• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi Keanggotaan Dalam Fuzzy Inference System

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Fungsi Keanggotaan Dalam Fuzzy Inference System"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

sistem yang kompleks. Logika fuzzy memberikan rangka kerja yang kuat dalam

memecahkan masalah pengontrolan. Logika fuzzy tidak membutuhkan model

matematis yang kompleks untuk mengoperasikannya, yang dibutuhkan adalah

pemahaman praktis dan teoritis dari perilaku sistem secara keseluruhan. Untuk

menghitung derajat yang tak terbatas jumlahnya antara benar dan salah, maka

dikembangkan ide penggolongan himpunan fuzzy. Pada logika tegas, sebuah

individu dipastikan sebagai anggota salah satu himpunan saja, sedangkan pada

himpunan fuzzy sebuah individu dapat masuk pada dua himpunan berbeda.

Seberapa besar eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat dari nilai

keanggotaannya. Secara umum fungsi keanggotaan suatu himpunan fuzzy dapat

ditentukan dengan fungsi model segitiga (triangle), trapesium (trapeziodal), kurva-S (sigmoid), maupun varian dari kurva bell, seperti kurva phi, kurva beta, dan kurva gauss. Masing-masing bentuk fungsi diatas memiliki sifat yang

(2)

Untuk mengatasi permasalahan himpunan dengan batas yang tidak tegas,

L.A. Zadeh mengaitkan himpunan tersebut dengan fungsi yang menyatakan nilai

keanggotaan pada suatu himpunan yang tak kosong sembarang dengan

mengaitkan pada interval [0,1] (Zadeh, 1965). Himpunan tersebut disebut

himpunan fuzzy dan fungsi ini disebut fungsi keanggotaan (membership function) dan nilai fungsi disebut sebagai derajat keanggotaan. Dalam fuzzy sistem, fungsi

keanggotaan memainkan peranan yang sangat penting untuk merepresentasikan

masalah dan menghasilkan keputusan akurat.

Pengambilan keputusan dalam teknik fuzzy dilakukan dalam beberapa

tahapan yaitu : pembentukan himpunan fuzzy (fuzzification), penentuan membership function, rule evaluation dan defuzzification. Rule evaluation merupakan konsep bagian utama dari fuzzy yang menjadi dasar untuk

menentukan sistem menjadi pintar atau tidak.

Untuk mengatasi hal tersebut beberapa teknik sudah diterapkan antara

lain : Mengidentifikasi fungsi keanggotaan berdasarkan frekuensi dari fuzzy set

yang dipilih (Tamaki et al., 1999), menerapkan fungsi keanggotaan dalam

penentuan identifikasi kualitas yang lebih baik (Boy et al., 2012), menerapkan

fungsi keanggotaan logika fuzzy untuk memperoleh derajat keanggotaan suatu

nilai pada pemilihan telephone (Hamdani, 2011), menerapkan Metode Fuzzy

Mamdani dalam penentuan jumlah produksi yang optimum (Djunaidi et al, 2005).

Dalam fuzzy terdapat beberapa model sistem inferensi, antara lain :

metode Mamdani, metode Tsukamoto dan metode Sugeno (TSK). Model-model

(3)

demikian bahwa ketiga model ini juga memiliki perbedaan khususnya pada hasil

(deffuzzyfikasi) dimana metode Tsukamoto dan Mamdani menghasilkan output

berupa himpunan fuzzy, sementara Sugeno menghasilkan output berupa himpunan

konstanta atau persamaan linier. Penalaran metode fuzzy Mamdani merupakan

metodologi yang paling mudah dipahami pembuatan metode ini berdasarkan

karya ilmiah dari Lotfi Zadeh tentang algoritma fuzzy untuk sistem yang

kompleks dan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Metode Mamdani

adalah suatu jenis inferensi sistem fuzzy dimana himpunan fuzzy yang merupakan

konsekuensi dari setiap aturan dikombinasikan dengan menggunakan operator

aggregasi dan menghasilkan himpunan fuzzy yang kemudian di defuzzifikasikan

untuk menghasilkan keluaran tertentu dari suatu sistem.

Berdasarkan uraian diatas maka pada penelitian ini penulis akan

menganalisa pada bagian membership function dengan membandingkan hasil fungsi derajat keanggotaan yang dibentuk model trapesium dan model sigmoid

dan diterapkan pada fuzzy inferensi sistem Sugeno Orde-Satu untuk mendapatkan

pencapaian target maksimum.

1.2. Perumusan Masalah

Didalam logika fuzzy nilai keanggotaan adalah faktor yang sangat penting karena

nilai tersebut sebagai faktor pengendali keberadaan elemen dalam suatu himpunan

yang menunjukkan pemetaan terhadap titk-titik input data kedalam nilai

keanggotaan yang memiliki interval 0 sampai 1. Fungsi keanggotaan merupakan

(4)

himpunan dalam fuzzy, jika posisi nilai keanggotaan tersebut tidak berada pada

posisi yang benar maka akan menimbulkan permasalahan pada output suatu

sistem yang menyebabkan keakuratan data tidak tercapai dan pencapaian target

maksimum tidak terpenuhi.

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan dapat diselesaikan dengan sistematis ilmiah, objektif dan

terarah maka perlu dibatasi, adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

3. Dari beberapa fungsi keanggotaan yang ada, pada penelitian ini penulis

membatasi untuk menganalisis nilai keanggotaan dengan fungsi keanggotaan

trapesium dan fungsi keanggotaan sigmoid.

4. Dari beberapa metode inferensi fuzzy yang ada, pada penelitian ini penulis

membatasi dengan menggunakan metode inferensi fuzzy Sugeno Orde Satu.

5. Dalam analisis penulis akan menganalisis kualitas pelayanan sekolah pada

Sekolah Menengah Atas Methodist 1 Medan, dimana data yang diambil dalam

studi kasus ini merupakan data tahun 2013.

6. Aplikasi dirancang dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 2008.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat kerumitan dan

keakuratan keberadaan elemen dalam suatu himpunan serta analisis fungsi

keanggotaan yang tepat dengan menggunakan metode trapesium dan metode

(5)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan bisa didapat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pengetahuan mengenai fuzzy terutama pada fungsi

keanggotaan representasi kurva trapesium dan representasi kurva sigmoid

serta inferensi model Sugeno.

2. Menguji dan menganalisa perbedaan nilai derajat keanggotaan yang dihasilkan

dari metode trapesium dan metode sigmoid sehingga dapat digunakan untuk

membantu dalam masalah pengambilan keputusan pencapaian target yang

(6)

ANALISIS FUNGSI KEANGGOTAAN DALAM FUZZY INFERENCE SYSTEM

ABSTRAK

Dalam merancang pengendali berdasarkan logika fuzzy, faktor mendasar yang harus dipenuhi adalah penskalaan dari input-output, aturan dasar kendali fuzzy dan tipe fungsi keanggotaan yang digunakan. Pada logika fuzzy fungsi keanggotaan merupakan dasar penting karena nilai keanggotaan akan menentukan posisi output dari sebuah himpunan fuzzy. Ada beberapa tipe fungsi keanggotaan pada pengendali logika fuzzy antara lain Trianguler MF, Trapezoidal MF, Generalized Bell MF, Gaussian MF, Pi MF, Signoidal MF (terdiri dari psigmf dan dsigmf). Pada penelitian ini menganalisis tipe fungsi keangggotaan antara trapesium dan fungsi keanggotaan sigmoid yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perbedaannya terhadap model inferensi fuzzy Sugeno orde satu secara umum. Dari hasil yang didapatkan berdasarkan kepuasan siswa, bahwa penggunaan kurva trapesium dan kurva sigmoid menghasilkan perbedaan linguistik. Dan model penilaian ini dapat digunakan dalam pengukuran kepuasan yang tidak memiliki standarisasi penilaian baku.

(7)

ANALYSIS OF MEMBERSHIP FUNCTION IN FUZZY INFERENCE SYSTEM

ABSTRACT

In designing controllers based on fuzzy logic , the fundamental factors that must be met is the scaling of the input - output , fuzzy control rule base and membership functions of the type used . In the fuzzy logic membership functions is an important basis for the value of the membership will determine the position of output a fuzzy set . There are several types of membership functions on a fuzzy logic controller , among others Trianguler MF , Trapezoidal MF , Generalized Bell MF , Gaussian MF , Pi MF , MF Signoidal ( consisting of psigmf and dsigmf ). In this research analyze the type membership function between trapezoidal and sigmoid membership functions are used to determine the effect of the difference to the model of first order Sugeno fuzzy inference in general . From the results obtained based on student satisfaction , that the use of trapezoidal curve and produce a sigmoid curve linguistic differences . And assessment model can be used in the measurement of satisfaction with no standardization of raw assessment .

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

sistem yang kompleks. Logika fuzzy memberikan rangka kerja yang kuat dalam

memecahkan masalah pengontrolan. Logika fuzzy tidak membutuhkan model

matematis yang kompleks untuk mengoperasikannya, yang dibutuhkan adalah

pemahaman praktis dan teoritis dari perilaku sistem secara keseluruhan. Untuk

menghitung derajat yang tak terbatas jumlahnya antara benar dan salah, maka

dikembangkan ide penggolongan himpunan fuzzy. Pada logika tegas, sebuah

individu dipastikan sebagai anggota salah satu himpunan saja, sedangkan pada

himpunan fuzzy sebuah individu dapat masuk pada dua himpunan berbeda.

