BEDAHAN CIBINONG BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
DESIA CAHYA NINGRUM
NIM: 1110054000024
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Karya Ilmiah ini (sederhana), penulis dedikasikan kepada
Keluarga yang begitu sangat luar biasa dalam mengantarkan penulis
sampai tahap ini.
Harapan besar, semoga penulis mampu mengangkat derajat mereka di
dunia dan di akhirat. Aamiin....
Dan...
Penulis dedikasikan pula ke keluarga besar organisasi
Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri,
sebagai bentuk cinta, dan bangga kepada organisasi ini,
yang telah begitu hebat dalam menanamkan berbagai kebaikan bagi diri
penulis dan kebanyak anggota di organisasi ini.
Semoga dengan bertepatanya milad ke 20 organisasi
Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri tahun ini,
karya sederhana penulis, dapat menjadi sebuah kado yang bermakna bagi
anggota dan organisasi. Aamiin.
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 25 Agustus 2016
ii Desia Cahya Ningrum
Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri dalam Pengembangan Potensi Remaja Di Kp. Bedahan Cibinong – Bogor
Remaja, identik dengan rasa ingin tahu dan rasa ingin melakukan hal atau sesuatu yang baru. Dalam menyalurkan keingintahuannya seperti tidak ada rem, tanpa kontrol yang kuat di dalam diri mereka. Permasalahan remaja, semakin banyak diperbincangkan, seakan remaja yang dimiliki oleh negeri ini hanya bisa menghasilkan berbagai masalah di sekitarnya. Dalam menghadapi kondisi tersebut, sangat penting bagi penulis, remaja harus bisa menemukan dan mendapati kelompok, tempat atau wadah yang berperan untuk menampung semua kemampuan, kreativitas, dan kekuatan atau potensi mereka.
Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan organisasi yang bergerak di bidang Dakwah dan Sosial. Organisasi yang sebagian besar digerakkan oleh para pemuda atau remaja berada di wilayah kampung Bedahan. Lalu bagaimana peranan
organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, dalam mengasah atau mengembangkan potensi para remaja yang tergabung di dalamnya? Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan pengambilan sampel pada objek untuk data yang diteliti.
Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, melakukan perannya dalam pengembangan fokus kepada pengembangan potensi intelektual, emosional, dan sosial. Prosesnya, organisasi ini menerapkan prinsip dasar sebuah pemberdayaan, yakni nilai partisipasi yang dijalani oleh organisasi ini kepada anggota remajanya.
Pencapian hasil pengembangan potensi yang dilakukan oleh organisasi Majlis
Ta’lim Remaja Nur al-Fikri terhadap anggota remajanya memang bukan pada nilai materi, namun yang didapat ialah nilai inmaterial, yakni berbagai pengetahuan tentang keislaman atau norma-norma kehidupan sosial di masyarakat. Selanjutnya pencapaian rasa kebersamaan, kepedulian, kasih dan sayang terhadap orang di sekelilingnya, dan pencapian pola pikir untuk tetap terus menjadi orang yang berguna dengan tetap menjaga semangat belajar untuk melanjutkan dan menyelesaikan sekolah setinggi-tingginya guna selamat dari masa remaja yang melenakan, guna mencapai tingkat
‘kemandirian’ hidup yang akan mampu nantinya mensejahterahkan hidup mereka dan orang yang berada di sekelilingnya.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan semesta
alam, dimana rahmat dan kasihNYA selalu tercurah pada setiap makhluknya.
Tidak lupa pula, penulis sampaikan salam rindu dan cinta kepada baginda besar
Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah berhenti mencintai ummatnya, hingga
akhir jaman.
Alhamdulillah, dengan rasa syukur yang sangat besar, kembali, penulis
sampaikan untukNYA, karena dengan bantuan “tanganNYA” akhirnya penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini. Dalam prosesnya, penulis mengakui tidak akan
dapat menyelesaikan, tanpa adanya dorongan, semangat, dan bantuan dari banyak
pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
sebesar-besarnya kepada semua yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi
ini, diantaranya:
1. Kedua orang tua penulis, ayahanda Didik Rusyanto, dan ibunda Rusmini
Trisnawati, yang tidak pernah patah semangatnya untuk terus
“mengantarkan dan menemani” sampai akhir masa studi penulis. Apa-apa
yang telah kalian berikan, sangat bernilai besar, dan tidak akan pernah bisa
tergantikan oleh penulis.
2. Dua lelaki terbaik penulis, kakanda Yanuar Wisnu Putra, dan kakanda
Noviyanto Suryo Prayogo. Yang memberikan berbagai dukungan dan
iv Semoga apa-apa yang kalian berikan, dibalas dengan Allah, dengan
kesejahteraan dalam keluarga kalian. Aamiin.
3. Para “jagoan” penulis, Daffa Putra Prayoga, dan Ahmad Royan
Khawarizmi Rizki Ramadhan. Yang selalu memberikan amunisi semangat
saat penulis lelah, untuk tetap dapat menyelesaikan skripsi ini. Agar
skripsi ini kelak menjadi salah satu penyemangat kalian dalam menempuh
studi kalian, dan juga harapan penulis, kelak kalian akan menjadi seorang
jagoan yang cerdas, sholeh dan menjadi sesorang yang lebih baik dari
orang tua kalian dan penulis. Aamiin
4. Nenek tercinta dan terkasih penulis, embah Mujiati yang tidak pernah
berhenti memberikan doanya bagi penulis, agar penulis bisa dapat
menyelesaikan studi.
5. Dr. Arif Subhan, M.A., selaku dekan fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Wati Nilamsari, M.Si., selaku ketua Jurusan PMI
7. Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS., selaku pembimbing penulis.
8. Para dosen penguji, Bapak Yusra Kilun, M.pd., dan Ibu Nurul Hidayati,
S.Ag., M.Pd yang memberi masukan terhadap skripsi penulis dengan
kasih dan perhatiannya. Semoga rizki, rahmat, dan kasih NYA serta
kesehatan selalu bersama dengan bapak dan ibu.
9. Keluarga besar Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, yang mengijinkan
penulis untuk melakukan kegiatan penelitian di dalamnya, hingga
v bunda Iyah, Ka Danial sebagai orang tua penulis, yang mengingatkan terus
untuk dapat menyelesaikan studi ini, ummi Acha, ummi Azzam, ibu
Zayyan, ayah Arkaan yang memberikan contoh terbaik bagi penulis di
dalam organisasi, teman-teman pengurus organisasi MTR NF periode
2015 – 2016 dan seluruh anggota remaja MTR NF yang telah banyak pula
membantu penulis untuk pembuatan skripsi ini. Semoga apa-apa yang kita
kerjakan disini, dapat menambah kedekatan, kebersamaan, dan
kekeluargaan yang lebih erat dan hangat, sehingga dapat menambah
manfaat bagi diri kita, dan orang lain. Aamiin
10.Para narasumber yang telah memberikan waktu dan kesempatan bagi
penulis untuk dapat diwawancarai
11.Sahabat hati, Nhenhe, dan bunda Ika. Kita saling menyemangati, kalian
sandaran bagi penulis ketika berada di “rumah” ini. Kisah kita tidak bisa
ditulis pada satu alinea di dalam point ini.
12.Semua teman-teman PMI 2010, kalian merupakan penyemangat tersendiri
bagi penulis. Terimakasih telah memberi warna-warni di dalam kelas kita.
Semoga kita semua mampu menjadi agent of change, yang dapat berdaya
bagi diri dan masyarakat luas. Aamiin
Jakarta, 25 Agustus 2016
penulis
vi
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Fokus dan Batasan Masalah 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 11
D. Metodologi Penelitian 13
E. Tinjauan Pustaka 19
F. Sistematika Penulisan 21
G. Tekhnik Penulisan 22
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Peranan
1. Pengertian Peranan 23
B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi 24
2. Ciri-ciri Organisasi 26
3. Tujuan Organisasi 27
vii
a. Tujuan Pengembangan 44
b. Tipe Pengembangan 45
c. Proses Pengembangan 46
d. Strategi Pengembangan 48
e. Prinsip Atau Pedoman Pengembangan 50
D. Potensi
1. Pengertian potensi 52
2. Jenis-jenis potensi 54
E. Remaja
1. Pengertian Remaja 60
2. Karakteristik Remaja 61
3. Tugas Remaja 63
BAB III GAMBARAN UMUM PERANAN ORGANISASI MAJLIS TA’LIM
REMAJA NUR AL-FIKRI
A. Profil Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri
1. Sejarah Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri 66
2. Visi dan Misi Organisasi Majlis Ta’lim Remaja
Nur al-Fikri 70
viii 5. Program Pengembangan Potensi Organisasi Majlis Ta’lim Remaja
Nur al-Fikri 76
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PERANAN ORGANISASI MTR NF
DALAM PENGEMBANGAN POTENSI REMAJA
A. Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri Dalam
Pengembangan Potensi Remaja 78
B. Respon Remaja Dalam Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja
Nur al-Fikri Dalam Pengembangan Potensi 84
C. Respon Masyarakat Tentang Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja
Nur al-Fikri Dalam Pengembangan Potensi Remaja 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 99
B. Saran 100
DAFTAR PUSTAKA
x
3. Gambar 3: Bentuk Organisasi Lini/Garis/Komando 37
4. Gambar 4: Bentuk Organisasi Fungsional 37
5. Gambar 5: Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini 38
6. Gambar 6: Bentuk Organisasi Fungsional, Lini, Dan Staff 39
7. Gambar 7: Bentuk Organisasi Lini Dan Staff 40
8. Gambar 8: Bentuk Organisasi Panitia 40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membicarakan kaum remaja berarti membicarakan nasib
masyarakat di masa depan. Sebab merekalah yang kelak mengemban
tanggung jawab masyarakat. Pemuda dan remaja adalah harapan bagi
masa depan bangsa dan masyarakat. Mereka kelak akan menduduki
berbagai jabatan yang menentukan sebagai pelanjut cita-cita generasi
sebelumnya. Jabatan sebagai pemimpin, hakim, dan berbagai kedudukan
lainnya ada di pundak mereka1.
Pemuda dan remaja merupakan aset terbesar bangsa sekaligus
tumpuan harapan yang akan menegakkan kembali cita-cita bangsa ini.
Pemuda dan remaja merupakan bagian dari roda perputaran zaman yang
diharapkan kembali dapat menjadi the agent of change. Dengan potensi
yang dimilikinya seperti semangat dan gagasan baru kerena cara
pandangnya yang ideal serta kemurnian pikirannya, menjadi titik temu
dengan zaman baru yang harus diawali dengan semangat dan gagasan
baru. Berharap dari sini, akan muncul suatu perubahan sikap dalam setiap
1
diri pemuda dan remaja untuk meningkatkan integritas dan solidaritas
terhadap sesamanya.2
Pemuda dan remaja memiliki potensi yang sangat besar dalam
melakukan proses perubahan. Pemuda adalah sosok yang idealis, memiliki
keberanian, penuh kreasi, serta menjadi inspirator. Namun dalam beberapa
tahun terakhir semangat para pemuda dan remaja Indonesia sudah terasa
kendur dan tergerus oleh kemajuan zaman, serta kemajuan teknologi. Para
pemuda dan remaja seperti dininabobokan oleh fasilitas teknologi yang
semakin canggih di masa ini. Para kaum muda dan remaja terlena oleh
kesenangan yang ia ciptakan sendiri dengan barang-barang teknologi yang
ada di genggamannya dan sakunya. Para kaum muda menciptakan
dunianya masing-masing, di dalam dunia yang semu. Kaum muda secara
tidak sadar turut menciptakan sebuah kebudayaan individual di
tengah-tengah kehidupan sosial mereka.
Permasalahan remaja, semakin banyak diperbincangkan, seakan
remaja yang dimiliki oleh negeri ini hanya bisa menghasilkan berbagai
masalah di sekitarnya. Permasalahan remaja mulai dari kenakalan sampai
pada kasus kekerasan atau kriminal, hingga kasus kejahatan seksual yang
dilakukan dan dialami oleh remaja.
2
Pandu Dewanta dan Chavchay Syaifullah, rekontruksi pemuda, (Jakarta: Kementrian
Di dalam diri remaja, rasa ingin tahu dan rasa ingin melakukan hal
atau sesuatu yang baru seperti tidak terbendung. Mereka menyalurkan
keingintahuannya tersebut seperti tidak ada rem, tanpa kontrol yang kuat
dalam diri mereka. Dalam pencapiannya tersebut, remaja tidak sadar telah
menabrak nilai atau norma yang dipandang baik oleh masyarakat. Hal ini
menimbulkan suatu masalah atau kondisi yang tidak diinginkan, remaja
juga seperti tidak mengenal atau bahkan tidak mengetahui cara
pengendalian diri dalam memenuhi keingintahuan mereka.
Permasalahan di atas didukung pula dengan kemajuan teknologi
saat ini. Teknologi yang berkembang sangat pesat, dimanfaatkan oleh
remaja, namun penggunaannya kurang tepat. Dengan teknologi yang
sudah bisa masuk ke dalam saku dan bisa mereka genggam kini, tidak
sedikit digunakan untuk mendukung kenakalan mereka. Dalam kondisi
tersebut, remaja masih belum sadar, bahwa tindakan yang dilakukannya
tidak sesuai dengan nilai atau norma yang ada di masyarakat, sehingga
dapat menimbulkan suatu kondisi yang tidak nyaman atau keadaan yang
tidak diinginkan oleh masyarakat yang berada di sekitarnya. Bisa
dikatakan bahwa kondisi tersebut membuat suatu masalah sosial yang
harus dihadapai oleh masyarakat.
Kemampuan, kekuatan atau potensi di dalam diri remaja yang
digambarkan, seperti terbuang untuk hal yang tidak diinginkan. Mereka
memberikan sesuatu yang positif bagi diri, orang tua, dan lingkungan
mereka.
Faktor lain yang mendukung permasalahan pada diri remaja,
membawa pergeseran kebudayaan dan mempengaruhi diri remaja, sesuatu
yang tidak sengaja diciptakan dan memiliki pengaruh yang sangat kuat,
yang mampu merasuk pada bidang apapun cakupannya. Penulis
berpendapat bahwa sesuatu yang membawa perubahan ini adalah
globalisasi.
Globalisasi adalah sebuah proses yang paling mempengaruhi hajat
hidup orang banyak di dunia ini, mulai tingkat kesejahteraan, prilaku
sosial, dinamika politik, hingga cara kita makan, berpakian, dan menikmati
kehidupan. Globalisasi adalah produk perkembangan ilmu pengetahuan,
daya inovasi, dan teknologi yang semakin arti tapal batas politik dan
geografi. Namun pada tingkat fundamental, globalisasi didorong oleh sifat
yang inheren pada diri manusia untuk selalu ingin lebih tau, lebih bebas,
lebih maju serta lebih mampu berhubungan dengan manusia-manusia
lainnya di tempat yang berbeda.3
Begitu yang dirasakan pada setiap individu ketika merasakan
sebuah dampak dari globalisasi, terutama kaum remaja. Mereka bisa
3
dengan mudah merasakan dampak ini pada pergaulan yang menjadi
tuntunan alami dari manusia. Maka pergaulan remaja dalam bentuk
kelompok sangat menolong perkembangan mereka, dalam kelompok,
kaum remaja belajar menyesuaikan diri, belajar menyesuaikan sesuatu,
belajar bekerja sama, dan belajar memperkembangkan kepribadian, dan
memupuk harga diri. Pergaulan dalam kelompok-kelompok yang
bertujuan baik dan sehat akan memberi pengalaman bagi remaja4.
Remaja dalam menghadapi kondisi tersebut, sangat penting bagi
penulis untuk bisa menemukan sebuah kelompok, tempat atau wadah yang
bisa menampung semua kemampuan, kreativitas, dan kekuatan atau
potensi mereka, tempat atau wadah yang bisa menerima semua pikiran dan
tindakan yang keluar secara alami dari diri mereka, tanpa terlihat rasa
bosan menghadapi prilaku mereka, namun tetap mampu memberikan
masukan positif dan diterima serta diaplikasikan nilai-nilai yang
didapatinya oleh mereka. Tempat atau wadah yang dianggap bisa
memberikan suatu hal yang positif bagi diri mereka, dan membantu
mengembangangkan atau menyalurkan potensi yang ada pada diri mereka,
serta tempat yang bisa menumbuhkan nilai-nilai yang baik sehingga bisa
dijadikan kontrol dalam hidup mereka. Maka dari permasalahan yang
digambarkan di atas, organisasi merupakan salah satu pilihan yang bisa
4
dijadikan sebagai pemecahan masalah atau pengurangan masalah
kenakalan remaja.
Dengan tergabungnya para kaum remaja pada kelompok, di tempat
atau wadah seperti di atas, tentu mereka akan merasakan budaya yang
baru, yakni, budaya organisasi. Budaya organisasi ialah pola fikir dan
prilaku efektif dan efisien yang diulang terus-menerus untuk mencapai
tujuan. Organisasi adalah tempat manusia berinteraksi memenuhi
kebutuhan hidupnya.5.
Budaya organisasi mencerminkan persepsi umum yang dilakukan
oleh seluruh anggota organisasi. Karenanya dapat diharapkan bahwa
remaja dengan latar berlakang yang berbeda atau pada tingkat yang
berbeda dalam organisasi akan cendrung menjelaskan budaya organisasi
dengan terminologi yang sama.6 Maka pendapat penulis bahwa adanya
peran dari sebuah organisasi atau kelompok sangat penting bagi
perkembangan diri remaja.
Peran menurut Soerjono Soekanto, yaitu peran merupakan aspek
dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu
peranan.7
5
Ibid no 4. Hal 55
6
Wibowo, Budaya Organisasi, Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 9-10
7
Gambaran peran dari tokoh Sarjono ialah seseorang telah
menjalankan hak-haknya dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya,
maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Maka tidak ada
peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran8.
Sehingga ketika remaja bergabung pada suatu kelompok, atau
organisasi, remaja akan mulai memahami, bagaimana pentingnya peran ia
sebagai seorang remaja, dan manfaat kedudukan dirinya sebagai seorang
remaja di dalam sebuah masyarakat atau sistem sosial.
Peranan, dapat didefinisikan sebagai sekumpulan fungsi yang
dilakukan oleh seseorang sebagai tanggapan terhadap harapan-harapan
dari para anggota penting, sistem sosial yang bersangkutan, dan
harapan-harapan sendiri dari jabatan yang ia duduki dalam sosial itu.9
Ketika dihadapkan dengan kondisi remaja seperti di atas, perlu
adanya kesadaran dan kepedulian dari berbagai pihak, baik personal,
maupun kelompok, untuk mengambil sebuah peranan dalam mengurangi
permasalahan pada diri seorang remaja. Pandangan penulis, bahwa
peranan dari kelompok merupakan salah satu cara dalam membentuk
karakter atau pribadi seorang remaja. Karena, dasar dari karakteristik
seorang remaja yang ingin mencoba segala hal, mengikuti segala sesuatu
8
Nurul Hikmah, Peranan Yayasan AlFikri Dalam Pelayanan Sosial Terhadap Siswa Yatim Piatu Di Desa Gembong RT 02/04 Balaraja Barat Tangerang. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dawah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), hal. 12
9
yang dianggapnya baru yang didapatkannya dari berbagai pertemanan, dan
rasa keingintahuannya yang sangat besar dalam memahami dan mengerti
segala sesuatu hal yang ingin didapatkannya.
Adanya peranan kelompok atau wadah yang baik di mata remaja
dan lingkungan sekitar, yang bisa mengerti dan memahami dalam
menampung berbagai keinginan dan sikap remaja yang tergabung di
dalamnya, akan memberi dampak yang positif dan baik bagi remaja dalam
memenuhi segala sifat dasarnya. Dengan adanya peranan kelompok yang
fokus pada remaja, diharapkan para remaja memiliki sebuah pengetahuan
dari sebuah nilai dan norma dalam bergaul, remaja memahami fungsi dan
tugasnya dalam kehidupan, dan remaja selamat, tidak terpengaruh pada
pergaulan yang kurang baik, bahkan terhindar dari berbagai kasus kriminal
yang kian marak pada diri remaja, dan remaja dapat diharapkan sebagai
generasi yang kuat dan baik, karena dianggap sudah mampu keluar atau
melewati masa tersulitnya dari seorang remaja.
Melihat kondisi remaja, yang sesungguhnya memiliki potensi
begitu besar, menjadi harapan dan kepercayaan yang dihadapkan ke diri
mereka, dan adanya harapan dari sebuah peranan yang dilakukan oleh
kelompok atau organisasi yang siap untuk menjadi wadah pengembangan
potensi remaja. Maka, penulis tertarik untuk memperdalam fenomena ini,
dan penulis angkat dalam pembahasan skripsi yang berjudul PERANAN
DALAM PENGEMBANGAN POTENSI REMAJA DI KAMPUNG
BEDAHAN CIBINONG BOGOR.
Organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang bergerak di
bidang Dakwah dan Sosial, dan merupakan organisasi yang sebagian besar
digerakkan oleh para pemuda atau remaja dari wilayah kampung Bedahan.
Organisasi ini di bawahi oleh Yayasan Balqis, yang memiliki sebuah visi,
misi, dan motto yang dijadikan pedoman untuk pelaksanaan dan
berjalannya organisasi. Di dalamnya memiliki kepengurusan, dan
berbagai divisi yang ditugasi untuk melancarkan berbagai program yang
dirancang agar bisa mengembangkan semangat dan potensi para kaum
pemuda dan remaja.
Di sini penulis berusaha dan mencoba memperlajari sejauh mana
organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri berperan menjadi tempat
atau wadah untuk mengembangkan semangat dan potensi para remaja,
serta menjadi tempat yang dianggap mampu untuk menumbuhkan
nilai-nilai yang baik, sehingga dapat dijadikan rem atau kontrol bagi para
remaja yang tergabung di dalamnya, sehingga dalam pengaplikasian
nilai-nilai tersebut mampu dirasakan juga oleh masyarakat di wilayah sekitar
Kampung Bedahan.
Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri yang beralamat di
kampung Bedahan RT 03/01, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong,
pertimbangan sebagai berikut; 1). Organisasi ini bergerak pada bidang
Dakwah dan Sosial. Memiliki berbagai program, guna memberdayaan dan
mengembangankan potensi kaum muda dan remaja dengan nilai Islam,
dan 2). Organisasi ini sudah lama berada di wilayah tersebut, dan menurut
sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian yang serupa di
organisasi tersebut.
B. Fokus dan Batasan Masalah
1. Fokus Masalah
Agar penelitian ini mencapai suatu hasil yang diinginkan,
maka penulis memfokuskan masalah penelitian pada peran:
a. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri yang memiliki
struktur kepengurusan dan memiliki kualifiksi keanggotaan dari
usia 12 – 25 tahun. Direntang usia tersebut remaja yang
tergabung di dalam yayasan balqis dihimpun dan mulai
dikenalkan budaya organisasi dengan mulai terlibat dalam sebuah
kepanitiaan, mengikuti kegiatan rutin organisasi, dan mengikuti
peraturan yang diterapkan oleh organisasi.
b. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, untuk membantu,
dan mengenali serta mengembangkan potensi-potensi yang
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini mencapai suatu hasil yang diinginkan, maka
penulis membatasi masalah pokok penelitian pada:
a. Bagaimana Peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri
Nur al-Fikri dalam upaya pengembangan potensi para remaja di
Kp. Bedahan ?
b. Bagaimana respon remaja tentang peranan organisasi Majlis
Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam pengembangan potensi?
c. Bagaimana respon pendapat masyarakat tentang peranan
organisai Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas,
maka tujuan dari diadakannya kegiatan penelitian ini adalah, untuk:
a. Mengetahui Peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur
al-Fikri dalam upaya pengenalan potensi para remaja di Kp.
Bedahan?
c. Mengetahui respon masyarakat tentang peranan organisasi Majlis
Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas,
maka manfaat dari diadakannya kegiatan penelitian ini adalah, untuk:
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus organisasi Majlis
Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam rangka meningkatkan kualitas
dan inovatif dalam program-programnya untuk melakukan
kegiatan dan aktifitas bagi pengembangan potensi anggota dalam
organisasinya,
b. Sebagai sarana bagi penulis sendiri, guna meningkatkan
kemampuan dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan
karya ilmiah,
c. Sebagai sarana untuk teman-teman mahasiswa atau penulis
lainnya yang akan melakukan kegiatan penulisan dan penelitian
yang terkait dengan organisasi atau komunitas disuatu wilayah
tertentu,
d. Sebagai sarana untuk menambah dan mewarnai referensi atau
informasi, dan dokumentasi ilmiah dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, terutama pada jurusan Pengembangan Masyarakat
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini peneliti menekankan sifat relitis yang terbangun secara
sosial, hubungan erat antara peneliti dan yang diteliti.10
Penulis menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan menurut
Bogdan dan Biklen, bahwa analisis kualitatif deskriptif ialah data yang
dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, atau gambar daripada
angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan bukti persentasi. Dan biasa data
tersebut mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, fotografi,
vidiotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi
lainnya.11
Dari pengertian di atas, penulis melakukan penelitian dengan
turut ikut dalam kegiatan organisasi guna mengumpulkan data-data,
dengan cara melakukan pendekatan terhadap anggota dan pengurus,
melakukan wawancara terhadap beberapa anggota dan pengurus,
10
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Prenadema Group, 2011), hal. 33-34
11
mengambil beberapa dokumentasi dari kegiatan yang dilaksanakan,
serta mewawancari beberapa anggota dan pengurus, untuk mengambil
data yang dibutuhkan di dalam proses penelitian.
2. Macam Dan Sumber Data
Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua
bagian yaitu data primer dan data skunder.
a. Data primer adalah data pokok yang berasal dari sumber aslinya,
atau data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli.
b. Data sekunder atau data pendukung adalah data yang diperoleh
dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan
penelitian maupun instansi yang terkait lainnya, seperti
buku-buku.12
Data primer dalam penelitian, penulis dapat dari wawancara
langsung para narasumber, dokumen yang diambil secara langsung
dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Dan data
sekunder, penulis dapati dalam penelitian ini adalah catatan-catatan
laporan pertanggung jawaban, dan dokumen dari berbagai kegiatan
yang pernah diselenggarakan oleh organisasi serta ad/art yang dimiliki
oleh organisasi.
12
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi, merupakan suatu tekhnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematik. Observasi juga merupakan metode
yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu
kita selalu terlibat dalam proses mengamati.13 Dalam penelitian,
penulis melakukan observasi dengan mendatangi dan ikut
bergabung di dalam kegiatan organisasi selama beberapa bulan,
guna mencari informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui
hal-hal penting yang lebih mendalam.14 Dalam penelitian penulis
menggunakan teknik nonpropotional startified random sampling
yakni persentasi atau jumlah sampel pada setiap lapisan tidak
sama. Dan purposive sampling, ialah pengambilan responden
sesuai pertimbangan pengumpulan data sesuai dengan maksud
13
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif; Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal. 143
14
dan tujuan penelitian.15 Dan berikut beberapa responden yang
akan penulis wawancari dalam pemenuhan informasi.
Tabel: 1.1
c. Dokumentasi, teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dll16.
15
Atau peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari
berbagai macam bentuk data yang ada di lapangan serta data-data
lain diperpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk
hasil dalam penelitian ini.17
4. Teknik Analisis Data
Pada penggunaan analisis ini memperhatikan karakteristik
datanya yang kata-kata verbalnya memerlukan olahan-olahan sendiri
mulai dari mengedit sampai menyajikan dalam keadaan ringkas, untuk
dijadikan sebuah data yang didapat dari lapangan, dan penulis sendiri
sebagai seorang peneliti harus lebih tanggap terhadap situasi di
lapangan. 18 Atau analisis data digunakan untuk proses
penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterprestasikan19.
5. Keabsahan Data
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; suatu pendekatan dan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 206
17
Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Dikelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara,
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), Hal. 12
18
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), edisi. III, hal. 29-30
19
Dalam penelitian tingkat lanjut, penulis dalam melakukan
penelitian ini, melakukan kegiatan untuk menyakinkan data dengan
keadaan sebenarnya, kegiatan tersebut biasa dikenal dengan
keabsahan data atau triangulasi. Triangulasi merupakan metode
sintesa data terhadap kebenarannya dengan menggunakan metode
pengumpulan data yang lain. Data yang valid atau kredibel melalui
triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang
keabsahan datanya sehingga tidak ragu dalam pengambilan
kesimpulan penelitian. Dalam mengecek keabsahan atau validitas data
menggunakan teknik triangulasi, data dari satu pihak harus dicek
kebenarannya dengan cara memperoleh data dari sumber lain.
Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama,
yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat
kepercayaan data, sehingga cara-cara ini juga mampu mencegah
bahaya-bahaya subjektif.20
6. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur
al-Fikri, yang berada di wilayah Kp. Bedahan RT 03/01. Kel.
Pabuaran, Kec. Cibinong, Kab. Bogor. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2016.
