• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Politeknik Negeri Medan 1979-2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sejarah Perkembangan Politeknik Negeri Medan 1979-2002"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

O L E H

NAMA : SIGMER AGRISTON MANIHURUK

NIM : 090706003

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi

SEJARAH PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002 Yang diajukan oleh :

Nama : Sigmer Agriston Manihuruk NIM : 090706003

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh:

Pembimbing,

Tanggal 10 Juli 2013

Drs. Samsul Tarigan NIP 195811041986011002

Ketua Departemen Sejarah,

Tanggal 11 Juli 2013

Drs. Edi Sumarno, M. Hum

NIP. 19640922198903001

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

SEJARAH PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

Nama : Sigmer Agriston Manihuruk NIM : 090706003

Drs. Samsul Tarigan NIP 195811041986011002

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra

Dalam Bidang Ilmu Sejarah

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

Lembar Persetujuan Ketua Departemen

DISETUJUI OLEH:

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN SEJARAH Ketua Departemen,

Drs. Edi Sumarno, M.Hum

NIP. 19640922198903001

(5)

Lembar Pengesahan Skripsi Oleh Dekan dan Panitia Ujian

PENGESAHAN:

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra

Dalam Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan

Pada :

Tanggal : 19 Juli 2013

Hari : Jumat

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 195110131976031001

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Edi Sumarno, M.Hum (---)

2. Dra. Nurhabsyah, M.Si (---)

3. Drs. Samsul Tarigan (---)

4. Dra. Penina Simanjuntak, M.S (---)

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segenap hati dan jiwa, penulis persembahkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Yang Maha Kuasa, atas penyertaan, kekuatan, kesehatan, dan kasih-Nyalah, skripsi ini dapat

penulis selesaikan tepat pada waktunya. Buah karya ini, sesungguhnya sudah lama menjadi

obsesi penulis sejak berada di semester awal. Obsesi ini merupakan hasrat hati dan wujud

tanggung jawab serta perjuangan moril dan akademik untuk menyumbangkan sesuatu yang

bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan semangat untuk meningkatkan kemampuan

diri dalam penelitian dan penulisan sejarah. Skripsi ini juga dikerjakan sebagai wujud

tanggung jawab sejarawan dalam merekonstruksi masa lalu untuk dijadikan pelajaran bagi

masa sekarang dan yang akan datang.

Saya mengharapkan agar skripsi ini dapat menjadi bahan masukan dan penambah

wawasan bagi semua pihak, serta menjadi salah satu sudut pandang ilmiah mengenai isu

terkait, terutama untuk pihak-pihak yang akan melanjutkan penelitian serupa. Penyelesaian

skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, saran, bimbingan dan ilmu dari berbagai

pihak. Sehingga pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Alm. Ayah saya Gompar B. Manihuruk, walaupun beliau sudah tidak ada lagi di

dunia ini akan tetapi saya percaya beliau selalu menyertai saya. Kepada Ibuku

Florentina Br Purba. Tanpa kalian aku tidak bisa menjadi seperti ini. Terimakasih

yang sebesar-besarnya terutama kepada Ibu saya karena telah mendidik dan

(7)

dan ibu rumah tangga semenjak Ayah saya tiada lagi. Ibu engkau tak pernah bosan

untuk selalu mengingatkan, mendengar keluh kesah dan tidak pernah lelah

membuat anak-anaknya sehat dan bahagia. Terimakasih atas doamu untuk kami

anak-anakmu Ibu. Tidak akan ada yang bisa membalas semua pengorbananmu.

Skripsi ini aku persembahkan khusus untuk Ibuku tercinta sebagai bukti cinta dan

pengabdianku. Terima kasih Ibu semoga Ibu sehat selalu dan panjang umur.

2. Terimakasih kepada bang Dion, bang Harpen, kak Yana dan adikku tercinta Putri

Agna serta kakak iparku kak Melfa Sinaga. Terimakasih untuk semua waktu dan

dukungan kalian dalam membimbingku selama ini, mendukung moril maupun

material. Buat keponakanku yang baru lahir di dunia ini Vincent Manihuruk: cepat

besar, jadilah anak yang patuh kepada kedua orang tua.

3. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU. Bapak

Dr. M. Husni Lubis, M.A. Selaku Pembantu Dekan I. Bapak Drs. Samsul Tarigan,

selaku pembantu Dekan II dan Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A selaku

Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Budaya USU.

4. Bapak Drs. Edi Sumarno M.Hum, dan Ibu Dra. Nurhabsyah M.Si. Selaku Ketua

dan Sekretaris Departemen Sejarah yang telah banyak memberikan nasehat dan

saran kepada penulis.

5. Bapak Drs. Sentosa Tarigan, M.SP, selaku dosen wali penulis.

6. Bapak Drs. Samsul Tarigan, pembimbing skripsi saya yang sudah membimbing

saya dengan baik. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan bapak

(8)

kesibukannya, mengajarkan saya bagaimana meneliti yang baik, serta menjadi

motivator bagi saya.

7. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen di Departemen Sejarah yang telah

mendidik penulis selama menjadi mahasiswa. Suatu kebanggaan memiliki dosen

seperti bapak dan ibu.

8. Terimakasih kepada Direktur Politeknik Negeri Medan, Bapak M. Syahruddin, S.T,

M.T. serta seluruh pegawai di Politeknik Negeri Medan yang telah membantu

penelitian skripsi ini.

9. Kepada para informan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas

informasi sejarah yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Terimakasih kepada sahabatku, Masniar Br Purba yang telah menyemangati dan

mendegar keluh kesah setiap cerita dan curhatku selama ini. Terimakasih telah

menempati ruang istimewa dalam hati saya.

11. Kepada kawan-kawan mahasiswa stambuk 2009 Ilmu Sejarah USU dan semua

kawan-kawan seperjuangan di jurusan Ilmu Sejarah . Terimakasih atas waktu yang

pernah kita lalui bersama, terutama kepada sahabat terbaikku Rizal Tambunan.

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas

dukungan dan bantuan yang sangat berharga untuk saya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Tuhan memberkati….

Medan, 10 Juli 2013 Penulis,

(9)

ABSTRAK

Politeknik Negeri Medan adalah salah satu perguruan tinggi yang berada di kota Medan tepatnya di lokasi USU. Pada awal berdirinya Politeknik ini bernama Politeknik USU kemudian berganti nama seiring perkembangannya menjadi Politeknik Negeri Medan atau sering disingkat Polmed pada 1999. Gagasan utama berdirinya politeknik ini adalah untuk melahirkan atau mendidik tenaga vokasi yang siap pakai di tengah-tengah masyarakat yang setiap lulusannya dibekali keterampilan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh.

Politeknik ini berkembang semenjak berdiri sampai mandiri pada tahun 1999. Perkembangan itu dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pertambahan jumlah sarana dan prasarana, dibukanya jurusan-jurusan baru serta telah meluluskan banyak alumni yang telah bekerja di berbagai bidang lapangan kerja baik di instansi pemerintah maupun swasta.

Topik permasalahan dalam tulisan ini adalah: (1) Sejarah awal berdirinya Politeknik Negeri Medan, (2) Perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 2002 dan (3) Kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan, perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 20002 serta kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode tersebut mencakup tahapan: Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik Sumber (kritik intern dan ekstern), Interpretasi (penafsiran terhadap sumber) dan Historiografi (penulisan). Serta penulisan skripsi ini menggunakan penulisan sejarah deskriptif naratif.

(10)

Daftar Isi

Ucapan Terima Kasih ...i

Abstrak...iv

Daftar Isi ...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ...1

1.2Rumusan Masalah ...6

1.3Tujuan dan Manfaat ...7

1.4Tinjauan Pustaka ...8

1.5Metode Penelitian ...10

BAB II Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan 2.1Letak dan Keadaan Kampus Politeknik Negeri Medan ...12

2.2Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan ...14

2.3Tantangan yang Dihadapi Pada Awal Berdirinya Politeknik Negeri Medan ...19

2.4Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pendirian Politeknik Negeri Medan ...20

2.4.1Bank Dunia (World Bank) ...21

2.4.2Universitas Sumatera Utara ...23

BAB IIIPERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002 3.1 Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan ...26

3.1.1 Struktur Pokok ...26

3.1.2 Bagan Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan ...27

(11)

3.2 Periode Kepemimpinan ...36

3.2.1Periode Kepemimpinan Ir. Hamid Siagian (1982-1983) ...36

3.2.2Periode Kepemimpinan Ir. Pintoro Wirjodhardjo (1983-1997) ...37

3.2.3Periode Kepemimpinan Ir. Armien Arifin Siregar (1997-2003) ...40

3.3Sistem Pendidikan dan Pengajaran ...43

3.3.1Program Pendidikan ...44

3.3.2Tenaga Pendidik ...45

3.3.3Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru dan Bantuan Beasiswa ...46

