PENDAHULUAN Analisis Potensi Tanah Longsor Di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Tahun 2016.
Teks penuh
Gambar
![Gambar 1.1 Persentase Jumlah Kejadian bencana yang terdapat di Indonesia tahun 2015](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/352826.117753/1.595.160.461.424.554/gambar-persentase-jumlah-kejadian-bencana-terdapat-indonesia-tahun.webp)
![Gambar 1.2 Wisata Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/352826.117753/2.595.107.510.529.747/gambar-wisata-desa-mangunan-kecamatan-dlingo.webp)
![Gambar 1.4 Kejadian Tanah Longsor di Dusun Tangkil Rt 03, Muntuk,](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/352826.117753/4.595.114.512.112.323/gambar-kejadian-tanah-longsor-dusun-tangkil-rt-muntuk.webp)
![Gambar 1.6 Tipologi Zona Berpotensi Tanah Longsor Berdasarkan](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/352826.117753/6.595.191.432.115.272/gambar-tipologi-zona-berpotensi-tanah-longsor-berdasarkan.webp)
Dokumen terkait
Dengan menggunakan teknologi SIG, parameter tanah longsor yang terjadi pada DAS yang kompleks mengenai curah hujan, jenis tanah, kemiringan lereng, dan tata guna
Variabel input metode Fuzzy logic merupakan parameter dari tanah longsor yaitu tutupan lahan, curah hujan, kemiringan, dan ketinggian.. Hasil keanggotaan Fuzzy dari ke empat
3.Kemiringan lereng, relief relatif, penutup lahan, kebasahan tanah, litologi dan curah hujan merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan longsor lahan
Proses pengolahan overlay fuzzy adalah proses penggabungan 5 parameter tanah longsor dari peta curah hujan, jenis tanah, ketinggian, kemiringan lereng, tutupan lahan yang
Berdasarkan hasil overlay dengan perkalian antar parameter yaitu peta kemiringan lereng, curah hujan, tutupan lahan, dan jenis tanah, maka diperoleh klasifikasi
Proses pengolahan overlay fuzzy adalah proses penggabungan 5 parameter tanah longsor dari peta curah hujan, jenis tanah, ketinggian, kemiringan lereng, tutupan lahan yang
Bencana tanah longsor dapat terjadi pada daerah yang memiliki intensitas curah hujan tinggi, kemiringan lereng yang curam, penggunaan lahan berupa tanah kosong, ladang/tegalan dan semak
Gambar 4.4 Peta rawan longsor kabupaten TTU Umumnya longsor terjadi pada daerah yang memiliki intensitas curah hujan tinggi, kemiringan lereng tinggi dan tutupan lahan berupa tanah