• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MANDIRI RESUME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS MANDIRI RESUME"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MANDIRI

NAMA : RISA ROSALIA

NIM : 11316203385

SEMESTER/KELAS : 3/D

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BOBOT : 2 SKS

DOSEN PENGAMPUN : DRA. H. ANDI MURTIATI, M.PD

BAB 5

DIVERSITTTAS SOSIOKULTUR A. KULTUR DAN ETNIS

Murid-murid disekolah Fairfax Country, Virginia, dekat Washington DC, berasal dari 182 negara bagian dan menggunakan lebih dari 100 macam bahasa. Meskipun sekolah-sekolah Fairfax Country merupakan contoh yang agak ekstrim, namaun sekolah tersebut telah mengisyaratkan tentang akan separti apa sekolah-sekolah Amerika nanti. Kita bisa memprediksi bahwa menjelang 2025, 50 persen murid dari sekolah umum yang berasal dari latar belakang yang disebutkan sebagai “minoritas”. Ini akan merombak definisi istilah tersebut. Hal ini juga menunjukkan tujuan penting dari pendidikan yakni membantu murid untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda kultur dan etnis.

Kultur

Kultur adalah pola perilaku, keyakinan, semua produk dari kelompok orang tertentu yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Psikolog Donald Campbell dan rekannya menemukan bahwa orang-orang disemua kultur cenderung: a. Percaya bahwa apa yang terjadi dalam kultur mereka adlah sesuatu yang “alami” dan “benar”

dan apa yang terjadi di dalam kultur lain adalah “tidak alami” dan “tidak benar”. b. Mengagnggap bahwa kebiasaan kulturl mereka adalah valid secara universal. c. Berperilaku dengan cara-cara yang sesuai dengan kelompok kulturalnya d. Merasa bangga dengan kelompok kulturalnya

e. Bermusuhan terhadap kultural lainnya.

(2)

Perbandingan murid Amerika demgan murid Cina, Jepang dan Taiwan telah mengungkapakan bahwa murid Amerika cenderung mengerjakan tugas mereka secara independen, sedang murid Asia cenderung bekerja dalam kelompok. Perbedaan dalam kultur ini dideskripsikan dengan dua istilah yaitu individualisme adalah seperangkat nilai yang mengutamakan tujuan personal diatas tujuan kelompok. Nilai-nilai individualis mencakup perasaan senang, keunikan personal, dan independensi atau kemandirian. Dan Kolektivisme adalam seperangkat nilai yang mendukung kelompok. Tujuan personal digunakan untuk menjaga integritas kelompok, interdependensi anggota kelompok, dan keharmonisan hubungan.

Manusia selalu hidup dalam kelompok, entah itu besar atau kecil. Mereka selalu butuh orang lain untuk bertahan hidup. Para pengkritik mengatakan bahwa penekanan Barat pada individualisme telah melemahkan kebutuhan manusia akan kesalinghubungan. Beberapa ilmuwan sosial percaya bahwa banyak problem di kultur Barat semakin banyak lantaran penekanan pada individualisme ini. Dibandingkan dengan kultur kolektivistik, kultur individualistis cenderung memiliki level yang tinggi dalam hal tindakan bunuh diri, penyalahgunaan obat-obatan, kejahatan, kehamilan remaja, perceraian, dan gangguan mental.

Status Sosioekonomi

Status Sosioekonomi (socioeconimic status- SES) adalah kelompok orang berdasarkan karakteristik ekonomi, individual, dan pekerjaannya. Status sosiekonomi mengandung kesenjangan tertentu. Individual dari status sosioekonomi bawah sering kali kurang pendidikannya, kurang kuat untuk untuk memperbaharui institusi masyarakat (seperti sekolah), dan hanya punya sedikit sumber daya ekonomi.

Tingkat kemiskinan di Amerika, pada tahun 2000, 16 persen anak AS hidup dalam kemiskinan. Pada tahun 1998, garis batas kemiskinan untuk satu keluarga beranggotakan empat orang adalah berpendapan $16.450. tingkat kemiskinan anak AS hampir dua kali lebih tinggi dibanding negara industri lainnya.

Mendidik anak berlatar belakang SES rendah, anak-anak miskin sering menghadapi problem di rumah dan di sekolah sehingga mengganggu proses belajar mereka. Dirumah, mungkin orang tua mereka tidak menempatkan standar pendidikan yang tinggi untuk anak, tidak mampu membantu belaja membaca, dan tidak punya cukupa uang untuk membayar biaya pendidikan dan materi penunjang seperti buku . Mereka mungkin kurang gizi dn tinggal di area yang penuh kejahatan dan kekerasan.

Dua studi dibawah ini mengilustrasikan bagaimana kemiskinan bisa berdampak kejahatannegatif terhadap pembelajaran dan perkembangan.

a. Satu studi membandingkan lingkungan bahasa rumah anak-anak usia 3 tahun dari keluarga profesional dan keluarga yang berpendapatan rendah.

(3)

prasekolah) dan layanan untuk orang tua (seperti pendidikan orang dewasa, training membaca( kejar paket A, B, dan lainya) dan pendidikan keahlian mencari kerja.

Jalur alternatif adalah sesuatu yang tidak terhindar bagi murid-murid miskin. Salah satu jalur potensial bagi murid miskin adalah diajarkan oleh seorang mentor yang penuh perhatian. Program Quantum mensyaratkan agar murid berpartisipasi dalam aktivitas adalah:

a. Aktivitas yang berhubungan dengan akademik di luar jam sekolah, seperti membaca, menulis, berhitung, sains, studi sosial, tutoring teman sebaya, dan tarining komputer.

b. Proyek pelayanan masyarakat, antara lain menjadi tutor untuk muris SD, membersihkan lingkungan, dan menjadi relawan di rumah sakit, klinik, dan perpustakaan.

c. Aktivitas pengayaan kultural dan pengembangan personal, seperti trainini keahlian manjalani hidup, dan training merencanakan masuk ke perguruan tinggi dan mencari pekerjaan.

Etnis

Kata entis berasal dari kata Yunani yang berarti “bangsa”. Etnisitas (etnicity) adalah pola umum karakteristik seperti warisan kultural, nasional, ras, agama, dan bahasa. Istilah race (ras), yang kini didiskreditkan sebagai konsep biologis, adalah klasifikasi orang atau makhluk hidup lainnya berdasarkan karakteristik psikologis tertentu. Kata ras telah dipakai secara longgar untuk segala sesuatu mulai dari adat, agama, sampai warna kulit. Seorang psikolog sosial, James Jones, menunjukkan bahwa pemikiran dari segi ras telah melekat di seyiap kultur.

Etnisitas dan Sekolah. Hampit sepertiga dari murid Afrika-Amerika dan Latino masuk sekolah dimana 90 persen lebih muridnya berasal dari kelompok minoritas, biasanya dari kelompok minoritas sejenis. Pengalaman sekolah murid dari kelompok otnis yang berbed juga berbeda satu sama lain.

Prasangka, Diskriminasi, dan Bias. Prasangka adlah sikap negatif tang tidak adil terhadap orang lain kerana keanggotaan individu itu dalam satu kelompok. Kelompok yang menjadi sasaran prasangka mungkin didefinisikan berdasarkan itnis, jenis kelamin, atau perbedaan yang terlihat.

Diversitas dan Perbedaan. Pengalaman historis, ekonomi dan sosial telah melahirkan prasangka dan perbedaan antarkelompok tertentu menyesuaikan diri dengan nilai, sikap, dan tekanan dri kultur tersebut. Perilaku mereka mungkin berbeda diantara mereka, tetapi bersifat fungsional buat mereka.

Isu Bahasa

Pendidikan bilingual.

Pendidikan bilingual bertujuan untuk mengajarkan mata pelajaran kepada anak imigran dengan menggunakan bahasa asal mereka, sembari secara bertahap memberikan pengajaran dengan bahasa Inggris. Kebanyakan program bilingual adalah program transisional yang berkembang untuk membantu murid sampai mereka bisa berbahasa Inggris secara cukup sehingga bisa belajar dikelas reguler.

(4)

tes kontrol atensional, formasi konsep, penalaran analisis, fleksibilitas kognitif, dan kompleksitas kognitif ketimbang anak yang hanya bisa astu bahasa.

B. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural . para pendukungnya percaya bahwa anak-anak kulit berwarna harus diberdayakan dan pendidikan multikultural akan bermanfaat bagi semua murid. Tujuan penting dari pendidikan multikultural adalah pemeratan kesempatan bagi semua murid. Ini termasuk mempersempit gap dalam prestasi akademik anatara kelompok utama dengan kelompok minoritas.

Pendidikan multikulral muncul dari gerakan hak-hak sipil pada 1960-an dan gerakan untuk pemerataan kesetaraan dan keadilan sosial dalam masyarakat untuk wanita serta orang kulit berwarna. Sebagi sebuah bidang, pendidikan multikulturalmencakup isu-isu yang berkaitan dengan status sosioekonomcari, etnisitas, dan gender.

Reduksi prasangka adalah aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeliminasi pandangan negatif dan stereotip terhadap orang lain. Pedagogi ekuitas adalah modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran yang tepat baik itu untuk anak laki-laki maupun perempuan dan untuk semua kelompok etnis.

Memperdayakan Murid

Istilah pemberdayaan (empowerment) berarti memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan mencipkan dunia yang lebih adil. Pendidikan multikultural dititikberatkan pada usaha memperdayakan murid dan merperbaiki representasi kelompok minoritas dan kultural dalam kurikulum dan buku ajar.

Menurut pandangan ini, sekolah harus memberi murid kesempatan untuk belajar tentang pengalaman, perjuangan, dan visi dari berbagai kelompok kultural dan etnis yang berbeda-beda. Sonia Nieto, seorang keturunan Puerto Rico yang bersal dari New York City, percaya bahwa pendidikannya membuatnya merasa latar belakang kulturalnya kelihatan agak buruk. Dia memberikan rekomendasi sebagi berikut.

a. Kurikulum sekolah harus jelas antirasis dan antidiskriminasi.

b. Pendidikan multikultural harus menjadi bagian dari setiap pendidikan murid. c. Murid harus dilatih intuk lebih sadar budaya (kultur).

Pengajaran yang Relevan Secara Kultural

(5)

Pendidikan yang Berpusat pada Isu

Pendidikan yang berpusat pada isu juga merupakan aspek penting dari pendidikan multikultural. Dalam pendekatan ini, murid diajarai secara sistematis untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial. Pendidikan ini tak hanya mengkalrifikasi nilai, tetapi juga mengkaji alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.

Meningkatkan Hubungan di antar Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda

Ada sejumlah strategi dan program untuk meningkatkan hubungan anak-anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda. Salah satu stategi yang paling kuat yaitu kelas Jigsaw. Strtegi kelas jigsaw adalah kelas dimana murid dari berbagai latar belakang yang berbeda dimana bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama.

Pengambilan Perspektif , Latihan dan aktivitas yang membantu murid melihat perspekyif oarang lain dapat meningkatkan relasi antar-etnis. Dalam satu latihan, murid-murid belajar perilaku tertentu yang tepat dari dua kelompok kultural yang berbeda. Kemudian, kedua kelompok berinteraksi satu sama lain sesuai dengan perilaku tersebut. Hasilnya mereka merasakan kegelisahan sekaligus pemahaman. Latihan ini didesain untuk membantu murid memahami gegar budaya yang muncul sebagai akibat dari berada dengan yang biasa dilakukan murid.

Pemikiran Kritis dan Intelegensi Emosiaonal. Murid yang belajar berpikir secara mendalam dan kritis tentang relasi antar-etnis kemungkinan akan berkurang prasangkanya dan tidak lagi menstereotipkan orang lain. Murid yang berpikir dangkal sering kali lebih banyak berprasangka. Akan tetapi, juka murid belajar mengajukan pertanyaan, memikirkan dahulu isunya ketimbang jawabannya, dan menunda penilaian sampai informasi yang lengkap sudah tersedia, maka prasangkanya akan berkurang.

Mengurangi Bias. Louise Derman-Spark dan Anti-Bias Curriculum Task Force mencipkan sejumlah alat untuk membantu anak mengurangi, mengelola, atau bengkan bengeliminasi bias. Pendukung kurikulum antibias ini beragumen bahwa kendati perbedaan itu baik, namun deskriminasi bukan sesuatu yang baik. Kurikulum ini lebih mendorong guru untuk menghadapi isu bias yang mengganggu ketimbang menutup-nutupi bias itu. Berikut ini beberapa strategi antibias yang direkomendasikan untuk guru:

a. Ciptakan lingkungan kelas yang antibias dengan memasng gambar anak dari beberapa latar belakang etnis dan kultural.

b. Pilih materi drama, seni, dan aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman etnis dan kultural. c. Gunakan boneka “pesona” untuk anak kecil.

d. Bantu murid menolak stereotip dan diskriminasi.

e. Ikutlah dalam aktivitas peningkatan kesadaran untuk memahami pandangan kultural anada sendiri sebara lebih baik dan unutk menangani stereotip atau bias yang mungkin anda miliki. f. Bangun dialog guru/ orang tua yang membuka diskusi tentang masing-masing padangan,

(6)

Meningkatakan Toleransi. Teaching tolerance project menyediakan sumber daya dan materi kepada sekolah untuk meningkatkan pemahaman antarkultural dn hubungan antar kulit putih dan kulit berwarna.

Sekolah dan Komunitas sebagai Satu Tim. Psikiater dari Yale, James Comer percaya bahwa tim komunitas merupakan cara terbaik untuk mendidik anak. Ada tiga aspek penting dari Comer Project , yakni:

a. Pemerintah dan tim manajemen yang mengembangkan rencana sekolah yang koprehensif, penilaian strategi, dan program pengembangan staf.

b. Tim pendukung sekolah dan kesehatan mental. c. Program orang tua.

Jadi, rekomendasi dari pakar pendidikan James Banks untuk menjalankan pengajaran multikultural:

a. Waspada terhadap isi rasis dalam materi pelajaran dan iteraksi di kelas. b. Pelajari lebih banyak tentang kelompok etnis yang berbeda-beda.

c. Peka terhadap sikap etnis murid dan jangan menerima keyakinan bahwa “anak tidak melihat warna kulit”.

d. Gunakan buku, film, video, dan rekaman untuk menggambarkan perspektif etnis.

e. Bersikaplah peka terhadap perkembangan kebutuhan murid Anda ketika Anda melihat materi kultural.

f. Pandang murid secara positif terlepas dari etnis mereka.

g. Akui bahwa kebanyakan orang tua, terlepas dari etnisitasnya, memerhatikan pendidikan anaknya dan ingin agar anaknya sukses di sekolah.

C. GENDER

Gender adalah dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita. Istilah gender dibedakan dari istilah jenis kelamin (seks). Peran gender adalah ekspektasi sosial yang merumuskan bagaimana pria dan wanita seharusnya berpikir, merasa dan berbuat.

Pandangan Terhadap Perkembangan Gender

(7)

Beberapa pendekatan biologis membahas perbedaaan dalam otak pria dan wanita. Salah satu pendekatan berfokus pada perbedaan antar pria dan wanita dalam corpus callosum-nya, yakni serat masif yang menghubungkan dua belahan otak. Corpus collosum wanita lebih besar ketimbang pria, dan ini mungkin menjelaskan mengapa wanita menyadari emosi mereka sendiri dan emosi orang lain ketimbang pria. Ini mungkin terjadi karena belahan otak kanan mampu untuk memberikan informasi tentang emosi otak kanan.

Pandangan Sosialisasi.

Teori psikoanotik gender berasal dari pandangan Sigmund Freud bahwa anak –anak sekolah mengembangkan ketertarikan seksual kepada orang tuanya yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya. Kemudian sekitar umur lima atau enam tahun, anak mengurangi ketertarikan ini karena perasaan gelisah. Selanjutnya anak mengidentifikasi dirinya dengan orang tua yang sejenis kelaminnya sama dengan dirinya, dan secara tak sadar mengadopsi karakter orang tua yang sama jenis kelaminnya dengan dirinya.

Teori kognitif sosial gender menekankan bahwa perkembangan gender anak terjadi melalui pengamatan dan peniruan perilaku gendr, dan melalui penguatan dan hukum terhadap perilaku gender. Pandangan kognitif

Dua pandangan kognitif terhadap gender adalah:

a. Teori perkembangan kognitif gender, tipe gender anak terjadi setelah mereka mengembangkan konsep gender. Setelah mereka secara konsisten menganggap diri mereka sebagai laki-laki atau perempuan, anak akan menata dunianya berdasarkan gender. Teori Kohlberg yang menyatakan bahwa anak mengadopsi suatu gender setelah mereka mengembangkan konsep gender.

b. Teori skema gender, menyatakan bahwa perhatian dan perilaku individu dituntun oleh motivasi internal untuk menyesuaikan dengan standar sosiokultural berbasis gender dan stereotip gender. Skema gender adalah struktur kognitif, atau jaringan asosiasi, yang menata dan menunutun persepsi individu berdasarkan gender. Teori skema gender menyatakan bahwa “gender-typing” terjadi ketika anak siap untuk memahami dan menta informasi berdasarkan apa yang dianggap sebagai tepat bagi pria dan wanita dalam suatu masyarakat.

Stereotip, Kesamaaan, dan Perbedaan Gender

Stereotip gender adalah kategori luas yang merefleksikan kesan dan keyakinan tentang apa perilaku yang tepat untuk pria dan wanita. Semua stereotip, entah itu berhubungan dengan gender, etnis, atau kategori lainnya, mengacu pada citra dari anggota ketegori tersebut. Stereotip sering kali negatif dan dapat diselubungi prasangka dan diskriminasi. Sexisme (sexism) adalah prasangka dan diskriminasi terhadap individu keran jenis kelamin seseorang. Seseorang yang mengatakan bahwa wanita tak bisa menjadi insinyur yang kompeten sama artinya orang itu menyatakan sexisme.

Kesamaan dan perbedaan gender dalam domain yang relavan secar akademis.

(8)

umumnya, anak laki-laki lebih unggul dibanding wanita dibidang olahraga, seperti lari, melempar, dan melopot.

Keahlian matematika dan sains. Ada temuan yang beragam dalam penelitian soal kemampuan matematika. Dalam beberapa analisis, anak laki-laki lebih bagus dalam matematika dan ini telah lama menjadi perhatian. Banyak pakar gender percaya di bidang matematika dan sains adalah kerena perbedaan pengalaman anak laki-laki dan anak perempuan. Ada lebih banyak tokoh matematika dan sains dari kalangan laki-laki. Anak laki-laki lebih memilih pelajaran matematika dan sains ketimbang anak wanita.

Kemampuan verbal. Sebuah ulasan terhadap perbedaan dan persamaan gender yang dilakukan pada era 1970-an menunjukkan bahwa anak perempuan punya kemampaun verbal yang lebih baik dibanding anak laki-laki. Akan tetapi, analisis yang lebih baru menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus hanya sedikit atau bahkan tidak ada menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada perbedaan antara perempuan dan anak laki-laki dalam keahlian verbal.

Pencapaian pendidikan. Laki-laki lebih besar kemungkinan drop aout dari sekolah ketimbang wanita, meskipun perbedaannya kecil (15 persen vs 13 persen). Perempuan (90 persen) lebih mungkin menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di AS ketimbang pri (87 persen). Bukti belakangan ini menunjukkan anak laki-laki lebih buruk prestasi akademiknya di sekolah. Dengan menghubungkan informasi tentang drop out sekolah, persentase pria yang prestasinya tidak bagus, dan persebtase pria yang masuk perguruan tinggi, kita dapat menyimpulkan bahwa menunjukkan pencapaian akademiknya yang lebih tinggi di Amerika Serikat. Anak wanita lebih mungkin untuk mempelajari materi akademik, penuh perhatian di kelas, amu belajar lebih tekun, dan berpartispasi lebih banyak di kelas ketimbang anak laki-laki.

Keahlian hubungan. Ahli sosiolinguistik Deborah Tannen membedakan antara rapport talk dengan report talk. Rapport talk adalah bahasa percakapan dan cara menjalin hubungan dan menegoisasikan hubungan. Report talk adalah pembicaraan yang memeberikan informasi.

Agresi dan regulasi diri. Salah satu perbedaan gender yang paling konsisten adalah anak laki-laki secara fisik lebih agresif ketimbang anak perempuan. Perbedaan ini akan tampak jelas ketika adak doprovokasi, dan perbedaan ini ada disemua kultur dan tampak sejak awal perkembangan anak. Baik faktor biologis maupun lingkungan telah dianggap sebagai faktor yang menimbulkan perbedaan gender dalam agresi fidik ini. Faktor biologi itu mencakup hereditas dan hormon, faktor lingkungan mencakup ekspektasi kultural, contoh orang dewasa dn teman sebaya, dan penghargaan terhadap agresi fisik anak laki-laki.

Kontroversi gender. Ada kontroversi tentang perbedaan dan persamaan beragumen bahwa kepercayaan bahwa perbedaan gender itu sedikit atau tidak ada, adalah kepercayaan yang berakar pada komitmen feminis pada persamaan gender dan kesetaraan politik. Banyak kaum feminis mencemaskan bahwa perbedaan gender dan kesetaraan politik. Banyak kaum feminis mencemaskan bahwa perbedaan gender ini akan diinterprestasikan sebagai defisiensi di pihak wanita dan dianggap sebagaiperbedaan berbasis biologis. Eagly menyatakan bahwa sebagian besar riset tentang gender mengungkapakan perbedaan gender yang lebih besar ketimbang yang dikira kaum feminis. Kontroversi ini menunjukkan betapa sulitnya menegoisasikan sains dan politik gender.

(9)

Klasifikasi peran gender dalah mengevaluasi anak laki-laki dan perempuan dari segi kumpulan bakat personalitas. Di masa lalu anak laki-laki yang baik adalah anak yang independen, agresif, dn kuat. Anak perempuan yang baik adalah anak yang penurut, pengasuh, dan tidak tertarik dengan kekuasaan. Tapi pada saat yang sama, secra keseluruhan, karakteristik maskulin dianggap baik dan bagus oleh masyarakat, sedangkan karakteristik feminin dianggap sesuatu yang tidak diharapkan.

Pandangan ini mengusulkan bahwa individu dapat mempunyai sifat “maskulin” dan “feminim”. Pemikiran ini menimbulkan perkembangan konsep androgini, yakni kehadiran karakteristik maskulin dan feminim yang diinginkan dalam diri seseorang.

Andorgini dan pendidikan. Pada umumnya, adalah lebih mudah untuk mengajar andoergini pada anak perempuan ketimbang anak laki-laki, dan lebih mudah diajarkan sebelum SMP. Meskipun temuannya beragam, pendukung program andorgini percaya bahwa pandangan tentnag gender tradisional akan membahayakan semua murid dan menghalangi anak perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang setara. Para penentangnya mengatakan bahwa program pendidikan andorgini terlalu bermuatan nilai dan mengabaikan diversasi peran gender dalam masyarakat.

Transendensi peran gender. Beberapa kritik terhadap andorgini mengatakan bahwa semuanya sudah cukup dan todak perlu lagi banyak debat soal gender. Mereka percaya bahwa andorgini bukan obat manjur seperti yang dikira. Alternatifnya adalah transendensi peran gender yaitu pandangan bahwa kompetensi orang seharusnya dikonseptualisasikan dalam term orang sebagi pribadi manusia (person), bukan term maskulinitas, feminitas, atau andorgini. Artinya kita harus memandang diri kita sendiri dan murid kita sebagai manusia, bukan sebagai feminim, maskulin, atau andorgini.

Gender dalam konteks

Membantu perilaku dan emosi. Stereotip menyatakan bahwa wanita lebih baik dari pada pria soal membantu. Tetapi, ini tergantung pada situasi. Wanita lebih mungkin meluangkan waktunya untuk membantu anak yang mengalami gangguan personal dan lebih mungkin memberikan pengasuhan ketimbang pria. Akan tetapi, dalam situasi dimana pria merasa mampu atau merasa bahaya, pria lebih mungkin untuk membri bantuan.

Kultur. Arti penting dalam konteks gender tampak jelas ketika mengkaji perilaku yang dirumuskan secara kultural untuk wanita dan pria dalam negara yang berbeda diseluruh dunia.

Menghilangkan Bias Gender

Interaksi guru-murid. Adakah bukti bahwa kelas mengandung bias gender atas anak laki-laki? Berikut ini bebebrapa faktor yang perlu dipertimbangkan :

a. Kepatuhan, ketaatan mengikuti aturan, berpenampilan rapi dan tertib sangat dihargai dan didukung dalam banyak kelas. Ini adalah perilaku untuk yang biasanya diasosiasikan dengan anak perempuan ketimbang anak laki-laki.

(10)

c. Anak laki-laki mengkin dopandang punya masalah dalam belajar ketimbang anak perempuan.\

d. Anak laki-laki mungkin dikritik ketimbang anak perempuan.

e. Personil sekolah cenderung mengabaikan bahwa banyak anak laki-laki punya masalah akademki, terutama dalam seni bahasa.

f. Personel sekolah cenderung menstereotipkan perilkau anak laki-laki sebagai problematik. Apa bukti bahwa kelas bias terhadap perempuan? Pertimbangan bahwa:

a. Dikelas, anak perempuan lebih patuh, anak laki-laki leboh bandel. Anak laki-laki sering cari perhatian, edangkan anak perempuan lebih banyak diam dan menunggu giliran. Pendidik mengkhawatirkan bahwa kecenderungan anak perempuan untuk patuh dan diam akan menimbulkan efek lain seperti hilangnya ketegasan.

b. Dibanyak kelas, guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengawasi dan berinteraksi dengan anak laki-laki sementara anak perempuan belajar dan bermain sendiri. Kebanyakan guru secara tidak sengaja lebih membantu anak laki-laki dengan menghabiskan lebih banyak waktu bersama mereka.

c. Anak laki-laki lebih banyak mendapat pangajaran daripada anak perempuan dan lebih banyak mendapat bantuan saat kesulitan menjawab pertanyaan, guru sering kali memberi lebih banyak waktu kepada anak laki-laki untuk menjawab pertanyaan, lebih banyak petunjuk pada jawaban yang benar, memberi lebih banyak kesempatan jika mereka memberi jawaban yang salah.

d. Anak laki-laki mungkin mendapat nilai rendah ketimbang anak perempuan dan lebih mungkin tidak naik kelas, namun anak perempuan kurang percaya bahwa mereka akan sukses diperguruan tinggi.

e. Anak laki-laki dan perempuan masuk grade pertama dengan level rasa harga yang kurang lebih sama. Tetapi, pada masa sekolah menengah, rasa penghargaan diri perempuan tampak menurun dibanding anak laki-laki.

f. Ketika SD disuruh untuk menyebutkan apa yang ingin mereka lakukan ketika saat besar nanti, anak laki-laki menyebutkan lebih banyak karier ketimbang anak perempuan.

Jadi, ada bukti bias gender terhadap anak laki-laki dan perempuan disekolah. Banyak personil sekolah tidak menyadari sikap bias gender mereka

(11)

Pelecehan seksual. Dalam sebuah studi terhadap murid grade 8 sampai 11 yang dilkukan oleh American Asociation of University Women, 83 persen dari anak perempuan dan 60 persen anak laki-laki pernah dilecehkan secara seksual. Perempuan-perempuan mereka lebih banyak dilecehkan ketimbanga anak laki-laki.

The Office for Civil of the U.S Deparment of Education baru-baru ini menerbitkan pedoman kebijakan tentang pelecehan seksual setebal 40 halaman. Dalam peual harassment doman ini, di bedakan antara quid pro quo sexual harrasment dan hostile envorenment sexual harrasment. Quid pro quo sexual harrasment terjadi apabila seorang karyawan sekolah mengancam akan membuat keputusan pendidikan seperti pemberian nilai nerdasarkan ketersediaan murid untuk menerima tindakan seksual yang diinginkannya. Misalnya seperti guru memberi nilai A untuk murid karena murid itu menerima tindakan sekksual guru atas dirinya, atau guru memberikan nilai F karen murid tidak mau diperlakukan secara seksual. Hostile envorenment sexual harrasmentt terjadi jika murid dikenai tinndakan seksual yang tidak diinginkannya, dimana pelecehan seksual itu sangat parah, terus-menerus, atau berkelanjutan sehingga tindakan itu menghambat kemampuan murid untuk memperoleh manfaat dari pendidikannnya. Lingkungan yang bhuruk ini biasanya diciptakan melalui serangkaian insiden, seperti tawaran melakukan kegiataan seksual secara terus-menerus. Pelecehan seksual adalah sebentuk kekuasaan dan dominasi dari satu orang atas oarang lain, yang dapat menyebabkan konsekuensi yang buruk bagi sikorban.

Mengurangi Bias Gender. Setiap murid, laki-laki atau perempuan layak mendapatkan pendidikan yang bias gender. Berikut ini beberapa strategi untuk menciptakan iklim pendidikan yang baik dan anti-bias curriculum gender.

a. Jika anda diberkan buku ajar yang isinya bias gender, diskusikan hal ini di depan murid anda. b. Pastikan bahwa aktivitas dan latihan disekolah tidak bias gender.

c. Jadilah contoh peran non-sexist.

d. Analisislah posisi duduk muridnanda dan periksalah apakah anda ada segregasi gender atau tidak.

e. Gunankan bahasa non bias.

f. Pelajari terus tentag kesetaraan gender dalam pendidikan.

(12)

REFERENCI

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian di atas, maka dibuatlah sistem pendukung keputusan yang diharapkan berfungsi untuk membantu pihak JSC (Jakarta Smart City) untuk melakukan

perubahan keempat ini adalah Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden

International Business & Marketing Management – Victoria University of Wellington. Marketing Management

Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka Islampun

Untuk melakukan perbandingan kecepatan dari ketiga algoritma kriptografi dalam penelitian ini maka hasil pengukuran waktu untu enkripsi dan dekripsi terhadap data

Suatu periode penyakit dimana pada suatu saat didapatkan episode depresi major, manik atau campuran yang terdapat.. bersamaan dengan adanya gejala Skizofrenia seperti Waham;

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Penentuan Suku Bunga Dasar Kredit Ritel (studi empiris pada Bank

Intisari: Dalam makalah ini diuraikan secara kronologis statistika bagi sistem zarah, dari statistika Maxwell-Boltzmann yang merupakan bentuk statistik bagi sistem zarah