• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi kekerasan Dalam Rumah Tangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi kekerasan Dalam Rumah Tangga"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

DK 38315/Tugas Akhir Semester I 2015-2016

Oleh:

Muhammad Zakky Fauzur Rahman 51911211

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI KEKERASAN DALAM

RUMAH TANGGA

Muhammad Zakky Fauzur Rahman

NIM. 51911211

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal:

(... Februari 2016)

Menyetujui,

Pembimbing

Gema Ariprahara, M.Ds NIP. 4127 32 06 032

Dekan Ketua Program Studi Fakultas Desain Desain Komunikasi Visual

(3)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Zakky Fauzur Rahman

NIM : 51911211

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaraan dalam pernyataan ini maka saya bersedia sanksi sesua dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Februari 2016

(4)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatu

Alhamdulillah segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

berjudul “Perancangan Media Informasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga”. Tugas

Akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia Bandung. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Gema selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, dan juga sebagai motivator.

2. Komnas perempuan, institut perempuan, dan polrestabes kota Bandung yang sudah membantu dalam penelitian.

3. Rekan-rekan Sonda studio serta teman–teman Desain Komunikasi Visual UNIKOM yang telah memberikan motivasi.

4. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah

terlibat banyak membantu sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut.

Bandung, Januari 2016

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ... ii

KATA PENGANTAR... ... iii I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah... 3

I.5 Tujuan Penelitian ... 3

BAB II KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) II.1 Kekerasan ... 4

II.1.1 Pengertian kekerasan dalam berbagai perspektif ... 4

II.1.2 Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Atau Kejahatan ... 6

II.1.3 Perempuan ... 8

II.1.4 Komunikasi ... 8

II.1.5 Sosiologi Komunikasi ... 9

II.1.6 Komunikasi Massa ... 9

II.1.7 Media ... 9

II.2. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ... 10

II.3. Analisis Data ... 11

II.4. Target Audience ... 12

(6)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan ... 14

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 14

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 14

III.1.3 Materi Pesan ... 15

III.1.4 Gaya Bahasa ... 16

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan... 16

III.1.6 Strategi Kreatif ... 16

III.1.7 Strategi Media ... 20

III.1.8 Strategi Distribusi Dan Waktu Penyebaran Media ... 22

III.1.9 Strategi Media Informasi... 23

III.2. Konsep Visual ... 23

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Teknis Produksi Media ... 30

IV.1.1 Media Utama ... 31

IV.1.2 Media Pendukung ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang begitu pesat di semua aspek kehidupan menimbulkan banyaknya masalah. Salah satu masalah pokok yang dihadapi oleh kota-kota besar dan daerah lainnya adalah kejahatan. Dalam berbagai acara liputan di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada berita mengenai tindak kejahatan di kota-kota besar ataupun daerah lainnya termasuk kota-kota Bandung, semakin meningkatnya praktik kejahatan disusul dengan semakin maraknya pemberitaan terhadap proses kejahatan, baik melalui media elektronik hingga persepsi-persepsi dari kalangan masyarakat menjadikannya sebagai suatu topik yang seakan-akan tidak pernah habis dan bosan untuk dibahas, begitu pula dengan para pelaku kejahatan justru semakin bertambah dengan berbagai macam pola dan model kejahatan yang dilakukannya. Hal ini cukup meresahkan, dan fenomena ini terus berkembang di masyarakat.

Kekerasan atau kejahatan itu bukan merupakan peristiwa herediter (bawaan sejak lahir) juga bukan merupakan warisan biologis. Tingkah laku itu bisa dilakukan oleh siapa saja, baik wanita maupun pria dapat berlangsung pada usia anak,

dewasa ataupun lanjut umur. Tindak kejahatan bisa dilakukan secara tidak sadar, yaitu dipikirkan, direncanakan dan diarahkan pada satu maksud tertentu secara sadar benar. Namun bisa juga dilakukan secara setengah sadar misalnya didorong oleh implus-implus yang hebat, didera oleh dorongan-dorongan paksaan yang sangat kuat, dan obsesi-obsesi. Kekerasan bisa dilakukan secara tidak sadar sama sekali juga.

