• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY DENGAN METODE C CHART PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY DENGAN METODE C CHART PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

DENGAN METODE C-CHART

PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Industri

Disusun oleh : Anang Wijayanto

F3508056

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

*

Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.

(Nabi Muhammad SAW)

*

Kita tidak dapat membantu semua orang, tetapi semua orang dapat membantu kita.

(Ronald Reagen)

*

Tak akan ada waktu dan tempat untuk merubah masa lalu anda tapi akan selalu ada waktu dan tempat dimana anda dapat mengubah

masa depan anda.

(Al Muhtaram)

*

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.

(Winston Chuchill)

*

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

(Einstein)

Karya ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Nenekku tersayang

3. Sahabat-sahabatku yang selalu

mendukungku

4. Teman-teman Manajemen Industri

(5)

commit to user

v

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

mellimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga laporan Tugas Akhir

dengan judul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY DENGAN METODE C-CHART PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Ahli Madya Program D3 Manajemen Industri Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Dalam kesempatan ini penulis

sampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si, Ak selaku ketua program Diploma 3

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Sinto Sunaryo, SE., MSi selaku ketua program manajemen industri

fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Yeni Fajariyanti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang

telah banyak membantu memberikan pengarahan dan bimbingan

kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Bambang Setiawan selaku pimpinan PT. Iskandar Indah

Printing Textile.

6. Bapak Agus Mulyo selaku karyawan pendamping selama penelitian di

PT. Iskandar Indah Printing Textile.

7. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung dalam pembuatan Tugas

Akhir ini.

8. Someone dan teman-temanku, Hendy, ciwod, mas Taufik, mas Ugi,

mas Mantri, agung, Krisna yang selalu memberi semangat.

9. Teman-teman seperjuangan D3 Manajemen Industri. Terimakasih atas

(6)

commit to user

vi

langsung maupun tidak langsung yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak

terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Namun

demikian, laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 20 Juni 2011

(7)

commit to user

vii

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

ABSTRAK ……….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. iii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. v

KATA PENGANTAR ………. vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. Xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah……… 4

C. Tujuan Penelitian……….. 4

D. Manfaat Penelitian ……… 5

E. Kerangka Pemikiran ………. 6

F. Metode Penelitian ………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas ……….. 12

B. Pengertian Pengendalian Kualitas ………... 12

C. Pengaruh Kualitas ……… 13

D. Biaya Kualitas ……… 14

E. Diagram C-chart ……… 15

(8)

commit to user

viii

H. Diagram Sebab Akibat ……… 19

I. Inspeksi ………. 20

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ……… 22

B. Laporan Magang Kerja ……… 53

C. Pembahasan Masalah ……… 56

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………... 66

B. Saran ………. 68

DAFTAR PUSTAKA ………. 70

(9)

commit to user

ix

Halaman

Tabel 3.1. Jumlah Karyawan dan Pembagian Kerja ... 36

Tabel 3.2. Jadwal Magang Kerja ... 56

Tabel 3.3. Jumlah Produksi dan Kerusakan Produk pada PT. Iskandar

Indah Printing Textile Tahun 2010 ... 57

Tabel 3.4. Jenis kerusakan Kain Grey pada PT. Iskandar Indah Printing

(10)

commit to user

x

Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran ... 6

Gambar 3.1. Struktur Organisasi ... 27

Gambar 3.2. Proses Produksi Weaving ... 46

Gambar 3.3. Bagan Kendali ... 59

Gambar 3.4. Diagram Pareto ... 61

(11)

commit to user

xi Lampiran 1. Surat pernyataan

Lampiran 2. Surat Keterangan

Lampiran 3. Nilai Magang

Lampiran 4. POM for Windows

(12)

commit to user

[Type text]

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY

DENGAN METODE C-CHART

PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

Anang Wijayanto F3508056

Kualitas merupakan faktor penting dalam dunia usaha, terutama dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Untuk itu setiap perusahaan dituntut untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan kualitas produksinya. Salah satu caranya adalah dengan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas adalah suatu cara untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Pengendalian kualitas memegang peranan yang sangat penting dan merupakan kegiatan yang sangat perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam proses produksi.

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian mengenai pengendalian kualitas kain grey tahun 2010 pada PT. Iskandar Indah Printing Textile. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata kerusakan, kerusakan produk akhir kain grey yang out of control

serta untuk mengetahui jenis kerusakan yang sering terjadi dan penyebab kerusakannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis c-chart. Metode c-chart digunakan dengan dasar bahwa produk yang dikategorikan rusak apabila produk tersebut tidak memenuhi satu atau lebih spesifikasi. Berdasarkan perhitungan dengan metode c-chart dapat diperoleh rata-rata kerusakan 4.118,5 meter dengan batas pengendali atas sebesar 4.311,03 meter dan batas pengendali bawah sebesar 3.925,97 meter. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan data jumlah produksi dan jumlah kerusakan pada tahun 2010 terdapat 5 bulan (Januari, Februari, Maret, Juli dan Agustus) yang masih diluar batas pengendalian. Tingkat kerusakan terbesar yaitu putus pakan dan putus lusi yang disebabkan karena perusahaan menggunakan mesin-mesin tua dalam proses produksinya.

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis ingin memberikan saran sebagai berikut: (1). Perusahaan menerapkan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode analisis c-chart. (2). Dilakukan pembersihan dan perawatan pada mesin-mesin produksi. (3). Optimalisasi pengawasan dari kepala bagian produksi pada karyawan.

(13)

commit to user

[Type text]

ABSTRACK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY

DENGAN METODE C-CHART

PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Quality control is a way to maintain order and direct the company's quality products and services can be maintained as planned. Quality control plays a very important and is an activity that is needed by every company in the production process.

In this case the author conducted research on gray cloth quality control in 2010 at PT. Iskandar Indah Printing Textile. This study aims to determine the average damage, damage to the final product that gray cloth out of control and to know what kind of damage that often occurs and causes damage.

The method used in this study is the c-chart analysis method. C-chart method is used on the basis that the products are categorized as defective if the product does not meet one or more specifications. Based on calculations by the c-chart method can be obtained an average of 4118.5 feet to uuper control limit of 4311.03 feet and lower control limit of 3925.97 meters. From the results of calculations using data on the number of production and the amount of damage in 2010 there were 5 months (January, February, March, July and August) are still beyond control. Greatest level of damage that are broken the pakan thread and the lusi threas which caused the company to use old machines in their production process.

Based on the discussion that has been presented, the authors would like to give suggestions as follows: (1). The company implemented a quality control by using the c-chart analysis method. (2). Cleaning and maintenance on production machines. (3). Optimizing the supervision of the head of production at the employee.

.

(14)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia industri di Indonesia semakin

menampakkan kemajuan, terjadi perubahan-perubahan yang cepat di

era globalisasi khususnya dalam persaingan bisnis. Hal ini terbukti

dengan munculnya berbagai produk atau jasa yang semakin beragam

di pasar industri. Agar dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan

harus mampu mengelola semua sumber daya yang dimilikinya, mulai

dari persediaan bahan baku, proses produksi, sumber daya manusia,

penerapan manajemen, pemasaran, pelayanan terhadap konsumen

dan yang terpenting ialah kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

Semakin baik produk atau jasa yang dihasilkan semakin banyak pula

konsumen yang meminatinya.

Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan

penjualan dan mengurangi biaya, yang keduanya akan meningkatkan

keuntungan. Selain itu, kualitas produk yang baik akan memperbaiki

reputasi perusahaan akan produk yang dihasilkannya. Sama halnya,

kualitas yang diperbaiki menyebabkan biaya turun karena perusahaan

meningkatkan produktivitas, mengurangi bahan yang terbuang dan

biaya garansi. Kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan

(15)

commit to user

2 dan mempertahankan posisinya di pasar. Pelanggan mungkin memiliki

pandangan tersendiri mengenai kualitas, tetapi untuk menciptakan

sebuah produk atau jasa manajer operasi harus menetapkan apa yang

diharapkan oleh pelanggan.

Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan. Di dalam perencanaan kualitas

produk akhir, manajemen perusahaan harus sudah mulai

merencanakannya sejak saat pengadaan bahan baku yang

dipergunakan, saat proses produksi dan terakhir pada saat produk

tersebut akan keluar dari perusahaan. Untuk menghasilkan produk

dengan kualitas yang baik diperlukan adanya pengendalian kualitas.

Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas (manajemen

perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk

perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah

direncanakan (Ahyari, 2002:239). Pelaksanaan pengendalian kualitas

sangat erat dengan standar kualitas yang telah ditentukan perusahaan.

Pelaksanaan pengendalian kualitas secara efektif mengharuskan

partisipasi dan kerjasama semua pihak dalam perusahaan, melibatkan

manajemen puncak, manajer, penyelia, dan pekerja di berbagai

tingkatan kegiatan perusahaan. Pengendalian kualitas bertujuan untuk

menekan jumlah produk yang dihasilkan yang berada di bawah standar

(16)

commit to user

3 sesuai dengan standar kualitas perusahaan dan menghindari lolosnya

produk rusak ke tangan konsumen.

PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah perusahaan

manufaktur yang berlokasi di Jalan Pakel No. 11 RT 03 RW VIII,

kelurahan Kerten, kecamatan Laweyan, Surakarta. Perusahaan ini

bergerak pada bidang tekstil, dimana proses produksinya berdasarkan

pesanan konsumen. Tentunya perusahaan harus mampu

menyelesaikan produksinya sesuai waktu yang telah ditentukan karena

dengan ketepatan waktu akan menunjang produktivitas perusahaan,

sehingga dapat memaksimalkan laba dan memuaskan konsumen.

Disamping itu, perusahaan juga harus memperhatikan kualitas produk

yang dihasilkannya, jika tidak ingin kalah kualitas dengan produk dari

perusahaan lain. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk memperoleh

produk akhir yang sesuai dengan standar kualitas PT. Iskandar Indah

Printing Textile telah mengkoordinasi terhadap sumber daya yang

dimiliki.

Untuk meminimalisir kerusakan kain yang dihasilkan, pada setiap

mesin tenun di PT. Iskandar Indah Printing Textile secara otomatis

akan berhenti apabila ada benang yang putus. Apabila benang lusi

yang terputus maka lampu hijau pada mesin akan menyala dan mesin

akan berhenti secara otomatis, sedangkan apabila benang pakan yang

(17)

commit to user

4 akan mempermudah bagi operator mesin untuk mengetahui kerusakan

yang terjadi pada kain.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam tugas akhir ini penulis

akan fokus dengan topik pengendalian kualitas produk dengan judul :

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY DENGAN METODE C-CHART PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan

permasalahannya yaitu :

1. Berapakah batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali

bawah (LCL) pada diagram C-Chart?

2. Apakah kerusakan pada produk kain grey yang terjadi di PT.

Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas pengendalian

kualitas?

3. Apakah jenis kerusakan dan penyebab kerusakan pada produk kain

grey di PT. Iskandar Indah Printing Textile?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui batas pengendali atas (UCL) dan batas

(18)

commit to user

5 2. Untuk mengetahui kerusakan pada produk kain grey yang terjadi di

PT. Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas

pengendalian kualitas atau tidak.

3. Untuk mengidentifikasi jenis kerusakan dan penyebab kerusakan

pada produk kain grey di PT. Iskandar Indah Printing Textile.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

a. Memberikan bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran

mengenai pengendalian kualitas produk akhir yang dihasilkan.

b. Sebagai masukan perusahaan dalam menghasilkan produk

yang berkualitas.

2. Bagi peneliti

c. Menambah wawasan dan menerapkan ilmu yang diperoleh

selama perkuliahan serta dapat memberikan pengetahuan dan

pemahaman mengenai pengendalian kualitas.

d. Memperoleh gambaran secara langsung mengenai dunia kerja

nyata dari perusahaan yang diteliti.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman mengenai penelitian-penelitian yang berkaitan dengan

(19)

commit to user

Pengendalian kualitas terhadap produk dilakukan untuk menjaga

dan mengarahkan agar kualitas produk dapat dipertahankan sesuai

dengan standar yang ditetapkan. Dalam menjamin kualitas suatu

produk perlu prosedur pengawasan sebelum, selama dan sesudah

proses produksi. Berdasarkan pengendalian kualitas yang

(20)

commit to user

7 dilakukan, produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu produk baik

dan produk rusak. Untuk produk rusak dianalisis dengan

menggunakan analisis C-Chart, diagram fishbone dan diagram

pareto. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan masukan bagi pihak

perusahaan.

F. Metode Penelitian 1. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain penelitian Deskriptif mengenai pengendalian kualitas

dengan menggunakan metode C-Chart dengan studi kasus pada

PT. Iskandar Indah Printing Textile, Surakarta.

2. Objek penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Iskandar Indah Printing Textile, yang

beralamat di Jalan Pakel No. 11 RT 03 RW VIII, kelurahan Kerten,

kecamatan Laweyan, Surakarta.

3. Sumber data

Data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder.

a. Data primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh dengan survei lapangan

yang menggunakan semua metode pengumpulan data original

(Kuncoro, 2003: 127). Data primer pada penelitian ini berupa

(21)

commit to user

8 b. Data sekunder

Data Sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat

pengguna data (Kuncoro, 2003: 127). Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1) Data jumlah produksi pada tahun 2010.

2) Data kain cacat pada tahun 2010.

3) Data tentang sejarah perusahaan.

4. Teknik pengumpulan data

a. Observasi

Adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer

dengan cara mengamati langsung obyek datanya.

b. Wawancara

Adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari

responden.

c. Studi pustaka

Yaitu membaca dan mempelajari literature yang berkaitan

dengan penelitian untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

5. Teknik analisis data

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian tugas akhir ini

(22)

commit to user

9 a. Metode C-Chart

Metode ini digunakan untuk mengetahui banyaknya kerusakan

yang terjadi pada produk akhir. Yang dirumuskan sebagai

berikut :

1) Menentukan rata-rata kerusakan

=

Keterangan :

= Rata-rata cacah kerusakan

= Jumlah produk rusak

n = Banyaknya obsevasi yang dilakukan

2) Menentukan batasan pengendalian

Batas pengendali atas (UCL)

UCL = + 3

Batas pengendali bawah (LCL)

LCL = - 3

Batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah

(LCL) merupakan batas-batas pengendalian dari penyimpangan

yang terjadi. Jika kerusakan berada di antara batas pengendali

atas (UCL) dan garis pusat ataupun berada di antara batas

pengendali bawah (LCL) dan garis pusat, terlebih apabila

kerusakan produk berada di bawah batas pengendali bawah

(23)

commit to user

10 menjaga kualitasnya, karena diharapkan sedapat mungkin

kerusakan sampai mendekati nol. Apabila kerusakan produk

berada di luar atau di atas batas pengendali atas (UCL) berarti

terjadi penyimpangan kualitas produk yang dihasilkan dan hal

tersebut harus segera diadakan tindakan perbaikan atau koreksi

terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut.

