• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

GURU KELAS SD

BAB I

HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA

Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.

Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd.

Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.

Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.

Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

(2)

BAB I

HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah Anda mengkaji unit 1, kompetensi yang diharapkan adalah Anda dapat memahami hakikat bahasa dan pemerolehan bahasa dengan indikator (1) menjelaskan hakikat bahasa Indonesia melalui ilustrasi kasus, (2)

mengemukakan hakikat pemerolehan bahasa melalui ilustrasi kasus.

B. Uraian Materi

1. Hakikat Bahasa Indonesia

Pengertian Bahasa

Kata bahasa tidaklah asing bagi kita. Setiap hari kita menggunakan bahasa. Dalam aktivitas untuk berkomunikasi digunakan bahasa, tidak ada peradaban tanpa bahasa tulis. Pernyataan tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan bahasa bagi perkembangan manusia dan kemanusiaan. Namun, apakah setiap alat komunikasi dapat disebut bahasa? Apakah penanda khusus bahasa manusia sebagai alat komunikasi yang membedakan dengan alat komunikasi yang lain? Perhatikan ilustarsi kasus berikut ini.

Pada suatu hari dalam perjalanan menumpangi mobil angkot. Dua

penumpang yang masih muda belia tertawa, tetapi tidak terdengar mereka melakukan interaksi secara verbal. Karena penasaran, saya mencoba

memperhatikan apa yang mereka lakukan. Ternyata mereka adalah siswa-siswa tuna rungu sedang asyik berkomunikasi, akan tetapi komunikasi yang dilakukan tidak menggunakan bahasa. Mereka menggunakan jari-jari tangan untuk berkomunikasi. Dengan demikian mereka menggunakan bahasa

isyarat. Kasus lain, ketika mengikuti kegiatan perkemahan pramuka. Hanya bunyi sempruitan dan sandi morse serta menggerakkan bendera, mereka sudah berkumpul di lapangan.

Ilustasi yang digambarkan di atas membuktikan bahwa ternyata alat

(3)

bahasa Indonesia atau bahasa yang lain. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bunyi-bunyi bahasa yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia. Akan tetapi menggunakan alat-alat/tanda misalnya dengan gerakan jari tangan, ekspresi wajah, menggunakan benda-benda tertentu.

Perlu pula diperhatikan bahwa tidak semua ujaran atau bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia dapat dikatakan bahasa, karena ujaran dapat dikatakan sebagai bahasa apabila mengandung makna. Perhatikan kata [kelinci], [hotel], [sakit], adalah contoh kata yang mempunyai makna dan dapat disebut bahasa. Lain halnya [dskhj], [ahjgt], merupakan contoh bunyi yang tidak bermakna atau bukan bahasa.

Secara konvensional disepakati bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Kesatuan-kesatuan arus ujaran yang mengandung suatu makna tertentu, secara bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu masyarakat bahasa. Perbendaharaan kata tersebut dapat berfungsi apabila suatu arus ujaran mengadakan inter-relasi antar anggota-anggota masyarakat. Penyusunan kata mengikuti kaidah tertentu yang bila diucapkan dapat mengikuti gelombang ujaran.

Sifat-sifat Bahasa

Sebagai alat komunikasi, bahasa mengandung beberapa sifat, yaitu: (a) Sistematik, (b) Mana suka, (c) Ujaran, (d) Manusiawi, dan (e) Komunikatif. Bahasa dikatakan bersifat sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Bahasa diatur oleh dua sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna.

(4)

2. Pemerolehan Bahasa Anak

Terdapat dua keterampilan yang dilibatkan dalam pemerolehan bahasa anak, yaitu kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan

kemampuan memahami tuturan orang lain. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk, 1998). Dengan demikian, proses pemerolehan bahasa adalah merupakan proses bawah sadar. Penguasaan bahasa tidak disadari dan tidak dipengaruhi oleh

pengajaran yang secara eksplisit tentang sistem kaidah yang ada di dalam bahasa kedua. Berbeda dengan proses pembelajaran, adalah proses yang dilakukan secara sengaja atau secara sadar dilakukan oleh pembelajar di dalam menguasai bahasa.

Adapun karakteristik pemerolehan bahasa menurut Tarigan dkk (1998) adalah: (a) Berlangsung dalam situasi informal, anak-anak belajar bahasa tanpa beban, dan di luar sekolah; (b) pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus (dilakukan tanpa sadar atau secara spontan; (c) Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.

Waktu Pemerolehan Bahasa Dimulai

Sejak Kapankah sebenarnya anak mulai berbahasa? Karena berbahasa

mencakup komprehensif maupun produksi. Oleh karena itu maka sebenarnya anak sudah mulai berbahasa sebelum dia dilahirkan. Melalui saluran

intrauterine anak telah terekspos pada bahasa manusia waktu dia masih janin. Kata-kata dari ibunya tiap hari dia dengar dan secara biologis kata-kata itu '`masuk" ke janin. Kata-kata ibunya ini rupanya "tertanam" pada janin anak. Itulah salah satu sebabnya mengapa di mana pun anak selalu lebih dekat pada ibunya daripada ayahnya. Seorang anak yang menangis akan berhenti menangisnya bila digendong oleh ibunya.

Sebuah ilustari dapat pula kita amati seorang bayi yang mulai berinteraksi dengan mengeluarkan bunyi-bunyi yang tidak beraturan ketika diperlihatkan sebuah mainan dan diajak berbicara. Seorang ibu seringkali memberi

(5)

untuk minta digendong. Ketika itulah bayi pertama kali mengenal sosialisasi dan merasakan bahwa dunia ini adalah tempat orang saling berbagi rasa. Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal dapat disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Ketika pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak yang sejak semula tanpa bahasa, kini telah

memperoleh satu bahasa.

Bahasa Siswa Sekolah Dasar (SD)

Kemampuan berbahasa anak berkembang bersama-sama pertambahan usianya. Ketika baru lahir seorang bayi tidak berdaya. la hanya dapat

meronta dan menangis jika basah, lapar atau sakit. Pada usia tiga minggu ia dapat tersenyum dan mulai bereaksi terhadap rangsangan. Pada usia dua atau tiga bulan ia mulai mengeluarkan bunyi-bunyi vokal. Kira-kira pada usia enam bulan ia mulai pandai mengucapkan suku-suku kata dan tak lama kemudian meraban. Menjelang usia satu tahun, biasanya ia sudah

memahami beberapa nama benda dan dapat mengucapkan kata-kata seperti papa, mama, baba dan sebagainya. Setelah berumur satu tahun, ia pandai membuat kalimat satu kata.

Pada usia menjelang dua tahun ia sudah dapat membuat kalimat dua kata. Perkembangan selanjutnya berlangsung cepat. Perbendaharaan katanya bertambah dengan pesat, demikian pula kemampuannya dalam membuat kalimat yang lebih panjang. la sering kali mencoba menggunakan kata-kata baru, meniru orang dewasa. Pada usia prasekolah ia boleh dikatakan telah menguasai bahasa ibunya seperti orang dewasa di sekitarnya.

(6)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

GURU KELAS SD

BAB II

DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA

SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

YANG BAIK DAN BENAR

Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.

Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd.

Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.

Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.

Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

(7)

BAB II

DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA

SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

YANG BAIK DAN BENAR

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan Anda dapat menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan indikator (1) mengkategorikan penggunaan huruf kapital yang benar dalam kalimat, (2) menyusun huruf miring yang benar dalam kalimat melalui ilustrasi, (3) menerapkan

penggunaan tanda baca yang benar (koma, titk dua, dan tanda seru) melalui sajian kalimat.

B. Uraian Materi

1. Penggunaan Huruf Kapital atau Huruf Besar yang Benar Dalam Kalimat

Huruf kapital dipakai pada huruf pertama:

a. Petikan langsung, misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

b. Dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan, misalnya: Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Weda, Islam, Kristen, Budha, bimbinglah hamba-Mu.

c. Nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, misalnya: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak diikuti nama orang, misalnya: Ia naik haji tahun lalu, ia diangkat menjadi sultan).

d. Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, misalnya: Presiden Jokowi, Jaksa Agung, Profesor Supomo. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak diikuti nama orang atau nama tempat, misalnya: Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?

e. Nama bangsa, suku, dan Bahasa, seperti: bangsa Indonesia, suku Bugis, bahasa Indonesia.

(8)

g. Nama geografi, seperti: Maros, Danau Tempe, Gunung Latimojong, Sungai Saddang, Selat Makassar, Teluk Bone. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak diikuti nama, misalnya: saya mandi di sungai, berlayar ke teluk.

h. Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi, misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.

i. Semua kata (termasuk kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal, seperti: “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”, ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.

j. Kata penunjuk hukum kekerabatan (bapak, adik, ibu, paman, dll) yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan, misalnya: “Kapan Bapak

berangkat?” tanya Dirman. (Jika bukan sebagai penyapaan atau pengacuan maka tidak ditulis dengan huruf kapital, seperti: semua adik dan kakak saya sudah berkeluarga.

k. Kata ganti Anda, seperti: Surat Anda telah kami terima.

2. Menyusun Huruf Miring Yang Benar Dalam Kalimat

Huruf miring dalam cetakan digunakan untuk

a. menulis judul buku, nama majalah dan nama surat kabar yang dikutip dalam karangan.

Contoh: Salah satu buku yang menceritakan keadaan Indonesia pada masa lampau ialah Negarakertagama karangan Prapanca.

b. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata

Contoh:

Bahasa Indonesia Baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah atau pola bahasa Indonesia yang sedang berlaku.

Susunlah kalimat dengan menggunakan kata depan masing-masing: di, ke, dan dari

c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Contoh: Istilah devide et impera mengandung pengertian pecah belahkan dan

(9)

3. Penggunaan Tanda Baca yang Benar melalui sajian Kalimat a. Pemakaian Tanda Baca (Titik dua, Koma, dan Seru)

Pemakaian Tanda Titik dua(:)

Tanda titik dipakai:

1) Pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian

Contoh:

Kita sekarang memerlukan prabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari. Tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Contoh: Kita sekarang memerlukan meja, kursi, dan lemari. 2) Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh:

a) Ketua ujian : Muhammad Arif

Sekretaris : Sutina

Bendahara : Putri Anugrah

b) Tempat sidang : Ruang PGSD lantai 3

Hari/tanggal : Senin/17 Oktober 2016 Waktu : 09.00

3) Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Contoh:

Ibu : (melempar tas pakaian) “Ambil baju ini dan pergi!” Nina: “Baik, Bu.” (mengambil tas pakaian sambil menangis) Ibu : “Dasar anak tak tahu diri” (duduk di kursi)

4) Di antara jilid atau nomor halaman, di antara bab, ayat,judul dan anak judul, nama kota dan penerbit buku pada suatu karangan.

Contoh:

- Surah Yasin:7

- Tarigan. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

(10)

Pemakaian Tanda Koma

Tanda koma dipakai:

1) di antara unsur-unsur dalam suatu perincian;

Contoh: Saya membeli tempat tidur, lemari pakaian, dan meja belajar. 2) untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang menggunakan kata tetapi;

Contoh: Saya ingin cepat datang, tetapi jalan macet.

3) untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat;

Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak ke lapangan karebosi. (saya tidak ke lapangan karebosi kalau hari hujan)

4) di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat ( jadi, akan tetapi, oleh karena itu, namun demikian, dll.);

Contoh: Jadi, dia memang cerdas. Akan tetapi, belum banyak latihan

5) Untuk memisahkan kata seperti (o, ya, wah,aduh, kasihan) dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.

Contoh: O, begitu? Wah, bagus, ya!

Aduh, sakitnya bukan main.

6) Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Contoh:

Kata ibu, “Saya bahagia sekali”.

“Saya berbahagia sekali,” kata ibu, “karena kamu berhasil”

7) Di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

Makassar, 11 Juni 2016 Bangkok, Thailand

8) di antara nama orang dan gelar akademik yang mengiutinya untuk membedakan dari singkatan nama keluarga;

Contoh:

(11)

9) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh: Guru saya, Pak Yani, pandai sekali.

10) Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Contoh: Atas pertolongan Rina, Darmi mengucapkan terima kasih.

11) Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Contoh:

“Di mana pertandingan itu diadakan?” tanya Arif.

Pemakaian Tanda Seru dan Tanda Tanya Tanda seru (!)

Tanda seru dipakai untuk kalimat perintah dan kalimat yang menggambarkan emosi atau kesungguhan yang kuat, suara yang tinggi, dan sering menandai akhir suatu kalimat.

a. Dipakai pada kalimat yang menyatakan perintah.

Contoh:

1) Simpan HP dalam tasmu!

2) Pilihlah bus malam yang lebih nyaman!

b. Dipakai pada kalimat yang menyatakan kesungguhan.

Contoh:

1) Sungguh, Pak! saya tadi berjalan kaki ke sini!

2) Benar, Pak! uang saya tidak cukup untuk beli karcis!

c. Kalimat yang menyatakan perasaan emosi.

Contoh:

1) Celaka, jalan macet!

2) Aduh, rumah berantakan!

Tanda

Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya; Contoh:

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan (controlling) merupakan bagian akhir dari fungsi pengelolaan/manajemen. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

Objek-objek dari penelitian ini adalah untuk menemukan (1) penguasaan kalimat pasif siswa kelas sebelas 11 SMA NU Hasyim Asy’ari Kudus yan g diajar menggunakan teknik

Maka dengan ini diumumkan bahwa pemenang pelelangan pada pekerjaan tersebut di atas, adalah

Tahap pertama adalah tahap dimana identitas masih belum diketahui di mana anggota-anggota yang bergabung dalam AVC 250 UP hanya mengetahui tujuan komunitas yaitu

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan; persepsi perawat pelaksana di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum

BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 oleh perusahaan Kanada Research In Motion (RIM), perangkat pintar ini mengirimkan informasi lewat jaringan data nirkabel

Berdasarkan jenis kelaminnya hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi pria dengan mahasiswa akuntansi wanita yang

Rendahnya daya tetas yang diperoleh dalam penetasan akibat telur yang dikoleksi dari lokasi yang sangat jauh sehingga mempengaruhi penetasan serta pengaruh musim,