• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir. Oleh: Rafki RS, SE. MM. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir. Oleh: Rafki RS, SE. MM. Abstrak"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir

Oleh: Rafki RS, SE. MM Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi terhadap karir di bidang akuntansi yang akan dipilihnya nanti setelah menamatkan kuliah di bidang akuntansi. Penelitian ini menemukan bahwa kesamaan persepsi terdapat pada variabel nilai sosial saja. Sementara untuk variabel yang lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara mahasiswa akuntansi yang diteliti.

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu Akuntansi sebagaimana ilmu-ilmu yang lain terus menerus mengalami perkembangan. Saat ini, sejalan dengan perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat, ilmu akuntansi diharapkan menghasilkan lulusan-lulusan bermutu yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Untuk itu, pengetahuan mahasiswa akuntansi akan karir yang akan dipilihnya nanti mutlak diberikan di bangku kuliah ketika si mahasiswa sedang menuntut ilmu. Secara umum karir dibidang akuntansi bisa dibagi dua (Carl S. Warrent, 2005), yaitu akuntan yang bekerja pada perusahaan atau organisasi nirlaba disebut akuntan swasta dan akuntan yang memberikan jasa akuntansi berdasarkan honor yang disebut dengan akuntan publik.

Mahasiswa akuntansi memiliki berbagai pertimbangan untuk memilih karir apa yang akan dijalaninya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya terdiri dari penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.

Dengan mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mereka dalam memilih karir, baik secara keseluruhan maupun berdasarkan gender-nya maka setiap mahasiswa akuntansi yang akan terjun ke dalam dunia bisnis dapat dengan tepat memilih karir yang akan dijalankannya dan pendidikan akuntansi juga dapat merencanakan kurikulum yang sesuai dan relevan dengan

(2)

tuntutan dunia kerja, sehingga mahasiswa akuntansi yang sudah lulus dan siap terjun dalam dunia kerja lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan tuntutan dalam pekerjaan, apalagi profesi akuntan pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat, maka kesiapan yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Eko Arief Sudaryono, 2006) menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi akan memilih satu di antara empat karir, yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, atau akuntan pemerintah. Dalam memilih karir tersebut, mahasiswa akuntansi mempertimbangkan faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial, pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan akses lowongan kerja dan personalitas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mereka dalam memilih karir di Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukuan (Wijayanti, 2001), (Andriati, 2001) dan (Eko Arief Sudaryono, 2006) untuk melihat apakah fenomena yang telah diperoleh pada penelitian terdahulu juga akan terjadi pada penelitian kali ini. Perbedaan utama antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian ini ruang lingkup penelitian sedikit lebih sempit dan lokasi penelitian dirubah. Penelitian (Wijayanti, 2001) mencoba mengetahui perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi di beberapa universitas negeri dan swasta di Yogyakarta. Penelitian (Eko Arief Sudaryono, 2006) mencoba mengetahui perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi di Jakarta, Surakarta, dan Yogyakarta. Sedangankan penelitian ini mencoba menguak perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah di universitas negeri dan swasta di wilayah Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik beberapa rumusan untuk masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah

(3)

ditinjau dari variabel-variabel penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.

2. Apakah terdapat perbedaan persepsi diantara mahasiswa akuntansi pria dan wanita ditinjau dari variabel-variabel penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mereka dalam memilih karir di Indonesia.

Dengan mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mereka dalam memilih karir, baik secara keseluruhan maupun berdasarkan gender-nya maka setiap mahasiswa akuntansi yang akan terjun ke dalam dunia bisnis dapat dengan tepat memilih karir yang akan dijalankannya dan pendidikan akuntansi juga dapat merencanakan kurikulum yang sesuai dan relevan dengan tuntutan dunia kerja, sehingga mahasiswa akuntansi yang sudah lulus dan siap terjun dalam dunia kerja lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan tuntutan dalam pekerjaan, apalagi profesi akuntan pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat, maka kesiapan yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan.

Dengan lebih spesifik, penelitian ini mencoba menguak perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah di universitas negeri dan swasta di wilayah Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

2.Tinjauan Pustaka

Mahasiswa akuntansi sebagai calon profesional harus memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan (ability) dalam berkarir (Bensinger et. Al, 1999). Dalam memilih karir, mahasiswa memiliki motivasi yang mendorong mereka untuk bekerja dan memilih karir yang sesuai. Motivasi didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan

(4)

organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individu (Robins, 1996).

Ada dua teori motivasi yang dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu; Teori Hirarki Kebutuhan dan Teori Motivasi-Higiene (Robins, 1996). Dalam teori Hirarki Kebutuhan, kebutuhan manusia adalah berjenjang. Jenjang Kebutuhan paling bawah atau dasar adalah kebutuhan fisiologis, kedua kebutuhan akan rasa aman, ketiga kebutuhan sosial, keempat kebutuhan penghargaan, dan yang terakhir kebutuhan untuk mengaktualisasi diri. Teori Motivasi-Higiene merupakan salah satu teori yang dianggap meyakinkan bahwa hubungan seorang individu pada pekerjaannya merupakan suatu hubungan dasar dan sikap kerjanya terhadap pekerjaan tersbut sangat menentukan sukses atau kegagalan itu (Robins, 1996).

Sebagai konsep, karir dapat dilihat sebagai posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Riset terbaru menunjukkan bahwa karir melalui suatu rangkaian fase/tahap yang relatif dapat diprediksi, dimulai dengan eksplorasi dan investigasi awal terhadap kesempatan karir dan diakhiri dengan pensiun (Andriati, 2001).

Akuntan merupakan salah satu profesi dalam dunia kerja yang dapat dijalani mahasiswa akuntansi. Secara garis besar bidang pekerjaan yang dapat dilakukan oleh akuntan dapat digolongkan dalam empat kategori, yaitu akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.

Keempat karir tersebut dapat dijalani oleh para lulusan Strata-1 akuntansi dari berbagai perguruan tinggi. Dalam memilih karir, mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti; penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas. Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, bisa jadi dipengaruhi oleh faktor yang berbeda dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan pendidik, demikian juga kemungkinan faktor-faktor itu berbeda apabila mahasiswa memilih karir yang berbeda.

Penelitian dalam hal faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir dilakukan oleh Stolle (1976). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa beranggapan, bekerja sebagai akuntan publik lebih profesional dan lebih memberi kepuasan pribadi, karena profesi akuntan publik berhadapan dengan berbagai jenis perusahaan sehingga akuntan publik lebih sering berinteraksi dengan ahli-ahli yang lain. Sedangkan bekerja

(5)

sebagai akuntan perusahaan memberikan kepastian masa depan dengan adanya dana pensiun dengan sifat pekerjaan yang lebih rutin.

Peneliti lainnya adalah Carpenter dan Strawser (1970) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi dan tempat berkarir yang diinginkan oleh mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa pemilihan karir dipengaruhi oleh tiga faktor utama (dari sebelas faktor yang diteliti) yaitu: sifat pekerjaan, kesempatan berkembang, dan gaji.

Penelitian yang dilakukan Felton (1994) menemukan bahwa pemilihan karir mahasiswa akuntansi dipengaruhi oleh faktor-faktor intrinsic, gaji, dan pertimbangan pasar kerja. Penelitian yang dilakukan Andriati (2001) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa di Jawa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non publik mengenai faktor intrinsic, penghasilan dan pertimbangan pasar kerja tidak terdapat perbedaan pandangan. Tetapi untuk faktor persepsi ternyata berbeda.

Hasil penelitian Wijayanti (2001) mengenai faktor-faktor yagn mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi menunjukkan bahwa dari tujuh faktor yang diteliti yaitu penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan tersedianya lapangan pekerjaan, hanya faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir.

Penelitian ini akan melihat kembali apakah ada perbedaan pandangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir, secara keseluruhan dan berdasarkan gender-nya. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir dalam penelitian ini akan dikelompokkan dalam (1) Penghargaan finansial, (2) Pelatihan profesional, (3) Pengakuan profesional, (4) Nilai-nilai sosial, (5) Lingkungan kerja, (6) Pertimbangan pasar kerja, (7) Personalitas.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

H01: Tidak ada perbedaan pandangan di antara mahasiswa

akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.

(6)

H02: Tidak ada perbedaan pandangan di antara mahasiswa dan

mahasiswi akuntansi yang berjenis kelamin wanita dan yang mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria jika ditinjau dari penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 POPULASI DAN SAMPEL

Penelitian ini menggunakan data primer dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa akuntansi yang terdapat di Kota Tanjungpinang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akuntansi yang ada di perguruan tinggi baik swasta ataupun negeri yang terdapat di kota Tanjungpinang.

