Laporan Kerja Praktek
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Dalam menempuh jenjang D3
Program Studi Keuangan dan Perbankan
Oleh :
NAMA
: WIDIASTUTI HIA
NIM
: 21511022
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………...
KATA PENGANTAR ………...
DAFTAR ISI ………... v
DAFTAR TABEL ………... vii
DAFTAR GAMBAR ………... viii
DAFTAR LAMPIRAN ………... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ………..……... 1.2 Tujuan Kerja Praktek ………... 1.3 Kegunaan Kerja Praktek ………….……….…...… 1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek …………...……… BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan………...… 2.2 Struktur Organisasi ………... 11
2.3 Deskripsi Jabatan ………..………... 13
2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ………... 15
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ……...………... 17
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ….………... 22
3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek……...………... 23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan………...…………... 30 4.2 Saran………..………...… 31 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Susanto. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Lingga Jaya. Bandung.
Direktorat Jenderal Pajak. www.pajak.go.id
M. Nafarin. 2008. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi revisi 2011. Andi. Yogyakarta.
Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Lilis Puspita Wati dan Adi Rachmanto. 2008. Modul Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.
berkat pertolongan dan anugerah-Nya yang senantiasa melimpah dalam hidup saya sehingga telah mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan judul “Analisis Pengaplikasian Sistem Administrasi Perpajakan Modern (Electronic Registration yang selanjutnya disebut E-reg)
pada Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
Cibeunying”. Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan
Keuangan dan Perbankan, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun tugas ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki. Maka, penyusunan ini dalam penyajiannya masih jauh dikatakan sempurna, namun terlepas dari keterbatasan dan kekurangan tersebut berkat adanya bantuan, bimbingan, dan petunjuk yang sangat berharga dari berbagai pihak baik moril maupun materil maka hambatan tersebut dapat diatasi.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Yang pertama penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Orang Tua saya yang selalu memberikan doa restu dan dukungan baik secara moril maupun materil. Penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, MSc. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E.,Spec.Lic. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Dr. Raeny Dwi Santy, S.E.,MSi. Selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Isniar Budiarti, S.E.,MSi. Selaku koordinator Kerja Praktek Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Bapak Oman Sukirman, S.E.,MM. Selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.
6. Dosen dan seluruh Staff Program Studi Keuangan dan Perbankan.
7. Ibu Dra. Sri Wilissetyowati, MM. Selaku Pembimbing dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.
8. Pimpinan dan segenap karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
9. Ibunda dan keluargaku tercinta terima kasih atas kasih sayang dan doa yang tulus, semua dukungan baik materil maupun moril, doaku semoga Tuhan memberikan kebahagiaan walau jasamu takkan pernah bisa terbalas.
11.Sahabat-sahabat terdekat, Cie Sri, Cie Eka dan Mba Reny atas doa dan dukungannya.
12.Buat sahabat-sahabat serta teman-teman seperjuangan “KPers-11” terima kasih atas bantuannya selama ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang secara langsung ataupun tidak telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan. Semoga doa, dorongan, perhatian dan semangat yang telah diberikan semua pihak kepada penulis mendapatkan balasan yang tiada akhirnya dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin. Terima kasih.
Bandung, November 2013 Penulis,
Widiastuti Hia
21511022
Widiastuti Hia
21511022
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Perkembangan teknologi saat ini menjadikan semua aspek bidang
kehidupan semakin mudah, praktis, efektif dan efisien. Bidang perekonomian
misalnya, mempermudah dalam melakukan berbagai kerjasama antar negara.
Baru-baru ini ASEAN menyelenggarakan pertemuan antar negara-negara ASEAN
yang disebut ASEAN Economic Community Council (AECC) ke-9 di Brunei
Darussalam. Pertemuan AECC dihadiri oleh 10 perwakilan kementerian negara
se-ASEAN. Pertemuan itu digelar untuk membahas persiapan negara-negara
ASEAN dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) di 2015 dan
persiapan KTT ASEAN ke-22 yang akan dilaksanakan pada 24-25 April 2013.
ASEAN Economic Community 2015 akan membawa arus besar globalisasi di
segala bidang. Hukum yang berlaku secara global tidak hanya free flow of
services, tetapi juga free flow of people.
ASEAN Community sendiri berisi komitmen pengintegrasian tiga sektor
utama, antara lain ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Economic
Community (AEC), dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). Sejatinya,
banyak kalangan sangsi bahwa Indonesia akan mampu menghadapi rencana
pengintegrasian kawasan ASEAN menjadi satu komunitas tunggal (Asean
Community). Masih terbengkalainya penyediaan sarana infrastruktur, lemahnya
2
daya saing, serta ketergantungan terhadap barang impor menjadi beberapa alasan
utama. Tentunya dalam menghadapi keadaan seperti ini, Indonesia perlu berbenah
dalam membangun dan mengokohkan tiang-tiang perekonomiannya yang
idealnya ditopang oleh kemampuan para pengusaha UMKM.
Tak bisa dipungkiri, pajak sebagai mesin penghasil uang negara telah
menjadi primadona penerimaan negara, selain penerimaan Produk Domestik
Bruto (PDB). Menurut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumber
pendapatan terbanyak didapat dari sektor perpajakan, yang tentunya memberikan
kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Kontribusi penerimaan pajak
terhadap penerimaan negara diharapkan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Namun demikian, jumlah Wajib Pajak (WP) terdaftar yang tercermin
dalam jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang masih belum memenuhi
target dan tax ratio pajak yang optimal, dengan tax ratio Indonesia 12,87% (Fuad
Rahmany, Direktur Jenderal Pajak, KemenKeu, mengatakan tax ratio Indonesia
berdasarkan perhitungan internasional yang digunakan Organisasi Kerja Sama
Pengembangan Ekonomi – OECD) masih sangat kecil bila dibandingkan dengan
negara-negara tetangga. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dilaksanakan) dengan tidak mendapat
jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH)
Awal 2007, Direktorat Jenderal Pajak gencar memperluas basis pajak
melalui program ekstensifikasi. Tujuannya, memperbanyak jumlah pembayar
jumlah warga negara yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Direktorat
Jenderal Pajak melakukan dua program ekstensifikasi secara bersamaan, yakni
memodernisasi Kantor Pelayanan Pajak dan memperkenalkan e-Registration
melalui internet.
Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara Online (e-Registration) adalah
sistem aplikasi sebagai bagian dari sistem informasi perpajakan di lingkungan
kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan berbasis perangkat keras dan perangkat
lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk
mengelola proses pendaftaran Wajib Pajak. Sistem ini terbagi dua bagian yaitu
sistem yang dipergunakan oleh Wajib Pajak yang berfungsi sebagai sarana
pendaftaran Wajib Pajak secara online dan sistem yang dipergunakan oleh Petugas
Pajak yang berfungsi untuk memproses pendaftaran Wajib Pajak.
e-Registration merupakan salah satu layanan yang memberikan kemudahan
terhadap Wajib Pajak guna mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP). Pendaftaran NPWP secara online, Wajib Pajak tidak perlu
lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak, cukup dilakukan melalui komputer yang
mempunyai jaringan internet dimanapun, kemudian mengirimkan
softcopy dokumen pendukung yang dibutuhkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
setempat dan hanya perlu menunggu kartu NPWP disampaikan ke alamat Calon
Wajib Pajak.
Situs resmi DJP, www.pajak.go.id telah hadir sejak tahun 1999 dan sudah
dikembangkan hingga saat ini dari segi tampilan, layanan informasi yang
4
dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan kebutuhan
informasi Wajib Pajak. Penyempurnaan terus dilakukan guna memudahkan
masyarakat, khususnya Wajib Pajak untuk mengakses informasi perpajakan yang
terbaru. Pengembangan dilakukan secara kontinyu baik layout maupun konten
situs yang mampu menarik minat masyarakat. Terbukti dengan meningkatnya
jumlah pengunjung situs tersebut dari waktu ke waktu. Bahkan pada saat
pelaporan SPT di bulan Maret 2013 jumlah pengunjung mencapai lebih dari
seratus ribu per hari.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying merupakan salah
satu unit instansi vertikal Departemen Keuangan yang bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I.
Salah satu seksi yang terdapat pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
Cibeunying yaitu Seksi Pelayanan yang mempunyai tugas melakukan penetapan
dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan
berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan serta
penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib
pajak serta melakukan kerja sama perpajakan. Berdasarkan uraian di atas dan hasil
peninjauan langsung pada KPP Pratama Bandung Cibeunying, maka penulis
menyusun laporan kerja praktek ini dengan judul “Analisis Pengaplikasian
Sistem Administrasi Perpajakan Modern (Electronic Registration yang
selanjutnya disebut E-reg) Pada Seksi Pelayanan Di Kantor Pelayanan Pajak
1.2 Tujuan Kerja Peraktek
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut :
• Untuk mengetahui penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
• Untuk mengetahui peranan kualitas sistem administrasi perpajakan modern yang sedang berjalan pada Seksi Pelayananan di KPP Pratama
Bandung Cibeunying
• Untuk mengetahui dokumen apa saja yang digunakan dalam sistem administrasi perpajakan modern pada Seksi Pelayananan di KPP Pratama
Bandung Cibeunying
1.3 Kegunaan Kerja Peraktek
Kerja Praktek ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan
bagi berbagai pihak yang terkait. Adapun kegunaan dari Kerja Praktek ini adalah:
1. Bagi Penulis
a. Menambah atau memperkaya wawasan pengetahuan baik teori maupun
praktek
b. Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh
dari hasil pendidikan di bangku kuliah.
c. Mendapat pengalaman baru di dunia kerja terutama di bidang Sistem
6
2. Bagi Perusahaan
a. Sebagai sarana untuk mempromosikan citra KPP Pratama Bandung
Cibeunying
b. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
c. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam
pengaplikasian sisem administrasi perpajakan modern
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai sumber informasi yang bermanfaat dalam rangka mengetahui
bagaimana prosedur yang harus ditempuh untuk mendapatkan NPWP
secara online
1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Peraktek
Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Bandung Cibeunying di Jl. Purnawarman No. 21 Kotak Pos 112. Adapun
jadwal atau jam dilakukannya Kerja praktek yaitu pada tanggal 22 Agustus 2013
s.d 23 September 2013. Hari dilaksanakannya Kerja praktek dari hari Senin s.d
Tabel 1.1
Waktu dan Penulisan Kerja Praktek
NO Kegiatan Waktu
Juli Agustus September Oktober
1 Pengajuan Kerja Praktek
2 Pelaksanaan Kerja Praktek
3 Pengambilan Data
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah pajak semula berasal dari Negara Perancis pada jaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada jamannya beliau terkenal dengan
nama “Cope Napoleon”. Pada masa itu Negara belanda dijajah oleh Negara
Perancis. Sistem pajak yang diterapkan Perancis kepada Belanda diterapkan pula
oleh Belanda kepada Indonesia pada saat Belanda menjajah Indonesia, yang pada
saat itu dikenal dengan “Oor Logs-Overgangs Blasting”(Pajak Penghasilan). Pada
mulanya pemungutan pajak dilaksanakan oleh suatu badan yang bernama De
Inspektie Van Vinancien yang bertugas mengatasi masalah pemungutan pajak yang
dilaksanakan secara paksa kepada semua rakyat. Hal itulah yang dilakukan
berdasarkan Undang-Undang yang berlaku pada masa itu. Konsep pajak itu
kemudian dibuat pada tahun 1942 di Australia di saat Indonesia masih diduduki
tentara Jepang. Pada masa pemerintahan Jepang yaitu tanggal 9 Maret 1942, De
Inspektie Van Vinancien diganti oleh suatu badan yang bernama Zeinbu. Setelah
Indonesia memproklamasikan kemerdekannya pada tanggal 17 Agustus 1945,
maka Zeinbu diganti menjadi Inspeksi Keuangan.
Dengan perkembangan jaman dan bertambahnya penduduk serta
berkembangnya tingkat ekonomi masyarakat, Inspeksi Keuangan Bandung
berubah namanya menjadi Inspeksi Pajak Bandung dengan daerah wewenangnya
meliputi Daerah Swatantra Tingkat II Kota Praja Bandung, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten
Ciamis yang berkedudukan di Jalan Asia Afrika No. 114 Bandung. Sementara
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang yang berkedudukan di Karawang.
Sejak berlakunya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor Kep-48/KMK.01/1988 tanggal 19 Januari 1988, maka di Bandung dibagi
atas tiga Kantor Inspeksi Pajak, yakni :
• Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur
• Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees,
• Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegallega,
• Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying,
3
Dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
443/KMK.01/2001. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying dipecah
menjadi dua kantor pelayanan pajak yaitu Kantor Pelayanan Pajak Bandung
Cibeunying dan Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas.
Sejak bulan Agustus 2007, KPP Bandung Cibeunying dimodernisasi dan
namanya berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung
Cibeunying. KPP Pratama Bandung Cibeunying terletak di Jalan Purnawarman
No. 21 Bandung. Adapun wilayah kerja KPP Pratama Bandung Cibeunying
terdiri dari 6 kecamatan dan 26 Kelurahan yang berada dalam pengawasan 4 Seksi
Pengawasan dan Konsultasi (Waskon), yaitu meliputi :
• Kecamatan Cidadap • Kecamatan Coblong
• Kecamatan Bandung Wetan • Kecamatan Sumur Bandung • Kecamatan Cibeunying Kaler • Kecamatan Cibeunying Kidul
2.1.1 Visi & Misi KPP Pratama Bandung Cibeunying sesuai dengan DJP
Visi
“Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di
wilayah Asia Tenggara”
“Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan
Undang-Undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai
penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat”
• Fiskal
Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu
menunjang kemandirian pembiayaan pemerintahan berdasarkan UU
perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efesiensi yang tinggi
• Ekonomi
Mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan
perekonomian bangsa dengan kebijaksanaan yang minimizing distortion.
• Politik
Mendukung proses demokratisasi bangsa.
• Kelembagaan
Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan
teknorasi perpajakan serta administrasi mutakhir.
2.2 Struktur Organisasi
KPP Pratama Bandung Cibeunying adalah unsur pelaksanaan Direktorat
Jenderal Pajak yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I. KPP Pratama Bandung Cibeunying
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di
bidang Administrasi Perpajakan, Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan
5
teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Dalam menyelenggarakan
tugasnya, KPP Pratama Bandung Cibeunying mempunyai fungsi :
• Melakukan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi perpajakan.
• Melakukan urusan tata usaha Wajib Pajak.
• Melakukan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa serta memantau dan menyusun Laporan Pembayaran Masa PPh, PPN, dan
Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL).
• Melakukan urusan tata usaha penerimaan, penagihan, penyelesaian, keberatan dan restitusi PPh, PPN, dan PTLL.
• Melakukan urusan pemeriksaan pajak dan penerapan sanksi perpajakan. • Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga KPP.
Struktur KPP Pratama Bandung Cibeunying secara umum dapat
digambarkan pada gambar 2.2 sebagai berikut:
2.3 Deskripsi Jabatan
2.3.1 Kepala KPP Pratama
Orang yang mengepalai KPP Pratama dan bertanggungjawab atas kegiatan
KPP Pratama. Kepala kantor memiliki tugas mengkoordinasikan pelaksanaan
penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan,
Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang mewah, dan Pajak Tidak
Langsung Lainnya.
2.3.2 Sub Bagian Umum
Membantu dan menunjang kelancaran tugas Kepala KPP Pratama dalam
mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam
hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga
serta perlengkapan.
1) Seksi Pelayanan
• Menetapkan dan menerbitkan produk hukum perpajakan • Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan • Penyuluhan perpajakan
• Penerimaan dan pengolahan SPT dan surat lainnya • Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak
2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi
• Pengumpulan dan pengolah data • Penyajian informasi perpajakan
7
• Pengalokasian & penatausahaan bagi hasil PBB & BPHTB • Pelayanan dukungan teknis komputer
• Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi • Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku
4) Seksi Ekstensifikasi
• Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya
6) Seksi Penagihan
Bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif,
piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan
penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
2.3.3 Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat
Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP
Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pajabat Fungsional Pemeriksa
berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai
berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.
2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan
KPP Pratama Bandung Cibeunying mempunyai wilayah kerja seluas 30
km² yang sangat strategis dan potensial, terdiri dari 6 (enam) Kecamatan yaitu
Kecamatan Sumur Bandung (3,40 km²), Kecamatan Bandung Wetan (3,39 km²),
Kecamatan Cibeunying Kidul (5,25 km²), Kecamatan Cibeunying Kaler (4,50
km²), Kecamatan Cidadap (6,11 km²) dan Kecamatan Coblong (7,35 km²) yang
secara keseluruhan di dalamnya meliputi 26 (dua puluh enam) Kelurahan. Lingkar
luar wilayah KPP Pratama Bandung Cibeunying langsung berbatasan dengan
wilayah lain diantaranya bagian utara berbatasan dengan wilayah Kota Cimahi,
9
Wilayah Bojonagara dan bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung.
Wilayah KPP Pratama Bandung Cibeunying dilingkari oleh jalan-jalan protokol
Kota Bandung yang merupakan pusat perbelanjaan, wisata kuliner, wisata kota,
perkantoran, perdagangan dan pemerintahan, diantaranya :
• Jalan Ir. H. Juanda (Dago)
• Jalan RE Martadinata (Riau)
• Jalan Asia Afrika (1 sisi, 1/2 bagian)
• Jalan Braga
• Jalan Diponegoro (Gedung Sate)
• Jalan Merdeka
• Jalan Jenderal Ahmad Yani (1 sisi, 1/2 bagian)
• dsb
Sesuai dengan karakteristik jalan protokol Kota Bandung di sepanjang
jalan tersebut berdiri gedung-gedung tinggi dan megah yang peruntukannya
adalah sebagai kegiatan bisnis modern dan tradisional, yaitu: perkantoran (office
tower), hotel, mall, trade centre, hyper market, apartemen, retail area, factory
outlet, caffe, restoran, maupun mix used building yang meliputi seluruh
peruntukan tersebut. Selain itu juga jalan-jalan protokol ini terdapat beberapa
universitas baik negeri ataupun swasta, Kantor Pusat Kementerian, Kantor Pusat
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan di Bagian Pelayanan
KPP Pratama Bandung Cibeunying. Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis
melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan seksi pelayanan, terutama
tentang e-registration dan sesuai dengan pengarahan dan bimbingan yang telah
diberikan oleh pihak yang bersangkutan.
3.1.1 Pengertian Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian langkah-langkah yang dilaksanakan untuk
menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang
diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat memudahkan
pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara terperinci sesuai dengan
jangka waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Ada berbagai pendapat telah
dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian prosedur. Setiap ahli memberikan
pengertian yang beragam berdasarkan ilmu yang mereka pelajari disertai dengan
asumsi dan persepsi yang digambarkan dalam pendapatnya masing-masing.
Seperti pengertian prosedur yang dikemukakan oleh Azhar Susanto
(2007:264) menyatakan bahwa: “Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama”
2
Menurut M. Narafin (2004:84) menyatakan bahwa : “Prosedur adalah suatu
urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin
pelaksanaan kerjanya seragam”. Sedangkan menurut Richard F. Neuschel yang
dikutip oleh Lilis Puspita Wati dan Adi Rachmanto (2008:6) menyatakan bahwa :
“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klireka, biasanya melibatkan beberapa
orang di dalam satu atau lebih departeman, yang diterapkan untuk menjamin
penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi”.
Dari pengertian prosedur di atas maka dapat disimpulkan prosedur adalah
suatu rangkaian aktivitas dalam suatu lembaga atau lebih agar terjadi suatu
penanganan yang seragam atas segala kegiatan yang berlangsung secara
berulang-ulang dalam lembaga itu sendiri.
3.1.2 Karakteristik Prosedur
Dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan teratur
secara berulang-ulang, haruslah dilaksanakan dengan karakteristik yang mampu
menjelaskan dan mempermudah pengaplikasiannya. Apabila suatu rangkaian
kegiatan atau prosedur tidak mempunyai karakteristik maka akan mendapatkan
kesulitan untuk menjalankan prosedur tersebut. Berikut ini beberapa karakteristik
prosedur yaitu:
• Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
• Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan. • Prosedur menunjukkan urutan yang logis dan sederhana.
• Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.
3.1.3 Manfaat Prosedur
Ada beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan
memakai prosedur kerja yaitu:
• Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan untuk masa yang akan datang.
• Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas agar pekerjaan tidak dilaksanakan secara berulang-ulang.
• Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan pengawasan.
• Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.
3.1.4 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak sebenarnya sudah dikenal sebelum adanya
reformasi perpajakan (tax reform). Dahulu nomor pokok tersebut hanya diberikan
kepada orang yang dikenakan pajak dan orang yang menerima SKP saja. Tetapi
sekarang, berdasarkan Pasal 2 Undang-undang No.16 Tahun 2000 tentang
Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan disebutkan bahwa : “Setiap Wajib
Pajak mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
4
Dari kutipan tersebut, jelas bahwa setiap Wajib Pajak diwajibkan
mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak walaupun di lain pihak terdapat
pengecualiannya yaitu bagi seseorang yang memperoleh penghasilan netto tidak
melebihi penghasilan tidak kena pajak begitu pula dengan wanita kawin dengan
tidak pisah harta tidak diwajibkan mempunyai NPWP. Nomor Pokok Wajib Pajak
adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Oleh karena itu, setiap Wajib Pajak
dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan diharuskan mencantumkan
NPWP. Nomor Pokok Wajib Pajak berfungsi untuk menjaga ketertiban dalam
administrasi perpajakan antara lain dalam pemenuhan kewajiban perpajakan serta
untuk pengawasan administrasi perpajakan. Terhadap Wajib Pajak yang tidak
mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi pidana
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 39 Undang-undang No.16 Tahun 2000, yaitu
:
“Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak sehingga menimbulkan
kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar”.
3.1.5 Syarat-Syarat Memperoleh NPWP
1). Wajib Pajak OP yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas:
• Surat Keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang.
2). Wajib Pajak OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas:
• Fotokopy KTP atau Identitas Lainnya
• Surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang
• Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang
3). Untuk Wajib Pajak Badan:
• Fotokopy KTP atau Identitas Lainnya ditambah surat keterangan tempat tinggal dari salah seorang pengurus
• Fotokopi Akte Pendirian
• Surat keterangan tempat kegiatan usaha
4). Untuk Wajib Pajak Bendaharawan:
• Fotocopy KTP atau Identitas Lainnya
• Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan
3.1.6 Pengertian Electronic Registration (e-Reg)
e-Registration merupakan salah satu layanan yang memberikan kemudahan
terhadap Wajib Pajak guna mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP). Melalui pendaftaran NPWP secara online ini, Wajib pajak
tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak, cukup dilakukan melalui
komputer yang mempunyai jaringan internet dimanapun, kemudian mengirimkan
6
setempat dan calon Wajib Pajak hanya perlu menunggu kartu NPWP disampaikan
ke alamat sesuai dengan alamat KTP melalui Pos Indonesia.
Menurut Liberti Pandiangan (2007:34) pengertian e-registration adalah
sebagai berikut: “e-Registration adalah sistem pendaftaran, perubahan data Wajib
Pajak dan atau pengukuhan maupun pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak melalui sistem yang terhubung langsung secara online dengan Direktorat
Jenderal Pajak.
Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara online (e-Registration) adalah
sistem aplikasi sebagai bagian dari sistem informasi perpajakan di lingkungan
kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan berbasis perangkat keras dan perangkat
lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk
mengelola proses pendaftaran Wajib Pajak. Sistem ini terbagi dua bagian yaitu
sistem yang dipergunakan oleh Wajib Pajak yang berfungsi sebagai sarana
pendaftaran Wajib Pajak secara online dan sistem yang dipergunakan oleh Petugas
Pajak yang berfungsi untuk memproses pendaftaran Wajib Pajak.
3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek
Selama penulis melaksanakan kerja praktek pada KPP Pratama Bandung
Cibeunying, penulis membantu mengerjakan berbagai kegiatan operasional para
petugas Seksi Pelayanan.
Adapun secara teknis penulis ditugaskan melaksanakan kegiatan yang diantaranya
• Mensortir SPT PPh Pasal 21, 22, 23, 25, 4 (2), pendataan menurut tanggal dan kemudian dilakukan cek register secara manual.
• Mensortir SPT Masa PPn dan PPnBM per tanggal untuk kemudian dilakukan cek register secara manual.
• Mensortir SPT Tahunan PPh Badan per tanggal untuk kemudian dilakukan cek register secara manual.
• Mensortir SPT Tahunan Orang Pribadi S dan SS per tanggal untuk kemudian dilakukan penempelan barcode.
• Merekam data SPT PPn dan PPnBM.
• Membuat laporan agenda surat pengantar, daftar nominatif SPT Badan yang tidak dapat direkam.
• Menginput data Calon Wajib Pajak melalui fasilitas e-Reg
• Mengecek NPWP melalui fasilitas Dropbox
• Mencetak kartu NPWP
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
3.3.1 Penerapan Electronic Registration (e-Reg)
Electronic registration (e-Reg) mulai diterapkan pada 10 Oktober 2005.
Akan tetapi untuk waktu yang beberapa lama sistem e-Reg tersebut belum
diterapkan secara penuh, dimana sistem tersebut sedianya akan menggantikan
8
Calon Wajib Pajak harus datang sendiri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi
tempat kedudukan Wajib Pajak untuk dapat dikukuhkan sebagai Wajib Pajak
(Orang Pribadi/Badan). Maka dari itu dimulailah periode transisi dimana sistem
pendaftaran manual berjalan bersama-sama dengan sistem e-Reg. Periode transisi
tersebut berlangsung sejak tanggal 10 Oktober 2005 – 13 November 2006.
Kemudian dimulai tanggal 14 November 2006 hingga saat ini sistem e-Reg
diterapkan secara penuh di KPP Pratama Bandung Cibeunying. Penerapannya
sendiri hingga saat ini didapati beberapa kelebihan dan kekurangan dalam sistem
e-Reg itu sendiri, yaitu:
1) Kelebihan e-Reg
• Calon Wajib Pajak mendapatkan kemudahan untuk memperoleh NPWP,
karena dengan adanya sistem e-Reg seorang Wajib Pajak dapat
mendaftarkan dirinya untuk dikukuhkan sebagai Wajib Pajak secara online
atau lewat internet, sehingga seseorang calon Wajib Pajak tidak harus
datang sendiri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan
Wajib Pajak.
• Bagi KPP Pratama Bandung Cibeunying sendiri akan mengurangi data
eror dalam NPWP, karena pengisian formulir NPWP dilakukan sendiri
oleh Calon Wajib Pajak.
• Dengan adanya e-Reg, data yang diinput oleh Calon Wajib Pajak sudah
langsung online ke Bank, sehingga dapat mengefisienkan waktu
itu pula seorang Wajib Pajak dapat dengan segera memenuhi
kewajibannya untuk membayar pajak kepada pemerintah melalui
tempat-tempat pembayaran pajak yang telah ditunjuk secara sah oleh
pemerintah.
2). Kekurangan e-Reg
• Pencetakan NPWP harus menunggu selama ½ hari, dikarenakan adanya waktu tunggu yang terjadi dalam proses pemasukan data dari KPP
Pratama Bandung Cibeunying ke server pusat Direktorat Jenderal Pajak
yang berkedudukan di Jakarta, yang jika akan diperbandingkan dengan
sistem pendaftaran secara manual yang sebelumnya diterapkan, dimana
pencetakan NPWP dapat ditunggu dan langsung jadi NPWP tetap, karena
pemasukan data Calon Wajib Pajak hanya pada sever local (Internal KPP
setempat).
• Berdasarkan pengalaman di KPP Pratama Bandung Cibeunying, ternyata banyak Wajib Pajak yang hanya mendaftarkan diri melalui e-Reg, yang
kemudian tidak diikuti dengan penyetoran berkas-berkas ke KPP Pratama
Bandung Cibeunying yang menjadi syarat dalam pembuatan NPWP.
3.3.1.1 Tata Cara Pendaftaran NPWP Dengan Sistem e-Registration
• Membuka situs DJP dengan alamat http://www.pajak.go.id
10
• Membuat account baru pada sistem e-Registration
• Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat
• Memilih jenis Wajib Pajak yang sesuai (Orang Pribadi, Badan atau Bendaharawan)
• Mengisi formulir permohonan dengan lengkap dan benar dan kemudian klik tombol “DAFTAR” jika telah selesai diisi dengan benar dan lengkap
• Mencetak Formulir dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS)
• Wajib Pajak dapat mengirim Formulir dan SKTS serta dokumen persyaratan baik secara langsung maupun melalui Pos/Jasa Pengiriman.
• Menerima SKT, NPWP dari KPP dimana Wajib Pajak terdaftar setelah dilakukan validasi.
3.3.2 Dokumen yang digunakan dalam Electronic Registration (E-Reg)
• Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak secara elektronis adalah formulir yang berisi data Wajib Pajak yang terdiri dari nama lengkap
Wajib Pajak, nama Wajib Pajak sesuai KTP, tempat tanggal lahir, alamat,
korepondensi, jenis usaha, kebangsaan dan merek dagang usaha. Formulir
pendaftaran dilengkapi dengan dokumen lainnya seperti fotokopi surat
keterangan domisili dari pejabat pemerintah setempat dan fotokopi KTP
• Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS) adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang berisi tentang
keterangan bahwa Wajib Pajak telah terdaftar pada Kantor Pelayanan
Pajak tertentu yang berisikan Nomor Pokok Wajib Pajak dan identitas
lainnya serta kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
• Surat Keterangan Terdaftar adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang menyatakan bahwa Wajib Pajak telah
benar-benar terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak tertentu yang berisikan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan identitas lainnya serta kewajiban
perpajakan Wajib Pajak.
• Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah kartu yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang berisikan Nomor Pokok Wajib Pajak
dan identitas lainnya.
DOKUMEN YANG PERLU DISIAPKAN OLEH WAJIB PAJAK UNTUK
MENGISI FORMULIR PERMOHONAN Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor: PER- 44 /PJ/2008 Tanggal : 20 Oktober 2008
• Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan/tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: - Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk
Indonesia, atau paspor bagi orang asing
• Untuk Wajib Pajak Badan: - Akte pendirian dan perubahan atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap; - NPWP
12
penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing sebagai penanggung
jawab
• Untuk Bendahara sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong: - Surat penunjukan sebagai Bendahara; - Kartu Tanda Penduduk Bendahara.
• Untuk Joint Operation (JO) sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong: -Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai Joint Operation ; - Kartu
Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing
sebagai penanggung jawab; - NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab JO.
3.3.3 Analisis Penerapan Electronic Registration (e-Reg)
Perkembangan teknologi informasi dan dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada Wajib Pajak yang memungkinkan Wajib Pajak untuk
mendaftarkan diri dan melaporkan kegiatan usahanya melalui jaringan sistem
informasi yang terhubung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak
merupakan salah satu alasan utama munculnya sistem pendaftaran Wajib Pajak
secara online yang bernama Electronic Registration atau yang biasa disebut
dengan sistem e-Reg. Sistem e-Reg ini menggantikan sistem pendaftaran Wajib
Pajak yang tadinya berupa sistem manual dimana Wajib Pajak harus datang
langsung ke KPP terdaftar untuk dapat dikukuhkan sebagai Wajib Pajak Orang
Pribadi/Badan.
Penerapan e-Reg di KPP Pratama Bandung Cibeunying itu sendiri sejauh ini
tidak mengalami kendala yang berarti. Dari data yang didapat, penerapan e-Reg di
dan kekurangan dalam sistem e-Reg itu sendiri, yaitu: Dengan e-Reg Calon Wajib
Pajak mendapatkan kemudahan untuk memperoleh NPWP, mengurangi data eror
dalam NPWP, data yang diinput oleh calon Wajib Pajak sudah langsung online ke
Bank. Sedangkan Pencetakan NPWP harus menunggu selama ½ hari, dikarenakan
adanya waktu tunggu yang terjadi dalam proses pemasukan data dan Wajib Pajak
yang hanya mendaftarkan diri melalui e-Reg, yang kemudian tidak diikuti dengan
penyetoran berkas-berkas yang menjadi syarat dalam pembuatan NPWP.
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan pada hasil Kerja Praktek ini
meliputi prosedur self assessment system dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan
untuk menghitung, membayar/menyetor, melapor, dan memperhitungkan sendiri
pajaknya melalui jaringan sistem informasi yang terhubung secara online dengan
Direktorat Jenderal Pajak. Sistem pendaftaran Wajib Pajak secara online yang
bernama Electronic Registration atau yang biasa disebut dengan sistem e-Reg
menggantikan sistem pendaftaran Wajib Pajak yang tadinya berupa sistem manual
dimana Wajib Pajak harus datang langsung ke KPP terdaftar untuk dapat
dikukuhkan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi/Badan.
Tata Cara Pendaftaran NPWP dengan Sistem E-Registration
a. Membuka situs DJP dengan alamat http://www.pajak.go.id
b. Memilih menu sistem e-Registration
c. Membuat account baru pada sistem e-Registration
d. Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password
yang telah dibuat
e. Memilih jenis Wajib Pajak yang sesuai (Orang Pribadi, Badan atau
Bendaharawan)
2
f. Mengisi formulir permohonan dengan lengkap dan benar dan kemudian
klik tombol “DAFTAR” jika telah selesai diisi dengan benar dan lengkap
g. Mencetak Formulir dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS)
h. Wajib Pajak dapat mengirim Formulir dan SKTS serta dokumen
persyaratan baik secara langsung maupun melalui Pos/Jasa Pengiriman.
i. Menerima SKT, NPWP dari KPP dimana Wajib Pajak terdaftar setelah
dilakukan validasi.
4.2 Saran
Peran pajak bagi Negara Indonesia berfungsi sebagai alat penerimaan
negara (budgeter) dan berfungsi sebagai pengatur (regulatory) atau sebagai
penyelaras kegiatan ekonomi pada masa yang akan datang. Fungsi pajak yang
pertama inilah yang akhirnya menempatkan pajak sebagai andalan pemerintah
untuk menghasilkan penerimaan yang setinggi-tingginya dari sektor pajak.
Maka dari itu, penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan
bahan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
khususnya Seksi Pelayanan, diantaranya adalah :
• Sebaiknya KPP Pratama Bandung Cibeunying tetap berkomitmen dalam memberikan pelayanan prima kepada para Wajib Pajak agar Wajib Pajak dapat
melaporkan pajaknya tepat waktu untuk membiayai pembangunan negeri
• Proses validasi sistem pendaftaran Wajib Pajak secara online atau e-Reg pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying sudah baik, akan tetapi
lebih baik lagi apabila ketanggapan dalam menangani Calon Wajib Pajak
semakin ditingkatkan lagi.
• Bagi seluruh pegawai khususnya pada Seksi Pelayanan supaya memiliki kesigapan dan semangat dalam memberikan pelayanan baik kepada Calon
Wajib Pajak atau Wajib Pajak (Orang Pribadi/Badan).
• Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih atas bimbingan serta kerjasamanya dan penulis juga meminta maaf sebesar–besarnya apabila ada
kesalahan dalam memberikan saran dan kritik maupun dalam penyusunan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Widiastuti Hia
Alamat : Jl. Bukit Sari No. 5 – Ciumbuleuit, Bandung
E-mail : widiatmedia@gmail.com
Tempat/ Tanggal Lahir : Bawozamaiwo, 5 November 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Tinggi / Berat Badan : 157/ 50
Status : Belum Menikah
Pendidikan Formal
SDN Bawozamaiwo : 1999-2005
SMPN 2 Sirombu : 2005-2008
SMKS Kris. BNKP Gusit : 2008-2011
2011 – Sekarang : UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA