PENGUJIAN VIGOR DAYA SIMPAN
DENGAN METODE PENGUSANGAN CEPAT KIMIA
SERTA PENGUJIAN VIGOR KEKUATAN TUMBUH
PADA BENIH PADI (
Oryza sativa
L.)
NAZIMA MAULIDYA
A24070087
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
NAZIMA MAULIDYA. Pengujian Vigor Daya Simpan dengan Metode Pengusangan Cepat Kimia Serta Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh Pada Benih Padi (Oryza sativa L.). (Dibimbing oleh FAIZA C. SUWARNO dan SUWARNO).
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendapatkan metode pengusangan cepat yang terbaik dan mudah untuk pengujian vigor daya simpan benih padi gogo, padi rawa, dan padi sawah. Disamping itu mempelajari korelasi antara Vigor Daya Simpan (VDS) dan Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) benih padi gogo,
padi rawa, dan padi sawah. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakults Pertanian, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April sampai Agustus 2011.
VKTKekeringan(Ketinggian) diulang sebanyak tiga kali menggunakan 10 butir
benih/genotipe.
Percobaan utama terdiri dari tiga pengujian, yaitu pengujian vigor awal benih, pengujian vigor daya simpan (VDS) benih melalui Metode Pengusangan
Cepat Kimia (MPCK) dan pengujian vigor kekuatan tumbuh (VKT) benih pada
kondisi sub-optimum (cekaman kekeringan dan salinitas), yang diaplikasikan pada 10 genotipe padi gogo, 20 genotipe padi sawah, dan 16 genotipe padi rawa. Lama penderaan yang digunakan hasil dari percobaan pendahuluan, untuk genotipe padi gogo didera selama 123 detik, genotipe padi rawa didera selama 100 detik, dan genotipe padi sawah didera selama 103 detik. Metode cekaman kekeringan terpilih yang diaplikasikan pada genotipe padi gogo dan padi sawah menggunakan potensial air PEG-6000 -2.0 bar (VKTKekeringan(PEG)) dan pada
perlakuan tingkat ketinggian (VKTKekeringan(Ketinggian)) jumlah kertas yang digunakan
1-1 lembar dengan ketinggian air 2 cm dari permukaan wadah, sedangkan pada cekaman salinitas konsentrasi yang digunakan adalah NaCl 4000 ppm (VKTSalin(NaCl)). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) satu faktor (genotipe padi), yang diulang sebanyak tiga kali menggunakan 25 butir benih, pada pengujian VKTKekeringan(Ketinggian) menggunakan
10 butir benih.
Terapat korelasi yang signifikan antara VDS dan VKT terhadap kekeringan
(0.48-0.67), antara VDS dan VKT salin (0.32-0.35). Genotipe dengan VDS tertinggi
berturut-turut untuk padi gogo, padi sawah, dan padi rawa adalah B11592F-MR-16-1-5-6, B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-3-2, dan B13131-7-MR-1-KA-5. Genotipe dengan VKTKekeringan(PEG) dan VKTKekeringan(Ketinggian) tertinggi
PENGUJIAN VIGOR DAYA SIMPAN
DENGAN METODE PENGUSANGAN CEPAT KIMIA
SERTA PENGUJIAN VIGOR KEKUATAN TUMBUH
PADA BENIH PADI (
Oryza sativa
L.)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Nazima Maulidya
A24070087
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul :
PENGUJIAN VIGOR DAYA SIMPAN DENGAN
METODE PENGUSANGAN CEPAT KIMIA SERTA
PENGUJIAN VIGOR KEKUATAN TUMBUH PADA
BENIH PADI (
Oryza sativa
L.)
Nama : NAZIMA MAULIDYA
NIM : A24070087
Menyetujui, Pembimbing I
Dr. Ir. Faiza C. Suwarno, MS NIP. 19521008 198103 2 001
Pembimbing II
Dr. Ir. Suwarno, MS NIP. 19520909 198103 1 003
Mengetahui, Ketua Departemen
Dr. Ir Agus Purwito, M.Sc.Agr NIP. 19611101 198703 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1989. Penulis merupakan anak kedua dari Bapak Muhammad Nasir Manan dan Ibu Ida Fitrawati.
Penulis menjalani pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1995 di SDI Muhammadyah 12 Pamulang. Tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Dasar dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Pamulang dan lulus pada tahun 2004. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMA Cenderawasih 1 Jakarta dan lulus pada tahun 2007.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan hidayah-Nya sehingga SHQHOLWLDQ³Pengujian Vigor Daya Simpan dengan Metode Pengusangan Cepat Kimia serta Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh pada Benih Padi´LQLGDSDWGLVHOHVDLNDQGHQJDQEDik. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Faiza C. Suwarno MS dan Dr. Suwarno selaku dosen pembimbing skripsi, atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis. 2. Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MS selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan terhadap perbaikkan skripsi penulis.
3. Dr. Ir. Agus Purwito MSc.Agr selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dalam pelaksanaan akedemik penulis.
4. Ayahanda M. Nasir Manan, ibunda Ida Fitrawati, dan Oma. Corry yang
VHQDQWLDVD PHQGR¶DNDQ GDQ WDN KHQWL-hentinya memberikan motivasi yang tulus baik moril maupun materiil
5. 0EDN 1DGLD 1DELOD $¶LNL VHUWD NHOXDUJD \DQJ VHQDQWLDVD PHPEHULNDQ
motivasi yang tulus baik moril maupun materiil.
6. Feni dan Cutrisni, teman seperjuangan selama penelitian hingga skripsi ini selesai.
7. Alm. Yovega, Deviyanti, Anita, Astrid, Dinda, Lana, Adinda, Arlitha, Karina, Yuanita, Nabila, Rani, Tya dan Surya, terima kasih atas masukan nasihat, dorongan dan semangatnya.
8. Neneng, Dyah, Citra Sari, Lilis, Galuh, Meyga, Moliya, Lia, Meli, Enen, Prima, Prama, Andra, Cholis, Evie DJ, Okti, Indah, Mba Nova, Ira, Ima, Arya serta teman-teman Agronomi dan Hortikultura 44 yang telah memberikan semangat kepada penulis selama menjalankan penelitian.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... Vii i PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 3
Hipotesis ... 3
TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Botani dan Morfologi Tanaman Padi ... 4
Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo dan Padi Rawa ... 4
Vigor Benih ... 5
Vigor Daya Simpan (VDS) ... 6
Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) ... 7
Polyethylene Glycol (PEG) ... 8
Metode Pengusangan Cepat Kimia ... 9
BAHAN DAN METODE ... 11
Waktu dan Tempat ... 11
Bahan dan Alat ... 11
Metode Penelitian ... 11
Pelaksanaan Kegiatan ... 15
Pengamatan ... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21
Percobaan Pendahuluan ... 21
Percobaan Utama ... 25
KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
Kesimpulan ... 40
Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Rata-rata Daya Berkecambah (DB) Padi Gogo, Padi Rawa, dan Padi Sawah... 21 2. Nilai Tengah Daya Berkecambah (%) Benih Padi pada Berberapa
Potensial Air Polyethylene Glycol (PEG) 60000 ... 23 3. Pengaruh Metode Pengujian Kekeringan Berdasarkan Ketinggian
terhadap Daya Berkecambah Benih Padi Gogo dan Padi Sawah ... 24 4. Pengaruh Konsentrasi NaCl Terhadap Daya Berkecambah (%) Benih
Padi Rawa pada Pengujian Vigor terhadap Kondisi Salin ... 24 5. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh pada Pengusangan Cepat Kimia
terhadap Genotipe Padi tolok ukur DB, IV, dan BKKN... 26 6. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah
Normal Genotipe Padi Gogo pada Pengujian Vigor Daya Simpan ... 27 7. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah
Normal Genotipe Padi Rawa pada Pengujian Vigor Daya Simpan ... 28 8. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah
Normal Genotipe Padi Sawah pada Pengujian Vigor Daya Simpan ... 29 9. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT)
pada Kondisi Sub-Optimum Kekeringan dengan Metode PEG-6000 -2 Bar dan Metode Tingkat Ketinggian ... 31 10. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, Berat kering Kecambah Normal,
Panjang Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Gogo pada Kondisi Kekeringan PEG -2 Bar ... 32 11. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, Berat kering Kecambah Normal,
Panjang Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Sawah pada Kondisi Kekeringan PEG -2 Bar ... 33 12. Daya Berkecambah, Berat kering Kecambah Normal, Panjang
13. Daya Berkecambah, Berat kering Kecambah Normal, Panjang
Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Sawah pada Kondisi Kekeringan dengan Berdasarkan Ketinggian ... 35 14 Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Pengujian VKTSalin(NaCl) terhadap
Genotipe Padi Rawa dengan Konsetrasi NaCl 4000 ppm ... 36 15 Daya Berkecambah, Indeks Vigor, Berat kering Kecambah Normal,
Panjang Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Rawa pada Kondisi Salin dengan Perlakuan NaCl 4000 ppm ... 37 16 Koefisien Korelasi antara Peubah Daya Berkecambah pada Vigor Daya
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.
2.
3.
Pengujian VKTKekeringan(Ketinggian) Menggunakan 2 Lembar Kertas Stensil
pada Ketinggian Air ± 2 cm ... Kurva Hubungan antara Waktu Pengusangan dengan Daya Berkecambah pada Benih Padi Gogo, Padi Rawa, dan Padi Sawah ... Daya Berkecambah Benih Padi Setelah Pengusangan ...
17
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Daftar Genotipe Padi Gogo, Rawa dan Sawah yang Digunakan pada Pengujian Pendahuluan ... 44
2. Daftar Genotipe yang Digunakan pada Pengujian Utama ... 44 3. Perhitungan Kebutuhan Bahan Larutan PEG-6000 ... 45
4. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Waktu Pengusangan Cepat Kimia (PCK) terhadap Genotipe Padi Sawah pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB) ... 46 5. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Waktu Pengusangan Cepat Kimia
(PCK) terhadap Genotipe Padi Gogo pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB) ... 46 6. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Waktu Pengusangan Cepat Kimia
(PCK) terhadap Genotipe Padi Rawa pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB) ... 46 7. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Pengusangan Cepat Kimia (PCK)
terhadap Genotipe Padi Gogo pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB), Indeks Vigor (IV), dan Berat Kering Kecambah Normal (BKKN) ... 47 8. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Pengusangan Cepat Kimia (PCK)
terhadap Genotipe Padi Rawa pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB), Indeks Vigor (IV), dan Berat Kering Kecambah Normal (BKKN) ... 47 9. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Pengusangan Cepat Kimia (PCK)
terhadap Genotipe Padi Gogo pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB), Indeks Vigor (IV), dan Berat Kering Kecambah Normal (BKKN) ... 48 10. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan PEG -2 Bar terhadap Genotipe Padi
11. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan PEG -2 Bar terhadap Genotipe Padi
Sawah pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB), Indeks Vigor (IV), Berat Kering Kecambah Normal (BKKN), Panjang Kecambah (PK), Panjang Plumula (PP), dan Panjang Akar (PA) ... 50 12. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Tingkat Ketinggian (TK) terhadap
Genotipe Padi Gogo pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB), Berat Kering Kecambah Normal (BKKN), Panjang Kecambah (PK), Panjang Plumula (PP), dan Panjang Akar (PA) ... 51 13. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Tingkat Ketinggian (TK) terhadap
Genotipe Padi Gogo pada Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB), Berat Kering Kecambah Normal (BKKN), Panjang Kecambah (PK), Panjang Plumula (PP), dan Panjang Akar (PA) ... 52 14. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan NaCl 4000 ppm terhadap Genotipe
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting di dunia, melebihi kentang, jagung, gandum dan serealia lainnya. Tanaman ini dipertimbangkan sangat penting kehadirannya di dunia, karena padi merupakan makanan pokok bagi lebih dari setengah penduduk dunia (Lu, 1999).
Menurut Badan Pusat Statistik (2010) produksi padi tahun 2010 sebesar 65.98 juta ton Gabah Kering Giling, mengalami peningkatan sebesar 1.58 juta ton (2.64 %) dibandingkan produksi tahun 2009. Peningkatan produksi padi tersebut dipicu oleh peningkatan luas panen seluas 234 544 hektar atau naik 1.78 % dari tahun 2009 sampai 2010. Namun, peningkatan produksi padi tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk yang mencapai 237.6 juta jiwa dengan konsumsi beras 139 kg/kapita/tahun.
Jumlah produksi padi yang rendah diakibatkan dari berbagai kendala, diantaranya keterbatasan sumberdaya lahan sebagai akibat konversi lahan pertanian untuk pemukiman dan industri, pemilikan lahan yang relatif kecil sehingga sulit berproduksi secara optimal, kualitas agroekosistem yang kian miskin bahkan jenuh input, dan sebaran produksi yang sebagian besar masih bertumpu di Pulau Jawa.
Usaha peningkatan produksi padi nasional untuk mengimbangi laju peningkatan kebutuhan beras dilakukan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi tanaman padi. Program ekstensifikasi di Pulau Jawa dan Bali sudah tidak memungkinkan lagi karena areal yang tersedia semakin terbatas. Pengembangan budidaya padi gogo dan padi rawa merupakan alternatif untuk meningkatkan produksi padi nasional. Strategi ini dilakukan diantaranya melalui optimalisasi pemanfaatan lahan tidur dan lahan marjinal.
tepat juga merupakan faktor yang menyebabkan rendahnyan produktivitas padi gogo dan padi rawa. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan pengujian mutu benih yang bertujuan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu jenis atau kelompok benih. Pengujian mutu benih dilakukan untuk menentukan mutu fisik maupun mutu fisiologi suatu jenis atau kelompok benih (Sutopo, 2004).
Untuk mengetahui kemampuan benih tumbuh normal pada kondisi lapang yang suboptimum dapat dilakukan melalui deteksi atau pengujian vigor benih (Sadjad, 1993). Menurut ISTA (2007), vigor adalah karakter benih yang ditunjukan melalui kecepatan dan keseragaman pertumbuhan benih, kemampuan benih untuk tumbuh normal pada kondisi sub-optimum, dan viabilitasnya tetap tinggi setelah disimpan. Sadjad (1994) mengemukakan bahwa Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT)
merupakan parameter vigor yang menggambarkan kemampuan benih untuk tumbuh normal dan berproduksi normal pada kondisi sub-optimum, sedangkan Vigor Daya Simpan (VDS) menunjukan kemampuan benih mempertahankan vigornya pada
kurun waktu periode simpan.
Pengujian vigor daya simpan (VDS) benih dapat dilakukan dengan berbagai
metode, antara lain dengan menggunakan metode pengusangan cepat (Accelarated Aging atau Rapid Aging). Pada pengujian vigor kekuatan tumbuh (VKT) kondisi
sub-optimum, benih yang vigor akan tumbuh menjadi kecambah normal, memiliki kemampuan untuk tumbuh yang baik, dan mengalami deteriorasi yang lebih lambat dibandingkan benih yang bervigor rendah. Hasil penelitian terdahulu dengan metode pengusangan cepat terkontrol dengan kadar air benih 20% dan lama penderaan 24 jam merupakan kondisi yang sesuai untuk menguji vigor benih wijen di laboratorium, namun tidak terdapat korelasi antara hasil pengusangan cepat terkontrol (VPCT) dengan vigor kekuatan tumbuh (VKT) di lapang pada kondisi
cekaman suhu tinggi, kecuali dengan panjang akar bibit umur telah 5 minggu setelah tanam (MST) (Wafiroh, 2010).
kecambah normal pada kondisi sub-optimum. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan metode pengujian vigor daya simpan benih padi sawah, padi gogo, dan padi rawa dengan metode pengusangan cepat secara kimia dan pengujian vigor kekuatan tumbuh benih pada kondisi sub-optimum.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode pengusangan cepat yang terbaik dan mudah untuk pengujian vigor benih padi gogo, padi rawa, dan padi sawah. Disamping itu mempelajari korelasi antara Vigor Daya Simpan (VDS) dan
Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) benih padi gogo, padi rawa, dan padi sawah.
Hipotesis
1. Terdapat metode pengusangan cepat yang terbaik untuk pengujian vigor benih padi gogo, padi rawa, dan padi sawah.
2. Terdapat korelasi positif antara Vigor Daya Simpan (VDS) dan Vigor Kekuatan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Morfologi Tanaman Padi
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim yang dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan termasuk famili Graminae. Berdasarkan klasifikasi padi berasal dari genus Oryza, terdiri dari 25 spesies, dua diantaranya Oryza sativa L. Dan Oryza glaberrima Steund. Dua diantara subspecies Oryza sativa L. adalah japonica (padi bulu) dan indica (padi cere). Padi dibedakan menjadi padi sawah yang ditanaman pada dataran rendah dan memerlukan penggenangan, padi gogo atau padi yang ditanam pada lahan kering, serta padi rawa yang ditanam pada lahan yang marjinal atau lahan yang mengalami penggenangan secara terus-menerus.
Padi memiliki bagian vegetatif seperti akar, batang, anakan dan daun. Akar terdiri dari akar serabut atau adventif. Tanaman padi mempunyai batang yang beruas-ruas. Panjang batang tergantung pada jenis dan kondisi lingkungan tumbuh. Bagian generatif tanaman padi terdiri dari malai dan buah padi. Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas. Pada malai terdapat cabang-cabang bunga, jumlah cabang mempengaruhi besar rendemen tanaman padi suatu varietas. Bunga padi merupakan bunga telanjang dan menyerbuk sendiri yang mempunyai satu bakal buah, enam buah benang sari, serta dua tangkai putik. Buah padi merupakan benih ortodok yang ditutupi oleh palea dan lemma.
Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo dan Padi Rawa
Lahan rawa mempunyai peran penting dalam upaya mempertahankan swasembada beras dan mencapai swasembada pangan lainnya mengingat semakin berkurangnya lahan subur untuk area pertanian. Lahan rawa memiliki karakter unik yaitu sifat genangan dan tanahnya yang masam. Lahan rawa secara khusus merupakan dataran banjir, dataran meander (sungai berkelok-kelok), dan bekas aliran sungai tua (oxbow) dan sungai-sungai besar dan anak-anak sungai utamanya (Subagyo, 2006).
Kendala utama dalam pertanaman padi pada lahan rawa selama ini adalah genangan yang tinggi dan hujan di hulu yang dapat menimbulkan genangan di kawasan rawa. Hal tersebut membuat tanaman padi yang pendek tidak dapat tumbuh baik, atau bibit yang akan ditanam mati terendam, namun apabila tanaman yang terlalu tinggi dengan batang yang kecil akan menyebabkan tanaman tersebut rebah (Sutami, 2004). Sebaliknya pada musim kemarau terjadi kekeringan atau kekurangan air akibat penyaluran (drainase) yang cepat dan penguapan yang tinggi. Keberhasilan pertanian di lahan rawa lebak sementara ini sangat ditentukan oleh ketepatan penentuan waktu tanam. Hal ini dikarenakan waktu kering terkadang sangat pendek hanya 3-4 bulan sehingga banyak tanaman yang belum mencapai waktu panen, tanaman tenggelam akibat datangnya air yang sukar diduga. Oleh karena itu pemilihan komoditas dan varietas yang berumur pendek dan toleran terhadap kondisi lahan lebak diperlukan mutlak.
