• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali (1937 – 1986)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali (1937 – 1986)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PERUSAHAAN BUS ANGKUTAN UMUM SIBUALBUALI (1937 – 1986)

SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan O

l e h

Humala Parlaungan Nim. 090706019

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SEJARAH PERUSAHAAN BUS ANGKUTAN UMUM SIBUALBUALI (1937 – 1986)

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O l e h

Humala Parlaungan Nim. 090706019

Pembimbing

Drs. Sentosa Tarigan, M.Sp. Nip 195103221978021001

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi

Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali (1937 – 1986) Yang diajukan oleh

Nama : Humala Parlaungan Nim : 090706019

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh Pembimbing

Drs. Sentosa Tarigan, M.SP. Tanggal,

Oktober 2013

N.I.P : 195103221978021001 Ketua Departeman Sejarah

Drs. Edi Sumarno, M.Hum. Tanggal,

Oktober 2013

N.I.P : 196409221989031001

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali (1937 – 1986)

Skripsi Sarjana DIKERJAKAN O

l e h

Humala Parlaungan 090706019

Pembimbing

Drs. Sentosa Tarigan, M.SP. NIP. 195103221978021001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk melengkapi Salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Dalam bidang Ilmu Sejarah.

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(5)

Lembar Persetujuan Ketua Jurusan

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN SEJARAH

Ketua Departemen

Drs. Edi Sumarno M.hum NIP. 196409221989031001

(6)

Lembar Pengesahan Skripsi oleh Dekan dan Panitia Ujian

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Dalam Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan

Pada : Hari : Tanggal :

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan

Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 195110131976031001

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Edi Sumarno, M.Hum (………)

2. Dra. Nurhabsyah, M.Si (………)

3. Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP (………)

4. Drs. Sentosa Tarigan, M.SP (………)

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT atas berkat

serta rahmatnya yang tidak terhingga berupa bimbingan, kekuatan, dan pertolongan

yang tiada hentinya diberikan kepada penulis. Atas berkat limpahannya sehingga

penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, meskipun banyak hambatan serta tantangan.

Penulisan skripsi ini juga tidak akan terwujud tanpa bantuan, kerja sama dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga ingin mengungkapkan

rasa terima kasih kepada: Yang tercinta orangtua penulis, Diapari Sibatangkayu dan

Karya Ningtyas yang telah mendidik, membesarkan, serta memberikan kasih sayang

yang tidak terhingga dari penulis lahir hingga menapaki proses akhir perkuliahan.

Orangtua yang selalu memberikan dukungan materil, moril, serta doa yang

berkelimpahan yang tidak mungkin penulis dapat membalas semuanya, serta adik

penulis, Mustika Sari Amalia, semoga lebih baik dari penulis dan selalu berusaha

untuk dapat membahagiakan kedua orangtua kita.

Lalu kepada Bapak Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,

Dr. Syahron Lubis, M.A yang telah memberikan segala bantuannya selama proses

perkuliahan, beserta Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum. selaku ketua Departemen Imu

Sejarah dan Dosen Wali penulis yang telah banyak memberikan dorongan, arahan,

serta bimbingan yang bermakna kepada penulis, yang juga merupakan dosen yang

mampu memupuk semangat para mahasiswa khususnya penulis dalam menjalani

perkuliahan. Ibu Dra. Nurhabsyah, M.Si. sebagai Sekretaris Departemen Ilmu Sejarah

yang telah memberikan dukungan serta nasehat kepada penulis. Bapak Drs. Sentosa

(8)

banyak memberi semangat, masukan, serta meluangkan waktu untuk membimbing

penulis, juga yang mengerti akan kekurangan penulis dalam penulisan skripsi ini

guna member arahan yang sangat bermakna sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Seluruh Bapak dan Ibu dosen khususnya di Departemen Sejarah serta Abang

Amperawira selaku Tata Usaha Departemen Sejarah.

Kepada para informan penulis Bapak Basyral Hamidy Harahap, Bapak

Baharuddin Aritonang, Bapak Baginda Tambangan Harahap, Bapak Maruli Harahap,

Bapak Anas Jambak, Bapak Wara Sinuhaji, Bapak Raja Parlindungan Pane, Bapak

Akhir Matua Harahap, Bapak Mahmulsah Daulay, Bapak Ahmad Ritonga, dan Bapak

Asrul Siregar yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis

yang informasinya sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

Kepada Ibu Melati (kak Ati), dan anak-anaknya Natasha (Tasha) dan Narosu

(Rosi). Lalu abang Hamzah Harahap, sepupu penulis dan abang Boy Iskandar Lubis.

Kepada Keluarga besar stambuk 2009 “stambuk paling istimewa” bagi

penulis. Untuk Gian E. Silitonga (Gian) yang menjadi teman suka-duka penulis sejak

awal masuk perkuliahan baik di dalam maupun di luar kampus. Untuk band “MCK”,

Andri E. Tarigan (Andri) dan Hendra Nainggolan (Hendra) yang merupakan teman

dalam menyalurkan hobi penulis dalam bermain musik di jurusan Sejarah. Untuk

T.B. Philip Silitonga (Philip), Roni Rezeki (Roni), dan Aprianta Ginting (Tata) yang

selalu bisa menghibur penulis dengan guyonan-guyonan yang dapat mengocok perut

penulis selama perkuliahan. Untuk Lestari Dara Cinta Utami Ginting (Dara), Shinta

Agnesia (Shinta), Roventina Gultom (Roven), dan Mustika Hutahean (Mustika) yang

(9)

yang telah membantu penulis untuk bangun pagi dengan panggilan-panggilan tak

terjawab. Lalu kepada Alpha, Adi Nova, Saut, Dedi, Doli, Hunter, Poli, Rudi, Andi,

Toti, Rona, Elisa, Nurlailisa, Ita, Suryania (Nia), Ratna, Swandi, Sigmer, Rizal,

Mukhlis, Saddam A.T, Saddam Pulungan, serta abangda, kakanda dan adinda

Departemen Sejarah, dalam kebersamaan kita selama menjalani perkuliahan yang tak

akan pernah dilupakan oleh penulis dalam suka maupun duka, kalian selalu berada

dalam ingatan penulis, kalian merupakan teman terindah yang dikaruniakan oleh

Tuhan, canda, keluh kesah serta tawa yang selalu kita kenang walaupun akhirnya kita

berpisah dalam perkuliahan tetapi kalian sahabat terhebat bagi penulis.

Untuk (Risma) Cima, (Mischara) Cesi dan junior penulis Novila Windaka

yang menjadi tempat berkeluh kesah penulis selama perkuliahan dan membantu

penulis dalam menyelesaikan masalah-masalah yang penulis hadapi selama tinggal di

Medan dengan dukungan moril. Untuk Band “Giant And The Thunder”, dengan

personilnya Gebi (Gabriel Reno) sebagai pemain gitar dan vokal, serta Angga

(Sumanggam Wahyu) sebagai penggebuk drum, yang merupakan teman dalam satu

wadah dengan penulis dalam mengekspresikan musik dan kawan-kawan

IMAJAKSEK, Ben, Fredi, Desmon, Obe, Hotman, Andri, Irvan Deriza, Zivo, Jean,

Jo Wanda, Esra, Putri, Angel, Melva, Monik, Renova, Ria, dan yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah membuat penulis merasa seakan berada di daerah

asal walau di Kota Medan. Lalu untuk teman semenjak SD penulis, Hendra Nugraha

(Dimas) yang telah membantu penulis dalam pencarian data film “Pencopet” yang

(10)

Yang terakhir yang teristimewa dan terkasih kepada Harmita Dwi Carisya

Napitulu (Tita) atas segala pengorbanan, kesabaran serta kasih dan sayang yang

telah diberikan kepada penulis dalam mendampingi, menemani, serta membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, yang merupakan pemberian Tuhan yang paling

istimewa dalam hidup penulis.

Akhirnya untuk semua pihak-pihak yang telah membantu penulis yang tidak

seluruhnya disebutkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima

kasih. Semoga Allah SWT dapat membalas kebaikan yang telah diberikan dengan

balasan yang berlimpah. Penulis juga mengharapkan semoga tulisan ini bermanfaat

bagi para pembaca.

Medan, Oktober 2013

Penulis

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan

berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Juga penulis ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung baik

dari segi moril dan materil.

Atas segala usaha dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi dengan judul

“Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali (1937-1986)” ini telah selesai

ditulis. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan

pendidikan perkuliahan sekaligus untuk meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara. Penulis juga menyadari bahwa hasil karya

ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena

keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu, dengan kerendahan hati

penulis meminta maaf serta mengharapkan segala kritik dan saran demi perbaikan

serta menuju kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan dapat dinikmati bagi kita sekalian sebagai pemerhati sejarah.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas perhatian para pembaca dan

pemerhati sejarah, kiranya Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Oktober 2013

Penulis

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali

(1937-1986)”. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali, menjelaskan bagaimana peranan angkutan umum bus Sibualbuali pada masyarakat Sumatera Utara, menjelaskan bagaimana perkembangan armada angkutan umum bus

Sibualbuali dari tahun 1937 sampai dengan tahun 1986, serta menjelaskan faktor–

faktor yang menyebabkan berkurangnya minat masyarakat Sumatera Utara untuk menggunakan jasa bus Sibualbuali untuk perjalanan jarak jauh. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yaitu, melalui proses heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi lapangan.

Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali atau lengkapnya Fa. Odp. (Firma Oto Dinas Pengangkutan) Sibualbuali, merupakan bus yang sempat menjadi bintang dalam dunia transportasi lintas Sumatra terutama Sumatra Utara. Armada–armada bus Sibualbuali dikenal masyarakat Sumatra Utara dengan ciri khas armada dan peranannya yang sangat membantu dalam kehidupan masyarakat.

Kini kejayaan perusahaan bus Sibualbuali tinggallah kenangan walau masih berusaha untuk bertahan dalam kerasnya persaingan bisnis jasa transportasi di lintas Sumatera. Setiap narasumber dalam penelitian ini punya kenangan–kenangan tersendiri dengan armada bus Sibualbuali. Namun pada masa kini kita hanya

mendengar nama Sibualbuali dalam lirik lagu Sineger–neger dan armada bus

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.4 Tinjauan Pustaka ... 11

1.5 Metode Penelitian ... 13

BAB II : SEJARAH PERUSAHAAN BUS SIBUALBUALI ... 16

2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan Bus Sibualbuali ... 16

2.2 Ciri Khas Armada Bus Sibualbuali ... 20

2.3 Loket Bus Sibualbuali di Kota Padang Sidimpuan dan Kota Medan ... 24

2.3.1 Loket Kota Padang Sidempuan ... 25

2.3.2 Loket Kota Medan ... 27

BAB III : PERKEMBANGAN ARMADA BUS SIBUALBUALI ... 30

3.1 Armada Bus Sibualbuali Tahun 1937-1949 ... 30

3.1.1 Zaman Pendudukan Jepang ... 30

(14)

3.2 Armada Bus Sibualbuali Tahun 1950-1968 ... 32

3.2.1 Zaman Pemulihan Keamanan ... 32

3.2.2 Tahun 1962 – 1968 ... 33

3.3 Armada Bus Sibualbuali Tahun 1969 – 1986 ... 34

BAB IV : PERANAN BUS SIBUALBUALI TERHADAP MASYARAKAT 39 4.1 Perdagangan ... 39

4.2 Pendidikan ... 43

4.3 Komunikasi ... 46

BAB V : BERKURANGNYA MINAT MASYARAKAT SUMATERA UTARA TERHADAP BUS SIBUALBUALI ... 51

5.1 Hadirnya Perusahaan Bus Jarak Jauh yang Lain ... 51

5.2 Manajemen yang Kalah Bersaing dengan Perusahaan Bus Lain ... 56

5.3 Armada Bus yang Tidak Mampu Beradaptasi dengan Zaman ... 64

BAB VI : PENUTUP ... 67

6.1 Kesimpulan ... 67

6.2 Saran ... 70

DAFTAR SUMBER ... 72

(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali

(1937-1986)”. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali, menjelaskan bagaimana peranan angkutan umum bus Sibualbuali pada masyarakat Sumatera Utara, menjelaskan bagaimana perkembangan armada angkutan umum bus

Sibualbuali dari tahun 1937 sampai dengan tahun 1986, serta menjelaskan faktor–

faktor yang menyebabkan berkurangnya minat masyarakat Sumatera Utara untuk menggunakan jasa bus Sibualbuali untuk perjalanan jarak jauh. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yaitu, melalui proses heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi lapangan.

Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali atau lengkapnya Fa. Odp. (Firma Oto Dinas Pengangkutan) Sibualbuali, merupakan bus yang sempat menjadi bintang dalam dunia transportasi lintas Sumatra terutama Sumatra Utara. Armada–armada bus Sibualbuali dikenal masyarakat Sumatra Utara dengan ciri khas armada dan peranannya yang sangat membantu dalam kehidupan masyarakat.

Kini kejayaan perusahaan bus Sibualbuali tinggallah kenangan walau masih berusaha untuk bertahan dalam kerasnya persaingan bisnis jasa transportasi di lintas Sumatera. Setiap narasumber dalam penelitian ini punya kenangan–kenangan tersendiri dengan armada bus Sibualbuali. Namun pada masa kini kita hanya

mendengar nama Sibualbuali dalam lirik lagu Sineger–neger dan armada bus

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam

memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia

diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat maupun bersilaturahmi

dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.

Manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia memerlukan manusia lain. Secara

kodrat, manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam

kebersamaan dengan yang lain untuk belajar hidup sebagai manusia. Manusia adalah

makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia

lahir, tumbuh dan menjadi insan dewasa karena dan bersama manusia lain. Maka

definisi manusia sebagai makhluk sosial secara langsung bermaksud menegaskan

bahwa hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan

menemukan kepenuhannya. Dalam ajarannya, Aristoteles (384-322 sebelum masehi),

seorang filsuf Yunani menyatakan bahwa manusia adalah Zoon Politicon, artinya

pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul

dengan manusia lain. Dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia

dikenal sebagai makhluk sosial.

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial atau dapat dikatakan proses

(17)

sosial.1 Interaksi sosial merupakan hubungan–hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antar orang–orang–perorangan, antara kelompok–kelompok

manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.2 Suatu bentuk

terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak

merupakan mengadakan hubungan langsung maupun tidak langsung bertemu

terhadap manusia lain, sedangkan komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan

tafsiran kepada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak–gerak

badaniah atau sikap), perasaan – perasaan apa yang ingin di sampaikan.3

Selain berpindah tempat untuk melakukan interaksi terhadap saudara dalam

struktur kekerabatan, manusia juga berpindah tempat untuk melakukan perdagangan

maupun merantau. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merantau berasal dari

kata “rantau”, yakni daerah (negeri) di luar daerah (negeri) sendiri atau daerah

(negeri) di luar kampung halaman; dan “merantau” adalah pergi ke negeri lain (untuk Melakukan suatu interaksi tidak selalu dalam satu tempat saja, akan tetapi

dapat di tempat lain. Selain itu manusia juga memiliki struktur kekerabatan dalam

kehidupan, yakni saudara keturunan dari ayah maupun saudara keturunan dari ibu.

Sebelum hadirnya kemajuan teknologi seperti saat ini, untuk melakukan interaksi

terhadap saudara dalam struktur kekerabatan manusia harus berpindah dari tempat

asalnya ke tempat lain atau tujuannya yang merupakan tempat dari saudara dalam

(18)

mencari penghidupan, ilmu, dsb).4

Transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans berarti

seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi,

transportasi berarti mengangkut atau membawa sesuatu ke sebelah lain atau dari suatu

tempat ke tempat lainnya.

Untuk melakukan perpindahan tempat tersebut

manusia membutuhkan transportasi.

5

Transportasi jalan raya seringkali dikatakan sebagai urat nadi bagi kehidupan

dan perkembangan ekonomi, sosial, dan mobilitas penduduk yang tumbuh mengikuti

maupun mendorong perkembangan yang terjadi pada berbagai sektor dan bidang

kehidupan tersebut. Transportasi khususnya transportasi jalan raya, menjalankan dua

fungsi, yaitu sebagai unsur penting yang melayani kegiatan–kegiatan yang sudah atau

sedang berjalan dan sebagai unsur penggerak penting dalam proses pembangunan. Ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang

diberikan, guna menolong manusia dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke

tempat lain.

Transportasi bukan hanya berupa gerakan barang dan manusia dari suatu

tempat ke tempat lain dengan cara dan kondisi yang statis tanpa perubahan, tetapi

transportasi selalu diusahakan perbaikan dan kemajuannya sesuai dengan

perkembangan peradaban teknologi. Dengan demikian, transportasi lebih diusahakan

perbaikan dan peningkatannya, sehingga akan tercapai efisiensinya yang lebih baik.

6

Sebelum menggunakan kendaraan bermotor, manusia menggunakan roda

Rustian Kamaludin, Ekonomi Transportasi (Karakteristik, Teori, dan Kebijakan), Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003 hal.13

6Ibid.,

(19)

dalam membantu kehidupannya. Gerobak merupakan suatu alat terbuat dari papan

kayu dengan roda berada disampingnya untuk berjalan. Gerobak dengan dua roda

buatan orang Mesir oleh orang–orang Yunani dan Romawi. Mereka menggunakannya

terutama sebagai kereta perang, atau pada upacara keagamaan dan untuk balapan.7

Setelah menggunakan roda atau gerobak sebagai alat penggerak untuk

mobilitas dalam kehidupannya, manusia membuat suatu inovasi yakni kendaraan

beroda dengan menggunakan mesin. Mulai hadirnya kendaraan bermotor pertama,

dalam hal ini sepeda motor, tiba di Indonesia pada tahun 1893. Walaupun pada masa

itu Indonesia berada di bawah pendudukan Belanda dan bernama Nederlands Indië

(Hindia Belanda), tetapi orang pertama yang memiliki kendaraan bermotor di

Indonesia bukanlah orang Belanda, melainkan orang Inggris. Orang itu bernama John

C Potter yang bekerja sebagai masinis Pertama di Pabrik Gula Oemboel, Probolinggo,

Jawa Timur.

Pada mulanya dipasang untuk menarik gerobak. Tetapi segera diganti dengan kuda,

yang dirasa lebih cocok, dan lebih cepat berlari.

8

Satu tahun setelah hadirnya sepeda motor, pada tahun 1894, mobil pertama

tiba di Pelabuhan Semarang. Dengan demikian, mobil pertama hadir di Indonesia, Sepeda motor pesanan John C Potter itu tiba di Pulau Jawa, melalui

Pelabuhan Semarang, pada tahun yang sama. Dan sepanjang tahun 1893, John C

Potter tercatat sebagai satu–satu nya orang yang menggunakan kendaraan bermotor di

Indonesia, dalam hal ini sepeda motor.

7

Sutrisno Eddy, Kisah – Kisah Penemuan Sepanjang Zaman (Transportasi), Jakarta: Inovasi, 2002 hal. 3

8

(20)

hanya delapan tahun setelah mobil pertama dibuat di Jerman (1886). Mobil itu

bermerek Benz Viktoria beratap terpal milik Soesoehoenan Soerakarta Pakoe

Boewono X.9

Delapan tahun sebelum Indonesia merdeka tahun 1945, di Tapanuli Selatan

berdiri sebuah perusahaan angkutan umum bus yang dinamai Fa. Odp Sibualbuali.

Nama Sibualbuali diambil dari nama gunung di wilayah Sipirok Tapanuli Selatan

yang memiliki ketinggian 1,819 meter (5,968 ft) di atas permukaan laut dengan

koordinat

Uniknya, mobil itu tiba di Surakarta dua tahun sebelum Belanda

menerima mobil pertamanya di Den Haag pada tahun 1896. Tahun 1902, Prof. Dr. W

Schüffner, seorang dokter medis di Medan memiliki mobil Benz yang merupakan

mobil pertama yang hadir di Pulau Sumatera.

Kendaraan bermotor roda empat tersebut hanya dimiliki oleh orang–orang

tertentu saja. Transportasi yang digunakan masyarakat Sumatera Utara sebelum

adanya angkutan umum orang dan barang menggunakan sado atau gerobak yang

memiliki roda dan ditarik oleh sapi atau kerbau maupun kereta kuda. Pada masa kini

kendaraan tersebut terlihat kuno dengan banyaknya kendaraan bermotor yang

berlalu-lalang di jalan raya. Namun kendaraan sederhana ini lah yang membantu masyarakat

dalam mengangkut barang atau melakukan perjalanan jarak jauh di masa sebelum

banyaknya kendaraan bermotor roda empat yang hadir di Indonesia.

10

9Ibid.,

hal. 61

Kata Sibualbuali berasal dari kata “Marbual”

(bahasa Angkola) yang memiliki arti “Berasap” maka Sibualbuali dapat diartikan

sebagai “Bergumpal–gumpal”. Yang dimaksud dari “Bergumpal–gumpal” adalah

10

(21)

asap yang dikeluarkan dari gunung tersebut karena gunung Sibualbuali bersifat aktif.

Gunung Sibualbuali merupakan simbol Kota Sipirok. Karena Kota Sipirok dikatakan

sebagai Napani Sibualbuali atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dataran

lembah gunung Sibualbuali karena kata Napa dalam bahasa Indonesia Dataran

lembah.11

Perusahaan bus ini didirikan secara resmi pada tahun 1937.

12

Pendirinya

adalah Sutan Pangurabaan Pane seorang guru dan sastrawan lokal di Tapanuli

Selatan yang dikemudian hari beliau lebih dikenal sebagai ayah dari tokoh-tokoh

terkenal seperti Sanusi Pane seorang sastrawan Indonesia, Armijn Pane dan Lafran

Pane pendiri dari organisasi kemahasiswaan yakni Himpunan Mahasiswa Islam.13

Pada awal pendiriannya armada bus Sibualbuali melayani angkutan

penumpang dan barang dengan tujuan jarak pendek ke beberapa tempat di wilayah

selatan Sumatera Utara seperti Muara Sipongi, Natal, Sibolga dan Tarutung.14

11

Hasil wawancara dengan Bapak Asrul Siregar Dosen Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara yang berasal dari kota Sipirok pada 28 Februari 2013.

12

Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan Pusat Organda, yang mencantumkan bahwasanya Fa. Sibualbuali “Telah mengabdikan diri untuk Bangsa dan Negara yang disumbangkan melalui penyelenggaraan transportasi angkutan umum di jalan sejak Tahun 1937 s/d 2006 yang diberikan pada HUT ORGANDA ke 44 Tahun 2006”, di Jakarta, 30 Juni 2006 ditujukan kepada Nurdin Siregar selaku direktur utama Fa. Sibualbuali pada saat itu yang di tanda tangani oleh U.T. Murphy Hutagalung, MBA selaku ketua umum Organda dan M. Hatta Rajasa selaku Menteri Perhubungan RI.

13

Hasil wawancara dengan bapak Basyral Hamidy Harahap pada 7 Februari 2013 di kediaman beliau, pada saat wawancara beliau sedang menulis buku yang didalamnya terdapat bab tentang bus Sibualbuali.

14

Hasil wawancara dengan bapak Basyral Hamidy Harahap 7 Februari 2013

Untuk

tujuan jarak jauh bus Sibualbuali dengan tujuan utama Pematang Siantar dan Kota

Medan dengan loket bus yang memiliki peranan penting berada di Kota Padang

Sidempuan. Menurut Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya, “Pemerintah Kota

(22)

Sejak berdirinya, Kota Padang Sidempuan telah menjadi kota terpenting sebagai

kota pusat jalan raya dan pasar yang sangat ramai (zeer drukke pasar)”.15 Ini

menjadi pembahasan yang sangat unik dimana kantor pusat dari perusahaan bus

tersebut berada di Kota Sipirok namun loket yang memiliki peranan penting berada di

Kota Padang Sidempuan. Menurut foto peta dokumentasi masa kolonial, bila

melakukan perjalanan dari Kota Padang menuju Kota Medan menggunakan jalur

darat, Kota Padang Sidempuan berada di tengah–tengah jalur lintas kedua ibukota

masing–masing provinsi tersebut.16

Minat masyarakat Sumatera Utara terhadap moda angkutan umum ini

terbilang cukup tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Baginda Tambangan

Harahap, “Ketika saya menjadi ketua Koperasi kota Padang Sidempuan tahun 1969 –

1971, saya sering menggunakan bus Sibualbuali untuk pulang pergi Sidempuan -

Medan. Loket bus di kota Sidempuan berada di Jalan Merdeka kalau sekarang

jalannya berubah menjadi Jalan Sudirman. Untuk trip menuju Medan dari

Sidempuan, itu bisa dibilang selalu penuh karena masyarakat memiliki kepentingan –

kepentingan ke Medan, ada yang bersilahturahmi, ada yang berdagang, ada juga

kepentingan lainnya. Jumlah penumpang yang bisa ditampung bus Sibualbuali

berjumlah 25 penumpang karena hitungan bangku nya 5 x 5. Tapi bila trip dari

Medan–Sidempuan itu jarang penuh bila menaikkan penumpang dari loket di Jalan

Bintang Medan. Jadi terkadang supir bus nya bila ada orang yang ingin menumpang

dengan menyetop dipinggir Lintas Sumatera, dinaikkan saja. Untuk penumpang yang

15

Basyral Hamidy Harahap, Pemerintah Kota Padang Sidempuan Menghadapi Tantangan Zaman, Padang Sidimpuan : Pemerintah Kota Padang Sidempuan, 2003 hal. 33

16

(23)

tidak resmi tersebut ya langsung membayar ke Cincu (pengelola keuangan untuk

bensin, makan supir, dan pelaporan uang masuk dalam sekali perjalanan bus)”. 17

Pada pertengahan dekade tahun 1980–an, perusahaan bus ini mengalami

beberapa masalah internal pada dewan direksinya. Karena perusahaan angkutan

umum ini bersifat firma, maka banyak orang (saudagar, pebisnis) yang dapat

memiliki bus lebih dari satu. Dari hasil pembagian keuntungan yang tidak merata,

manajemen yang bermasalah dan kalah bersaingnya armada bus Sibualbuali dengan

armada perusahaan bus yang lainnya yang menggunakan bus pabrikan Jerman.

18

Selain menjadi moda angkutan umum jarak jauh pertama di pulau Sumatera,

ada suatu hal yang menaikkan nama bus Sibualbuali, yakni menjadi bagian dari film

Pencopet” pada tahun 1973 yang dibintangi oleh Sophan Sophian (alm) dan

Widyawati yang disutradarai oleh Matnoor Tindaon. Menjadi bagian dari film

Pencopet” tersebut diyakini oleh seluruh narasumber dalam penulisan ini dan

menurut mereka bus ini menjadi ikon Sumatera Utara pada saat itu pada bidang

transportasi. Selain itu bunyi klakson bus ini yang memiliki ciri khas pada dekade

tahun 1950–1980 menjadi sebuah memori indah bagi masyarakat Sumatera Utara, Maka perusahaan ini mengalami penurunan minat dan namanya semakin dilupakan

oleh masyarakat Sumatera Utara dan kota Padang Sidempuan pada khususnya.

Namun sampai saat ini perusahaan bus ini masih beroperasi walau tidak seperti dulu

lagi.

17

Hasil wawancara dengan bapak Baginda Tambangan Harahap selaku Dewan Pimpinan Adat kota Padang Sidempuan pada 26 Februari 2013

18

(24)

bahwasanya dahulu bus ini pernah mengalami masa kejayaan.

Dari paparan di atas, tentu menjadi suatu pembahasan yang sangat menarik

untuk mengangkat dan mengikuti perkembangan sejarah perusahaan bus angkutan

umum Sibualbuali yang peranannya pada masa sekarang mulai terlupakan. Sebagai

alat transportasi jarak jauh yang memiliki banyak peranan pada masa sebelum

kemerdekaan dan setelah kemerdekaan terhadap masyarakat Sumatera Utara yang

merantau dan berpindah untuk pendidikan serta menjadi mobilitas perdagangan

masyarakat maupun membantu komunikasi dengan pengiriman surat menjadi sesuatu

hal yang menarik untuk ditulis sejarahwan. Selain itu, walaupun kantor pusat

perusahaan bus Sibualbuali ini berada di kota Sipirok namun loket atau stasiun yang

memiliki peranan penting dan ramai akan penumpang berada di kota Padang

Sidempuan. Begitu juga dengan perubahan armada bus tersebut pada setiap dekade

juga menarik untuk ditulis karena perusahaan bus tersebut mengikuti perkembangan

otomotif sebagai penarik minat masyarakat untuk menggunakan jasanya di tengah

persaingan pelayanan jasa bus jarak jauh yang lainnya. Namun mulai hadirnya

pesaing–pesaing dengan armada yang lebih canggih dan permasalahan dalam direksi

perusahaan bus ini membuat perusahaan bus tersebut mengalami penurunan minat

masyarakat Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan

perusahaan bus ini sebagai objek penelitian. Untuk itu, diangkatlah sebuah judul

SEJARAH PERUSAHAAN BUS ANGKUTAN UMUM SIBUALBUALI (1937-1986). Adapun skop temporal yang diangkat adalah sekitar abad ke 20 yaitu antara 1937 sampai dengan 1986. Pada 1937 adalah tahun di mana perusahaan bus ini

(25)

merupakan mulai berkurangnya minat masyarakat Sumatera Utara khususnya

Tapanuli Selatan akan angkutan umum tersebut. Rentang waktu antara 1937-1986

akan dibahas bagaimana sejarah perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam melakukan sebuah penelitian, sudah seharusnya ada yang menjadi

pokok permasalahan yang akan di bahas. Pokok permasalahan ini sangat penting

karena pokok permasalahan inilah yang menjadi landasan dan dasar sebuah

penelitian. Dengan adanya pokok permasalahan akan sangat membantu peneliti agar

penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan tepat sasaran sesuai dengan objek yang

telah ditentukan.

Sesuai dengan judul Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali

1937-1986 maka ditetapkan beberapa pokok pertanyaan yang bertujuan sebagai

batasan dalam penelitian. Pokok permasalahan yang telah dimaksudkan untuk

mempermudah pembahasan yaitu:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan angkutan umum bus

Sibualbuali?

2. Bagaimana perkembangan armada angkutan umum bus Sibualbuali?

3. Bagaimana peranan angkutan umum bus Sibualbuali pada masyarakat

Sumatera Utara?

4. Faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya minat masyarakat

Sumatera Utara untuk menggunakan jasa bus Sibualbuali untuk perjalanan

(26)

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Dalam melakukan sebuah penelitian tentang Sejarah Perusahaan Bus

Angkutan Umum Sibualbuali 1937-1986 ini tentu mempunyai tujuan dan manfaat

yang dapat diberikan kepada pembaca dan seluruh jajaran sejarahwan serta akademisi

dan masyarakat Sumatera Utara. Adapun tujuannya antara lain:

1. Menjelaskan bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan bus

angkutan umum Sibualbuali.

2. Menjelaskan bagaimana perkembangan armada angkutan umum bus

Sibualbuali dari tahun 1937 sampai dengan tahun 1986.

3. Menjelaskan bagaimana peranan angkutan umum bus Sibualbuali pada

masyarakat Sumatera Utara.

4. Menjelaskan faktor–faktor yang menyebabkan berkurangnya minat

masyarakat Sumatera Utara untuk menggunakan jasa bus Sibualbuali

untuk perjalanan jarak jauh.

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penulisan

sejarah transportasi dewasa ini

2. Memperkaya khasanah penelitian sejarah transportasi, khususnya sejarah

perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali.

3. Sebagai sumber informasi untuk meneliti bagi para akademisi,

sejarahrawan, dan masyarakat bahwa transportasi memiliki peranan lain,

selain mengangkut manusia dan barang juga mengangkut surat untuk

melancarkan komunikasi manusia sebelum adanya teknologi modern

(27)

4. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain apabila membahas tentang

sejarah transportasi, maupun perkembangan sarana transportasi di

Sumatera Utara.

1.4 TINJAUAN PUSTAKA

Ketika kita menulis karya ilmiah, maka diperlukanlah beberapa literatur untuk

mendukung penulisan tersebut. Literatur-literatur itulah yang peneliti sebut dengan

tinjauan pustaka. Tinjauan adalah literatur yang relevan dan memiliki keterkaitan

secara dekat dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan pustaka berisi

tentang uraian-uraian yang mengarahkan peneliti betapa pentingnya literatur sehingga

digunakan sebagai sumber acuan yang menimbulkan ide, sumber informasi dan

pendukung penelitian. Adapun literatur yang digunakan untuk mendukung penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Soerjono Soekanto dalam bukunya “Sosiologi Suatu Pengantar” menguraikan

bahwasanya manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi, bermasyarakat

maupun bersilaturahmi dengan manusia lain baik yang memiliki hubungan

kekerabatan maupun tidak serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi

kebutuhannya. Hal inilah yang dijadikan penulis sebagai acuan bahwasanya manusia

memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dengan manusia lain yang berada dalam satu

wilayah namun dapat berinteraksi pula dengan manusia lain yang berada di wilayah

berbeda. Maka penulis dapat menulis latar belakang manusia membutuhkan

(28)

Prof. Drs. H. Rustian Kamaludin dalam bukunya “Ekonomi Transportasi

(Karakteristik, Teori, dan Kebijakan)” sangat membantu penulis dalam penulisan

sejarah transportasi. Dalam buku tersebut diuraikan tentang definisi dari transportasi

dengan mendefenisikan bahwasanya transportasi merupakan suatu jasa yang

diberikan, guna menolong manusia. Dalam buku itu juga dipaparkan makna

transportasi bukan hanya berupa gerakan barang dan manusia dari suatu tempat ke

tempat lain dengan cara dan kondisi yang statis tanpa perubahan, tetapi transportasi

selalu diusahakan perbaikan dan kemajuannya sesuai dengan perkembangan

peradaban teknologi.

Sutrisno Eddy dalam bukunya “Kisah–Kisah Penemuan Sepanjang Zaman

(Transportasi)” menguraikan dengan sangat baik akan awal mula hadirnya

transportasi dengan terciptanya roda dalam kehidupan manusia. Dari roda mulai

berkembang menjadi gerobak. Lalu dari gerobak dimodifikasi dengan kuda, kerbau,

dan keledai sebagai alat penggerak dari gerobak sehingga mobilitas menjadi semakin

cepat pada masa sebelum hadirnya kendaraan bermotor.

James Luhulima dalam bukunya “Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil Di

Negeri Ini” menguraikan dengan sangat baik bagaimana hadirnya kendaraan

bermotor di Indonesia lebih tepatnya di Pulau Jawa. Dibuku itu juga dijelaskan

bahwasanya pada tahun 1902, Prof. Dr. W Schüffner, seorang dokter medis di Medan

memiliki mobil Benz yang merupakan mobil pertama yang hadir di Pulau Sumatera.

Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan Pusat Organda kepada perusahaan

Fa. Sibualbuali, menjelaskan bahwasanya memang betul perusahaan bus Sibualbuali

(29)

30 Juni 2006 oleh U.T Murphy Hutagalung, Mba selaku Ketua Umum Organda dan

M. Hatta Rajasa selaku Menteri Perhubungan RI.

Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya “Pemerintah Kota Padang

Sidimpuan Menghadapi Tantangan Zaman” menguraikan bahwa Kota Padang

Sidempuan merupakan kota transit di kawasan Sumatera Utara sejak masa kolonial

sampai dengan sekarang. Bila melakukan perjalanan dari Kota Padang menuju Kota

Medan menggunakan jalur darat, menurut foto peta dokumentasi masa kolonial, Kota

Padang Sidempuan berada di tengah–tengah jalur lintas kedua ibukota masing–

masing provinsi tersebut. Ini menguatkan bahwasanya Kota Padang Sidempuan

memang merupakan kota transit di kawasan Sumatera Utara sejak masa kolonial.

1.5 METODE PENELITIAN

Di dalam suatu penelitian sejarah yang ilmiah pemakaian metode sejarah

sangatlah penting.19

1. Heuristik adalah tahapan paling awal dalam metode sejarah. Pada tahapan ini

peneliti berusaha mengumpulkan sumber atau data melalui dua metode,

yaitu metode kepustakaan (library research) dan metode penelitian lapangan

(field research).

Metode sejarah adalah suatu tahapan yang digunakan dalam

penelitian sejarah ilmiah. Dengan adanya metode penelitian dapat menjadi petunjuk

peneliti untuk memperoleh sumber-sumber yang relevan terhadap pokok pembahasan

sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan dalam metode sejarah adalah:

19

(30)

Penelitian dengan metode kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data

tertulis melalui buku-buku, arsip, artikel ataupun sumber tertulis lainnya.

Adapun yang digunakan sebagai sumber antara lain Soerjono Soekanto dalam

bukunya “Sosiologi Suatu Pengantar” membantu penulis memperoleh data

bahwasanya dalam berinteraksi, manusia memerlukan transportasi.

Sedangkan pengumpulan data dengan metode penelitian lapangan dilakukan

dengan teknik wawancara terhadap beberapa informan khususnya yang

mengetahui sejarah akan bus angkutan umum Sibualbuali ataupun masyarakat

kota Padang Sidempuan yang memiliki kenangan akan bus angkutan umum

tersebut. Prof. Drs. H. Rustian Kamaludin dalam bukunya “Ekonomi

Transportasi (Karakteristik, Teori, dan Kebijakan)” membantu penulis dalam

mendefenisikan arti dari kata transportasi menurut teori. Sutirno Eddy dalam

bukunya “Kisah–Kisah Penemuan Sepanjang Zaman (Transportasi)”

membantu penulis untuk mengetahui bahwasanya awal mula adanya

transportasi dengan hadirnya roda dan gerobak untuk mobilitas dalam

kehidupan manusia. James Luhulima dalam bukunya “Sejarah Mobil & Kisah

Kehadiran Mobil Di Negeri Ini” membantu penulis untuk mendapatkan data

awal mula masuknya kendaraan bermotor roda empat di Indonesia, Pulau

Jawa lebih tepatnya dan kehadiran mobil pertama yang hadir di Sumatera

Utara tepatnya di Kota Medan. Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan

Pusat Organda kepada perusahaan Fa. Odp. Sibualbuali sangat membantu

penulis dalam mencantumkan tahun pasti berdirinya perusahaan bus

(31)

Daerah Sumatera Utara”, buku ini memberikan data tentang sejarah

pendidikan di Tapanuli. Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya

Pemerintah Kota Padang Sidimpuan Menghadapi Tantangan Zaman”

memberikan data bahwa kota Padang Sidempuan merupakan kota transit sejak

berdirinya kota itu. Koleksi foto Arsip Nasional Republik Indonesia dalam

foto, ”Peta Jalur Lintas Kota Padang Menuju Medan” membantu penulis

akan keabsahan kota Padang Sidempuan merupakan kota transit karena berada

di tengah–tengah jalan raya lintas dari Kota Padang menuju Kota Medan.

Sedangkan pengumpulan data dengan metode penelitian lapangan dilakukan

dengan teknik wawancara terhadap beberapa informan khususnya yang

mengetahui sejarah bus angkutan umum Sibualbuali ataupun masyarakat yang

memiliki kenangan akan bus angkutan umum tersebut.

2. Kritik Sumber adalah tahapan kedua dalam metode sejarah. Pada tahapan ini

peneliti bertugas untuk mengkritik terhadap sumber-sumber yang diteliti agar

peneliti lebih dekat lagi dengan nilai kebenaran dan keaslian dari sumber yang

diperoleh. Dalam melakukan kritik terhadap sumber dapat dilakukan dengan

cara mengcroschek data dengan menelaah kembali kebenaran isi atau fakta

dari sumber buku, arsip ataupun hasil wawancara dengan informan, dan

kemudian diuji kembali keaslian sumber tersebut demi menjaga keobjektifan

suatu data.

3. Interpretasi adalah tahapan ketiga dalam metode sejarah. Pada tahapan ini

peneliti hendaknya menafsirkan data-data yang diperoleh agar menjadi suatu

(32)

sumber, mengkritik tentang objek kajian bus angkutan umum Sibualbuali.

Dengan adanya interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara

sebelum peneliti menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.

4. Historiografi adalah tahapan terakhir dalam metode sejarah. Tahapan ini dapat

disebut juga sebagai penulisan laporan. Pada tahap ini, peneliti menjabarkan

secara kronologis dan sistematis fakta-fakta yang diperoleh agar

menghasilkan tulisan yang ilmiah dan bersifat objektif. Pada penulisan bus

sejarah angkutan umum ini, penulis dalam menjelaskan atau menerangkan

dunia alat transportasi ini tentu memiliki pendekatan tertentu. Dengan adanya

pendekatan ilmiah ini diharapkan dapat memudahkan orang lain untuk

memahami maksud dan pengetahuan bagi orang yang membacanya. Yang

perlu diperhatikan ialah hubungan antara bus angkutan umum itu dengan

zamannya, dengan dunia sekelilingnya dan terjalin erat dengan riwayat

(33)

BAB II

SEJARAH PERUSAHAAN BUS SIBUALBUALI

Perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali atau lengkapnya Fa. Odp. (Firma

Oto Dinas Pengangkutan) Sibualbuali, merupakan bus yang sempat menjadi bintang

dalam dunia transportasi lintas Sumatra terutama Sumatera Utara. Armada–armada

bus Sibualbuali dikenal masyarakat Sumatera Utara dengan ciri khas dan peranannya

yang sangat membantu dalam kehidupan masyarakat. Pada tulisan di badan armada

bus Sibualbuali tercantum tahun berdirinya perusahaan bus ini, yakni tercantum tahun

1937. Namun masih terdapat masyarakat Sumatera Utara yang tidak mengetahui awal

mula berdirinya perusahaan ini tetapi masyarakat Sumatera Utara masih terkenang

akan hadirnya perusahaan bus ini pada masa–masa kejayaannya di tahun enam

puluhan sampai dengan tahun delapan puluhan. Berikut penjelasan sejarah, ciri khas

armada dan loket atau stasiun perusahaan Sibualbuali yang masih menjadi kenangan

masyarakat.

2.1 SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN BUS SIBUALBUALI

Lonjakan tinggi pembangunan jalan raya dan impor kendaraan ke Sumatera

terjadi bersamaan dengan lonjakan tinggi harga karet pada pertengahan 1920–an.

(34)

pada 1926, sementara impor kendaraan pribadi periode yang sama naik dari 539

menjadi 3059.20

Sebelum berdirinya perusahan bus angkutan umum Sibualbuali, di daerah

Tapanuli Selatan sudah berdiri beberapa perusahaan-perusahaan angkutan umum.

Namun kesulitan–kesulitan yang dialami oleh pengusaha–pengusaha maupun

karyawan–karyawan angkutan umum pada masa sebelum berdirinya perusahaan bus

Sibualbuali tersebut disebabkan tidak adanya peraturan ataupun tata–tertib dari

perusahaan–perusahaan angkutan umum itu sendiri, sehingga oleh karenanya setiap

saat diliputi kerusuhan dan keributan serta untuk mendapatkan penumpang pun

sesama pengusaha selalu kejar–mengejar, yang mengakibatkan sering terjadinya

perkelahian. Pada saat keadaan yang memburuk inilah timbul suatu ide dari Sutan

Pangurabaan Pane untuk menggembleng para pengusaha–pengusaha maupun

karyawan–karyawan dari perusahaan angkutan, supaya dibentuk suatu badan atau

organisasi angkutan yang modern, yakni dengan waktu pemberangkatan ditetapkan

dengan jam yang tertentu, seperti : ada atau tidaknya penumpang, kendaraan harus

diberangkatkan pada waktu yang telah di tentukan (dienst–regeling).21

Walaupun resiko kerugian harus dihadapi, tetapi dengan peraturan demikian

pengusaha–pengusaha atau karyawan–karyawan pengangkutan serta masyarakat pada

umumnya agar menghargai akan pentingnya waktu, maka cara–cara inilah yang

menjadi contoh (peraturan pengangkutan) bagi pemerintah kolonial Belanda.

20

Anthony Reid, Menuju Sejarah Sumatra : Antara Indonesia Dan Dunia, Jakarta : KITLV-Jakarta – Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, hal. 29.

21

(35)

Sehingga setiap perusahaan otobis (pengangkutan) harus mempunyai izin trayek

(jalur) dan jam keberangkatan ke setiap jurusan yang akan dilalui. Peraturan tersebut

masih berlaku sampai saat ini.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi inilah Sutan Pangurabaan Pane

memperjuangkannya kepada Pemerintah Kolonial Belanda, namun pemerintah

kolonial selalu menghalang–halangi berdirinya Organisasi Angkutan Nasional. Pada

tahun 1937 pemerintah kolonial terpaksa menyetujui berdirinya perusahaan

Sibualbuali yang berkedudukan di Sipirok dengan nama awal perusahaannya, Auto

Transport Dienst “SIBUALBUALI”, yang disingkat ATD.Sibualbuali.22

- Pematang Siantar – Tarutung – Sipirok

Perusahaan

ini adalah pengangkutan umum yang berbentuk bus berukuran ¾ sampai dengan 1

ton, dengan muatan penumpang sebanyak 16 orang.

Trayek awal yang telah ditentukan pertama kali secara Vice – versa (pulang-pergi)

yakni :

- Sipirok – Padang Sidempuan – Kotanopan

- Kotanopan – Fort deKock (Bukit Tinggi)

Akte pendirian ATD. Sibualbuali baru dibuat dihadapan notaris: “Hasan gelar

Sutan Pane Paruhum di Sibolga pada tanggal 5 Juli 1940 onder nummer 2”, sesuai

dengan : “EXTRA – BIJVOEGSEL DER JAVASCHE COURANT VAN 8/11 – 1940

No. 70” dan terdapat : “Hot Hoofd Van Afdeling VII”. Disalin sesuai dengan aslinya:

(36)

Susunan pengurus pada Akte pendirian tersebut adalah sebagai berikut :

- Direktur : Sutan Pangurabaan Pane

- Sekretaris : Sutan Oloan Hutagalung

- Komisaris : Muda Siregar

- Bendahara : Barita Raja Siregar23

Sampai dengan tahun 1941 perusahaan Sibualbuali memiliki jumlah

kendaraan sebanyak 136 buah. Dengan jumlah kendaraan yang begitu banyak,

sedangkan trayek yang ada begitu pendek, maka pada masa ini telah direncanakan

memperluas trayek sampai ke kota Palembang Sumatera Selatan.

Jalan lintas yang menjadi trayek pertama armada bus Sibualbuali merupakan

“Jalan Raya Sumatra” (longitudinalen weg) yang pertama dirancang pada 1916, tetapi

jembatan terakhir yang menghubungkan jaringan selatan dengan jaringan utara dan

jaringan tengah baru selesai pada 1938.24

23Ibid.,

poin 1.6.

24

Anthony Reid, Menuju Sejarah Sumatra : Antara Indonesia Dan Dunia, Jakarta : KITLV-Jakarta – Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, hal. 29.

Bila dilihat dari peta koleksi Arsip Nasional

Republik Indonesia dengan kode KIT SUMUT 987/61, jalan lintas tersebut

merupakan jaringan tengah dari “Jalan Raya Sumatra”. Karena pada peta tersebut

merupakan perlintasan jalan raya dari kota Padang sampai dengan pelabuhan

Belawan di kota Medan yang letaknya berada di tengah pulau Sumatra. Namun yang

membedakan dengan masa sekarang, jalur tersebut masih melintasi kota Sibolga di

pesisir barat pulau Sumatra. Menurut bapak Baginda Tambangan, “Kota Sibolga

(37)

masa sekarang, menjadi kota tempat peristirahatan para penumpang bila dari

Sidempuan menuju Medan ataupun sebaliknya”.

Ditambahkan juga argumen dari bapak Raja Parlindungan Pane, “Memang dulu jalur

bus Sibualbuali melewati Sibolga. Padahal bila ke Tarutung melewati Pahae atau

dari Sarula ke Tarutung lalu melewati Aek Latong, lebih cepat dibanding harus lewat

Sibolga. Beda panjangnya jalan lintas melalui Sibolga dibanding melintasi Pahae

kurang lebih 40 kilometer. Namun memang sekitar tahun 1975 jalan lintas melalui

Pahae sudah ada, tapi jalannya tidak seperti sekarang (belum diaspal)”.25

Ciri khas yang menjadi trademark armada bus Sibualbuali bila dilihat dari

data–data foto dokumentasi pribadi narasumber maupun bersumber dari web adalah

warna badan bus yang berwarna merah dan kepala bus yang berwarna hijau. Selain

itu nama perusahaannya pun tak luput dicantumkan di samping body armada bus nya,

dengan tulisan “F.A. ODP. SIBUALBUALI 1937”. Gambar gunung Sibualbuali pun

Jadi jalur perjalanan armada bus Sibualbuali pada masa awal berdiri lebih jauh

dibandingkan masa sekarang. Dari sumber yang didapatkan dari narasumber,

bahwasanya sebelum dibangunnya “Jalan Lintas Sumatera”, jalan–jalan yang ada

pada saat itu masih beralaskan tanah, masih banyak jalan yang belum di aspal kecuali

jalan menuju sebuah kota, yang apabila hujan layaknya kubangan kerbau, karena

jalan tanah yang dibasahi hujan menjadi tanah liat dan di genangi air sehingga sulit

untuk dilalui.

2.2 CIRI KHAS ARMADA BUS SIBUALBUALI

25

(38)

dilukis dibelakang body armada bus sebagai tanda bahwasanya armada bus ini berasal

dari kota Sipirok.

Bentuk yang selalu dikenang masyarakat akan armada bus Sibualbuali adalah

busnya memiliki “kepala”. Kepala yang dimaksud adalah mesin bus yang terletak di

bagian depan bus layaknya mobil jenis sedan, minibus, ataupun SUV. Bus–bus ini

dikenal dengan sebutan bus “GMC, CHEVROLET, DODGE” yang merupakan

bus-bus pabrikan amerika yang bahan bakarnya masih menggunakan bensin (pada masa

sekarang kendaraan bus sudah menggunakan solar). Bus–bus tersebut tidak memiliki

kaca pada jendela penumpang, maka sebagai ganti kaca pada jendela penumpang

diberikan terpal yang apabila turun hujan, maka terpal tersebut yang telah terikat,

ikatannya dapat dilepas untuk menutupi jendela bus agar para penumpang tidak

terkena air hujan yang masuk ke dalam bus. Seperti yang diungkapkan bapak Wara

Sinuhaji, ”Waktu saya masih mahasiswa, sekitar tahun 1979, berpergian menuju

Jambi, saya naik bus ini (bus Sibualbuali). Jadi karena dulu itu jendela bus nya tidak

ada kacanya, rambut kita pasti putih–putih. Yang putih–putih di rambut kita itu

bukan ketombe, tapi debu. Ya kan jendela bus tidak ada kacanya, ya debu–debu

jalanan masuk semua ke dalam bus, putih–putih lah rambut penumpang”.26

Bagian atap armada bus pun menjadi ingatan tersendiri bagi tiap orang yang

hidup pada masa kejayaan perusahaan bus Sibualbuali. Hal ini dikarenakan bagian

atap bus Sibualbuali merupakan tempat untuk mengangkut barang–barang yang

dibawa oleh para penumpang, seperti hal nya koper, sayu–mayur, kain, buah–buahan

dan barang–barang dagangan yang lain. Apabila atap armada bus sudah siap ditata

26

(39)

barang–barang yang akan dibawa, maka barang–barang tersebut ditutup dengan kain

atau terpal. Ketika armada bus melakukan perjalanan, di dalam bus pun dilengkapi

dengan alat-alat seperti; slink, kayu-kayu balok, sekop, pacul, jerigen minyak, ban

serap lebih dari satu, serta alat bantu lainnya. Alat-alat tersebut ditempatkan di

bagian belakang bus agar mudah diambil jika saatnya di butuhkan.

Selain untuk tempat menaruh barang bawaan penumpang, atap armada bus

Sibualbuali juga terdapat kotak yang unik. Bapak Asrul Siregar pun mengatakan, ”Di

atas bus tersebut memiliki sebuah peti berukuran 1.5 m x 0,5 m yang di letakkan

diatas kepala bus. Peti tersebut merupakan tempat surat–surat yang akan dikirim ke

masing–masing daerah tujuan dengan rute yang dilalui oleh bus Sibualbuali. Dulu

bus ini di sebut juga sebagai Dinas Pos Negara karena memang bus ini lah yang

mengantarkan surat–surat ke kantor pos kantor pos membantu Pos Indonesia

sebelum PT. Pos Indonesia memiliki kendaraan operasional sendiri seperti sekarang

ini”.27

Nomor pada armada bus Sibualbuali juga menjadi ciri tersendiri. Seperti yang

diungkapkan bapak Asrul Siregar, “Bus Sibualbuali ayah saya bernomor 27. Itu

bukan nomor urut armada bus, jadi suka–suka memilih nomor. Nomor itu dikaitkan

pada nasib baik atau rejeki. Jadi karena dulu adat masih kuat, maka bila Bayo Datu

atau paranormal istilah sekarang, biasanya memberikan saran kepada pemilik

armada bus agar memilih nomor sekian demi kelancaran rejeki. Bila ada pemilik

27

(40)

armada bus yang telah memilih nomor armada, namun bila di Mangupah dan Datu

nya tidak setuju, maka dapat diganti nomor armada tersebut”.28

Dari ciri–ciri fisik armada bus Sibualbuali yang telah dijelaskan, masih

terdapat sebuah ciri unik yang dimiliki oleh armada bus Sibualbuali, yakni “Klakson

Angin”. Klakson angin adalah klakson atau bunyi yang dikeluarkan oleh armada bus

Sibualbuali untuk memperingati orang atau kendaraan yang ketika di jalan berada di

depan bus. Namun klakson tersebut terbuat dari angin layaknya rem angin. Bukan

klaksonnya saja yang bunyinya terbuat dari angina layaknya peluit yang ditiup, tapi

klakson angin tersebut dapat memainkan nada. Menurut bapak Raja Parlindungan

Pane, “Klakson angin tersebut dibuat di kota Sipirok. Bahan dasar klakson angin

tersebut adalah kuningan. Si pembuat klakson ini bernama Darma Siregar”.

29

Menurut bapak Baginda Tambangan, “Klakson angin bus Sibualbuali ini

bunyinya bisa sampai satu setengah oktaf, atau terdapat 13 not atau lubang pada

klakson tersebut, maka bias memainkan berbagai macam lagu. Pemilik pertama

klakson angin tersebut adalah “Si Tallong” (nama panggilan) sejak masa

pemberontakan sekitar tahun 1958. Dia itu tauke (pemilik armada bus) sekaligus

supir bus yang dia punya. Tapi yang pandai memainkan lagu dengan klakson angin

itu namanya “Si Lobe” (nama panggilan). “Si Lobe” ini merupakan anak dari

“Tallong”, marganya Pane. Selain itu supir yang pandai memainkan lagu dengan

klakson angin ada “Masmin” dan Nurdin Siregar yang biasa dipanggil

“Mayor-Mayor”. Tidak semua supir bus Sibualbuali bisa memainkan lagu dengan klakson

28

Hasil wawancara dengan bapak Asrul Siregar, pada 28 Ferbruari 2013.

29

(41)

angin, karena yang pandai memainkan klakson angin memang sudah berbakat.

Hanya bus Sibualbuali lah yang memiliki klakson angin dan supir yang bisa

memainkan lagu, perusahaan bus lain tidak ada. Jadi klakson angin ini dimainkan

biasanya pada tengah malam untuk menghilangkan kantuk supir yang mengendarai

bus Sibualbuali. Tapi tak jarang juga bila lewat suatu daerah maka klaksonnya pun

dimainkan”.30 Ditambahkan pula oleh bapak Anas Jambak bahwasanya,”Pada saat

saya masih aktif ikut berdagang di pasar Poken Tapanuli Selatan, ada seorang kenek

yang pandai memainkan klakson angin, namanya si Geleng. Dia khusus di dudukkan

(diberi tempat duduk) di samping kanan supir untuk memainkan klakson angin

tersebut. Karena tidak semua supir bisa memainkan klakson angin tersebut itulah

makanya si Geleng sering diajak oleh supir–supir bus armada Sibualbuali yang

lainnya sebagai penghibur si supir di tengah perjalanan”.31

Seperti halnya yang diungkapkan oleh bapak Wara Sinuhaji, “Dulu rumah

saya di jalan Bintang, dekat dengan stasiun Sibualbuali Medan. Jadi bila sudah ada

bunyi klakson angin dengan nada lagu–lagu daerah dari kejauhan, sudah dapat

dipastikan bahwasanya hari telah menjelang pagi dan bus Sibualbuali sudah akan

sampai ke stasiun di jalan Bintang”.

32

Selain pengakuan narasumber, klakson angin tersebut juga masuk ke dalam

adegan film “Pencopet”. Dalam adegan tersebut, Sophan Sophian selaku pemeran

utama, berperan menjadi Abdul Kadir yang bekerja sebagai supir bus Sibualbuali

pada adegan–adegan terakhir film. Ketika bus Sibualbuali sedang melewati daerah

30

Hasil wawancara dengan bapak Baginda Tambangan, pada 26 Februari 2013.

31

Hasil wawancara dengan bapak Anas Jambak, pada 6 Sepetember 2013.

32

(42)

Parapat dengan latar Danau Toba, para penumpang sedang tertidur lelap. Untuk

membangunkan para penumpang agar melihat Danau Toba, Sophan Sophian atau

Abdul Kadir memainkan klakson angin bus yang dikendarainya.33

Dalam menempuh perjalanan, setiap armada bus Sibualbuali terdiri dua supir,

satu supir utama dan yang satu supir cadangan. Lalu ada dua kenek yang

menaik-turunkan barang maupun menjaga keamanan selama perjalanan, serta seorang Cincu.

Cincu adalah yang mengatur keuangan selama perjalanan armada bus Sibualbuali.

Tugas dari Cincu adalah pengaturan uang operasional untuk pembelian bahan bakar,

maupun penandatanganan surat jalan dari loket awal keberangkatan sebagai catatan

resmi bahwasanya armada bus tersebut melakukan perjalanan.34

Perusahaan bus Sibualbuali memiliki jumlah loket yang banyak tiap kota dan

provinsi dari Kuta Raja di ujung utara Pulau Sumatera sampai dengan pelabuhan

Panjang di Tanjung Karang yang menjadi gerbang menuju Pulau Jawa sebelum

adanya pelabuhan Bakaheuni di ujung selatan Pulau Sumatera sesuai dengan rute-

rute yang dituju oleh tiap armada bus Sibualbuali. Namun terdapat dua loket penting

bagi perusahaan Sibualbuali dibanding loket–loket yang lainnya, yakni loket bus

Sibualbuali di Kota Padang Sidempuan dan loket di Kota Medan. Letak kedua loket

tersebut berada dekat dengan pusat pasar di kedua kota tersebut. Kedua loket tersebut

2.3 LOKET BUS SIBUALBUALI DI KOTA PADANG SIDEMPUAN DAN KOTA MEDAN

33

Film “Pencopet”, 1973, waktu adegan 01:24:00 s/d 01:24:13

34

(43)

memiliki beberapa kekhususan yang tidak dimiliki oleh loket–loket bus Sibualbuali

yang lainnya. Seperti yang dikatakan oleh bapak Anas Jambak, bahwasanya kantor

pusat perusahaan bus Sibualbuali yang menangani rute antar provinsi, terletak di

loket jalan Bintang kota Medan, sedangkan kantor pusat yang menangani rute antar

kota atau kabupaten di loket kota Padang Sidempuan.35

Loket di kota Padang Sidempuan seperti yang diutarakan oleh bapak Baginda

Tambangan, loket tersebut bahwasanya merupakan loket Sentral selain loket yang

berada di kota Medan.

2.3.1 LOKET KOTA PADANG SIDEMPUAN

36

Dalam buku Orang Batak Berpuasa, karya Baharuddin Aritonang, tercantum

bahwasanya loket armada bus Sibualbuali di Kota Padang Sidempuan terletak di

dekat pasar. “Pada masa saya kecil, di Padangsidempuan terdapat pasar yang amat

sederhana. Pasar ini kemudian berkembang menjadi besar, di tengah-tengahnya

terdapat terminal bus atau kendaraan antarkota. Di sekeliling terminal itu berdiri

took-toko untuk memenuhi kebutuhan pengunjung terminal, baik penginapan, rumah

Hal ini dikarenakan kota Padang Sidempuan merupakan kota

transit bila ada orang dari kota Padang menuju kota Medan, maka biasanya singgah

terlebih dahulu di kota Padang Sidempuan dan loket tersebut merupakan kantor pusat

perusahaan bus Sibualbuali yang menangani trayek antar kabupaten di Sumatera

Utara.

35

Hasil wawancara dengan Bapak Anas Jambak, pada 6 September 2013.

36

(44)

makan, atau loket penjualan tiket bus. Bus antarkota didominasi oleh Sibualbuali,

yang diusahakan oleh orang-orang dari Sipirok”.37

Rumah makan atau Buffet yang terdapat di loket bus Sibualbuali di kota

Padang Sidempuan selalu ramai dipadati oleh penumpang yang transit maupun calon

penumpang armada bus Sibualbuali untuk mengisi perut maupun untuk meminum

kopi, di sela–sela waktu menunggu jam keberangkatan bus. Berbagai macam Loket ini pada masa keemasan perusahaan bus Sibualbuali terletak di jalan

Merdeka kota Padang Sidempuan, yang sekarang berganti nama menjadi jalan

Sudirman. Loket tersebut berada tidak jauh dari pasar kota Padang Sidempuan. Loket

bus Sibualbuali di kota Padang Sidempuan lumayan besar, karena dilantai dua loket

tersebut memiliki losmen dan dilantai bawah selain digunakan sebagai loket jual–beli

tiket maupun terima–mengirim barang, juga terdapat buffet atau rumah makan. Selain

itu parkir bus yang luas muat antara sepuluh sampai dengan dua puluh armada bus.

Hal ini dikarenakan jam keberangkatan armada bus Sibualbuali ke setiap kota cukup

padat.

Terdapatnya losmen pada lantai dua loket bus Sibualbuali di kota Padang

Sidempuan disewakan kepada para penumpang maupun para pedagang yang dalam

keadaan perjalanan jauh dan armada bus singgah atau transit di loket kota Padang

Sidempuan, penumpang maupun pedagang tersebut dapat menginap. Tentu saja

apabila menginap di losmen tersebut sudah pasti mengeluarkan uang lebih, karena

sewa losmen tersebut di luar ongkos menumpang armada bus Sibualbuali.

37

(45)

makanan dan minuman dijual di Buffet tersebut yang dibuka dari pagi hingga

menjelang tengah malam.

Selain terdapat losmen maupun Buffet pada loket bus Sibualbuali di kota

Padang Sidempuan, terdapat juga bengkel khusus perbaikan maupun pengecekkan

mesin armada bus Sibualbuali. Namun bengkel tersebut terpisah dari loket tidak

seperti losmen maupun Buffet yang menjadi satu dengan loket. Bengkel ini terletak di

samping kanan Pabrik Es kota Padang Sidempuan. Di bengkel inilah kerusakan

karoseri, mesin, klakson angin, dan kerusakan–kerusakan yang lainnya pada armada

bus Sibualbuali diperbaiki.

2.3.2 LOKET SIBUALBUALI KOTA MEDAN

Loket armada bus Sibualbuali di kota Medan terletak di jalan Bintang atau

jalan Dr. Firman Lumban Tobing di perempatan jalan Bali atau jalan Veteran tepat di

Hook.38

Menurut bapak Wara Sinuhaji, “Bus–bus besar antar kota antar provinsi

selain mengangkut penumpang, di atas (atap bus) mengangkut barang atau barang

dagangan. Semua perdagangan, berpusat di Sentral Pasar. Ini sangat

menguntungkan bagi pedagang. Sebab umumnya, bus–bus ini yang rutin menjadi

Loket atau stasiun bus ini merupakan loket sentral atau kantor pusat dari

Perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali. Jalan Bintang tersebut jaraknya dekat

dengan Sentral Pasar kota Medan. Selain loket bus Sibualbuali, terdapat juga loket–

loket bus–bus angkutan umum antar provinsi dan antar kabupaten yang lain di empat

penjuru mata angin Sentral Pasar kota Medan. Karena basis perdagangan kota Medan

berpusat di Sentral Pasar tersebut.

38

(46)

pelanggan tetapnya adalah para pedagang yang mobilitasnya tinggi melakukan

aktivitas perdagangan. Sehingga semua bus–bus besar pada saat itu (dekade 1970–

an) melokasikan loket–loketnya berada di empat penjuru mata angin Sentral Pasar.

Karena pusat dan aktivitas bisnis, bisa dikatakan di Sumatera Utara yakni, di Sentral

Pasar itu. Bahkan pemilik–pemilik rumah di sekitar Sentral Pasar itu, selain

daripada pemilik juga sebagai simbol-simbol prestise sosial bahwasanya dia orang–

orang yang telah sukses di daerah maka biasanya dia beli rumah di sekitar Sentral

Pasar itu tadi untuk aktivitas bisnis. Begitu juga loket Sibualbuali, itu juga aktivitas

bisnis, makanya berada di Sentral Pasar itu”.39

Selain loket di kota Padang Sidempuan, Loket Sibualbuali ini juga memiliki

losmen maupun Buffet. Dikatakan kembali oleh bapak Wara Sinuhaji, “Stasiun (loket)

tersebut berbentuk ruko, dibawah Buffet di atas hotel, jadi pedagang–pedagang itu

menginap di situ makan di situ, jadi ini tempat menginap para pedagang.

Sampingnya stasiun (loket) bus. Belanjanya dekat ke Sentral (Pasar Sentral). Maka

ramai saja stasiun itu setiap hari. Mungkin puluhan bus yang diberangkatkan dari

situ setiap hari untuk melayani rute–rute yang dilalui bus Sibualbuali. Sekitar

sepuluh sampai dengan lima belas bus yang diberangkatkan setiap hari melayani dan

mengangkut sejumlah penumpang”.40

Bapak Wara Sinuhaji pun memiliki kenangan tersendiri terhadap loket atau

stasiun bus Sibualbuali Kota Medan di jalan Bintang yang menjelaskan suasana loket

pada dekade tahun 1970–an semasa beliau remaja. “Semua salak–salak dari

39

Hasil wawancara dengan bapak Wara Sinuhaji, pada 18 Juli 2013.

40

(47)

Sidempuan banyak diangkut melalui bus ini (Sibualbuali). Biasanya bus yang

membawa salak ini masuk (sampai ke loket) sekitar–sekitar jam dua malam atau jam

dua belas malam, supaya pagi bisa di drop ke Sentral Pasar. Jadi waktu mereka

membongkar muat barang sekitar tengah malam. Jadi, lewat di belakang stasiun

Sibualbuali ini, simpang Jalan Ambon, di situlah rumah Charles Hutagalung

dedengkotnya band The Merscy’s. Orang senior saya, di situlah kami semua. Wah

stasiun itu ramai saja itu gak pernah sepi orang. Ketika itu (dekade tahun 1970–an)

transportasi, komunikasi dan informasi belum secanggih sekarang. Setiap hari ramai

di situ anak–anak gadis. Karena banyak anak–anak perantauan di sini (Kota

Medan). Jadi kadang–kadang orang–orang tua yang dari daerah–daerah tertentu itu

mengirim uang ke anak nya bukan melalui pos, tapi melalui bus Sibualbuali.

Sehingga enak di situ duduk, duduk-duduk di Buffetnya di dekat loket, untuk ya

mejeng-lah sekalian melihat orang–orang yang mengambil kiriman, terutama ya

ketika itu kita remaja, cewek–cewek yang datanglah dan orang–orang luar yang

datang ke situ untuk menyakan kiriman. Maka nya ramai saja di situ, ada orang yang

melihat kiriman dan ada orang yang mengirimkan kiriman. Sehingga mobilitas

manusia, setiap hari di sekitar stasiun bus Sibualbuali itu ramai. Belum lagi orang

yang berpergian mulai dari jam tujuh pagi sampai siang, sampai sore yang

berangkat malam. Belum lagi bus yang masuk (tiba ke loket). Saya tinggal di jalan

Bintang dari tahun tujuh puluhan sampai saya berkeluarga sampai tahun delapan

puluhan”. 41

41

Gambar

Gambar 1 Sutan Pangurabaan Pane
Peta Gambar 2 Longitudinalen Weg (Jalan Lintas Sumatera) Jaringan Utara Pada Masa Kolonial
Gambar 4 Generasi Kedua Armada Bus Sibualbuali (1948 – 1957)
Gambar 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan angkutan umum berfungsi sebagai penyedia jasa angkutan. Jasa angkutan adalah perseorangan atau badan hukum yang menggunakan jasa perusahaan angkutan

Sesuai dengan uraian latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, dimana tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan

Angkutan umum yang dapat digunakan dari Solo ke Semarang antara lain Kereta.. Api, Bus, dan jasa transportasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel tingkat pelayanan ( Level Of Service ) yang mempengaruhi pengguna angkutan umum bus kota di Surakarta dan

pelayanan dan fasilitas yang diberikan perusahaan penyedia jasa angkutan umum. Bus Litha

Dengan adanya latar belakang diatas maka, Bagaimanakah Operasional angkutan Bus tersebut pada awal tahun rencana yaitu dilihat dari, Pembebanan, Frekuensi dan

Tujuan penelitian “Evaluasi Kinerja angkutan Umum Berdasarkan Per- sepsi Penumpang” adalah sebagai berikut : Menganalisis persepsi pengguna angkutan umum bus yang kaitannya dengan

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN BERBASIS BUS RAPID TRANSIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA