaitu data primer dan data skunder.

a. Data primer adalah data pokok yang berasal dari sumber aslinya,

atau data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli.

b. Data sekunder atau data pendukung adalah data yang diperoleh

dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan

penelitian maupun instansi yang terkait lainnya, seperti

buku-buku.12

Data primer dalam penelitian, penulis dapat dari wawancara

langsung para narasumber, dokumen yang diambil secara langsung

dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Dan data

sekunder, penulis dapati dalam penelitian ini adalah catatan-catatan

laporan pertanggung jawaban, dan dokumen dari berbagai kegiatan

yang pernah diselenggarakan oleh organisasi serta ad/art yang dimiliki

oleh organisasi.

12

(28)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi, merupakan suatu tekhnik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta

pencatatan secara sistematik. Observasi juga merupakan metode

yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu

kita selalu terlibat dalam proses mengamati.13 Dalam penelitian,

penulis melakukan observasi dengan mendatangi dan ikut

bergabung di dalam kegiatan organisasi selama beberapa bulan,

guna mencari informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara

digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui

hal-hal penting yang lebih mendalam.14 Dalam penelitian penulis

menggunakan teknik nonpropotional startified random sampling

yakni persentasi atau jumlah sampel pada setiap lapisan tidak

sama. Dan purposive sampling, ialah pengambilan responden

sesuai pertimbangan pengumpulan data sesuai dengan maksud

13

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif; Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal. 143

14

(29)

dan tujuan penelitian.15 Dan berikut beberapa responden yang

akan penulis wawancari dalam pemenuhan informasi.

Tabel: 1.1

c. Dokumentasi, teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dll16.

15

(30)

Atau peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari

berbagai macam bentuk data yang ada di lapangan serta data-data

lain diperpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk

hasil dalam penelitian ini.17

4. Teknik Analisis Data

Pada penggunaan analisis ini memperhatikan karakteristik

datanya yang kata-kata verbalnya memerlukan olahan-olahan sendiri

mulai dari mengedit sampai menyajikan dalam keadaan ringkas, untuk

dijadikan sebuah data yang didapat dari lapangan, dan penulis sendiri

sebagai seorang peneliti harus lebih tanggap terhadap situasi di

lapangan. 18 Atau analisis data digunakan untuk proses

penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterprestasikan19.

5. Keabsahan Data

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; suatu pendekatan dan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 206

17

Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Dikelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara,

(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), Hal. 12

18

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), edisi. III, hal. 29-30

19

(31)

Dalam penelitian tingkat lanjut, penulis dalam melakukan

penelitian ini, melakukan kegiatan untuk menyakinkan data dengan

keadaan sebenarnya, kegiatan tersebut biasa dikenal dengan

keabsahan data atau triangulasi. Triangulasi merupakan metode

sintesa data terhadap kebenarannya dengan menggunakan metode

pengumpulan data yang lain. Data yang valid atau kredibel melalui

triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang

keabsahan datanya sehingga tidak ragu dalam pengambilan

kesimpulan penelitian. Dalam mengecek keabsahan atau validitas data

menggunakan teknik triangulasi, data dari satu pihak harus dicek

kebenarannya dengan cara memperoleh data dari sumber lain.

Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama,

yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat

kepercayaan data, sehingga cara-cara ini juga mampu mencegah

bahaya-bahaya subjektif.20

6. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur

al-Fikri, yang berada di wilayah Kp. Bedahan RT 03/01. Kel.

Pabuaran, Kec. Cibinong, Kab. Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2016.

20

(32)

E. Tinjauan Pustaka

Dalam pembahasan yang penulis angkat, ada beberapa tema yang

dikaji pula dalam karya ilmiah lain untuk dijadikan sebuah skripsi, yang di

mana tema-tema tersebut juga mengangkat masalah “Peranan” pada suatu

objek, maka dari beberapa karya ilmiah yang hampir sama tersebut,

penulis menjadikan sebuah bahan perbandingan untuk membuat karya

ilmiah penulis sendiri. dan berikut beberapa karya ilmih yang menjadi

skripsi, yang memiliki kemiripan tema dengan tema yang penulis angkat

yakni sebagai berikut:

1. Judul Skripsi : Peran Pekerja Sosial Masyarakat Kelompok Usaha

Bersama Dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di desa Lebak

Wangi Kecamatan Sempatan Timur Tangerang,

Penulis : Fazzra Raissa Wulandari

Isi Pokok : Peranan yang dilakukan para pekerja sosial untuk

membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di daerah

yang difokuskan

2. Judul Skripsi : Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan

Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Dikelurahan Rawa

Badak Utara Kecamatan Koja Jakut

(33)

Isi Pokok : Melihat Peranan yayasan tersebut untuk

mengoptimalisasikan para anak jalanan yang berada di sekitar

wilayah tersebut untuk bisa lebih berdaya.

