• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengelolaan Penanggulangan Kebakaran di IGD RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengelolaan Penanggulangan Kebakaran di IGD RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2016"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN

(Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Pertanyaan :

1. Apakah RSUP H Adam Malik mempunyai tim khusus untuk penanggulangan kebakaran?

2. Apakah setiap personil penanggulangan kebakaran memiliki tugasnya masing-masing?

3. Apakah pernah diadakan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan rumah sakit?

(2)

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN

(Kepala IPSRS) Pertanyaan :

1. Apakah rumah sakit rutin mengadakan inspeksi dan pemeliharaan peralatan kebakaran?

2. Dalam jangka waktu berapa lama dilakukannya inspeksi dan pemeliharaan peralatan kebakaran?

(3)

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN

(Perwakilan dari karyawan rumah sakit) Nama :

Jabatan :

Pertanyaan :

1. Apakah anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan pemadam kebakaran di RSUP H Adam Malik ini?

(4)

Lampiran 2 Lembar observasi

Tabel 1

Kesesuaiaan prosedur tanggap darurat di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.20/PRT/M/2009

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Terdapat tim perencanaan pengaman kebakaran

2 Terdapat rencana tindakan darurat kebakaran (fire emergency plan) dalam rencana pengamanan kebakaran 3 Terdapat prosedur inspeksi, uji coba, dan pemeliharaan

sistem proteksi kebakaran

4 Terdapat jadwal inspeksi, uji coba dan pemeliharaan setiap sistem proteksi kebakaran

5 Perencanaan tindakan darurat kebakaran menjelaskan dengan rinci tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna bangunan dalam setiap keadaan darurat

6 Perencanaan tindakan darurat kebakaran memuat informasi tentang daftar panggil keadaan darurat (emergency call) dari semua personil yang harus dilibatkan dalam merespon keadaan darurat setiap waktu 7 Perencanaan tindakan darurat kebakaran memuat

informasi tentang denah lantai yang berisi:

a. Alarm kebakaran dan titik panggil manual b. Jalan keluar

c. Rute evakuasi

8 Evakuasi rencana pengamanan terhadap kebakaran melibatkan seluruh tingkatan manajemen korporat

9 Diadakan pelatihan tanggap darurat bagi mahasiswa 10 Pelatihan karyawan diarahkan pada peran dan

tanggungjawab individu

11 Pelatihan karyawan diarahkan pada informasi tentang ancaman, bahaya dan tindakan protektif

12 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur pemberitahuan, peringatan dan komunikasi

13 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur tanggap darurat

14 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur evakuasi, penampungan dan akuntabilitas

(5)

16 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur penghentian darurat peralatan

17 Rencana pengamanan kebakaran dievaluasi dan dikaji sedikitnya sekali dalam sebulan

18 Dilakukan audit sistem proteksi kebakaran yang yang terdiri dari audit keselamatan sekilas, audit awal, dan audit lengkap

19 Audit keselamatan sekilas dilakukan setiap enam bulan sekali oleh para operator teknisi yang berpengalaman 20 Audit awal dilakukan setiap satu tahun sekali

21 Audit lengkap dilakukan setiap lima tahun sekali oleh konsultan ahli yang ditunjuk

22 Dilakukan sosialisasi pentingnya proteksi kebakaran

Tabel 2

Kesesuaiaan organisasi Proteksi kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.20/PRT/M/2009

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Pengelola bangunan gedung membentuk tim

penanggulangan kebakaran

2 Setiap unit bangunan gedung memiliki tim penanggulangan kebakaran masing-masing

3 Terdapat penanggungjawab yang membawa seluruh pimpinan tim penanggulangan kebakaran setiap unit bangunan gedung

4 Terdapat coordinator tim penanggulangan kebakaran unit bangunan yang membawahi kepala bagian teknik pemeliharaan dan kepala bagian keamanan

5 Terdapat kepala bagian teknik pemeliharaan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran

6 Terdapat kepala bagian keamanan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran

7 Terdapat operator komunikasi

8 Kepala bagian teknik pemeliharaan membawahi operator listrik dan genset

9 Kepala bagian teknik pemeliharaan membawahi operator pompa

(6)

Tabel 3

Kesesuaian sumber daya manusia di RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009

NO

Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan

kebakaran mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang kebakaran

2 Sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan kebakaran mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang penyelamatan

3 Diadakan pelatihan dan peningkatan kemampuan secara berkala bagi sumber daya manusia yang berada dalam manajemen penanggulangan kebakaran

Tabel 4

Kesesuaian APAR di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2009

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Tersedia alat pemadam api ringan

2 Terdapat klasifikasi APAR yang terdiri dari huruf yang menunjukkan kelas api dimana alat pemadam api terbukti efektif

3 APAR diletakkan ditempat yang menyolok mata yang mana alat tersebut mudah dijangkau dan siap dipakai

4 APAR tampak jelas dan tidak dihalangi

5 APAR selain jenis APAR beroda dipasang kokoh pada penggantung atau manufaktur atau pengikat yang terdaftar dan disetujui untuk tujuan tersebut

6 Jarak antara APAR dan lantai ≥ 10 cm

7 Instruksi pengoperasian harus ditempatkan pada bagian depan dari APAR dan harus terlihat jelas

8 Label sistem identifikasi bahan berbahaya, label pemeliharaan enam tahun, lebel uji hidrostatik atau label lain harus tidak boleh ditempatkan dibagian depan dari APAR atau ditempelkan pada bagian depan APAR

(7)

agennya, alamat surat dan nomor telefon

10 APAR diinspeksi pada setiap interval waktu kira-kira 30 hari

11 Arsip dari semua APAR yang diperiksa (termasuk tindakan korektif yang dilakukan) disimpan

12 Dilakukan pemeliharaan terhadap APAR pada jangka waktu ≤ 1 tahun

13 Setiap APAR mempunyaikartu atau label yang diletakkan dengan kokoh yang menunjukkan bulan dan tahun dilakukannya pemeliharaan

14 Pada label pemeliharaan terdapat identifikasi petugas

Tabel 5

Kesesuaiaan Hidran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Lemari hidran hanya digunakan untuk menempatkan

peralatan kebakaran

2 Setiap lemari hidran dicat dengan warna yang menyolok mata

3 Sambungan selang dan kotak hidran tidak boleh terhalang 4 Slang kebakaran diletakkan dan siap digunakan

5 Terdapat nozel

6 Terdapat hidran halaman

7 Hidran halaman diletakkan disepanjang jalur akses mobil pemadam kebakaran

8 Jarak hidran dengan sepanjang akses mobil pemadam kebakaran ≤ 50 meter dari hidran

(8)

Tabel 6

Kesesuaiaan alarm kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Terdapat alarm kebakaran

2 Sinyal suara alarm kebakaran berbeda dari sinyal suara yang dipakai untuk penggunaan lain

Tabel 7

Kesesuaiaan sprinkler di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Terpasang sprinkler otomatik

2 Sprinkler tidak diberi ornament, cat atau diberi pelapisan 3 Air yang digunakan tidak mengandung bahan kimia yang

dapat mengakibatkan korosi

4 Air yang digunakan tidak mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya sprinkler

5 Setiap sistem sprinkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup, serta dapat diandalkan setiap saat

6 Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik gedung

7 Harus disediakan sebuah sambungan yang memungkinkan petugas pemadam kebakaran memompakan air kedalam sistem sprinkler

8 Jarak minimum antara dua kepala sprinkler ≤ 2 m

9 Kepala sprinkler yang terpasang merupakan kepala sprinkler yang tahan korosi

10 Kotak penyimpanan kepala sprinkler cadangan dan kunci kepala sprinkler ruangan ditempatkan diruangan ≤ 3 C 11 Jumlah persediaan kepala sprinkler cadangan ≥ 36

12 Sprinkler cadangan sesuai baik tipe maupun temperature rating dengan semua sprinkler yang telah dipasang

(9)

Tabel 8

Kesesuaiaan detektor kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Terdapat detektor kebakaran yang terpasang diseluruh

ruangan

2 Setiap detektor yang dipasang dapat dijangkau untuk pemeliharaan dan untuk pengujian secara periodik

3 Detektor diproteksi terhadap kemungkinan rusak karena gangguan mekanis

4 Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan

5 Rekaman hasil dari semua inspeksi, pengujian dan pemeliharaan harus disimpan untuk jangka waktu 5 tahun

Tabel 9

Kesesuaiaan pintu darurat di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Pintu pada sarana jalan keluar harus berjenis engsel sisi atau

pintu ayun

2 Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh 3 Pintu darurat membuka kearah jalur jalan keluar

4 Pintu darurat tidak membutuhkan sebuah anak kunci, alat atau pengetahuan khusus atau upaya tindakan untuk membukanya dari dalam bangunan gedung

(10)

Tabel 10

Kesesuaiaan tangga darurat di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Tangga kebakaran ini harus disediakan dengan tanda

pengenal khusus

2 Penandaan tersebut harus menunjukkan tingkat lantai 3 Bordes antar tangga minimal 8 dan maksimal 18 4 Tangga kebakaran tidak dibatasi dengan dinding

5 Ruang kosong dibawah tangga tidak untuk menyimpan barang

6 Tidak boleh berbentuk tangga spiral sebagai tangga utama

Tabel 11

Kesesuaian tanda petunjuk arah jalan keluar di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Terdapat tanda petunjuk arah pada sarana jalan keluar

2 Warna petunjuk arah nyata dan kontras berwarna hijau dan putih

3 Pada setiap lokasi ditempatkan tanda arah dengan indikator arah

4 Tanda arah dapat dibaca pada kedua mode pencahayaan normal dan darurat

5 Tanda petunjuk arah terbaca EXIT atau kata lain yang tepat berukuran ≥ 10 cm

(11)

Tabel 12

Kesesuaian tempat berhimpun di RSUP H Adam Malik dengan NFPA 101

NO Elemen Kondisi aktual

Sesuai Tidak sesuai 1 Tersedia tempat berhimpun setelah evakuasi

2 Tersedia petunjuk tempat berhimpun

(12)
(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Indonesia, 2000. SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standar Nasional Indonesia.

Badan Standar Nasional Indonesia, 2000. SNI 03-3989-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Sistem Sprinkler Otomotik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada BBangunan Gedung. Jakarta : Badan Standar Nasional Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10/KTPS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.11/KTPS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.

Kurniawan, A., 2014. Gambaran Manajemen dan Sistem Proteksi Kebakaran di Gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta. Skripsi, Universitas Islam Negeri Jakarta.

Mukhlis. 2010. Hubungan Desain Fisik Dengan Kepuasan Pengguna Instalasi Gawat Darurat di BPK RSUD Kota Langsa. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per04/Men/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

(15)

Ramli, S., 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko (Risk Management). Dian Rakyat. Jakarta.

Saptaria, E., 2005. Pedoman Teknis Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung. Bandung: Puslitbang Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Departemen Pekerjaan Umum.

Suara Pembaruan. 2012. IGD Rumah Sakit Persahabatan Terbakar, Pasien Berhamburan. Diakses dari http://www.sp.beritasatu.com/home/igd-rs-persahabatan-terbakar-pasien-berhamburan/26426 pada tanggal 21 Juni 2016, 15:48.

Hesna, Y., Hidayat, B., 2009. Evaluasi Penerapan Sistem Keselamatan Kebakaran pada Bangunan Gedung Rumah sakit Dr. M. Djamil Padang. Jurnal

Rekayasa Sipil Vol 5 No.2. Diakses dari

http://jrs.ft.unand.ac.id/index.php/jrs/article/viewFile/v5-n2-hesna/60 pada tanggal 10 Juni 2016, 22:11.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah mix methode yaitu penggabungan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif, kuantitatifnya dengan melakukan observasi langsung dan kualitatifnya dengan melakukan wawancara dengan ketua K3RS, kepala IPSRS, dan perwakilan karyawan IGD dengan menggunakan pedoman untuk mengetahui gambaran sarana dan prasarana dan manajemen kebakaran yang kemudian dibandingan dengan standar yang berlaku di Indonesia yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.20/PRT/M/2009, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.26/PRT/M/2008 dan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-3985-2000).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Medan Tuntungan, Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2016 di RSUP H Adam Malik Medan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah:

(17)

3. Perwakilan dari karyawan rumah sakit 3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu semua populasi yang telah ditentukan. Sampel penelitian ini yaitu kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit, kepala IPSRS, dan perwakilan dari karyawan rumah sakit.

3.4 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sistem proteksi kebakaran aktif seperti detektor dan alarm kebakaran, springkler, hidran, APAR, sarana penyelamatan jiwa seperti Pintu darurat, tangga darurat, petunjuk arah jalan keluar, tempat berhimpun, dan manajemen proteksi kebakaran seperti prosedur tanggap darurat, organisasi proteksi kebakaran, sumber daya manusia di RSUP H Adam Malik Medan.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder, yaitu:

3.5.1 Data Primer Data ini diperoleh dari;

(18)

b. Wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu pihak K3RS dan perwakilan karyawan rumah sakit

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen rumah sakit yang terkait dengan sistem pengelolaan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, serta data-data pendukung mengenai gambaran umum RSUP H. Adam Malik, selain itu data sekunder juga didapat dari standar atau peraturan yang berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Sistem Proteksi Aktif

Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Hasil

Ukur Skala

Alarm Kebekaran Komponen dari sistem yang memberikan isyarat atau tanda setelah kebakaran terdeteksi

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai

Ordinal

Detektor Alat yang berfungsi mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai

Ordinal

Sprinkler Sebuah alat yang dapat menyemburkan air secara otomatis bilamana temperatur ruangan mencapai suhu

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai

(19)

tertentu

APAR Tabung

berwarna merah yang berfungsi untuk memadamkan api pada kebakaran tahap awal

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai

Ordinal

Hidran Pipa yang dihubungkan ke supply air yang berfungsi untuk menarik air dari saluran utama untuk

memadamkan api

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai Ordinal Variabel Sarana Penyelamata n Jiwa Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Hasil

Ukur Skala

Pintu darurat Pintu-pintu yang langsung menuju tangga dan hanya digunakan apabila terjadi kebakaran

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai Ordinal Tangga Darurat Tangga yang berfungsi sebagai jalur evakuasi saat terjadi kebakaran

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai Ordinal Petunjuk Arah Jalan Keluar Sebuah tanda yang disetujui pemilik gedung yang mudah terlihat dari setiap arah akses keluar

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai

(20)

gedung Tempat Berhimpun Sementara Tempat aman untuk berkumpul jika terjadi bencana kebakaran

Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai Ordinal Variabel Manajemen Proteksi Kebakaran Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Hasil

Ukur Skala

(21)

pengetahuan dan keahlian dalam bidang proteksi kebakaran

3.7 Metode Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi untuk data wawancara dianalisis dan dideskripsikan. Untuk data observasi disesuaikan dengan peraturan yang ada dan menggunakan rumus tabel tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria et. al. (2005), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tingkat Penilaian Audit Kebakaran

Nilai Kesesuaian Keandalan

>80-100 Sesuai persyaratan dan terpasang Baik (B) 60-80 Terpasang tapi ada sebagian kecil yang tidak

sesuai dengan persyaratan

Cukup baik (C)

(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H Adam Malik Medan yang berada di Jalan Bunga Lau No 17 Medan dan merupakan Rumah Sakit yang pengelolaan dibawah Kementerian Kesehatan RI, dan berfungsi mulai tanggal 17 Juni 1991, mulai operasional total 21 Juli 1993 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto waktu itu.

4.1.1 Visi RSUP H Adam Malik

Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Terbaik dan Bermutu di Indonesia pada Tahun 2019

4.1.2 Misi RSUP H Adam Malik

1. Melaksanakan pelayanan pendidikan, penelitian, dan pelatihan dibidang kesehatan yang paripurn, bermutu dan terjangkau

2. Melaksanakan pengembangan kompetensi SDM secara berkesinambungan 3. Mengampu rumah sakit jejaring dan rumah sakit di wilayah sumatera 4.1.3 Moto RSUP H Adam Malik

Mengutamakan keselamatan pasien dengan pelayanan PATEN : Pelayanan cepat

(23)

4.1.4 Penghargaan dan Sertifikasi yang Dimiliki

1. Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit tahun 2010 : 16 Bidang Pelayanan. 2. Sertifikat Akreditasi Paripurna tahun 2015

3. Rencana Akreditasi JCI agar mutu layanan berorientasi pada standar layanan Internasional.

4.2 Klasifikasi Gedung

Berdasarkan penggunaan bangunan gedung termasuk klasifikasi bangunan kelas 9A yaitu bangunan perawatan kesehatan, gedung IGD terdiri dari 4 lantai. 4.3 Manajemen Proteksi Kebakaran

4.3.1 Prosedur Tanggap Darurat di RSUP H Adam Malik

Berdasarkan hasi wawancara dengan ketua K3RS mengenai prosedur tanggap darurat yaitu :

“Ada, yang pertama jika melihat api, jangan panik, tekan tombol manual call

point, telepon safety representative dengan kode “code red”, kasi tau lokasi

terjadi kebakaran, jika memungkinkan padamkan api dengan APAR, jika api tidak

dapat dipadamkan evakuasi harus dilakukan dengan menggunakan jalur evakuai

yang udah ada, kemudian berkumpul di titik kumpul. Pelatihan bahaya kebakaran

kami lakukan sekali dalam setahun, yang memberi pelatihan saya sendiri

bersama tim K3, kalau untuk materinya itu fire safety, kami mempraktekkan

langsung cara menggunakan APAR, apa yang harus dilakukan jika terjadi

kebakaran. Untuk pemeliharaan sarana proteksinya itu dari pihak IPSRS”.

(24)

“Kalau terjadi kebakaran kami menekan tombol call point yang berwarna merah

untuk bahaya kebakaran, kemudian menelepon petugas dengan kode “code red”,

ini kode untuk kebakaran, agar pasien gak panic, setelah itu petugas akan datang

ke sini, ada yang bertugas memadamkan api dengan APAR, kalau gak padam

juga sesegera mungkin kami melakukan evakuasi pada pasien lewat tangga

darurat sebelah kiri atau kanan gedung, ada juga yang tugasnya nyelamatin

dokumen penting, setelah itu kami berkumpul di tempat evakuasi”.

Berikut pernyataan dari kepala IPSRS mengenai inspeksi atau audit sistem proteksi, yaitu:

“Gak bisa dilakukan uji coba karna itu sifatnya gak maintenance, kalau kayak

sprinkler di uji coba airnya kluar semua dong, jadi gak bisa. Kalau buat rekaman

hasil inspeksinya belum ada, tapi kalau buat APAR itu rutin setiap bulannya,

orang bagian kesling yang melakukan inspeksinya”.

Berdasarkan pernyataan dari ketua K3RS dan karyawan IGD rumah sakit, mengatakan hal yang sama tentang prosedur tanggap darurat, semua langkah yang dilakukan ketika terjadi bahaya kebakaran telah dipahami, yaitu menekan tombol call point, menelfon petugas penanggulangan kebakaran di rumah sakit,

melakukan evakuasi dan mengetahui jalur evakuasi gedung IGD.

(25)

Tabel 4.1

Kesesuaian Prosedur Tanggap Darurat di IGD RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai

1 Terdapat tim

perencanaan pengaman kebakaran

Terdapat tim perencanaan pengaman kebakaran

Sesuai

2 Terdapat langkah-langkah tindakan darurat kebakaran

Terdapat rencana tindakan darurat kebakaran (fire emergency plan) dalam rencana pengamanan kebakaran

Sesuai

3 Terdapat prosedur inspeksi, uji coba, dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran

Terdapat prosedur inspeksi, uji coba, dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran

Sesuai

4 Inspeksi tidak rutin dilakukan

Terdapat jadwal inspeksi, uji coba dan pemeliharaan setiap sistem proteksi kebakaran

Tidak Sesuai 5 Terdapat prosedur yang

jelas yang harus dilakukan masing-masing penanggung jawab dan pengguna gedung

Perencanaan tindakan darurat kebakaran menjelaskan dengan rinci tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna bangunan dalam setiap keadaan darurat

Sesuai

6 Terdapat daftar panggil keadaan darurat (menghubungi nomor 600 yang langsung terhubung ke bagian informasi)

Perencanaan tindakan darurat kebakaran memuat informasi tentang daftar panggil keadaan darurat (emergency call) dari semua personil yang harus dilibatkan dalam merespon keadan darurat setiap waktu

Sesuai

7 Terdapat informasi alarm kebakaran dan titik panggil manual, jalan keluar, rute

evakuasi pada

perencanaan tindakan darurat

Perencanaan tindakan darurat kebakaran memuat informasi tentang denah lantai yang berisi:

a. Alarm kebakaran dan titik panggil manual

b. Jalan keluar c. Rute evakuasi

Sesuai

8 Evakuasi rencana pengamanan kebakaran melibatkan seluruh tingkatan manajemen

Evakuasi rencana pengamanan terhadap kebakaran melibatkan seluruh tingkatan manajemen

(26)

darurat dilakukan sekali dalam setahun

bagi karyawan 10 Pelatihan diarahkan

pada peran dan tanggungjawab individu

Pelatihan karyawan diarahkan pada peran dan tanggungjawab individu

Sesuai

11 Pelatihan diarahkan pada informasi tentang ancaman, bahaya dan tindakan protektif

Pelatihan karyawan diarahkan pada informasi tentang ancaman, bahaya dan tindakan protektif

Sesuai

12 Pelatihan diarahkan kepada prosedur pemberitahuan,

peringatan dan komunikasi

Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur pemberitahuan, peringatan dan komunikasi

Sesuai

13 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur tanggap darurat

Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur tanggap darurat

Sesuai

14 Pelatihan diarahkan kepada prosedur evakuasi, penampungan dan akuntabilitas

Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur evakuasi, penampungan dan akuntabilitas

Sesuai

15 Pelatihan diarahkan kepada pemberitahuan lokasi tempat peralatan yang biasa digunakan dalam keadaan darurat dan penggunaannya

Pelatihan karyawan diarahkan kepada pemberitahuan lokasi tempat peralatan yang biasa digunakan dalam keadaan darurat dan penggunaannya

Sesuai

16 Pelatihan diarahkan kepada prosedur penghentian darurat peralatan

Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur penghentian darurat peralatan

Sesuai

17 Dilakukannya

pengkajian rencana pengamanan oleh tim K3RS sekali dalam sebulan

Rencana pengamanan kebakaran dievaluasi dan dikaji sedikitnya sekali dalam sebulan

Sesuai

18 Tidak dilakukannya audit sistem proteksi yang rutin

Dilakukan audit sistem proteksi kebakaran yang yang terdiri dari audit keselamatan sekilas, audit awal, dan audit lengkap

Tidak sesuai

19 Tidak dilakukannya audit sistem proteksi yang rutin

Audit keselamatan sekilas dilakukan setiap enam bulan sekali oleh para operator teknisi yang berpengalaman

Tidak sesuai 20 Tidak dilakukannya

audit sistem proteksi

Audit awal dilakukan setiap satu tahun sekali

(27)

yang rutin

21 Tidak dilakukannya audit sistem proteksi yang rutin

Audit lengkap dilakukan setiap lima tahun sekali oleh konsultan ahli yang ditunjuk

Tidak sesuai 22 Dilakukannya pelatihan

serta sosialisasi pentingnya proteksi kebakaran pada semua penghuni gedung

Dilakukan sosialisasi pentingnya proteksi kebakaran

Sesuai

Dari 22 persyaratan mengenai prosedur tanggap darurat kebakaran menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009, terdapat 17 persyaratan yang terpenuhi dan mendapat scoring 77%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai prosedur tanggap darurat yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik.

4.3.2 Organisasi Proteksi Kebakaran di RSUP H Adam Malik

Berdasarkan pernyataan dari ketua K3RS mengenai organisasi proteksi kebakaran, yaitu:,

“Sudah, kami udah punya tim khusus penanggulangan kebakaran, susunannya itu

saya sebagai ketuanya, dibawahnya sekretaris, kemudian 3 koordinator, dibawah

koordinator itu ada penanggungjawab tiap ruangannya, ada 46 orang dari 46

ruangan semuanya. Tiap-tiap lantai itu juga ada lagi tim, ada tugasnya

masing-masing sesuai warna helmnya, itu ada 4 warna helm, beda-beda

(28)

Berikut ini adalah hasil observasi mengenai organisasi proteksi kebakaran di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.

Table 4.2

Kesesuaian Organisasi Proteksi Kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai

1 Terdapat tim

penanggulangan kebakaran

Pengelola bangunan gedung membentuk tim penanggulangan kebakaran

Sesuai

2 Terdapat tim

penanggulangan pada IGD dan masing-masing ruang IGD

Setiap unit bangunan gedung memiliki tim penanggulangan kebakaran masing-masing

Sesuai

3 Terdapat

penanggungjawab tim penanggulangan

kebakaran yaitu krua K3RS

Terdapat penanggungjawab yang membawahi seluruh pimpinan tim penanggulangan kebakaran setiap unit bangunan gedung

Sesuai

4 Terdapat kepala bagian teknik pemeliharaan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran

Terdapat kepala bagian teknik pemeliharaan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran

Sesuai

5 Terdapat kepala bagian keamanan pada struktur

organisasi tim

penanggulangan kebakaran

Terdapat kepala bagian keamanan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran

Sesuai

6 Terdapat operator komunikasi

Terdapat operator komunikasi Sesuai 7 Terdapat tim penyelamat

kebakaran

Terdapat tim penyelamat kebakaran Sesuai

(29)

organisasi proteksi kebakaran yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.

4.3.3 SDM Manajemen Penanggulangan Kebakaran

Sumber daya manusia dalam penanggulangan kebakaran di IGD RSUP H Adam Malik adalah karyawan, perawat, petugas keamanan, petugas kebersihan, atau semua penghuni Gedung IGD.

Berdasarkan hasil wawancara dari perwakilan karyawan IGD Rumah Sakit: “Kami semua di rumah sakit ini udah pernah dikasi pelatihan, sekali dalam

setahun. Kira-kira 90% karyawan rumah sakit ini udah dapat pelatihan mengenai

kebakaran, sisanya paling cuma karyawan baru yang belum dapat pelatihan.

Pelatihannya kayak cara gunain APAR, gimana cara evakuasi pasien, tahapan

yang dilakukan kalau terjadi kebakaran”.

Berdasarkan pernyataan dari perwakilan karyawan IGD Rumah Sakit diketahui bahwa SDM penanggulangan kebakaran sudah mempunyai pengetahuan bagaimana prosedur tanggap darurat jika terjadi bahaya kebakaran, cara menggunakan alat proteksi kebakaran seperti APAR dan menyelamatkan dokumen-dokumen penting IGD.

(30)
[image:30.595.108.520.169.408.2]

Table 4.3

Kesesuaian Sumber Daya Manusia di RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.

NO

Kondisi Aktual Elemen Sesuai

Tidak sesuai 1 SDM mempunyai dasar

pengetahuan,

pengalaman dan keahlian dibidang kebakaran

Sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan kebakaran mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang kebakaran

Sesuai

2 SDM mempunyai dasar pengetahuan,

pengalaman dan keahlian dibidang penyelamatan

Sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan kebakaran mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang penyelamatan

Sesuai

3 SDM diberikan

pendidikan dan pelatihan sekali dalam setahun

Diadakan pelatihan dan peningkatan kemampuan secara berkala bagi sumber daya manusia yang berada dalam manajemen penanggulangan kebakaran

Sesuai

(31)

4.3.4 Rata-rata Kesesuaian Manajemen Penanggulangan Kebakaran di RSUP H Adam Malik Medan

[image:31.595.113.514.249.364.2]

Tabel 4.4

Table 4.4 Rata-rata Kesesuaian Manajemen Penanggulangan Kebakaran di RSUP H Adam Malik Medan

Maka berdasarkan table 4.1 Rata-rata kesesuaian manajemen penanggulangan kebakaran di RSUP H Adam Malik Medan yaitu 92,33% adalah baik artinya terpasang dan memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, meskipun ada sebagian kecil yang belum sesuai dengan peraturan. 4.4 Sistem Proteksi Aktif Kebakaran di IGD

4.4.1 Detektor Kebakaran

Detektor di IGD RSUP H Adam Malik terdapat pada setiap ruangan, kecuali toilet. Detektor yang digunakan yaitu detektor panas dan asap. Detektor ini terhubung langsung dengan alarm, jika ada sumber panas atau asap yang berlebihan akan terdeteksi oleh detektor maka alarm pun akan berbunyi secara otomatis.

Berikut ini adalah hasil observasi mengenai detektor kebakaran di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan SNI 03-3985-2000.

No Manajeme penanggulangan kebakaran Nilai Skoring 1 Prosedur tanggap darurat di RSUP H Adam Malik 77% 2 Organisasi proteksi kebakaran di RSUP H Adam Malik 100% 3 Sumber daya manusia di RSUP H Adam Malik 100%

(32)
[image:32.595.113.517.166.453.2]

Tabel 4.5

Kesesuaian Detektor Kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai 1 Detektor terpasang di

seluruh lantai dan ruangan

Terdapat detektor kebakaran yang terpasang diseluruh ruangan

Sesuai

2 Detektor terjangkau jika dilakukan pemeliharaan dan pengujian

Setiap detektor yang dipasang dapat dijangkau untuk pemeliharaan dan untuk pengujian secara periodik

Sesuai

3 Detektor dipasang di tempat yang aman, aman dari gangguan mekanis

Detektor diproteksi terhadap kemungkinan rusak karena gangguan mekanis

Sesuai

4 Tidak dilakukannya inspeksi, pengujian dan pemeliharaan

Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan

Sesuai

5 Tidak terdapat rekaman hasil inspeksi

Rekaman hasil dari semua inspeksi, pengujian dan pemeliharaan harus disimpan untuk jangka waktu 5 tahun

Tidak sesuai

Dari 5 persyaratan mengenai detektor kebakaran menurut SNI 03-3985-2000 , terdapat 3 persyaratan yang terpenuhi dan mendapat scoring 60%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai detektor kebakaran yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik. 4.4.2 Alarm Kebakaran

[image:32.595.115.517.171.451.2]
(33)
[image:33.595.108.517.217.377.2]

Berikut ini adalah hasil observasi mengenai alarm kebakaran di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan SNI 03-3985-2000.

Table 4.6

Kesesuaiaan Alarm Kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai

1 Terdapat alarm

kebakaran pada tiap lantai

Terdapat alarm kebakaran Sesuai

2 Sinyal suara alarm kebakaran berbeda dari sinyal suara yang

dipakai untuk

penggunaan lain

Sinyal suara alarm kebakaran berbeda dari sinyal suara yang dipakai untuk penggunaan lain

Sesuai

Dari 2 persyaratan mengenai alarm kebakaran menurut SNI 03-3985-2000, semuanya terpenuhi dan mendapat scoring 100%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai alarm kebakaran yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.

4.4.3 Sprinkler

(34)
[image:34.595.113.521.209.754.2]

Berikut ini adalah hasil observasi mengenai sprinkler di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan SNI 03-3985-2000.

Tabel 4.7

Kesesuaiaan Sprinkler di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai 1 Sprinkler otomatik

terpasang di setiap lantai dan ruangan

Terpasang sprinkler otomatik Sesuai

2 Sprinkler tidak diberi ornament, cat atau diberi pelapisan

Sprinkler tidak diberi ornament, cat atau diberi pelapisan

Sesuai

3 Air yang digunakan untuk sprinkler bersih bebas bahan kimia

Air yang digunakan tidak mengandung bahan kimia yang dapat mengakibatkan korosi

Sesuai

4 Air yang digunakan untuk sprinkler adalah air yang bersih, bebas bahan kimia

Air yang digunakan tidak mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya sprinkler

Sesuai

5 Terdapat persediaan air khusus untuk instalasi sprinkler

Setiap sistem sprinkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup, serta dapat diandalkan setiap saat

Sesuai

6 Sistem penyediaan air dibawah penguasaan pemilik gedung

Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik gedung

Sesuai

7 Terdapat sambungan yang dapat digunakan petugas pemadam kebakaran

memompakan air kedalam sistem sprinkler

Harus disediakan sebuah sambungan yang memungkinkan petugas pemadam kebakaran memompakan air kedalam sistem sprinkler

Sesuai

8 Jarak antar sprinkler ± 2 meter

Jarak minimum antara dua kepala

sprinkler ≤ 2 m Sesuai

9 Kepala sprinkler tahan korosi, tidak berkarat

Kepala sprinkler yang terpasang merupakan kepala sprinkler yang tahan korosi

Sesuai

(35)

kepala sprinkler cadangan dan kuncinya ditempatkan pada ruangan ≤ 3 C

cadangan dan kunci kepala sprinkler ruangan ditempatkan di ruangan ≤ 3 C

11 Jumlah persediaan kepala sprinkler cadangan ≥ 36

Jumlah persediaan kepala sprinkler

cadangan ≥ 36 Sesuai

12 Sprinkler cadangan sesuai dengan sprinkler yang telah dipasang

Sprinkler cadangan sesuai baik tipe maupun temperatur dengan semua sprinkler yang telah dipasang

Sesuai

13 Terdapat kunci khusus sprinkler

Tersedia sebuah kunci khusus untuk sprinkler

Sesuai

Dari 13 persyaratan mengenai sprinkler menurut SNI 03-3985-2000, semuanya terpenuhi dan mendapat scoring 100%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai sprinkler yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.

4.4.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

(36)

Berikut ini adalah hasil observasi mengenai APAR di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.

Tabel 4.8

Kesesuaian APAR di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.20/PRT/M/2009

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai 1 Terdapat APAR di

setiap lantai dan ruangan

Tersedia alat pemadam api ringan Sesuai

2 Terdapat klasifikasi APAR (jenis powder dan CO2)

Terdapat klasifikasi APAR yang terdiri dari huruf yang menunjukkan kelas api dimana alat pemadam api terbukti efektif

Sesuai

3 Peletakan APAR

strategis

APAR diletakkan ditempat yang menyolok mata yang mana alat tersebut mudah dijangkau dan siap dipakai

Sesuai

4 Ada salah satu APAR di dekat lift terhalang oleh rollbenner

APAR tampak jelas dan tidak dihalangi

Tidak Sesuai 5 APAR dipasang kokoh

paa dinding

APAR selain jenis APAR beroda dipasang kokoh pada penggantung atau manufaktur atau pengikat yang terdaftar dan disetujui untuk tujuan tersebut

Sesuai

6 Jarak APAR dengan lantai ± 30 cm

Jarak antara APAR dan lantai ≥ 10 cm Sesuai

7 Terdapat cara

penggunaan APAR yang dipasang pada dinding diatas APAR

Instruksi pengoperasian harus ditempatkan pada bagian depan dari APAR dan harus terlihat jelas

Sesuai

8 Tidak terdapat alamat surat dan nomor telfon

APAR harus mempunyai label yang ditempelkan untuk memberikan informasi nama manufaktur atau nama agennya, alamat surat dan nomor telefon

Tidak sesuai

9 Dilakukan inspeksi APAR setiap bulannya

APAR diinspeksi pada setiap interval waktu kira-kira 30 hari

Sesuai 10 Terdapat arsip APAR Arsip dari semua APAR yang

diperiksa (termasuk tindakan korektif yang dilakukan) disimpan

(37)

11 Pemeliharaan APAR dilakukan tiap bulan

Dilakukan pemeliharaan terhadap

APAR pada jangka waktu ≤ 1 tahun Sesuai 12 Terdapat kartu inspeksi

APAR yang terpasang pada APAR

Setiap APAR mempunyai kartu atau label yang diletakkan dengan kokoh yang menunjukkan bulan dan tahun dilakukannya pemeliharaan

Sesuai

13 Pada kartu inspeksi terdapat indifikasi petuga

Pada label pemeliharaan terdapat identifikasi petugas

Sesuai

Dari 13 persyaratan mengenai APAR menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009, terdapat 11 persyaratan yang terpenuhi dan mendapat scoring 85%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai APAR yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.

4.4.5 Hidran

Dari hasil pengamatan terdapat hydrant halaman dan hidran gedung, yang masing-masing ditempatkan di setiap lantai. Kotak hidran di cat merah dan tidak terkunci. Hidran halaman di IGD sudah tidak baik, warna hidran juga sudah pudar, tulisan hidran sudah tidak ada. Petunjuk penggunaan hidran terdapat pada setiap kotak.

(38)
[image:38.595.113.518.151.629.2]

Table 4.9

Kesesuaiaan Hidran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai 1 Didalam lemari hydrant

hanya terdapat peralatan hydrant seperti selang hydrant

Lemari hidran hanya digunakan untuk menempatkan peralatan kebakaran

Sesuai

2 Lemari hydrant di cat warna merah dengan tulisan putih

Setiap lemari hidran dicat dengan warna yang menyolok mata

Sesuai

3 Selang dan kotak hydrant bebas dari hambatan

Sambungan selang dan kotak hidran tidak boleh terhalang

Sesuai

4 Slang hydrant tersusun rapi pada kotak hydrant

Slang kebakaran diletakkan dan siap digunakan

Sesuai 5 Terdapat nozel di

dalam kotak hydrant

Terdapat nozel Sesuai

6 Hidran halaman dalam keadaan rusak, selang hidran juga sudah tidak ada

Terdapat hidran halaman Tidak Sesuai

7 Hydrant halaman terletak di sepanjang jalur akses mobil pemadam kebakaran, yaitu di depan gedung IGD

Hidran halaman diletakkan disepanjang jalur akses mobil pemadam kebakaran

Sesuai

8 Jarak hydrant dengan akses mobil pemadam kebakaran ± 2 meter

Jarak hidran dengan sepanjang akses mobil pemadam kebakaran ≤ 50 meter dari hidran

Sesuai

9 Sudah tidak ada lagi keterangan pada kotak hidran, karna hidran dalam keadaan rusak

Hidran halaman bertekanan 3,5 bar Tidak sesuai

(39)

tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik.

