DAFTAR PUSTAKA
Harahap Sofyan Syafri, 1998. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Keterbatasan Analisis Rasio keuangan http//Dwiernawati.wordpress.com. Diakses pada 7 Juli 2015.10:30.
Lubis, Ade Fatma, dan Adi Syahputra, 2012. Manajemen Keuangan Sebagai Alat
untuk Pengambilan Keputusan, USU Press, Medan.
Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan 1 (Perencanaan, Analisis dan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan
Tidak terlepas dari fungsinya, manajemen keuangan bisa diartikan
sebagai manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi bisa diartikan
sebagai kegiatan utama yang harus dilakukan.oleh mereka yang bertanggung
jawab dalam bidang-bidang tertentu. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan
manajer keuangan adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam
mengelola keuangan organisasi atas perusahaan.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:7), Laporan Keuangan adalah laporan yang
menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu. Laporan keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan setiap
penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula, misalnya
seperti bank sebagai dasar atas pemberian kredit akan memerlukan informasi yang
berbeda dengan calon investor. Demikian pula dengan pemerintah melalui kantor
pajak atau ekonomi akan memerlukan data yang berbeda pula. Sedangkan
menurut Lubis dan Syahputra (2013:6), Laporan keuangan adalah laporan yang
melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya
beberapa periode yang lalu. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang
2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Kasmir (2008:28), menyatakan bahwa, secara umum ada 5(lima) laporan
keuangan:
a. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)
Kasmir (2008:29), menyatakan bahwa “Laporan ini merupakan laporan
yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu”.
b. Laporan Laba/Rugi
Kasmir (2008:29), menyatakan bahwa “Laporan laba/rugi merupakan
merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam
suatu periode tertentu”.
c. Laporan Arus Kas
Kasmir (2008:29), menyatakan bahwa “Laporan arus kas merupakan
laporan yang menunjukkan semua aspekyang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas”.
d. Laporan Perubahan Modal
Kasmir (2008:29), menyatakan bahwa “Laporan ini merupakan laporan
yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini”.
C. Rasio-Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
Syahyunan, (2013:91), menyatakan bahwa “Rasio keuangan merupakan
analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja
keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk melakukan penhitungan rasio
Disebut rasio karena pada dasarnya adalah membandingkan (membagi)
antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini
ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan
keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja.
a. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Anaisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya
keunggulan tersebut adalah:
1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3) Mengetahui posisi prusahaan ditengah industri lain.
4) Sengat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score).
5) Menstandarisir size perusahaan.
6) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7) Lebih mudah melihat tren serta melakukan prediksi di masa yang akan
datang.
2. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Harahap, (1998:298), menyatakan bahwa, analisis rasio memiliki beberapa
kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya.
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapatdigunakan untuk
kepentingan pemakainya.
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan
analisis ini seperti:
1) Bahan perhitugan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung
taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.
2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar.
3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio
4) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan
berbeda oleh perusahaan yang berbeda
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
d. Jika data yang tersedia tidak singkron maka akan kesulitan dalam
menghitung rasio.
e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang
digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.
3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Syahyunan (2013:92) penggolongan rasio sebaiknya dilihat
sebagai cara pembahasan saja, sebab memang terdapat variasi dalam
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara
tepat waktu.
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan memakai aktiva
lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 200%.
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Dengan rasio cepat berarti liquiditas perusahaan diukur dengan menggunakan
unsur-unsur aktiva lancar yang liquid, dengan cara tidak mempertimbangkan
yang kurang liquid seperti persediaan. Rasio cepat yang ideal adalah 100%.
3) Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva
rasio lancar. Rasio kas yang ideal adalah 200%.
b. Rasio Aktivitas
Rasio Ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen
1. Total Assets Turnover
Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah aktiva.
Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu
periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan
Revenue.
2. Receivable Turnover
Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan piutang rata-rata.
Kemampuan piutang berputar dalam satu periode tertentu.
c. Rasio Profatibilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh
manajemen. Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment - ROI)
yaitu perbandingan antara laba dan biaya setelah bunga dan pajak (Laba
Bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan. Return on investment yang baik
adalah 100%.
d. Rasio Leverage
Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan dalam mendanai kegiatan
usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.
1) Rasio Hutang (Debt Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya
dengan jumlah aktiva yang dimiliki.
2) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Totall Debt To Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang
dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna
mengetahui financial leverage perusahaan.
D. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi
keuangan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan
dan kemorosotan pada PT Asuransi Multi Artha Guna dilihat dari laporan
keuangan selama dua tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan
Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2007 hingga 2010.
Adapun Laporan Neraca, Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran
Tabel 3.1 NERACA
PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2007
(Dalam Jutaan)
Keterangan Per 31 Des
2007 Keterangan - Efek tersedia untuk dijual
- Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
- Pernyataan dalam bentuk saham
Jumlah
- Kas dan bank
Jumlah
- Piutang premi - setelah dikurangi penyihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 2.918.969 ribu tahun 2008 dan Rp 2.172.371 ribu tahun 2007 - Piutang reasuasi – setelah dikurangi
penyusihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.385.793 ribu tahun 2008 dan Rp 1.009.580 ribu tahun 2007
- Piutang pegawai - Aset pajak tangguhan
- Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.302.760 ribu tahun 2008 dan Rp 4.882.225 ribu tahun 2007
- Estimasi klaim retensi sendiri - Premi yang merupakan pendapatan - Hutang reasuransi
- Hutang komisi - Hutang pajak
- Biaya yang masih harus dibayar - Kewajiban imbalan pasca kerja - Pendapatan premi ditangguhkan
Modal - 3.840.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.218.742.000 saham - Tambahan modal disetor – bersih - Selisih transaksi restrukturisasi
ekuitas pengendali
- Laba rugi belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia untuk
JumlahAset 365.225.041 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 365.225.041
Tabel 3.2 LABA RUGI
PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2007
(Dalam Jutaan)
Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Artha Guna
Keterangan Per 31 Desember 2007
PENDAPATAN UNDERWIRITING
Pendapatan premi - Premi bruto - Premi reasuransi
- Kenaikan remi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan underwriting
Beban Underwriting
Beban klaim - Klaim bruto - Klaim resuransi
- Kenaikan (penurunan) estimasi klaim reterensi sendiri - Jumlah beban klaim
Penghasilan lain-lain – bersiLaba sebelum pajak Beban pajak
Laba bersih
Laba per saham dasar ( dalam rupiah penuh)
Tabel 3.3 NERACA
PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2008
(Dalam Jutaan)
Keterangan Per 31 Des
2008 Keterangan - Efek tersedia untuk dijual
- Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
- Pernyataan dalam bentuk saham
Jumlah
- Kas dan bank
Jumlah
- Piutang premi - setelah dikurangi penyihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 2.918.969 ribu tahun 2008 dan Rp 2.172.371 ribu tahun 2007 - Piutang reasuasi – setelah dikurangi
penyusihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.385.793 ribu tahun 2008 dan Rp 1.009.580 ribu tahun 2007
- Piutang pegawai - Aset pajak tangguhan
- Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.302.760 ribu tahun 2008 dan Rp 4.882.225 ribu tahun 2007
- Estimasi klaim retensi sendiri - Premi yang merupakan pendapatan - Hutang reasuransi
- Hutang komisi - Hutang pajak
- Biaya yang masih harus dibayar - Kewajiban imbalan pasca kerja - Pendapatan premi ditangguhkan
Modal - 3.840.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.218.742.000 saham - Tambahan modal disetor – bersih - Selisih transaksi restrukturisasi
ekuitas pengendali
- Laba rugi belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia untuk
JumlahAset 437.340.237 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 437.340.237
Tabel 3.4 LABA RUGI
PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2008
(Dalam Jutaan)
Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Artha Guna
Keterangan Per 31 Desember 2008
PENDAPATAN UNDERWIRITING
Pendapatan premi - Premi bruto - Premi reasuransi
- Kenaikan remi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan underwriting
Beban Underwriting
Beban klaim - Klaim bruto - Klaim resuransi
- Kenaikan (penurunan) estimasi klaim reterensi sendiri - Jumlah beban klaim
Penghasilan lain-lain – bersiLaba sebelum pajak Beban pajak
Laba bersih
Laba per saham dasar ( dalam rupiah penuh)
Tabel 3.5 NERACA
PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2009
(Dalam Jutaan)
Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Arthaguna
Keterangan Per 31 Des
2009 Keterangan - Efek tersedia untuk dijual
- Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
- Pernyataan dalam bentuk saham
Jumlah
- Kas dan bank
Jumlah
- Piutang premi - setelah dikurangi penyihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 2.918.969 ribu tahun 2008 dan Rp 2.172.371 ribu tahun 2007 - Piutang reasuasi – setelah dikurangi
penyusihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.385.793 ribu tahun 2008 dan Rp 1.009.580 ribu tahun 2009
- Piutang pegawai - Aset pajak tangguhan
- Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.302.760 ribu tahun 2008 dan Rp 4.882.225 ribu tahun 2009
- Estimasi klaim retensi sendiri - Premi yang merupakan pendapatan - Hutang reasuransi
- Hutang komisi - Hutang pajak
- Biaya yang masih harus dibayar - Kewajiban imbalan pasca kerja - Pendapatan premi ditangguhkan
Modal - 3.840.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.218.742.000 saham - Tambahan modal disetor – bersih - Selisih transaksi restrukturisasi
ekuitas pengendali
- Laba rugi belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia untuk
Tabel 3.6 LABA RUGI
PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2009
(Dalam Jutaan)
Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Artha Guna
Keterangan Per 31 Desember 2008
PENDAPATAN UNDERWIRITING
Pendapatan premi - Premi bruto - Premi reasuransi
- Kenaikan remi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan underwriting
Beban Underwriting
Beban klaim - Klaim bruto - Klaim resuransi
- Kenaikan (penurunan) estimasi klaim reterensi sendiri - Jumlah beban klaim
Penghasilan lain-lain – bersiLaba sebelum pajak Beban pajak
Laba bersih
Laba per saham dasar ( dalam rupiah penuh)
Tabel 3.7 NERACA
PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2010
(Dalam Jutaan)
Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Arthaguna
Keterangan Per 31 Des
2010 Keterangan - Efek tersedia untuk dijual - Pernyataan dalam bentuk saham
Jumlah
- Kas dan bank
Jumlah
- Piutang premi - setelah dikurangi penyihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 3.717.230 ribu tahun 2010 dan Rp 3.769.014 ribu tahun 2009 - Piutang reasuasi – setelah dikurangi
penyusihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 447.301 ribu tahun 2010 dan Rp 450.000 ribu tahun 2009
- Piutang pegawai - Aset pajak tangguhan
- Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 12.280.419 ribu tahun 2010 dan Rp 8.121.110 ribu tahun 2009
- Estimasi klaim retensi sendiri - Premi yang merupakan pendapatan - Hutang reasuransi
- Hutang komisi - Hutang pajak
- Biaya yang masih harus dibayar - Kewajiban imbalan pasca kerja - Pendapatan premi ditangguhkan
Modal - 3.840.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.218.742.000 saham - Tambahan modal disetor – bersih - Selisih transaksi restrukturisasi
ekuitas pengendali
- Laba rugi belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia untuk
Tabel 3.8 LABA RUGI
PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2010
(Dalam Jutaan)
Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Artha Guna
Keterangan Per 31 Desember 2010
PENDAPATAN UNDERWIRITING
Pendapatan premi - Premi bruto - Premi reasuransi
- Kenaikan remi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan underwriting
Beban Underwriting
Beban klaim - Klaim bruto - Klaim resuransi
- Kenaikan (penurunan) estimasi klaim reterensi sendiri - Jumlah beban klaim
Penghasilan lain-lain – bersiLaba sebelum pajak Beban pajak
Laba bersih
Laba per saham dasar ( dalam rupiah penuh)
E. Analisis Rasio Keuangan
Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, dapat dianalisis beberapa
rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
═ 3,86
═ 380
Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2007, perusahaan mampu
membayar setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 3,86 aktiva lancar. Sedangkan
pada tahun 2008, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan
Rp 380 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar mengalami
penurunan pada tahun 2008.
═ 4,09
Berdasarkan perhitungan rasio lancer pada tahun 2009, perusahaan mampu
membayar setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 4,03 aktiva lancar. Sedangkan
pada tahun 2010, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan Rp
4,09 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan
hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar mengalami penurunan pada tahun
2010.
b. Rasio Kas (Cash Ratio)
═ 0,041
═ 0,032
Berdasarakan perhitungan rasio kas pada tahun 2007 hingga 2008 terjadi
penurunan rasio. Meskipun rasio kas mengalami penurunan tetapi perusahaan
masih dalam keadaan liquit
═ 0,018
Berdasarakan hitungan rasio kas pada tahun 2009 hingga 2010 terjadi
penurunan rasio, meskipun rasio kas mengalami penurunan tetapi perusahaan
masih dalam keadaan liquit.
Tabel 3.9 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2007 dan 2008
No Rasio-Rasio Liquiditas 2007 2008 Perbandingan
1 Rasio Lancar (Current
Ratio) 3,86 3,80 0,60 (-)
2 Rasio Kas (Cash Ratio) 0,041 0,032 0,09 (-)
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari kedua komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat
dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan liquid, hal ini
ditunjukkan terjadinya peningkatan rasio baik rasio lancar maupun rasio kas setiap
tahunnya. Secara keseluruhan dapat disimpulkan perusahaan dapat melunasi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
Tabel 3.10 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2009 dan 2010
No Rasio-Rasio Liquiditas 2009 2010 Perbandingan
1 Rasio Lancar (Current
Ratio)
4,03 4,09 0,06 (+)
3 Rasio Kas (Cash Ratio) 0,018 0,018 0
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari kedua komponen rasio liquiditas tersebut, maka secara umum dapat
dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan liquid, hal ini
ditunjukkan terjadinya peningkatan rasio baik rasio lancar maupun rasio kas setiap
2. Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam
menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan.
a. Total Asset Turnover
═ 0,49 kali
═ 0,47 kali
Berdasarkan perhitungan total asset turnover, pada tahun 2007
menghasilkan total asset turnover 0,49 kali dan tahun 2008 menghasilkan total
asset turnover 0,47 kali. Pada tahun 2007 total asset turnover lebih rendah
dibandingkan pada tahun 2008 dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.
═ 0,41 kali
═ 0,37 kali
Berdasarkan perhitungan total asset turnover, pada tahun 2009
menghasilkan total asset turnover 0,41 kali dan tahun 2010 menghasilkan total
asset turnover 0,37 kali. Pada tahun 2009 total asset turnover lebih tinggi
b. Receivable Turnonver
═ 11,31 kali
═ 23,75 kali
Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2007 perusahaan
mampu menghasilkan pendapatan sebesar 11,31 kali dari piutang rata-rata dan
pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan 23,75 kali dari piutang
rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2008 sebesar 12,44 kali daripada tahun
2008 dan perusahaan cukup efektif dalam menggunakan sumber-sumber
perusahaan.
═ 22,24 kali
═ 59,65 kali
Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2009 perusahaan
mampu menghasilkan pendapatan sebesar 22,24 kali dari piutang rata-rata dan
pada tahun 2010 perusahaan mampu menghasilkan 59,65 kali dari piutang
rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2010 sebesar 31,41 kali daripada tahun
Tabel 3.11 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2007 dan 2008
No Rasio-Rasio Aktivitas 2007 2008 Perbandingan
1 Total Asset Turnover 0,49 kali 0,47 kali 0,02 (+)
2 Receivable Turnover 11,31 kali 23,75 kali 12,44 (+)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
kondisi perusahaan efektif dalam menggunakan dan mengendalikan
sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Terlihat pada rasio total asset turnover dan
receivable turnover yang mengalami kenaikan pada tahun 2008.
Tabel 3.12 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2009 dan 2010
No Rasio-Rasio Aktivitas 2009 2010 Perbandingan
1 Total Asset Turnover 0,41 kali 0,37 kali 0,04 (-)
2 Receivable Turnover 22,24 kali 59,65 kali 37,41 (+)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dilihat bahwa
total aset turnover 2009 – 2010 mengalami penurunan 0,04. Sedankan pada rasio
receivable turnover mengalami kenaikan 37,41 maka perusahaan cukup efektif
dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki
3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.
Pengembalian/imbalan atas investasi (return on investment- ROI)
═ 5,26%
═ 6,82%
Berdasarkan perhitungan return on investment pada tahun 2007 sebesar
5,26%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam
perusahaan menghasilkan laba keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 5,26. Dan
pada tahun 2008 return on investment sebesar 6,82% atau terjadi peningkatan
sebesar Rp 1,56 dari tahun 2007.
═ 9,71%
═ 9,07%
Berdasarkan perhitungan return on investment pada tahun 2009 sebesar
pada tahun 2010 return on investment sebesar 9,07% atau terjadi peningkatan
sebesar Rp 9,07 dari tahun 2010.
Tabel 3.13 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2007 dan 2008
No Rasio Profitabilitas 2007 2008 Perbandingan
pengembalian/imbalan atas investasi (return on investment-ROI)
5,26% 6,82% 1,56 (+)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2007 dengan tahun
2008 terjadi peningkatan rasio sebesar 1,56%.
Tabel 3.14 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2009 dan 2010
No Rasio Profitabilitas 2009 2010 Perbandingan
Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment-ROI)
9,71% 9,07% 0,64 (-)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tidak mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio
ini menurun. Hal ini dapat diihat dari perbandingan rasio tahun 2009 dengan tahun
2010 terjadi penurunan rasio sebesar 0,64%.
4. Rasio Leverage
Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya
apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.
a. Rasio Hutang (Debt Ratio)
═ 46,11%
═ 49,27%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang pada tahun 2007, 46,11% dari total
aktiva perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Sedangkan
pada tahun 2008, 49,27% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal
pinjaman (hutang).
═ 46,31%
═ 46,36%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang pada tahun 2009, 46,31% dari total
aktiva perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Sedangkan
pada tahun 2010, 46,36% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal
═ 86,03%
═ 97,12%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2007,
86,03% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan
pada tahun 2008, 97.12% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal
sendiri.
═ 86,27%
═ 86.44%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2009,
86,27% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan
pada tahun 2014, 86,44% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal
sendiri.
Tabel 3.15 Rasio Leverage Akhir Tahun 2007 dan 2008
No Rasio-Rasio Aktivitas 2007 2008 Perbandingan
2 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt To
Equity Ratio)
86,03% 97,12% 11,09 (+)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dilihat dari persentase Debt Ratio dan Total Debt To Equity Ratio bahwa
komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) baik
dan menunjukkan angka yang semakin meningkat pada tahun 2008.
Tabel 3.16 Rasio Leverage Akhir Tahun 2009 dan 2010
No Rasio-Rasio Aktivitas 2009 2010 Perbandingan
1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 46,31% 46,36% 0,04 (+)
2 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt To
Equity Ratio)
86,27% 86,44% 0,17 (+)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dilihat dari persentase Debt Ratio dan Total Debt To EquityRatio bahwa
komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) baik
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan
PT Asuransi Multi Artha Guna, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan
dan saran-saran yang dianggap sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan
dalam penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.
A. Kesimpulan
1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
perusahaan dalam keadaan liquid, artinya perusahaan mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Hal ini
didukung oleh membaiknya kinerja perusahaan yang mengalami kenaikan
setiap tahunnya yang dilihat dari rasio liquiditas.
2. Jika dilihat dari rasio Aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
perusahaan dalam keadaan baik, dapat dilihat dari perbandingan tahun 2007
hingga 2010 yang mengalami kenaikan tetapi harus ditingkatkan lagi.
3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan laba/keuntungan yang terus meningkat
untuk 3 (tiga) tahun yakni 2007 sebesar 5,26%, 2008 sebesar 6,82%, dan
2009 sebesar 9,71%, meskipun pada tahun 2010 mendapatkan laba 9,07%
perusahaan mengalami penurunan keuntungan sebesar 0,64%.
