FAKTOR DETERMINAN LULUSAN SMP UNTUK
MELANJUTKAN KE SMK PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
oleh
Anshor Sauqi Muhamad
5101409083
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
MOTTO
1. Ridho Allah ada pada ridho kedua orang tua dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua (H. R. Thabrani dari Ibnu Umar).
2. Aku tidak khawatir akan jadi apa di masa depan nanti, tapi yang pasti apa yang aku lakukan sekarang akan membentukku di masa depan nanti.
3. Jadilah orang yang dihargai karena keringat sendiri, bukan karena keturunan.
PERSEMBAHAN
Rasa syukur atas karya sederhana ini. Penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu atas segala doa, kasih sayang, cinta kasih, bimbingan dan dukungannya baik moril maupun materil semoga Allah SWT senantiasa menyayangi mereka.
2. Dosen Jurusan Teknik Sipil UNNES, terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang diberikan, semoga Allah SWT menjadikan berkah dan manfaat atas ilmunya.
3. Ir. Ispen Safrel, M.Si. yang selalu memberikan arahan dan dukungan yang tidak pernah henti untuk selalu memperbaiki diri
4. Sahabatku Teknik Sipil, civitas akademika UNNES dan teman-teman seperjuangan terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
5. Kakak-kakaku Mas Wahyu, Mb kiki trimakasih atas semua dukungan yang telah diberikan yang tidak ternilai harganya.
6. Saudaraku Erit, kawan-kawan BEMTe 12, BEMKM 13, dan kos Hamdallah 69 yang selalu memberikan dorongan hingga terselesaikannya sekripsi ini.
Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7
Semarang. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.Ir. Ispen Safrel, M.Si.
Tujuan peneliti yang hendak dicapai dalam penelitan ini adalah untuk
Mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi lulusan SMP melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang dan mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi lulusan SMP tidak ingin melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang.
Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Setelah data dari lapangan terkumpul, maka peneliti melakukan kegiatan mengelola dan menganalisis data tersebut. Data yang selesai diolah dapat ditafsirkan sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Metode analisis data yang digunakan untuk data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner yaitu dengan menggunakan deskriptif persentase, sedangkan teknik wawancara dengan menggunakan deskriptif kualitatif, dan data dokumentasi sebagai data pendukung dalam pembahasan penelitian.
Berdasarka hasil analisis maka didapat Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan Ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7
Semarangdapat disimpulka bahwa faktor bakat, minat, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, teman sebaya, dan lingkungan masyarkat dengan masing- masing persentase 18,18%, 18,78%, 16,19%, 16,19%, 15,79%, 14,87Sehingga faktor yang paling menentukan adalah faktor minat.
Semoga penelitian ini mampu menjadi bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya dan sebagai perbaikan penelitian ini Mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Kata Kunci: Faktor Determinan, Lulusan SMP, Teknik Bangunan
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK
Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang”. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan , Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang tahun 2015/2016.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada beberapa pihak berikut ini :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Dr. M. Harlanu, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Sucipto, M.T. Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. 4. Eko Nugroho Julianto, S.pd.,M.T. Ketua Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Semarang.
5. Ir. Ispen Safrel, M.Si. Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
1.6. Manfaat Penelitian... 7
BAB II LANDA AN TEORI... 8
2.1. Tinjauan SMK ... 8
2.1.1. Misi SMK ... 8
2.1.2. Tujuan SMK ... 8
2.1.3. Pengelompokan Jurusan SMK... 9
2.2. Tinjauan Faktor Penentu Melanjutkan ke SMK... 10
2.2.1. Faktor Internal ... 10
2.2.2. Faktor Eksternal ... 13
3.1.1. Populasi ... 22
4.1.1. Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan Ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 30
5.2. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 64
Tabel 3.1. Sampel Penelitian... 23 Tabel 3.2. Teknik Analisis Data... 27 Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 30 Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 1... 32 Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 2... ….. 34 Tabel 4.4.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 3... 36 Tabel 4.5.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 4... 38 Tabel 4.6.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 5... 40 Tabel 4.7.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 6... 42 Tabel 4.8.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan Untuk SMP Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 7... 44
Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 8... 46 Tabel 4.10.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 9... 48 Tabel 4.11.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 10... 50 Tabel 4.12.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Dengan Sempel Perhitungan Rata-rata Pendaftar di SMK N 7 Semarang... 52
Gambar 4.1.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 31 Gambar 4.2.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk
Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 1... 33
Gambar 4.3.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 2... 35 Gambar 4.4.Distribusi Frekuensi Kriteria Deskripsi Persentase Faktor
Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 3 ... 37 Gambar 4.5.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk
Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 4... 39 Gambar 4.6.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk
Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 5... 41 Gambar 4.7.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk
Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 6... 43 Gambar 4.8.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk
Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 7... 45 Gambar 4.9.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk
Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 8... 47 Gambar 4.10.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk
Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Tabel 9 ... 49
Gambar 4.13.Diagram Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang Dengan Sempel Perhitungan Rata-rata Pendaftar di SMK N 7 Semarang... 53
Halaman Lampiran 1. PPDB Online Kota Semarang ... Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Angket Faktor Determinan Lulusan SMP
65
Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik
Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 66
Lampiran 3. Angket Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang... 68
Lampiran 4. Presensi Siswa ... 73
Lampiran 5.Tabulasi Data Angket Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 87
Lampiran 6.Hasil Analisis Deskriptif Persentase Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ... 101
Lampiran 7. Pedoman Wawancara Walimurid ... 119
Lampiran 8. Hasil Wawancara Walimurid... 120
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian... 122
Lampiran 10. Surat-surat... 123
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting sebagai ujung tombak dalam menentukan masa depan bangsa, tanpa pendidikan tidak akan ada penerus cita-cita luhur untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Melalui pendidikan yang berkualitas maka masyarakat mempunyai peranan dalam melakukan perubahan dan pembangunan bangsa. Pendidikan formal bisa ditempuh melalui Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan berguna untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapan teknologi hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dan memadai.
Adanya percabangan setelah SMP yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi masalah tersendiri karena dari keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing., upaya peningkatan jumlah SMK dibandingkan SMA adalah karena lulusan SMK lebih mudah masuk ke pasar kerja dibandingkan lulusan SMA karena pada umumnya mata pelajaran di SMK disertai dengan praktik keterampilan (Premono, Agung. 2010 : 50).
Pandangan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi hendaknya selalu dipupuk sejak siswa mulai memasuki SMP karena pada hakekatnya kemantapan itu akan tumbuh melalui serangkaian proses dan harus
senantiasa dipupuk melalui berbagai cara, misalnya dengan cara memberikan informasi yang berkaitan dengan SMK atau SMA, adanya pendekatan efektif yang bisa dilakukan oleh keluarga maupun pihak sekolah untuk membangkitkan kemantapan siswa, disamping itu adanya lingkungan sekitar yang kondusif sehingga akan mendukung minat siswa untuk melanjutkan ke SMK atau SMA.
SMK sedang memiliki peluang yang baik di lingkup pendidikan karena pembelajaran di SMK mengarahkan peserta didik untuk menjadi tenaga kerja menengah yang profesional sehingga diharapkan dapat merubah status dari beban negara menjadi aset yang bisa membangun Negara. Namun sering kali lulusan SMP tidak mengetahui alasan melanjutkan studi ke SMK, tentu saja hal ini harus diperhatikan oleh semua pihak agar lulusan SMP lebih mantap untuk melanjutkan ke SMK. Di samping hal itu faktor-faktor penentu lulusan SMP melanjutkan ke SMK juga sangat banyak yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, faktor teman sebaya, faktor lingkungan masyarakat, faktor geografis maupun faktor yang lainnya.
bekal yang cukup dan mampu untuk mengimbangi arus perkembangan dunia di bidang Teknik Bangunan.
Dengan melihat begitu pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian sejalan dengan hal tersebut, juga semakin melimpahnya lapangan pekerjaan dalam bidang Teknik Bangunan, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas utama pemerintah baik di tataran regional maupun nasional. Akan tetapi perkembangan yang begitu pesat seakan tidak diikuti dengan tenaga-tenaga handal yang mumpuni didalamnya.
Pada tahun 2014 lulusan SMP yang mendaftarkan diri di SMK Negeri untuk jurusan teknik bangunan di kota semarang hanya mencapai angka 13,8% sesuai dengan data Dinas Pendidikan Kota Semarang, hal ini sangat berbanding terbalik dengan minat lulusan SMP yang mendaftarkan diri terhadap jurusan lain dalam bidang spektrum kurikulum yang sama sepertihalnya Teknik Mesin 38%, kemudian disusul Teknik Elektro dan Ketenagalistrikan sebanak 32%. Adanya fakta tersebut sehingga hal ini memerlukan perlakuan yang serius dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang mumpuni dalam bidang teknik bangunan.
Maka berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan Ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7
1.2. Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lulusan SMP mempunyai kemantapan dalam melanjutkan ke SMK yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal lebih ke arah minat dan bakat yang dimiliki oleh lulusan SMP. Dalam teori kepribadian minat adalah momen dari kecenderungan- kecenderungan yang terarah secara intensif untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang positif dalam diri individu. Minat ini timbul karena adanya
suatu keinginan untuk memenuhi kebutuhan.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa minat merupakan salah satu
unsur kepribadian individu yang memegang peran penting dalam menentukan
keputusan terkait masa depan individu tersebut. Minat akan mengarahkan
tindakan individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau sebaliknya
berupa rasa tidak senang atas suatu obyek tertentu.
Adapun faktor yang mempengaruhi selain internal adalah faktor
eksternal. Fakor ini sangat berkaitan erat dengan pengaruh-pengaruh dari luar diri
individu tersebut. Beberapa faktor yang berhubungan dengan alasan melanjutkan
studi ke SMK adalah faktor Lingkungan keluarga baik berupa tercukupinya secara finansial ataupun kedekatan keluarga terhadap individu dan yang pada ahirnya akan berpengaruh terhadap siswa dalam memperoleh kemudahan dalam belajar.
Faktor komunitas teman sebaya di lingkungan tempat tinggal maupun di lingkungan sekolah sangat menentukan memberikan dorongan positif untuk kelanjutan studinya, karena dalam penentuan sebuah keputusan biasanya anak remaja masih cenderung dipengaruhi/mengikuti pendapat teman-temannya.
Faktor berikutnya yang menjadi alasan lulusan SMP melanjutkan ke SMK atau SMA adalah pemberian informasi yang menyeluruh dari pihak sekolah terkait pemilihan siswa dalam melanjutkan ke SMK atau SMA karena hal ini berkaitan pula dengan program pemerintah jangka panjang. Sebagaimana tercantum dalam renstra kemendiknas tahunn 2010-2014 menerangkan bahwa peningkatan rasio SMK lebih besar dari SMA yaitu 67% SMK dan 33 % SMA Sehingga pihak SMP ditunut untuk menyampaikan informasi secara lengkap agar seorang siswa tidak bingung lagi dalam menentukan pilihan untuk melanjutkan ke SMK atau SMA.
Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi siswa melanjutkan ke SMK adalah faktor lingkungan masyarakat hal ini berkaitan erat dengan persepsi masyarakat terhadap kondisi SMK pada umumnya dan bidang keahlian teknik bangunan pada khususnya. Karena setiap siswa hidup bermasayarakat maka persepsi masyarakat terkait SMK harus tepat pula.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya dan banyaknya faktor yang berhubungan dengan faktor yang menjadi alasan lulusan SMP melanjutkan ke SMK N 7 Semarang, maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitan ini adalah Faktor Bakat, Minat, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Teman Sebaya, dan Lingkungan Masyarakat dalam menyampaikan arahan terkait melanjutkan ke jenjang pendidikan setelah SMP.
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Faktor determinan apakah yang mempengaruhi lulusan SMP melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ?
2. Faktor determinan apakah yang menyebabkan lulusan SMP tidak ingin melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang ?
1.5. Tujuan Penelitan
Tujuan peneliti yang hendak dicapai dalam penelitan ini adalah :
1. Mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi lulusan SMP melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang
1.6. Manfaat Penelitan
Hasil kegiatan penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
siswa, guru, peneliti, dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan,
adapun manfaatnya sebagai berikut :
1. Bagi siswa, mendapatkan informasi tentang pentingnya melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, dapat menumbuhkan semangat belajar serta menambah kemantapan setelah lulus dari SMP melanjutkan ke SMK.
2. Bagi guru, mendapat informasi data pendukung untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui berbagai pihak termasuk dukungan orangtua, dan komunitas belajar siswa sebagai pertimbangan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Bagi sekolah, dapat melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran dan informasi untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam upaya menghasilkan lulusan SMP yang percaya diri untuk melanjutkan ke SMK.
4. Bagi pemerintah agar nantinya dapat memberikan dukungan berupa Sarana dan Prasarana guna memajukan prestasi belajar siswa dan membentuk output yang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan SMK
SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagai mana
ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu. SMK memiliki peran penting dalam membentuk peserta didik
menjadi aset bangsa yang produktif yang mampu menciptakan produk unggul
industri indonesia. Sehingga nantinya diharapkan siswa mampu menghadapi
pasar global.
2.1.1. Misi SMK
Misi SMK menurut Direktorat Pendidikan Menengah (Kepala
Dikmenjur 1995) adalah :
a. Menghasilkan sumber daya manusia yang dapat menjadi faktor keunggulan
dalam berbagai sektor pembangunan.
b. Mengubah peserta didik dari status beban menjadi aset pembangunan yang
produktif.
c. Menghasilkan tenaga kerja profesional untuk memenuhi tuntuan kebutuhan
industrialisasi khususnya dan tuntutan pembangunan pada umumnya.
2.1.2. Tujuan SMK
Tujuan khusus dari SMK menurut Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan adalah :
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian yang dipilihnya.
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi , beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
dan program keahlian yang diminatinya
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih
2.1.3. Pengelompokan jurusan SMK
Sesuai dengan Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003, pada kurikulum SMK jurusan yang ada dikelompokan menjadi
berikut ini :
a. Kelompok Teknologi Industri
Kelompok teknologi industri : bangunan, perabot, elektronika, listrik,
teknik pengerjaan logam, otomotif, mesin tenaga, teknik pendinginan,
pemeliharaan pesawat terbang, konstruksi pesawat terbang, produksi bagian-
bagian pesawat terbang, perlengkapan pesawat terbang, textile, grafika,
instrumentasi industri. Adapun kelompok Sekolah Menegah Kejuruan ini sering
dikenal dengan istilah STM
b. Kelompok Bisnis Dan Manajemen
Kelompok bisnis dan manajemen : keuangan, administrasi
perkaantoran, perdagangan, usaha pariwisata, koperasi. Adapun kelompok SMK
ini sering dikenal dengan istilah SMEA
c. Kelompok Program Khusus
Kelompok program khusus meliputi semua kelompok kejuruan selain
yang kedua di atas. Adapun kelompok SMK ini yang sering dikenal dengan
istilah Sekolah Menengah kejuruan Khusus (SMKK)
2.2. Tinjauan Faktor penentu melanjutkan ke SMK
2.2.1. Faktor Internal
2.2.1.1.Minat
Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, minatnya ini
menjadi motif kuat baginya untuk berhubungan lebih aktif dengan sesuatu yang
menarik minatya itu. Banyak faktor yang mempengaruhi keinginan siswa untuk
melanjutkan ke SMK atau SMA, baik faktor internal maupun eksternal. Salah
satu faktor yang akan mempengaruhi siswa untuk melanjutkan ke SMA atau
SMK adalah minat mereka (Elmawita, 2013: 2).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia minat adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu; perhatian; kesukaan (Departemen Pendidikan
suatu urusan pribadi individu yang memegang peranan penting dalam membuat
keputusan akhir dimasa depan.
Minat individu siswa dapat diketahui dari kecenderungannya terpikat
atau tertarik terhadap sesuatu pengalaman dan ingin melestarikan pengalaman
tersebut.jadi minat merupakan suatu kombinasi perpaduan campuran dari
perasaan, prasangka, cemas, dan takut juga kecenderungan yang lain yang bisa
mengarahkan individu kepada pilihan tertentu, demikian juga dengan minat
mimilih sekolah lanjutan. Disini dapat diartikan kecenderungan hati siswa untuk
tertarik pada satu jenis lanjutan sehingga rasa senang dan berusaha memasuki
sekolah lanjutan tersebut.
Dalam teori kepribadian minat adalah momen dari kecenderungan-
kecenderungan yang terarah secara intensif untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang positif dalam diri individu. Minat ini timbul karena adanya
suatu keinginan untuk memenuhi kebutuhan,
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa minat merupakan salah
satu unsur kepribadian individu yang memegang peran penting dalam
pembuatan keputusan karir masa depan. Minat akan mengahkan tindakan
individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau tidak senang terhadap
suatu obyek tertentu. Jadi minat Lulusan SMP untuk melanjutkan ke SMK disini
mempunyai pengertian rasa ketertarikan Lulusan SMP untuk melanjutkan ke
2.2.1.2.Bakat
Soeparwoto, dkk (2006:92) menjelaskan bahwa bakat (aptitude)
diartikan sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan ketrampilan baik yang bersifat umum (misalnya, bakat intelektual) maupun khusus (bakat akademis Khusus). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bakat merupakan interaksi antara faktor bawaan dengan faktor lingkungan. faktor- faktor yang mempengaruhi bakat diantaranya sebagai berikut :
a. Faktor Fisik
Maksud dari faktor fisik adalah kondisi fisik individu (siswa).
Contohnya siswa memilih sekolah kejuruan maka diperlukan fisik yang kuat
sehingga akan menunjang kelancaran mereka dalam belajar.
Pada jurusan Teknik Bangunan diperlukan sekali mata normal dalam
pembuatan gambar bangunan. Ketika siswa memiliki penyakit mata seperti
halnya kelainan buta warna maka hal ini akan menghambat mereka agar bisa
melanjutkan sekolah ke SMK karena tidak mampu membedakan warna secara
jelas. Tetapi tidak menutup kemungkinan mereka bisa melanjutkan ke SMK
dengan bantuan alat khusus yang dapat membantu mereka dalam proses belajar
di SMK.
b. Faktor Psikis
Faktor ini meliputi faktor mental, emosi, kemauan serta perasaan.
Dalam hal ini kemauan, perasaan dan kejiwaan yang sehat akan dapat
mendorong keinginan mereka untuk dapat mencapai sesuatu, misalnya keinginan
keras dan mencapai nilai yang baik agar mereka dapat diterima di SMK yang
diinginkan. Usaha yang mereka lakukan disadari sekali oleh mental, jiwa
mereka.
2.2.2. Faktor Eksternal
Fakor eksternal ini terdiri dari faktor lingkungan yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah (faktor teman sebaya dan guru) dan lingkungan
masyarakat ( persepsi masyarakat dan letak geografis).
2.2.2.1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan pertama bagi anak adalah keluarga, di lingkungan
keluargalah pertama-tama mendapat pengaruh dasar. Perkembangan siswa yang
dipengaruhi keluarga menitik beratkan pada masalah pendidikan dasar yang
diberikan oleh kedua orangtuanya. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai
pendidik dan anak sebagai terdidiknya. Anak yang karena suatu hal tidak
mendapat pendidikan secara wajar, ia akan kesulitan dalam perkembangan
berikutnya. Jika karena sesuatu hal anak tidak tinggal di dalam lingkungan
keuarga yang bahagia, masa depannya akan mengalami kesulitan, baik di
sekolah, masyarakat ramai maupun kelak sebagai suami istri di dalam
lingkungan keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting
dalam membentuk pola kepribadian anak karena dalam keluarga anak pertama
kali berkenalan dengan norma. Dalam kontek membangun anak sebagai
makhluk individu diarahkan agar anak dapat mengembangkan dan menolong
yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif, kreatifitas, kehendak, emosi,
tanggung jawab, keterampilan, dan kegiatan lain yang sesuai dengan kondisi di
dalam keluarga. Bila lebih dapat diwujudkan dengan baik. Ditinjau dari faktor
lingkungan keluarga, sangat banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
kemantapam siswa antara lain pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, kondisi
ekonomi keluarga, jumlah kakak/adik, pandangan orang terhadap fungsi
pendidikan.
Tingkat pendapatan orangtua merupakan salah satu tolak ukur faktor pendukung lulusan SMP untuk melanjutkan studi ke SMK. Orangtua turut bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena anak-anak akan menggantikan posisi orang tua dikemudian hari, jika generasi hari ini memperoleh pendidikan yang keliru, maka bisa dipastikan masyarakat dikemudian hari akan menjadi buruk. Tanggung jawab inilah yang membuat orangtua menyiapkan anggaran untuk pendidikan anaknya. Oleh karena itu, sebagai orangtua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah.
tidak terkecuali uang saku anak. Dan sebaliknya, keluarga yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak.
Berdasarkan uraian tersebut di atas mengenai material yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya, dapat disimpulkan bahwa potensi seorang anak itu akan dapat berkembang dengan baik apabila terrpenuhi semua kebutuhan belajar akan lebih mudah dalam meraih prestasi dibandingkan dengan siswa yang tidak pernah mendapat perhatian, bimbingan dan dukungan dari orangtuanya.
2.2.2.2. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah sesuatu yang ada di sekolah. Pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan kelurga (informal), yang
diserap dari masyarakat (non formal), maupun yang diperoleh dari sekolah akan
menyatu dalam diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang utuh, saling
mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif. Sekolah
merupakan sarana pendidikan yang ada di Indonesia. Di Indonesia jenis
pendidikan ada 3 macam, yaitu : pendidika formal, pendidikan informal dan
pendidikan non formal.
2.2.2.2.1. Pendidikan Formal
Menurut (pasal 14 UU RI No. 20 Th 2003) pendidikan formal
terdiri dari 3 jenjang pendidikan yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi.Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah dan masyarakat.
Menurut (pasal 17 UU RI No. 20 Th. 2003) pendidikan dasar
adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan dasar berbentuk SD, MI, SMP, daan MTs atau bentuk lain yang
sederajat.
Menurut (Pasal 18 UU RI No. 20 Th. 2003) pendidikan
menengah adalah lanjutan pendidikan dasar.Pendidikan menengah terdiri dari
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.Pendidikan
menengah dapat berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK).
Menurut (Pasal 19 UU RI No. 20 Th. 2003) pendidikan tinggi
adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah meliputi pendidikan
diploma tiga, sarjana, magister, spesialis, doktor yang diselenggarakan
perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,
sekolah tinggi, universitas, dan institute. Pendidikan tinggi diselenggarakan
dengan sistem terbuka dan berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,
penelitan, dan pengabdian masyarakat.
2.2.2.2.2. Pendidikan Informal
Menurut (Pasal 27 UU RI No. 20 Th 2003) pendidikan informal adalah
mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional.
2.2.2.2.3. Pendidikan Nonformal
Menurut (Pasal 26 UU RI No. 20 Th. 2003) pendidikan nonformal
adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pendidikan
ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, kursus-kursus serta
pendidikan lain yang ditunjukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri dari lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, dan majelis taklim serta
satuan pendidikan yang lain. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara
dengan pendidikan formal setelah melaui proses penilaian penyetaraan, oleh
lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu
pada standar nasional.
Dalam lingkungan sekali yang mendorong perkembangan siswa yaitu
mengenai kurikulum, biaya pendidikan, pengelolaan, fasilitas, guru, serta banyak
lagi faktor lain.
Dari faktor-faktor diatas akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
Para pakar terbagi dua kelompok dalam menafsirkan definisi
kurikulum. Kelompok pertama memandang kurikulum sebagai suatu rencana
atau bahan tertulis yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaksana
pendidikan di sekolah, kelompok kedua memandang kurikulum sebagai program
yang direncanakan dan harus dilaksanakan didalam situasi nyata di
kelas.Kurikulum mengandung unsur suatu pernyataan mengenai maksud dan
tujuan tertentu, memberi petunjuk tentang beberapa pilihan dan isinya, menyirat
dan menyuratkan pola-pola belajar mengajar dan program mengevaluasinya.
Menurut (Pasal 36 UU RI No. 20 Th. 2003) kurikulum pada semua
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
aturan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Siswa akan lebih tertarik
pada sekolah yang memiliki kurikulum yang baik sesuai dengan yang
diharapkan. Pada saat ini SMK menggunakan sistem kurikulum berbasis
kompetensi yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa
walaupun sudah dicanangkan kurikulum pengganti yaitu kurikulum 2013
walaupun secara tujuan sama.
(b) Biaya Pendidikan
pendidikan bervariasi jumlah dan tingkat murah mahalnya biaya
pendidikan. Biaya pendidikan juga akan sangat berpengaruh terhadap
kemantapan siswa melanjutkan pada sekolah lanjutan karena hal ini akan sangat
berimbas terhadap kemampuan keluarga dalam pebiayaan, sehingga siswa lebih
(c) Pengelolaan
Pengelolaan adalah bagaimana cara proses belajar itu dilakukan dan
biasanya menggunakan metode-metode tertentu untuk mengelolanya.
Pengelolaan sekolah yang baik akan membangkitkan keamantapan siswa untuk
melanjutkan ke sekolah yang dinilai baik dalam pengelolaannya. Dalam
penelitian ini menitik beratkan pada pelajaran teori, pelajaran praktik, PSG
(pendidikan sistem ganda) atau dikenal dengan prakerin.
(d) Fasilitas
Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
proses belajar mengajar. Semakin baik fasilitas yang ada di SMK, siswa akan
semakin tertarik untuk melanjutkan ke SMK.
(e) Guru
Pendidik menurut (Pasal 39 UURI No. 20 Th. 2003) adalah tenaga
profesional yang bertugas merecanakan dan melaksanakan proses belajar
mengajar, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitan dan pengabdian masyarakat. Kualitas guru yang baik
di SMK akan semakin banyak pula minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.
Dalam artikelnya, Lugianto: 2013 menjelaskan bahwa terdapat
hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat
memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, hal ini menunjukan
bahwa faktor guru di sekolah terutama guru BK dapat memberikan pengaruh
2.2.2.3. Teman Sebaya
Menurut Hartup (dalam Santrock, 2003:219) salah satu fungsi teman sebaya adalah menyediakan berbagai informasi mengenai dunia diluar keluarga. Dengan kelompok teman sebaya, remaja menerima umpan balik mengenai kemampuan yang mereka miliki dan remaja belajar dalam membedakan yang benar dan yang salah. Kedekatan teman sebaya yang intensif akan membentuk suatu kelompok yang dijalin erat dan tergantung antara satu sama lainnya, dengan demikian relasi yang baik antara teman sebaya penting bagi perkembangan sosial remaja yang normal.
Dengan melihat hal ini maka peranan teman sebaya terhadap motivasi untuk melanjutkan ke SMK sangat tinggi karena kedekatan antara satu idividu dengan idividu lain.
2.2.2.4. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan semua hubungan di luar rumah dan
sekolah. Dari lingkungan ini yang mempengaruhi perkembangan siswa adalah
media masa seperti televisi, radio, surat kabar, atau majalah, dan sebagainya.
Sebagaimana telah diungkapkan Pratomo dalam hasil penelitiannya yang
menunjukkan 30,86% siswa SMP memberikan tanggapan yang sangat baik,
melanjutkan ke SMK. Berdasarkan perhitungan nilai Kd sebesar 45,50%, berarti ada pengaruh berarti antara iklan SMK di televisi terhadap minat siswa SMP Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang untuk melanjutkan ke SMK.
Kemudian dijelaska lebih lanjut dalam penelitian W indar to, Ron y
(2013: 115) tentang ”Minat Siswa SMP Negeri Melanjutkan ke SMK Ditinjau
dari Sosial Ekonomi Keluarga di Kabupaten Bantul” yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan siswa dengan minat siswa
SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan ke SMK. Hal ini menunjukan
bahwa Lingkungan dimana siswa bertempat tinggal juga mempengaruhi
terhadap kemantapan siswa.
Penilaian masyarakat berupa nilai sosial terhadap sesuatu yang
berhubungan dengan lingkungan sekolah tersebut baik tentang kebaikannya
maupun keburukannya akan lebih memantapkan lulusan SMP dalam memilih
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Populasi dan Sampel Penelitan
3.1.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitan (Arikunto, Suharsimi 2010: 173). Pada penelitan ini populasinya adalah keseluruhan Lulusan SMP yang berada di kota Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang mendaftar ke SMK N 7
Semarang.
3.1.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penelitan ini akan dilaksanakan di SMK N 7 Semarang .
Dalam penelitan seringkali populasinya sangat banyak jumlahnya sehingga untuk meneliti keseluruhan tidak mungkin karena itu biasanya peneliti hanya mengganti sebagian yang dapat mewakili keadaan. Cara ini ditempuh dengan menghemat biaya, waktu dan tenaga yang tersedia.
Pemilihan sampel pada penelitan ini dilakukan dengan teknik Random Sampling. Peserta didik yang akan dijadikan sasaran sampel penelitan adalah lulusan SMP yang melanjutkan ke SMK N 7 Semarang saat pendaftaran berlangsung.
Tabel 3.1. Sampel penelitan
NO INSTANSI KETERANGAN
1 SMK Negeri 7 Semarang Penyebaran Angket
2 Dinas Pendidikan kota semarang PPDB Online SMK
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka variabel penelitan ini adalah sebagai berikut :
3.2.1. Bakat
Setiap orang memiliki kemampuan masing-masing yang bisa saja berbeda dengan orang lain dan hal inilah yang menjadikan setiap individu antara satu orang dengan yang lainnya.
3.2.2. Minat
minat merupakan salah satu unsur kepribadian individu yang memegang
peran penting dalam pembuatan keputusan karir masa depan dan dalam
3.2.3. Lingkungan Keluarga
Lingkungan pertama bagi anak adalah keluarga, di lingkungan keluargalah
pertama-tama mendapat pengaruh dasar. Perkembangan siswa yang dipengaruhi
kedua orangtuanya. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai pendidik dan anak
sebagai terdidiknya.
3.2.4. Teman Sebaya
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, teman sebaya dapat diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja dan berbuat.
3.2.5. Lingkungan Sekolah
Sekolah yang pada dasarnya sebagai sarana untuk melaksanakan pendidikan memang diharapkan bisa menjadikan masyarakat yang lebih maju, oleh sebab itu sekolah sebagai pusat dari pendidikan harus bisa melaksanakan fungsinya dengan optimal dan perannya bisa menyiapkan para generasi muda sebelum mereka terjun di dalam proses pembangunan masyarakat. Faktor lingkungan sekolah sanga berpengaruh bagaimana nantinya mereka mampu menyampaikan arahan terkait melanjutkan ke jenjang setelah SMP.
3.2.6. Lingkungan Masyarakat
Manusia itu selalu senantiasa hidup dalam suatu lingkungan, baik lingkungan phisik/lingkungan kealaman maupun lingkungan sosial/lingkungan masyarakat, yang didalamnya terjadi hubungan timbal balik. Dalam hubungan timbal balik terjadi saling mempengaruhi antara manusia dengan lingkungan. Suatu lingkungan dalam perkembangannya dapat memberikan peran dan pengaruh dalam tindakan belajar para pelajar.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuesioner, dokumentasi dan wawancara.
3.3.1. Kuesioner
Menurut Arikunto, Suharsimi (2010: 194), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Menurut boenasir kuesioner atau angket merupakan sebuah daftar pertanyaan yang diisi oleh responden sehingga keadaan pengisian dapat diketahui rentang data diri, latar belakang, pengetahuan, sikap dan lain-lain.
Dalam pengumpulan data digunakan kuesioner karena mempunyai kebaikan sebagai berikut :
a. Kuesioner disebarkan kepada responden secara serentak sehingga lebih efisien
b. Semua jawaban dapat dicatat secara lengkap
c. Lebih menjamin keseragaman dalam penelitan kata-kata, isi dan jawaban. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui faktor determinan lulusan SMP untuk melanjutkan ke SMK. Dipandang dari cara menjawabnya kuesioner dibagi menjadi dua (Arikunto, Suharsimi 2010: 195), yaitu :
1) Kuesioner tertutup dimana pertanyaan disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden tinggal mengisi atau memberi data pada
2) Kuesioner terbuka disusun sedemikian rupa sehingga para responden bebas mengemukakan pendapat dan jawabannya dengan kalimatnya sendiri.
Pada penelitan ini akan menggunakan kuesioner tertutup sebagai instrumen utama guna mengukur variabel-variabel yang akan diukur. Pada kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah, setiap jawaban mempunyai skor berbeda. Melalui skala Likert variabel-variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator.
3.3.2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu menyelidiki data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, Suharsimi 2010: 201). Penggunaan metode ini untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik yang akan dijadikan sampel
3.3.3. Wawancara
Menurut Arikunto, Suharsimi (2010 : 270) wawancara/interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Pedoman wawancara dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan wawancara tidak terstruktur sehingga peneliti sebagai pengemudi jawaban responden dengan padoman wawancara terlampir.
3.4.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengolah data agar dihasilkan suatu kesimpulan yang tepat. Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan kegiatan mengelola dan menganalisis data tersebut. Data yang selesai diolah dapat ditafsirkan sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Berikut akan peneliti jabarkan teknik analisis data untuk masing-masing teknik pengumpulan data
Tabel 3.2 Teknik analisis data
Teknik Pengumpulan
No Responden data Teknik Analisis Data 1 Pendaftar SMK Kuisioner Tertutup Deskriptif Persentase
2 Wali Murid Wawancara Deskriptif Kualitatif
3 SMK Dokumentasi Dokumenter
Data yang berkaitan dengan hasil observasi dan kuesioner akan dianalisis menggunakan deskriptif persentase sebagai berikut :
N = 100%
Keterangan: N = Persentase
r = Skor jawaban responden
i = Skor jawaban ideal
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian Faktor Determinan Lulusan SMP Untuk Melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang
dapat disimpulka bahwa:
1. Faktor Determinan Lulusan SMP untuk melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan Di SMK N 7 Semarang dapat disimpulka bahwa
faktor bakat, minat, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman sebaya,
dan lingkungan masyarkat dengan masing-masing persentase 19,42%,
17,42%, 18,24%, 15,86%, 15,28%, 13,77% Sehingga faktor yang paling
menentukan adalah faktor minat.
2. Faktor determinan lulusan SMP tidak ingin melanjutkan ke SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang dapat disimpukan bahwa
dukungan masyarakat yang rendah yang hanya mencapai angka sebesar
13,77% kemudian Sesuai dengan data PPDB online pendaftar SMK Negeri di semarang tahun 2014 hanya ada 2 paket keahlian dalam program setudi teknik bangunan dengan alokasi yang diterima sebanyak 426 siswa sehingga
jumlah ini masih kalah dengan program keahlian lain.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran untuk siswa, guru, peneliti, dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan,
adapun sarannya sebagai berikut :
1. Faktor yang paling menentukan untuk siswa SMP akan melanjutkan ke SMK program keahlian teknik bangunan ataupun program keahlian lain adalah faktor minat, maka harus ada kontrol yang baik dari guru, orangtua agar siswa selalu memiliki pemahaman yang baik tentang masa depan terutama pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Bagi sekolah hendaknya melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran dan informasi untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam upaya menghasilkan lulusan SMP yang percaya diri untuk melanjutkan ke SMK.
3. Adanya pemahaman kepada masyarakat terkait petingnya melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah terutama SMK dan pembentukan stigma positif terhadap program keahlian teknik banunan oleh pihak terkait. 4. Semoga penelitian ini mampu menjadi bahan refrensi untuk penelitian
selanjutnya dan sebagai perbaikan penelitian ini Mengingat penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Elmawita. 2013. Pengaruh Pengetahuan Awal Tentang SMK dan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Minat Siswa SMP Melanjutkan ke SMK (Studi pada Siswa SMP Negeri Bukittinggi).
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download /402/226. 11 agustus 2014 pukul 09.00.
Keputusan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/MN/2008 Tentang Sprektum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
Lugianto, Tri. 2013. Hubungan Persepsi Siswa dan Peran Bimbingan Konseling dengan Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 1. No. 3 (2013). www.jurnal.fkip.uns.ac.id/ index.php/PTM/article/view/1841. 16 Juli 2014 pukul 17.30.
Premono, Agung. 2010. Kompetensi Keahlian SMK: Antara Kebijakan dan Realita. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 15. Tahun ke 9 : 50-61 Purnomo, Jatmiko Edi, Sudartono, dan Agus Suharmanto. 2009. P en ga ruh Ikla n
S MK d i Tel evi si Te rha da p Min at S isw a S mp Ke cam a t an Candimul yo K abu pat en Ma gel an g u ntuk Melanj utk an ke S MK. J urnal P en di dikan T ek nik Me sin . Vol 9. N o. 1. http://jou rn al.un ne s.a c.id/n ju/ind ex .php/J P TM/a rticl e/vi e w/ 213/
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014
Soeparwoto, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang : UPT MKK Unnes. Santrock, John W.(2003). Adolescenence. Terjemahan Shinto B Adelar, Sherly
Saragih. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
W indart o, Ro n y. 20 13. Minat Siswa SMP Negeri Melanjutkan ke SMK
Ditinjau dari Sosial Ekonomi Keluarga di Kabupaten Bantul. Jurnal
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Faktor Determinan Lulusan SMP untuk Melanjutkan ke SMK Program Studi Keahlian
Teknik Bangunan di SMK N 7 Semarang
Variable Komponen Indikator No butiran
professional yang di miliki siswa
Mengetahui seberapa besar Minat komersial yang dimiliki siswa
Mengetahui seberapa besar Minat avokasional yang dimiliki siswa
2. Bakat Mengetahui Potensi fisik yang dimiliki
ANGKET PENELITIAN
FAKTOR DETERMINAN LULUSAN SMP UNTUK MELANJUTKAN KE SMK
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG
Identitas Responden
1. Tulislah identitas anda pada bagian yang telah dipersiapkan 2. Bacalah semua pernyataan dengan teliti dan cermat
3. Jawablah dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu kolom jawaban yang telah disediakan, dengan pilihan:
SS : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4. Apabila anda salah memilih silanglah jawaban tersebut kemudian jawab kembali sesuai dengan jawaban yang paling tepat
5. Tidak ada jawaban salah dalam angket ini. Yang ada adalah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Isilah pernyataan yang ada sesuai dengan keadaan yang
Minat
1 Saya suka dengan bidang keteknikan
2 Saya akan mengambil program teknik bangunan
3 Masuk SMK adalah harapan besar, karena itu harus berjuang lolos seleksi
4 Materi pelajaran di SMK menarik untuk dipelajari
5 Memilih SMK agar nantinya mudah mendapatkan pekerjaan 6 Memilih SMK karena lebih menjajikan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi
7 Jurusan Teknik Bangunan Memiliki lowongan kerja yang banyak dibandingkan jurusan lain
8 Hobi yang disukai berkaitan dengan jurusan di SMK 9 Saya memilih SMK untuk kepuasan semata
Bakat
10 Saya harus memahami kondisi fisik yang dibutuhkan menjadi siswa SMK
11 Di SMK membutuhkan fisik yang prima karena sebagian besar adalah pelajaran praktikum
12 Saya memahami kelebihan dan kekurangan fisik yang dimiliki
13 Melihat kemampuan fisik yang dimiliki sehingga cocok berada di SMK
14 Jurusan yang saya pilih disesuaikan dengan kondisi fisik saya
15 Pelajaran di SMK sangat sulit sehingga harus memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi
dimiliki
18 Melihat kemampuan intelegensi yang dimiliki sehingga cocok berada di SMK
Lingkungan Keluarga
19 Kehidupan keluarga berasal dari keluarga yang mampu 20 Saya dekat dengan orangtua dirumah
21 Orangtua lebih sering mengajarkan keterampilan
22 Memilih SMK merupakan implementasi dari pendidikan yang diajarkan orangtua dirumah
23 Dukungan keluarga sangat besar terhadap jurusan yang saya ambil di SMK
24 Saya disarankan oleh orang tua mengambil jurusan teknik bangunan
25 Orangtua menyarankan SMK menjadi pilihan pertama untuk untuk bersekolah
26 Orang tua hanya mengikuti sekolah yang saya kehendaki
Lingkungan Sekolah
27 Pihak sekolah selalu memberikan informasi terkait SMK 28 Informarmasi dari pihak sekolah membuat saya tertarik
memilih SMK untuk melanjutkan sekolah
29 Saya hanya diberi informasi oleh sekolah terkait SMK saja sehingga tidak memiliki referensi yang lain
30 Saran dari guru mempengaruhi saya dalam memilih SMK 31 Pelajaran yang saya terima di sekolah mendorong saya untuk
memilih SMK
32 Pihak sekolah merekomendasikan terkait jurusan yang akan saya ambil di SMK
34 Sering diadaka nnya sosialisasi dari pihak SMK ke sekolah
Lingkungan Teman Sebaya
35 Banyak teman yang mendukung untuk melanjutkan ke SMK 36 Ketertarikan saya mengambil SMK karena banyak teman
yang memiliki minat yang sama
37 Saya mencoba bertukar pikiran dengan teman sebaya di sekolah guna dijadikan bahan refensi ketika akan memilih Sekolah jenjang selanjutnya
38 Pengaruh teman di lingkungan sekolah memiliki dampak besar sebagai pertimbangan ketika saya memilih bersekolah di SMK
39 Saya meminta saran dari teman-teman terkait jurusan yang akan saya ambil di SMK
40 Informasi dari teman-teman terkait SMK lebih banyak ketimbang seolah sederajat lainnya
41 Jurusan yang saya pilih di SMK disesuaikan dengan ketertarikan teman-teman dengan jurusan yang sama 42 Teman-teman memberikan saran agar saya masuk jurusan
teknik bangunan
Lingkungan Masyarakat
43 Apresiasi masyarakat terhadap SMK tinggi karena itu saya memilih masuk SMK
44 Jurusan Teknik bangunan lebih baik dimata Masyarakat dibanding dengan jurusan lain
45 Masyarakat turut serta memberikan informasi terkait SMK 46 Siswa SMK jauh dibutuhkan di lingkungan masyarakat dari
pada siswa sekolah sederajat
menyekolahkan anaknya ke SMK dari pada kesekolah lain yang sederajat
49 Masyarakat memberikan saran agar saya mengambil jurusan teknik bangunan di SMK
50 Saya memilih SMK karna saran dari masyarakat
SMP MELANJUTKAN KE SMK PROGRAM SETUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG
Untuk mengetahui persentase masing-masing faktor determinan lulusan SMP melanjutkan ke SMK Program Setudi Keahlian Teknik Bangunan di SMK N 7 semarang menggunakan rumus :
N = Keterangan: N = Persentase
r = Skor jawaban responden
i = Skor jawaban ideal
1. Lulusan SMP mendaftar ke SMK program keahlian teknik bangunan
1) Faktor Minat
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 64,79%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 62,41%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
= 56,25%
2. Lulusan SMP mendaftar ke SMK Semua Program Keahlian
a. Tabel 1
1) Faktor Minat N =
= X 100%
= 76,46%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
= 74,84%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 60,39%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 64,84%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
= 60,08%
b. Tabel 2
1) Faktor Minat N =
= X 100%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
= 71,74%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
= 73,91%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 61,95%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 64,06%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
c. Tabel 3
1) Faktor Minat N =
= X 100%
= 75,21%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
= 73,82%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
= 73,13%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 61,89%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
= 61,56%
d. Tabel 4
1) Faktor Minat N =
= X 100%
= 74,24%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
= 72,64%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
= 73,20%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 63,98%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
= 61,41%
e. Tabel 5
1) Faktor Minat N =
= X 100%
= 74,10%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
= 72,29%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 60,78%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 62,50%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
= 60,39%
f. Tabel 6
1) Faktor Minat N =
= X 100%
= 74,03%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
= 73,05%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 60,31%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 63,83%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
= 60,00%
g. Tabel 7
1) Faktor Minat N =
= X 100%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
= 72,57%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
= 73,05%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 61,48%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 63,13%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
h. Tabel 8
1) Faktor Minat N =
= X 100%
=74,10 %
2) Faktor bakat N =
= X 100%
= 72,08%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
= 73,13%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 60,78%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
= 60,39%
i. Tabel 9
1) Faktor Minat N =
= X 100%
= 74,24%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
= 72,22%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
= 74,22%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 63,13%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
= 60,23%
j. Tabel 10
1) Faktor Minat N =
= X 100%
= 74,17%
2) Faktor bakat N =
= X 100%
= 71,46%
3) Faktor Lingkungan keluarga N =
= X 100%
4) Faktor Lingkungan Sekolah N =
= x 100%
= 60,78%
5) Faktor Teman Sebaya N =
= x 100%
= 63,13%
6) Faktor Lingkungan Masyarakat N =
= x 100%
SMP MELANJUTKAN KE SMK PROGRAM SETUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 7 SEMARANG
Untuk mengetahui rata-rata dari masing-masing pengelompokan dapat menggunakan rumus :
r = ⋯
Keterangan : r : Rata-rata s : Tabel
Sedangkan untuk mengetahui persentase faktor determinan lulusan SMP meanjutkan ke SMK program keahian teknik bangunan di SMK N 7 semarang dapat menggunakan rumus :
N = - - x 100%
1. Lulusan SMP mendaftar SMK program keahlian teknik bangunan
a. Faktor Minat r = 79,30%
N = , , X 100%
= 19,42%
b. Faktor Bakat r = 71,17%
N = , , X 100%
N = , , X 100%
= 18,24%
d. Faktor Lingkungan Sekolah r = 64,79%
N = , , X 100%
= 15,86%
e. Faktor Lingkungan Masyarakat r = 62,41%
N = , , X 100%
= 15,28%
f. Faktor Lingkungan Masyarakat r = 56,25%
N = , , X 100%
= 13,77%
2. Lulusan SMP mendaftar SMK semua program Keahlian
a. Faktor Minat
r = , , , , , , , , , ,
= 74,46%
N = , X 100%
b. Faktor bakat
r = , , , , , , , , , ,
= 72,30%
N = , , X 100%
= 17,82%
c. Faktor Lingkungan Keluarga
r = , , , , , , , , , ,
= 73,52 %
N = , , X 100%
= 18,13%
d. Faktor Lingkungan Sekolah
r = , , , , , , , , , ,
= 60,99%
N = , , X 100%
=15,04%
e. Faktor Teman Sebaya
N = , X 100%
=15,67%
f. Faktor Lingkungan Masyarakat
r = , , , , , , , , , ,
= 60,67%
N = , , X 100%