• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN TEHNIK PENCATATAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN TEHNIK PENCATATAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TEHNIK PENCATATAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro

Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

RIZKI SEVTYN PRATIWI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN TEHNIK PENCATATAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro

Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013) Oleh

RIZKI SEVTYN PRATIWI

Penguasaan konsep yang tidak cukup optimal oleh siswa kelas IX IPA SMA N 2 Metro dipengaruhi olehstrategi yang kurang tepat dalam proses pembelajaran. Strategi yang dapat memfasilitasi keterampilan dan pencapaian siswa salah satunya adalahmind mapping. Penggunaan mind mapping bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.

Desain penelitian eksperimen ini berupa pretes-postes tak equivalen dengan melibatkan XI IPA1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA2 sebagai kelas kontrol

(3)

Rizki Sevtyn Pratiwi

iii

Hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan peningkatan penguasaan konsep siswa dengan rata-rata N-gain 64,73 lebih tinggi dari rata-rata N-gain pada kelas kontrol yaitu47,52.Rata-rata peningkatan setiap indikator kognitif

penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen juga lebih tinggi yaitu 41,27 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 31,55. Sama halnya dengan aktivitas belajar siswa, bahwa pada kelas eksperimen mencapai peningkatan aktivitas yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Aspek mengemukakan pendapat/ide dan berdiskusi mengerjakan LKS merupakan aktivitas tertinggi yang diperoleh siswa.

Berdasarkan pencapaianyang telah diungkapkan, maka dapat disimpulkan bahwa tehnik pencatatan mind mapping efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

(4)

iv

PENGARUH PENGGUNAAN TEHNIK PENCATATAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro

Semester GenapTahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

RIZKI SEVTYN PRATIWI Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN TEHNIK

PENCATATAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)

Nama Mahasiswa : RIZKI SEVTYN PRATIWI

Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024039 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M. Pd NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19770715200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.

NIP 19671004 199303 1 004

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………..

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd …………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si ……….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M. Si NIP. 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 23 Maret 2013

(7)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Rizki Sevtyn Pratiwi NPM : 0543024039

Jurusan : Pendidikan MIPA Program studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar lampung, 04 April 2013

Rizki Sevtyn Pratiwi NPM: 0543024039

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 17 Januari 1988, yang merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara pasangan Bapak Drs. Sudarminto, M.M dan ibu Dra.Wiwik Nurhayati.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 11 Metro di selesaikan tahun1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 3 Metro di selesaikan tahun 2002, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Metro di selesaikan tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(9)

MOTTO

“(Yaitu) 0rang

-orang yang beriman dan hati mereka menjadi

tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat

Allah

–lah hati menjadi tentram”.

(Qs. Ar radu: 28)

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk

mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan

belajar membangun kesempatan untuk berhasil

(Mario Teguh)

“ Kehidupan akan memberi arti lebih bila kita mau menggalinya”

(penulis)

(10)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan

segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Bapakku (Drs. Sudarminto, M.M) dan Ibuku (Dra. Wiwik N)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku...

Adik

adikku, (Amalia Zulvia WN dan Wida Zulkhaida B)

Terimakasih untuk segala cinta dan dukungan yang kalian berikan untuk mba...

Insan pilihan ALLAH SWT yang menjadi imamku

(Briptu.Dwi Mahendra)

Terimakasih untuk cinta, kasih sayang, kesetiaan yang diberikan pada ku dan terima kasih telah menjadi penyemangat ku dikala suka dan duka.

Anak-anakku, (M. Alrasya Mahendra dan M. Naizar Mahendra)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang kalian berikan untuk mama...

Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang diberikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu...

Almamaterku tercinta

Universitas Lampung

(11)

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PENCATATAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan bantuan,

bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis;

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II serta selaku Pembimbing Akademik atas kesabaran dan masukannya kepada penulis; 6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan

(12)

7. Hartanto, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Metro yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

8. Sugiyanto, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian;

9. Orangtua dan kedua adikku yang tidak pernah lelah membimbing, mendoakan, memberikan motivasi dan semangatnya.

10. Suamiku yang selalu ada di sampingku di saat suka dan duka. 11. Sahabatku Harum Diana yang selalu ada untuk membantuku, 12. Teman seperjuanganku Elka Ayu Setyaningsih, S.Pd., yang selalu

membantuku,

13.Sahabat-sahabatku Marweny Evasari, S.Pd., Chomaira Elyantina, S.Pd., Indah Kurnia Sari, S.Pd., Aditya Handayani, S.Pd., Septi Amalia, S.Pd., Melinda Dwi Puspita Sari, S.Pd., Nofita Syarah Rosti, S.Pd., Nyoman Marteyani,S.Pd., Jaka wijaya, S.Pd., Adhityan, S.Pd., Wana Ginandi Putra,

14.Rekan-rekan pendidikan biologi NR 2005 dan kakak tingkat serta adik-adik tingkat terimakasih untuk motivasinya,semoga tali persaudaraan diantara kita tetap berlanjut;

15.Almamater yang telah mendewasakanku;

16.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 2013 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ...xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup... 6

F. Kerangka Pikiran ... 7

G. Hipotesis ...9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map... 11

B. Berpikir Kritis... 17

C. Aktivitas Belajar ... 20

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain penelitian ... 23

D. Prosedur penelitian... 24

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data kuantitatif... 32

2. Jenis Data kualitatif... 32

F. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis ... 33

G. Mendeskripsikan Aktivitas Siswa ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 36

1. Uji Normalitas Data ... 36

2. Kesamaan Dua Varian ... 36

3. Pengujian Hipotesis ... 37

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 37

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 37

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...39

(14)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...52 B. Saran ...52 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus ... 54

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 58

3. Lembar Kerja Siswa ... 77

4. Jawaban LKS ... 95

5. Rubrik Penilaian Mind Mapping ... 102

6. Rubrik Keterampilan berpikir kritis pada Pretes-Postes . ... 110

7. Lembar Penilaian Pembelajaran Mind Mapping………... 112

8. Kisi-Kisi soal Pretes-Postes ... 118

9. Soal Pretes-Postes ... 126

10. Nilai pretes, Postes, dan N-gain per indikator Kelas Eksperimen ... 132

11. Nilai Pretes, Postes, dan N-gain per indikator Kelas Kontrol ... ... 133

12. Nilai LKS Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen ... 134

13. Nilai LKS Penguasaan Konsep Kelas Kontrol ... 135

14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 136

15. Analisis Data Hasil Penelitian ... 142

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Perbedaan ringkasan biasa dan ringkasan mind mapping... 15

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... ... 34

3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa... 35

4. Hasil Uji Normalitas Dan Homogenita Siswa ... ... ... 39

5. Hasil Uji U pada Nilai Pretesdan N-gain... 40

6. Hasil Persentase Kemampuan berpikir kritis siswa... 41

7. Aktivitas Belajar Siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 42

8. Lembar observasi aktivitas siswa... 34

9. Kriteria persentase aktivitas siswa... 35

10. Kriteria penilaian produk mind mapping... 36

11. Hasil uji normalitas dan homogenitas penguasaan konsep oleh siswa Pada kelas eksperimen dan kontrol ... 39

12. Hasil uji u serta uji persamaan dan perbedaan dua rata-rata penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 40

13. Hasil rata-rata N-gain dan uji normalitas setiap indikator penguasaan Konsep oleh siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 41

14. Peningkatan setiap indicator penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... ... 42

15. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... ... 43

(17)

xvii

17. Data nilai rata-rata pretes, postes dan n-gain kelas kontrol ... 133

18. Data nilai LKS kelas eksperimen ... .. 134

19. Data nilai LKS kelas kontrol ... .. 135

20. Data aktivitas siswa pertemuan 1 pada kelas eksperimen ... .. 136

21. Data aktivitas siswa pertemuan 2 pada kelas eksperimen ... .. 137

22. Data aktivitas siswa pertemuan 3 pada kelas eksperimen ... .. 138

23. Data aktivitas siswa pertemuan 1 pada kelas kontrol ... .. 139

24. Data aktivitas siswa pertemuan 2 pada kelas kontrol ... .. 140

25. Data aktivitas siswa pertemuan 3 pada kelas kontrol ... .. 141

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9

2. Contoh mind mapping ... 16

3. Desainpretes-postes... 24

4. Contoh mind mapping berkriteria baik ... 49

5. Contoh mind mapping berkriteria cukup ... 50

(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat terutama kepada peserta didik.

(20)

2

Pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya untuk penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, sehingga siswa dituntut untuk dapat berfikir kritis dan kreatif (Budimansyah dalam Lestari, 2009:52).

Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara yang beriman dan bertaqwa. Kita menyadari bahwa pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya untuk

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, sehingga siswa dituntut aktif untuk dapat memecahkan suatu permasalahan (Santroc, 1995: 2).

(21)

3

senantiasa berpikir bagaimana menjadikannya hidupnya lebih baik, dan mampu menjalani suatu masalah sepelik apapun yang diberikan kepadanya. Hasil observasi dan diskusi dengan guru Biologi yang mengajar di kelas XI SMA Negeri 2 Metro, diketahui bahwa penguasaan beberapa materi biologi siswa kurang optimal, salah satunya yaitu materi Sistem Ekskresi pada

manusia. Dari hasil observasi yang dilakukan, nilai siswa cukup rendah yaitu, nilai rata-rata siswa kelas XIIPA1 dan XIIPA2 tahun pelajaran 2011/2012 pada

materi Sistem Ekskresi pada manusia baru mencapai 50 dan 45. Hasil tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan standar ketuntasan belajar minimal di sekolah tersebut yaitu ≥65,0. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di SMA Negeri 2 Metro yakni model pembelajaran yang diterapkan kurang terarah, kurangnya variasi dalam penyajian proses pembelajaran, dalam hal ini metode mengajar yang diterapkan guru adalah metode demontrasi, ceramah dan diskusi yang melibatkan sedikit siswa. Karena kurangnya perhatian guru terhadap siswa sehingga hanya sebagian saja siswa yang aktif memperhatikan penjelasan dari guru, sedangkan lainya cenderung pasif serta melakukan tindakan yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran seperti mengobrol, bercanda atau melakukan aktivitas lain. Oleh karena itu, cara berfikir kritis siswa minim.

(22)

4

didik untuk lebih aktif, kreatif dan berfikir kritis. Dengan adanya perubahan kurikulum sekarang ini, dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator sedangkan yang lebih aktif adalah peserta didik. Hal yang harus dilakukan seorang guru antara lain dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan berusaha menambah pengetahuan tentang materi biologi itu sendiri.

Salah satu strategi untuk melatih keterampilan berfikir kritis siswa adalah dengan membuat pemetaan pikiran (Mind Mapping). Pemetaan pikiran atau biasa dikenal dengan istilah mind mapping adalah metode yang diduga tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam tehnik mind mapping

pertama-tama siswa harus mempelajari uraian materi secara cermat,

kemudian dimulai dari tengah garis kosong, menggunakan gambar(simbol) untuk ide utama, menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat, membuat ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya, menambahkan garis hubung yang melengkung, menggunakan satu kunci untuk setiap garis dan gambar (Buzan, 2008:10).

Pemetaan pikiran merupakan salah satu cara mengorganisasi informasi yang baik dalam belajar. Pemetaan pikiran membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan pada selembar kertas dengan jelas, lengkap, dan mudah

(23)

5

dengan meningkatkan keterampilan berfikir kritisnya, sehingga dihasilkan suatu yang berbeda dari yang biasanya. Guru hendaknya mendorong usaha siswa untuk selalu menuangkan gagasan-gagasannya dalam pemetaan pikiran, karena untuk menghasilkan pemetaan fikiran yang kritis diperlukan usaha.

Materi sistem ekskresi pada manusia merupakan materi yang menerangkan mekanisme dan proses ekskresi sehingga harus beruntut atau berurutan dalam mempelajarinya. Melalui tehnik mind mapping, siswa dapat menguraikan konsep dan dapat melihat hubungan antara konsep yang satu dengan yang lain dari yang bersifat umum ke yang paling khusus sehingga lebih mudah dalam mempelajarinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan memperkenalkan cara mencatat dalam bentuk lain yang dikenal dengan tehnuk pencatatan mind mapping dengan memfokuskan pada pengaruh penggunaan tehnik mind mapping terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 2 Metro khusus pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

(24)

6

2. Apakah penggunaan tehnik pencatatan Mind Mapping dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Mengetahui pengaruh penggunaan tehnik pencatatan Mind Mapping

terhadap peningkatan berfikir kritis siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi.

2. Mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran materi sistem ekskresi pada penggunaan tehnik pencatatan Mind Mapping.

D.ManfaatPenelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru : menjadikan teknik pencatatan Mind mapping sebagai

allternatif yang tepat dalam pembelajaran.

2. Bagi sekolah : memberikan sumbangan pemikiran atau bahan

pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat memberikan alternatif cara mencatat siswa terutama yang berorientasi pada peningkatan berfikir kritis siswa.

(25)

7

E. RuangLingkup

1. Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berfikir kesegala

arah, menangkap berbagai fikiran dalam berbagai sudut. (Tony Buzan, 2008:4).

2. Keterampilan berfikir kritis siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan berfikir yang digunakan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan melakukan refleksi terhadap fakta-fakta yang terjadi, kemudian menganalisis fakta-fakta tersebut menuju suatu kesimpulan atau pemecahan masalah. Indikator keterampilan berfikir kritis dalam penelitian ini (Ennis dalam Achmad, 2007:3), yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut, dan mengatur strategi dan teknik.

3. Subyek penelitian adalah siswa kelas XIIPA1 sebagai kelas eksperimen dan

kelas XIIPA2 sebagai kelas kontrol di SMA Negeri 2 Metro.

4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah sistem ekskresi pada manusia.

F. KerangkaPikir

(26)

8

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh siswa Sekolah Menengah Atas. Di SMA Negeri 2 Metro, dimana jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia. Rendahnya hasil belajar ini diduga karena model pembelajaran yang kurang tepat.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran biologi. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu memilih metode pembelajaran yang tepat yang dapat membekali siswa dengan berbagai keterampilan, termasuk keterampilan berfikir kritis agar siswa dapat menerapkan materi yang diterima di sekolah dalam menghadapi permasalahan di kehidupan nyata yang berkaitan dengan materi tersebut. Untuk menghadapi tantangan kehidupan tersebut, guru harus

mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran yang mampu menghadirkan kreativitas dalam proses pembelajaran. Teknik pencatatan Mind mapping merupakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berfikir kritis.

Mind Mapping adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan mengingat

(27)

9

dan simbol; biasanya tampak seperti karya seni. Penggunaan teknik pencatatan Mind Mapping diduga akan meningkat hasil belajar dan

keaktifan(sikapkritis) siswa.Materi sistem ekskresi pada manusia diduga sangat cocok jika menggunakan model MindMapping dalam pembelajarannya.

Mind mapping diduga cocok untuk materi pokok sistem ekskresi pada

manusia, karena pada metode ini siswa dibimbing agar selalu aktif untuk berkreasi dalam membuat catatan Mind mapping, sehingga diharapkan siswa dapat mempunyai pemahaman yang lebih baik dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis.

Variabel dalam penelitian adalah variabel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebasnya adalah tehnik pencatatan Mind mapping, sedangkan variabel terikatnya adalah berfikir kritis. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut :

X1

Y

X2

Keterangan: X 1= Menggunakan tehnik pencatatan Mind mapping X 2 = Metode diskusi; Y = Berfikir kritis.

(28)

10

G. Hipotesis Hipotesis kerja :

H0= Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan tehnik

pencatatan Mind Mapping terhadap berfikir kritis siswa pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia.

H1= Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan tehnik pencatatan

Mind Mapping dalam meningkatkan berpikir kritis siswa pada materi

(29)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mind Map

Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena Mind Mapping memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Sehingga akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak dapat menerima informasi berupa gambar, simbol, citra, musik dan lain lain yang berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan.Cara ini adalah cara yang kreatif dan efektif dalam membuat catatan, sehingga boleh dikatakan Mind Mapping benar-benar memetakan pikiran kita. Semua Mind Mapping memiliki beberapa kesamaan.

Mind Mapping selalu menggunakan warna. Struktur alamiah Mind Mapping

(30)

12

informasi yang anda inginkan, serta menggolongkan informasi tersebut secara wajar sehingga memungkinkan anda mendapat akses seketika (daya ingat yang sempurna) atas segala hal yang anda inginkan (Buzan2008:7)

Mind Mapping inilah pendekatan keseluruhan otak yang membuat otak anda

mampu membuat catatan yang menyeluruh dalam satu halaman. Dengan menggunakan citra visual dan perangkat grafis lainnya, peta pikiran akan memberikan kesan yang lebih dalam. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensori kini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini lebih mudah dari pada metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak anda ( karena itu disebut dengan istilah “pendekatan keseluruhan otak” ). Cara ini juga menenangkan,

menyenangkan dan kreatif. Pikiran anda tidak akan menjadi berhenti karena mengulangi catatan anda jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran ( DePorter dan Hernacki,2003:152)

(31)

13

Karena menurut Tony Buzan (2008:10), untuk membuat Mind Mapping hanya diperlukan bahan-bahan berikut:

1. Kertas kosong tak bergaris 2. Pena dan pensil warna 3. Otak

4. Imaginasi

Sedangkan untuk Mind Mapping ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yaitu konsep utama, isu utama, sub isu (dari setiap isu utama), sub-sub-isu (dari setiap isu), dan proposisi. Sehingga langkah-langkah dasar

mind mapping menurut Buzan(2008:10) adalah:

1. Mulailah dari tengah kertas kosong

2. Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama

3. Hubungkan cabang-cabang utama kegambar pusat.

4. Buatlah ranting-ranting yang berhubungan kecabang dan seterusnya. 5. Buatlah garis hubung yang melengkung

6. Gunakan satu kunci untuk setiap garis 7. Gunakan gambar

Mind Mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang

(32)

14

panjang sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari pokok ataupun point-point materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam metode

konvensional siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berfikir dan bertindak. Siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru tanpa adanya keterlibatan kegiatan psikomotoriknya.

Sistem limbik pada otak manusia memiliki peranan penting dalam

penyimpanan dan pengaturan informasi (memori) dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang secara tepat. Dalam proses belajar, siswa meginginkan materi pelajaran yang diterima menjadi memori jangka panjang sehingga ketika materi tersebut diperlukan kembali siswa dapat

mengingatnya. Belahan neocortex juga memiliki peranan penting dalam penguatan memori. Belahan otak kiri yang berkaitan dengan kata-kata, angka, logika, urutan, dan rincian ( aktivitas akademik ). Belahan otak kanan

berkaitan dengan warna, gambar, imajinasi, dan ruang atau disebut sebagai aktivitas kreatif. Jika kedua belahan neokortek sini dipadukan secara

bersamaan maka informasi (memori) yang diterima dapat bertahan menjadi memori jangka panjang. Mind Mapping merupakan teknik mencatat yang memadukan kedua belahan otak. Sebagai contoh, catatan materi pelajaran yang dimiliki siswa dapat dituangkan melalui gambar, symbol dan warna.

Mind Mapping mewujudkan harapan siswa untuk memori jangka panjang.

(33)

15

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan

grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (Mind

[image:33.595.135.517.287.465.2]

Mapping).

Tabel 1.Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping

CatatanBiasa Mind Mapping

Hanya berupa tulisan-tulisan saja Berupa tulisan, symbol dan gambar Hanya dalam satu warna Berwarna-warni

Untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama

Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek

Waktu yang diperlukan untuk belajarlebih lama

Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat danefektif Statis Membuat individu menjadi lebih

kreatif dan kritis. Sumber: Sugiarto (2004 : 76)

Dari uraian tersebut, Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Mind

(34)

16

Gambar 2. Contoh Mind mapping (Buzan,2008:17)

Contoh Mind Mapping di atas mempunyai kategori yang cukup jelas, yaitu struktur, proses, harus ada dan keunggulan, kategori adalah cabang utama dari

Mind Mapping. Struktur juga ditampilkan dengan baik, kategori utama dan

(35)

17

B. Berpikir kritis

Dalam kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat cepat seperti sekarang ini, seringkali pengetahuan yang kita miliki tidak dapat diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul. Oleh karena itu, diperlukan

keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang meliputi keterampilan berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking), keterampilan memecahkan

masalah (problem solving), dan mengambil keputusan (decision making) (Zuchdi, 2008:124).

Berpikir merupakan salah satu aktivitas belajar. Dengan berpikir, seseorang akan memperoleh penemuan baru, atau setidaknya seseorang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu (Djamarah, 2008:44). Selanjutnya, Djamarah (2008:34) mendefinisikan berpikir sebagai kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka akan terjadi proses. Sedangkan berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks atau tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar, atau satu jawaban yang paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu masalah.

(36)

standar-18

standar intelektual padanya. Sedangkan definisi berpikir kritis menurut

Scriven (dalam Fisher, 2009:10) adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Jauh sebelum kedua ahli tersebut mendefinisikan berpikir kritis, Dewey (dalam Fisher, 2009:2) juga telah mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya. Lebih lanjut Fisher (2009:2) menjelaskan bahwa proses aktif yang dimaksud Dewey adalah proses di mana seseorang memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam untuk dirinya, daripada menerima berbagai hal dari orang lain secara pasif.

Proses persisten dan teliti yang diungkapkan Dewey mengandung makna bahwa seseorang seharusnya melakukan lebih banyak pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Namun, hal yang paling penting dari definisi Dewey tentang berpikir kritis terletak pada alasan-alasan yang mendukung suatu keyakinan dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi

kecenderungannya, yang berarti bahwa seseorang harus memiliki alasan untuk meyakini sesuatu dan implikasi dari keyakinannya tersebut.

(37)

19

untuk memutuskan apa yang mesti diyakini dan dilakukan. Dibandingkan dengan definisi-definisi sebelumnya, definisi Ennis lebih mudah dipahami.

Dari beberapa pendapat ahli mengenai berpikir kritis, dapat dipahami bahwa berpikir kritis adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan melakukan refleksi terhadap fakta-fakta yang terjadi, serta menganalisis fakta-fakta tersebut menuju suatu kesimpulan atau pemecahan masalah. Keterampilan berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk lebih peka terhadap informasi sekecil apapun yang ada disekitarnya, dan terampil menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan.

(38)

20

1. Memberikan penjelasan sederhana, yang terdiri atas memfokuskan

pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.

2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta

mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau

mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.

4. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Penjelasan tentang keterampilan berpikir kritis di atas memberikan wawasan bahwa pengembangan keterampilan berpikir kritis merupakan orientasi yang cocok dalam situasi yang mengalami perubahan yang sangat cepat.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas mempunyai arti “kegiatan atau keaktifan” dengan kata lain aktivitas

(39)

21

belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.

Aktivitas fisik ialah peserta didik aktif dengan melakukan suatu kegiatan atau bekerja, atau tidak hanya duduk, melihat, dan mendengarkan saja. Kegiatan fisik dapat dicontohkan dalam kegiatan yang tampak saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwa peserta didik bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran, yaitu:

mengamati, menyelidiki, mengingat, dan sebagainya. Kegiatan psikis tampak saat peserta didik sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan sebagainya. Pada hakikatnya aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran diharapkan mampu membantu siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya, sehingga berdampak pada adanya perubahan tingkah laku. Karena itu, proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor (Hanafiah dan Suhana, 2010:23).

(40)

22

1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving forco) untuk belajar sejati.

2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukkan pribadi yang integral. 3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya. 4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis dikalangan peserta didik.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara kongkret sehingga dapat

menumbuhkembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya.

(41)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 2 Metro.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2012/2013 SMA Negeri 2 Metro. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas yang diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu kelas XIIPA1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XIIPA2 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest-posttest non

equivalen group. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

(42)

keterampilan berpikir kritis yang sama. Sehingga struktur desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

R1 O1 X O2

R2 O1 C O2

Keterangan : R1 = kelompok eksperimen; O1 = pretes; X = perlakuan

eksperimen; O2 = post test; R2 = kelompok control; C = kontrol

(Riyanto, 2001:43). Gambar 3. Desain pretes-postes

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut adalah:

1. Pra penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya

penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dengan menggunakan tehnik pencatatan Mind Mapping dan kelas kontrol tanpa menggunakan pencatatan Mind Mapping.

(43)

e. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). f. Membuat instrumen evaluasi yaitu : soal pretes dan postes berbentuk

uraian singkat berjumlah 10 soal.

2. Pelaksanaan penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode pencatatan

Mind Mapping untuk kelas eksperimen dan tanpa menggunakan tehnik

pencatatan Mind Mapping untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas struktur dan fungsi ginjal dan kulit. Pertemuan kedua membahas struktur dan fungsi paru-paru dan hati. Pertemuan ketiga membahas proses pembentukan urin dan kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi. Pretes diberikan sebelum pertemuan pertama dan posttes diberikan setelah pertemuan ketiga. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

Kelas eksperimen (Pembelajaran dengan menggunakan Teknik Pencatatan Mind Mapping)

1) Pendahuluan

a) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dan tujuan pembelajaran. 1) Siswa mengerjakan tes awal (pretest) (pertemuan 1). b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa :

(44)

proses filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi yang terjadi di ginjal)”.

2) Pertemuan kedua: “Mengapa tubuh kita berkeringat sehabis berolah raga?(keringat merupakan cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat yang terdapat pada kulit, keringat dikeluarkan ketika suhu tubuh lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan hal ini merupakan salah satu mekanisme yang disebut dengan pengeluaran (ekskresi).”.

3) Pertemuan ketiga“Apakah kalian tahu bahwa paru-paru dan hati merupakan alat ekskresi? Ya, hasil ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari

proses pernapasan dan hasil ekskret oleh hati berupa bilirubin dan biliverdin yang dihasilkan oleh kelenjar

empedu”.

c) Guru memberikan motivasi kepada siswa

1) Pertemuan pertama: “Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui kerja ginjal sehingga dapat membuang sisa metabolisme dalam tubuh kita berupa urin dan juga mengetahui contoh gangguan yang terjadi pada ginjal”.

(45)

termasuk dalam sistem ekskresi yaitu kulit beserta contoh gangguan yang terjadi pada kulit”.

3) Pertemuan ketiga: “ kita telah mempelajari struktur dan fungsi ginjal dan kulit, selanjutnya kita akan mempelajari organ-organ yang juga merupakan sistem ekskresi pada tubuh kita yaitu paru-paru dan hati. Dan kita juga akan mengetahui contoh gagguan yang terjadi pada organ paru-paru dan hati”.

d) Guru menjelaskan tentang teknik pencatatan Mind Mapping (pada pertemuan pertama).

2) Kegiatan inti

a) Siswa dibagi dalam tujuh kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 siswa. Kelompok bersifat heterogen, dibentuk berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin siswa.

b) Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) Mind

Mapping tentang sistem ekskresi:

1) Pertemuan pertama: struktur dan fungsi ginjal, proses pembentukan urin dan contoh gangguan yang terjadi pada ginjal.

2) Pertemuan kedua: struktur dan fungsi kulit beserta contoh gangguan yang terjadi pada kulit.

(46)

c) Guru bersama siswa membahas dan memeriksa Mind

Mapping yang telah dibuat.

d) Guru memberi kesempatan kepada siswa maju dan menyusun Mind Mapping sistem ekskresi:

1) Pertemuan pertama: struktur dan fungsi ginjal, proses pembentukan urin dan contoh gangguan yang terjadi pada ginjal.

2) Pertemuan kedua: struktur dan fungsikulit beserta contoh gangguan yang terjadi pada kulit.

3) Pertemuan ketiga: struktur dan fungsi paru-paru dan hati beserta contoh gangguan yang terjadi.

e) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan penguasaan materi individual dari nilai pretes ke nilai postes berikutnya.

3) Penutup

a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

b. Guru menugaskan kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Kelas kontrol (Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi) 1) Pendahuluan

a) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.

(47)

1) Pertemuan pertama: “ Apakah kalian tahu bagaimana struktur ginjal dan dari mana urin kita berasal? (struktur ginjal menyerupai kacang merah. urin kita berasal dari proses filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi yang terjadi

di ginjal)”.

2) Pertemuan kedua: “Kenapa tubuh kita berkeringat sehabis berolah raga?(keringat merupakan cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat yang terdapat pada kulit, keringat dikeluarkan ketika suhu tubuh lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan hal ini merupakan salah satu mekanisme yang disebut dengan pengeluaran (ekskresi)”.

3) Pertemuan ketiga“Apakah kalian tahu bahwa paru-paru dan hati merupakan alat ekskresi? Ya, hasil ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari

proses pernapasan dan hasil ekskret oleh hati berupa bilirubin dan biliverdin yang dihasilkan oleh kelenjar

empedu”.

c) Guru memberikan motivasi kepada siswa

(48)

dimaksud. Ya, organ pada sistem ekskresi, yang akan kita pelajari terlebih dahulu adalah organ ginjal. Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui kerja ginjal sehingga dapat membuang sisa metabolisme dalam tubuh kita berupa urin dan juga mengetahui contoh gangguan

yang terjadi pada ginjal”.

2) Pertemuan kedua: “ setelah kita mempelajari organ ginjal, selanjutnya kita akan mempelajari organ lain yang termasuk dalam sistem ekskresi yaitu kulit beserta

contoh gangguan yang terjadi pada kulit”.

3) Pertemuan ketiga: “ kita telah mempelajari struktur dan fungsi ginjal dan kulit, selanjutnya kita akan mempelajari organ-organ yang juga merupakan sistem ekskresi pada tubuh kita yaitu paru-paru dan hati. Dan kita juga akan mengetahui contoh gagguan yang terjadi pada organ paru-paru dan hati”.

d) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan. Setiap kelompok akan memperoleh LKS yang berisi soal - soal untuk didiskusikan dan ditemukan jawabanya

2) Kegiatan inti

(49)

b) Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) Mind

Mapping tentang sistem ekskresi:

1) Pertemuan pertama: struktur dan fungsi ginjal, proses pembentukan urin dan contoh gangguan yang terjadi pada ginjal.

2) Pertemuan kedua: struktur dan fungsi kulit beserta contoh gangguan yang terjadi pada kulit.

3) Pertemuan ketiga: struktur dan fungsi paru-paru dan hati beserta contoh gangguan yang terjadi.

c) Guru bersama siswa membahas dan memeriksa LKS yang telah dikerjakan siswa..

d) Guru memberi kesempatan kepada siswa maju dan menjawab LKS tentang sistem ekskresi:

1) Pertemuan pertama: struktur dan fungsi ginjal, proses pembentukan urin dan contoh gangguan yang terjadi pada ginjal.

2) Pertemuan kedua: struktur dan fungsikulit beserta contoh gangguan yang terjadi pada kulit.

3) Pertemuan ketiga: struktur dan fungsi paru-paru dan hati beserta contoh gangguan yang terjadi.

e) Siswa mengerjakan test akhir (Postest).

f) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan penguasaan materi

(50)

3) Penutup

a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

b. Guru menugaskan kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

E.Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Jenis Data Kuantitatif

Data berupa nilai pretes dan posttes. Nilai pretes diambil sebelum

pembelajaran pertemuan pertama, sedangkan nilai posttes diambil setelah pembelajaran pada pertemuan ketiga untuk semua kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal esay, dengan jumlah sebanyak 10 soal pada awal pembelajaran pertemuan pertama dan setelah pembelajaran pertemuan ketiga. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan posttes. Selisih tersebut disebut sebagai

N-gain.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa selama pembelajaran Mind Mapping. Selain itu juga untuk mendeskripsikan aktivitas siswa selama

(51)

F. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi adalah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa

2) Menentukan persentase tiap indikator keterampilan berpikir kritis dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:

P= N

f 100%

Ket : P = Persentase

f = Jumlah point keterampilan berpikir kritis yang diperoleh N = Jumlah total point keterampilan berfikir kritis

(Adaptasi dari Sudijono, 2007:318)

3) Menghitung persentase skor rata-rata tiap item

4) Setelah data diolah dan diperoleh persentase, maka kecakapan berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :

81 – 100% adalah tinggi sekali 61 – 80 % adalah tinggi

41 – 60 % adalah sedang 21 – 40 % adalah rendah 0 – 20 % adalah rendah sekali (Adaptasi dariArikunto, 2007:214)

G. Mendeskripsikan Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan

dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan

(52)
[image:52.595.126.546.121.269.2]

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan

a.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok sistem ekskresi.

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pokok sistem ekskresi.

b. Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok sistem ekskresi..

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok sistem ekskresi.

c.Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok : 1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan peembahasan dalam LKS pada materi pokok sistem ekskresi. 3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan pembahasan dalam LKS pada materi pokok sistem ekskresi. d. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan pembahasan materi sistem ekskresi dalam LKS. 3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk

memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan model pembelajaran Mind map pada meteri sistem ekskresi. e.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

No Nama

Aspek yang diamati

Xi

A B C D E F

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

(53)

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

f. Membuat kesimpulan materi yang sedang dipelajari : 1. Tidak membuat kesimpulan

2. Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil diskusi pada model pembelajaran mind map pada materi sistem ekskresi.

[image:53.595.156.394.344.497.2]

3. Membuat kesimpulan lengkap dan sesuai dengan hasil diskusi dengan model pembelajaran Mind map pada materi sistem ekskresi. Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 2.

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

% Interval Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

100 x n

x

X

i

Keterangan :X = Rata-rata skor aktivitas siswa

xi= Jumlah skor yang diperoleh

(54)

100

X

Y

Z

Y

X

Gain

N

X

100

Y

Z

Y

X

Gain

N

H. Teknik Analisis Data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu penguasaan materi pokok Sistem ekskresi pada Manusia yang diperoleh dari nilai pretest dan posttes. Untuk pretest diberikan sebelum pertemuan pertama dan posttest diberikan setelah pertemuan keempat. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretest dengan posttest. Nilai selisih tersebut disebut sebagai N-gain score, lalu dianalisis secara statistik. Mendapatkan N-gain score pada setiap pertemuan menggunakan formula Rulon sebagai berikut :

Keterangan: X = nilai posttest; Y = nilai pretest; Z = nilai maksimum (100) (dalam Loranz, 2008: 2)

Data keterampilan berpikir kritis yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji t. Adapun langkah-langkahnya ialah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data keterampilan berpikir kritis dilakukan menggunakan program SPSS versi 16.

a. Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria uji

H0 diterimajika Lhitung< Ltabel, atau

(55)

2. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 16. a. Hipotesis

H0= Kedua sampel mempunyai varian sama

H1=Kedua sampel mempunyai varian berbeda

b. Kriteria uji

H0 diterima jika F hitung < F tabel, atau

H0 ditolak jika F hitung> F tabel (Pratisto, 2004:13).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji perbedaan 2 rata-rata dengan menggunakan program SPSS 16.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0= Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1= Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria uji

H0 diterima jika –t tabel< t hitung< t tabel, atau

H0 ditolak jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel (Pratisto, 2004:13).

b. Uji Perbedaan dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas

(56)

H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas

kontrol. 2.Kriteria uji

H0 diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel, atau

(57)

52

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan tehnik pencatatan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia.

2. Pembelajaran menggunakan tehnik pencatatan mind mapping dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, selanjutnya maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Mind mapping salah satu strategi pembelajaran yang dapat meringkas

(58)

53

2. Pendidik yang ingin menggunakan pembelajaran mind mapping, sebaiknya menekankan siswa untuk memahami terlebih dahulu materi yang akan dipelajari, agar mind mapping yang dibuat sesuai dengan konsep materi pelajaran dan pada akhirnya mampu membantu siswa dalam menguasai konsep tersebut dan menyimpan informasi yang dibutuhkan kedalam memori jangka panjangnya.

3. Sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan mind mapping, pendidik harus mengingatkan kepada siswa untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan waktu pembelajaran sehingga saat pembejaran dimulai sudah tidak ada lagi siswa yang sibuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, oleh karena itu tidak ada waktu yang terbuang.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan J. T. Prasetya. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung.

Amri, S. dan I. K. Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. PT. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Anderson, L., David, K., Peter, P., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, ans Assesing

(A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged

Edition). Longman. New York.

Anonim. 2009. Pendukung Proses Pembelajaran. http://repository.upi.edu/

operator/upload/s_bio_033016_chapter1.pdf. (25 Februari 2012): 11.37

WIB.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Artika, S. M. 2007. Efektivitas pembelajaran materi pokok perhitungan kimia

melalui penerapan metode eksperimen berwawasan lingkungan pada

siswa kelas X.4 SMA Swadipa Natar. Skripsi. Bandar Lampung.

Buzan, T. 2010. Buku Pintar Mind Mapping. PT. Gramedia. Jakarta.

Carolina, H.S. 2010. Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Inkuiri terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa X SMA N 1 Kalirejo Lampung

tengah T.A 2009/2010). Universitas lampung. Bandar Lampung.

Eggen, P dan D. Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. PT. Indeks. Jakarta.

Eric, I dan K. Makowitz. 2002. Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun

Ingatan Super. Kaifa. Bandung. http://www.scribd.com/doc/79086877/

Hakikat -Mind-Map-Peta-Pikiran.(27 Januari 2012): 12.37.

Hake, R. R. 1999. Analyzing Changed/Gain Scores. Indiana University USA. (Online)

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. (15 Desember 2011): 14.21 WIB.

(60)

Hidayati, A.N., N.Rustaman., S. Redjeki dan Munandar. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya

pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan 2011).Kerjasama FKIP Unila HEPL Bandar Lampung. Loranz, D. 2008. Gain Score. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/ assessment/

downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPHYSDiscip

lineRep0708.pdf. (27 Desember 2011): 13.35 WIB.

Marhijanto, B. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Terbit Terang. Surabaya. Mulyono, A. M. 2001. http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/htm.

(24juli 2012): 10.20.

Pratisto, A. 2009. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan Dengan SPSS Versi 12. Bumi Aksara. Jakarta.

Prawiradilaga, S. D dan E. Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Purwanto dan Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Gava Media. Yogyakarta.

Putri, E. Y. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping

Terhadap Penguasaan Materi Pokok Klasifikasi Mahluk Hidup. Skripsi.

Bandar Lampung.

Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Rohani. 2004.

http://www.pengertiandefinisi.com/2011/05/pengertian-aktivitas-belajar.html. (26 Juli 2012): 11.20

Rostikawati. 2009. Mencatat.http://www.tmcc.edu/file:/C:/Users/Admin/

Documents/ Downloads.(27 April 2012): 09.50 WIB.

Sudjana. 2005. Statistik Dasar. Tarsito. Bandung.

Sugiarto, I. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holostik

Dan Kreatif. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sunyono. 2009. Model Pembelajaran Tindakan Kelas. http//blog.unila.ac.id/

Sunyono/files/2009/06/ptk.pdf. (12 Desember 2011): 12.45 WIB.

Theresia, W. 2009. http/file:///C:/Users/Admin/Documents/Downloads. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Frater Pada Materi Pokok Ikatan

(61)

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Wormell, R. 2011. Meringkas Mata Pelajaran. PT. Gelora Aksara Pratama.

Gambar

Tabel
Gambar 1.Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Tabel 1.Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping
Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian ini adalah pendekatan ketepatan dan pendekatan kecepatan dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan pukulan bulutangkis pada mahasiswa putra

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETATAN DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (SURVEI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK SURAKARTA DAN YOGYAKARTA).. Yang

Dari hasil penelitian diketahui bahwa laki-laki memiliki peran yang lebih tinggi secara nyata dalam kegiatan produktif, pengambilan keputusan kegiatan domestik,

Tujuan : Untuk membandingkan hasil evaluasi fungsional penanganan DRUJ disruption reducible pada fraktur Galeazzi antara metode slab bawah siku dengan percutaneus

Saran dari penelitian adalah guru, orang tua, praktisi kesehatan memperhatikan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dengan memanfaatkan berbagai media

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi harga dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman dividen yang dilihat dari abnormal return

(2) Tingkat konsumsi bahan bakar premium pada sepeda motor Yamaha Mio tahun 2010 menggunakan elektroliser dengan variasi larutan NaHCO3 sebesar 12,46 ml/menit maka terjadi

This study focuses on the role of education in the Palestine women on Michael Gorkin and Rafiqa Othman’s Three Mothers, Three Daughters novel seen from the theories