Seberapa besar eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat dari nilai

keanggotaannya. Secara umum fungsi keanggotaan suatu himpunan fuzzy dapat

ditentukan dengan fungsi model segitiga (triangle), trapesium (trapeziodal), kurva-S (sigmoid), maupun varian dari kurva bell, seperti kurva phi, kurva beta, dan kurva gauss. Masing-masing bentuk fungsi diatas memiliki sifat yang

(9)

2

Untuk mengatasi permasalahan himpunan dengan batas yang tidak tegas,

L.A. Zadeh mengaitkan himpunan tersebut dengan fungsi yang menyatakan nilai

keanggotaan pada suatu himpunan yang tak kosong sembarang dengan

mengaitkan pada interval [0,1] (Zadeh, 1965). Himpunan tersebut disebut

himpunan fuzzy dan fungsi ini disebut fungsi keanggotaan (membership function) dan nilai fungsi disebut sebagai derajat keanggotaan. Dalam fuzzy sistem, fungsi

keanggotaan memainkan peranan yang sangat penting untuk merepresentasikan

masalah dan menghasilkan keputusan akurat.

Pengambilan keputusan dalam teknik fuzzy dilakukan dalam beberapa

tahapan yaitu : pembentukan himpunan fuzzy (fuzzification), penentuan membership function, rule evaluation dan defuzzification. Rule evaluation merupakan konsep bagian utama dari fuzzy yang menjadi dasar untuk

menentukan sistem menjadi pintar atau tidak.

Untuk mengatasi hal tersebut beberapa teknik sudah diterapkan antara

lain : Mengidentifikasi fungsi keanggotaan berdasarkan frekuensi dari fuzzy set

yang dipilih (Tamaki et al., 1999), menerapkan fungsi keanggotaan dalam

penentuan identifikasi kualitas yang lebih baik (Boy et al., 2012), menerapkan

fungsi keanggotaan logika fuzzy untuk memperoleh derajat keanggotaan suatu

nilai pada pemilihan telephone (Hamdani, 2011), menerapkan Metode Fuzzy

Mamdani dalam penentuan jumlah produksi yang optimum (Djunaidi et al, 2005).

Dalam fuzzy terdapat beberapa model sistem inferensi, antara lain :

metode Mamdani, metode Tsukamoto dan metode Sugeno (TSK). Model-model

(10)

3

demikian bahwa ketiga model ini juga memiliki perbedaan khususnya pada hasil

(deffuzzyfikasi) dimana metode Tsukamoto dan Mamdani menghasilkan output

berupa himpunan fuzzy, sementara Sugeno menghasilkan output berupa himpunan

konstanta atau persamaan linier. Penalaran metode fuzzy Mamdani merupakan

metodologi yang paling mudah dipahami pembuatan metode ini berdasarkan

karya ilmiah dari Lotfi Zadeh tentang algoritma fuzzy untuk sistem yang

kompleks dan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Metode Mamdani

adalah suatu jenis inferensi sistem fuzzy dimana himpunan fuzzy yang merupakan

konsekuensi dari setiap aturan dikombinasikan dengan menggunakan operator

aggregasi dan menghasilkan himpunan fuzzy yang kemudian di defuzzifikasikan

untuk menghasilkan keluaran tertentu dari suatu sistem.

Berdasarkan uraian diatas maka pada penelitian ini penulis akan

menganalisa pada bagian membership function dengan membandingkan hasil fungsi derajat keanggotaan yang dibentuk model trapesium dan model sigmoid

dan diterapkan pada fuzzy inferensi sistem Sugeno Orde-Satu untuk mendapatkan

pencapaian target maksimum.

1.2. Perumusan Masalah

Didalam logika fuzzy nilai keanggotaan adalah faktor yang sangat penting karena

nilai tersebut sebagai faktor pengendali keberadaan elemen dalam suatu himpunan

yang menunjukkan pemetaan terhadap titk-titik input data kedalam nilai

keanggotaan yang memiliki interval 0 sampai 1. Fungsi keanggotaan merupakan

(11)

4

himpunan dalam fuzzy, jika posisi nilai keanggotaan tersebut tidak berada pada

posisi yang benar maka akan menimbulkan permasalahan pada output suatu

sistem yang menyebabkan keakuratan data tidak tercapai dan pencapaian target

maksimum tidak terpenuhi.

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan dapat diselesaikan dengan sistematis ilmiah, objektif dan

terarah maka perlu dibatasi, adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

3. Dari beberapa fungsi keanggotaan yang ada, pada penelitian ini penulis

membatasi untuk menganalisis nilai keanggotaan dengan fungsi keanggotaan

trapesium dan fungsi keanggotaan sigmoid.

4. Dari beberapa metode inferensi fuzzy yang ada, pada penelitian ini penulis

membatasi dengan menggunakan metode inferensi fuzzy Sugeno Orde Satu.

5. Dalam analisis penulis akan menganalisis kualitas pelayanan sekolah pada

Sekolah Menengah Atas Methodist 1 Medan, dimana data yang diambil dalam

studi kasus ini merupakan data tahun 2013.

6. Aplikasi dirancang dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 2008.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat kerumitan dan

keakuratan keberadaan elemen dalam suatu himpunan serta analisis fungsi

keanggotaan yang tepat dengan menggunakan metode trapesium dan metode

(12)

5

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan bisa didapat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pengetahuan mengenai fuzzy terutama pada fungsi

keanggotaan representasi kurva trapesium dan representasi kurva sigmoid

serta inferensi model Sugeno.

2. Menguji dan menganalisa perbedaan nilai derajat keanggotaan yang dihasilkan

dari metode trapesium dan metode sigmoid sehingga dapat digunakan untuk

membantu dalam masalah pengambilan keputusan pencapaian target yang

(13)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan

pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih

mendalam kepada penulis dan pembaca laporan tentang teori-teori yang melandasi

isi daripada penelitian ini. Teori yang digunakan antara lain : Logika Fuzzy,

Himpunan Fuzzy, Fuzzification, Rule Evaluation, Fuzzy Inference System, Fuzzy Mamdani, Fuzzy Sugeno.

2.1. Logika Fuzzy

Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar-samar. Logika Fuzzy

pertama kali diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh, memiliki derajat keanggotaan

dalam rentang 0 (nol) hingga 1 (satu), berbeda dengan logika digital yang hanya

memiliki dua nilai yaitu 1 (satu) atau nol (0). Fuzzy Logic merupakan suatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran (fuzzyness) antara benar atau salah. Dalam teori fuzzy logic suatu nilai bisa bernilai benar atau salah secara bersamaan. Namun berapa besar kebenaran dan kesalahan tergantung pada bobot

(14)

Logika fuzzy digunakan untuk menerjemahkan suatu nilai yang

diekspresikan menggunakan bahasa (linguistic), misalkan besaran kecepatan laju kendaraan yang diekspresikan dengan pelan, agak cepat, cepat dan sangat cepat.

Logika fuzzy menunjukkan sejauh mana suatu nilai itu benar dan sejauh mana

suatu nilai itu salah. Tidak seperti logika klasik (crisp)/ tegas, suatu nilai hanya memiliki 2 kemungkinan yaitu merupakan suatu anggota himpunan atau tidak.

Derajat keanggotaan 0 (nol) artinya bukan merupakan anggota himpunan dan 1

(satu) berarti nilai tersebut adalah anggota himpunan.

Fuzzy dinyatakan dalam derajat keanggotaan dan derajat dari kebenaran.

Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada

waktu yang sama, fuzzy logic memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan juga hitam dan putih, dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti

seperti “sedikit”, “lumayan” dan “sangat” (Zadeh, 1965). Kelebihan dari teori

logika fuzzy adalah kemampuan dalam proses penalaran secara bahasa (linguistic reasoning). Sehingga dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematik dari objek yang dikendalikan.

2.2. Himpunan Fuzzy

Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan

karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada

interval 0 dan 1. Nilai keanggotaannya menunjukkan bahwa suatu item dalam

(15)

terletak diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya

bernilai benar atau salah (Kusumadewi, 2002)

Dengan teori himpunan logika samar, kita dapat merepresentasikan dan

menangani masalah ketidakpastian, yang dalam hal ini bisa berarti keraguan,

ketidaktepatan, kurang lengkapnya suatu informasi, dan kebenaran yang bersifat

sebagaian (Altrock, 1997).

2.3. Fuzzifikasi

Fuzzyfication merupakan proses pemetaan nilai-nilai input (crisp input) yang berasal dari sistem yang dikontrol (besaran non fuzzy) ke dalam himpunan fuzzy

menurut fungsi keanggotaannya. Himpunan fuzzy tersebut merupakan fuzzy input

yang akan diolah secara fuzzy pada proses berikutnya. Untuk mengubah crisp

input menjadi fuzzy input, terlebih dahulu harus menentukan membership

function untuk tiap crisp input, kemudian proses fuzzyfikasi akan mengambil

crisp input dan membandingkan dengan membership function yang telah ada

untuk menghasilkan harga fuzzy input.

2.3.1. Membership Function

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data kedalam nilai keanggotaannya atau sering juga

disebut dengan derajat keanggotaan yang memiliki interval antara 0 dan 1. Salah

satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah

(16)

masalah yang signifikan untuk memilih tindakan dalam pemecahan masalah

logika fuzzy. Ada beberapa fungsi yang dapat digunakan yaitu : representasi

kurva segitiga, representasi kurva trapesium, representasi kurva sigmoid,

representasi kurva bentuk bahu.

1. Representasi Linier

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya

digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan

menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas.

Ada dua keadaan himpunan fuzzy yang linear.

a. Representasi Linier Naik

Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat

keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang

memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi.

Gambar 2.1 Representasi Linier Naik

Fungsi keanggotaan :

�(�) =�

0, �<� �−�

�−� , � ≤ � ≤ �

1, � >�

(17)

b. Representasi Linier Turun

Garis lurus dimulai dari nilai domein dengan derajat keanggotaan

tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang

memiliki derajar keanggotaan lebih rendah.

Gambar 2.2 Representasi Linier Turun

Fungsi keanggotaan :

�(�) =�

1, �<� �−�

�−� , � ≤ � ≤ �

0, �>�

2. Representase Kurva Segitiga

Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan dari dua garis linier.

Fungsi keanggotaan segitiga, disifati oleh parameter{a,b,c} yang didefenisikan

sebagai berikut :

(18)

Gambar 2.3 Representasi Kurva Segitiga

Fungsi keanggotaan :

�(�) =�

0, �< ������> � �−�

�−�, � ≤ � ≤ � �−�

�−�, �< � ≤ �

3. Representase Kurva Trapesium

Kurva travesium pada dasarnya sama dengan kurva segitiga, namun ada

beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1.

Gambar 2.4 Representasi Kurva Trapesium

Fungsi keanggotaan :

�(�) =

⎩ ⎪ ⎨ ⎪

⎧ 0,�−��< ������> � �−�, � ≤ �<�

1, � ≤ � <� �−�

�−� � ≤ �< �

(2.3)

(19)

4. Representase Kurva-S

Kurva pertumbuhan dan penyusutan merupakan kurva-S (sigmoid) yang

berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linier.

a. Kurva Sigmoid Pertumbuhan

Kurva Sigmoid untuk pertumbuhan akan bergerak dari sisi paling kiri

(nilai keanggotaan 0) ke sisi paling kanan yang (nilai keanggotaan 1). Pada

kurva ini bahwa nilai keanggotaannya akan bertumpu pada 50%

keanggotaannya atau yang sering disebut dengan titik infeksi (Cox, 1994)

Gambar 2.5 Representasi Kurva S : PERTUMBUHAN

Fungsi keanggotaan :

�(�;�,�,�) =

⎩ ⎪ ⎨ ⎪

⎧ 0,�< �

2�(�−�) (�−�)�

2

,� ≤ � ≤ �

1−2��−��−��2,�< � ≤ � 1,�>�

b. Kurva Sigmoid Penyusutan

Kurva Sigmoid Penyusutan akan bergerak dari sisi paling kana (nilai

keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0)

(20)

Gambar 2.6 Representasi Kurva S : PENYUSUTAN

Fungsi Keanggotaan :

�(�;�,�,�) =

⎩ ⎪ ⎨ ⎪

⎧ 1, � < �

1−2�(�−�) (�−�)�

2

, � ≤ � ≤ �

2�(�−�) (�−�)�

2

, � <� ≤ � 0, �> �

Kurva-S didefenisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: nilai

keanggotaan µ(x)=0 yang disimbolkan dengan α, nilai keanggotaan

µ(x)=0,5 yang disimbolkan dengan β dan nilai keanggotaan µ(x)=1

disimbolkan dengan γ. Gambar 2.7 berikut ini menggambarkan

karakteristik kurva-S dalam bentuk skema.

Gambar 2.7 Karakteristik Fungsi Kurva-S

(21)

5. Representasi Kurva Beta

Kurva Beta berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1 terletak pada

pusat dengan domain (γ). Kurva ini didefenisikan dengan 2 parameter, yaitu

nilai pada domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan setengah lebar

kurva (β) seperti terlihat pada gambar 2.x

Gambar 2.8 Karakteristik Fungsional Kurva Beta

Fungsi keanggotaan :

�(�,�,�) =�1/ (1 +� − �

� )2

2.3.2. Rule Evaluation

Rule evaluation berfungsi untuk mencari suatu nilai fuzzy output dari fuzzy input dengan cara dimana suatu fuzzy input yang berasal dari fuzzification kemudian dimasukkan kedalam sebuah rule yang telah dibuat untuk dijadikan sebuah output.

(22)

Sebagai contoh : if suhu panas and kelembaban is kering then penyemprotan is

sangat lama.

2.4. Fuzzy Inference System

Fuzzy Inference System (sistem inferensi fuzzy/FIS) disebut juga fuzzy inference engine yaitu sistem yang dapat melakukan penalaran terhadap nalurinya. Sistem Inferensi Fuzzy merupakan penduga numerik yang terstruktur dan dinamik.

Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistem intelijen dalam

lingkungan yang tidak pasti dan tidak tepat. Sistem ini menduga suatu fungsi

dengan logika fuzzy. Terdapat beberapa jenis sistem inferensi fuzzy yang dikenal

yaitu Mamdani, Sugeno dan Tsukamoto. Dalam sistem inferensi fuzzy ada

beberapa komponen utama yang dibutuhkan. Komponen tersebut meliputi data

variabel input, data variable output, dan data aturan. Untuk mengolah data

masukan dibutuhkan beberapa fungsi meliputi fungsi fuzzifikasi yang terbagi 2,

yaitu fungsi untuk untuk menentukan nilai jenis keanggotaan suatu himpunan dan

fungsi penggunaan operator. Fungsi fuzzifikasi akan mengubah nilai crisp (nilai

aktual) menjadi nilai fuzzy (nilai kabur). Selain itu, dibutuhkan pula fungsi

defuzzifikasi, yaitu fungsi untuk memetakan kembali nilai fuzzy menjadi nilai

crisp yang menjadi output/nilai solusi permasalahan. Pada penelitian ini metode

(23)

2.4.1. Model Fuzzy Mamdani

Metode Mamdani sering dikenal dengan nama Metode Max-Min. Metode ini

diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan

output, diperlukan 4 tahapan:

1. Pembentukan Himpunan Fuzzy (Fuzzyfikasi)

Pada metode Mamdani, baik variabel input maupun output dibagi menjadi

satu atau lebih himpunan fuzzy.

2. Aplikasi Fungsi Implikasi (Rule Base)

Pada metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min

3. Komposisi Aturan (Agregator)

Tidak seperti penalaran monoton, apabila sistem terdiri dari beberapa aturan,

maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3

metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu max,

additive dan probalistik OR (probor).

a. Metode Max (Maximum)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil

nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi

daerah fuzzy, dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan

operator OR (union). Jika semua proposisi telah dievaluasi, maka output

akan berisi suatu himpunan yang merefleksikan konstribusi dari tiap-tiap

proposisi. Secara umum dapat dituliskan :

(24)

Dimana :

µsf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i

µkf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i

b. Metode Additive (Sum)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

bounded-sum terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan :

µsf[xi] ← min(1,µsf[xi] + µkf[xi

dengan :

])

µsf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i

µkf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i

c. Metode Probabilistik OR (Probor)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

product terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan :

µsf[xi] ← (µsf [xi] + µkf[xi]) - (µsf[xi] * µkf[xi

Dengan :

])

µsf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i

µkf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i

4. Penegasan (defuzzyfikasi)

Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diiperoleh

dari komposisi aturan-aturan fuzzy rules, sedangkan output yang dihasilkan

merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga (2.9)

(25)

jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat

diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai outputnya (Kusumadewi, 2002).

2.4.2. Model Fuzzy Sugeno

Penalaran dengan metode Sugeno hampir sama dengan penalaran metode

Mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy,

melainkan berupa konstanta atau persamaan linier. Metode ini diperkenalkan oleh

Takagi Sugeno Kang pada tahun 1985.

a. Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol

Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Nol adalah:

dengan Ai

b. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu

adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k adalah suatu

konstanta (tegas) sebagai konsekuen.

Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Satu adalah:

dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan pi

Apabila komposisi aturan menggunakan metode Sugeno, maka defuzifikasi

dilakukan dengan cara mencari nilai rata-ratanya.

adalah suatu

konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen. (2.11)

(26)

2.5. Defuzzifikasi

Pada komposisi aturan Mamdani terdapat beberapa metode defuzzifikasi yaitu,

metode centroid, metode Mean of Maximum (MOM), metode Largest of Maximum (LOM) dan metode Smallest of Maximum (SOM). Dalam penelitian

ini digunakan metode defuzzyweighted average (rata-rata terbobot).