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Strata Satu yang berada di tahun ketiga dari perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang ada di Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Alasan pemilihan sampel ini adalah diharapkan mahasiswa tersebut telah memiliki persepsi yang sama mengenai satu jenis karir dan telah dapat menentukan karir apa yang akan dijalankan di kemudian hari. Alasan dipilihnya wilayah Tanjungpinang adalah karena perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi akuntansi di wilayah ini masih relatif baru dan mahasiswa yang belajar di wilayah ini datang dari berbagai daerah kota dan juga wilayah pedesaan. Sehingga diharapkan persepsi para responden lebih beragam.

Survey direncanakan dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung perguruan tinggi yang dijadikan sampel, kemudian kuesioner dibagikan secara langsung kepada responden di kelas dan di luar kelas dan langsung dikumpulkan setelah diisi. Kuesioner yang disebar direncanakan sebanyak 300, di mana masing-masing perguruan tinggi memperoleh 150 kuesioner. Semua kuesioner yang dikembalikan dan diisi dengan lengkap akan dijadikan sampel untuk diteliti dalam penelitian ini.

2.2 VARIABEL DAN TEKNIK PENGUJIAN

Variabel dalam penelitian ini dikembangkan dari variabel yang digunakan oleh Wijayanti (2001) dan Andriati

(7)

(2001) yang kemudian dikembangkan oleh Eko Arief Sudaryono, Sri Rahayu, dan Doddy Setiawan (2006). Variabel yang diuji meliputi variabel-variabel berikut ini:

1. Penghargaan finansial.

Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya.

2. Pelatihan Profesional

Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian.

3.Pengakuan Profesional

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi.

4.Nilai-nilai sosial

Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan seseorang di masyarakat, atau nilai seseorang yang dapat dilihat dari sudut pandang orang lain di lingkungannya (Stolle, 1976 dan Wijayanti, 2001).

5. Lingkungan kerja

Sifat pekerjaan, tingkat persaingan, dan banyaknya tekanan kerja merupakan faktor lingkungan pekerjaan. 6. Pertimbangan pasar kerja

Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja. Keamanan kerja merupakan faktor di mana karir yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Karir diharapkan bukan pilihan karir semata, tetap dapat terus berlanjut sampai pensiun.

7. Personalitas

Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang.

Pernyataan pada bagian ini dikembangkan dengan menggunakan 5 skala Likert. Hipotesis akan diuji dengan uji statistik Kruskal-Walls.

Dimana dalam pengujian nantinya, kuesioner yang terhimpun akan dibagi menjadi dua kelompok kuesioner yaitu berdasarkan jenis kelamin dan berdasarkan karir yang dipilih. Pengujian akan dilakukan untuk melihat perbedaan persepsi soal pemilihan karir di bidang akuntansi antara mahasiswa berjenis kelamin wanita dan mahasiswa berjenis

(8)

kelamin pria. Juga akan diuji persepsi mahasiswa akuntansi tersebut terhadap tujuh variabel di atas yang akan dilihat apakah berbeda sesuai dengan karir akuntansi yang dipilihnya. Karir di bidang akuntansi yang dimaksud adalah sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI SAMPEL

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 234 sampel. Sampel tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok mahasiswa dari perguruan tinggi negeri sebanyak 165 responden dan dari perguruan tinggi swasta sebanyak 69 responden. Responden tersebu kemudian dikelompokan lagi menjadi dua kelompok berdasarkan gender-nya, yaitu mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang berjenis kelamin pria sebesar 72 dan 23 responden, sedangkan yang berasal dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang berjenis kelamin wanita masing-masing sebesar 93 dan 46 responden. Dari seluruh responden (234), yang memilih karir sebagai akuntan publik sebesar 10,7% dari universitas negeri, dan hanya 5,12% dari untuk perguruan tinggi swasta, akuntan perusahaan sebanyak 26,49% dari perguruan tinggi negeri dan 8,54% dari perguruan tinggi swasta, akuntan pendidik 11,11 persen dari peguruan tinggi negeri dan 0,85% dari perguruan tinggi swasta, akuntan pemerintah 19,66% dari perguruan tinggi negeri dan 14,1% dari perguruan tinggi swasta. Sementara itu ada 8 responden yang tidak mengisi pilihan karir dengan benar. Ada yang mengosongkan dan ada pula yang mengisi lebih dari satu macam karir di dibidang akuntansi.

4.2 Perbedaan Persepsi dari Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mereka Dalam Memilih Karir

Hasil uji statistik Kruskal-Wallis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akan diuraikan satu per satu sebagai berikut.

(9)

Hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan secara keseluruhan tidak ada perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi yang dilihat secara keseluruhan ditinjau dari penghargaan finansial. Nilai H menunjukkan sebesar 4,862 dengan probabilitas 0,182 dengan taraf signifikansi 5%. Mean rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam penghargaan finansial dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Penghargaan Finansial N o Akunta n Publik Akuntan Perusahaa n Akuntan Pendidi k Akuntan Pemerinta h Nilai H Probabilita s K 1 114,93 119,59 89,93 115,06 5.237 0,155 K 2 108.09 101.09 117.20 127.61 10.12 1 0,018 K 3 111.51 115.41 100.77 116.96 2.419 0,490 Tabel 2

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Penghargaan Finansial

(Perbedaan Gender)

Pernyataan Pria Wanita Nilai H Probabilitas Gaji awal tinggi 112.09 121.20 1.175 0,278 Tersedianya dana

pensiun 114.43 119.60 0,468 0,494

Potensi Kenaikan Gaji

115.94 118.57 0,149 0,700 Berdasarkan Tabel 1, mahasiswa yang memilih karir di bidang akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah sama-sama beranggapan bahwa karir yang mereka pilih tersebut menyediakan gaji awal yang tinggi dan potensi kenaikan gaji. Sementara untuk ketersediaan dana pensiun terdapat perbedaan pandangan. Di mana, mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan pendidik dan akuntan pemerintah menganggap bahwa karir yang mereka pilih menyediakan dana pensiun. Sementara mahasiswa yang

(10)

memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan perusahaan menganggap bahwa karir yang mereka pilih tidak menyediakan dana pensiun.

Berdasarkan perbedaaan gender-nya hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan pandangan di antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari sisi penghargaan finansial. Dimana nilai H secara keseluruhan adalah 1,047 dan propabilitas 0,306 dengan taraf signifikansi 5%.

Mean rank, Nilai H, dan propabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam penghargaan finansial dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2, mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita dan mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria sama-sama beranggapan bahwa karir yang mereka pilih sama-sama menawarkan gaji awal yang tinggi, adanya dana pensiun, dan adanya potensi kenaikan gaji.

4.2.2 Pelatihan Profesional

Hasil uji Kruskal-Wallis untuk faktor pelatihan profesional menunjukkan H sebesar 1,701, probabilitas 0,637 dengan signifikansi 5% yang berarti bahwa hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan pandangan diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir berbeda ditinjau dari sisi pelatihan profesional. Mean Rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam pelatihan profesional dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pelatihan Profesional N o Akunta n Publik Akuntan Perusahaa n Akuntan Pendidi k Akuntan Pemerinta h Nila i H Probabilita s K 4 112.62 120.26 128.46 101.59 7.59 3 0,055 K 5 106.05 115.04 118.57 113.59 1.54 5 0,672 K 6 120.66 115.80 115.16 107.17 1.436 0,697 K 7 106.89 118.77 111.32 111.89 1.243 0,743

(11)

Tabel 4

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pelatihan Profesional

(Perbedaan Gender)

Pernyataan Pria Wanita Nilai H Probabilitas Latihan Kerja

Sebelum Mulai Kerja 108.23 123.84 4.561 0,033 Latihan kerja untuk

meningkatkan kemampuan profesional

112.87 120.66 1.648 0,199

Latihan kerja rutin 107.78 124.14 3.637 0,057 Pengalaman kerja

yang bervariasi

113.09 120.51 0,852 0,356

Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa baik mahasiswa yang memilih karir di bidang akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah memiliki pandangan yang sama soal pelatihan kerja sebelum mulai bekerja, latihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional, latihan kerja rutin, dan pengalaman kerja yang bervariasi.

Berdasarkan jenis kelaminnya hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi pria dengan mahasiswa akuntansi wanita yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari segi pelatihan profesional. Nilai H yang diperoleh sebesar 6,205 probabilitas 0,013 dengan tingkat signifikansi 5%. Mean Rank, nilai H, dan probabilitas (perbedaan gender) untuk masing-masing pernyataan dalam pelatihan profesional dapat dilihat pada tabel 4.

Berdasarkan tabel 4, mahasiswa yang berjenis kelamin wanita dan mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria memiliki perbedaan pandangan dalam hal pelatihan kerja sebelum memulai kerja. Dimana pelatihan kerja sebelum

(12)

memulai kerja lebih dibutuhkan oleh mahasiswa akuntansi berjenis kelamin pria dibandingkan yang berjenis kelamin wanita. Sementara, untuk pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional, latihan kerja rutin, dan pengalaman kerja yang bervariasi dalam karir yang dipilihnya, mahasiswa akuntansi pria dan wanita tidak memiliki perbedaan pandangan.

4.2.3 Pengakuan Profesional

Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan secara keseluruhan tidak ada perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi jika ditinjau dari segi pengakuan profesional. Nilai H secara keseluruhan menunjukan 2,003 dengan probabilitas 0,572 pada tingkat signifikansi 5%. Mean Rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam pengakuan profesional dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pengakuan Profesional No Akunta n Publik Akuntan Perusahaa n Akuntan Pendidi k Akuntan Pemerinta h Nila i H Probabilitas K8 122.69 114.21 117.82 106.92 2.85 9 0,414 K9 125.32 108.05 110.71 114.61 2.25 5 0,521 K1 0 103.31 117.64 87.82 123.08 7.79 1 0,051 K1 1 122.89 112.63 106.77 112.39 1.343 0,719 Tabel 6

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pengakuan Profesional

(Perbedaan Gender)

Pernyataan Pria Wanita Nilai H Probabilitas Lebih banyak memberi kesempatan untuk berkembang 113.86 119.99 0,795 0,373 Ada pengakuan apabila 105.93 125.41 5,685 0,017

(13)

berprestasi

Memerlukan banyak cara untuk naik pangkat 120.55 115.42 0,349 0,555 Memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses 113.99 119.90 0,527 0,468

Berdasarkan tabel 5, terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan, dan akuntan pemerintah, memiliki pandangan yang sama soal lebih banyak cara memberi kesempatan berkembang, adanya pengakuan apabila berprestasi dalam karir yang dipilih, memerlukan banyak cara cara untuk naik pangkat, dan memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses dalam karir yang dipilih.

Berdasarkan tabel 6, yaitu ketika perbedaan jenis kelamin diperlihatkan, ternyata tidak ada perbedaan antara mahasiswa akuntansi berjenis kelamin pria dan wanita untuk pengakuan profesional berupa lebih banyak memberi kesempatan untuk berkembang, memerluka nbanyak cara untuk naik pangkat dalam karir yang dipilih, dan memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses dalam karir yang dipilih. Perbedaan terdapat pada item adanya pengakuan apabila berprestasi dalam karir yang dipilih. Dimana, mahasiswa akuntansi wanita menganggap bahwa ada pengakuan jika berprestasi dalam karir yang dipilihnya sementara mahasiswa akuntansi pria menganggap tidak ada pengakuan dalam karir yang dipilihnya nanti.

4.2.4 Nilai-Nilai Sosial

Untuk nilai-nilai sosial ini diuji dengan enam pernyataan mengenai apakah karir yang mereka pilih dinilai baik oleh masyarakat atau tidak. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilah H sebesar 10,671, probabilitas 0,013 dengan tingkat siginfikansi 5% yang berarti bahwa terdapat perbedaan pandangan signifikan antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari sisi nilai-nilai sosial terhadap karir tersebut. Mean rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam nilai-nilai sosial dapat dilihat pada tabel 7.

Berdasarkan tabel 7, memiliki pandangan yang berbeda mengenai nilai-nilai sosial yang dikandung atas karir yang dipilihnya. Dimana, mahasiswa akuntansi yang memilih karir

(14)

sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah menganggap bahwa dengan karirnya tersebut mereka akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Sementara mahasiswa yang memilih karir akuntan perusahaan menganggap bahwa karir itu kurang memberikan kesempatan baginya untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Hal ini juga terjadi pada pernyataan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain. Mahasiswa yang memilih karir Akuntan pendidik dan akuntan publik sama-sama beranggapan bahwa karir yang dipilihnya itu memberikan kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan orang lain, sementara mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan pemerintah dan akuntan perusahaan sama-sama beranggapan karirnya itu kurang memberikan kesempatan berinteraksi dengan orang lain.

Sementara itu berdasarkan perbedaan jenis kelamin, ternyata tidak ada perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria dan yang berjenis kelamin wanit terkait dengan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, kesempatan melakukan lobi, perhatian terhadap perilaku individu, gengsi pekerjaan, dan kesempatan untuk bekerjasama dengan ahli bidang lain. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 7

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Nilai-Nilai Sosial No Akunta n Publik Akuntan Perusahaa n Akuntan Pendidi k Akuntan Pemerinta h Nilai H Probabilitas K1 2 117,64 99,70 134,07 118,60 8,003 0,046 K1 3 114,72 108,72 143,64 107,21 9,433 0,024 K1 4 107,64 111,71 136,89 109,81 4,534 0,209 K1 5 107,15 107,30 160,23 106,34 17,74 8 0,000 K1 6 113,08 126,15 103,30 104,18 5,811 0,121 K1 7 111,08 114,18 126,02 108,00 1,780 0,619

(15)

Tabel 8

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Nilai-Nilai Sosial

(Perbedaan Gender)

Pernyataan Pria Wanita Nilai H Probabilitas Kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial 114,66 119,44 0,320 0,571 Kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain. 114,54 119,52 0,400 0,527 Kesempatan melakukan lobi 109,85 122,73 2,208 0,137 Perhatian terhadap perilaku individu 110,79 122,08 1,706 0,192 Gengsi Pekerjaan 115,27 119,03 0,189 0,664 Kesempatan untuk

bekerja dengan ahli bidang lain.

117,18 116,88 0,001 0,972

4.2.5 Lingkungan Kerja

Bagian ini menilai persepsi mahasiswa terkait dengan lingkungan kerja dari karir yang dipilih para mahasiswa akuntansi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai H sebesar 5,471 probabilitas sebesar 0,125 dengan tingkat signifikansi 5% yang berarti bahwa ada tidak ada perbedaan pandangan yang signifikan diantara mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah, jika ditinjau dari lingkungan kerja.

Sementara itu, mean rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam lingkungan kerja dapat dilihat pada tabel 9. Berdasarkan tabel 9, mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah rata-rata tidak

(16)

memiliki pandangan berbeda terkait item peryataan seputar lingkungan kerja yang berjumlah 7 pernyataan. Perbedaan pandangan hanya terdapat pada pernyataan sering lembur atau tidak. Mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, dan akuntan pemerintah memiliki pandangan bahwa karir yang mereka pilih akan membuat pekerjaan mereka sering dikerjakan secara lembur. Sementara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan pendidik menganggap bahwa pekerjaan tersebut tidaklah memiliki pekerjaan lembur.

Sementara itu berdasarkan jenis kelamin, juga tidak terdapat pandangan yang berbeda antara mahasiswa akuntansi yang pria dengan mahasiswa akuntansi yang wanit terkait dengan pernyataan lingkungan kerja ini. Perbedaan pandangan hanya terjadi ketika menilai pekerjaan yang mereka pilih tersebut akan menawarkan pekerjaan rutin atau tidak. Mahasiswa akuntansi berjenis kelamin pria menganggap bahwa karir yang mereka pilih tidak akan membuat mereka terjebak dengan rutinitas sementara mahasiswa akuntansi yang wanita beranggapan bahwa karir yang mereka pilih akan menawarkan rutinitas kerja nantinya.

Tabel 9

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Lingkungan Kerja No Akunta n Publik Akuntan Perusahaa n Akuntan Pendidi k Akuntan Pemerinta h Nilai H Probabilitas K1 8 97.05 112.91 115.21 121.21 3,792 0,285 K1 9 114.32 114.64 92.07 119.53 4,080 0,253 K2 0 112.09 121.78 127.02 100.77 6,336 0,096 K2 1 115.93 113.43 116.59 111.34 0,259 0,967 K2 2 107.39 128.30 74.63 114.77 15,271 0,002 K2 3 115.07 120.84 89.20 113.76 5.300 0,151

(17)

K2

4 111.07 112.40 109.59 117.16 0,444 0,931

Tabel 10

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Lingkungan Kerja

(Perbedaan Gender)

Pernyataan Pria Wanita Nilai H Probabilitas Pekerjaan rutin 106,17 125,24 4,887 ,027 Pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan. 117,93 117,21 ,007 ,933 Pekerjaannya lebih atraktif/banyak tantangan. 120,37 115,54 ,330 ,566 Lingkungan kerjanya menyenangkan 114,19 119,76 ,493 ,483 Sering lembur 123,39 113,47 1,283 ,257 Tingkat kompetisi antar karyawan tinggi. 121,87 114,51 ,718 ,397 Ada tekanan kerja

untuk mencapai hasil sempurna.

114,55 119,51 ,318 ,573

4.2.6 Pertimbangan Pasar Kerja

Untuk pertimbangan pasar kerja ini akan diuji dengan pernyataan keamanan kerja dan kemudahan dalam mengakses lowongan kerja. Hasil uji statistik menunjukkan nilai H sebesar 2,815 dengan probabilitas 0,421. Pada tingkat signifikansi 5% hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publi, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah tentang pertimbangan pasar kerja ini. Mean rank, nilai H, dan probabilitas untuk masing-masing pernyataan dalam pertimbangan pasar kerja dapat dilihat pada tabel 11.

Dalam tabel 11 terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir

(18)

sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah ditinjau dari keamanan kerja dan tercerminnya sifat atau kepribadian mahasiswa berdasarkan karir yang dipilihnya tersebut.

Tabel 11

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pertimbangan Pasar Kerja

No Akunta n Publik Akuntan Perusahaa n Akuntan Pendidi k Akuntan Pemerinta h Nila i H Probabilitas K2 5 105,80 111,77 115,43 118,22 1,328 0,723 K2 6 102,81 109,93 120,66 119,67 2,61 0 0,456 Tabel 12

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Pertimbangan Pasar Kerja

(Perbedaan Gender)

Pernyataan Pria Wanita Nilai H Probabilitas Keamanan Kerjanya

Lebih Terjamin

116,24 118,36 0,072 0,788 Mencerminkan

kepribadian atau sifat yang anda miliki.

116,87 117,93 0,016 0,899

Sementara itu dilihat dari jenis kelaminnya, bisa disimpulkan bahwa juga tidak terdapat perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi berjenis kelamin pria dengan mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin wanita ditinjau dari pertimbangan pasar kerja. Pada tabel 12 juga terlihat bahwa untuk masing-masing pernyataan juga tidak terdapat perbedaan pandangan terkait dengan dua pernyataan yang diberikan.

4.2.7 Personalitas

Personalitas diuji untuk lebih mudah memperjelas faktor apa saja yang akan mempengaruhi mahasiswa akuntansi

(19)

dalam memilih karir nantinya. Faktor ini diuji dengan pernyataan mengenai kesesuaian pekerjaan dan sifat atau kepribadian yang dimiliki seseorang.

Hasil uji statistik menunjukkan nilai H secara keseluruhan untuk personalitas ini adalah 3,902 dan probabilitas 0,272 dimana dengan tingkat signifikansi 5% hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah terkait personalitas ini.

Begitu juga jika dilihat dari perbedaan jenis kelamin. Tidak ada perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi wanita ditinjau dari personalitas ini.

Tabel 13

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Personalitas No Akunta n Publik Akuntan Perusahaa n Akuntan Pendidi k Akuntan Pemerinta h Nila i H Probabilitas K2 7 100,20 112,11 113,21 121,27 3,902 0,272 Tabel 14

Mean Rank, Nilai H dan Probabilitas Butir Pernyataan dalam Personalitas

(Perbedaan Gender)

Pernyataan Pria Wanita Nilai H Probabilitas Keamanan Kerjanya

Lebih Terjamin

121,34 114,87 0,759 0,384

5. KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi terhadap karir di bidang akuntansi yang akan dipilihnya nanti setelah menamatkan kuliah di bidang akuntansi. Untuk itu penelitian ini mengklasifikasikan karir tersebut menjadi empat yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Karir yang banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Tanjungpinang adalah sebagai akuntan perusahaan (35%) disusul kemudian sebagai akuntan pemerintah (33,8%). Sementara berikutnya memilih karir sebagai akuntan publik (15,8%) dan akuntan pendidik (12%). Sisanya (3,4%) tidak menentukan pilihan atau ragu-ragu dalam menentukan pilihan karir dibidang akuntansi.

Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan tinjauan penghargaan finansial secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan pandangan diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Hal yang sama juga ditemukan ketika mahasiswa akuntansi dipisahkan secara gender. Dimana, tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara mahasiswa akuntansi wanita dan pria terkait penghargaan finansial untuk karir di bidang akuntansi.

2.Hal yang sama juga terjadi pada variabel pelatihan profesional. Tidak terdapat perbedaan pandangan untuk variabel ini pada mahasiswa yang memilih karir dibidang akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Namun, berdasarkan jenis kelamin ternyata terdapat perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi wanita ditinjau dari sisi pelatihan profesional. Dimana, mahasiswa akuntansi pria menganggap lebih membutuhkan pelatihan sebelum memulai pekerjaannya sementara mahasiswa akuntansi wanita menganggap tidak begitu memerlukannya. 3. Untuk variabel pengakuan profesional juga tidak terdapat

perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi baik berdasarkan karir yang dipilih maupun berdasarkan jenis kelamin.

4.Untuk variabel nilai-nilai sosial yang akan diterima berdasarkan karir yang dipilihnya, ternyata terdapat perbedaan diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Sementara jika dibedakan menurut jenis kelaminnya tidak terdapat

(21)

perbedaan diantara mahasiswa akuntansi pria dan wanita terkait nilai-nilai sosial ini.

5. Sementara untuk variabel lingkungan kerja ternyata juga tidak terdapat pandangan diantara mahasiswa yang memilih karir di empat bidang akuntansi yang ada dan juga tidak terdapat perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi pria dan wanita.

6. Hal yang sama juga terjadi pada variabel pertimbangan pasar kerja. Dimana, tidak terdapat perbedaan pandangan diantara mahasiswa akuntansi baik jika dibedakan berdasarkan pilihan karir maupun jika dibedakan berdasarkan jenis kelamin.

7.Perbedaan pandangan juga tidak terdapat pada variabel personalitas baik berdasarkan jenis pilihan karir maupun berdasarkan jenis kelamin mahasiswa akuntansi.

5.2 SARAN-SARAN

1.Perlu adanya peningkatan pemahaman di antara mahasiswa akuntansi mengenai pilihan-pilihan karir di bidang akuntansi yang bisa mereka pilih. Karena berdasarkan penelitian ini banyak mahasiswa akuntansi yang lebih suka memilih karir di bidang akuntansi perusahaan dan akuntansi pemerintah. Persepsi bahwa semua karir dibidang akuntansi jika ditinjau dari sisi variabel-varibel di atas memberikan dampak yang sama, perlu terus ditekankan kepada para mahasiswa.

2. Secara umum tidak terdapat perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi jika ditinjau dari variabel-variabel utama yang diberikan. Di satu sisi hal ini menunjukkan bentuk positif tapi bisa juga hal ini terjadi akibat ketidaktahuan mahasiswa secara mendalam terhadap karir-karir akuntansi yang nantinya dapat mereka pilihan.

3. Untuk itu, peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya dikaji lebih dalam mengenai persepsi mahasiswa terhadap pilihan karir akuntansi yang ada dan kedalaman pengetahuan mereka terhadap pilihan karir akuntansi tersebut.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Wijayanti, L. E. (2001). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi. Kompak 3 , 359-383. Andriati, H. (2001). Analisis Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi di Jawa Dalam Memilih Karir Sebagai Akuntan Publik. Yogyakarta: UGM Yogyakarta. Bensinger, D. I. (1999). Accounting Student or Practitioner Day: Bringing The Visitor to Accounting Student's. The Ohio CPA Journal , 45-48.

Carl S. Warrent, J. M. (2005). Accounting. Singapore: Cengage Learning.

Carpenter, C. G. (1970). Preferences of Accounting Student. The Journal of Accountancy , 84-86.

Eko Arief Sudaryono, S. R. (2006). Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir. Jurnal Akuntansi dan Bisnis , 29-40. Deddi Nordiawan, I. s. (2008). Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Felton, S. N. (1994). Factor Influencing the business

Student's Choice of Career in Chartered Accountancy. Issues in Accounting Education 9 , 131-141.

Harahap, S. S. (1997). Teori Akuntansi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Soemarso, S. (2000). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(23)

Stolle, C. D. (1976). Student's Views of The Public and Industrial Accountant. Journal of Acountancy , 106-109. Robin, S. (1996). Organization Behaviors. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Referensi

Dokumen terkait

CERDAS BERBASIS BIG DATA DALAM FRAMEWORK SMART CITY RistekBRIN Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi. 61

Hasil penelitian faktor yang dominan sampai yang sangat dominan rendahnya kemampuan membaca peserta didik kelas II SDN-8 Menteng Palangka Raya, bahwa peserta

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metakognisi siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 4 rejang Lebong tentang pemecahan masalah matematika dengan

Hasil uji staistik pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri terhadap kemampuan melakukan SADARI pada ibu-ibu dipedukuhan pranti desa

Pada Gambar 20 terlihat bahwa hasil analisis regresi linier menunjukkan b a h ~ d korelasi antara kemampuan mereduksi dan kapasitas antioksidan dari sayuran

Measurements and the temporal variations in water levels of rivers, lakes and reservoirs are necessary due to various problems such as (a) many developing

Misalnya kebijakan yang menyarankan kuota download 100 MB per hari, agar tidak menimbulkan pertanyaan pengguna dari mana angka tersebut berasal.. 3 Analisis Teknis Kebijakan

Sedangkan pada reaktor dengan penambahan bioaktivator cair (gambar 2), dapat diketahui bahwa hampir semua reaktor uji mengalami fluktuasi jumlah koloni bakteri dari hari