4. Jika dilihat dari rasio leverage, dapat dilihat bahwa kondisi perusahaan
kurang baik dalam melunasi hutang, dapat dilihat dari perbandingan tahun
B. Saran
1. Jika dilihat dari rasio likuiditas penulis disarankan agar perusahaan terus
meningkatkan keuntungan agar perusahaan tetap berada dalam keadaan liquid
seperti tahun-tahun yang dianalisis oleh penulis, guna menjamin pelunasan
kewajiban jangka pendek perusahaan secara tepat waktu.
2. Jika dilihat dari rasio aktivitas kinerja perusahaan cukup baik, maka diminta
agar mempertahankan kinerja perusahaan agar perusahaan menjadi lebih baik
ditahun berikutnya.
3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas penulis disarankan agar perusahaan
mampu mempertahankan kinerja seperti tahun-tahun 2007 hingga 2009
dimana perusahaan berhasil mendapatkan laba yang terus meningkat, dan
memperbaiki kinerja pada tahun 2010 dimana perusahaan mengalami
penurunan 0,64% dari tahun 2009.
4. Jika dilihat dari rasio leverage perusahaan kurang baik dalam melunasi
hutang, maka dari itu diminta perusahaan untuk meningkatkan kinerja
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Asuransi Multi Artha Guna atau disebut Asuransi AMAG didirikan
pada tanggal 14 Nopember 1980. Setelah berkiprah selama 25 tahun, pada tanggal
23 Desember 2005, Asuransi AMAG dicatat sebagai perusahaan terbuka menjadi
PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Dalam kurun waktu tersebut Asuransi
MAGNA telah berkembang dengan konsisten dan kini memiliki jaringan layanan
di 2(dua) kantor cabang yaitu Surabaya dan Bandung serta 17 kantor pemasaran
yang tersebar luas di berbagai kota di Indonesia.
Dalam manajemen yang stabil didukung oleh eksekutif dan staf yang
profesional serta berkualitas, Asuransi AMAG dari tahun ke tahun mencatat
pertumbuhan pendapatan premi yang konstan. Di tengah persaingan yang semakin
tajam dan ketat, Asuransi AMAG berhasil membukukan pendapatan laba bersih
yang selalu meningkat. Hal ini dimungkinkan dengan diterapkannya kebijakan
„prudent underwriting‟ serta pengelolaan investasi yang baik.
Kesehatan keuangan tercermin dari angka RBC (Risk Base Capital) yang
jauh melampaui 120% yang disyaratkan oleh Pemerintah. Asuransi AMAG tetap
berkomitmen untuk memenangkan persaingan melalui peningkatan pelayanan
menyeluruh dan tepat waktu kepada nasabah sesuai dengan motto “Kami
menghargai komitmen kami”. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih
saham Asuransi AMAG, antara lain: Paninvest Tbk (30,19%), Dana Pensiun
PT Asuransi Multi Artha Guna adalah perusahaan yang menjalankan
kegiatan usaha dibidang asuransi kerugian termasuk usaha reasuransi kerugian.
Jenis asuransi yang disediakan PT Asuransi Multi Artha Guna meliputi asuraansi
umum, asuransi kesehatan, asuransi properti/rumah, asuransi perjalanan/travel,
asuransi kerugian, asuransi mobil/asuransi kendaraan, asuransi pengangkutan dan
lain-lain.
Pada tanggal 9 Desember 2005, Asuransi AMAG memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum secara perdana
Asuransi AMAG kepada masyarakat sebanyak 240.000.000 saham dengan nilai
nominal Rp 100,- per saham serta harga penawaran Rp 105,- disertai dengan
waran sebanyak 240.000.000 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai
insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta sekarang
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2005. Setiap pemegang 1
(satu) waran berhak membeli satu saham perusahaan dengan harga pelaksanaan
sebesar Rp100,- per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa
pelaksanaan yaitu mulai tanggal 23 Desember 2006 sampai dengan 22 Desember
2010. Bila waran tidak dilaksanakan sampai dengan masa berlaku habis, maka
waran menjadi kadaluarsa.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT Asuransi Multi Artha Guna:
Menjadi Prusahaan penyedia solusi resiko yang terkemuka dan profesional.
Misi PT Asuransi Multi Artha Guna:
2. Menjadi perusahaan yang mengutamakan pelayanan dan memberikan
layanan prima serta lebih efisien dari pesaing.
3. Menjalankan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip underwriting yang
hati-hati dan wajar, berkembang secara terarah dan menguntungkan
sehingga meningkatkan nilai bagi “stakelorders”.
4. Menyediakan lingkungan kerja yang baik termasuk pelatihan/
pengembangan dan fasilitas yang tinggi serta kepuasan bekerja.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menunjukkan hubungan
pada suatu organisasi atau perusahaan antara bagian yang satu dan bagian yang
lain dalam melaksanakan fungsi dan tugas-tugas yang dibebankan terhadap
suatu jabatan tertentu untuk menjamin kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu,
struktur organisasi dilandasi dengan adanya pembagian tugas dari tiap satuan
kerja pada organisasi tersebut dan setiap pemimpin perusahaan dituntut untuk
dapat mengelola organisasi dengan baik, pemikiran manusia yang semakin
berkembang dan meningkatkan persaingan yang semakin tajam. Dalam
keadaan seperti ini suatu organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang
berkualitas. Struktur organisasi PT Asuransi Multi Artha Guna dapat dilihat
Sumber : PT. Asuransi Multi Artha Guna
D. Job Description
Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
1. Komisaris Presiden
Wewenang :
a. Mengesahkan anggaran dan pendapatan operasional tahunan perusahaan.
b. Mengkoordinir setiap perubahan-perubahan situasional yang berpengaruh
terhadap perusahaan.
c. Berwenang untuk mengambil keputusan-keputusan penting yang
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
d. Bertanggungjawab atas keputusan-keputusan yang telah diambil.
e. Berwenang menandatangani proyek bernilai besar.
f. Mengevaluasi dan melaksanakan kebijakan umum perusahaan.
2. Komisaris Audit
Wewenang :
a. Mengkoordinir setiap perubahan-perubahan situasional yang berpengaruh
terhadap perusahaan.
b. Berwenang untuk mengambil keputusan-keputusan penting yang
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
c. Bertanggungjawab atas keputusan-keputusan yang telah diambil.
3. Presiden Direktur
Wewenang :
a. Melakukan perencanaan strategi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
memimpin jalannya operasional perusahaan agar sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menetapkan kebijakan-kebijakan operasional dan kuantitas operasional,
sehubungan dengan operasional perusahaan.
c. Berwenang untuk mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan
dengan perusahaan.
d. Bertanggungjawab atas keputusan-keputusan yang telah diambil.
e. Mengevaluasi dan melaksanakan kebijakan umum perusahaan.
4. Internal Audit
Tugas dan tanggung jawab :
a. Memeriksa laporan keuangan yang telah dibuat oleh bagian keuangan.
b. Memberi laporan keuangan yang telah benar kepada pimpinan atau direktur.
c. Bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan pada laporan keuangan
perusahaan.
5. Sekretaris Perusahaan
Tugas dan tanggung jawab :
a. Mewakili direktur apabila direktur berhalangan hadir.
6. Keuangan, Administrasi, Claim
Divisi ini bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan, administrasi dan
claim perusahaan yang meliputi seluruh kegiatan keuangan berupa analisis arus
masuk dan keluarnya uang. Divisi ini membawahi dua bagian, yaitu :
a. Bagian Finance, Accounting dan Claim
Bagian ini bertugas untuk mengontrol semua transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas pada perusahaan serta membuat anggaran keuangan perusahaan.
Bagian ini juga bertugas dalam mengontrol dana, mengelola semua akuntansi
yang ada, membuat laporan akuntansi secara teratur, mencatat pembukuan,
mengaudit keuangan dan akuntansi, serta menangani masalah pajak. Fungsi dan
tugasnya :
1) Mengatur pengeluaran-pengeluaran perusahaan serta melaksanakan
pembayaran seperti pembayaran hutang, gaji pegawai maupun pembayaran
pajak negara.
2) Melaksanakan penagihan atas piutang perusahaan.
3) Mengatur penggunaan dana yang ada dan pencarian dana yang dibutuhkan
oleh perusahaan.
4) Membuat pencatatan dan pelaporan atas penerimaan dan pengeluaran uang
perusahaan.
5) Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan dalam sistem dan prosedur
akuntasi.
6) Menyusun laporan keuangan yang dibutuhkan oleh direktur seperti neraca
7) Membuat laporan yang berhubungan dengan perhitungan dan pembayaran
pajak perusahaan.
b. Bagian General Affair dan HRD/Admin
Fungsi dan tugas :
1) Mengevaluasi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia secara umum.
2) Mengkoordinasikan fungsi penyeleksian karyawan.
3) Menyusun rencana peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
didalam perusahaan.
4) Mengkoordinasikan pengajuan pembayaran hak-hak karyawan ke bagian
keuangan (gaji, tunjangan karyawan, uang lembur, dan lain-lain ).
7. Teknik, Marketing, IT
Divisi ini bertanggungjawab untuk menentukan dan merumuskan perincian
pelaksanaan kebijakan perusahaan serta melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan. Divisi ini membawahi dua bagian yaitu :
a. Bagian Underwriting & Reassurance, IT
Divisi ini bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan
IT. Fungsi dan tugas :
1) Melaksanakan dan mengkoordinasikan fungsi yang berhubungan dengan
implementasi teknologi informasi di dalam perusahaan.
2) Melaksanakan dan mengkoordinasikan fungsi dan tugas ke setiap seksi
untuk setiap proyek yang ada.
3) Menyiapkan laporan-laporan yang telah ditetapkan sehubungan dengan
4) Melaksanakan pemeliharaan server dan memperbaiki kerusakaan yang
terjadi.
5) Melakukan back-up data harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
b. Bagian Business Development & Public Relation
Fungsi dan tugas :
1) Menyusun rencana kegiatan pemasaran.
2) Menyusun anggaran pemasaran
3) Mengusulkan strategi pemasaran mengenai apa yang akan dilakukan, serta
rencana dan strategi promosi apa yang akan digunakan dalam melakukan
pemasaran produk.
4) Mengevaluasi hasil pemasaran.
5) Mengikuti perkembangan pasar dan perusahaan pesaing.
6) Mempertahankan segmentasi pasar yang sudah ada dan mengembangkan
strategi pemasaran sehingga memperluas segmentasi pasar.
8. Operasi Jaringan
Divisi ini bertugas mengatur jaringan-jaringan perusahaan, baik intra
perusahaan maupun antar perusahaan. Tugas dan wewenang:
a. Mengatur agar hubungan antar perusahaan pusat dan cabang dapat
terhubung dengan baik.
b. Menjaga dan memelihara tiap server yang ada di setiap perusahaan.
E. Kegiatan Terkini Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
pada PT Asuransi Multi Artha Guna mempunyai visi menjadi perusahaan yang
mengutamakan pelayanan dan memberikan layanan prima serta lebih efisien dari
pesaing. Perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh
perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena
membutuhkan kinerja yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya
untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu
dan tepat.
Jadi kinerja terkini yang dijalankan perusahaan sesui dengan visi dan
misinya dan disesuaikan dengan sasaran perusahaan, yaitu:
1. Menghasilkan laba pemasukan bagi negara.
2. Memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang menggunakan jasa layanan
asuransi agar masyarakat mau menggunakan layanan jasa asuransi.
3. Memberikan fungsi sosial dengan penyediaan lapangan kerja bagi
masyarakat.
4. Memenuhi permintaan masyarakat yang ingin menggunakan jasa layanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami persaingan
yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang industri maupun jasa.
Persaingan tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang
sangat pesat, munculnya pesaing-pesaing baru yang berpotensi dalam
mengembangkan produk-produk yang beraneka ragam dan berkualitas.
Oleh karena itu, perusahaan terus dituntut untuk dapat terus
meningkatkan aktivitasnya agar mampu bersaing dalam mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam mengelola aktivitas perusahaan
adalah pihak manajemen.
Dalam manajemen yang stabil didukung oleh pimpinan dan staf yang
profesional serta berkualitas, PT asuransi Multi Artha Guna dari tahun ke tahun
mencatat pertumbuhan pendapatan premi yang konstan. Di tengah persaingan
yang semakin tajam dan ketat, PT Asuransi Multi Artha Guna berhasil
membukukan pendapatan laba bersih yang selalu meningkat. Hal ini
dimungkinkan dengan diterapkannya kebijakan „prudent underwriting‟ serta
pengelolaan investasi yang baik. Kesehatan keuangan tercermin dari angka RBC
(Risk Base Capital) yang jauh melampaui 120% yang disyaratkan oleh
Dalam PT Asuransi Multi Artha Guna ini juga diperlukan perencanaan dan
perlunya menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui anggaran pemasukan
maupun pengeluaran. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan
keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna, akan sangat membutuhkan suatu laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan
angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata
dan mendasari angka-angka tersebut.
Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba rugi,
laporan laba yang ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan
sangat penting dalam suatu prusahaan. Pentinggnya laporan keuangan tersebut
tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi laporan
keuangan juga ditunjukan untuk menilai prestasi PT Asuransi Multi Artha Guna,
mengetahui sampai dimana keberhasilan perkembangan perusahaan, apakah ada
peningkatan ataukah penurunan dari periode sebelumnya. Sebagai sumber
informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah
dipahami dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan PT Asuransi Multi
Artha Ghuna dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan
keuangannya. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian
atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar
mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki
pemahaman arti keseluruhan.
pihak-tersebut adalah manajer/pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang
saham, investor, kreditor, dan pemerintah. Bagi pemilik perusahaan fungsi
laporan keuangan adalah untuk melihat berapa keuntungan atau kerugian yang
ada dan dialami oleh perusahaan tersebut, bagi pemegang saham fungsi laporan
keuangan adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan, bagi investor fungsi
laporan keuangan adalah untuk membantu menentukan apakah perusahaan harus
membeli, menahan atau menjual investasi tersebut, bagi kreditor fungsi laporan
keuangan adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi hutang
beserta bunganya dan kegunaan laporan keuangan bagi pemerintah adalah untuk
mengetahui pendapatan negara dalam hal pajak.
Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT ASURANSI MULTI ARTHA GUNA
DI BURSA EFEK INDONESIA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat
suatu masalah yaitu: Bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha
Guna bila dilihat dari analisis rasio – rasio keuangan (likuiditas, aktivitas,
leverage, dan profitabilitas untuk periode 2007 hingga 2010?
C. TujuanPenelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna yang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai acuan yang jelas bagi perusahaan dan pertimbangan bagi perusahaan
untuk dapat mengembangkan kualitas pelayanan jasa di masa yang akan
datang.