3) Membuat bagan kendali dari masing-masing control.

b. Diagram Pareto

Diagram pareto adalah sebuah metode untuk mengelola

kesalahan, masalah, atau cacat untuk membantu memusatkan

perhatian pada usaha penyelesaian masalah (Render dan

Heizer, 2005:266).Langkah-langkah pembuatannya adalah

sebagai berikut :

1) Menentukan prosentase untuk setiap jenis kerusakan.

Data yang diolah untuk mengetahui prosentase kerusakan

dihitung dengan menggunakan rumus jumlah kerusakan

pada jenis.

% kerusakan = x 100%

2) Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis

kerusakan yang jumlahnya paling besar ke jumlah yang

(24)

commit to user

11 c. Diagram fishbone

Menurut Render dan Heizer (2005:265), diagram fishbone

adalah teknik skematis yang digunakan untuk menemukan

lokasi yang mungkin pada permasalahan kualitas. Diagram

fishbone memiliki empat kategori yang merupakan penyebab

kerusakan, yaitu: material, mesin/peralatan, manusia dan

(25)

commit to user

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kualitas

Kualitas merujuk pada kemampuan sebuah produk atau jasa

yang secara konsisten dapat memenuhi dan melebihi harapan-harapan

konsumen. Menurut Gaspersz (2002:181) kualitas adalah totalitas dari

karakteristik suatu produk (barang atau jasa) yang menunjang

kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan.

Sedangkan menurut Render dan Heizer (2005:253), kualitas adalah

kemampuan suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas produk atau

jasa itu akan dapat diwujudkan bila orientasi pada kepuasan

pelanggan (customer satisfaction)

B. Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan suatu proses yang

mengukur keluaran (output) relatif terhadap suatu standar, dan akan

melakukan sesuatu ketika output tidak sesuai standar. Kelayakan

produk harus diperiksa dan diuji sebelum dan sesudah diproduksi agar

terjamin kualitasnya.

Menurut Ahyari (2002:239), yang dimaksud dengan

pengendalian kualitas adalah merupakan suatu aktivitas (manajemen

(26)

commit to user

13 atau jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah

direncanakan.

Kegiatan pengendalian kualitas merupakan usaha preventif

dan dilaksanakan sebelum kesalahan produk tersebut terjadi, dan

sebagai usaha untuk memenuhi standar kualitas. Dalam kegiatan

pengendalian kualitas tersebut tidak hanya meliputi penetapan standar

produk atau proses dari pihak produsen melainkan standar yang

ditetapkan oleh produsen tersebut juga harus sesuai dengan

spesifikasi atau toleransi yang ditetapkan oleh pihak konsumen.

C. Pengaruh Kualitas

Menurut Render dan Heizer (2005:254), ada tiga alasan

pentingnya kualitas :

a. Reputasi perusahaan

Suatu perusahaan menyadari bahwa reputasi akan mengikuti

kualitas apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai

persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan karyawan

dan hubungan pemasok. Promosi tidak akan menggantikan produk

yang berkualitas.

b. Keandalan produk

Semua perusahaan tentunya tidak ingin memiliki desain,

memproduksi dan mengedarkan produk atau jasa yang

penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan bagi

(27)

commit to user

14 sesuai dengan keinginan pelanggan dan tentunya tidak

mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan bagi penggunanya.

c. Keterlibatan global

Dimasa teknologi seperti sekarang, kualitas menjadi suatu

perhatian internasional. Bagi perusahaan dan negara yang ingin

bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka

harus memenuhi harapan kualitas, desain dan harga global. Produk

yang rendah mutunya mengurangi keuntungan perusahaan dan

neraca pembayaran negara.

D. Biaya Kualitas

Menurut Render dan Heizer (2005:255) biaya kualitas adalah

biaya karena mengerjakan sesuatu dengan salah, yaitu harga yang

timbul karena ketidakmampuan memenuhi standar.

Empat kategori utama biaya dikaitkan dengan kualitas, yang

disebut sebagai biaya kualitas, yaitu :

a. Biaya pencegahan

Biaya yang terkait dengan pengurangan komponen atau jasa yang

rusak (contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas).

b. Biaya penaksiran

Biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses,

(28)

commit to user

15 c. Kegagalan internal

Biaya yang diakibatkan oleh proses produksi komponen atau jasa

yang rusak sebelum diantarkan ke pelanggan (contoh: rework,

scrab dan waktu menunggu disebabkan mesin rusak).

d. Biaya eksternal

Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat

(contoh: barang dikembalikan, kewajiban, biaya pada masyarakat).

E. Diagram c-chart

Diagram ini digunakan untuk mengendalikan jumlah yang

rusak per-unit hasil suatu proses. Peta kendali ini berguna untuk

memonitor proses dimana bisa terjadi sejumlah besar kemungkinan

kesalahan tetapi jumlah yang benar-benar terjadi relatif lebih kecil.

Langkah-langkah dalam analisis ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan rata-rata kerusakan

=

Keterangan :

= Rata-rata cacah kerusakan

= Jumlah produk rusak

n = Banyaknya obsevasi yang dilakukan

b. Menentukan batasan pengendalian

Batas pengendali atas (UCL)

(29)

commit to user

16 Batas pengendali bawah (LCL)

LCL = - 3

Batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah

(LCL) merupakan batas-batas pengendalian dari penyimpangan

yang terjadi. Jika kerusakan berada di antara batas pengendali atas

(UCL) dan garis pusat ataupun berada di antara batas pengendali

bawah (LCL) dan garis pusat, terlebih apabila kerusakan produk

berada di bawah batas pengendali bawah (LCL) merupakan

prestasi yang bagus bagi perusahaan dalam menjaga kualitasnya,

karena diharapkan sedapat mungkin kerusakan sampai mendekati

nol. Apabila kerusakan produk berada di luar atau di atas batas

pengendali atas (UCL) berarti terjadi penyimpangan kualitas produk

yang dihasilkan dan hal tersebut harus segera diadakan tindakan

perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan pengendalian

kualitas tersebut.

c. Membuat bagan kendali dari masing-masing control.

F. Alat-alat pendukung pengendalian kualitas

Menurut Render dan Heizer (2005:263-268), ada 7 alat dalam

pengendalian kualitas, yaitu :

a. Lembar pengecekan (check sheet)

Adalah suatu formulir yang didesain untuk mencatat data. Dalam

banyak kasus, pencatatan dilakukan sehingga pada saat data

(30)

commit to user

17 membantu analisis menentukan fakta atau pola yang mungkin

dapat membantu analisis selanjutnya.

b. Diagram sebar (scatter diagram)

Diagram sebar menunjukan hubungan antar-dua perhitungan.

Sebagai contoh adalah hubungan yang berbanding lurus di antara

lamanya waktu pelayanan jasa yang dipanggil ke rumah dengan

jumlah perjalanan yang dilakukan teknisi kembali ke truknya untuk

mengambil komponen. Jika dua hal berhubungan dekat, titik-titik

data akan membentuk sebuah pita yang ketat. Jika hasilnya adalah

sebuah pola acak, maka hal tersebut tidak berhubungan.

c. Diagram sebab-akibat (cause and effect diagram)

Diagram sebab akibat dikenal juga dengan diagram ishikawa atau

diagram tulang ikan (fish-bone chart). Alat ini digunakan untuk

mengenali elemen proses (penyebab) yang mungkin memberikan

pengaruh pada hasil.

d. Diagram pareto

Adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan, masalah, atau

cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha

penyelesaian masalah. Analisis pareto mengisyaratkan

masalah-masalah yang ditangani dapat memberikan manfaat. Setelah

diagram pareto dibuat maka langkah selanjutnya adalah mencari

penyebab kerusakan serta mencari cara-cara untuk mengurangi

(31)

commit to user

18 e. Diagram alir (flow charts)

Adalah diagram yang secara garis besar menyajikan sebuah

proses dengan menggunakan kotak dan garis yang berhubungan.

Diagram ini adalah alat yang sangat baik untuk memahami sebuah

proses atau menjelaskan sebuah proses.

f. Histogram

Menunjukan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi dari

setiap nilai yang terjadi. Histogram menunjukkan data yang paling

sering terjadi dan juga variasi dalam perhitungan.penjelasan

statistik, seperti rata-rata dan standar deviasi dapat dihitung untuk

menjelaskan distribusi. Walaupun demikian, data harus selalu

dipetakan sehingga bentuk distribusi dapat terlihat.

G. Diagram pareto

Menurut Render dan Heizer (2005:266), diagram pareto

adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan, masalah atau

cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha

penyelesaian masalah. digunakan untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi tipe-tipe yang tidak sesuai Langkah-langkah

pembuatannya adalah sebagai berikut :

a. Menentukan prosentase untuk setiap jenis kerusakan.

Data yang diolah untuk mengetahui prosentase kerusakan

dihitung dengan menggunakan rumus jumlah kerusakan pada

(32)

commit to user

19

% kerusakan = x 100%

b. Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan

yang jumlahnya paling besar ke jumlah yang paling kecil dari kiri

ke kanan.

H. Diagram sebab akibat

Diagram sebab akibat dikenal juga dengan diagram ishikawa

atau diagram tulang ikan (fish-bone chart). Alat ini digunakan untuk

mengenali elemen proses (penyebab) yang mungkin memberikan

pengaruh pada hasil. Langkah-langkah dalam pembuatan diagram

sebab akibat yaitu (Grant dan Leavenworth, 1989:287):

a. Definisikan permasalahannya. Langkah ini dapat menggunakan

hasil-hasil histogram data, bagan kendali, diagram pareto, dan

sebagainya.

b. Seleksi metode analisis. Seringkali metode analisis itu meliputi

berupa sumbangsaran bersama suatu tim yang mewakili bagian

produksi, rekayasa, pemeriksaan dan yang lainnya yang terlibat

secara potensial mengenai masalah yang sedang dihadapi.

c. Gambarkan kotak masalah dan panah utama (pusat).

d. Spesifikasikan kategori utama sumber-sumber yang mungkin

menyumbang terhadap masalah.

e. Identifikasikan kemungkinan sebab-sebab masalah ini.

(33)

commit to user

20 I. Inspeksi

Menurut Gaspersz (2002:178), inspeksi adalah

aktivitas-aktivitas seperti pengukuran, pengujian, penaksiran terhadap satu atau

lebih karakteristik dari barang atau jasa kemudian membandingkan

dengan persyaratan yang ditetapkan guna menentukan kesesuaian.

Sedangkan menurut Handoko (1984:429), inspeksi adalah seluruh

kegiatan, diantaranya pengujian, untuk memeriksa apakah produk

memenuhi standar atau tidak. Tujuan utama inspeksi adalah

menghentikan pembuatan komponen-komponen yang rusak.

Pemeriksaan produk selama diproses juga menghindarkan

perusahaan dari pengerjaan satuan-satuan yang sebenarnya telah

rusak. Dalam hal ini perusahaan memerlukan para pemeriksa yang

dapat menginformasikan tidak hanya bahwa suatu produk tidak

memenuhi standar atau ditolak, tetapi juga mengapa, agar para

manajer dapat memusatkan perhatiannya pada perbaikan situasi.

Ada beberapa pedoman umum untuk menentukan kapan

sebaiknya inspeksi dilakukan :

a. Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi

barang-barang salah agar tidak ada kerja lebih dilakukan pada

barang-barang jelek.

b. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang memakan biaya agar

berbagai operasi ini tidak akan dilaksanakan pada barang-barang

(34)

commit to user

21 c. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk yang

salah mungkin menghentikan atau memacetkan mesin-mesin.

d. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutupi kerusakan-kerusakan

(seperti pengecatan atau perakitan).

e. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat tidak

dilakukan (seperti pengelasan komponen-komponen atau

pencampuran cat).

f. Pada mesin-mesin otomatik dan semi otomatik, inspeksi dilakukan

pada unit pertama dan terakhir, tetapi hanya kadang-kadang bagi

unit diantaranya.

g. Inspeksi komponen-komponen akhir.

h. Inspeksi sebelum penggudangan (termasuk barang-barang yang

dibeli).

i. Inspeksi pengujian produk-produk jadi. Perusahaan harus

memeriksa bahwa tidak ada barang-barang yang dikirim tanpa

inspeksi, paling tidak pada sampel. Karena dalam hal ini para

pelanggan akan menjadi inspectors. Bila produk jelek mereka

pindah ke perusahaan lain, atau lebih parah lagi bila mereka

memberi tahukan kepada setiap orang bahwa produk perusahaan

(35)

commit to user

22 BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Iskandar Indah Printing Textile berdiri pada tanggal

23 Mei 1975 berbentuk badan usaha CV (Commanditer

vennonschap) dengan nama CV Iskandartex, berdasar akta

perusahaan No 98 tanggal 23 Mei 1975. Perusahaan ini merupakan

satu dari sekian banyak perusahaan textile yang mengolah bahan

baku benang menjadi kain mentah (grey) yang kemudian

meningkatkan jenis produksi berupa kain bercorak atau lebih

dikenal dengan sebutan batik printing

CV Iskandartex memulai produksinya satu tahun setelah

berdiri yaitu pada tahun 1976. Pada awal berdirinya perusahaan

bermodalkan 25 unit mesin tenun, dan kemudian mengalami

perkembangan hingga pada tahun 1977 perusahaan memiliki 77

unit mesin tenun. Produksi perusahaan terus meningkat, hal ini

dibuktikan pada tahun 1980 perusahaan mendatangkan mesin kanji

dari Taiwan yang fungsinya mengeringkan kain secara otomatis.

Pada tahun yang sama perusahaaan juga memperluas bangunan

(36)

commit to user

23 yang terus meningkat, maka perusahaan merasa perlu menambah

mesin tenun, hingga pada akhir tahun 1993 jumlah mesin tenun

yang dimiliki menjadi 614 unit. Mesin-mesin yang dimiliki

perusahaan selain mesin tenun adalah mesin palet sebanyak 50

unit, mesin warping sebanyak 3 unit, mesin kanji sebanyak 2 unit,

mesin boiler sebanyak 1 unit, mesin folding sebanyak 5 unit, dan

mesin kilos sebanyak 1 unit.

Konsumen tekstil dan batik berasal dari berbagai daerah

dalam kota maupun luar kota, diantaranya seperti Pekalongan,

Jakarta dan Bandung. Bahkan perusahaan mampu melayani

pesanan dari luar negeri, seperti Amerika Serikat, Korea,

Singapura, Swiss, Dubai dan Arab Saudi.

Melihat usaha yang terus berkembang, maka pimpinan

perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk mengubah bentuk

perusahaan dari bentuk CV menjadi bentuk PT (Perseroan

Terbatas). Berdasar SK Menkeu RI No.7/12/12 tertanggal 1

November 1989, akhirnya pada tanggal 2 Januari 1991 perusahaan

resmi menjadi PT. Iskandartex dengan nomor izin usaha yaitu

199/11.16/PB/VIII/1991/PT. Pergantian nama berikutnya terjadi

pada bulan Februari 1996 menjadi PT. Iskandar Indah Printing

Textile.

Faktor-faktor yang mendorong pendirian PT. Iskandar Indah

(37)

commit to user

24 a. Adanya keinginan untuk mengembangkan jenis usaha keluarga

menjadi jenis usaha yang lebih maju.

b. Adanya keyakinan bahwa permintaan akan tekstil di pasar

masih sangat terbatas.

c. Adanya keinginan yang kuat untuk mencapai tingkat kehidupan

yang lebih baik atau orientasi pendirian perusahaan adalah

untuk mencari laba (profit oriented).

d. Adanya dorongan dari pihak pemerintah agar pihak swasta turut

serta untuk menciptakan kesempatan kerja.

2. Lokasi Perusahaan

PT. Iskandar Indah Printing Textile berdiri di atas lahan

seluas 3,5 hektare. Berdasarkan letak lokasinya PT. Iskandar Indah

Printing Textile memiliki beberapa keuntungan, yaitu :

a. Ditinjau dari segi ekonomis

1) Mudah dalam pendistribusian bahan baku produksi dan

barang jadi untuk dipasarkan sehingga dapat menghemat

biaya transportasi dan pengangkutan.

2) Cukup banyak tenaga kerja yang tersedia.

b. Ditinjau dari segi sosial

1) Menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar

perusahaan.

2) Membantu pemerintah dalam mensukseskan kampanye

(38)

commit to user

25 c. Ditinjau dari segi teknis

1) Daerah sekitar masih cukup luas untuk mengembangkan

perusahaan tersebut.

2) Mudah untuk mendatangkan alat-alat, mesin tenun dan

memperoleh ahli mesin atau montir.

Perusahaan ini terdiri dari bangunan-bangunan sebagai berikut :

a. Bangunan kantor

Terdiri dari ruang direktur, komisaris umum, tamu, kepala

bagian dan karyawan pembukuan.

b. Bangunan pabrik dan gudang

c. Bangunan ruang jaga atau pos satpam

d. Bangunan ruang ketel uap (boiler)

e. Tempat parkir

f. Poliklinik

g. Mushola

h. Ruang bengkel

i. Bangunan ruang diesel

3. Tujuan Perusahaan

Tujuan dari pendirian perusahaan tekstil ini yaitu :

a. Memperoleh keuntungan demi kelangsungsan hidup

perusahaan, kesejahteraan karyawan maupun memenuhi

(39)

commit to user

26 b. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, khususnya

masyarakat sekitar lokasi perusahaan.

c. Meningkatkan hasil produksi dalam negeri dengan memproduksi

kain grey untuk memenuhi bahan baku bagi perusahaan tekstil

yang memiliki unit proses finishing.

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi secara keseluruhan mencerminkan

pola hubungan yang tetap, mempunyai rasa interaksi tertentu dan

mencerminkan cara koordinasinya. Struktur organisasi merupakan

hal terpenting dalam suatu perusahaan, karena struktur organisasi

merupakan cara pembagian kerja untuk semua pelaku yang terlibat

dalam suatu organisasi.

Pembuatan struktur organisasi dimaksudkan untuk :

a. Mengkoordinasikan suatu kelompok yang terdiri dari berbagai

tugas.

b. Membantu agar setiap lini jelas akan fungsi dan tanggungjawab

terhadap tugas.

c. Mendayagunakan kemampuan-kemapuan yang ada pada

organisasi tersebut.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Iskandar Indah

Printing Textile adalah struktur organisasi lini atau garis, artinya

semua kegiatan di dalam perusahaan dikoordinir langsung oleh

(40)

commit to user

27 Gambar 3.1

Struktur Organisasi

Sumber : PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

(41)

commit to user

28 5. Tugas dan Wewenang

PT. Iskandar Indah Printing Textile dipimpin oleh seorang

direktur utama yang membawahi 5 kepala bagian, adapun tugas

dan wewenangnya adalah sebagai berikut:

a. Direktur utama

Merupakan unsur eksekutif tertinggi dalam organisasi

perusahaan sebagai pimpinan perusahaan. Tugas dan

wewenangnya adalah sebagai berikut :

1) Mendelegasikan wewenang pada manajer bawah dan

mengawasi pelaksanaannya.

2) Bekerja sama dengan manajer yang berada di bawahnya

dalam mengelola perusahaan.

3) Mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar

perusahaan.

4) Mengadakan atau menjalin kerja sama dengan pihak luar

perusahaan.

5) Meminta laporan pertanggungjawaban pada manajer.

6) Memberi saran, nasehat, petunjuk dan bimbingan pada

manajer bawah.

7) Bertanggungjawab atas wewenang yang diberikan

kepadanya dan juga atas informasi yang diturunkan pada

(42)

commit to user

29 b. Kepala bagian produksi printing

1) Bertanggungjawab atas pemberian motif kain.

2) Mengatur cara kerja karyawan agar efisien dalam

penggunaan waktu, tempat dan tenaga.

3) Mendelegasikan tugas yang dikerjakan bagian bawahannya.

c. Kepala bagian produksi weaving

1) Bertanggungjawab atas penenunan dari benang menjadi

kain.

2) Mengatur cara kerja karyawan agar efisien dalam

penggunaan waktu, tempat dan tenaga.

3) Mendelegasikan tugas yang dikerjakan bagian bawahannya.

d. Kepala bagian pemasaran

1) Mengarahkan, mengkoordinir dan mendelegasikan tugas

atau kegiatan penjualan.

2) Mengawasi pelaksanaan tugas yang dikerjakan bagian yang

ada di bawahnya.

3) Mengatur dan menetapkan cara penjualan produk.

4) Membuat permintaan produksi.

5) Mengatur cara-cara promosi.

6) Bertanggungjawab atas pencapaian target penjualan dan

(43)

commit to user

30 e. Kepala bagian keuangan

1) Mengawasi semua penerimaan dan pengeluaran kas sesuai

dengan kepentingan perusahaan.

2) Mengatur dan mengurusi masalah administrasi dan

keuangan.

3) Mengawasi dan mengarahkan tugas kepada bagian yang

berada di bawahnya.

4) Mengawasi sekaligus memberikan nasehat, petunjuk dan

bimbingan kepada bawahan dan meminta laporan atas kerja

bawahannya.

f. Kepala bagian umum

1) Mengatur pekerjaan yang berhubungan dengan personil,

kebersihan dan kendaraan.

2) Melakukan koordinasi dengan semua kepala bagian tentang

kebutuhan-kebutuhan pelayanan umum.

Dari 6 kepala bagian tersebut masing-masing

membawahi beberapa kasie yang memiliki tugas dan wewenang

sebagai berikut:

Bagian kepala produksi printing dan weaving dibantu oleh 5 kasie

yang memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Kasie persiapan

1) Menyusun jadwal kerja kelompok warping, kanji, cucuk, palet

(44)

commit to user

31 2) Membantu menyiapkan peralatan, bahan baku dan bahan

penolong.

3) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian

pengawasan.

b. Kasie proses

1) Menyusun jadwal kerja bagian prosess sesuai yang dengan

yang direncanakan.

2) Membantu menyiapkan peralatan kerja.

3) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian proses.

c. Kasie finishing

1) Menyusun jadwal kerja bagian proses sesuai dengan yang

direncanakan.

2) Bertugas dalam proses penyelesaian kain.

3) Menyiapkan laporan hasil produksi per hari tiap unit.

d. Kasie tehnik

1) Mengatur kerja perbaikan dan pemeliharaan

peralatan-peralatan,

2) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian tehnik.

