• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru

Idah Fitri Khoiri

Skripsi

Program Studi Ilmu Keperwatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(2)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Judul : Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

Peneliti : Idah Fitri Khoiri

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2007 / 2008

Pembimbing Penguji

... ...(Penguji 1) (Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS) (Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS) NIP. 132 296 510 NIP. 132 296 510

...(Penguji 2) (Farida Linda Sari S, S.Kep. M.Kepp) NIP. 132 307 220

...(Penguji 3) (Lufthiani, S.Kep, Ns)

Program Studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Keperawatan.

(Erniyati, SKp, MNS ) (Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K)) NIP. 132 238 510 NIP. 140 105 363

(3)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Judul : Status Gizi Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Penulis : Idah Fitri Khoiri Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2007/2008

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan status gizi balita. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita usia 0-5 tahun tahun. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 92 orang balita yang ditentukan dengan menggunakan kriteria. Metode yang digunakan porposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesiner data demograpi pada ibu balita dan penimbangan berat badan balita. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 25 Mei sampai dengan 10 Juni 2009, melalui penimbangan di posyandu Padang Bulan Kecamatn Medan Baru. Dari penelitian ini diuji dengan menggunakan tabel berat badan menurut umur balita untuk mengetahui frekuensi, persentase, yaitu untuk megetahui status gizi pada balita. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa 92 reponden yang diteliti , balita yang mengalami status gizi kurang berjumlah 22 orang (32,91%), balita yang memiliki status gizi baik sebanyak 70 orang (76,08%), dan tidak ada balita yang mengalami status gizi buruk.

(4)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah, atas nikmat-Nya yang tak pernah bisa terhitung penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru” yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan di PSIK FK USU Medan.

Selama proses penelitian ini penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan yang tak terhingga dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada lembar ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Siti Zahara Nasution, S. Kp, MNS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak menyediakan waktu, masukan dan saran yang berharga dalam penyusunan skripsi ini, Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kp, MKep selaku dosen penguji II dan Ibu Lufthiani, S. Kp, Ns selaku dosen penguji III, Bapak Iwan Rusdi S. Kp, MNS selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat dan bimbingan selama masa perkuliahan di PSIK FK USU serta seluruh Dosen dan Staf Pengajar serta pengawai PSIK FK USU.

(5)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis persembahkan kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Sulong Marhakim Harahap dan Ibunda Siti Rosnah Siregar tercinta dan tersayang yang selalu berdoa dalam sholat lima waktunya, menyanyangiku, memberiku motivasi dan dukungan moril maupun material. Semangat mereka membuat penulis tidak putus asa dalam menghadapi rintangan yang ada. Hanya Allah sajalah yang mampu membalas besarnya kebaikan dan pengorbanan Ayahanda dan Ibunda.

Terima kasih juga buat kakak dan abangku tercinta yang selalu memberi motivasi (Borlian, Elviana, Bahrial Eddy, Irman Darwis, Agus Salim) atas segala limpahan dukungan, pengertian, cinta, kasih sayang, dan doanya. Terima kasih buat sahabat-sahabatku seperjuanganku di PSIK FK USU (Pipit, Wani, Sarma, Elinda, Nini, Dini, Santi, Morina, Kak Chika) kalian semua selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis

Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang membangun dari semua pihak sehingga skripsi ini menjadi lebih baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan serta untuk penelitian selanjutnya.

(6)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

BAB II. TINJAUN PUSTAKA 1.Gizi...6

BAB III. KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual...25.

2. Defenisi Konseptual dan Opersional...25

2.1Status Gizi...25

(7)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

BAB IV. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian...27

2. Populasi dan Sampel Penelitian...27

2.1Populasi...27

2.2.Sampel...28

3. Lokasi dan Waktu Penelitian...28

4. Pertimbangan Etik...28

5. Instrumen Penelitian...29

6. Pengumpulan Data...30

7. Analisa Data...31

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian...32

2. Pembahasan... 35

BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan...38

2. Rekomendasi...38 DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

1. Kuesioner Data Demograpi 2. Formulir Persetujuan Penelitian

3. Surat Izin Penelitian dari PSIK FK USU

4. Surat Izin Penelitian dari Kecamatan Medan Selayang

5. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kecamatan Medan Baru 6. Lembar Konsultasi

(8)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pengaturan Pemberian Makanan Pada Balita Menurut Umur...8 Tabel 2. Angka Kecukupan Zat Rata-rata Yang Dianjurkan ( per orang per hari)

... .. ....12 Tabel 3. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur0-60 bulan Jenis kelamin

tidak dipisah ...14 Tabel 4. Penggolongan KKP menurut Gomez...16 Tabel 5. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur 0-60 bulan Jenis Kelamin tidak dipisah...29

Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentasi berdasarkan Karekteristik Responden Ibu Balita(n=92)...34 Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Status Gizi Balita di

(9)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

DAFTAR SKEMA

(10)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan teknologi komunikasi dan kemajuan ekonomi suatu bangsa, makin banyak orang menyadari akan pentingnya makanan sehari-hari untuk memelihara kesehatan. Di Negara maju seperti Amerika Serikat, rakyat sudah terdidik dan terlatih untuk hidup sehat atas dasar suatu pedoman gizi seimbang yang dikenal dengan Dietary Nutritional Guidelines. Dengan pedoman ini, dibentuk pola hidup sehat dengan kebiasaan makan yang baik sesuai dengan persyaratan gizi. (Soekirman, 2000)

Di Indonesia diperkenalkan pedoman Empat Sehat Lima Sempurna pada tahun1950-an. Sampai sekarang, namun demikian disadari, pola dan kebiasaan makan sebagian besar penduduk Indonesia masih jauh dari baik oleh karena banyak faktor. Setiap keluarga mempunyai masalah gizi yang berbeda-beda tergantung pada tingkat sosial ekonominya. Keluarga yang kaya sering dihadapi adalah masalah kelebihan gizi (disebut gizi lebih). Anggota keluarga ini mempunyai resiko tinggi untuk mudah menjadi gemuk dan rawan terhadap penyakit jantung, penyakit darah tinggi penyakit diabetes, dan kanker. Makin seringnya terjadi kematian mendadak karena serangan jantung adalah salah satu dampak buruk dari masalah gizi lebih. (Soekirman, 2000)

(11)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

penyakit infeksi terutama diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), rendahnya tingkat intelektual dan produktivitas kerja, sebagian beresiko cacat seumur hidup yaitu buta karena kurang Vitamin A, cebol (cretin) dan cacat mental. Karena kurang zat yodium dalam tingkat parah. kedua masalah gizi lebih dan gizi kurang tersebut diatas terdapat dalam jumlah yang besar, maka masalahnya menjadi masalah masyarakat dan selanjutnya menjadi masalah bangsa. ( Soekirman 2000).

Masalah gizi pada hakikatnya menjadi masalah kesehatan masyarakat namun, penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja, masalah gizi adalah multifactor. Oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Masalah gizi tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja. (Supariasa, 2003).

(12)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Menurut Dwi (2007) bahwa Status gizi balita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu kurangnya wawasan dan pengetahuan ibu tentang gizi, rendahnya tingkat pendidikan ibu juga memberikan andil yang besar terhadap kasus gizi buruk yang sering dijumpai di masyarakat. Ibu tidak faham pentingnya gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga penerapan pola konsumsi makan belum sehat dan seimbang.

Sedangkan Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia dan Malaysia, Stephen J Woodhouse 1999 mengatakan, kondisi gizi anak-anak Indonesia rata-rata lebih buruk dibandingkan gizi anak-anak dunia dan bahkan juga anak-anak Afrika. Sebelum krisis menerpa, 8,5 juta anak (37% dari 23 juta anak) Indonesia diketahui kurang berat badannya dan menderita kekurangan mikronutrien seperti zat besi (fe) seng (zn) dan Vitamin A. Jumlah kematian anak pertahun akibat kekurangan gizi mencapai 147 ribu jiwa dan separuh lebih diantaranya adalah balita yang bertahan diperkirakan mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10% (Azwar, 1999).

Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan Dinas Kesehatan bahwa status gizi penduduk Sumatera Utara tahun 2006 adalah 23,8% gizi kurang, 9% gizi buruk dan 2% gizi lebih. Pada tahun 2007, prevalensi gizi buruk 4,4%, dan 18,8% gizi kurang sedangkan untuk nasional gizi buruk 8,7% dan gizi kurang 27%. Khususnya di kota Medan diperkirakan jumlah kasus gizi buruk sebanyak 479 orang bayi dan balita, sedangkan gizi kurang berjumlah 3.286 orang (Umar, 2007).

(13)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemuda secara sukarela dengan bimbimgan tim Pembina Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD) tingkat kecamatan ataupun puskesmas setempat. Posyandu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita, dan angka kelahiran. Selanjutnya untuk mempercepat Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan–kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Medan Baru mempunyai penduduk sebesar 58.166 jiwa dan luasnya adalah 540 Ha dengan kepadatan penduduknya adalah jiwa 58.166/Km2 (BPS). Kecamatan ini memiliki enam kelurahan yaitu : Padang Bulan, Titi Rante, Darat, Petisah Hulu, Babura, Merdeka. Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2008 berjumlah 23 Posyandu dengan 115 kader yang masih aktif dan yang khusus di Padang Bulan 15 kader. Dan peran perawat di puskesmas adalah membantu bagian ahli gizi dalam penyuluhan gizi, konsultasi, home visit, dan mengawasi perkembangan balita dalam program posyandu.

(14)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Berdasarkan pada masalah diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengetahui Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :

Mengidentifikasi Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Pedidikan Keperawatanan

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan ilmu dan wawasan tentang status gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

4.2 Bagi Praktek Keperawatan

Sebagai sumber informasi yang dapat membantu perawat dalam meningkatkan pelayanan keperawatan yang berhubungan dengan masalah gizi sehingga diharapkan dapat meningkatkan status gizi balita.

4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama.

(15)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Gizi

1.1 Pengertian Gizi

Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan optimal. Sedangkan menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan dan kesejahteraan (Soekirman, 2000).

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2003).

Pemasukan makanan yang adekuat terdiri dari suatu keseimbangan dari zat-zat gizi esensial yakni : air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineal. Makanan begitu berbeda dalam nilai-nilai gizinya, dan tidak satupun makanan yang menyediakan semua zat gizi esensial. Zat-zat gizi mempunyai 3 fungsi utama yaitu : menyediakan energi untuk proses - proses dan pergerakan tubuh, menyediakan material-material pembangun jaringan tubuh dan proses regulasi tubuh.

(16)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

1.2 Fungsi Gizi

Makanan yang baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Fungsi zat gizi bagi tubuh adalah :

• Memberi Energi

Zat-zat gizi dapat memberikan energi bagi tubuh. Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, Lemak dan Protein. Oksidasi zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktifitas. Dalam fungsi sebagai zat memberi energi, ketiga zat tersebut dinamakan zat pembakar.

• Pertumbuhan Dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh

Protein, Mineral, Air adalah zat pembangun yang diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak.

• Mengatur Proses Tubuh

Protein, Mineral, Air dan Vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Dalam fungsinya keempat zat gizi tersebut dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2005).

Dalam kehidupannnya manusia tidak terlepas dari makan. Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk :

1). Pemelihara proses tubuh dalam petumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.

2). Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.

(17)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

4). Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (Notoatmojo,1997).

2. Status Gizi

2.1 Pengertian status gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat komsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. (Almatsier, 2005). Status gizi digunakan untuk mengetahui kesehatan anak. Secara umum status gizi lebih dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu : status gizi lebih, status gizi baik, status gizi sedang, status gizi kurang, status gizi buruk. Status gizi optimal menurut Dorice M (1992) adalah keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan zat gizi (Supariasa, 2003).

2.2. Makanan sehat untuk balita

Makanan akan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan pisik dan mental anak. Oleh karena itu makanan harus dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Adapun makanan sehat untuk balita meliputi pengaturan pemberian makanan, jenis makanan dan manfaat makanan.

2.2.1. Pegaturan pemberian makanan

Menurut Sulistijani (2001), pemberian makanan adalah cara pemberian makanan kepada balita, dimana pemberian makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia balita dan dilakukan secara bertahap, karena kerja saluran cerna balita belum sempurna. Pengaturan makanan dimulai dari pemberian ASI, makanan lumat/Lunak, makanan lembek, sampai akhirnya makanan padat, seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Pengaturan Pemberian Makanan Pada Balita Menurut Umur

Umur Anak Pemberian makanan

(18)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

6-9 bulan 9-12 bulan 1-5 tahun

Makanan Lumat/Lunak Makanan Lembek Makanan Padat

2.2.2. Jenis Makanan

Adapun jenis makanan yang diberikan pada balita meliputi ASI, PASI, serta makanan pendamping ASI, yang terdiri dari makanan Lunak, Makanan Lembek, Makanan padat.

1. Air Susu Ibu (ASI)

Air susu ibu merupakan makanan Pokok yang terbaik bagi bayi, ASI adalah emolsi lemak yang disekresi oleh kedua kelenjar payu dara ibu sebagai makanan utama bagi bayi dan balita. ASI mengandung berbagai komposisi zat gizi, yaitu protein karbohidrat (glukosa), galaktosa, dan glukosamin), lemak, mineral, vitamin dan air.

Selain mengandung zat-zat yang terdapat didalam ASI, pemberian ASI juga memiliki beberapa keuntungan, yaitu steril, aman dari pencemaran kuman, selalu tersedia dengan suhu optimal, produksi disesuakan dengan kebutuhan bayi, mengandung anti bodi dan tidak ada bahaya alergi. Menurut Departemen Kesehatan RI (1999), manfaat pemberian ASI bagi ibu adalah penting, untuk kesehatan ibu, membentuk ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi, menumbuhkan percaya diri bagi ibu dan merasa di butuhkan.

(19)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

2. Penganti Air Susu Ibu ( PASI)

Menurut Sulistijani (2001), PASI hanya diberikan jika ASI hanya di berikan jika ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama merupakan hal yang biasa. Tetaplah merangsang pembentukan ASI dengan menyusui bayi sesering mungkin. Pemberian PASI dapat dilakukan, jika alasannya sebagai berikut : bayi sakit seperti kekurangan cairan, radang mulut dan inpeksi paru-paru, bayi lahir premetur, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir sumbing (bawaan).

Pemberiaan PASI juga dapat di sebabkan oleh masalah pada pihak ibu contohnya : ibu menderita sakit dan karena sakitnya dilarang untuk menyusui oleh dokter baik untuk kepentingan ibu dan bayinya seperti ginjal atau penyakit menular, ibu menderita infeksi, luka putting (mastitis).

3. Makanan Pendamping ASI

Makanan pendamping ASI adalah Makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk bubur cair kebentuk bubur kental, sari buah, buah segar makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat.

(20)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

a. Makanan Lunak

Makanan lunak adalah makanan yang berbentuk halus atau setengah cair (Sulitijani, 2001). Makanan ini diberikan pada bayi usia diatas 6 bulan dengan frekuensi 2-3 kali sehari (Aritonang, 2001). Salah satu contoh makanan lunak adalah bubur susu yang dibuat dari bahan tepung dan susu cair yang dicampur dan diaduk kemudian dimasak sampai menjadi bubur.

b. Makanan Lembek

Makanan lembek adalah bubur saring yang diberikan pada bayi usia diatas 7-9 bulan dengan frekuensi 3 kali sehari (Aritonang, 2001). Contoh makanan lembek adalah nasi tim saring, atau bubur campur saring (Sulistijani, 2001).

c. Makanan Padat

Makanan padat adalah makanan pendamping berbentuk padat yang tidak dianjurkan terlalu cepat pada bayi mengingat usus bayi belum dapat mencerna dengan baik sehingga dapat menggannggu fungsi usus. Contoh makanan padat adalah, telur dan buah yang tidak dilumatkan (Sulistijani, 2001).

Makin bertambahnya usia anak makin bertambah pula kebutuhan makanannya, secara kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi kebutuhannya tidak cukup dari susu saja. Saat berumur 1-2 tahun perlu diperkenalkan pola makam dewasa secara bertahap. Disamping itu anak usia 1-2 tahun sudah menjalani masa penyapihan (Sulistijani, 2001)

2.2.3. Kandungan Zat Gizi Yang Diperlukan Balita

(21)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

perkiraan kecukupan zat gizi yang dianjurkan untuk mempertahankan kesehatan yang baik bagi orang Indonesia.

Tabel 2. Angka Kecukupan Zat Rata-rata Yang Dianjurkan ( per orang per hari)

Golongan

Sumber : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi VI, 1998, hlm. 877. (Almatsier, 2005)

2.2.4. Manfaat Makanan bagi balita.

Menurut Sulistijani, (2001), pada balita diperkenalkan pola makanan orang dewasa yang merupakan pola hidangan sehari-hari dengan menu seimbang, meliputi fungsi sebagai berikut :

1. Sumber zat tenaga : nasi, roti, mi, atau tepung-tepungan.

2. Sumber zat pembangun : susu, danging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan.

3. Sumber zat pengatur : sayur dan buah-buahan

(22)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

tinggi yang dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu makanan harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

3. Penilaian Status Gizi

Penilaian stataus gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Di Indonesia cara yang paling umum dan sering digunakan adalah penilaian secara antrometri, karena lebih praktis dan mudah dilakukan (Supariasa, 2003). Antropometri secara umum digunakan untuk melihat asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini akan terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Indikator antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi balita adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U) (Supariasa, 2003).

Dalam pengukuran antropometri yang sering digunakan adalah BB/U karena mempunyai kelebihan yaitu : lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum, baik untuk mengatur status gizi akut dan kronis, berat badan dapat berfluktuasi, sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, dapat mendeteksi kegemukan (over weight) (Supariasa, 2003).

Buku tentang Antropometri ada beberapa macam, yaitu : baku Bastom dan Standard Harvard, baku Tunner, dan baku NCHS.

Tabel 3. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur 0-60 bulan Jenis

kelamin tidak dipisah

Berat Badan Status Gizi

>80% Baik

60-80% Kurang

(23)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

4. Masalah Gizi Pada Balita

Masalah gizi adalah masalah pada berbagai segi kesejahteraan perorangan dan atau masyasarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan (Soekirman, 2000).

Indonesia pada saat ini sedang menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persedian pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaiknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan (Almatsier, 2005).

WHO (1963) menyatakan bahwa dari segi kesehatan masyarakat, gizi kurang merupakan masalah terbesar dunianya. Kurang pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan umum dijumpai di setiap Negara di dunia. Kemiskinan dan kurangnya persedian pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah gizi dan kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo 1996).

Secara nasional ada 4 (empat) masalah gizi utama di Indonsia, yaitu : kurang kalori dan protein (KKP), kekurangan vitamin A, kekurangan zat besi dan anemia gizi, gondok endemic (gangguan akibat kekurangan yodium).

1. Penyakit Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP)

(24)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

penderita KKP adalah hepatomegali yaitu pembesaran hati yang terlihat oleh ibu-ibu sebagai pembucitan perut. Ada berbagai variasi bentuk KKP yaitu kwarshiokor, marasmur, dan marimiskwarshiokor, kwashiorkor adalah penyakit dengan kekurangan protein sebagai dominan. Gejala klinisnya ditandai dengan edem, kulit yang keriput, rambut yang kusam dan kemerahan, heptaomegali, anoreksia dan kelesuan yang sangat. Marasmus merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang ekstrim.

Anak pada penderita marasmus ini tampak sangat kurus, BB< 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang, bewarna kemerahan. Marasmiskwashiokor merupakan kombinasi kalori dan protein pada berbagai variasi.

Penyebab secara langsung KKP (KKP primer) adalah kombinasi kurang dan sebab tidak langsungnya (KKP sekunder) adalah hambatan absorsi (penyerapan) dan hambatan utilisasi (penggunaan) zat-zat gizi dalam berbagai hal, misalnya karena penyakit (Santoso, 1999).

Tabel 4. Penggolongan KKP menurut Gomez

Kategori BB/U(% Baku)

KEP 1(ringan) KEP 11(sedang) KEP 111( berat)

90-76 75-61 <60

2. Defesiensi Vitamin A

(25)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium lanjut mata mengering karena sel-selnya menjadi lunak, yang disebut keratomalacia dan menimbulkan kebutaan. (Notoatmojo, 1997).

3. Penyakit Defesiensi Zat Yodium

Zat yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen dari hormon tiroksin yang berpengaruh kepada banyak funsi tubuh dan merupakan hormone pertumbuhan (growth hormon). Kekurangan zat yodium mengkibatkan komdisi hipotiroidisme (kekurangan B12) dan tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok. Akibatnya terjadi hipertropi (membesarnya kelenjar tiroid) yang kemudian disebut penyakit gondok oleh orang awam. Nama ilmiahnya disebut struma simplex (pembesaran kelenjar gondok) dan karena terjadi di daerah tertentu secara endemik maka disebut juga gondok endemic (endemic goiter).

Defesiensi B12 juga mengakibtkan gambaran klinis lain yang disebut dengan Iodine Defeciency Diseases (IDD). Ada 4 jenis IDD, yaitu : gondok endemic, hambatan pertumbuhan mental dan fisik, yang disebut kreatinisme, hambatan neomotor, kondisi tuli disebut disetai bisu (deaf mitism). (Notoatmojo, 1997).

4.Defesiensi Zat Besi dan Anemia Gizi

Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikroelemem yang esensial bagi tubuh, sangat diperlukan dalam penbentukan darah merah (hemopoiesis) yakni dalam hemoglobin. (Notoatmojo, 1997).

(26)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

anemia. Muka penderita terlihat pucat, juga selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku. Penderita terlihat badannya lemas, kurang bergairah, dan cepat merasa lelah, serta sering menunjukkan sesak nafas. ( Santoso, 1999).

4.1 Upaya menanggulangi masalah gizi

Upaya menanggulangi masalah gizi seimbang, yakni : gizi kurang dan gizi lebih adalah dengan membiasakan mengkomsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang seimbang. Ada 13 pesan dasar gizi yang seimbang, yaitu :

1. Makanlah aneka ragam makanan

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi 5. Gunakan garam beryodium

6. Makanlah makanan sumber zat besi

7. Berikan air susu ibu (ASI) saja pada bayi sampai umur empat bulan 8. Biasakan makan pagi

9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya 10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur 11. Hindari minum minuman beralkohol

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan 13. Bacalah label pada makanan yang dikemas

(27)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

mempengaruhi masalah gizi, baik itu langsung maupaun tidak langsung, oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan kerjasama dari berbagai sektor.

Penanggulangan masalah, gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu antar departemen dan kelompok profesi melalui upaya-upaya peningkatan pengadaan pangan, penganekarangaman produksi dan konsumsi pangan, peningkatan status sosial ekonomi, pendidikan kesehatan masyarakat, serta penigkatan teknolgi hasil pertanian dan teknologi pangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perbaikan pola konsumsi pangan masyarakat yang beranekaragam dan seimbang dalam mutu gizi (Almatsier, 2005).

Upaya penanggulangan maslah gizi kurang yang dilakukan pemerintah secara terpadu antara lain:

1. Upaya pemenuhan persedian pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi beranekaragam pangan.

2. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.

3. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

4. Penigkatan upaya keamanan pangan gizi melalui Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).

5. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi masyarakat.

(28)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

7. Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan (PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirop besi serta kapsul minyak yodium.

8. Peningkatan kesehatan lingkungan.

9. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, iodium dan zat besi. 10. Upaya pengawasan makanan dan minuman.

11. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi. (Almatsier, 2005).

Sedangkan untuk masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olah raga serta menghindari tekanan hidup/stress. Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi komsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan upaya penyuluhan ke masyarakat luas. Disamping itu juga, diperlukan peningkatan teknologi pengolahan makanan Indonesia siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih ini disajikan dengan cara-cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan Barat.

5. Balita

(29)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

5.1 Manfaat gizi pada balita

Zat gizi memiliki peranan dalam pertumbuhan, menurut Supariasi, (2001) status gizi mempengaruhi pertumbuhan. Menurut Heryati dkk manfaat gizi pada balita adalah : memberikan nutrient yang cukup untuk memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas serta pertumbuhan, mendidik kebiasaan tentang makan, menyukai makanan yang baik yang diperlukan oleh tubuh, kualitas makanan yang diberikan pada balita harus bergizi karena dapat mempengaruhi kesehatan. 5.2 Kecukupan gizi rata-rata pada balita

Pemberian makanan pada balita, sebagaiman halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhn balita yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar yaitu : hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam yang cukup). Berikut ini diuraikan gizi pada balita.

a. Energi

Zat gizi mengandung energi terdiri dari protein, lemak, dan krbohidrat. Tiap garam protein maupun karbohidrat memberi energi sebanyak 4 kilokalori, sedangkan tiap gram lemak 9 kilokalori. Dianjurkan supaya jumlah setiap yang diperlukan didapatkan dari 50-60% karbohidrat, 25-5% lemak selebihnya 10-15% protein.

b. protein

(30)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

c. Mineral dan vitamin

Susu sapi merupakan sumber yang baik bagi beberapa vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung kurang lebih 0,7-0,8 gram kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan tulang dan gigi. Menu yang setiap harinya mengandung susu, daging, ayam, ikan, telur, sayur, buah dan serealia nasi, roti, kentang, mie) akan mengandung cukup vitamin dan mineral.

d. Cairan

Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 sampai 1500 ml air setiap harinya. Pada keadaan sakit seperti sakit infeksi dengn suhu tubuh tinggi, atau muntah masukan cairan harus ditingkatkan untuk menghindari kekurangan cairan.

6. Posyandu

Posyandu adalah forum diskusi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan. Masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. (Effendy, 1998).

Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan suatu bentuk peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Diharapkan dengan adanya posyandu akan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehimgga masyarakat bisa mengubah sikap dan perilaku dari yang kurang sehat menjadi sikap dan perilaku yang sehat (Gani, 2002).

(31)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

6.1 Tujuan Posyandu

Sesuai dengan defenisi posyandu diatas, sudah jelas bahwa tujuan dari posyandu adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dari tujuan dapat dilihat dari tujuan pokok posyandu yaitu : mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan angka kematian bayi, mempercepat penerimaan penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS), meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan–kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat (Effendy, 1998).

6.2 Sasaran dan Kegiatan Posyandu

Yang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyndu adalah : Bayi berusia kurang dari 1tahun, Anak balita usia 1 sampai 5 tahun, Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas, Wanita usia subur.

6.2. 1 Kegiatan di Posyandu

a) Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu ). 1. KIA (Kesehatan ibu dan anak)

2. KB (Keluarga Berencana) 3. Imunisasi

4. Peningkatan gizi 5. Penanggulangan diare

(32)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

2. KB (Keluarga Berencana) 3. Imunisasi

4. Peningkatan gizi 5. Penanggulangan diare 6. Sanitasi dasar

7. Penyedian obat essensial 6.3. Sistem Kerja Posyandu

a. Meja I

Pendaftaran dan pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur

b. Meja II

Penimbangan balita, ibu hamil c. Meja III

Pengisian KMS d. Meja IV

Diketahui berat badab anak yang naik/turun naik, ibu hamil dengan resiko tinggi, PUS, yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan, pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom

e. Meja V

Pemberian imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pelayanan konyrasepsi, IUD, suntikan.

(33)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

BAB III

KERANGKA ENELITIAN

1.Kerangka konseptual

Kerangka kopseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana status gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Status gizi akan digambarkan sebagai berikut :

2.Defenisi Konseptual dan Operasional

2.1 Status gizi

Defenisi Konseptual : keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat zat gizi buruk, kurang baik, dan lebih (Almatsier, 2005)

Defenisi Operasional : Keadaan status gizi bayi dan anak berusia lahir sampai 60 bulan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U). yang diukur pada penimbangan di Posyandu

 Penentuan klasifikasi status gizi menggunakan Standar Havard

 Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks berat

badan menurut umur di bagi menjadi tiga klsifikasi dengan batas ambang sebagai berikut :

Balita

Status Gizi :

• Gizi Baik

• Gizi Kurang

(34)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Berat Badan Status Gizi

>80% Baik

60-80% Kurang

≤60% Buruk

2.2 Balita

Defenisi Konseptual : adalah bayi yang berumur dibawah lima tahun (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2005).

Defenisi Operasional : Semua bayi dan anak yang berusia lahir sampai dengan 60 bulan yang tinggal di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

(35)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

BAB IV

METODE PENELITIAN

1.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi status gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

2.Populasi dan Sampel Penelitian

2.1.Popualsi

Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang tinggal di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Dari hasil survey pendahuluan pada tanggal 21 April 2009, diperoleh bahwa terdapat 460 balita.

2.2.Sampel

Menurut Arikunto (2006), jika besar populasi ≥ 100, maka sample diambil 10% - atau 20% -25%, maka sampel pada penelitian ini adalah 20/100 × 460 = 92, jadi besar sampel adalah 92 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu mengambil sampel yang ada atau tersedia dan memenuhi kriteria sampel. Dengan kriteria :

• Ibu yang membawa balita yang datang keposyandu

• Balita yang terdaftar di Posyandu Kelurahan Padang Bulan KEcamatan Medan Baru

(36)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru pada bulan Juni 2009. Lokasi ini dipilih karena wilayahnya mudah dijangkau. 4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari institusi Pendidikan Program Studi Ilmu Kerawatan Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada kepala Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Setelah mendapat persetujuan peneliti melakukan pengumpulan data dimana peneliti mengukur langsung kepada balita kepada. Sebelum melakukan penelitian, responden diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan, manfaat dari penelitian, dan kegiatan dalam penelitian, hak-hak responden dalam penelitian dalam penelitian dan kerahasian akan terjaga.

Jika responden bersedia untuk diteliti, maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat peneliti. Responden berhak untuk menentukan sendiri kesedian berpatisipasi sampai akhir penelitian walaupun penelitian masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dengan jelas dalam informed consent yang berupa persetujuan partisipsi secara lisan atau yang ditandatangani

oleh responden sebelum penelitian dilaksanakan.

Sebelum menandatangani informed consent tersebut, responden diberi waktu hingga benar-benar paham sepenuhnya atas apa yang akan dijalaninya dalam penelitian.

(37)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Dalam menjaga kerahasian responden, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memakai inisial atau kode yang hanya diketahui oleh peneliti dan responden. Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner data demograpi dan mengukur langsung balita dengan pengukuran BB/U. Alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan timbangan balita dan untuk mengukur tinggi badan balita yang digunakan sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, yang terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Data demograpi yang meliputi : inisial, umur, agama, suku, pendidikan, jumlah anggota keluarga, penghasilan keluarga, pekerjaan ibu, dan apakah ibu pernah mendapat informasi tentang gizi, dan data balita

2. Sedangkan untuk mendapatkan data status gizi balita digunakan alat ukur berat badan (timbangan badan) dan tabel berat badan per umur (BB/U) berdasarkan standar Harvard.

Tabel 5. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur 0-60 bulan Jenis

kelamin tidak dipisah

Berat Badan Status Gizi

>80% Baik

60-80% Kurang

≤60% Buruk

(38)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

6. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanan penelitian melalui bagian pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran USU.

b. Setelah mendapat izin dari PSIK, peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada kepala Puskesmas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

c. Setelah mendapat izin dari kepala Puskesmas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, selanjutnya dilakukan pengumpulan data penelitian. d. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian kepada responsen.

e. Setelah responden setuju untuk dijadikan sampel dari penelitian, maka peneliti memberikan surat persetujuan untuk menjadi responden agar ditandatangani oleh responden.

f. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan melakukan tindakan pengukuran kepada balita yaitu dengan cara menentuankan umur balita dan menyesuaikannya berdasarkan tabel 3 dan sesuai dengan status gizi balita baik, kurang, buruk

g. Responden dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti yaitu berupa data demograpi

(39)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

7. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka dianalisa melalui beberapa tahap. Pertama, memeriksa kelengkapan identits dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Selanjutnya data diklarifikasi dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik manual untuk mengetahui status gizi balita.

(40)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai status gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru yang dilakukan selama dua hari dari tanggal 9-10 Juni 2009.

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 9-10 Juni 2009 di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dan diperoleh sebanyak 92 orang balita yang usia lahir sampai dengan 60 bulan. Adapun data-data diperoleh sebagai berikut :

Karakteristik responden

(41)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

sebanyak 2 responden (2,17%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden, sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMU yaitu sebnyak 45 responden (48,91%), diikuti dengan SMP yaitu sebanyak 22 responden (23,91%), diikuti Diploma yaitu sebanyak 15 responden (16,30%), dan tingkat SD yaitu sebnyak 10 responden (10,86%).

Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebagai ibu rumah tannga, yaitu sebanyak 50 responden (54,34%), diikuti dengan wiraswasta yaitu sebanyak 18 responden (19,56%), diikuti pengawai swasta sebanyak 16 responden (17,39%), dan terkecil pengawai negeri sebanyak 8 responden (8,6%). Bedasarkan penghasilan ibu balita perbulan, sebagian besar memiliki tingkat penghasilan (Rp.600.000-Rp.1.000.000.-) yaitu sebanyak 57 responden (61,95%), diikuti tingkat penghsilan (Rp600.000.-) sebanyak 24 responden (26,08%), dan tingkat penghasilan (Rp>1.000.000.-) sebanyak 11 responden (11,95%). Berdasarkan jumlah anak, sebagian besar sebanyak dua anak yaitu 40 responden (43,47%), dikuti jumlah anak pada ibu balita satu orang sebanyak 32 respoden (34,78%), diikuti jumlah anak pada ibu balita yaitu empat orang seanyak 10 responden (10,86%), dan diikuti jumlah anak pada ibu balita tiga orang yaitu sebanyak 8 responden (8,69%), dan yang paling sedikit yaitu lima orang sebanyak 2 responden (2,17%). Berdasarkan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi mayoritas responden pernah mendapat informasi tentang gizi sebanyak 80 responden (86,95%), dan yang tidak pernah sebanyak 12 responden (13,04%).

Hasil penelitian tentang karekteristik respoden secara singkat dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentasi berdasarkan Karekteristik Responden

(42)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Karekteristik Responden Jumlah %

(43)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Dari 92 responden disimpulkan bahwa , balita yang mengalami status gizi kurang berjumlah 22 orang (23,91%), balita yang memiliki status gizi baik sebanyak 70 orang (76,08%), dan tidak ada balita yang mengalami status gizi buruk.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Status Gizi Balita di

Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. (n=92 orang balita).

Status Gizi Frekuensi %

Baik 70 76,08%

Kurang 22 32,91%

Buruk 0 0

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang dideskripsikan maka dalam pembahasan ini peneliti mencoba menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

2.1. Status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

(44)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Hal ini menunjukkan status gizi sebagian besar balita sudah baik (76,08%), dan tidak ada ditemukan status gizi buruk. Walaupun demikian hal ini belum seluruhnya optimal karena masih ditemukan status gizi kurang (32,91%). Menurut Dogler (2005) anak yang menderita gizi buruk bila masih dibawah masih satu persen masih tergolong wajar. Sealain itu menurut Pudjiati (2000), jika angka gizi baik berada diatas 50% dan angka gizi buruk dibawah 10% pada suatu daerah maka keadaan ini sangat memprihatinkan. Hasil penelitian ini menunjukkan status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru sudah baik, dimana angka status gizi baik sudah berada diatas 50% dan tidak ada kasus gizi buruk walaupun belum maksimal karena masih ditemukan kasus gizi kurang di wilayah ini. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki penghasilan Rp. 600.000.-Rp1.000.000.- sebanyak 57 responden (63,04%) sehingga penulis berasumsi bahwa penghasilan atau sosial ekonomi akan berdampak kepada pemberian nutrisi untuk balitanya, sehingga menyebabkan status gizi kurang pada balita. Sesuai dengan penelitian Aminah bahwa Kemiskinan menjadi salah satu pemicu munculnya gizi kurang dan buruk. Ketidakmampuan ekonomi dianggap berpengaruh pada penyediaan makanan dan asupan gizi yang memadai.

(45)

anak-Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

(46)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

BAB V1

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, status gizi balita sebagian besar berada pada kategori baik (76,08%), pada kategori status gizi kurang sebanyak 22 (32,91%), dan tidak ada balita mengalami status gizi buruk.

2. Rekomendasi

Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian ini sampel yang dipilih dengan metode purposive sampling, sehingga mudah terjadi bias. Oleh karena itu penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk menggunakan metode probability sampling untuk mengurangi bias. Selain itu juga direkomendasikan agar sampel ditambah agar lebih dapat populasi di suatu kecamatan.

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya dilakukan wawancara dan pengukuran antropometri saja tetapi dilakukan observasi untuk melihat jenis bahan makanan dan jumlah makanan yang dikomsumsi.

2.2. Praktek Keperawatan

(47)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

adalah pemberdayan perawat/tenaga kesehatan atau kader-kader kesehatan di posyandu di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

2.3. Puskesmas

(48)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2005). Prinsip dasar ilmu gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta

Aritonang, I (2002). Pemantauan pertumbuhan balita petunjuk praktis menilai status gizi dan kesehatan. Yogyakata : Kanisius

Azwar, S. (2000) Pedoman pemberian makanan pendamping ASI. http//www.gizi.net/download/mp-asi.doc.

Bayu, K. (2006). Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi balita di Kelurahan Medan Amplas.

Dahlan, M. S. (2004). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta : PT. Arkans. Dempsey & Dempsey. (2002). Riset Keperawatan. Jakarta : EGC

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .(2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Putaka.

Irianto, (2007). Panduan gizi lengkap keluarga dan olahraga : Andi Yogyakarta

Nelson, (2002). Ilmu kesehatan anak, Volume I, Edisi 15, Editor Edisi Bahasa Indonesia : Prof. DR. Dr. A. Samik Wahab,,Sp. A(k). Hak cipta terjemahan Indonesia : EGC.

Notoatmodjo, S (1997).Ilmu kesehatan masyarakat prinsip dasar. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S (2002) Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

(49)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Santoso, S.$ Ranti, A.L. (1999). Kesehatan dan gizi.Jakarta : Rineka Cipta. Sedioetema, A.D. (1998). Ilmu gizi I. Jakarta : Dian Rakyat.

Soekirman, (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya : untuk keluarga dan masyarakat. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Soetjiningsih, (1997). Asi petunjuk praktis untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC. Soetjiningsih, (1995) . Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.

Sulistijani, D.A dan Herlianty, M. P. (2001). Menjaga kesehatan bayi dan balita. Jakarta : Puspa swara.

(50)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

(51)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul penelitian : Status gizi balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Peneliti : Idah fiitri Khoiri

Saya adalah mahasiswa S-1 Keperwatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi status gizi balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Penelitian merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesedian sudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesedian saudara untuk bersedia balita ditimbang. Jika bersedia, Silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi saudara dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk penelitian ini. Dan saya ucapkan terima kasih atas partisipasi yang telah diberikan dalam penelitian ini.

Tanda Tangan :

Tanggal :

(52)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah titik dibawah ini dan beri tanda checklist (√) pada salah satu kolom kurung ( ) sesuai dengan jawaban yang menurut ibu benar.

2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.

A. Data Demograpi

1. Kode (diisi peneliti) :………

2. Umur : ……….. tahun 3. Agama

( ) Protestan ( ) Islam

( ) Khatolik 4. Suku / bangsa

( ) 1. Batak ( ) 2. Jawa ( ) 3. Melayu ( ) 4. Aceh ( ) 5. Lain-lain 5. Pendidikan terakhir

( ) 1. SD ( ) 2. SMP ( ) 3. SMU

( ) 4. Diploma/Perguruan tinggi 6. Pekerjaan

(53)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

( ) 3. Wiraswasta ( ) 4.Ibu rumah tangga 7. Penghasilan per Bulan

( ) Rp<600.000

( ) Rp 600.000-Rp 1.000.000 ( ) Rp >1.000.000

8. Jumlah anak

• Satu orang

• Dua orang

• Tiga orang

• Empat orang

• Lima orang

9. Pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ( ) Pernah

( ) Tidak pernah B. Data Balita

1. Umur : ……….Bulan

2. Jenis Kelamin : ……….( ) Laki-laki ( ) Perempuan

3. Berat Badan : ……….Kg

(54)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

Tabel. 1 Standar Antropometri (1) Berat Badan menurut Umur 0-60 bulan, seks

(55)
(56)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR KONSULTASI PROPOSALN PENELITIAN

Nama : Idah Fitri Khoiri Nim : 071101108 Program : PSIK

Judul : Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Penbimbing : Siti Zahara Nasution, S. Kp, MNS

Tanggal Topik/Materi Anjuran/Saran Paraf

Pembimbing 24-1-2009 Konsul judul

Proposal penelitian

Pergantian judu l awal menjadi status gizi balita di padang bulan kecamatan medan baru

28-2-2009 Konsul BAB I Perbaiki dan tambahkan data pada latar belakang,kemudian

lanjutkan BAB II

4-3-2009 Konsu BAB I, II Perbaiki penulisan kata-kata dan lanjutkan BAB IV

27-3-2009 Konsul BAB I, II, III,

Sudah baik kemudian lanjutkan BAB IV

(57)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

27-3-2009 Konsul BAB IV dan kuesioner

Perbaiki instrumen penelitian, analisa data dan tambahkan 23-4-2009 Konsul BAB IV,

kata pengantar, daftar pustaka, dan jadwal penelitaian

Perbaiki instumen/ alat ukur penelitian dan kata pengantar

27-4-2009 Konsul BAB I,II III, IV, lenbar

persetujuan, kata pengantar, daftar pustaka, dan jadwal penelitian.

ACC

2-5-2009 Konsul lampiran tentang data demograpi

Perbaiki dan buat data pendukung pertanyaan satus gizi balita

4-5-2009 Konsul perbaiki lampiran tentang data demograpi

Konsul dan perbaiki lampiran dan tambahkan daftar pustaka

7-5-2009 Konsul perbaiki lampiran dan daftar pustaka

ACC

8-5-2009 Mengajukan sidang proposal

(58)

Idah Fitri Khoiri : Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, 2010.

CURRICULUM VITAE

Nama : Idah Fitri Khoiri

Tempat/Tanggal Lahir : Sabungan, 27 Agustus 1985 Agama : Islam

Alamat : Jln Protokol No. 9. Sabungan Sentosa. Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhan Batu

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 112256 Sungai Kanan, (1990-1996) 2. MTS Negeri Sungai Kanan, (1996-1999)

3. MAN Rantau Prapat, (1999-2002)

4. AKPER FLORA Medan, (2003-2006)

Gambar

Tabel 1.        Pengaturan Pemberian Makanan Pada Balita Menurut Umur........................8
Tabel 2. Angka Kecukupan Zat Rata-rata Yang Dianjurkan ( per orang per hari)
Tabel 3. Standar Antropometri Berat Badan Menurut Umur 0-60 bulan Jenis
Tabel 4. Penggolongan KKP menurut Gomez
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas peran serta kader posyandu dalam upaya peningkatan status gizi balita di posyandu kelurahan Titi Papan adalah baik (52,5%),

Saya ingin memberitahukan kepada Bapak/Ibu bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul “ Prevalensi Manifestasi Oral Pada Balita Penderita Kekurangan Gizi di Puskesmas

Penelitian yang berjudul Pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi balita dan status gizi balita di Kelurahan Helvetiah Tengah Kecamatan Helvetia.. Penelitian ini bertujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara keaktifan ibu dalam kegiatan Posyandu dan pola makan balita dengan status gizi balita di Kelurahan

Banjarsari Surakarta. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Indonesia juga dikhawatirkan akan mengalami masalah gizi ganda dengan proporsi Balita

atas selesainya skripsi yang berjudul “Gambaran Status Gizi Balita Berdasarkan Antropometri di Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016” yang

Puskesmas Sentosa Baru, merupakan salah satu puskesmas dari 39 Puskesmas di Kota Medan yang memiliki kasus gizi buruk dan kurang pada balita masih tinggi.. Pengukuran

Analisa bivariat hubungan pemanfaatan posyandu dengan status gizi balita ditinjau dari berat badan menurut tinggi badan di kecamatan Kota Jantho tahun 2014