3.4Bidang Kemahasiswaan ...47

3.5 Lambang, Bendera dan Lagu Politeknik Negeri Medan ...49

3.6 Usaha-Usaha Pengembangan Pendidikan ...52

3.7 Jurusan di Politeknik Negeri Medan dan Perkembangannya ...54

3.7.1 Profil Jurusan ...56

3.8 Kesejahteraan Dosen Dan Pegawai ...69

3.9 Dinamika Kehidupan Kampus ...71

BAB IV KONTRIBUSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN DAN DUNIA KERJA 4.1 Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi ...76

4.1.1 Pendidikan...76

4.1.2 Penelitian ...79

4.1.3 Pengabdian Kepada Masyarakat ...80

4.2 Kontribusi Terhadap Dunia Kerja ...81

(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...89

5.2 Saran ...90

Daftar Pustaka

Daftar Informan

(13)

ABSTRAK

Politeknik Negeri Medan adalah salah satu perguruan tinggi yang berada di kota Medan tepatnya di lokasi USU. Pada awal berdirinya Politeknik ini bernama Politeknik USU kemudian berganti nama seiring perkembangannya menjadi Politeknik Negeri Medan atau sering disingkat Polmed pada 1999. Gagasan utama berdirinya politeknik ini adalah untuk melahirkan atau mendidik tenaga vokasi yang siap pakai di tengah-tengah masyarakat yang setiap lulusannya dibekali keterampilan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh.

Politeknik ini berkembang semenjak berdiri sampai mandiri pada tahun 1999. Perkembangan itu dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pertambahan jumlah sarana dan prasarana, dibukanya jurusan-jurusan baru serta telah meluluskan banyak alumni yang telah bekerja di berbagai bidang lapangan kerja baik di instansi pemerintah maupun swasta.

Topik permasalahan dalam tulisan ini adalah: (1) Sejarah awal berdirinya Politeknik Negeri Medan, (2) Perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 2002 dan (3) Kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan, perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 20002 serta kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode tersebut mencakup tahapan: Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik Sumber (kritik intern dan ekstern), Interpretasi (penafsiran terhadap sumber) dan Historiografi (penulisan). Serta penulisan skripsi ini menggunakan penulisan sejarah deskriptif naratif.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

yang berperan menumbuhdewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para

mahasiswa, bergumul dengan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan, mengejar pengetahuan

sebagai usaha bagi kemajuan masyarakat. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan

pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat

menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian.1

Bentuk perguruan tinggi tersebut adalah akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut,

universitas dan seminari. Karena fokus penelitian ini adalah politeknik maka penjelasan yang

diberikan hanya pada pengertian politeknik. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Istilah

politeknik berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari dua kata yakni polu atau poly yang

berarti banyak dan teknikos yang berarti seni.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi.

2

1

Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU, Kumpulan Peraturan: Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Tinggi, Statuta Universitas Sumatera Utara (UU No. 2 thn 1989, PP No. 30 thn 1990 dan Kepmendikbud No. 0427/0/1992) dan Keputusan-Keputusan Rektor USU Tentang Pelaksanaan Statuta dan lain-lain, Medan: Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU Medan, 1994, hal. 10

2

www.wikipedia.org, diunduh Senin, 10 Desember 2012 pukul 21.30 WIB

Jadi secarah harfiah politeknik diartikan

sebagai pendidikan yang memiliki banyak seni/keterampilan. Istilah politeknik digunakan

(15)

yang telah dibakukan. Artinya politeknik memiliki perbedaan sendiri dengan bentuk

perguruan tinggi lainnya. Perbedaan itu terlihat jelas dalam program pengajarannya yang

sangat menekankan pelajaran praktek, dengan perbandingan waktu 60% praktek dan 40%

teori.3

Sistem pendidikan politeknik ini dirintis sejak Pelita II masa pemerintahan Presiden

Soeharto yakni pada Kabinet Pembangunan III (31 Maret 1978- 19 Maret 1982).

Pembangunan politeknik menjadi proyek pemerintah melalui Depdikbud Ditjen Dikti yang

dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan

PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung. Di Bandung lah

dipersiapkan pembangunan politeknik yakni perencanaan bangunan, peralatan, kurikulum

dan sebagainya termasuk tenaga pengajar juga sebagian dari Bandung. Dasar hukum

pendirian politeknik sendiri adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJ/KEP/1979, tentang pembentukan

politeknik di enam daerah atau perguruan tinggi.4

Pembangunan tahap pertama pendirian politeknik dimulai pada tahun 1979. Enam

lokasi politeknik dipersiapkan pembangunannya, salah satunya di Medan yakni Universitas

Sumatera Utara dengan nama Politeknik Universitas Sumatera Utara (Poltek USU) Medan.5

3

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa, Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas, 2003, hal. 100

4

Chairuddin P. Lubis, Universitas Sumatera Utara Sebuah Perjalanan Panjang Dari Yayasan Menjadi PTN Dan PT-BHMN, Medan: Biro Rektor USU Medan, 2008, hal. 69

5

Lokasi lain yang menjadi tempat dibangunnya politeknik tersebar di lima kota yakni; Palembang: Politeknik Universitas Sriwijaya (UNSRI); Jakarta: Politeknik Universitas Indonesia (UI); Bandung: Politeknik Institut Teknologi Bandung (ITB); Semarang: Politeknik Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Malang: Politeknik Universitas Brawijaya (UNIBRAW)

(16)

beroperasi dan memulai proses perkuliahan tahun 1982. Tahun inilah yang menjadi hari lahir

dan diperingati sebagai dies natalis dari Politeknik Negeri Medan tepatnya tanggal 19

September 1982.

Nama Politeknik Negeri Medan sebenarnya belum dipergunakan pada awal berdirinya

sampai pada tahun 1999, awalnya politeknik ini bernama Politeknik Univesitas Sumatera

Utara disingkat (Poltek USU) nama ini masih mempergunakan kata Universitas Sumatera

Utara. Hal ini tidak terlepas mengingat Univesitas Sumatera Utara memiliki peran dalam

pendirian Politeknik Negeri Medan. Salah satu yang paling nyata adalah pembangunan

Politeknik ini berada di lahan USU.6

Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084/O/1997 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan

mendirikan Politeknik Negeri Medan di Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya dalam

keputusan disebut Politeknik Negeri.

Selanjutnya pada tahun 1999 nama Politeknik USU

kemudian berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan. Tahap I dalam proses pendidikan

yang dibuka adalah pendidikan bidang keteknikan yang pelaksanaannya mendapat bantuan

tenaga ahli dari Swiss yang ditempatkan di Medan. Selanjutnya pada tahap II dibangun

pendidikan bidang tata niaga yang didukung oleh bantuan tenaga ahli dan fasilitas dari

Australia. Pembangunan pendidikan bidang tata niaga mulai diselenggarakan pada tahun

1986 dan dibantu seorang tenaga ahli dari Australia.

7

6

Profil Politeknik Negeri Medan, 2012, hal. 1 7

Ibid.,

Realisasi kemandirian baru terlaksana pada tahun

1999. Politeknik USU Medan secara resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan

(17)

tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan.8

Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian dalam skripsi ini merupakan

lembaga perguruan tinggi baru yang ada di Indonesia. Lembaga pendidikan ini diperkenalkan

setelah mendapat bantuan dari pihak asing. Walaupun tergolong baru diperkenalkan namun

Politeknik Negeri Medan telah mampu menghasilkan alumni sekitar 9.000 orang sampai

pada tahun 2002. Di samping itu, dulunya Politeknik Negeri Medan masih berada satu

naungan dengan Universitas Sumatera Utara. Namun, karena dianggap cukup mandiri dan

mampu mengelola rumah tangganya sendiri. Akhirnya Politeknik Negeri Medan berdiri

sendiri dalam artian mengelola urusan rumah tangganya sendiri. Banyaknya mahasiswa yang

berhasil dididik oleh politeknik ini dan telah menghasilkan banyak alumni membuat menarik

bagi penulis untuk mengkaji Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian. Pada awal

berdirinya politeknik ini hanya memiliki 120 mahasiswa, 28 staf pengajar, serta 10 staf

administrasi. Ketertarikan lainnya bagi penulis untuk mengkaji Politeknik ini sebagai objek Walaupun telah berdiri sendiri,

Politeknik Negeri Medan masih menempati lahan Universitas Sumatera Utara tepatnya di

Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan atau kampus ini dapat dicapai melalui Jalan

Tridharma No. 2 Kampus USU (pintu 4). Namun seluruh kegiatan akademik, keuangan,

kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera

Utara.

8

(18)

penelitian karena perkembangan yang terjadi di lembaga pendidikan tinggi ini dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Program studi di politeknik ini

semakin banyak dibuka, sarana dan prasarana yang ada juga semakin bertambah.

Dari uraian singkat di atas maka penulis tertarik menjadikan Politeknik Negeri Medan

sebagai objek penelitian dan sebagai judul dalam skripsi ini yaitu “Sejarah Perkembangan

PoliteknikNegeri Medan (1979-2002).” Pengertian perkembangan yang dimaksud penulis

di sini adalah sebuah proses yang mengalami perubahan ke arah yang lebih besar. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga disebutkan bahwa perkembangan itu

berkaitan dengan perihal berkembang yang mana berkembang itu sendiri artinya menjadi

besar (luas, banyak, dsb).9

Di samping menarik, menurut penulis penelitian ini sangat penting mengingat masih

sangat sedikit penelitian di bidang sejarah pendidikan. Juga karena Politeknik Negeri Medan

belum pernah ditulis dalam bentuk tulisan sejarah. Penulis memilih angka tahun 1979

sebagai awal penelitian karena pada tahun 1979 merupakan tahap awal pembangunan

politeknik. Walaupun Politeknik Negeri Medan beroperasi secara resmi pada tahun 1982,

tetapi dasar-dasar pembangunannya telah diletakkan dan sudah menjadi sebuah proyek pada

tahun 1979. Kemudian alasan penulis membatasi tahun penelitian ini pada tahun 2002 adalah

karena pada tahun ini tidak saja politeknik resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri

Medan (disingkat POLMED) dari sebelumnya bernama Politeknik USU yang isinya telah

diperbaharui dengan SK Mendiknas No.: 130/O/2002 tentang organisasi dan tata kerja

9

(19)

Politeknik Negeri Medan, namun juga karena tahun 2002 seluruh kegiatan akademik,

keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas

Sumatera Utara.10

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan?

1. 2 Rumusan Masalah

Di dalam suatu penulisan, rumusan masalah sangat penting sebab sangat memudahkan

penulis dalam pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh data yang

relevan. Hal ini menjadi landasan dalam penulisan ini sehingga penulisan lebih mudah dan

terarah karena telah berpedoman pada rumusan masalah.

Berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini maka ada beberapa pokok permasalahan

yang akan dikaji, yaitu:

2. Bagaimana perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun

2002?

3. Bagaimana kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan

dunia kerja.

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

10

(20)

Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah:

1. Menjelaskan latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan.

2. Menjelaskan perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun

2002.

3. Menjelaskan kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia

kerja.

Sementara manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah literatur kepustakaan yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan dunia

pendidikan, khususnya ilmu sejarah dalam hal ini sejarah pendidikan.

2. Sebagai suatu sarana informasi bagi pihak yang berkepentingan dalam penelitian lebih

lanjut mengenai Politeknik Negeri Medan, baik itu pihak Politeknik Negeri Medan itu

sendiri seperti dosen, mahasiswa, staf pegawai dan bagi pemerintah maupun

masyarakat umum terutama masyarakat yang terlibat dan merasakan dampak langsung

berdirinya Politeknik Negeri Medan.

3. Sebagai suatu bahan perbandingan dalam penelitian, sudah sejauh mana tingkat

keberhasilan Politeknik Negeri Medan dalam pengelolaan lembaga pendidikan maupun

perkembangan-perkembangan yang terjadi di Politeknik Negeri Medan.

(21)

Buku yang ditulis oleh Edi Sumarno, dkk., yang berjudul “Dari Yayasan Hingga

PT-BHMN 60 Tahun Universitas Sumatera Utara” (2012) adalah buku pertama yang penulis

gunakan untuk memulai penulisan skripsi ini. Kebetulan penulis terlibat langsung pada

penulisan buku ini sehingga faktor ini juga yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat

Politeknik Negeri Medan sebagai judul skripsi. Pada buku ini dijelaskan bagaimana sejarah

awal berdirinya Universitas Sumatera Utara sampai pada usianya yang ke-60. Dengan buku

ini penulis banyak dibantu karena objek yang diteliti memiliki kesamaan yakni sama-sama

perguruan tinggi sebagai objeknya kajian. Penulis banyak memperbandingkan apa yang

ditulis pada buku ini dengan apa yang penulis teliti yaitu Politeknik Negeri Medan.

Penulis juga menggunakan skripsi sarjana dari jurusan Ilmu Sejarah USU yang berjudul

“Perkembangan Universitas HKBP Nomensen Sejak Berdiri Hingga Tahun 1975” (2005)

skripsi dari Edy Simon Bardanty Damanik dan juga skripsi Rosmery H. Manullang yang

berjudul “Perkembangan Universitas Simalungun dan Peranannya terhadap Masyarakat di

Pematang Siantar (1964-1979)” (2004). Kedua judul skripsi ini memiliki kesamaan dengan

yang telah diteliti penulis yakni sama-sama memiliki objek yang sama yaitu sejarah

perguruan tinggi sehingga panulis dapat memperbandingkan hasil penelitian tersebut dengan

hasil penelitian yang telah penulis lakukan.

Tinjauan pustaka ketiga yang digunakan penulis adalah buku karangan H. Basir

Barthos dengan judul “Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia: Proses Pendirian

Penyelengaraan dan Ujian” (1992). Dalam buku ini dijelaskan selayang pandang perguruan

tinggi di Indonesia dan berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan yang

(22)

pendidikan profesional. Juga dijelaskan secara umum mengenai organisasi politeknik,

pimpinan politeknik, tugas direktur politeknik, tugas pembantu direktur politeknik dan

berbagi penyelenggaraan yang ada di politeknik.

Selanjutnya penulis menggunakan buku karangan Sambas Wirakusumah, dkk., yang

berjudul “Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa” (1980). Buku

ini memaparkan mengenai hakekat pendidikan tinggi, juga menjelaskan mengenai sejarah

pendidikan tinggi baik masa sebelum perang kemerdekaan dan pada masa kemerdekaan.

Buku ini juga membahas perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia serta jenis-jenis

perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Buku ini sangat membantu penulis karena

menjelaskan bagaimana pendidikan tinggi di Indonesia dengan kronologis waktu yang ada

serta perkembangan yang terjadi di dalamnnya. Bahasa yang digunakan sangat mudah

dicerna dan dipahami sehingga memudahkan penulis dalam penelitian ini.

Buku lainnya yang penulis pergunakan adalah buku karangan C. E. Beeby yang

berjudul “Pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman Perencanaan” (1980).Buku ini

juga sangat membantu penulis dalam proses penulisan karena menguraikan hal-hal apa saja

yang mempengaruhi tingkat seorang siswa untuk memilih sebuah perguruan tinggi dan

nantinya berpengaruh terhadap jumlah mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Buku ini juga

mengaitkan bagaimana kualitas sebuah perguruan tinggi berpengaruh kuat pada pilihan siswa

sekolah menengah yang nantinya akan melanjut ke perguruan tinggi terutama melalui

syarat-syarat penerimaan mahasiswa yang ditentukan suatu perguruan tinggi dan ini akan kelihatan

(23)

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dilakukan sebagai upaya

memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip guna mewujudkan kebenaran dari suatu

permasalahan yang ada. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian sejarah (historis). Untuk

mendapatkan hasil penulisan yang berdasarkan penelitian sejarah, maka penelitian ini

diupayakan untuk membuat suatu tulisan sejarah (historiografi). Langkah-langkah yang

ditempuh untuk menghasilkan tulisan sejarah ini adalah dengan mengikuti metode sejarah

yang mencakup heuristik, kritik (meliputi kritik intern dan kritik ekstern), interpretasi dan

historiografi.11

Selain itu, dilakukan studi lapangan (field research) yakni wawancara dengan

orang-orang yang terlibat langsung pada permasalahan. Wawancara dilakukan kepada para pegawai

Politeknik Negeri Medan, tokoh-tokoh pendiri Politeknik Negeri Medan dan pimpinan

lembaga lain yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian ini. Melalui wawancara Langkah pertama adalah heuristik, yaitu usaha untuk memilih objek dan

mengumpulkan sumber atau informasi mengenai penelitian. Dalam melaksanakan langkah

ini, penulis melakukan pengumpulan sumber melalui studi kepustakaan (library research),

yaitu mengumpulkan sumber tertulis dalam bentuk buku-buku, jurnal, surat kabar.

Bahan-bahan ini diperoleh dari perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), perpustakaan

Politeknik Negeri Medan (POLMED) dan arsip-arsip milik Politeknik Negeri Medan.

11

(24)

ini diperoleh sumber lisan yang dijadikan fakta untuk melakukan studi komparatif atau

perbandingan dengan sumber tertulis sehingga data yang diperoleh sudah lebih akurat.

Langkah kedua adalah kritik. Kritik ini meliputi kritik intern dan kritik ekstern untuk

menghasilkan data yang asli dan dipergunakan untuk menentukan keabsahan suatu data

tersebut. Kritik intern yaitu pengujian atas keaslian isi data yang diperoleh, apakah data

tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data tersebut. Kritik intern ini

dilakukan dengan melihat jenis kertas yang digunakan, tinta tulisan dan angka-angka yang

berupa tabel (statistik), sedangkan kritik ekstern dipergunakan untuk menilai sejauh mana

tingkat objektifitas data-data tersebut. Hal ini menyangkut para penulis buku seperti yang

disebutkan di atas, latar belakang para informan dan jabatan yang dimiliki para informan.

Langkah ketiga adalah interpretasi, pada tahapan ketiga ini data yang diperoleh

dianalisis sehingga melahirkan suatu analisis yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari

objek yang diteliti. Data-data yang diperoleh merupakan perekat atau penghubung sumber

dari satu sumber ke sumber yang lain. Pada tahap ketiga ini penulis telah memiliki konsep

kerangka acuan atau gambaran untuk menuliskanya dalam bentuk tulisan.

Langkah keempat ialah historiografi atau penulisan sejarah, tahapan ini merupakan

tahapan akhir yakni merangkum dan menuliskan seluruh hasil penelitian dan disajikan dalam

bentuk karya ilmiah sejarah, sehingga menjadi tulisan yang menarik dan dapat

(25)

BAB II

LATAR BELAKANG BERDIRINYA POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan memiliki skill serta sikap intelektual

yang baik, mendorong didirikannya sebuah lembaga perguruan tinggi. Lembaga pendidikan

tinggi memiliki peran untuk menghasilkan kebenaran, menghasilkan lulusan yang siap pakai

untuk mengabdikan ilmunya demi kepentingan masyarakat. Perguruan tinggi menjadi

benteng kebenaran dan kejujuran ilmiah yang memancarkan potensi prestasinya kepada

lingkungan masyarakat di sekitarnya bahkan bagi peradaban umat manusia.12

2.1 Letak dan Keadaan Kampus Politeknik Negeri Medan

Bertambahnya minat calon mahasiswa memasuki perguruan tinggi melahirkan

tantangan untuk menambah jumlah lembaga pendidikan tinggi agar daya tampung institusi

lebih meningkat. Dunia kerja yang semakin memerlukan sumber daya manusia untuk

memenuhi keperluan pasaran kerja, menuntut perguruan tinggi menerima calon-calon

mahasiswa yang terpilih.

Politeknik Negeri Medan atau yang sering disingkat dengan Polmed berada satu lokasi

di lahan Universitas Sumatera Utara yakni tepatnya di Jalan Almamater No. 1 atau dapat

ditempuh dari Jalan Tridarma No. 2 Pintu 4. Kampus Politeknik Negeri Medan terletak di

sebelah Barat Daya kota Medan sekitar 6 km dari pusat kota. Kampus Polmed berdiri di atas

areal tanah seluas 85.000 m2 dengan luas lahan yang dipakai untuk bangunan gedung seluas

12

(26)

54.622,7 m2 terdiri dari gedung pusat administrasi, gedung perkuliahan (teori dan praktik),

gedung sarana penunjang, gedung serbaguna dan berbagai sarana olahraga.13

a. Gedung Perkuliahan

Gedung ini merupakan sarana yang paling penting atau vital. Politeknik Negeri Medan

memiliki gedung perkuliahan seluas 22.408 m2.Gedung ini mengalami perkembangan cukup

pesat mengingat dibukanya jurusan dan program studi baru. Gedung ini merupakan gedung

yang paling luas yang dimiliki oleh Politeknik Negeri Medan.

b. Gedung Praktik

Politeknik Negeri Medan memiliki gedung praktik yang keseluruhan luasnya 8.730 m2,

dengan berbagai laboratorium dan bengkel di dalamnya seperti Laboratorium Komputer,

Laboratorium Bahasa, Laboratorium CNC, Bengkel Sipil, Bengkel Mesin, Bengkel Listrik,

Laboratorium Teknik Energi, Laboratorium Teknik Elektro dan Elektronika, Laboratorium

Telekomunikasi, Laboratorium Akuntansi, Laboratorium Bank Mini, Laboratorium

Pengetikan Niaga dan sarana praktik lainnya. Kesemuanya gedung ini ditujukan dan

diperuntuhkan untuk mempermudah mahasiswa untuk praktik tanpa harus keluar dari areal

atau kawasan kampus.

13

(27)

c. Gedung Administrasi

Politeknik Negeri Medan memiliki gedung administrasi dengan total seluas 4.356 m2,

terdiri dari gedung administrasi pusat dan gedung administrasi yang berada di jurusan.

d. Gedung Penunjang

Luas bangunan ini adalah seluas 8.151 m2. Gedung ini dimanfaatkan untuk penunjang

kegiatan akademik seperti fasilitas Perpustakaan, Pendopo, Musholla, Kantin, beberapa Unit

Pelaksana Tugas, Koperasi, Kantor Dharma Wanita, Kantor Alumni, ruangan organisasi

mahasiswa, garasi mobil dinas dan lain-lain.

Seiring perkembangan Politeknik Negeri Medan telah dibangun juga beberapa fasilitas

sarana dan prasarana baru seperti gedung Sekretariat Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMU),

renovasi gedung Pendopo dan menjadikanya gedung Serba Guna, perluasan lahan parkir

untuk dosen dan mahasiswa, pembangunan gapura dan renovasi beberapa sarana olah raga

seperti; lapangan Basket, lapangan Voli, lapangan Tennis serta pembagunan koridor-koridor

baru yang menghubungkan satu gedung dengan gedung lainnya.

2.2 Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan

Berdirinya Politeknik Negeri Medan tidak terlepas dari dimulainya pembangunan

Sekolah Politeknik Mekanik Swiss (PMS) di Bandung pada tahun 1976, hasil kerjasama

antara Pemerintah RI dengan Pemerintahan Konfederasi Swiss.14

14

Bermula pada tahun 1972 ITB dan Swiss Contact bersama-sama mengadakan studi tentang ketenagakerjaan industri di Indonesia dan berkesimpulan bahwa untuk membangun industri di Indonesia

(28)

tersebut dan pengesahan bentuk pendidikannya dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia,

bertujuan untuk menciptakan institusi yang menghasilkan lapisan tenaga kerja industri

dengan kemampuan antara tenaga ahli (sarjana) dan operator. Politeknik Mekanik Swiss ini

menerima angkatan pertama pada 1976, lulusan pertama dihasilkan pada 1978.

Persentasi kelulusannya sangat tinggi dibandingkan dengan pendidikan tersier pada

umumnya, yaitu sebesar rata-rata 90%. Politeknik Mekanik Swiss ini dinilai berhasil, maka

pada tahun 1978 ditanda tangani Development Credit Agreement (Pinjaman) antara

Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 869-IND). Proyek ini merupakan Proyek Politeknik

Fase I (1978-1983) yang mencakup:15

1. Pendirian pusat pengembangan politeknik di Bandung.

2. Pendirian dan pengembangan enam buah Politeknik, yaitu masing-masing di USU,

UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, dan ITB.

Jurusan yang dibuka adalah Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik Elektronika dan

Teknik Elektro. Dengan keputusan itu maka dimulailah pembangunan politeknik yakni pada

Pelita II masa pemerintahan presiden Soeharto yakni pada Kabinet Pembangunan II (1 April

1974 – 31 Maret 1979) di mana pembangunan politeknik menjadi proyek pemerintah melalui

Depdikbud Ditjen Dikti yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik

dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Ciwaruga,

Bandung.

memerlukan tenaga-tenaga ahli yang terampil, memiliki intelektual tinggi dan kesiapan mental yang kuat. Op. Cit., Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2003, hal. 99

15

(29)

Dasar hukum pendirian politeknik sendiri adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJ/KEP/1979, tentang

pembentukan politeknik di enam daerah atau perguruan tinggi. Maka pada 1979 dimulailah

pendirian Politeknik Universitas Sumatera Utara ( Poltek USU).