Vigor Benih
Vigor adalah karakter benih yang ditunjukan melalui kecepatan dan keseragaman pertumbuhan benih, kemampuan benih untuk tumbuh normal pada kondisi sub-optimum, dan viabilitasnya tetap tinggi setelah disimpan (ISTA, 2007). Dengan demikian pengujian vigor benih dapat memberikan informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pengujian DB, serta bermanfaat untuk melihat potensi daya simpan dan performa pertumbuhan benih dilapang.
vigor kekuatan tumbuh (VKT) dan vigor daya simpan (VDS). Kedua macam vigor itu
dikaitkan pada analisis lot benih, merupakan parameter viabilitas absolut yang peubahnya dapat bermacam-macam.
Sutopo (2004) menyatakan bahwa vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain oleh : (1) tahan disimpan lama (2) tahan terhadap hama dan penyakit (3) pertumbuhan yang cepat dan merata (4) mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan sub-optimum.
Copeland dan McDonald (2001) mengemukakan bahwa proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman.
Sadjad et al. (1999) mengungkapkan bahwa kekuatan benih tumbuh di lapang selain ditentukan oleh faktor dari dalam benih, juga ditentukan oleh faktor dari luar benih. Faktor dari luar benih antara lain: penyakit, kesuburan lahan, kondisi ruang suplai air ataupun kelebihan air. Untuk mensimulasi cekaman salinitas tinggi dapat dilakukan dengan cara melembakan media dengan larutan garam NaCl, sedangkan untuk mensimulasi cekaman kekeringan dengan cara melembakan media dengan larutan PEG (Polyethylene glycol).
Vigor Daya Simpan
Daya Simpan (DS) benih ialah kemampuan benih untuk mempertahankan viabilitasnya tetap tinggi selama disimpan. Daya simpan merupakan parameter lot benih dalam satuan waktu untuk suatu periode simpan (PS). Benih yang mempunyai daya simpan lama berarti mampu melampaui periode simpan yang panjang. Vigor Daya Simpan (VDS) ialah suatu parameter vigor benih yang
ditunjukan dengan kemampuan benih untuk disimpan dalam keadaan suboptimum atau disimpan dalam keadaan terbuka dan langsung berhubungan dengan udara luar. Benih yang memiliki VDS tinggi mampu disimpan untuk periode simpan yang
Copeland dan McDonald (2001) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor, kondisi kulit dan kadar air benih awal sedangkan faktor eksternal mencakup kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan.
Daya simpan benih dinilai dengan tolok ukur waktu, sedangkan parameter VDS mempunyai tolok ukur tersendiri, sebagai contoh VDSfis (vigor daya simpan
sesudah benih mengalami deraan fisik), dan VDSalk (vigor daya simpan sesudah
benih mengalami deraan alkohol (Sadjad, 1994).
Metode pengusangan cepat terdiri dari MPC fisik dan MPC kimia, metode ini dapat digunakan untuk menguji VDS. Penelitian Mugnisyah (1991)
mengungkapkan sifat genetik benih antara lain tampak pada permeabilitas dan warna kulit benih yang berpengaruh terhadap daya simpan benih kedelai. Penelitian terdahulu menemukan bahwa varietas kedelai berbiji sedang atau kecil umumnya memiliki kulit berwarna gelap, tingkat permeabilitas rendah, dan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap kondisi penyimpanan yang kurang optimum dan tahan terhadap deraan cuaca dibanding varietas yang berbiji besar dan berkulit biji terang. Menurut Marwanto (2004) kulit benih kedelai ternyata berpengaruh terhadap mutu benihnya. Kedelai kulit hitam ternyata lebih tahan deraan cuaca dari pada kedelai berkulit kuning bahkan berkorelasi positif terhadap daya tahan penyimpanan dengan tolak ukur daya berkecambah.
Vigor Kekuatan Tumbuh
Pengujian mutu benih harus dapat menduga pertumbuhan benih di lapang, sehingga kebutuhan benih dalam suatu areal pertanaman dapat diestimasi dengan baik. Pada benih yang memilki nilai KCT yang tinggi akan menunjukan bahwa benih
tersebut memiliki vigor yang lebih tinggi.
Menurut Sadjad (1993), Vigor kekuatan tumbuh dapat diungkapkan oleh tiga kelompok tolok ukur, yaitu Kecepatan Tumbuh (VKT), Keserempakan Tumbuh
(VST), dan Vigor Spesifik (VKTSpesifik ). KCT diukur berdasarkan jumlah tambahan
teoritis, KCT maksimal adalah 50% per etmal apabila benih tumbuh normal 100%
sesudah dua etmal. Apabila perkecambahan benih dihitung pada kurun waktu 5 etmal dan pada etmal ke 1,2 masih belum ada tambahan perkecambahan, setelah etmal ke 3,4, dan 5 masing-masing terdapat pertambahan persentase kecambah 30,40 dan 30 % maka nilai KCT yang didapatkan adalah 10+10+6% per etmal atau
26% per etmal.
Semakin tinggi nilai KCT senakin tinggi pula vigor lot benih tersebut. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ilyas (1986) menunjukan bahwa peubah kecepatan tumbuh berkorelasi paling erat dengan produksi per hektar dibandingkan daya berkecambah, keserempakan tumbuh, tinggi dan jumlah buku produktif.
Tolok ukur Vigor Keserempakan Tumbuh (VST) lebih mengindikasikan
vigor benih secara individual, meski kecepatan tumbuhnya diukur sebagai persentase bibit atau kecambah normal terhadap seluruh benih yang ditanam atau dikecambahkan untuk waktu yang ditentukan secara baku. Tolok ukur VKTSpesifik
diuji validitas dan implementasinya untuk menstimulasi vigor benih terhadap cekaman yang spesifik (Sadjad et al,, 1999).
Polyethylene Glycol
Polietilena glikol merupakan senyawa yang stabil, non ionik, polymer panjang yang larut dalam air dan dapat digunakan dalam sebaran bobot molekul yang luas. Polietilena glikol juga merupakan salah satu jenis osmotikum yang biasa digunakan untuk mensimulasi kondisi kekeringan, karena sifatnya yang dapat menghambat penyerapan air oleh sel atau jaringan tanaman (Lawor, 1970).
Ciri-ciri PEG yaitu akan menjadi kental jika dilarutkan, tidak berwarna, dan berbentuk kristal putih. PEG juga disebut juga sebagai polyethyleneoxide (PEO), polyoxyethylene (POE) dan polyoxirane. PEG memiliki sifat-sifat diantaranya: 1) larut dalam air, 2) tidak larut dalam ethyl eter, hexane dan ethylene glikol, 3) tidak larut dalam air yang memiliki suhu tinggi, dan 4) tidak beracun.
digunakan untuk meniru besarnya potensial air tanah (Michel dan Kaufmann, 1973). Dengan ciri-ciri tersebut, PEG digunakan sebagai agen seleksi sifat ketahanan terhadap kekeringan.
Metode Pengusangan Cepat Kimia
Metode pengusangan cepat merupakan salah satu metode pengujian vigor dan pengujian daya simpan benih. Metode uji pengusangan cepat telah diusulkan oleh Delouche dan Baskin (Asiedu et al., 2000) untuk mengevaluasi daya simpan benih. Pengusangan cepat secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan larutan etanol, uap etanol jenuh maupun larutan metanol.
Ocran dalam Addai dan Kantankan (2006) melakukan perendaman benih kedelai dalam 20% cairan etanol dan 20% cairan metanol selama dua jam, dalam penelitiannya ia menyimpulkan bahwa perendaman dalam cairan etanol memberikan indikasi yang lebih baik pada vigor daya simpan beberapa varietas kedelai dibandingkan dalam cairan metanol.
Delouche dan Baskin dalam Addai dan Kantanka (2006) mengemukakan bahwa etanol umumnya merupakan metode skrining yang lebih efektif dibandingkan dengan metode lainnya. Cairan etanol dinyatakan efektif karena telah menyebabkan perubahan pada sekuens yang sama pada proses deteriorasi yang mengkarakterisasi penderaan benih dalam penyimpanan. Proses degradasi membran dan hilangnya permeabilitas kontrol terjadi saat benih mengalami penderaan khususnya selama penyimpanan. Proses produksi energi dan biosintesis dirusak dengan menghasilkan peurunan rata-rata respirasi dan pemindahan bahan kering dari jaringan pendukung ke aksis embrionik, sehingga benih memprlihatkan kehilangan resistensi yang besar pada cekaman lingkungan.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2011 di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah 5 genotipe padi gogo, 5 genotipe padi rawa, dan 5 genotipe padi sawah untuk pengujian pendahuluan (Lampiran 1). Pada pengujian utama digunakan 10 genotipe padi gogo, 16 genotipe padi rawa, dan 20 genotipe padi sawah (Lampiran 2). Benih yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara Bogor. Bahan lain yang digunakan adalah NaCl 3000 ppm, 4000 ppm, dan 5000 ppm, PEG (Polyethilene Glycol) dengan potensial air -1.5 bar, -2.0 bar, dan -2.5 bar setara dengan 106.731 g/L, 126.06 g/L, dan 143.14 g/L (Lampiran 3), etanol 96%, kertas merang, kertas stensil, kertas label dan aquades.
Alat yang digunakan yaitu Alat Pengecambah Benih (APB) IPB 72-1, timbangan digital, pinset, hand sprayer, alat pengepres kertas IPB 75-1, box plastik, bak rendaman, amplop, penggaris, dll.
Metode Penelitian
Percobaan Pendahuluan
Percobaan pendahuluan pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang terbaik dalam pengujian vigor daya simpan (VDS) dan pengujian vigor
kekuatan tumbuh (VKT). Pada percobaan pendahuluan dilakukan pengujian
viabilitas awal benih, pengujian vigor daya simpan (VDS), serta pengujian vigor
kekuatan tumbuh (VKT) terhadap kondisi salin (VKTSalin(NaCl)) dan penentuan
konsentrasi PEG dalam pengujian VKT terhadap kekeringan (VKTKekeringan(PEG)) dan
Pengujian viabilitas awal benih dilakukan untuk mendapatkan genotipe yang memiliki DB DJDU GDSDW GLODNXNDQ SHQJXMLDQ VHODQMXWQ\D 3HQJXMLDQ
vigor daya simpan (VDS) dilakukan untuk memilih waktu pengusangan cepat
secara kimia yang paling efektif. Pengusangan cepat secara kimia dilakukan dengan merendam benih kedalam larutan etanol 96%. Waktu perendaman benih pada larutan etanol antara lain: 0 detik, 30 detik , 60 detik, 90 detik, 120 detik, 150 detik, 180 detik, 210 detik, 240 detik, 270 detik dan 300 detik. Rancangan percobaan yang digunakan yaituRancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor, yaitu waktu pengusangan. Waktu pengusangan ditentukan setelah didapatkan persamaan regresi linier dimana viabilitas potensial (Vp) dengan tolok
ukur daya berkecambah benih (DB) mencapai 60% (P40) (Sadjad et al., 1999).
Pengujian vigor kekuatan tumbuh (VKT) pada kondisi sub-optimum
dilakukan kepada tiga jenis padi dengan metode yang berbeda. Pengujian yang dilakukan pada genotipe padi rawa yaitu pengujian vigor kekuatan tumbuh dengan kondisi salinitas (VKTSalin(NaCl)) pada beberapa konsentrasi NaCl (3000 ppm, 4000
ppm dan 5000 ppm). Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan satu faktor yaitu konsentrasi NaCl. Masing - masing percobaan diulang sebanyak tiga ulangan sehingga terdapat 60 satuan percobaan.
Pengujian vigor kekuatan tumbuh pada genotipe padi gogo dan padi sawah menggunakan berbagai potensial air PEG-6000 (VKTKekeringan(PEG)) antara lain -1,5
bar, -2 bar, -2,5 bar, selain itu dilakukan pengujian vigor kekuatan tumbuh terhadap kekeringan berdasarkan ketinggian menggunakan kertas stensil (VKTKekeringan(Ketinggian)) dengan perbandingan lembar kertas 1-1, dan 1-2. Rancangan
Percobaan Utama
Pengujian Viabilitas Awal Benih
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui vigor awal benih dari masing-masing genotipe padi gogo, padi rawa, dan padi sawah. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor, yaitu 10 genotipe padi gogo (P), 16 genotipe padi rawa (R), dan 20 genotipe padi sawah (S). Setiap satuan percobaan diulang 3 kali sehingga total satuan percobaan yang dilakukan adalah 138 satuan percobaan. Untuk tiap satuan percobaan terdiri dari 25 butir benih.
Model matematik yang digunakan adalah : Yij IJi + ȕj + İij
Keterangan :
Yij = Pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok k
µ = Rataan umum
IJi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-,L « ȕj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1,2,3,4).
İij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-I dan kelompok ke-j.
Uji lanjut yang akan digunakan terhadap hasil yang berpengaruh nyata pada penelitian ini adalah Duncans Multiple Test (DMRT) pada taraf nyata 5% (Gomez dan Gomez, 1995).
Pengujian Vigor Daya Simpan (VDS) menggunakan Metode Pengusangan Cepat Kimia menggunakan Metode Terpilih
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui VDS dengan menggunakan metode
Model linier yang akan digunakan adalah :
Yij IJi + ȕj + İij
Keterangan :
Yij = Pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok k
µ = Rataan umum
IJi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-,L « ȕj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1,2,3,4).
İij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-I dan kelompok ke-j.
Uji lanjut yang akan digunakan terhadap hasil yang berpengaruh nyata pada penelitian ini adalah Duncans Multiple Test (DMRT) pada taraf nyata 5% (Gomez dan Gomez, 1995).
Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) Benih pada Kondisi Sub-Optimum menggunakan Metode Terpilih
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT)
pada kondisi kekeringan untuk benih padi gogo dan padi sawah, dan kondisi salin pada benih padi rawa. Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan satu faktor yaitu genotipe. Masing - masing perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan, sehingga diperoleh 60 satuan percobaan untuk genotipe padi sawah, 48 satuan percobaan untuk genotipe padi rawa, dan 30 satuan percobaan untuk genotipe padi gogo. Setiap percobaan terdiri dari 25 butir benih padi. Model linier yang akan digunakan adalah :
Yij IJi + ȕj + İij
Keterangan :
Yij = Pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok k
µ = Rataan umum
IJi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-,L « ȕj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1,2,3,4).
Uji lanjut yang akan digunakan terhadap hasil yang berpengaruh nyata pada penelitian ini adalah Duncans Multiple Test (DMRT) pada taraf nyata 5% (Gomez dan Gomez, 1995).
Pelaksanaan Kegiatan
Percobaan Pendahuluan
Pengujian viabilitas awal benih dilakukan dengan melembabkan substrat kertas merang terlebih dahulu, yaitu dengan merendam kertas merang pada air kemudian dipres menggunakan alat pengepres kertas (IPB 75-1). Metode pengecambahan yang digunakan yaitu Uji Kertas Digulung dalam Plastik (UKD-dp) dengan setiap perlakuan diulang sebanyak empat ulangan. Benih yang ditanam 25 butir benih, setelah ditanam kemudian ditutup dan digulung serta ditempatkan dengan posisi vertikal di dalam alat pengecambah tipe IPB 73-2A/B. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 dan ke-7 setelah benih dikecambahkan.
Pengujian vigor daya simpan (VDS) dilakukan dengan cara merendam
benih menggunakan larutan etanol. Benih dikemas dalam kantong kain strimin kemudian dimasukkan kedalam wadah yang telah terisi larutan etanol 96%. Benih yang telah didera dikecambahkan pada alat pengecambah benih tipe IPB 73-2A/B. Metode pengecambahan yang digunakan adalah metode Uji Kertas Digulung dalam Plastik (UKD-dp). Lama penderaan yang digunakan yaitu 0 detik, 30 detik, 60 detik, 90 detik, 120 detik, 150 detik, 180 detik, 210 detik, 240 detik, 270 detik dan 300 detik.
Pengujian vigor kekuatan tumbuh (VKT) pada kondisi sub-optimum
terdiri atas 10 butir benih. Pengujian VKTSalin(NaCl) pada benih padi rawa dilakukan
dengan cara merendam media dengan larutan NaCl konsentrasi 3000 ppm, 4000 ppm, dan 5000 ppm, kemudain media dipres menggunakan alat pengepres kertas tipe IPB 75-1. Metode pengecambahan yang digunakan yaitu Uji Kertas Digulung dalam Plastik (UKD-dp) dengan setiap perlakuan diulang sebanyak empat ulangan. Benih yang ditanam 25 butir benih, setelah ditanam kemudian ditutup dan digulung serta ditempatkan dengan posisi vertikal di dalam alat pengecambah tipe IPB 73-2A/B. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 dan ke-7 setelah benih dikecambahkan.
Percobaan Utama
Pengujian Viabilitas Awal Benih
Pengujian viabilitas awal benih dilakukan dengan melembabkan substrat kertas merang terlebih dahulu, yaitu dengan merendam kertas merang pada air kemudian dipres menggunakan alat pengepres kertas (IPB 75-1). Metode pengecambahan yang digunakan yaitu Uji Kertas Digulung dalam Plastik (UKD-dp) dengan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan. Selembar plastik transparan dihamparkan, kemudian 3 lembar kertas yang telah dilembabkan diletakkan diatas kertas tersebut. Pengecambahan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri atas 25 butir benih. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 dan ke-7 setelah benih dikecambahkan.
Pengujian Vigor Daya Simpan (VDS) menggunakan Metode Pengusangan Cepat Kimia
Kertas stensil digulung dan posisi benih tetap pada ketinggian 30 cm. Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) Benih pada Kondisi Sub-Optimum
a. Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh(VKT) Benih pada Kondisi Sub-optimum Kekeringan
Penguijian PEG-6000 (VKTKekeringan(Ketinggian(PEG)), yaitu media substrat kertas
[image:30.595.100.509.77.801.2]merang dilembabkan menggunkan PEG-600 dengan cara dioleskan menggunakan kuas. Media yang telah lembab kemudian ditanami benih sebanyak 25 butir benih. Metode pengecambahan yang digunakan yaitu metode Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp). Berdasarkan hasil pengolahan data, potensial air PEG-6000 -2.0 bar digunakan dalam percobaan utama. Pengujian kondisi kekeringan juga dilakukan dengan menanam benih pada 1-1 lembar kertas stensil yang diletakkan pada bak dengan ketinggian air 2 cm dari permukaan bak, dimana ketinggian air pada bak harus tetap terjaga. Pengecambahan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri atas 10 butir benih.
Gambar 1. Pengujian VKTKekeringan(Ketinggian) Menggunakan 2 Lembar Kertas Stensil
pada Ketinggian Air ± 2 cm
Benih padi ditanam dengan posisi ketinggian 30 cm pada kertas stensil (2 lembar).
Benih
Gulungan diletakkan pada wadah yang berisi air setinggi 2 cm dari permukaan wadah.
30 cm 30 cm
Ketinggian Air ± 2 cm
b. Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh(VKT) Benih pada Kondisi Sub-optimum Salinitas
Percobaan utama menggunakan larutan NaCl dengan konsentrasi 4000 ppm. Media yang telah direndam dengan larutan NaCl kemudain dipres menggunakan alat pengepres kertas tipe IPB 75-1. Metode pengecambahan yang digunakan yaitu Uji Kertas Digulung dalam Plastik (UKD-dp) dengan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan. Benih yang ditanam 25 butir benih, setelah ditanam kemudian ditutup dan digulung serta ditempatkan dengan posisi vertikal di dalam alat pengecambah tipe IPB 73-2A/B. Pengamatan dilakukan pada hari 5 dan ke-7 setelah benih dikecambahkan.
Uji Korelasi antara Vigor Daya Simpan dengan Vigor Kekuatan Tumbuh
Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006), regresi linier sederhana adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara satu peubah bebas (X, independent variable) dan satu peubah tak bebas (Y, dependent variable), dimana hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai suatu garis lurus. Hubungan antara peubah-peubah dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan :
Yi Įȕ;i
Keterangan : Yi = Peubah tak bebas
Į = Intersep / perpotongan dengan sumbu tegak
ȕ .HPLULQJDQJUDGLHQ
Xi = Peubah tak bebas ( i = 1, 2, ... )
Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran kesesuaian garis regresi yang dicocokan terhadap sekumpulan data yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu peubah berhubungan dengan peubah lainnya. Kisaran nilai R2 mulai dari 0% sampai 100%. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) semakin besar nilai R2 berarti model semakin mampu menerangkan perilaku peubah Y.
peubah tersebut tidak linier (Mattjik dan Sumertajaya, 2006). Semakin tinggi nilai koefisien korelasi suatu tolok ukur (mendekati -1atau 1), maka tolok ukur tersebut layak digunakan untuk menentukan adanyan korelasi antara vigor daya simpan dan vigor kekuatan tumbuh.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk menganalisis mutu benih meliputi analisis berbagai peubah. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian pengujian VDS dan
VKT ini, meliputi peubah sebagai berikut :
1. Daya Berkecambah (DB)
Pengujian DB dilakukan dengan metode Between Paper (antar kertas) pada suhu konstan dan kelembaban tinggi (metode ISTA, 2006). Pengecambahan untuk setiap perlakuan dilakukan dengan empat ulangan terdiri atas 50 butir benih. Benih dikecambahkan pada alat pengecambah benih IPB 72-1. Pengamatan dilakukan sesuai dengan ISTA Rules (2006) yaitu pada hari ke-5 dan hari ke-7.
DB = .1KLWXQJDQ,.1KLWXQJDQ,, x 100% EHQLK\DQJGLNHFDPEDKNDQ
Keterangan : KN = Kecambah normal 2. Indeks Vigor (IV) Benih
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah kecambah normal pada hitungan pertama (hari ke-5 setelah tanam) :
IV = EHQLK\DQJWXPEXKQRUPDOSDGDSHQJDPDWDQSHUWDPD x 100%
EHQLK\DQJGLNHFDPEDKNDQ
3. Berat Kering Kecambah Normal (BKKN)
Pengamatan yang dilakukan pada pengujian vigor benih pada kondisi sub-optimum salinitas dan kekeringan, tolok ukur lainnya yaitu :
x Panjang Kecambah (PK)
Panjang kecambah adalah panjang rata-rata kecambah yang diukur mulai dari ujung akar hingga ujung plumula dengan satuan centimeter.
x Panjang Akar (PA)
Panjang diukur dari ujung akar hingga pangkal akar dengan satuan centimeter.
x Panjang Tajuk (PT)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan Pendahuluan
Penentuan Metode Terbaik untuk Pengujian Vigor Daya Simpan (VDS)
Pengusangan cepat secara kimia yang telah banyak dilakukan terdahulu umumnya menggunakan uap etanol dengan konsentrasi 96% dengan menggunakan alat pengusangan cepat, namun pada penelitian ini seperti yang dilakukan oleh Addai dan Kantanka (2006) dilakukan dengan metode perendaman etanol dengan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 96%. Perendaman benih padi gogo, rawa, dan sawah direndam menggunakan larutan etanol 96% dilakukan dengan interval waktu 0, 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, dan 300 detik. Tolok ukur yang diamati pada adalah daya berkecambah (DB).
Daya berkecambah (DB) benih padi gogo, rawa, dan sawah pada masing-masing taraf perlakuan pengusangan (Tabel 1) menunjukkan bahwa benih ketiga jenis padi mengalami penurunan daya berkecambah sejalan dengan bertambah lamanya pengusangan. Hasil sidik ragam disajikan pada Lampiran 4 sampai dengan Lampiran 6.
Tabel 1. Rata-rata Daya Berkecambah (DB) Padi Gogo, Padi Rawa, dan Padi Sawah
Kelompok Lama Waktu Pengusangan (detik)
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Sawah 93 86 78 68 55 41 27 16 7 2 0
Gogo 95 87 83 77 69 57 42 26 13 4 0
Rawa 90 83 77 69 57 43 27 14 6 2 0
Viabilitas benih antar jenis padi relatif sama ketika didera dengan etanol pada waktu pengusangan 30 detik dengan nilai daya berkecambah > 80 %. Penentuan waktu pengusangan yang digunakan pada percobaan utama mengacu pada penurunan viabilitas potensial dengan tolok ukur daya berkecambah mencapai 60% (P40) (Sadjad et al., 1999). Hasil rata-rata daya berkecambah (Tabel 1) dapat
120 detik, namun waktu pengusangan yang tepat untuk mencapai viabilitas potensial benih padi gogo sebesar 60% adalah 123 detik mengacu pada persamaan linier y = -20.792 x + 102.79 (Gambar 2).
Penentuan Waktu Pengusangan
[image:35.595.103.501.88.744.2]Keterangan : --- = garis untuk menentukan waktu pengusangan cepat kimia
Gambar 2. Kurva Hubungan antara Waktu Pengusangan dengan Daya Berkecambah pada Benih Padi Gogo, Padi Rawa, dan Padi Sawah
Padi rawa mengalami penurunan hingga 69% (Tabel 1) pada waktu 90 detik, namun untuk mencapai penurunan viabilitas potensial padi rawa hingga 60% dengan menggunakan persamaan linier y = -18.918 x + 91.453 diperoleh waktu 100 detik (Gambar 2). Berdasarkan Tabel 1 padi sawah mengalami penurunan hingga 68% pada waktu 90 detik, namun untuk menentukan waktu penderaan yang digunakan benih padi sawah hingga mencapai viabilitas potensial 60% adalah 103 detik dengan menggunakan persamaan y = -19.288 x + 93.049 (Gambar 2).
Waktu pengusangan yang digunakan untuk pengujian utama adalah 123 detik untuk padi gogo, 100 detik untuk padi rawa, dan 103 detik untuk padi
Padi Gogo y = -20.792 x + 102.79
R² = 0.9728
Padi Sawah y = -19.288 x + 93.049
R² = 0.9662
Padi Rawa y = -18.918 x + 91.453
R2 = 0.9589
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330
Da ya B erk ecam bah (%)
sawah. Perbedaan waktu pengusangan pada tiga jenis padi dipengaruhi oleh struktur kulit benih dan perbedaan kualitas benih sebelum diusangkan. Blance dan Elam (1989), menyatakan bahwa lot benih yang bervigor tinggi akan memperlihatkan sedikit kemunduran pada saat berkecambah dibandingkan lot benih yang bervigor rendah akibat pengusangan.
Penentuan Metode Terbaik untuk Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh pada Kondisi Sub-Optimum
Percobaan pendahuluan vigor kekuatan tumbuh kondisi sub-optimum pada padi gogo dan sawah menggunakan PEG-6000. Polyethylen Glycol (PEG) adalah salah satu senyawa yang digunakan untuk uji ketahanan terhadap kekeringan. PEG merupakan senyawa inert dengan rantai polimer yang panjang telah digunakan secara meluas untuk penelitian (Steuter, 1981).
Tabel 2. Nilai Tengah Daya Berkecambah (%) Benih Padi pada Berberapa Potensial Air Polyethylene Glycol (PEG) 6000
Potensial Air (Bar) Daya Berkecambah (%) *)
0 95a
-1.5 92a
-2 75b
-2.5 69b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%
Percobaan pendahuluan tingkat ketinggian kekeringan yang dilakukan menggunakan kertas stensil bertujuan untuk mencari satu metode yang yang dapat membedakan antara varietas yang peka dan toleran kekeringan. Hasil penelitian Madyasari (2011) menunjukan bahwa kertas stensil dengan posisi ketinggian tanaman 30 cm merupakan metode terpilih yang dapat membedakan antara genotipe peka dan toleran kekeringan. Metode kertas stensil diaplikasikan dengan metode UKD (Uji Kertas Digulung) yang diletakan dalam posisi berdiri pada wadah yang berisikan air setinggi 3 cm dan 2 cm. Air pada wadah dijaga ketinggiannya sampai 7 HST (Hari Setelah Tanam).
Tabel 3. Pengaruh Metode Pengujian Kekeringan Berdasarkan Ketinggian terhadap Daya Berkecambah Benih Padi Gogo dan Padi Sawah
Metode Daya Berkecambah (%)
Padi Gogo Padi Sawah
Kontrol 95a 93.5a
M1 82a 84.4a
M2 53.8b 60.9b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% M1 = Metode yang menggunakan 1-2 lembar kertas stensil dan diletakkan pada
wadah dengan ketinggian air ± 3 cm.
M2 = Metode yang menggunakan 1-1 lembar kertas stensil dan diletakkan pada wadah dengan ketinggian air ± 2 cm.
Metode kertas stensil (1-1) (M2) dengan tingkat ketinggian air ± 2 cm dari permukaan wadah dapat menggambarkan tingkat kekeringan yang menghasilkan daya berkecambah 53.8% pada padi gogo, dan 60.93 % pada padi sawah (Tabel 3). Pada metode dengan kertas stensil (1-2) (M1) padi gogo dan padi sawah memiliki daya berkecambah diatas 80% atau tidak berbeda nyata dengan kontrol, hal ini dapat menggambarkan bahwa metode M1 tidak memperlihatkan adanya gejala tercekam.
Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi NaCl Terhadap Daya Berkecambah (%)
Benih Padi Rawa pada Pengujian Vigor terhadap Kondisi Salin Konsentrasi (ppm) Daya Berkecambah (%)
0 89.2a
3000 88a
4000 79.6b
5000 69.60c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%
Hasil penelitian Fatimah (2010) menunjukan bahwa penggunaan media kertas tisu towel 4000 ppm dengan UDK (Uji Diatas Kertas) merupakan metode terpilih yang dapat membedakan varietas yang toleran dan peka salinitas dengan tolok ukur panjang akar, panjang tajuk, panjang bibit, bobot akar, bobot tajuk, bobot bibit. Kondisi ini terlihat pada kelompok padi rawa yang diberi perlakuan cekaman garam NaCl 4000 ppm (Tabel 4) dengan nilai daya berkecambah sebesar 79.6 % berbeda nyata dengan kontrol dan konsentrasi NaCl 3000 ppm.
Percobaan Utama
Pengujian Viabilitas Awal Benih
Pengujian Vigor Daya Simpan (VDS) menggunakan Metode Pengusangan Cepat Kimia (MPCK) Terpilih
Kemunduran kualitas benih merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari. Benih yang diusangkan secara kimia, yaitu dengan perlakuan pada kondisi yang ekstrim berupa perendaman dengan etanol 96% menyebabkan benih lebih cepat mengalami kemunduran. Penggunaan etanol untuk tujuan pengusangan cepat dinilai efektif karena menurut Ocran dalam Addai dan Kantanka (2006) perbandingan perendaman benih kedelai dalam 20% cairan etanol yang direndam selama 2 jam memberikan indikasi yang lebih baik pada daya simpan beberapa varietas kedelai dibandingkan dalam cairan metanol 20% selama 2 jam.
Pengusangan benih dilakukan dengan perlakuan perendaman benih menggunakan larutan etanol 96%. Lama waktu pengusangan yang digunakan untuk setiap jenis benih padi berbeda-beda, sesuai dengan hasil percobaan pendahuluan sebelumnya untuk padi gogo didera selama 123 detik, untuk padi rawa didera selama 100 detik, dan untuk padi sawah selama 103 detik. Metode pengusangan cepat kimia ini menduga vigor daya simpan secara kualitatif atau hanya dapat membandingkan antar genotipe yang mempunyai vigor daya simpan lebih lama atau lebih pendek dibandingkan genotipe lainnya. Genotipe padi yang telah mengalami penderaan tetapi memiliki persentase daya berkecambah yang tinggi mengindikasikan bahwa genotipe tersebut memiliki vigor daya simpan yang tinggi.
Tabel 5. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Pengusangan Cepat Kimia
terhadap Genotipe Padi pada tolok ukur DB, IV, dan BKKN
Kelompok SK db Fhitung
DB(%) IV(%) BKKN(g)
Padi Gogo Genotipe 19 6.19** 10.47** 5.91** Ulangan 2 1.46tn 1.53tn 0.78tn
Padi Rawa Genotipe 15 6.23** 5.40** 5.27** Ulangan 2 1.50tn 0.69tn 2.36tn
Padi Sawah Genotipe 9 14.09** 8.97** 9.28** Ulangan 2 0.29tn 0.27tn 4.08*
Keterangan : SK = Sumber Keragaman, db = Derajat Bebas, DB = Daya Berkecambah, IV = Indeks Vigor, BKKN = Berat Kering Kecambah Normal, * = Nyata, ** = Sangat nyata, tn = Tidak nyata.
Pada Tabel 6 terlihat bahwa genotipe padi gogo yang diduga memiliki vigor daya simpan yang tinggi, yaitu genotipe B11592F-MR-16-1-5-6, B12799E-TB-1-1-4, B12476E-MR-19-2, B1249C-MR-21-2-5, B11787E-2-9-6, dan B12844-MR-24-6 dengan persentase nilai tengah da\D EHUNHFDPEDK
Genotipe-genotipe yang diduga memiliki daya berkecambah tinggi juga memiliki nilai indeks vigor dan berat kering kecambah normal yang tinggi dibandingkan dengan genotipe lainnya.
Tabel 6. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah Normal Genotipe Padi Gogo, pada Pengujian Vigor Daya Simpan
GENOTIPE DB (%) IV (%)x BKKN (g)
Padi Gogo
B11592F-MR-16-1-5-6 73.33a 4.79a 0.12a
B12799E-TB-1-1-4 72.00a 6.14a 0.12a
B12476E-MR-19-2 69.33a 4.82a 0.10ab
B1249C-MR-21-2-5 62.67ab 1.91b 0.08bc
B11787E-2-9-6 62.67ab 2.65b 0.07bcd
B12844-MR-24-6 61.33ab 2.12b 0.08bcd
SMD9-1D-MR-9 52.00bc 5.92a 0.08bcd
B11592F-MR-23-2-3 52.00bc 3.12b 0.05d
BP1351D-1-5-2-PK-3-3-7 42.67c 2.56b 0.06cd
[image:40.595.110.514.518.728.2]
Keterangan : DB = Daya Berkecambah, IV = Indeks Vigor, BKKN = Berat Kering Kecambah Normal, Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%, x : Analisis data dilakukan dengan transformasi ( x + 0.5)0.5
Genotipe padi rawa yang diduga memiliki vigor daya simpan yang tinggi, adalah B13131-7-MR-1-KA-5, B13131-7-MR-1-KA-1, B13138-7-MR-KA-12, dan B13132-8-MR-3-KA-2 GHQJDQ SHUVHQWDVH QLODL WHQJDK GD\D EHUNHFDPEDK
60% (Tabel 7). Daya bekecambah yang tinggi tidak selalu menggambarkan nilai indeks vigor yang tinggi juga, terlihat pada genotipe B13132-8-MR-3-KA-2 yang memiliki daya berkecambah 72% dengan indeks vigor 24 % yang tidak berbeda nyata dengan genotipe B13131-4-MR-1-KA-2 yang memiliki daya berkecambah
[image:41.595.98.504.352.671.2]60%.
Tabel 7. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah Normal Genotipe Padi Rawa pada Pengujian Vigor Daya Simpan
GENOTIPE DB (%) IV (%) BKKN (g)
Padi Rawa
B13131-7-MR-1-KA-5 76a 37.3a 0.14a
B13131-7-MR-1-KA-1 74.67a 37.3a 0.13a
B13138-7-MR-KA-12 72a 29.3ab 0.10abcd
B13132-8-MR-3-KA-2 72a 24abc 0.12abc
B13131-4-MR-1-KA-2 57.33ab 21.3abc 0.09abcd
B13133-9-MR-1-KA-1 56ab 20abcd 0.09abcd
B13133-9-MR-2-KA-1 56ab 18.67bcd 0.09abcd
B13132-8-MR-2-KA-1 53.33abc 16bcd 0.08bcd
B13132-6-KA-1-1 53.33abc 16bcd 0.08bcd
IR72402-B-P-25-3-1-KA-1 46.67abc 13.33bcd 0.07ed
B13132-3-MR-3-KA-1 45.3abc 13.33bcd 0.08cd
B13132-7-MR-1-KA-6 41.33bc 13.33bcd 0.11abcd
B13143-8-MR-3-KA-14 38.67bc 10.67cd 0.06ed
B13159-3-MR-1-KA-4 37.33bc 8d 0.06ed
B13134-2-MR-2-KA-1 30.67c 8d 0.02ef
B13135-1-MR-KA-10 9.3d 0d 0.01f
Tabel 8 menunjukaan genotipe padi sawah yang diduga memiliki vigor daya simpan yang tinggi, adalah B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-3-2, B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-1-5, B12006-RS*1-2-7-3-SI-3-MR-3-PN-2-5, 12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-3, SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-4, B12328D-PN-49-3-2-4, B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-5 dengan persentase nilai tengah daya berkecambah
[image:42.595.110.517.327.715.2] 7DEHO Genotipe-genotipe yang diduga memiliki daya berkecambah tinggi juga memiliki nilai indeks vigor dan berat kering kecambah normal yang tinggi dibandingkan dengan genotipe lainnya.
Tabel 8. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah Normal Genotipe Padi Sawah pada Pengujian Vigor Daya Simpan
GENOTIPE DB (%) IV (%)x BKKN (g)
Padi Sawah
B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-3-2
68a 5.05abc 0.10a
B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-1-5
66.67ab 5.58a 0.09abcd
B12006-RS*1-2-7-3-SI-3-MR-3-PN-2-5
64abc 4.93abcd 0.96abc
B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-3
62.67abcd 5.32ab 0.09abcd
B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-4
61.33abcde 5.05abc 0.09abc
B12328D-PN-49-3-2-4
61.33abcde 4.91abcd 0.09abcd
B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-5
61.33abcde 5.20ab 0.10ab
B12510-21-SI-3-1-MR-2-PN-3-1
56abcdef 4.46abcde 0.09abcd
B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-2-1
54.67b-g 4.93ab 0.08abcde
B12258-7-MR-5-SI-2-MR-3-PN-3-3
53.33cdefg 3.29efgh 0.07bcdef B12743-MR-15-5-3-PN-1-5
50.67defgh 4.04bcdef 0.07cdef B12510-21-SI-3-1-MR-2-PN-3-1
49.33efghi 3.12efgh 0.07cdef B12319D-PN-28-1-2-1
49.33efghi 3.50defg 0.07def B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-2-4 46.67fghi 2.91fgh 0.07def
B12328D-PN-49-3-2-1 45.33fghi 3.65cdef 0.06ef
B12319D-PN-28-1-2-2 42.67ghi 2.17gh 0.06ef
CIHERANG 42.67ghi 2.71fgh 0.06ef
B12744B-MR-4-2-PN-1-5 38.67hi 1.91ih 0.06ef
B12743-MR-15-5-3-PN-1-4 37.33i 3.50defg 0.05f
DODOKAN 4j 0.70i 0g
Variasi nilai daya berkecambah setelah penderaan pada padi gogo adalah 73.33% (B11592F-MR-16-1-5-6) - 42.67% (B11592F-MR-23-2-3), pada padi rawa 76% (B13131-7-MR-1-KA-5) - 9.3% (B13135-1-MR-KA-10), dan pada padi sawah adalah 68% (B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-3-2) - 4% (Dodokan) artinya pada waktu penderaan yang telah ditentukan terdapat genotipe padi yang masih tahan terhadap deraan dan terdapat genotipe padi yang sudah tidak mampu menahan deraan.
Berdasarkan tolok ukur nilai daya berkecambah, indeks vigor, dan berat kering kecambah normal maka penderaan etanol 96% dengan tingkat waktu yang berbeda dapat dijadikan perlakuan yang efektif untuk dapat membedakan genotipe yang memiliki vigor daya simpan tinggi. Menurut Saenong (1986) pengusangan cepat pada benih kedelai yang mendapat deraan etanol dengan intensitas makin tinggi maka viabilitasnya pun semakin rendah. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi ketahanan suatu benih yang didera dengan intensitas yang tinggi maka viabilitasnya akan menunjukan dalam keadaan yang baik dan semakin baik pula daya simpannya.
Daya berkecambah benih padi setelah mengalami pengusangan ditunjukkan pada Gambar 3. Genotipe yang memiliki vigor tinggi, persentase kecambah normal tinggi seperti terlihat pada Gambar 3A, sedangkan genotipe yang vigornya rendah akan memiliki persentase kecambah normal yang rendah, kecambah abnormal dan benih mati meningkat seperti pada Gambar 3B.
A B
Keterangan : A) Genotipe padi yang memiliki vigor tinggi setelah pengusangan, B) Genotipe padi yang memiliki vigor rendah
Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) pada Kondisi Sub-Optimum dengan Metode Terpilih
1. Kondisi Kekeringan
Pengujian vigor kekuatan tumbuh (VKT) pada benih padi gogo dan padi
sawah menggunakan larutan PEG-6000 dengan potensial air -2 bar dan pengujian tingkat kekeringan menggunakan kertas stensil (1-1) menggunakan metode UKD (Uji Kertas Digulung) dengan ketinggian posisi tanaman 30 cm dari permukaan air yang diletakan vertikal pada wadah yang berisikan air ± 2 cm. Tolok ukur yang diamati pada kedua metode ini sama, kecuali tolok ukur indeks vigor tidak diamati pada metode pengujian VKTKekeringan(Ketinggian).
Hasil rekapitulasi sidik ragam (Tabel 9) menunjukan bahwa faktor genotipe padi gogo memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tolok ukur daya berkecambah, berat kering kecambah normal dan panjang plumula, namun tidak berpengaruh nyata terhadap indeks vigor, panjang kecambah, dan panjang akar pada perlakuan PEG-6000 dengan potensial air -2 bar. Genotipe padi sawah juga memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tolok ukur daya berkecambah, indeks vigor, berat kering kecambah normal, panjang kecambah, dan panjang plumula, namun tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar.
Tabel 9. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengujian Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) pada Kondisi Sub-Optimum Kekeringan dengan Metode
PEG-6000 -2 Bar dan Metode Tingkat Ketinggian
Kelompok SK db Fhitung
DB IV BKKN PK PP PA
---PEG 6000 -2bar---
Padi Gogo Genotipe 9 27.62** 1.60tn 15.78** 1.61tn 4.94** 1.45tn Ulangan 2 2.19tn 0.97 0.30tn 1.44tn 4.86** 3.02tn Padi
Sawah
Genotipe 19 8.37** 7.68** 3.30** 3.83** 10.91** 1.43tn Ulangan 2 0.72tn 0.40tn 0.22tn 8.61** 1.18tn 8.13**
---Tingkat Ketinggian ---
Padi Gogo Genotipe 9 6.51** (-) 9.13** 5.57** 12.14** 3.67tn Ulangan 2 7.92** (-) 10.18** 0.39tn 2.51tn 0.38tn Padi
Sawah
Genotipe 19 4.83** (-) 1.00tn 1.65tn 1.28tn 2.08* Ulangan 2 0.27tn (-) 0.83tn 12.22 4.89* 14.06** Keterangan : SK = Sumber Keragaman, db = derajat bebas, DB = Daya Berkecambah, IV =
Perlakuan VKTKekeringan(Ketinggian) pada benih padi gogo, genotipe
berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur daya berkecambah, berat kering kecambah normal, panjang kecambah, serta panjang plumula, namun tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Pada benih padi sawah, genotipe berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur daya berkecambah dan berpengaruh nyata terhadap tolok ukur panjang akar, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering kecambah normal, panjang kecambah dan panjang plumula.
Panjang akar biasa digunakan sebagai parameter tingkat toleransi tanaman terhadap kekeringan. Kecambah yang memiliki akar primer yang lebih panjang memiliki tingkat toleransi kekringan yang lebih baik. Vallejo dan Kelly dalam Hanum et al. (2007) menyatakan bahwa karakter morfologi atau fenotipik yang umum untuk menduga tingkat toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat diketahui dengan mengamati perkembangan perakaran yang dapat digunakan untuk membedakan tanaman yang tahan atau toleran dengan tanaman yang peka.
Berdasarkan hasil analisis uji lanjut (Tabel 10) menunjukkan bahwa respon genotipe pada nilai tengah semua tolok ukur yang diamati dalam pengujian VKTKekekringan(PEG) memiliki respon yang berbeda. Genotipe padi gogo yang diduga
Tabel 10. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, Berat kering Kecambah Normal, Panjang Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Gogo pada Kondisi Kekeringan PEG -2 Bar
GENOTIPE DB (%) IV (%)x BKKN (g)
Panjang
K (cm) P (cm) A (cm)
Padi Gogo
B12799E-TB-1-1-4 74.67a 9.40ab 0.10a 15.40a 4.16ab 11.23a
B12476E-MR-19-2 69.33ab 9.17ab 0.11a 12.36b 3.56bcd 8.80b
B11592F-MR-16-1-5-6 66.67ab 9.17ab 0.11a 12.96b 4abc 9ab
SMD9-1D-MR-9 65.33ab 9.47ab 0.08c 13.3ab 4.56a 8.80b
B11787E-2-9-6 62.67b 9.11ab 0.10ab 12.43b 4.20ab 8.23b
BP1351D-1-5-2-PK-3-3-7 61.33b 8.97ab 0.08c 12.76b 3.96abc 8.80b
B12844-MR-24-6 48c 9.04ab 0.08bc 12.80b 3.43cd 9.36ab
B11592F-MR-14-3-6-1 42.67c 8.5794b 0.63d 12.96b 3.46cd 9.53ab
B11592F-MR-23-2-3 42.67c 8.5833b 0.05de 13.30ab 3.23d 10.06ab
B1249C-MR-21-2-5 18.67d 9.5383a 0.04e 12.50b 3.30d 9.20ab Keterangan : DB = Daya Berkecambah, IV = Indeks Vigor, BKKN = Berat Kering Kecambah
Normal, K = Kecambah, P = Plumula, A = Akar, Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%, x : Analisis data dilakukan dengan transformasi ( x + 0.5)0.5
Hasil analisis uji lanjut pada Tabel 11 menunjukkan bahwa respon genotipe pada nilai tengah semua tolok ukur yang diamati dalam pengujian VKTKekeringan(PEG) memiliki respon yang berbeda. Genotipe padi sawah yang
Tabel 11. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, Berat kering Kecambah Normal, Panjang Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Sawah pada Kondisi Kekeringan PEG -2 Bar
GENOTIPE DB (%) IV (%)x BKKN (g) Panjang
K (cm) P (cm) A (cm)
Padi Sawah
B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-5 66.67a 4.80abcd 0.76a 12.56cde 3.47cd 9.03abc
B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-3-2 65.33ab 4.72abcd 0.76a 11.60e 3.50cd 9.03abc CIHERANG 65.33ab 6.14a 0.75abc 13.17abcd 3.57cd 9.63abc
B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-1-5 62.67ab 5.32abc 0.75abcde 13.03abcde 3.43cd 9.56abc B12510-21-SI-3-1-MR-2-PN-3-1 62.67ab 5.53abc 0.75abcde 14.43a 4.76a 9.6abc B12006-RS*1-2-7-3-SI-3-MR-3-PN-2-5 62.67ab 5.17abc 0.75abcde 12.33de 3.53cd 8.80bc
B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-4 61.33ab 4.98abcd 0.74abcde 12.70cde 3.63cd 9.06abc B12328D-PN-49-3-2-4 61.33ab 4.33abcd 0.7658a 14.10ab 4.16b 9.90ab
B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-3 61.33ab 5.81ab 0.75abcd 12.27cde 3.43cd 8.67bc B12510-21-SI-3-1-MR-2-PN-3-1 60abc 4.27abcd 0.75abcde 14.30a 4.86a 9.60abc B12258-7-MR-5-SI-2-MR-3-PN-3-3 50.67abcd 4.18bcd 0.73def 12de 3.23d 8.76bc
B12319D-PN-28-1-2-2 50.67abcd 3.80cde 0.75abcde 12.50cde 3.50cd 9.03abc B12328D-PN-49-3-2-1 46.67bcde 4.33abcd 0.76ab 14.17ab 4.67a 9.53abc B12319D-PN-28-1-2-1 46.67bcde 3.65cde 0.74abcde 13.10abcde 3.87bc 9.23abc
B12743-MR-15-5-3-PN-1-4 41.33cde 3.12def 0.73bcdef 11.90de 3.23d 8.70bc
B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-2-4 32def 2.38efg 0.73cdef 13.50abc 3.27d 10.20a
B12743-MR-15-5-3-PN-1-5 30.67ef 1.91fg 0.73bcdef 11.70e 3.33cd 8.36c
B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-2-1 29.33ef 1.64fg 0.73bcdef 12.87bcde 3.10d 9.80ab
B12744B-MR-4-2-PN-1-5 22.67fg 1.64fg 0.72ef 12.43cde 3.30d 9.13abc
DODOKAN 9.33g 0.7g 0.70f 12.10cde 3.30d 8.83abc
Keterangan : DB = Daya Berkecambah, IV = Indeks Vigor, BKKN = Berat Kering Kecambah Normal, K = Kecambah, P = Plumula, A = Akar, Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%, x : Analisis data dilakukan dengan transformasi ( x + 0.5)0.5
memiliki sifat menghambat penyerapan air oleh sel atau jaringan tanaman, sehingga tanaman sulit untuk melakukan perkecambahan (Lawor, 1970).
