• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA

DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oleh

Ayu Ayssca Besty Prastiwy

Rimpang rumput teki memiliki kandungan kimia seperti minyak atsiri, flavonoid, dan saponin serta secara farmakologi mengandung antidiabetes, sedangkan amaryl merupakan obat kimia yang dapat mengatasi penyakit diabetes. Telah dilakukan penelitian tentang perbandingan obat amaryl dengan ekstrak rimpang rumput teki terhadap gula darah pada mencit jantan. Penelitian ini bertujuan untuk

membandingkan pengaruh ekstrak rimpang rumput teki dengan obat amaryl untuk menurunkan kadar gula darah pada mencit jantan. Hewan dibagi dalam 4

kelompok perlakuan (tiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit). Sebelum pemberian obat terlebih dahulu mencit di diabeteskan dengan diinduksikan aloksan secara ip (intraperitoneal) dengan dosis 0,15 mg/ 40 grBB yang menggunakan NaCl sebagai pelarut sebanyak 0,9 %. Setelah itu mencit diberi perlakuan amaryl dan ekstrak rimpang rumput teki yaitu kelompok 1 kontrol : amaryl 0,4 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 2 : ekstrak rimpang rumput teki 4,5 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 3 : ekstrak rimpang rumput teki 45mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 4 : ekstrak rimpang rumput teki 135 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides. Dari hasil penelitian, mencit yang diberi ekstrak rimpang rumput teki dengan dosis 135 mg/40 grBB mengalami penurunan kadar glukosa darah dengan rata-rata 80,83 mg/dl secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata amaryl 91,16 mg/dl. Hal ini disebabkan karena di dalam rimpang rumput teki terkandung senyawa flavonoid yang kaya akan antioksidan sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit diabetes.

(2)

PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN

YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oleh

Ayu Ayssca Besty Prastiwy

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS

Pada Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mulyo Asri pada tanggal

29 November 1993, sebagai putri pertama dari

bersaudara dari pasangan Bapak Asmungi dan

Ibu Sukismiati. Penulis mengawali jenjang

pendidikan di Sekolah Dasar 05 Negeri Tunas

Asri yang diselesaikan pada tahun 2007.

Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah

Pertama Negeri 01 Mulyo Asri, Tulang Bawang

Tengah yang terselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun yang sama melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah 01 Tumijajar, Tulang Bawang Barat sampai tahun 2011. Pada

tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur

PMPAP. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum

Botani Umum, Embriologi Tumbuhan, Embriologi Hewan, Biologi Medik, dan

Struktur Perkembangan Hewan. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan

keorganisasian di Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Universitas

(6)

Pada tahun 2013, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Desa Mulyo sari,

Pasir Sakti Lampung Timur. Kemudian pada tahun 2014, penulis melakukan

kerja praktek di UPTD Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan

(7)

SANWACANA

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Perbandingan Obat Amaryl Dengan Ekstrak Rimpang Rumput

Teki (Cyperus rotundus L.) Terhadap Kadar Gula Darah Pada Mencit (Mus

musculus L.) Jantan Yang Diinduksi Aloksan”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, saya menyadari bahwa banyak sekali bantuan

yang saya dapatkan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin

mengucapkan rasa terimakasih yang tulus kepada :

1. Orang tuaku tersayang Ayah dan Ibu, terimakasih selalu memberi semangat,

motivasi untuk tidak menyerah dan selalu berusaha, serta tidak hentinya

selalu mendoakan saya siang dan malam.

2. Bapak Drs. Hendri Busman, M. Biomed., selaku pembimbing I yang telah

membimbing saya dengan sabar, memberi arahan, dan saran dalam penulisan

skripsi.

3. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku pembimbing II sekaligus ibu

ketua jurusan yang telah banyak memberi nasehat, saran, dan bimbingan

dalam menulis skripsi.

4. Bapak Prof. Suharso, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

(8)

5. Bapak Dr. Sutyarso, M. Biomed., selaku pembahas yang telah banyak

memberikan saran yang lebih baik, kritik, dan koreksi pada penulis.

6. Ibu Dra. Tundjung T. Handayani, M.S., selaku pembimbing akademik yang

selalu sabar memberikan nasehat, semangat, membimbing dengan sabar pada

penulis selama ini dan selalu mendoakan penulis.

7. Ibu Rochmah Agustrina, Ph.D., selaku dosen biologi yang menjadi

pembimbing Kerja Praktik, yang banyak memberikan nasehat dan saran.

8. Seluruh dosen jurusan biologi yang selama ini telah memberikan ilmu dengan

tulus dan pengalaman yang belum pernah saya dapatkan di tempat lain.

9. Bapak Sungadi dan Bapak Ali, Bapak Hambali, selaku Laboran yang telah

banyak membantu penulis selama penelitian.

10. Seluruh staf Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam.

11. Untuk orang yang paling spesial Ahmad Iqbal Chaniago, yang selama ini

selalu menemani, memberikan semangat, kasih sayang, dan doa.

12. Teman – teman penelitian sekaligus sahabat Nindia Susanti, Nurhaini Wahyu

Lestari, terima kasih atas kerjasama, kebersamaan dalam melalui berbagai hal

dari mulai sedih sampai senang.

13. Teman-teman dekat Reni Agustina, Nori Irawati, Christiana Eka Isharnani,

yang pernah menghabiskan waktu bersama-sama mulai dari sedih, senang.

14. Keluarga besar angkatan 2011 biologi : Agung, Robith, Wendi, Anggi, Fadil,

Sobran, Ian, Adi, Isro, Ori, Astrid, Debby Sarasmi, Yuli, Siti, Melinda,

Fenida, Agra, Dewi Okvita, Aini, Dwi, Umi, Sa’adah, Meri, Maria, Vista,

(9)

15. Teman belajar bareng sampai malam-malam di Rusunawa Fadila Suci, dan

Riska Damayanti, terimakasih .

16. Kakak tingkat angkatan 2010 kak Billy, mbk Rita Asmara, mak Lindawati

yang telah banyak memberi saran, kritik, dan bantuan.

17. Adik tingkat : Rohman, Hendra, Tara, Nanas, Naumi, atas keceriaan, canda

tawa, dan semangat.

18. Teman –teman KKN : Mbk Celvi, Ayu, Rara, Sindi Yolan, Sindi, Kak

Burhan, Bang Bondan, Riko, Candra, senang bisa bareng kalian seru-seruan,

sedih, senang, terimakasih atas semangat kalian.

19. Seluruh Wadya Balad HIMBIO yang telah memberikan semangat dan tidak

bisa saya tulis satu persatu.

20. Teman kosan kristin, ratih, ria, melly, ira, afifah, nindi sudah banyak

memberi dukungan, menghabiskan waktu 4 tahun bersama-sama dalam canda

tawa.

Semoga Tuhan membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah membantu

penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di

dalam penulisan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit

harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua.

Bandar Lampung, Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ……….. iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Pemikiran ... 3

E. Hipotesis ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) ... 5

1. Klasifikasi Tanaman Rumput Teki ... 5

2. Ciri-ciri Tanaman Rumput Teki ... 6

3. Kandungan Senyawa Kimia Rumput Teki ... 7

4. Manfaat Rumput Teki ... 7

B. Mencit (Mus musculus L.) ... 8

1. Klasifikasi Mencit ... 8

2. Ciri Biologi Mencit ... 9

C. Hyperglycemia ... 10

D. Aloksan ... 11

(11)

III. METODE KERJA

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

B. Alat dan Bahan ... 13

C. Prosedur Penelitian... 14

D. Pembuatan Ekstrak Rimput Teki ... 15

E. Pemberian Perlakuan ... 15

F. Perhitungan Dosis Obat Amaryl ... 18

G. Perlakuan Untuk Mencit Hiperglikemik ... 18

H. Analisis Kadar Gula Darah ... 19

I. Pengumpulan Data ... 19

J. Rancangan Penelitian dan Analisis Data ... 20

K. Diagram Alir ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan ... 23

1. Glukosa Darah Mencit (Mus musculus L.) Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) dan Obat Amaryl ... 23

B. Pembahasan ... 24

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 28

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Rata-rata kadar glukosa darah mencit jantan setelah pemberian

ekstrak rimpang rumput teki dan obat amaryl ... 23

Tabel 2. Analisis of Variance data penurunan kadar glukosa darah

mencit ... 35

Tabel 3. Rata – rata penurunan kadar glukosa darah mencit ... 35

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. Grafik rata-rata Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki dan Obat Amaryl ... 24

(14)

Gambar 17. Ekstrak rimpang rumput teki ... 39

Gambar 18. Pelet ayam ... 39

Gambar 19. Aloksan ... 39

Gambar 20. Aquabides ... 40

Gambar 21. Syringe ... 40

Gambar 22. Mortal dan Pastle ... 40

Gambar 23. Sonde Lambung ... 40

Gambar 24. Induksi aloksan secara intraperitoneal ... 40

Gambar 25. Pengambilan dan pemeriksaan darah ... 41

Gambar 26. Pencekokan amaryl secara oral ... 41

(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus atau disebut penyakit gula atau lebih dikenal orang dengan

kencing manis yang disebabkan kekurangan hormon insulin (Tjokroprawiro,

1980). Kekurangan hormon insulin ini diakibatkan oleh pankreas yang

merupakan penghasil insulin tidak dapat menghasilkan hormon insulin dalam

jumlah yang cukup besar sehingga mengakibatkan pembakaran dan

penggunaan karbohidrat tidak stabil (Tjokroprawiro, 1986). Hormon insulin

memiliki peranan penting dalam mengatur kadar glukosa di dalam darah

72 – 126 mg/dl waktu puasa, dan 90 menit setelah makan kadar gula darah

normal 180 mg/dl, kemudian pada saat malam hari untuk gula darah normal

adalah 144 mg/dl (Anonim 1, 2015).

Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa (hyperglycemia)

yang disebabkan adanya peningkatan glukoneogenesis dan glikogenolisis

(Wild, Roglie, Green, Sicree, King, 2004). Dampak dari Hyperglycemia akan

menyebabkan kegagalan kerja pada berbagai macan organ seperti mata,

ginjal, saraf, dan jaringan darah. Saat menderita diabetes tubuh tidak dapat

menggunakan energi dari makanan yang kita makan (Adewale, Ayeni, Ajala,

(16)

2

yaitu melalui makanan karena pada saat metabolisme bahan seperti

karbohidrat, protein, dan lemak akan dirombak menjadi glukosa yang

selanjutnya digunakan sebagai energi (Goel & Statry dalam Rao, Usha,

2011).

Diabetes bersifat degeneratif (Lanywati dalam Purwanto, 2011). Salah satu

cara pengobatan dapat menggunakan obat tradisional seperti rimpang rumput

teki. Negara yang beriklim tropis seperti Indonesia memiliki

keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, karena terdapat sekitar 300.000 jenih

tumbuhan di Indonesia (Tjitrosoepomo, 1981).

WHO merekomendasikan untuk obat menggunakan obat tradisional seperti

obat herbal dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan, serta

pengobatan untuk penyakit degeneratif dan kanker (WHO, 2003). Umumnya

penggunaan obat tradisional lebih aman dari pada obat modern, karena efek

samping yang ditimbulkan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan obat

modern (Sari, 2006).

Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat

digunakan sebagai obat tradisional. Rumput teki termasuk tanaman herba,

sebagai tumbuhan liar dan sering dijumpai seperti pada halaman rumah, di

sawah yang sering dianggap sebagai gulma (Sudarsono, Pudjiarinto,

Gunawan, Wahyono, Dradjad, Wibowo, 1996). Bagian yang sering

digunakan pada rumput teki adalah rimpangnya, karena rimpang rumput teki

(17)

3

polifenol, resin, amilum tanin, triterpen, d-glukosa, d-fruktosa dan gula tak

mereduksi (Murnah, 1995).

Rimpang rumput teki memiliki kandungan kimia yaitu flavonoid, yang

diasumsikan dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah (Santosa, 2005).

Amaryl (glimepiride) merupakan obat dari golongan sulfonylurea yang

memiliki kegunaan untuk mengatasi penyakit gula darah. Untuk itu dalam

penelitian ini akan dilakukan penelitian tentang perbandingan amaryl dan

ekstrak rimpang rumput teki dalam upaya menurunkan penyakit diabetes

militus pada mecit (Mus musculus L.) jantan.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh ekstrak rimpang

rumput teki dengan obat Amaryl untuk menurunkan kadar gula darah pada

mencit (Mus musculus L.) jantan yang diinduksi aloksan.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan

ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) sebagai obat herbal yang

aman dibandingkan dengan obat kimia dalam menurunkan kadar gula darah.

D. Kerangka Pemikiran

Keanekaragaman hayati yang tinggi di Indonesia dapat dimanfaatkan

masyarakat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang ada di sekeliling

(18)

4

Rumput teki termasuk tanaman liar yang sering dianggap sebagai gulma yang

mudah dijumpai di manapun. Rumput teki memiliki berbagai macam fungsi

serta dapat dijadikan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit

salah satunya adalah penyakit diabetes melitus. Kandungan kimia yang

terkandung dalam rimpang rumput teki antara lain : minyak atsiri, alkaloid,

flavonoid, polifenol, resin, amilum tanin, triterpen, d-glukosa, d-fruktosa dan

gula tak mereduksi. Dari berbagai senyawa kimia yang terkandung pada

rumput teki diharapkan ada yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar

gula darah.

Amaryl merupakan salah satu obat kimia yang dapat mengatasi penyakit gula

darah atau disebut diabetes, amaryl digunakan sebagai obat pembanding

dengan tanaman rumput teki berdasarkan fungsi dan manfaatnya sebagai obat

penyakit diabetes melitus tradisional karena mudah untuk diperoleh.

E. Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah pemberian ekstrak

rimpang rumput teki lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah

(19)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)

1. Klasifikasi Tanaman Rumput Teki

Rumput teki tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1000 m di atas

permukaan laut. Umumnya rumput teki tumbuh liar di Afrika Selatan,

Korea, Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia, dan Kawasan Asia

Tenggara. Rumput teki banyak tumbuh di tempat terbuka atau tidak

terkena sinar matahari secara langsung seperti tumbuh di lahan pertanian

yang tidak terlalu kering, ladang, kebun, tegalan, pinggir jalan, yang

hidup sebagai gulma karena sangat susah untuk diberantas

(Gunawan,1998). Rumput teki banyak ditemukan pada tempat yang

menerima curah hujan lebih dari 1000 mm pertahun yang memiliki

kelembapan 60 – 85 %. Suhu terbaik untuk pertumbuhan rumput teki

adalah suhu dengan rata-rata 25˚C, pH tanah untuk menumbuhkan

rumput teki berkisar antara 4,0 – 7,5 (Lawal, 2009). Tanaman rumput

(20)

6

Menurut Sugati (1991) klasifikasi tanaman rumput teki sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Cyperales

Family : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Species : Cyperus rotundus L.

a

Gambar 1. Rumput Teki (Cyperus rotundus L), a. Bunga rumput teki, b. Batang, c. Daun, d. Rimpang, e. Stolon (Anonim 2, 2014).

2. Ciri – ciri Tanaman Rumput Teki

Rumput teki merupakan tanaman herba menahun yang banyak tumbuh di lahan

pertanian sebagai gulma. Tanaman ini sangat mudah ditemukan di Indonesia

karena beriklim tropis. Umbi batang merupakan mekanisme pertahanan yang

ada pada rumput teki, karena hal ini rumput teki dapat bertahan berbulan-bulan.

b

c

d

(21)

7

Rumput teki yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae merupakan tanaman

gulma tahunan. Kulit umbi berwarna hitam dan berwarna putih kemerahan

dalamnya, serta memiliki bau yang khas. Bunga terletak pada ujung tangkai

memiliki tiga tunas kepala benang sari yang berwarna kuning jernih (Lawal,

2009). Rumput teki termasuk rumput semu menahun, tetapi tidak termasuk

Graminae (keluarga rumput-rumputan). Batang berbentuk segitiga, helaian

daun memiliki bentuk garis dan warna permukaan berwarna hijau tua

mengkilat dengan ujung daun meruncing. Bunga rumput teki berbentuk bulir

majemuk (Gunawan, 1998).

3. Kandungan Senyawa Kimia Rumput Teki

Bagian dari rumput teki yang dapat dimanfaatkan adalah rimpangnya.

Komponen-komponen kimia yang terkandung dalam rimpang rumput teki

antara lain : minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, polifenol, resin, amilum tannin,

triterpen, d-glukosa, d-fruktosa, dan gula tak mereduksi (Murnah, 1995)

dengan adanya kandungan minyak atsiri yang bersifat analgetik (Pudjiastuti,

Dzulkarnain, Astuti, 1996).

4. Manfaat Rumput Teki

Khasiat dari umbi rumput teki secara farmakologi dan biologi yaitu sebagai

anti-candida, anti-inflamasi, antidiabetes, sitoprotektif, antimutagenik,

antimikroba, antibakteri, antioksidan, sitotoksik, dan apoptosis, serta analgesik

(22)

8

yang lain yaitu obat untuk mempercepat pematangan bisul, obat cacing,

pelembut kulit, peluruh dahak, peluruh haid,

Rimpang rumput teki telah banyak dimanfaatkan masyarakat yang ada di

berbagai daerah secara tradisional yang digunakan sebagai obat, bentuk

rebusan digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit mulut dengan cara

dijadikan obat kumur, panas, disentri, obat cacingan. Selain itu, rumput teki

dapat digunakan juga sebagai air pencuci anti keringat, serta akar yang sudah

menjadi bubuk dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan obat borok.

Selain itu manfaat dari rumput teki dapat digunakan untuk menghilangkan rasa

sakit (analgesik), arbortus (keguguran) (Wijayakusuma, 2000).

B. Mencit (Mus musculus L.)

1. Klasifikasi Mencit

Mencit dapat hidup pada berbagai daerah seperti iklim dingin, sedang,

maupun panas. Mencit dapat berkembang biak bebas di alam. Mencit liar

memiliki bulu berwarna abu – abu dan berwarna pucat pada bagian perut,

dengan mata yang berwarna hitam dan kulit yang berpigmen (Malole dan

Pramono, 1989). Untuk lebih jelasnya, gambar mencit ini dapat dilihat

(23)

9

Menurut Priyambodo (2003) klasifikasi mencit sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Species : Mus musculus L.

Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.) (Wikipedia,2014).

2. Biologi Mencit

Mencit memiliki bentuk tubuh kecil, berwarna putih, serta memiliki siklus

estrus yang pendek dan teratur antara 4 – 5 hari. Tempat untuk

pemeliharaan mencit harus dijauhkan dari kebisingan, serta menjaga

(24)

10

antara 30 – 70%. Pada mencit betina memiliki berat badan sekitar 18-35 g

dan dewasa dengan umur 35-60 hari. Biasanya mencit dapat hidup selama

1-2 tahun, dengan masa reproduksi 1,5 tahun (Akbar, 2010).

C. Hiperglikemia

Diabetes ditandai dengan gejala klinis seperti peningkatan kadar gula darah

dari batas normal yaitu 10 mmol/l atau 180 mg/dl. Penyakit diabetes militus

adalah penyakit yang diakibatkan kekurangan insulin yang berpotensi

menimbulkan hiperglikemia (Olausson, Kilander, 2008). Hal ini dapat terjadi

karena pankreas yang tidak berfungsi untuk menghasilkan insulin, sehingga

mengakibatkan kerja insulin akan dihambat oleh antibodi insulin, jumlah

reseptor insulin akan berkurang pada organ yang dituju (Leslie, 1989). Insulin

memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan kadar glukosa darah

(Kee dan Hayes, 1996).

Kadar gula darah konstan pada 80 – 90 mg/dl, kemudian setelah makan kadar

gula darah akan mengalami peningkatan antara 120 – 130 mg/dl. Setelah

2 – 3 jam kadar gula darah akan kembali normal. Hipoglikemia adalah

keadaan kadar gula darah di bawah 60 mg/dl, sedangkan hiperglikemia di atas

120 mg/dl (Marseno, 1998). Kadar gula darah pada mencit normal yaitu 62 –

(25)

11

D. Aloksan

Aloksan telah banyak digunakan untuk mendiabeteskan mencit percobaan

karena aloksan adalah suatu derivat pirimidin sederhana. Aloksan memiliki

mekanisme kerja selektif pada sel β pankreas yang bertugas dalam

memproduksi insulin sehingga menyebabkan aloksan diabetes pada mencit

percobaan. Salah satu cara untuk menghasilkan mencit percobaan pada kondisi

diabetik eksperimental adalah dengan pemberian aloksan. Zat kimia yang ada

pada aloksan dapat menyebabkan keadaan hiperglikemik yang permanen dalam

waktu 2 – 3 hari (Suharmiati dalam Jariyah, 2013).

E. Amaryl

Amaryl adalah obat golongan sulfonylurea yang berguna untuk mengatasi gula

darah. Mekanisme kerja amaryl untuk menurunkan kelebihan kadar gula darah

yaitu melalui perangsangan sel beta pankreas yang dipacu untuk menghasilkan

hormon insulin dalam jumlah yang lebih banyak, dan meningkatkan

penyerapan gula dari darah ke otot serta sel-sel lemak sehingga produksi gula

oleh hati akan menurun. Pemberian amaryl menunjukkan dapat meningkatkan

sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin, hal ini didukung oleh studi

preklinis dan klinis (Anonim 4, 2015).

Efek samping yang ditimbukan oleh amaryl adalah gangguan pada saluran

pencernaan seperti muntah, nyeri pada lambung dan diare (<1%), reaksi alergi

(26)

12

tetapi reaksi ini memiliki sifat sementara dan akan hilang walaupun

penggunaan amaryl dilanjutkan, gangguan metabolisme berupa hiponatremia,

penglihatan mungkin akan menjadi kabur, reaksi hematologik seperti

leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, dan

pansitopenia dilaporkan pernah terjadi setelah mengkonsumsi sulfonylurea

(27)

13

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus

L.) yang dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kandang mencit yang

terbuat dari kawat dan bak plastik sebanyak 24 kandang, tempat makanan dan

minuman mencit, kertas label untuk memberikan nomor pada kandang mencit,

spuit merupakan alat untuk mencekok mencit, pipet tetes, erlenmeyer untuk

mengukur larutan, sonde lambung, test skrip, dan glucometer alat mengecek kadar

gula darah. Glucometer yang digunakan yaitu GlucoDR Blood Glucose Test

Meter, model AGM-2100, test range 20 ~ 600 mg/dl, dan dapat terbaca dalam

waktu 11 detik.

Bahan yang digunakan yaitu : 24 ekor mencit jantan yang berumur 3-4 bulan

(28)

14

sebagai pakan mencit, aquabides, aloksan adalah senyawa yang sering digunakan

untuk membuat mencit diabetes, metanol.

C. Prosedur Penelitian

Hewan uji yang digunakan sebanyak 24 ekor mencit jantan yang berumur 3-4

bulan, dengan berat badan rata-rata 30- 40 gram yang diperoleh dari Palembang.

Dilakukan aklimatisasi dengan tujuan untuk penyesuaian mencit dengan

lingkungan selama satu minggu dalam kondisi laboratorium.

Mencit dipelihara pada kandang yang berbeda-beda. Masing-masing kandang

berisi 1 ekor jantan. Kandang yang digunakan berukuran 15x15 cm. Makanan

yang diberikan berupa pelet ayam, dan minum berupa air putih yang diletakkan di

dalam botol plastik yang disumbat pipa alumunium. Setiap mencit diberi

perlakuan secara oral (dicekok). Kemudian mencit dipuasakan selama 8 jam

sebelum dilakukan perlakuan, dengan cara mengeluarkan sekam dan makanannya

namun mencit tetap diberi air (Parveen, et al., 2007).

Darah mencit diambil pada bagian ekor dengan cara dipotong sedikit pada ujung

ekor, tetapi dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas yang telah diberi alkohol

70%. Darah diletakkan pada test strip, kemudian strip dimasukkan ke dalam alat

glucometer agar kadar gula darah dapat terbaca. Kadar gula darah langsung

dapat terbaca dalam waktu ± 11 detik, dengan satuan mg/dl. Strip hanya

digunakan untuk sekali pakai. Pemeriksaan gula dilakukan setelah aklimatisasi

(29)

15

hari setiap 2 hari kemudian hari ke-14 dilakukan pemeriksaan darah diabetes, dan

hari ke-28 yaitu setelah mencit diberikan perlakuan seperti diberikan ekstrak

rumput teki serta obat amaryl sebagai kontrol. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan keadaan gula darah normal, saat diabetes, dan pada saat

kadar gula darah diberikan perlakuan terhadap obat amaryl dan ekstrak rimpang

rumput teki.

D. Pembuatan Ekstrak Rumput Teki (Cyperus rotundus L)

Rumput teki diperoleh dari Politeknik Negeri Lampung. Rumput teki yang

diperoleh dibersihkan dengan cara dicuci, kemudian dijemur hingga kering. Akar

serabut yang ada pada rumput teki dipotong sehingga hanya tertinggal

rimpangnya. Setelah itu dilakukan pembuatan ekstrak rumput teki dengan cara

digiling sehingga menghasilkan serbuk rumput teki. Dari serbuk rumput teki

tersebut kemudian dibuat ekstrak dengan menggunakan methanol sebagai

pelarutnya, dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 35oC dengan

kecepatan 60 rpm, dengan menggunakan waktu selama 1 jam. Sehingga

menghasilkan ekstrak rumput teki.

E. Pemberian Perlakuan

1.Induksi Aloksan

Setiap hewan uji ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan pemberian dosis

(30)

16

Penginduksian aloksan lebih baik dilakukan pada suhu yang dingin begitu juga

dengan penyimpanan aloksan, karena suhu yang dingin dapat menjaga aloksan

agar tidak rusak. Setelah ditimbang aloksan dilarutkan pada 0,9% NaCl

kemudian dikonversikan ke mencit berdasarkan berat badan masing-masing

mencit.

2. Hiperglikemik Pada Mencit

Mencit diinduksi aloksan pada hari ke-8, mencit dikelompokkan menjadi 4

kelompok yaitu 1, 2, 3, dan 4 yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit.

Pemberian aloksan dilakukan 2 hari sekali selama 6 hari. Setiap mencit diberi

aloksan sebanyak 0,15 mg/g BB menggunakan NaCl sebagai pelarut

sebanyak 0,9% dan syringe 1 ml secara ip (intraperitoneal) pada bagian

rongga perut. Penginduksian aloksan harus steril, pada bagian intraperitoneal

dibersihkan dengan cara diusap menggunakan kapas yang telah diberi alkohol

70%. Kemudian larutan aloksan yang terdapat pada syringe dapat

diinjeksikan pada mencit.

3. Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki

Menurut Sa’roni dan Wahjoedi (2002), perlakuan yang diberikan pada tikus

yaitu:

a) Kelompok kontrol diberi 1 ml/100 grBB aquades (A)

b) Kelompok dosis 11,25 mg/ 100 gr BB dalam 1 ml/100 grBB aquabides (B)

(31)

17

d) Kelompok dosis 337,5 mg/100 grBB dalam 1 ml/100 grBB aquades (D)

Dosis yang diberikan pada mencit dengan berat rata- rata 30 - 40 gram (± 2,5

x BB tikus), menggunakan perbandingan 1, 10, dan 30 untuk setiap perlakuan.

Dosis ekstrak rumput teki yang diberikan pada mencit adalah :

Perhitungan dosis pergram berat badan tikus yang dikalikan berat badan

mencit. Dosis tikus 11,25 mg/100gr BB dalam 1ml/100grBB

Dosis per gram berat badan = 0,0001125 g

Konversi ke mencit = per gram berat badan x berat badan mencit

= 0,0001125 g x 40 g = 0,0045 g

= 4,5 mg

Perbandingan 1 : P1 = 4,5 g : 1 = 4,5 mg

Perbandingan 10 : P2 = 4,5 g : 10 = 45 mg

Perbandingan 30 : P3 = 4,5 g : 30 = 135 mg

Persen pemberian ekstrak ditentukan berdasarkan rute pemberian obat yang akan

digunakan, untuk rute oral sebanyak 1%. Menurut Yorijuly (2012) rumus

perhitungan dosis penggunaan ekstrak rimpang rumput teki untuk mencit yaitu :

Volume pemberian = berat x persen pemberian

= 40 gram x 1 %

= 40 gram x ( 1 ml/100 gram)

(32)

18

F. Perhitungan Dosis Obat Amaryl

Dosis yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan pemakaian yang dikonsumsi

oleh manusia. Berat badan pada manusia dewasa 50 kg yang mengkonsumsi obat

dengan dosis 1500 mg yang biasanya diminum 3 kali sehari (Katzung, 1998).

Kemudian dari berat badan manusia dikonversi ke mencit 40 g.

Berat badan manusia 50 kg = 500 mg

Dosis per gram berat badan = 0,00001 g x 40 g = 0,0004 g

= 0,4 mg

Untuk membuat larutan amaryl diperlukan dosis 0,4 mg yang dilarutkan dalam

100 ml aquabides.

G. Perlakuan Untuk Mencit Hiperglikemik

Pemberian obat dan ekstrak rimpang rumput teki terhadap mencit dengan cara

dicekok menggunakan alat berupa sonde lambung. Terdapat 4 (empat) kelompok

perlakuan, sebagai berikut:

1. Kelompok kontrol diberi amaryl dengan dosis 0,4 mg dalam 0,4 ml/100 gr BB

aquabides (A)

2. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 4,5 mg/ 40 gr BB dalam 0,4 ml/100 gr

BB aquabides (B)

3. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 45 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 gr BB

(33)

19

4. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 135 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 gr

BB aquabides (D)

H. Analisis Kadar Gula Darah

Mencit didiabeteskan terlebih dahulu menggunakan aloksan sebanyak 150 mg/kg

berat badan yang diberikan setiap 2 hari sekali selama 6 hari. Aloksan berfungsi

untuk menaikkan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan

pada hari ke 8, 14, dan 28. Mencit memiliki kadar gula darah normal antara 71 –

124 mg/dl. Mencit dipuasakan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran

glukosa darah, pada saat mencit dipuasakan, sekam yang ada di kandang

dikeluarkan agar tidak dimakan oleh mencit. Darah diambil dari bagian ekor

yang terdapat banyak pembuluh darah vena. Sebelum dipotong, ekor terlebih

dahulu direndam pada air hangat ± 1 menit. Darah yang keluar pertama

dibersihkan dengan kapas/tisu, kemudian darah yang keluar selanjutnya

diletakkan pada strip. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan dengan alat

glucometer, dan kadar glukosa darah dapat terbaca dalam waktu ± 11 detik.

I. Pengumpulan Data

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar gula darah pada

(34)

20

J. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan

empat perlakuan, yang masing – masing perlakuan dilakukan enam kali

pengulangan. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan Analisis of

Variance (ANOVA). Apabila ada perbedaan nyata akan dilanjutkan

menggunakan uji BNT ( beda nyata terkecil) pada taraf 5% sebagai perbandingan

dari masing-masing perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan di bawah

(35)

21

Keterangan : K = Kontrol (K1), P = Perlakuan yang digunakan (P2, P3, P4), dan

U = Ulangan yang digunakan (U1, U2, U3, U4, U5, U6)

K1U1

P3U2

P4U3

K1U4

P2U1

K1U2

P4U2

P2U2

P3U1

P4U1

P2U3

P3U3

K1U3

P3U4

P2U4

P4U4

P4U5

K1U5

P3U5

P2U5

(36)

22

K. Diagram Alir

Gambar 3. Diagram alir penelitian

Persiapan penelitian

1 6 ekor mencit

Mencit diabetes

(37)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang

rumput teki (Cyperus rotundus L.) dengan dosis 135 mg/40 grBB dapat

menurunkan kadar glukosa darah dengan rata-rata 80,83 mg/dl secara

signifikan dibandingkan dengan kontrol (amaryl) 91,16 mg/dl dengan

dosis 0,4 mg/40 grBB pada mencit setelah aloksan.

2. Ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) lebih baik

dibandingkan obat amaryl karena menurunkan kadar glukosa darah

mencit lebih baik.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang senyawa flavonoid yang

terkandung dalam rimpang rumput teki untuk menurunkan kadar glukosa

darah dan berapa dosis yang tepat untuk ekstrak rimpang rumput teki yang

(38)

29

DAFTAR PUSTAKA

Adewale S.O., R.O, Ayeni., O.A, Ajala., & T , Adeniran. 2007. A New

Generalized Mathematical Model for Study of Diabetes Mellitus. Research Journal of Apllied Sciences 2 (5) : 629-632.

Akbar, B. 2010. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi Sebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press. Jakarta. Ed 1. Hal 59. 978-602-19751-7-6.

Anonim 1. 2015. http://disehat.com/berapa-kadar-gula-darah-normal-menurut-WHO. 28/02/2015. 08.14 AM.

Anonim 2. 2014. Mencit. Plantamor. com/index. php. plant. 09/11/14. 21.12 PM.

Anonim 3. 2015. Diabetes Mellitus. Http://diabetes-mellitus. Blogspot.

com/2013/04/mengenal – jenis –jenis – obat –diabetes-di.html. 27/02/2015. 12.53 AM

Anonim 4. 2015. Mari Berkenalan Dengan Farmakologi Molekuler. Http:// denikrisna. files. workpress. com.2011/03/ isletcell. JPG. 15/08/2015. 14.34 AM.

Aruoma, O. I. 1994. Free Radical and Antioxidant Strategies in Sport. J Nutr Biochem 5: 370-381.

Atun, S. 2015. Hubungan Struktur dan Aktivitas Antioksidan Beberapa Senyawa Resveratrol dan Turunan. Universitas Yogyakarta.

(39)

30

Gunawan, B., Sumadiono. 2007. Stress dan Sistem Imun Tubuh : Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi. Cermin Dunia Kedokteran. 154 : 13-15.

Hanny, F. Y. 2012. Efek Ekstrak Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Sebagai Antipiretik Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Vaksin DPT-Hb. Skripsi S1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jawa Timur.

Jariyah. 2013. Efek Hipoglikemik Tepung Pedada (Sonneratia caseolaris L.) Pada Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksan. Universitas Pembangunan Nasional. Jawa Timur.

Katzung, B.G. 1998. Basic and Clinical Pharmacology. Terjemahan Petrus Adrianto. Farmakologi Dasar dan Klinik. EGC. Jakarta.

Kee, J. L., E. R. Hayes, 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Alih bahasa : Dr. Peter Anugrah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kristiyaningsih. 2006. Pengaruh Pemberian Vaksinasi BCG, Stress, dan Kombinasi Vaksinasi BCG-Stress Terhadap Kemampuan

Proliferasi Limfosit Pada Mencit Balb/c. Universitas Diponegoro. Semarang.

Lawal, O.A. dan O, Adebola. 2009. Chemical Composition of The Essential Oils of Cyperus Rotundus L. From South Africa. Journal Molecules 2009,14. Hal 2909-2917.

Leslie, R.D.G.1989. Diabetes. Terjemahan Agus Djaya, Ed: Surya Satya Negara.Penerbit Arcan. Jakarta. Vol. 45 No.1.

(40)

31

Marseno, J.W. 1998. Handout Kimia dan Teknologi Karbohidrat “Non Strach

Polysaccharides” Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, PPS. UGM.

Yogyakarta. 45 Hal. 574.192.

Muhilal, 1991. Teori Radikal Bebas Dalam Gizi dan Kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran. 73 : 9-11.

Murnah. 1995. Pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif minyak atsiri dan tannin dalam umbi teki. Jurnal Kedokteran Diponegoro 30 (3 dan 4): 234-238.

Ngatidjan, 1991. Metode Laboratorium Dalam Toksikologi Petunjuk

Laboratorium. PAU Bioteknologi UGM.Yogyakarta. pp. 94-132.

Olausson, E.A., A. Kilander. 2008. Glycaemic Index of Modified Cornstrach in Solutions with Different Viscosity. A Study in Subject with Diabetes Mellitus type 2. Clinical Nutrition, 27: 254-257.

Parveen, Z., Y. Deng., M.K. Saeed., 2007. Antiinflamatory and Analgesic Activities of Thesium Chinense Turez Extracts and its Mayor Flavonoids, Kampferol and Kaempferol 3-0-Glucoside. Yakugaku Zasshi 127(8).p 1275-1279.

Piparo, L. E., H. Scheib., N. Frei., G. Williamsom., M. Grigorov., C.J. Chou., 2008. Flavonoid for Controlling Strach Digestion : Structural Requirements for Inhibiting Human Alpha Amylase. Journal of Medicinal Chemistry.Tersedia di

http://pubs.acs.org/doi/full/10.1021/jm800115x

Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Ed ke-3. Penebar Swadaya. Jakarta.

(41)

32

Purwanto, N.H. 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus. Journal Keperawatan. Vol. I No. 01.

Rao P.T., K.S, Rao., & C.L, Usha. 2011. Stochastic Modeling of Blood Glucose Level in Type-2 Diabetes Mellitus. Asian Journal of Mathematics and Statistic 4(1):56-65.

Santosa, M.H., H. Studiawan. 2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan. Universitas Airlangga. Surabaya. Vol. 21 No. 2.

Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian.

Universitas Jember. Vol III, No. 01, April 2006, 01-07. 1693-9883.

Sa’roni., Wahjoedi. 2002. Pengaruh Infus Rimpang (Cyperus rotundus L.) teki Terhadap Siklus Estrus Dan Bobot Uterus Pada Tikus Putih. Jurnal Bahan Alam Indonesia: 1:45-48.

Studiawan, H., M. H, Santosa.2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi Aloksan. Media Kedokteran Hewan. Vol. 21 (2): 62-65.

Sudarsono, A. Pudjiarinto, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, M. Dradjad, S. Wibowo, dan Ngatidjan. 1996. Tumbuhan obat, Hasil

Tradisional (PPOT).UGM. Yogyakarta. 44-52.

Sugati, S. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Depkes RI, BPPK. Jakarta, Hal : 108-456.

Tjokroprawiro, A. 1980. Prevalensi Diabetes Mellitus Dewasa di Kodya Surabaya. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Surabaya.

(42)

33

WHO (World Healthy Organisation). 2003. Traditional Medicine,

http://www.who.int/mediacentre/factsheets. 27/02/2015. 13.32 am.

Waji, R. A., S. Andis. 2009. Flavonoid (Quercetin). Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Hasanuddin.

Wijayakusuma, H. 2000. Sehat DenganTeki. http//www.suarakarya.co.id. Jakarta. 10/11/07. 19.30.23 PM.

Wikipedia. 2014. www. Biologi-Sel.Mencit-Mus-musculus-dan-klasifikasinya.html. Diakses Kamis. Pukul 19.30 wib.

Wild, S.G., Roglie, A. Green, R. Sicree, and H. King. 2004. Global Prevalence of Diabetes, Estimates for the year 2000 and Projections for 2030. Diabetes Care 27:1047-1453.

Gambar

Gambar 1. Rumput Teki (Cyperus rotundus L), a. Bunga rumput teki,    b. Batang, c. Daun, d
Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.) (Wikipedia,2014).
Gambar 3.  Diagram alir penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui rata-rata data frekuensi terjhadinya diare setelah diinduksi Oleum ricini dan pemberian ekstrak rimpang

Tujuan penelitian ini adalah formulasi masker peel off dari ekstrak dan fraksi rimpang rumput teki ( Cyperus rotundus L.) dengan konsentrasi 5 %, selanjutnya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak etanol rimpang rumput teki dapat diformulasi dalam bentuk patch transdermal

Hasil evaluasi basis dan sediaan masker peel off ekstrak etanol rimpang rumput teki yang dilakukan selama 8 minggu menunjukkan bahwa sediaan memenuhi syarat sebagai sediaan

Konsentrasi ekstrak rimpang temulawak 60% mampu mempengaruhi tinggi tanaman rumput teki, tetapi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak pada 100%, tidak memberikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah lebih lanjut mengenai efek teratogenik ekstrak rimpang teki (Cyperus rotundus L.) terhadap penurunan berat badan

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan konsentrasi minyak atsiri rimpang rumput teki dalam

Pada penelitian ini, berat badan fetus yang tidak diberi perlakuan kontrol lebih rendah dibandingkan fetus yang diberi perlakuan ekstrak rimpang teki.. kobusone, dan isokobusone serta