• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI FUNGSI GINJAL MENCIT (Mus musculus L.) BETINA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) SECARA ORAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI FUNGSI GINJAL MENCIT (Mus musculus L.) BETINA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) SECARA ORAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVALUASI FUNGSI GINJAL MENCIT (Mus musculus L.) BETINA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI

(Cyperus rotundus L.) SECARA ORAL

Oleh Yuliarti Wardani

Di Indonesia tanaman masih menjadi sumber utama untuk pembuatan bahan obat,

khususnya obat tradisional. Salah satu sumber bahan obat tradisional dari tanaman adalah rumput teki (C. rotundus L.), bagian yang paling banyak digunakan adalah bagian rimpangnya yang mengandung saponin, flavonoid, terpenoid, dan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai obat untuk gangguan pencernaan, diare, demam, ginjal, menghilangkan bau mulut dan badan, meningkatkan nafsu makan, peluruh haid, dan

abortus (keguguran). Namun perlu diperhatikan kemungkinan adanya efek samping dari pengobatan tradisional rimpang rumput teki terhadap organ dalam tubuh, seperti ginjal yang berfungsi sebagai organ penyaring senyawa-senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Efek samping dari obat-obatan dan senyawa yang bersifat toksik di dalam tubuh dapat dilihat pada kondisi ginjal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi ginjal dengan mengetahui perubahan kadar kreatinin dan ureum pada mencit (M. musculus L.) betina setelah perlakuan dengan ekstrak rimpang rumput teki (C. rotundus L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2009. Pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (C. rotundus L.) dilakukan di

Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Lampung. Pengambilan darah mencit (M. musculus L.) dilakukan di Laboratorium Zoologi FMIPA Universitas Lampung, dan

pemeriksaan serum darah lengkap dilakukan di Clinic Dira Medica Bandar Lampung. Hewan uji yang digunakan adalah mencit sebanyak 24 ekor yang dikelompokkan secara acak menjadi 4 kelompok 1 kontrol dan 3 perlakuan dengan rumput teki, masing-masing dengan 6 ekor mencit sebagai pengulangan.

Kelompok kontrol di beri 96 ml aquabides/40 g BB (K); Kelompok dosis 1,256 ml/40 g BB dalam 96 ml aquabides (P1); Kelompok dosis 12,56 ml/40 g BB dalam 96 ml aquabides (P2); Kelompok dosis 37,67 ml/40 g BB dalam 96 ml aquabides (P3). Masing-masing kelompok diberi ekstrak rumput teki dengan cara dicekok (secara oral) menggunakan spuit yang ujungnya ditumpulkan dan diberi pipa karet kecil. Pencekokan dilakukan satu kali sehari selama 14 hari, untuk mengetahui pengaruh penyerapan tubuh mencit terhadap ekstrak rumput teki. Pada hari ke 15, dilakukan pengambilan darah dan analisis kreatinin dan ureum darah sebagai indikator evaluasi dari fungsi ginjal.

(2)

Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar kreatinin pada kontrol sebesar 0,18 ml/dl; pada kelompok dosis 1,256 ml/40 g BB sebesar 0,11 ml/dl; pada kelompok dosis 12,56 ml/40 g BB sebesar 0,13 ml/dl; pada kelompok dosis 37,67 ml/40 g BB sebesar 0,13 ml/dl; Rata-rata kadar ureum pada kontrol sebesar 21,83 ml/dl; pada kelompok dosis 1,256 ml/40 g BB sebesar 30,00 ml/dl; pada kelompok dosis 12,56 ml/40 g BB sebesar 27,83 ml/dl; pada kelompok dosis 37,67 ml/40 g BB sebesar 36,66 ml/dl. Dilihat dari hasil analisis ragam kadar kreatinin dan ureum menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kontrol pemberian ekstrak rimpang rumput teki dosis 1,256 ml/40 g BB, dosis 12,56 ml/ 40 g BB, dan dosis 37,67 ml/40 g BB, tidak menunjukkan perubahan yang nyata terhadap penurunan dan peningkatan kadar kreatinin dan ureum.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara megabiodiversity terbesar di dunia, menduduki urutan kedua setelah Brazil yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya di dunia, termasuk dengan kekayaan lautnya. Di Indonesia terdapat 30.000 jenis tumbuhan memiliki kandungan obat namun baru sekitar 1.200 jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional. Dengan kekayaan flora tersebut, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produk herbal yang kualitasnya setara dengan obat modern yang digunakan untuk

pencegahan dan pengobatan suatu penyakit (Sub Bidang Jaringan Informasi Puslitbang Biomedis dan Farmasi, 2007).

(4)

2

Bagian yang banyak digunakan dari rumput teki biasanya adalah bagian rimpangnya yang mengandung saponin, flavonoid, terpenoid, dan minyak atsiri (Suherman, 1995), yang dapat digunakan sebagai obat untuk

gangguan pencernaan, diare, demam, ginjal, menghilangkan bau mulut dan badan, dapat meningkatkan nafsu makan (Wardana, 2006), dan di kalangan wanita digunakan sebagai peluruh haid, dan abortus (keguguran) (Sa’roni, dan Wahjoedi, 2002).

Banyak orang berpendapat bahwa obat tradisional tidak mempunyai efek samping karena sudah digunakan secara turun temurun dan hingga sekarang masih digunakan oleh masyarakat. Selain keuntungan dari senyawa tumbuhan perlu diperhatikan kemungkinan terdapat efek samping dari pengobatan tradisional, karena senyawa pada ekstrak tumbuhan adakalanya berpotensi sebagai senyawa yang bersifat toksik. Penggunaan obat tradisional yang tidak tepat dosisnya, waktu penggunaan, dan pemilihan jenisnya akan menimbulkan efek samping seperti perut mual, kepala pusing, diare bahkan sampai menyebabkan kematian (Turana, 2002).

(5)

3

beredar ke seluruh tubuh, sehingga efek samping dari obat-obatan dapat terlihat pada ginjal (Heriana, 2003).

Dari uraian di atas, masalah yang menarik untuk diteliti adalah evaluasi fungsi ginjal dengan analisis kreatinin dan ureum darah mencit (Mus musculus L.) betina setelah pemberian ekstrak rimpang rumput teki

(C. rotundus L.) secara oral. Hal ini menarik untuk diteliti karena pada penelitian Andriani (2008) terjadi perubahan histologi ginjal mencit (M. musculus L.) jantan setelah pemberian ekstrak rimpang rumput teki (C. rotundus L.) berupa peradangan, perdarahan, dan nekrosa. Dari informasi tersebut mendorong penulis untuk mencoba melakukan penelitian evaluasi fungsi ginjal karena di Indonesia penelitian mengenai penggunaan ekstrak rimpang rumput teki belum banyak dilakukan.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi ginjal dengan mengetahui perubahan kadar kreatinin dan ureum dalam darah pada mencit (M. musculus L.) betina setelah pemberian ekstrak rimpang rumput teki (C. rotundus L.) secara oral.

C. Kerangka Pikir

(6)

4

dan badan, dapat meningkatkan nafsu makan (Wardana, 2006), dan di kalangan wanita digunakan sebagai peluruh haid, dan abortus (keguguran) (Sa’roni, dan Wahjoedi, 2002).

Banyak orang berpendapat bahwa obat tradisional tidak mempunyai efek samping karena sudah digunakan secara turun temurun dan hingga sekarang masih digunakan oleh masyarakat. Selain keuntungan dari senyawa tumbuhan perlu diperhatikan kemungkinan terdapat efek samping dari pengobatan

tradisional. Senyawa berupa ekstrak tumbuhan adakalanya berpotensi sebagai toksik jika pengggunaan obat tradisional yang tidak tepat dosisnya, waktu penggunaan, dan pemilihan jenisnya akan menimbulkan efek samping seperti perut mual, kepala pusing, diare bahkan sampai menyebabkan kematian (Turana, 2002).

Oleh karena itu perlu diperhatikan kemungkinan adanya efek samping dari pengobatan tradisional dengan menggunakan rimpang rumput teki, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai efek toksisitas ekstrak rimpang rumput teki (C. rotundus L.) untuk evaluasi fungsi ginjal mencit (M. musculus L.) betina dengan analisis kreatinin dan ureum darah mencit betina sebagai indikator fungsi ginjal.

D. Hipotesis

(7)

5

E. Manfaat Penelitian

(8)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Pemberian ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) tidak memberikan perubahan nyata terhadap penurunan kadar kreatinin mencit (Mus musculus L.) betina.

2. Pemberian ekstrak rimpang rumput teki (C. rotundus L.) tidak

memberikan perubahan nyata terhadap peningkatan kadar ureum mencit (M. musculus L.) betina.

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang perbandingan obat amaryl dengan ekstrak rimpang rumput teki terhadap gula darah pada mencit jantan.. Penelitian ini

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui rata-rata data frekuensi terjhadinya diare setelah diinduksi Oleum ricini dan pemberian ekstrak rimpang

Tujuan penelitian ini adalah formulasi masker peel off dari ekstrak dan fraksi rimpang rumput teki ( Cyperus rotundus L.) dengan konsentrasi 5 %, selanjutnya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak etanol rimpang rumput teki dapat diformulasi dalam bentuk patch transdermal

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dapat menurunkan motilitas,

Hasil evaluasi basis dan sediaan masker peel off ekstrak etanol rimpang rumput teki yang dilakukan selama 8 minggu menunjukkan bahwa sediaan memenuhi syarat sebagai sediaan

Konsentrasi ekstrak rimpang temulawak 60% mampu mempengaruhi tinggi tanaman rumput teki, tetapi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak pada 100%, tidak memberikan

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan konsentrasi minyak atsiri rimpang rumput teki dalam