Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN
(Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Pertanyaan :
1. Apakah RSUP H Adam Malik mempunyai tim khusus untuk penanggulangan kebakaran?
2. Apakah setiap personil penanggulangan kebakaran memiliki tugasnya masing-masing?
3. Apakah pernah diadakan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan rumah sakit?
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN
(Kepala IPSRS) Pertanyaan :
1. Apakah rumah sakit rutin mengadakan inspeksi dan pemeliharaan peralatan kebakaran?
2. Dalam jangka waktu berapa lama dilakukannya inspeksi dan pemeliharaan peralatan kebakaran?
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN
(Perwakilan dari karyawan rumah sakit) Nama :
Jabatan :
Pertanyaan :
1. Apakah anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan pemadam kebakaran di RSUP H Adam Malik ini?
Lampiran 2 Lembar observasi
Tabel 1
Kesesuaiaan prosedur tanggap darurat di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.20/PRT/M/2009
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Terdapat tim perencanaan pengaman kebakaran
2 Terdapat rencana tindakan darurat kebakaran (fire emergency plan) dalam rencana pengamanan kebakaran 3 Terdapat prosedur inspeksi, uji coba, dan pemeliharaan
sistem proteksi kebakaran
4 Terdapat jadwal inspeksi, uji coba dan pemeliharaan setiap sistem proteksi kebakaran
5 Perencanaan tindakan darurat kebakaran menjelaskan dengan rinci tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna bangunan dalam setiap keadaan darurat
6 Perencanaan tindakan darurat kebakaran memuat informasi tentang daftar panggil keadaan darurat (emergency call) dari semua personil yang harus dilibatkan dalam merespon keadaan darurat setiap waktu 7 Perencanaan tindakan darurat kebakaran memuat
informasi tentang denah lantai yang berisi:
a. Alarm kebakaran dan titik panggil manual b. Jalan keluar
c. Rute evakuasi
8 Evakuasi rencana pengamanan terhadap kebakaran melibatkan seluruh tingkatan manajemen korporat
9 Diadakan pelatihan tanggap darurat bagi mahasiswa 10 Pelatihan karyawan diarahkan pada peran dan
tanggungjawab individu
11 Pelatihan karyawan diarahkan pada informasi tentang ancaman, bahaya dan tindakan protektif
12 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur pemberitahuan, peringatan dan komunikasi
13 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur tanggap darurat
14 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur evakuasi, penampungan dan akuntabilitas
16 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur penghentian darurat peralatan
17 Rencana pengamanan kebakaran dievaluasi dan dikaji sedikitnya sekali dalam sebulan
18 Dilakukan audit sistem proteksi kebakaran yang yang terdiri dari audit keselamatan sekilas, audit awal, dan audit lengkap
19 Audit keselamatan sekilas dilakukan setiap enam bulan sekali oleh para operator teknisi yang berpengalaman 20 Audit awal dilakukan setiap satu tahun sekali
21 Audit lengkap dilakukan setiap lima tahun sekali oleh konsultan ahli yang ditunjuk
22 Dilakukan sosialisasi pentingnya proteksi kebakaran
Tabel 2
Kesesuaiaan organisasi Proteksi kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.20/PRT/M/2009
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Pengelola bangunan gedung membentuk tim
penanggulangan kebakaran
2 Setiap unit bangunan gedung memiliki tim penanggulangan kebakaran masing-masing
3 Terdapat penanggungjawab yang membawa seluruh pimpinan tim penanggulangan kebakaran setiap unit bangunan gedung
4 Terdapat coordinator tim penanggulangan kebakaran unit bangunan yang membawahi kepala bagian teknik pemeliharaan dan kepala bagian keamanan
5 Terdapat kepala bagian teknik pemeliharaan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran
6 Terdapat kepala bagian keamanan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran
7 Terdapat operator komunikasi
8 Kepala bagian teknik pemeliharaan membawahi operator listrik dan genset
9 Kepala bagian teknik pemeliharaan membawahi operator pompa
Tabel 3
Kesesuaian sumber daya manusia di RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009
NO
Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan
kebakaran mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang kebakaran
2 Sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan kebakaran mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang penyelamatan
3 Diadakan pelatihan dan peningkatan kemampuan secara berkala bagi sumber daya manusia yang berada dalam manajemen penanggulangan kebakaran
Tabel 4
Kesesuaian APAR di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2009
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Tersedia alat pemadam api ringan
2 Terdapat klasifikasi APAR yang terdiri dari huruf yang menunjukkan kelas api dimana alat pemadam api terbukti efektif
3 APAR diletakkan ditempat yang menyolok mata yang mana alat tersebut mudah dijangkau dan siap dipakai
4 APAR tampak jelas dan tidak dihalangi
5 APAR selain jenis APAR beroda dipasang kokoh pada penggantung atau manufaktur atau pengikat yang terdaftar dan disetujui untuk tujuan tersebut
6 Jarak antara APAR dan lantai ≥ 10 cm
7 Instruksi pengoperasian harus ditempatkan pada bagian depan dari APAR dan harus terlihat jelas
8 Label sistem identifikasi bahan berbahaya, label pemeliharaan enam tahun, lebel uji hidrostatik atau label lain harus tidak boleh ditempatkan dibagian depan dari APAR atau ditempelkan pada bagian depan APAR
agennya, alamat surat dan nomor telefon
10 APAR diinspeksi pada setiap interval waktu kira-kira 30 hari
11 Arsip dari semua APAR yang diperiksa (termasuk tindakan korektif yang dilakukan) disimpan
12 Dilakukan pemeliharaan terhadap APAR pada jangka waktu ≤ 1 tahun
13 Setiap APAR mempunyaikartu atau label yang diletakkan dengan kokoh yang menunjukkan bulan dan tahun dilakukannya pemeliharaan
14 Pada label pemeliharaan terdapat identifikasi petugas
Tabel 5
Kesesuaiaan Hidran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Lemari hidran hanya digunakan untuk menempatkan
peralatan kebakaran
2 Setiap lemari hidran dicat dengan warna yang menyolok mata
3 Sambungan selang dan kotak hidran tidak boleh terhalang 4 Slang kebakaran diletakkan dan siap digunakan
5 Terdapat nozel
6 Terdapat hidran halaman
7 Hidran halaman diletakkan disepanjang jalur akses mobil pemadam kebakaran
8 Jarak hidran dengan sepanjang akses mobil pemadam kebakaran ≤ 50 meter dari hidran
Tabel 6
Kesesuaiaan alarm kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Terdapat alarm kebakaran
2 Sinyal suara alarm kebakaran berbeda dari sinyal suara yang dipakai untuk penggunaan lain
Tabel 7
Kesesuaiaan sprinkler di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Terpasang sprinkler otomatik
2 Sprinkler tidak diberi ornament, cat atau diberi pelapisan 3 Air yang digunakan tidak mengandung bahan kimia yang
dapat mengakibatkan korosi
4 Air yang digunakan tidak mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya sprinkler
5 Setiap sistem sprinkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup, serta dapat diandalkan setiap saat
6 Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik gedung
7 Harus disediakan sebuah sambungan yang memungkinkan petugas pemadam kebakaran memompakan air kedalam sistem sprinkler
8 Jarak minimum antara dua kepala sprinkler ≤ 2 m
9 Kepala sprinkler yang terpasang merupakan kepala sprinkler yang tahan korosi
10 Kotak penyimpanan kepala sprinkler cadangan dan kunci kepala sprinkler ruangan ditempatkan diruangan ≤ 3 C 11 Jumlah persediaan kepala sprinkler cadangan ≥ 36
12 Sprinkler cadangan sesuai baik tipe maupun temperature rating dengan semua sprinkler yang telah dipasang
Tabel 8
Kesesuaiaan detektor kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Terdapat detektor kebakaran yang terpasang diseluruh
ruangan
2 Setiap detektor yang dipasang dapat dijangkau untuk pemeliharaan dan untuk pengujian secara periodik
3 Detektor diproteksi terhadap kemungkinan rusak karena gangguan mekanis
4 Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan
5 Rekaman hasil dari semua inspeksi, pengujian dan pemeliharaan harus disimpan untuk jangka waktu 5 tahun
Tabel 9
Kesesuaiaan pintu darurat di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Pintu pada sarana jalan keluar harus berjenis engsel sisi atau
pintu ayun
2 Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh 3 Pintu darurat membuka kearah jalur jalan keluar
4 Pintu darurat tidak membutuhkan sebuah anak kunci, alat atau pengetahuan khusus atau upaya tindakan untuk membukanya dari dalam bangunan gedung
Tabel 10
Kesesuaiaan tangga darurat di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Tangga kebakaran ini harus disediakan dengan tanda
pengenal khusus
2 Penandaan tersebut harus menunjukkan tingkat lantai 3 Bordes antar tangga minimal 8 dan maksimal 18 4 Tangga kebakaran tidak dibatasi dengan dinding
5 Ruang kosong dibawah tangga tidak untuk menyimpan barang
6 Tidak boleh berbentuk tangga spiral sebagai tangga utama
Tabel 11
Kesesuaian tanda petunjuk arah jalan keluar di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Terdapat tanda petunjuk arah pada sarana jalan keluar
2 Warna petunjuk arah nyata dan kontras berwarna hijau dan putih
3 Pada setiap lokasi ditempatkan tanda arah dengan indikator arah
4 Tanda arah dapat dibaca pada kedua mode pencahayaan normal dan darurat
5 Tanda petunjuk arah terbaca EXIT atau kata lain yang tepat berukuran ≥ 10 cm
Tabel 12
Kesesuaian tempat berhimpun di RSUP H Adam Malik dengan NFPA 101
NO Elemen Kondisi aktual
Sesuai Tidak sesuai 1 Tersedia tempat berhimpun setelah evakuasi
2 Tersedia petunjuk tempat berhimpun
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Indonesia, 2000. SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standar Nasional Indonesia.
Badan Standar Nasional Indonesia, 2000. SNI 03-3989-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Sistem Sprinkler Otomotik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada BBangunan Gedung. Jakarta : Badan Standar Nasional Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10/KTPS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.11/KTPS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
Kurniawan, A., 2014. Gambaran Manajemen dan Sistem Proteksi Kebakaran di Gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta. Skripsi, Universitas Islam Negeri Jakarta.
Mukhlis. 2010. Hubungan Desain Fisik Dengan Kepuasan Pengguna Instalasi Gawat Darurat di BPK RSUD Kota Langsa. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per04/Men/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
Ramli, S., 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko (Risk Management). Dian Rakyat. Jakarta.
Saptaria, E., 2005. Pedoman Teknis Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung. Bandung: Puslitbang Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Departemen Pekerjaan Umum.
Suara Pembaruan. 2012. IGD Rumah Sakit Persahabatan Terbakar, Pasien Berhamburan. Diakses dari http://www.sp.beritasatu.com/home/igd-rs-persahabatan-terbakar-pasien-berhamburan/26426 pada tanggal 21 Juni 2016, 15:48.
Hesna, Y., Hidayat, B., 2009. Evaluasi Penerapan Sistem Keselamatan Kebakaran pada Bangunan Gedung Rumah sakit Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Rekayasa Sipil Vol 5 No.2. Diakses dari
http://jrs.ft.unand.ac.id/index.php/jrs/article/viewFile/v5-n2-hesna/60 pada tanggal 10 Juni 2016, 22:11.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah mix methode yaitu penggabungan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif, kuantitatifnya dengan melakukan observasi langsung dan kualitatifnya dengan melakukan wawancara dengan ketua K3RS, kepala IPSRS, dan perwakilan karyawan IGD dengan menggunakan pedoman untuk mengetahui gambaran sarana dan prasarana dan manajemen kebakaran yang kemudian dibandingan dengan standar yang berlaku di Indonesia yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.20/PRT/M/2009, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.26/PRT/M/2008 dan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-3985-2000).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Medan Tuntungan, Sumatera Utara.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2016 di RSUP H Adam Malik Medan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah:
3. Perwakilan dari karyawan rumah sakit 3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu semua populasi yang telah ditentukan. Sampel penelitian ini yaitu kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit, kepala IPSRS, dan perwakilan dari karyawan rumah sakit.
3.4 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah sistem proteksi kebakaran aktif seperti detektor dan alarm kebakaran, springkler, hidran, APAR, sarana penyelamatan jiwa seperti Pintu darurat, tangga darurat, petunjuk arah jalan keluar, tempat berhimpun, dan manajemen proteksi kebakaran seperti prosedur tanggap darurat, organisasi proteksi kebakaran, sumber daya manusia di RSUP H Adam Malik Medan.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder, yaitu:
3.5.1 Data Primer Data ini diperoleh dari;
b. Wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu pihak K3RS dan perwakilan karyawan rumah sakit
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen rumah sakit yang terkait dengan sistem pengelolaan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, serta data-data pendukung mengenai gambaran umum RSUP H. Adam Malik, selain itu data sekunder juga didapat dari standar atau peraturan yang berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
3.6 Definisi Operasional Variabel
Sistem Proteksi Aktif
Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur
Hasil
Ukur Skala
Alarm Kebekaran Komponen dari sistem yang memberikan isyarat atau tanda setelah kebakaran terdeteksi
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai
Ordinal
Detektor Alat yang berfungsi mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai
Ordinal
Sprinkler Sebuah alat yang dapat menyemburkan air secara otomatis bilamana temperatur ruangan mencapai suhu
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai
tertentu
APAR Tabung
berwarna merah yang berfungsi untuk memadamkan api pada kebakaran tahap awal
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai
Ordinal
Hidran Pipa yang dihubungkan ke supply air yang berfungsi untuk menarik air dari saluran utama untuk
memadamkan api
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai Ordinal Variabel Sarana Penyelamata n Jiwa Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur
Hasil
Ukur Skala
Pintu darurat Pintu-pintu yang langsung menuju tangga dan hanya digunakan apabila terjadi kebakaran
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai Ordinal Tangga Darurat Tangga yang berfungsi sebagai jalur evakuasi saat terjadi kebakaran
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai Ordinal Petunjuk Arah Jalan Keluar Sebuah tanda yang disetujui pemilik gedung yang mudah terlihat dari setiap arah akses keluar
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai
gedung Tempat Berhimpun Sementara Tempat aman untuk berkumpul jika terjadi bencana kebakaran
Observasi Checklist Ada/tidak kondisi sesuai/tidak sesuai Ordinal Variabel Manajemen Proteksi Kebakaran Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur
Hasil
Ukur Skala
pengetahuan dan keahlian dalam bidang proteksi kebakaran
3.7 Metode Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi untuk data wawancara dianalisis dan dideskripsikan. Untuk data observasi disesuaikan dengan peraturan yang ada dan menggunakan rumus tabel tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria et. al. (2005), yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tingkat Penilaian Audit Kebakaran
Nilai Kesesuaian Keandalan
>80-100 Sesuai persyaratan dan terpasang Baik (B) 60-80 Terpasang tapi ada sebagian kecil yang tidak
sesuai dengan persyaratan
Cukup baik (C)
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H Adam Malik Medan yang berada di Jalan Bunga Lau No 17 Medan dan merupakan Rumah Sakit yang pengelolaan dibawah Kementerian Kesehatan RI, dan berfungsi mulai tanggal 17 Juni 1991, mulai operasional total 21 Juli 1993 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto waktu itu.
4.1.1 Visi RSUP H Adam Malik
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Terbaik dan Bermutu di Indonesia pada Tahun 2019
4.1.2 Misi RSUP H Adam Malik
1. Melaksanakan pelayanan pendidikan, penelitian, dan pelatihan dibidang kesehatan yang paripurn, bermutu dan terjangkau
2. Melaksanakan pengembangan kompetensi SDM secara berkesinambungan 3. Mengampu rumah sakit jejaring dan rumah sakit di wilayah sumatera 4.1.3 Moto RSUP H Adam Malik
Mengutamakan keselamatan pasien dengan pelayanan PATEN : Pelayanan cepat
4.1.4 Penghargaan dan Sertifikasi yang Dimiliki
1. Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit tahun 2010 : 16 Bidang Pelayanan. 2. Sertifikat Akreditasi Paripurna tahun 2015
3. Rencana Akreditasi JCI agar mutu layanan berorientasi pada standar layanan Internasional.
4.2 Klasifikasi Gedung
Berdasarkan penggunaan bangunan gedung termasuk klasifikasi bangunan kelas 9A yaitu bangunan perawatan kesehatan, gedung IGD terdiri dari 4 lantai. 4.3 Manajemen Proteksi Kebakaran
4.3.1 Prosedur Tanggap Darurat di RSUP H Adam Malik
Berdasarkan hasi wawancara dengan ketua K3RS mengenai prosedur tanggap darurat yaitu :
“Ada, yang pertama jika melihat api, jangan panik, tekan tombol manual call
point, telepon safety representative dengan kode “code red”, kasi tau lokasi
terjadi kebakaran, jika memungkinkan padamkan api dengan APAR, jika api tidak
dapat dipadamkan evakuasi harus dilakukan dengan menggunakan jalur evakuai
yang udah ada, kemudian berkumpul di titik kumpul. Pelatihan bahaya kebakaran
kami lakukan sekali dalam setahun, yang memberi pelatihan saya sendiri
bersama tim K3, kalau untuk materinya itu fire safety, kami mempraktekkan
langsung cara menggunakan APAR, apa yang harus dilakukan jika terjadi
kebakaran. Untuk pemeliharaan sarana proteksinya itu dari pihak IPSRS”.
“Kalau terjadi kebakaran kami menekan tombol call point yang berwarna merah
untuk bahaya kebakaran, kemudian menelepon petugas dengan kode “code red”,
ini kode untuk kebakaran, agar pasien gak panic, setelah itu petugas akan datang
ke sini, ada yang bertugas memadamkan api dengan APAR, kalau gak padam
juga sesegera mungkin kami melakukan evakuasi pada pasien lewat tangga
darurat sebelah kiri atau kanan gedung, ada juga yang tugasnya nyelamatin
dokumen penting, setelah itu kami berkumpul di tempat evakuasi”.
Berikut pernyataan dari kepala IPSRS mengenai inspeksi atau audit sistem proteksi, yaitu:
“Gak bisa dilakukan uji coba karna itu sifatnya gak maintenance, kalau kayak
sprinkler di uji coba airnya kluar semua dong, jadi gak bisa. Kalau buat rekaman
hasil inspeksinya belum ada, tapi kalau buat APAR itu rutin setiap bulannya,
orang bagian kesling yang melakukan inspeksinya”.
Berdasarkan pernyataan dari ketua K3RS dan karyawan IGD rumah sakit, mengatakan hal yang sama tentang prosedur tanggap darurat, semua langkah yang dilakukan ketika terjadi bahaya kebakaran telah dipahami, yaitu menekan tombol call point, menelfon petugas penanggulangan kebakaran di rumah sakit,
melakukan evakuasi dan mengetahui jalur evakuasi gedung IGD.
Tabel 4.1
Kesesuaian Prosedur Tanggap Darurat di IGD RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai
1 Terdapat tim
perencanaan pengaman kebakaran
Terdapat tim perencanaan pengaman kebakaran
Sesuai
2 Terdapat langkah-langkah tindakan darurat kebakaran
Terdapat rencana tindakan darurat kebakaran (fire emergency plan) dalam rencana pengamanan kebakaran
Sesuai
3 Terdapat prosedur inspeksi, uji coba, dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran
Terdapat prosedur inspeksi, uji coba, dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran
Sesuai
4 Inspeksi tidak rutin dilakukan
Terdapat jadwal inspeksi, uji coba dan pemeliharaan setiap sistem proteksi kebakaran
Tidak Sesuai 5 Terdapat prosedur yang
jelas yang harus dilakukan masing-masing penanggung jawab dan pengguna gedung
Perencanaan tindakan darurat kebakaran menjelaskan dengan rinci tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna bangunan dalam setiap keadaan darurat
Sesuai
6 Terdapat daftar panggil keadaan darurat (menghubungi nomor 600 yang langsung terhubung ke bagian informasi)
Perencanaan tindakan darurat kebakaran memuat informasi tentang daftar panggil keadaan darurat (emergency call) dari semua personil yang harus dilibatkan dalam merespon keadan darurat setiap waktu
Sesuai
7 Terdapat informasi alarm kebakaran dan titik panggil manual, jalan keluar, rute
evakuasi pada
perencanaan tindakan darurat
Perencanaan tindakan darurat kebakaran memuat informasi tentang denah lantai yang berisi:
a. Alarm kebakaran dan titik panggil manual
b. Jalan keluar c. Rute evakuasi
Sesuai
8 Evakuasi rencana pengamanan kebakaran melibatkan seluruh tingkatan manajemen
Evakuasi rencana pengamanan terhadap kebakaran melibatkan seluruh tingkatan manajemen
darurat dilakukan sekali dalam setahun
bagi karyawan 10 Pelatihan diarahkan
pada peran dan tanggungjawab individu
Pelatihan karyawan diarahkan pada peran dan tanggungjawab individu
Sesuai
11 Pelatihan diarahkan pada informasi tentang ancaman, bahaya dan tindakan protektif
Pelatihan karyawan diarahkan pada informasi tentang ancaman, bahaya dan tindakan protektif
Sesuai
12 Pelatihan diarahkan kepada prosedur pemberitahuan,
peringatan dan komunikasi
Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur pemberitahuan, peringatan dan komunikasi
Sesuai
13 Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur tanggap darurat
Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur tanggap darurat
Sesuai
14 Pelatihan diarahkan kepada prosedur evakuasi, penampungan dan akuntabilitas
Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur evakuasi, penampungan dan akuntabilitas
Sesuai
15 Pelatihan diarahkan kepada pemberitahuan lokasi tempat peralatan yang biasa digunakan dalam keadaan darurat dan penggunaannya
Pelatihan karyawan diarahkan kepada pemberitahuan lokasi tempat peralatan yang biasa digunakan dalam keadaan darurat dan penggunaannya
Sesuai
16 Pelatihan diarahkan kepada prosedur penghentian darurat peralatan
Pelatihan karyawan diarahkan kepada prosedur penghentian darurat peralatan
Sesuai
17 Dilakukannya
pengkajian rencana pengamanan oleh tim K3RS sekali dalam sebulan
Rencana pengamanan kebakaran dievaluasi dan dikaji sedikitnya sekali dalam sebulan
Sesuai
18 Tidak dilakukannya audit sistem proteksi yang rutin
Dilakukan audit sistem proteksi kebakaran yang yang terdiri dari audit keselamatan sekilas, audit awal, dan audit lengkap
Tidak sesuai
19 Tidak dilakukannya audit sistem proteksi yang rutin
Audit keselamatan sekilas dilakukan setiap enam bulan sekali oleh para operator teknisi yang berpengalaman
Tidak sesuai 20 Tidak dilakukannya
audit sistem proteksi
Audit awal dilakukan setiap satu tahun sekali
yang rutin
21 Tidak dilakukannya audit sistem proteksi yang rutin
Audit lengkap dilakukan setiap lima tahun sekali oleh konsultan ahli yang ditunjuk
Tidak sesuai 22 Dilakukannya pelatihan
serta sosialisasi pentingnya proteksi kebakaran pada semua penghuni gedung
Dilakukan sosialisasi pentingnya proteksi kebakaran
Sesuai
Dari 22 persyaratan mengenai prosedur tanggap darurat kebakaran menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009, terdapat 17 persyaratan yang terpenuhi dan mendapat scoring 77%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai prosedur tanggap darurat yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik.
4.3.2 Organisasi Proteksi Kebakaran di RSUP H Adam Malik
Berdasarkan pernyataan dari ketua K3RS mengenai organisasi proteksi kebakaran, yaitu:,
“Sudah, kami udah punya tim khusus penanggulangan kebakaran, susunannya itu
saya sebagai ketuanya, dibawahnya sekretaris, kemudian 3 koordinator, dibawah
koordinator itu ada penanggungjawab tiap ruangannya, ada 46 orang dari 46
ruangan semuanya. Tiap-tiap lantai itu juga ada lagi tim, ada tugasnya
masing-masing sesuai warna helmnya, itu ada 4 warna helm, beda-beda
Berikut ini adalah hasil observasi mengenai organisasi proteksi kebakaran di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.
Table 4.2
Kesesuaian Organisasi Proteksi Kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai
1 Terdapat tim
penanggulangan kebakaran
Pengelola bangunan gedung membentuk tim penanggulangan kebakaran
Sesuai
2 Terdapat tim
penanggulangan pada IGD dan masing-masing ruang IGD
Setiap unit bangunan gedung memiliki tim penanggulangan kebakaran masing-masing
Sesuai
3 Terdapat
penanggungjawab tim penanggulangan
kebakaran yaitu krua K3RS
Terdapat penanggungjawab yang membawahi seluruh pimpinan tim penanggulangan kebakaran setiap unit bangunan gedung
Sesuai
4 Terdapat kepala bagian teknik pemeliharaan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran
Terdapat kepala bagian teknik pemeliharaan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran
Sesuai
5 Terdapat kepala bagian keamanan pada struktur
organisasi tim
penanggulangan kebakaran
Terdapat kepala bagian keamanan pada struktur organisasi tim penanggulangan kebakaran
Sesuai
6 Terdapat operator komunikasi
Terdapat operator komunikasi Sesuai 7 Terdapat tim penyelamat
kebakaran
Terdapat tim penyelamat kebakaran Sesuai
organisasi proteksi kebakaran yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.
4.3.3 SDM Manajemen Penanggulangan Kebakaran
Sumber daya manusia dalam penanggulangan kebakaran di IGD RSUP H Adam Malik adalah karyawan, perawat, petugas keamanan, petugas kebersihan, atau semua penghuni Gedung IGD.
Berdasarkan hasil wawancara dari perwakilan karyawan IGD Rumah Sakit: “Kami semua di rumah sakit ini udah pernah dikasi pelatihan, sekali dalam
setahun. Kira-kira 90% karyawan rumah sakit ini udah dapat pelatihan mengenai
kebakaran, sisanya paling cuma karyawan baru yang belum dapat pelatihan.
Pelatihannya kayak cara gunain APAR, gimana cara evakuasi pasien, tahapan
yang dilakukan kalau terjadi kebakaran”.
Berdasarkan pernyataan dari perwakilan karyawan IGD Rumah Sakit diketahui bahwa SDM penanggulangan kebakaran sudah mempunyai pengetahuan bagaimana prosedur tanggap darurat jika terjadi bahaya kebakaran, cara menggunakan alat proteksi kebakaran seperti APAR dan menyelamatkan dokumen-dokumen penting IGD.
Table 4.3
Kesesuaian Sumber Daya Manusia di RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.
NO
Kondisi Aktual Elemen Sesuai
Tidak sesuai 1 SDM mempunyai dasar
pengetahuan,
pengalaman dan keahlian dibidang kebakaran
Sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan kebakaran mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang kebakaran
Sesuai
2 SDM mempunyai dasar pengetahuan,
pengalaman dan keahlian dibidang penyelamatan
Sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan kebakaran mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang penyelamatan
Sesuai
3 SDM diberikan
pendidikan dan pelatihan sekali dalam setahun
Diadakan pelatihan dan peningkatan kemampuan secara berkala bagi sumber daya manusia yang berada dalam manajemen penanggulangan kebakaran
Sesuai
4.3.4 Rata-rata Kesesuaian Manajemen Penanggulangan Kebakaran di RSUP H Adam Malik Medan
[image:31.595.113.514.249.364.2]Tabel 4.4
Table 4.4 Rata-rata Kesesuaian Manajemen Penanggulangan Kebakaran di RSUP H Adam Malik Medan
Maka berdasarkan table 4.1 Rata-rata kesesuaian manajemen penanggulangan kebakaran di RSUP H Adam Malik Medan yaitu 92,33% adalah baik artinya terpasang dan memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, meskipun ada sebagian kecil yang belum sesuai dengan peraturan. 4.4 Sistem Proteksi Aktif Kebakaran di IGD
4.4.1 Detektor Kebakaran
Detektor di IGD RSUP H Adam Malik terdapat pada setiap ruangan, kecuali toilet. Detektor yang digunakan yaitu detektor panas dan asap. Detektor ini terhubung langsung dengan alarm, jika ada sumber panas atau asap yang berlebihan akan terdeteksi oleh detektor maka alarm pun akan berbunyi secara otomatis.
Berikut ini adalah hasil observasi mengenai detektor kebakaran di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan SNI 03-3985-2000.
No Manajeme penanggulangan kebakaran Nilai Skoring 1 Prosedur tanggap darurat di RSUP H Adam Malik 77% 2 Organisasi proteksi kebakaran di RSUP H Adam Malik 100% 3 Sumber daya manusia di RSUP H Adam Malik 100%
Tabel 4.5
Kesesuaian Detektor Kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai 1 Detektor terpasang di
seluruh lantai dan ruangan
Terdapat detektor kebakaran yang terpasang diseluruh ruangan
Sesuai
2 Detektor terjangkau jika dilakukan pemeliharaan dan pengujian
Setiap detektor yang dipasang dapat dijangkau untuk pemeliharaan dan untuk pengujian secara periodik
Sesuai
3 Detektor dipasang di tempat yang aman, aman dari gangguan mekanis
Detektor diproteksi terhadap kemungkinan rusak karena gangguan mekanis
Sesuai
4 Tidak dilakukannya inspeksi, pengujian dan pemeliharaan
Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan
Sesuai
5 Tidak terdapat rekaman hasil inspeksi
Rekaman hasil dari semua inspeksi, pengujian dan pemeliharaan harus disimpan untuk jangka waktu 5 tahun
Tidak sesuai
Dari 5 persyaratan mengenai detektor kebakaran menurut SNI 03-3985-2000 , terdapat 3 persyaratan yang terpenuhi dan mendapat scoring 60%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai detektor kebakaran yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik. 4.4.2 Alarm Kebakaran
[image:32.595.115.517.171.451.2]Berikut ini adalah hasil observasi mengenai alarm kebakaran di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan SNI 03-3985-2000.
Table 4.6
Kesesuaiaan Alarm Kebakaran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai
1 Terdapat alarm
kebakaran pada tiap lantai
Terdapat alarm kebakaran Sesuai
2 Sinyal suara alarm kebakaran berbeda dari sinyal suara yang
dipakai untuk
penggunaan lain
Sinyal suara alarm kebakaran berbeda dari sinyal suara yang dipakai untuk penggunaan lain
Sesuai
Dari 2 persyaratan mengenai alarm kebakaran menurut SNI 03-3985-2000, semuanya terpenuhi dan mendapat scoring 100%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai alarm kebakaran yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.
4.4.3 Sprinkler
Berikut ini adalah hasil observasi mengenai sprinkler di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan SNI 03-3985-2000.
Tabel 4.7
Kesesuaiaan Sprinkler di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai 1 Sprinkler otomatik
terpasang di setiap lantai dan ruangan
Terpasang sprinkler otomatik Sesuai
2 Sprinkler tidak diberi ornament, cat atau diberi pelapisan
Sprinkler tidak diberi ornament, cat atau diberi pelapisan
Sesuai
3 Air yang digunakan untuk sprinkler bersih bebas bahan kimia
Air yang digunakan tidak mengandung bahan kimia yang dapat mengakibatkan korosi
Sesuai
4 Air yang digunakan untuk sprinkler adalah air yang bersih, bebas bahan kimia
Air yang digunakan tidak mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya sprinkler
Sesuai
5 Terdapat persediaan air khusus untuk instalasi sprinkler
Setiap sistem sprinkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup, serta dapat diandalkan setiap saat
Sesuai
6 Sistem penyediaan air dibawah penguasaan pemilik gedung
Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik gedung
Sesuai
7 Terdapat sambungan yang dapat digunakan petugas pemadam kebakaran
memompakan air kedalam sistem sprinkler
Harus disediakan sebuah sambungan yang memungkinkan petugas pemadam kebakaran memompakan air kedalam sistem sprinkler
Sesuai
8 Jarak antar sprinkler ± 2 meter
Jarak minimum antara dua kepala
sprinkler ≤ 2 m Sesuai
9 Kepala sprinkler tahan korosi, tidak berkarat
Kepala sprinkler yang terpasang merupakan kepala sprinkler yang tahan korosi
Sesuai
kepala sprinkler cadangan dan kuncinya ditempatkan pada ruangan ≤ 3 C
cadangan dan kunci kepala sprinkler ruangan ditempatkan di ruangan ≤ 3 C
11 Jumlah persediaan kepala sprinkler cadangan ≥ 36
Jumlah persediaan kepala sprinkler
cadangan ≥ 36 Sesuai
12 Sprinkler cadangan sesuai dengan sprinkler yang telah dipasang
Sprinkler cadangan sesuai baik tipe maupun temperatur dengan semua sprinkler yang telah dipasang
Sesuai
13 Terdapat kunci khusus sprinkler
Tersedia sebuah kunci khusus untuk sprinkler
Sesuai
Dari 13 persyaratan mengenai sprinkler menurut SNI 03-3985-2000, semuanya terpenuhi dan mendapat scoring 100%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai sprinkler yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.
4.4.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Berikut ini adalah hasil observasi mengenai APAR di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.
Tabel 4.8
Kesesuaian APAR di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.20/PRT/M/2009
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai 1 Terdapat APAR di
setiap lantai dan ruangan
Tersedia alat pemadam api ringan Sesuai
2 Terdapat klasifikasi APAR (jenis powder dan CO2)
Terdapat klasifikasi APAR yang terdiri dari huruf yang menunjukkan kelas api dimana alat pemadam api terbukti efektif
Sesuai
3 Peletakan APAR
strategis
APAR diletakkan ditempat yang menyolok mata yang mana alat tersebut mudah dijangkau dan siap dipakai
Sesuai
4 Ada salah satu APAR di dekat lift terhalang oleh rollbenner
APAR tampak jelas dan tidak dihalangi
Tidak Sesuai 5 APAR dipasang kokoh
paa dinding
APAR selain jenis APAR beroda dipasang kokoh pada penggantung atau manufaktur atau pengikat yang terdaftar dan disetujui untuk tujuan tersebut
Sesuai
6 Jarak APAR dengan lantai ± 30 cm
Jarak antara APAR dan lantai ≥ 10 cm Sesuai
7 Terdapat cara
penggunaan APAR yang dipasang pada dinding diatas APAR
Instruksi pengoperasian harus ditempatkan pada bagian depan dari APAR dan harus terlihat jelas
Sesuai
8 Tidak terdapat alamat surat dan nomor telfon
APAR harus mempunyai label yang ditempelkan untuk memberikan informasi nama manufaktur atau nama agennya, alamat surat dan nomor telefon
Tidak sesuai
9 Dilakukan inspeksi APAR setiap bulannya
APAR diinspeksi pada setiap interval waktu kira-kira 30 hari
Sesuai 10 Terdapat arsip APAR Arsip dari semua APAR yang
diperiksa (termasuk tindakan korektif yang dilakukan) disimpan
11 Pemeliharaan APAR dilakukan tiap bulan
Dilakukan pemeliharaan terhadap
APAR pada jangka waktu ≤ 1 tahun Sesuai 12 Terdapat kartu inspeksi
APAR yang terpasang pada APAR
Setiap APAR mempunyai kartu atau label yang diletakkan dengan kokoh yang menunjukkan bulan dan tahun dilakukannya pemeliharaan
Sesuai
13 Pada kartu inspeksi terdapat indifikasi petuga
Pada label pemeliharaan terdapat identifikasi petugas
Sesuai
Dari 13 persyaratan mengenai APAR menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009, terdapat 11 persyaratan yang terpenuhi dan mendapat scoring 85%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai APAR yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.
4.4.5 Hidran
Dari hasil pengamatan terdapat hydrant halaman dan hidran gedung, yang masing-masing ditempatkan di setiap lantai. Kotak hidran di cat merah dan tidak terkunci. Hidran halaman di IGD sudah tidak baik, warna hidran juga sudah pudar, tulisan hidran sudah tidak ada. Petunjuk penggunaan hidran terdapat pada setiap kotak.
Table 4.9
Kesesuaiaan Hidran di RSUP H Adam Malik dengan SNI 03-3985-2000
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai 1 Didalam lemari hydrant
hanya terdapat peralatan hydrant seperti selang hydrant
Lemari hidran hanya digunakan untuk menempatkan peralatan kebakaran
Sesuai
2 Lemari hydrant di cat warna merah dengan tulisan putih
Setiap lemari hidran dicat dengan warna yang menyolok mata
Sesuai
3 Selang dan kotak hydrant bebas dari hambatan
Sambungan selang dan kotak hidran tidak boleh terhalang
Sesuai
4 Slang hydrant tersusun rapi pada kotak hydrant
Slang kebakaran diletakkan dan siap digunakan
Sesuai 5 Terdapat nozel di
dalam kotak hydrant
Terdapat nozel Sesuai
6 Hidran halaman dalam keadaan rusak, selang hidran juga sudah tidak ada
Terdapat hidran halaman Tidak Sesuai
7 Hydrant halaman terletak di sepanjang jalur akses mobil pemadam kebakaran, yaitu di depan gedung IGD
Hidran halaman diletakkan disepanjang jalur akses mobil pemadam kebakaran
Sesuai
8 Jarak hydrant dengan akses mobil pemadam kebakaran ± 2 meter
Jarak hidran dengan sepanjang akses mobil pemadam kebakaran ≤ 50 meter dari hidran
Sesuai
9 Sudah tidak ada lagi keterangan pada kotak hidran, karna hidran dalam keadaan rusak
Hidran halaman bertekanan 3,5 bar Tidak sesuai
tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik.
4.4.6 Rata-rata kesesuaian sistem proteksi aktif di IGD Tabel 4.10
Rata-rata Kesesuaian Sistem Proteksi Aktif
Maka berdasarkan tabel 4.10 rata-rata kesesuaian sarana proteksi aktif di IGD RSUP H Adam Malik Medan yaitu 84,6% adalah baik artinya terpasang dan memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4.5 Sarana Penyelamatan Jiwa di IGD 4.5.1 Pintu Darurat
Pintu darurat di IGD RSUP H Adam Malik berjumlah 5, dua di lantai 5, 1 di lantai 4, dan 2 di lantai 1. Pintu darurat berjenis engsel sisi atau pintu ayun, jenis engsel sisi atau pintu ayun dipilih agar pintu mampu berayun dari posisi manapun sehingga mencapai posisi terbuka penuh. Pintu tersebut dapat tertutup secara otomatis. Pintu darurat tidak pernah di kunci.
Berikut ini adalah hasil observasi mengenai pintu darurat di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.
No Sarana Proteksi Aktif Kebakaran Nilai Skoring 1 Alat deteksi kebakaran/ detektor kebakaran 60%
2 Alarm kebakaran 100%
3 Sprinkler 100%
4 APAR 85%
5 Hidrant 78%
[image:39.595.110.505.224.368.2]Table 4.11
Kesesuaiaan Pintu Darurat di RSUP H Adam Malik dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai 1 Pintu darurat berjenis
engsel sisi atau pintu ayun
Pintu pada sarana jalan keluar harus berjenis engsel sisi atau pintu ayun
Sesuai
2 Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh
Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh
Sesuai
3 Pintu darurat terhubung langsung ke jalur jalan keluar
Pintu darurat membuka kearah jalur jalan keluar
Sesuai
4 Salah satupintu darurat terkunci tidak dapat dibuka
Pintu darurat tidak membutuhkan sebuah anak kunci, alat atau pengetahuan khusus atau upaya tindakan untuk membukanya dari dalam bangunan gedung
Tidak sesuai
5 Grendel pintu darurat ditempatkan 90cm dari lantai
Grendel pintu darurat ditempatkan 87-120 cm diatas lantai
Sesuai
6 Pintu darurat tidak dalam kondisi terbuka setiap saat
Pintu darurat tidak dalam kondisi terbuka setiap saat
Sesuai
7 Pintu darurat menutup sendiri atau menutup otomatis
Pintu darurat menutup sendiri atau menutup otomatis
Sesuai
Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.
4.5.2 Tangga Darurat di RSUP H Adam Malik
Disetiap lantai gedung IGD memiliki tangga darurat, di sisi kiri dan kanan gedung, tangga darurat tersebut memiliki pegangan disalah satu sisinya, permukaan tangga tersebut tidak licin, tangga darurat diberi tanda tulisan warna putih dengan warna dasar hijau, tangga darurat bebas dari benda-benda yang menghalangi. Tangga darurat di IGD RSUP H Adam Malik memiliki sebanyak 11 bordes.
[image:41.595.116.518.471.751.2]Berikut ini adalah hasil observasi mengenai tangga darurat di RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.
Table 4.12
Kesesuaiaan Tangga Darurat di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008
NO Kondisi Aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai
1 Terdapat tanda
pengenal (Tangga Darurat) dengan dasar hijau dan warna tulisan putih
Tangga kebakaran ini harus disediakan dengan tanda pengenal khusus
Sesuai
2 Tidak terdapat penanda lantai di setiap tagga darurat
Penandaan tersebut harus menunjukkan tingkat lantai
Tidak sesuai 3 Bordes antar tangga 11 Bordes antar tangga minimal 8 dan
maksimal 18
Sesuai 4 Tangga kebakaran tidak
dibatasi dengan dinding
Tangga kebakaran tidak dibatasi dengan dinding
Sesuai 5 Ruang kosng dibawah
tangga bersih dari barang apapun
Ruang kosong dibawah tangga tidak untuk menyimpan barang
Sesuai
6 Tangga darurat
berbentuk zigzag
Tidak boleh berbentuk tangga spiral sebagai tangga utama
Dari 6 persyaratan mengenai tangga darurat menurut Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, hanya 5 yang memenuhi persyaratan dan mendapat scoring 83%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai tangga darurat yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.
4.5.3 Tempat Berhimpun IGD RSUP H Adam Malik
RSUP H Adam Malik sudah memiliki tempat berhimpun jika terjadi kebarakan, tempat berhimpun tersebut terletak dibeberapa titik, namun dengan perkembangan RSUP yang semakin meningkat, maka tempat berhimpun yang ada beberapa diantaranya sudah dijadikan lahan parkir. Untuk area berhimpun sudah diberikan keterangan atau papan yang beupa petunjuk bahwa area tersebut merupakan tempat berhimpun/evakuasi. Dari hasil pengamatan tempat berhimpun gedung IGD berada di sisi kanan gedung, namun tempat berhimpunnya tidak sesuai dengan jumlah penghuni dan pengunjung IGD, tetapi jika terjadi kebakaran dapat menyelamatkan diri ke jalanan atau keluar dari rumah sakit, karena IGD ini terletak di pinggir jalan.
Table 4.13
Kesesuaian Tempat Berhimpun di RSUP H Adam Malik dengan NFPA 101
NO Kondisi actual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai 1 Terdapat tempat
berhimpun disebelah kiri gedung
Tersedia tempat berhimpun setelah evakuasi
Sesuai
2 Terdapat papan
petunjuk tempat berhimpun
Tersedia petunjuk tempat berhimpun Sesuai
3 Luas tempat berhimpun sesuai
Luas tempat berhimpun sesuai, minimal 0,3 m/orang
Sesuai
Dari 3 persyaratan mengenai tempat berhimpun menurut NFPA 101, semuanya terpenuhi dan mendapat scoring 100%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai tempat berhimpun yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.
4.5.4 Petunjuk Arah Jalan Keluar
Petunjuk arah jalan keluar di RSUP H Adam Malik dipasang di sepanjang sisi jalan keluar dan pintu keluar serta dipintu-pintu darurat, pemasangan ini dimaksudkan agar arah jalan keluar dapat terbaca dengan jelas dan penghuni gedung dapat mengetahui jalan keluar.
Berikut ini adalah hasil observasi mengenai petunjuk arah jalan keluar di IGD RSUP H Adam Malik dibandingkan dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.
Kesesuaian Petunjuk Arah Jalan Keluar di RSUP H Adam Malik dengan PerMen PU RI No.26/PRT/M/2008
NO Kondisi aktual Elemen Sesuai/
Tidak sesuai
1 Terdapat tanda
petunjuk arah jalan keluar dengan tulisan, EXIT, EVAKUASI, Tangga Darurat.
Terdapat tanda petunjuk arah pada sarana jalan keluar
Sesuai
2 Warna dasar petunjuk arah hijau dengan tulisan putih
Warna petunjuk arah nyata dan kontras berwarna hijau dan putih
Sesuai
3 Terdapat tanda arah pada setiap lokasi
Pada setiap lokasi ditempatkan tanda arah
Sesuai 4 Tanda arah dapat
dibaca pada kedua mode pencahayaan normal dan darurat
Tanda arah dapat dibaca pada kedua mode pencahayaan normal dan darurat
Sesuai
5 Tanda petunjuk arah terbaca EXIT yang berukuran 10 cm
Tanda petunjuk arah terbaca EXIT atau kata lain yang tepat berukuran ≥ 10 cm
Sesuai
6 Lebar huruf EXIT 5 cm, huruf I < 1 cm
Lebar huruf pada kata EXIT ≥ 5 cm, kecuali huruf I
Sesuai 7 Spasi antara huruf pada
kata EXIT 2 cm
Spasi minimum antara huruf pada kata
EXIT ≥ 1 cm Sesuai
Dari 7 persyaratan mengenai tanda petunjuk arah jalan keluar menurut Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, semuanya memenuhi persyaratan dan mendapat scoring 100%. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai tanda petunjuk arah jalan keluar yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Sapatria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik.
4.5.5 Rata-rata kesesuaian sarana penyelamatan jiwa di RSUP H Adam Malik Medan
Rata-rata Kesesuaian Penanggulangan ebakaran di RSUP H Adam Malik Medan
Maka berdasarkan table 4.15 rata-rata kesesuaian sarana penyelamatan jiwa di RSUP H Adam Malik Medan yaitu 92,25% adalah baik artinya terpasang dan memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan meskipun beberapa elemen ada yang tidak sesuai dengan peraturan.
No Sarana Penyelamatan Jiwa Nilai Skoring
1 Pintu Darurat 86%
2 Tangga Darurat 83%
3 Tempat Berhimpun 100%
4 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar 100%
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Manajemen Proteksi Kebakaran
Menurut Kepmen PU RI No.11/KTPS/2000, setiap bangunan yang mempunyai luas lantai minimal 5.000 m² wajib menerapkan manajemen penanggulangan kebakaran. Berdasarkan data yang diperoleh, RSUP H Adam Malik memiliki luas lebih dari 5.000 m² oleh karena itu RSUP H Adam Malik wajib menerapkan manajemen penanggulangan kebakaran.
dan pemeliharaan setiap sistem proteksi kebakaran tidak rutin dilakukan, menurut kepala IPSRS hal ini karena tidak adanya waktu yang pas dikarenakan pengunjung IGD selalu ramai dan juga karena ada beberapa sistem dari proteksi kebakaran seperti sprinkler tidak maintenance yang apabila di uji coba akan mengeluarkan air dan suara sehingga tidak bisa dilakukan uji coba. Inspeksi rutin hanya dilakukan pada APAR yaitu sekali dalam sebulan yang dilakukan oleh petugas kesling, sedangkan untuk sistem proteksi lainnya menjadi tanggung jawab petugas IPSRS. Menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009 prosedur tanggap darurat kebakaran mencakup kegiatan audit sistem proteksi kebakaran yang harus dilakukan secara berkala, karena sistem proteksi kebakaran ini adalah hal yang paling penting dan utama dalam melindungi pengguna gedung sehingga harus dipelihara dengan baik, pengujian sistem dilakukan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 1% dari jumlah sistem proteksi tersebut, jika didapatkan kerusakan atau tidak berfungsinya sampel maka sistem proteksi yang diwakilkan sampel harus diganti atau di perbaiki seluruhnya. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009 adalah cukup baik.
tersebut juga ada pembagian tugas individu atau jadwal piket setiap harinya, terdiri dari 4 orang di pagi hari, 4 orang di sore hari, dan 4 orang di malam hari. Pembagian tugasnya di rolling sesuai warna helm, helm merah penanggungjawab api yaitu melakukan proses memutus rantai api dengan mengatur aliran oksigen, memutuskan panel listrik dan mengatur pergerakan APAR, helm biru penanggungjawab pasien, helm putih penanggungjawab dokumen, dan helm kuning penanggungjawab fasilitas medis. Dari 7 persyaratan mengenai prosedur tanggap darurat kebakaran menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009, semuanya terpenuhi, yaitu sudah terdapatnya tim penanggulangan kebakaran, setiap unit bangunan gedung memiliki tim penanggulangan kebakaran, yaitu tiap lantainya sudah ada penanggungjawab masing-masingnya jika terjadi bahaya kebakaran, terdapat tim penyelamat kebakaran. Hal ini sesuai dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.
yaitu sumber daya manusia mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang kebakaran dan penyelamatan, sumber daya manusia diberi pendidikan dan pelatihan secara berkala. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan karyawan rumah sakit, yang mengatakan bahwa mereka telah diberi pelatihan mengenai bahaya kebakaran, dan mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran. Menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009, untu mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien harus didukung oleh tenaga-tenaga yang mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang proteksi kebakaran. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik atau sesuai dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.
5.2 Sistem Proteksi Aktif Kebakaran di IGD
memantau kondisi detektor tersebut dan sebagai acuan ke depannya apakah detektor ini layak atau tidak untuk digunakan, hal ini dikarenakan kesibukan dan menurut kepala IPSRS berdasarkan hasil wawancara detektor ini merupakan hal yang tidak maintanance, tidak dapat dilakukan uji coba, karena jika dicoba semua sistem proteksi seperti alarm dan sprinkler otomatis akan hidup dan akan mengganggu kegiatan di IGD. Menurut SNI 03-3985-2000 inspeksi dan uji coba ini harus dilakukan secara berkala tiap tahunnya agar apabila terjadi kerusakan atau kurang berfungsi optimal dapat diketahui lebih awal. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik, masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan SNI 03-3985-2000.
mencegah penjalaran api. Bunyi alarm ini dapat terdengar keseluruh ruangan disetiap lantai gedung. Hal ini sudah sesuai dengan SNI 03-3985-2000.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran, sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadam kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflector pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat memancar ke semua
arah secara merata. Dari hasil observasi dan dari 13 persyaratan menurut SNI 03-3985-2000,semuanya terpenuhi, yaitu terpasangnya sprinkler otomatik, sprinkler tidak diberi ornament cat atau diberi pelapisan, kepala sprinkler yang terpasang merupakan kepala sprinkler yang tahan korosi, kotak penyimpanan kepala sprinkler cadangan dan kunci kepala sprinkler ruangan ditempatkan diruangan ≤
3 C, jumlah persediaan kepala sprinkler cadangan ≥ 36, sprinkler cadangan sesuai
baik tipe maupun temperature dengan semua sprinkler yang telah dipasang, tersedia sebuah kunci khusus untuk sprinkler, sprinkler tersebar diseluruh ruangan dengan jarak antar sprinkler ± 2 meter. Persediaan air untuk instalasi sprinkler berasal dari sumber air bersih yang terbebas dari lumpur, pasir, dan zat kimia. Hal ini sesuai dengan SNI 03-3985-2000.
label tersebut di tempelkan agar jika terjadi kerusakan dapat dengan mudah dan sesegera mungkin menghubungi agennya. Menurut Permen PU RI No.20/PRT/M/2009 peletakan APAR harus tampak jelas dan tidak dihalangi oleh benda apapun, agar pada saat terjadi bahaya kebakaran pengguna gedung dapat dengan mudah menemukan APAR dan dapat memadamkan api, hal ini dikarenakan kurangnya perhatian, kesadaran dan pengetahuan SDM yang ada disana, dan juga APAR harus mempunyai label yang ditempelkan untuk memberikan informasi nama manufaktur atau nama agennya, alamat surat dan nomor telefon. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik dan masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan Permen PU RI No.20/PRT/M/2009.
pemadam kebakaran dan terdapat juga nozel pada hydrant. Hydrant gedung diletakkan pada dinding beton yang datar dan kokoh, terdapat petunjuk penggunaan hydrant yang mudah terlihat, hal ini sesuai dengan peraturan perundangan. Menurut SNI 03-3985-2000 setiap gedung harus memiliki hydrant halaman untuk menyambungkan sistem pemadam kebakaran di gedung dengan sistem yang terdapat pada mobil dinas pemadam kebakaran, didalam kotak hydrant harus terdapat slang kebakaran dan siap digunakan, sedangkan dari hasil observasi hydrant halaman dalam keadaan rusak, tidak terdapat lagi slang kebakaran didalam kotak hydrant, hal ini karena kurangnya perhatian dan pemeriksaan terhadap alat-alat proteksi kebakaran. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik, masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan SNI 03-3985-2000. 5.3 Sarana Penyelamatan Jiwa di IGD
Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, setiap pintu pada sarana jalan keluar harus dari jenis engsel sisi atau pintu ayun, pintu harus dirancang dan dipasang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh. Dari hasil observasi hanya satu persyaratan yang belum terpenuhi yaitu pintu darurat yang tidak bisa dibuka karena kerusakan. Hal ini tidak sesuai dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008 tentang pintu darurat yang berbunyi pintu darurat tidak membutuhkan sebuah anak kunci, alat atau pengetahuan khusus atau upaya tindakan untuk membukanya dari dalam bangunan gedung. Hal ini karena kesibukan sehingga belum terlaksananya perbaikan pintu yang rusak dan juga karena beranggapan masih bisa menggunakan tangga darurat di sebelah kanan gedung untuk evakuasi. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et. al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik, dan masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.
dibatasi oleh dinding, tangga darurat memiliki pegangan yang terbuat dari besi. Pegangan tangga ini berbentuk bulat dan tidak terputus, ruang kosong dibawah tangga bersih, tidak dijadikan tempat meletakkan barang. Menurut Permen PU RI No.26/PRT/M/2008 tangga darurat harus memiliki penanda yang menunjukkan tingkat lantai, penanda ini berfungsi untuk mengetahui posisi lantai disetiap bangunan gedung, sedangkan dari hasil observasi penandaan tingkat lantai ini tidak ada. Seharusnya gedung IGD memberikan penanda disetiap lantainya agar pengguna gedung dapat mengetahui posisi keberadaan lantai pada saat terjadinya bahaya kebakaan. Gedung IGD RSUP H Adam Malik memiliki 11 bordes (anak tangga) hal ini sesuai dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, bordes antar tangga minimal 8 dan maksimal 18 hal ini karena bila tangga kurang dari 8 akan menyebabkan kemiringan tangga menjadi curam dan bila lebih dari 18 tangga akan menjadi landai sehingga melelahkan saat naik maupun turun tangga. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et .al. (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah baik, dan masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan Permen PU RI No.26/PRT/M/2008.
karena bangunan IGD terdapat di pinggir jalan jika terjadi bahaya kebakaran pengguna gedung dapat langsung keluar dari area rumah sakit. Menurut NFPA 101 tahun 1995 luas tempat berhimpun minimal 0,3 meter/orang, hal ini sudah sesuai dengan peraturan perundangan. Hal ini sesuai dengan NFPA 101 tahun 1995.
Petunjuk arah jalan keluar digunakan untuk memberitahu arah jalan keluar kepada para penghuni saat terjadi keadaan darurat. Selain itu, petunjuk arah ini juga dapat membantu memudahkan jalannya proses evakuasi. Pada umumnya, setiap gedung terutama gedung bertingkat harus memiliki petunjuk arah jalan keluar. Dari 7 persyaratan mengenai tanda petunjuk arah jalan keluar menurut Permen PU RI No.26/PRT/M/2008, semuanya memenuhi persyaratan, yaitu tanda petunjuk arah jalan keluar di IGD RSUP H Adam Malik dipasang di sepanjang sisi jalan keluar dan pintu-pintu darurat, berwarna hijau dengan tulisan putih. Pada setiap lokasi ditempatkan tanda arah. Tanda arah dapat dibaca pada kedua mode pencahayaan normal dan darurat. Tanda petunjuk arah terbaca EXIT atau kata lain yang tepat berukuran ≥ 10 cm, dengan lebar huruf pada kata EXIT 5 cm, kecuali
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap manajemen proteksi kebakaran, sistem proteksi aktif kebakaran, dan sarana penyelamatan jiwa di IGD RSUP H Adam Malik, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. RSUP H Adam Malik sudah menerapkan manajemen proteksi kebakaran, namun ada beberapa persyaratan yang belum sesuai dengan peraturan perundangan. Tingkat kesesuaian prosedur tanggap darurat 77% yaitu cukup baik. Tingkat kesesuaian organisasi proteksi kebakaran 100% yaitu baik sesuai persyaratan. Tingkat kesesuaian sumber daya manusia (SDM) 100% yaitu baik sesuai persyaratan. Secara keseluruhan tingkat kesesuaian manajemen proteksi kebakaran RSUP H Adam Malik adalah baik.
2. Sistem proteksi aktif di IGD RSUP H Adam Malik terdiri dari detektor kebakaran, alarm kebakaran, sprinkler, APAR, dan hydrant. Tingkat kesesuaian detektor 85% yaitu cukup baik. Tingkat kesesuaian alarm kebakaran 100% yaitu baik sesuai persyaratan. Tingkat kesesuaian sprinkler 100% yaitu baik sesuai persyaratan. Tingkat kesesuaian APAR 85% yaitu baik. Tingkat kesesuaian hydrant 78% yaitu cukup baik.
baik, sesuai persyaratan. Tingkat kesesuaian petunjuk arah jalan keluar 100% yaitu baik sesuai persyaratan.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis antara lain:
a. Menjadwalkan kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem proteksi secara rutin yaitu minimal 2 kali dalam setahun dalam periode 6 bulan dan 12 bulan, menyimpan rekaman hasil inspeksi dengan rapi, dan memasang prosedur tanggap darurat yang telah ada secara umum seperti di ruang pendaftaran pasien agar semua pengunjung mengetahui apa yang dilakukan jika terjadi bahaya kebakaran.
b. Sebaiknya APAR diberi label informasi nama manufaktur atau nama agen, alamat surat, dan nomor telfonnya, memperhatikan semua peletakan APAR agar tidak ada yang terhalang oleh benda lain.
c. Sebaiknya setiap lantai tangga darurat diberi penandaan tingkat lantai yang jelas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebakaran
2.1.1 Pengertian Kebakaran
Menurut Permen PU RI No. 26/PRT/M/2008, bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran api yang menimbulkan asap dan gas.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kebakaran adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan berea