• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU ENTRASOL (KALBE NUTRITIONALS) DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU ENTRASOL (KALBE NUTRITIONALS) DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU

ENTRASOL (KALBE NUTRITIONALS) DI BANDAR LAMPUNG Oleh

Ike Duaty

Seiring dengan pesatnya persaingan dalam dunia bisnis maka sebuah perusahaan harus mampu menghadapi persaingan dengan memberikan produk susu yang mampu bersaing agar perusahaan dapat membuat konsumen merasa puas. Perusahaan harus mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari produk-produk sebelumnya, agar tidak terjadi kejenuhan yang dirasakan oleh konsumen.

Berdasarkan data yang didapat bahwa penjualan susu Entrasol berfluktuasi dan memiliki pangsa pasar terendah dibandingkan pesaingnya. Permasalahan nya apakah keterlibatan konsumen yang terdiri dari faktor pribadi, faktor produk, dan faktor situasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian susu Entrasol di Bandar Lampung.

(2)

Ike Duaty

faktor situasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada konsumen susu Entrasol di Bandar Lampung.

Metode penelitian dilakukan dengan jenis penelitian deskriftif dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif melalui kuesioner yang dibagikan kepada konsumen susu Entrasol di Bandar Lampung. Metode pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 95 orang. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan alat analisis regresi logistik binary maka hipotesis yang menyatakan bahwa faktor keterlibatan konsumen yaitu faktor pribadi, faktor produk, dan faktor situasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk susu Entrasol di Bandar Lampung diterima.

(3)
(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU

ENTRASOL (KALBE NUTRITIONALS) DI BANDAR LAMPUNG (Skripsi)

Oleh

IKE DUATY

FAKULTAS E KONOMI DAN B ISNIS UNI VE RSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(6)

DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latarbelakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 12

C. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen ... 28

(7)

1. Data Primer ... 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

1. Uji Validitas ... 50

2. Uji Reliabilitas ... 51

B. Analisis Deskriftif ... 52

1. Karakteristik Responden ... 52

2. Tanggapan Responden tentang Keterlibatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian ... 54

2. Pembahasan Analisis Hasil Regresi Logistik Binary ... 63

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Nama Perusahaan Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia ... 2

2 Pangsa Pasar Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia ... 2

3 Kategori Jenis Produk yang Ditawarkan... 5

4 Harga Produk Susu Entrasol dan Pesaing ... 6

5 Data Penjualan Produk Susu Entrasol di Bandar Lampung... 7

6 Definisi Operasional ... 43

7 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach ... 46

8 Validitas Faktor-faktor Keterlibatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian ... 51

9 Hasil Uji Reliabilitas ... 52

10 Proporsi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 53

11 Proporsi Responden Menurut Kelompok Usia ... 53

12 Proporsi Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 54

13 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Pribadi ... 55

14 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Pribadi ... 56

15 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Produk ... 56

16 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Produk ... 57

17 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Situasi ... 58

18 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Situasi ... 59

19 Rekapitulasi Skor Terhada Variabel Keterlibatan Konsumen ... . 60

20 Tanggapan Responden bahwa Keterlibatan Konsumen Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 60

21 Uji Koefisien Regresi Logistik Binary ... 62

22 Hosmer and Lemeshow Test ... 63

23 Model Summary ... 63

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Nama Perusahaan Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia ... 2

2 Pangsa Pasar Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia ... 2

3 Kategori Jenis Produk yang Ditawarkan ... 5

4 Harga Produk Susu Entrasol dan Pesaing ... 6

5 Data Penjualan Produk Susu Entrasol di Bandar Lampung ... 7

6 Definisi Operasional ... 43

7 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach ... 46

8 Validitas Faktor-faktor Keterlibatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian ... 51

9 Hasil Uji Reliabilitas ... 52

10 Proporsi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 53

11 Proporsi Responden Menurut Kelompok Usia ... 53

12 Proporsi Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 54

13 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Pribadi ... 55

14 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Pribadi ... 56

15 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Produk ... 56

16 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Produk ... 57

17 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Situasi ... 58

18 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Situasi ... 59

19 Rekapitulasi Skor Terhada Variabel Keterlibatan Konsumen ...60

20 Tanggapan Responden bahwa Keterlibatan Konsumen Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 60

21 Uji Koefisien Regresi Logistik Binary ... 62

22 Hosmer and Lemeshow Test ... 63

23 Model Summary ……… 63

(11)

Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU ENTRASOL (KALBE NUTRITIONALS) DI BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Ike Duaty

Nomor Pokok Mahasiswa : 0741011048

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. Roslina, S.E., M.Si. NIP 196109041987031011 NIP 197707112005012002

2. Ketua Jurusan Manajemen

(12)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. ...

Sekretaris : Roslina, S.E., M.Si. ...

Penguji Utama : Mustafid, S.E., M.M. ...

2. Dekan Fakultas Ekonomi

Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. NIP 19610904.198703.1.011

(13)

SANWACANA

Bismillahirrohmaanirrohim,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini, saya sadari skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi andil yang cukup besar dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sekaligus selaku Pembimbing Utama skripsi yang telah memberikan masukan dan motivasi kepada Penulis. 3. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan dan Ibu Yuningsih, S.E.,

(14)

4. Ibu Roslina, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan pengarahan, Ilmu Pengetahuan, saran dan motivasi, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Keumala Hayati, S.E., M.Si. yang sempat menjadi pembimbing hingga penulis seminar proposal, terima kasih banyak atas segala ilmu, motivasi, dan jasa yang telah ibu berikan kepada penulis. Semoga kuliah Ibu cepat terselesaikan dengan mendapatkan gelar baru.

6. Bapak Mustafid, S.E., M.M. selaku Dosen Penguji Utama terima kasih atas saran dan masukannya dalam perbaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama ini.

8. Seluruh staf, karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Mas Nasir, Mas Igo, Pak Parwoto, Pak Safar, Pak Khosim, Mas Safik, Mpok, Mas Nanang, Mba Mimi dll terima kasih atas semua bantuannya.

9. Keluarga Besarku tercinta Ayah, Ibu, Abang Romi, Bagus yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, semangat serta motivasi kepada Penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Pandu Setiawan, yang telah banyak membantu dalam proses perjalanan skripsi dan juga banyak merepotkan. Terima kasih juga untuk do’a, kasih sayang,

(15)

11. Keluarga besarku, sepupu-sepupuku yang telah memberikan motivasi dan mendo’akan ku.

12. Teman-teman terdekatku : Iyut, Lita, Gusti, Nda, Neng, Afrinia, Novia, Oki, Dudu, Nyi, Yuli, Oyin, Gilda yang telah menjadi tempat berbagi suka dan duka, canda dan tawa, dan memberikan semangat kepadaku untuk menyelesaikan skripsi ini. Sukses selalu untuk kita semua. Amin!

13. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2007 : Bang ijal, Yoga, Arif, Ale, Agus Gendut, Agus Kecil, Darma, Ebong, Kiki Polhut, Komang, Susan, Rizky de, Aini, Tira, Mba Nung, Indi, Erika, Ria Dina, Ria Dini, Fani, Rizky Bejo, Ical, Riki, Cia, Yeye, Rezadul, Amel, Aulia yang telah terwisuda terdahulu. Terima kasih buat bang ijal yang sudah rela berbagi waktu, dan berbagi ilmu..hehehe Buat Panji, Angga, Dodit, Rio, Aten, Beni, Joko, Kak Dicky, Kak Ewan, Kak Ivan, Ahdan, Ozi, serta nama yang tidak tersebut, semoga kebersamaan akan tetap terjalin di lain kesempatan.

14. Teman-teman Kalbe Nutritionals : Asih, Shifa, Dessy, Resty, Kiki, Santika, Donna, Mba Okta, Anni dll yang tidak disebutkan, terima kasih atas do’a,

dukungan, dan semangat nya, tetap semangat dalam pekerjaan apapun yang kalian lakukan.

(16)

16. Dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang berada diluar sana, tapi saya tahu kalian semua pun memberikan hal yang positif buat saya di akan datang. Semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Amin.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,

(17)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Ike Duaty

NPM : 0741011048

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Produk Susu Entrasol (Kalbe Nutritionals) di Bandar Lampung

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di Universitas Lampung maupun diperguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang di peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Ike Duaty

(18)
(19)

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan hati sebuah karya kecilku ini ku persembahkan untuk Sang Pencipta

Allah Swt yang selalu ada untukku dan orang-orang yang ada di kehidupanku yang selalu

memberikan do’a dan kasih sayang mereka untukku :

Ayah dan Ibu Tercinta

Abang dan Adikku Tersayang

Dia yang Terkasih

Seluruh keluarga besarku

Mereka yang telah menjadi orang-orang Terdekatku

Almamaterku Universitas Lampung

(20)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung, pada tanggal 25 Mei 1989 yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Iklil Her dan Ibu Maryanah.

Taman Kanak-Kanak Kartini merupakan pendidikan pertama yang ditempuh penulis, setelah itu melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Labuhan Ratu diselesaikan pada tahun 2001 kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 25 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004 setelah menyelesaikan pendidikan SMP penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007.

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Indonesia terus melaksanakan pembangunan dibidang perekonomian. Berbagai kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perekonomian tersebut. Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah tersebut bertujuan untuk

menciptakan kondisi perekonomian yang lebih baik. Tak kalah pentingnya adalah menciptakan iklim persaingan dalam dunia usaha yang lebih sehat dan memacu dibidang ekonomi.

(22)

2

Tabel 1. Nama Perusahaan Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia

Nama Perusahaan Lokasi Merek

New Zealand Milk Indonesia, PT

Jakarta Anlene

Sanghiang Perkasa, PT Jakarta Entrasol Nutrifood Indonesia, PT Jakarta Hi-Lo Sumber : Asosiasi Supermarket, 2012

Saat ini tercatat beberapa perusahaan susu berkalsium tinggi yang ikut bersaing meramaikan pangsa pasar, antara lain Anlene, Entrasol, dan Hi-Lo. Perusahaan dengan berbagai merek tersebut berupaya untuk bersaing dalam penjualan dan berusaha meningkatkan pangsa pasar mereka. Adapun persaingan pasar susu berkalsium tinggi yang beredar adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Pangsa Pasar Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia No Nama Produk Nama Perusahaan Pangsa Pasar 1 Anlene New Zealand Milk

Indonesia, PT

70 % 2 Entrasol Sanghiang Perkasa, PT 10% 3 Hi- Lo Nutrifood Indonesia, PT 20% Sumber : http://www.swa.co.id, 2012

Berdasarkan tabel diatas, produk susu Anlene menunjukkan dominasinya dalam menguasai pangsa pasar susu berkalsium tinggi dalam negeri. Hampir 70% pasar susu berkalsium tinggi dikuasai oleh Anlene.

(23)

3

menarik perhatian konsumen dalam memilih produk susu berkalsium tinggi yang kandungan-kandungan gizi di dalam Entrasol dibutuhkan oleh tubuh dan baik untuk kesehatan.

Entrasol merupakan salah satu produk dari Kalbe Nutritionals. Kalbe Nutritionals didirikan dengan nama PT Sanghiang Perkasa (SHP) sejak tahun 1982. Selama ini Kalbe Nutritionals dikenal masyarakat sebagai Kalbe Health Foods Division dari PT Kalbe Farma Tbk. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan lebih mendekatkan diri kepada konsumen, pada Tahun 2007 perusahaan melakukan perubahan brand identity. Melalui proses seksama, nama Kalbe Farma Health Foods Division akhirnya diubah menjadi Kalbe Nutritionals.

Entrasol diharapkan memberikan perhatian yang lebih pada aspek-aspek yang menjadi tolak ukur ketertarikan konsumen seperti kandungan gizi yang lengkap, varian rasa, dan kemasan produk, serta aspek-aspek pendukung lainnya yang turut menentukan tingginya ketertarikan konsumen. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan dituntut untuk lebih memaksimalkan peran kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran harus mampu untuk memberikan kepuasan pada konsumen jika menginginkan usahanya untuk terus berjalan dan konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan.

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2009:6) Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

(24)

4

Berdasarkan pengertian diatas, kegiatan pemasaran pada akhirnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Karena itu, pihak perusahaan diharuskan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.

Sebagai suatu perusahaan, produk susu Entrasol melakukan kegiatan pemasaran dengan menetapkan program-program yang tersusun dalam suatu strategi pemasaran yang dirancang dan disesuaikan dengan perilaku konsumen yang menjadi pasar sasarannya. Program yang dirancang oleh perusahaan disajikan dalam bentuk bauran pemasaran yang berupa kebijakan produk, harga, promosi dan saluran distribusi.

Kebijakan Produk

Menurut Kotler, Philip (2008:63) produk adalah segala sesuatu yang diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan.

(25)

5

Adapun kategori jenis produk yang ditawarkan adalah :

Tabel 3. Kategori Jenis Produk yang Ditawarkan

No Nama Produk Kategori Usia Varian Rasa Kandungan Gizi 1 Entrasol Active 19-50 tahun Vanilla latte,

Mochaccino

2 Entrasol Gold 51 tahun keatas Vanila, Coklat Berkalsium tinggi, antioksidan, omega 3 & 6, rendah lemak.

Sumber : PT Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritionals) di Bandar Lampung, 2012

Keunggulan produk yang ditawarkan oleh Kalbe Nutritionals yaitu kandungan gizi yang lengkap seperti berkalsium tinggi, omega 3 dan 6, antioksidan, non-kolesterol, rendah lemak, tidak mengandung gula, dan terdapat 10 vitamin dan 7 mineral yang sangat baik bila kita mengkonsumsi produk tersebut.

Kebijakan Harga

Menurut Swastha DH, Basu dan Irawan (1998:241) harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi produk dan

pelayanannya.

(26)

6

Tabel 4. Harga Produk Entrasol dan Pesaing

Nama Produk Varian Rasa Berat Bersih Harga

-Entrasol Active kacang ijo, green tea, -

Sumber : Asosiasi Supermarket di Bandar Lampung, 2012

Berdasarkan Tabel 4, harga yang ditawarkan produk Entrasol lebih tinggi diantara pesaingnya. Hal ini dikarenakan kualitas produk Entrasol baik yaitu dengan memiliki kandungan gizi yang lebih lengkap dari produk pesaing.

Kebijakan Promosi

Menurut Kotler, Philip (2008:63) promosi adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.

Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Dengan adanya promosi maka perusahaan dapat mmberikan

informasi keberadaan perusahaan kepada seseorang atau organisasi untuk membujuk, mengingatkan, dan mempengaruhi tingkah laku konsumen agar membeli produk dari perusahaan tersebut.

(27)

7

seperti televisi, brosur, spanduk atau baliho. Selain itu susu Entrasol juga sering mengadakan event di area supermarket atau tempat- tempat yang ramai dikunjungi konsumen.

Upaya susu Entrasol dalam memasarkan produknya yaitu dengan melakukan promosi yang gencar membuat produk tersebut mendapat perhatian dari konsumen serta angka penjualan yang bisa menjadikan motivasi Kalbe Nutritionals untuk terus melakukan inovasi dalam produk. Adapun penjualan produk susu Entrasol (Kalbe Nutritionals) di Bandar Lampung pada Bulan Oktober 2011 – Februari 2012 adalah :

Tabel 5 Data Penjualan Produk Entrasol di Bandar Lampung

Bulan Target Penjualan Realisasi Penjualan Total

Penjualan

Oktober 25.795.700 121.534.750 11.950.350 110.212.200 122.162.550 Nopember 25.439.000 119.854.500 13.302.300 81.621.150 94.923.450 Desember 24.805.000 116.867.500 11.766.600 125.505.900 137.272.500 Januari 63.911.000 162.612.650 5.829.600 81.051.900 86.881.500 Februari 59.961.600 152.828.250 15.729.450 82.516.350 98.245.800 Total 199.912.300 673.697.650 58.578.300 480.907.500 539.485.800

Sumber : PT Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritionals) di Bandar Lampung, 2012

(28)

8

mencapai target penjualan. Sebagai produk yang baru launcing pada tahun 2010, susu Entrasol Active harus gencar mempromosikan produk nya.

Berbeda dengan susu Entrasol Active, susu Entrasol Gold lebih dulu hadir di pasaran sejak Tahun 2006. Penjualan susu Entrasol Gold tertinggi terdapat pada Bulan Desember 2011 sebesar 125.505.900 dan penjualan tersebut telah mencapai target yang ditentukan perusahaan sebesar 116.867.500. Sedangkan untuk penjualan terendah terdapat pada Bulan Januari 2012 sebesar 81.051.900.

Kebijakan Saluran Distribusi

Saluran distribusi merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam kegiatan pemasaran karena saluran distribusi berfungsi untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan pemasarannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu saluran distribusi langsung dimana perusahaan dalam menjual produk dilakukan secara langsung kepada konsumennya tanpa melalui perantara atau agen. Dan yang kedua adalah saluran distribusi tidak langsung dimana dalam menjual produk, perusahaan menggunakan jasa pihak ketiga atau perantara yang disebut agen.

(29)

9

konsumen untuk terlibat lebih jauh dalam memilih produk yang tepat. Menurut Wilkie (dalam Tjiptono, 2001) ada jenis keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan yaitu keterlibatan tinggi dan keterlibatan rendah. Keterlibatan tinggi menuntut bahwa tingkat kekuatan yang tinggi dibangkitkan terhadap konsumen dan bahwa kekuatan diarahkan menuju pada aktivitas konsumen tertentu. Seseorang yang sangat terlibat cenderung lebih banyak berpikir atau lebih bisa merasakan. Sedangkan keterlibatan rendah terjadi ketika konsumen tidak memiliki kekuatan untuk berpikir atau merasakan.

Keterlibatan konsumen menurut Setiadi (2010:47) adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan. Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktivitas. Konsumen yang terlibat dengan produk susu berkalsium tinggi termotivasi untuk berupaya keras memilih merek mana yang akan dibeli. Konsumen dapat

menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk berbelanja susu berkalsium tinggi (berkunjung ke toko atau swalayan, bertanya lebih banyak kepada

pramuniaga). Konsumen dapat menerjemahkan lebih banyak informasi produk di lingkungan (membaca lebih banyak iklan dan brosur). Dan konsumen bahkan dapat meluangkan waktu dan tenaga lebih dalam mengintegrasikan informasi produk tersebut untuk mengevaluasi merek dan menetapkan keputusan pembelian.

(30)

10

dan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterlibatan konsumen akan suatu produk selama proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen, menurut Setiadi (2010:51) ada tiga faktor keterlibatan antara lain :

1. Faktor Pribadi

Tanpa aktivasi kebutuhan dan dorongan, tidak ada keterlibatan. Keterlibatan yang paling kuat bila produk dipandang mencerminkan kepentingan, keinginan, dan kebutuhan.

2. Faktor Produk

Produk merupakan objek bagi konsumen. Sebagai objek, produk bersifat pasif. Adapun pengaruhnya dalam keterlibatan berkenaan dengan cara konsumen merespon produk. Ada beberapa karakteristik produk yang mempengaruhi yaitu desain produk, tingkat bahaya dan harga.

3. Faktor Situasi

Ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar kita yang dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting. Faktor situasi yaitu mencakup situasi pembelian, situasi penggunaan, dan lingkungan sosial.

Konsep keterlibatan konsumen sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen. Menurut Peter dan Olson, 2002 ( mengutif definisi perilaku konsumen dari American Marketing Association dalam skripsi Gozali),

(31)

11

yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi. Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah sepanjang waktu. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor sosial budaya yang terdiri atas kebudayaan, budaya khusus, kelas sosial, kelompok sosial, referensi, keluarga, dan faktor psikologi yang terdiri dari motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap, dan konsep diri.

Penelitian yang dilakukan oleh Fauman (2010) merumuskan keputusan pembelian obat pada Apotek Kita dipengaruhi secara signifikan oleh keterlibatan normatif, keterlibatan risiko subjektif, keterlibatan jangka panjang, dan keterlibatan situasional.

Hasil penelitian oleh Gozali (2011) diketahui bahwa keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli mie instan sedaap.

Hasil penelitian Jayanti (2011) merumuskan bahwa keterlibatan konsumen berpengaruh signifikan terhadap pembelian rumah di Perumahan Wismamas Kemiling Estate Bandar Lampung.

(32)

12

sesuatu yang baru dan berbeda dari produk-produk sebelumnya, agar tidak terjadi kejenuhan yang dirasakan oleh konsumen karena semua ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kalbe Nutritionals bahwa masalah yang dihadapi pada produk susu Entrasol dalam penjualannya berfluktuasi dan

cendrung menurun pada Bulan Januari 2012 (Tabel 5). Produsen susu berkalsium tinggi berlomba-lomba untuk menciptakan produk susu yang sesuai dengan keinginan konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian produk susu Entrasol adalah faktor pribadi, faktor produk, dan faktor situasi.

Berdasarkan teori yang dikemukakan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah keterlibatan konsumen yang terdiri dari faktor pribadi, faktor produk, faktor situasi mempengaruhi keputusan pembelian produk susu Entrasol (Kalbe Nutritionals) di Bandar Lampung?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

(33)

13

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kalbe Nutritionals di Bandar Lampung. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai sumbangan pemikiran kepada Kalbe Nutritionals di Bandar Lampung mengenai pertimbangan yang seharusnya digunakan dalam komunikasi dengan konsumen. Dengan mengetahui pengaruh faktor keterlibatan konsumen terhadap kepercayaan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, maka pemasar dapat berusaha meningkatkan

kepercayaan konsumennya dengan memberikan komunikasi yang tepat dan pelayanan yang melibatkan konsumen.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu manajemen pemasaran, terutama mengenai keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian.

D. Kerangka Pemikiran

Konsumen mengambil berbagai macam keputusan membeli setiap hari. Sedangkan untuk mempelajari mengenai alasan perilaku membeli konsumen bukan hal yang mudah dan jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.

American Marketing Association mendeskripsikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan, dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku

(34)

14

Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001).

Mempelajari atau menganalisa perilaku konsumen adalah suatu yang sangat kompleks terutama karena banyaknya faktor yang mempengaruhi dan kecenderungan untuk saling berinteraksi. Produsen harus cermat mengamati pengaruh faktor keterlibatan dalam mengkonsumsi sebuah produk. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen menurut Setiadi (2010:51) sebagai berikut:

1. Relevansi-pribadi intrinsik (intrinsic self-relevance)

Mengacu pada pengetahuan arti-akhir konsumen yang disimpan dalam ingatan. Konsumen mendapatkan pengetahuan arti-akhir ini melalui pengalaman masa lalu terhadap suatu produk. Faktor yang mempengaruhi pada relevansi-pribadi intrinsik meliputi faktor pribadi (konsumen) dan faktor produk (objek).

a. Faktor Pribadi

Tanpa aktivasi kebutuhan dan dorongan, tidak ada keterlibatan. Keterlibatan yang paling kuat bila produk dipandang mencerminkan kepentingan,

keinginan, kebutuhan. b. Faktor Produk

(35)

15

mempengaruhi cara orang merespon. Pada poin itulah dipandang adanya peranan produk pada keterlibatan.

2. Relevansi-pribadi situasional (situational self-relevance)

Ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar kita yang dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting, sehingga membuat produk dan merek yang terlibat secara pribadi relevan, yang dipertimbangkan adalah faktor situasi.

a. Faktor Situasi

Kalau keterlibatan yang langgeng dianggap sebagai ciri tetap, keterlibatan situasi berubah sepanjang waktu. Keterlibatan ini bekerja secara temporer dan selesai setelah terjadi pembelian.

Berdasarkan hal tersebut maka model dalam penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka pikir Faktor faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam pengambilan

keputusan (Variabel X)

(36)

16

E. Hipotesis

(37)

17

II. LANDASAN TEORI

A. Konsep Keterlibatan Konsumen

1. Definisi Keterlibatan Konsumen

Keterlibatan didefinisikan sebagai status motivasi yang menggerakan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan (Setiadi. 2010:47).

Mowen dan Minor (2002) mendefinisikan bahwa keterlibatan konsumen adalah pribadi yang dirasakan penting dan/atau minat konsumen terhadap perolehan, konsumsi, dan disposisi barang, jasa, atau ide. Dengan semakin meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar untuk memperhatikan, memahami, dan mengelaborasikan informasi tentang pembelian.

Mowen dan Minor (2002) menyajikan sebuah model sederhana dari aliran

kejadian ketika konsumen mengalami keadaan yang bersifat motivasional. Model ini mengidentifikasikan lima konsep pokok dari studi tentang motivasi:

pengenalan kebutuhan, dorongan, perilaku berdasarkan tujuan, objek insentif, dan afeksi.

(38)

18

konsumen, jika rangsangan menimbulkan perbedaan antara keadaan yang diinginkan seseorang dan keadaan aktual orang tersebut, maka akan timbul kebutuhan. Kebutuhan yang dirasakan dapat diaktifkan dengan cara-cara yang berbeda, yang salah satunya sepenuhnya bersifat fisiologis, misalnya rasa haus atau lapar. Manusia juga memiliki kapasitas untuk berpikir tentang orang atau objek yang tidak hadir dalam waktu dekat atau membayangkan konsekuensi yang diinginkan dari tindakan tertentu (Engel,2001). Sekali sebuah kebutuhan muncul, kebutuhan ini akan menghasilkan dorongan. Sebuah dorongan (drive) adalah keadaan afektif dimana seseorang mengalami dorongan emosi dan fisiologis. Tingkat keadaan dorongan ini mempengaruhi tingkat keterlibatan seseorang dan keadaan afektifnya. Kenaikan dorongan ini akan meningkatkan perasaan dan emosi, yang dihasilkan pada tingkat keterlibatan yang lebih tinggi dan

pemprosesan informasi. Apabila seseorang mengalami keadaan dorongan ini, berarti mereka terlibat dalam perilaku berdasarkan tujuan yang terdiri dari tindakan yang dilakukan untuk meringankan keadaan kebutuhan seseorang. Insentif konsumen merupakan produk, jasa, informasi, dan bahkan dapat juga berupa orang lain yang diperkirakan oleh konsumen akan memuaskan kebutuhan. Objek insentif dihubungkan kembali ke tahap pengenalan kebutuhan, dimana objek tersebut digunakan untuk mempersempit kesenjangan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan (Mowen, 2002).

(39)

19

produk atau jasa yang dipertimbangkan lebih mahal, diterima secara sosial dan memiliki resiko pembelian. Komunikasi juga dapat meningkatkan keterlibatan seiring dengan meningkatnya emosi konsumen. Situasi atau konteks dimana pembelian dilakukan juga mempengaruhi keterlibatan (Mowen,2002).

Konsumen dalam menentukan pilihannya sangat dipengaruhi oleh jenis proses keputusan dimana mereka terlibat. Proses pilihan akan berbeda bila konsumen akan menggunakan pendekatan keterlibatan tinggi dibandingkan dengan

pendekatan keterlibatan rendah. Demikian pula, apabila konsumen menggunakan orientasi pengalaman maka proses pilihan akan berubah menurut perspektif pengaruh perilaku. Di dalam kondisi keterlibatan tinggi, konsumen menggunakan model kompensatori, sementara pada kondisi keterlibatan rendah konsumen cenderung untuk menggunakan model pilihan yang nonkompensatori.

Menurut model kompensatori (Mowen, 2002), konsumen menganalisis setiap analisis dengan cara evaluasi yang luas sehingga penilaian yang tinggi atas salah satu atribut dapat mengkompensasi penilaian rendah atas atribut lainnya. Dalam jenis proses evaluasi ini, semua informasi mengenai atribut suatu merek digabung ke dalam penilaian merek secara keseluruhan. Prosesnya akan diulang untuk setiap alternatif merek, dan merek yang mempunyai preferensi keseluruhan tertinggi yang dipilih.

(40)

20

alternatif. Proses ini terus berlanjut dengan cara hirarkis sampai semua atribut telah diungkapkan. Apabila konsumen berada di dalam situasi keterlibatan rendah, maka mereka tidak mau terlibat dengan sejumlah besar pemprosesan informasi yang dibutuhkan oleh model nonkompensatori.

Model nonkompensatori digunakan sebagai jalan pintas untuk mencapai

keputusan yang memuaskan dan bukan optimal suatu proses yang dikenal sebagai satisficing. Model nonkompensatori juga disebut model pilihan heuristis. Heuristis merupakan peraturan sederhana yang digunakan masyarakat untuk mengambil keputusan yang memuaskan dan bukan yang sempurna (Mowen,2002:09).

2. Jenis-jenis Keterlibatan Konsumen

Terdapat dua jenis keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan (menurut Wilkie,1990 dalam Tjiptono 2001) yaitu :

a. Keterlibatan tinggi

Keterlibatan tinggi menuntut bahwa tingkat kekuatan yang tinggi dibangkitkan terhadap konsumen dan bahwa kekuatan diarahkan menuju pada aktivitas konsumen tertentu. Seseorang yang sangat terlibat cenderung lebih banyak berpikir atau lebih bisa merasakan.

b. Keterlibatan rendah

Keterlibatan rendah akan terjadi ketika konsumen tidak memiliki kekuatan untuk berpikir atau merasakan.

(41)

21

yang ekstensif dan bergerak melalui setiap tahap keputusan secara berhati-hati. Konsep keterlibatan harus dipahami bukan hanya dalam memproses informasi, tetapi juga dalam variasi dari topik konsumen lainnya (Mowen dan Minor,2002). Sebagai contoh, tingkat keterlibatan konsumen memiliki implikasi yang pentimg dalam proses memori, proses pengambilan keputusan, perumusan sikap dan perubahan, dan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication).

Banyak orang yang percaya bahwa ketika membeli suatu produk (apalagi yang harganya relatif mahal), manusia akan sangat rasional. Bahkan menurut survei yang dilakukan Kontan (2001) dalam buku (Mowen dan Minor,2002), para ahli psikologi konsumen membedakan perilaku berbelanja antara low involvement goods (barang-barang yang harganya murah dan keterlibatan konsumen untuk mengumpulkan informasinya rendah) dengan high involvement goods (barang-barang mahal yang menyandang resiko bagi pembelinya, yang menuntut

konsumen membaca lebih banyak sebelum membeli), namun dalam kenyataannya emosi dan rasio manusia sama-sama bekerja.

Rasa gembira, bangga, dan senang mungkin akan membunga-bungakan dirinya bila yakin produk itu memberi manfaat dan kesenangan. Sebaliknya, rasa

bersalah, marah, benci, muak, kesal bisa muncul kalau merasa keputusannya salah atau barang yang dibelinya menimbulkan efek yang negatif.

(42)

22

sebuah produk yang telah rusak. Sebaliknya keterlibatan abadi terjadi ketika konsumen menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten terhadap sebuah produk dan sering kali menghabiskan waktunya untuk memikirkan produk tersebut. Hal itu merupakan kombinasi dari keterlibatan situasional dan abadi yang menentukan tanggapan keterlibatan konsumen yaitu kompleksitas pemrosesan informasi dan tingkat.

3. Tipe Keterlibatan Konsumen

Konsep ini merupakan konsep yang masih terus diperdebatkan. Hingga saat ini belum terdapat konsep yang seragam beserta kerangka metodologinya (dalam Fauman, 2010:34).

Keterlibatan merupakan variabel individual yang merupakan efek sebab akibat atau dorongan dengan sejumlah konsekuensi pada perilaku pembelian dan

komunukasi atau merupakan relevansi tingkat pentingnya proses pembelian suatu produk bagi konsumen. Lebih jauh keterlibatan merefleksikan sejauh mana energi yang dialami oleh konsumen mampu menghasilkan loyalitas dan word of mouth yang positif.

(43)

23

digunakan untuk membandingkan beberapa merek, seberapa lama proses pemilihan di dalam memproses informasi. Misalnya seberapa luas penelusuran informasi, kemampuan daya serap pesan iklan, banyak dan jenis respon kognitif sebagai akibat paparan iklan.

Konsumen tidak saja berbeda dalam tingkat keterlibatannya yakni keterlibatan tinggi dan rendah (Blackwell, Miniard dan Engel, 2001) tetapi juga berbeda dalam tipe keterlibatannya.

Studi ini mengacu kepada konsep multi-dimensional aspek keterlibatan yang disarankan oleh beberapa peneliti (Broderick dan Foxall, 1999) :

1. Keterlibatan Normative

Tingkat pentingnya produk terhadap nilai-nilai pribadi, emosi dan ego

konsumen yang disebut sebagai sign involvement, yaitu hubungan citra pribadi konsumen terhadap produk.

2. Keterlibatan Resiko Subjective

Perasaan kemungkinan membuat pembelian yang keliru atau disebut juga sebagai risk involvement.

3. Keterlibatan Jangka Panjang

Minat dan familiaritas dengan produk sebagai satu kesatuan dan untuk jangka waktu yang lama

4. Keterlibatan Situasional

(44)

24

Konsep keterlibatan sering dikaitkan dengan aktivitas pemrosesan informasi sebelum terjadi keputusan pembelian yaitu kepuasan dan kepercayaan merek, namun konsep ini sebenarnya harus dipahami lebih dari itu, tetapi juga dalam variasi dari topik-topik konsumen yang lain.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Konsumen

Menurut Setiadi (2010:51) ada dua faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen yaitu :

1. Relevansi-pribadi intrinsik (intrinsic self-relevance)

Mengacu pada pengetahuan arti-akhir konsumen yang disimpan dalam ingatan. Konsumen mendapatkan pengetahuan arti-akhir ini melalui pengalaman masa lalu terhadap suatu produk. Faktor yang mempengaruhi pada relevansi-pribadi

intrinsik meliputi faktor pribadi (konsumen) dan faktor produk (objek). 4.1 Faktor Pribadi

Tanpa aktivasi kebutuhan dan dorongan, tidak ada keterlibatan. Keterlibatan yang paling kuat bila produk dipandang mencerminkan kepentingan, keinginan,

kebutuhan.

4.2 Faktor Produk

(45)

25

ciri produk tertentu memiliki kosekuensi yang dapat membantu mancapai tujuan dan nilai yang penting. Misalnya seorang konsumen dapat belajar bahwa berbagai ciri radio tape memiliki konsekuensi yang menyenangkan dan tidak

menyenangkan. Karena pengetahuan arti-akhir itu disimpan dalm ingatan, maka membuatnya menjadi sumber intrinsik potensial bagi keterlibatan. Jika

pengetahuan ini diaktifkan dalam suatu situasi pengambilan keputusan, konsumen akan mengalami perasaan relevansi pribadi atau keterlibatan.

2. Relevansi-pribadi situasional (situational self-relevance)

Ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar kita yang dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting, sehingga membuat produk dan merek yang terlibat secara pribadi relevan, yang dipertimbangkan adalah faktor situasi.

4.3 Faktor Situasi

(46)

26

keterlibatan konsumen secara keseluruhan selalu ditentukan oleh kombinasi

relevansi-pribadi intrinsik dan situasional. Walaupun dalam beberapa kasus faktor intrinsik lebih banyak mempengaruhi keterlibatan, namun sumber situasional dari keterlibatan dapat memiliki pengaruh besar pada beberapa situasi

B. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:6) perilaku konsumen (consumen behaviour) sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan pertukaran yang

melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Sedangkan menurut Winardi (1991:49) perilaku konsumen adalah

perilaku yang terlibat dalam hal perencanaan, pembelian, dan pemakaian barang-barang ekonomi serta jasa-jasa.

Engel (2001:3) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Berdasarkan ketiga pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa perilaku

(47)

27

2. Model Perilaku Konsumen

Konsumen mengambil berbagai keputusan pembeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli,bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Hal terpenting bagi pemasar adalah bagaimana respon konsumen terhadap berbagai usaha yang dilancarkan perusahaan.

Titik awal agar perusahaan dapat memahami tingkah laku konsumen dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini (Kotler, 2009:226) :

Gambar 2 Model Perilaku Konsumen Sumber : Kotler, 2009

Dari Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa model tingkah laku pembeli dalam melakukan keputusan pembelian. Tingkah laku pertama kali dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran yang terdiri dari 4P, yaitu product, price, place, promotion (produk, harga, distribusi, promosi). Rangsangan ini mencakup kekuatan dan peristiwa besar dalam lingkungan pembeli ekonomi, teknologi, politik, dan

(48)

28

budaya. Semua rangsangan ini memasuki kotak hitam pembeli, karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan akan menimbulkan keputusan

pembelian tertentu yaitu pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan agen, saat membeli, dan jumlah produk yang dibeli. Tugas para pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian konsumen.

C. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:214) adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.

1. Faktor Budaya

Faktor budaya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Sub Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, ras, dan daerah geografis.

b. Kelas sosial

(49)

29

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti:

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang memliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka sekurang-kurangnya melalui tiga jalur yaitu:

1. Kelompok referensi mengadakan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. 2. Mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi seseorang.

3. Menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.

Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga, rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Kelompok sekunder terdiri dari kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

b. Keluarga

(50)

30

1. Keluarga inti antara lain ayah, ibu, dan anak yang tinggal bersama mereka. 2. Keluarga besar terdiri dari keluarga inti ditambah kerabat lain seperti kakek

dan nenek, paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi:

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berada sepanjang hidupnya. Pemasar sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka.

b. Pekerja dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Seorang pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva, hutang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap belanja menabung.

c. Gaya hidup

(51)

31

d. Kepribadian dan konsep diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi peilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Yang juga berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri (citra pribadi) seseorang. Pemasar berusaha mengembangkan citra merek yang sesuai dengan citra pribadi pasar sasaran.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama antara lain:

a. Motivasi

(52)

32

1. Motif Rasional

Konsumen melakukan pembelian barang karena terdorong oleh pertimbangan logika yang logis misalnya karena berbusa banyak, rasanya sedap, tidak pahit, harga murah, dan mudah diperoleh.

2. Motif Emosional

Konsumen terdorong melakukan pembelian suatu barang tertentu karena adanya pertimbangan-pertimbangan ataupun langkah-langkah yang kurang logis. Lebih banyak pada pertimbangan emosional saja.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi untuk bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan, dan penguatan. d. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal.

(53)

33

D. Jenis Perilaku Konsumen

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada jenis

keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli. Kotler dan Keller (2009:202) membedakan empat jenis perilaku konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek antara lain:

1. Perilaku pembelian yang rumit

Terdiri dari proses tiga langkah yaitu sebagai berikut:

a. Pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. b. Pembeli membangun sikap tentang produk tersebut.

c. Pembeli membuat pilihan pembelian yang cermat.

Perilaku pembelian yang rumit lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan diri.

2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan

Setelah melakukan pembelian, konsumen mungkin mengalami

ketidaknyamanan yang muncul. Dalam hal ini komunikasi pemasaran harus ditujukan pada penyediaan keyakinan dan evaluasi yang membantu konsumen merasa puas dengan pilihan mereknya.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

(54)

34

E. Struktur Keputusan Membeli

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen. Adapun komponen dalam keputusan membeli dikemukakan oleh Basu Swastha dan Irawan (1998:118) adalah sebagai berikut:

1. Keputusan tentang jenis produk

Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut bentuk ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. 4. Keputusan tentang penjualnya

(55)

35

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang beberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan berbagai macam produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan harus melakukan pembelian. Untuk itu, perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

7. Keputusan tentang cara pembayarannya

Konsumen dapat mengambil keputusan mengenai bagaimana sistem produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan kredit.

F. Proses Keputusan Pembelian

Tahap-tahap proses keputusan yang dilakukan oleh konsumen dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Gambar 3 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Sumber : Kotler dan Keller, 2009

(56)

36

Dapat dijelaskan dari Gambar 3 sebagai berikut : 1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan eksternal.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Adapun bentuk dari sumber informasi konsumen di golongkan ke dalam empat kelompok:

a.Sumber pribadi

Contoh: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan. b. Sumber komersial

Contoh: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. c. Sumber publik

Contoh: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. d. Sumber pengalaman

Contoh: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. 3. Evaluasi alternatif

Adapun beberapa konsep dasar yang dapat membantu untuk proses evaluasi konsumen. Konsep dasar proses evaluasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

(57)

37

c. Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan pembelian

Keputusan konsumen untuk menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko atas pembelian produk. Besarnya risiko yang dirasakan berbeda-beda menurut besarnya uang yang

dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen.

Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub keputusan pembelian, yaitu sebagai berikut:

a. Keputusan merek b. Keputusan dealer c. Keputusan kuantitas d. Keputusan waktu

e. Keputusan metode pembayaran

5. Perilaku pasca pembelian

(58)

38

Ketiga aspek diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kepuasan pasca pembelian

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas. Jika melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.

2. Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli ulang produk tersebut.

3. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian

Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk. Jika konsumen menyimpan produk itu kedalam lemari, produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan. Jika konsumen menjual atau

(59)
(60)

39

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini desain penelitiannya adalah:

a. Penelitian Kepustakaan

Dengan cara mempelajari literatur dan bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini.

b. Penelitian Lapangan

Dengan mengadakan penelitian langsung pada tempat- tempat perbelanjaan seperti : Chamart, Alfamart, Indomaret, Chandra Tanjung Karang dan Hypermart di Bandar Lampung dengan cara menyebarkan kuesioner.

B. Objek Penelitian

(61)

40

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriftif yaitu untuk mendeskipsikan sesuatu fakta lapangan secara sistematis.

D. Sumber Data 1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan dengan cara pengisian kuisioner yang berisi beberapa pertanyaan. Setiap pertanyaan disertai beberapa alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang ada menggambarkan tingkat/nilai dari kondisi yang ada. Untuk memberikan kejelasan kepada responden maka

disertakan beberapa jawaban alternatif yang dapat dipilih dengan jelas.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dengan metode dokumentasi dimana data diperoleh dari Kantor Kalbe Nutritionals di Bandar Lampung.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner

Kuesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui pengisian kuesioner terhadap responden yang telah ditentukan. Peneliti memberikan angket atau kuesioner langsung kepada responden. Kuesioner ini berisi daftar pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen terhadap

(62)

41

2. Wawancara

Dalam metode ini data yang diperoleh dari hasil tanya jawab langsung antara penulis dengan objek penelitian, yaitu pimpinan dan karyawan Kalbe Nutritionals di Bandar Lampung.

F. Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah mengkonsumsi produk susu Entrasol. Berdasarkan dasar yang diperoleh dari Kalbe Nutritionals di Bandar Lampung, masyarakat yang pernah mengkonsumsi susu Entrasol (free drink) di stan swalayan-swalayan di Bandar Lampung pada tahun 2011 sebanyak 1.724 orang.

2. Sampel

Sampel menurut Suharsimi Arikunto (2010:174), adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan definisi tersebut sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 95 responden dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling yaitu metode

(63)

42

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus berdasarkan pendekatan Slovin, yaitu sebagai berikut :

�= N Ne2+ 1

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian, yaitu sebesar 10%. (Husein Umar 2003:78).

Berdasarkan rumus tersebut, kemudian dilakukan perhitungan sebagai berikut : n = N

Ne2 + 1 n = 1.724 1.724(0,102) + 1 n = 1.724

18,24 n = 94,51 n = 95

(64)

43

G. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan definisi yang diberikan kepada variabel – variabel yang akan diukur dalam penelitian ini. Adapun definisi opersional

variabel ini meliputi:

Tabel 6 berikut ini menyajikan definisi operasional : Tabel 6 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Pribadi Keterlibatan yang paling kuat bila produk

dipandang dapat mencerminkan citra diri

1. Kebutuhan 2. Kepentingan

3. Keinginan Likert

Produk Produk adalah objek. Sebagai objek, produk

3. Tingkat bahaya Likert

Situasi Kalau keterlibatan yang langgeng dianggap

3. Lingkungan sosial Likert

Keputusan Pembelian

Keputusan yang diambil dalam mengkonsumsi sesuatu yang dilakukan

oleh konsumen Ya/ Tidak Nominal

H. Pengukuran Variabel

(65)

44

sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Arikunto, 2002:215) mengemukakan bahwa untuk alternatif pemberian nilai untuk masing masing instrumen juga bergradasi dengan kriteria sebagai berikut: a. kategori sangat setuju = 5, b. kategori setuju = 4, c. kategori netral = 3, d. kategori tidak setuju = 2, e. kategori sangat tidak setuju =1.

I. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.

Untuk mengetahui validitas kuesioner digunakan rumus Korelasi Product Moment (Arikunto, 2010:213) sebagai berikut :

   

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

Jika r hitung > r-tabel maka kuesioner dinyatakan valid.

(66)

45

2. Uji Reliabilitas

Umar (2003:207) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran. Uji realibilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur yang digunakan

dapat dipercaya. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Dasar pengambilan keputusan apakah suatu item atau variabel reliabel atau tidak ada α lebih dari atau sama dengan 0,6.

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai reliabilitas instrumennya adalah rumus Cronbach’s Alpha yang dirumuskan sebagai berikut

 



.= jumlah varian butir

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

(67)

46

b. Jika nilai Cronbach’s Alfa secara keseluruhan <Cronbach alfa If item deleted, maka dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 7 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach

J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Menganalisis permasalahan dan mencari jalan pemecahan masalah dengan

menggunakan data yang terkumpul dari hasil kuesioner yang dihubungkan dengan teori pemasaran atau pendekatan-pendektan yang berkaitan dengan keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian, melalui penilaian menggunakan skor dengan rumus rentang skor adalah skor tertinggi dikurangi terendah dibagi jumlah kelas (Umar, 2002).

RS = (m-n) = (475 – 95) = 76

B 5

Keterangan :

RS = Rentang skor m = Skor tertinggi n = Skor terendah b = Jumlah kelas

Alpha Tingkat Reliabilitas

(68)

47

Kriteria Skor

95-170 Sangat rendah

171-246 Rendah

247-322 Agak rendah

323-399 Cukup

400-475 Tinggi

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan pendekatan atau rumus statistik. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan analisis regresi binary logistic dengan rumus sebagai berikut (mengutif buku Gozali, 2001 dalam skripsi Erza Lady Fauman) :

Logit (y) = 1n ... p

... =α + β1 X1 + β2 X2+ β3X3+et

p-1 Keterangan :

Y = keputusan pembelian konsumen α = konstanta (intercept)

β1 = koefisien faktor pribadi

X1 = faktor pribadi

β2 = koefisien faktor produk

X2 = faktor produk

β3 = koefisien faktor situasi

(69)

48

2.1 Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik

Untuk menguji kelayakan model regresi logistik digunakan Hosmer and Lemeshow Test yang diukur dengan Chi-Square atau melalui nilai probabilitas atau Sig </> 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%.

Kriteria pengujian :

Ho : Model regresi logistik layak dipakai untuk analisis selanjutnya. Ha : Model regresi logistik tidak layak dipakai untuk analisis selanjutnya.

Dasar pengambilan keputusan adalah dengan memperhatikan nilai goodness of fit yang diukur dengan nilai Chi Square melalui nilai signifikan (probabilitas). Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, artinya model layak dipakai untuk analisis selanjutnya. Sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, artinya model tidak layak dipakai.

2.2 Nagelkerke R Square (R2)

Untuk mengukur besarnya sumbangan pengaruh variabel X (faktor keterlibatan) terhadap variabel Y (keputusan pembelian) dapat dilakukan menggunakan nilai Nagelkerke R2. Semakin besar nilai R2 maka nilai variabel X berpengaruh terhadap variabel Y.

2.3 Uji Wald

(70)

49

tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji Wald juga dikatakan sebagai uji pengaruh secara nyata (signifikan). Uji Wald digunakan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh. Adapun dalam penelitian ini tingkat signifikansi (α)

(71)

50

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU

ENTRASOL (KALBE NUTRITIONALS) DI BANDAR LAMPUNG (SKRIPSI)

Oleh IKE DUATY

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(72)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Engel, J.F. Blackwell, P.W. Wimiard. 2001. Perilaku Konsumen. Jakarta Pusat : Binarupa Aksara.

Fauman, Erza Lady. 2010.Analisis Pengaruh Tipe Keterlibatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian obat pada Apotek Kita di Bandar Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Gibson, L.James. 1995. Organisasi, Perilaku Struktur, dan Proses. Jakarta : Erlangga.

Gozali, Ahmad Luqman Harun. 2011. Analisis Keterlibatan Konsumen dan Perbedaan Antar Merek Terhadap Keputusan Membeli Mie Instan Merek Sedaap Pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.Medan : Universitas Sumatera Utara.

Guiltinan, P.Joseph dan Paul. W.Gordon. 1994. Strategi dan Program Manajemen Pemasaran. Jakarta : . Erlangga.

Jayanti, Dwi. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Konsumen Dalam Pembelian Rumah Di Perumahan Wismamas Kemiling Estate Bandar Lampung. Bandar Lampung : Universitas Bandar Lampung. Kotler, Philip dan Garry Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih

Bahasa Bob Sabran, M.M. Edisi 12 Jilid I. Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip dan Keller. K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa

Benyamin Molan. Edisi Kedua Belas Jilid I. Indeks.

Mowen, John. C dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa Lina Salim. Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : Kencana.

(73)

52

Peter, J.P. Jerry. C. Olson. 2008. Consumer Behavior & Marketing Strategy. 7th. New York : Mc.Graw Hill.

Santoso, Singgih. 2000. SPSS, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Cetakan Kedua. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sarwono, Jonathan. Tutty.Martadiredja. 2008. Riset Bisnis untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Setiadi, Nugroho J. 2010. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana.

Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun, Masri dan Sofian.Effendy. 1996. Metode Penelitian Survey.Jakarta : PP3ES.

Swastha, Basu. Irawan. 1998. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty.

Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.

Umar, Husein. 2002. Metode Penelitian.Dalam Aplikasi Pemasaran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Wibisono, Dermawan. 2000. Riset Bisnis. Yogyakarta : BPFE.

Winardi. 1991. Marketing dan Perilaku Konsumen. Bandung : Mandar Maju. ----2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar

Lampung : Universitas Lampung.

http://www.google.com

http://www.Kalbe-Nutritionals.com

(74)

53

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1 Nama Perusahaan Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia ... 2

2 Pangsa Pasar Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia ... 2

3 Kategori Jenis Produk yang Ditawarkan ... 5

4 Harga Produk Susu Entrasol dan Pesaing ... 6

5 Data Penjualan Produk Susu Entrasol di Bandar Lampung ... 7

6 Definisi Operasional ... 43

7 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach ... 46

8 Validitas Faktor-faktor Keterlibatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian ... 51

9 Hasil Uji Reliabilitas ... 52

10 Proporsi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 53

11 Proporsi Responden Menurut Kelompok Usia ... 53

12 Proporsi Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 54

13 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Pribadi ... 55

14 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Pribadi ... 56

15 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Produk ... 56

16 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Produk ... 57

17 Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor Situasi ... 58

18 Rekapitulasi Skor terhadap Variabel Faktor Situasi ... 59

19 Rekapitulasi Skor Terhada Variabel Keterlibatan Konsumen ...60

20 Tanggapan Responden bahwa Keterlibatan Konsumen Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 60

21 Uji Koefisien Regresi Logistik Binary ... 62

22 Hosmer and Lemeshow Test ... 63

23 Model Summary ... ...63

(75)

69

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasandan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh faktor pribadi, faktor produk, dan faktor situasi terhadap keputusan pembelian produk susu Entrasol (Kalbe Nutritionals) di Bandar Lampung. Hal ini didasarkan pada :

1. Faktor pribadi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 33,85%, faktor produk mempunyai pengaruh sebesar 32,91% dan faktor situasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 33,24%. Pengaruh terbesar terdapat pada faktor pribadi yaitu 33,85%.

2. Besarnya pengaruh faktor keterlibatan terhadap keputusan pembelian yaitu Nagelkerke R Square (R2) sebesar 72,7% yang artinya bahwa variabel faktor keterlibatan (X) mampu mempengaruhi keputusan pembelian (Y) sebesar 72,7%, ini artinya faktor keterlibatan merupakan salah satu instrumen yang sangat kuat dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk, khususnya produk susu Entrasol, sehingga sisanya 27,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar model.

Gambar

Tabel
Tabel 1. Nama Perusahaan Susu Berkalsium Tinggi di Indonesia
Tabel 3. Kategori Jenis Produk yang Ditawarkan
Tabel 4. Harga Produk Entrasol dan Pesaing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukut saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “EKSPERIMEN

Uji Efektivitas Pembelajaran CTL menggunakan Model PBL Terhadap Hasil Belajar Siswa ..... Ketuntasan Belajar Siswa

Jenis penelitian ini adalah preskriptif dengan metode pendekatan hukum sosiologis (empiris) dan analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan kesimpulan

tetap biaya untuk membeli bahan baku, upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya. pemasaran,

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Personalisasi reward dalam penelitian ini masih terbatas karena menggunakan Finite State Machine yang perilakunya terbatas, sehingga jika dimainkan berulangkali maka

[r]

Atas dasar hadis inilah muncul pendapat tentang adanya salah satu bentuk suap yang bisa dibenarkan, yaitu suap yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan agar bisa memperoleh hak