Ditemukan hasil bahwa tingkat kekerasan terhadap perempuan semakin bertambah dari tahun ke tahun. Gerakan-gerakan kesetaraan gender, juga kesadaran di masyarakat khususnya dari kalangan perempuan, akhirnya memaksa pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dalam bentuk undang-undang untuk lebih melindungi perempuan dari segala bentuk kejahatan dan kekerasan

(8)

tangga (KDRT), perlindungan anak, TPPO, dan tipidium. Di dalam empat perkara tersebut perempuan menjadi korban terbanyak di setiap perkara, namun pada kenyataan yang bersumber dari data tersebut perempuan menjadi korban terbanyak adalah pada perkara kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Menurut data Komnas Perempuan (2009), jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat setiap tahunnya, ada kenaikan jumlah kasus sampai 263% di tahun 2008-2009. Menurut data yang ada, jumlah kasus terbesar berupa kekerasan dalam rumah tangga, tercatat tahun 2008 sebesar 53,000 kasus, dan pada tahun 2009 angkanya meningkat menjadi 154,000 kasus. Selain itu data dari Polrestabes kota Bandung menguatkan data sebelumnya yaitu data penanganan perkara unit PPA tahun 2014 bulan Januari hingga Agustus jumlah kejahatan KDRT 92 kasus hingga di akhir tahun 2014 total kasus KDRT mencapai 146 kasus, belum termasuk bentuk kejahatan/kekerasan yang menjadikan perempuan sebagai objeknya.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dalam identifikasi masalah ini dijabarkan sebagai berikut:

 Kurangnya pemahaman umum terhadap fenomena kejahatan atau kekerasan

dalam rumah tangga.

 Masyarakat belum sepenuhnya mengetahui dan memahami undang-undang atau peraturan tentang KDRT.

 Meningkatnya tindak kekerasan dalam rumah tangga yang menjadikan

perempuan sebagai objek kekerasan.

I.3 Rumusan Masalah

(9)

Rumusan masalah diperlukan agar penelitian lebih terpusat sehingga nantinya penjelasan yang ada bisa dijabarkan dengan lebih tajam dan utuh karena penelitiannya lebih tertuju pada masalah – masalah yang bisa dikatakan sebagai inti permasalahan dari beberapa poin penjabaran dari identifikasi masalah.

I.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan materi dapat terfokus, maka untuk itu dibuat batasan masalahnya, perancangan ini meliputi bentuk kekerasan dalam rumah tangga, pengetahuan masyarakat tentang kekerasa dalam rumah tangga, serta meliputi kategori masyarakat pasangan muda suami istri.

I.5 Tujuan

Tujuan dari perancangan media informasi yang berjudul “kekerasan terhadap perempuan” ini adalah:

 Dengan adanya media informasi ini diharapkan masyarakat bisa lebih

memahami ruang lingkup kekerasan dalam rumah tangga.

 Mengarah ke hal yang lebih besar, media informasi ini diharapkan mampu

menambah pengetahuan dan pemahaman seputar kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.

 Memberikan informasi kepada masyarakat seputar peraturan atau

(10)

BAB II

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

II.1 Kekerasan

II.1.1 Pengertian kekerasan dalam berbagai perspektif a. Pengertian kekerasan dalam perspektif kriminologi.

Dari sudut pandang kriminologi, (Romli Atmasasmita, 1996) memandang kekerasan sebagai segala sesuatu yang dipergunakan sedemikian rupa sehingga mengakibatkan kerusakan baik secara fisik maupun psikis adalah merupakan kekerasan yang bertentangan dengan hukum kekerasan ini menunjukkan pada tingkah laku yang pertama-tama harus bertentangan dengan undang-undang, baik tindakan nyata dan memiliki akibat-akibat kerusakan pada benda atau fisik atau mengakibatkan kematian pada seseorang. Definisi ini sangat luas karena

menyangkut perbuatan “mengancam” disamping suatu tindakan nyata.

b. Pengertian kekerasan dalam perspektif yuridis (Moeljanto, 1996)

1) Pengertian kekerasan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 89 juncto pasal 90 KUHP, menyebutkan bahwa pasal 89 KUHP “membuat orang jadi pingsan atau tidak berdaya lagi (lemah), disamakan dengan menggunakan kekerasan. Pasal 90 KUHP , Luka berat berarti :

 Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak dapat memberi harapan akan sembuh

sama sekali atau menimbulkan bahaya maut

 Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

pencarian

 Kehilangan salah satu pancaindra  Mendapat cacat berat (verminking)  Menderita sakit lumpuh

 Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih  Gugurnya atau matinya kandungan seseorang perempuan.

(11)

mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara tidak syah. Misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata atau alat, menyepak, menendang, menarik rambut, mendorong sampai jatuh dan sebagainya. Akibatnya orang itu pingsan atau tidak berdaya.

2) Pengertian kekerasan dalam RUU KUHP adalah setiap perbuatan penyalahgunaan kekuatan fisik dengan atau tanpa menggunakan sarana secara melawan hukum dan menimbulkan bahaya bagi badan, nyawa, kemerdekaan, penderitaan fisik, seksual, psikologis, termasuk menjadikan orang pingsan atau tidak berdaya.

c. Pengertian kekerasan dalam perspektif Bahasa (W.J.S Poerwadarminta, 1997) 1. Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, kekerasan diartikan dengan perihal yang bersifat, berciri keras, paksaan, perbuatan seseorang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain, atau ada paksaan.

2. Dalam Kamus Webster kekerasan didefinisikan sebagai penggunaan kekuatan fisik untuk melukai atau menganiaya, perlakuan atau prosedur kasar serta keras. Dilukai oleh atau terluka dikarenakan penyimpangan, pelanggaran, atau perkataan tidak senonoh dan kejam. Sesuatu yang kuat, bergolak atau hebat dan cenderung menghancurkan atau memaksa. Perasaan atau ekspresi yang berapi-api, juga

termasuk hal-hal yang timbul dari aksi atau perasaan tersebut, dan suatu bentrokan atau kerusuhan.

d. Pengertian Kekerasan oleh beberapa tokoh

1) Menurut Nettler (2003), sebagaimana dikutip Aroma Elmina Martha, kekerasan atau Viglent Crime adalah :

“. . . peristiwa dimana orang secara ilegal dan secara sengaja melukai secara fisik, atau mengancam untuk melakukan tindakan kekerasan kepada orang lain, dimana bentuk-bentuk penganiayaan, perampokan, perkosaan dan pembunuhan merupakan contoh klasik dari kejahatan kekerasan yang serius”.

(12)

kategori-kategori tertentu mengenai tingkah laku yang dianggap keras. Semakin sedikit terjadinya kekerasan dalam suatu masyarakat semakin besar kekhawatiran yang ada bila itu terjadi.

3) Menurut Mansour Faqih (1997), kekerasan adalah suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental seseorang. Pandangan tersebut menunjuk pengertian kekerasan pada obyek fisik maupun psikis. Hanya saja titik tekannya pada bentuk penyerangan secara fisik seperti melukai atau menimbulkan luka cacat atau ketidak normalan pada fisik. Dapat pula yang terjadi adalah kekerasan fisik yang berlanjut pada aspek psikis seperti misalnya stres. Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka atau tertutup, dan baik yang bersifat menyerang atau bertahan yang disertai penggunaan kekerasan pada orang lain.

II.1.2 Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Atau Kejahatan

Dewasa ini banyak teori yang berkembang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan. Ahli biologi menjelaskan gejala kejahatan sebagai gejala biologis yang mempengaruhi tingkah laku manusia, ahli indokrinologi menduga adanya pengaruh kelenjar indokrin terhadap tingkah laku manusia, ahli psikologi menjelaskannya melalui aspek psikologis yang mempengaruhi tingkah laku manusia, psikiater menjelaskan gejala kejahatan dipengaruhi adanya gangguan

jiwa pada pelakunya, dan ahli sosiologi menjelaskannya sebagai gejala sosial yang merugikan masyarakat. Teori-teori yang berkembang inipun tentu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.

Adapun faktor penyebab terjadinya kejahatan menurut beberapa teori yaitu sebagai berikut:

1. Teori filsafat tentang manusia

(13)

jasmani. Jasmani manusia merupakan prinsip ketidakselesaian dan tidak sempurna. Prinsip inilah yang mengarahkan manusia pada destruksi, kerusakan, kemusnahan, dan kejahatan.

2. Teori kemauan bebas

Teori ini menyatakan bahwa sebab terjadinya kejahatan adalah kemauan manusia itu sendiri.

3. Teori penyakit jiwa

Teori ini menyebutkan adanya kelainan-kelainan yang bersifat psikis, sehingga individu yang berkelainan ini sering melakukan kejahatan-kejahatan. Penyakit jiwa tersebut berupa psikopat dan defektmoral.

4. Teori fisiologis

Teori ini menyebutkan sumber kejahatan adalah ciri-ciri jasmaniah dan bentuk jasmaniahnya. Yaitu pada bentuk tengkorak, wajah, dahi, hidung, mata, rahang, telinga, leher, lengan, tangan, jari-jari, dan anggota badan lainnya.

a. individual (antropologis) yang meliputi: usia, jenis kelamin, status sipil, profesi atau pekerjaan, tempat tinggal atau domisili, tingkat sosial, pendidikan, konstitusiorganis dan psikis.

b. Fisik (natural,alam) : ras, suku, iklim, fertilitas, disposisi bumi, keadaan alam diwaktu malam dan siang hari, musim, kondisi meteorik atau keruang angkasa,

kelembaban udara, dan suhu

c. Sosial, meliputi: kepadatan penduduk, susunan masyarakat, adat istiadat, agama, orde pemerintah, kondisi ekonomi, industri, pendidikan, jaminan sosial, dan lain-lain.

(14)

Sementara itu Aina Rumiati Azis menambahkan faktor cara pandang atau pemahaman terhadap agama yang dianut. Berikut faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan yang dikemukakan oleh Aina Rumiati Azis:

a. Budaya patriarki yang mendudukan laki-laki sebagai mahluk superior dan perempuan sebagai mahluk interior.

b. Pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama sehingga menganggap laki-laki boleh menguasai perempuan.

c. Peniruan anak laki-laki yang hidup bersama ayah yang suka memukul, biasanya akan meniru perilaku ayahnya.

II.1.3 Perempuan

Menurut Hidajadi (Jurnal Perempuan edisi 17, 2001: 9), “Stereotip perempuan adalah pekerja tradisional, yang tidak jauh dari pekerjaan menjahit, memasak, membuat kue dan sebagainya”. Wanita dengan laki-laki mempunyai perbedaan dari segi jasmani dan segi sifatsifatnya. Dari segi jasmaniah dapat kita lihat perbedaan yang mencolok antara lain pada otot-otot, alat reproduksi (alat kelamin) dan lain-lain. Dari segi-segi sifat-sifat antara lain wanita hidup dengan perasaan, wanita tidak senang blak-blakan, wanita lebih menyukai harta, wanita senang bertipu daya, wanita senang dirayu. Gender adalah suatu kontruksi sosial yang disosialisasikan

sebagai bentuk ketidakadilan yang dialami wanita (perempuan). Ketimpangan itu terjadi karena dalam setiap aspek kehidupan, male value lebih dihargani dibandingkan dengan female value yang telah tersubordinasi oleh kekuasaan (laki-laki). Pandangan terhadap wanita telah mengalami pergeseran yang cukup mendasar pada saat konsep gender digunakan sebagai perspektif. Penggunaan konsep gender merupakan pendekatan dalam melihat kehidupan wanita (perempuan), telah memberikan informasi tentang perkembangan kualitatif yang terjadi.

II.1.4 Komunikasi

(15)

didukung oleh Raymond S. Ross (seperti yang dikutip Mulyana. D, 2005) yang menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol - simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.

II.1.5 Sosiologi Komunikasi

Menurut Soerjono Soekanto (seperti yang dikutip Bugin. B, 2006) sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh – mempengaruhi antara individu, baik individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Sosiologi komunikasi ada kaitannya dengan public speaking (berbicara kepada publik). Dengan menggunakan sosiologi komunikasi diharapkan kampanye meningkatkan minat masyarakat terhadap olah raga basket ini berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang baik.

II.1.6 Komunikasi Massa

Komunikasi yang akan digunakan dalam kampanye sosial ini adalah komunikasi massa yang bertujuan untuk lebih mudah dalam penyampaian pesan dengan

menggunakan bantuan media massa dan diharapkan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan benar oleh target sasaran kampanye ini. Sedangkan komunikasi Massa ini sendiri adalah komunikasi yang mengkaji media massa, pesan, dan efek yang nantinya akan ditimbulkan. (Wiryanto, 2004, hal.5)

II.1.7 Media

(16)

telepon, surat, dan telegram yang digolongkan kedalam media komunikasi antar pribadi. (Cangara, 2004, hal.24)

II.2 Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Kekerasan dalam rumah tangga (disingkat KDRT) adalah kekerasan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami maupun oleh istri. Dikeluarkannya UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap perempuan, terutama para istri dari aneka bentuk kekerasan, dimana secara jelas dalam Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (UU PKDRT), KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Sebagian besar korban KDRT adalah kaum perempuan (istri) dan pelakunya adalah suami, walaupun ada juga korban justru sebaliknya, atau orang-orang yang berada di lingkungan dalam rumah tangga itu. Pelaku atau korban KDRT adalah orang yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, perwalian dengan suami, dan anak

(17)

II.3 Analisis Data

Tabel II.1.data kriminalitas kota Bandung Sumber: POLRESTABES kota Bandunng

(18)

Menurut data Komnas Perempuan, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat setiap tahunnya, ada kenaikan jumlah kasus sampai 263% di tahun 2008-2009. Menurut data yang ada, jumlah kasus terbesar berupa kekerasan dalam rumah tangga, tercatat tahun 2008 sebesar 53,000 kasus, dan pada tahun 2009 angkanya meningkat menjadi 154,000 kasus. Selain itu data dari Polrestabes kota Bandung menguatkan data sebelumnya yaitu data penanganan perkara unit PPA tahun 2014 bulan Januari hingga Agustus jumlah kejahatan KDRT 92 kasus hingga di akhir tahun 2014 total kasus KDRT mencapai 146 kasus, belum termasuk bentuk kejahatan/kekerasan yang menjadikan perempuan sebagai objeknya.

II.4 Target Audience

Pasangan muda suami istri di Kota Bandung memiliki beragam pemahaman terhadap KDRT, baik undang-undang tentang KDRT ataupun perlakuan yang termasuk kategori kekerasan, melalui survey pada tahun 2015 yang berbentuk kuisioner terhadap pasangan muda suami istri di Kota Bandung yang diambil secara acak cenderung kurang memahami apa itu KDRT dan apa saja yang termasuk dalam kategori bentuk kekerasan rumah tangga.

(19)

II.5 Pembahasan Permasalahan dan solusi

Kurangnya pemahaman pasangan muda suami istri mengenai KDRT, maka muncul ide untuk menginformasikan tentang kekerasan dalam rumah tangga melalui media informasi. Setelah dilakukan survey terhadap audience mengenai kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga, banyak masyarakat yang mendukung dengan solusi tersebut, sedikit yang abstain, dan tidak ada yang tidak setuju. berikut hasil dari survey yang dilakukan :

Diagram II.2 Diagram kuisioner solusi Sumber: pribadi

(20)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dibuat, mengenai media informasi kekerasan dalam rumah tangga ini adalah dengan merancang media informasi yang tepat dan efisien sehingga mampu menyampaikan informasi atau pesan yang dapat mudah dimengerti dan dapat memenuhi kebutuhan akan informasi tentang kekerasan dalam rumah tangga.

Informasi yang ingin disampaikan adalah pengetahuan umum tentang kekerasan dalam rumah tangga. Perancangan media informasi ini akan diterapkan kedalam dua media, yaitu media utama dan media pendukung, dimana materi akan lebih mendalam pada media utamanya. Media pendukung bersifat menguatkan informasi yang ada dalam media utama dan menarik perhatian target audience, selain itu juga sebagai media yang bersifat mengingat.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan dari komunikasi perancangan media informasi kekerasan dalam rumah tangga ini diantaranya adalah sebagai berikut:

 Memberi informasi terhadap pasangan muda suami istri agar diharapkan bisa

mengetahui dan memahami kekerasan dalam rumah tangga.

 Memberikan media informasi yang sesuai dengan target audience yaitu

pasangan muda suami istri.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Strategi komunikasi yang digunakan disesuaikan dengan rumusan masalah yang

(21)

sampai pada penerima pesan dengan efektif serta menanamkan pemahaman tentang kekerasan dalam rumah tangga.

 Pendekatan Komunikasi Visual

Tinaburko (2009) menjelaskan "Komunikasi visual merupakan konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan kedalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas ilustrasi (gambar), tipografi, warna, komposisi, dan layout (h.23) Pendekatan komunikasi visual yaitu modern dan simpel. Pemilihan keyword ini disesuaikan dengan target audience. Gambar ilustrasi sangat berkaitan erat dengan bidang desain komunikasi visual, Ilustrasi tersebut digunakan sebagai proses komunikasi, menggambarkan suatu informasi pada perancangan ini.

 Pendekatan Komunikasi Verbal

Pendekatan komunikasi verbal dalam strategi kreatif perancangan ini menggunakan penyampaian komunikasi bahasa secara sopan dan bahasa sehari-hari yang di sesuaikan dengan target masyarakat yang dituju. Hal tersebut ditujukan agar penyampaian komunikasi menjadi efektif dan efisien serta pesan yang dituju dapat dimengerti oleh penerima pesan.

III.1.3 Materi Pesan

Strategi perancangan yang akan dibuat, mengenai media informasi kekerasan dalam rumah tangga ini adalah dengan merancang media informasi yang tepat dan efisien sehingga mampu menyampaikan informasi atau pesan yang dapat mudah dimengerti dan dapat memenuhi kebutuhan akan informasi tentang kekerasan dalam rumah tangga.

Informasi yang ingin disampaikan adalah pengetahuan umum tentang kekerasan dalam rumah tangga. Perancangan informasi ini akan diterapkan kedalam dua

(22)

III.I.4 Gaya Bahasa

Pesan utama atau gaya penyampaian pesan dari media informasi kekerasan dalam rumah tangga ini menggunakan gaya bahasa yang persuasi dengan bahasa Indonesia

serta menggunakan bahasa sehari-hari untuk headline-nya agar masyarakat khususnya pasangan muda suami istri dapat tertarik pada informasi kekerasan dalam rumah tangga

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan 1. Demografi

 Jenis kelamin : Laki – laki dan perempuan  Status : Menikah

 Usia : 20 - 28 tahun

 Status sosial: Menengah keatas 2.Geografis

Pasangan muda suami istri yang berada di wilayah perkotaan tepatnya di kota

bandung. Daerah Bandung, dipilih karena di daerah tersebut kasus kekerassan dalam rumah tangga khususnya terhadap perempuan masih tinggi dan masih banyak yang belum mengetahui dan memahami ruang lingkup kekerasan dalam rumah tangga.

3.Psikografis

Dipilih pasangan muda suami istri yang berumur 20-28 tahun, karena diharapkan media informasi kekerasan dalam rumah tangga ini dapat menjadi bekal pengetahuan seputar kekerasan dalam rumah tangga.

4. Target sekunder

Yang dijadikan target sekunder dalam media informasi ini yakni di tujukan kepada masyarakat yang belum menikah ataupun pasangan suami istri yang berumur diatas 29 tahun.

III.1.6 Strategi Kreatif

(23)

dimengerti dan dipahami oleh target audience. Media informasi ini akan dilakukan dengan cara membuat booth acara di dukung dengan games interactive yang berhadiah kaos, jam dinding, gantungan kunci, stiker, mug, dan buku harian untuk menarik perhatian target audience untuk membaca atau menonton motion infographic yang ada pada booth.

Copywriting

Headline : Kamu harus tau!

Subheadline : tau, paham, jangan lakukan  Storyline

Scene 1 : Pengertian KDRT

Scene 2 : Kekerasan fisik dan kekerasan seksual

Scene 3 : Kekerasan psikis dan penelantaran rumah tangga Scene 4 : Diagram kasus KDRT

Scene 5 : UU KDRT

Scene 6 : Kontak Komnas perempuan

Storyboard

Gambar III.1 sketsa storyboard

(24)

Gambar III.2 Visualisasi scene 1 Sumber : Pribadi

(25)

Gambar III.4 Visualisasi scene 3 Sumber : Pribadi

(26)

Gambar III.6 Visualisasi scene 5 Sumber : Pribadi

Gambar III.7 Visualisasi scene 6 Sumber : Pribadi

III.1.7 Strategi Media

(27)

tangga, infographic kasus KDRT, Undang undang KDRT, data dan kontak Komnas perempuan.

Media Pendukung  Poster

Poster digunakan sebagai media iklan pemberitahuan agar media informasi tentang kekerasan dalam rumah tangga dapat diketahui oleh audience. Poster sudah sering digunakan sebagai media periklanan. Dengan demikian, poster dinilai tepat untuk menginformasikan kekerasan dalam rumah tangga tersebut. Poster di tempatkan di tempat kerja, tempat hiburan, tempat perbelanjaan, dan tempat beraktifitas yang di distribusikan dengan jangka waktu selama 3 bulan. Poster ini berisi tentang pelaksanaan acara.

X-Banner

X-banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri., X- banner akan digunakan bersamaan dengan berlangsungnya acara.

 Gelas / mug

Merupakan suatu benda yang sering digunakan disela-sela aktivitas dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari dirumah untuk dijadikan alat meminum air. Gelas sangat tepat untuk mengingatkan pembaca terhadap informasi kekerasan dalam

rumah tangga.  Jam dinding

Merupakan suatu benda yang sering dilihat sehari-hari untuk dijadikan alat pengingat waktu. Jam dinding sangat tepat untuk mengingatkan pembaca terhadap informasi kekerasan dalam rumah tangga karena sering digunakan dalam rumah tangga.

 Gantungan kunci

Merupakan suatu benda yang bersifat sebagai aksesoris bagi kunci, yang akan

selalu dibawa oleh pembawa kunci tersebut. Gantungan kunci dapat digunakan sebagai media yang bersifat mengingatkan masyarakat akan informasi yang

(28)

 Kaos

Kaos sangat erat pemakaiannya dalam kehidupan di masyarakat, umumnya kaos memiliki gambar tertentu di bagian depan atau belakang. Media kaos juga berfungsi sebagai penyebar informasi terkait hal kekerasan dalam rumah tangga, dan digunakan pada saat berlangsungnya acara.

Character stand

Merupakan suatu benda yang berbentuk patung dua dimensi, yang akan digunakan

pada saat pelaksanaan acara. Media ini berfungsi untuk menarik calon pembaca motion infographic untuk datang menuju booth.

Flag chain

Merupakan hiasan atau dekorasi berupa bendera yang disusun berantai, sehingga memberikan kesan meriah. Media ini digunakan saat pelaksanaan acara untuk menambah minat calon pembaca motion infographic datang ke booth.

 Sticker

Merupakan suatu benda yang bersifat sebagai aksesoris. Media ini untuk

mengingatkan pembaca terhadap informasi kekerasan dalam rumah tangga.  Buku harian

Merupakan suatu benda yang berfungsi untuk mencatat kehidupan sehari-hari sehingga Media ini untuk mengingatkan pembaca terhadap informasi kekerasan dalam rumah tangga.

III.1.8 Strategi Distribusi

Produksi dan pendistribusian motion infographic akan bekerja sama dengan pihak Komnas perempuan. Proses pendistribusiannya akan dilakukan upload pada media sosial seperti youtube, line, path, facebook dan akan dilakukan dua kali dalam setahun atau hari besar tertentu dalam bentuk event. Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi informasi setiap tahunnya bertambah. Selain di media sosial

(29)

III.1.9 Strategi Media Informasi

Strategi media informasi tentang kekerasan dalam rumah tangga akan disebarkan melalui poster yang akan di letakan tempat kerja, tempat hiburan, tempat perbelanjaan, dan tempat beraktifitas lainnya. Dengan tujuan tempat tersebut selalu dijadikan tempat untuk melakukan proses pembelajaran dan tempat untuk beraktifitas.

III.2 Konsep Visual

Dalam membuat rancangan media informasi, dibutuhkan beberapa konsep visual, untuk media informasi ini menggunakan beberapa elemen seperti ilustrasi, tipografi, warna dan lain sebagainya. Konsep visual ini diharapkan pula dapat membantu khalayak sasaran dalam mencerna informasi yang telah dibuat sedemikian rupa agar dapat tersampaikan pesannya.

III.2.1 Format Desain

Dalam pembuatan media utama yang merupakan sebuah motion infographic digunakan sebuah format desain, penyusunan dalam penempatan unsur-unsur desain memakai pola simetris dengan memperhatikan keseimbangan layout dan prinsip-prinsip desain. Layout digunakan pada setiap media informasi yaitu lanscape, keterkaitan pada setiap media perancangan desain yang digunakan pada

setiap media informasi ini terlihat pada penempatan tagline, headline, dan logo yang penempatannya disesuaikan berdasarkan media yang digunakan.

(30)

III.2.2 Tata Letak (Layout)

Surianto Rustan (2014) “pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak

elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjaanya”. Media dengan ukuran dan bentuk yang berbeda membutuhkan cara penerapan layout yang berbeda. Demikian pula fungsi yang berbeda dari masing-masing media itu membutuhkan penanganan layout yang berbeda pula. Maka layout akan menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan media perancangan ini. Hal ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan media dalam perancangan ini.

Gambar III.9 Contoh layout media Sumber : Pribadi

III.2.3 Huruf

Danton Sihombing (2015) “tipografi memiliki peran penting dalam setiap karya desain grafis yang berlangsung dari setiap masa ke masa yang bersentuhan dengan peradaban manusia. Karya-karya yang muncul senantisa mewakili semangat zaman dari aksi seorang desainer grafis dalam menyikapi setiap kebutuhan komunikasi visual melalui dimensi dan disiplin yang terdapat dalam tipografi”. Isi teks font yang digunakan pada bagian isi teks pada media adalah jenis font “Arial” dipilih untuk teks penjelasan di setiap halaman karena font ini bisa disebut dengan font

(31)

Gambar III.10 Contoh font Arial Sumber : Pribadi

Gambar III.11 Contoh font Arial Rounded MT Bold Sumber : Pribadi

Gambar III.12 Contoh visualisasi font

(32)

III.2.4Ilustrasi

Ilustrasi yang akan digunakan ini umumnya menggunakan beberapa gambar vector yang menggunakan karakter flat. Pembuatan ilustrasi tersebut dilakukan beberapa tahap, mulai dari tracing, pemberian warna dasar hingga detailing agar kesan dramatis pada media-media yang akan dibuat menjadi semakin terasa.

(33)
(34)

III.2.5 Warna

Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya karena warna memberikan suatu kesan tersendiri, maka dalam hal ini peranan warna juga sangat menentukan. Warna yang dipakai adalah dominan warna biru untuk memberikan efek dramatis pada kondisi malam hari dan sedikit diberikan warna coklat agar tidak terlihat monoton namun memberikan point of view tersendiri.

(35)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Teknis Produksi Media

(36)

IV.1.1 Media Utama

Gambar IV.1 .scene motion infographic Sumber : Pribadi

Adapun spesifikasi media utama yaitu: Format / bentuk : lanscape

(37)

IV.1.2 Media Pendukung

Teknis perancangan media pendukung melalui proses editing dan dilakukan pewarnaan dengan proses digital juga dengan menggunakan software Adobe Illustrator CS5 dan adobe photoshop. Selanjutnya file yang telah selesai siap untuk dicetak.

(38)

Gambar IV.3 Poster Sumber : Pribadi

Format / bentuk : Potrait

Ukuran : A3

(39)

Gambar IV.4 Character stand

Sumber : Pribadi

Format / bentuk : Potrait

Ukuran : 160 cm

(40)

Gambar IV.5 x-banner

Sumber : Pribadi

Format / bentuk : Potrait

Ukuran : 60 cm x 160 cm

(41)

Gambar IV.6 Jam dinding Sumber : Pribadi

Format / bentuk : Lingkaran

Ukuran : 15 x 15 cm

Warna : putih, merah muda

(42)

Gambar IV.7 Gantungan kunci Sumber : Pribadi

Format / bentuk : Lingkaran

Material : alumunium dan plastik

(43)

Gambar IV.8 sticker

Sumber : Pribadi

Format / bentuk : Lingkaran

(44)

Gambar IV.9 Baju Sumber : Pribadi

Format / bentuk : Depan - belakang

Material : Combed 24s

(45)

Gambar IV.10 Flag chain

Sumber : Pribadi

Format / bentuk : potrait

(46)

Gambar IV.11 Mug/gelas Sumber : Pribadi

Format / bentuk : gelas standar

Material :

(47)

Gambar IV.12 Buku harian Sumber : Pribadi

Format / bentuk : Potrait

Ukuran : A5

Material : Kertas Hvs

(48)

DAFTAR PUSTAKA

G.W. Bawengan. (1991). Pengantar Psikologi Kriminal. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Kartono, Kartini. (2009). Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Ninik Widiyanti., & Julius Waskita. (1987). Kejahatan Dalam Masyarakat dan Pencegahannya. Jakarta : Bina Aksara.

Rustan, Surianto. (2014). Layout dasar dan penerapannya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Sihombing, Danton. (2015). Tipografi dalam desain grafis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Purwaningsih, Eni. (2008). Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga (Studi Polres Mataram). Skripsi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang.

(49)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Zakky Fauzur Rahman

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 23 Maret 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 21 tahun

Tinggi/Berat badan : 170 cm/52 kg

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Komp. Permata Tamansari 1 No. 3 RT.02/11 Kec. Arcamanik, Kota Bandung

Telp. : 085722360985

Status : Belum menikah

Ayah : Hasan Burhanuddin Sudirman

Ibu : Neneng Nurhasanah

Alamat orang tua : Komp. Permata Tamansari 1 No. 3 RT.02/11 Kec. Arcamanik, Kota Bandung

Email : zakkyfr@gmail.com

zakkymuhammadfr@gmail.com

PENDIDIKAN

2004 - 2007 : SMP Negeri 7 Bandung

2007 - 2010 : SMA Negeri 25 Bandung

(50)

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :

"Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Bandung, ( Februari 2015)

Penulis, Pembimbing

Muhammad Zakky Fauzur Rahman GemaAriprahara, M.Ds NIM. 51911067 NIP. 4127 32 06 032

Gambar

Tabel II.1.data kriminalitas kota Bandung
Gambar III.1 sketsa storyboard
Gambar III.2 Visualisasi scene 1
Gambar III.4 Visualisasi scene 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

The first questionnaire contained some topics based on topic books and some techniques used by the teachers to teach those topics to the young learners.. The

Untuk itulah LDK AL Azzam Universitas Budi Luhur mengadakan suatu kegiatan Rangkaian Milad LDK Al Azzam dengan tema : “Al Azzam Evolut10n to Glory of Islam” yang diharapkan

“Nikah Sirri dalam Perbincangan Media Massa” menjelaskan bahwa persoalan nikah sirri menjadi suatu yang sangat menarik dan berkembang di era modern ini. Nikah sirri

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan pada sampel daun sirsak (Annona muricata L.) yang berasal dari daerah Makassar

E-commerce merupakan bentuk transaksi bisnis yang lebih praktis tanpa perlu kertas (paperless) serta dapat dilakukan melintasi batas negara, tidak bertemunya secara

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rambut jagung ( Zea mays L.) memiliki efek untuk menurunkan kadar gula darah

Bentuk kekerasan seksual yang paling banyak dialami oleh responden SMA adalah pelecehan seksual berupa kata-kata tidak senonoh, sedangkan bentuk kekerasan seksual pada

0,661, hal ini menunjukkan bahwa jika anggota Gapoktan Subur Mukti menggunakan berbagai media baik media cetak maupun media elektronik, mendapatkan informasi atau pengetahuan dan