3. Judul Skripsi : Peranan Yayasan Al-Fikr Dalam Pelayanan Sosial

Terhadap Siswa Yatim Piatu di desa Gembong RT 02/04 Balaraja

Barat Tangerang.

Penulis : Nurul Hikmah

Isi Pokok : Pemberian pelayanan sosial terhadap siswa Yatim

Piatu di salah satu yayasan pendidikan. Di mana fokus penelitian

ditujukan pada anak yatim piatu yang bersekolah pada jenjang

MTS atau setara sekolah SMP dan hanya berfokus pada 9 orang

anak untuk diteliti.

Dari ketiga tinjauan pustaka, masalah dan tema yang penulis ambil

untuk yang ditujukkan atau mengangkat masalah di atas memang memiliki

beberapa kemiripan terutama pada teori peran. Namun pada permasalahan

analisis dan objek penelitian, penulis mengambil perbedaan permasalahan,

karena penulis berfokus pada pengembangan potensi remaja yang

(34)

F. Sistematika Penulisaan

Sistematika penulisan ditujukan untuk mempermudah para pembaca

dan pengkaji penelitian untuk memahami dan mengetahui bagian-bagian

dari pembahasan yang ditulis oleh penulis sendiri. dan berikut sistematika

dari keseluruhan karya ilmiah yang ditujukan untuk pembuatan skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, Metodologi penelitian yang digunakan, tinjauan

pustaka, sistematika penulisan dan teknis penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS, pada bab ini akan membahas

landasan teoritis dengan uraian sebagai berikut: pengertian

peranan, pengertian organisasi meliputi pendapat para

tokoh, ciri, tujuan, dan jenis. Berikutnya pengertian potensi,

serta mengenai remaja dilihat dari aspek sejarah, pengertian,

karakteristik, dan tugas dari remaja.

BAB III GAMBARAN UMUM meliputi pembahasan tentang; profil

organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, yang

meliputi sejarah organisasi, visi dan misi, struktur

kepengursan, sarana dan prasarana, dan program pengembangan potensi yang ada pada Majlis Ta‟lim

Remaja Nur al-Fikri

(35)

al-Fikri dalam upaya pengembangan potensi remaja,

kesesuaian pendapat mengenai peranan organisasi tersebut

dalam pengembangan potensi dari sudut pandang remaja,

dan kesesuaian antara harapan ideal masyarakat mengenai

peran organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri

BAB V PENUTUP, merupakan bab terakhir meliputi kesimpulan

dan saran.

G. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan oleh penulis dalam melakukan

pengerjaan penyusunan karya ilmiah yang ditujukan untuk Skripsi, merujuk pada buku “pedoman penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi”.

(36)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peranan

1. Pengertian Peranan

Peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni bagian

yang dimainkan seseorang pemain, atau tindakan yang dilakukan oleh

seseorang dalam suatu peristiwa1

Peranan menurut Grass, Mason dan MC Eachern

mendefinisikan peranan sebagai perangkat harapan yang dikenakan

pada individu atau kelompok yang menempati kedudukan sosial

tertentu.

Sedangkan dikemukakan oleh Soekanto, bahwa peranan (role)

merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya, maka ia

menjalankan suatu peranan.

Berdasarkan dua pengertian diatas, peranan adalah perangkat

harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok, untuk

menjalani hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang

peran sesuai yang diharapkan.2

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke- 3, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai, 2007

2

(37)

Perspektif penulis peranan memiliki makna, usaha pemenuhan

harapan yang dijalani oleh seseorang atau kelompok yang menduduki

status di sistem sosial atau lingkungan. Setiap individu atau kelompok

memiliki peran yang dijalani, dan dalam pemenuhan dan pelaksanaan

harapan, individu atau kelompok mengerjakan berbagai usaha atau

cara yang dilakukan untuk mendapati penilaian baik atau tidak dari

peran yang dihadapkan kepadanya.

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani

“Organon”. Yang berarti alat atau instrument. Karena organisasi

digunakan oleh manusia untuk mencapai tujuan.3 Bisa dikatakan

organisasi merupakan sebuah kendaraan untuk mendapati suatu tujuan

Peter Blau, mendefinisikan organisasi adalah prosedur untuk

memobilisasi dan mengkoordinasi upaya-upaya yang beragam, dalam

meraih tujuan-tujuan yang sama.4 Menurut analisis penulis dari

pengertian ini, organisasi sebagai kumpulan dari banyak cara untuk

meraih suatu tujuan yang seragam

3

Siswanto Dan Agus Sucipto. Teori Dan Prilaku Organisasi, Suatu Tinjauan Integratif, (Malang, UIN Malang Press, 2008), Hal. 54-55

4

(38)

Mills mendefinisikan organisasi sebagai kolektivitas khusus

manusia yang aktivitas-aktivitasnya terkoodinasi dan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.5 Analisis dari teori ini bahwa adanya

kesepakatan dalam pencapaian suatu tujuan bersama.

Pendapat Thompson bahwa pengertian organisasi adalah sebuah

integrasi anggota-angota spesial yang sangat rasional dan impersonal

yang bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik yang telah

diumumkan.6 Dari pendapat Thompson, pendapat penulis organisasi

adalah kerjasama dari berbagai kalangan anggota untuk

merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan bersama.

Dalam penelitian ini, pendapat dari Thompson terkait dengan

peranan yang dilakukan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri

dalam mengembangkan potensi anggota remaja yang tergabung di

dalamnya.

Karena dalam menjalankan peranannya untuk mengembangkan

potensi anggota remaja, organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri

melibatkan anggota senior dan anggota lainnya yang mampu memberi

pengaruh dan contoh baik, hal ini merupakan bentuk anggota rasional

dan impersonal yang bekerja sama dalam mewujudkan tujuan yang

tertera di dalam AD/ART organisasi.

5

Kusdi, Teori Organisasi Dan Administrasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2013), Hal. 4

6

(39)

2. Ciri-c iri Organisasi

Adapun Herbert G. Hicks menyebutkan sejumlah fakta yang

merupakan ciri umum semua organisasi, sebagai berikut:

a. Sebuah organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang

b. Orang-orang tersebut yang terlibat satu sama lain dengan satu atau

lain cara – mereka semua berinteraksi

c. Interaksi tersebut selalu dapat diatur atau diterangkan dengan jenis

struktur tertentu

d. Masing-masing orang di dalam sebuah organisasi memiliki

sasaran-sasaran pribadi, beberapa diantaranya merupakan alasan

bagi tindakan-tindakan yang dilakukannya. Diantaranya

mengekpektasi bahwa keterlibatannya di dalam sebuah organisasi

akan membantunya dalam mencapai sasaran-sasaran yang dituju.7

Mandra, yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu

sistem hubungan kerja dengan sejumlah orang untuk mencapai tujuan,

maka harus memiliki ciri: a) Sejumlah orang, b) Tujuan bersama, c)

Interaksi yang selalu dapat diukur, atau dapat diterangkan menurut

suatu struktur tertentu, d) Setiap orang dalam organisasi mempunyai

7

(40)

tujuan bersama, e) Interaksi selalu diarahkan untuk mencapai tujuan

bersama.8

3. Tujuan Orgnisasi

Menurut Simon pada umumnya ujuan akhir organisasi

tercantum dalam visi dan misi organisasi sedangkan sasaran atau

tujuan kecil dibahas dalam rapat organisasi.9

Tujuan sendiri adalah suatu cita-cita yang disertai dengan usaha

dan pernyataan yang jelas kemana organisasi akan dibawa, tidak akan

ada langkah maju tanpa adanya tujuan yang tegas. Maka fungsi dalam

penetapan tujuan ialah sebagai berikut:

a. Menjadi pedoman bagi kegiatan.

b. Sebagai sumber legitimasi. c. Adanya standar pelaksanaan.

d. Munculnya motivasi untuk mencapai tujuan tersebut.

e. Dasar rasional pengorganisasian.10

Tujuan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ini, tertera

pada ad/art bab 5, pasal 9 dan 10, tentang tujuan dan usaha dari

organisasi. Tujuan organisasi ialah Membimbing dan menuntun

8

Dr. Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), Hal. 26

9

Http://Www.Apapengertianahli.Com/2015/03/Pengertian-Organisasi-Tujuan-Ciri-Struktur-Organisasi.Html

10

(41)

anggota, pengurus dan masyarakat untuk mempelajari ajaran serta

pengetahuan Islam, guna menuju masyarakat Islam sesuai dengan

Sunnah dan cita-cita Nabi Muhammad SAW, serta terbinanya insan

pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas

terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT

yang tertera di pasal 9

Sedangkan usaha dari organisasi adalah : 1). Membina pribadi

generasi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah, 2).

Mengembangkan potensi dalam diri anggota baik dalam segi

ketaqwaan, keilmuan, keterampilan serta potensi sosial dan budaya,

3). Berperan aktif untuk memajukan kehidupan umat dalam

mengamalkan dinul Islam, baik dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Usaha organisasi tertera di

pasal 10.11

4. Jenis atau Macam Organisasi

Wursanto, berpendapat bahwa organisasi dapat diklasifikasikan

berdasarkan 6 jenis, yang tergambar dalam bagan berikut:

11Draft komisi D, ad/art Majlis Ta‟lim Remaja Nur al

(42)

Gambar: 2.1:

(43)

a. Organisasi Berdasarkan Pucuk Jumlah Pimpinan

Organisasi ini dapat diklasifikasikan menjadi organisasi

tunggal dan majemuk. Dimana organisasi tunggal, puncak

pimpinan dipegang oleh satu pimpinan yang memiliki kekuasaan

penuh untuk mengambil keputusan, aturan dan kebijakan.

Sedangkan organisasi majemuk, puncak pimpinan dipegang lebih

dari satu orang, setiap pimpinan memiliki hak dalam pengambilan

keputusan.12

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan

organisasi yang memiliki ciri puncak atau pucuk kepemimpinan

tunggal, dimana organisasi ini diketuai oleh satu orang anggota,

yang membawahi tiga divisi dimasa kepemimpinan dalam periode

ini.

b. Organisasi Berdasarkan Segi Keresmian

Organisasi ini dibedakan menjadi organisasi formal dan

informal. Disebut sebagai organisasi formal karena aktifitas atau

kegiatan dikoordinir dengan dengan penuh kesadaran guna

mencapai tujuan yang direncakan, menurut Hick memiliki ciri

sebagai berikut:

1) Memiliki struktur organisasi,

2) Spesifikasi jabatan yang jelas,

12

(44)

3) Tujuan organisasi, dinyatakan dengan jelas,

4) Status, gaji, kedudukan, dan pangkat serta penghasilan diatur

dengan sangat baik.

5) Diorientasikan untuk waktu yang lama, dan direncakan dengan

baik,

6) Keanggotaan diperoleh secara sadar.

Sedangkan organisasi informal dibentuk secara spontan,

dimana keanggotaannya didapat secara sadar maupun tidak sadar.13

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ini dapat

dikatakan sebagai organisasi formal, karena organisasi ini memiliki

struktur kepengurusan dan spesifikasi jabatan yang jelas dari para

anggota remaja yang tergabung di dalamnya. Selain itu organisasi

ini memiliki peraturan yang tertulis yang disepakati dan dipatuhi

oleh seluruh anggota. Peraturan tertulis terdapat pada AD/ART

organisasi.

Namun ciri dari organisasi formal pada point empat dan lima,

tidak dimiliki oleh organisasi, namun bagi penulis tidak

mengurangi nilai organisasi ini dari segi keresmiannya, hal ini karena orgnisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan

bukan organisasi yang memberi biaya dari berbagai kegiatan yang

dilakukan di dalamnya.

13

(45)

Dan pada ciri keanggotaan, organisasi ini, mendata setiap

remaja yang mengjadi anggota organisasi, sehingga organisasi ini

memiliki database keanggotaan dan Kartu Tanda Anggota (KTA)

bagi seluruh remaja yang di dalam organisasi ini.

c. Organisasi Berdasarkan Tujuan

Organisasi ini dibedakan menjadi 3 macam yakni:

1) Organisasi Bisnis atau Swasta, seperti :

a) Firma (Fa), persekutuan untuk menjalankan usaha dagang

dibawah nama bersama,

b) Perseroan Komenditer (CV), bentuk perjanjian kerjasama

dalam kegiatan usaha antara dua belah pihak,

c) Perseroan Terbatas (PT), bentuk organisasi bisnis yang

mengembangkan usahanya menerbitkan surat berharga,

yang dinamakan saham / andil / sero

d) Koperasi, organiasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,

dan beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum,

dan berdasarkan atas asas kekeluargaan.

2) Organisasi Sosial

3) Organisasi Pemerintah, seperti :

a) Joint Ventura, bentuk kerjasama antar dua atau lebih

(46)

b) Trust, penggabungan (namun bukan kerjasama) dari

beberapa perusahaan untuk bersatu sehingga terbentuk

satu perusahaan yang lebih kuat dan besar

c) Kartel, persekutuan perusaan yang sejenis, dan terikat

dalam sebuah perjanjian, dan biasa terdiri atas beberapa

organisasi yang independen dan mandiri

d) Holding Company, perusahaan saham patungan

e) Yayasan, badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan

atau lebih mengutamakan usaha-usaha sosial.14

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, jika dilihat

dari jenis tujuan, maka organisasi ini masuk ke dalam organisasi

pemerintah. Spesifiknya masuk pada urutan terakhir dari organisasi

pemerintah, yakni dalam bentuk yayasan yang memiliki badan

hukum. Karena organisasi ini di bawah naungan yayasan balqis

dengan akte notaris : YAYASAN BALQIS, Dr. H. M. Ridwan

Indra, RA, SH. No. 13/2000

d. Organisasi Berdasarkan Luas Wilayah

Organisasi ini, dikatagorikan menjadi 4 katagori, yakni:

1) Organisasi lokal, organisasi yang meliputi wilayah atau daerah

tertentu, seperti desa, kecamatan, kota administrasi, hingga

propinsi

14

(47)

2) Organisasi nasional, organisasi yang meliputi seluruh wilayah

dari negara tempat organisasi tersebut berada, seperti Bank

Rakyat Indonesia, PT, Pos Indonesia, dsb

3) Organisasi regional, organisasi yang luas wilayahnya terdiri

dari beberapa negara, dan biasa negara tersebut terletak dalah

satu wilayah, dan memiliki karakteristik dan beberapa

kesamaan terstentu, seperti organisasi ASEAN

4) Organisasi internasional, organisasi dimana para anggotanya

terdiri dari negara diseluruh dunia, contoh organisasi ini

PBB.15

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, jika dilihat

dari luas wilayah, orgnisasi ini masuk pada jenis organisasi lokal,

karena organisasi ini terdapat pada wilayah kampung Bedahan,

khususnya pada RT 03/ RW 01. Di kelurahan Pabuaran,

kecamatan Cibinong, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat

e. Organisasi Berdasarkan Tipe

Organisasi ini dibedakan menjadi 3 tipe, yakni

1) Piramid mendatar, tipe ini sangat trend, karena memiliki ciri:

a) Jumlah satuan oragnisasi tidak banyak sehingga tingkat

hierarki rendah

b) Jumlah pekerja yang harus dikendalikan cukup banyak

15

(48)

c) Jumlah pimpinan sedikit16

2) Piramid terbalik

Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe

piramida datar atau flat adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar

dari pada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk

organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan

atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/

lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga-lembaga-lembaga pendidikan.17

3) Tipe kerucut, tipe organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

a) Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat

hirarki/kewenangan banyak.

b) Rentang kendali sempit.

c) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada

penjabat/pimpinan yang bawah/rendah

d) Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat

bawah terlalu jauh.

e) Jumlah informasi jabatan cukup besar.18

Pada tipe struktur, organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al

-Fikri, menurut penulis sesuai pada organisasi piramida mendatar.

Dalam penelitian penulis melihat struktur yang ada, diketuai oleh

16

Siswanto Dan Agus Sucipto. Teori Dan Prilaku Organisasi, Suatu Tinjauan Integratif, (Malang, UIN Malang Press, 2008), Hal. 21

17

Http://Www.Dickidirmania.Com/2013/05/Tipe-Atau-Bentuk-Organisasi.Html

18

(49)

seorang ketua, yang membawahi tiga divisi atau jabatan. Dimana

divisi atau jabatan pada organisasi tersebut masing-masing tiga

orang anggota remaja.

f. Organisasi Berdasarkan Bentuk

Organisasi merupakan pengklasifikasian suatu organisasi

berdasarkan tata hubungan, wewenang, dan tanggung jawab, dan

dibedakan menjadi 7 bentuk, seperti dibawah ini.

1) Bentuk organisasi staf, dimana seorang pimpinan dibantu oleh

seseorang atau beberapa staf yang memberikan pertimbangan

dan masukan, dan memiliki bentuk seperti dibawah ini:

Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Staf

P i m p i n a n

S t a f S t a f

Sumber: Siswanto dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 24

2) Bentuk organisasi lini / garis / komando, puncak pimpinan

dianggap sebagai sumber kekuasaan tunggal, sehingga

ketentuan, keputusan, dan kebijakan berada pada puncak

(50)

Gambar 2.3

Ssumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 24:

3) Bentuk organisasi fungsi, organisasi yang disusun berdasarkan

fungsi yang telah dibuat sesuai dengan kepentingan organisasi,

dan wewenang pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi

yang ada dibawahnya, tergambar seperti dibawah ini:

Gambar 2.4 Bentuk Organisasi Fungsi

Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 25

4) Bentuk organisasi fungsi dan lini, gabungan dari bentuk

(51)

memberikan wewenang kepada satuan yang berada di dalam

organisasi dan bentuk organisasi, seperti dibawah ini:

Gambar 2.5

Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini

G e n e r a l M a n a g e r

M a n a g e r

S u p e r v i s o r

P e k e r j a

M a n a g e r M a n a g e r

S u p e r v i s o r S u p e r v i s o r

P e k e r j a P e k e r j a P e k e r j a

Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 26

5) Bentuk organisasi fungsional, lini, dan staf, merupakan gabungan dari

bentuk organisasi lini, staf, dan fungsi. Pimpinan melimpahkan

wewenang kepada satuan unit yang disusun oleh organisasi yang

(52)

Gambar 2.6

Bentuk Organisasi Fungsional, Lini, Dan Staf

Garis Lini/Komando

Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 27

6) Bentuk organisasi lini, dan staf, merupakan gabungan dari bentuk

organisasi lini dan staf, wewenang tertinggi dari pimpinan

didelegasikan kepada satuan unit dibawahnya, namun pimpinan

satuan unit tidak bisa memberikan perintah kepada pelaksana

yang bukan dari unitnya, dan berikut bentuk dari organisasi

(53)

Gambar 2.7

Bentuk Organisasi Lini Dan Staf

M e n t r i

Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 28

7) Bentuk organisasi panitia, dikenal juga dengan istilh komisi,

gugus tugas, organisasi ini bersifat khusus. Dalam organisasi ini

wewenang sebagai staf bertindak sebagai penasehat . dan berikut

bentuk dari organisasi staf seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.8: Bentuk Organisasi Panitia

(54)

Dalam struktur organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri,

pandangan penulis sesuai dalam bentuk organisasi nomor 6, yakni

bentuk organisasi lini, dan staf karena wewenang tertinggi dari

pimpinan didelegasikan kepada satuan unit di bawahnya, namun

pimpinan satuan unit tidak bisa memberikan perintah kepada

pelaksana yang bukan dari unitnya.

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri memiliki

struktur kepengurusan yang dimana ketua membawahi 3 divisi

kerja, dari ketiga divisi tersebut memiliki ketua atau kepala divisi

yang merancang dan memiliki program kerja yang dilaksanakan

oleh anggotanya masing-masing.

C. Pengembangan

1. Pengertian Pengembangan

Pengembangan atau pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris,

yakni ‘empowerment’ secara harfiah diartikan sebagai

„pemberkuasaan‟. 19

Pendapat Jim Ife, pengembangan ialah

menyiapkan kepada masyarakat sumber daya, kesempatan,

pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri dan

mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri.20

19

Abu Huraerah, Pengorganisasian & Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2011), Hal. 96

20

Tantan Hermansyah, Dan Muhtadi, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam,

(55)

Dengan memperhatikan pandangan dari Jim Ife mengenai

pengembangan menurutnya ialah usaha untuk memberi kemampuan

diri baik pengetahuan, dan keahlian kepada masyarakat agar dapat

bertahan pada lingkungannya.

Menurut Edi Suharto, dan Dwi Yuliani, pengembangan adalah

suatu pendekatan dalam meningkatkan kehidupan masyarakat

melalui pemberian kekuasaan kepada kelompok-kelompok

masyarakat agar mampu membuat, menggunakan, dan mengontrol

sumber-sumber yang ada pada lingkungan mereka.21

Pendapat penulis terkait pengembangan dari pendapat Edi

Suharto, dan Dwi Yuliani ialah suatu usaha atau kegiatan yang

melatih aktualisasi peran-peran yang dimiliki oleh setiap masyarakat

untuk bisa menjadi lebih optimal.

Soetarso, menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat pada

hakikatnya mempunyai dua pengertian yang saling berkaitan, yakni

:

a. Peningkatan kemampuan, motivasi, dan peran dari semua unsur

masyarakat agar dapat menjadi sumber yang langgeng untuk

mendukung semua usaha kesejahteraan sosial. Unsur masyarakat

yang dapat menjadi sumber ini antara lain semua masyarakat yang

telah aktif mengabdikan diri di bidang usaha kesejahteraan sosial,

21

(56)

baik secara perseorangan, maupun dalam kelompok atau

organisasi.

b. Pemanfaatan sumber daya masyarakat yang telah ditingkatkan

kemampuan, motivasi, dan peranannya. peningkatan kemampuan,

motivasi, dan peran masyarakat berkaitan dengan pemahaman; 1)

lingkungan (sosial – budaya), 2). pemberian informasi, 3).

Dramatisasi masalah, 4). Penggalangan dukungan, 5).

Pengembangan momentum, 6). Penyediaan tempat atau lahan

pengabdian, 7). Pelatihan dan pengembangan.22.

Analisis penulis dari pendapat Soetarso, bahwa pengembangan

atau pemberdayaan untuk mencapai suatu kesejahteraan atau

kemandirian memerlukan suatu usaha atau kegiatan yang saling

berkaitan atau berhubungan. Kegiatan pertama dari pendapat

Soetarso ialah adanya usaha untuk memberi atau meningkatkan

kemampuan diri dari sasaran pengembangan, dan pendapat kedua

ialah memanfaatkan sasaran pengembangan yang sudah ikut

melakukan kegiatan – sasaran memiliki pengalaman dalam proses

pengembangan menuju kesejahteraan atau kemandirian, sehingga

diharapkan dapat memberi pengaruh pula kepada sasaran

pengembangan lainnya.

Maka menurut penulis, proses pengembangan yang dilakukan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri sesuai dari

22

(57)

pendapat Soetarso. Aktualisasi dari teori Soetarso, organisasi ini

mengikutsertakan peran anggota yang cukup senior, yang sudah

memiliki gambaran dan pengetahuan lebih, mengenai lingkungan

atau kondisi serta memiliki informasi untuk turut berpatisipasi di

organisasi untuk menjalankan peranannya dalam mengembangkan

potensi bagi anggota remajanya.

2. Model pengembangan

Model pengembangan, merupakan suatu gambaran umum dari

keseluruhan proses pada sasaran yang ingin dikembangan. Dan

berikut unsur dari model pengembangan:

a.Tujuan Pengembangan

Tujuan dari pengembangan ialah untuk meningkatkan

kekuasaan atau kemampuan pada sasaran pengembangan. Dan

sasaran dari pengembangan ialah:

1). Kelompok Lemah Secara Struktural yang terdiri dari orang

miskin, penganggur, pekerja bergaji rendah, wanita,

masyarakat lokal, dan kelompok miniritas.

2). Kelompok Lemah Khusus, yang terdiri dari manula, anak dan

(58)

3). Kelompok Lemah Secara Personal, yang terdiri dari orang

yang mengalami masalah pribadi, keluarga, kesedihan, dan

kehilangan.23

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri mengadopsi

tujuan dari sasaran pengembangan pada point pertama dan kedua

yakni kelompok lemah secara struktural dan khusus yang sebagian

terdiri remaja dan masyarakat lokal. dan ini terlihat dalam ad/art

bab 5, pasal 9 organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri

sebagai berikut; Membimbing dan menuntun anggota, pengurus

dan masyarakat untuk mempelajari ajaran serta pengetahuan Islam,

guna menuju masyarakat Islam sesuai dengan Sunnah dan cita-cita

Nabi Muhammad SAW, serta terbinanya insan pengabdi yang

bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya

masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT.24

b.Tipe Pengembangan

Ciri dari tipe pengembangan ialah memiliki kemampuan atas;

1). Pilihan personal dan kesempatan hidup, 2). Pendefinisian

kebutuhan hidup, 3). Ide atau gagasan, 4). Lembaga-lembaga, 5)

sumber-sumber, 6). Aktifitas, 7). Ekonomi, dan 8). Reproduksi.25

23

Abu Huraerah, Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Pengembangan Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), hal. 108

24ad/art organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al

-Fikri tahun 2016

25

(59)

Pada tipe pengembangan yang dilakukan oleh organisasi

Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ialah dengan memberi

kesempatan denga pengasahan kemampuan atas pilihan personal,

ide atau gagasan, dan aktifitas pada setiap anggota remajanya.

c.Proses Pengembangan

Proses pengembangan dapat dilakukan dengan 5 cara yakni:

1) Pemungkinan, ialah menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi dari sasaran pengembangan, dapat

berkembang secara optimal.

Proses pemungkinan pada pengembangan potensi yang diperankan oleh organiasai Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri

ialah dengan mengagendakan berbagai macam kegiatan selama

masa periode yang dijalankan oleh anggota pengurus dan

dijalankan untuk anggota remaja lainnya, sebagai bentuk latihan

untuk mengasah kemampuan anggota pelaksana kegiatan.

2) Penguatan, ialah memperkuat pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki oleh sasaran pengembangan dalam

memecahkan masalah atau memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.

Penguatan yang dilakukan dalam pengembangan potensi remaja yang dimainkan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur

(60)

agama dalam kegiatan pengajian yang dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jum‟at. Dengan kegiatan ini diharapkan remaja

dapat menjalani kehidupan dan pergaulannya dengan nilai atau

norma yang baik, dan beralaskan pondasi agama yang kuat dalam

pemenuhan-pemenuhan kebutuhan mereka lainnya.

3) Perlindungan, merupakan melindungi sasaran

pengembangan dari persaingan yang tidak seimbang, dan

mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap

kelompok lemah

Perlindungan dari proses pengembangan potensi organisasi

Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ialah dengan memberi

berbagai pengetahuan sebagai penguatan dari kondisi buruk

seperti kelompok pergaulan yang tidak baik. Pada proses

perlindungan, adanya kelompok kuat pada proses ini, pandangan

penulis adalah kelompok yang bukan berada di internal

organisasi, namun dampak dari kelompok tersebut dapat dirasa

sampai ke internal organisasi.

4) Penyokongan, adalah memberikan bimbingan dan dukungan

agar sasaran pengembangan mampu menjalankan peranan

dan tugas kehidupannya.

proses dukungan yang diterapkan dalam pengembangan

potensi untuk anggota remaja dari organisasi, ialah dukungan

(61)

kesempatan yang dimiliki, baik di dalam maupun di luar

organisasi. Dukungan di dalam organisasi, berupa memberi

kesempatan aktualisasi pada kegiatan yang dikerjakan bersama

dengan anggota senior agar dapat membimbing anggota remaja

dalam melaksanakan kegiatan dengan baik, dan optimal. Dan juga

mendukung anggota remaja yang ingin berperan aktif di luar

organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri. Karena hal ini

diharapkan agar remaja dapat memperlajari dan memahami

barbagai fungsi dan perannya ia di masyarakat.

5) Pemeliharaan, adalah memelihara kondisi yang kondusif

agar tetap menjadi keseimbangan distribusi kekuasaan. Atau

mampu menjamin keselarasan yang mungkin setiap orang

memperoleh kesempatan untuk berusaha.26

Pemeliharaan dengan memberi kesimbangan distribusi

kekuasaan, dilakukan oleh organisasi dengan cara merolling

setiap kepengurusan, dan jabatan setiap kegiatan di organisasi,

yang bertujuan agar setiap anggota merasakan proses pengasahan.

d. Strategi Pengembangan

Dalam strategi pengembangan, dapat dilakukan dengan tiga

cara yakni:

26

Gambar

GAMBARAN UMUM PERANAN ORGANISASI MAJLIS TA’LIM
Gambaran peran dari tokoh Sarjono ialah seseorang telah
Tabel: 1.1 Theoritical Sampling
GAMBARAN UMUM meliputi pembahasan tentang; profil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lebih dari 20 tahun yang lalu telah ditegaskan bahwa apoptosis telah banyak dilaporkan pada kehilangan sel secara spontan yang dikenal dari penelitian-penelitian

Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.. memang menjadi pedoman bagi semua tindakan dan perilaku seorang muslim. 30 Penetapan harga jual

Berdasarkan data yang diperoleh dari proses ekstraksi yang dilakukan dengan kondisi optimum pada waktu pengocokan 10 menit, volume pelarut sebanyak 20 mL serta pH larutan diatur

Tahap kedua adalah tahap pembelajaran atau tahap inti. Yakni tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa

Berdasarkan hasil wawancara tersebut yang mengatakan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan dari program kampung mandiri energi ini sudah memuaskan dan dapat

Dimana Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III yang lolos seleksi

Dari berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian kolaborasi adalah karyasama dari dua orang atau lebih dalam suatu kegiatan penelitian dan ikut

Hal ini dilakukan karena efisiensi dalam waktu pengerjaan dalam membuat keramik bakaran tinggi karena bentuk yang dibuat peneliti untuk produk keramik berupa mangkok