• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Mikrobiologi Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak Kulit Manggis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Mikrobiologi Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak Kulit Manggis"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK MIKROBIOLOGIS

KEFIR SUSU

KAMBING DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK

KULIT MANGGIS

DEFI SYUKRIA CAHYANINGRUM

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Mikrobiologi Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak Kulit Manggis adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

DEFI SYUKRIA CAHYANINGRUM. Karakteristik Mikrobiologi Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak Kulit Manggis Komersial. Dibimbing oleh EPI TAUFIK dan M. SRIDURESTA SOENARNO.

Kefir merupakan salah satu produk olahan susu fermentasi. Penambahan ekstrak kulit manggis yang berperan sebagai sumber antioksidan dapat meningkatkan fungsional karakteristik susu fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik mikrobiologis kefir susu kambing dengan penambahan ekstrak kulit manggis pada taraf yang berbeda (0%, 1%, 2% dan 3%). Ekstrak kulit manggis yang digunakan diperoleh dari PT. Haldin Pacific Semesta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit manggis tidak berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah bakteri asam laktat (BAL), total plate count (TPC) dan kolifom, namun berpengaruh nyata pada populasi kapang dan khamir. Viabilitas bakteri asam laktat pada kefir dengan penambahan ekstrak kulit manggis mengalami penurunan dibandingkan dengan kefir grain dan bulk starter kefir, walaupun demikian populasi tersebut masih memenuhi ketentuan jumlah minimal mikroorganisme total pada kefir yaitu 107 cfu/ml.

Kata kunci: ekstrak kulit manggis, kefir.

ABSTRACT

DEFI SYUKRIA CAHYANINGRUM. Microbiological Characteristics of Goat’s Milk Kefir Supplemented with Comercial Extract of Mangosteen Pericarp. Supervised by EPI TAUFIK and M. SRIDURESTA SOENARNO.

Kefir is one of the fermented milk products. The addition of mangosteen pericarp extract as source of antioxidant was aimed to increase the functionality of fermented milk products. The purpose of this research was to study the microbiological characteristics of goat’s milk kefir with the addition of different level (0%, 1%, 2%, and 3%) of mangosteen pericarp. The extract of mangosteen pericarp was purchased from PT. Haldin Pacific Semesta. The results showed that the addition of mangosteen pericarp extract did not affect significantly on total lactic bacteria, total plate count and total coliform, but it affected significantly on total mold and yeast. Total lactic acid bacteria in kefir decreased from kefir grain and bulk starter of kefir, but those population still meet with standard of microorganisms in prebiotic which is 107 cfu/ml.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

KARAKTERISITIK MIKROBIOLOGIS

KEFIR SUSU

KAMBING DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK

KULIT MANGGIS

DEFI SYUKRIA CAHYANINGRUM

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Karakteristik Mikrobiologi Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak Kulit Manggis

Nama : Defi Syukria Cahyaningrum NIM : D14090007

Disetujui oleh

Dr Epi Taufik, SPt MSi MVPH Pembimbing I

M.Sriduresta, SPt MSc Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah pengolahan susu, dengan judul Karakteristik Mikrobiologis Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak Kulit Manggis.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Epi Taufik SPt MSi MVPH dan Bapak M Sriduresta SPt MSc selaku dosen pembimbing, Bapak Dr Ir Moh Yamin Magr Sc selaku dosen pembimbing akademik, Ibu Dr Tuti Suryati SPt MSi dan Ibu Ir Lilis Khotijah MSi selaku dosen penguji sidang skripsi, serta teknisi Laboratorium Terpadu dan THT Devi Murtini SPt dan Dwi Pebriani yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Sukma dan Bapak Dedi dari Laboratorium IPT Perah, Arif Bayu Wicaksono AMd., Bapak Omat, Ibu Mei dan Ibu Imas dari Unit Pengolahan Susu D’Farm FAPET IPB. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Alm. Dr Ir Rarah Ratih Adjie Maheswari DEA atas seluruh nasehat, inspirasi dan ilmunya. Terima kasih yang sebesar-besarnya Penulis sampaikan kepada ayahanda H Drs Marsi Susanto MPd dan Ibunda Hj Sulis Ria Sofiana SPd, adik-adik (Vebri Arif dan Faizal Akbar) serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya dan keluarga besar ‘GOLDEN RANCH (IPTP 46)’, teman sepenelitian Burton, teman kelompok PKM es krim, dan keluarga besar OMDA Ponorogo ‘Manggolo Putro’ atas dukungan dan semangatnya hingga tingkat akhir. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Karakteristik Mikrobiologis Susu Kambing 5

Karakteristik Mikrobiologis Kefir Grain dan Bulk Starter Kefir 6 Karakteristik Mikrobiologis Ekstrak Kulit Manggis 7 Karakteristik Mikrobiologis Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak

Kulit Manggis Komersial 8

SIMPULAN DAN SARAN 10

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 13

(11)

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik mikrobiologis susu skim kambing 6 2 Karakteristik mikrobiologis kefir grain dan bulk starter kefir 7 3 Karakteristik mikrobiologis ekstra kulit manggis 8 4 Karakteristik mikrobiologis kefir susu kambing dengan penambahan

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan semakin berkembangnya produk-produk pangan fungsional di tengah masyarakat yang diproduksi oleh industri pangan. Pangan fungsional menurut Wildman (2001) adalah makanan dan bahan makanan yang dapat memberikan manfaat tambahan selain fungsi gizi dasar pangan tersebut dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Salah satu produk bahan pangan fungsional yang saat ini mulai dikembangkan oleh industri pengolahan susu adalah kefir. Kefir termasuk kedalam salah satu jenis pangan fungsional karena kefir tidak hanya bermanfaat sebagai sumber zat gizi, namun zat kimiawi yang terdiri atas komponen-komponen bioaktif non-gizinya pun sangat strategis dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh manusia (Wijaningsih 2008). Kefir termasuk ke dalam produk susu fermentasi dengan kultur murni menggunakan biji kefir. Biji kefir merupakan kumpulan dari bakteri asam laktat (BAL) seperti Lactobacilli, Streptococcus sp dan beberapa jenis ragi/ khamir nonpatogen. Proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme yang terdapat pada biji kefir menyebabkan perubahan sifat susu sebagai bahan dasar pembuatan kefir sebagai akibat dari pemecahan kandungan-kandungan dalam susu. Proses fermentasi tersebut menghasilkan asam laktat sebagai hasil dari metabolisme bakteri asam laktat (BAL) yang bersifat antimikroba terhadap bakteri patogen karena menghambat pertumbuhan bakteri pathogen dengan menurunkan pH lingkungan tumbuhnya.

Ekstrak kulit manggis merupakan salah satu ekstrak herbal yang saat ini mulai banyak digunakan oleh masyarakat dan industri farmasi karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Ekstrak kulit manggis di Indonesia mudah didapatkan. Hal ini dikarenakan tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia dan Malaysia sehingga jumlah buah manggis di Indonesia melimpah. Melimpahnya jumlah buah manggis di Indonesia ditandai dengan meningkatnya ekspor buah manggis ke Hongkong singapura dan Inggris. Tahun 1999, volume ekspor buah manggis mencapai 3887816 US$ dan tahun 2000 volume ekspor mencapai 7182098 kg dengan nilai ekspor 5885038 US$ (ICUC 2003). Manfaat ekstrak kulit manggis bagi kesehatan dibuktikan oleh kajian Chairungsrilerd (1998) terhadap kemampuan antihistamin pada kontraksi aorta dada kelinci terisolasi yang diinduksi oleh histamin maupun serotonin, kajian dari Moongkarndi et al. (2004) tentang ekstrak metanol kulit buah manggis yang menunjukkan aktivitas sangat potensional dalam menghambat proliferasi sel kanker payudara dan menunjukkan aktivitas apoptosis, dan penelitian-penelitian lain yang mengkaji manfaat farmakologi ekstrak kulit manggis.

(13)

2

Aktivitas antimikroba pada ekstrak kulit manggis juga memiliki kemungkinan dapat mempengaruhi jumlah populasi mikroorganisme pada kefir, sehingga perlu dilakukan pengujian karakteristik mikrobiologis pada kefir yang ditambahkan ekstrak kulit manggis.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji karakteristik mikrobiologis pada kefir susu kambing yang ditambah ekstrak kulit manggis komersial pada konsentrasi yang berbeda sebagai pangan fungsional.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan bahan dasar susu kambing Saanen dan ekstrak kulit manggis (Graciana mangostana L.). Pengujian penelitian ini dibatasi hanya pada evaluasi karakteristik mikrobiologis kefir susu kambing dengan penambahan ekstrak kulit manggis pada taraf yang berbeda.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2013 hingga bulan Juni 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Laboratorium Terpadu, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, ekstrak kulit manggis (EKM) dari PT. Haldin Pasific Semesta, kefir grain, susu skim kambing saanen (Warso Farm). Bahan untuk analisis yang digunakan adalah media deMan Rogosa Sharpe Agar (MRSA), media Violet Red Bile Agar (VRBA), media Potato Dextrose Agar (PDA), media Plate Count Agar (PCA), media Buffer Pepton Water (BPW), alkohol 70%, spirtus, dan aquades.

Alat

Alat-alat yang digunakan untuk penumbuhan, perbanyakan, pembuatan media tumbuh kultur starter dan pengujian mikroba adalah tabung reaksi, inkubator, cawan petri, mikropipet satu mililiter, pipet volumetrik sepuluh mililiter, magnetic stirer, autoklaf, colony counter, vortex,dan laminar air flow. Alat yang digunakan untuk pembuatan kefir adalah cream separator, neraca digital , dan termometer.

Prosedur

(14)

3 ekstrak kulit manggis dan analisis mikrobiologi kefir. Peubah yang diamati dalam analisis karakteristik mikrobiologis kefir meliputi populasi total plate count, bakteri asam laktat, kapang, khamir dan cemaran koliform.

Pembuatan Bulk Starter Kefir (Burton 2013).

Susu kambing yang dipisahkan dari lemaknya (susu skim) sebanyak 2 liter dipasteurisasi pada suhu 80°C selama ± 30 menit lalu diturunkan suhunya hingga mencapai 30°C. Kefir grain atau kultur murni diinokulasikan ke dalam susu sebanyak 5% (b/v), kemudian diinkubasi pada suhu ruang ± 28°C selama 48 jam menjadi bulk starter.

Pemeriksaan Viabilitas Bulk Starter Kefir.

Pemeriksaan viabilitas kultur starter bertujuan untuk mengetahui jumlah koloni dalam starter kerja yang ditentukan dengan memupukkan dan menumbuhkan bulk stater kefir pada media MRSA. Metode pemupukan mengacu pada Badan Standardisasi Nasional (2009).

Pembuatan Kefir (Burton 2013).

(15)

4

Gambar 1 Digram pembuatan kefir dengan penambahan ekstrak kulit manggis Pengujian Karakteristik Mikrobiologi Kefir

Metode pengujian karakteristik mikrobiologis kefir susu kambing menggunakan metode agar tuang (Fardiaz 1992). Sebanyak satu mililiter sampel yang diperoleh dari pengenceran yang dikehendaki dipupukan ke dalam cawan petri steril. Selanjutnya ditambahkan media sebanyak 12-15 ml media pada masing-masing cawan petri. Homogenisasi dilakukan dengan cara menggerakkan cawan petri membentuk angka delapan. Setelah agar dalam cawan membeku, cawan diinkubasi dengan posisi terbalik.

Jumlah mikroorganisme yang dihitung adalah jumlah bakteri asam laktat, jumlah kapang, khamir, total semua koloni dan koliform. Koloni Mikroba dihitung berdasarkan standard plate count yang mengacu pada BAM (2011) dengan rumus sebagai berikut:

Whole milk

Separasi

Susu Skim

Pemanasan 85°C selama 30 menit

Krim Susu

Penurunan suhu hingga 28°C

Inokulasi bulk starter sebanyak 10% (v/v)

Inkubasi pada suhu ruang selama 48 jam

Penambahan ekstrak kulit manggis dengan taraf perlakuan 0%, 1%, 2%, dan 3%.

(16)

5 Jumlah Populasi cfuml n1 + n2

2 × N

−1

Keterangan :

n1 = Jumlah cawan pertama yang koloninya dapat dihitung (25-250 koloni) n2 = Jumlah cawan kedua yang koloninya dapat dihitung (25-250 koloni) N = Faktor pengenceran

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan tujuan megevaluasi karakteristik mikrobiologis kefir dengan penambahan ekstrak kulit manggis komersial pada konsentrasi yang berbeda (0%, 1%, 2%, dan 3%). Setiap perlakuan mendapat ulangan tiga kali dengan masing-masing dilakukan secara duplo. Pengelompokan kefir didasarkan pada perbedaan periode pengujian karakteristik mikroba kefir dimana setiap satu ulangan merupakan satu kali periode pengujian. Model matematika yang digunakan :

Yij = µ + αi + Βj + εijk

Keterangan :

Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j

μ : Rataan tengah pengamatan

αi : Pengaruh perlakuan ke- i

βj : Pengelompokan kefir berdasarkan periode pengujian karakteristik mikroba kefir yaitu

iisetiap ulangan satu kali periode pengujian.

εij : Pengaruh galat pada percobaan taraf ke-i dan taraf ke-j

Peubah. Peubah yang diamati pada penelitian adalah karakteristik mikrobiologis kefir meliputi : jumlah populasi koliform, bakteri asam laktat, kapang dan khamir, TPC.

Analisis Data. Data kualitas mikrobiologi yang diperoleh dari penelitian ini di uji asumsi dengan software Minitab 14 kemudian apabila hasil dari uji asumsi memenuhi maka dilakukan uji sidik ragam menggunakan analisis statistik dengan analysis of variance (ANOVA) menggunakan software SAS 9.1.3. Jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Mikrobiologis Susu Kambing

(17)

6

Tabel 1 Karakteristik mikrobiologis susu skim kambing Peubah Hasil Pengamatan

Keterangan : TPC = Total Plate Count, BAL = Bakteri Asam Laktat

Susu yang digunakan untuk penelitian ini adalah susu kambing segar yang sudah diseparasi dengan tujuan menghilangkan lemak susu. Hasil analisis mikrobiologis menunjukkan tidak didapatkan pertumbuhan cemaran koliform dan kapang khamir pada susu kambing skim (<1.0 log10 cfu/ml). Hasil analisis

terhadap jumlah TPC sebesar 5.18 log10 cfu/ml ini memenuhi syarat yang

ditetapkan oleh Thai Agricultural Standard Raw Goat Milk (2008). Thai Agricultural Standard Raw Goat Milk (2008) menyatakan bahwa susu kambing memiliki beberapa jenis kualitas berdasarkan jumlah TPC. Susu kambing dengan kualitas premium memiliki TPC kurang dari 5.0 x 104 cfu/ml, susu kambing dengan kualitas baik memiliki TPC 5.0 x 104 cfu/ml dan susu kambing dengan kualitas standar memiliki TPC 105 sampai 2.0 x 105 cfu/ml, sehingga susu kambing yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kualitas standar.

Susu kambing mentah di Amerika Serikat berdasarkan pernyataan Zweifel et al. (2005) memiliki total bakteri yang diizinkan maksimal 5.0 log10 cfu/ml

dengan jumlah mikroorgnisme 6.0 log10 cfu/ml. Mikroorganisme yang sering

digunakan sebagai indikator sanitasi dalam produk pangan adalah bakteri koliform. Adanya koliform di dalam suatu makanan menunjukkan telah terjadi kontaminasi pada produk (Sirindon 2008). Susu skim kambing sebagai bahan baku pembuatan kefir memiliki cemaran koliform kurang dari 1.0 log10 cfu/ml. Jumlah cemaran

koliform tersebut masih memenuhi standar jumlah cemaran bakteri koliform pada susu kambing berdasarkan Thai Agricultural Standard Raw Goat Milk (2008) yaitu kurang dari 3.0 log10 cfu/ml. Jumlah kapang dan khamir pada susu kambing

adalah kurang dari 1 log10 cfu/ml. Jumlah kapang dan khamir ini jauh dibawah

jumlah kapang dan khamir susu kambing yang pernah diteliti oleh Suguna et al. (2012) yaitu sebesar 4.2 – 4.6 log10 cfu/ml. Jumlah koliform, kapang dan khamir

pada susu kambing yang digunakan masih berada dalam kisaran standar. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemerahan dan penanganan susu kambing di peternakan telah sesuai dengan GHP (Good Handling Practices).

Karakteristik Mikrobiologis Kefir Grain dan Bulk Starter Kefir

(18)

7 Tabel 2 Karakteristik mikrobiologis kefir grain dan bulk starter kefir

Peubah Hasil Pengamatan

Bakteri koliform merupakan salah satu bakteri patogen pada produk hasil olahan pangan yang berasal dari famili Enterobacteriaceae yang memiliki flagela monotrikat. Kelompok bakteri ini sering digunakan sebagai indikasi adanya kontaminan dalam produk makanan. Hasil pengujian terhadap kefir grain sebagai bahan baku pembuatan bulk starter kefir pada penelitian ini memiliki cemaran koliform kurang dari 1.0 log10 cfu/ml. Populasi cemaran bakteri koliform pada

bulk starter kefir yang didapatkan dari pengujian juga kurang dari 1.0 log10

cfu/ml. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jumlah cemaran populasi koliform pada kefir grain dan bulk starter kefir memenuhi standar batas cemaran koliform pada susu fermentasi yang ditetapkan oleh SNI 7388-2009 bahwa susu fermentasi memiliki batas maksimum cemaran koliform adalah 1.0 log10 cfu/ml.

Jumlah total mikroba (TPC) kefir grain dan bulk starter kefir dalam penelitian ini yang dihitung dengan metode SPC adalah masing-masing 7.60 log10

cfu/ml dan 8.06 log10 cfu/ml. Hasil perhitungan jumlah total mikroba kefir grain

dan bulk starter kefir ini memenuhi standar TPC minimal starter kefir pada CODEX 243-2003 yaitu minimal TPC adalah 1.0 x 107 cfu/g.

Berbeda dengan produk susu fermentasi jenis lainnya, kefir dan koumiss memiliki standar jumlah kapang dan khamir. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan memperlihatkan kapang dan khamir pada kefir memiliki jumlah yang lebih sedikit daripada bakteri kefir, meskipun kapang dan khamir pada kefir memiliki peranan yang jelas yaitu menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan bakteri kefir dan menghasilkan metabolit yang mempengaruhi flavour dan mouthfeel dari kefir yang dihasilkan. Hasil perhitungan terhadap jumlah kapang dan khamir pada kefir grain sebesar 4.60 log10 cfu/ml dan bulk

starter kefir sebesar 4.60 log10 cfu/ml memenuhi standar CODEX 243-2003

menyebutkan bahwa jumlah kapang dan khamir pada produk kefir minimal adalah 1.0 x 104 cfu/g.

Perhitungan jumlah bakteri asam laktat (BAL) pada kefir grain dan bulk starter kefir pada penelitian ini adalah masing-masing sama yaitu 7.60 log10

cfu/ml. Jumlah kandungan BAL pada kefir grain dan bulk starter kefir tersebut sesuai dengan jumlah BAL berdasarkan Farnworth (2005) yang menunjukkan kefir grain dan bulk starter kefir masing-masing memiliki jumlah BAL 7.37-8.94 log10 cfu/g dan7.60- 8.43 log10 cfu/g.

Karakteristik Mikrobiologis Ekstrak Kulit Manggis

(19)

8

Tabel 3 Karakteristik mikrobiologis ekstra kulit manggis Peubah Hasil Pengamatan* SNI

7388-2009

Keterangan : TPC = Total Plate Count, BAL = Bakteri Asam Laktat

*Hasil analisis oleh produsen Ekstra Kulit Manggis PT. Haldin Pasific Semesta

Pengamatan karakteristik mikrobiologis ekstrak kulit manggis pada peubah koliform, TPC, kapang khamir, dan BAL menunjukkan tidak terdeteksi pertumbuhannnya. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka ekstrak kulit manggis yang diperoleh dari produsen sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 7388-2009 mengenai batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan untuk herba dan rempah-rempah yaitu memiliki jumlah TPC kurang dari 6 log10

cfu/g dan kapang serta khamir kurang 4.3 log10 cfu/g (Standar Nasional Indonesia

2009) sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kefir.

Karakteristik Mikrobiologis Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak Kulit Manggis Komersial

Pengujian karakteristik mikrobiologis kefir susu kambing bertujuan untuk mengetahui karakteristik mikrobiologis produk akhir sehingga dapat diketahui keamanan dan kelayakan produk yang dikonsumsi. Karakteristik mikrobiologis produk kefir susu kambing yang diamati berupa total mikroorganisme (TPC), bakteri asam laktat, khamir dan koliform. Karakteristik mikrobiologis kefir susu kambing dengan perlakuan penambahan ekstrak kulit manggis yang berbeda disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Karakteristik mikrobiologis kefir susu kambing dengan penambahan iiekstrak kulit manggis komersial pada konsentrasi yang berbeda

Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05) P1 = Kefir susu kambing dengan penambahan 0% ekstrak kulit manggis

(20)

9 Hasil analisis karakteristik mikrobiologis produk kefir susu kambing dengan penambahan ekstrak kulit manggis 0%, 1%, 2%, dan 3% menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata pada peubah yang diamati yaitu koliform, TPC dan BAL. Produk kefir susu kambing dengan penambahan ekstrak kulit manggis 0%-3% memiliki cemaran koliform kurang dari 1 log10 cfu/ml. Jumlah koliform pada

kefir tersebut sesui dengan dengan standar SNI 7388-2009 mengenai batas cemaran maksimum koliform pada susu fermentasi adalah kurang dari 1.0 log10

cfu/ml. Kefir merupakan produk yang dihasilkan dari pengolahan susu segar yang akan dikonsumsi langsung oleh konsumen, sehingga cemaran koliform harus dibawah standar yang sitetapkan. Jumlah koliform pada produk kefir ini sesuai dengan standar SNI menunjukkan bahwa penanganan sanitasi dan higiene selama proses pembuatan kefir terjamin dengan baik.

TPC pada produk kefir susu kambing dengan penambahan ekstrak kulit manggis 0%-3% tidak menunjukkan adanya perbedaan yang berkisar pada 8.20-9.01 log10 cfu/ml. TPC pada kefir susu kambing ini sesuai dengan standar

CODEX STAN 243-2003 yang menyatakan bahwa TPC minimal pada kefir adalah 7 log10 cfu/ml. Jumlah BAL pada kefir susu kambing dengan penambahan

ekstrak kulit manggis 0%-3% juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan yaitu antara 6.07-7.53 log10 cfu/ml. Jumlah BAL dan mikroorganisme lain pada kefir

tersebut sesuai dengan penyataan CODEX bahwa pada kefir siap minum memiliki kandungan mikroorganisme minimal sebesar 7 log10 cfu/ml.

Jumlah BAL pada kefir cenderung turun dari jumlah BAL pada bulk starter. Penurunan jumlah BAL pada kefir terjadi dikarenakan adanya perlakuan penambahan ekstrak kulit manggis yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Maliana et al. (2013) menjelaskan bahwa kulit manggis mengandung senyawa kimia yang bersifat sebagai antibakteri. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak kulit manggis berasal dari golongan flavanoid, alkanoid, terpenoid, polifenol, kuinon dan tanin. Penurunan bakteri asam laktat pada kefir masih memenuhi ketentuan jumlah minimal total bakteri pada kefir menurut CODEX STAN 243-2003 yaitu minimal 107 cfu/g.

Hasil analisis terhadap data jumlah kapang dan khamir pada kefir susu kambing tanpa penambahan ekstrak kulit manggis menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0.05) dengan jumlah kapang dan khamir kefir susu kambing yang ditambah ekstrak kulit manggis. Kefir tanpa penambahan ekstrak kulit manggis memiliki jumlah kapang dan khamir (6.29 ± 0.27 log10 cfu/ml) yang

nyata lebih rendah bila dibandingkan dengan kefir yang ditambah ekstrak kulit manggis 1%, 2% dan 3% (7.80 ± 0.20 log10 cfu/ml, 6.76 ± 0.88 log10 cfu/ml, 7.03

± 0.55 log10 cfu/ml). Hasil ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit

(21)

10

manggis yang berasal dari PT. Haldin Pasific Semesta sebesar 93.87% dari total komposisi kimianya karena adanya campuran pati (Burton 2013). Penurunan jumlah kapang dan khamir pada kefir seiring dengan penambahan kadar ekstrak kulit manggis juga terjadi karena adanya peningkatan aktivitas antimikroba pada kefir. Putra (2010) menjelaskan senyawa antimikroba yang terkandung dalam ekstrak kulit manggis berasal dari senyawa fenol, terpena,alkaloid dan polipeptida. Putra (2010) pada penelitiannya menyatakan bahwa identifikasi senyawa fraksi etil asetat ekstrak metanol kulit buah manggis dengan metode kromatografi menunjukkan bahwa komponen yang dominan adalah xanton sebesar 38.92%. Senyawa xanton pada kulit buah manggis memiliki aktivitas antimikroba terhadap kapang (Gopalakkhrisnan et al. 1997). Hal ini yang menyebabkan semakin tinggi penambahan ekstrak kulit manggis maka jumlah kapang dan khamir pada kefir akan semakin turun.

Produk kefir dengan penambahan ekstrak kulit manggis yang dihasilkan dalam penelitian ini masih layak untuk dinyatakan sebagai minuman probiotik. Hal ini dikarenakan produk kefir ini memenuhi persyaratan probiotik karena memiliki jumlah populasi bakteri asam laktat lebih dari 7 log10 cfu/ml.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penambahan ekstrak kulit manggis pada kefir dengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh terhadap jumlah TPC, BAL dan cemaran koliform, namun penambahan ekstrak kulit manggis berpengaruh terhadap jumlah kapang dan khamir pada kefir. Viabilitas bakteri asam laktat pada kefir dengan penambahan ekstrak kulit manggis mengalami penurunan dari kefir grain dan bulk starter kefir, namun populasi tersebut masih memenuhi ketentuan jumlah minimal mikroorganisme total pada kefir yaitu 7 log10 cfu/ml.

Saran

Penelitian lebih lanjut mengenai uji konfrontasi kefir dengan penambahan ekstrak kulit manggis terhadap bakteri patogen sangat disarankan untuk dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

[BAM] Bacteriological Analytical Manual. 2001. Aerobic Palte Count [internet].[diacu 16 September 2013]. Tersedia pada : http://www.cfsan.fdagov/bam.html

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. Yoghurt (SNI. 01-2981-2009). Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.

[BSN] Badan Standarisasi Nasioanal. 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan (SNI 7388-2009). Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.

(22)

11 Burton, E. 2013. Karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik kefir susu kambing dengan penambahan ekstrak kulit manggis komersial [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Chairungsrilerd N, Furukawa K, Ohta T, Nozoe S, Ohizumi Y. 1998. Pharmacological properties of alpha-mangostin, a novel histamine H1 receptor antagonist. J Pharmacol., 314(3):351-356

[CAC] CODEX. 2003. Codex standard for fermented milks: Codex STAN 243. FAO/WHO Food Standards:Codex Alimentarius Commission. Roma (IT): Electronic Publishing. activity of natural xanthones from Gracinia mangostana and their synthetic derivatives. J Nat Prod. 60 (5) : 519-524.

[ICUC] International Centre for Underutilized Crops. 2003. Fruits to the future mangosteen factsheet, No 8, International Centre for Underutilized Crops. University of South Hampton. [internet].[diacu 16 September 2013]. Tersedia pada : http://www.civil.soton.ac.uk/icuc/ factsheets.htm

Maliana, Y, Siti K, Farah D. 2013. Aktivitas antibakteri kulit Garcinia mangostana Linn. terhadap pertumbuhan flavobacterium dan enterobacter dari Coptotermes curvignathus Holmgren. Jurnal Protobiont. 2 (1) : 7–11. Moongkarndi P, Kosem N, Kaslungka S, Luanratana O, Pongpan N, Neungton N,

2004. Antiproliferation, antioxidation and induction of apoptosis by Garcinia mangostana (mangosteen) on SKBR3 human breast cancer cell line. J Ethnopharmacol., 90(1):161-166.

Putra, I N K. 2010. Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis (Garcini mangostans L.) serta kandungan senyawa aktifnya. J.Teknol. dan Industri Pangan. 11 (1) 1-5.

Sirindon M. 2008. Analisis koliform dalam susu segar sebagai parameter sanitasi peternakan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suguna M., Rajeev B, Wan NWA. 2012. Microbiological quality evaluation of goat milk collected from small scale dairy farms in Penang Island, Malaysia. Int. Food Research J. 19 (3) 1241 – 1245.

Suksamrarn S, Suwannapoch N, Phakhodee W, Thanuhiranlert J, Ratananukul P, Chimnoi N, Suksamrarn A. 2003. Antimycobacterial activity of prenylated xanthones from the fruits of Garcinia mangostana, Chem Pharm Bull 51(7):857-859.

Rodrigues F, Lodovico P, Leao C. 2006. Sugar metabolism in Yeast : an Overview of Aerobic and Anaerobic Glucose Catabolism. In Biodiversity and Ecophysiology of Yeast. C.A Rosa, G. Peter (Eds). 101-121. Tersedia dari: http://www.springer.com/978-3-540-26100-1.

(23)

12

Usmiati S. 2007. Kefir, susu fermentasi dengan rasa menyegarkan. Jurnal Warta Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Vol. 29 (2). Bogor (ID):BBPPPP

Wildman REC. 2001. Handbook of Functional Food and Nutraceuticals. Boca Raton (UK): CRC Press.

Wijaningsih W. 2008. Aktivitas antibakteri in vitro dan sifat kimia kefir susu kacang hijau (Vigna radiata) oleh pengaruh jumlah starter dan lama fermentasi [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

(24)
(25)

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang memiliki nama lengkap Defi Syukria Cahyaningrum dilahirkan di Ponorogo pada tanggal 10 Desember 1990. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Marsi Susanto dan Sulis Ria Sofiana. Penulis memiliki dua saudara laki-laki yang bernama Vebri Arif Romdhoni dan Faizal Akbar Nur Adha.

Penulis telah memulai pendidikan di taman kanak-kanak PGRI Keniten, Ponorogo pada tahun 1995-1997. Pendidikan dsar diselesaikan di SD Ma’arif Ponorogo pada tahun 1997-2003. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003-2006 di SMPN 1 Ponorogo dan pendidikan menengah atas pada tahun 2006-2009 di SMAN 1 Ponorogo. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan.

Gambar

Gambar 1 Digram pembuatan kefir dengan penambahan ekstrak kulit manggis
Tabel 1 Karakteristik mikrobiologis susu skim kambing
Tabel 2 Karakteristik mikrobiologis kefir grain dan bulk starter kefir

Referensi

Dokumen terkait

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

Untuk kegiatan pembuktian kualifikasi dimaksud, diminta kepada seluruh peserta pelelangan yang diundang agar mempersiapkan dokumen asli atau dokumen rekaman yang

HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REWEW KARYA ILMIAH: JURNAL ILMIATIn. Judul Jumal lhniah

Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less

Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas, pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0,

anaknya terhindar dari bermacam-macam bahaya akan menghasilkan perkembangan anak dengan ciri-ciri sangat tergantung kepada orang tuanya dalam bertingkah laku. Tuntutan

Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan normal antara ketiga P yaitu power (kekuatan His), passage (jalan lahir normal), dan passanger (janinnya

Semoga Seminar ini benar-benar dapat menjadi masukan untuk pengembangan bidang Sains dan Matematika, khususnya dalam rangka mendukung pendaya-gunaan ilmu dan meningkatkan