• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekuatan dan Kelemahan model KBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kekuatan dan Kelemahan model KBK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR-DASAR KURIKULUM

Tentang

Kekuatan dan Kelemahan KBK

(Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. H. Nurtain

Disusun oleh :

Nama : MURTI SARI

Nim : 16004058

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci untuk menent ukan kualitas lulusan adalah kurikulum pendidikannya. Karena pentingnya maka setiap kurun waktu tertentu kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Perubahan “model” kurikulum yang ditetapkan secara nasionalharus diikuti oleh semua program studi, dengan memperbaharui kurikulum yang selama ini telah diterapkan. Kebijakan kurikulum dibuat atau dibentuk oleh pemerintah, ini didorong oleh perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam dimensi globalisasi yang ditandai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat sehingga kehidupan penuh persaingan dalam segi apapun tidak bisa dihindari dan harus siap untuk kemajuan suatu bangsa.

2. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian kurikulum berbasis kompetensi ? 2. Apa ciri-ciri KBK ?

3. Apa kelebihan dan kekurangan KBK ?

3. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Kurikulum. b. Untuk memperluas ilmu pengetahuan tentang KBK.

c. Mengetahui kekuatan dan kelemahan KBK.

d. Untuk mengetahui cara memecahkan masalah dalam menerapkan KBK.

(3)

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu:

a. Makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas dari mata kuliah Kurikulum.

(4)

BAB II

PERMASALAHAN

A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

1. Pengertian kurikulum

Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba tersebut menekankan pada tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya evaluasi.

Sementara Unruh dan Unruh (1984) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan suatu rencana untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang di dalamnya mencakup rencana yang berhubungan dengan tujuan, dengan apa yang harus dipelajari, dan dengan hasil dari pembelajaran.

Lebih lanjut menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1 ayat (19), menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Pengertian kompetensi

Menurut definisi ini kompetensi memiliki agregat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat mendukung keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, dan untuk mencapai kompetensi lulusan diperlukan kurikulum.

Menurut Garcia-Barbero (1998:167), menyebutkan bahwa kompetensi adalah kombinasi dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas profesional.

(5)

3. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Eve Krakow (2003) mengemukakan bahwa pengajaran berbasis kompetensi adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning) dimana guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada hanya mempelajari isi

(learn how to learn rather than just cover content).

Sedangkan Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002:3), mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan KBK berorientasi pada pembelajaran tuntas (mastery learning).

Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi

(content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi

dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi.

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/ potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK berorientasi pada pendekatan konstruktivisme.

B. Ciri-ciri KBK, yaitu:

(6)

b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.

c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang memenuhi unsur edukasi.

e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

C. Komponen Utama Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen dasar yaitu:

1) Kurikulum Hasil Belajar (KHB).

Memuat perencanaan pengembangan peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan. Kurikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator keberhasilan. KHB memberikan suatu rentang kompetensi dan hasil belajar siswa yang bermanfaat bagi guru untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh siswa, bagaimana seharusnya mereka dievaluasi, dan bagaimana pembelajaran disusun.

2) Penilaian Berbasis Kelas (PBK).

Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) dengan mengumpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis. Penilaian ini mengidentifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, dan memuat pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.

3) Kegiatan Belajar Mengajar.

Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.

4) Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah.

(7)

pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat kurikulum (antara lain silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum.

Berdasarkan Kepmen 045/U/2002, terdapat lima unsur pokok kompetensi dan empat gugus utama kompetensi. Adapun lima unsur pokok kompetensi tersebut adalah: 1) Pengembangan Kepribadian (MK), 2) Pengembangan Keahlian Keilmuan (MKK), 3) Pengembangan Keahlian Berkarya (MKB), 4) Pengembangan Perilaku Berkarya (MPB), dan 5) Pengembangan Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Sedangkan empat gugus utama kompetensi meliputi: 1) factual knowledge, 2) conceptual

knowledge, 3) procedural knowledge,dan4) metacognitive knowledge.

D. Kelebihan dan kekurangan KBK

1. Kelebihan KBK

a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.

b. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).

Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

c. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.

(8)

2. kekurangan KBK

1) Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lain masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.

2) Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

KBK lebih menekankan pada kemampuan (kompatensi) melakukan sesuatu, sehingga pendekatan ilmu pengetahuan y`ng lebih menekankan pada isi atau materi berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,sitesis dan evaluasi hasil belajar kurang diperhatikan.

3) Kurangnya guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB III

PEMECAHAN MASALAH

Dari kekurang kurikulum berbasis kompetensi kita dapat menerawang/mengkaji lagi bagaimana mengatasi masalahnya. Para pendidik dan pemerintah dapat memecahkan masalahnya dengan seksama dan melakukan observasi dengan mengevaluasi kurikulum yang telah ada.

E. Pengertian evaluasi

(9)

ilmiah untuk mengumpulkan data yang validdan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray1 9 8 3 m e n d e f i n i s i k a n e v a l u a s i a d a l a h p e n g g u n a a n m e t o d e i l m i a h u n t u k m e n i l a i implementasi dan outcomes s u a t u p r o g r a m y a n g b e r g u n a u n t u k p r o s e s m e m b u a t keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yangsistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.

F. Masalah dalam Evaluasi Kurikulum

Norman dan Schmidt 2002 mengemukakan ada beberapa kesulit an dalam penerapan evaluasi kurikulum , yaitu :

1 . K e s u l i t a n d a l a m p e n g u k u r a n

2.Kesuli tan dalan penerapan randomisasi dan double blind 3.Kesulitan dalam menstandarkan intervensi dalam pendidikan.

4.Pengaruh intervensi dalam pendidikan mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor lainsehingga pengaruh intervensi tersebut seakan-akan lemah.

Evaluasi kurikulum antara lain hendaknya didasarkan atas : 1. determinan kurikulum

- orientasi filosofis lembaga pendidikan itu - konteks sosial-ekonomi

- hakikat pelajar - hakikat bahan ajar

2. harapan-harapan “golongan klien atau konsumen”

3. Bukti mengenai tingkat produktivitas dengan mempertimbangkan hasil belajar,biaya dan waktu.

G. Disain evaluasi

Disain evaluasi menguraikan tentang(1) data yang harus dikumpulkan, (2) analisis data untuk”membuktikan”nilai dan efektifitas kurikulum.

Desain evaluasi biasanya terdiri atas 5 langkah, yakni: A. Merumuskan tujuan evaluasi

(10)

C. Menspesifikan data ang diperlukan untuk menyusun instrumen bagi proses pengumpulan data.

D. Menggumpulkan, menyusun, dan mengolah data.

(11)

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

1. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. 2. Terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi,

yaitu: adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagi penguasaan (learning for mastery), pendefinisian kembali terhadap bakat. 3. Pengembangan KBK perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip

sebagai berikut: Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur, Penguatan integritas nasional, Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika, Kesamaan memperoleh kesempatan, Abad pengetahuan dan teknologi informasi, pengembangan ketrampilan untuk hidup, belajar sepanjang hayat, berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif, pendekatan menyeluruh dan kemitraan.

B. Saran

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas (2002).Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Ornstein, A.C. and Hunkins, F.P. 2009. Curriculum: Foundations, Principles, and

Issues (5th ed). Boston: Pearson Education.

Saylor J.G. dan kawan-kawan. (1981). Curriculum development and design (second edition). Sidney: Allen & Unwin.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

KONTRIBUSI BUDAYA ORGANISASI, KOMPETENSI DAN KESIAPAN GURU TERHADAP IMPLEMENTASI.. PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

Sejalan dengan fungsi matematika sekolah, maka fungsi dari pembelajaran matematika sesuai Kurikulum Berbasis Kompetensi (Depdiknas,2003:1) meliputi :1) Pentingnya belajar

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendampingan manajemen pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi adalah kegiatan membantu guru dalam menyusun perangkat

Kurikulum berbasis kompetensi yangsudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, namun dalam KBK tersebut belum mengakomodir

Mulyasa, beliau mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang

KTSP ini sesungguhnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) (Depdiknas, 2006). Hal ini berarti bahwa kurikulum baru ini

Kurikulum 2013 ini merupakan kelanjutan dan penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP. Akan tetapi lebih mengacu pada kompetensi sikap,

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berbentuk matrik yang meliputi : (1) kompetensi dasar, yang berisikan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan,