• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Switching Menggunakan Mobile Softswitch

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kinerja Switching Menggunakan Mobile Softswitch"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN

MOBILE SOFTSWITCH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Sub konsentrasi Teknik Telekomunikasi

Oleh

100422074 HARIADI MASTA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM SARJANA EKSTENSI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Switching merupakan perangkat telekomunikasi yang menerima pesan dari setiap perangkat yang terhubung dan kemudian mengirimkan pesan hanya untuk perangkat yang pesan dimaksudkan. Hal ini membuat switching merupakan perangkat lebih cerdas daripada mengirimkan ke semua perangkat lain pada jaringan). Switching yang digunakan sekarang adalah Mobile Softswitch. Mobile Softswitch ini merupakan jaringan berbasis IP (Internet Protocol) yang mempunyai kekuatan yang lebih besar (fleksibilitas dan skalabiltas) dengan biaya yang lebih murah, dimana dari fiisiknya dipisahkan Server dan Gateways.

Pada tugas akhir ini dianalisis kinerja Volume trafik dan Intensitas trafik pada voice sistem Mobile Softswitch PT. TELKOMSEL (MDN I) dan membandingkan dengan perhitungan Software Matlab R2010a.

(4)

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Elektro pada Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Kinerja Switching Manggunakan Mobile Sofstwith”

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa, yaitu Ayahanda Masril Musita dan Ibunda Itrawati serta abang-abang penulis (bang Indra Masta, bang Andrian Masta, bang Dedfriady Masta, dan bang Mulyadi Masta) dan kakak-kakak penulis (kak Sefni Masrianti, kak Suwelni, kak Titin, kak Diana, kak Hamda dan adik Nilawati Siska) yang selalu bersama penulis dalam menjalani lika-liku kehidupan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Naemah Mubarakah, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

penulis, atas segala kesabaran, dukungan dan motivasi beliau kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.si selaku Ketua Departemen Teknik Elektro FT-USU.

3. Bapak Ir. Rahmat Fauzi, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro FT-USU.

(5)

5. Seluruh Staf Karyawan di Departemen Teknik Elekto Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Staf Karywan PT. Telkomsel Medan yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada saya.

7. Sahabat-sahabat ekstensi 2010: Astrid, Edward, Roland, Franklin, Saipul , Elzas, Dontri, Romando, Ginda, Yoland, Nata, Gita, Reni, Wira, Ronzi, Raihan, Bang Doni, Bang Hatta, Iwan, Juhendra, Raihan, fauziah, Winny serta tak disebut namanya terima kasih atas kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis selam kuliah, semoga silaturahim kita terjaga terus.

8. Dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2013

Nim. 100422074

HARIADI MASTA

(6)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SINGAKATAN...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metodologi Penulisan ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II DASAR TEORI... 5

2.1 Switching... 5

2.2 KlafikasiSwitching... 5

2.2.1 Circuit Switching...6

2.2.2 Packet Switching...8

2.3 Common Channel Signaling...10

2.4 Mobile Softswitch...13

(7)

2.6 Media Gateway... 17

2.7 Mobile Switching Centre (MSC)... 18

2.8 Base Station Controller (BSC)... 20

2.9 Base Transceiver Station (BTS)... 20

2.10 Rekayasa Trafik... 21

2.11 Kriteria Perancangan... 23

2.12 Bentuk Jaringan... 24

2.13 Defenisi Trafik... 25

2.14 Satuan Trafik... 26

BAB III SISTEM KERJA MOBILE SOFTSWITCH DAN REKAYASA TRAFIK... 27

3.1 Besaran Trafik... 27

3.1.1 Pendekatan-1... 28

3.1.2 Pendekatan-2... 29

3.1.3 Pendekatan-3... 30

3.2 Holding Time... 30

3.3 Jenis Trafik... 31

3.4 Kongesti Trafik... 32

3.5 Karakteristik Trafik... 33

3.6 Grade of Servic (GoS)... 35

3.7 Mobile Softswitch... 36

3.8 Sistem Kerja Mobile Softswitch... 37

(8)

BAB IV ANALISIS KINERJA MOBILE SOFTSWITCH DAN

PERHITUNGAN SOFTWARE MATLAB... 46

4.1 Umum... 46

4.2 Sistem kerja Mobile Softswitch... 46

4.3 Langkah-langkah dalam perhitungan... 47

4.4 Analisis kinerja Mobile Softswitch... 47

4.5 Perhitungan Software Matlab... 49

4.6 Perbandingan parameter Mobile Softswitch dengan Perhitungan Software Matlab... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 54

5.1 Kesimpulan... 54

5.2 Saran... 55

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Multiplexing/Demultiplexing (TDM) Circuit Switched... 7

Gambar 2.2 Jaringan Signaling SS7... 11

Gambar 2.3 Media Gateways yang digunakan untuk media Transcoding antara PSTN dan jaringan IP... 18

Gambar 2.4 Base Transceiver Station... 21

Gambar 2.5 Siklus proses rekayasa trafik... 22

Gambar 2.6 Bentuk jaringan dasar... 24

Gambar 3.1 Pengamatan trafik pada sistem jaringan Telekomunikasi.... 27

Gambar 3.2 Grafik hasil pengamatan trafik pada suatu sistem Jaringan telekomunikasi... 28

Gambar 3.3 Jenis trafik... 31

Gambar 3.4 Variasi trafik selama 1 hari... 34

Gambar 3.5 Sistem kerja Mobile Softswitch... 38

Gambar 3.11 Konfigurasi jaringan Telkomsel MDN 1... 44

Gambar 4.1 Blok Diagram Perhitungan menggunakan Matlab... 47

Gambar 4.2 Grafik jam sibuk... 51

(10)

Tabel 4.1 Hasil Analisis kinerja Mobile softswitch... 49 Tabel 4.2 Hasil perhitungan Volume trafik dan Intensitas Trafik

menggunakan Software Matlab... 51 Tabel 4.3 Perbandingan parameter Mobile Softswitch dengan perhitungan Software Matlab... 52

(11)

ATM : Asynchronous Transfer Mode BSC : Base Station Controller BTS : Base Tranceiver Station CAS : Channel Signalling

CCS : Common Channel Signalling CDMA : Code Division Multiple Access DTMF : Dual Tone Multi Frequency GMSC : Gateway Mobile Switching Center GoS : Grade of Service

GPRS : General Packe Radio Service

GSM : Global System for Mobile Communication HLR : Home Location Register

IMS : IP Multimedia Subsystem IN : Intelligent Network IP : Internet Protocol

ISP : Internet Service Provider LAN : Local Area Network MGW : Mobil Media Gateway MSC : Mobile Switching Center

MSC-S : Mobile Switching Center Server PLMN : Public Land Mobile Network

(12)

SIP : Session Initiation Protocol SIR : Session-to-Interference Radio SSPS : Point Switching Server SS7 : Siganalling System 7 STP : Point Transfer Siganalling TDM : Time Division Multiplexing VLN : Virtual Learning Network VoIP : Voice over Internet Prtocol VPN : Virtual Private Network

WCDMA : Wideband Code Division Multiple Access

(13)

ABSTRAK

Switching merupakan perangkat telekomunikasi yang menerima pesan dari setiap perangkat yang terhubung dan kemudian mengirimkan pesan hanya untuk perangkat yang pesan dimaksudkan. Hal ini membuat switching merupakan perangkat lebih cerdas daripada mengirimkan ke semua perangkat lain pada jaringan). Switching yang digunakan sekarang adalah Mobile Softswitch. Mobile Softswitch ini merupakan jaringan berbasis IP (Internet Protocol) yang mempunyai kekuatan yang lebih besar (fleksibilitas dan skalabiltas) dengan biaya yang lebih murah, dimana dari fiisiknya dipisahkan Server dan Gateways.

Pada tugas akhir ini dianalisis kinerja Volume trafik dan Intensitas trafik pada voice sistem Mobile Softswitch PT. TELKOMSEL (MDN I) dan membandingkan dengan perhitungan Software Matlab R2010a.

(14)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Switching merupakan transmisi data ke luar lokal, komunikasi umumnya dicapai dengan memancarkan data dari sumber ke tujuan melalui jaringan simpul penyambungan penengah. Rancangan jaringan tersambung ini terkadang juga digunakan untuk mengimpelemtasikan LAN dan MAN. Simpul-simpul penyambungan tidak mempedulikan isi data, fungsi switching lebih kepada menyediakan fasilitas penyambungan yang akan meneruskan data dari simpul ke simpul hingga sampai ke tujuan. Perangkat-perangkat akhir yang hendak berkomunikasi dapat dirujuk sebagai stasiun-stasiun. Stasiun-satsiun ini dapat berupa komputer, terminal, telepon, atau perangkat-perangkat komunikasi lain. Perangkat-perangkat penyambungan yang ditujukan menyediakan komunikasi sebagai simpul (node). Simpul-simpul ini saling terhubung dengan topologi tertentu oleh tautan-tautan transmisi. Setiap stasiun terhubung ke suatu simpul, dan kumpulan simpul disebut sebagai jaringan telekomunikasi.Ada dua jenis klasifikasi switching, di antaranya Circuit Switching dan Pakcet Switching[1].

Pada Tugas Akhir ini, akan dianalisis kinerja Volume trafik dan Intensitas trafik pada voice sistem Mobile Softswitch dan membandingkan hasil kinerja dengan perhitungan Software Matlab.

(15)

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada Tugas Akhir ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Mobile Softswitch. 2. Bagaimana cara kerja Mobile Softswitch pada voice.

3. Apakah sama hasil Volume trafik dan Intensitas trafik dari sistem Mobile Softswitch sama dengan hasil perhitungan menggunakan Software Matlab R2010a.

1.2Tujuan Tugas Akhir

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalahmenganalisis kinerja Volume trafik dan Intensitas trafik pada voice sistem Mobile Softswitch dan membandingkan dengan perhitungan Software Matlab.

1.4Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah, maka pembahasan dibatasi sebagai berikut:

1. Hanya membahas Mobile Softswitch secara umum. 2. perhitungan menggunakan Softsware Matlab R2010a.

3. Parameter yang diukur hanya Volume trafik, Intensitas trafik dan grafik rata-rata jam sibuk menggunakanSoftware Matlab 2010a.

4. Hanya membandingkan hasil Volume trafik dan Intensitas trafik pada sistemmobile softswitch dengan perhitungan Software Matlab R210a.

(16)

Metodologi penulisan yang dilakukan pada penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Studi literatur

Berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku dan tulisan-tulisan lain yang terkait serta dari layanan internet berupa jurnal-jurnal penelitian.

2. Studi Bimbingan

Yaitu melakukan diskusi tentang topik Tugas Akhir ini dengan dosen pembimbing.

1.6Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan, serta sistematika penulisan

BAB II: KONSEP DASAR

Bab ini berisi penjelasan tentang switching, klasifikasi switching, rekayasa trafikdan blok diagram secara umum.

(17)

Bab ini berisi tentangtrafik,mobile softswitch dan sistemkerja mobile softswitch.

BAB IV: ANALISIS SISTEM MOBILE SOFTSWITCH DAN PERHITUNGANSOFTWARE MATLAB

Bab ini berisi tentang hasil analisis sistem kerja mobile softswitch dan perhitungan menggunakan simulasi Matlab R2010a.

BAB V : PENUTUP

(18)

BAB II DASAR TEORI

2.1 Switching

Switching adalah perangkat telekomunikasi yang menerima pesan dari setiap perangkat yang terhubung dan kemudian mengirimkan pesan hanya untuk perangkat yang pesan dimaksudkan. Hal ini membuat switching perangkat lebih cerdas daripada perangkat lain pada jaringan). Switching jaringan memainkan peran integral dalam paling moder

Transmisi data/ informasi jarak jauh biasanya dilakukan melalui beberapa switching yang saling terhubung sehingga membentuk suatu jaringan switching, atau dapat juga disebut jaringan komunikasi switched.Setiap node yang terdapat dalam jaringan switching bekerja tanpa memperhatikan isi data/ informasi yang ditransmisikannya.Transmisi data dimulai dan diakhiri di perangkat yang dinamakan station.Station dapat berupa komputer, terminal, telepon, dsb.Data ditransmisikan melalui suatu rute yang ditentukan oleh proses switching di setiap node yang dilalui [2].

2.2 Klasifikasi Switching

(19)

2.2.1 Circuit Switching

Prinsip circuit switching adalah sebagai berikut [3] : 1. Karakteristik circuit switched:

a. Jalur komunikasi permanen (dedicated) secara fisik dibangun (set-up) antara 2 end-terminal terlebih dahulu sebelum informasi dikirimkan. Istilah yang sering digunakan untuk kondisi ini disebut Connection Oriented.

2. Proses komunikasi melalui Circuit Switch adalah sebagai berikut : a. Circuit Establishment

i. Point to Point dari terminal ke terminal melalui switching nodes

ii. Internal Switching dan multiplexing antar Switchingnodes b. Data Transfer

c. Circuit Disconnect

3. Jika circuit tidak tersedia maka akan terjadi blocked (biasa diinformasikan dengan nada sibuk).

4. Ada garansi quality of service (bandwidth (64 Kbps), latency, jitter). 5. Tidak akan ada informasi yang hilang sepanjang circuit tersambung terus

menerus.

Ada beberapa sistem circuit switching :

(20)

2. Sumber daya jaringan dialokasikan (reserved) dan diduduki secara tetap (dedicated) dari pengirim sampai penerima selama pembicaraan berlangsung.

3. Bukan strategi yang efisien.

a. Selama terjadi hubungan, saluran fisik akan digenggam bahkan selama periode “silence” (saat dimana tidak ada informasi yang dikirimkan)

4. Time dibagi dalam frames dan frames dibagi dalam slot.

5. Posisi slot dalam frame menunjukkan kepemilikan data dari suatu percakapan.

a. Slot 0 milik percakapan berwarna merah, seperti terlihat pada gambar 2.1 TDM Circuit Switched.

Gambar 2.1 Multiplexing/Demultiplexing(TDM) Circuit Switched

6. Membutuhkan sinkronisasi antara pengirim dan penerima.

(21)

selesai. Di sepanjang percakapan, jika ada waktu jeda yang tidak berisi informasi maka kapasitas time slot yang tersedia tidak akan termanfaatkan (tidak efisien).

Beberapa keuntungan dan Kelemahancircuit cwitching Keuntungan circuit switching :

1. Sekali koneksi terjadi.

a. Jaringan transparan (seolah hanya koneksi langsung antar stations) b. Fixed data rate tanpa adanya delay

2. Sangat baik untuk komunikasi real time. Kelemahan circuit switching :

1. Tidak efisien

a. Selama koneksi berlangsung, time slot akan selalu diduduki walaupun tidak ada data yang dikirim

b. Delay sebelum terbentuknya hubungan (call set up delay)

2.2.2 Pakcet Switching

Ada beberapa sistem packet switching [4] :

1. Untuk komunikasi end-to-end yang terdiri atas banyak link, transmisi paket memungkinkan suatu paket yang menjadi bagian dari suatu pesan diterima, diproses, dan diteruskan oleh suatu node ketika paket lainnya masih dipersiapkan (adanya efisiensi waktu pemrosesan).

2. Jumlah data yang harus di re-transmisi karena adanya error menjadi berkurang (tidak seluruh pesan perlu di re-transmisi).

(22)

4. Waktu transmisi dapat dikurangi.

5. Masing-masing paket akan dikirimkan ke jaringan secara independen (tidak tergantung pada rute paket sebelum atau sesudahnya). Paket yang berbeda dari pesan yang sama dapat melalui rute yang berbeda. Istilah untuk karakteristik ini disebut Connectionless.

6. Pada sisi penerima, header setiap paket akan dibuang kemudian paket diurutkan kembali menjadi sebuah informasi/pesan sesuai dengan yang dikirimkan.

7. Paket dikirimkan hanya pada saat data siap untuk dikirim. Pada saat kondisi “silence”/idle maka link dapat digunakan oleh yang lainnya (jaringan digunakan bersama/shared bandwidth).

8. Tidak ada garansi Quality of service, ada kemungkinan paket hilang. Karakteristik packet switchedadalah sebagai berikut :

1. Informasi/pesan dibagi menjadi paket-paket yang berukuran kecil (<1500 byte) dan kemudian ditransmisikan paket demi paket.

2. Setiap paket terdiri dari payload (data informasi yang akan dikirimkan) dan header. Header berisi informasi tentang:

a. Source (sender’s) address b. Destination (recipient’s) address c. Pacet size

d. Sequence number

(23)

1. Efisiensi utilisasi jaringan tinggi.

a. Jaringan dapat digunakan bersama (shared) secara dinamis

2. Dapat mengakomodasi penggunaan multiple data rates untuk jenis aplikasi yang berbeda-beda.

a. Setiap aplikasi akan terhubung ke jaringan dengan data rate yang sesuai kebutuhannya

3. Tidak terjadi blocking jika beban jaringan tinggi, tetapi waktu pengiriman menjadi lama.

4. Mekanisme prioritas pengiriman dapat diberlakukan untuk paket-paket yang dianggap penting, seperti paket real-time.

5. Reliabilitas tinggi, jika suatu rute terputus maka rute lain dapat digunakan. Kelemahan packet switching:

1. Tidak memberikan garansi Quality of service: delay antrian, jitter, loss packet.

(24)

kompleksitas sepertiIntelligent Network (IN), GPRS, dan UMTS.Layanan baru yang dibutuhkan lebih kompleks, yang memilikifungsi seperti,directional kemampuan sinyal,fleksibelpanggilan set-up dan basis data [5].

Signalling System 7 (SS7) merupakan standar internasional untuk sistem sinyal saluran umum. SS7 mendefinisikan arsitektur, elemen jaringan, interface, protokol, dan manajemen prosedur untuk jaringan yang mengangkut informasi kontrol antara switch jaringan dan antara switch dan database.SS7 digunakan antara PSTN switch diband signaling.

Signalling System 7 (SS7) ini diimplementasikan pada jaringan data yang terpisah dalam PSTN dan menyediakan call setup dan teardown, manajemen jaringan, resolusi kesalahan, dan jasa manajemen lalu lintas. Jaringan SS7 semata-mata digunakan untuk kontrol jaringan dan data hanya dikirim melalui sinyal pesan itu. (SS7 istilah dapat digunakan untuk merujuk ke protokol SS7, jaringan sinyal, atau arsitektur jaringan sinyal.)

Signalling System 7 (SS7)protokol yang menyampaikan informasi sinyal antara sistem switching (disebut sinyal poin) di PSTN dilakukan pada jaringan overlay khusus yang digunakan secara eksklusif untuk sinyal. Poin sinyal menggunakan informasi routing dalam SS7 sinyal untuk mentransfer panggilan ke tujuan akhir. Arsistektur jaringan signalling SS7 terlihat pada gambar 2.2.

(25)

Arsitektur SS7 terdiri dari titik-titik sinyal (seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2) adalah sebagai berikut [6]:

1. Poin Switching Service (SSPS) adalah telepon switch dilengkapi dengan SS7 software dan link sinyal. Setiap SSP dihubungkan ke kedua STP.

2. Poin transfer Signaling (STP) menerima dan pesan rute sinyal masuk menuju tujuan mereka. STP berbagi lalu lintas antara yang lain.

3. Poin Control System (SCP) adalah database yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk panggilan khusus pengolahan dan routing, termasuk 800 dan 900 layanan panggilan, panggilan kartu kredit, portabilitas nomor lokal, layanan roaming selular, dan aplikasi panggilan lanjutan center.

Seperti yang dilihat di gambar 2.2, SCP, STP dan link sebagai pasangan sifat kritis dari jaringan sinyal.

(26)

penghematan yang signifikan dan meningkatkan kinerja di kedua sinyal dan penggunaan fasilitas.

Mekanisme yang digunakan oleh sinyal sebelum metode SS7 (pembalikan baterai tua tidak bisa berkomunikasi sinyal informasi banyak. Biasanya hanya angka keluar yang mengisyaratkan, dan hanya selama call setup. Untuk panggilan dibebankan, keluar angka dan biaya digit nomor yang outpulsed. SS7, menjadi berbasis paket kecepatan tinggi dan kinerja tinggi protokol komunikasi, dapat berkomunikasi sejumlah besar informasi bila membuat panggilan, selama panggilan, dan pada akhir panggilan. Hal ini memungkinkan kaya panggilanlayanan terkait untuk dikembangkan. Beberapa layanan seperti pertama adalah panggilan manajemen terkait,

2.4 Mobile Softswitch

(27)

Gateway didasarkan pada perangkat, teknologi terbaru ini menyediakan penanganan yang jauh lebih efisien.

Mobile softswitch bergerak menangani komunikasi utama jasa Telephony Voice dan SMS. Pelanggan berharap layanan ini dapat bekerja sepanjang waktu. Apabila sistem pemadaman di jaringan inti telah terjadimaka mempengaruhi jutaan pelanggan.

Solusinya harus dibangun di atas platform yang bagus dengan redundansi yang tepat, kelebihan yang diharapkan dari kelas peralatan telekomunikasi ini harus memfasilitasi desain biaya jaringan yang efisien dengan fleksibel. Hubungan antara gateway dan serve rmenawarkantingkat redundansi mekanisme jaringan. Akhirnya, realisasi softswitch manfaat memerlukan fitur lengkap, standar-compliant dukungan untuk umum2G/3G, jaringan inti berbasis IP.

Semua hal di atas menentukan persyaratan telekomunikasi, untuk vendor handal dan berpengalaman. Softswitch solusi dibangun di atasplatform komputer generik sudah mencapai standar-standar sebagai berikut [7]:

1. Aplikasi perangkat lunak dalam jaringan mobile telah berkembang selama bertahun-tahundari layanan komersial untuk memenuhi kebutuhan operasional spesifik. Pengujian proses interoperabilitas dan verifikasi harus dimiliki juga untuk memenuhi ISP dan multi-vendor kebutuhan dukungan dan persyaratan operator untuk hal-hal seperti dokumentasi, siklus pelatihan, hidup manajemen, dan layanan dukungan.

(28)

dalam lingkungan sederhana atau lebih terkontrol seperti jaringan fixed line atau VPN perusahaan.

3. Softswitch generik ini menggabungkan produk dan keahliandari sejumlah perusahaan yang berbeda. Hal ini membuat solusi secara keseluruhan mendukung proses yang sulit.

Generic softswitch teknologi saat ini paling cocok untukjaringan selular seperti Transit Switching Centers (TSC) dan Gateway MSC (GMSC), memberikan keandalan yang dapat dicapai. Biaya rendah, server berkapasitas tinggi dan hardware gerbang berdasarkan generik platform yang cocok untuk peran-peran tertentu yang memerlukan ponsel sedikit atau tidak ada fungsionalitas. Solusi tersebut menawarkan potensi tabungan jangka pendek. Namun penting untuk menyadari bahwa peran switch tersebut untuk target masa depan, jaringan akan jauh berkurang dan hanya jaringan yang sangat terbesar akan terus menggunakan struktur hirarkis yang membutuhkan fungsi khusus TSC. DalamSebagian besar jaringan, peran TSC menjadi “Konektivitas” fungsi besar ditangani di router backbone, tanpa lapisan kontrol dibutuhkan. Demikian juga fungsi GMSC selalu akan didistribusikan ke mobile softswitch node.

2.5 Wideband Code-Division Multiple-Access (WCDMA)

(29)

radio dengan lebar frekuensi sebesar 1.25 MHz. Meskipun WCDMA menggunakan teknik transimisi direct sequence seperti pada CDMA 2000, WCDMA tidak dapat disebut CDMA dengan lebar frekuensi yang lebih lebar. Sistem WCDMA dikembangkan oleh NTT DoCoMo dan berbeda dalam beberapa hal jika dibandingkan dengan sistem CDMA. Dari segi teknis, WCDMA menghadirkan keseimbangan baru dalam hal trade-off antara biaya, kapasitas, performansi, dan kepadatan.WCDMA juga menawarkan keuntungan lebih dalam hal biaya yang lebih rendah untuk handset video phone.WCDMA juga lebih cocok untuk diaplikasikan di daerah-daerah padat seperti Asia, dan Eropa. WCDMA telah dikembangkan menjadi sebuah set protokol yang lengkap , sebuah protokol detail yang mendefinisikan bagaimana sebuah mobile phone berkomuikasi dengan tower, bagaimana sinyal dimodulasi, bagaimana struktur datagram, dan interface sistem yang spesifik sehingga memungkinkan adanya persaingan bebas yang sehat dalam bidang elemen pendukung teknologi WCDMA itu sendiri [8].

Beberapa fitur-fitur penting dari sistem WCDMA adalah sebagai berikut : 1. Lebar kanal radio yang digunakan adalah 5 Mhz.

2. Chip rate sebesar 3,84 Mcps.

3. Aplikasi Frequency Division Duplex (FDD)

4. Aplikasi coherent detection baik pada arah uplink maupun downlink yang berbasis pada penggunaan pilot symbols dan channel.

(30)

7. Adaptive power Control berbasiskan parameter SIR ( Signal-to-Interference Ratio )

8. Multiuser detection dan smart antenna dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas dan coverage layanan

9. Beberapa tipe handoff (handover) antara kanal yang berbeda meliputi soft handoff, softer handoff, dan hard handoff.

2.6 Media Gateway

Media Gateway adalah perangkat terjemahan atau layanan yang mengkonversi stream media digital antara jaringan telekomunikasi yang berbeda seperti radio). Media gateway memungkinka (ATM) dan

Media gateway menghubungkan berbagai jenis jaringan, salah satu fungsi utamanya adalah untuk mengkonversi antara transmisi yang berbeda dan teknik

coding. Media streaming fungsi seperti

terletak di media gateway[9].

Media Gateway dikendalikan terpisahyang menyediakan kontrol panggilan dan fungsi sinyal. Komunikasi antara media

gateway danprotokol seperti

(31)

(VoIP) media gateway melakukan konversi antaramedia streaming protokol serta protokol pensinyalan yang digunakan dalam sistem VoIP.

Media akses mobile Gateway menghubungkan jaringan akses radio dari jaringan

bergerak darat publiMedia Gateways

[image:31.595.123.525.285.524.2]

yang digunakan untuk media transcodingterlihat pada gambar 2.3.[10] .

Gambar 2.3Media Gateways yang digunakan untuk media transcoding antara PSTN dan jaringan IP

2.7 Mobile Switching Centre (MSC)

(32)

penagihan layanan serta berinteraksi dengan jaringan lain, seperti telepon jaringan publik beralih (PSTN) [11].

MSC terstruktur sehingga BTS terhubung ke itu, sementara itu terhubung ke PSTN.Karena ponsel ini terhubung ke BTS, semua bentuk komunikasi, baik antara dua ponsel atau antara ponsel dan telepon darat, perjalanan melalui MSC.

Sebuah operator jaringan kecil dapat menggunakan hanya satu MSC, sementara operator besar membutuhkan beberapa MSC. MSC memainkan peran penting dalam serah terima, terutama yang melibatkan serah terima pengendali base station multiple dikenal sebagai inter-BSC atau intra-MSC serah terima serta yang melibatkan beberapa MSC, yang dikenal sebagai inter-MSC serah terima.

Dalam sebuah antar BSC serah terima, setelah mendeteksi bahwa perangkat mobile mendekati tepi sel lain, maka BSC serah terima meminta bantuan dari MSC nya. MSC kemudian memindai daftar sel yang berdekatan dan BSCs berhubungan dan memfasilitasi penyerahan ke BSC yang sesuai [9].

Sebagai ponsel bergerak sangat penting bagi MSC untuk menentukan lokasi setiap telepon secara efektif serta memfasilitasi komunikasi routing antara telepon. Untuk tugas ini, MSC bekerja dengan database besar yang dikenal sebagai Home Location Register (HLR), yang menyimpan lokasi yang relevan dan informasi lainnya untuk setiap ponsel [9].

(33)

2.8 Base Station Controller (BSC)

Dalam terminologi GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua BTS yang dikontrolnya. BSC berfungsi untuk memonitor dan mengkontrol sejumlah BTS. Jadi semua pengaturan kanal pada radio interface (pengalokasian/pelepasan kanal) dan mekanisme handover dilakukan secara remote oleh BSC. Dengan adanya proses ini maka BSC dapat mengendalikan kinerja transmisi setiap BTS dan jika perlu dapat memerintahkan handover ke sel (BTS yang lain yang masih dalam wilayah BSC yang bersangkutan). Jika suatu intra MSC handover diperlukan , BSC memerintahkan MSC (Mobile service Switching Centre) untuk menjalankan handover. Handover berarti perubahan yang terjadi jika mobile station meninggalkan suatu wilayah sel. Sedangkan intra MSC handover berarti suatu handover yang terjadi antara dua sel yang dikontrol oleh MSC yang sama tapi dengan BSC yang berbeda. Suatu BSC dapat menangani beberapa BTS tergantung dari karakteristik trafik pada lokasi pelayanan.

2.9 Base Transceiver Station (BTS)

(34)
[image:34.595.228.428.171.421.2]

dengan koneks Secara umum bentuk Base Transceiver Station.

Gambar 2.4Base Transceiver Station

2.10 Rekayasa Trafik

Rekayasa trafik adalah penerapan suatu ilmu pengetahuan secara ilmiah dalam mengelola trafik telekominikasi untuk memberikan pelayanan jasa telekomunikasi dengan biaya pengadaan jasa yang wajar.

(35)

PLANNING FORECAST

INSTALLATION

DIMENSIONING

[image:35.595.162.463.82.341.2]

OPERATION MEASUREMENT

Gambar 2.5 Siklus proses rekayasa trafik

(36)

Trafik sendiri besarannya terukur, sehingga dapat menjadi acuan untuk menentukan jumlah trunk atau saluran atau kanal yang harus tersedia untuk menampung trafik tersebut.

Kegiatan rekayasa trafik bertujuan untuk [12]:

1. Memudahkan perancangan dan pengembangan secara menyeluruh jaringan telekomunikasi dan data.

2. Dimensioning bagian-bagian dari jaringan (peralatan dan berkas saluran).

3. Membuat perancanaan untuk pengguna jasa di masa depan.

4. Mengatur secara terus menerus perutean (routing) trafik sehubungan dengan variasi trafik dan permintaan.

5. Mendapatkan keseimbangan antara biaya dan komponen-komponen pelayanan dari jaringan.

Rekayasa trafik yang dijalankan secara benar akan mengoptimumkan laju kembalinya biaya investasi, yaitu dengan :

1. Membuat jumlah pengguna jasa yang tepat pada waktu dan tempat yang benar.

2. Membuat jaringan sesuai dengan pola permintaan trafik.

3. Mendapatkan pemakian jaringan yang paling tinggi pada derajat pelayanan (Grade of Service) yang digunakan.

2.11 Kriteria Perancangan

(37)

untuk mengadakan sambungan dapat dipenuhi dengan kemungkinan yang cukup besar. “Makin besar jumlah/jaringan yang disediakan, akan makin besar kamungkinan dipenuhinya permintaan pengadaan sambungan “.

2.12 Bentuk jaringan

Dalam teknik jaringan terdapat 2 bentuk jaringan dasar yaitu ; a. Jaringan Mata Jala (Mesh Network)

b. Jaringan Bintang (Star Network)

Bentuk teknik jaringan dasar ini dapat dilihat pada gambar 2.6.

3 4

1

2

n

n

2 1

3

s

[image:37.595.118.462.355.455.2]

a. Jaringan Mata jala b. J

Gambar 2.6 Bentuk Jaringan dasar

1. Jaringan Mata Jala (Mesh Network)

1. Untuk n titik diperlukan ½ n. (n-1) saluran.

(38)

3. Jika ada Penambahan titi diperlukan saluran baru sejumlah titik yang telah ada.

4. Titik dapat dihubungkan ke setiap titik lainnya untuk setiap waktu (bebas 100%).

5. Jika ada saluran yang putus/sibuk, masih dapat menggunakan saluran alternatif lain.

2. Jaringan Bintang (Star Network)

1. Untuk n titik diperlukan n saluran karena tiap titik dihubungkan dengan saluran ke sentral.

2. Hanya ada satu sentral untuk melayani n titik.

3. Jika ada penambahan titik diperlukan saluran baru sejumlah titik yang baru saja.

4. Tiap titik tidak dapat dihubungkan ke setiap titik lainnya untuk setiap waktu (tidak dapat mencapai kebebasan 100%).

5. Jika ada saluran yang putus/sibuk, tidak ada saluran alternatif.

2.13 Defenisi Trafik

(39)

Trafik dapat juga diartikan sebagai pemakaian (pendudukan) terhadap suatu sistem peralatan/saluran telekomunikasi yang diukur dengan waktu (berapa lama dan kapan), juga terkait dengan apa yang dipakai, dari mana, ke mana, dan lain-lain. Sibuknya sistem CPU sehingga tidak dapat memproses data atau menunda pemrosesan merupakan suatu indikasi kepadatan trafik.

Dalam sistem telepon, permintaan hubungan (panggilan yang datang) tidak dapat ditentukan kapan datangnya dan berapa lama pembicaraan telepon berlangsung (berapa lama suatu peralatan/saluran diduduki). Proses ini dinamakan proses Stokastik.

2.14 Satuan Trafik

Satuan atau unit trafik yang umum digunakan adalah Erlang, yang diambil dari nama seorang ilmuwan Denmark, Agner Krarup Erlang (1878-1929), seorang penemu teori trafik.

1 Erlang adalah pendudukan suatu sirkit yang terus-menerus selama

satu jam

Satuan trafik lainnya yang biasa dipakai dan hubungannya dengan satuan Erlang adalah :

1 Erlang = 1 TU (Traffic Unit) = 1 VE (Verkehrseinheit)

= 36 CCS (Cent Call second) = 36 HCS (Hundred Call Second) = 36 AU (Unit Call)

(40)
(41)

BAB III

MOBILE SOFTSWITCH DAN REKAYASA TRAFIK

3.1 Besaran Trafik

Besaran trafik merupakan objek pengukuran trafik terhadap jumlah pendudukan pada suatu peralatan/saluran yang diukur berdasarkan waktu (kapan dan berapa lama). Besaran trafik yang dikenal adalah [12]:

a. Volume Trafik (v) = jumlah waktu pendudukan.

b. Intensitas Trafik (A) = jumlah waktu pendudukan persatuan waktu. Kedua besaran trafik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dalam suatu pengamatan sistem jaringan telekomunikasi, dilihat jumlah panggilan datang D(t), jumlah pendudukan saluran J(t), dan jumkah pendudukan yang berakhir B(t) dapat dilihat pada gambar 3.1.

Sistem jaringan Telekomunikasi

.. ..

.. ..

Panggilan

datang Pendudukan Pendudukanberakhir

[image:41.595.145.485.480.565.2]

Peralatan/jaringan

Gambar 3.1 pengamatan trafik pada sistem jaringan telekomunikasi

(42)

Call ke 1 Call ke 4 Call ke 2

Call ke 3

Call ke 5 Call ke 6

Sal. N Sal. 1 Jumlah Panggilan 6 5 4 3 2 1

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 t11 T

Waktu Pengamatan B(t) = Jumlah pendudukan

yang berakhir J(t) = D(t) - B(t)

D(t) = Jumlah panggilan yang datang

1 2 3

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 t11 T

Waktu Pengamatan Jumlah

[image:42.595.153.513.84.405.2]

Pendudukan

Gambar 3.2 Grafik hasil pengamatan trafik pada suatu sistem jaringan telekomunikasi

Dari grafik hasil pengamatan tersebut didapat tiga (3) cara pendekatan untuk menghitung volume dan intensitas trafik.

3.1.1 Pendekatan-1

Misalkan dalam waktu T terdapat p pendudukan, maka volume trafik dapat diperoleh dari jumlah seluruh waktu pendudukan dari tiap-tiap saluran yang ada. Sehingga dapat dihitung dengan rumus :

(43)

=

� �

=

1

��=1

(1)

(3.2)

dimana :

N = jumlah saluran yang ada

t(i) = waktu pendudukan pada saluran ke-i

3.1.2 Pendekatan-2

J(t) merupakan jumlah pendudukan yang bersamaan pada saat t. Jika J(t) = p dan lamanya keadaan sejumlah p pendudukan berlangsung = t(p), maka volume dan intensitas trafik dapat didefenisikan sebagai :

=

∫ �

�=0

(

).

�� ≈

���=0

.

(

)

(3.3)

=

1

=

�=0��

.

(

) =

���=0

. [

(

)/

]

(3.4)

Dimana :

J(t) = jumlah waktu pendudukan pada saat t T = waktu (perioda) pengamatan

Pm = J(t)maks = jumlah pendudukan maksimum yang bersamaan dalam waktu T.

P = J(t) = jumlah pendudukan pada saat t

(44)

3.3.3 Pendekatan-3

Waktu pendudukan rata-rata didefenisikan sebagai volume trafik per jumlah seluruh pendudukan (panggilan) yang terjadi selama waktu pengamatan T.

t

m

=

������ atau

v

= p

total

.t

m (3.5)

Sehingga :

=

������

. t

m atau

A

= c. t

m (3.6)

dimana :

tm = waktu pendudukan rata-rata

ptotal= jumlah seluruh pendudukan selama waktu T

v = volume trafik A = Intensitas trafik T = periode pengamatan

c = jumlah seluruh pendudukan per satuan waktu (ptotal/T)

3.2 Holding Time

Holding time (waktu pendudukan) atau service time (waktu pelayanan) adalah lamanya panggilan menduduki suatu saluran (server). Holding time dapat diklafikasikan menjadi dua jenis yaitu holding time yang konstan dan Holding time yang bervariasi.

(45)

Untuk holding time yang bervariasi dan berdistribusi ekspionensial,nilai probabilitas holding time dapat dituliskan sebagai beriku :

P(th≤t) = 1 – e −� ��� (3.7)

dimana :

th = holding time (waktu pendudukan).

P(th≤t) = probabilitas waktu pendudukan yang berlangsung selama waktu kurang dari atau sama dengan t.

tm = mean holding ( waktu pendudukan rata-rata).

3.3 Jenis Trafik

Jenis trafik dapat dibedakan 3 macam yaitu:

1. Offred traffic (Ao = A), merupakan intensitas trafik yang ditawarkan kesistem/server (peralatan telekomunikasi).

2. Carried traffic (Ac = Y), merupakan intensitas trafik yang dapat dilayani/dimuat oleh sistem.

3. Lost traffic atau Reject traffic (AR = R),merupakan intensitas trafik yang

yang ditolak oleh sistem (“trafik yang hilang”).

[image:45.595.199.426.611.705.2]

Jenis trafik dalam jaringan telekomunikasi dapat dilihat pada gambar 3.3.

(46)

Teradapat relasi :

Ao

Misalkan dalam selang waktu T, terdapat No panggilan yang berusaha memakai/menduduki saluran (peralatan sentral) dan hanya Nc panggilan yang berhasil menduduki saluran, maka:

A. Trafik yang ditawarkan : Ao = No . tm

B. Trafik yang dimuat : Ac = Nc . tm

C. Trafik yang hilang : AR = (No – Nc) . tm

dimana :

No = jumlah panggilan yang datang (selama wakru T) Nc = jumlah panggilan yang berhasil (dimuat)

AR = waktu pendudukan rata-rata

Dari ketiga jenis trafik tersebut, hanya trafik yang dimuat (Ac) yang dapat diukur. Sedangkan trafik yang ditawarkan dan trafik yang hilang diperoleh dengan cara “perhitungan statistik”.

3.4 Kongesti Trafik

Kongesti adalah suatu keadaan dimana semua saluran/server (peralatan sentral) sedang dalam keadaan diduduki serempak pada waktu tertentu.

(47)

1. Loss system (sistem hilang) 2. Waiting system (sistem tunggu) 3. Overflow system (sistem luap)

Pada sistem hilang (Loss system), panggilan-panggilan yang datang pada saat terjadi kongesti akan ditolak dan hilang dari sistem. Pada sistem tunggu (Waiting system), panggilan-panggilan yang datang pada saat terjadi kongesti akan dipersilahkan menunggu sampai tiba gilirannya untuk dilayani. Sedangkan pada sistem luap (Overflow system), panggilan-panggilan yang datang pada saat terjadi kongesti tersebut akan dilimpahkan keserver berikutnya (alternatif) untuk dilayani.

3.5 Karakteristik Trafik

Sumber trafik adalah pelanggan kapan dan berapa lama pelanggan mengadakan pembicaraan telepon tidak dapat ditentukan lebih dahulu. Jadi trafik ini besarnya merupakan besarn statistik dan kuantitasnya hanya bisa diselesaikan dengan statistik dan teori probabilitas. Jumlah panggilan merupakan fungsi waktu, sedang variasi dari jumlah tersebut sama dengan variasi trafik.

Bila trafik dalam suatu sistem peralatan telekomunikasi diamati, maka akan terlihat bahwa harganya akan berubah-ubah (bervariasi).

Variasi trafik terjadi dalam interval waktu [13]: a. Menit ke menit

b. Jam ke jam c. Hari ke hari

(48)

Variasi dalam waktu yang pendek (dalam satu jam) terlihat bahwa perubahannya tidak teratur, dapat naik, dapat turun ataupun tetap.Kurva trafik dalam satuan waktu dapat dilihat pada gambar 3.4.

[image:48.595.135.501.183.370.2]

Jumlah panggilan

Gambar 3.4 Variasi trafik selama 1 hari

Pada gambar 3.4 diatas terlihat bahwa pada kira-kira pukul 10.00 nilai trafik merupakan yang tertinggi. Hal ini ternyata sumbangan trafik terbesar berasal dari pelanggan bisnis.

Bila pengamatan trafik tersebut dilakukan pada hari-hari lain, bentuk kurvanya tidak dapat sama, mungkin nilai tertingginya pada sekitar pukul 10.30. dari kurva tersebut terdapat pengertian jam sibuk (Time consistent Busy Hour).

(49)

3.6 Grade of Service (GoS)

Grade of Service (GoS) adalah probabilitas panggilan ditolak (diblok) selama jam sibuk. Secara sederhana pengertiannya adalah sebagai berikut, untuk GOS sebesar 2% berarti dalam 100 panggilan akan terdapat 2 panggilan yang tidak mendapatkan saluran atau di blok oleh sistem. Dalam lingkungan wireless, target desain GOS adalah 2% atau 5%.

Terdapat perbedaan antara blocking rate dan blocking probability. Blocking rate didefenisikan sebagai jumlah yang terukur dari satu base station, sedangkan blocking probability didefenisikan sebagai peluang suatu panggilan di block karena ketiadaan kanal bebas pada suatu base station. Pada jumlah kanal ketika beban bertambah maka blocking probability juga meningkat. Blocking probability idigunakan sebagai ukuran Grade of Service (GoS).

Didalam sistem hilang (loss system), GoS dapat dinyatakan dengan rasio antara rejected traffic dengan offered traffic pada jam sibuk.

=

�� ��

=

��−��

Ao (3.12)

Dikarena lamanya sistem holding time panggilan yang hilang dianggap sama dengan holding time panggilan yang dilayani, maka GoS dapat pula dinyatakan dengan rasio antara jumlah panggilan yang hilang dengan jumlah panggilan yang datang (ditawarkan).

=

��

�� (3.13)

(50)

1) Rata-rata waktu menunggu, mean waiting team E(W); atau 2) Rata-rata panjang antrian, mean queue length E(Nw); atau 3) Rata-rata waktu tunda, mean queueung time E(Q); atau

4) Rata-rata jumlah panggilan yang tertunda didalam sistem, mean queue size E(Nq);atau

5) Probabilitas panggilan-panggilan yang berada diruang tunggu menunggu melebihi waktu tertentu P(W>t);atau

6) Probabilitas jumlah antrian tidak melebihi jumlah tertentu P (Nw>n); atau 7) Probabilitas semua panggilan didalam sistem menunggu melebihi waktu

tertentu P(Q>t); atau

8) Probabilitas jumlah panggilan didalam sistem yang lebih besar dari jumlah tertentu P(Nq>n).

3.7 Mobile Softswitch

Mobile Softswitch merupakan istilah generik untuk pendekatan baru teknologi switching. Mobile Softswitch dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC). ISC mendefenisikan Mobile Softswitch sebagai arsitektur terbuka dan terdistribusi yang memungkinkan jaringan mendukung layanan suara, data dan multimedia dari perangkat pelanggan ke jaringan inti dan mendukung interworking jaringan dengan aplikasi yang dapat menyediakan kombinasi layanan suara, data dan multimedia.

(51)

bermigrasi menuju jaringan data.Sebagai konsep yang baru, MobileSoftswitch dapat memberikan solusi yang lebih baik bagi berbagai masalah yang timbul pada PSTN, baik secara teknik maupun non teknis. Definisi Mobile Softswitch menurut ISC (International Softswitch Concortium) adalah suatu perangkat yang memiliki kemampuan sebagai berikut [14]:

1. Mengontrol layanan koneksi bagi suatu media gateway. 2. Memilih proses yang dapat diterapkan pada suatu panggilan.

3. Routing untuk panggilan dalam jaringan.

4. Mentransfer kontrol panggilan ke elemen jaringan lain.

5. Antarmuka untuk mendukung fungsi manajemen seperti penyediaan layanan, fault, billing, dan lain-lain.

3.8 Sistem Kerja Mobile Softswitch

Mobile Softswitch merupakan kumpulan dari beberapa perangkat-perangkat protokol dan aplikasi yang di jadikan satu untuk dan jaringan berbasis IP (Internet Protocol), dimana sistem Mobile Sofswitch ini memiliki Kekuatan yang lebih besar (fleksibilitas dan skalabilitas), dari fisiknya dipisahkan Server dan Gateway, dimana Control-nya di Mobile Switching Center Server (MSC-S) sedangkan switching-nya di Mobile Media Gateways (MGW). Server dan Gateway ini memiliki fungsi utama masing-masing [15].

Fungsi utama dari MSC server yaitu : 1. Mengontrol panggilan.

2. Mengontrol dan memilih MGW.

(52)

Fungsi utama dari Media Gateway (MGW) yaitu :

1. Menghubungkan panggilan satu dengan panggilan yang lain. 2. Bisa dikontrol dari MSC Server.

3. Bisa menghubungkan dua jaringan yang berbeda.

Sistem kerja mobile softswitch dapat dilihat seperti gambar 3.5 [16].

MS BTS

BTS BTS

BTS

BTS

BTS

Node B

MS

Traffic

[image:52.595.118.508.241.420.2]

Traffic

Gambar 3.5Sistem Kerja Mobile Softswitch

Pada gambar 3.5, sistem kerja Mobile Softswitch ini terjadi dua proses koneksi secara bersamaan, yaitu :

1. Mobile Originating Call (MOC) 2. Mobile Terminating Call (MTC)

1. Mobile Originating Call (MOC)

(53)

Prosedur MobileOriginating Call (MOC) untuk pengaturan panggilan dari Mobile Station (MS) ke pelanggan jaringan atau mobile pelanggan lain dalah sebagai berikut :

1. Mobile panggilan, kemudian memulai panggilan dengan memasukkan nomor pelanggan yang di tuju, sebuah Radio Acces Network (RAN) menyambungkan ke Mobile Switching Center Server(MSC-S) via Media gateway (MGW). Sambungan ini terdiri dari dua channel signalling : a. Channel Signalling antara (MS) dan RAN

b. Channel Signalling antara RAN dan MSC-S

Selama sambungan ini, permintaan layanan kemudian dikirim ke MSC-Ssebagai mobalitas manajemen sambungan.

2. Mobile Switching Center Server(MSC-S) memberi informasi tentang permintaan pelanggan yang masuk. Jika diperlukan pemeriksaan keamanan dilakukan, maka manejemen keamanan melibatkan prosedur berikut :

a. 2G/3G yang dihasilkan dalam Authentication Center (AC) dan dikirimkan melaluiHome location Register(HLR) ke MSC-S atas permintaan pelanggan, kemudian MSC-S memeriksa identitas mobile pelanggan.

b. Jaringan dan Mobile Station (MS) menggunakan metode chipring untuk signalling pesan dan informasi pengguna.

(54)

3. Setelah tes keamanan, Mobile Station (MS) mengirimkan pesan setup panggilan ke MSC-S dan menetapkan kontrol panggilan untuk sambungan. Pesan setup berisi tentang informasi lainnya, informasi berikut diperlukan untuk pembentukan panggilan :

a. Jumlah di panggil.

b. Informasi elemen yang berkaitan dengan pelayanan yang diminta (telepon).

4. Prosedur pembentukan panggilan sejalan dengan kontrol peralatan. MSC-S memintaInternational Mobile Eqiupment Identity(IMEI) dari MMSC-S dan IMEI dicek di Equipment Identity Register (EIR).

5. MSC-S melakukan pemerikasaan kecocokan pelanggan. Pemeriksaan ini untuk keperluan berikut :

a. Pengecekkan pelanggan digunakan untuk memeriksa benar tidaknya hak pelanggan untuk mengakses layanan (telepon).

b. Memeriksa dan menetapkan informasi yang diterima dalam pesan setup.

Jika layanan yang diminta adalah layanan pembawa atau data, tambahan pemeriksaan dilukakan.

6. MSC-Smenyediakan channel traffic dalam Media Gateway (MGW)dan circuit.

7. Angka yang keluar dianalisis dalam MSC-S untuk menentukan tujuan panggilan.

(55)

adanya penggilan dimulai, yaitu mobile pelanggan memanggil dengan mendengarkan ring-back tone.

9. ketika panggilan sudah dijawab, maka pertukaran jaringan mengirimkan Answerd Message (ANM) untuk menginformasikan ke MSC-S.

10.MSC-Smengirimkan Connect Message (CON) ke Mobile Station (MS). Mobile Station (MS) menyediakan channel dan sambungan dibuat.

2. Mobile Terminating Call (MTC)

Mobile Terminating Call (MTC) adalah panggilan untuk mobile pelanggan dalam Public Land Mobile Network (PLMN) dari pelanggan satu jaringan atau Public Land Mobile Network (PLMN) lain. Dalam panggilan ini, semua jaringan (Core Network) bekerja sama untuk rute sambungan panggilan ke mobile pelanggan. Langkah-langkahdilakukan untuk mengantur sambungan adalah sebagai berikut :

a. Tempat mobile pelanggan di simpan di dalam Home Location Register (HLR). Dengan demikian, gateway MSC (GMSC) yang menerima permintaan sambungan, memeriksa ID pelanggan di HLR yang menuju panggilan mobile pelanggan.

Jika panggilan mobile-to-mobile (MMC) berlangsung dalam jaringan yang sama, MSC-S mulai memeriksa di HLR.

(56)

Prosedur Mobile Terminating Call (MTC) untuk proses sambungan panggilan ke mobile pelanggan adalah sebagai berikut :

1. ISDN pelanggan memanggil Mobile Station ISDN (MSISDN) dari sebuah mobile pelanggan. Nomor ini akan ditransmisikan ke sentral jaringan melaluichannel signalling dan diteruskan dalam Initial Addres Message (IAM) sesuai GMSC menggunakan terjemah angka PLMN.

2. Gateway MSC (GMSC) menganalisa MSISDN dan menyaring indentitas pengguna di HLR menggunakan fungsi Global Title Translation (GTT). Informasi ini memungkinkan GMSC untuk mengatur sambungan channel signalling ke HLR yang sesuai dan meminta informasi routing.

3. penggunaMSC-ISDN disimpan dalam database, HLR menyambung signalling ke MSC-S yang sesuai dan memintaMobile Station Roaming Number(MSRN) untuk menghubungi mobile pelanggan. MSC-S menentukan MSRN dan mengirimkan kembali ke HLR.

4. Gateway MSC (GMSC) mulai menganalisis angka (berdasarkan MSRN) dan mengirimkan IAMyang berisi MSRN menuju MSC-S.

5. MSC-S menetapkan MSRN dan menginformasikan ke VLR ada panggilan masuk. MSC-S pertama membuka MSRN untuk penggunaan seterusnya dan memasang waktu.

Setelah itu, MSC-Smulai paging. Paging meliputi langkah-langkah berikut :

a. MSC-S mendeteksi letak daerah lokasi mobile pelanggan dengan mencari database untukLocation Area Code(LACOD) yang sesuai. b. Penggunaan LACOD, MSC-S mengirim permintaan paging ke semua

(57)

c. an LACOD untuk mencakup semua daerah lokasi BTSs/Node Bs. d. BTSs/Node Bs broadcast permintaan paging melalui interface radio

ke sel.

Jika LACOD tidak tersedia dalam database, MSC-S harus menjalankan prosedur. Dalam hal ini, paging dijalankan di semua daerah lokasi yang terhubung ke MSC-S

6. MS akan menjawab paged dengan balasan paging yang dikirim dari MSC-S. Pada saat yang sama, sambungan untuk radio sudah diatur.

7. MSC-Smulai mencari Temporary Mobile Subscriber Identity(TMSI) dengan letak yang real.

8. MSC-S menentukan kontrol panggilan dengan mengirimkan pesan setup pangggilan ke MS.

Peralatan kontrol dilakukan secara bersamaan dengan prosedur pembutukan panggilan.Kemudian, MSC-S meminta IMEI dari MS dan mulai mengecek IMEI diEquipment Identity Register(EIR).

9. MSC-S menyediakan traffic channel dalam MGW dan circuit terrestrial. 10.Pelanggan penelpon dari jaringan menginformasikan tanda bahwa

panggilan mulai terhubung, pelanggan penelpon mendengarkan ring back tone sebuah Address Complette Message (ACM) yang ditransmisikan ke jaringan asal (ISDN).

11.Ketika pelanggan mobile menjawab panggilan, MSC-S mengirim Answer Message (ANM) ke jaringan asal (ISDN).

(58)

Dari sistem proses bersamaan inilah yang menghubungkan pelanggan yang memanggil ke pelanggan yang di panggil. Setelah proses ini terhubung dan di jawab, maka terjadilah trafik dalam telekomunikasi.

3.16 Konfigurasi Jaringan Telkomsel MDN 1

Dibawah ini merupakan konfigurasi jaringan Telkomsel MDN 1 yang dilihatkan pada gambar 3.8.

MSC

BSC

BTS BTS

BTS BTS

BTS BTS

BTS

BTS

[image:58.595.126.509.284.614.2]

BTS BTS

Gambar 3.8 Konfigurasi jaringan Telkomsel MDN 1

(59)
(60)

BAB IV

ANALISIS KINERJA MOBILE SOFTSWITCH DAN PERHITUNGANSOFTWARE MATLAB

4.1 Umum

Pada bab ini akan dibahas proses perhitungan menggunakan simulasi matlab. Dari perhitungan tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah hasil dari perhitungan ini sesuai dengan data yang pada Mobile Softswitch. Adapun parameter yang dihitung dalam tugas akhir ini hanya volume trafik dan intensitas trafik.

4.2 Sistem kerja Mobile Softswitch

(61)

4.3 langkah-langkah dalam perhitungan

Dibawah ini merupakan flowchart yang digunakan untuk perhitungan dengan menggunakan simulai Matlab.Flowchart ini dibuat berdasarkan sistem kerja.

Mulai

Selesai Menghitung V = Ptotal.tm/3600

[image:61.595.199.425.189.602.2]

Dan A = V/T

Grafik rata-rata jam sibuk Masukkan nilai Call Attempt parameter Mobile

Softswitch

Masukkan nilai MHT parameter Mobile

Softswitch

Gambar 4.1 Blok Diagram perhitungan menggunakan Software Matlab.

4.4 Analisis kinerja Mobile Softswitch

Hasil analisis kinerja Mobile Softswitch ini didapatkan dari sistem Mobile Softswitch. Dari hasil analisis kinerjaini terdapat NSCAN, Mean Holding

Time (MHT), Call Attempt, Volume trafik dan Intensitas trafik.NSCAN adalah metode scanning data, dimana setiap 15 menit sekali terjadi 9 scanning data,

(62)

pendudukan persatuan waktu (Call Attempt) dengan waktu pendudukan rata-rata (MHT) sedangkan hasil Intensitas trafik (A) didapatkan dari hasil Volume trafik

(V) dibagi dengan periode pengamatan (T).

[image:62.595.114.511.292.522.2]

Dari analisis kinerja Mobile Softswitch ini Blocking Probability dan Grade of Service (GoS) nya 0% (tidak adanya panggilan yang di tolak atau di blok). Hasil analisis kinerja Mobile Softswitch pada tabel 4.1 di rujuk dari lampiran I. Berikut ini hasil-hasil analisis kinerja Mobile Softswitch, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Analisis kinerja Mobile Softswitch

Hour MSC

Name

NE id MHT_[s] Inten

Trafik_[Erl] Call Attempt[Nr] Vol Trafik[Jam] NSCAN

0 MSMDN1 MSMDN1 111,7966809 1725,333333 55558 1725,333333 36

1 MSMDN1 MSMDN1 122,782794 1027,555555 30128 1027,555555 36

2 MSMDN1 MSMDN1 110,381178 561,4722221 18312 561,4722221 36

3 MSMDN1 MSMDN1 85,9214544 343,9722222 14412 343,9722222 36

4 MSMDN1 MSMDN1 72,2028186 333,0555556 16606 333,0555556 36

5 MSMDN1 MSMDN1 59,1418003 674,9722223 41086 674,9722223 36

6 MSMDN1 MSMDN1 51,2942524 1688,777778 118524 1688,777778 36

7 MSMDN1 MSMDN1 51,1678401 2991,527778 210474 2991,527778 36

8 MSMDN1 MSMDN1 54,8745214 4415,722222 289690 4415,722222 36

[image:62.595.114.512.585.744.2]

9 MSMDN1 MSMDN1 56,3807033 5448,944444 347924 5448,944444 36

Tabel lanjutan dari hasil analisis Mobile Softswitch.

10 MSMDN1 MSMDN1 58,2636655 6020,611111 372002 6020,611111 36

11 MSMDN1 MSMDN1 59,83917362 6246,694444 375809 6246,694444 36

12 MSMDN1 MSMDN1 59,64550807 6433 388274 6433 36

13 MSMDN1 MSMDN1 61,0679859 6724,111111 396391 6724,111111 36

14 MSMDN1 MSMDN1 62,36005229 6943,861111 400864 6943,861111 36

15 MSMDN1 MSMDN1 64,58999431 6935,888889 386580 6935,888889 36

16 MSMDN1 MSMDN1 62,52637172 6734,194445 387726 6734,194445 36

(63)

18 MSMDN1 MSMDN1 52,53167431 4820 330315 4820 36

19 MSMDN1 MSMDN1 69,24423041 8771,166666 456012 8771,166666 36

20 MSMDN1 MSMDN1 75,12409698 10450,97222 500818 10450,97222 36

21 MSMDN1 MSMDN1 87,36394396 10184,69444 419680 10184,69444 36

22 MSMDN1 MSMDN1 102,0887631 7594,666667 267814 7594,666667 36

23 MSMDN1 MSMDN1 122,8381804 4226,11111 123854 4226,11111 36

Hasil Analisis kinerjaMobile Softswitch selajutnya dari Tabel 4.1 bisa dilihat pada lampiran I.

4.5 Perhitungan Software Matlab

Perhitungan Software MATLAB ini bertujuan untuk menghitung kembali Volume trafik dan Intensitas trafik dari hasil analisis kinerja Mobile Softswitch.Hasil Volume trafik dalam perhitungan Software Matlab akan dihitung dengan menggunakan persamaan 3.5.

t

m

=

������ atau

v

= p

total

.t

m

sedangkan hasil Intensitas trafik dalam Software Matlab dihitung dengan persamaan 3.2.

=

� �

=

1

��=1

(1)

[image:63.595.187.438.607.754.2]

Berikut ini hasil-hasil yang didapatkan menggunakan perhitungan Software Matlab, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil perhitungan Volume trafik dan Intensitas Trafik menggunakan Software Matlab.

Jam Volume Trafik [Jam] Intensitas Trafik [Erlang] 0 1725,33333262283 1725,33333262283

1 1027,55555543200 1027,55555543200

2 561,472222136000 561,472222136000

3 343,972222207800 343,972222207800

4 333,055555562656 333,055555562656

(64)

6 1688,77777775093 1688,77777775093

7 2991,52777787765 2991,52777787765

8 4415,72222224378 4415,72222224378

9 5448,94444426359 5448,94444426359

10 6020,61111120292 6020,61111120292

11 6246,69444415516 6246,69444415516

12 6433,00000010311 6433,00000010311

13 6724,11111080192 6724,11111080192

14 6943,86111143849 6943,86111143849

15 6935,88888898883 6935,88888898883

16 6734,19444486353 6734,19444486353

17 5694,11111114358 5694,11111114358

18 4819,99999991879 4819,99999991879

19 8771,16666603470 8771,16666603470

20 10450,9722225916 10450,9722225916

21 10184,6944447591 10184,6944447591

22 7594,66666690650 7594,66666690650

23 4226,11110979489 4226,11110979489

[image:64.595.187.439.83.472.2]
(65)

Gambar 4.2 Grafik jam sibuk

Hasil perhitungan menggunakan Software Matlab dari Tabel 4.2 selanjutnya dan Gambar grafik jam sibuk selama 7 hari bisa dilihat lampiran II.

4.6 Perbandingan parameter Mobile Softswitch dengan perhitungan Software

Matlab

Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil data dilapangan dengan hasil data pada teori. Hasil data yang di bandingkan adalah Volume trafik dan Intensitas trafikpada sistem Mobile Softswitch dengan perhitunganSoftware Matlab, hasil perbandingan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Perbandingan parameter Mobile Softswitch dengan perhitungan Software Matlab

0 5 10 15 20 25

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

Jam

J

um

lah

pel

[image:65.595.114.513.82.378.2]

anggan

(66)

Jam

Mobile Softswitch Software Matlab

Volume Trafik [Jam] Intensitas Trafik [Erlang] Volume Trafik [Jam] Intensitas Trafik [Erlang]

0 1725,333333 1725,333333 1725,33333262283 1725,33333262283

1 1027,555555 1027,555555 1027,55555543200 1027,55555543200

2 561,4722221 561,4722221 561,472222136000 561,472222136000

3 343,9722222 343,9722222 343,972222207800 343,972222207800

4 333,0555556 333,0555556 333,055555562656 333,055555562656

5 674,9722223 674,9722223 674,972222261439 674,972222261439

6 1688,777778 1688,777778 1688,77777775093 1688,77777775093

7 2991,527778 2991,527778 2991,52777787765 2991,52777787765

8 4415,722222 4415,722222 4415,72222224378 4415,72222224378

9 5448,944444 5448,944444 5448,94444426359 5448,94444426359

10 6020,611111 6020,611111 6020,61111120292 6020,61111120292

11 6246,694444 6246,694444 6246,69444415516 6246,69444415516

12 6433 6433 6433,00000010311 6433,00000010311

13 6724,111111 6724,111111 6724,11111080192 6724,11111080192

14 6943,861111 6943,861111 6943,86111143849 6943,86111143849

15 6935,888889 6935,888889 6935,88888898883 6935,88888898883

16 6734,194445 6734,194445 6734,19444486353 6734,19444486353

17 5694,111111 5694,111111 5694,11111114358 5694,11111114358

18 4820 4820 4819,99999991879 4819,99999991879

19 8771,166666 8771,166666 8771,16666603470 8771,16666603470

20 10450,97222 10450,97222 10450,9722225916 10450,9722225916

21 10184,69444 10184,69444 10184,6944447591 10184,6944447591

22 7594,666667 7594,666667 7594,66666690650 7594,66666690650

23 4226,11111 4226,11111 4226,11110979489 4226,11110979489

(67)
(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis sistem kerja mobile softswitch dan hasil perhitungan menggunakan simulasi sistem, maka dapat diambil kesimpulan sebagai beriukut :

1. Mobile Softswitch merupakan kumpulan dari beberapa perangkat-perangkat protokol dan aplikasi yang di jadikan satudan jaringan berbasis IP (Internet Protocol). Pada dimana sistem kerja mobile softswitch, MSC Server mengontrol panggilan dan memilih MGW, dimana MGW-lah yang menghubungkan panggilan satu ke panggilan yang lain dan menghubungkan dua jaringan yang berbeda.

2. Hasil Volume trafik dan Intensitas trafik pada sistem Mobile Softswitch selama 7 hari sama dengan hasil perhitunganSoftware Matlab.

(69)

5.2 Saran

(70)

DAFTAR PUSTAKA

1. Stallings, William. 2007. Komunikasi & Jaringan Nirkabel, Jilid 1, Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.

2.

diakses 27/09/2012

3.

diakses 30/09/2012

4. www.Comp_networking.about.com/od/networkprotocols/f/packetswitch.html diakses 27/09/2012

diakses 29/10/2012

6.

diakses 6/11/2012

7.

diakses 6/11/2012

8.

diakses 9/10/2012

diakses 6/11/2012

(71)

11. diakses 9/10/2012

12.Rambe, Ali hanafiah. 2008. Rekayasa Trafik. Medan: Universitas Sumatera Utara.

13.Flood, J.E. 1995. Telecommunications Switching, Traffik and Network. Britishlibrary: University Press, Cambridge.

14.

Telekomunikasi-sofswitch.html.

15.“ Panduan MSS Product Knowledge Sharing”. Divlat. PT. TELKOMSEL 16.“ Panduan Call Setup in the Mobile softswitch Solusion”. Divlat. PT.

(72)

LAMPIRAN I

[image:72.595.113.582.153.763.2]

ANALISIS KINERJA SISTEM MOBILE SOFTSWITCH

Tabel hasil analisis Kinerja Mobile Softswitch selama 7 hari

Date Hour MSC

Name NE Id MHT_[s]

IntensitasTraffic

[Erl] CallAttempt_[Nr]

VolumeTraffic

[Jam] NSCAN

11/5/2012 0 MSMDN1 MSMDN1 111,79668 1725,333333 55558 1725,333333 36 11/5/2012 1 MSMDN1 MSMDN1 122,78279 1027,555555 30128 1027,555555 36 11/5/2012 2 MSMDN1 MSMDN1 110,38117 561,4722221 18312 561,4722221 36 11/5/2012 3 MSMDN1 MSMDN1 85,921454 343,9722222 14412 343,9722222 36 11/5/2012 4 MSMDN1 MSMDN1 72,202818 333,0555556 16606 333,0555556 36 11/5/2012 5 MSMDN1 MSMDN1 59,1418 674,9722223 41086 674,9722223 36 11/5/2012 6 MSMDN1 MSMDN1 51,294253 1688,777778 118524 1688,777778 36 11/5/2012 7 MSMDN1 MSMDN1 51,16784 2991,527778 210474 2991,527778 36 11/5/2012 8 MSMDN1 MSMDN1 54,874521 4415,722222 289690 4415,722222 36 11/5/2012 9 MSMDN1 MSMDN1 56,380704 5448,944444 347924 5448,944444 36 11/5/2012 10 MSMDN1 MSMDN1 58,263665 6020,611111 372002 6020,611111 36 11/5/2012 11 MSMDN1 MSMDN1 59,839174 6246,694444 375809 6246,694444 36

11/5/2012 12 MSMDN1 MSMDN1 59,645508 6433 388274 6433 36

11/5/2012 13 MSMDN1 MSMDN1 61,067986 6724,111111 396391 6724,111111 36 11/5/2012 14 MSMDN1 MSMDN1 62,360052 6943,861111 400864 6943,861111 36 11/5/2012 15 MSMDN1 MSMDN1 64,589994 6935,888889 386580 6935,888889 36 11/5/2012 16 MSMDN1 MSMDN1 62,526372 6734,194445 387726 6734,194445 36 11/5/2012 17 MSMDN1 MSMDN1 59,265984 5694,111111 345878 5694,111111 36

11/5/2012 18 MSMDN1 MSMDN1 52,531674 4820 330315 4820 36

(73)

Date Hour MSC

Name NE Id MHT_[s]

IntensitasTraffic

[Erl] CallAttempt_[Nr]

VolumeTraffic

[Jam] NSCAN

11/7/2012 0 MSMDN1 MSMDN1 81,806838 1584,416667 69724 1584,416667 36 11/7/2012 1 MSMDN1 MSMDN1 110,72063 1022,166666 33235 1022,166666 36 11/7/2012 2 MSMDN1 MSMDN1 99,649435 560,611111 20253 560,611111 36 11/7/2012 3 MSMDN1 MSMDN1 83,928571 326,3888889 14000 326,3888889 36 11/7/2012 4 MSMDN1 MSMDN1 63,998442 319,5833333 17977 319,5833333 36 11/7/2012 5 MSMDN1 MSMDN1 58,372872 697,1666667 42996 697,1666667 36 11/7/2012 6 MSMDN1 MSMDN1 52,969029 1780,583333 121016 1780,583333 36 11/7/2012 7 MSMDN1 MSMDN1 54,805405 3174,694444 208536 3174,694444 36 11/7/2012 8 MSMDN1 MSMDN1 57,757576 4487,972222 279733 4487,972222 36 11/7/2012 9 MSMDN1 MSMDN1 59,557919 5432,277778 328356 5432,277778 36 11/7/2012 10 MSMDN1 MSMDN1 60,761008 5954,055555 352769 5954,055555 36 11/7/2012 11 MSMDN1 MSMDN1 60,71344 6054,833333 359021 6054,833333 36 11/7/2012 12 MSMDN1 MSMDN1 62,602616 6429,027778 369705 6429,027778 36 11/7/2012 13 MSMDN1 MSMDN1 62,476891 6533,555555 376472 6533,555555 36

11/7/2012 14 MSMDN1 MSMDN1 64,434269 6692 373888 6692 36

11/7/2012 15 MSMDN1 MSMDN1 64,936391 6625,694444 367321 6625,694444 36 11/7/2012 16 MSMDN1 MSMDN1 64,263462 6434,861111 360477 6434,861111 36 11/7/2012 17 MSMDN1 MSMDN1 59,730847 5340,916666 321899 5340,916666 36 11/7/2012 18 MSMDN1 MSMDN1 52,974287 4653,305556 316227 4653,305556 36 11/7/2012 19 MSMDN1 MSMDN1 70,89015 8676,166667 440600 8676,166667 36 11/7/2012 20 MSMDN1 MSMDN1 84,26483 10893,94444 465416 10893,94444 36 11/7/2012 21 MSMDN1 MSMDN1 95,624359 10442,47222 393131 10442,47222 36 11/7/2012 22 MSMDN1 MSMDN1 111,40738 8326,277778 269054 8326,277778 36 11/7/2012 23 MSMDN1 MSMDN1 126,39529 4653,277778 132535 4653,277778 36 11/8/2012 0 MSMDN1 MSMDN1 115,18619 1977,138889 61793 1977,138889 36 11/8/2012 1 MSMDN1 MSMDN1 128,69726 1140,472222 31902 1140,472222 36 11/8/2012 2 MSMDN1 MSMDN1 116,87697 638,0833333 19654 638,0833333 36 11/8/2012 3 MSMDN1 MSMDN1 90,551344 364,9722222 14510 364,9722222 36 11/8/2012 4 MSMDN1 MSMDN1 69,177569 333,4166667 17351 333,4166667 36 11/8/2012 5 MSMDN1 MSMDN1 60,607281 710,8055556 42221 710,8055556 36 11/8/2012 6 MSMDN1 MSMDN1 54,92995 1843,861111 120843 1843,861111 36 11/8/2012 7 MSMDN1 MSMDN1 53,926622 3150,333333 210308 3150,333333 36 11/8/2012 8 MSMDN1 MSMDN1 56,123722 4462,194444 286223 4462,194444 36 11/8/2012 9 MSMDN1 MSMDN1 57,071429 5348,861111 337400 5348,861111 36 11/8/2012 10 MSMDN1 MSMDN1 60,507608 5901,138889 351098 5901,138889 36 11/8/2012 11 MSMDN1 MSMDN1 61,009891 6072,111111 358296 6072,111111 36 11/8/2012 12 MSMDN1 MSMDN1 60,930059 6312,083333 372944 6312,083333 36 11/8/2012 13 MSMDN1 MSMDN1 61,32635 6502,194444 381694 6502,194444 36 11/8/2012 14 MSMDN1 MSMDN1 63,264621 6652,222222 378537 6652,222222 36 11/8/2012 15 MSMDN1 MSMDN1 65,121223 6594,916667 364577 6594,916667 36 11/8/2012 16 MSMDN1 MSMDN1 63,674816 6343,638889 358652 6343,638889 36 11/8/2012 17 MSMDN1 MSMDN1 59,381069 5282,638889 320262 5282,638889 36 11/8/2012 18 MSMDN1 MSMDN1 52,352913 4502,277778 309595 4502,277778 36 11/8/2012 19 MSMDN1 MSMDN1 72,580922 8454,75 419354 8454,75 36 11/8/2012 20 MSMDN1 MSMDN1 86,539339 10595,08333 440751 10595,08333 36 11/8/2012 21 MSMDN1 MSMDN1 98,841384

Gambar

gambar 2.1 TDM Circuit Switched.
Gambar 2.3Media Gateways yang digunakan untuk media transcoding
Gambar 2.4Base Transceiver Station
Gambar 2.5 Siklus proses rekayasa trafik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini dihasilkan sebuah sistem SCADA yang berfungsi untuk melakukan proses pengawasan serta pengendalian pada stasiun kerja

kecamatan muncar kabupaten banyuwangi. gugus VI kecamatan muncar berada di desa sumbersewu dan desa kumendung. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Pada kasus bayi Ny “W” dengan asfiksia sedang, setelah dilakukan  pengkajian dan pemeriksaan diketahui penyebab utama terjadinya asfiksia adalah cairan ketuban

Pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan oleh semua lapisan dan golongan masyarakat. Oleh karena itu pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh insan akademik

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI dengan menggunakan data keuangan selama kurun waktu tiga periode untuk tahun

Akibatnya muncul sejumlah persoalan personal misalnya low employee motivation , poor job performance , high turn over, irresponsible behavior dan bahkan employee dishonestry

C) Nyatakan LIMA (5) LIMA (5) langkah yang perlu anda(Penolong Pegawai Perubatan)  langkah yang perlu anda(Penolong Pegawai Perubatan) lakukan terhadap pesakit sebelum

Langkah penelitian ini dengan melakukan wawancara dengan pegawai Perum Bulog Subdivre III Surakarta, observasi dilapangan bertemu dengan agen Rumah Pangan Kita,