3) Bertanggungjawab atas kelancaran mesin produksi sehingga

dapat digunakan dengan baik.

e. Quality control

1) Bertugas dan bertanggungjawab atas pengawasan

(45)

commit to user

32 2) Bertanggungjawab atas hasil kerja pengawasan mutu,

pelayanan umum dan gudang.

3) Bertanggungjawab atas aktiva perusahaan yang berada di

dalam wewenangnya.

Kepala bagian pemasaran membawahi 2 kasie, yaitu kasie gudang

dan kasie administrasi. Tugas dan wewenangnya adalah sebagai

berikut:

a. Kasie gudang

1) Mengatur dan mengawasi pekerjaan-pekerjaan yang

berhubungan dengan penerimaan, pengeluaran dan

penyimpanan barang spare part dan benang.

2) Melaksanakan perencanaan pengadaan barang spare part

dan benang.

3) Memeriksa laporan persediaan barang spare part dan

persediaan benang setiap saat.

b. Kasie administrasi

1) Mengatur dan menetapkan cara penjualan produk

2) Mengatur strategi pemasaran atau promosi

Kepala bagian keuangan dibantu oleh 4 kasie, yaitu:

a. Kas

1) Melakukan pekerjaan administrasi keuangan.

2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan

(46)

commit to user

33 3) Melaksanakan pembayaran gaji dan upah para karyawan.

b. Pembukuan

1) Menjamin kegiatan yang berada di bawahnya dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan.

2) Mendelegasikan tugas pada bagian yang berada di

bawahnya dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan

pembukuan per kuartal maupun tahunan serta laporan biaya

per bulan.

3) Bertanggungjawab atas penyusunan finansial dan anggaran

perusahaan sesuai dengan rencana produksi.

4) Menilai dan mengawasi kegiatan yang dilakukan bagian

yang berada di bawahnya.

5) Memberi saran, ide, petunjuk dan bimbingan pada para

bawahannya.

6) Bertanggungjawab atas administrasi pembukuan.

c. Pembelian

1) Mengkoordinir pembelian bahan baku yang diperlukan

perusahaan serta pembelian peralatan dan perlengkapan

yang dibutuhkan.

2) Mengawasi barang-barang yang dibeli, jika tidak sesuai

dengan pesanan baik kualitas maupun kuantitas serta harga

(47)

commit to user

34 3) Mengatur dan menetapkan cara pembelian dan pengadaan

bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi.

4) Menentukan atau memilih pemasok.

5) Bertanggungjawab atas tugas-tugas yang didelegasikan

pada bawahannya dan kelancaran penyediaan kebutuhan

bahan proses produksi.

d. Gudang

1) Memeriksa laporan persediaan barang spare part dan

persediaan benang setiap saat.

2) Melaksanakan perencanaan pengadaan barang spare part

dan benang.

Kepala bagian umum dibantu oleh:

a. Kasie personalia

1) Membuat daftar hadir dan administrasi kepegawaian.

2) Menentukan kriteria atau syarat-syarat masuk menjadi

karyawan.

3) Mengurusi kesejahteraan karyawan.

4) Bekerja sama dengan bagian produksi dalam pengadaan

tenaga kerja karena dalam perusahaan tekstil bagian

produksilah yang paling banyak dalam membutuhkan

karyawan atau tenaga kerja..

5) Menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan

(48)

commit to user

35 b. Kasie sekretariat

1) Menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.

2) Membantu penyelesaian pekerjaan-pekerjaan dari

perusahaan.

3) Mengkoordinir personil-personil serta pekerjaan yang

berhubungan dengan atasan.

c. Kasie kendaraan

1) Bertanggungjawab atas perawatan dan perbaikan kendaraan

perusahaan.

2) Bertugas menyiapkan kendaraan yang digunakan dalam

kegiatan perusahaan.

d. Kasie keamanan

1) Bertugas dan bertanggungjawab dalam menjaga keamanan

dan ketertiban perusahaan.

2) Melayani tamu sebagai pos terdepan.

e. Kasie rumah tangga

Bertugas daan bertanggungjawab terhadap hal-hal yang bersifat

kerumahtanggaan dalam perusahaan seperti perawatan taman,

selokan dan lain sebagainya.

6. Personalia a. Tenaga Kerja

Secara garis besar karyawan-karyawan di PT.

(49)

commit to user

36 1) Bagian produksi, yaitu bagian yang bekerja di departemen

unit weaving dan departemen unit printing serta finishing.

2) Bagian non produksi, yaitu bagian karyawan kantor.

Pada saat ini jumlah karyawan di PT. Iskandar Indah

Printing Textile adalah 1.295 orang. Berikut pembagian kerja

karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile :

Tabel 3.1

Jumlah Karyawan dan Pembagian Kerja

Shift dan bagian Jumlah karyawan

(50)

commit to user

37 Sebelum menerima karyawan baru, perusahaan

melakukan seleksi yang ketat. Diawali dari tes latihan kerja, tes

wawancara dan tes kesehatan. Syarat yang dijadikan

pertimbangan dalam penerimaan karyawan baru adalah :

1) Tingkat pendidikan

2) Jenis kelamin

3) Usia

4) Pengalaman kerja

5) Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan.

Pemberhentian karyawan dapat dilakukan dengan alasan

sebagai berikut :

1) Tidak mengikuti training.

2) Melanggar peraturan yang telah ditetapkan perusahaan.

3) Mengundurkan diri atas permintaan karyawan yang

bersangkutan.

4) Meninggal dunia.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan,

perusahaan memberikan beberapa fasilitas dan hak yang perlu

diterima karyawan, yaitu :

1) Tunjangan Hari Raya (THR)

2) Mengikutsertakan dalam Asuransi Sosial Tenaga Kerja

(ASTEK)

(51)

commit to user

38 4) Cuti hamil

5) Fasilitas kendaraan antar jemput.

6) Setiap setahun sekali diadakan acara santai bersama atau

rekreasi.

7) Memberikan pakaian seragam.

b. Sistem Kerja

Mesin-mesin tenun dijalankan selama jam kerja dan

berhenti total pada saat jam istirahat selama satu jam. Sistem

kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1) Day shift : masuk pagi terus, biasanya

untuk karyawan kantor (07.00-15.00).

2) Shift : dibagi menjadi tiga kelompok shift

(karyawan bagian produksi).

a) Group A : jam 07.00 s/d 15.00 istirahat jam 11.30 s/d

12.30

b) Group B : jam 15.00 s/d 23.00 istirahat jam 18.45 s/d

19.45

c) Group C : jam 23.00 s/d 07.00 istirahat jam 02.00 s/d

03.00

Pembagian waktu kerja di atas berlaku untuk

karyawan bagian produksi dan tehnik, sedangkan untuk

karyawan bagian non produksi bekerja dari jam 08.00 s/d 16.00

(52)

commit to user

39 kerja bagi karyawan bagian produksi setiap seminggu sekali dan

dimulai setiap hari Senin.

c. Sistem Pengupahan Karyawan

Sistem pengupahan yang diterapkan oleh PT.

Iskandar Indah Printing Textile adalah :

1) Upah bulanan

Upah yang diberikan setiap akhir bulan. Sistem ini biasanya

untuk karyawan staf, kepala bagian dan mandor.

2) Upah mingguan

Upah yang diberikan pada akhir minggu, biasanya untuk

karyawan bagian operator mesin.

3) Upah borongan

Upah yang diberikan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang

diselesaikan, biasanya untuk bagian pengepakan dan

pembungkusan.

4) Upah lembur

Upah yang diberikan untuk pekerjaan di luar jam kerja.

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Upah mingguan = 150% gaji x hari lembur

(53)

commit to user

40 7. Bidang Produksi

a. Bahan dan Mesin

Proses produksi pada PT. Iskandar Indah Printing

Textile merupakan proses produksi yang terus-menerus, yaitu

mengolah dari bahan baku benang menjadi kain grey kemudian

dicetak sehingga menghasilkan kain printing. Bahan-bahan

yang diperlukan dalam proses produksi adalah sebagai berikut :

1) Bahan baku

Bahan baku yang digunakan berupa benang rayon dan

benang katun. Benang rayon yaitu benang yang berasal dari

bahan serat buatan, sedangkan benang katun adalah

benang yang berasal dari serat kapas. Ukuran benang

diidentifikasikan dengan penomoran 30s, 40s dan

seterusnya. Semakin besar nomor semakin kecil ukuran

benangnya. Jenis benang 30s digunakan untuk benang

pakan dan yang jenis 40s digunakan untuk benang lusi.

2) Bahan penolong

Bahan-bahan penolong yang digunakan pada PT. Iskandar

Indah Printing Textile antara lain :

a) PVA digunakan untuk melapisi bulu-bulu benang.

b) Tepung jagung (cornstat), untuk melenturkan benang.

c) Acrylic, untuk melenturkan benang tetapi

(54)

commit to user

41 d) Wax, sejenis malam pet.

e) Napol, Doskol, Reaktif, Pigmen dan Direk (untuk

pewarna).

f) Bisulfat digunakan untuk menghilangkan bau

pewarna.

g) SN untuk mengawetkan bahan agar tidak luntur.

Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi :

1) Mesin warping

Digunakan untuk menggulung kembali benang dalam kons

(untuk menggulung benang dalam bentuk kerucut) yang

dimasukkan dalam gulungan besar yang disebut boom.

2) Mesin kelos

Digunakan untuk memproses kembali benang yang putus

dari mesin warping sehingga benang dapat dipakai kembali.

3) Mesin palet

Digunakan untuk menggulung benang pakan ke dalam palet,

selanjutnya benang ini dimasukkan ke dalam teropong yang

melintang pada kain grey.

4) Mesin tenun

Digunakan untuk menenun benang pakan dan benang lusi

(55)

commit to user

42 5) Mesin kanji

Digunakan untuk melapisi benang lusi dengan kanji

sehingga benang menjadi kuat dan menghaluskan bulu-bulu

pada benang, dengan demikian benang tidak akan mudah

putus pada saat ditenun.

6) Mesin diesel

Digunakan untuk menggantikan tenaga listrik pada saat

listrik padam sehingga mesin bisa tetap beroperasi.

7) Mesin folding

Digunakan untuk melipat sekaligus menghitung panjang

kain.

8) Mesin inspecting

Digunakan untuk mengontrol kain dari hasil proses produksi.

9) Mesin printing

Digunakan untuk memberikan corak pada kain.

b. Proses Produksi

PT. Iskandar Indah Printing Textile mempunyai dua

departemen, yaitu departemen tenun (weaving) dan departemen

printing. Namun karena kebijakan perusahaan yang tidak

memperbolehkan peneliti melakukan penelitian pada

departemen printing maka penelitian ini hanya menguraikan

(56)

commit to user

43 Proses produksi kain grey pada departemen weaving di PT.

Iskandar Indah Printing Textile adalah sebagai berikut :

1) Pembuatan benang lusi

Benang lusi adalah benang yang membujur dalam proses

penenunan. Benang digulung ke dalam alat yang disebut

boom yang kemudian akan melalui mesin warping, mesin

kanji dan mesin cucuk. Pada mesin warping dan mesin kanji

diadakan penarikan benang sekaligus melapisi benang

dengan campuran obat yang yang dapat menguatkan

benang.

2) Pembuatan benang pakan

Benang pakan adalah benang yang melintang dalam proses

penenunan. Benang akan diproses melalui mesin kelos dan

mesin palet. Benang dimasukkan ke dalam mesin kelos

kemudian benang tersebut diteruskan ke mesin palet untuk

menggulung benang ke dalam kayu klinting yang selanjutnya

akan dimasukkan ke dalam teropong.

3) Tahap penghanian (warping)

Prosess menggulung benang sekaligus menentukan jumlah

dan panjang benang yang diperlukan. Semakin halus dan

lebar jenis kain yang akan dibuat, semakin banyak benang

yang dibutuhkan. Karena semakin lebar kain yang akan

(57)

commit to user

44 membuat kain yang halus akan memerlukan anyaman yang

lebih rapat.

4) Tahap pengkanjian (sizing)

Tahap ini berfungsi untuk meratakan bulu-bulu,

menghilangkan kotoran sehingga pada saat proses

penenunan benang tidak mudah putus. Yaitu dengan

memasukkan benang yang sudah disiapkan pada tahap

warping ke dalam mesin stalk dan dicampur dengan obat

yang dapat menguatkan benang.

5) Tahap cucuk (racing)

Proses pemasukkan benang lewat mata jarum ke sisir atau

gun, jumlah mata sisir tergantung dari jumlah benang yang

tersedia dari proses kanji, selanjutnya benang yang sudah

dicucuk kemudian dipasang ke mesin tenun.

6) Tahap palet

Proses menggulung benang ke dalam kayu klinting atau

penggulung batang palet, kemudian dimasukkan ke dalam

teropong. Kayu klinting atau penggulung batang palet yang

telah berisi benang dipindahkan ke bagian penenunan

bersama-sama benang lusi.

7) Tahap penenunan

Penenunan merupakan penyilangan dari benang lusi dan

(58)

commit to user

45 memenuhi rancangan yang telah ditentukan. Pada tahap ini

dilakukan dengan menggunakan 3 jenis mesin, yaitu mesin

Toyoda, mesin Picanol dan mesin RRT. Operator pada

bagian tenun bertugas untuk mengawasi jalannya mesin dan

menyambung benang jika ada yang putus. Bila ada benang

yang putus, secara otomatis mesin akan berhenti serta

memasukkan teropong benang pakan yang baru.

8) Tahap penyelesaian

Proses penyempurnaan dari tahap-tahap sebelumnya. Kain

tersebut masih berupa kain grey atau kain mentah. Untuk

meningkatkan nilai ekonominya maka diperlukan proses

penyempurnaan yang meliputi :

a) Inspeksi (inspection)

Memeriksa kain dari mesin tenun bila ada yang cacat dan

perlu perbaikan.

b) Repairing

Memperbaiki anyaman yang rusak atau dobel.

c) Smashing

Membersihkan sisa-sisa benang pada kain.

d) Folding

(59)

commit to user

46 PROSES PRODUKSI WEAVING

Gambar 3.2

Proses Produksi Weaving

Benang

Benang lusi

Warping

Cucuk

Sizing

Benang pakan

Palet

Tenun

Kain grey

Inspecting

Kain grey cacat

Kain grey baik

Repairing

(60)

commit to user

47 c. Penetapan Standar Kualitas

Setiap kain yang telah dihasilkan harus selalu

diperiksa kembali kualitasnya agar sesuai dengan standar

kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan sehingga dapat

memenuhi kepuasan konsumen dan menjaga kepercayaan

konsumen yang sangat mempengaruhi citra perusahaan. PT.

Iskandar Indah Printing Textile mempunyai standar kualitas

sendiri untuk kain grey yang diproduksinya. Tingkat kerusakan

yang ditetapkan pada setiap kain grey yang dihasilkan maksimal

sebesar 0,5 persen.

Kerusakan yang terjadi pada kain grey :

1) Putus lusi

Yaitu terputusnya benang yang membujur pada kain

tenun.

2) Putus pakan

Yaitu terputusnya benang yang arahnya melintang pada

kain tenun.

3) Ganda lusi

Yaitu ada dua atau lebih benang lusi yang terdapat pada

kain tenun.

4) Ganda pakan

Yaitu ada dua atau lebih benang pakan yang terdapat

(61)

commit to user

48 5) Penenunan loncat

Yaitu penenunan yang tidak berurutan.

6) Kotor oli

Yaitu kain tenun terkena oli yang terdapat pada mesin

produksi.

8. Aspek Pemasaran

Selain standar kualitas, aspek pemasaran merupakan

salah satu aspek yang terpenting dalam perusahaan, sebab

berhasil tidaknya suatu produk di pasaran tergantung dari baik atau

buruknya sistem pemasaran yang terdapat dalam perusahaan

tersebut. Apabila sistem pemasaran tidak berjalan dengan baik

akan menimbulkan penumpukkan hasil produksi serta

terhambatnya perputaran uang dalam perusahaan.

Pada awal terbentuk atau pada waktu perusahaan masih

berbentuk CV pemasaran hasil produksinya masih disekitar

Surakarta, namun dengan semakin besarnya usaha, pemasaran

hasil produksinya hampir di seluruh kota besar di Indonesia.

sedangkan untuk ekspor, daerah pemasarannya antara lain :

Singapura, Timur Tengah, Brunei Darussalam dan Negara Amerika

latin.

PT. Iskandar Indah Printing Textile juga menerapkan

(62)

commit to user

49 yang mengkombinasikan 4 variabel atau kegiatan yang merupakan

inti dari pemasaran perusahaan. Variabel-variabel tersebut adalah :

a. Produk

Produk yang dihasilkan perusahaan ini adalah berupa kain grey

dan kain printing. Perusahaan benar-benar mengutamakan

kualitas dari kain grey yang setiap proses produksinya

diusahakan untuk meminimumkan jumlah kain yang cacat atau

rusak. Sedangkan untuk kain printing, selain kualitas yang

diutamakan juga mempunyai ciri khas tersendiri dari corak

kainnya.

b. Harga

Penetapan harga jual yang dilakukan perusahaan bertujuan

untuk mendapatkan laba, memperoleh pengembalian investasi

sesuai yang ditargetkan, selain itu juga untuk mempertahankan

dan meningkatkan market share. Penetapan harga jual

berdasarkan metode cost plus pricing, yaitu metode yang

menetapkan harga jual dengan biaya per unit ditambah dengan

presentase laba yang diinginkan.

c. Promosi

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan

adalah dengan melakukan promosi. Promosi ini dilakukan

dengan memberikan potongan harga atau diskon untuk

(63)

commit to user

50 juga memberikan sampel produk pada konsumen yang meminta

terutama konsumen yang berada di luar kota.

d. Distribusi

Dalam pendistribusian produksinya PT. Iskandar Indah Printing

Textile mempunyai dua saluran distribusi, yaitu :

1) Dari produsen disalurkan langsung ke konsumen.

2) Dari produsen disalurkan ke agen kemudian ke

konsumen.

3) Dari produsen disalurkan ke pedagang besar kemudian

ke pedagang eceran kemudian baru ke konsumen.

9. Aspek Dana Perusahaan a. Sumber Dana

Modal yang diperoleh PT. Iskandar Indah Printing

Textile dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Sumber dana internal

Sumber dana ini berasal dari laba ynag ditahan, akumulasi

penyusutan aktiva tetap yang sementara belum digunakan

untuk mengganti aktiva lama dan cadangan yang dibentuk

dari keuntungan yang diperoleh.

2) Sumber dana eksternal

Sumber dana ini berasal dari supplier, sektor perbankan dan

pemilik perusahaan atau pemegang saham. Supplier

(64)

commit to user

51 penjualan kredit untuk pembelian bahan baku. Perbankan

memberikan dana dengan cara memberi pinjaman baik

pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang.

Sedangkan untuk pemilik perusahaan masih terbatas pada

keluarga pendiri perusahaan.

b. Penggunaan Dana

Dalam penggunaan dana PT. Iskandar Indah Printing

Textile dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Modal kerja (working capital assets)

Modal kerja digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan aktiva

lancar yang biasanya dibiayai dengan kredit jangka pendek,

yaitu: kas, piutang, persediaan dan bank.

2) Modal tetap (fixed capital assets)

Modal tetap digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan aktiva

tetap, yaitu tanah, mesin, kendaraan, gedung dan inventaris

kantor. Modal tetap biasanya dibiayai dengan kredit jangka

panjang, kecuali tanah yang menggunakan modal sendiri.

c. Penggolongan dana

PT. Iskandar Indah Printing Textile dalam

(65)

commit to user

52 1) Biaya produksi

Yaitu biaya yang digunakan untuk menjalankan proses

produksi perusahaan. Terdiri dari :

a) Biaya bahan baku

Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan

baku. Pada pembuatan kain katun printing bahan baku

yang digunakan adalah benang katun, sedangkan bahan

baku yang digunakan dalam membuat kain rayon adalah

benang rayon.

b) Biaya tenaga kerja langsung

Yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

membayar upah karyawan pabrik yang terlibat langsung

dalam proses produksi.

c) Biaya overhead pabrik

Yaitu semua biaya selain biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Biaya overhead yang ada pada

PT. Iskandar Indah Printing Textile yaitu biaya listrik dan

air, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, biaya bahan

penolong, biaya kendaraan, biaya tenaga kerja tidak

langsung, biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan,

(66)

commit to user

53 2) Biaya non produksi

Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan fungsi non

produksi. Biaya non produksi yang ada pada PT. Iskandar

Indah Printing Textile antara lain :

a) Biaya upah atau gaji bagi pegawai administrasi dan

penjualan.

b) Biaya listrik dan penerangan kantor.

c) Biaya telepon kantor.

d) Biaya peralatan kantor.

e) Biaya pemeliharaan kantor.

f) Biaya kendaraan kantor.

g) Biaya administrasi dan bunga bank.

B. LAPORAN MAGANG KERJA 1. Deskripsi Magang kerja

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih

membawa konsekuensi pada sumber daya manusia untuk

meningkatkan kualitasnya, baik dalam segi teori maupun praktik.

Bagi seorang mahasiswa ilmu teori dapat diperoleh pada saat

perkuliahan, sedangkan ilmu praktik diperoleh dari praktik kerja

nyata atau magang kerja.

Magang kerja merupakan bentuk kegiatan penunjang

diluar kampus dimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu

Gambar

Tabel 3.3.  Jumlah Produksi dan Kerusakan Produk pada PT. Iskandar
Gambar 3.2.  Proses Produksi Weaving  .........................................   46
  Gambar 1.1
  Gambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat

Penelitian mengenai pengaruh bahan tambah abu terbang terhadap sifat mekanik beton mutu tinggi telah dilakukan oleh Kurniawan (2011) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Melalui karya tulis ilmiah ini, penulis memfokuskan diri pada penelitian studi kasus mengenai persepsi terhadap partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program CSR yang

pengorbanan, cinta dan Kasihnya, serta doa yang tidak henti-hentinya dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di

peneliti melihat adanya beberapa frame besar dalam analisis level teks ini yaitu Pemerintah kabupaten-kabupaten di pulau Flores yang termasuk kelompok pro atau yang

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa. Program Studi Teknik

Setelah penerapan IFRS tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah, relevansi nilai menjadi. lebih

Jenis penelitian ini kualitatif lapangan dengan pendekatan yang digunakan adalah: yuridis, sosiologis, dan norm atif syar‟i. Adapun sumber data penelitian ini adalah sumber data