20
E. Tinjauan Pustaka
Dalam pembahasan yang penulis angkat, ada beberapa tema yang
dikaji pula dalam karya ilmiah lain untuk dijadikan sebuah skripsi, yang di
mana tema-tema tersebut juga mengangkat masalah “Peranan” pada suatu
objek, maka dari beberapa karya ilmiah yang hampir sama tersebut,
penulis menjadikan sebuah bahan perbandingan untuk membuat karya
ilmiah penulis sendiri. dan berikut beberapa karya ilmih yang menjadi
skripsi, yang memiliki kemiripan tema dengan tema yang penulis angkat
yakni sebagai berikut:
1. Judul Skripsi : Peran Pekerja Sosial Masyarakat Kelompok Usaha
Bersama Dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di desa Lebak
Wangi Kecamatan Sempatan Timur Tangerang,
Penulis : Fazzra Raissa Wulandari
Isi Pokok : Peranan yang dilakukan para pekerja sosial untuk
membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di daerah
yang difokuskan
2. Judul Skripsi : Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan
Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Dikelurahan Rawa
Badak Utara Kecamatan Koja Jakut
Isi Pokok : Melihat Peranan yayasan tersebut untuk
mengoptimalisasikan para anak jalanan yang berada di sekitar
wilayah tersebut untuk bisa lebih berdaya.
3. Judul Skripsi : Peranan Yayasan Al-Fikr Dalam Pelayanan Sosial
Terhadap Siswa Yatim Piatu di desa Gembong RT 02/04 Balaraja
Barat Tangerang.
Penulis : Nurul Hikmah
Isi Pokok : Pemberian pelayanan sosial terhadap siswa Yatim
Piatu di salah satu yayasan pendidikan. Di mana fokus penelitian
ditujukan pada anak yatim piatu yang bersekolah pada jenjang
MTS atau setara sekolah SMP dan hanya berfokus pada 9 orang
anak untuk diteliti.
Dari ketiga tinjauan pustaka, masalah dan tema yang penulis ambil
untuk yang ditujukkan atau mengangkat masalah di atas memang memiliki
beberapa kemiripan terutama pada teori peran. Namun pada permasalahan
analisis dan objek penelitian, penulis mengambil perbedaan permasalahan,
karena penulis berfokus pada pengembangan potensi remaja yang
F. Sistematika Penulisaan
Sistematika penulisan ditujukan untuk mempermudah para pembaca
dan pengkaji penelitian untuk memahami dan mengetahui bagian-bagian
dari pembahasan yang ditulis oleh penulis sendiri. dan berikut sistematika
dari keseluruhan karya ilmiah yang ditujukan untuk pembuatan skripsi ini:
BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah,
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, Metodologi penelitian yang digunakan, tinjauan
pustaka, sistematika penulisan dan teknis penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS, pada bab ini akan membahas
landasan teoritis dengan uraian sebagai berikut: pengertian
peranan, pengertian organisasi meliputi pendapat para
tokoh, ciri, tujuan, dan jenis. Berikutnya pengertian potensi,
serta mengenai remaja dilihat dari aspek sejarah, pengertian,
karakteristik, dan tugas dari remaja.
BAB III GAMBARAN UMUM meliputi pembahasan tentang; profil
organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, yang
meliputi sejarah organisasi, visi dan misi, struktur
kepengursan, sarana dan prasarana, dan program pengembangan potensi yang ada pada Majlis Ta‟lim
Remaja Nur al-Fikri
al-Fikri dalam upaya pengembangan potensi remaja,
kesesuaian pendapat mengenai peranan organisasi tersebut
dalam pengembangan potensi dari sudut pandang remaja,
dan kesesuaian antara harapan ideal masyarakat mengenai
peran organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri
BAB V PENUTUP, merupakan bab terakhir meliputi kesimpulan
dan saran.
G. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang digunakan oleh penulis dalam melakukan
pengerjaan penyusunan karya ilmiah yang ditujukan untuk Skripsi, merujuk pada buku “pedoman penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi”.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peranan
1. Pengertian Peranan
Peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni bagian
yang dimainkan seseorang pemain, atau tindakan yang dilakukan oleh
seseorang dalam suatu peristiwa1
Peranan menurut Grass, Mason dan MC Eachern
mendefinisikan peranan sebagai perangkat harapan yang dikenakan
pada individu atau kelompok yang menempati kedudukan sosial
tertentu.
Sedangkan dikemukakan oleh Soekanto, bahwa peranan (role)
merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu peranan.
Berdasarkan dua pengertian diatas, peranan adalah perangkat
harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok, untuk
menjalani hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang
peran sesuai yang diharapkan.2
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke- 3, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai, 2007
2
Perspektif penulis peranan memiliki makna, usaha pemenuhan
harapan yang dijalani oleh seseorang atau kelompok yang menduduki
status di sistem sosial atau lingkungan. Setiap individu atau kelompok
memiliki peran yang dijalani, dan dalam pemenuhan dan pelaksanaan
harapan, individu atau kelompok mengerjakan berbagai usaha atau
cara yang dilakukan untuk mendapati penilaian baik atau tidak dari
peran yang dihadapkan kepadanya.
B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Organisasi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani
“Organon”. Yang berarti alat atau instrument. Karena organisasi
digunakan oleh manusia untuk mencapai tujuan.3 Bisa dikatakan
organisasi merupakan sebuah kendaraan untuk mendapati suatu tujuan
Peter Blau, mendefinisikan organisasi adalah prosedur untuk
memobilisasi dan mengkoordinasi upaya-upaya yang beragam, dalam
meraih tujuan-tujuan yang sama.4 Menurut analisis penulis dari
pengertian ini, organisasi sebagai kumpulan dari banyak cara untuk
meraih suatu tujuan yang seragam
3
Siswanto Dan Agus Sucipto. Teori Dan Prilaku Organisasi, Suatu Tinjauan Integratif, (Malang, UIN Malang Press, 2008), Hal. 54-55
4
Mills mendefinisikan organisasi sebagai kolektivitas khusus
manusia yang aktivitas-aktivitasnya terkoodinasi dan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.5 Analisis dari teori ini bahwa adanya
kesepakatan dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
Pendapat Thompson bahwa pengertian organisasi adalah sebuah
integrasi anggota-angota spesial yang sangat rasional dan impersonal
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik yang telah
diumumkan.6 Dari pendapat Thompson, pendapat penulis organisasi
adalah kerjasama dari berbagai kalangan anggota untuk
merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan bersama.
Dalam penelitian ini, pendapat dari Thompson terkait dengan
peranan yang dilakukan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri
dalam mengembangkan potensi anggota remaja yang tergabung di
dalamnya.
Karena dalam menjalankan peranannya untuk mengembangkan
potensi anggota remaja, organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri
melibatkan anggota senior dan anggota lainnya yang mampu memberi
pengaruh dan contoh baik, hal ini merupakan bentuk anggota rasional
dan impersonal yang bekerja sama dalam mewujudkan tujuan yang
tertera di dalam AD/ART organisasi.