4.4.6 Rata-rata kesesuaian sistem proteksi aktif di IGD Tabel 4.10

Rata-rata Kesesuaian Sistem Proteksi Aktif

Maka berdasarkan tabel 4.10 rata-rata kesesuaian sarana proteksi aktif di IGD RSUP H Adam Malik Medan yaitu 84,6% adalah baik artinya terpasang dan memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4.5 Sarana Penyelamatan Jiwa di IGD 4.5.1 Pintu Darurat

Pintu darurat di IGD RSUP H Adam Malik berjumlah 5, dua di lantai 5, 1 di lantai 4, dan 2 di lantai 1. Pintu darurat berjenis engsel sisi atau pintu ayun, jenis engsel sisi atau pintu ayun dipilih agar pintu mampu berayun dari posisi manapun sehingga mencapai posisi terbuka penuh. Pintu tersebut dapat tertutup secara otomatis. Pintu darurat tidak pernah di kunci.

Berikut ini adalah hasil observasi mengenai pintu darurat di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.

No Sarana Proteksi Aktif Kebakaran Nilai Skoring 1 Alat deteksi kebakaran/ detektor kebakaran 60%

2 Alarm kebakaran 100%

3 Sprinkler 100%

4 APAR 85%

5 Hidrant 78%

[image:39.595.110.505.224.368.2]
(40)

Table 4.11

Kesesuaiaan Pintu Darurat di RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai 1 Pintu darurat berjenis

engsel sisi atau pintu ayun

Pintu pada sarana jalan keluar harus berjenis engsel sisi atau pintu ayun

Sesuai

2 Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh

Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh

Sesuai

3 Pintu darurat terhubung langsung ke jalur jalan keluar

Pintu darurat membuka kearah jalur jalan keluar

Sesuai

4 Salah satupintu darurat terkunci tidak dapat dibuka

Pintu darurat tidak membutuhkan sebuah anak kunci, alat atau pengetahuan khusus atau upaya tindakan untuk membukanya dari dalam bangunan gedung

Tidak sesuai

5 Grendel pintu darurat ditempatkan 90cm dari lantai

Grendel pintu darurat ditempatkan 87-120 cm diatas lantai

Sesuai

6 Pintu darurat tidak dalam kondisi terbuka setiap saat

Pintu darurat tidak dalam kondisi terbuka setiap saat

Sesuai

7 Pintu darurat menutup sendiri atau menutup otomatis

Pintu darurat menutup sendiri atau menutup otomatis

Sesuai

(41)

Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.

4.5.2 Tangga Darurat di RSUP H Adam Malik

Disetiap lantai gedung IGD memiliki tangga darurat, di sisi kiri dan kanan gedung, tangga darurat tersebut memiliki pegangan disalah satu sisinya, permukaan tangga tersebut tidak licin, tangga darurat diberi tanda tulisan warna putih dengan warna dasar hijau, tangga darurat bebas dari benda-benda yang menghalangi. Tangga darurat di IGD RSUP H Adam Malik memiliki sebanyak 11 bordes.

[image:41.595.116.518.471.751.2]

Berikut ini adalah hasil observasi mengenai tangga darurat di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.

Table 4.12

Kesesuaiaan Tangga Darurat di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008

NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai

1 Terdapat tanda

pengenal (Tangga Darurat) dengan dasar hijau dan warna tulisan putih

Tangga kebakaran ini harus disediakan dengan tanda pengenal khusus

Sesuai

2 Tidak terdapat penanda lantai di setiap tagga darurat

Penandaan tersebut harus menunjukkan tingkat lantai

Tidak sesuai 3 Bordes antar tangga 11 Bordes antar tangga minimal 8 dan

maksimal 18

Sesuai 4 Tangga kebakaran tidak

dibatasi dengan dinding

Tangga kebakaran tidak dibatasi dengan dinding

Sesuai 5 Ruang kosng dibawah

tangga bersih dari barang apapun

Ruang kosong dibawah tangga tidak untuk menyimpan barang

Sesuai

6 Tangga darurat

berbentuk zigzag

Tidak boleh berbentuk tangga spiral sebagai tangga utama

(42)

Dari 6 persyaratan mengenai tangga darurat menurut Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, hanya 5 yang memenuhi persyaratan dan mendapat scoring 83%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai tangga darurat yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.

4.5.3 Tempat Berhimpun IGD RSUP H Adam Malik

RSUP H Adam Malik sudah memiliki tempat berhimpun jika terjadi kebarakan, tempat berhimpun tersebut terletak dibeberapa titik, namun dengan perkembangan RSUP yang semakin meningkat, maka tempat berhimpun yang ada beberapa diantaranya sudah dijadikan lahan parkir. Untuk area berhimpun sudah diberikan keterangan atau papan yang beupa petunjuk bahwa area tersebut merupakan tempat berhimpun/evakuasi. Dari hasil pengamatan tempat berhimpun gedung IGD berada di sisi kanan gedung, namun tempat berhimpunnya tidak sesuai dengan jumlah penghuni dan pengunjung IGD, tetapi jika terjadi kebakaran dapat menyelamatkan diri ke jalanan atau keluar dari rumah sakit, karena IGD ini terletak di pinggir jalan.

(43)
[image:43.595.111.521.152.308.2]

Table 4.13

Kesesuaian Tempat Berhimpun di RSUP H Adam Malik dengan NFPA 101

NO Kondisi actual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai 1 Terdapat tempat

berhimpun disebelah kiri gedung

Tersedia tempat berhimpun setelah evakuasi

Sesuai

2 Terdapat papan

petunjuk tempat berhimpun

Tersedia petunjuk tempat berhimpun Sesuai

3 Luas tempat berhimpun sesuai

Luas tempat berhimpun sesuai, minimal 0,3 m/orang

Sesuai

Dari 3 persyaratan mengenai tempat berhimpun menurut NFPA 101, semuanya terpenuhi dan mendapat scoring 100%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai tempat berhimpun yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.

4.5.4 Petunjuk Arah Jalan Keluar

Petunjuk arah jalan keluar di RSUP H Adam Malik dipasang di sepanjang sisi jalan keluar dan pintu keluar serta dipintu-pintu darurat, pemasangan ini dimaksudkan agar arah jalan keluar dapat terbaca dengan jelas dan penghuni gedung dapat mengetahui jalan keluar.

Berikut ini adalah hasil observasi mengenai petunjuk arah jalan keluar di IGD RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.

(44)

Kesesuaian Petunjuk Arah Jalan Keluar di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008

NO Kondisi aktual Elemen Sesuai/

Tidak sesuai

1 Terdapat tanda

petunjuk arah jalan keluar dengan tulisan, EXIT, EVAKUASI, Tangga Darurat.

Terdapat tanda petunjuk arah pada sarana jalan keluar

Sesuai

2 Warna dasar petunjuk arah hijau dengan tulisan putih

Warna petunjuk arah nyata dan kontras berwarna hijau dan putih

Sesuai

3 Terdapat tanda arah pada setiap lokasi

Pada setiap lokasi ditempatkan tanda arah

Sesuai 4 Tanda arah dapat

dibaca pada kedua mode pencahayaan normal dan darurat

Tanda arah dapat dibaca pada kedua mode pencahayaan normal dan darurat

Sesuai

5 Tanda petunjuk arah terbaca EXIT yang berukuran 10 cm

Tanda petunjuk arah terbaca EXIT atau kata lain yang tepat berukuran ≥ 10 cm

Sesuai

6 Lebar huruf EXIT 5 cm, huruf I < 1 cm

Lebar huruf pada kata EXIT ≥ 5 cm, kecuali huruf I

Sesuai 7 Spasi antara huruf pada

kata EXIT 2 cm

Spasi minimum antara huruf pada kata

EXIT ≥ 1 cm Sesuai

Dari 7 persyaratan mengenai tanda petunjuk arah jalan keluar menurut Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, semuanya memenuhi persyaratan dan mendapat scoring 100%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai tanda petunjuk arah jalan keluar yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.

4.5.5 Rata-rata kesesuaian sarana penyelamatan jiwa di RSUP H Adam Malik Medan

(45)

Rata-rata Kesesuaian Penanggulangan ebakaran di RSUP H Adam Malik Medan

Maka berdasarkan table 4.15 rata-rata kesesuaian sarana penyelamatan jiwa di RSUP H Adam Malik Medan yaitu 92,25% adalah baik artinya terpasang dan memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan meskipun beberapa elemen ada yang tidak sesuai dengan peraturan.

No Sarana Penyelamatan Jiwa Nilai Skoring

1 Pintu Darurat 86%

2 Tangga Darurat 83%

3 Tempat Berhimpun 100%

4 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar 100%

(46)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Manajemen Proteksi Kebakaran

Menurut Kepmen PU RI No.11/KTPS/2000, setiap bangunan yang mempunyai luas lantai minimal 5.000 m² wajib menerapkan manajemen penanggulangan kebakaran. Berdasarkan data yang diperoleh, RSUP H Adam Malik memiliki luas lebih dari 5.000 m² oleh karena itu RSUP H Adam Malik wajib menerapkan manajemen penanggulangan kebakaran.

(47)

dan pemeliharaan setiap sistem proteksi kebakaran tidak rutin dilakukan, menurut kepala IPSRS hal ini karena tidak adanya waktu yang pas dikarenakan pengunjung IGD selalu ramai dan juga karena ada beberapa sistem dari proteksi kebakaran seperti sprinkler tidak maintenance yang apabila di uji coba akan mengeluarkan air dan suara sehingga tidak bisa dilakukan uji coba. Inspeksi rutin hanya dilakukan pada APAR yaitu sekali dalam sebulan yang dilakukan oleh petugas kesling, sedangkan untuk sistem proteksi lainnya menjadi tanggung jawab petugas IPSRS. Menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009 prosedur tanggap darurat kebakaran mencakup kegiatan audit sistem proteksi kebakaran yang harus dilakukan secara berkala, karena sistem proteksi kebakaran ini adalah hal yang paling penting dan utama dalam melindungi pengguna gedung sehingga harus dipelihara dengan baik, pengujian sistem dilakukan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 1% dari jumlah sistem proteksi tersebut, jika didapatkan kerusakan atau tidak berfungsinya sampel maka sistem proteksi yang diwakilkan sampel harus diganti atau di perbaiki seluruhnya. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009 adalah cukup baik.

(48)

tersebut juga ada pembagian tugas individu atau jadwal piket setiap harinya, terdiri dari 4 orang di pagi hari, 4 orang di sore hari, dan 4 orang di malam hari. Pembagian tugasnya di rolling sesuai warna helm, helm merah penanggungjawab api yaitu melakukan proses memutus rantai api dengan mengatur aliran oksigen, memutuskan panel listrik dan mengatur pergerakan APAR, helm biru penanggungjawab pasien, helm putih penanggungjawab dokumen, dan helm kuning penanggungjawab fasilitas medis. Dari 7 persyaratan mengenai prosedur tanggap darurat kebakaran menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009, semuanya terpenuhi, yaitu sudah terdapatnya tim penanggulangan kebakaran, setiap unit bangunan gedung memiliki tim penanggulangan kebakaran, yaitu tiap lantainya sudah ada penanggungjawab masing-masingnya jika terjadi bahaya kebakaran, terdapat tim penyelamat kebakaran. Hal ini sesuai dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.

(49)

yaitu sumber daya manusia mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang kebakaran dan penyelamatan, sumber daya manusia diberi pendidikan dan pelatihan secara berkala. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan karyawan rumah sakit, yang mengatakan bahwa mereka telah diberi pelatihan mengenai bahaya kebakaran, dan mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran. Menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009, untu mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien harus didukung oleh tenaga-tenaga yang mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang proteksi kebakaran. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik atau sesuai dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.

5.2 Sistem Proteksi Aktif Kebakaran di IGD

(50)

memantau kondisi detektor tersebut dan sebagai acuan ke depannya apakah detektor ini layak atau tidak untuk digunakan, hal ini dikarenakan kesibukan dan menurut kepala IPSRS berdasarkan hasil wawancara detektor ini merupakan hal yang tidak maintanance, tidak dapat dilakukan uji coba, karena jika dicoba semua sistem proteksi seperti alarm dan sprinkler otomatis akan hidup dan akan mengganggu kegiatan di IGD. Menurut SNI 03-3985-2000 inspeksi dan uji coba ini harus dilakukan secara berkala tiap tahunnya agar apabila terjadi kerusakan atau kurang berfungsi optimal dapat diketahui lebih awal. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik, masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan SNI 03-3985-2000.

(51)

mencegah penjalaran api. Bunyi alarm ini dapat terdengar keseluruh ruangan disetiap lantai gedung. Hal ini sudah sesuai dengan SNI 03-3985-2000.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran, sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadam kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflector pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat memancar ke semua

arah secara merata. Dari hasil observasi dan dari 13 persyaratan menurut SNI 03-3985-2000,semuanya terpenuhi, yaitu terpasangnya sprinkler otomatik, sprinkler tidak diberi ornament cat atau diberi pelapisan, kepala sprinkler yang terpasang merupakan kepala sprinkler yang tahan korosi, kotak penyimpanan kepala sprinkler cadangan dan kunci kepala sprinkler ruangan ditempatkan diruangan ≤

3 C, jumlah persediaan kepala sprinkler cadangan ≥ 36, sprinkler cadangan sesuai

baik tipe maupun temperature dengan semua sprinkler yang telah dipasang, tersedia sebuah kunci khusus untuk sprinkler, sprinkler tersebar diseluruh ruangan dengan jarak antar sprinkler ± 2 meter. Persediaan air untuk instalasi sprinkler berasal dari sumber air bersih yang terbebas dari lumpur, pasir, dan zat kimia. Hal ini sesuai dengan SNI 03-3985-2000.

(52)
(53)

label tersebut di tempelkan agar jika terjadi kerusakan dapat dengan mudah dan sesegera mungkin menghubungi agennya. Menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009 peletakan APAR harus tampak jelas dan tidak dihalangi oleh benda apapun, agar pada saat terjadi bahaya kebakaran pengguna gedung dapat dengan mudah menemukan APAR dan dapat memadamkan api, hal ini dikarenakan kurangnya perhatian, kesadaran dan pengetahuan SDM yang ada disana, dan juga APAR harus mempunyai label yang ditempelkan untuk memberikan informasi nama manufaktur atau nama agennya, alamat surat dan nomor telefon. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik dan masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.

(54)

pemadam kebakaran dan terdapat juga nozel pada hydrant. Hydrant gedung diletakkan pada dinding beton yang datar dan kokoh, terdapat petunjuk penggunaan hydrant yang mudah terlihat, hal ini sesuai dengan peraturan perundangan. Menurut SNI 03-3985-2000 setiap gedung harus memiliki hydrant halaman untuk menyambungkan sistem pemadam kebakaran di gedung dengan sistem yang terdapat pada mobil dinas pemadam kebakaran, didalam kotak hydrant harus terdapat slang kebakaran dan siap digunakan, sedangkan dari hasil observasi hydrant halaman dalam keadaan rusak, tidak terdapat lagi slang kebakaran didalam kotak hydrant, hal ini karena kurangnya perhatian dan pemeriksaan terhadap alat-alat proteksi kebakaran. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik, masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan SNI 03-3985-2000. 5.3 Sarana Penyelamatan Jiwa di IGD

(55)

Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, setiap pintu pada sarana jalan keluar harus dari jenis engsel sisi atau pintu ayun, pintu harus dirancang dan dipasang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh. Dari hasil observasi hanya satu persyaratan yang belum terpenuhi yaitu pintu darurat yang tidak bisa dibuka karena kerusakan. Hal ini tidak sesuai dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008 tentang pintu darurat yang berbunyi pintu darurat tidak membutuhkan sebuah anak kunci, alat atau pengetahuan khusus atau upaya tindakan untuk membukanya dari dalam bangunan gedung. Hal ini karena kesibukan sehingga belum terlaksananya perbaikan pintu yang rusak dan juga karena beranggapan masih bisa menggunakan tangga darurat di sebelah kanan gedung untuk evakuasi. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik, dan masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.

(56)

dibatasi oleh dinding, tangga darurat memiliki pegangan yang terbuat dari besi. Pegangan tangga ini berbentuk bulat dan tidak terputus, ruang kosong dibawah tangga bersih, tidak dijadikan tempat meletakkan barang. Menurut Permen PU RI No.26/PRT/M/2008 tangga darurat harus memiliki penanda yang menunjukkan tingkat lantai, penanda ini berfungsi untuk mengetahui posisi lantai disetiap bangunan gedung, sedangkan dari hasil observasi penandaan tingkat lantai ini tidak ada. Seharusnya gedung IGD memberikan penanda disetiap lantainya agar pengguna gedung dapat mengetahui posisi keberadaan lantai pada saat terjadinya bahaya kebakaan. Gedung IGD RSUP H Adam Malik memiliki 11 bordes (anak tangga) hal ini sesuai dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, bordes antar tangga minimal 8 dan maksimal 18 hal ini karena bila tangga kurang dari 8 akan menyebabkan kemiringan tangga menjadi curam dan bila lebih dari 18 tangga akan menjadi landai sehingga melelahkan saat naik maupun turun tangga. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et .al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik, dan masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.

(57)

karena bangunan IGD terdapat di pinggir jalan jika terjadi bahaya kebakaran pengguna gedung dapat langsung keluar dari area rumah sakit. Menurut NFPA 101 tahun 1995 luas tempat berhimpun minimal 0,3 meter/orang, hal ini sudah sesuai dengan peraturan perundangan. Hal ini sesuai dengan NFPA 101 tahun 1995.

Petunjuk arah jalan keluar digunakan untuk memberitahu arah jalan keluar kepada para penghuni saat terjadi keadaan darurat. Selain itu, petunjuk arah ini juga dapat membantu memudahkan jalannya proses evakuasi. Pada umumnya, setiap gedung terutama gedung bertingkat harus memiliki petunjuk arah jalan keluar. Dari 7 persyaratan mengenai tanda petunjuk arah jalan keluar menurut Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, semuanya memenuhi persyaratan, yaitu tanda petunjuk arah jalan keluar di IGD RSUP H Adam Malik dipasang di sepanjang sisi jalan keluar dan pintu-pintu darurat, berwarna hijau dengan tulisan putih. Pada setiap lokasi ditempatkan tanda arah. Tanda arah dapat dibaca pada kedua mode pencahayaan normal dan darurat. Tanda petunjuk arah terbaca EXIT atau kata lain yang tepat berukuran ≥ 10 cm, dengan lebar huruf pada kata EXIT 5 cm, kecuali

(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap manajemen proteksi kebakaran, sistem proteksi aktif kebakaran, dan sarana penyelamatan jiwa di IGD RSUP H Adam Malik, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. RSUP H Adam Malik sudah menerapkan manajemen proteksi kebakaran, namun ada beberapa persyaratan yang belum sesuai dengan peraturan perundangan. Tingkat kesesuaian prosedur tanggap darurat 77% yaitu cukup baik. Tingkat kesesuaian organisasi proteksi kebakaran 100% yaitu baik sesuai persyaratan. Tingkat kesesuaian sumber daya manusia (SDM) 100% yaitu baik sesuai persyaratan. Secara keseluruhan tingkat kesesuaian manajemen proteksi kebakaran RSUP H Adam Malik adalah baik.

2. Sistem proteksi aktif di IGD RSUP H Adam Malik terdiri dari detektor kebakaran, alarm kebakaran, sprinkler, APAR, dan hydrant. Tingkat kesesuaian detektor 85% yaitu cukup baik. Tingkat kesesuaian alarm kebakaran 100% yaitu baik sesuai persyaratan. Tingkat kesesuaian sprinkler 100% yaitu baik sesuai persyaratan. Tingkat kesesuaian APAR 85% yaitu baik. Tingkat kesesuaian hydrant 78% yaitu cukup baik.

(59)

baik, sesuai persyaratan. Tingkat kesesuaian petunjuk arah jalan keluar 100% yaitu baik sesuai persyaratan.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis antara lain:

a. Menjadwalkan kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem proteksi secara rutin yaitu minimal 2 kali dalam setahun dalam periode 6 bulan dan 12 bulan, menyimpan rekaman hasil inspeksi dengan rapi, dan memasang prosedur tanggap darurat yang telah ada secara umum seperti di ruang pendaftaran pasien agar semua pengunjung mengetahui apa yang dilakukan jika terjadi bahaya kebakaran.

b. Sebaiknya APAR diberi label informasi nama manufaktur atau nama agen, alamat surat, dan nomor telfonnya, memperhatikan semua peletakan APAR agar tidak ada yang terhalang oleh benda lain.

c. Sebaiknya setiap lantai tangga darurat diberi penandaan tingkat lantai yang jelas.

(60)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebakaran

2.1.1 Pengertian Kebakaran

Menurut Permen PU RI No. 26/PRT/M/2008, bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran api yang menimbulkan asap dan gas.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kebakaran adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan berea

Gambar

Tabel 2
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tesis : ANALISA SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi gambaran sistem proteksi pelaksanaan/rancangan dan tanggap darurat terhadap bahaya kebakaran di ICU RSUP H.. Adam

Namun, untuk sistem proteksi kebakaran aktif, akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran, sistem proteksi kebakaran pasif dan sarana penyelamatan jiwa masing- masing hanya

Sedangkan sistem proteksi aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun

Berdasarkan hasil observasi dan perbandingan kesesuaian sistem proteksi aksi terhadap kebakaran di gedung RSUP H Adam Malik secara keseluruhan memenuhi persyaratan, dari 50

Menurut Kepmen PU No 10 tahun 2000 Sarana penyelamatan jiwa adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Analisis

Huruf b Yang dimaksud dengan “proteksi aktif” adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun