commit to user
PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK
PARAM MUSTAJAB GAYA BARU (22A)
DI PT. AIR MANCUR PALUR
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Ahli Madya Manajemen Industri
Oleh :
Hikmah Santoso Haryo Saputro
NIM F3505039
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN INDUSTRI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Dengan Judul:
PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK PARAM MUSTAJAB GAYA
BARU (22A) DI PT AIR MANCUR PALUR
Surakarta, 28 Juli 2008
Telah disetujui oleh Dosen pembimbing
JOKO SUYONO, SE, MSI
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Fakults
Ekonomi Universitas Sebelas Maret dan diterima dengan baik untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Ahli Madya Ekonomi Manajemen Industri.
Surakarta,
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Drs. Bambang Sarosa, MSi sebagai Penguji (………..) NIP. 131 474 093
commit to user
MOTTO
Masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan
mimpi-mimpi mereka..
Vini, Vidi, Vici
Datang, Lihat, Menang
Tidak akan ada rasa Cinta yang dapat merebut hatiku, tidak akan ada rasa Cinta
yang dapat merenggut hatiku kecuali ”Dia”...(Allah SWT).
Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah Anda menjadi maju selain Anda
sendiri.
Janganlah menjadi hambatan, tetapi keluhan atau kritik pedas adalah masukan
commit to user
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini dipersembahkan untuk :
1. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
2. Ayahku tercinta
3. Kakak-kakakku tersayang
4. Keluarga besarku
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar ahli madya ekonomi. Penulis menyadari
bahwa tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Bambang Sutopo M.Com. M.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk menyusun tugas akhir.
2. Ibu Intan Novela QA SE. MSi selaku Ketua Program Studi Manajemen
Industri yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan
magang sebagai syarat penyusunan tugas akhir.
3. Bapak Joko Suyono, SE, MSI selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan saran sehingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan.
4. Bapak dan Ibu dosen Manajemen Industri yang telah membimbing selama
masa kuliah.
5. Bapak Bambang AP yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di PT. Air Mancur Palur.
6. Bapak Soetardi yang telah membantu penulis selama penelitian di PT. Air
commit to user
7. Ibu Siti yang telah membantu penulis dalam mencari informasi serta data di
perpustakaan PT. Air Mancur Palur.
8. Seluruh staf dan karyawan PT. Air Mancur Palur yang telah memberikan
bantuan kepada penulis selama penelitian.
9. Ayahku tercinta yang telah bersusah payah memenuhi segala kebutuhan
sampai saat ini.
10. Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberikan dukungan apapun.
11. Keluarga besarku yang telah memberikan dorongan terus-menerus
kepadaku.
12. Sahabat-sahabatku rumah yang telah setia menemaniku dalam mengerjakan
tugas akhirku.
13. Teman-teman Manajemen Industri 2005 yang telah suka maupun duka
bersama-sama menimba ilmu selama kuliah.
14. Semua pihak yang belum disebutkan yang secara tidak langsung telah
mendukung penulis selama masa kuliah dan penyusunan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Namun demikian, karya sederhana ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 24 Juli 2008
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAKSI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1
B. Rumusan masalah ... 3
C. Tujuan penelitian ... 3
D. Manfaat penelitian ... 4
E. Kerangka penelitian ... 4
F. Metode penelitian ... 6
1. Ruang lingkup penelitian ... 6
2. Sumber data dan jenis data ... 6
3. Teknik pengumpulan data ... 6
commit to user
b. Studi pustaka ... 6
4. Teknik analisa data ... 7
a. Analisis P-Chart ... 7
b. Analisis C-Chart ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian pengendalian, kualitas, pengendalian kualitas .... 10
a. Pengendalian...10
b. Kualitas...11
c. Pengendalian kualitas...12
2. Tujuan pengendalian kualitas ... 13
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas ... 14
a. Wujud barang...15
b. Fungsi suatu barang...15
c. Biaya barang...15
4. Ruang lingkup pengendalian kualitas ... 16
5. Pendekatan pengendalian kualitas ... 17
a. Pendekatan bahan baku...17
b. Pendekatan produksi...18
c. Pendekatan produk akhir...19
6. Penentuan standar kualitas...19
BABIII GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN A. Sejarah dan perkembangan berdirinya perusahaan ... 21
commit to user
C. Struktur organisasi dan job description... 24
D. Proses produksi ... 29
E. Pengendalian kualitas ... 37
G. Analisis dan pembahasan data ... 39
1. Analisis P-Chart ... 39
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
DAFTAR TABEL
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Tugas Akhir...4
Gambar 2 Skema pembelian bahan baku...30
commit to user
ABSTRAK
PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK
PARAM MUSTAJAB GAYA BARU (22A) DI PT. AIR MANCUR PALUR KARANGANYAR
Hikmah Santoso Haryo Saputro F3505039
Perkembangan dunia jamu di Indonesia menyebabkan perusahaan-perusahaan jamu dituntut untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. PT. Air Mancur merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang jamu. Tujuan Penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL), (2). Untuk mengetahui kecacatan produk yang out of control, (3). Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan produk. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis P-Chart dengan batas kendali atas (UCL) 6,8% dan batas kendali bawah (LCL) 2,8%. Lihat pada diagram pada bulan Maret terjadi under of control yaitu terletak pada dibawah batas kendali bawah sebesar 1,7%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1). Pelaksanaan pengendalian kualitas pada PT. Air Mancur dapat disimpulkan sudah terlaksana dengan baik. (2). Penyebab utama terjadinya permasalahan kualitas adalah faktor alam, faktor sumber daya manusia kemudian di ikuti proses yang salah, mesin yang sudah tidak layak pakai dan kurangnya perawatan.
Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut : (1) Perusahaan hendaknya memperhatikan perawatan mesin secara berkala dan mengganti mesin yang aus ataupun rusak. (2) Mencari alternatif dengan
memodifikasi mesin yang lama.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan perkembangan teknologi dan industri yang semakin maju dalam era globalisasi dewasa ini telah menciptakan suatu
persaingan yang semakin ketat. Mutu ataupun kualitas dari suatu produk merupakan alat persaingan yang cukup penting di samping
faktor lain yaitu seperti pelayanan, harga maupun promosi. Di dalam perkembangan suatu perusahaan baik itu perusahaan besar, perusahaan menengah ataupun perusahaan kecil, persoalan
kualitas suatu produk ataupun jasa perusahaan yang bersangkutan tersebut akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan
perusahaan tersebut. Kualitas suatu produk merupakan cermin keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksinya. Berbagai upaya akan dilakukan oleh perusahaan
untuk meningkatkan kualitas produknya. Salah satu diantaranya adalah dengan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian
commit to user
Dalam situasi pemasaran yang semakin ketat
persaingannya, peran pengendalian kualitas produk akan semakin besar dalam kaitannya dengan perkembangan perusahaan.
Perusahaan yang memproduksi tanpa memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan, sama saja dengan menghilangkan masa depan perusahaan itu sendiri. Di dalam jangka pendek,
seakan-akan perusahaan seakan-akan dapat menekan biaya produksi, karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya pengendalian kualitas
yang bagi perusahaan tertentu menjadi masalah yang harus diperhitungkan. Namun dalam jangka panjang, perusahaan yang tidak dapat memperhatikan kualitas dari outputnya akan menemui
kesulitan dalam pemasarannya, karena tersaingi oleh produk-produk yang sama dari perusahaan lain yang kualitas produk-produknya
jauh lebih baik dan dengan harga yang tidak jauh berbeda. Jika perusahaan-perusahaan yang lain dapat memproduksi produk yang sama dengan kualitas yang lebih tinggi, maka akan menggeser
produk yang berkualitas rendah. Oleh karena itu, pengendalian kualitas ini sangat diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan dalam
rangka menunjang program jangka panjang perusahaan yaitu mempertahankan mutu yang ada dipasaran atau bahkan untuk maeluaskan pasar.
commit to user
PT. Air Mancur juga mengadakan kegiatan pengendalian kualitas
terhadap produk yang dihasilkannya. Apalagi dengan semakin banyaknya pesaing-pesaing yang bermunculan, baik perusahaan
yang memproduksi produk yang sejenis yang menggunakan bahan tradisional maupun dari bahan kimia akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Untuk menjaga kulitas produknya PT. Air
Mancur harus benar-benar memperhatikan masalah kualitas atau mutu produknya jika tidak ingin kalah dengan kualitas produk lain.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kerusakan produk masih berada dalam batas
pengendalian?
2. Langkah-langkah apa yang seharusnya ditempuh perusahaan untuk memperbaiki proses produksinya
sehingga dapat dicapai tingkat kerusakan produksi yang minimum?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di
commit to user
1. Mengetahui tingkat kerusakan produk dalam kaitannya
dengan batas pengendalian.
2. Untuk menentukan langkah-langkah apa yang harus diambil
perusahaan untuk meningkatkan kualitas produksi.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat diambil manfaatnya untuk membuat
keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga manfaat yang diharapkan adalah:
1. Menambah pengetahuan khususnya mengenai pengendalian kualitas bagi penulis.
2. Penulis dapat menerapkan teori-teori pengetahuan
khususnya mengenai pengendalian kualitas yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan.
3. Untuk menambah informasi dan sumbang saran bagi perusahaan dalam hal pengendalian kualitas.
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Produk
Pengendalian Kualitas
Standar Kualitas
Produk Tidak Rusak
Produk Rusak
commit to user Keterangan:
Produk tyang dihasilkan perusahaan dibanding dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, dari hasil perbandingan tersebut akan dapat diketahui mana produk yang tidak rusak yaitu produk yang sesuai dengan standar kualitas perusahaan dan mana
produk yang rusak yaitu produk yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Dengan adanya produk yang rusak
tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi dengan menggunakan analisa diagram control-P. Pada diagram control-P akan terlihat apakah kerusakan produk-produk
masih dalam batas pengendalian atau tidak. Dari hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
pengendalian kualitas produk yang akan diproduksi sehingga pedoman dalam pengendalian kualitas produk yang akan diproduksi selanjutnya diharapkan tingkat
commit to user
F. METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yaitu proses produksi param
mustajab gaya baru 22A. Penelitian dilakukan di PT. Air Mancur yang beralamat di Jalan Raya Solo-Sragen Km 7 Palur PO BOX 253 Solo 57102
2. Sumber Data dan Jenis Data
a. Sumber data diperoleh dari bagian produksi PT. Air
Mancur
b. Jenis data yang digunakan adalah sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek yang diteliti,
biasanya diperoleh dari buku-buku maupun dari hasil penelitian yang telah dilakukan orang lain.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung dengan nara sumber yaitu dengan pimpinan perusahaan
maupun dengan karyawan yang bersangkutan dalam lingkungan perusahaan.
commit to user 4. Teknik Analisa Data
Analisa dilakukan untuk menjawab permasalahan yang ada, apakah pengendalian kualitas sudah dilakukan
dengan baik atau belum. Teknik analisa data dilakukan dengan menggunakan metode:
a. Metode Control Chart-P
P-Chart merupakan bagan pengendalian untuk sifat-sifat barang yang didasarkan atas proporsi
produk-produk yang ditolak. Diagram P-Chart adalah diagram yang mengukur prosentase kerusakan dalam sample.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1) Menghitung proporsi kerusakan tiap periode
d
p
n
=
keterangan :
p = proporsi kerusakan tiap periode
d = jumlah rusak tiap periode
n = total sample yang diamati
(jumlah produksi tiap periode)
commit to user
m = jumlah sample dalam subgroup
3) Menghitung deviasi standar dari proporsi yang rusak
(1
)
Sp = devisiasi standar
4) Menentukan Upper Control limit (UCL) dan Lower
5) Menggambar bagan kendali
b. Metode control Chart-C
Merupakan langkah awal untuk mengetahui
tingkat kerusakan dan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar
commit to user
penggunaan metode analisis Chart-C ini dimaksudkan
untuk mengetahui kerusakan produk masih dalam batas pengendalian. Kriteria kerusakan produk dalam proses
produksi masih dalam batas pengendalian apabila kerusakan masih dalam Batas Pengendalian Atas (UCL) dan Batas Pengendalian Bawah (LCL). Dengan
menggunakan analisis C-Chart akan dapat diketahui batas-batas kerusakan yang terjadi baik dalam batas
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian pengendalian, kualitas dan pengendalian kualitas
a. Pengendalian (Control)
Pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara-cara peralatan untuk menjamin bahwa rencana yang
dilakasanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan (Handoko, 1999:25). . Menurut Feigenbaum (1992:9)
pengendalian adalah suatu proses untuk mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk kegiatan manajemen sambil tetap menggunakan cara-cara untuk
menjamin hasil yang memuaskan. Sedangkan menurut Agus Maulana (1992:4) pengendalian adalah
mengarahkan seperangkat variabel (mesin, manusia, peralatan) ke arah tercapainya sasarasn atau tujuan. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengendalian adalah suatu cara, untuk pemeriksaan kegiatanyang sedang dan telah dilakukan, agar kegiatan
commit to user b. Kualitas
Ada banyak pengertian mengenai kualitas. Beberapa pengertian antara lain men definisikan kualitas
sebagai daya tahan misalnya warna sepatu. Tapi ada yang mendefinisikan kualitas sebagai kenyamanan, misalnya ruang kerja, gedung pertemuan, kelas dalam
kereta api dan sebagainya. Sehingga pengertian kualitas tersebut terkadang masih kabur, apakah merupakan
daya tahan terhadap produk, kenyamanan pemakaian, daya guna atau masih banyak pengertian yang lainnya lagi. Menurut Tjiptono (1996:56) kualitas adalah
memenuhi atau sama dengan persyaratannya (conformance to requirement) meleset sedikit saja dari
persyaratannya, maka suatu produk atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan, kebutuhan
organisasi, pemasok, dan sumber, pemerintah, teknologi serta pasar/ persaingan. Menurut Assauri (1993:267)
kualitas adalah faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan, untuk apa barang atau hasil
commit to user
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Besterfield (1990:1) kualitas
adalah total dari fitur dan karakteristik dari pada suatu produk atau jasa yang dimiliki oleh produk atau jasa tersebut, fitur dan karakteristik yang digunakan untuk
memuaskan konsumen atau sesuai dengan keinginan konsumen. Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam suatu produk atau jasa, jumlah atribut, sifat-sifat produk atau jasa yang menyebabkan barang
atau jasa tersebut sesuai dengan tujuan produk atau jasa tersebut di butuhkan.
c. Pengendalian Kualitas
Ada beberapa pengertian mengenai pengendalian kualitas, antara lain: menurut Besterfield (1998:2)
pengendalian kualitas adalah penggunaan aktivitas dan teknik untuk mencapai, mendukung, dan memperbaiki
kualitas produk atau jasa. Menurut Ehud Menipaz (1990:75) pengendalian kualitas adalah sistem yang efektif untuk mengintegrasiakn pengembangan kualitas
commit to user
memungkinkan produk atau jasa pada tingkat yang paling
ekonomis yang memberikan kepuasan penuh kepada pemakai. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas (manajemen perusahaan) dan teknik untuk menjaga,
mencapai, mendukung, memperbaiki dan
mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang
telah ditetapkan.
2. Tujuan Pengendalian Kualitas
Pada umumnya pengendalian kualitas mempunyai
beberapa tujuan, antara lain:
a. Menurut Handoko (1999:454), tujuan
1) Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu.
2) Mengilhami kerja tim yang lebih baik.
3) Mendorong keterlibatan dalam tugas.
4) Menigkatkan motivasi pada karyawan.
5) Menciptakan kemampuan memecahkan masalah.
6) Menimbulkan sikap-sikap memecahkan masalah.
commit to user
8) Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang
tinggi.
9) Memajukan karyawan dan pengembangan
kepemimpinan
10) Mendorong penghematan biaya.
b. Menurut Assauri (1997:208) adalah:
1) Agar hasil produksi dapat mencapai standar mutu
dan kualitas yang diterapkan.
2) Mengusahakan biaya inspeksi menjadi sekecil mungkin.
3) Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses menggunakan mutu tertentu menjadi kecil.
4) mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas
Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi dalam menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas sesuai
commit to user a. Wujud Luar barang
Gaya atau bentuk dari suatu produk akan mempengaruhi terhadap ketertarikan konsumen. Warna, model dan jenis
sangat dominan untuk meraih pangsa pasar dengan didukung pelayanan dan kualitas yang terjamin. Selera pasar Indonesia lebih mengutamakan bentuk daripada kualitas
suatu barang.
b. Fungsi Suatu Barang
Suatu produk yang dihasilkan harus bisa memenuhi fungsi atau kegunaan dari produk tersebut. Kepuasan konsumen akan tercapai bila kondisi yang sesungguhnya
sesuai dengan fungsi atau guna produk tersebut.
c. Biaya Barang
Kebiasaan yang ada beranggapan bahwa suatu barang yang mahal harganya akan mempunyai kualitas yang relatif baik bila dibandingkan dengan suatu produk yang harganya
lebih rendah. Karena untuk mendapatkan kualitas yang baik akan memerlukan pengorbanan yang tinggi, sehingga
secara otomatis akan meningkatkan harga jualnya. Namun tidak menutup kemungkinan suatu produk yang harganya murah mutunya tidak jauh berbeda dengan suatu produk
commit to user
4. Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas
Secara garis besar ruang linkup pengendalian kualitas dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu:
a. Pengendalian kualitas yang yang dilakukan berkenaan dengan proses secara berurutan dan teratur termasuk bahan bakunya yang akan
digunakan untuk proses produksi. Contoh-contoh atau sample dari hasil yang diambil pada waktu
yang sama dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah,
maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelakasana semula untuk penyesuaian
kembali. Perlu diingat bahwa pengawasan dari proses harus berurutan dan teratur.
b. Pengendalian yang dilakukan terhadap hasil akhir
akhir produksi agar barang yang masih rusak atau kurang memenuhi syarat tidak layak untuk diproses
commit to user 5. Pendekatan Pengendalian Kualitas
Untuk melaksanakan pengendalian kualitas di dalam suatu perusahaan, maka manajemen perusahaan perlu
menentukan melalui apa pengendalian kualitas tersebut dilakukan. Hal ini disebabkan oleh karena faktor yang menentukan atau berpengaruh terhadap baik dan tidaknya
kualitas produk atau jasa perusahaan, misalnya: bahan baku, tenaga kerja, mesin dan peralatan produksinya.
Dengan demikian agar pengendalian kualitas yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan dapat tepat mengenai sasaran serta dapat meminimalkan biaya kualitas
maka perlu dipilih pendekatan yang tepat untuk perusahaan.
a. Pendekatan Bahan Baku
Bagi perusahaan yang memproduksi suatu produk dimana katakteristik bahan baku akan sangat berpenharuh terhadap produk yang dihasilkan. Maka
dalam hal ini pengendalian kualitas bahan baku akan menjadi hal penting dalam perusahaan tersebut. Baik
buruknya kualitas produk perusahaan akan sangat ditentukan oleh aik buruknya kualitas bahan baku yang digunakan. Dalam pendekatan bahan baku untuk
commit to user
sebaiknya dikerjakan oleh manajemen perusahaan
agar bahan baku yang diterima perusahaan dapat dijaga kualitanya. Beberapa hal tersebut diantaranya
adalah seleksi sumber bahan pemeriksaan dokumen, pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan dan penjagaan gudang bahan baku. Apabila hal-hal
tersebut dilaksanakan dengan baik, maka kemungkinan perusahaan untuk memperoleh bahan baku dengan
kualitas rendah akan dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga kualitas bahan baku yang dipergunakan perusahaan yang bersangkutan untuk keperluan proses
produksi akan dapat dipertahankan pada tingkat tertentu sesuai dengan persyaratn yang ditetapkan oleh
perusahaan.
b. Pendekatan Produksi
Tidak semua perusahaan bahan baku yang berkualitas
akan mempengaruhi kualitas produk akhir perusahaan. Pada beberapa perusahaan lain justru terdapat bahwa
proses produksi yang akan lebih banyak menetukan kualitas produk akhir dan bukan bahan bakunya, artinya di dalam perusahaan-perusahaan semacam ini
commit to user
kualitas yang prima, namun apabila proses produksinya
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka akan dapat diperoleh produk perusahaan dengan kualitas baik.
Pengendalian kualitas akan dilaksanakan melalui pengawasan kualitas proses yang berlangsung di dalam perusahaan tersebut.
c. Pendekatan Produk Akhir
Pada pendekatan produk akhir penentuan standar
kualitas yang akan dipergunakan serta usaha pencpaian terhadap standar kualitas yang berlaku tersebut akan dilaksanakan kedua-duanya. Hal yang
pertama merupakan tindakan-tindakan yang harus diambil setelah produk perusahaan tersebut selesai di
produksikan. Hal kedua merupakan pemikiran kedepan sehingga nantinya akan diputuskan standar kualitas yang baru.
6. Penentuan Standar Kualitas
Standar kualitas merupakan pedoman bagi
commit to user
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
penentuan standar kualitas adalah:
b. Perusahaan harus memperhitungkan persaingan dan
kualitas produk pesaing.
c. Perusahaan harus mempertimbangkan kegunaan akhir produk.
d. Kualitas harus sesuai dengan harga jual.
e. Diperlukan adanya:
1) Tim penjualan yang mewakili konsumen
2) Tim teknik yang mengatur desain dan kualitas produk
3) Tim pembelian yang menentukan kualitas bahan
4) Tim produksi yang menentukan biaya memproduksikan berbagai kualitas
5) Tim pemeriksa yang bertugas memelihara kualitas
f. Setelah ditentukan atau disesuaikan dengan keinginan konsumen dengan kendala teknik produksi, tersedianya
commit to user
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. AIR MANCUR
A. Sejarah dan perkembangan PT. Air Mancur
PT. Air Mancur yang kini terkenal di kalangan luas bukanlah
suatu perusahaan yang dididrikan dengan modal besar. PT. Air Mancur semula merupakan suatu suatu usaha rumah atau home
industry yang tidak terkenal sama sekali.
Pada tanggal 23 Maret 1963 tiga orang sekawan, yaitu LW. Santoso, Rudy Hindrotonojo dan Kimun Angkosandjojo
bersama-sama membuat jamu tradisional sebagai usaha home industry dan tempat pembuatan jamu itu berlokasi di sebuah rumah sewa yang
terletak di tepi jalan raya tidak jauh dari jembatan jurug Solo atau tempatnya di kampung pucang sawit. Begitu kecil, sederhana dan tidak terkenal.
