PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA
REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN
DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
ERIKA RUMATA HUTABARAT
NIM : 8136172029PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
ERIKA. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMPN 19 Medan. Tesis. Medan. 2015. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memperoleh perangkat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif terhadap kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa, (2) Mengetahui apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dan (3) Mengetahui apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan disposisi matematis siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel, yaitu model 4-D (define, design, develop, dan disseminate). Tahap develop dilakukan dengan disain one group pre-test post-tes. Subjek penelitian pada uji keterbacaan adalah siswa kelas . Subjek pada uji lapangan adalah siswa kelas . Data dikumpulkan menggunakan 4 jenis instrumen yaitu lembar validitas, lembar observasi, angket dan tes. Hasil penelitian diperoleh perangkat pembelajaran yang valid, praktis efektif. (1) Validitas ditunjukkan dari hasil 5 orang validator, rata-rata total validitas untuk RPP: 4,28; Buku Siswa: 4,35; Buku Guru: 4,38; Tes Hasil Belajar: 4,0, hasil validasi ini menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan layak digunakan (memenuhi kriteria 4 ≤ Va < 5). Instrumen penilaian yang dikembangkan memenuhi kriteria reliabel berdasarkan nilai reliabilitas instrument kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa masing-masing sebesar 0,853 dan 0,970. Kepraktisan dilihat dari uji coba keterbacaan dengan hasil: lembar observasi keterlaksanaan perangkat 3,48; Respon siswa dan respon guru terhadap perangkat pembelajaran masing-masing 3,08 dan 3,27, hasil uji keterbacaan ini menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan praktis (memenuhi kriteria kepraktisan). Keefektifan dilihat dari uji coba lapangan sudah memenuhi kriteria keefektifan yaitu ketuntasan belajar klasikal ≥ 85%, kemampuan guru mengelola pembelajaran dalam kategori baik (3,50 - 4,49), dan aktivitas siswa berada pada kriteria batasan keefektifan pembelajaran. Pada uji coba lapangan terjadi peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa, setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah layak untuk digunakan.
ii ABSTRACT
ERIKA. Development Learning Using Realistic Mathematics Approach To Improve Communication Ability and Mathematical Disposition SMPN 19 Medan Thesis. Medan. 2015. Mathematics Education Program Graduate Program, State University of Medan (UNIMED).
This study aims to: (1) Obtain a valid learning tool, practical and effective communication skills and students mathematical disposition, (2) Determine whether the learning tools developed with realistic mathematics approach can enhance the students' mathematical communication skills and (3) Determine whether learning tools developed with realistic mathematics approach can improve students' mathematical disposition. This type of research is the development of research by Thiagarajan, Semmel and Semmel, 4-D models (define, design, develop, and disseminate). Develop the design phase is done with one group pre-test post-test. The subject of research on legibility test was grade students class . Subject to the field test are students of class . Data were collected using four types of instruments that validity sheets, observation sheets, questionnaires and tests. The results obtained are valid learning device, practically effective. (1) The validity of the results is shown validator 5 people, on average, a total of validity for RPP: 4.28; Student Book: 4,35; Teachers books: 4.38; Test Results Learning: 4.0, validation results indicate that the device developed fit for use (meeting the criteria 4 ≤ Va < 5). Assessment instruments developed meet the criteria reliable based on the reliability of the instrument communication and student mathematical disposition respectively 0.853 and 0.970. Practicality seen from the results of the test readability: the observation sheet keterlaksanaan 3.48; The response of students and teacher responses to the learning device respectively of 3.08 and 3.27, readability test results indicate that the device developed practical (meeting the criteria of practicality). Effectiveness seen from field trials already meet the effectiveness criteria are classical learning completeness ≥ 85%, the ability of teachers to manage learning in both categories (3.50 to 4.49), and the activity of the students are in the learning effectiveness of the restriction criteria. In the field trial an increase in communication and disposition mathematical ability of students, after learning by using learning tools with realistic mathematics approach. Overall results showed that the learning tools developed are viable for use.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan kasihNya yang tidak pernah berkesudahan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMPN 19 Medan”.
Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat yang melibatkan pelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik. Awal penulisan hingga penyelesaian tesis ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan membutuhkan begitu banyak bimbingan, dorongan, bantuan serta semangat. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua pihak yang telah membantu, memberi semangat, membimbing dan juga mengajari dengan ikhlas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hanya ucapan terima kasih yang dapat saya sampaikan, kiranya Tuhan yang akan membalas kebaikan bapak/ibu dan teman-teman sekalian. Terimakasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd dan ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang meluangkan waktu disela kesibukannya untuk memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan saran-saran yang sangat membangun bagi penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra M.Pd, bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd dan bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukkan-masukkan dalam penyempurnaan tesis ini. 3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra M.Pd dan bapak Prof. Dr. Hasratuddin
iv
4. Direktur, Asisten I dan II beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Matematika Program Pascasarjana UNIMED yang sudah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak berhingga kepada penulis.
6. Bapak Drs. Basar Parulian Pasaribu, M.Pd selaku kepala sekolah SMPN 19 Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan di sekolah, staf tata usaha, serta guru mata pelajaran matematika, bapak Darwin Sembiring, S.Pd dan ibu Altaslimah, S.Pd yang telah bersedia membantu dalam proses penelitian.
7. Teristimewa buat seluruh keluarga dan orang-orang yang saya sayangi yang selalu mendukung saya selama ini dari mulai awal perkuliahan sampai penulisan tesis ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya kelas B-3 angkatan XXII tahun 2013.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa di lingkungan program studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana UNIMED dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, September 2015 Penulis,
v 2.1. Perangkat Pembelajaran ... 16
2.2. Komunikasi Matematis ………. 16
2.3. Kemampuan Komunikasi Matematis ……… 18
2.4. Disposisi Matematis. ... 22 Matematika Realistik dengan Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa ... 55
2.11.2 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik ... 59
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek dan Objek Penelitian ... . 65
vi
3.3. Jenis Penelitian ... 65
3.4. Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 66
3.4.1. Tahap pendefinisian (Define) ... 68
3.4.2. Tahap Perancangan (Design) ... 69
3.4.3. Tahap Pengembangan (Develop) ... 71
3.4.4. Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 71
3.5. Validasi/Penilaian Para Ahli (content Validity) ... 72
3.6. Uji Keterbacaan ... 73
3.9.2. Analisis Validasi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa ... 85
3.9.3. Analisis Data Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 89
3.9.4. Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran ... 91
3.9.5. Menganalisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa ... 94
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 95
4.1.1. Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) ... 96
4.1.1.1. Analisis Awal-Akhir (Front-End Analysis) ... 96
4.1.1.2. Analisis Siswa (Leaner Analysis) ... 97
4.1.1.3. Analisis Konsep/Materi (Concept Analysis) ... 98
4.1.1.4. Analisis Tugas (Task Analysis) ... 99
4.1.1.5. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives) ... 100
4.1.2. Deskripsi Tahap Perancangan (design) ... 102
4.1.3.3. Hasil Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 128
4.1.3.4. Hasil Efektifitas Perangkat Pembelajaran. ... 136
vii
Pembelajaran ... 141
4.2. Analisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa ... 143
4.2.1. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis siswa pada uji coba lapangan ... 143
4.2.2. Peningkatan Kemampuan Disposisi matematis siswa pada uji coba lapangan ... 144
4.2.3. Analisis Deskriptif Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa per aspek pada uji coba lapangan ... . 145
4.2.4. Analisis Deskriptif Kemampuan Disposisi Matematis Siswa per aspek pada uji coba lapangan ... . 148
4.3. Pembahasan ... 150
4.3.1. Pembahasan Kevalidan Instrumen Penelitian ... 150
4.3.2. Pembahasan Kepraktisan perangkat pembelajaran ... 152
4.3.3. Pembahasan keefektivan perangkat pembelajaran ... 153
4.4. Kelemahan Penelitian... 156
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 158
5.2. Saran ... 159
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sintaks Pendekatan Matematika Realistik ... 37
Tabel 2.2. Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dalam Pembelajaran ... 38
Tabel 3.1. Tingkat Kevalidan Perangkat Pembelajaran ... 84
Tabel 3.2. Format Perhitungan Validasi ... 85
Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 86
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... . 87
Tabel 3.5. Interpretasi Daya Beda ... 88
Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 89
Tabel 3.7. Tingkat Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran ... 89
Tabel 3.8. Tingkat Respon Guru terhadap Perangkat Pembelajaran ... 90
Tabel 3.9. Tingkat Respon Siswa terhadap Perangkat Pembelajaran ... 90
Tabel 3.10. Skala Penilaian Angket Disposisi Matematis Siswa ... 92
Tabel 3.11. Persentase Waktu Ideal dan Batas Toleransi Aktivitas Siswa ... 93
Tabel 3.12. Interpretasi Indeks Gain ... . 94
Tabel 4.1. Contoh RPP rancangan awal ... 105
Tabel 4.2. Kisi-Kisi Pre-Tes dan Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa... 112
Tabel 4.3. Kisi-Kisi Pre-Tes dan Post-Test Kemampuan Disposisi Matematis Siswa ... 113
Tabel 4.4. Daftar Validator ... 114
Tabel 4.5. Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi Ahli ... 115
Tabel 4.6. Revisi Buku Siswa Berdasarkan Hasil Validasi Ahli ... 116
Tabel 4.7. Revisi Buku Guru Berdasarkan Hasil Validasi Ahli ... 117
Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Ahli ... 119
Tabel 4.9. Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 120
Tabel 4.10. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ... 121
Tabel 4.11. Hasil Analisis Daya Beda Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ... 121
Tabel 4.12. Revisi Instrumen Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran ... 123
Tabel 4.13. Revisi Angket Respon Siswa terhadap Perangkat Pembelajaran .. 124
Tabel 4.14. Revisi Angket Respon Guru terhadap Perangkat Pembelajaran ... 125
Tabel 4.15. Revisi Instrumen Aktivitas Siswa ... 126
Tabel 4.16. Revisi Instrumen Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Terhadap Perangkat Pembelajaran ... 127
Tabel 4.17. Hasil Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 128
Tabel 4.18. Revisi pada Buku Siswa ... 129
Tabel 4.19. Tingkat Ketuntasan Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada uji coba lapangan ... 137
Tabel 4.20. Rata-Rata Kelas Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Disposisi Matematis Siswa pada uji coba lapangan. ... 139
ix
Tabel 4.23. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
pada uji coba lapangan ... 143 Tabel 4.24. Peningkatan Kemampuan Disposisi Matematis Siswa pada uji coba
lapangan ... 144 Tabel 4.25. Rata-Rata Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa berdasarkan
aspek kemampuannya pada uji coba lapangan ... 146 Tabel 4.26. Rata-Rata Kemampuan Disposisi Matematis Siswa berdasarkan
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Penyelesaian Siswa 1 Soal Komunikasi Matematis ... 5
Gambar 1.2. Penyelesaian Siswa 1 Soal Komunikasi Matematis ... 5
Gambar 3.1. Diagram Alur Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 67
Gambar 4.1. Peta Konsep Materi Segiempat ... 99
Gambar 4.2. Hasil rata-rata kelas pre-test dan post-test kemampuan komunikasi matematis pada uji coba lapangan ... 137
Gambar 4.3. Hasil ketuntasan klasikal kemampuan komunikasi matematis pada uji coba lapangan ... 138
Gambar 4.4. Hasil rata-rata kelas pre-test dan post-test kemampuan disposisi matematis siswa pada uji coba lapangan ... 139
Gambar 4.5. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada uji coba lapangan ... 143
Gambar 4.6. Peningkatan kemampuan disposisi matematis siswa pada uji coba lapangan ... 145
Gambar 4.7. Grafik rata-rata kelas setiap aspek Kemampuan Komunikasi Matematis Pre-Test dan Post Test pada uji coba lapangan ….…. 146 Gambar 4.8. Grafik Ketuntasan Klasikal Kemampuan Komunikasi Matematis pada uji coba lapangan ... 147
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di era perkembangan zaman dunia pendidikan yang terus berubah dengan
signifikan, peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan
bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang berkualitas
dapat menunjang pembangunan di segala bidang. Kualitas pendidikan suatu
bangsa mempengaruhi kemajuan bangsa tersebut. Oleh karena itu pendidikan
harus dipersiapkan sebagai bekal kehidupan dimasa yang akan datang. Kualitas
pendidikan erat kaitannya dengan pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah.
Pembelajaran merupakan salah satu unsur yang terpenting dalam pelaksanaan
pendidikan. Oleh karena itu kualitas pendidikan erat hubungannya dengan kualitas
pembelajaran. Untuk memperbaiki pengajaran dan kualitas pembelajaran
khususnya matematika dikelas perlu usaha untuk memperbaiki pemahaman guru,
siswa, bahan yang digunakan untuk pembelajaran dan interaksi antara mereka.
Agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran dengan baik, perlu adanya metode
dan strategi pembelajaran yang sesuai dan juga diperlukan adanya pengembangan
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan metode dan strategi yang digunakan.
Perangkat pembelajaran merupakan sekumpulan sumber belajar yang
disusun sedemikian rupa di mana siswa dan guru melakukan kegiatan
pembelajaran (dalam Subanindro, 2012:2). Perangkat pembelajaran meliputi buku
siswa dan buku pegangan guru. Buku siswa berisi materi – materi esensial yang
terkait dengan materi, sedangkan buku pegangan guru berisi silabus, rencana
2
Berdasarkan hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum ( Balitbang, 2007:11-14) antara lain :
1. Guru hanya memahami struktur mata pelajaran saja, tanpa memahami
tentang prinsip pengembangan.
2. Pembelajaran tidak mengacu pada indikator yang telah dibuat,
sehingga tidak terarah, hanya mengikuti alur buku teks yang ada pada
siswa.
3. Metode pembelajaran di kelas kurang bervariasi.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun guru tidak
operasional ( hanya sebagai pelengkap administrasi saja).
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, realitas dan kondisi guru
dibeberapa sekolah, ternyata sebahagian guru masih belum mampu untuk
menyusun perangkat pembelajaran dengan baik. Belum baiknya perangkat yang
disusun oleh para guru disebabkan oleh pemahaman guru terhadap cara
penyusunan perangkat pembelajaran yang masih sangat kurang. Fakta dilapangan
beberapa guru kurang mampu atau kesulitan dan malas dalam membuat,
mengembangkan dan menerapkan perangkat pembelajarannya (dalam Suprianto,
2013:3). Menurut hasil observasi kepada beberapa kepala sekolah diperoleh
informasi bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan guru di sekolah masih
terfokus pada materi yang terdapat dalam kurikulum, sehingga siswa cenderung
hanya menghapal konsep – konsep matematika tanpa memahami maksud dan
isinya. Dalam hal ini diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran untuk
mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ada beberapa
3
Perangkat pembelajaran sebagai panduan bagi seorang guru, hal ini penting
mengingat proses pembelajaran adalah sesuatu yang sistematis dan terpola ; (2)
Perangkat pembelajaran sebagai tolak ukur bagi guru. Guru dapat mengevaluasi
dirinya sejauhmana perangkat pembelajaran yang telah dirancang teraplikasi di
dalam kelas, hal ini penting untuk terus meningkatkan profesionalisme seorang
guru, hal ini bisa diamati dari berbagai aktivitas di kelas, penggunaan strategi dan
metode pembelajaran ; (3) Perangkat pembelajaran berfungsi sebagai karakteristik
sasaran. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan orang lain seringkali tidak
cocok dengan siswanya, misal dikarenakan perbedaan lingkungan sosial,
geografis, budaya, tahapan perkembangan siswa, minat siswa, latar belakang
siswa dan (4) Memiliki perangkat pembelajaran sangat membantu guru dalam
menyampaikan materi, dengan hanya melihat perangkat pembelajaran tanpa harus
banyak berfikir dan mengingat. Tujuan dikembangkannya perangkat pembelajaran
adalah untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran yang mampu
memecahkan masalah dikelas, terutama dalam meningkatkan kemampuan
matematika siswa khususnya dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan
disposisi matematis siswa.
Dalam Peraturan Menteri No 23 Tahun 2006 dikeluarkan lima Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) , yaitu :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,
4
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah. ( Balitbang, 2007:4)
Dari SKL dapat dilihat salah satu kemampuan matematis yang perlu
dikembangkan dikalangan siswa adalah kemampuan komunikasi matematis, hal
ini dikarenakan matematika merupakan bahasa dan alat, matematika
menggunakan definisi-definisi yang jelas dan simbol-simbol. Komunikasi juga
bermanfaat untuk melatih siswa mengemukakan gagasan secara jujur ,
berdasarkan fakta, rasional serta meyakinkan orang lain dalam rangka
memperoleh pemahaman bersama. Baroody mengatakan, bahwa komunikasi
dalam matematika perlu ditingkatkan dikalangan siswa, dikarenakan: (1)
matematika sebagai alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah dan (2)
matematika sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika di sekolah
5
Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa, peneliti
melakukan observasi ke SMP Negeri 19 Medan di kelas , siswa diberikan
soal yang mengukur kemampuan komunikasi yaitu :
Diketahui diagonal belahketupat masing-masing panjang diagonalnya 10 cm dan 24 cm, hitung keliling belahketupat tersebut.
Observasi dilakukan peneliti dengan memberikan soal matematika kepada
20 siswa kelas VIII yang telah mempelajari materi segiempat. Setelah dianalisis
terdapat 12 siswa menjawab soal dengan klasifikasi 2 orang menyelesaikan soal
dengan benar, 10 siswa tidak maksimal dalam mengemukakan ide matematikanya
dalam bentuk gambar dan membaca gambar, dan 8 siswa tidak menyelesaikan
sama sekali. Berikut disajikan beberapa hasil penyelesaian siswa :
Hasil penyelesaian siswa 1 :
Gambar 1.1 Penyelesaian Siswa 1 Soal Komunikasi Matematis Hasil penyelesaian siswa 2 :
Gambar 1.2 Penyelesaian Siswa 2 Soal Komunikasi Matematis Siswa tidak mampu menyatakan ide matematika ke dalam bentuk gambar terlebih dahulu
Siswa tidak mampu menyatakan ide matematika ke dalam bentuk gambar terlebih dahulu
Siswa tidak mampu menuliskan ide matematika ke dalam argument sendiri
6
Dari contoh permasalahan siswa pada gambar, dianalisis :
1. 50 % siswa tidak mampu menjelaskan apa yang dicari dari permasalahan
tersebut ( 10 siswa dari 20 siswa peserta).
2. 60 % siswa tidak mampu menyatakan ide matematika ke dalam bentuk
gambar ( 12 siswa dari 20 siswa peserta).
3. 70 % siswa tidak mampu menuliskan ide matematika ke dalam argumen
sendiri ( 14 siswa dari 20 siswa peserta).
Rendahnya komunikasi matematis siswa juga terlihat dari wawancara
peneliti yang dilakukan terhadap Darwin Sembiring salah seorang guru SMP
Negeri 19 Medan pada tanggal 13 Oktober 2014 yang mengatakan bahwa :
“rata-rata nilai ujian akhir semester mata pelajaran matematika kelas VII semester genap tahun ajaran 2013/2014 berada dibawah kriteria ketuntasan minimal sekolah, hal ini diakibatkan kurangnya kemampuan komunikasi matematis siswa”
Selain kemampuan yang berkaitan dengan ketrampilan komunikasi
matematis, juga perlu dikembangkan sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan , yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan
masalah. Seperti dikemukakan Sumarmo ( 2010:7 ) bahwa :
.... dalam mempelajari kompetensi matematik,siswa dan mahasiswa perlu memiliki kemampuan berfikir matematika tingkat tinggi, sikap kritis, kreatif dan cermat, objektif dan terbuka, menghargai keindahan matematika. apabila kebiasaan berfikir matematik dan sikapseperti diatas berlangsung secara berkelanjutan, maka secara akumulatif akan tumbuh disposisi matematik (mathematical disposition)...
Seperti yang diungkapkan Ismail Hanif ( guru salah satu SMP Swasta di Medan )
7
siswa sering cuek dalam pembelajaran matematika yang berakibat tidak
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Disposisi matematis siswa berkembang ketika siswa mempelajari aspek
kompetensi matematis (dalam Karlimah, 2010:4). Hal ini didukung oleh pendapat
yang mengatakan bahwa siswa memerlukan disposisi matematis untuk bertahan
dalam menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab dalam belajar mereka
dan mengembankan kebiasaan kerja yang baik dalam matematika (dalam
Choridah, 2013:199). Jika siswa telah mampu menyelesaikan masalah, maka akan
timbul percaya diri sehingga membuat siswa jadi lebih senang belajar matematika.
Dari kesimpulan diatas dapat dikatakan betapa pentingnya kemampuan
komunikasi matematis dan disposisi matematis dalam proses belajar mengajar
matematika.
Pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru
dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa.
Ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada
guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang digunakan para
guru pada umumnya merupakan pendekatan yang berpusat pada guru. Guru masih
menyampaikan materi pelajaran matematika dengan pendekatan konvensional
yang menekankan pada latihan pengerjaan soal-soal, serta penggunaan rumus.
Pada pembelajaran ini guru berfungsi sebagai pusat atau sumber materi, guru yang
aktif dalam pembelajaran, sedangkan siswa hanya menerima materi. Ada tiga
akibat yang ditimbulkan dari pendekatan konvensional yaitu: (a) kemampuan
komunikasi matematis rendah, karena tidak memberikan kebebasan berfikir pada
8
soal/masalah cenderung mengikuti aturan dan langkah-langkah yang diberikan
oleh guru seutuhnya dan (c) disposisi matematis siswa rendah, karena dalam
proses pembelajaran guru tidak menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan percaya
dirinya ketika menghadapi tantangan dalam menyelesaikan masalah (dalam Berta,
2014:10-14). Dari ketiga hal diatas mengakibatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika rendah.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah Pendekatan
Matematika Realistik (PMR). Pendekatan Matematika Realistik adalah
pendekatan pembelajaran yang bertolak dari hal-hal yang real bagi siswa,
menekankan ketrampilan, berdiskusi dan berkolaborasi, beragumentasi dengan
teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya
menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu
maupun kelompok. Pendekatan matematika realistik terdiri dari lima karakteristik
yaitu: (1) eksplorasi fenomenologis; (2) menjembatani dengan instrumen vertikal;
(3) kontribusi siswa; (4) interaktivitas dan (5) keterkaitan. PMR mendorong siswa
untuk dapat mengembangkan pembelajaran serta lebih aktif dan lebih bermakna
(dalam Gravemeijer, 1994:114-115). Melihat dari karakteristiknya, PMR dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa (dalam
Shafridla, 2012:195).
Untuk bisa meningkatkan kemampuan komunikasi dan disposisi
matematis siswa, maka diperlukan adanya perangkat pembelajaran yang baik yang
disusun oleh guru. Adapun serangkaian perangkat pembelajaran yang harus
dipersiapkan seorang guru dalam menghadapi pembelajaran dikelas, berupa:
9
Siswa. Perangkat pembelajaran itu harus lengkap dan dimiliki oleh seorang guru
sehingga dalam melakukan proses pembelajaran diharapkan proses pembelajaran
akan berjalan dengan maksimal.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,
dapat dilakukan identifikasi masalah :
1. Kemampuan komunikasi matematis siswa rendah.
2. Disposisi matematis siswa rendah.
3. Hasil belajar matematika siswa rendah, dilihat dari rata-rata nilai ujian
semester pada mata pelajaran matematika.
4. Pendekatan yang dilakukan guru pada umumnya masih berpusat pada guru.
5. Dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan pengetahuan siswa
sebagai jembatan untuk memahami pemberian suatu masalah kontekstual.
6. Perangkat pembelajaran yang digunakan disekolah terfokus pada materi
yang terdapat dalam kurikulum, sehingga siswa cenderung hanya
menghapal konsep-konsep matematika tanpa memahami maksud dan isinya.
7. Guru kurang mempersiapkan perangkat pembelajaran matematika dengan
baik sehingga pembelajaran belum efektif.
8. Perlu dikembangkan perangkat pembelajaran yang mampu memecahkan
masalah pembelajaran di kelas.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan, maka
10
1. Pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan matematika
realistik umtuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa
dibatasi pada RPP, Buku Guru, Buku Siswa, Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa.
2. Validitas, kepraktisan dan efektivitas perangkat pembelajaran yang
dikembangkan.
3. Kemampuan disposisi matematis siswa terhadap pembelajaran dengan
pendekatan matematika realistik dengan menggunakan angket.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana validitas, kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran
yang dikembangkan dengan menggunakan PMR terhadap kemampuan
komunikasi dan disposisi matematis siswa?
2. Apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan
matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis siswa?
3. Apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan
matematika realsitik dapat meningkatkan kemampuan disposisi matematis
siswa?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengembangkan perangkat
11
dan disposisi matematika siswa di SMP Negeri 19 Medan. Sedangkan secara
khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk memperoleh perangkat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif
terhadap kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa.
2. Untuk mengetahui apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dengan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa?
3. Untuk mengetahui apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dengan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan
dipsosisi matematis siswa?
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan-temuan yang merupakan
masukkan berarti bagi pembaharuan KBM yang dapat memberikan suasana baru
dalam memperbaiki cara guru mengajar di kelas, khususnya dalam
meningkatkankan kemampuan komunikasi dan disposisi matematika siswa.
Manfaat yang diperoleh antara lain :
1. Bagi siswa akan memperoleh pengalaman nyata dalam belajar matematika
pada materi segiempat dengan menggunakan pendekatan matematika
realistik.
2. Sebagai masukkan bagi guru matematika mengenai pengembangan
perangkat pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran matematika
realistik dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikasi dan
12
3. Bagi peneliti, dapat menambah serta memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dalam
penelitian yang akan datang khususnya dalam penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran.
1.7 Definisi Operasional
Agar penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian
ini tidak menimbulkan kerancuan, perlu dikemukakan defenisi operasional
sebagai berikut :
1. Komunikasi matematis diartikan sebagai suatu peristiwa dialog atau saling
berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan
pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang
dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau model penyelesaian
suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di
lingkungan kelas adalah guru dan siswa.
2. Kemampuan komunikasi matematis siswa adalah kemampuan
menyatakan, mendemonstrasikan dan menafsirkan gagasan atau ide
matematika dari suatu masalah kontekstual berbentuk uraian ke dalam
model matematika atau sebaliknya. Kemampuan komunikasi matematis
yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi hanya pada komunikasi
tertulis saja. Kemampuan komunikasi yang diukur meliputi kemampuan :
(a) siswa dapat menuliskan penjelasan matematika, (b) siswa dapat
menggambar matematika dan (c) siswa dapat mengekspresikan
13
3. Disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran dan dedikasi yang kuat
pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai
kegiatan matematika. Indikator yang menunjukkan disposisi matematis
siswa adalah : (1) kepercayaan diri dengan indikator percaya diri terhadap
kemampuan/keyakinan, (2) keingintahuan yang meliputi: sering
mengajukan pertanyaan, antusias/semangat dalam belajar dan banyak
membaca/mencari sumber lain, (3) ketekunan dengan indikator
gigih/tekun/perhatian, (4) flesibilitas, yang meliputi: berusaha mencari
solusi/strategi lain, (5) refletif, yaitu minat untuk memonitor hasil
pekerjaan, (6) aplikasi, yaitu menilai kegunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan (7) apresiasi, yaitu penghargaan peran
matematika dalam budaya dan nilainya baik matematika sebagai alat,
maupun matematika sebagai bahasa.
4. Pendekatan matematika realistik adalah suatu pendekatan matematika
yang memiliki karakteristik: menggunakan masalah kontekstual,
menggunakan model, menggunakan kontribusi siswa, terjadinya interaksi
dalam proses pembelajaran, saling terkait dan terintegrasi dengan topik
pembelajaran lain.
5. Perangkat pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: buku
guru, buku siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, tes kemampuan
komunikasi matematis, angket disposisi matematis siswa.
6. Pengembangan perangkat pembelajaran adalah suatu proses untuk
14
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan
perangkat dan telah divalidasi dan dilakukan uji coba.
7. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan
matematika realistik adalah suatu proses untuk memperoleh perangkat
pembelajaran yang valid, praktis dan efektif yang memiliki karakteristik
pendekatan matematika realistik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
8. Validitas perangkat pembelajaran, valid di sini diartikan sebagai layak
untuk digunakan. Dilihat dari segi isi, perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dikatakan valid jika dalam proses pengembangannya
perangkat pembelajaran didasarkan suatu teori yang dijadikan pegangan
atau pedoman. Dari segi konstruksinya, perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dikatakan valid jika ada keterkaitan yang konsisten di
antara materi pembelajaran yang digunakan. Secara operasional validitas
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dilihat
dari skor angket validasi oleh ahli perangkat pembelajaran.
9. Kepraktisan perangkat pembelajaran dikatakan praktis apabila mudah dan
dapat dipergunakan. Kepraktisan perangkat pembelajaran dilihat dari uji
coba keterbacaan yang dilakukan sebelum uji coba lapangan. Kepraktisan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
dilihat dari: (1) lembar keterlaksanaan perangkat pembelajaran, (2) respon
siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan, secara
operasional ditunjukkan dengan skor angket respon siswa dan (3) respon
guru terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan, secara
15
10. Efektivitas pembelajaran adalah tingkat kesiapan guru dan siswa dalam
pembelajaran, dikatakan efektif apabila mampu mencapai sasaran yang
diinginkan, hal ini dapat dilihat dari :
a. Ketuntasan belajar siswa adalah ketercapaian siswa terhadap nilai kriteria
ketuntasan, dimana ketuntasan belajar dinilai dari tes hasil belajar pada
kemampuan komunikasi matematis siswa.
b. Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran, meliputi: mendengarkan/memperhatikan penjelasan
guru/teman dengan aktif, membaca/memahami masalah kontekstual pada
lembar aktivitas siswa siswa, menyelesaikan masalah/menemukan
jawaban dan cara untuk menjawab masalah kontekstual,
berdiskusi/bertanya antara siswa dan guru atau perilaku yang tidak
relevan dengan KBM, seperti : percakapan di luar pelajaran,
berjalan-jalan diluar kelompok, mengerjakan sesuatu di luar topik pembelajaran,
melamun, tidur dan lain-lain.
c. Kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah seberapa besar usaha
guru mengetahui kesiapan belajar siswa, memberikan
penjelasan/informasi, memotivasi siswa untuk belajar, serta memberi
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama pelaksanaan penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dalam rumusan masalah yang diajukan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah: 1. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan lima
tahapan pendekatan matematika realistik pada materi adalah valid, praktis dan efektif. Adapun lima tahapan tersebut adalah : (1) memahami masalah kontekstual, (2) menjelaskan masalah kontekstual, (3) menyelesaikan masalah kontekstual, (4) membandingkan dan mendiskusikan jawaban dan (5) menyimpulkan.
2. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Peningkatan yang tertinggi terdapat pada aspek ke tiga yaitu menyatakan ide matematika dengan menggunakan simbol-simbol atau bahasa matematika secara
tertulis sebagai representasi dari suatu ide atau gagasan (ekspresi matematika),
sedangkan peningkatan terendah terdapat pada aspek ke dua yaitu menggambarkan
matematika.
253
dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan peningkatan terendah terdapat pada aspek pertama yaitu kepercayaan diri.
5.2 . Saran
Dari penelitian yang dilaksanakan, adapun beberapa saran-saran yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan (RPP, Buku Siswa, Buku Guru dan THB) yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai alternatif perangkat pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran matematika khususnya materi segiempat.
160
DAFTAR PUSTAKA
Amalia. 2012. Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA Mata
Pelajaran Ekonomi Akutansi di Kota Yogyakarta Tahun 2012, dapat dilihat di
www.journal.uny.ac.id/index.php diakses pada tanggal 15 Februari 2015
Anas, S. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Rajagrafindo Persada:Jakarta
Ansari, I. 2009. Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi. Pena:Jakarta
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bumi
Aksara:Jakarta
___________ 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta:Jakarta
Balitbang. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika.
Depdiknas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, dapat
dilihat di www.puskurbuk.net/downloads/browse/2007 diakses pada tanggal
15 Februari 2015
Berta. 2014. Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan
Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Dan Keguruan Vol. 1 No. 2 Tahun 2014 Program Pascasarjana Universitas
Terbuka. Dapat dilihat di http://download.portalgaruda.org/article.php diakses
pada tanggal 16 Februari 2015
Choridah, D.T. 2013. Peran Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Berfikir Kreatif Serta Disposisi Matematis Siswa SMA. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung Volume 2 No 2 September 2013, dapat dilihat di
http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php diakses pada tanggal 12 oktober 2014
Fitriani. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa di SMP Kelas VIII. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Unimed Medan
Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics. Utrecht: Freudenthal
Institute
Hake, R. R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six
161
Course, dapat dilihat di www.physics.indiana.edu diakses pada tanggal 30 Februari 2015
Hidayat. 2013. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Dan Berfikir Logis
Serta Disposisi Matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Volume 1 Tahun 2013 STKIP Siliwangi, dapat dilihat di
http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files diakses pada tanggal 15 Februari 2015
Hiremath, 2012. A Comparative Studi Of Piaget’s And Vygotsky’s Cognitive
Development Theory. Journal International ISSN 2277-727X Vol I Issue II
June 2012,dapat dilihat di www.liirj.org diakses pada tanggal 14 oktober
2014
Hizmi. 2013. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Matematik
Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik Di Sekolah Menengah Pertama. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Husna. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang Volume 1 Nomor 2
Tahun 2013 UPI, Bandung. Dapat dilihat di www.jurnal.upi.edu/file/8
diakses pada tanggal 4 Maret 2015.
Karlimah. 2010. Pengembangan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan
Masalah Serta Disposisi Matematis Mahasiswa PGSD Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Bandung: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
Leli. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kemampuan
Komunikasi Dan Pemahaman Matematis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw . Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Meltzer, D. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “ Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores. Am. J. Phy., 70(12) Desember 2002, P. 1260 dapat
dilihat di www.physicseducation.net diakses pada tanggal 4 Maret 2015
Muchayat. 2011. Pengembangan Perangkat pembelajaran Matematika Dengan
162
Semarang. Dapat dilihat di www.journal.unnes.ac.id diakses pada tanggal 5
Maret 2015
Mulyana, T. 2009. Pembelajaran Analitik Sintetik Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah
Atas. Tesis pada Program Pascasarjana UPI. Bandung : Tidak diterbitkan
Murdani. 2013. Pengembangan Perangkat pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Penalaran Geometri Spasial Siswa Di SMP Negeri Arun Lhoksumawe. Jurnal Peluang Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013 Program Pascasarjana Unsyiah Banda Aceh. Dapat dilihat di
www.jurnal.unsyiah.ac.id/peluang diakses pada tanggal 25 Februari 2015
Nida. 2013. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) Pada Materi Perkalian. Jurnal Ilmiah Didaktika Volume XIII Nomor 2 Tahun 2013 Fakultas Tarbiyah IAIN
Banda Aceh dapat dilihat di www.portalgaruda.org diakses pada tanggal
20 Februari 2015
Nieveen, N. 2007. An Introdution To education Design Research. Dapat dilihat
di www.slo.nl/organisatie/international/publications diakses pada tanggal 15 oktober 2014
Nurkancana. 1983. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Jakarta
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006. Tentang Standar
Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Poerwadarminta, WJS. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka
Putrawan, A. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan Scientific Berbantuan Geogebra Dalam Upaya Meningkatkan Ketrampilan Komunikasi Dan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII
SMP. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Volume
3 Tahun 2014, dapat dilihat di www.undiksha.ac.id/e-journal/index.php di
akses pada tanggal 16 Februari 2015
Rohani. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan
Muhammadiyah-163
24 Aek Kanopan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Unimed Medan
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana
Schunk, D.H. 2012. Learning Theories an Educational Perspective. Pustaka
Belajar:Yogyakarta
Shafridla. 2012. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis
Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Sinaga, B. 2007. Pengembangan Model pembelajaran matematika Berdasarkan
Masalah Berbasis Budaya Batak (PBMB3). Disertasi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.
Subanindro. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri
Berorientasi Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi Matematik Siswa SMA. Yogyakarta : Prosiding Seminar Nasioanl Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 10 November 2012. Dapat dilihat di
www.eprints.uny.ac.id/10099/1/P-87 diakses pada tanggal 27 Januari 2015
Sugiantara. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik
dengan Peta Konsep Pada Materi Trigonometri di Kelas XI SMK. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
MatematikaVolume 2 Tahun 2013. Dapat dilihat di
http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php diakses pada tanggal 15 Januari 2015
Sumarmo, U. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Artikel Jurnal. Bandung :
UPI, dapat dilihat di http://repository.upi.edu/operator/upload diakses pada
tanggal 20 Oktober 2014
___________ 2006. Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kemampuan Berfikir
Matematik. Kumpulan Makalah. Bandung : UPI
Suprianto. 2013. Kinerja Guru Dalam Menyusun Dan Mengembangkan
Perangkat Pembelajaran Di SMA Negeri 1 Grati Kabupaten Pasuruan. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang Vol 2. No 1
Tahun 2013. Dapat dilihat di http://jurnal-online.um.ac.id/do diakses pada
tanggal 15 Januari 2015
164
Tarigan, D. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Thiagarajan, S. Semmel, D.S. Semmel, M. 1974. Instructional Development for
Training Teachers of Exceptional Children. A Sourse Book. Blomington:Central for Innovation on Teaching The Handicapped
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Turmudi, 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika.
Pt. Leuser Cita Pustaka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wayan. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tandur Berbantuan
Geogebra Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Geometri Siswa. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Matematika Volume 3 Tahun 2013 dapat dilihat di
www.portalgaruda.org diakses pada tanggal 20 Februari 2015
Yosmarniati. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1 No 1 Tahun 2012 FMIPA UNP dapat
dilihat di www.ejournal.unp.ac.id diakses pada tanggal 20 Februari 2015
Zulkardi. 2009. Pengembangan Materi Pembelajaran Bilangan Berdasarkan
Pendidikan Matematika Realistik Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 3 No 1 Tahun 2009 Program Pascasarjana
Unsri dapat dilihat di www.eprint.unsri.ac.id diakses pada tanggal 15 Februari