“ Gagasan pembentukan pendidikan politeknik pada dasarnya dilatarbelakangi (i) mengatasi ketimpangan jumlah mahasiswa pada pendidikan diploma dan pendidikan sarjana, (ii) pembagunan nasional yang bergeser dari titik berat pembangunan pertanian ke pembangunan industri memerlukan tenaga-tenaga professional middle level technician yang tidak dapat dipenuhi oleh lulusan sarjana tetapi juga tidak dapat dipenuhi oleh lulusan Diploma II dan (iii) memenuhi permintaan dari bidang-bidang profesi pembangunan tertentu.”16

Seiring perjalanan waktu maka politeknik mengalami perkembangan yang cukup pesat,

tidak hanya Politeknik Negeri Medan tetapi juga 5 politeknik lainnya. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya lulusan politeknik dalam waktu singkat. Keberhasilan pendirian politeknik

dalam Proyek Politeknik Fase II, membuka kesempatan berikutnya, yaitu dengan ditanda

tanganinya perjanjian berikutnya antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 2290-IND)

untuk Proyek Politeknik Fase II (1984-1989) yang mencakup:

Sebenarnya Universitas Sumatera Utara tidak ikut dalam rencana awal pendirian

politeknik karena rencana awal politeknik ini akan didirikan di Aceh. Akan tetapi karena di

Aceh belum siap akhirnya dialihkan ke Medan. Walaupun sudah dimulai pembangunannya

pada tahun 1979 namun secara resmi Politeknik Negeri Medan beroperasi dan memulai

proses perkuliahan pada tahun 1982 yakni tepatnya pada 19 September dan diperingati

sebagai dies natalis dari Politeknik Negeri Medan. Berdirinya Politeknik Negeri Medan ini

hampir bersamaan dengan pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

16

(30)

1. Pembangunan Program D III (tiga tahun) Politeknik bidang Teknologi di

UNSYIAH, UNAND, UNHAS, dan ITS.

2. Pembangunan Program D II (dua tahun) Politeknik bidang Teknologi di UNTAN,

UNLAM, UNPATI dan UNDANA.

3. Pembangunan Politeknik bidang Teknologi dan Tataniaga di UNMUL, UNSRAT

dan UDAYANA.

4. Membiayai kesempatan perluasan dalam bidang Tataniaga bagi Politeknik di USU,

UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, ITB serta bidang pengecoran bagi Politeknik

Mekanik Swiss.

Bidang-bidang teknologi yang ditangani meliputi Teknik Sipil, Listrik, Elektronika dan

Komunikasi, Mesin, Tenaga dan Energi, Ekologi dan Lingkungan, Kimia, Penerbangan,

Perkapalan dan Pengecoran. Sedangkan untuk tataniaga meliputi Keseketariatan dan

Pengelolaan Kantor, Akuntansi, Perbankan dan Pariwisata.17

Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084/O/1997 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan

mendirikan Politeknik Negeri Medan di Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya dalam

keputusan disebut Politeknik Negeri. Realisasi kemandirian baru terlaksana pada tahun 1999. Dalam proyek tahap kedua ini

sasarannya adalah menghasilkan 7000 tamatan per tahun dengan daya tampung mahasiswa

sebesar 20.000 orang. Pendidikan instruktur yang bertempat di Pusat Pengembangan

Politeknik di Bandung menargetkan sebanyak 700 orang perangkatan untuk melayani semua

politeknik yang dibentuk tersebut.

17

(31)

Politeknik USU Medan secara resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan

(disingkat POLMED) yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No: 130/O/2002

tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan. Walaupun telah berdiri sendiri,

Politeknik Negeri Medan masih menempati kampus Universitas Sumatera Utara tepatnya di

Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan atau dapat juga dicapai melalui Jalan

Tridharma No. 2 Kampus USU (pintu 4), akan tetapi seluruh kegiatan akademik, keuangan,

kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera

Utara.

Faktor yang menyebabkan mandiri dan berganti namanya politeknik ini adalah sesuai

dengan Undang-undang pendidikan tinggi yakni Peraturan Pemerinta (PP) No. 60 tahun 1999

tentang kemandirian 6 Politeknik yang secara bersamaan didirikan oleh Mendikbud dahulu.

Kemandirian ini bisa direalisasikan karena keenam politeknik tersebut telah mampu

mengelola rumah tangganya sendiri. Juga karena fasilitas yang dimiliki oleh politeknik ini

dianggap cukup memadai. Berbeda dengan awal pertama berdiri fasilitas yang ada di

politeknik sangat minim. Hal ini tidak terlepas karena politeknik pada waktu itu masih

merupakan bentuk pendidikan baru yang diperkenalkan di Indonesia. Untuk itulah politeknik

perlu mendapat sokongan dari universitas terutama sokongan fasilitas. Faktor fasilitas ini

jugalah yang menjadikan ke enam politeknik itu kemudian didirikan di lingkungan

universitas agar fasilitas yang dimiliki oleh universitas dapat dipergunakan oleh politeknik

(32)

2.3 Tantangan yang Dihadapi Pada Awal Berdirinya Politeknik Negeri Medan

Pada awal berdirinya, Politeknik Negeri Medan menghadapi tantangan dan hambatan,

dalam proses pendiriannya. Jika ditinjau pada awal berdirinya politeknik ini merupakan

bentuk perguruan tinggi baru dan benar-benar baru diperkenalkan di Indonesia. Tentu

berdirinya lembaga pendidikan baru ini pada permulaannya sangat mengalami kesulitan

karena belum ada lembaga seperti ini di Indonesia, jadi segala sesuatunya harus dirintis

betul-betul dari awal.18

Penggunaan alat-alat laboratorium di politeknik ini juga menjadi kendala karena baru

diperkenalkan maka cara untuk menggunakan alat-alat tersebut juga harus memerlukan

proses pembelajaran. Upaya itu harus ditempuh dengan melakukan pelatihan di Pusat Lembaga pendidikan politeknik mempunyai program yang berlainan dengan pendidikn

tinggi di perguruan tinggi yang ada pada awal berdirinya. Kegiatan pada waktu politeknik ini

didirikan adalah mengadakan segala sesuatu yang belum ada, termaksud sarana fisik, sumber

daya manusia (SDM), perangkat lunak dan kemudian melaksanakan kegiatan baru yang

belum pernah dilaksanakan. Di samping itu mahasiswa yang akan dididik juga belum ada

mengingat pendidikan politeknik masih benar-benar baru diterapkan di Indonesia. Masalah

penggunaan bahasa antara pihak pemberi bantuan dengan pihak yang akan mengelola

politeknik ini juga menjadi kendala. Bantuan dari pihak Swiss Contact dan Australia Project

yang menggunakan bahasa asing menjadi kendala dalam berkomunikasi oleh karena itu

pihak politeknik harus mencari penerjemah untuk bisa mengatasi masalah bahasa tersebut.

18

(33)

Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic

Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung. Inilah faktor yang menyebabkan

pada awal-awal berdirinya politeknik setiap staf pendidik yang akan mengajar di politeknik

harus melakukan pelatihan di tempat itu.

Masa kelahiran dan pendirian Politeknik Negeri Medan berproses panjang dan dalam

proses itu semakin mematangkan politeknik menuju kemandirian. Proses itu semakin

kelihatan menuju kemandirian dengan berpisahnya pengelolaan Politeknik Negeri Medan

yang tidak lagi berada di bawah Universitas Sumatera Utara dalam hal pegelolaan pada tahun

1999. Masalah-masalah atau kendala-kendala yang timbul pada masa pendirian Politeknik

Negeri Medan sebagian besar telah dapat diatasi dan diselesaikan, sebagian masih berusaha

ditangani dengan baik. Berkat kerjasama dari semua staf dan dedikasi keseluruhannya

kendala dan tantangan yang dihadapi bisa diatasi.

2.4 Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pendirian Politeknik Negeri Medan

Dalam pendirian Politeknik Negeri Medan beberapa pihak turut serta dalam

pendiriannya. Hal ini tidak terlepas dari bentuk perguruan tinggi ini masih tergolong baru di

Indonesia. Pihak-pihak yang membantu dalam pendirian Politeknik Negeri Medan adalah

Bank Dunia (World Bank) melalui pihak Swiss Contact dan Australia Project serta

(34)

2.4.1 Bank Dunia (World Bank)

Bank Dunia sebagai pemberi bantuan melalui negara Swiss dan dari negara Australia

adalah pihak yang berandil cukup besar dalam pendirian Politeknik Negeri Medan. Yakni pada

tahun 1978 ditanda tangani Development Credit Agreemen (Pinjaman) antara Pemerintah RI

dengan Bank Dunia (No. 869-IND). Proyek ini merupakan Proyek Politeknik Fase I (1978-1983)

yang mencakup; pendirian pusat pengembangan politeknik di Bandung dan pendirian dan

pengembangan 6 (enam) buah Politeknik, yaitu masing-masing di USU, Unsri, UI, Undip,

Unibraw, dan ITB.19

Untuk bantuan dari fase kedua ini Politeknik Negeri Medan berhasil mengembangkan

jumlah jurusannya yaitu jurusan bidang tata niaga (commerce). Meliputi tiga jurusan yakni Jurusan yang dibuka adalah Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik

Elektronika dan Teknik Elektro. Bantuan dari Bank Dunia melalui Negara Swiss adalah dengan

menyediakan alat-alat praktek dan tenaga ahli di Politeknik Negeri Medan.

Karena keberhasilan bantuan yang diberikan pada pembangunan fase I maka Bank Dunia

memberikan pinjaman pada tahap kedua. Pada tahap kedua ini ditanda tangani perjanjian

berikutnya antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 2290-IND) untuk Proyek Politeknik

Fase II (1984-1989) yang mencakup; pembangunan Program D-III (tiga tahun) Politeknik bidang

Teknologi di Unsyiah, Unand, Unhas, dan ITS. Pembangunan Program D-II (dua tahun)

Politeknik bidang Teknologi di Untan, Unlam, Unpati, dan Undana. Pembangunan Politeknik

bidang Teknologi dan Tataniaga di Unmul, Unsrat dan Udayana dan membiayai kesempatan

perluasan dalam bidang Tataniaga bagi Politeknik di USU, UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW,

ITB serta bidang pengecoran bagi Politeknik Mekanik Swiss.

19

(35)

akuntansi, administrasi perbankan dan kesekretariat. Bantuan fase kedua ini disalurkan melalui

negara Australia sebagai penyedia alat-alat prakteknya.

Di samping bantuan berupa dana pihak asing juga ikut memberikan tenaga-tenaga ahlinya

untuk dipekerjakan di politeknik ini. Sikap disiplin yang dimiliki para tenaga ahli dari luar ini

sangat membantu Politeknik Negeri Medan. Pihak asing ini terlibat langsung dalam proses

perkuliahan yakni mengajar di politeknik dan memegang jabatan sebagai ketua jurusan. Untuk

mengelola jurusan pada masa awal berdirinya Politeknik USU dibantu oleh masing-masing satu

orang Technical Asisten dari Swiss, yaitu Mr. URS. Amiet untuk jurusan Teknik Mesin, Mr. F.

Mazenauer untuk jurusan Teknik Sipil dan Mr. G. Feller untuk jurusan Teknik Elektro.20

2.4.2 Universitas Sumatera Utara

Akan tetapi bantuan yang diberikan pihak asing itu sifatnya bersyarat, diharapkan dengan

bantuan itu maka bangsa Indonesia bisa menerima produk-produk dari luar hasil ciptaan negara

pemberi dana tersebut. Juga lulusan politeknik dapat mereparasi kerusakan produk mereka

karena lulusan politeknik telah dibekali skill dan sikap disiplin yang tangguh. Pada intinya agar

produk mereka bisa diterima di pasar Indonesia. Namum demikian bantuan dari pihak asing ini

telah memberikan dampak yang cukup signifikan dalam hal membuka jalan dalam proses

pendirian Politeknik Negeri Medan.

Di samping Bank Dunia (World Bank) yang cukup signifikan memberikan bantuan bagi

pendirian Politeknik Negeri Medan, pihak yang tidak bisa dilupakan dalam pendirian politeknik

ini adalah Universitas Sumatera Utara (USU). Peran USU dalam pendirian dan pembinaan awal

20

(36)

Politeknik Negeri Medan sangat besar. Seperti diketahui Politeknik Negeri Medan terletak di

kompleks Universitas Sumatera Utara. Inisiatif pendirian Politeknik Negeri Medan juga tidak

terlepas dari andil Universitas Sumatera Utara. Pada masa kepemimpinan rektor USU yakni

masa jabatan A. P. Parlindungan mengambil kebijakan untuk menerima pendirian politeknik ini

agar didirikan di lahan Universitas Sumatera Utara karena sebenarnya politeknik ini akan

didirikan di Aceh. Akan tetapi karena di Aceh belum siap kemudian dialihkan ke Medan

tepatnya di Lokasi Universitas Sumatera Utara. Hal ini juga dapat dilihat dari prasasti bangunan

Politeknik Negeri Medan yang ditandan tangani oleh rektor USU kala itu yakni A.P

Parlindungan pada peresmian gedung baru Politeknik Negeri Medan.

Bentuk bantuan lain yang diberikan oleh USU adalah tenaga pengajar. Politeknik Negeri

Medan sebagai lembaga pendidikan baru dalam pendidikan tinggi di Indoensia tentu

memerlukan tenaga pengajar untuk kegiatan perkuliahan. Dosen-dosen dari USU kemudian

banyak yang memberikan tenaganya untuk menjadi staf pengajar di Politeknik Negeri Medan.

Dosen-dosen tersebut terutama dari fakultas teknik karena keduanya memiliki kesamaan bentuk

akademik atau kajian ilmu yang sama. Banyak dosen-dosen yang mengajar di Politeknik Negeri

Medan berasal dari Fakultas Teknik USU termaksud direktur kedua dan ketiga Politeknik Negeri

Medan.21

Sampai tahun 1999 kontribusi Universitas Sumatera Utara terhadap Politeknik Negeri

Medan begitu besar. Kontribusi USU lainnya terhadap Politeknik Negeri Medan adalah

politeknik ikut serta dalam kegiatan USU. Politeknik Negeri Medan memiliki perwakilan senat

di USU, acara wisuda mahasiswa Politeknik Negeri Medan juga bersama-samaa dengan

21

(37)

mahasiswa USU dan jatah mahasiswa yang akan kuliah di Politeknik Negeri Medan juga dari

USU.22

 Inisiatif Pendirian Politeknik Negeri Medan

Secara ringkasnya Universitas Sumatera Utara memberikan bantuan atau kontribusi kepada

Politeknik Negeri Medan dalam bentuk sebagai berikut:

 Staf pengajar

 Fasilitas seperti lahan 23

 Sarana dan prasaranan penunjang perkuliahan dan berbagai fasilitas lainnya.

22

Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013. 23

(38)

BAB III

PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002

Politeknik merupakan satu bagian dari sistem pendidikan nasional khususnya pendidikan

tinggi yang berusaha mengembangkan sumber daya manusia, melalui jalur pendidikan vokasi.

Pendidikan vokasi berpartisipasi aktif menegakkan perekonomian bangsa dan negara, melalui

sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan yang praktis dan memadai. Program

pendidikan politeknik membekali lulusannya dengan keterampilan yang didukung dengan

pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh.

Dengan bekal itu, diharapkan alumni dari politeknik betul-betul menjadi tenaga vokasional

di bidangnya, khususnya di bidang keteknikan (engineering) dan tata niaga (commerce). Faktor

inilah yang membuat politeknik banyak diminati masyarakat dan membuat politeknik ini dapat

dikatakan semakin berkembang. Perkembangan itu dapat dilihat selama periode tahun 1982-2002

dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa dan alumni, bertambahnya gedung-gedung baru,

dibukanya jurusan baru serta pelbagai perubahan yang terjadi karena tuntutan perkembangan

yang dialami Politeknik Negeri Medan.

3.1 Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan

Organisasi politeknik disusun untuk mendukung pencapaian misi program kerja politeknik

sebagai lembaga pendidikan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas dan pemanfaatan

sumber daya. Dasar pokok dalam menyusun organisasi politeknik adalah; 24

 Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 1999;

(39)

 Status Politeknik sesuai dengan SK Mendikbud No. 084/O/1997/ dan SK Mendiknas

No. 130/O/2002;

 Volume kegiatan dewasa ini;

 Sumber daya personalia yang ada dan sarana pendukung lainnya.

3.1.1 Struktur Pokok

Struktur pokok organisasi politeknik mempunyai unsur; 25

1. Pimpinan, sebagai pengelola umum politeknik dengan didampingi oleh Senat dan

Dewan Penyantun;

2. Kelompok Dosen, sebagai unsur utama pelaksana pendidikan;

3. Jurusan, sebagai satuan yang menyelenggarakan kegiatan program pendidikan

dalam bidang tertentu dan pengelolaan sarana dan personalia jurusan;

4. Bagian Administrasi, yaitu Administrasi Akademik dan Administrasi Umum yang

menyelenggarakan kegiatan administrasi.

5. Bagian-bagian pendukung dalam unit, Unit Pelaksana Teknis (UPT), proyek dan

lain-lain yang melaksankan kegiatan-kegiatan tertentu sesuai dengan program

kegiatan yang akan dilaksanakan.

3.1.2 Bagan Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan

Politeknik Negeri Medan memiliki struktur seperti di bawah ini.26

25

(40)

lain-3.1.3 Uraian Struktur Organisasi

1. Pimpinan

Politeknik dipimpin oleh direktur, sebagai penanggung jawab umum dalam pelaksanaan

operasional. Direktur dibantu oleh 4 (empat) Pembantu Direktur yaitu: 27

26

Op. Cit., hal. 20

27

(41)

 Pembantu Direktur I, membidangi Akademik.

 Pembantu Direktur II, membidangi Administrasi Umum dan Keuangan.

 Pembantu Direktur III, membidangi Kemahasiswaan.

 Pembantu Direktur IV, membidangi Kerjasama.

2. Senat

Lembaga perumus dan pemantau garis besar kebijaksanaan umum di dalam Politeknik

adalah Senat seperti yang dimaksud di dalam PP No. 60/1999. Senat terdiri dari wakil unsur

lembaga dan kelompok dosen, dipimpin oleh seorang Ketua Senat dengan dibantu oleh seorang

Sekretaris Senat.

3. Dewan Penyantun

Peran serta masyarakat dalam pembinaan politeknik dilakukan melalui Dewan Penyantun

yang berfungsi juga mewakili masyarakat industri/niaga yang mempunyai kaitan dengan

program pendidikan di politeknik.

4. Kelompok Dosen & Jabatan Fungsional Lainnya.

(42)

Personal yang berfungsi sebagai tenaga pengajar di politeknik terdiri dari Dosen/Instruktur,

yang merupakan kelompok Dosen. Dosen dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jurusan,

program studi dan kelompok bidang keahlian (KBK). Dalam kegiatan operasional pendidikan,

Dosen/Instruktur di bawah pengelolaan jurusan masing-masing.

5. Jurusan

Pelaksana program pendidikan dalam bidang tertentu adalah jurusan, yang dipimpin oleh

seorang ketua jurusan. Jurusan merupakan satu kesatuan sumber daya untuk melaksanakan satu

atau lebih program studi. Dalam operasional dan pengelolaan administrasi/kesekretariatan

dilaksanakan oleh tenaga administrasi yang ditempatkan di jurusan.

Unsur yang dikelola jurusan adalah:

 Pelaksana Pengajaran (Dosen/Instruktur)

 Program Studi, termasuk program kegiatan akademik dan perangkat lunak.

Satuan program dilengkapi untuk mencapai satu jenjang pendidikan dengan kemampuan

dan akreditasi program studi. Program studi dikelola oleh seorang kepala program studi.Dalam

hal hanya ada satu program studi di jurusan, maka ketua jurusan bertindak sebagai kepala

program studi. Untuk jenis pendidikan tertentu atau paket program khusus, program studi dapat

berada langsung di bawah pimpinan Polmed.Dalam satu program studi dapat dibuat beberapa

konsentrasi kehalian tertentu. Peserta program studi adalah mahasiswa yang dikelompokkan

dalam kelas. Setiap kelas mempunyai seorang ketua kelas. kegiatan akademik peserta program

(43)

Sarana pengajaran teori dan praktik beserta peralatan dan fasilitas untuk mengelola

penyelenggaraan Mata Kuliah Umum (MKU) antar program studi atau jurusan dibentuk suatu

Unit MKU Keteknikan dan Tata Niaga sebagai salah satu bentuk sarana pengajaran teori.Sarana

praktik merupakan sarana kegiatan pendidikan dalam bentuk praktik dalam bidang tertentu.

Sarana praktik berupa tempat, peralatan, perlengkapan dan fasilitas untuk praktik

mahasiswa seperti laboratorium, bengkel, studio dan lain-lain. Setiap unit sarana dikelola oleh

kepala sarana yang bersangkutan. Sarana praktik dapat berada di bawah Jurusan, Unit Mata

(44)

Struktur organisasi jurusan seperti pada bagan berikut:28

(a) Untuk jurusan yang mempunyai lebih dari satu prodi

(b) Untuk jurusan yang mempunyai satu prodi

KETUA PROGRAM STUDI KETUA PROGRAM STUDI

Administrasi Kepala

(45)

6. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Unit ini bertujuan mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat baik

oleh dosen Polmed maupun kerjasama dengan pihak luar Polmed.

7. Bagian Administrasi Akademik

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, adalah unsur pembantu pimpinan di

bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi yang berada di bawah dan

bertanggungjawab langsung kepada direktur. Bagian Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan dipimpin oleh seorang kepala.

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, mempunyai tugas memberikan

layanan di bidang administrasi akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi di

lingkungan Polmed.Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan mempunyai fungsi:

• Pelaksanaan administrasi akademik

• Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan

• Pelaksanaan administrasi perencanaan dan sistem informasi

• Pelaksanaan administrasi registrasi

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan terdiri atas:

1. Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan yang mempunyai tugas melakukan urusan

administrasi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pembinaan

(46)

2. Subbagian Perencanaan dan Sistem Informasi yang bertugas melakukan urusan

perencanaan dan sistem informasi.

8. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan adalah unsur pembantu pimpinan dibidang

kepegawaian, keuangan, ketatalaksanaan dan kerumah tanggaan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada direktur. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan

dipimpin oleh seorang kepala.

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberi layanan di bidang

urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan hubungan masyarakat di

lingkungan Politeknik. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Administrasi Umum dan

Keuangan mempunyai fungsi:

• Pelaksanaan administrasi keuangan

• Pelaksanaan administrasi kepegawaian

• Pelaksanaan administrasi ketatalaksanaan dan kerumahtanggaan.

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan terdiri atas:

1. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kearsipan,

dokumentasi, kerumahtanggaan, perlengkapan, hukum dan ketatalaksanaan,

hubungan masyarakat dan keuangan.

2. Subbagian Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian.

(47)

Sebagai bagian penunjang kegiatan pengelolaan umum, dibentuk Unit Pelaksana Teknis

(UPT) yang dikelola oleh Kepala UPT. UPT terdiri dari:

 UPT Perpustakaan adalah unit pelaksana teknis dibidang perpustakaan yang berada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada direktur dan sehari-hari

pembinaannya dilakukan oleh Pembantu Direktur I.

 UPT Komputer mempunyai tugas memberikan layanan data dan informasi untuk

keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

 UPT Bengkel/Laboratorium mempunyai tugas melayani perbaikan, perawatan dan

memproduksi berbagai jenis barang sesuai dengan jurusan yang ada di Politeknik.

 UPT Pemeliharaan dan Perbaikan dipimpin oleh seorang kepala yang ditunjuk di

antara teknisi senior di lingkungan UPT Pemeliharaan dan Perbaikan.

 UPT Jasa dan Produksi, berdiri sejak 1 Juli 1999 dan merupakan Unit Pelaksana

Teknis yang menyediakan jasa dan produksi baik untuk intern maupun ekstern

lembaga. UPT Jasa dan Produksi terdapat pada setiap jurusan dengan berbagai jasa

dan produksi yang berbeda.

 UPT Inkubator Bisnis, Inkubator bisnis Politeknik Negeri Medan berdiri sejak

November 2001, didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Nomor:

3776/N03/KP/2001, nama inkubator bisnis Polmed adalah TUNAS merupakan

singkatan dari Terapkan Usaha Nyata Andalan Strategis.Inkubator bisnis Polmed

memiliki visi untuk memberdayakan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK)

yang terdapat di masyarakat Sumatera Utara pada khususnya dan masyarakat

Indonesia pada umumnya. Sehingga diharapkan UKMK dapat ditingkatkan kinerja

(48)

 UPT Penerbitan memiliki tugas mempublikasikan karya ilmiah civitas akademika

Politeknik Negeri Medan dalam skop regional maupun nasional.

10. Organisasi Pendukung

Untuk pelaksanaan beberapa kegiatan tertentu dengan pengelolaan dan administrasi khusus

dibentuk Proyek atau Satuan Tugas Pelaksana, seperti Proyek Pengembangan Politeknik Negeri

Medan dan lain-lain.

Politeknik juga mempunyai hubungan pembinaan dengan organisasi yang diselenggarakan

oleh Dosen, Pegawai dan Mahasiswa yang menampung berbagai kegiatan dalam bidang

kesejahteraan, budaya, kerohanian, usaha niaga, pengembangan minat dan kemampuan,

olahraga, diantaranya adalah:

1. KORPRI: merupakan unit dari KORPRI Provinsi Sumatera Utara.

2. Dharma Pancasila: merupakan bagian dari Dharma Pancasila Provinsi Sumatera

Utara.

3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Usaha Politeknik.

3.2 Periode Kepemimpinan

Semenjak berdiri pada tahun 1982 sampai tahun 2002 kepemimpinan Politeknik Negeri

Medan telah dipimpin masing-masing oleh:

1. Periode Kepemimpinan Ir. Hamid Siagian (1982-1983)

(49)

3. Periode Kepemimpinan Ir. Armien Arifin Siregar (1997-2003)

3.2.1 Periode Kepemimpinan Ir. Hamid Siagian (1982-1983)

Ir. Hamid Siagian adalah direktur pertama yang memimpin Politeknik USU pada tahun

1982. Pada masa ini nama Politeknik Negeri Medan masih bernama Politeknik USU. Dalam

kepemimpinannya beliau dibantu oleh Ir. Rajamin Siregar sebagai seketaris direktur dan Ir.

Damayanti Lubis sebagai Kepala Bagian Akademik. Pada periode ini jurusan yang ada meliputi

Jurusan Teknik Mesin dengan Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Sipil dengan

Program Studi Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Elektro dengan Program Studi Teknik Elektro

serta Program Studi Elektronika yang dibuka pada tahun 1983.

Untuk mengelola jurusan pada masa itu dibantu oleh masing-masing satu orang Technical

Asisten dari Swiss, yaitu Mr. URS. Amiet untuk jurusan Teknik Mesin, Mr. F. Mazenauer untuk

jurusan Teknik Sipil dan Mr. G. Feller untuk jurusan Teknik Elektro. Untuk mengkoordinir

kegiatan masing-masing jurusan ditunjuk satu orang Training Coordinator,.29

Kegiatan awal mahasiswa dimulai dengan latihan dasar kemiliteran (latsarmil) yang

dilaksanakan di Rindam II Bukit barisan Pematang Siantar.

Jumlah mahasiswa

pada saat itu hanya sekitar 120 orang yang terbagi dalam 5 kelas, yaitu jurusan Teknik Mesin

membuka 2 kelas, jurusan Teknik Sipil 2 kelas dan Jurusan Teknik Elektro 1 Kelas.

30

29

Chairuddin P. Lubis, Universitas Sumatera Utara Sebuah Perjalanan Panjang Dari Yayasan Menjadi PTN Dan PT-BHMN, Medan: Biro Rektor USU Medan, 2008, hal.70

30

Kegiatan Latsarmil ini awalnya dilaksanakan di Rindam II Bukit Barisan Pematang Siantar yang berlangsung sampai pada tahun 1997, selanjutnya tidak dilaksanakan lagi karena kurangnya biaya untuk melaksanakan kegiatan ini di tempat tersebut. Semenjak tahun 1997 kegiatan Latsarmil ini dilakukan di kampus Politeknik. Tujuan awal melaksanakan kegiatan ini adalah untuk menempa mental dan sikap disiplin setiap

(50)

untuk melatih mental dan disiplin mahasiswa baik semasa kuliah maupun setelah tamat dan

bekerja di industri atau terjun ke masyarakat.

3.2.2 Periode Kepemimpinan Ir. Pintoro Wirjodhardjo (1983-1997)

Direktur Politeknik USU kedua adalah Ir. Pintoro Wirjodhardjo. Pada awal

kepemimpinanya beliau didampingi Ir. Rajamin Siregar sebagai Sekretaris Direktur, Drs.

Syahrial Isa sebagai Kepala Administrasi Kemahasiswaan dan Ir. Etty Rayuana Purba sebagai

kepala Administrasi Akademik serta Aminuddin M. Agus sebagai Kepala Tata Usaha untuk

menangani bidang Administrasi Umum. Struktur seperti disebutkan di atas berlangsung selama

tahun 1983-1985. Selama periode kepemimpinan Ir. Pintoro Wirjodhardjo terjadi beberapa kali

perubahan bentuk struktur dan personalia pembantu pimpinan, yaitu:

1. Periode Tahun 1985-1987 31

Direktur : Ir. Pintoro Wirjodhardjo

Pembantu Direktur I : Ir. Etty Rayuana Purba (sebelumnya sebagai Kepala

Administrasi Akademik)

Pembantu Direktur II : Ir. Rajamin Siregar (sebelumnya sebagai Sekretaris

Direktur)

, struktur pimpinan

Pembantu Direktur III : Drs. Syahrial Isa (sebelumnya sebagai Kepala

Administrasi Kemahasiswaan)

31

(51)

2. Periode Tahun 1987-1990, struktur pimpinan

Direktur : Ir. Pintoro Wirjodhardjo

Pembantu Direktur I : Ir. Etty Rayuana Purba (menangani bidang Akademik dan

Kemahasiswaan)

Pembantu Direktur II : Ir. Rajamin Siregar (menangani bidang Administrasi

Umum)

Sekretaris UPP : Drs. M. Lian Dalimunthe, Ak

3. Periode Tahun 1990- 1993, struktur pimpinan

Direktur : Ir. Pintoro Wirjodhardjo

Pembantu Direktur I : Drs. Sumarjono

Pembantu Direktur II : Drs. M. Lian Dalimunthe, Ak

Pembantu Direktur III : Ir. Mawan Ginting

4. Periode Tahun 1993-1997, struktur pimpinan

Direktur : Ir. Pintoro Wirjodhardjo

Pembantu Direktur I : Drs. Sumarjono

(52)

Pembantu Direktur III : Ir. Mawan Ginting

Selama masa kepemimpinannya Ir. Pintoro Wirjodhardjo telah banyak melakukan

perubahan dan kebijakan bagi kemajuan Politeknik USU. Satu diantaranya adalah meningkatkan

pendidikan tenaga pengajar dan instruktur yang masih Diploma III ke S1 dengan mengupayakan

kesempatan belajar melalui lintas jalur di Fakultas Teknik USU dan ke ITB Bandung melalui

program S1 khusus yang dimulai pada tahun 1991.

Kebijakan lain adalah menambah daya tampung mahasiswa, hal ini melihat bahwa dari

tahun ke tahun minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan di politeknik cukup besar. Untuk

memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada masyarakat, maka pada tahun 1986,

melalui persetujuan senat dibuka kelas Pararel bidang rekayasa, yaitu Jurusan Teknik Mesin dan

Teknik Sipil membuka 4 kelas dan jurusan Teknik Elektro masing-masing program studi 2 kelas.

Perbedaan mahasiswa kelas pararel dengan kelas regular pagi hanyalah masalah waktu kuliah

dan besar uang SPP, sedangkan status dan haknya sama dengan kelas regular pagi.

Tujuan dibukanya kelas paralel ini, selain untuk menambah daya tampung mahasiswa juga

guna menambah kesejahteraan bagi seluruh pegawai dan staf pengajar, sehingga dapat lebih

berkonsentrasi dalam mempersiapkan proses belajar mengajar di politeknik. Hingga saat ini

politeknik masih meneruskan keberadaan kelas pararel yang namanya diubah menjadi kelas

reguler sore.

Usaha dan terobosan terus dilakukannya dalam berbagai bidang untuk menempatkan

keberadaan politeknik di masyarakat, antara lain dalam bidang kerjasama dengan berbagai

(53)

dilakukan kerjasama dengan PT. Arun, yaitu dalam bidang peningkatan SDM, dengan

mengirimkan beberapa staf pengajar secara berkala untuk mendidik. Tahun 1992 mengadakan

Workshop Dacum untuk perguruan Tinggi se-Sumatera. Selanjutnya pada tahun 1994 dilakukan

kerjasam dengan PT. PLN dalam rangka perekrutan pegawai.

3.2.3 Periode Kepemimpinan Ir. Armien Arifin Siregar (1997-2003)

Ir. Armien Arifin Siregar menggantikan Ir. Pintoro Wirjodhardjo untuk periode 1997-2003

yang dilantik pada 20 April 1997. Periode ini adalah awal mandirinya Politeknik USU dari

Universitas Sumatera Utara sekaligus berganti nama menjadi Politik Negeri Medan (POLMED).

Pada awal kepemimpinannya beliau dibantu oleh pembantu direktur sebelumnya yaitu:

Pembantu Direktur I : Drs. Sumarjono

Pembantu Direktur II : Drs. M. Lian Dalimunthe, Ak

Pembantu Direktur III : Ir. Mawan Ginting

Masa jabatan pembantu direktur periode 1996-1999 berakhir pada bulan September 1999,

kemudian direktur yang terpilih yakni Ir. Armien Arifin Siregar mengusulkan pergantian

pembantu direktur untuk masa jabatan 1999-2003. Setelah dilakukan pertimbangan oleh Senat

dengan sistem pemilihan, maka ditetapkan pembantu direktur untuk periode 1999-2003 yaitu

sebagai berikut: 32

32

Gambar

Tabel Daftar Jurusan dan Program Studi D-III Politeknik Negeri Medan Sampai
Tabel Nama Program Studi, Jenjang dan Tahun Berdiri Jurusan Di Politeknik Negeri
gambaran seberapa besar kontribusi Politeknik ini pada dunia kerja.
Gambar para tenaga ahli asing dari Swiss yang mengabdi di Politeknik Universitas Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Sejarah Perkembangan Polonia di Kota Medan memiliki catatan sejarah yang penting yang di awali massa kolonial Belanda, dengan mendaratnya pesawat terbang pertama

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : "Bagaimana sejarah perkembangan game online di Kota Medan dan apakah Dampaknya Terhadap Hasil Belajar

MANAJEMEN PENGADAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN (POLMED)..

Kendala yang dialami dalam manajemen Perpustakaan Politeknik

Kepada Politeknik Negeri Medan, berdasar hasil penelitian menunjukkan faktor eksternal tidak menjadi faktor yang dominan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa,

Berdirinya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara merupakan atas Jawatan Kebudayaan Sumatera Utara sebagai tempat penyimpanan benda– benda peninggalan sejarah dan purbakala di

Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan latar belakang sejarah berdirinya Museum Negeri Provinsi Jambi, menjelaskan dan memahami bagaimana perkembangan Museum Negeri

BAB I JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 1.1Sejarah Berdirinya Jurusan Teknik Perkapalan Pada awal tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Bengkalis, melalui Yayasan