5
Kusdi, Teori Organisasi Dan Administrasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2013), Hal. 4
6
2. Ciri-c iri Organisasi
Adapun Herbert G. Hicks menyebutkan sejumlah fakta yang
merupakan ciri umum semua organisasi, sebagai berikut:
a. Sebuah organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang
b. Orang-orang tersebut yang terlibat satu sama lain dengan satu atau
lain cara – mereka semua berinteraksi
c. Interaksi tersebut selalu dapat diatur atau diterangkan dengan jenis
struktur tertentu
d. Masing-masing orang di dalam sebuah organisasi memiliki
sasaran-sasaran pribadi, beberapa diantaranya merupakan alasan
bagi tindakan-tindakan yang dilakukannya. Diantaranya
mengekpektasi bahwa keterlibatannya di dalam sebuah organisasi
akan membantunya dalam mencapai sasaran-sasaran yang dituju.7
Mandra, yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu
sistem hubungan kerja dengan sejumlah orang untuk mencapai tujuan,
maka harus memiliki ciri: a) Sejumlah orang, b) Tujuan bersama, c)
Interaksi yang selalu dapat diukur, atau dapat diterangkan menurut
suatu struktur tertentu, d) Setiap orang dalam organisasi mempunyai
7
tujuan bersama, e) Interaksi selalu diarahkan untuk mencapai tujuan
bersama.8
3. Tujuan Orgnisasi
Menurut Simon pada umumnya ujuan akhir organisasi
tercantum dalam visi dan misi organisasi sedangkan sasaran atau
tujuan kecil dibahas dalam rapat organisasi.9
Tujuan sendiri adalah suatu cita-cita yang disertai dengan usaha
dan pernyataan yang jelas kemana organisasi akan dibawa, tidak akan
ada langkah maju tanpa adanya tujuan yang tegas. Maka fungsi dalam
penetapan tujuan ialah sebagai berikut:
a. Menjadi pedoman bagi kegiatan.
b. Sebagai sumber legitimasi. c. Adanya standar pelaksanaan.
d. Munculnya motivasi untuk mencapai tujuan tersebut.
e. Dasar rasional pengorganisasian.10
Tujuan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ini, tertera
pada ad/art bab 5, pasal 9 dan 10, tentang tujuan dan usaha dari
organisasi. Tujuan organisasi ialah Membimbing dan menuntun
8
Dr. Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), Hal. 26
9
Http://Www.Apapengertianahli.Com/2015/03/Pengertian-Organisasi-Tujuan-Ciri-Struktur-Organisasi.Html
10
anggota, pengurus dan masyarakat untuk mempelajari ajaran serta
pengetahuan Islam, guna menuju masyarakat Islam sesuai dengan
Sunnah dan cita-cita Nabi Muhammad SAW, serta terbinanya insan
pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT
yang tertera di pasal 9
Sedangkan usaha dari organisasi adalah : 1). Membina pribadi
generasi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah, 2).
Mengembangkan potensi dalam diri anggota baik dalam segi
ketaqwaan, keilmuan, keterampilan serta potensi sosial dan budaya,
3). Berperan aktif untuk memajukan kehidupan umat dalam
mengamalkan dinul Islam, baik dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Usaha organisasi tertera di
pasal 10.11
4. Jenis atau Macam Organisasi
Wursanto, berpendapat bahwa organisasi dapat diklasifikasikan
berdasarkan 6 jenis, yang tergambar dalam bagan berikut:
11Draft komisi D, ad/art Majlis Ta‟lim Remaja Nur al
Gambar: 2.1:
a. Organisasi Berdasarkan Pucuk Jumlah Pimpinan
Organisasi ini dapat diklasifikasikan menjadi organisasi
tunggal dan majemuk. Dimana organisasi tunggal, puncak
pimpinan dipegang oleh satu pimpinan yang memiliki kekuasaan
penuh untuk mengambil keputusan, aturan dan kebijakan.
Sedangkan organisasi majemuk, puncak pimpinan dipegang lebih
dari satu orang, setiap pimpinan memiliki hak dalam pengambilan
keputusan.12
Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan
organisasi yang memiliki ciri puncak atau pucuk kepemimpinan
tunggal, dimana organisasi ini diketuai oleh satu orang anggota,
yang membawahi tiga divisi dimasa kepemimpinan dalam periode
ini.
b. Organisasi Berdasarkan Segi Keresmian
Organisasi ini dibedakan menjadi organisasi formal dan
informal. Disebut sebagai organisasi formal karena aktifitas atau
kegiatan dikoordinir dengan dengan penuh kesadaran guna
mencapai tujuan yang direncakan, menurut Hick memiliki ciri
sebagai berikut:
1) Memiliki struktur organisasi,
2) Spesifikasi jabatan yang jelas,
12
3) Tujuan organisasi, dinyatakan dengan jelas,
4) Status, gaji, kedudukan, dan pangkat serta penghasilan diatur
dengan sangat baik.
5) Diorientasikan untuk waktu yang lama, dan direncakan dengan
baik,
6) Keanggotaan diperoleh secara sadar.
Sedangkan organisasi informal dibentuk secara spontan,
dimana keanggotaannya didapat secara sadar maupun tidak sadar.13
Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ini dapat
dikatakan sebagai organisasi formal, karena organisasi ini memiliki
struktur kepengurusan dan spesifikasi jabatan yang jelas dari para
anggota remaja yang tergabung di dalamnya. Selain itu organisasi
ini memiliki peraturan yang tertulis yang disepakati dan dipatuhi
oleh seluruh anggota. Peraturan tertulis terdapat pada AD/ART
organisasi.
Namun ciri dari organisasi formal pada point empat dan lima,
tidak dimiliki oleh organisasi, namun bagi penulis tidak
mengurangi nilai organisasi ini dari segi keresmiannya, hal ini karena orgnisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan
bukan organisasi yang memberi biaya dari berbagai kegiatan yang
dilakukan di dalamnya.
13
Dan pada ciri keanggotaan, organisasi ini, mendata setiap
remaja yang mengjadi anggota organisasi, sehingga organisasi ini
memiliki database keanggotaan dan Kartu Tanda Anggota (KTA)
bagi seluruh remaja yang di dalam organisasi ini.
c. Organisasi Berdasarkan Tujuan
Organisasi ini dibedakan menjadi 3 macam yakni:
1) Organisasi Bisnis atau Swasta, seperti :
a) Firma (Fa), persekutuan untuk menjalankan usaha dagang
dibawah nama bersama,
b) Perseroan Komenditer (CV), bentuk perjanjian kerjasama
dalam kegiatan usaha antara dua belah pihak,
c) Perseroan Terbatas (PT), bentuk organisasi bisnis yang
mengembangkan usahanya menerbitkan surat berharga,
yang dinamakan saham / andil / sero
d) Koperasi, organiasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
dan beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum,
dan berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2) Organisasi Sosial
3) Organisasi Pemerintah, seperti :
a) Joint Ventura, bentuk kerjasama antar dua atau lebih
b) Trust, penggabungan (namun bukan kerjasama) dari
beberapa perusahaan untuk bersatu sehingga terbentuk
satu perusahaan yang lebih kuat dan besar
c) Kartel, persekutuan perusaan yang sejenis, dan terikat
dalam sebuah perjanjian, dan biasa terdiri atas beberapa
organisasi yang independen dan mandiri
d) Holding Company, perusahaan saham patungan
e) Yayasan, badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan
atau lebih mengutamakan usaha-usaha sosial.14
Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, jika dilihat
dari jenis tujuan, maka organisasi ini masuk ke dalam organisasi
pemerintah. Spesifiknya masuk pada urutan terakhir dari organisasi
pemerintah, yakni dalam bentuk yayasan yang memiliki badan
hukum. Karena organisasi ini di bawah naungan yayasan balqis
dengan akte notaris : YAYASAN BALQIS, Dr. H. M. Ridwan
Indra, RA, SH. No. 13/2000
d. Organisasi Berdasarkan Luas Wilayah
Organisasi ini, dikatagorikan menjadi 4 katagori, yakni:
1) Organisasi lokal, organisasi yang meliputi wilayah atau daerah
tertentu, seperti desa, kecamatan, kota administrasi, hingga
propinsi
14
2) Organisasi nasional, organisasi yang meliputi seluruh wilayah
dari negara tempat organisasi tersebut berada, seperti Bank
Rakyat Indonesia, PT, Pos Indonesia, dsb
3) Organisasi regional, organisasi yang luas wilayahnya terdiri
dari beberapa negara, dan biasa negara tersebut terletak dalah
satu wilayah, dan memiliki karakteristik dan beberapa
kesamaan terstentu, seperti organisasi ASEAN
4) Organisasi internasional, organisasi dimana para anggotanya
terdiri dari negara diseluruh dunia, contoh organisasi ini
PBB.15
Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, jika dilihat
dari luas wilayah, orgnisasi ini masuk pada jenis organisasi lokal,
karena organisasi ini terdapat pada wilayah kampung Bedahan,
khususnya pada RT 03/ RW 01. Di kelurahan Pabuaran,
kecamatan Cibinong, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat
e. Organisasi Berdasarkan Tipe
Organisasi ini dibedakan menjadi 3 tipe, yakni
1) Piramid mendatar, tipe ini sangat trend, karena memiliki ciri:
a) Jumlah satuan oragnisasi tidak banyak sehingga tingkat
hierarki rendah
b) Jumlah pekerja yang harus dikendalikan cukup banyak
15
c) Jumlah pimpinan sedikit16
2) Piramid terbalik
Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe
piramida datar atau flat adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar
dari pada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk
organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan
atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/
lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga-lembaga-lembaga pendidikan.17
3) Tipe kerucut, tipe organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a) Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat
hirarki/kewenangan banyak.
b) Rentang kendali sempit.
c) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada
penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d) Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat
bawah terlalu jauh.
e) Jumlah informasi jabatan cukup besar.18
Pada tipe struktur, organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al
-Fikri, menurut penulis sesuai pada organisasi piramida mendatar.
Dalam penelitian penulis melihat struktur yang ada, diketuai oleh
16
Siswanto Dan Agus Sucipto. Teori Dan Prilaku Organisasi, Suatu Tinjauan Integratif, (Malang, UIN Malang Press, 2008), Hal. 21
17
Http://Www.Dickidirmania.Com/2013/05/Tipe-Atau-Bentuk-Organisasi.Html
18
seorang ketua, yang membawahi tiga divisi atau jabatan. Dimana
divisi atau jabatan pada organisasi tersebut masing-masing tiga
orang anggota remaja.
f. Organisasi Berdasarkan Bentuk
Organisasi merupakan pengklasifikasian suatu organisasi
berdasarkan tata hubungan, wewenang, dan tanggung jawab, dan
dibedakan menjadi 7 bentuk, seperti dibawah ini.
1) Bentuk organisasi staf, dimana seorang pimpinan dibantu oleh
seseorang atau beberapa staf yang memberikan pertimbangan
dan masukan, dan memiliki bentuk seperti dibawah ini:
Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Staf
P i m p i n a n
S t a f S t a f
Sumber: Siswanto dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 24
2) Bentuk organisasi lini / garis / komando, puncak pimpinan
dianggap sebagai sumber kekuasaan tunggal, sehingga
ketentuan, keputusan, dan kebijakan berada pada puncak
Gambar 2.3
Ssumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 24:
3) Bentuk organisasi fungsi, organisasi yang disusun berdasarkan
fungsi yang telah dibuat sesuai dengan kepentingan organisasi,
dan wewenang pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi
yang ada dibawahnya, tergambar seperti dibawah ini:
Gambar 2.4 Bentuk Organisasi Fungsi
Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 25
4) Bentuk organisasi fungsi dan lini, gabungan dari bentuk
memberikan wewenang kepada satuan yang berada di dalam
organisasi dan bentuk organisasi, seperti dibawah ini:
Gambar 2.5
Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini
G e n e r a l M a n a g e r
M a n a g e r
S u p e r v i s o r
P e k e r j a
M a n a g e r M a n a g e r
S u p e r v i s o r S u p e r v i s o r
P e k e r j a P e k e r j a P e k e r j a
Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 26
5) Bentuk organisasi fungsional, lini, dan staf, merupakan gabungan dari
bentuk organisasi lini, staf, dan fungsi. Pimpinan melimpahkan
wewenang kepada satuan unit yang disusun oleh organisasi yang
Gambar 2.6
Bentuk Organisasi Fungsional, Lini, Dan Staf
Garis Lini/Komando
Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 27
6) Bentuk organisasi lini, dan staf, merupakan gabungan dari bentuk
organisasi lini dan staf, wewenang tertinggi dari pimpinan
didelegasikan kepada satuan unit dibawahnya, namun pimpinan
satuan unit tidak bisa memberikan perintah kepada pelaksana
yang bukan dari unitnya, dan berikut bentuk dari organisasi
Gambar 2.7
Bentuk Organisasi Lini Dan Staf
M e n t r i
Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 28
7) Bentuk organisasi panitia, dikenal juga dengan istilh komisi,
gugus tugas, organisasi ini bersifat khusus. Dalam organisasi ini
wewenang sebagai staf bertindak sebagai penasehat . dan berikut
bentuk dari organisasi staf seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.8: Bentuk Organisasi Panitia
Dalam struktur organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri,
pandangan penulis sesuai dalam bentuk organisasi nomor 6, yakni
bentuk organisasi lini, dan staf karena wewenang tertinggi dari
pimpinan didelegasikan kepada satuan unit di bawahnya, namun
pimpinan satuan unit tidak bisa memberikan perintah kepada
pelaksana yang bukan dari unitnya.
Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri memiliki
struktur kepengurusan yang dimana ketua membawahi 3 divisi
kerja, dari ketiga divisi tersebut memiliki ketua atau kepala divisi
yang merancang dan memiliki program kerja yang dilaksanakan
oleh anggotanya masing-masing.
C. Pengembangan
1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan atau pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris,
yakni ‘empowerment’ secara harfiah diartikan sebagai
„pemberkuasaan‟. 19
Pendapat Jim Ife, pengembangan ialah
menyiapkan kepada masyarakat sumber daya, kesempatan,
pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri dan
mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri.20
19
Abu Huraerah, Pengorganisasian & Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2011), Hal. 96
20
Tantan Hermansyah, Dan Muhtadi, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam,
Dengan memperhatikan pandangan dari Jim Ife mengenai
pengembangan menurutnya ialah usaha untuk memberi kemampuan
diri baik pengetahuan, dan keahlian kepada masyarakat agar dapat
bertahan pada lingkungannya.
Menurut Edi Suharto, dan Dwi Yuliani, pengembangan adalah
suatu pendekatan dalam meningkatkan kehidupan masyarakat
melalui pemberian kekuasaan kepada kelompok-kelompok
masyarakat agar mampu membuat, menggunakan, dan mengontrol
sumber-sumber yang ada pada lingkungan mereka.21
Pendapat penulis terkait pengembangan dari pendapat Edi
Suharto, dan Dwi Yuliani ialah suatu usaha atau kegiatan yang
melatih aktualisasi peran-peran yang dimiliki oleh setiap masyarakat
untuk bisa menjadi lebih optimal.
Soetarso, menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat pada
hakikatnya mempunyai dua pengertian yang saling berkaitan, yakni
:
a. Peningkatan kemampuan, motivasi, dan peran dari semua unsur
masyarakat agar dapat menjadi sumber yang langgeng untuk
mendukung semua usaha kesejahteraan sosial. Unsur masyarakat
yang dapat menjadi sumber ini antara lain semua masyarakat yang
telah aktif mengabdikan diri di bidang usaha kesejahteraan sosial,
21
baik secara perseorangan, maupun dalam kelompok atau
organisasi.
b. Pemanfaatan sumber daya masyarakat yang telah ditingkatkan
kemampuan, motivasi, dan peranannya. peningkatan kemampuan,
motivasi, dan peran masyarakat berkaitan dengan pemahaman; 1)
lingkungan (sosial – budaya), 2). pemberian informasi, 3).
Dramatisasi masalah, 4). Penggalangan dukungan, 5).
Pengembangan momentum, 6). Penyediaan tempat atau lahan
pengabdian, 7). Pelatihan dan pengembangan.22.
Analisis penulis dari pendapat Soetarso, bahwa pengembangan
atau pemberdayaan untuk mencapai suatu kesejahteraan atau
kemandirian memerlukan suatu usaha atau kegiatan yang saling
berkaitan atau berhubungan. Kegiatan pertama dari pendapat
Soetarso ialah adanya usaha untuk memberi atau meningkatkan
kemampuan diri dari sasaran pengembangan, dan pendapat kedua
ialah memanfaatkan sasaran pengembangan yang sudah ikut
melakukan kegiatan – sasaran memiliki pengalaman dalam proses
pengembangan menuju kesejahteraan atau kemandirian, sehingga
diharapkan dapat memberi pengaruh pula kepada sasaran
pengembangan lainnya.
Maka menurut penulis, proses pengembangan yang dilakukan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri sesuai dari
22
pendapat Soetarso. Aktualisasi dari teori Soetarso, organisasi ini
mengikutsertakan peran anggota yang cukup senior, yang sudah
memiliki gambaran dan pengetahuan lebih, mengenai lingkungan
atau kondisi serta memiliki informasi untuk turut berpatisipasi di
organisasi untuk menjalankan peranannya dalam mengembangkan
potensi bagi anggota remajanya.
2. Model pengembangan
Model pengembangan, merupakan suatu gambaran umum dari
keseluruhan proses pada sasaran yang ingin dikembangan. Dan
berikut unsur dari model pengembangan:
a.Tujuan Pengembangan
Tujuan dari pengembangan ialah untuk meningkatkan
kekuasaan atau kemampuan pada sasaran pengembangan. Dan
sasaran dari pengembangan ialah:
1). Kelompok Lemah Secara Struktural yang terdiri dari orang
miskin, penganggur, pekerja bergaji rendah, wanita,
masyarakat lokal, dan kelompok miniritas.
2). Kelompok Lemah Khusus, yang terdiri dari manula, anak dan
3). Kelompok Lemah Secara Personal, yang terdiri dari orang
yang mengalami masalah pribadi, keluarga, kesedihan, dan
kehilangan.23
Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri mengadopsi
tujuan dari sasaran pengembangan pada point pertama dan kedua
yakni kelompok lemah secara struktural dan khusus yang sebagian
terdiri remaja dan masyarakat lokal. dan ini terlihat dalam ad/art
bab 5, pasal 9 organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri
sebagai berikut; Membimbing dan menuntun anggota, pengurus
dan masyarakat untuk mempelajari ajaran serta pengetahuan Islam,
guna menuju masyarakat Islam sesuai dengan Sunnah dan cita-cita
Nabi Muhammad SAW, serta terbinanya insan pengabdi yang
bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT.24
b.Tipe Pengembangan
Ciri dari tipe pengembangan ialah memiliki kemampuan atas;
1). Pilihan personal dan kesempatan hidup, 2). Pendefinisian
kebutuhan hidup, 3). Ide atau gagasan, 4). Lembaga-lembaga, 5)
sumber-sumber, 6). Aktifitas, 7). Ekonomi, dan 8). Reproduksi.25
23
Abu Huraerah, Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Pengembangan Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), hal. 108
24ad/art organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al
-Fikri tahun 2016
25
Pada tipe pengembangan yang dilakukan oleh organisasi
Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ialah dengan memberi
kesempatan denga pengasahan kemampuan atas pilihan personal,
ide atau gagasan, dan aktifitas pada setiap anggota remajanya.
c.Proses Pengembangan
Proses pengembangan dapat dilakukan dengan 5 cara yakni:
1) Pemungkinan, ialah menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi dari sasaran pengembangan, dapat
berkembang secara optimal.
Proses pemungkinan pada pengembangan potensi yang diperankan oleh organiasai Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri
ialah dengan mengagendakan berbagai macam kegiatan selama
masa periode yang dijalankan oleh anggota pengurus dan
dijalankan untuk anggota remaja lainnya, sebagai bentuk latihan
untuk mengasah kemampuan anggota pelaksana kegiatan.
2) Penguatan, ialah memperkuat pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki oleh sasaran pengembangan dalam
memecahkan masalah atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
Penguatan yang dilakukan dalam pengembangan potensi remaja yang dimainkan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur
agama dalam kegiatan pengajian yang dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jum‟at. Dengan kegiatan ini diharapkan remaja
dapat menjalani kehidupan dan pergaulannya dengan nilai atau
norma yang baik, dan beralaskan pondasi agama yang kuat dalam
pemenuhan-pemenuhan kebutuhan mereka lainnya.
3) Perlindungan, merupakan melindungi sasaran
pengembangan dari persaingan yang tidak seimbang, dan
mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap
kelompok lemah
Perlindungan dari proses pengembangan potensi organisasi
Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ialah dengan memberi
berbagai pengetahuan sebagai penguatan dari kondisi buruk
seperti kelompok pergaulan yang tidak baik. Pada proses
perlindungan, adanya kelompok kuat pada proses ini, pandangan
penulis adalah kelompok yang bukan berada di internal
organisasi, namun dampak dari kelompok tersebut dapat dirasa
sampai ke internal organisasi.
4) Penyokongan, adalah memberikan bimbingan dan dukungan
agar sasaran pengembangan mampu menjalankan peranan
dan tugas kehidupannya.
proses dukungan yang diterapkan dalam pengembangan
potensi untuk anggota remaja dari organisasi, ialah dukungan
kesempatan yang dimiliki, baik di dalam maupun di luar
organisasi. Dukungan di dalam organisasi, berupa memberi
kesempatan aktualisasi pada kegiatan yang dikerjakan bersama
dengan anggota senior agar dapat membimbing anggota remaja
dalam melaksanakan kegiatan dengan baik, dan optimal. Dan juga
mendukung anggota remaja yang ingin berperan aktif di luar
organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri. Karena hal ini
diharapkan agar remaja dapat memperlajari dan memahami
barbagai fungsi dan perannya ia di masyarakat.
5) Pemeliharaan, adalah memelihara kondisi yang kondusif
agar tetap menjadi keseimbangan distribusi kekuasaan. Atau
mampu menjamin keselarasan yang mungkin setiap orang
memperoleh kesempatan untuk berusaha.26
Pemeliharaan dengan memberi kesimbangan distribusi
kekuasaan, dilakukan oleh organisasi dengan cara merolling
setiap kepengurusan, dan jabatan setiap kegiatan di organisasi,
yang bertujuan agar setiap anggota merasakan proses pengasahan.
d. Strategi Pengembangan
Dalam strategi pengembangan, dapat dilakukan dengan tiga
cara yakni:
26