• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya oleh Syarifiana Wahidati (2011) dengan judul penelitian “pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII pada materi kalor di SMPN 16 Semarang tahun pelajaran 2010/2011”. Pada penggunaan sampel menggunakan cluster random sampling (penelitian tindakan kelas). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain “post test control group desain” yakni menempatkan subyek penelitian kedalam dua kelompok kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Hasil analisis penelitian diperoleh thitung = 2,539 dan dari tabel distribusi ttabel = 1,67 dengan α = 0,05 dan dk = 31 + 31 – 2 =

(2)

10

60. thitung > ttabel, maka Ha : µ1 > µ2 diterima. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada materi kalor berbeda dengan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Hasil penelitian kelas eksperimen diperoleh rata-rata ̅ = 77,3 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata ̅ = 72,3. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian M. Wahid Syaifuddin (2013) yang berjudul “eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada pokok bahasan relasi dan fungsi ditinjau dari kemampuan awal siswa”. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Madrasah Tsanawiyah kelas VIII Kabupaten Klaten. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian tes kemampuan awal siswa dan pemberian tes pengambilan data prestasi siswa. Hasil yang diperoleh dalam penelitian penggunaan model kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil perhitungan analisis dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) adalah Fobs = 17,477 > 3,84 = Ftab

(3)

11

dengan rata-rata 18,28. Sedangkan pada pembelajaran konvensional dengan rata-rata 16,14. Kemampuan awal siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi siswa, hasil analisis yang diperoleh Fobs = 0,106 < 3,00 = Ftab.

Disimpulkan dari kedua penelitian tersebut bahwa pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) merupakan model pembelelajaran yang baik digunakan dalam pembelajaran dikelas dan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, dilakukan percobaan pada penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) di SMA Theresiana Salatiga pada pelajaran TIK karena untuk lebih mudah belajar TIK harus lebih difokuskan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

2.2 Pembelajaran TIK

Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Mohamad Surya (2004) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

(4)

12

Disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses dimana siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya secara sadar sehingga dapat dilihat suatu perubahan yang dimiliki setiap individu sejalan dengan berlangsungnya proses belajar mengajar.

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperibaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan (Prof. Dr. Suyono, M.Pd. & Drs. Hariyanto, M.S., 2011)

Disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang muncul karena siswa mengetahui apa yang telah dipelajari sehingga dapat diperoleh hasil dari kemampuan belajar siswa.

Istilah teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa dipisahkan dari konsep “teknologi informasi” dan “teknologi komunikasi”.Teknologi informasi bisa didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi guna keperluan pengolahan informasi. Teknologi komunikasi lebih merujuk pada proses penyebaran informasi yang diolah. Munir (2010) mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem, yang digunakan untuk membantu proses komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil (komunikatif).

(5)

13

Menurut Sri Maharsi (2000) teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan adntara teknologi dan komunikasi dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan dan peralatan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakain dalam rangka pengambilan keputusan.

Teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu kegiatan pengolahan dan penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi komputasi elektronik agar menjadi suatu informasi yang efektif dan komunikatif guna disampaikan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.

Menurut kutipan dari Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan bahwa visi mata pelajaran TIK yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat TIK secara tepat dan optimal untuk mendapat dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginative, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya.Melalui mata pelajaran TIK diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan perangkat TIK untuk mencari,

(6)

14

mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan TIK, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan sisa karena penggunaan TIK akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran TIK adalah suatu interaksi atau upaya dalam proses belajar dengan menggunakan teknologi komputer untuk mengolah data dan memperoleh/menyebarkan informasi.

Tujuan mempelajari TIK sebagai berikut :

 Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.

 Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan TIK untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-hari.

 Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam

(7)

15

berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.

 Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan TIK untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan tentang TIK, disimpulkan bahwa pelajaran TIK pada materi coreldraw adalah kemampuan siswa dalam menggunakan perangkat lunak pembuat desain grafis. Kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah belajar coreldraw adalah kemampuan memahami grafis berbasis vektor dan grafis berbasis bitmap, kemampuan memahami dan menggunakan tools yang terdapat pada perangkat lunak pembuat grafis.

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Menurut Robert Slavin (1984) (Miftahul Huda, 2004), Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) adalah pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari 4-5 orang dalam setiap kelompoknya dan diikuti dengan bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukan. Menurut Yolanda & Annisa (2012), pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu, karena itu kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Model

(8)

16

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) lebih meningkatkan kerjasama antar siswa. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah melatih kerjasama dalam memecahkan masalah, mengurangi sifat egois, nelajar menghargai pendapat teman, melatih tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. Dari hal tersebut diharapkan siswa lebih mudah memahami materi, jika ada materi yang sulit diselesaikan bersama-sama.

Disimpulkan bahwa Team Assisted Individualization (TAI) merupakan pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti proses belajar dan individu dapat saling bertukar pikiran dengan kelompok kecil. Beberapa manfaat TAI (Team Assisted Individualization) yang memungkinkannya memenuhi pembelajaran efektif, diantaranya Menurut Robert Slavin (1984) (Miftahul Huda, 2004) :

1. Meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.

2. Melibatkan guru untuk mengajar kelompok-kelompok kecil yang heterogen.

3. Memudahkan siswa untuk melaksanakannya karena teknik operasional yang cukup sederhana.

4. Memotivasi siswa untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, tanpa jalan pintas.

(9)

17

5. Memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa-siswa lain yang yang berbeda sehingga tercipta sikap positif diantara mereka.

Disimpulkan bahwa model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) adalah model pembelajaran yang menuntut kerja sama antar guru dan siswa. Pembelajaran tidak hanya dikelola oleh guru, melainkan antar siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tanggungjawab yang sama dalam mengelola kelompoknya.

2.3.1 Komponen-Komponen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 6 unsur dalam pelaksanaannya menurut Slavin, Leavy & Madden, 1986 (didalam Shlomo Sharan, 2014) yaitu :

a. Placement Test, pemberian tes atau ditempatkan menurut nilai tertentu berdasarkan pencapaian yang diperoleh.

b. Teams, pada tahap ini guru membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang terdiri dari 4 - 5 siswa secara heterogen. Tujuannya agar tidak ada perbedaan dari segi kemampuan, gender atau etnis tertentu.

(10)

18

c. Teaching Group, guru memberikan pelajaran kepada setiap kelompok. Tujuannya adalah memperkenalkan konsep utama kepada siswa. Pelajaran dirancang untuk membantu siswa memahami pelajaran dengan kehidupan nyata.

d. Team Study, siswa diberikan tugas secara berkelompok, setiap siswa mengerjakan tugas tersebut. Jika mereka mendapatkan kesulitan, siswa didorong untuk menanyakan kepada sesama teman sebelum meminta bantuan kepada guru. Guru selanjutnya mendiagnosis masalah siswa, secara singkat mengajarkan kembali keterampilan itu.

e. Team Score dan Team Recognition, skor diberikan berdasarkan satuan yang berhasil diselesaikan oleh tiap kelompok, kemudian dibuat kriteria prestasi kelompok.

f. Fact Test, guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa, misalnya dengan memberikan kuis/tugas. Tujuannya untuk melihat tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran.

2.3.2 Keuntungan/Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

(11)

19

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) memberi keuntungan baik pada guru, siswa kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik, yaitu:

1. Siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.

2. Siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami materi pelajaran.

3. Tidak ada persaingan antar siswa karena siswa saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda.

4. Siswa tidak hanya mengharap bantuan dari guru, tetapi siswa juga termotivasi untuk belajar cepat dan akurat pada seluruh materi.

5. Guru setidaknya hanya menggunakan setengah dari waktu mengajarnya sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu.

2.4 Keaktifan Siswa

Menrut Martinis Yamin (2007) proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktifitas menstranspormasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

(12)

20

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Ciri dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti kemampuan siswa dalam bertanya dan menjawab secara individu, kemampuan siswa bekerja sama dalam kelompoknya.

2.5 Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2006) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku. Tingkah laku dapat mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses, dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan serta perubahan aspek-aspek lain yang dimiliki siswa dalam belajar.

Menurut Agus Suprijono (2010), “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Belajar fakta sederhana maupun keterampilan-keterampilan teknis yang bersifat kompleks. Hasil-hasil belajar juga berbeda dalam kawasan isi, yang meliputi hasil belajar afektif dan keterampilan-keterampilan sosial, keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan motorik, dan pengetahuan prosedural.

(13)

21

Disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan nilai atau hasil akhir yang diperoleh dari kemampuan siswa dalam melakukan evaluasi seiring dengan berakhirnya proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat berupa kemampuan atau keterampilan siswa dalam berpikir, berperilaku dan sikap siswa.

2.3.1 Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Benyamin Bloom (Catharina, 2004) hasil belajar dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

2.5.1.1 Tipe Hasil Belajar Kognitif

Tipe hasil belajar kognitif dikategorikan menjadi 6, yaitu :

a. Tipe Hasil Belajar Pengetahuan Hafalan (Knowledge)

Pengetahuan hafalan ini termasuk pengetahuan yang sifatnya faktual. Dalam hal ini pengetahuan sebagai kemampuan mengingat atau mengenali materi pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan ini meliputi kemampuan pengingatan kembali tentang materi dari fakta spesifik sampai teori yang kompleks.

b. Tipe Hasil Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap satu konsep. Dalam hal ini hasil pemahaman ditunjukan melalui penerjemahan materi

(14)

22

pembelajaran. Hasil belajar ini berada pada satu tahap pengingatan materi sederhana, dan mencerminkan tingkat pemahaman paling rendah. c. Tipe Hasil Belajar Penerapan (Application)

Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari didalam situasi baru dan kongkrit. Dalam hal ini kemampuan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi baru. Dalam aplikasi haruslah ada konsep, teori, hukum, rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.

d. Tipe Hasil Belajar (Analisys)

Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material kedalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. Dalam hal ini analisis merupakan kecakapan kompleks, yang memanfaatkan kecakapkan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian yang tetap terpadu untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerja dan sistematikanya. e. Tipe Hasil Sintesis (Synthesis)

(15)

23

Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru. Pada sintesis kita memandang sebagai kebalikan dari analisa. Sintesis ini berupa penyusunan konsep-konsep yang sederhana menjadi unsur-unsur integritas. Sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berfikit kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan.

f. Tipe Hasil Belajar Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan belajar paling tinggi karena memerlukan semua tipe hasil belajar. Dalam hal ini hasil belajar evaluasi paling tinggi didalam hirarki kognitif karena berisi unsur-unsur seluruh kategori tersebut dan ditambah dengan keputusan tentang nilai yang didasarkan pada kriteria internal (organisasi) atau kriteria eksternal (relevan terhadap tujuan) dan pembelajar dan menetapkan kriteria sendiri.

2.5.1.2 Tipe Hasil Belajar Afektif

Tipe hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru, hal ini dikarenakan

(16)

24

guru lebih banyak memberikan tekanan pada bidang kognitif.

Tipe afektif dibagi dalam beberapa kategori yaitu : a. Penerimaan (receiving) yakni semacam kepekaan

menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi dan gejala.

b. Jawaban (responding) yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap rangsangan yang datang dari luar.

c. Penilaian (valuing) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.

d. Pengorganisasian (organization) yakni pengembangan nilai keadaan sistem organisasi termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan yang lain.

e. Karakteristik (characteristic) atau internalisasi nilai yaitu keterpaduan dari semua sistem yang telah dimiliki oleh seorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

2.5.1.3 Tipe Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk-bentuk keterampilan skill, kemampuan bertindak seseorang.

(17)

25

Ada 5 kategori keterampilan psikomotorik menurut Nana Sudjana (2006), yaitu :

a. Gerak reflek yakni keterampilan pada gerakan yang tidak sadar.

b. Kemampuan perceptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

c. Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketetapan.

d. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

e. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Kelima kemampuan tersebut sebenarnya tidak berdiri sendiri tetapi selalu berhubungan satu dengan yang lain bahkan ada kebersamaan. Tingkah laku manusia terdiri dari jumlah aspek. Jika seseorang telah melakukan perubahan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu aspek tingkah laku atau beberapa aspek berikut yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.

(18)

26

Berdasarkan pengertian TIK dan hasil belajar, disimpulkan bahwa hasil belajar TIK adalah suatu hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar mengajar TIK. Hasil belajar TIK pada materi coreldraw adalah hasil belajar yang dapat dilihat dari aspek kognitif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif merupakan hasil dari kemampuan otak siswa dalam mengingat materi yang sudah dipelajari. Sedangkan hasil belajar psikomotorik merupakan hasil nilai praktik/kemampuan skill siswa dalam menggunakan aplikasi coreldraw.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang bermaksud pindah dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

Prototipe data warehouse BMKG mencakup proses Input data melalui ekstraksi data lama maupun data baru menggunakan media perangkat lunak yang sesuai dengan dengan

Lampiran 1 KEPALA DINAS SOSIAL DAN.. TENAGA

Uniknya, BCAS dan BVS yang keduanya sama-sama baru berdiri tahun 2010 mampu mengungkapkan lebih dari sepuluh item dalam variabel ini mengalahkan BMSI yang hanya

Persepsi mas yarakat perawat sebagai “ one of us ”, yaitu orang yang berjasa, cekat an, perhatian kepada orang lain, bekerja dengan hati, dapat dipercaya,

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Pengawas Operasi Produksi

Salah satu program besar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan itu adalah dibuatnya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia,