• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

KEMANDIRIAN BELAJAR

PEMECAHAN MASALAH

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan(M.Pd)

ada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

TIONAR MELISSA MALAU

NIM. 8146175036

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN

TERHADAP KEMAMPUAN

SISWA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

TIONAR MELISSA MALAU (NIM: 8146175036). Efek Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran konvensional, kemampuan pemecahan masalah siswa yang kemandirian belajarnya di atas rata-rata lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah kelompok siswa yang kemandirian belajarnya dibawah rata-rata, dan ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan kemandirian belajar dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain two group pretest posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 13 Medan tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan sampel diambil secara cluster random sampling. Sampel dibagi dalam dua kelas, kelas eksperimen diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes kemampuan pemecahan masalah dan angket kemandirian belajar. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajardi atas rata-rata lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemandirian belajar di bawah rata-rata, serta terdapat interaksi antara model pembelajaran pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional dengan kemandirian belajar dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa.

(6)

iii ABSTRACT

TIONAR MELISSA MALAU (NIM: 8146175036). The Effect of Problem Based Learning Model and Self Regulated Learning toward Student’s Physics Problem Solving Skill. Thesis. Medan : Postgraduate Program State University of Medan, 2016.

The aim of this study was to determine : student’s problem solving skill using problem based learning model is better than student’s problem solving skill with conventional learning, student’s problem solving skill with above average self regulated learning better than student’s problem solving skill with below average self regulated learning, and the interaction between the problem based learning and self regulated learning to improved students' problem-solving skill. This research is a quasi-experimental design with two group pretest posttest design. The population was all students of XI grade SMAN 13 Medan academic year 2015/2016. Selection of samples taken by cluster random sampling. The sample was divided into two classes, the experimental class taught by problem based learning model and the control class was taught by conventional learning. The instrument used consisted of tests problem solving skill and self regulated learning questionnaire. The data were analyzed by two ways anova. The results showed that problem-based learning model is better than the conventional learning in enhancing students' problem-solving skill, student’s problem solving skill in the group of students who have above average self regulated learning better than the students who have below average self regulated learning , and there was interaction between problem-based learning model and conventional learning with self regulated learning in influencing students' problem-solving skill.

(7)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaanNya sehingga penulisan tesis yang berjudul Efek Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa” dapat diselesaikan dengan baik.

Sudah barang tentu, penulisan tesis ini tidak akan terwujud disebabkan berbagai kelemahan yang penulis miliki. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, terutama kepada :

1. Dr. Rahmatsyah, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

2. Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M, sebagai Pembimbing I

3. Dr. Derlina, M.Si, sebagai Pembimbing II dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

4. Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, sebagai narasumber dan Penguji I 5. Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Si, sebagai narasumber dan penguji II 6. Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, sebagai narasumber dan penguji III 7. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, sebagai Direktur Pascasarjana Unimed 8. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Si, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan 9. Ibu Kepala SMA N 13 Medan Ibu Nurhalimah Purba, S.Ag, Wakil Bidang

Kurikulum Bapak Adi Sumarno S.Pd, dan Guru Bidang Studi fisika Ibu Maria Magdalena, S.Pd yang telah mengizinkan dan membantu penulis melakukan penelitian di SMA N 13 Medan.

(8)

v

atas dukungan dan doanya selama ini, adik sepupuku Pirma Pandiova Sirait serta seluruh keluarga yang telah mengiringi langkah penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kekasihku tercinta Sony Thomas Saragih, M.Pd yang telah banyak memberikan bantuan, doa, semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya terimakasih saya ucapkan kepada seluruh teman teman di kelas Pendidikan Fisika Dik A-2 2014 calon magister dan yang sudah magister Kak Naomi Pohan, Kak Pesta Carolina Panggabean, Kak Putri Zuhra, Kak Fadillah, Kak Irdes Hidayana Siregar, Fine Eirene Siahaan, Bima Anggraini, Saanatun, Nurul A.K.Cibro, Siska Watyna Br.Sembiring, Kak Arini Hidayani, Haflah Nasution, Envil B Harefa, Ismadi Sihombing, dan Johan Calvin Ndruru. Terima kasih juga buat teman dari S1sampai S2 Mas Andri Marbun, juga teman Pendidikan Fisika Dik B 2014 Tetty Ompusunggu, Sartika Sari Rambe, Rizki Noveri Pandiangan, yang telah banyak membantu dalam pengerjaan tesis ini.

Yang selalu pantas diingat teman-teman Paduan Suara Kantate NHKBP Delitua, Bou Aan, Kak Eva, Novita Sari, Kak Sondang, Aprina Sirait, Bintang Situmorang, Crisvianov Joshua, Cristy Rambe, Irawati Sihombing, dll. Tak terlupakan sahabatku tercinta Carolina Nainggolan, Dimas Frananta Simatupang, Julianda Ginting, Kak Emy Ria, Ramsen Napitu, Kristina W Sibarani, Adi Yakim Surbakti, dan Debora Betty Sitanggang yang mendoakan dan mendukung penulisan tesis ini.

Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih perlu disempurnakan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan Juni 2016

Penulis,

Tionar Melissa Malau

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA11 2.1. Kerangka Teoritis ... 11

2.1.1. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 11

2.1.1.1.Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

2.1.1.2.Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah ... 14

2.1.1.3.Dampak Instruksional PBM ... 16

2.1.1.4. Teori Belajar yang Melandasi Model PBM ... 17

2.1.2. Pembelajaran Konvensional ... 19

2.1.3. Kemandirian Belajar ... 21

2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah ... 23

2.1.5. Penelitian Yang Relevan ... 27

2.2. Kerangka Konseptual ... 29

2.2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Lebih Baik Dibandingkan Dengan Pembelajaran Konvensional ... 29

2.2.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Pada Kelompok Siswa Dengan Kemandirian Belajar Di Atas Rata-Rata Lebih Baik Dibandingkan Kelompok Siswa Dengan Kemandirian Belajar Dibawah Rata-Rata ... 31 2.2.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Berbasis

(10)

vii

Siswa ... 32

2.3. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN35 3.1. Tempat dan aktu Penelitian ... 35

3.6.1. Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah ... 42

3.6.2. Instrumen Kemandirian Belajar ... 43

3.7. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN59 4.1. Hasil Penelitian ... 59

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

4.1.2. Analisis Statistika Data Hasil Penelitian Pretes ... 59

4.1.2.1 Deskripsi data pretes ... 59

4.1.2.2 ji Normalitas ... 62

4.1.2.3 ji Homogenitas Data Pretes ... 62

4.1.2.4 ji Kesamaan Kemampuan Awal Pemecahan Masalah 63 4.1.3. Analisis Statiska Data Hasil Penelitian Postes ... 64

4.1.3.1 Deskripsi Data Postes ... 64

4.1.3.2 ji Normalitas ... 66

4.1.3.3 ji Homogenitas ... 67

4.1.4 Hasil Instrumen Kemandirian Belajar ... 67

4.1.5 Analisis Hasil Penelitian ... 69

4.1.5.1 Analisis Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah 69 4.1.5.2 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tingkat Kemandirian Belajar... 70

4.2. Pengujian hipotesis ... 72

(11)

4.3.1. Persen % Peningkatan KPM Per Indikator pada Kelas

Eksperimen ... 82

4.4. Persen % Peningkatan Kemandirian Belajar ... 83

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

4.5.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Lebih Baik Dibandingkan dengan Siswa yang Dibelajarkan dengan Pembelajaran Konvensional ... 86

4.5.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa pada Kelompok Siswa yang Memiliki Kemandirian Belajar Diatas Rata-Rata Lebih Baik Dibandingkan dengan Kelompok Siswa yang Memiliki Kemandirian Belajar Di Bawah Rata-Rata ... 88

4.5.3. Interaksi antara Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN95 5.1. Kesimpulan ... 95

5.2. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran PBM ... 14

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Langsung ... 20

Tabel 2.3. Indikator Kemandirian Belajar ... 23

Tabel 2.4. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Heller dkk . 26 Tabel 2.5. Penelitian yang Relevan ... 27

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 37

Tabel 3.2. Desain Penelitian Anava 2 x 2... 37

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Pemecahan Masalah ... 42

Tabel 3.4. Rubrik Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 43

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Kemandirian Belajar ... 44

Tabel 3.6. Hasil Validitas ... 49

Tabel 3.7. Kriterian Skor Gain Ternormalisasi ... 53

Tabel 3.8. Ringkasan ANAVA Dua Jalur ... 57

Tabel 4.1. Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa... 60

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes ... 62

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretes ... 62

Tabel 4.4. Uji Kesamaan Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 63

Tabel 4.5. Nilai Postes Kemampuan Pemecahan Masalah pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 64

Tabel 4.6. Normalitas Distribusi Postes Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 66

Tabel 4.7. Homogenitas Dua Varians Postes Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 67

Tabel 4.8. Data Kemandirian Belajar Siswa Gabungan Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 68

Tabel 4.9. Pengelompokan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Tingkat Kemandirian Belajar ... 69

Tabel 4.10. Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Kemandirian Belajar Di atas dan Di bawah Rata-rata Pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 71

Tabel 4.11. Desain Faktorial Anava Dua Jalur ... 73

Tabel 4.12. Data Faktor antara Subjek ... 73

Tabel 4.13. Uji Homogenitas antar Kelompok ... 74

Tabel 4.14. Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 74

Tabel 4.15. Tes Uji Scheffe ... 79

Tabel 4.16. Nilai Gain Ternormalisasi Setiap Indikator KPM kelas Eksperimen ... 82

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian ... 41

Gambar 4.1. Histogram Data Pretes Kelas Eksperimen ... 61

Gambar 4.2. Histrogram Data Pretes Kelas Kontrol ... 61

Gambar 4.3. Histogram Data Postes Kelas Kontrol ... 65

Gambar 4.4. Histogram Data Pretes Kelas Eksperimen ... 66

Gambar 4.5. Histogram Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 70

Gambar 4.6. Histogram Hubungan Model Pembelajaran dan Tingkat Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah... 72

Gambar 4.7. Hubungan Interaksi antara Model Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah ... 78

Gambar 4.8 Persentase Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 82

Gambar 4.9. Nilai n-gain pada Setiap Indikator KPM ... 83

Gambar 4.10 Nilai n-gain Kemandirian Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 83

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran... 100

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Kelas Eksperimen ... 105

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa I ... 117

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Kelas Kontrol... 120

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Kelas Eksperimen ... 131

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II... 140

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Kelas Kontrol... 144

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III Kelas Eksperimen ... 153

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa III ... 164

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III Kelas Kontrol... 166

Lampiran 11. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah .. 175

Lampiran 12. Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah ... 186

Lampiran 13. Angket Kemandirian Belajar Fisika ... 188

Lampiran 14. Uji Validitas Dengan SPSS ... 190

Lampiran 15. Uji Realibilitas ... 191

Lampiran 16. Tingkat Kesukaran... 192

Lampiran 17. Daya Pembeda ... 194

Lampiran 18. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol Dan Eksperimen ... 196

Lampiran 19. Tabulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 199

Lampiran 20. Tabulasi Nilai Postes Kelas Kontrol ... 200

Lampiran 21. Tabulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 201

Lampiran 22. Tabulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 202

Lampiran 23. Angket Kemandirian Belajar Kelas Eksperimen (Awal) 203 Lampiran 24. Angket Kemandirian Belajar Kelas Eksperimen (Akhir) 205 Lampiran 25. Deskripsi Statistik Perhitungan Data Pretes dan Postes .. 207

Lampiran 26. Perhitungan Gain KPM dan Kemandirian Belajar ... 213

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada abad ke-21 ini, pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi setiap manusia.

Indonesia sebagai negara konstitusional mengatur pendidikan dalam Undang-

Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1

yang berbunyi:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Siswoyo (2001) mengatakan bahwa terdapat tiga komponen sentral dalam

upaya pendidikan yaitu: siswa, pendidik, dan tujuan pendidikan yang

menimbulkan interaksi pendidikan di dalamnya. Komponen siswa diantaranya

meliputi: jumlah siswa, tingkat perkembangan, pembawaan, tingkat kesiapan,

minat, motivasi, cita-cita. Komponen pendidik diantaranya meliputi: usia

pendidikan, tingkat pendidikan, kualitas pengalaman, kehadiran (langsung

maupun tidak langsung), kemampuan, minat, komitmen. Sedangkan tujuan

pendidikan secara umum terdapat dalam pasal 3 Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional yang berbunyi “...bertujuan untuk berkembangnya potensi

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

(16)

2

warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.” Tujuan Pendidikan

Nasional itu sudah sangat baik dan sangat diharapkan penerapannya dalam sistem

pendidikan Indonesia.

Namun pada kenyataannya, pendidikan Indonesia masih dinyatakan rendah

jika dibandingkan dengan negara ASEAN, hal ini dinyatakan di dalam data

UNESCO melalui Education of All (EFA)Global Monitoring Report 2011,

pendidikan Indonesia masih berada pada peringkat 9 dari 12 negara dimana

peringkat tersebut turun dari penilaian sebelumnya yang menduduki posisi nomor

dari 12 negara dengan Jepang sebagai negara yang memiliki kualitas

pendidikan terbaik saat ini, walaupun sebenarnya Indonesia mulai mengarah dan

berusaha memajukan pendidikan melalui berbagai macam cara untuk

meningkatkan kualitas pendidikan.

Fisika sebagai salah satu pelajaran yang sering dibuat menjadi pelajaran

yang di Olimpiadekan sampai ke taraf Internasional, memiliki peran sebagai tolak

ukur kualitas pendidikan kita. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang

berhubungan dengan kehidupan manusia. Fisika merupakan sains dalam bentuk

fisik, karena fenomena fisika dapat dirasakan manusia dalam kehidupan

sehari-hari, misalnya fenomena listrik, cahaya, bunyi, dan lain-lain. Keterkaitan

fenomena fisika dengan kehidupan manusia sehari-hari, membuat fisika menjadi

pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari, karena fisika memiliki konsep –

konsep yang diperlukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan

berpengaruh juga pada perkembangan teknologi. Setelah mempelajari materi

fisika, diharapkan siswa dapat memahami konsep fisika dan menguasai materi

(17)

menggunakan rumus-rumus tetapi juga harus memahami makna atau konsep

materi fisika tersebut.

Pemahaman konsep pada materi fisika sangat penting agar peserta didik

mengetahui makna materi yang telah dipelajari. Setelah memahami materi fisika,

diharapkan peserta didik tidak hanya dapat menjawab soal-soal yang berkaitan

dengan materi, tetapi juga dapat memecahkan permasalahan fisika yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pemecahan permasalahan fisika

menuntut peserta didik untuk berpikir kritis dalam mencari solusi dengan

menerapkan konsep yang sudah dipahami sebelumnya. Pemecahan permasalahan

tersebut harus didukung oleh kemampuan pemecahan masalah yang baik.

Melalui hasil observasi siswa melalui pemberian tes kemampuan

pemecahan masalah di SMA N 13 Medan siswa memiliki kemampuan pemecahan

masalah yang rendah, terlihat dari hasil jawaban mereka pada tes kemampuan

pemecahan masalah. al ini disebabkan pembelajaran fisika oleh guru disekolah

jarang mengangkat permasalahan fisika yang sering terjadi pada kehidupan

sehari-hari, sehingga siswa merasa fisika itu tidak menarik untuk dipelajari. uru

disekolah mengajar pembelajaran konvensional, dimana guru berperan sebagai

pusat pembelajaran, membuat situasi pembelajaran menjadi monoton dan

membosankan. al tersebut membuat banyak siswa kurang aktif dalam belajar

fisika dan akhirnya berpengaruh pada hasil belajar fisika siswa yang rendah.

Mengatasi permasalahan tersebut diperlukan model pembelajaran yang

sesuai. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah

tersebut adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). PBM memiliki tiga

(18)

berpikir kritis, keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan

intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya

melalui berbagai situasi rill atau situasi yang disimulasikan, dan menjadi pelajar

mandiri dan otonom.

Menurut Dewey dalam Akinoglu (200 ), PBM adalah sebuah

pembelajaran aktif yang memampukan siswa menjadi peduli dan menentukan

kemampuan pemecahan masalah dan kebutuhan belajar siswa, belajar untuk

belajar, mampu membuat pengetahuannya menjadi operatif dan menampilkan

tugas kelompok dalam menghadapi masalah hidup yang nyata.

Peranan PBM dalam hal lain dapat ditemukan dalam penelitian Dwi,dkk

(2013) yaitu memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep dan

kemampuan pemecahan masalah siswa. Kelas eksperimen yang dibelajarkan

dengan pembelajaran berbasis masalah berbasis ICT memiliki tingkat pemahaman

konsep dan tingkat kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran dengan

model PBM saja. Park (201 ) menyatakan PBM memberikan kontribusi yang

lebih baik untuk meningkatkan etika pembelajaran, kemampuan berpikir kritis dan

kemampuan pemecahan masalah siswa keperawatan dari pada kontribusi yang

diberikan dengan pembelajaran konvensional.

Lain halnya menurut Dewi,dkk (2014) menyatakan terdapat perbedaan

kemampuan pemecahan masalah antara kelompok siswa yang belajar dengan

model PBM melalui pengendalian bakat numerik dan model pembelajaran

langsung. Pembelajaran fisika dengan model pembelajaran langsung dan model

(19)

siswa yang berbeda. Siswa yang diajarkan dengan model PBM akan

mengkonstruksi materi pelajaran yang terkait dengan pemecahan masalah

sehingga pemahaman konsep dan tingkat kemampuan pemecahan masalahnya

lebih baik dibandingkan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran

langsung. Shen et al (200 ) berpendapat PBM dan kemandirian belajar dalam

pembelajaran berbasis internet dapat membantu siswa dalam mengembangkan

keterampilan praktis dalam mengaplikasikan software komputer.

Sedangkan menurut Tasoglu et al (2014), PBM lebih efektif dalam

pemahaman konsep pada materi kemagnetan dari pada metode pembelajaran

tradisional yang hanya mengidentifikasi dan memberikan contoh-contoh yang

berhubungan dengan konsep tersebut. Afolabi (2009) menyatakan PBM lebih

efektif dalam proses belajar dan mengajar fisika dan sains dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional. PBM meningkatkan hasil belajar siswa yang

kemampuan dalam pelajaran fisika rendah, sebab pembelajaran dengan

menggunakan model PBM, siswa menjadi lebih aktif, lain halnya dengan

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian diatas dan didasari oleh pengaruh

positif PBM dalam meningkatkan kemandirian belajar dan kemampuan

pemecahan masalah serta di sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian

tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk melihat

pengaruhnya pada kemampuan pemecahan masalah siswa, maka peneliti ingin

melakukan penelitian dengan judul Efek M el Pem ela aran Ber as s

Masalah an Keman r an Bela ar terha a kemam uan eme ahan

(20)

1. . I ent f kas Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan dalam pembelajaran fisika yaitu sebagai berikut:

1. Rendah kemampuan pemecahan masalah siswa

2. Rendahnya hasil belajar fisika siswa

3. Proses belajar masih bersifat konvensional, berpusat pada guru, sehingga

proses belajar mengajar bersifat monoton

1. .Pem atasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus, dan juga keterbatasan

kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka yang menjadi batasan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis

masalah dan pembelajaran konvensional.

2. al yang akan diteliti mengenai kemandirian belajar dan kemampuan

pemecahan masalah siswa SMA N 13 Medan.

3. Penelitian akan dilakukan terhadap materi Fluida Statis

1. . umusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah maka rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian

ini adalah:

1. Apakah kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model

(21)

kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran

konvensional?

2. Apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang kemandirian

belajarnya di atas rata-rata lebih baik dibandingkan dengan kemampuan

pemecahan masalah kelompok siswa yang kemandirian belajarnya

dibawah rata-rata?

3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan

kemandirian belajar, dan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa?

1. . u uan Penel t an

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan

masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa dengan

model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan

kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran

konvensional.

2. Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang

kemandirian belajarnya di atas rata-rata lebih baik dibandingkan dengan

kemampuan pemecahan masalah kelompok siswa yang kemandirian

belajarnya dibawah rata-rata.

3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran

berbasis masalah dan kemandirian belajar, dan pembelajaran konvensional

(22)

1. .Manfaat Penel t an

Penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan-temuan yang merupakan

masukan berarti bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran yang dapat

memperbaiki cara guru mengajar di kelas, khususnya dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa, antara lain :

 Manfaat praktis 1. Bagi siswa

 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

 Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah

siswa, meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

2. Bagi uru

 Menjadi acuan bagi guru fisika tentang penerapan pembelajaran berbasis masalah sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa

 Memberikan informasi sejauh mana perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mendapat pembelajaran

berbasis masalah dan model pembelajaran langsung.

 Manfaat Teoritis 1. Bagi peneliti

Sebagai bekal membangun pengalaman dalam mencari model

pembelajaran yang tepat, guna membantu meningkatkan kemampuan

(23)

1. . Defen s O eras nal

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah

yang terdapat dalam rumusan masalah dalam penelitian ini, perlu dikemukakan

defenisi operasional sebagai berikut:

1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah : Model pembelajaran

yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan

bermakna kepada peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai batu

loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Dengan fase sebagai berikut :

Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada peserta didik,

mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu investigasi mandiri dan

kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan

memamerkannya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi

masalah.

2. Kemandirian Belajar adalah : Proses yang aktif dan membangun dimana

pembelajar menentukan tujuan pembelajaran dan memonitor, mengatur,

mengontrol kognisi, motivasi, dan sikap mereka, dibimbing dan dibatasi

oleh tujuan mereka dan fitur kontekstual dalam lingkungan. Indikatornya

adalah : Merencanakan, mengontrol usahanya pada tugas akademik kelas,

dan strategi kognitif memahami materi.

3. Kemampuan Pemecahan Masalah adalah : Kemampuan seseorang

memecahkan/ menyelesaikan suatu masalah dengan menemukan cara atau

prosedur yang tepat. Dengan indikator

:

Memahami masalah

,

menginterpretasi masalah

,

merencanakan solusi

,

melaksanakan rencana,

(24)

10

4. Pembelajaran Konvensional : Pembelajaran dalam konteks klasikal yang

sudah biasa dilakukan disekolah, yakni model pembelajaran langsung.

Menurut Arends (2008), model pembelajaran langsung salah satu

pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses

belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan

pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang diajarkan

(25)

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan yang

dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil ini menunjukkan ada

efek model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan

masalah.

2. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok siswa yang

memilki kemandirian belajar di atas rata-rata lebih baik dibandingkan

kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar di bawah rata-rata. Hasil

ini menunjukkan ada efek kemandirian belajar terhadap kemampuan

pemecahan masalah.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan kemandirian

belajar dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.

Artinya pada kelas eksperimen, kemandirian belajar memberikan pengaruh

signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah. Pada kelas kontrol

kemandirian belajar tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan

(26)

96

5.2. Saran

1. Model pembelajaran berbasis masalah akan lebih efektif dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah fisika siswa jika didukung dengan

memberikan latihan yang mengandung permasalahan fisika yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, pemberian praktikum yang sesuai

untuk menyelesaikan permasalahan masalah fisika, serta menghadirkan

soal-soal fisika yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah.

2. Model pembelajaran berbasis masalah baik diterapkan dengan syarat siswa

memiliki kemandirian belajar diatas rata-rata tinggi sehingga meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah.

3. Kemandirian belajar akan memiliki interaksi yang baik dengan model

pembelajaran berbasis masalah jika siswa sudah memiliki motivasi intrinsik

untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah fisika yang baik, serta

memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga siswa akan mempersiapkan

(27)

97

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, B.A & Mohammad Y.A. 2015. Self-Directed Learning and Skills of Problem Based Learning : A Case of Nigerian Secondary Schools Chemistry Students.International Education Studies.8(12): 70-78 Akinbobola, A.O. & Afolabi,F. 2009. Constructivist Problem Based Learning

Technique and the Academic Achievement of Physics Students with Low Ability Level in Nigerian Secondary Schools.Eurasian Journal od Physics and Chemistry Education.1(1):45-51

Akinoglu. 2007. The effects of problem based active learning in science education on students’ academic achievement, attitude and concept learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 3(1):71-81

Arends.2008. Learning To Teach.New York : McGraw-Hill

Arikunto,S. 2012. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara

Astuti, L.D. 2014. Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Yogyakarta Melalui Problem Based Learning

Atun.2006. Menuju Masyarakat Belajar Menggagas Paradigma Dan Pendidikan. Jakarta : Paramadina

Budianingsih.2005. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Dewi,P.S.U., I.W. Sadia & K.Suma. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol(4):1-11

Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Dwi,I.M.,Arif, H., & Sentot,K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia:8-17

English, M.C & Anastasia K. 2013. Supporting Student Self-Regulated Learning in Problem and Project Based Learning.Interdisciplinary Journal of Problem Based Learning. 7(2): 128-150

Fidiana,L.,Bambang S., & Pratiwi D. 2012. Pembuatan dan Implementasi Modul Praktikum Fisika Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI. Unnes Physics Education Journal. Vol(2) : 39-44

Handayani,D.E dan Wawan Kurniawan. 2011. Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning Menggunakan CD Multimedia Untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa

(28)

98

Jaskarti, 2007. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group

Jonassen. 2004. Learning to Sove Problems.An Instructional Design Guide. United States : Pfeiffer

Joy, A. 2014. Effect of Problem Based Learning Strategy on Students’ Achievement in Senior Secondary Schools Chemistry in Enugu State.Journal of Research & Method in Education. 4(3): 27-31

Inel, D dan Ali G.B. 2010. The effects of using problem-based learning in science and technology teaching upon student’s academic achievement and levels of structuring concepts. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 11(2): 1-23

Kantowski. 1981. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Prenada Media Group Masek, A and Sulaiman Y. 2011. The Effect of Problem Based Learning on

Critical Thinking Ability : A Theoretical and Empirical Review.International Review of Social Sciences and Humanities. 2(1):215-221

Panen, P.,dan Sekarniwahyu. 1997. Belajar Mandiri dalam Mengajar di Perguruan Tinggi. Program Applied Aproach. Bagian 2. Jakarta : PAU-PPAI, Universitas Terbuka

Park, S.J., & Sun-hee Choi. 2015. Effects of Problem Based Learning on the Learning Attitudes, Critical Thinking Disposition and Problem Solving Skills of Nursing Students:Infant Care. Advanced Science and Technology Letters.Vol(103):192-196

Pintrich. 1990. Motivational and Self-Regulated Learning Components of Classroom Academic Performance.Journal of Educational Psychology. Vol 82.No. 1,33-40

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Sanjayati.A., Sulistiono & Dwi A.B. 2015. Tingkat Kemandirian Belajar Siswa SMAN 1 Kediri Kelas XI MIA-5 pada Model PBL Materi Sistem Reproduksi Manusia. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS

Shen,P.D.,Tsang,H.L & Chia, W.T. 2007. Applying Web-Enabled Problem Based Learnung and Self-Regulated Learning to Enhance Computing Skills of Taiwan’s Vocational Students: A Quasi-Experimental Study of a Short-Term Module. Electronic Journal of e-Learning.Vol (5):147-150 Siswoyo, D. 2001.Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiono. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulaiman, F, & Elnetthra F. E. 2014. A Comparison of Integrated Problem Based Learning Approach in Theoretical and Mathematical Courses in Physics towards Students’ Critical Thinking : A case Study in University Malaysia Sabah. International Journal of Education and Research.2(1):1-10

Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI.Jakarta : Phibeta

(29)

99

Topics.Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education. 6(2):110-122

Tawil, M., dan Liliasari. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makassar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

Trianto.2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana

Tim Pascasarjana Unimed. 2014. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi .Medan : Program Pascasarjana UNIMED

Tsang-Hsiung Lee, Pei-Di Shen & Chia-Wen Tsai. 2008. Applying Web-Enabled Problem Based Learning and Self Regulated Learning to Add Value to Computing Education in Taiwan’s Vocational Schools.International Forum of Educational Technology & Society.11(3):13-25

Usman, S. 2008. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

• Reduce shipment time & cost • Better supply chain planning. • Expanding seaports

kombinasi gerak dasar lokomotor, non- lokomotor dan manipulatif sesuai dengan irama (ketukan) tanpa/ dengan musik dalam aktivitas gerak berirama.

Pengaruh Penggunaan Gadget dengan Pola Tidur Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.. Angkatan 2011, 2012

Kota Lauwa sesuai dengan karakteristik dan kedudukannya sebagai Ibukota Kecamatan Biringbulu yang merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa terhadap

Konsentrasi nitrat di

Berdasarkan analisis statistik kelangsungan hidup ikan nila selama 30 hari perlakuan pakan (Lampiran 2) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) antara

Perbandingan Nilai Minimum tekanan darah, nadi, respirasi dan VAS dengan pemberian analgetik ketorolak tramadol dan analgesik petidin jam ke-0, ke-2, ke-4, dan ke-6,

 Model conditional demand : 10 persen kenaikan harga menurunkan 4,7 persen bungkus rokok yang dikonsumsi. CHEPS FKMUI, 15