ABSTRAK
PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA
DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Oleh
Ayu Ayssca Besty Prastiwy
Rimpang rumput teki memiliki kandungan kimia seperti minyak atsiri, flavonoid, dan saponin serta secara farmakologi mengandung antidiabetes, sedangkan amaryl merupakan obat kimia yang dapat mengatasi penyakit diabetes. Telah dilakukan penelitian tentang perbandingan obat amaryl dengan ekstrak rimpang rumput teki terhadap gula darah pada mencit jantan. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan pengaruh ekstrak rimpang rumput teki dengan obat amaryl untuk menurunkan kadar gula darah pada mencit jantan. Hewan dibagi dalam 4
kelompok perlakuan (tiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit). Sebelum pemberian obat terlebih dahulu mencit di diabeteskan dengan diinduksikan aloksan secara ip (intraperitoneal) dengan dosis 0,15 mg/ 40 grBB yang menggunakan NaCl sebagai pelarut sebanyak 0,9 %. Setelah itu mencit diberi perlakuan amaryl dan ekstrak rimpang rumput teki yaitu kelompok 1 kontrol : amaryl 0,4 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 2 : ekstrak rimpang rumput teki 4,5 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 3 : ekstrak rimpang rumput teki 45mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 4 : ekstrak rimpang rumput teki 135 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides. Dari hasil penelitian, mencit yang diberi ekstrak rimpang rumput teki dengan dosis 135 mg/40 grBB mengalami penurunan kadar glukosa darah dengan rata-rata 80,83 mg/dl secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata amaryl 91,16 mg/dl. Hal ini disebabkan karena di dalam rimpang rumput teki terkandung senyawa flavonoid yang kaya akan antioksidan sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit diabetes.
PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN
YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Oleh
Ayu Ayssca Besty Prastiwy
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS
Pada Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mulyo Asri pada tanggal
29 November 1993, sebagai putri pertama dari
bersaudara dari pasangan Bapak Asmungi dan
Ibu Sukismiati. Penulis mengawali jenjang
pendidikan di Sekolah Dasar 05 Negeri Tunas
Asri yang diselesaikan pada tahun 2007.
Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama Negeri 01 Mulyo Asri, Tulang Bawang
Tengah yang terselesaikan pada tahun 2009.
Pada tahun yang sama melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah 01 Tumijajar, Tulang Bawang Barat sampai tahun 2011. Pada
tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur
PMPAP. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum
Botani Umum, Embriologi Tumbuhan, Embriologi Hewan, Biologi Medik, dan
Struktur Perkembangan Hewan. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan
keorganisasian di Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Universitas
Pada tahun 2013, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Desa Mulyo sari,
Pasir Sakti Lampung Timur. Kemudian pada tahun 2014, penulis melakukan
kerja praktek di UPTD Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
SANWACANA
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Perbandingan Obat Amaryl Dengan Ekstrak Rimpang Rumput
Teki (Cyperus rotundus L.) Terhadap Kadar Gula Darah Pada Mencit (Mus
musculus L.) Jantan Yang Diinduksi Aloksan”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, saya menyadari bahwa banyak sekali bantuan
yang saya dapatkan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin
mengucapkan rasa terimakasih yang tulus kepada :
1. Orang tuaku tersayang Ayah dan Ibu, terimakasih selalu memberi semangat,
motivasi untuk tidak menyerah dan selalu berusaha, serta tidak hentinya
selalu mendoakan saya siang dan malam.
2. Bapak Drs. Hendri Busman, M. Biomed., selaku pembimbing I yang telah
membimbing saya dengan sabar, memberi arahan, dan saran dalam penulisan
skripsi.
3. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku pembimbing II sekaligus ibu
ketua jurusan yang telah banyak memberi nasehat, saran, dan bimbingan
dalam menulis skripsi.
4. Bapak Prof. Suharso, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
5. Bapak Dr. Sutyarso, M. Biomed., selaku pembahas yang telah banyak
memberikan saran yang lebih baik, kritik, dan koreksi pada penulis.
6. Ibu Dra. Tundjung T. Handayani, M.S., selaku pembimbing akademik yang
selalu sabar memberikan nasehat, semangat, membimbing dengan sabar pada
penulis selama ini dan selalu mendoakan penulis.
7. Ibu Rochmah Agustrina, Ph.D., selaku dosen biologi yang menjadi
pembimbing Kerja Praktik, yang banyak memberikan nasehat dan saran.
8. Seluruh dosen jurusan biologi yang selama ini telah memberikan ilmu dengan
tulus dan pengalaman yang belum pernah saya dapatkan di tempat lain.
9. Bapak Sungadi dan Bapak Ali, Bapak Hambali, selaku Laboran yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian.
10. Seluruh staf Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
11. Untuk orang yang paling spesial Ahmad Iqbal Chaniago, yang selama ini
selalu menemani, memberikan semangat, kasih sayang, dan doa.
12. Teman – teman penelitian sekaligus sahabat Nindia Susanti, Nurhaini Wahyu
Lestari, terima kasih atas kerjasama, kebersamaan dalam melalui berbagai hal
dari mulai sedih sampai senang.
13. Teman-teman dekat Reni Agustina, Nori Irawati, Christiana Eka Isharnani,
yang pernah menghabiskan waktu bersama-sama mulai dari sedih, senang.
14. Keluarga besar angkatan 2011 biologi : Agung, Robith, Wendi, Anggi, Fadil,
Sobran, Ian, Adi, Isro, Ori, Astrid, Debby Sarasmi, Yuli, Siti, Melinda,
Fenida, Agra, Dewi Okvita, Aini, Dwi, Umi, Sa’adah, Meri, Maria, Vista,
15. Teman belajar bareng sampai malam-malam di Rusunawa Fadila Suci, dan
Riska Damayanti, terimakasih .
16. Kakak tingkat angkatan 2010 kak Billy, mbk Rita Asmara, mak Lindawati
yang telah banyak memberi saran, kritik, dan bantuan.
17. Adik tingkat : Rohman, Hendra, Tara, Nanas, Naumi, atas keceriaan, canda
tawa, dan semangat.
18. Teman –teman KKN : Mbk Celvi, Ayu, Rara, Sindi Yolan, Sindi, Kak
Burhan, Bang Bondan, Riko, Candra, senang bisa bareng kalian seru-seruan,
sedih, senang, terimakasih atas semangat kalian.
19. Seluruh Wadya Balad HIMBIO yang telah memberikan semangat dan tidak
bisa saya tulis satu persatu.
20. Teman kosan kristin, ratih, ria, melly, ira, afifah, nindi sudah banyak
memberi dukungan, menghabiskan waktu 4 tahun bersama-sama dalam canda
tawa.
Semoga Tuhan membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah membantu
penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di
dalam penulisan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit
harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua.
Bandar Lampung, Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ……….. iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 3
C. Manfaat Penelitian ... 3
D. Kerangka Pemikiran ... 3
E. Hipotesis ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) ... 5
1. Klasifikasi Tanaman Rumput Teki ... 5
2. Ciri-ciri Tanaman Rumput Teki ... 6
3. Kandungan Senyawa Kimia Rumput Teki ... 7
4. Manfaat Rumput Teki ... 7
B. Mencit (Mus musculus L.) ... 8
1. Klasifikasi Mencit ... 8
2. Ciri Biologi Mencit ... 9
C. Hyperglycemia ... 10
D. Aloksan ... 11
III. METODE KERJA
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 13
B. Alat dan Bahan ... 13
C. Prosedur Penelitian... 14
D. Pembuatan Ekstrak Rimput Teki ... 15
E. Pemberian Perlakuan ... 15
F. Perhitungan Dosis Obat Amaryl ... 18
G. Perlakuan Untuk Mencit Hiperglikemik ... 18
H. Analisis Kadar Gula Darah ... 19
I. Pengumpulan Data ... 19
J. Rancangan Penelitian dan Analisis Data ... 20
K. Diagram Alir ... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan ... 23
1. Glukosa Darah Mencit (Mus musculus L.) Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) dan Obat Amaryl ... 23
B. Pembahasan ... 24
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 28
B. Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Rata-rata kadar glukosa darah mencit jantan setelah pemberian
ekstrak rimpang rumput teki dan obat amaryl ... 23
Tabel 2. Analisis of Variance data penurunan kadar glukosa darah
mencit ... 35
Tabel 3. Rata – rata penurunan kadar glukosa darah mencit ... 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Grafik rata-rata Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki dan Obat Amaryl ... 24
Gambar 17. Ekstrak rimpang rumput teki ... 39
Gambar 18. Pelet ayam ... 39
Gambar 19. Aloksan ... 39
Gambar 20. Aquabides ... 40
Gambar 21. Syringe ... 40
Gambar 22. Mortal dan Pastle ... 40
Gambar 23. Sonde Lambung ... 40
Gambar 24. Induksi aloksan secara intraperitoneal ... 40
Gambar 25. Pengambilan dan pemeriksaan darah ... 41
Gambar 26. Pencekokan amaryl secara oral ... 41
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus atau disebut penyakit gula atau lebih dikenal orang dengan
kencing manis yang disebabkan kekurangan hormon insulin (Tjokroprawiro,
1980). Kekurangan hormon insulin ini diakibatkan oleh pankreas yang
merupakan penghasil insulin tidak dapat menghasilkan hormon insulin dalam
jumlah yang cukup besar sehingga mengakibatkan pembakaran dan
penggunaan karbohidrat tidak stabil (Tjokroprawiro, 1986). Hormon insulin
memiliki peranan penting dalam mengatur kadar glukosa di dalam darah
72 – 126 mg/dl waktu puasa, dan 90 menit setelah makan kadar gula darah
normal 180 mg/dl, kemudian pada saat malam hari untuk gula darah normal
adalah 144 mg/dl (Anonim 1, 2015).
Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa (hyperglycemia)
yang disebabkan adanya peningkatan glukoneogenesis dan glikogenolisis
(Wild, Roglie, Green, Sicree, King, 2004). Dampak dari Hyperglycemia akan
menyebabkan kegagalan kerja pada berbagai macan organ seperti mata,
ginjal, saraf, dan jaringan darah. Saat menderita diabetes tubuh tidak dapat
menggunakan energi dari makanan yang kita makan (Adewale, Ayeni, Ajala,
2
yaitu melalui makanan karena pada saat metabolisme bahan seperti
karbohidrat, protein, dan lemak akan dirombak menjadi glukosa yang
selanjutnya digunakan sebagai energi (Goel & Statry dalam Rao, Usha,
2011).
Diabetes bersifat degeneratif (Lanywati dalam Purwanto, 2011). Salah satu
cara pengobatan dapat menggunakan obat tradisional seperti rimpang rumput
teki. Negara yang beriklim tropis seperti Indonesia memiliki
keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, karena terdapat sekitar 300.000 jenih
tumbuhan di Indonesia (Tjitrosoepomo, 1981).
WHO merekomendasikan untuk obat menggunakan obat tradisional seperti
obat herbal dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan, serta
pengobatan untuk penyakit degeneratif dan kanker (WHO, 2003). Umumnya
penggunaan obat tradisional lebih aman dari pada obat modern, karena efek
samping yang ditimbulkan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan obat
modern (Sari, 2006).
Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat
digunakan sebagai obat tradisional. Rumput teki termasuk tanaman herba,
sebagai tumbuhan liar dan sering dijumpai seperti pada halaman rumah, di
sawah yang sering dianggap sebagai gulma (Sudarsono, Pudjiarinto,
Gunawan, Wahyono, Dradjad, Wibowo, 1996). Bagian yang sering
digunakan pada rumput teki adalah rimpangnya, karena rimpang rumput teki
3
polifenol, resin, amilum tanin, triterpen, d-glukosa, d-fruktosa dan gula tak
mereduksi (Murnah, 1995).
Rimpang rumput teki memiliki kandungan kimia yaitu flavonoid, yang
diasumsikan dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah (Santosa, 2005).
Amaryl (glimepiride) merupakan obat dari golongan sulfonylurea yang
memiliki kegunaan untuk mengatasi penyakit gula darah. Untuk itu dalam
penelitian ini akan dilakukan penelitian tentang perbandingan amaryl dan
ekstrak rimpang rumput teki dalam upaya menurunkan penyakit diabetes
militus pada mecit (Mus musculus L.) jantan.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh ekstrak rimpang
rumput teki dengan obat Amaryl untuk menurunkan kadar gula darah pada
mencit (Mus musculus L.) jantan yang diinduksi aloksan.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan
ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) sebagai obat herbal yang
aman dibandingkan dengan obat kimia dalam menurunkan kadar gula darah.
D. Kerangka Pemikiran
Keanekaragaman hayati yang tinggi di Indonesia dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang ada di sekeliling
4
Rumput teki termasuk tanaman liar yang sering dianggap sebagai gulma yang
mudah dijumpai di manapun. Rumput teki memiliki berbagai macam fungsi
serta dapat dijadikan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit
salah satunya adalah penyakit diabetes melitus. Kandungan kimia yang
terkandung dalam rimpang rumput teki antara lain : minyak atsiri, alkaloid,
flavonoid, polifenol, resin, amilum tanin, triterpen, d-glukosa, d-fruktosa dan
gula tak mereduksi. Dari berbagai senyawa kimia yang terkandung pada
rumput teki diharapkan ada yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar
gula darah.
Amaryl merupakan salah satu obat kimia yang dapat mengatasi penyakit gula
darah atau disebut diabetes, amaryl digunakan sebagai obat pembanding
dengan tanaman rumput teki berdasarkan fungsi dan manfaatnya sebagai obat
penyakit diabetes melitus tradisional karena mudah untuk diperoleh.
E. Hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah pemberian ekstrak
rimpang rumput teki lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
1. Klasifikasi Tanaman Rumput Teki
Rumput teki tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1000 m di atas
permukaan laut. Umumnya rumput teki tumbuh liar di Afrika Selatan,
Korea, Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia, dan Kawasan Asia
Tenggara. Rumput teki banyak tumbuh di tempat terbuka atau tidak
terkena sinar matahari secara langsung seperti tumbuh di lahan pertanian
yang tidak terlalu kering, ladang, kebun, tegalan, pinggir jalan, yang
hidup sebagai gulma karena sangat susah untuk diberantas
(Gunawan,1998). Rumput teki banyak ditemukan pada tempat yang
menerima curah hujan lebih dari 1000 mm pertahun yang memiliki
kelembapan 60 – 85 %. Suhu terbaik untuk pertumbuhan rumput teki
adalah suhu dengan rata-rata 25˚C, pH tanah untuk menumbuhkan
rumput teki berkisar antara 4,0 – 7,5 (Lawal, 2009). Tanaman rumput
6
Menurut Sugati (1991) klasifikasi tanaman rumput teki sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species : Cyperus rotundus L.
a
Gambar 1. Rumput Teki (Cyperus rotundus L), a. Bunga rumput teki, b. Batang, c. Daun, d. Rimpang, e. Stolon (Anonim 2, 2014).
2. Ciri – ciri Tanaman Rumput Teki
Rumput teki merupakan tanaman herba menahun yang banyak tumbuh di lahan
pertanian sebagai gulma. Tanaman ini sangat mudah ditemukan di Indonesia
karena beriklim tropis. Umbi batang merupakan mekanisme pertahanan yang
ada pada rumput teki, karena hal ini rumput teki dapat bertahan berbulan-bulan.
b
c
d
7
Rumput teki yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae merupakan tanaman
gulma tahunan. Kulit umbi berwarna hitam dan berwarna putih kemerahan
dalamnya, serta memiliki bau yang khas. Bunga terletak pada ujung tangkai
memiliki tiga tunas kepala benang sari yang berwarna kuning jernih (Lawal,
2009). Rumput teki termasuk rumput semu menahun, tetapi tidak termasuk
Graminae (keluarga rumput-rumputan). Batang berbentuk segitiga, helaian
daun memiliki bentuk garis dan warna permukaan berwarna hijau tua
mengkilat dengan ujung daun meruncing. Bunga rumput teki berbentuk bulir
majemuk (Gunawan, 1998).
3. Kandungan Senyawa Kimia Rumput Teki
Bagian dari rumput teki yang dapat dimanfaatkan adalah rimpangnya.
Komponen-komponen kimia yang terkandung dalam rimpang rumput teki
antara lain : minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, polifenol, resin, amilum tannin,
triterpen, d-glukosa, d-fruktosa, dan gula tak mereduksi (Murnah, 1995)
dengan adanya kandungan minyak atsiri yang bersifat analgetik (Pudjiastuti,
Dzulkarnain, Astuti, 1996).
4. Manfaat Rumput Teki
Khasiat dari umbi rumput teki secara farmakologi dan biologi yaitu sebagai
anti-candida, anti-inflamasi, antidiabetes, sitoprotektif, antimutagenik,
antimikroba, antibakteri, antioksidan, sitotoksik, dan apoptosis, serta analgesik
8
yang lain yaitu obat untuk mempercepat pematangan bisul, obat cacing,
pelembut kulit, peluruh dahak, peluruh haid,
Rimpang rumput teki telah banyak dimanfaatkan masyarakat yang ada di
berbagai daerah secara tradisional yang digunakan sebagai obat, bentuk
rebusan digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit mulut dengan cara
dijadikan obat kumur, panas, disentri, obat cacingan. Selain itu, rumput teki
dapat digunakan juga sebagai air pencuci anti keringat, serta akar yang sudah
menjadi bubuk dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan obat borok.
Selain itu manfaat dari rumput teki dapat digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit (analgesik), arbortus (keguguran) (Wijayakusuma, 2000).
B. Mencit (Mus musculus L.)
1. Klasifikasi Mencit
Mencit dapat hidup pada berbagai daerah seperti iklim dingin, sedang,
maupun panas. Mencit dapat berkembang biak bebas di alam. Mencit liar
memiliki bulu berwarna abu – abu dan berwarna pucat pada bagian perut,
dengan mata yang berwarna hitam dan kulit yang berpigmen (Malole dan
Pramono, 1989). Untuk lebih jelasnya, gambar mencit ini dapat dilihat
9
Menurut Priyambodo (2003) klasifikasi mencit sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Species : Mus musculus L.
Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.) (Wikipedia,2014).
2. Biologi Mencit
Mencit memiliki bentuk tubuh kecil, berwarna putih, serta memiliki siklus
estrus yang pendek dan teratur antara 4 – 5 hari. Tempat untuk
pemeliharaan mencit harus dijauhkan dari kebisingan, serta menjaga
10
antara 30 – 70%. Pada mencit betina memiliki berat badan sekitar 18-35 g
dan dewasa dengan umur 35-60 hari. Biasanya mencit dapat hidup selama
1-2 tahun, dengan masa reproduksi 1,5 tahun (Akbar, 2010).
C. Hiperglikemia
Diabetes ditandai dengan gejala klinis seperti peningkatan kadar gula darah
dari batas normal yaitu 10 mmol/l atau 180 mg/dl. Penyakit diabetes militus
adalah penyakit yang diakibatkan kekurangan insulin yang berpotensi
menimbulkan hiperglikemia (Olausson, Kilander, 2008). Hal ini dapat terjadi
karena pankreas yang tidak berfungsi untuk menghasilkan insulin, sehingga
mengakibatkan kerja insulin akan dihambat oleh antibodi insulin, jumlah
reseptor insulin akan berkurang pada organ yang dituju (Leslie, 1989). Insulin
memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan kadar glukosa darah
(Kee dan Hayes, 1996).
Kadar gula darah konstan pada 80 – 90 mg/dl, kemudian setelah makan kadar
gula darah akan mengalami peningkatan antara 120 – 130 mg/dl. Setelah
2 – 3 jam kadar gula darah akan kembali normal. Hipoglikemia adalah
keadaan kadar gula darah di bawah 60 mg/dl, sedangkan hiperglikemia di atas
120 mg/dl (Marseno, 1998). Kadar gula darah pada mencit normal yaitu 62 –
11
D. Aloksan
Aloksan telah banyak digunakan untuk mendiabeteskan mencit percobaan
karena aloksan adalah suatu derivat pirimidin sederhana. Aloksan memiliki
mekanisme kerja selektif pada sel β pankreas yang bertugas dalam
memproduksi insulin sehingga menyebabkan aloksan diabetes pada mencit
percobaan. Salah satu cara untuk menghasilkan mencit percobaan pada kondisi
diabetik eksperimental adalah dengan pemberian aloksan. Zat kimia yang ada
pada aloksan dapat menyebabkan keadaan hiperglikemik yang permanen dalam
waktu 2 – 3 hari (Suharmiati dalam Jariyah, 2013).
E. Amaryl
Amaryl adalah obat golongan sulfonylurea yang berguna untuk mengatasi gula
darah. Mekanisme kerja amaryl untuk menurunkan kelebihan kadar gula darah
yaitu melalui perangsangan sel beta pankreas yang dipacu untuk menghasilkan
hormon insulin dalam jumlah yang lebih banyak, dan meningkatkan
penyerapan gula dari darah ke otot serta sel-sel lemak sehingga produksi gula
oleh hati akan menurun. Pemberian amaryl menunjukkan dapat meningkatkan
sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin, hal ini didukung oleh studi
preklinis dan klinis (Anonim 4, 2015).
Efek samping yang ditimbukan oleh amaryl adalah gangguan pada saluran
pencernaan seperti muntah, nyeri pada lambung dan diare (<1%), reaksi alergi
12
tetapi reaksi ini memiliki sifat sementara dan akan hilang walaupun
penggunaan amaryl dilanjutkan, gangguan metabolisme berupa hiponatremia,
penglihatan mungkin akan menjadi kabur, reaksi hematologik seperti
leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, dan
pansitopenia dilaporkan pernah terjadi setelah mengkonsumsi sulfonylurea
13
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi
Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus
L.) yang dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kandang mencit yang
terbuat dari kawat dan bak plastik sebanyak 24 kandang, tempat makanan dan
minuman mencit, kertas label untuk memberikan nomor pada kandang mencit,
spuit merupakan alat untuk mencekok mencit, pipet tetes, erlenmeyer untuk
mengukur larutan, sonde lambung, test skrip, dan glucometer alat mengecek kadar
gula darah. Glucometer yang digunakan yaitu GlucoDR Blood Glucose Test
Meter, model AGM-2100, test range 20 ~ 600 mg/dl, dan dapat terbaca dalam
waktu 11 detik.
Bahan yang digunakan yaitu : 24 ekor mencit jantan yang berumur 3-4 bulan
14
sebagai pakan mencit, aquabides, aloksan adalah senyawa yang sering digunakan
untuk membuat mencit diabetes, metanol.
C. Prosedur Penelitian
Hewan uji yang digunakan sebanyak 24 ekor mencit jantan yang berumur 3-4
bulan, dengan berat badan rata-rata 30- 40 gram yang diperoleh dari Palembang.
Dilakukan aklimatisasi dengan tujuan untuk penyesuaian mencit dengan
lingkungan selama satu minggu dalam kondisi laboratorium.
Mencit dipelihara pada kandang yang berbeda-beda. Masing-masing kandang
berisi 1 ekor jantan. Kandang yang digunakan berukuran 15x15 cm. Makanan
yang diberikan berupa pelet ayam, dan minum berupa air putih yang diletakkan di
dalam botol plastik yang disumbat pipa alumunium. Setiap mencit diberi
perlakuan secara oral (dicekok). Kemudian mencit dipuasakan selama 8 jam
sebelum dilakukan perlakuan, dengan cara mengeluarkan sekam dan makanannya
namun mencit tetap diberi air (Parveen, et al., 2007).
Darah mencit diambil pada bagian ekor dengan cara dipotong sedikit pada ujung
ekor, tetapi dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas yang telah diberi alkohol
70%. Darah diletakkan pada test strip, kemudian strip dimasukkan ke dalam alat
glucometer agar kadar gula darah dapat terbaca. Kadar gula darah langsung
dapat terbaca dalam waktu ± 11 detik, dengan satuan mg/dl. Strip hanya
digunakan untuk sekali pakai. Pemeriksaan gula dilakukan setelah aklimatisasi
15
hari setiap 2 hari kemudian hari ke-14 dilakukan pemeriksaan darah diabetes, dan
hari ke-28 yaitu setelah mencit diberikan perlakuan seperti diberikan ekstrak
rumput teki serta obat amaryl sebagai kontrol. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan keadaan gula darah normal, saat diabetes, dan pada saat
kadar gula darah diberikan perlakuan terhadap obat amaryl dan ekstrak rimpang
rumput teki.
D. Pembuatan Ekstrak Rumput Teki (Cyperus rotundus L)
Rumput teki diperoleh dari Politeknik Negeri Lampung. Rumput teki yang
diperoleh dibersihkan dengan cara dicuci, kemudian dijemur hingga kering. Akar
serabut yang ada pada rumput teki dipotong sehingga hanya tertinggal
rimpangnya. Setelah itu dilakukan pembuatan ekstrak rumput teki dengan cara
digiling sehingga menghasilkan serbuk rumput teki. Dari serbuk rumput teki
tersebut kemudian dibuat ekstrak dengan menggunakan methanol sebagai
pelarutnya, dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 35oC dengan
kecepatan 60 rpm, dengan menggunakan waktu selama 1 jam. Sehingga
menghasilkan ekstrak rumput teki.
E. Pemberian Perlakuan
1.Induksi Aloksan
Setiap hewan uji ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan pemberian dosis
16
Penginduksian aloksan lebih baik dilakukan pada suhu yang dingin begitu juga
dengan penyimpanan aloksan, karena suhu yang dingin dapat menjaga aloksan
agar tidak rusak. Setelah ditimbang aloksan dilarutkan pada 0,9% NaCl
kemudian dikonversikan ke mencit berdasarkan berat badan masing-masing
mencit.
2. Hiperglikemik Pada Mencit
Mencit diinduksi aloksan pada hari ke-8, mencit dikelompokkan menjadi 4
kelompok yaitu 1, 2, 3, dan 4 yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit.
Pemberian aloksan dilakukan 2 hari sekali selama 6 hari. Setiap mencit diberi
aloksan sebanyak 0,15 mg/g BB menggunakan NaCl sebagai pelarut
sebanyak 0,9% dan syringe 1 ml secara ip (intraperitoneal) pada bagian
rongga perut. Penginduksian aloksan harus steril, pada bagian intraperitoneal
dibersihkan dengan cara diusap menggunakan kapas yang telah diberi alkohol
70%. Kemudian larutan aloksan yang terdapat pada syringe dapat
diinjeksikan pada mencit.
3. Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki
Menurut Sa’roni dan Wahjoedi (2002), perlakuan yang diberikan pada tikus
yaitu:
a) Kelompok kontrol diberi 1 ml/100 grBB aquades (A)
b) Kelompok dosis 11,25 mg/ 100 gr BB dalam 1 ml/100 grBB aquabides (B)
17
d) Kelompok dosis 337,5 mg/100 grBB dalam 1 ml/100 grBB aquades (D)
Dosis yang diberikan pada mencit dengan berat rata- rata 30 - 40 gram (± 2,5
x BB tikus), menggunakan perbandingan 1, 10, dan 30 untuk setiap perlakuan.
Dosis ekstrak rumput teki yang diberikan pada mencit adalah :
Perhitungan dosis pergram berat badan tikus yang dikalikan berat badan
mencit. Dosis tikus 11,25 mg/100gr BB dalam 1ml/100grBB
Dosis per gram berat badan = 0,0001125 g
Konversi ke mencit = per gram berat badan x berat badan mencit
= 0,0001125 g x 40 g = 0,0045 g
= 4,5 mg
Perbandingan 1 : P1 = 4,5 g : 1 = 4,5 mg
Perbandingan 10 : P2 = 4,5 g : 10 = 45 mg
Perbandingan 30 : P3 = 4,5 g : 30 = 135 mg
Persen pemberian ekstrak ditentukan berdasarkan rute pemberian obat yang akan
digunakan, untuk rute oral sebanyak 1%. Menurut Yorijuly (2012) rumus
perhitungan dosis penggunaan ekstrak rimpang rumput teki untuk mencit yaitu :
Volume pemberian = berat x persen pemberian
= 40 gram x 1 %
= 40 gram x ( 1 ml/100 gram)
18
F. Perhitungan Dosis Obat Amaryl
Dosis yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan pemakaian yang dikonsumsi
oleh manusia. Berat badan pada manusia dewasa 50 kg yang mengkonsumsi obat
dengan dosis 1500 mg yang biasanya diminum 3 kali sehari (Katzung, 1998).
Kemudian dari berat badan manusia dikonversi ke mencit 40 g.
Berat badan manusia 50 kg = 500 mg
Dosis per gram berat badan = 0,00001 g x 40 g = 0,0004 g
= 0,4 mg
Untuk membuat larutan amaryl diperlukan dosis 0,4 mg yang dilarutkan dalam
100 ml aquabides.
G. Perlakuan Untuk Mencit Hiperglikemik
Pemberian obat dan ekstrak rimpang rumput teki terhadap mencit dengan cara
dicekok menggunakan alat berupa sonde lambung. Terdapat 4 (empat) kelompok
perlakuan, sebagai berikut:
1. Kelompok kontrol diberi amaryl dengan dosis 0,4 mg dalam 0,4 ml/100 gr BB
aquabides (A)
2. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 4,5 mg/ 40 gr BB dalam 0,4 ml/100 gr
BB aquabides (B)
3. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 45 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 gr BB
19
4. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 135 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 gr
BB aquabides (D)
H. Analisis Kadar Gula Darah
Mencit didiabeteskan terlebih dahulu menggunakan aloksan sebanyak 150 mg/kg
berat badan yang diberikan setiap 2 hari sekali selama 6 hari. Aloksan berfungsi
untuk menaikkan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan
pada hari ke 8, 14, dan 28. Mencit memiliki kadar gula darah normal antara 71 –
124 mg/dl. Mencit dipuasakan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran
glukosa darah, pada saat mencit dipuasakan, sekam yang ada di kandang
dikeluarkan agar tidak dimakan oleh mencit. Darah diambil dari bagian ekor
yang terdapat banyak pembuluh darah vena. Sebelum dipotong, ekor terlebih
dahulu direndam pada air hangat ± 1 menit. Darah yang keluar pertama
dibersihkan dengan kapas/tisu, kemudian darah yang keluar selanjutnya
diletakkan pada strip. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan dengan alat
glucometer, dan kadar glukosa darah dapat terbaca dalam waktu ± 11 detik.
I. Pengumpulan Data
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar gula darah pada
20
J. Rancangan Penelitian dan Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan
empat perlakuan, yang masing – masing perlakuan dilakukan enam kali
pengulangan. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan Analisis of
Variance (ANOVA). Apabila ada perbedaan nyata akan dilanjutkan
menggunakan uji BNT ( beda nyata terkecil) pada taraf 5% sebagai perbandingan
dari masing-masing perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan di bawah
21
Keterangan : K = Kontrol (K1), P = Perlakuan yang digunakan (P2, P3, P4), dan
U = Ulangan yang digunakan (U1, U2, U3, U4, U5, U6)
K1U1
P3U2
P4U3
K1U4
P2U1
K1U2
P4U2
P2U2
P3U1
P4U1
P2U3
P3U3
K1U3
P3U4
P2U4
P4U4
P4U5
K1U5
P3U5
P2U5
22
K. Diagram Alir
Gambar 3. Diagram alir penelitian
Persiapan penelitian
1 6 ekor mencit
Mencit diabetes
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang
rumput teki (Cyperus rotundus L.) dengan dosis 135 mg/40 grBB dapat
menurunkan kadar glukosa darah dengan rata-rata 80,83 mg/dl secara
signifikan dibandingkan dengan kontrol (amaryl) 91,16 mg/dl dengan
dosis 0,4 mg/40 grBB pada mencit setelah aloksan.
2. Ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) lebih baik
dibandingkan obat amaryl karena menurunkan kadar glukosa darah
mencit lebih baik.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang senyawa flavonoid yang
terkandung dalam rimpang rumput teki untuk menurunkan kadar glukosa
darah dan berapa dosis yang tepat untuk ekstrak rimpang rumput teki yang
29
DAFTAR PUSTAKA
Adewale S.O., R.O, Ayeni., O.A, Ajala., & T , Adeniran. 2007. A New
Generalized Mathematical Model for Study of Diabetes Mellitus. Research Journal of Apllied Sciences 2 (5) : 629-632.
Akbar, B. 2010. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi Sebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press. Jakarta. Ed 1. Hal 59. 978-602-19751-7-6.
Anonim 1. 2015. http://disehat.com/berapa-kadar-gula-darah-normal-menurut-WHO. 28/02/2015. 08.14 AM.
Anonim 2. 2014. Mencit. Plantamor. com/index. php. plant. 09/11/14. 21.12 PM.
Anonim 3. 2015. Diabetes Mellitus. Http://diabetes-mellitus. Blogspot.
com/2013/04/mengenal – jenis –jenis – obat –diabetes-di.html. 27/02/2015. 12.53 AM
Anonim 4. 2015. Mari Berkenalan Dengan Farmakologi Molekuler. Http:// denikrisna. files. workpress. com.2011/03/ isletcell. JPG. 15/08/2015. 14.34 AM.
Aruoma, O. I. 1994. Free Radical and Antioxidant Strategies in Sport. J Nutr Biochem 5: 370-381.
Atun, S. 2015. Hubungan Struktur dan Aktivitas Antioksidan Beberapa Senyawa Resveratrol dan Turunan. Universitas Yogyakarta.
30
Gunawan, B., Sumadiono. 2007. Stress dan Sistem Imun Tubuh : Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi. Cermin Dunia Kedokteran. 154 : 13-15.
Hanny, F. Y. 2012. Efek Ekstrak Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Sebagai Antipiretik Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Vaksin DPT-Hb. Skripsi S1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jawa Timur.
Jariyah. 2013. Efek Hipoglikemik Tepung Pedada (Sonneratia caseolaris L.) Pada Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksan. Universitas Pembangunan Nasional. Jawa Timur.
Katzung, B.G. 1998. Basic and Clinical Pharmacology. Terjemahan Petrus Adrianto. Farmakologi Dasar dan Klinik. EGC. Jakarta.
Kee, J. L., E. R. Hayes, 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Alih bahasa : Dr. Peter Anugrah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kristiyaningsih. 2006. Pengaruh Pemberian Vaksinasi BCG, Stress, dan Kombinasi Vaksinasi BCG-Stress Terhadap Kemampuan
Proliferasi Limfosit Pada Mencit Balb/c. Universitas Diponegoro. Semarang.
Lawal, O.A. dan O, Adebola. 2009. Chemical Composition of The Essential Oils of Cyperus Rotundus L. From South Africa. Journal Molecules 2009,14. Hal 2909-2917.
Leslie, R.D.G.1989. Diabetes. Terjemahan Agus Djaya, Ed: Surya Satya Negara.Penerbit Arcan. Jakarta. Vol. 45 No.1.
31
Marseno, J.W. 1998. Handout Kimia dan Teknologi Karbohidrat “Non Strach
Polysaccharides” Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, PPS. UGM.
Yogyakarta. 45 Hal. 574.192.
Muhilal, 1991. Teori Radikal Bebas Dalam Gizi dan Kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran. 73 : 9-11.
Murnah. 1995. Pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif minyak atsiri dan tannin dalam umbi teki. Jurnal Kedokteran Diponegoro 30 (3 dan 4): 234-238.
Ngatidjan, 1991. Metode Laboratorium Dalam Toksikologi Petunjuk
Laboratorium. PAU Bioteknologi UGM.Yogyakarta. pp. 94-132.
Olausson, E.A., A. Kilander. 2008. Glycaemic Index of Modified Cornstrach in Solutions with Different Viscosity. A Study in Subject with Diabetes Mellitus type 2. Clinical Nutrition, 27: 254-257.
Parveen, Z., Y. Deng., M.K. Saeed., 2007. Antiinflamatory and Analgesic Activities of Thesium Chinense Turez Extracts and its Mayor Flavonoids, Kampferol and Kaempferol 3-0-Glucoside. Yakugaku Zasshi 127(8).p 1275-1279.
Piparo, L. E., H. Scheib., N. Frei., G. Williamsom., M. Grigorov., C.J. Chou., 2008. Flavonoid for Controlling Strach Digestion : Structural Requirements for Inhibiting Human Alpha Amylase. Journal of Medicinal Chemistry.Tersedia di
http://pubs.acs.org/doi/full/10.1021/jm800115x
Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Ed ke-3. Penebar Swadaya. Jakarta.
32
Purwanto, N.H. 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus. Journal Keperawatan. Vol. I No. 01.
Rao P.T., K.S, Rao., & C.L, Usha. 2011. Stochastic Modeling of Blood Glucose Level in Type-2 Diabetes Mellitus. Asian Journal of Mathematics and Statistic 4(1):56-65.
Santosa, M.H., H. Studiawan. 2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan. Universitas Airlangga. Surabaya. Vol. 21 No. 2.
Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian.
Universitas Jember. Vol III, No. 01, April 2006, 01-07. 1693-9883.
Sa’roni., Wahjoedi. 2002. Pengaruh Infus Rimpang (Cyperus rotundus L.) teki Terhadap Siklus Estrus Dan Bobot Uterus Pada Tikus Putih. Jurnal Bahan Alam Indonesia: 1:45-48.
Studiawan, H., M. H, Santosa.2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi Aloksan. Media Kedokteran Hewan. Vol. 21 (2): 62-65.
Sudarsono, A. Pudjiarinto, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, M. Dradjad, S. Wibowo, dan Ngatidjan. 1996. Tumbuhan obat, Hasil
Tradisional (PPOT).UGM. Yogyakarta. 44-52.
Sugati, S. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Depkes RI, BPPK. Jakarta, Hal : 108-456.
Tjokroprawiro, A. 1980. Prevalensi Diabetes Mellitus Dewasa di Kodya Surabaya. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Surabaya.
33
WHO (World Healthy Organisation). 2003. Traditional Medicine,
http://www.who.int/mediacentre/factsheets. 27/02/2015. 13.32 am.
Waji, R. A., S. Andis. 2009. Flavonoid (Quercetin). Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Hasanuddin.
Wijayakusuma, H. 2000. Sehat DenganTeki. http//www.suarakarya.co.id. Jakarta. 10/11/07. 19.30.23 PM.
Wikipedia. 2014. www. Biologi-Sel.Mencit-Mus-musculus-dan-klasifikasinya.html. Diakses Kamis. Pukul 19.30 wib.
Wild, S.G., Roglie, A. Green, R. Sicree, and H. King. 2004. Global Prevalence of Diabetes, Estimates for the year 2000 and Projections for 2030. Diabetes Care 27:1047-1453.