Pada waktu itu hanya ada 11 karyawan yang bekerja dengan menggunakan alat sederhana atau alat-alat yang serba tradisional
yaitu alu dan lumpang. Hasil produksi home industry itu mereka beri nama Air Mancur dan dipasarkan ke Jakarta. Ide nama Air Mancur didapat saat LW. Santoso memasarkan produksi di Jakarta ia
commit to user
Pada tanggal 23 Desember 1964 industri rumah tersebut
berubah menjadi sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dengan nama PT. Air Mancur yang berkedudukan di
Wonogiri. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1964 seluruh kegiatan perusahaan dipindahkan dari Pucang Sawit ke Wonogiri.
Dalam perkembangannya PT. Air Mancur masih harus
menghadapi berbagai rintangan dan begitu banyak hambatan. Pada tahun 1966 PT. Air Mancur mendapatkan suatu tantangan
yang nyaris dapat melumpuhkan. Tetapi berkat kegigihan LW. Santoso yang pada waktu itu diserahi kepercayaan dan diberi tugas untuk mengemudikan jalannya roda perusahaan, maka perusahaan
PT. Air Mancur berhasil lolos dari cobaan dan tantangan tersebut. Kemudian dari tahun berganti tahun PT. Air Mancur akhirnya dapat
berkembang kembali dan maju dengan pesat.
Pada tahun 1974 dibangun pabrik baru yang terletak disebelah utara desa palur tepatnya di daesa Tegalrejo Dagen
Jaten, Kabupaten Karanganyar. Sampai daengan tahun 2002 PT. Air Mancur telah memiliki lima unit kerja dan tiga divisi usaha.
Unit kerja:
1. a. Di Jalan Pelem No. 51-53 Wonogiri
Tempat pengolahan produk makanan dan minuman
commit to user 2. Palur Karanganyar
Tempat proses pengolahan jamu serbuk dan obat luar dalam bentuk padat, laboratorium, dan kantor pusat.
3. Klampisan, Wonogiri
Tempat pengolahan jamu ekstrak. 4. Jetis
Tempat pengolahan produk kosmetik. 5. Celep
Tempat untuk proses pengemasan jamu serbuk dan obat luar dalam bentuk padat.
Divisi Usaha:
1. Divisi jamu
a. Jamu serbuk : di Palur, Celep, Salak
b. Jamu ekstrak : di Klampisan 2. Divisi kosmetik di Jetis
3. Divisi makanan dan minuman di Pelem, Wonogiri
B. Visi, Misi, Tujuan
Dalam setiap perusahaan pasti memiliki visi, misi, motto, dan
tujuan yang akan dicapai. PT. Air Mancur dalam pendiriannya visi, misi, motto, dan tujuan sebagai berikut:
Visi : Masyarakat sehat sejahtera
commit to user
Tanggap : Dapat memberikan kepuasan kepada
seluruh masyarakat.
Tangguh : Mampu membangun sistem manajemen
secara professional.
Tumbuh : Terus menciptakan produk yang berkualitas dan membudayakan pemakaian.
Motto : Menuju kehidupan lebih baik.
Adapun tujuan yang ingin dicapai PT. Air Mancur adalah sebagai
berikut:
1. Menghasilkan produk yang bermutu dan diarahkan kepada konsumen dan menghasilkan keuntungan yang besar.
2. Meningkatkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam dunia usaha.
3. Ikut membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan.
4. Melestarikan budaya tradisional dengan memanfaatkan
kekayaan alam Indonesia.
5. Membantu perekonomian nasional sebagai salah satu penghasil
dan penyumbang devisa negara. C. Struktur Organisasi
Dalam suatu organisasi atau perusahaan sangat diperlukan
commit to user
perusahaan serta memperlancar tugas-tugas karyawan. Jadi
dengan struktur organisasi maka akan tercipta hasil kerjasama yang baik dan membantu mencapai tujuan organisasi yang lebih
efektif. Adapun struktur organisasi yang digunakan pada perusahaan PT. Air Mancur dapat dilihat pada halaman lampiran.
Secara garis besar tugas-tugas dan tanggung jawab tiap
kegiatan dalam struktur organisasi PT. Air Mancur adalah sebagai berikut:
1. Direksi
a. Memimpin dan bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan.
b. Mengadakan kerja sama atau hubungan baik kedalam maupun keluar perusahaan.
c. Menguasai pelaksanaan kerja para General Manajer dalam menjalankan perusahaan mereka.
2. QA Officer
Sebagai wakil perusahaan menerapkan standar mutu ISO dan menjamin kualitas produk perusahaan.
3. Pengawasan dan Penanggung Jawab Produksi (PPJP)
Sebagai wakil perusahaan dalam berhubungan dengan departemen kesehatan dan bertanggung jawab terhadap mutu
commit to user
Bagian ini bertugas memeriksaq pengeluaran dan pemasukan
tiap departemen.
5. Legal Officer dan Conporate Secretary
a. Membantu tugas direksi dalam penyimpanan dan pengisian dokumen-dokumen serta tugas-tugas yang berhubungan dengan kelancaran surat-menyurat.
b. Sebagai wakil direktur untuk tugas luar. 6. HRD Officer
Bagian ini membawahi unit kerja regional untuk wilayah Wonogiri, Palur, Jetis.
7. General Affairs Officer
Bagian ini bertugas untuk membantu jalannya kinerja seluruh departemen, seperti pembelian alat-alat yang dibutuhkan tiap
departemen.
8. Management Trainess
a. Melaksanakan set-up sistem, manajemen dan pengembangan program-program perusahaan.
b. Melaksanakan pelatihan-pelatihan kepada karyawan. c. Memberikan dorongan kepada tiap-tiap departemen
commit to user 9. GM Operations
Mengkoordinasi seluruh kegiatan operasi yang meliputi pengadaan bahan produksi maupun teknisi.
a. Plant Manajer
Merencanakan dan melaksanakan kebijakan perusahaan dalam memproduksi jamu, kosmetik, minuman kesehatan
serta ekstraksi. b. R & D Manager
Merencanakan dan melaksanakan kebijakan perusahaan dalam penelitian dan pengembangan resep produk. c. Quality Control Asst. Manager
Melakukan pengawasan untuk memastikan produksi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
d. Technical Manager
Bagian ini bertugas sebagai pelaksana rencana yang dibuat oleh bagian pihak manager.
10. GM finance dan Logistic
Menyelenggarakan tugas-tugas administrasi perusahaan secara keseluruhan.
a. Treasury Manager
commit to user b. Accounting Manager
Bertugas menyusun laporan keuangan perusahaan. c. Purchasing Manager
Bertugas membuat rencana bahan baku yang akan dibeli dan melakukan pembelian.
d. Info Tech. Manager
Sebagai sumber dari pengolahan data perusahaan serta pengadaan dan pengembangan teknologi informasi.
11. GM Marketing
Mengkoordinasi kesemua saluran distribusi dalam usaha memasarkan serta merencanakan kegiatan pemasaran.
a. Product Manager
Bertanggung jawab atas peluncuran produk baru and
penerapan strategi pemasaran. b. MIS (Marketing Informasi System)
Bertugas mengelola pengadaan dan pengolahan dana
pemasaran.
c. National Sales Manager
Bertanggung jawab atas omzet penjualan produk Air Mancur.
d. PT. Distributor
commit to user
D. Proses Produksi
1. Pengadaan bahan baku
Dalam memproduksi jamu, PT. Air mancur
menggunakan bahan baku jamu sering yang disebut simplisia yaitu bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan berupa
bahan yang telah dikeringkan. Sebagian besar bahan yang digunakan adalah berupa simplisia nabati yaitu merupakan
bahan-bahan yang berasal dari tanaman yang mempunyai khasiat dalam pengobatan. Simplisia nabati yang digunakan dapat digolongkan sebagai akar-akaran, kayu-kayuan,
daun-daunan, pokok batang ataupun rimpang, biji-bijian, dan bahan tambahan berupa minyak parfum atau aroma.
Bahan baku didapatkan dari 4 sumber yaitu dari kebun pembibitan PT. Air Mancur, petani, pedagang atau pemasok dan dari luar negeri. Bahan baku yang berasal dari
petani maupun pedagang atau pemasok didapatkan dengan dua cara yaitu pemesanan dari perusahaan (melalui bagian
commit to user
GAMBAR 2 SKEMA PEMBELIAN BAHAN BAKU Sumber : PT Air Mancur Palur, Karanganyar
Petani
Pengiriman contoh
Pemeriksaan laboratorium
Pengiriman barang
Pemeriksaan laboratorium
Diterima
Masuk gudang kotor
Ditolak
Kembali ke petani/ pedagang/ pemasok
Ditolak
Kembali ke petani/ pedagang/ pemasok Diterima
Transaksi jual beli
commit to user
Dalam skema dapat dilihat bahwa sebelum dilakukan
transaksi jual beli, pihak perusahaan meminta sampel atau contoh untuk dilakukan pengujian kualitas simplisia.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan makroskopis, mikrobiologi, dan fitokimia. Apabila hasil pengujian sesuai dengan standar Air Mancur maka dilakukan
pemesanan barang dalam jumlah besar sesuai dengan kebutuhan. Setelah tercapai kesepakatan harga, pihak
petani atau pedagang mengirim dalam jumlah besar. Apabila bahan baku telah dikirimkan, dilakukan lagi pemeriksaan laboratorium untuk menguji apakah bahan yang dikirimkan
sesuai dengan sampel yang telah dikirimkan terlebih dahulu. Apabila tidak sesuai barang akan dikembalikan.
2. Proses Pengolahan Jamu Serbuk
Proses produksi jamu serbuk yang ada di PT. Air Mancur Palur dibagi menjadi dua tahapan yaitu proses I
merupakan proses pengolahan nahan baku yang dilakukan
di Celep. Proses 1 meliputi proses sortasi® pencucian®
perebusan® pengeringan® penyangraian® pengecilan
ukuran® standarisasi® peracikan. Sedangkan proses II
merupakan proses pembuatan jamu yang dilakukan di Palur.
commit to user
pengayakan I ® pengadukan® pemeriksaan laboratorium®
pengayakan II® pengepakan® pemasaran.
a. Sortasi Bahan Kotor
Sortasi dilakukan terhadap bahan kotor yang berasal dari gudang kotor. Sortasi dilakukan secara
manual oleh para pekerja dengan maksud untuk memisahkan kotoran yang tercampur dalam bahan
baku jamu, misalnya campuran fisik berupa ranting, kotoran, bunga, dan daun. Selain secara manual sortasi juga dilakukan dengan menggunakan
pengayak untuk sortasi bahan yang ukurannya kecil seperti merica atau ketumbar.
b. Pencucian
Pencucian bahan dilakukan terhadap batang dan akar dengan maksud untuk membersihkan dari
kotoran yang berupa tanah. Pencucian dilakukan dengan menggunakan bak bertingkat tiga yang
commit to user c. Perebusan Bahan
Proses ini dilakukan terhadap bahan baku berupa jati belanda, kapulaga, dan tempuyang.
Tujuannya adalah untuk melunakkan stuktur bahan dan menghilangkan getah sehingga mempermudah proses selanjutnya. Perebusan dilakukan ± 10
menit. Khusus untuk turi dan kecubung, proses perebusan dilakukan lebih lama karena untuk
menurunkan sifat membius yang terkandung dalam bahan tersebut.
d. Pengeringan Bahan
Proses pengeringan dilakukan terhadap bahan jamu yang telah mengalami pencucian dan
perebusan. Pengeringan menggunakan sinar matahari dan oven. Pengeringan yang menggunakan sinar matahari dilakukan untuk
bahan-bahan yang termostabil yaitu bahan-bahan yang tahan terhadap suhu tinggi, misalnya
alang-alang. Sedangkan pengeringan dengan oven dilakukan terhadap bahan yang yang termolabil yaitu bahan yang mengandung komponen yang
commit to user
terhadap bahan yang dapat bereaksi apabila
terkena sinar matahari. e. Penyangraian
Penyangraian merupakan penggorengan tanpa minyak atau dalam keadaan kering. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin
penyangrai maupun dengan menggunakan wajan dan tungku, misalnya kunyit sedangkan yang
menggunakan mesin penyangrai adalah biji kedawung yang tujuannya adalah untuk mempermudah pengupasan kulitnya.
f. Pengecilan ukuran
Pengecilan ukuran dimaksudkan untuk
mempermudah standarisasi, karena masing-masing bahan yang digunakan untuk membuat jamu mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Pengecilan
ukuran dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pre-boken (mesin penghancur awal) atau
dengan menggunakan mesin perajang bahan. g. Standarisasi
Bahan-bahan yang telah mengalami
commit to user
menyaragamkan kadar kandungan bahan baku
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT. Air Mancur dan untuk menjaga atau
menstabilkan mutu jamu yang akan dihasilkan. h. Peracikan Bahan
Bahan yang telah distandarisasi diracik
sesuai dengan jumlah dan komposisi dalam resep formula suatu jenis jamu. Proses peracikan
dibawah pengawasan apoteker. Peracikan dilakukan dengan menimbang bahan dan mencampurkan formula-formula tersebut ke dalam
sebuah karung. i. Penggilingan
Proses pengolahan jamu serbuk di mulai dengan penggilingan dan pengayakan bahan-bahan dalam racikan jamu. Setiap racikan digiling
dengan menggunakan mesin giling yang mempunyai prinsip penghancuran dari hammer mill.
Hasil gilingan dihisap oleh blower kemudian dimasukkan ke dalam siklon.
j. Pengayakan (I)
commit to user
120 mesh dengan tujuan untuk menyeragamkan
derajat kehalusannya. Halusan yang tidak lolos dari mesin pengayak dimasukkan lagi ke mesin
penggiling.
k. Pengadukan/ Homogenisasi
Untuk mendapatkan campuran bahan yang
homogen hasil ayakan dimasukkan ke dalam mesin pengaduk yang prinsip kerjanya sama dengan
mixer. Pada proses pengadukan ini dilakukan penambahan beberapa bahan tambahan seperti ginseng, minyak peppermint, dan cola untuk
memperbaiki rasa dan aroma jamu. Setelah proses pengadukan, diambil sampel untuk diperiksa
homogenitas, kadar air, kandungan mikroba, kandungan logam berat, dan khasiat jamunya. l. Pengayakan (II)
Pada saat bahan diperiksa laboratorium,
bahan jamutersebut disimpan di gudang selama ±
3 hari, yang mungkin selama 3 hari tersebut bahan
baku jamu meggumpal atau kemasukkan benda-benda lain sehingga perlu diadakan pengayakan
commit to user
ini bertujuan untuk menghilangkan serat atau
kotoran lain yang terbawa.
m. Proses Pengemasan
Teknik pengemasan dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan secara mekanis
(mesin). Cara manual dilakukan untuk mengemasa kemasan sekunder atau kemasan distribusi.
Sedangkan mesin-mesin pengemas digunakan untuk mengemas kemasan primer dari jamu serbuk.
E. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dalam industri pangan merupakan
faktor penting untuk memelihara kualitas produk agar tetap baik dan memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan. Sistem pengendalian kualitas yang dilakukan di PT. Air Mancur dilakukan
mulai dari bahan baku, bahan pembantu, proses maupun produk jamu yang dihasilkan.
1. Pengendalian Kualitas Bahan Baku dan Bahan Pembantu Pengendalian kualitas dilakukan terhadap bahan baku dan bahan pembantu sejak bahan dipesan dari para petani
commit to user
Pemeriksaan makrokopis dilakukan untuk melihat apakah
bahan yang tercampur dengan bahan lain atau bahan asing lainnya. Sedangkan pemeriksaan Mikrokopis dilakukan untuk
mengamati ciri khas yang ada pada bahan yang dapat membedakannya dari bahan lainnya. Bahan baku dan bahan tambahan yang telah dibeli diperiksa lagi dengan cara
mengambil sampel bahan yang dikirim untuk mengetahui apakah bahan yang dikirimkan sesuai dengan sampel yang
telah dikirimkan terlebih dahulu.
2. Pengendalian Kualitas Produk Selama Proses
Pengendalian kualitas produk yang dilakukan selama
proses akan lebih menjamin produk akhir yang bermutu tinggi. Pengendalian kualitas ini juga dilakukan terhadap
faktor-faktor lingkungan kerja antara lain: kebersihan bahan, alat, pekerja, dan tempat kerja. Pengendalian kualitas produk selama proses dilakukan setelah bahan jamu
diprebroken yaitu suatu proses dimana bahan-bahan dibuat agar besarnya sama sehingga memudahkan proses
selanjutnya. Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan terhadap jamu setengah jadi untuk diperiksa kesamarataan campuran, derajat kehalusan, kandungan logam-logam
commit to user
diberi nomor batch sebagai tanda bahwa jamu halusan
tersebut dapat dikemas karena aman untuk dikonsumsi. 3. Pengendalian Kualitas Produk setelah Proses
Jamu-jamu jadi yang telah dibungkus diambil contohnya untuk disimpan sebagai arsip dan untuk pemeriksaan ulang terutama pemeriksaan mikrobiologis,
keseragaman bobot, pemeriksaan momor batch dan nomor kode produksi. Pemeriksaan stabilitas jamu dilakukan
terhadap produk jamu yang beredar di pasaran dengan memeriksa sampel yang disimpan sebagai arsip sehingga daapt diketahui jangka waktu produk jamu aman untuk
dikonsumsi masyarakat. Jamu yang dikembalikan dari agen akan diperiksa lagi apakah masih layak untuk dikonsumsi.
Apabila yang rusak kemasannya, akan dilakukan penggantian kemasan. Tetapi apabila halusan jamu memang sudah tidak layak untuk dikonsumsi maka akan dibuang.
F. Analisis Data
Pada item ini kami kami akan menganalisa dan membahas
mengenai pengendalian kualitas terhadap produk jamu Param Mustajab (22A) yaitu jumlah produksi dan jumlah kerusakan yang ditimbulkan pada setiap kali melakukan kegiatan produksi.
commit to user
yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah berjalan dengan baik
atau belum. Kami menganalisa produk ini berdasarkan data yang kami peroleh dari PT. Air Mancur. Metode yang kami gunakan
adalah metode P-Chart yang merupakan diagram yang mengukur persentase kerusakan atas sample yang kami gunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan produk Param Mustajab (22A)
yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Untuk perhitungan dengan analisis P-Chart ini, akan diambil sampel pemeriksaan sebesar 1000 unit (h) setiap bulannya, dimana didalamnya terdapat sejumlah produk rusak atau cacat (d) selama
12 bulan (m) yang dimulai dari bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Desember 2008. untuk mengetahui jumlah produk rusak atau
cacat dari sample 1000 unit tersebut, dilakukan perhitungan dengan cara perbandingan. Sebagai contoh pada bulan januari 2008 jumlah produksi sebesar 465.000 unit dan jumlah jumlah
produk rusak atau cacat sebesar 18600 unit atau 4,0% dari produksi bulan itu. Dengan demikian, produk rusak atau cacat dari
commit to user TABEL I
PERSENTASE KERUSAKAN PRODUK PARAM MUSTAJAB 22A TAHUN 2007
Sumber: PT. Air Mancur Palur, Karanganyar
1. Rata-rata Proporsi Kerusakan Produk
commit to user 2. Standar Deviasi
SP =
3. Batas atas (Upper Control Limit)
UCL = p + 3SP
= 0,0483 + 3(0,00678) = 0,0483 + 0,02034 = 0,0686
= 6,8%
4. Batas bawah(Lower Control Limlit)
LCL = p - 3SP
= 0,0483 - 3(0,00678)
= 0,0483 - 0,02034 = 0,028
commit to user
Dari perhitingan dengan metode control p-chart diperoleh batas atas sebesar 0.068 atau 6,8% dan batas bawah sebesar 0.028 atau 2,8%. Sedangkan dari diagram P-chart tersebut dapat dilihat bahwa
kerusakan produk yang diperiksa selama 12 bulan dari 1000 sampel yaitu dari bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Desember 2007,
dapat dikatakan bahwa pengendalian kualitas pada produk Param Mustajab 22A telah berjalan dengan baik, karena kerusakan yang terjadi masih dalam batas kendali, yaitu masih berada di antara
commit to user
Pada diagram P-chart tersebut juga dapat dilihat bahwa
kerusakan tertinggi terjadi pada bulan Mei, Juni, Agustus 2007 yaitu sebesar 6% dan kerusakan terendah terjadi pada bulan Maret 2007
sebesar 1,7%. Berdasarkan data yang kami peroleh dari PT. Air Mancur, kerusakan pada produk Param Mustajab 22A terjadi pada penggilingan 11,06%. Pada proses pengayakan 1,19%, pada proses
pembungkusan 0.356% dan sisanya pada proses produksi yang lain. Pada umumnya kerusakan produk Param tersebut disebabkan oleh:
1. Faktor alam
Disebabkan oleh angin yang membawa debu ataupun pasir, sehingga dapat merubah aroma dan khasiat dari produk Param
tersebut.
2. Faktor manusia
a. Pada proses pengoperasian alat penggilingan yang tidak sesuai dengan prosedur (temperature tinggi), hal ini mengakibatkan bahan menjadi rusak.
commit to user
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan data mengenai pengendalian kualitas pada produk jamu param mustajab (22A) di PT. Air Mancur Palur,
dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Dari 1000 sample yang di periksa dengan menggunakan metode
P-chart selama 12 bulan yaitu dari bulan Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 diperoleh rata-rata kerusakan produk sebesar 0,048 atau 4.8%. Batas kendali atas sebesar 0,068 atau
6,8% dan batas kendali bawah sebesar 0,028 atau 2,8%. Sehingga dari diagram P-Chart terlihat bahwa kerusakan produk
tiap bulannya dari 1000 unit sample yang diperiksa selama 12 bulan yaitu dari bulan Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 masih dalam batas pengendalian yaitu masih terletak
diantara batas kendali atas dan batas kendali bawah.
2. Pada bulan Maret produksi param mustajab (22A) mengalami
under of control yaitu terletak di bawah batas kendali bawah. Hal
ini sebaiknya menjadi perhatian PT. Air Mancur agar menjadi panduan ke depannya untuk ditingkatkan.
commit to user
a. Menurunkan tingkat kerusakan-kerusakan yang masih dalam
batas pengendalian.
b. Dalam proses penggilingan di PT. Air Mancur sebaiknya di
perhatikan lebih detail lagi, dikarenakan sering terjadinya temperature tinggi yang disebabkan oleh mesin yang sudah aus ataupun rusak.
B. Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan diatas, cara menanggulangi
kerusakan pada produk param mustajab (22A) sebagai berikut:
1. Perlu adanya perawatan dan pemeliharaan secara berkala terhadap alat-alat produksi, misalnya mesin selalu dibersihkan,
penggantian mesin-measin yang aus atau rusak. Sehingga kerusakan produk yang dapat diakibatkan oleh mesin yang rusak
ataupun kotor dapat dihindarkan.
2. Mengingat biaya untuk mengganti mesin lama dengan yang baru sangat mahal, maka hendaknya perusahaan setidaknya bisa