2.6. Riset Penelitian Terkait

Adapun penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh orang lain yang berkaitan

dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel. 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1. Riset Terkait

Nama Peneliti Judul Pembahasan Tahun

(27)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendahuluan

Metodologi penelitian adalah suatu ilmu atau studi mengenai sistem ataupun

tindakan menjalankan tugas investigasi untuk mendapatkan fakta baru, tambahan

informasi dan sebagainya yang dapat bersifat mendalam. Pada bab ini akan dibahas

mengenai metode penelitian melalui pendekatan fungsi keanggotaan yang dibentuk

metode trapesium dan fungsi keanggotaan yang dibentuk metode sigmoid dalam

FIS Sugeno melalui studi kasus pengambilan keputusan penilaian kulitas pelayanan

sekolah.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang dibutuhkan adalah

dengan metode/teknik :

1. Melakukan observasi ke sekolah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada sekolah yang berhubungan dengan topik pembahasan sesuai dengan

kebutuhan.

2. Siswa yang diberi kuesioner adalah siswa SMA kelas X (sepuluh) yang sedang

(28)

SMA Plus dan SMA Internasional. Kuesioner dibuat menggunakan skala Likert dalam jumlah sebanyak lima kategori berupa pernyataan sangat tidak baik,

tidak baik, cukup baik, baik dan sangat baik.Penilaian yang dilakukan melalui

kuesioner yang dirancang dengan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan

yang berlaku.

3. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan instrumen

service quality.

3.3. Variabel Yang Diamati

Variabel yang akan digunakan sebagai bahan penelitian ini meliputi 5 variabel

input dan 1 variabel output yang akan diuji untuk mengukur kualitas pelayanan

sekolah terhadap kepuasan siswa.

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

Fungsi Nama Variabel

Input

Tangibles Reliability Responsiveness Assurance Emphaty

Output Kepuasan Siswa

Untuk mendapatkan tanggapan dari responden maka setiap variabel disusun

sedemikian rupa dengan jumlah pertanyaan yang berbeda seperti yang

(29)

Tabel 3.2. Jumlah Pertanyaan Untuk Setiap Variabel Input

No Kelompok Jumlah Pertanyaan

1 Tangibles 6

2 Reliability 5

3 Responsiveness 4

4 Assurance 6

5 Emphaty 5

Total Pertanyaan 26

Setiap pertanyaan terdiri dari 5 kategori jawaban yang sesuai dengan skala linkert 5 (lima), dan responden hanya boleh memilih satu kategori yaitu :

1. Kategori 1 : Sangat Tidak Baik (STB)

2. Kategori 2 : Tidak Baik (TB)

3. Kategori 3 : Cukup Baik (CB)

4. Kategori 4 : Baik (B)

5. Kategori 5 : Sangat Baik (SB)

3.4. Domain Fuzzy

Berdasarkan tabel 3.1 dan tabel 3.2, maka domain fuzzy dapat disusun seperti tabel

3.3 yaitu tabel domain fuzzy.

Tabel 3.3 Domain Fuzzy

Variabel Himpunan Fuzzy

Tangibles

Sangat tidak baik STB

Tidak baik TB

Cukup baik C

Baik B

Sangat baik SB

Reliability Sangat tidak baik STB

(30)

Tabel 3.3 Domain Fuzzy (Lanjutan)

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebanyak 133 orang siswa yang

terbagi atas 3 jenis kelas. Dari 133 responden, 15 responden adalah siswa kelas

X-Internasional, 43 responden adalah siswa kelas X-Plus, 75 responden adalah siswa

kelas X-Reguler. Dari data yang diperoleh, responden memberikan jawaban yang

(31)

memberikan skor jawaban tertinggi 30, sedangkan skor terendah adalah 12. Untuk

variabel reliability skor tertinggi adalah 25 dan skor terendah adalah 11. Untuk variabel responsiveness skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 6. Untuk variabel assurance skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 8. Untuk variabel emphaty skor tertinggi adalah 25 dan skor terendah adalah 5. Dari skor responden dapat ditabelkan seperti tabel 3.4.

Tabel 3.4 Nilai Tertinggi dan Terendah Untuk Setiap Variabel

No. Variabel Jawaban Responden

Nilai Tertinggi Nilai Terendah

1 Tangibles (x1) 30 12

2 Reliability (x2) 25 11

3 Responsiveness (x3) 20 6

4 Assurance (x4) 30 8

5 Emphaty (x5) 25 5

3.6. Fuzzyfikasi

3.6.1. Fuzzyfikasi Tangibles

Variabel Tangibles berupa bukti langsung yang dapat dilihat atau dirasakan oleh siswa meliputi penampilan fisik sekolah, perlengkapan dan peralatan pendukung

pembelajaran di kelas, keadaan perpustakaan dan laboratorium praktek siswa.

Untuk mendapatkan tanggapan dari pasien pada variabel tangibles disusun 6 pertanyaan yaitu :

1. Bangunan gedung sekolah yang kondusif

2. Kondisi ruangan kelas yang nyaman, bersih dan rapi

3. Kelengkapan peralatan pendukung belajar mengajar

(32)

6. Tersedianya tempat parkir yang cukup

Fungsi keanggotaan (membership function) variabel tangibles ini dalam bentuk fungsi kurva trapesium dan kurva sigmoid seperti pada gambar 3.1 dan 3.2

Gambar 3.1. Fuzyfikasi variabel tangibles dengan kurva Trapesium

Gambar 3.2. Fuzzyfikasi variabel tangibles dengan kurva Sigmoid

3.6.2. Fuzzyfikasi Reliability

Reliability yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Untuk mendapatkan tanggapan siswa disusun

dalam 5 pertanyaan yaitu :

1. Sistem administrasi berkas bebas dari kesalahan dan akurat.

2. Guru memberikan bahan ajar untuk melengkapi materi yang diberikan di kelas.

3. Guru mengalokasikan waktu untuk diskusi dan tanya jawab.

4. Pelayanan penyerahan bantuan dijalankan dengan tepat dan cepat. x µx

STB TB CB B SB

12 14,57 17,14 19,71 22,28 24,86 27,43 30

30 25,5 21

16,5 12

(33)

Fungsi keanggotaan (membership function) untuk variabel Reliability dalam bentuk kurva trapesium dan kurva sigmoid seperti pada gambar 3.3 dan 3.4

Gambar 3.3. Fuzzyfikasi variabel reliability dengan kurva Trapesium

Gambar 3.4. Fuzzyfikasi variabel reliability dengan kurva Sigmoid

3.6.3. Fuzzifikasi Responsive

Responsiveness yaitu kesediaan guru dan pegawai untuk memberikan perhatian yang tepat. Untuk mendapatkan tanggapan siswa, disusun dalam 4 pertanyaan

yaitu:

1. Guru dan pegawai selalu bersedia membantu siswa

2. Guru selalu memberikan informasi yang dibutuhkan siswa

3. Kesibukan guru dan pegawai tidak mengurangi layanan yang cepat dan tepat

4. Pelaksanaan ujian yang tepat waktu

Fungsi keanggotaan (membership function) untuk variabel responsiveness ini dalam bentuk kurva trapesium dan kurva sigmoid seperti gambar 3.5 dan 3.6

25 21,5 18

14,5 11

STB TB CB B SB

x µx

STB TB CB B SB

(34)

Gambar 3.5. Fuzzyfikasi variabel responsiveness dengan kurva Trapesium

Gambar 3.6. Fuzzyfikasi variabel responsiveness dengan kurva Sigmoid

3.6.4. Fuzzyfikasi Assurance

Assurance merupakan kemampuan dari guru, pegawai dan petugas sekolah untuk memberikan keyakinan kepada siswa terhadap pelayanan dari sekolah. Untuk

mendapatkan tanggapan disusun 6 pertanyaan sebagai berikut :

1. Guru dan pegawai memiliki sikap sopan dan ramah.

2. Siswa/i dan nyaman ketika berkomunikasi dengan guru dan pegawai.

3. Guru dan pegawai menampilkan rasa percaya dan bebas keragu-raguan dalam

melaksanakan tugas.

4. Permasalahan/ keluhan siswa selalu ditangani dengan baik oleh sekolah.

5. Waktu dipergunakan secara efektif oleh guru dalam proses pengajaran.

6. Adanya sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan.

Fungsi keanggotaan (membership function) untuk variabel assurance ini dalam 20

16,5 13

9,5 6

STB TB CB B SB

x µx

STB TB CB B SB

(35)

Gambar 3.7. Fuzzyfikasi variabel assurance dengan kurva Sigmoid

Gambar 3.8. Fuzzyfikasi variabel assurance dengan kurva Sigmoid

3.6.5. Fuzzyfikasi Emphaty

Emphaty yaitu mencakup kepedulian serta perhatian individu atau secara bersama-sama dengan kebutuhan siswa. Untuk mendapatkan tanggapan dari siswa disusun 5

pertanyaan sebagai berikut:

1. Guru dan pegawai mengenal siswa dengan baik.

2. Pemahaman guru dan pegawai akan kebutuhan siswa/i .

3. Guru dan pegawai selalu sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan siswa.

4. Sekolah berusaha memahami minat dan bakat siswa dan berusaha

mengembangkannya.

5. Sikap guru dan pegawai dalam menanggapi pertanyaan dari keluarga siswa.

Fungsi keanggotaan (membership function) untuk variabel emphaty ini dalam 30

24,5 19

13,5 8

STB TB CB B SB

x µx

STB TB CB B SB

(36)

Gambar 3.9. Fuzzyfikasi variabel emphaty dengan kurva Trapesium

Gambar 3.10. Fuzzyfikasi variabel emphaty dengan kurva Sigmoid

3.7. Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut : µSTB(x), yaitu

keanggotaan Sangat Tidak Baik, µTB(x) yaitu nilai keanggotaan untuk Tidak Baik, µCB(x) yaitu nilai keanggotaan untuk Cukup Baik, µB(x) yaitu nilai keanggotaan

Baik, µSB(x) yaitu nilai keanggotaan untuk Sangat Baik yang kemudian dianalisa

untuk menentukan nilai keanggotaan dengan pendekatan fungsi keanggotaan

trapesium dan nilai keanggotaan dengan pendekatan fungsi sigmoid untuk

menunjukkan pemetaan input data.

3.8. Rule Evaluation

Berdasarkan instrument penelitian yang disusun sebelumnya pada tabel 3.3, maka

setiap variabel memiliki bobot yang disajikan pada tabel 3.5. 25 20

15 10

5

STB TB CB B SB

x µx

STB TB CB B SB

(37)

Tabel 3.5 Pembobotan Variabel

Berdasarkan tabel pembobotan variabel rule yang terbentuk adalah 55

R1 if x1 = SB and x2 = SB and x3 = SB and x4 = SB and x5 = SB then f(x) =

23.077*x1 + 19.231*x2 + 15.384*x3 + 23.077*x4 + 19.231*x5 yaitu

sebanyak 3125 rule yang disusun menjadi inferensi Sugeno yaitu :

R2 if x1 = SB and x2 = SB and x3 = SB and x4 = SB and x5 = B then f(x) =

23.077*x1 + 19.231*x2 + 15.384*x3 + 23.077*x4 + 15.384*x5

R3 if x1 = SB and x2 = SB and x3 = SB and x4 = SB and x5 = CB then f(x) =

23.077*x1 + 19.231*x2 + 15.384*x3 + 23.077*x4 + 11.538*x5

R4 if x1 = SB and x2 = SB and x3 = SB and x4 = SB and x5 = TB then f(x) =

23.077*x1 + 19.231*x2 + 15.384*x3 + 23.077*x4 + 7.692*x5

R5 if x1 = SB and x2 = SB and x3 = SB and x4 = SB and x5 = STB then f(x) =

23.077*x1 + 19.231*x2 + 15.384*x3 + 23.077*x4 + 3.847*x5

. . .

R3125 if x1 = STB and x2 = STB and x3 = STB x4 = STB and x5 = STB then f(x)

(38)

3.9. Defuzzyfikasi

Defuzzyfikasi merupakan tahapan yang dilakukan pengambilan fuzzy output untuk

mendapatkan hasil dalam bentuk crisp dari kepuasan siswa, dimana metode yang digunakan adalah defuzy weighted average (rata-rata terbobot). Untuk menentukan

nilai predikat (α-predikat) dengan menggunakan aturan persamaan 3.1.

α-predikat(i) = min(µtangibles(x),µreliability(x),µresponsive(x),µassurance(x),µemphaty

Untuk menghitung nilai kepuasan dirumuskan dengan persamaan dibawah ini :

�= ∑ ���(�) �

�=1

∑��=1�(�) … (3.2)

(x)) .(3.1)

Analisa defuzzyfikasi dengan menggunakan kurva sigmoid seperti pada gambar

3.11 di bawah ini:

Gambar 3.11 Fuzzyfikasi Linguistik Kepuasan

Dimana :

Interval = (nilai tertinggi – nilai terendah ) / 3 …(3.3) X1 : nilai z terkecil

X2 : X1 + interval

X3 : X2 + interval

X4 : nilai z terbesar

x µx

K C B SB

X4 X3

(39)
(40)

3.10. Analisis Sistem

Gambar 3.12. Langkah-langkah Analisis Sistem

Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan beberapa langkah seperti

gambar 3.12, dimana data yang akan digunakan merupakan hasil dari kuesioner

yang ditabulasikan dan masih merupakan linguistik dengan himpunan tegas. Pada

tahap fuzzyfication ditentukan tahapan penentuan derajat keanggotaan dengan variabel : tangibles, responsibility, responsiveness, assurance, emphaty, kemudian variabel tersebut dibentuk kedalam himpunan fuzzy: sangat tidak baik, tidak baik,

cukup baik, baik, sangat baik. Pada tahap membership function dianalisa untuk menentukan nilai keanggotaan dengan pendekatan fungsi keanggotaan trapesium

(41)

pemetaan input data. Pada tahap rule evaluation aturan basis data dengan pencarian nilai fuzzy output dan dilanjutkan dengan mesin inferensi model Sugeno Orde

Satu. Dan pada defuzzification dilakukan pengambilan fuzzy output untuk mendapatkan nilai linguistik dengan derajat keanggotaannya, kemudian nilai-nilai

tersebut dimasukkan kedalam rumus dan mendapatkan hasil dalam bentuk nilai

(42)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendahuluan

Bab ini akan menyajikan hasil dari penelitian yang telah diambil dari kuesioner

yang diberikan kepada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar di SMA

Methodist 1 Medan. Untuk pengujian penelitian, jumlah responden sebanyak 133

orang yang terbagi atas Kelas SMA Reguler, SMA Plus dan SMA Internasional.

Dari data yang diperoleh, kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft

Excell untuk mentabulasikan semua jawaban responden dan mencari total skor

yang diberikan setiap responden, data yang sudah ditabulasikan kemudian diolah

untuk mendapatkan nilai skor terendah dan skor tertinggi yang digunakan sebagai

pengaturan nilai interval fungsi fuzzy.

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini

akan menentukan kepuasan siswa terhadap pelayanan dari sekolah yang diukur dari

5 (lima) variabel yaitu Tangibles, Reliability, Responsive, Assurance dan Emphaty. Pada penelitian ini, kepuasan siswa dapat dikelompokkan dengan 4 (empat)

linguistik kepuasan dengan nilai Kurang, Cukup, Baik dan Sangat Baik. Setelah

mendapatkan hasil fuzzyfikasi pada setiap variabel, maka dilakukan pengelolaan

(43)

nilai kepuasan siswa dalam bentuk himpunan tegas (z). untuk mendapatkan

kepuasan pasien dalam bentuk linguistik, maka digunakan metode defuzzy Weight Average (WA).

4.2. Hasil Percobaan

Pengolahan data dimulai dengan mengolah data kuesioner kedalam Microsoft

Excell dan kemudian digunakan sebagai input data menjadi tabel nama kelas dan

jawaban untuk pertanyaan dan rata-rata untuk setiap variabel seperti pada gambar

4.2 berikut ini;

Gambar 4.2 Tampilan Tabulasi Jawaban Responden

Gambar 4.3 dibawah ini menunjukkan nilai tertinggi dan nilai terendah untuk

setiap variabel yang digunakan sebagai batas akhir dan batas awal untuk

(44)

Gambar 4.3 Nilai Maximum dan Nilai Minimum Setiap Variabel

4.2.1. Nilai Keanggotaan Kurva Trapesium

Berdasarkan nilai maksimum dan nilai minimum dari hasil pengolahan tabulasi

input data maka ditentukan fungsi keanggotaan (membership function) masing-masing variabel. Dengan menggunakan kurva trapesium maka dapat dilihat pada

gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.4 Nilai Keanggotaan Kurva Trapesium

Untuk Kelas X-Reguler berdasarkan gambar diatas nilai keanggotaan yang

diperoleh untuk variabel tangibles adalah Cukup Baik dengan derajat keanggotaan

1, nilai keanggotaan variabel reability adalah Cukup Baik dengan derajat

(45)

derajat keanggotaan sebesar 0.695 dan nilai Baik sebesar 0.305, nilai keanggotaan

variabel assurance adalah Cukup Baik dengan derajat keanggotaan 0.618 dan nilai

Baik sebesar 0.369, nilai keanggotaan untuk variabel emphaty adalah Cukup Baik

dengan derajat keanggotaan sebesar 0.737 dan nilai Baik sebesar 0.262.

4.2.2. Nilai Keanggotaan Kurva Sigmoid

Berdasarkan nilai maksimum dan nilai minimum dari hasil pengolahan tabulasi

input data maka ditentukan fungsi keanggotaan (membership function) masing-masing variabel. Dengan menggunakan kurva sigmoid maka dapat dilihat pada

gambar 4.5 berikut ini.

Gambar 4.5 Nilai Keanggotaan Kurva Sigmoid

Untuk Kelas X-Reguler berdasarkan gambar diatas nilai keanggotaan yang

diperoleh untuk variabel tangibles adalah Cukup Baik dengan derajat keanggotaan

0.975 dan nilai Baik sebesar 0.228, nilai keanggotaan variabel reability adalah

Cukup Baik dengan derajat keanggotaan 0.930 dan nilai Baik sebesar 0.251, nilai

(46)

0 1

21.36

Cukup Baik dengan derajat keanggotaan sebesar 0.503 dan nilai Baik sebesar

0.496., nilai keanggotaan untuk variabel emphaty adalah Cukup Baik dengan

derajat keanggotaan sebesar 0.503 dan nilai Baik sebesar 0.496.

4.3. Pembahasan

Untuk melihat perbandingan dari kedua model yang ditunjukkan dengan

melakukan pengujian pada salah satu tingkat Kelas yaitu kelas X-Reguler maka

diperoleh variabel sebagai berikut :

Tangibles(X1) = 21.36, reliability (X2) = 18.48, responsive (X3) = 14.61,

assurance (X4) = 21.73, emphaty (X5) = 17.17.

4.3.1. Model Fuzzy dengan Kurva Trapesium a. Tangibles

Gambar 4.6 Fuzzyfikasi Tangibles untuk Kelas X-Reguler

Dari gambar diatas, nilai variabel tangibles dengan nilai rata-rata dari responden adalah 21.36, maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB)

sebesar 1. µCB(21.36) = 1

x µx

STB TB CB B SB

(47)

0.305 0

b. Reliability

Gambar 4.4 Fuzzyfikasi Reliability untuk Kelas X-Reguler

Dari gambar diatas, nilai variabel reliability dengan nilai rata-rata dari responden adalah 18.48, maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB)

sebesar 1. µCB(18.48) = 1

c. Responsive

Gambar 4.5 Fuzzyfikasi Responsive untuk Kelas X-Reguler

Dari gambar diatas, nilai variabel responsive dengan nilai rata-rata dari responden adalah 14.61 maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB)

sebesar 0.695 dan nilai Baik (B) sebesar 0.305.

µCB(14.61) = (16-14.61)/(16-14)= 0.695

µB(14.61) = (14.61-14)/(16-14)= 0.305

0.695 1

18.48

x µx

STB TB CB B SB

11 13 15 17 19 21 23 25

14.61

x µx

STB TB CB B SB

(48)

d. Assurance

Gambar 4.6 Fuzzyfikasi Assurance untuk Kelas X-Reguler

Dari gambar diatas, nilai variabel assurance dengan nilai rata-rata dari responden adalah 21.73 maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB)

sebesar 0.618 dan nilai Baik (B) sebesar 0.369.

µCB(21.73) = (23.71-21.73)/(23.71-20.57)= 0.627

µB(21.73) = (21.73-20.57)/(23.71-20.57)= 0.373

e. Emphaty

Gambar 4.7 Fuzzyfikasi Emphaty untuk Kelas X-Reguler

Dari gambar diatas, nilai variabel emphaty dengan nilai rata-rata dari responden adalah 17.17 maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB) sebesar

0.737 dan nilai Baik (B) sebesar 0.255.

µCB(17.17) = (19.28-17.17)/(19.28-16.42)= 0.745

µB(17.17) = (17.17-16.42)/(19.28-16.42)= 0.255

0.255 0.737 0.369 0.618

21.73

x µx

STB TB CB B SB

8 11,14 14,28 17,43 20,57 23,71 26,86 30

17.17

x µx

STB TB CB B SB

(49)

Tabel 4.1 Tabulasi Derajat Keanggotaan Kelas X-Reguler dengan Kurva

Trapesium

Variabel

Tangiables Reliability Responsive Assurance Emphaty

Linguistik CB CB CB B CB B CB B

Derajat Keanggotaan

1 1 0.695 0.305 0.627 0.373 0.745 0.255

Berikut merupakan kombinasi yang dapat dibentuk dari nilai-nilai setiap variabel

dengan menggunakan rule IF – THEN, dimana variabel X1 (CB), X2 (CB), X3

(CB,B), X4 (CB,B), X5 (CB,B) seperti gambar 4.8 berikut ini

X1 X2 X3 X4 X5

CB CB CB CB CB

B B B

Gambar 4.11 Kombinasi Rule yang Terbentuk dengan Kurva Trapesium

Berdasarkan gambar diatas akan terbentuk menjadi 8 rule yaitu :

R1 if X1=CB and X2=CB and X3=CB and X4=CB and X5=CB then

Kepuasan = 13.846 X1 + 11.538 X2 + 9.232 X3 + 13.846 X4 + 11.538 X5

Z1= 13.85*21.36*100/30+11.538*18.48*100/25+9.232*14.61*100/20

+13.846*21.73*100/30+11.538*17.17*100/25

Z1= 4308.463

α1= min(1,1,0.695,0.627,0.745) = 0.627

R2 if X1=CB and X2=CB and X3=CB and X4=CB and X5=B then

Kepuasan = 13.846 X1 + 11.538 X2 + 9.232 X3 + 13.846 X4 + 11.538 X5

Z1= 13.85*21.36*100/30+11.538*18.48*100/25+9.232*14.61*100/20

(50)

α2= min(1,1,0.695,0.627,0.255) = 0.255

R8 if X1=CB and X2=CB and X3=B and X4=B and X5=B then

Kepuasan =13.846 X1 + 11.538 X2 + 12.308X3 + 18.462 X4 + 15.348X5

Z1= 13.85*21.36*100/30+11.538*18.48*100/25+12.308*14.61*100/20

+18.462 *21.73*100/30+15.348*17.17*100/25

Z1= 5131.660

α8= min(1,1,0.305,0.373,0.255) = 0.255 .

(51)

Tabel 4.2 Tabulasi Rule Kelas X-Reguler dengan Kurva Trapesium

NO NILAI VARIABEL DERAJAT KEANGGOTAAN BOBOT VARIABEL INFERENSI

X1 X2 X3 X4 X5 mf1 mf2 mf3 mf4 mf5 x1 x2 x3 x4 x5 Z.Tot (α) z*α 1 CB CB CB CB CB 1 1 0.695 0.627 0.745 13.846 11.538 9.232 13.846 11.538 4308.463533 0.627 27.01406635 2 CB CB CB CB B 1 1 0.695 0.627 0.255 13.846 11.538 9.232 13.846 15.384 4572.606813 0.255 11.66014737 3 CB CB CB B CB 1 1 0.695 0.373 0.745 13.846 11.538 9.232 18.462 11.538 4642.8158 0.373 17.31770293 4 CB CB CB B B 1 1 0.695 0.373 0.255 13.846 11.538 9.232 18.462 15.384 4906.95908 0.255 12.51274565 5 CB CB B CB CB 1 1 0.305 0.627 0.745 13.846 11.538 12.308 13.846 11.538 4533.165333 0.305 13.82615427 6 CB CB B CB B 1 1 0.305 0.627 0.255 13.846 11.538 12.308 13.846 15.384 4797.308613 0.255 12.23313696 7 CB CB B B CB 1 1 0.305 0.373 0.745 13.846 11.538 12.308 18.462 11.538 4867.5176 0.305 14.84592868 8 CB CB B B B 1 1 0.305 0.373 0.255 13.846 11.538 12.308 18.462 15.384 5131.66088 0.255 13.08573524

Σα 2.63 Σ(z.α) 122.495617 Σ(z.α)

(52)

4.3.2. Model Fuzzy dengan Kurva Sigmoid a. Tangibles

Gambar 4.12 Fuzzyfikasi Tangibles Kelas X-Reguler dengan Kurva Sigmoid Dari gambar diatas, nilai variabel tangibles dengan nilai rata-rata dari

responden adalah 21.36, maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB)

sebesar 0.975 dan nilai Baik (B) sebesar 0.228.

µCB(21.36) = 1/(1+((21.36-21)/2.25)^2)= 0.975

µB(21.36) = 1/(1+((21.36-25.5)/2.25)^2)= 0.228

b. Reliability

Gambar 4.113 Fuzzyfikasi Reliability Kelas X-Reguler dengan Kurva Sigmoid Dari gambar diatas, nilai variabel tangibles dengan nilai rata-rata dari

responden adalah 18.48, maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB)

sebesar 0.930 dan nilai Baik (B) sebesar 0.251.

(53)

c. Responsive

Gambar 4.14 Fuzzyfikasi Responsive Kelas X-Reguler dengan Kurva Sigmoid Dari gambar diatas, nilai variabel responsive dengan nilai rata-rata dari responden adalah 14.61 maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB)

sebesar 0.541 dan nilai Baik (B) sebesar 0.461.

µCB(14.61) = 1/(1+((14.61-13)/1.75)^2)= 0.541

µB(14.61) = 1/(1+((14.61-16.5)/1.75)^2)= 0.461

d. Assurance

Gambar 4.15 Fuzzyfikasi Assurance Kelas X-Reguler dengan Kurva Sigmoid Dari gambar diatas, nilai variabel assurance dengan nilai rata-rata dari responden adalah 21.73 maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB)

sebesar 0.503 dan nilai Baik (B) sebesar 0.496.

(54)

e. Emphaty

Gambar 4.16 Fuzzyfikasi Emphaty Kelas X-Reguler dengan Kurva Sigmoid Dari gambar diatas, nilai variabel emphaty dengan nilai rata-rata dari responden adalah 17.17 maka diperoleh nilai keanggotaan Cukup Baik (CB) sebesar

0.570 dan nilai Baik (B) sebesar 0.438.

µCB(17.17) = 1/(1+((17.17-15)/2.5)^2)= 0.570

µB(17.17) = 1/(1+((17.17-20)/2.5)^2)= 0.438

Tabel 4.3 Tabulasi Derajat Keanggotaan Kelas X-Reguler dengan Kurva Sigmoid

Variabel

Tangiables Reliability Responsive Assurance Emphaty

Linguistik CB B CB B CB B CB B CB B

Derajat Keanggotaan

0.975 0.228 0.930 0.251 0.541 0.461 0.503 0.496 0.57 0.438

Berikut merupakan kombinasi yang dapat dibentuk dari nilai-nilai setiap variabel

dengan menggunakan rule IF – THEN, dimana variabel X1 (CB,B), X2 (CB,B), X3

(CB,B), X4 (CB,B), X5 (CB,B) seperti gambar 4.14 berikut ini :

X1 X2 X3 X4 X5

CB CB CB CB CB

B B B B B

Gambar 4.17 Kombinasi Rule yang Terbentuk dengan Kurva Sigmoid

0.570

0.438

17.17

25 20

15 10

5

(55)

Berdasarkan gambar diatas maka akan terbentuk 32 rule yaitu :

R1 if X1=CB and X2=CB and X3=CB and X4=CB and X5=CB then

Kepuasan = 13.846 X1 + 11.538 X2 + 9.232 X3 + 13.846 X4 + 11.538 X5

Z1= 13.85*21.36*100/30+11.538*18.48*100/25+9.232*14.61*100/20

+13.846*21.73*100/30+11.538*17.17*100/25

Z1= 4308.463

α1= min(1,1,0.695,0.627,0.745) = 0.627

R32 if X1=B and X2=B and X3=B and X4=B and X5=B then

Kepuasan = 18.462 X1 + 15.384 X2 + 12.308 X3 + 18.462 X4 + 15.384 X5

Z32= 18.462*21.36*100/30 + 15.384*18.48*100/25 + 12.308 *21.73*100/30

+ 18.462*21.73*100/30 + 15.384*17.17*100/25

α32 = min(0.228,0.251,0.461,0.496,0.438)= 0.228

(56)

Tabel 4.4 Kombinasi Rule Kelas X-Reguler dengan Kurva Sigmoid

NO NILAI VARIABEL DERAJAT KEANGGOTAAN BOBOT VARIABEL INFERENSI

(57)

NO NILAI VARIABEL DERAJAT KEANGGOTAAN BOBOT VARIABEL INFERENSI

X1 X2 X3 X4 X5 mf1 mf2 mf3 mf4 mf5 x1 x2 x3 x4 x5 Z.Tot α z*α 17 B CB CB CB CB 0.228 0.93 0.541 0.503 0.57 18.462 11.538 9.232 13.846 11.538 4637.122733 0.228 10.57263983 18 B CB CB CB B 0.228 0.93 0.541 0.503 0.438 18.462 11.538 9.232 13.846 15.384 4901.266013 0.228 11.17488651 19 B CB CB B CB 0.228 0.93 0.541 0.496 0.57 18.462 11.538 9.232 18.462 11.538 4971.475 0.228 11.334963 20 B CB CB B B 0.228 0.93 0.541 0.496 0.438 18.462 11.538 9.232 18.462 15.384 5235.61828 0.228 11.93720968 21 B CB B CB CB 0.228 0.93 0.461 0.503 0.57 18.462 11.538 12.308 13.846 11.538 4861.824533 0.228 11.08495994 22 B CB B CB B 0.228 0.93 0.461 0.503 0.438 18.462 11.538 12.308 13.846 15.384 5125.967813 0.228 11.68720661 23 B CB B B CB 0.228 0.93 0.461 0.496 0.57 18.462 11.538 12.308 18.462 11.538 5196.1768 0.228 11.8472831 24 B CB B B B 0.228 0.93 0.461 0.496 0.438 18.462 11.538 12.308 18.462 15.384 5460.32008 0.228 12.44952978 25 B B CB CB CB 0.228 0.251 0.541 0.503 0.57 18.462 15.384 9.232 13.846 11.538 4921.419053 0.228 11.22083544 26 B B CB CB B 0.228 0.251 0.541 0.503 0.438 18.462 15.384 9.232 13.846 15.384 5185.562333 0.228 11.82308212 27 B B CB B CB 0.228 0.251 0.541 0.496 0.57 18.462 15.384 9.232 18.462 11.538 5255.77132 0.228 11.98315861 28 B B CB B B 0.228 0.251 0.541 0.496 0.438 18.462 15.384 9.232 18.462 15.384 5519.9146 0.228 12.58540529 29 B B B CB CB 0.228 0.251 0.461 0.503 0.57 18.462 15.384 12.308 13.846 11.538 5146.120853 0.228 11.73315555 30 B B B CB B 0.228 0.251 0.461 0.503 0.438 18.462 15.384 12.308 13.846 15.384 5410.264133 0.228 12.33540222 31 B B B B CB 0.228 0.251 0.461 0.496 0.57 18.462 15.384 12.308 18.462 11.538 5480.47312 0.228 12.49547871 32 B B B B B 0.228 0.251 0.461 0.496 0.438 18.462 15.384 12.308 18.462 15.384 5744.6164 0.228 13.09772539

(58)

NO NILAI VARIABEL DERAJAT KEANGGOTAAN BOBOT VARIABEL INFERENSI

X1 X2 X3 X4 X5 mf1 mf2 mf3 mf4 mf5 x1 x2 x3 x4 x5 Z.Tot α z*α Σ(z.α) 462.8969123 Σ(z.α)/

(59)

4.4. Hasil Sistem

Program aplikasi apabila dijalankan maka akan didapatkan hasil yang sama seperti

digambarkan pada gambar 4.18 dibawah ini

Gambar 4.18 Hasil fuzzyfikasi untuk Semua Kelas

Dari hasil inferensi yang terdapat pada gambar 4.18, dimana hasil yang diperoleh

dengan kurva trapesium dan kurva sigmoid difazzifikasi untuk mendapatkan nilai

linguistik. Dalam penelitian ini nilai fuzzifikasi adalah hasil yang didapat dari

kurva trapesium dimana nilai terbesar adalah 46.577 untuk kelas X-Reguler dan

nilai terkecil adalah 45.739, dengan kurva sigmoid maka diperoleh nilai terbesar

adalah 49.618 untuk kelas X-Reguler dan nilai terkecil adalah 44.255.

4.5. Analisis Perbandingan

Hasil akhir yang diperoleh dari sistem yang dibangun seperti pada gambar 4.19

(60)

Gambar 4.19 Tampilan Hasil Analisis

Tabel 4.5 Perbandingan hasil linguistik dari kurva trapesium dan sigmoid

No. Ruangan Nilai Variabel

Linguistik Kurva Trapesium

Linguistik Kurva Sigmoid X1 X2 X3 X4 X5

1. X-Reguler 21.36 18.48 14.61 21.73 17.17 Sangat Baik(1)

Sangat Baik(1)

2. X-Plus 20.78 17.95 14.35 21.55 17.51 Kurang(0.943) Cukup (0.265)

Kurang (1)

3.

X-Internasional 21.86 18 14.67 21.2 16.93 Kurang (1)

Baik (0.295) Sangat Baik (0.896)

Tabel 4.5 merupakan hasil yang diperoleh dari sistem menunjukkan nilai linguistik

yang berbeda, dengan menggunakan metode rata-rata pada kelas X-Reguler dimana

(61)

trapesium bernilai Sangat Baik dengan derajat keanggotaan 1 dan dengan

menggunakan kurva sigmoid bernilai Sangat Baik.

Pada kelas X-Plus dengan menggunakan rata-rata diperoleh nilai Baik, sedangkan

dengan menggunakan kurva trapesium diperoleh dengan dua nilai yaitu Kurang

dengan derajat keanggotaan 0.943 dan Cukup dengan derajat keanggotaan 0.265,

sedangkan dengan menggunakan kurva sigmoid bernilai Kurang dengan derajat

keanggotaan 1.

Pada kelas X-Internasional dengan menggunakan metode rata-rata diperoleh nilai

Baik, sedangkan dengan menggunakan logika fuzzy kurva trapesium bernilai

Kurang dengan derajat keanggotaan 1, dengan menggunakan logika fuzzy sigmoid

bernilai Baik dengan derajat keanggotaan 0.295 dan Sangat Baik dengan derajat

keanggotaan (0.896).

Perbedaan ini disebabkan oleh pencarian nilai linguistik dengan metode

rata-rata didasarkan pada nilai tetap, sedangkan nilai yang didapat dengan

menggunakan logika fuzzy adalah mengunakan nilai yang dinamis yang

dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari nilai fuzzyfikasi setiap kelas.

Dimana nilai-nilai yang digunakan adalah nilai maksimun dan nilai minimum pada

variabel Tangibles, variabel Reability, variabel Responsive, variabel Assurance dan

Emphaty.

Perbedaan hasil defuzzifikasi antara kurva trapesium dan kurva sigmoid

juga dipengaruhi oleh rentang nilai derajat keanggotaan = 1, dimana untuk kurva

trapesium memiliki rentang yang lebih panjang dibandingkan dengan kurva

(62)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan data kualitas

pelayanan sekolah pada Sekolah Menengah Atas Methodist 1, maka dihasilkan

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam merancang pengendali logika fuzzy, faktor mendasar yang harus

dipenuhi adalah penskalaan dari nilai input-output, aturan dasar kendali fuzzy

dan tipe fungsi keanggotan yang digunakan.

2. Dalam logika fuzzy fungsi keanggotaan merupakan dasar penting karena nilai

keanggotaan akan menentukan posisi output dari sebuah himpunan fuzzy,

penempatan posisi nilai keanggotaan yang dibentuk oleh fungsi kurva yang

berbeda maka output yang dihasilkan suatu sistem juga menimbulkan

perbedaan.

3. Perbedaan hasil defuzzifikasi antara kurva trapesium dan kurva sigmoid juga

dipengaruhi oleh rentang nilai keanggotaan = 1, dimana untuk kurva trapesium

(63)

5.2. Saran

Melanjuti penelitian yang penulis lakukan dengan analisis fungsi keanggotaan pada

sistem fuzzy, berikut beberapa saran yang dapat penulis sampaikan :

1. Pada penelitian berikutnya, fungsi keanggotaan dapat diperluas lagi selain yang

telah penulis lakukan, yaitu fungsi keanggotaan kurva segitiga, gaussian, linier

dan lainnya.

2. Metode inferensi juga dapat juga dikembangkan dengan menggunakan inferensi

fuzzy model Mamdani atau model Tsukamoto untuk mengetahui perbedaan

(64)

DATAR PUSTAKA

Altrock, V. C. 1997. Fuzzy Logic and Neuro Fuzzy Application in Business and Finace, Prentice Hall, New Jersey, USA.

Banjarnahor J. 2012. Aplikasi Logika Fuzzy Dalam Penentuan Kepuasan Pasien Rawat Inap. Tesis : Universitas Sumatera Utara.

Bing, Y. C. 2010. Optimal Models and Methods with Fuzzy Quantities Springer – Verlag Berlin Heidelberg.

Cox, E. 1994. Compiling and Using the C++ Fuzzy Modelling Code in The Fuzzy System Handbook. Academik Press Limited, 1994

Djunaidi, M., Eko S. & Fajar W. A. 2005. Penentuan Jumlah Produksi Dengan Aplikasi Metode Fuzzy Mamdani. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 4(2): 95-104.

Fecra B., Kustija J., & Elviyanti S. 2012. Optimasi Penggunaan Membership Function Logika Fuzzy Pada Kasus Idenfikasi Kualitas Minyak Transformator. Jurnal Ilmiah Electrans. 11(2): 27-35.

Hamdani, 2011. Penerapan Himpunan Fuzzy untuk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Telepon Celular. Jurnal Informatika Mulawarman. 6(1) : 40-66.

Iswari, L. & Wahid, F. 2005. Alat Bantu Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno Orde Satu. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005). pp 59-64.

Kusumadewi, S. & Purnomo. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MAMD). Graha Ilmu. Yogyakarta.

(65)

Pratiwi, I. & Prayitno, E. 2006. Analisa Kepuasan Konsumen Berdasarkan Tingkat Pelayanan dan Harga Kamar Menggunakan Applikasi Fuzzy dengan Matlab 3.5. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 4(2) : 66-77.

Srtiawan, H., Thiang, & Ferdinando, H. 2001. Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Merancang Fungsi Keanggotaan Pada Kendali Logika Fuzzy, Proceeding, Seminar of Intelligent Technology and Its Applications (SITIA 2001), Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, May 1, 2001.

Solikin, F. 2011. Aplikasi Logika Fuzzy Dalam Optimasi Produksi Barang

Menggunakan Metode Mamdani dan Metode Sugeno. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Susilo, F. SJ. 2006. Himpunan dan Logika Kabur serta Aplikasinya. Graha Ilmu.

Suratno. 2002. Pengaruh Perbedaan Tipe Fungsi Keanggotaan Pada Pengendali Logika Fuzzy Terhadap Tanggapan Waku Sistem Orde Dua Secara Umum. Jurnal Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Dipenogoro.

Setiaji, Y., Kristanto, H. & Karel T. J. 2008. Implementasi Fuzzy Set dan Fuzzy Inference System Tsukamoto Pada Penentuan Harga Beli Handphone Bekas. Jurnal Informatika. 4(2) : 47-56.

(66)

DATA PENELITIAN

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

LAMPIRAN :

DAFTAR PERTANYAAN / KUESIONER PENELITIAN

KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN SISWA SMA METHODIST 1 MEDAN

Kepada Siswa/siswi,

1. Mohon kiranya Siswa/i dapat meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan. Semua keterangan yang disampaikan, kami gunakan untuk kepentingan perbaikan mutu pelayanan di Perguruan Methodist 1.

2. Kami menjamin kerahasiaan Siswa/i dalam pengisian kuesioner ini.

3. Untuk mengisinya, cukup memberikan tanda centang (√) pada salah satu pernyataan yang ada.

4. Atas kesediaan Siswa/i kami ucapkan terima kasih.

A. Informasi Umum/Informasi Siswa

Kelas : ………..

: Reguler Plus Internasional Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

1. Kategori 1 : Sangat Tidak Baik (STB) Petunjuk Untuk Mengisi Pertanyaan

1. Tangiables (bukti langsung), meliputi penampilan fisik, perlengkapan, pelayanan medis, dan sarana komunikasi.

No Daftar Pertanyaan

Kategori Jawaban STB TB CB B SB 1 2 3 4 5 1. Bangunan gedung sekolah yang kondusif

2. Kondisi ruangan kelas yang nyaman, bersih dan rapi 3. Kelengkapan peralatan pendukung belajar mengajar 4. Sekolah memiliki perpustakaan yang memadai

5. Sekolah mempunyai laboratorium pendukung untuk praktek siswa

6. Tersedianya tempat parkir yang cukup

2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

No Daftar Pertanyaan

Kategori Jawaban STB TB CB B SB 1 2 3 4 5 1. Sistem administrasi berkas bebas dari kesalahan dan akurat

2. Guru memberikan bahan ajar untuk melengkapi materi yang diberikan dikelas

3. Guru mengalokasikan waktu untuk diskusi dan tanya jawab 4. Pelayanan penyerahan bantuan dijalankan dengan tepat dan

cepat

(72)

3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kesediaan guru dan pegawai untuk memberikan 1. Guru dan pegawai selalu bersedia membantu siswa

2. Guru selalu memberikan informasi yang dibutuhkan siswa 3. Kesibukan guru dan pegawai tidak mengurangi layanan yang

cepat dan tepat

4. Pelaksanaan ujian yang tepat waktu

4. Assurance (jaminan), merupakan kemampuan dari guru, pegawai dan petugas sekolah untuk memberikan keyakinan kepada siswa.

No Daftar Pertanyaan

Kategori Jawaban STB TB CB B SB 1 2 3 4 5 1. Guru dan pegawai memiliki sikap sopan dan ramah

2. Siswa/i aman dan nyaman ketika berkomunikasi dengan guru dan pegawai

3. Guru dan pegawai menampilkan rasa percaya dan bebas keragu-raguan dalam melakukan tugas

4. Permasalahan/keluhan siswa selalu ditangani dengan baik oleh sekolah

5. Waktu dipergunakan secara efektif oleh guru dalam proses pengajaran

6. Adanya sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan

5. Emphaty (empati), mencakup kepedulian serta perhatian individu kepada Siswa.

No Daftar Pertanyaan

Kategori Jawaban STB TB CB B SB 1 2 3 4 5 1. Guru dan pegawai mengenal siswa dengan baik

2. Pemahaman guru dan pegawai akan kebutuhan siswa/i

3. Guru dan pegawai selalu sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan siswa/i

4. Sekolah berusaha memahami minat dan bakat siswa dan berusaha mengembangkannya

(73)
(74)

Gambar

Tabel 3.3 Domain Fuzzy (Lanjutan)
Tabel 3.4 Nilai Tertinggi dan Terendah Untuk Setiap Variabel
Gambar 3.8. Fuzzyfikasi variabel assurance dengan kurva Sigmoid
Gambar 3.9. Fuzzyfikasi variabel emphaty dengan kurva Trapesium
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan permasalahan penelitian ini adalah apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan konsentrasi belajar mata pelajaran fisika pada siswa SMK Wisudha Karya

Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2002 Nomor 60) tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa terdapat lima belas bentuk simbol Rune yang ada dalam film The Mortal Instruments

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan

Manshur, 2019: Strategi Pembentukan Sikap Spiritual Siswa Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di SD Inklusi Yamastho dan SDN Kalirungkut I/264 Surabay). Magister

1 TUJUAN TUGAS: Mahasiswa mampu menyusun silabus pembelajaran bahasa Inggris untuk tujuan khusus (English for Specific Purposes) berdasarkan hasil analisis kebutuhan pembelajar..

Pada hasil penelitian ini akan membahas tentang peranan tayangan My Trip My Adventure di TRANS TV terhadap perilaku pelestarian alam di kalangan remaja, studi

Tuan et al.(2005) mengembangkan instrumen penilaian motivasi belajar pada pembelajaran sains berupa kuosioner dengan judul “students’ motivation towards science learning”