• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN DAN ANALISIS SHAMPO DENGAN BAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN DAN ANALISIS SHAMPO DENGAN BAH"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN DAN ANALISIS SHAMPO DENGAN BAHAN

BAKU EKSTRAK MINYAK KEMIRI (ALEURITES

MOLUCCANA)

Makalah Kimia Terpadu Tahun Ajaran 2014/2015

oleh Kelompok PKT 79 Kelas XIII-10

Dhiya Rani Pertiwi 115706972

Gita Azizah Putri 115707018

Herlambang Fajar Rahardiyan 115707024

Rio Ginza 115707138

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

SMK-Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor

2014

(2)

Pembuatan dan Analisis Pembuat Shampo dengan Bahan Baku Ekstrak Minyak Kemiri (Aleurites Moluccana). Bertujuan membuat inovasi shampo dengan bahan baku minyak kemiri yang berdasarkan pemanfaatan kemiri untuk rambut. Produk yang dihasilkan dibandingkan dengan SNI No.06-2692-1992. Metode pembuatan dengan kemiri sebagai bahan baku utama. Metode dan hasil analisis meliputi: Uji Fisik (Organoleptk: Warna, aroma, kekentalan, tekstur dengan hasil normal), Uji Analisis Kimia (Kadar Air 63,97%), (Kadar Zat Aktif Permukaan 26,69%), (Derajat Keasaman pH 3,92). Dari hasil analisis dapat disimpulkan parameter derajat keasaman pH tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Disarankan penambahan asam dilakukan dengan alat bantu pH Metri dan penyimpanan produk dengan wadah tertutup.

PENDAHULUAN

Di zaman yang modern ini, sudah dapat dijumpai shampo-shampo di warung terdekat. Berbagai produk shampo dapat ditemukan dipasaran. Mungkin orang zaman sekarang akan berpikir dua kali bila membuat shampo sendiri dari bahan alami. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia telah bergantung pada pabrik-pabrik pembuat shampo. Shampo yang diproduksi pabrik belum tentu baik untuk kulit kepala dengan kata lain adanya campuran bahan kimia. Bila menggunakannya sekali atau dua kali, mungkin bahayanya belum terlihat. Namun bila menggunakannya dalam tempo yang lama, mungkin kulit kepala menjadi tidak sehat. Sebagian masyarakat Indonesia pada era modern ini banyak memiliki rambut yang botak. Orang zaman sekarang kurang peduli terhadap kulit kepalanya sendiri. Hal ini dibuktikan dari sebagian masyarakat yang jarang berkeramas. Rambut memerlukan nutrisi yang harus dipenuhi setiap harinya. Pembelian shampo yang terus menerus dapat menggangu keuangan. Padahal rambut harus terlihat indah dan sehat setiap waktu, karena rambut yang indah dan sehat akan menambah rasa percaya diri yang tinggi dibandingkan orang yang mempunyai rambut yang kusut dan berantakan. Mempunyai rambut yang sehat dan indah adalah keinginan semua orang yang ada di dunia ini. Tak khayal orang-orang banyak melakukan penelitian membuat shampo.

Dalam penelitiannya banyak orang menambahkan bahan kimia pada penelitiannya. Dan masyarakat awam tak akan bisa membedakan antara shampo alami dan shampo dari bahan kimia. Membuat shampo sendiri dari bahan alami lebih baik. Oleh sebab itu, pada Praktikum Kimia Terpadu ini bertujuan memberikan solusi dengan pembuatan serta menganalisis sampo ekstrak minyak kemiri.

Pembuatan sampo ini menggunakan bahan baku ekstrak minyak kemiri yang memiliki yang tinggi namun harganya relatif murah. Kandungan protein dan mineral besi dalam kemiri ini akan membuat rambut menjadi lebih kuat, tebal, dan subur, sehingga rambut rontok akan dapat dihindari.

METODE PEMBUATAN DAN ANALISIS

(3)

menerus. Kemiri yang telah diiris dilettakkan di dalam kertas saring yang telah disiapkan, ikat tiap ujung kertas saring dengan tali, besar kertas saring diukur berdasarkan ukuran selongsong. Dimasukkan pelarut hexane hingga membasahi kertas saring tersebut dan mengisi 1/3 labu alas bulat. Dipanaskan labu alas bulat tersebut. Proses ekstraksi dihentikan pada saat hasil yang keluar tidak berwarna lagi. Hasil ekstraksi disimpan di wadah yang tertutup rapat. Pembutan shampo dengan cara memanaskan aquades dan penambahan Sodium Lauril Sulfat, ekstrak minyak kemiri, nipagin, garam NaClp.a, dan asam sitrat. Penambahan parfum dilakukan setelah

campuran tersebut dingin.

Metode Analisis Fisika, Uji Organoleptik dengan dasar aroma, warna, kekentalan dan tekstur contoh dapat diketahui dengan indera penciuman, penglihatan dan peraba.

Uji PH. PH meter yang telah dikalibrasi kemudian dicelupkan elektroda yang telah dibersihkan dengan air suling ke dalam contoh. Kemudian dicatat hasil pengukuran pH.

Penetapan Kadar Air metode destilasi aufhauser dengan pelarut xylol karena memiliki titik didih lebih tinggi dari air sehinga saat didihkan air akan menguap lebih dahulu. Pada tabung bidwell, xylol memiliki berat jenis lebih rendah daripada air akan berada di atas, sehingga volume air dapat dibaca, dan kadar air dapat ditentukan.

% Kadar Air =

ml air x bj air

gram contoh

x 100 %

Penetapan Kadar Zat Aktif Permukaan. Hiamine 1622 sebagai kation tenside bereaksi dengan Texapon K12 RI LIQ IS sebagai aniom tenside membentuk garam netral yang tidak larut dalam air. Titrasi dengan menggunakan petunjuk campuran, titik akhir ditunjukkan dengan perubahan warna dari merah muda ke violet.

(4)

M

=

10

× M Natrium Lauril Sulfat

Di bawah ini dipaparkan hasil analisis yang dibandingkan dengan SNI No.06-2692-1992

No. Parameter Standar Hasil Analisis

5. Kadar Air Maks. 95,50 % 63,97%

6. Kadar Zat Aktif Permukaan Min. 4,50 % 29,69%

8. Derajat Keasaman pH 5-9 3,92

Berdasarkan hasil analisis yang telah dibandingkan dengan SNI No.06-2692-1992 maka ada parameter yang hendak dibahas, yaitu: Derajat Keasaman pH yang didapat terlalu asam. Hal ini disebabkan penambahan asam sitrat yang tidak dibantu dengan alat pH meter.

SIMPULAN DAN SARAN

(5)

1. Anonimus. 1992. Standar Nasional Indonesia Tentang Shampo. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

2. Permono, Ajar. 2002. Membuat Sampo. Jakarta : Puspa Swara.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar bisa dikatakan bahwa belum seluruh ruang pembelajaran di SMK Jurusan Bangunan di DIY ini memenuhi standar

Berdasarkan hasil penelitian uji mutu fisik sediaan shampo cair ekstrak daun mangkokan maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji yang telah dilakukan tidak memenuhi

 Pada usia 3 tahun, setengah dari apa yang dikatakan anak harus sudah dapat dimengerti oleh orang lain.  Pada usia 5 tahun hampir

Tablet salut enterik yang dihasilkan menunjukkan bahwa formula bahan penyalut dengan kenaikan bobot 8% memberikan hasil terbaik dengan memenuhi persyaratan seluruh parameter

dan memban- dingkan nilai hasil uji tarik dan uji tekuk dari masing – masing variasi arah serat dapat dilihat bahwa semua variasi arah serat belum dapat memenuhi standar

Berdasarkan hubungan antara nilai suseptibilitas magnetik dan konsentrasi logam berat pada lima sampel uji, dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari seluruh

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil olahan minyak kelapa secara tradisional maupun dengan penambahan buah nanas muda yang optimum sesuai dengan SNI

Kualitas karet busa dari lateks dadih dengan mutu yang belum mampu memenuhi SNI kelas I tersebut di atas, sesuai dengan hasil penelitian Maspanger (2001) yang