Pengujian VKTKekeringan(Ketinggian) pada benih padi sawah dan padi gogo
dengan mengamati tolok ukur panjang akar sudah dapat mebedakan genotipe yang tahan terhadap cekama kekeringan, tetapi untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dapat digunakan tolok ukur lainnya. Genotipe padi gogo pada pengujian VKTKekeringan(Ketinggian) memiliki daya berkecambah berkisar 73.33%
[image:48.595.106.500.386.563.2](B12799E-TB-1-1-4) ± 30% (B11592F-MR-14-3-6-1). Genotipe padi gogo yang diduga memiliki kekuatan tumbuh yang baik pada kondisi sub-optimum kekeringan (Tabel 12) adalah B12799E-TB-1-1-4 karena memiliki nilai tertinggi pada semua tolok ukur yang diujikan.
Tabel 12. Daya Berkecambah, Berat kering Kecambah Normal, Panjang Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Gogo pada Kondisi Kekeringan Berdasarkan Ketinggian.
GENOTIPE DB (%) BKKN
(gram)
Panjang
K (cm) P (cm) A (cm)
Padi Gogo
B12799E-TB-1-1-4 73.33a 16.10a 16.10a 4.57a 11.53a
B11592F-MR-16-1-5-6 70.00a 15.47abc 15.47abc 4.07b 11.40a
B11787E-2-9-6 70.00a 12.03d 12.03d 3.50c 8.53b
B12476E-MR-19-2 66.67ab 14.13bc 14.13bc 3.63c 10.50a
SMD9-1D-MR-9 66.67ab 13.83c 13.83c 3.70bc 10.13a
BP1351D-1-5-2-PK-3-3-7 63.33abc 15.83ab 15.83ab 4.47a 11.40a
B1249C-MR-21-2-5 53.33bc 14.10bc 14.10bc 3.63c 10.47a
B12844-MR-24-6 50c 13.70cd 13.70cd 3.33c 10.37a
B11592F-MR-14-3-6-1 30d 15.20abc 15.20abc 3.60c 11.65a
Keterangan : DB = Daya Berkecambah, BKKN = Berat Kering Kecambah Normal, K = Kecambah, P = Plumula, A = Akar, Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%, x : Analisis data dilakukan dengan transformasi ( x + 0.5)0.5
Persentase daya berkecambah genotipe padi sawah perlakuan VKTKekeringan(Ketinggian) (Tabel 13) berkisar 83.33% (B12743-MR-15-5-3-PN-1-4) ±
13.33% (Dodokan). Hampir seluruh genotipe tidak berbeda nyata dengan genotipe
\DQJ PHPLOLNL QLODL GD\D EHUNHFDPEDK WHUWLQJJL 6HNLWDU JHQRWLSH PDVLK
Tabel 13. Daya Berkecambah, Berat kering Kecambah Normal, Panjang Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Sawah pada Kondisi Kekeringan Berdasarkan Ketinggian.
GENOTIPE DB (%) BKKN
(g)
Panjang
K (cm) P (cm) A (cm)
Padi Sawah
B12743-MR-15-5-3-PN-1-4 83.33a 0.04abc 14.700ab 4.5667abc 10.1333a B12328D-PN-49-3-2-1 83.33a 0.05ab 16.867a 6.2333a 10.6000a B12319D-PN-28-1-2-1 80a 0.04abc 15.367ab 5.4667abc 9.9667a B12319D-PN-28-1-2-2 76.67a 0.04abc 14.900ab 5.0333abc 9.8333a B12744B-MR-4-2-PN-1-5 73.33ab 0.04abc 14.500abc 4.4333abc 10.1000a B12743-MR-15-5-3-PN-1-5 73.33ab 0.04abc 14.800ab 4.5667abc 10.2333a B12328D-PN-49-3-2-4 70abc 0.04abc 16.533ab 5.7333abc 10.8000a B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-3 66.67abc 0.05ab 16.100ab 5.8333ab 10.2667a CIHERANG 66.67abc 0.03abc 15.067ab 5.4000abc 9.6667a B12006-RS*1-2-7-3-SI-3-MR-3-PN-2-5 66.67abc 0.03abc 15.700ab 4.7667abc 10.9667a B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-2-1 66,67abc 0.03abc 15.400ab 4.4333abc 10.9000a B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-4 60abc 0.04abc 15.467ab 4.667abc 10.7000a B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-2-5 60abc 0.02bc 15.167ab 5.3000abc 9.9000a B11730-MR-12-2-SI-2-4-4-3-1-2-MR-2-2-PN-1-5 56.67abc 0.02bc 14.533abc 4.3000bc 10.2667a B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-3-2 56.67abc 0.03abc 14.967ab 4.7667abc 10.2333a B11742-RS*2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-2-4 56.67abc 0.02bc 14.000bc 4.2667bc 9.7667a B12510-21-SI-3-1-MR-2-PN-3-1 46.67abc 0.03abc 14.233abc 4.4667abc 9.4000a B12510-21-SI-3-1-MR-2-PN-3-1 46.67abc 0.07a 13.867bc 4.8000abc 9.4667a B12258-7-MR-5-SI-2-MR-3-PN-3-3 43.33c 0.03abc 14.633abc 4.4333abc 10.2333a
DODOKAN 13.33d 0.00c 12.000c 4.0000c 8.000b
Keterangan : DB = Daya Berkecambah, BKKN = Berat Kering Kecambah Normal, K = Kecambah, P = Plumula, A = Akar, Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%, x : Analisis data dilakukan dengan transformasi ( x + 0.5)0.5
Rendahnya daya berkecambah pada perlakuan VKTKekeringan(Ketinggian)
disebabkan adanya cekaman air pada saat benih berkecambah, sehingga metabolisme benih terganggu akibat air yang diperlukan tidak cukup. Genotipe yang masih dapat tumbuh pada kondisi sub-optimum kekeringan mengindikasikan genotipe tersebut memiliki vigor kekuatan tumbuh yang baik. Pengujian VKTKekeringan(Ketinggian) lebih mudah dan cepat dalam aplikasi serta secara ekonomi
2. Kondisi Salinitas
Pengujian VKTSalin(NaCl) pada 16 genotipe padi rawa menggunakan satu
metode terpilih yaitu menggunakan NaCl 4000 ppm. Pengujian VKTSalin(NaCl)
diaplikasikan pada genotipe padi rawa dikarenakan lahan padi rawa lebih banyak mengalami cekaman lingkungan dengan kadar garam yang tinggi.
Tabel 14. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Pengujian VKTSalin(NaCl)
terhadap Genotipe Padi Rawa dengan Konsetrasi NaCl 4000 ppm
SK db Fhitung
DB IV BKKN PK PP PA
Genotipe 15 3.54** 4.72** 3.38** 3.35** 4.02** 0.95
tn
Ulangan 2 7.92** 2.26
tn
8.26** 21.45** 30.71** 0.53tn
Keterangan : SK = Sumber Keragaman, db = Derajat Bebas, DB = Daya Berkecambah, IV = Indeks Vigor, BKKN = Berat Kering Kecambah Normal, * = Nyata, ** = Sangat nyata, tn = Tidak nyata.
Berdasarkan rekapitulasi analisis sidik ragam (Tabel 14), genotipe berpengaruh sangat nyata pada hampir semua tolok ukur kecuali panjang akar. Genotipe yang digunakan pada pengujian ini memiliki daya berkecambah antara 97% - 82.67%. Hal ini menunjukan bahwa benih yang digunakan memiliki vigor genetik yang bervariasi.
Tabel 15. Daya Berkecambah, Indeks Vigor, Berat kering Kecambah Normal, Panjang Kecambah, Panjang Plumula, Panjang Akar Genotipe Padi Rawa pada Kondisi Salin dengan Perlakuan NaCl 4000 ppm
GENOTIPE DB (%) IV (%)x BKKN (gram)
Panjang
K (cm) P (cm) A (cm)
B13159-3-MR-1-KA-4 72abc 5.07ef 0.130abcde 15.20bcdef 5.60abcde 9.60a B13131-7-MR-1-KA-5 58.67cd 7.03abc 0.103ef 14.60def 4.76ef 9.83a B13132-7-MR-1-KA-6 49.33d 5.62bcdef 0.08f 13.70f 4.20f 9.50a
B13135-1-MR-KA-10 66.67bcd 4.51f 0.116def 15.43abcde 5.43cde 9.97a B13138-7-MR-KA-12 85.33ab 5.89bcdef 0.150abcd 15.30bcde 5.23def 10.67a B13143-8-MR-3-KA-14 85.33ab 6.76abcd 0.157abc 15.67abcde 6.17abcd 9.47a IR72402-B-P-25-3-1-KA-1 73.33abc 6.46abcde 0.133abcde 14.27ef 4.90ef 9.47a B13131-4-MR-1-KA-2 77.33abc 5.42cdef 0.137abcde 15.53abcde 5.23def 10.30a B13131-7-MR-1-KA-1 73.33abc 6.66abcde 0.133abcde 16.97a 6.76a 10.20a
B13132-3-MR-3-KA-1 85.33ab 7.32ab 0.16a 16.23abc 6.63abc 9.60a B13132-6-KA-1-1 73.33abc 7.90a