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti baik secara teori
maupun aplikasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi Tugas Akhir bagi peneliti selanjutnya.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ASURANSI MULTI
ARTHA GUNA DI BURSA EFEK INDONESIA
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
AHMAD FARIQ
122101185
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul
“Analisis Laporan Keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Di Bursa
Efek Indonesia “ sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Diploma III Jurusan Manajeman Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan moril maupun materil dari banyak pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
sedalam-dalamnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas
akhir ini.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 5
A. Sejarah Perusahaan... 5
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 6
C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 7
D. Job Description ... 9
E. Kegiatan Terkini Perusahaan ... 13
BAB III PEMBAHASAN
... 15
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan ... 15
B. Laporan Keuangan ... 15
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 15
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 16
C. Rasio-Rasio Keuangan ... 16
1. Pengertian Rasio Keuangan ... 16
2. Keterbatasan Analisis Keuangan ... 17
3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 18
D. Penyajian Laporan Keuangan ... 21
E. Analisis Rasio Keuangan ... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
... 41
A. Kesimpulan ... 41
B.Saran ... 42
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 3.1 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember
2007 ... 22 Tabel 3.2 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember
2007 ... 23 Tabel 3.3 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember
2008 ... 24 Tabel 3.4 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember
2008 ... 25 Tabel 3.5 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember
2009 ... 26 Tabel 3.6 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember
2009 ... 27 Tabel 3.7 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember
2010 ... 28 Tabel 3.8 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember
2010 ... 29 Tabel 3.9 Rasio Liquiditas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun
2007 dan 2008 ... 32 Tabel 3.10 Rasio Liquiditas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun
2008 dan 2010 ... 32 Tabel 3.11 Rasio Aktivitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun
2007 dan 2008 ... 35 Tabel 3.12 Rasio Aktivitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun
2009 dan 2010 ... 35 Tabel 3.13 Rasio Profitabilitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir
Tahun 2007 dan 2008 ... 37 Tabel 3.14 Rasio Profitabilitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir
Tahun 2009 dan 2010 ... 37 Tabel 3.15 Rasio Leverage PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun
2007 dan 2008 ... 39 Tabel 3.16 Rasio Leverage PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami persaingan
yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang industri maupun jasa.
Persaingan tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang
sangat pesat, munculnya pesaing-pesaing baru yang berpotensi dalam
mengembangkan produk-produk yang beraneka ragam dan berkualitas.
Oleh karena itu, perusahaan terus dituntut untuk dapat terus
meningkatkan aktivitasnya agar mampu bersaing dalam mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam mengelola aktivitas perusahaan
adalah pihak manajemen.
Dalam manajemen yang stabil didukung oleh pimpinan dan staf yang
profesional serta berkualitas, PT asuransi Multi Artha Guna dari tahun ke tahun
mencatat pertumbuhan pendapatan premi yang konstan. Di tengah persaingan
yang semakin tajam dan ketat, PT Asuransi Multi Artha Guna berhasil
membukukan pendapatan laba bersih yang selalu meningkat. Hal ini
dimungkinkan dengan diterapkannya kebijakan „prudent underwriting‟ serta
pengelolaan investasi yang baik. Kesehatan keuangan tercermin dari angka RBC
(Risk Base Capital) yang jauh melampaui 120% yang disyaratkan oleh
Dalam PT Asuransi Multi Artha Guna ini juga diperlukan perencanaan dan
perlunya menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui anggaran pemasukan
maupun pengeluaran. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan
keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna, akan sangat membutuhkan suatu laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan
angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata
dan mendasari angka-angka tersebut.
Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba rugi,
laporan laba yang ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan
sangat penting dalam suatu prusahaan. Pentinggnya laporan keuangan tersebut
tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi laporan
keuangan juga ditunjukan untuk menilai prestasi PT Asuransi Multi Artha Guna,
mengetahui sampai dimana keberhasilan perkembangan perusahaan, apakah ada
peningkatan ataukah penurunan dari periode sebelumnya. Sebagai sumber
informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah
dipahami dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan PT Asuransi Multi
Artha Ghuna dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan
keuangannya. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian
atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar
mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki
pemahaman arti keseluruhan.
Hasil analisis laporan keuangan ini akan sangat bermanfaat bagi
tersebut adalah manajer/pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang
saham, investor, kreditor, dan pemerintah. Bagi pemilik perusahaan fungsi
laporan keuangan adalah untuk melihat berapa keuntungan atau kerugian yang
ada dan dialami oleh perusahaan tersebut, bagi pemegang saham fungsi laporan
keuangan adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan, bagi investor fungsi
laporan keuangan adalah untuk membantu menentukan apakah perusahaan harus
membeli, menahan atau menjual investasi tersebut, bagi kreditor fungsi laporan
keuangan adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi hutang
beserta bunganya dan kegunaan laporan keuangan bagi pemerintah adalah untuk
mengetahui pendapatan negara dalam hal pajak.
Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT ASURANSI MULTI ARTHA GUNA
DI BURSA EFEK INDONESIA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat
suatu masalah yaitu: Bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha
Guna bila dilihat dari analisis rasio – rasio keuangan (likuiditas, aktivitas,
leverage, dan profitabilitas untuk periode 2007 hingga 2010?
C. TujuanPenelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna yang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai acuan yang jelas bagi perusahaan dan pertimbangan bagi perusahaan
untuk dapat mengembangkan kualitas pelayanan jasa di masa yang akan
datang.
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti baik secara teori
maupun aplikasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi Tugas Akhir bagi peneliti selanjutnya.