• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO (Studi Kasus Pada PT. BPR Lampung Bina Sejahtera)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO (Studi Kasus Pada PT. BPR Lampung Bina Sejahtera)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO

(Studi Kasus Pada PT. BPR Lampung Bina Sejahtera)

Oleh

AKHMAD AL KAUTSAR

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan peran Bank Perkreditan Rakyat dalam pemberdayaan usaha mikro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Informan ditentukan dengan purposive sampling yakni penentuan disesuaikan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Data diperoleh dari hasil wawancara dan menggunakan dokumen. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan reduksi data, display atau penyajian data dan tahap kesimpulan (verifikasi). Lokasi penelitian di PT. BPR Lampung Bina Sejahtera, Bandar Lampung. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, yang terdiri dari pihak Bank melalui salah seorang Staff Account Officer yang mengurusi penyaluran kredit dan pihak nasabah yang bergerak dalam usaha mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat sebagai salah satu lembaga ekonomi mikro, mempunyai peran dalam pemberdayaan usaha mikro melalui penyediaan modal usaha, proses pendampingan (pembinaan), penyediaan sarana untuk pelayanan dalam membantu usaha mikro mengatasi permasalahan yang dihadapi dan pengawasan. Pembinaan dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Pembinaan secara langsung adalah dengan berdiskusi atau berbicara langsung secara personal, dan melalui pelatihan. Sedangkan pembinaan secara tidak langsung yaitu dengan menganalisis data operasional kredit dan neraca rugi/laba usaha nasabah. Adapun hambatan yang dihadapi Bank Perkreditan Rakyat dalam proses pemberdayaan terhadap usaha mikro, adalah permasalahan internal seperti kurangnya tenaga ahli yang dimiliki. Sedangkan hambatan eksternalnya adalah, keadaan usaha yang tidak kondusif serta masih bersifat tertutupnya usaha mikro yang menjadi nasabah dalam pelaporan kegiatan usaha. Strategi yang ditempuh oleh Bank Perkreditan Rakyat dalam menghadapi hambatan tersebut antaralain berupa, melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia untuk menutupi kekurangan tenaga ahli yang mereka miliki. Kemudian melakukan pendekatan yang lebih intens lagi terhadap nasabah yang masih bersifat tertutup dalam pelaporan kegiatan usahanya.

(2)

THE ABSTRACT

The ROLE of the PERKREDITAN RAKYAT BANK in EMPOWERMENT of MICRO efforts

(The case study In PT. BPR Lampung Bina Sejahtera)

Oleh

AKHMAD AL KAUTSAR

The aim of this research was to know and explain the role of the Perkreditan Rakyat Bank in empowerment of micro efforts. The method that was used in this research was qualitative. The informant was determined with purposive sampling that is the determination was matched with the certain criterion that was appointed to be based on the aim of the research. The data was received from results of the interview and used the document. Further the analysis of the data was carried out with the reduction in the data, display or the presentation of the data and the conclusion stage (the verification). The location of the research in PT. BPR Lampung Bina Sejahtera, Bandar Lampung. The informant in this research numbering 4 people, who consisted of the Bank's side through one of the staffs the Officer Account that was in charge of the channelling of credit and the customer's moving side in an effort to micro. Results of the research showed that the Perkreditan Rakyat Bank as one of the micro-economics agencies, had the role in empowerment of micro efforts through the provisions of capital of efforts, the process of assistance (the management), the provisions of means for the service in helping micro efforts to overcome the problem that was dealt with and the supervision. The management was carried out by means of direct and indirectly. The management directly was by discussing or speaking directly personally, and through the training. Whereas the management in a manner indirectly that is by analysing the operational data credit and the balance of the loss/the profit of the customer's efforts. As for the obstacle that was dealt with by the Perkreditan Rakyat Bank in the process of empowerment towards micro efforts, was the internal problem like the shortage of the expert who was had. Whereas his external obstacle was, the efforts situation that was not conducive as well as still was closed him micro efforts that became the customer In the Report the efforts activity. The strategy that was followed by the Perkreditan Rakyat Bank in facing this obstacle in part take the form of, carried out the co-operation with the Indonesian Bank to cover the lack of the expert who was had by them. Afterwards carried out the approach that was more again intense against the customer that still was closed in the Report his efforts activity.

(3)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkenaan dengan peran BPR

dalam pemberdayaan usaha mikro, dapat disimpulkan bahwa Bank Lampung Bina

Sejahtera sebagai salah satu Bank Perkreditan Rakyat di Bandar Lampung memiliki

peran dalam pemberdayaan usaha mikro, yaitu melalui penyediaan modal bagi usaha

mikro, kemudian adanya proses pendampingan (pembinaan), dan penyediaan sarana

konsultasi bagi usaha mikro untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Proses pendampingan yang dilakukan oleh BPR Lampung Bina Sejahtera adalah

melalui pelatihan membuat pembukuan usaha serta membantu dalam

mengembangkan usaha yang dijalankan oleh nasabah. Kemudian melalui sarana

konsultasi yang disediakan oleh pihak Bank, pelaku usaha mikro dapat

mengkonsultasikan permasalahan yang mereka hadapi dalam menjalankan usahanya,

guna mendapatkan saran dan masukan dari pihak Bank untuk mengatasi

(4)

142

Dengan adanya pemberdayaan yang BPR Lampung Bina Sejahtera lakukan, secara

langsung juga berimbas pada peningkatan kemampuan dan perkembangan usaha yang

dijalankan oleh pengusaha mikro. Peningkatan kemampuan yang dimaksud adalah

kemampuan yang dimiliki oleh pengusaha mikro dalam melakukan pembukuan dan

pengelolaan usaha, sehingga dapat meningkatkan omset atau pendapatan usaha yang

diperoleh. Meningkatnya omset usaha tersebut juga berdampak pada perkembangan

usaha yang dilakukan, karena dengan omset yang meningkat maka pengusaha mikro

memiliki kemampuan lebih besar untuk mengembangkan usaha yang mereka

jalankan.

Bank Lampung Bina Sejahtera dalam proses pemberian kredit dilakukan melalui

beberapa tahap, mulai dari tahap penyeleksian terhadap permohonan, tahap

keputusan, pelaksanaan, dan sampai kepada tahap pembinaan. Namun, di dalam

pelaksanaannya, pihak Bank Lampung Bina Sejahtera masih menghadapi hambatan

baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, antaralain:

Pertama, hambatan internal terbesar yang pihak Bank hadapi adalah berupa

kurangnya tenaga ahli yang mereka miliki sehingga mengakibatkan kurang

optimalnya pelayanan yang mereka berikan kepada nasabah. Hal ini, dapat berimbas

pada meningkatnya kredit macet atau Noun Performing Loan (NPL) sehingga dapat

(5)

143

Kedua, hambatan eksternal yang pihak bank hadapi adalah krisis ekonomi global

yang melanda dunia, kemudian munculnya permasalahan pada Bank Tripanca yang

ada di Bandar lampung. Kedua persoalan tersebut secara tidak langsung juga

berdampak pada kinerja dari Bank Lampung Bina Sejahtera karena mempengaruhi

tingkat kepercayaan masyarakat akan eksistensi BPR yang ada di Bandar Lampung,

kemudian hal itu juga memberikan rasa takut pada dunia usaha mikro dalam

menjalankan usahanya.

Ketiga, masih tertutupnya usaha mikro dalam menjalankan usahanya membuat pihak

Bank Lampung Bina Sejahtera kesulitan dalam melakukan pengawasan dan

pembinaan pada usaha mikro yang bersangkutan. Di samping itu, masih kurangnya

sosialisasi yang dilakukan, juga mengakibatkan masih kecilnya ruang lingkup pelaku

usaha untuk mengetahui adanya layanan kredit yang pihak bank sediakan.

Menghadapi permasalahan tersebut, pihak Bank Lampung Bina Sejahtera melakukan

beberapa tindakan atau strategi untuk mengatasinya, antara lain berupa kerjasama

dengan pihak Bank Indonesia untuk menutupi kekurangan tenaga ahli yang mereka

miliki, kemudian melakukan pendekatan yang lebih intens lagi kepada nasabah yang

masih bersifat tertutup dalam pelaporan usahanya, maupun masalah yang sedang

mereka hadapi. Disamping itu, juga melakukan peraturan yang lebih ketat lagi dalam

hal pemberian kredit kepada usaha mikro, yaitu dengan melakukan seleksi terhadap

permohonan pinjaman yang diajukan, agar nantinya pihak bank tidak mengalami

(6)

144

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan ini maka, perlua adanya suatu rekomendasi diantaranya:

1. Pihak Bank Lampung Bina Sejahtera hendaknya lebih meningkatkan lagi

sosialisasi yang mereka berikan kepada masyarakat, hal itu agar cakupan

masyarakat yang mengetahui akan adanya pelayanan kredit yang disediakan

oleh Bank menjadi lebih luas lagi. Kemudian Bank Lampung Bina Sejahtera

juga harus mempertahankan pemberian sosialisasi kepada usaha mikro yang

menjadi nasabahnya tentang perkembangan kondisi ekonomi nasional yang

sedang berkembang.

2. Untuk membuat waktu pembinaan menjadi efektif dan efesien serta

menyiasati kurangnya tenaga ahli yang dimiliki hendaknya, BPR Lampung

Bina Sejahtera membuat suatu kelompok pembinaan, sehingga proses

pembinaan dapat dilakukan dalam satu waktu dengan mencakup semua

usaha mikro yang menjadi nasabah.

3. Hasil penelitian ini dapat dipakai dalam penelitian selanjutnya yang sejenis,

diantaranya tentang efektivitas pelaksanaan program dari Bank Perkreditan

Rakyat dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Referensi

Dokumen terkait

f) Revitalisasi panti sosial menjadi Balai Rehabilitasi Sosial memberikan nuansa dan spirit baru dalam pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi Penyandang

Jika a, t, dan c merupakan alas, tinggi, dan sisi sejajar lainnya pada jajargenjang, maka lengkapilah Tabel 3, kemudian jelaskan bagaimana cara menemukan Rumus Luas

Dapat disimpulkan bahwa praktik jual beli bawang merah dilimpahna di desa Tanjungsari kecamatan Wanasari kabupaten Brebes, Jawa Tengah merupakan juga jual

Pastikan untuk menggunakan grommet karet atau plastik yang mengisolasi tabung dimana kabel melewati dinding pelindung api atau tempat lain bila dapat lebih mudah macet..

Penyelenggaraan Pemilu baik Pemilu anggota DPR dan DPRD maupun Pemilu anggota DPRD baik DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota menjadi bagian yang tidak

This is certainly very interesting to observe, especially for mapping related to how far the practice of tin resources reality in Babel is strongly related to the practice

Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan adalah energi biogas dengan

Semakin besar diameter lubang maka nilai koefisien serapan sampel akan semakin meningkat terutama pada range frekuensi rendah (< 500 Hz) dan range frekuensi menengah (500 Hz