• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR DETERMINAN LULUSAN SMP UNTUK MELANJUTKAN KE SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR DETERMINAN LULUSAN SMP UNTUK MELANJUTKAN KE SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR DETERMINAN LULUSAN SMP UNTUK

MELANJUTKAN KE SMK PROGRAM KEAHLIAN

TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

oleh

Anshor Sauqi Muhamad

5101409083

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS

TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

(2)
(3)
(4)

MOTTO

1. Ridho Allah ada pada ridho kedua orang tua dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua (H. R. Thabrani dari Ibnu Umar).

2. Aku tidak khawatir akan jadi apa di masa depan nanti, tapi yang pasti apa yang aku lakukan sekarang akan membentukku di masa depan nanti.

3. Jadilah orang yang dihargai karena keringat sendiri, bukan karena keturunan.

PERSEMBAHAN

Rasa syukur atas karya sederhana ini. Penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu atas segala doa, kasih sayang, cinta kasih, bimbingan dan dukungannya baik moril maupun materil semoga Allah SWT senantiasa menyayangi mereka.

2. Dosen Jurusan Teknik Sipil UNNES, terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang diberikan, semoga Allah SWT menjadikan berkah dan manfaat atas ilmunya.

3. Ir. Ispen Safrel, M.Si. yang selalu memberikan arahan dan dukungan yang tidak pernah henti untuk selalu memperbaiki diri

4. Sahabatku Teknik Sipil, civitas akademika UNNES dan teman-teman seperjuangan terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

5. Kakak-kakaku Mas Wahyu, Mb kiki trimakasih atas semua dukungan yang telah diberikan yang tidak ternilai harganya.

6. Saudaraku Erit, kawan-kawan BEMTe 12, BEMKM 13, dan kos Hamdallah 69 yang selalu memberikan dorongan hingga terselesaikannya sekripsi ini.

(5)

Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7

Semarang. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.Ir. Ispen Safrel, M.Si.

Tujuan peneliti yang hendak dicapai dalam penelitan ini adalah untuk

Mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi lulusan SMP melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang dan mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi lulusan SMP tidak ingin melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang.

Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Setelah data dari lapangan terkumpul, maka peneliti melakukan kegiatan mengelola dan menganalisis data tersebut. Data yang selesai diolah dapat ditafsirkan sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Metode analisis data yang digunakan untuk data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner yaitu dengan menggunakan deskriptif persentase, sedangkan teknik wawancara dengan menggunakan deskriptif kualitatif, dan data dokumentasi sebagai data pendukung dalam pembahasan penelitian.

Berdasarka hasil analisis maka didapat Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan Ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7

Semarangdapat disimpulka bahwa faktor bakat, minat, lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, teman sebaya, dan lingkungan masyarkat dengan masing- masing persentase 18,18%, 18,78%, 16,19%, 16,19%, 15,79%, 14,87Sehingga faktor yang paling menentukan adalah faktor minat.

Semoga penelitian ini mampu menjadi bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya dan sebagai perbaikan penelitian ini Mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Kata Kunci: Faktor Determinan, Lulusan SMP, Teknik Bangunan

(6)
(7)

karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK

Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang”. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan , Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang tahun 2015/2016.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada beberapa pihak berikut ini :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Dr. M. Harlanu, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Sucipto, M.T. Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. 4. Eko Nugroho Julianto, S.pd.,M.T. Ketua Program Studi S1 Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Negeri Semarang.

5. Ir. Ispen Safrel, M.Si. Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

1.6. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDA AN TEORI... 8

2.1. Tinjauan SMK ... 8

2.1.1. Misi SMK ... 8

2.1.2. Tujuan SMK ... 8

2.1.3. Pengelompokan Jurusan SMK... 9

2.2. Tinjauan Faktor Penentu Melanjutkan ke SMK... 10

2.2.1. Faktor Internal ... 10

2.2.2. Faktor Eksternal ... 13

(9)

3.1.1. Populasi ... 22

4.1.1. Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan Ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 30

(10)

5.2. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 64

(11)

Tabel 3.1. Sampel Penelitian... 23 Tabel 3.2. Teknik Analisis Data... 27 Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 30 Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 1... 32 Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 2... ….. 34 Tabel 4.4.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 3... 36 Tabel 4.5.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 4... 38 Tabel 4.6.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 5... 40 Tabel 4.7.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 6... 42 Tabel 4.8.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 7... 44

(12)

Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 8... 46 Tabel 4.10.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 9... 48 Tabel 4.11.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 10... 50 Tabel 4.12.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Dengan Sempel Perhitungan Rata-rata Pendaftar di SMK N 7 Semarang... 52

(13)

Gambar 4.1.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 31 Gambar 4.2.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk

Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 1... 33

Gambar 4.3.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 2... 35 Gambar 4.4.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor

Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 3 ... 37 Gambar 4.5.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk

Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 4... 39 Gambar 4.6.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk

Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 5... 41 Gambar 4.7.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk

Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 6... 43 Gambar 4.8.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk

Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 7... 45 Gambar 4.9.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk

Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 8... 47 Gambar 4.10.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk

Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 9 ... 49

(14)

Gambar 4.13.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Dengan Sempel Perhitungan Rata-rata Pendaftar di SMK N 7 Semarang... 53

(15)

Halaman Lampiran 1. PPDB Online Kota Semarang ... Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Angket Faktor Determinan Lulusan SMP

65

Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik

Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 66

Lampiran 3. Angket Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang... 68

Lampiran 4. Presensi Siswa ... 73

Lampiran 5.Tabulasi Data Angket Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 87

Lampiran 6.Hasil Analisis Deskriptif Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 101

Lampiran 7. Pedoman Wawancara Walimurid ... 119

Lampiran 8. Hasil Wawancara Walimurid... 120

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian... 122

Lampiran 10. Surat-surat... 123

(16)

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting sebagai ujung tombak dalam menentukan masa depan bangsa, tanpa pendidikan tidak akan ada penerus cita-cita luhur untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Melalui pendidikan yang berkualitas maka masyarakat mempunyai peranan dalam melakukan perubahan dan pembangunan bangsa. Pendidikan formal bisa ditempuh melalui Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan berguna untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapan teknologi hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dan memadai.

Adanya percabangan setelah SMP yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi masalah tersendiri karena dari keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing., upaya peningkatan jumlah SMK dibandingkan SMA adalah karena lulusan SMK lebih mudah masuk ke pasar kerja dibandingkan lulusan SMA karena pada umumnya mata pelajaran di SMK disertai dengan praktik keterampilan (Premono, Agung. 2010 : 50).

Pandangan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi hendaknya selalu dipupuk sejak siswa mulai memasuki SMP karena pada hakekatnya kemantapan itu akan tumbuh melalui serangkaian proses dan harus

(17)

senantiasa dipupuk melalui berbagai cara, misalnya dengan cara memberikan informasi yang berkaitan dengan SMK atau SMA, adanya pendekatan efektif yang bisa dilakukan oleh keluarga maupun pihak sekolah untuk membangkitkan kemantapan siswa, disamping itu adanya lingkungan sekitar yang kondusif sehingga akan mendukung minat siswa untuk melanjutkan ke SMK atau SMA.

SMK sedang memiliki peluang yang baik di lingkup pendidikan karena pembelajaran di SMK mengarahkan peserta didik untuk menjadi tenaga kerja menengah yang profesional sehingga diharapkan dapat merubah status dari beban negara menjadi aset yang bisa membangun Negara. Namun sering kali lulusan SMP tidak mengetahui alasan melanjutkan studi ke SMK, tentu saja hal ini harus diperhatikan oleh semua pihak agar lulusan SMP lebih mantap untuk melanjutkan ke SMK. Di samping hal itu faktor-faktor penentu lulusan SMP melanjutkan ke SMK juga sangat banyak yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, faktor teman sebaya, faktor lingkungan masyarakat, faktor geografis maupun faktor yang lainnya.

(18)

bekal yang cukup dan mampu untuk mengimbangi arus perkembangan dunia di bidang Teknik Bangunan.

Dengan melihat begitu pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian sejalan dengan hal tersebut, juga semakin melimpahnya lapangan pekerjaan dalam bidang Teknik Bangunan, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas utama pemerintah baik di tataran regional maupun nasional. Akan tetapi perkembangan yang begitu pesat seakan tidak diikuti dengan tenaga-tenaga handal yang mumpuni didalamnya.

Pada tahun 2014 lulusan SMP yang mendaftarkan diri di SMK Negeri untuk jurusan teknik bangunan di kota semarang hanya mencapai angka 13,8% sesuai dengan data Dinas Pendidikan Kota Semarang, hal ini sangat berbanding terbalik dengan minat lulusan SMP yang mendaftarkan diri terhadap jurusan lain dalam bidang spektrum kurikulum yang sama sepertihalnya Teknik Mesin 38%, kemudian disusul Teknik Elektro dan Ketenagalistrikan sebanak 32%. Adanya fakta tersebut sehingga hal ini memerlukan perlakuan yang serius dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang mumpuni dalam bidang teknik bangunan.

Maka berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan Ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7

(19)

1.2. Identifikasi Masalah

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lulusan SMP mempunyai kemantapan dalam melanjutkan ke SMK yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal lebih ke arah minat dan bakat yang dimiliki oleh lulusan SMP. Dalam teori kepribadian minat adalah momen dari kecenderungan- kecenderungan yang terarah secara intensif untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang positif dalam diri individu. Minat ini timbul karena adanya

suatu keinginan untuk memenuhi kebutuhan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa minat merupakan salah satu

unsur kepribadian individu yang memegang peran penting dalam menentukan

keputusan terkait masa depan individu tersebut. Minat akan mengarahkan

tindakan individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau sebaliknya

berupa rasa tidak senang atas suatu obyek tertentu.

Adapun faktor yang mempengaruhi selain internal adalah faktor

eksternal. Fakor ini sangat berkaitan erat dengan pengaruh-pengaruh dari luar diri

individu tersebut. Beberapa faktor yang berhubungan dengan alasan melanjutkan

studi ke SMK adalah faktor Lingkungan keluarga baik berupa tercukupinya secara finansial ataupun kedekatan keluarga terhadap individu dan yang pada ahirnya akan berpengaruh terhadap siswa dalam memperoleh kemudahan dalam belajar.

(20)

Faktor komunitas teman sebaya di lingkungan tempat tinggal maupun di lingkungan sekolah sangat menentukan memberikan dorongan positif untuk kelanjutan studinya, karena dalam penentuan sebuah keputusan biasanya anak remaja masih cenderung dipengaruhi/mengikuti pendapat teman-temannya.

Faktor berikutnya yang menjadi alasan lulusan SMP melanjutkan ke SMK atau SMA adalah pemberian informasi yang menyeluruh dari pihak sekolah terkait pemilihan siswa dalam melanjutkan ke SMK atau SMA karena hal ini berkaitan pula dengan program pemerintah jangka panjang. Sebagaimana tercantum dalam renstra kemendiknas tahunn 2010-2014 menerangkan bahwa peningkatan rasio SMK lebih besar dari SMA yaitu 67% SMK dan 33 % SMA Sehingga pihak SMP ditunut untuk menyampaikan informasi secara lengkap agar seorang siswa tidak bingung lagi dalam menentukan pilihan untuk melanjutkan ke SMK atau SMA.

Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi siswa melanjutkan ke SMK adalah faktor lingkungan masyarakat hal ini berkaitan erat dengan persepsi masyarakat terhadap kondisi SMK pada umumnya dan bidang keahlian teknik bangunan pada khususnya. Karena setiap siswa hidup bermasayarakat maka persepsi masyarakat terkait SMK harus tepat pula.

(21)

1.3. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya dan banyaknya faktor yang berhubungan dengan faktor yang menjadi alasan lulusan SMP melanjutkan ke SMK N 7 Semarang, maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitan ini adalah Faktor Bakat, Minat, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Teman Sebaya, dan Lingkungan Masyarakat dalam menyampaikan arahan terkait melanjutkan ke jenjang pendidikan setelah SMP.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Faktor determinan apakah yang mempengaruhi lulusan SMP melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ?

2. Faktor determinan apakah yang menyebabkan lulusan SMP tidak ingin melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ?

1.5. Tujuan Penelitan

Tujuan peneliti yang hendak dicapai dalam penelitan ini adalah :

1. Mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi lulusan SMP melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang

(22)

1.6. Manfaat Penelitan

Hasil kegiatan penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

siswa, guru, peneliti, dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan,

adapun manfaatnya sebagai berikut :

1. Bagi siswa, mendapatkan informasi tentang pentingnya melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, dapat menumbuhkan semangat belajar serta menambah kemantapan setelah lulus dari SMP melanjutkan ke SMK.

2. Bagi guru, mendapat informasi data pendukung untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui berbagai pihak termasuk dukungan orangtua, dan komunitas belajar siswa sebagai pertimbangan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Bagi sekolah, dapat melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran dan informasi untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam upaya menghasilkan lulusan SMP yang percaya diri untuk melanjutkan ke SMK.

4. Bagi pemerintah agar nantinya dapat memberikan dukungan berupa Sarana dan Prasarana guna memajukan prestasi belajar siswa dan membentuk output yang

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan SMK

SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagai mana

ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam

bidang tertentu. SMK memiliki peran penting dalam membentuk peserta didik

menjadi aset bangsa yang produktif yang mampu menciptakan produk unggul

industri indonesia. Sehingga nantinya diharapkan siswa mampu menghadapi

pasar global.

2.1.1. Misi SMK

Misi SMK menurut Direktorat Pendidikan Menengah (Kepala

Dikmenjur 1995) adalah :

a. Menghasilkan sumber daya manusia yang dapat menjadi faktor keunggulan

dalam berbagai sektor pembangunan.

b. Mengubah peserta didik dari status beban menjadi aset pembangunan yang

produktif.

c. Menghasilkan tenaga kerja profesional untuk memenuhi tuntuan kebutuhan

industrialisasi khususnya dan tuntutan pembangunan pada umumnya.

2.1.2. Tujuan SMK

Tujuan khusus dari SMK menurut Direktorat Pendidikan Menengah

Kejuruan adalah :

(24)

a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia

industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi

dalam program keahlian yang dipilihnya.

b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam

berkompetensi , beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap

dan program keahlian yang diminatinya

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar

mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun

melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi

d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan

program keahlian yang dipilih

2.1.3. Pengelompokan jurusan SMK

Sesuai dengan Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 20

tahun 2003, pada kurikulum SMK jurusan yang ada dikelompokan menjadi

berikut ini :

a. Kelompok Teknologi Industri

Kelompok teknologi industri : bangunan, perabot, elektronika, listrik,

teknik pengerjaan logam, otomotif, mesin tenaga, teknik pendinginan,

pemeliharaan pesawat terbang, konstruksi pesawat terbang, produksi bagian-

bagian pesawat terbang, perlengkapan pesawat terbang, textile, grafika,

(25)

instrumentasi industri. Adapun kelompok Sekolah Menegah Kejuruan ini sering

dikenal dengan istilah STM

b. Kelompok Bisnis Dan Manajemen

Kelompok bisnis dan manajemen : keuangan, administrasi

perkaantoran, perdagangan, usaha pariwisata, koperasi. Adapun kelompok SMK

ini sering dikenal dengan istilah SMEA

c. Kelompok Program Khusus

Kelompok program khusus meliputi semua kelompok kejuruan selain

yang kedua di atas. Adapun kelompok SMK ini yang sering dikenal dengan

istilah Sekolah Menengah kejuruan Khusus (SMKK)

2.2. Tinjauan Faktor penentu melanjutkan ke SMK

2.2.1. Faktor Internal

2.2.1.1.Minat

Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, minatnya ini

menjadi motif kuat baginya untuk berhubungan lebih aktif dengan sesuatu yang

menarik minatya itu. Banyak faktor yang mempengaruhi keinginan siswa untuk

melanjutkan ke SMK atau SMA, baik faktor internal maupun eksternal. Salah

satu faktor yang akan mempengaruhi siswa untuk melanjutkan ke SMA atau

SMK adalah minat mereka (Elmawita, 2013: 2).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia minat adalah kecenderungan hati

yang tinggi terhadap sesuatu; perhatian; kesukaan (Departemen Pendidikan

(26)

suatu urusan pribadi individu yang memegang peranan penting dalam membuat

keputusan akhir dimasa depan.

Minat individu siswa dapat diketahui dari kecenderungannya terpikat

atau tertarik terhadap sesuatu pengalaman dan ingin melestarikan pengalaman

tersebut.jadi minat merupakan suatu kombinasi perpaduan campuran dari

perasaan, prasangka, cemas, dan takut juga kecenderungan yang lain yang bisa

mengarahkan individu kepada pilihan tertentu, demikian juga dengan minat

mimilih sekolah lanjutan. Disini dapat diartikan kecenderungan hati siswa untuk

tertarik pada satu jenis lanjutan sehingga rasa senang dan berusaha memasuki

sekolah lanjutan tersebut.

Dalam teori kepribadian minat adalah momen dari kecenderungan-

kecenderungan yang terarah secara intensif untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang positif dalam diri individu. Minat ini timbul karena adanya

suatu keinginan untuk memenuhi kebutuhan,

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa minat merupakan salah

satu unsur kepribadian individu yang memegang peran penting dalam

pembuatan keputusan karir masa depan. Minat akan mengahkan tindakan

individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau tidak senang terhadap

suatu obyek tertentu. Jadi minat Lulusan SMP untuk melanjutkan ke SMK disini

mempunyai pengertian rasa ketertarikan Lulusan SMP untuk melanjutkan ke

(27)

2.2.1.2.Bakat

Soeparwoto, dkk (2006:92) menjelaskan bahwa bakat (aptitude)

diartikan sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan ketrampilan baik yang bersifat umum (misalnya, bakat intelektual) maupun khusus (bakat akademis Khusus). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bakat merupakan interaksi antara faktor bawaan dengan faktor lingkungan. faktor- faktor yang mempengaruhi bakat diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor Fisik

Maksud dari faktor fisik adalah kondisi fisik individu (siswa).

Contohnya siswa memilih sekolah kejuruan maka diperlukan fisik yang kuat

sehingga akan menunjang kelancaran mereka dalam belajar.

Pada jurusan Teknik Bangunan diperlukan sekali mata normal dalam

pembuatan gambar bangunan. Ketika siswa memiliki penyakit mata seperti

halnya kelainan buta warna maka hal ini akan menghambat mereka agar bisa

melanjutkan sekolah ke SMK karena tidak mampu membedakan warna secara

jelas. Tetapi tidak menutup kemungkinan mereka bisa melanjutkan ke SMK

dengan bantuan alat khusus yang dapat membantu mereka dalam proses belajar

di SMK.

b. Faktor Psikis

Faktor ini meliputi faktor mental, emosi, kemauan serta perasaan.

Dalam hal ini kemauan, perasaan dan kejiwaan yang sehat akan dapat

mendorong keinginan mereka untuk dapat mencapai sesuatu, misalnya keinginan

(28)

keras dan mencapai nilai yang baik agar mereka dapat diterima di SMK yang

diinginkan. Usaha yang mereka lakukan disadari sekali oleh mental, jiwa

mereka.

2.2.2. Faktor Eksternal

Fakor eksternal ini terdiri dari faktor lingkungan yaitu lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah (faktor teman sebaya dan guru) dan lingkungan

masyarakat ( persepsi masyarakat dan letak geografis).

2.2.2.1. Lingkungan Keluarga

Lingkungan pertama bagi anak adalah keluarga, di lingkungan

keluargalah pertama-tama mendapat pengaruh dasar. Perkembangan siswa yang

dipengaruhi keluarga menitik beratkan pada masalah pendidikan dasar yang

diberikan oleh kedua orangtuanya. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai

pendidik dan anak sebagai terdidiknya. Anak yang karena suatu hal tidak

mendapat pendidikan secara wajar, ia akan kesulitan dalam perkembangan

berikutnya. Jika karena sesuatu hal anak tidak tinggal di dalam lingkungan

keuarga yang bahagia, masa depannya akan mengalami kesulitan, baik di

sekolah, masyarakat ramai maupun kelak sebagai suami istri di dalam

lingkungan keluarga.

Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting

dalam membentuk pola kepribadian anak karena dalam keluarga anak pertama

kali berkenalan dengan norma. Dalam kontek membangun anak sebagai

makhluk individu diarahkan agar anak dapat mengembangkan dan menolong

(29)

yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif, kreatifitas, kehendak, emosi,

tanggung jawab, keterampilan, dan kegiatan lain yang sesuai dengan kondisi di

dalam keluarga. Bila lebih dapat diwujudkan dengan baik. Ditinjau dari faktor

lingkungan keluarga, sangat banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi

kemantapam siswa antara lain pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, kondisi

ekonomi keluarga, jumlah kakak/adik, pandangan orang terhadap fungsi

pendidikan.

Tingkat pendapatan orangtua merupakan salah satu tolak ukur faktor pendukung lulusan SMP untuk melanjutkan studi ke SMK. Orangtua turut bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena anak-anak akan menggantikan posisi orang tua dikemudian hari, jika generasi hari ini memperoleh pendidikan yang keliru, maka bisa dipastikan masyarakat dikemudian hari akan menjadi buruk. Tanggung jawab inilah yang membuat orangtua menyiapkan anggaran untuk pendidikan anaknya. Oleh karena itu, sebagai orangtua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah.

(30)

tidak terkecuali uang saku anak. Dan sebaliknya, keluarga yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak.

Berdasarkan uraian tersebut di atas mengenai material yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya, dapat disimpulkan bahwa potensi seorang anak itu akan dapat berkembang dengan baik apabila terrpenuhi semua kebutuhan belajar akan lebih mudah dalam meraih prestasi dibandingkan dengan siswa yang tidak pernah mendapat perhatian, bimbingan dan dukungan dari orangtuanya.

2.2.2.2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah sesuatu yang ada di sekolah. Pendidikan

merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan

pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan kelurga (informal), yang

diserap dari masyarakat (non formal), maupun yang diperoleh dari sekolah akan

menyatu dalam diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang utuh, saling

mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif. Sekolah

merupakan sarana pendidikan yang ada di Indonesia. Di Indonesia jenis

pendidikan ada 3 macam, yaitu : pendidika formal, pendidikan informal dan

pendidikan non formal.

2.2.2.2.1. Pendidikan Formal

Menurut (pasal 14 UU RI No. 20 Th 2003) pendidikan formal

terdiri dari 3 jenjang pendidikan yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah,

dan pendidikan tinggi.Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,

(31)

pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang

diselenggarakan pemerintah dan masyarakat.

Menurut (pasal 17 UU RI No. 20 Th. 2003) pendidikan dasar

adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan dasar berbentuk SD, MI, SMP, daan MTs atau bentuk lain yang

sederajat.

Menurut (Pasal 18 UU RI No. 20 Th. 2003) pendidikan

menengah adalah lanjutan pendidikan dasar.Pendidikan menengah terdiri dari

pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.Pendidikan

menengah dapat berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah

(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan

(MAK).

Menurut (Pasal 19 UU RI No. 20 Th. 2003) pendidikan tinggi

adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah meliputi pendidikan

diploma tiga, sarjana, magister, spesialis, doktor yang diselenggarakan

perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

sekolah tinggi, universitas, dan institute. Pendidikan tinggi diselenggarakan

dengan sistem terbuka dan berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,

penelitan, dan pengabdian masyarakat.

2.2.2.2.2. Pendidikan Informal

Menurut (Pasal 27 UU RI No. 20 Th 2003) pendidikan informal adalah

(32)

mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan

nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional.

2.2.2.2.3. Pendidikan Nonformal

Menurut (Pasal 26 UU RI No. 20 Th. 2003) pendidikan nonformal

adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan

pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang

hayat. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pendidikan

ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, kursus-kursus serta

pendidikan lain yang ditunjukan untuk mengembangkan kemampuan peserta

didik.

Satuan pendidikan nonformal terdiri dari lembaga kursus, lembaga

pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, dan majelis taklim serta

satuan pendidikan yang lain. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara

dengan pendidikan formal setelah melaui proses penilaian penyetaraan, oleh

lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu

pada standar nasional.

Dalam lingkungan sekali yang mendorong perkembangan siswa yaitu

mengenai kurikulum, biaya pendidikan, pengelolaan, fasilitas, guru, serta banyak

lagi faktor lain.

Dari faktor-faktor diatas akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

(33)

Para pakar terbagi dua kelompok dalam menafsirkan definisi

kurikulum. Kelompok pertama memandang kurikulum sebagai suatu rencana

atau bahan tertulis yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaksana

pendidikan di sekolah, kelompok kedua memandang kurikulum sebagai program

yang direncanakan dan harus dilaksanakan didalam situasi nyata di

kelas.Kurikulum mengandung unsur suatu pernyataan mengenai maksud dan

tujuan tertentu, memberi petunjuk tentang beberapa pilihan dan isinya, menyirat

dan menyuratkan pola-pola belajar mengajar dan program mengevaluasinya.

Menurut (Pasal 36 UU RI No. 20 Th. 2003) kurikulum pada semua

jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan

aturan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Siswa akan lebih tertarik

pada sekolah yang memiliki kurikulum yang baik sesuai dengan yang

diharapkan. Pada saat ini SMK menggunakan sistem kurikulum berbasis

kompetensi yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa

walaupun sudah dicanangkan kurikulum pengganti yaitu kurikulum 2013

walaupun secara tujuan sama.

(b) Biaya Pendidikan

pendidikan bervariasi jumlah dan tingkat murah mahalnya biaya

pendidikan. Biaya pendidikan juga akan sangat berpengaruh terhadap

kemantapan siswa melanjutkan pada sekolah lanjutan karena hal ini akan sangat

berimbas terhadap kemampuan keluarga dalam pebiayaan, sehingga siswa lebih

(34)

(c) Pengelolaan

Pengelolaan adalah bagaimana cara proses belajar itu dilakukan dan

biasanya menggunakan metode-metode tertentu untuk mengelolanya.

Pengelolaan sekolah yang baik akan membangkitkan keamantapan siswa untuk

melanjutkan ke sekolah yang dinilai baik dalam pengelolaannya. Dalam

penelitian ini menitik beratkan pada pelajaran teori, pelajaran praktik, PSG

(pendidikan sistem ganda) atau dikenal dengan prakerin.

(d) Fasilitas

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan

proses belajar mengajar. Semakin baik fasilitas yang ada di SMK, siswa akan

semakin tertarik untuk melanjutkan ke SMK.

(e) Guru

Pendidik menurut (Pasal 39 UURI No. 20 Th. 2003) adalah tenaga

profesional yang bertugas merecanakan dan melaksanakan proses belajar

mengajar, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

serta melakukan penelitan dan pengabdian masyarakat. Kualitas guru yang baik

di SMK akan semakin banyak pula minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.

Dalam artikelnya, Lugianto: 2013 menjelaskan bahwa terdapat

hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat

memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, hal ini menunjukan

bahwa faktor guru di sekolah terutama guru BK dapat memberikan pengaruh

(35)

2.2.2.3. Teman Sebaya

Menurut Hartup (dalam Santrock, 2003:219) salah satu fungsi teman sebaya adalah menyediakan berbagai informasi mengenai dunia diluar keluarga. Dengan kelompok teman sebaya, remaja menerima umpan balik mengenai kemampuan yang mereka miliki dan remaja belajar dalam membedakan yang benar dan yang salah. Kedekatan teman sebaya yang intensif akan membentuk suatu kelompok yang dijalin erat dan tergantung antara satu sama lainnya, dengan demikian relasi yang baik antara teman sebaya penting bagi perkembangan sosial remaja yang normal.

Dengan melihat hal ini maka peranan teman sebaya terhadap motivasi untuk melanjutkan ke SMK sangat tinggi karena kedekatan antara satu idividu dengan idividu lain.

2.2.2.4. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan semua hubungan di luar rumah dan

sekolah. Dari lingkungan ini yang mempengaruhi perkembangan siswa adalah

media masa seperti televisi, radio, surat kabar, atau majalah, dan sebagainya.

Sebagaimana telah diungkapkan Pratomo dalam hasil penelitiannya yang

menunjukkan 30,86% siswa SMP memberikan tanggapan yang sangat baik,

(36)

melanjutkan ke SMK. Berdasarkan perhitungan nilai Kd sebesar 45,50%, berarti ada pengaruh berarti antara iklan SMK di televisi terhadap minat siswa SMP Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang untuk melanjutkan ke SMK.

Kemudian dijelaska lebih lanjut dalam penelitian W indar to, Ron y

(2013: 115) tentang ”Minat Siswa SMP Negeri Melanjutkan ke SMK Ditinjau

dari Sosial Ekonomi Keluarga di Kabupaten Bantul” yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan siswa dengan minat siswa

SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan ke SMK. Hal ini menunjukan

bahwa Lingkungan dimana siswa bertempat tinggal juga mempengaruhi

terhadap kemantapan siswa.

Penilaian masyarakat berupa nilai sosial terhadap sesuatu yang

berhubungan dengan lingkungan sekolah tersebut baik tentang kebaikannya

maupun keburukannya akan lebih memantapkan lulusan SMP dalam memilih

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Populasi dan Sampel Penelitan

3.1.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitan (Arikunto, Suharsimi 2010: 173). Pada penelitan ini populasinya adalah keseluruhan Lulusan SMP yang berada di kota Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang mendaftar ke SMK N 7

Semarang.

3.1.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penelitan ini akan dilaksanakan di SMK N 7 Semarang .

Dalam penelitan seringkali populasinya sangat banyak jumlahnya sehingga untuk meneliti keseluruhan tidak mungkin karena itu biasanya peneliti hanya mengganti sebagian yang dapat mewakili keadaan. Cara ini ditempuh dengan menghemat biaya, waktu dan tenaga yang tersedia.

Pemilihan sampel pada penelitan ini dilakukan dengan teknik Random Sampling. Peserta didik yang akan dijadikan sasaran sampel penelitan adalah lulusan SMP yang melanjutkan ke SMK N 7 Semarang saat pendaftaran berlangsung.

(38)

Tabel 3.1. Sampel penelitan

NO INSTANSI KETERANGAN

1 SMK Negeri 7 Semarang Penyebaran Angket

2 Dinas Pendidikan kota semarang PPDB Online SMK

3.2. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka variabel penelitan ini adalah sebagai berikut :

3.2.1. Bakat

Setiap orang memiliki kemampuan masing-masing yang bisa saja berbeda dengan orang lain dan hal inilah yang menjadikan setiap individu antara satu orang dengan yang lainnya.

3.2.2. Minat

minat merupakan salah satu unsur kepribadian individu yang memegang

peran penting dalam pembuatan keputusan karir masa depan dan dalam

3.2.3. Lingkungan Keluarga

Lingkungan pertama bagi anak adalah keluarga, di lingkungan keluargalah

pertama-tama mendapat pengaruh dasar. Perkembangan siswa yang dipengaruhi

(39)

kedua orangtuanya. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai pendidik dan anak

sebagai terdidiknya.

3.2.4. Teman Sebaya

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, teman sebaya dapat diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja dan berbuat.

3.2.5. Lingkungan Sekolah

Sekolah yang pada dasarnya sebagai sarana untuk melaksanakan pendidikan memang diharapkan bisa menjadikan masyarakat yang lebih maju, oleh sebab itu sekolah sebagai pusat dari pendidikan harus bisa melaksanakan fungsinya dengan optimal dan perannya bisa menyiapkan para generasi muda sebelum mereka terjun di dalam proses pembangunan masyarakat. Faktor lingkungan sekolah sanga berpengaruh bagaimana nantinya mereka mampu menyampaikan arahan terkait melanjutkan ke jenjang setelah SMP.

3.2.6. Lingkungan Masyarakat

Manusia itu selalu senantiasa hidup dalam suatu lingkungan, baik lingkungan phisik/lingkungan kealaman maupun lingkungan sosial/lingkungan masyarakat, yang didalamnya terjadi hubungan timbal balik. Dalam hubungan timbal balik terjadi saling mempengaruhi antara manusia dengan lingkungan. Suatu lingkungan dalam perkembangannya dapat memberikan peran dan pengaruh dalam tindakan belajar para pelajar.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

(40)

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuesioner, dokumentasi dan wawancara.

3.3.1. Kuesioner

Menurut Arikunto, Suharsimi (2010: 194), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Menurut boenasir kuesioner atau angket merupakan sebuah daftar pertanyaan yang diisi oleh responden sehingga keadaan pengisian dapat diketahui rentang data diri, latar belakang, pengetahuan, sikap dan lain-lain.

Dalam pengumpulan data digunakan kuesioner karena mempunyai kebaikan sebagai berikut :

a. Kuesioner disebarkan kepada responden secara serentak sehingga lebih efisien

b. Semua jawaban dapat dicatat secara lengkap

c. Lebih menjamin keseragaman dalam penelitan kata-kata, isi dan jawaban. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui faktor determinan lulusan SMP untuk melanjutkan ke SMK. Dipandang dari cara menjawabnya kuesioner dibagi menjadi dua (Arikunto, Suharsimi 2010: 195), yaitu :

1) Kuesioner tertutup dimana pertanyaan disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden tinggal mengisi atau memberi data pada

(41)

2) Kuesioner terbuka disusun sedemikian rupa sehingga para responden bebas mengemukakan pendapat dan jawabannya dengan kalimatnya sendiri.

Pada penelitan ini akan menggunakan kuesioner tertutup sebagai instrumen utama guna mengukur variabel-variabel yang akan diukur. Pada kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah, setiap jawaban mempunyai skor berbeda. Melalui skala Likert variabel-variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator.

3.3.2. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu menyelidiki data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, Suharsimi 2010: 201). Penggunaan metode ini untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik yang akan dijadikan sampel

3.3.3. Wawancara

Menurut Arikunto, Suharsimi (2010 : 270) wawancara/interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Pedoman wawancara dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

(42)

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan wawancara tidak terstruktur sehingga peneliti sebagai pengemudi jawaban responden dengan padoman wawancara terlampir.

3.4.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengolah data agar dihasilkan suatu kesimpulan yang tepat. Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan kegiatan mengelola dan menganalisis data tersebut. Data yang selesai diolah dapat ditafsirkan sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Berikut akan peneliti jabarkan teknik analisis data untuk masing-masing teknik pengumpulan data

Tabel 3.2 Teknik analisis data

Teknik Pengumpulan

No Responden data Teknik Analisis Data 1 Pendaftar SMK Kuisioner Tertutup Deskriptif Persentase

2 Wali Murid Wawancara Deskriptif Kualitatif

3 SMK Dokumentasi Dokumenter

Data yang berkaitan dengan hasil observasi dan kuesioner akan dianalisis menggunakan deskriptif persentase sebagai berikut :

N = 100%

Keterangan: N = Persentase

r = Skor jawaban responden

i = Skor jawaban ideal

(43)
(44)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang

dapat disimpulka bahwa:

1. Faktor Determinan Lulusan SMP untuk melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan Di SMK N 7 Semarang dapat disimpulka bahwa

faktor bakat, minat, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman sebaya,

dan lingkungan masyarkat dengan masing-masing persentase 19,42%,

17,42%, 18,24%, 15,86%, 15,28%, 13,77% Sehingga faktor yang paling

menentukan adalah faktor minat.

2. Faktor determinan lulusan SMP tidak ingin melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang dapat disimpukan bahwa

dukungan masyarakat yang rendah yang hanya mencapai angka sebesar

13,77% kemudian Sesuai dengan data PPDB online pendaftar SMK Negeri di semarang tahun 2014 hanya ada 2 paket keahlian dalam program setudi teknik bangunan dengan alokasi yang diterima sebanyak 426 siswa sehingga

jumlah ini masih kalah dengan program keahlian lain.

(45)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran untuk siswa, guru, peneliti, dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan,

adapun sarannya sebagai berikut :

1. Faktor yang paling menentukan untuk siswa SMP akan melanjutkan ke SMK program keahlian teknik bangunan ataupun program keahlian lain adalah faktor minat, maka harus ada kontrol yang baik dari guru, orangtua agar siswa selalu memiliki pemahaman yang baik tentang masa depan terutama pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Bagi sekolah hendaknya melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran dan informasi untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam upaya menghasilkan lulusan SMP yang percaya diri untuk melanjutkan ke SMK.

3. Adanya pemahaman kepada masyarakat terkait petingnya melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah terutama SMK dan pembentukan stigma positif terhadap program keahlian teknik banunan oleh pihak terkait. 4. Semoga penelitian ini mampu menjadi bahan refrensi untuk penelitian

selanjutnya dan sebagai perbaikan penelitian ini Mengingat penelitian ini

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Elmawita. 2013. Pengaruh Pengetahuan Awal Tentang SMK dan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Minat Siswa SMP Melanjutkan ke SMK (Studi pada Siswa SMP Negeri Bukittinggi).

http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download /402/226. 11 agustus 2014 pukul 09.00.

Keputusan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/MN/2008 Tentang Sprektum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.

Lugianto, Tri. 2013. Hubungan Persepsi Siswa dan Peran Bimbingan Konseling dengan Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 1. No. 3 (2013). www.jurnal.fkip.uns.ac.id/ index.php/PTM/article/view/1841. 16 Juli 2014 pukul 17.30.

Premono, Agung. 2010. Kompetensi Keahlian SMK: Antara Kebijakan dan Realita. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 15. Tahun ke 9 : 50-61 Purnomo, Jatmiko Edi, Sudartono, dan Agus Suharmanto. 2009. P en ga ruh Ikla n

S MK d i Tel evi si Te rha da p Min at S isw a S mp Ke cam a t an Candimul yo K abu pat en Ma gel an g u ntuk Melanj utk an ke S MK. J urnal P en di dikan T ek nik Me sin . Vol 9. N o. 1. http://jou rn al.un ne s.a c.id/n ju/ind ex .php/J P TM/a rticl e/vi e w/ 213/

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014

Soeparwoto, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang : UPT MKK Unnes. Santrock, John W.(2003). Adolescenence. Terjemahan Shinto B Adelar, Sherly

Saragih. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(47)

W indart o, Ro n y. 20 13. Minat Siswa SMP Negeri Melanjutkan ke SMK

Ditinjau dari Sosial Ekonomi Keluarga di Kabupaten Bantul. Jurnal

(48)
(49)

Lampiran 1

(50)

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Faktor Determinan Lulusan SMP untuk Melanjutkan ke SMK Program Studi Keahlian

Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang

Variable Komponen Indikator No butiran

professional yang di miliki siswa

 Mengetahui seberapa besar Minat komersial yang dimiliki siswa

 Mengetahui seberapa besar Minat avokasional yang dimiliki siswa

2. Bakat Mengetahui Potensi fisik yang dimiliki

(51)
(52)

ANGKET PENELITIAN

FAKTOR DETERMINAN LULUSAN SMP UNTUK MELANJUTKAN KE SMK

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG

Identitas Responden

1. Tulislah identitas anda pada bagian yang telah dipersiapkan 2. Bacalah semua pernyataan dengan teliti dan cermat

3. Jawablah dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu kolom jawaban yang telah disediakan, dengan pilihan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

4. Apabila anda salah memilih silanglah jawaban tersebut kemudian jawab kembali sesuai dengan jawaban yang paling tepat

5. Tidak ada jawaban salah dalam angket ini. Yang ada adalah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Isilah pernyataan yang ada sesuai dengan keadaan yang

(53)

Minat

1 Saya suka dengan bidang keteknikan

2 Saya akan mengambil program teknik bangunan

3 Masuk SMK adalah harapan besar, karena itu harus berjuang lolos seleksi

4 Materi pelajaran di SMK menarik untuk dipelajari

5 Memilih SMK agar nantinya mudah mendapatkan pekerjaan 6 Memilih SMK karena lebih menjajikan meningkatkan

kesejahteraan ekonomi

7 Jurusan Teknik Bangunan Memiliki lowongan kerja yang banyak dibandingkan jurusan lain

8 Hobi yang disukai berkaitan dengan jurusan di SMK 9 Saya memilih SMK untuk kepuasan semata

Bakat

10 Saya harus memahami kondisi fisik yang dibutuhkan menjadi siswa SMK

11 Di SMK membutuhkan fisik yang prima karena sebagian besar adalah pelajaran praktikum

12 Saya memahami kelebihan dan kekurangan fisik yang dimiliki

13 Melihat kemampuan fisik yang dimiliki sehingga cocok berada di SMK

14 Jurusan yang saya pilih disesuaikan dengan kondisi fisik saya

15 Pelajaran di SMK sangat sulit sehingga harus memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi

(54)

dimiliki

18 Melihat kemampuan intelegensi yang dimiliki sehingga cocok berada di SMK

Lingkungan Keluarga

19 Kehidupan keluarga berasal dari keluarga yang mampu 20 Saya dekat dengan orangtua dirumah

21 Orangtua lebih sering mengajarkan keterampilan

22 Memilih SMK merupakan implementasi dari pendidikan yang diajarkan orangtua dirumah

23 Dukungan keluarga sangat besar terhadap jurusan yang saya ambil di SMK

24 Saya disarankan oleh orang tua mengambil jurusan teknik bangunan

25 Orangtua menyarankan SMK menjadi pilihan pertama untuk untuk bersekolah

26 Orang tua hanya mengikuti sekolah yang saya kehendaki

Lingkungan Sekolah

27 Pihak sekolah selalu memberikan informasi terkait SMK 28 Informarmasi dari pihak sekolah membuat saya tertarik

memilih SMK untuk melanjutkan sekolah

29 Saya hanya diberi informasi oleh sekolah terkait SMK saja sehingga tidak memiliki referensi yang lain

30 Saran dari guru mempengaruhi saya dalam memilih SMK 31 Pelajaran yang saya terima di sekolah mendorong saya untuk

memilih SMK

32 Pihak sekolah merekomendasikan terkait jurusan yang akan saya ambil di SMK

(55)

34 Sering diadaka nnya sosialisasi dari pihak SMK ke sekolah

Lingkungan Teman Sebaya

35 Banyak teman yang mendukung untuk melanjutkan ke SMK 36 Ketertarikan saya mengambil SMK karena banyak teman

yang memiliki minat yang sama

37 Saya mencoba bertukar pikiran dengan teman sebaya di sekolah guna dijadikan bahan refensi ketika akan memilih Sekolah jenjang selanjutnya

38 Pengaruh teman di lingkungan sekolah memiliki dampak besar sebagai pertimbangan ketika saya memilih bersekolah di SMK

39 Saya meminta saran dari teman-teman terkait jurusan yang akan saya ambil di SMK

40 Informasi dari teman-teman terkait SMK lebih banyak ketimbang seolah sederajat lainnya

41 Jurusan yang saya pilih di SMK disesuaikan dengan ketertarikan teman-teman dengan jurusan yang sama 42 Teman-teman memberikan saran agar saya masuk jurusan

teknik bangunan

Lingkungan Masyarakat

43 Apresiasi masyarakat terhadap SMK tinggi karena itu saya memilih masuk SMK

44 Jurusan Teknik bangunan lebih baik dimata Masyarakat dibanding dengan jurusan lain

45 Masyarakat turut serta memberikan informasi terkait SMK 46 Siswa SMK jauh dibutuhkan di lingkungan masyarakat dari

pada siswa sekolah sederajat

(56)

menyekolahkan anaknya ke SMK dari pada kesekolah lain yang sederajat

49 Masyarakat memberikan saran agar saya mengambil jurusan teknik bangunan di SMK

50 Saya memilih SMK karna saran dari masyarakat

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)

SMP MELANJUTKAN KE SMK PROGRAM SETUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG

Untuk mengetahui persentase masing-masing faktor determinan lulusan SMP melanjutkan ke SMK Program Setudi Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 semarang menggunakan rumus :

N = Keterangan: N = Persentase

r = Skor jawaban responden

i = Skor jawaban ideal

1. Lulusan SMP mendaftar ke SMK program keahlian teknik bangunan

1) Faktor Minat

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

(86)

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 64,79%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 62,41%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

= 56,25%

2. Lulusan SMP mendaftar ke SMK Semua Program Keahlian

a. Tabel 1

1) Faktor Minat N =

= X 100%

= 76,46%

2) Faktor bakat N =

= X 100%

(87)

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

= 74,84%

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 60,39%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 64,84%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

= 60,08%

b. Tabel 2

1) Faktor Minat N =

= X 100%

(88)

2) Faktor bakat N =

= X 100%

= 71,74%

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

= 73,91%

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 61,95%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 64,06%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

(89)

c. Tabel 3

1) Faktor Minat N =

= X 100%

= 75,21%

2) Faktor bakat N =

= X 100%

= 73,82%

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

= 73,13%

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 61,89%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

(90)

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

= 61,56%

d. Tabel 4

1) Faktor Minat N =

= X 100%

= 74,24%

2) Faktor bakat N =

= X 100%

= 72,64%

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

= 73,20%

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

(91)

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 63,98%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

= 61,41%

e. Tabel 5

1) Faktor Minat N =

= X 100%

= 74,10%

2) Faktor bakat N =

= X 100%

= 72,29%

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

(92)

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 60,78%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 62,50%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

= 60,39%

f. Tabel 6

1) Faktor Minat N =

= X 100%

= 74,03%

2) Faktor bakat N =

= X 100%

(93)

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

= 73,05%

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 60,31%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 63,83%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

= 60,00%

g. Tabel 7

1) Faktor Minat N =

= X 100%

(94)

2) Faktor bakat N =

= X 100%

= 72,57%

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

= 73,05%

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 61,48%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 63,13%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

(95)

h. Tabel 8

1) Faktor Minat N =

= X 100%

=74,10 %

2) Faktor bakat N =

= X 100%

= 72,08%

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

= 73,13%

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 60,78%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

(96)

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

= 60,39%

i. Tabel 9

1) Faktor Minat N =

= X 100%

= 74,24%

2) Faktor bakat N =

= X 100%

= 72,22%

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

= 74,22%

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

(97)

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 63,13%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

= 60,23%

j. Tabel 10

1) Faktor Minat N =

= X 100%

= 74,17%

2) Faktor bakat N =

= X 100%

= 71,46%

3) Faktor Lingkungan keluarga N =

= X 100%

(98)

4) Faktor Lingkungan Sekolah N =

= x 100%

= 60,78%

5) Faktor Teman Sebaya N =

= x 100%

= 63,13%

6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =

= x 100%

(99)

SMP MELANJUTKAN KE SMK PROGRAM SETUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG

Untuk mengetahui rata-rata dari masing-masing pengelompokan dapat menggunakan rumus :

r = ⋯

Keterangan : r : Rata-rata s : Tabel

Sedangkan untuk mengetahui persentase faktor determinan lulusan SMP meanjutkan ke SMK program keahian teknik bangunan di SMK N 7 semarang dapat menggunakan rumus :

N = - - x 100%

1. Lulusan SMP mendaftar SMK program keahlian teknik bangunan

a. Faktor Minat r = 79,30%

N = , , X 100%

= 19,42%

b. Faktor Bakat r = 71,17%

N = , , X 100%

(100)

N = , , X 100%

= 18,24%

d. Faktor Lingkungan Sekolah r = 64,79%

N = , , X 100%

= 15,86%

e. Faktor Lingkungan Masyarakat r = 62,41%

N = , , X 100%

= 15,28%

f. Faktor Lingkungan Masyarakat r = 56,25%

N = , , X 100%

= 13,77%

2. Lulusan SMP mendaftar SMK semua program Keahlian

a. Faktor Minat

r = , , , , , , , , , ,

= 74,46%

N = , X 100%

(101)

b. Faktor bakat

r = , , , , , , , , , ,

= 72,30%

N = , , X 100%

= 17,82%

c. Faktor Lingkungan Keluarga

r = , , , , , , , , , ,

= 73,52 %

N = , , X 100%

= 18,13%

d. Faktor Lingkungan Sekolah

r = , , , , , , , , , ,

= 60,99%

N = , , X 100%

=15,04%

e. Faktor Teman Sebaya

(102)

N = , X 100%

=15,67%

f. Faktor Lingkungan Masyarakat

r = , , , , , , , , , ,

= 60,67%

N = , , X 100%

Gambar

Tabel 3.1. Sampel penelitan
Tabel 3.2 Teknik analisis data

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) faktor fisik dan psikis, 62,6% pada kategori cukup baik, artinya faktor fisik dan psikis cukup baik untuk melanjutkan studi ke SMK,

Maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada faktor intrinsik (cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, dan kondisi siswa), dan faktor ekstrinsik (kondisi

Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat untuk melanjutkan studi ke perguruan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi siswa SMK Negeri 1 Banda Aceh melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah faktor kesehatan jasmani

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) minat siswa kelas IX SMP di Kabupaten Tanah Bumbu untuk melanjutkan ke SMK kompetensi keahlian perawat kesehatan adalah tinggi dengan rerata

pendidikan anak. Jika dilihat pada jawaban responden, anak lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin menunjukan bahwa lingkungan bermain tidak

Kompetensi pengetahuan atau kognitif lulusan SMK TKBB yang dibutuhkan industri konstruksi di Jawa Timur pada skala kecil dibutuhkan pemahaman mengenai mutu agregat beton dan

Dari hasil observasi diketahui ada dua faktor yang mempengaruhi rendahnya minat siswa SMP melanjutkan SMK bidang keahlian TIK di kota Padang, yakni konsep