PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMP NEGERI 4 KELAS 9
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2008
DENI IRAWATI 075102033
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
JUDUL : PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMP NEGERI 4 KELAS 9 PEMATANGSIANTAR
NAMA : DENI IRAWATI
NIM : 075 102 033
PROGRAM STUDI: D- IV BIDAN PENDIDIK FK. USU MEDAN
PEMBIMBING PENGUJI
……… ………..Penguji I
(dr. Murniati Manik, MSc, Sp. KK) (dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)
………..Penguji II
(Ir. Dwi Lindarto, MT)
………..Penguji III
(dr. Murniati Manik, MSc, Sp. KK)
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari prasyarat kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D- IV Bidan Pendidik.
……….
(Dewi Eliza Suza, S. Kp, MNS) (dr. Murniati Manik, MSc, Sp. KK) Nip: 132 258 269 Nip: 130 810 201
JUDUL : PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMP NEGERI 4 KELAS 9 PEMATANGSIANTAR
NAMA : DENI IRAWATI
NIM : 075 102 033
ABSTRAK
Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan masalah kesehatan dan perilaku yang berdampak buruk terhadap kehidupan sosial dan ekonomi serta meningkatkan beban keluarga, masyarakat, dan negara. Disamping itu juga meningkatkan angka kejahatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 kelas 9 Pematangsiantar.
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja siswa SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar. Pemilihan sampel yang digunakan adalah dengan total sampling dengan jumlah 120 orang.
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi tingkat pengetahuan responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 103 orang ( 85,8%) dari 120 responden.
Yang mempunyai sikap baik yaitu 65 orang ( 54,2 %). Distribusi tingkat perilaku responden yang mempunyai perilaku baik yaitu 75 orang (62,5 %).
Banyaknya sumber informasi yang didapat tentang bahaya narkoba berasal dari Televisi sebanyak 53 orang (44,2 %).
Pengetahuan, Sikap, dan perilaku remaja merupakan komponen yang saling berkaitan dan sangat perlu diperhatikan, oleh karena itu remaja harus selalu mencari kegiatan – kegiatan yang positif agar terhindar dari masalah penyalahgunaan narkoba
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Narkoba”. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad Saw.
Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan pendidikan program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Prof. dr. Chairuddin Lubis, DMT dan Sp. A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Prof. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
3. dr. Murniati Manik, Msc, SPKK. Selaku dosen pembimbing sekaligus ketua
pelaksana program D-IV Bidan pendidik Fakultas Kedokteran Universitas
dan masukan yang berharga bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program D-IV Bidan Pendidik.
5. Dr. Maruli Pardede, MHA, selaku Ketua Yayasan Abdi Florensia
Pematangsiantar yang telah memberikan dukungan moril dan materil selama
penulis melaksanaan perkuliahan sampai dengan selesai.
6. Khususnya kedua orang tua saya, yang telah memberikan saya bantuan moril
maupun materil, serta sepiritual dalam menyelesaikan proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Kakanda Dian Efriani dan Adinda Muhammad Iqbal, yang telah memberikan
dukungan selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Untuk orang yang paling dekat dengan penulis Andi Ashari Fajrin, SE. yang
telah memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis selama
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Seluruh rekan – rekan saya mahasiswa D-IV Bidan Pendidik yang telah setia
dalam suka maupun duka, dalam menjalani pendidikan di Universitas
Sumatera Utara ini.
Akhirnya, penulis berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Medan, JUNI 2008 Penulis,
`DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PERSETUJUAN LEMBARAN PENGESAHAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI ………... iii
DAFTAR LAMPIRAN... v
DAFTAR TABEL ………. vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………. 1
1.2 Pertanyaan penelitian...……….. 3
1.3 Tujuan penelitian…...……… 3
1.4 Manfaat Penelitian ……… 3
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengetahuan………. ……….. 5
2.2 Sikap ………...…... 5
2.3 Perilaku……….….. 6
2.4 Remaja………. 6
2.5 Sumber informasi………..……… 6
2.6 Narkoba………...…….. 6
2.7 Tanda awal penyalahgunaan narkoba secara umum………. 14
2.8 Faktor – faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba………… 16
2.9 Upaya penanggulangan narkoba………...……16
BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ……….. 21
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian ……….. 23
4.2. Populasi dan sampel………. ………. 23
4.3. Lokasi penelitian ………....…….. 23
4.4. Pertimbangan etik ………...…………..… 23
4.5. Instrumen penelitian ………...…… 24
4.6. Rencana pengumpulan data…………..……… 24
4.7. Analisa dan presentase data……….. 25
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil penelitian………. 26
5.2 Pembahasan……….. 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………... 32
6.2 Saran……….. 32
DAFTAR LAMPIRAN 1. Informed consent.
2. Persetujuan menjadi responden.
3. Quesioner.
4. Suran izin melakukan survey awal dari Program D-IV Bidan Pendidik FK.
USU.
5. Surat izin melakukan penelitian dari program D-IV Bidan Penidik FK. USU.
6. Surat balasan izin penelitian dari Kepala sekolah SMP Negeri 4
Pematangsiantar.
7. Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari Kepala Sekolah SMP
Negeri 4 Pematngsiantar.
8. Jadwal konsul pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 5.1 : Distribusi Pengetahuan Remaja tentang bahaya narkoba di SMP Negeri
4 Kelas 9 Pematangsiantar Tahun 2008….…………..…………... 26
Tabel. 5.2 : Distribusi Sikap Remaja terhadap bahaya narkoba di SMP Negeri 4
Kelas 9 Pematangsiantar Tahun 2008...…...…………... 27
Tabel. 5.3 : Distribusi Perilaku Remaja terhadap bahaya narkoba di SMP Negeri 4
Kelas 9 Pematangsiantar Tahun 2008….…………...……... 28
Tabel. 5.4 : Distribusi Sumber informasi Remaja tentang bahaya narkoba di SMP
JUDUL : PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMP NEGERI 4 KELAS 9 PEMATANGSIANTAR
NAMA : DENI IRAWATI
NIM : 075 102 033
ABSTRAK
Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan masalah kesehatan dan perilaku yang berdampak buruk terhadap kehidupan sosial dan ekonomi serta meningkatkan beban keluarga, masyarakat, dan negara. Disamping itu juga meningkatkan angka kejahatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 kelas 9 Pematangsiantar.
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja siswa SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar. Pemilihan sampel yang digunakan adalah dengan total sampling dengan jumlah 120 orang.
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi tingkat pengetahuan responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 103 orang ( 85,8%) dari 120 responden.
Yang mempunyai sikap baik yaitu 65 orang ( 54,2 %). Distribusi tingkat perilaku responden yang mempunyai perilaku baik yaitu 75 orang (62,5 %).
Banyaknya sumber informasi yang didapat tentang bahaya narkoba berasal dari Televisi sebanyak 53 orang (44,2 %).
Pengetahuan, Sikap, dan perilaku remaja merupakan komponen yang saling berkaitan dan sangat perlu diperhatikan, oleh karena itu remaja harus selalu mencari kegiatan – kegiatan yang positif agar terhindar dari masalah penyalahgunaan narkoba
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah penyalahgunaan narkoba sudah sangat meluas, khususnya di
Indonesia. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah kesehatan dan perilaku yang
berdampak buruk terhadap kehidupan sosial dan ekonomi serta meningkatkan beban
keluarga, masyarakat, dan negara. Disamping itu juga meningkatkan angka kejahatan
(Martono 2005).
Narkoba (narkotika dan obat/ bahan berbahaya) merupakan obat atau zat
bukan makanan, yang jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan,
berpengaruh pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menimbulkan
ketergantungan. Narkoba dapat mengubah perasaan, pikiran, dan perilaku pengguna
(Indrawan, 2001).
Masalah penyalahgunaan narkoba sangat beresiko terhadap remaja usia 11- 24
tahun dan cara yang di gunakan untuk mempengaruhi remaja dalam menggunakan
narkoba sangat beragam, mulai dari merayu korban untuk mencoba, sampai
menawarkan dengan cara sebagai gaya hidup modern.
Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa setiap tahun transaksi obat tersebut
mencapai 85 millyard dolar AS, sedangkan di Indonesia pada tahun 1995 kurang
lebih 130 ribu orang telah menjadi pecandu narkoba (Nugroho 2001).
Rincian data dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta pada
meningkat 46,2 % dan perempuan 42,3 %, sedangkan rawat inap pada laki – laki
meningkat 57,8 % dan perempuan meningkat 38,2 %.Usia termuda pasien di Rumah
Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) adalah 12 tahun, sedangkan usia tertua 53 tahun
(Tanjung 2002).
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di POLRES Simalungun
Pematangsiantar, diperoleh data laporan jumlah narapidana kasus penyalahgunaan
narkoba mulai bulan Januari 2007 sampai Desember 2007 sebanyak 118 orang, dan
jumlah tersangka kasus penyalahgunaan narkoba mulai bulan Januari 2007 sampai
Desember 2007 berjumlah 175 orang (KAPOLRES Simalungun 2007).
Kasus penyalahgunaan narkoba yang terjadi selama tahun 2007 di
Pematangsiantar sangat banyak jumlahnya, membuat remaja beresiko terhadap
masalah penyalaggunaan narkoba. Salah satunya siswa SMP Negeri 4
Pematangsiantar, karena lokasi sekolah tersebut berada di tengah – tengah kota dan
sangat dekat dengan tempat – tempat hiburan yang rawan dengan tindak kejahatan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
suatu penelitian yang berjudul, “ Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja Tentang
Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar Tahun 2008”.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan diarahkan untuk menjawab
pertanyaan yaitu:
a. Bagaimanakah pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba ?
b. Bagaimanakah sikap remaja terhadap bahaya narkoba?
d. Apa sajakah yang menjadi sumber informasi utama tentang bahaya narkoba?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang
bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 kelas 9 Pematangsiantar.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba.
2. Untuk mengetahui sikap remaja terhadap bahaya narkoba.
3. Untuk mengetahui perilaku remaja terhadap bahaya narkoba.
4. Untuk mengetahui sumber informasi utama tentang bahaya narkoba.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi peneliti
a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam penerapan ilmu
yang didapat selama mengikuti pendidikan.
b.Menambah wawasan pengetahuan penulis tentang pengetahuan, sikap
dan perilaku remaja tentang bahaya narkoba.
1.4.2 Bagi lokasi penelitian (SMP Negeri 4 Pematangsiantar).
Dapat menjadi sumber informasi dasar bagi remaja tentang bahaya
narkoba.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan (D-IV Biadan Pendidik).
Dapat digunakan sebagai perbendaharaan bacaan, masukan dan informasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupkan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan terjadi melalui panca
indera manusia, yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman,
indera perasa dan indera peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan hal yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah kemampuan “berfikir” yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana yaitu “mengingat”, sampai dengan kemampuan
untuk memecahkan suatu masalah (Risher, 2006).
2.2 Sikap
Sikap merupakan keyakinan, perasaan, dan kecenderungan bertindak
seseorang terhadap obyek tertentu. Obyek sikap tersebut dapat berupa benda, orang,
institusi sosial maupun peristiwa tertentu (Saifuddin 1995).
Sikap/ kualitas pribadi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
perasaan, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan dan penolakan
terhadap sesuatu (Risher, 2006).
Sikap merupakan keyakinan, perasaan, dan kecenderungan bertindak dari
seseorang terhadap obyek tertentu. Obyek sikap tersebut dapat berupa benda, orang,
Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran, dan
predisposisi tindakan seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya
(Azwar, 2007).
2.3 Perilaku
Merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya (Dorothy, 2002).
2.4 Remaja
Remaja adalah merupakan masa interval dari anak menjadi dewasa, dan
dimulai dari umur 10 sampai 19 tahun (Llwellyn, 2005).
2.5 Sumber Informasi
Keberadaan media informasi berhubungan erat dengan komunikasi massa
yang sangat berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan pemahaman seseorang
.
Sumber informasi merupakan media penyampai pesan yang biasanya sering di dapat
melalui media eklektronik dan media cetak (Notoatmodjo, 2002).
2.6 Nakoba
2.6.1 Pengertian narkoba
Narkoba adalah obat/ bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika
diminum, dihisap, dihirup atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak
(susunan syaraf pusat), dan sering mengakibatkan ketergantungan
(Martono, 2006).
Menurut Undang – Undang, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan
(Martono, 2006).
2.6.2 Jenis – jenis narkoba
Pada dasarnya narkoba dibedakan atas beberapa jenis, satu diantaranya adalah
narkotika. Setelah kembali diteliti narkotika ini dibagi menjadi tiga bagian yakni:
(1) Narkotika alami, yang dibagi atas 3 jenis yakni:
a. Asian poppy
b. Mariyuana (ganja)
c. Kokain
(2) Narkotika semi sintetik, yang dibagi atas 3 jenis yakni:
a. Morfin
b. Kodein
c. Heroin
(3) Narkotika sintetik, yang dibagi atas 3 jenis yakni:
a. Methadone
b. Meperidene
c. Levorphanol
2.6.2.1 Narkotika alami
Narkotika alami adalah narkotika yang sumber utamanya berasal dari tumbuh
Jenis – jenis dari narkotika alami adalah: (a). Asian poppy
Asian poppy merupaka tanaman yang getahnya dikeringkan dan ditumbuk
menjadi bubuk serbuk bunga opium. Bubuk ini mengandung morfin, dan selanjutnya
dari morfin dibuatlah menjadi heroin. Dalam ilmu kedokteran opiat digunakan
khususnya untuk penghilang rasa sakit. Kadang – kadang dipakai sebagai obat
penghilang batuk dan obat diare.
(b) Mariyuana/ ganja
Maryuana dalam istilah medik sering disebut dengan Cannabis Sativa yaitu
sejenis tanaman perdu yang biasanya digunakan sebagai obat relaksasi dan untuk
mengatasi intoksikasi ringan (Tanjung, 2000).
Pengaruh segera setelah pemakaian :
1. Denyut jantung meningkat, dan suhu tubuh turun
2. Mata merah, mulut dan tenggorokan kering, mengantuk dan kelopak mata turun,
Bicara lambat dan cedal, banyak bicara, kebodohan, tertawa, perasaan gembira,
rasa melayang, rasa lapar dan haus meningkat.
3. Daya ingat jangka pendek terganggu, gangguan penghayatan akan perasaan waktu
(lama terasa singkat), perasaan ruang (jauh terasa dekat), dan visual (penglihatan
semu).
4. Terganggunya kemampuan melaksanakan tugas yang membutuhkan konsentrasi
dan koordinasi.
Pengaruh jangka panjang dari penggunaan ganja adalah :
Dapat mengalami halusinasi (penglihatan khayal), paranoid (gangguan jiwa seolah –
olah dikejar – kejar atau ada kekuatan lain), rendahnya motivasi, dan perilaku yang
tidak terduga.
Pengaruh terhadap sisitem tubuh manusia adalah :
1. Pada sisitem syaraf pusat dapat menyebabkan hilangnya memori dan ketidak
mampuan membedakan yang penting dengan yang tidak, gangguan penghayatan
akan waktu dan ruang, dan dapat menyebabkan kerusakan otak.
2. Pada sistem pernafasan dapat meningkatkan resiko penyakit paru kronis
(bronkitis, kanker) lebih besar dari pada perokok.
3. Pada sisitem reproduksi dapat mengakibatkan berkurangnya kadar hormon
testosteron dan jumlah spermatozoa sehinga dapat mengurangi kesuburan pada laki
– laki. Sedangkan pada perempuan dapat terjadi gangguan haid, resiko ketidak
suburan, dan menyebabkan gangguan syaraf pada bayi dari ibu pemakai ganja, ibu
menyusui mengalirkan THC pada bayinya.
(c) Kokain
Kokain tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas otak dan fungsi organ
tubuh lain). Menurut Undang – Undang kokain termasuk narkotika golongan I,
berbentuk kristal putih, yang digunakan dengan cara disedot melalui hidung, dirokok,
dan disuntikkan. Cepat menyebabkan ketergantungan. (Martono, 2006).
1. Sangat giat (hiperaktif) dan cepat, bicara gugup, sulit tidur tanpa rasa lelah, gelisah,
iritabilitas, cemas, dan selera makan kurang.
2. Denyut jantung meningkat dan pembuluh darah tepi menciut.
3. Pupil melebar dan sulit untuk memusatkan pandangan.
4. Suhu, tekanan darah, denyut nadi, dan pernafasan meningkat.
5. Perilaku menjadi inpulsif dan tidak sabar.
Pengaruh jangka panjang dari penggunaan coca adalah : 1. Tubuh gemetar, sakit kepala, dan mual.
2. Kemampuan tubuh untuk menangkal infeksi menurun, dan berat badan menurun
karena selera makan berkurang, ketergantungan.
3. Paranoid (perasaan seolah – olah dianiaya atau memliki kekuasaan)
Pengaruhnya pada sistem tubuh manusia adalah :
1. Pada sistem syaraf dapat merangsang fungsi otak, dan dapat menyebabkan
amnesia, sakit jiwa, dan kerusakan tetap pada otak dan sistem syaraf.
2. Pada sistem pernafasan, dapat menyebabkan pernafasan terganggu, berhenti, dan
dapat menyebabkan batuk.
3. Pada sistim jantung dan pembuluh darah, dapat mengakibatkan jantung berdebar –
debar, kerja jantung meningkat dan lebih cepat, sehingga dapat terjadi serangan
jantung dan kematian.
4. Pada sistim reproduksi, dapat meningkatkan resiko terjadinya abortus, bayi lahir
prematur, dan bayi lahir mati. Bayi yang dilahirkan menjadi ketergantungan
terhadap kokain dan menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh setelah anak
2.6.2.2 Narkotika semi sintetik
Narkotika semi sintetik adalah jenis zat/ obat yang diproses sedemikian rupa
melalui porses sintesis (Tanjung, 2000).
Yang termasuk narkotika semi sintetik adalah:
(a). Morfin
Merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran antara getah
pohon poppy dengan bahan – bahan kimia lain. Morfin merupakan zat aktif dari
opium. Dalam dunia kedokteran zat ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
Tetapi karena efeknya yang negatif maka penggunaannya diganti dengan obat –
obat sintetik (Tanjung, 2000).
(b). Kodein
Kodein mempunyai tempat terhormat di dunia kadokteran dan banyak untuk
manahan batuk (antitusif) dan penghilang rasa sakit (analgesik), walaupun zat ini
cukup populer, tetapi mempunyai sifat – sifat asalnya yang dapat menimbulkan
efek yang tidak diinginkan, oleh karena itu penggunaan kodein masih diawasi
oleh lembaga – lembaga nasional dan internasional (Tanjung, 2002).
(c). Heroin
Heroin dikenal sebagai bubuk putau karena berupa bubuk putih, heroin berpotensi
tinggi menyebabkan ketergantungan. Penggunaannya dilarutkan dalam air lalu
disuntikkan ke dalam pembuluh darah, atau dihirup melalui hidung setelah
dibakar (ngedrag). Terjadinya ketergantungan setelah memakainya beberapa kali
Orang yang menggunakan heroin untuk pertama kali sering mengalami mual –
mual, muntah – muntah dan gatal – gatal. Efek psikologinya antara lain meliputi
perasaan bebas dari rasa sakit, rasa dingin, dan perasaan tegang dengan diiringi
perasaan senang, pusing, hangat, dan keinginan bersuka ria.
2.6.2.3 Narkotika sintetik
Narkotika yang bersifat sintetik adalah narkotika yang dihasilkan berdasarkan
tiruan dengan pengolahan manusia. Pada umumnya obat –obatan ini mempunyai efek
analgesik (dapat mengurangi rasa nyeri/ sakit) dari indikasi kecanduan dan
ketergantungan.
Narkotika sintetik tersebut antara lain : Methadone, Meperidene, dan Levorphanol.
Obat – obatan tersebut hanya dapat dibeli / diperoleh dengan resep dokter. Atau bila
benar – benar dibutuhkan untuk pengobatan/ penyembuhan bagi pecandu narkotika
(Indrawan, 2001).
2.6.3 Obat – obat Psikotropika
Obat – obat psikotropika ini bukan merupakan narkotika, tetapi mempunyai
efek serta bahaya yang sama dengan narkotika apabila disalahgunakan karena sasaran
obat – obatan tersebut adalah syaraf – syaraf tertentu dari sistem syaraf pusat
(Indrawan, 2001).
Obat – obatan jenis psikotropika terbagi atas:
Sabu – sabu tergolong amfetamin, yang berpengaruh memacu kerja otak
(stimulasi). Sering disebut ubas, ice. Berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan. Sabu – sabu berbentuk kristal putih (seperti vetsin), penggunaannya
dengan dihirup atau disuntikkan (Martono , 2006)
Pengaruh segera setelah pemakaian sabu – sabu adalah :
1. Menyebabkan perasaan gembira, mudah tersinggung, dan cemas.
2. Meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan.
3. Selera makan berkurang, mulut kering, berkeringat, dan bicara cepat.
4. Sakit kepala, penglihatan buram, dan pusing, pupil melebar.
Pengaruh jangka panjang pemakaian sabu - sabu adalah :
1. Gelisah, mudah curiga (paranoid), dorongan untuk melakukan bunuh diri.
2. Kurang gizi.
3. Halusinasi (penglihatan atau pendengaran semu).
4. Agresif, dapat melakukan tindakan keji, akal sehat hilang, dan tidak memiliki rasa
malu.
5. Ketergantungan dan gejala putus zat (murung dan letih).
Pengaruh pada sistem tubuh manusia adalah:
1. Pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak,
sehingga terjadi stroke
2. Pada sistem jantung dan pembuluh darah, dapat menyebabkan nyeri dada, dan
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
3. Pada sistem pernafasan, dapat menyebabkan tertekannya sistem pernafasan
4. Pada sistim reproduksi, dapat meningkatkan resiko bayi lahir prematur, cacat, mati
dalam kandungan, atau meninggal setelah lahir.
2.6.3.2 Ekstasi
Ekstasi tergolong amfetamin, yang berpengaruh memacu kerja otak. Ekstasi
ini beredar dalam bentuk tablet dan pil, dengan ukuran sebesar kancing baju
(Tanjung, 2005).
Efek penggunaan ekstasi adalah, dapat meningkatkan kegembiraan,
kepercayaan diri, energi dan stamina, menjadi aktif, terjadi 30 – 60 menit setelah
ditelan, mencapai puncak dalam 2- 4 jam. Setelah itu pemakai akan mengalami
depresi dan kelesuan pada otak.
Efeknya terhadap tubuh adalah, berkeringat, mulut kering, rasa haus meningkat,
rahang kaku, tekanan darah, detak jantung, dan suhu tubuh meningkat, mata berair,
kelebihan tenaga, dan kehilangan nafsu makan.
Efek psikologinya adalah, pengguna merasa santai, gembira, hangat, bertenaga, dan
menggambarkan perasaan saling mengerti diantara mereka.
2.7 Tanda awal penyalahgunaan narkoba secara umum
Secar umum penyalah gunaan narkoba ditandai dengan :
2.7.1 Malas
a. Malas mengurus diri
b. Malas makan/ makan sembarangan
c. Malas sekolah
2.8.2 Kehidupan penuh rahasia
b. Tidak mau mengizinkan orang tua masuk ke dalam kamar
c. Dikamar selalu terdapat bau – bauan yang berasal dari obat – obatan yang dipakai
d. Sering memakan permen karet atau permen menthol untuk menghilangkan bau
mulut
e. Suka berlama – lama di dalam kamar mandi
2.7.3 Gaya hidup semaunya sendiri
a. Mudah tersinggung
b. Sering berkelahi
c. Sering berbohong
d. Menghabiskan uang, sering mencuri uang/ barang keluarga, teman.
e. Memasang musik dengan suara keras.
f. Mulai sering berteman dengan anak – anak yang tidak perduli dengan sekolah.
g. Sering meminjam uang teman
h. Gaya pakaian berubah
2.8.4 Keluhan sakit
a. Sering mengeluh pusing, sakit kepala
b. Batuk – batuk, pilek yang berkepanjangan
2.8 Faktor – faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba secara umum.
2.8.1 Faktor individu
Dorongan pemakaian narkoba bisa diakibatkan karena adanya masalah
pribadi, stress, tidak percaya diri, takut, ketidak mampuan dalam menghadapi
2.8.2 Faktor lingkungan
Keinginan untuk menganut nilai – nilai yang sama dalam kelompok, diikuti
(solidaritas), dan tidak dapat menolak tekanan kelompok, merupakan hal yang
mendorong penggunaan narkoba. Dorongan dari luar adalah adanya dorongan,
ajakan, rayuan, paksaan terhadap individu untuk memakai narkoba, sementara
individu tidak dapat menolak.
2.8.3 Zat – zat di dalam narkoba
Ketika seseorang sudah mencoba narkoba, maka secara fisik dan psikis orang
tersebut sudah tidak dapat lagi hidup normal tanpa zat tersebut. Kesakitan dan
penderitaan dia anggap akan berhenti apabila zat – zat tersebut masuk kembali ke
dalam dirinya.
Zat – zat yang memberikan kenikmatan bagi pemakainya akan mendorong terjadinya
pemakaian berulang.
2.9 Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba.
Adapun upaya penanggulangan yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahap,
seperti tahap pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi (pemulihan).
2.9.1 Pencegahan
Pencegahan (preventif), yaitu suatu usaha yang dilakukan agar mereka yang
belum terlibat penyalahgunaan narkoba dapat terhindar dari hal tersebut, yakni
dengan cara :
a. Adanya peran aktif orang tua, guru, dan masyarakat dalam mewaspadai ancaman
b. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak
secara rutin.
c. Pendampingan dari orang tua siswa dengan memberikan perhatian dan kasih
sayang.
d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar
lingkungan sekolah.
e. Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
f. Mengajarkan kepada sisiwa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
g. Sering memberikan mereka bimbingan yang intensif agar mereka tidak sekedar
tahu bahaya dan efek yang bisa ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba dan
juga lebih penting adalah bagaimana agar mereka memahami alasan – alasan
mengapa mereka perlu dan harus menolak narkoba.
h. Membuat suatu ketetapan disiplin di sekolah.
2.9.2 Tahap pengobatan
Tahap pengobatan adalah upaya yang utama dilakukan yakni menghilangkan
atau membuang racun narkoba dari dalam tubuh korban penyalahgunaan narkoba.
Pada dasarnya orang yang terjerat narkoba tidak dapat disembuhkan dengan
cepat, tetapi harus menjalani pengobatan beberapa kali. Meskipun dari kebanyakan
orang yang terjerat penyalahgunaan narkoba dan sudah menjalani pengobatan sering
Hal ini dapat terjadi, karena jenis obat yang digunakan pecandu tidak hanya bersifat
merangsang psikologi (mental dan jiwa) maka dari itulah rehabilitasi harus dilakukan
dalam beberapa tahapan secara holistik, yakni pengobatan yang meliputi raga, mental,
dan jiwa.
Pada tahap pengobatan ini tubuh akan dibersihkan dari racun secara intensif
dan terkontrol. Misalnya: ada seorang pecandu, tampak jelas putus obat, bahaya obat
tersebut timbul 8 – 12 jam setelah pemakaian narkotika dan akan memuncak
penderitaannya setelah 36 – 72 jam. Pada saat itu pecandu mengalami kegelisahan,
sulit tidur, walaupun ia tampak menguap terus, air mata dan keringatpun terlihat deras
dan kemudian disusul dengan otot kejang dan terjadi kejang – kejang, sulit dikontrol,
disertai muntah, diare, detak jantung kian meningkat dan nafas kian cepat.
Maka dari gejala di atas dapat ditangani dengan memberikan methadone yaitu
salah satu dari narkotik sintetik atau obat penenang lainnya selama 3 hari sampai 5
hari untuk mengurangi gejala – gejala yang menyakitkan itu. Kemudian setelah lewat
dari 10 sampai 2 minggu, tubuh pasien baru dapat dibersihkan dari sisa – sisa racun
atau pengaruh dari narkotik yang telah dikonsumsinya. Demikianlah seterusnya dan
untuk mencapai kesembuhan yang maksimum harus dilakukan penenangan
rehabilitasi.
2.9.3 Tahap rehabilitasi
apabila di dalam tubuh korban sudah bersih dari racun narkoba dan tidak
terdapat komplikasi maka dalam tahap ini akan dibahas tahap pemulihan mental,
Dalam tahap ini akan dilaukan pengobatan yang berlanjut mulai dari mental, perilaku,
psikologis yang dapat sembuh secara berangsur – angsur yang dapat dilakukan
dengan terapi sebagai berikut :
1. Terapi agama
Menurut informasi dari berbagai kalangan yang berpengalaman mengobati pasien
pecandu narkoba, alternatif lain selain pengobatan secara medik maka pengobatan
(terapi) agama tidak kurang ampuhnya. Banyak rehabilitasi narkoba dipusatkan di
pesantren atau sekolah agama.
Disana korban narkoba dibina oleh para kiyai atau guru – guru dengan terapi
keagamaan. Sebelum memasuki tahap rehabilitasi mereka kadang kala
dibersihkan lebih dahulu guna menghilangkan racun yang ada dalam tubuhnya.
Kepada para pasien ditanamkan dasar keimanan, dengan ceramah dan
direalisasikan dengan pelaksanaan ibadah.
Mereka yang sungguh – sungguh dengan niat yang tulus dari lubuk hati yang
paling dalam, akan meninggalkan kebiasaan menggunakan narkoba, maka mereka
akan terlepas dari belenggu barang haram itu.
Dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa mereka
akan dapat melawan godaan – godaan yang senantiasa datang merayu.
2. Terapi seni
Tidak kurang penting bahwa seni merupakan terapi yang boleh dikatakan sangat
ampuh melawan godaan pengaruh narkoba. Apakah itu seni suara, seni tari, seni
rupa, seni sastra, dan lain – lain, semuanya dapat menjadi tangkal bagi pecandu
Menurut penelitian ahli – ahli terapi di Amerika banyak orang mengalihkan
perahtiannya ke arah bidang kesenian sebagai upaya kompensasi melakukan
penyalahgunaan narkoba.
Dengan menekuni senar kalbu ini ia akan menyalurkan keinginannya ke arah
yang positif.
Pengguna narkoba dikatakan sembuh apabila sudah diperiksa secar mendik bahwa
korban tidak lagi ada kelainan baik fisik, psikis, mental, jiwa dan sudah benar –
benar menolak narkoba.
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep – konsep yang diukur melalui penelitian yang dilakukan .
3.2. Defenisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (tahun 2002) pengetahuan merupakan kemampuan
remaja dalam menjawab pertanyaan yang diajukan tentang bahaya narkoba dalam
bentuk kuesioner dengan kategori :
a. Baik : 6 - 10 (>50%)
b. Kurang baik : 0 - 5 (<50%)
3.2.2. Sikap
Sikap merupakan keyakinan, perasaan, dan kecenderungan bertindak dari
seseorang terhadap obyek tertentu. Obyek sikap tersebut dapat berupa benda, orang,
institusi sosial maupun peristiwa tertentu. 1. Pengetahuan
2. Sikap 3. Perilaku
4. Sumber informasi utama
Yang dikategorikan dengan :
a. Baik : 6 - 10 (>50%)
b. Kurang baik : 0 - 5 (<50%)
3.2.3. Perilaku
Perilaku remaja tentang bahaya narkoba dapat dilihat melalui hasil jawaban
dari pertanyaan yang diberikan, apakah perilaku remaja baik atau buruk dalam
menanggapi masalah bahaya narkoba.
Yang dikategorikan dengan :
a. Baik : 6 - 10 (>50%)
b. Kurang baik : 0 - 5 (<50%)
3.2.4. Sumber informasi
Sumber informasi adalah media bagi remaja yang mendorong dan
meningkatkan pengetahuan tentang bahaya narkoba yang biasanya didapat dari:
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang bahaya narkoba.
4.2. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja siswa SMP Negeri 4 Kelas 9
Pematangsiantar. Pemilihan sampel yang digunakan adalah dengan total sampling
dengan jumlah 120 orang.
4.3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian di SMP Negeri 4 Pematangsiantar.
4.4. Pertimbangan etika
Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu meminta surat izin
penelitian kepada bagian pendidikan Program D – IV Bidan Pendidik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Setelah itu menyampaikan surat izin penelitian dari universitas kepada SMP
Negeri 4 Pematangsiantar. Setelah mendapat izin maka penulis mulai melakukan
penelitian dengan cara menjelaskan materi penelitian tentang bahaya narkoba
Data penelitian nantinya akan dibuat kode atau inisial sebagai identitas
responden. Data yang diperoleh digunakan semata – mata demi perkembangan ilmu
pengetahuan dan tidak akan dipublikasikan pada pihak lain.
Semua data dikumpulkan oleh satu orang peneliti dan disimpan ditempat yang aman.
Setelah penelitian dilakukan, peneliti akan memberikan laporan hasil penelitian
kepada lokasi penelitian.
4.5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, yang diberikan pada
remaja yakni siswa kelas 9 SMP Negeri 4 Pematangsiantar. Instrumen ini terdiri dari
4 bagian, yaitu:
1. Tentang pengetahuan dengan 10 pertanyaan.
2. Tentang sikap dengan 10 pertanyaan.
3. Tentang perilaku dengan 10 pertanyaan.
4. Tentang sumber informasi dengan 1 pertanyaan.
4.6. Rencana pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :
1. Mengajukan permohonan izin dari institusi pendidikan D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Menyerahkan permohonan izin penelitian kepada kepala sekolah SMPN 4
Pematangsiantar.
4. Jika responden setuju untuk ikut serta dalam penelitian, responden diminta untuk
menandatangani informed consent dan bebas menanyakan apapun tentang
pengisian kuesioner.
4.7. Analisa dan presentasi data
Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data
melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan identitas dan data responden
serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Dilanjutkan dengan
mengklarisifikasi data dan mentabulasi data yang telah terkumpul. Kemudian
dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi yaitu program
SPSS.
Data yang sudah diolah, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Deskripsi tentang sampel penelitian berupa frekuensi dan persentasenya yaitu
pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang bahaya narkoba di SMP Negeri 4
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini akan diuraikan pada bab ini, berikut pembahasan
mengenai “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja Tentang Bahaya Narkoba di
SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar Tahun 2008”.
1. Berdasarkan Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi tingkat pengetahuan responden yang
mempunyai pengetahuan baik yaitu 103 orang ( 85,8%), sedangkan responden
yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebanyak 17 orang (14,2%). Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel berikut :
[image:36.595.137.490.521.631.2]Tabel 5.1
Tabel Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Pematangsiantar Kelas 9.
Pengetahuan Jumlah Persentase %
Baik 103 orang 85,8 %
Kurang baik 17 orang 14,2 %
2. Berdasarkan Sikap
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi sikap responden yang mempunyai
sikap baik yaitu 65 orang ( 54,2 %), sedangkan yang sikapnya kurang baik
sebanyak 55 orang ( 45,8 %). Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel
berikut :
[image:37.595.136.491.332.443.2]Tabel 5.2
Tabel Distribusi Sikap Remaja Terhadap Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar.
Sikap Jumlah Persentase %
Baik 65 orang 54,2 %
Kurang baik 55 orang 45,8 %
Total 120 orang 100
3. Berdasarkan Perilaku
Berdasarkan hasil penelitian distribusi tingkat perilaku responden yang
mempunyai perilaku baik yaitu 75 orang (62,5 %), dan yang mempunyai
perikau kurang baik yaitu 45 orang (37,5 %). Hasil penelitian disajikan dalam
Tabel 5.3
Tabel Distribusi Perilaku Remaja Terhadap Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar
Perilaku Jumlah Persentase %
Baik 75 orang 62,5 %
Kurang baik 45 orang 37,5 %
Total 120 orang 100
4. Berdasarkan Sumber Informasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 4 Pematangsiantar, banyaknya sumber informasi yang didapat tentang bahaya
narkoba berasal dari Televisi sebanyak 53 orang (44,2 %), dan yang paling
sedikit berasal dari Tenaga Kesehatan sebanyak 9 orang (7,5 %). Hasil
Tabel 5.4
Tabel Distribusi Sumber Informasi Remaja Tentang Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar.
Sumber Informasi Jumlah Persentase ( % )
Televisi 53 44,2 %
Majalah 21 17,5 %
Teman 25 20,8 %
Tenaga Kesehatan 9 7,5 %
Radio 12 10,0 %
Jumlah 120 100
5.1 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti akan membahas untuk
menjawab pertanyaan penelitian tentang Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja
tentang Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar.
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi tingkat pengetahuan responden yang
yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 103 orang ( 85,8%), sedangkan responden
yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebanyak 17 orang (14,2%).
Menurut Risher (2006) pengetahuan adalah kemampuan “berpikir” yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu “mengingat”, sampai
Berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian yang didapat, maka teori dan
hasil penelitian terdapat keterkaitan. Karena responden yang berpengetahuan baik
lebih banyak jumlahnya, sehingga dapat digambarkan bahwa kemampuan berfikir
atau mengingat responden sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi sikap responden yang mempunyai
sikap baik yaitu 65 orang ( 54,2 %), sedangkan yang mempunyai sikap kurang baik
sebanyak 55 orang ( 45,8 %).
Menurur Risher (2006) sikap/kualitas pribadi adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan “perasaan”, “sistem nilai” dan “sikap hati” yang menunjukkan
penerimaan dan penolakan terhadap sesuatu.
Berdasarkan teori yang ada dengan hasil penelitian yang didapat, maka teori dan hasil
terdapat keterkaitan, yaitu bahwa mereka dapat menyikapi dengan baik masalah
penyalahgunaan narkoba, dengan kata lain mereka dapat melakukan penolakan
terhadap bahaya narkoba.
Berdasarkan hasil penelitian distribusi perilaku responden yang berperilaku
baik yaitu 75 orang (62,5 %), sedangkan yang penperilaku kurang baik sebanyak 45
orang (37,5 %).
Menurut Surjadi (2000) perilaku remaja tentang bahaya narkoba dapat dilihat
melalui hasil pertanyaan yang diberikan, apakah perilaku remaja tersebut baik atau
kurang baik.
Berdasarkan teori dan hasil yag diperoleh, bahwa teori dan hasil penelitian
tertinggi dalam menjawab pertanyaan jumlahnya lebih banyak. Sehingga dapat
digambarkan perilaku remaja dalam menghadapi masalah penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 4
Pematangsiantar, banyaknya sumber informasi yang didapat tentang bahaya narkoba
berasal dari Televisi sebanyak 53 orang (44,2 %), dan yang paling sedikit berasal dari
Tenaga Kesehatan sebanyak 9 orang (7,5 %). Terdapat pula 25 orang remaja
mendapatkan sumber informasi tentang narkoba berasal dari teman sendiri, sebagian
mengatakan bahwa informasi yang didapatkan sesuai dengan informasi yang benar
tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, namun sebagian teman memberikan inforasi
yang salah dengan mengatakan bahwa narkoba itu nikmat dan dapat membuat orang
semakin percaya diri. Informasi yang seperti ini yang harus lebih diwaspadai.
Menurut teori bahwa media itu merupakan segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Informasi
berjenis audio visual seperti Televisi lebih mempermudah dalam penyampaian pesan,
karena penyajiannya dapat dilihat, didengar dan lebih menarik.
Teori tersebut sangat relevan dengan hasil penelitian yang diperoleh, karena jumlah
responden yang memperoleh informasi tentang narkoba dari televisi lebih banyak
jumlahnya dibandingkan dengan jumlah responden yang memperoleh informasi dari
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan penelitian tentang “Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Remaja Tentang Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar
Tahun 2008”, dapat disimpulkan bahwa:
Dapat digambarkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang
bahaya narkoba di SMP Negeri 4 kelas 9 Pematangsiantar termasuk dalam kategori
baik dan mayoritas remaja mendapatkan sumber informasi dari media Televisi.
6.2 SARAN
Kepada tenaga kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan promosi
kesehatan tentang dampak penyalahgunaan narkoba kepada para remaja.
Kepada masyarakat disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuanya
tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, dan bagi orangtua selalu memantau segala
aktifitas anak remajanya.
Bagi lokasi penelitian disarankan agar pihak sekolah SMP Negeri 4 dapat
lebih mempertahankan disiplin sekolah, dan dapat memasukkan pembahasan tentang
bahaya penyalahgunaan narkoba dalam ekstra kulikuler sebgai ilmu tambahan bagi
para siswa.
Bagi institusi pendidikan disarankan agar lebih meningkatakan mutu
agar dapat memberikan komunikasi, informasi dan motivasi bagi para remaja untuk
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini. 2005. Manajemen Penelitian. Cetakan ketujuh. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
DEPKES RI. 2001. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi. Jakarta.
Indrawan. 2001. Kiat Ampuh Menangkal Narkoba. Cetakan pertama. Bandung: Pionir Jaya.
Karsono Edy. 2004. Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras. Cetakan pertama. Bandung: CV. Yrama Widya.
Llewellyn Derek dan Jones. 2005. Setiap Wanita. Jakarta: Dela Pratasa Publishing
Martono Harlina Lydia dan Joewana satya. 2005. Modul Latihan Pemulihan Pecandu Berbasis Masyarakat. Jakarta: Balai Pustaka.
___________________________________. 2006. Menangkal Narkoba dan Kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka.
_________________________________________. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Putaka.
Notoatdmojo Soekdjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho Natsir M. 2000. Pandangan Orangtua Mengenai Masalah Kesehatan dan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai Penerbit FK. UI
Purwanto Chandra. 2001. Mengenal dan Mencegah Bahaya Narkotik. Bandung: Pionir Jaya
Surjadi Charles. 2000. Profil Penanggulangan Masalah Narkoba. Jakarta: Organisasi Penanganan Narkoba.
Saifuddin Azwar. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
________________. 2002. Narkoba Sumber Bencana. Jakarta: Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti Narkoba.
________________. 2005. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti Narkoba.
http/www. Seputar Pelajar dan Bahaya Narkoba.Com/ 28 Sept 2007. 17.00 htm.
Quesioner Penelitian
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja Tentang Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar Tahun 2008.
Petunjuk:
Lingkarilah salah satu pilihan jawaban di bawah ini yang anda anggab benar:
A. PENGETAHUAN 1. Narkoba adalah ?
a. Obat, bahan atau zat yang jika diminum/ dihirup atau disuntikkan
berpengaruh pada kerja otak
b. Zat makanan
c. Obat yang jika diminum tidak berpengaruh pada kerja otak
2. Narkotika alami adalah narkoba yang berasal dari ?
a. Tumbuh – tumbuhan
b. Obat – obatan yang diolah
c. Campuran dari obat – obatan dan tumbuhan
3. Yang termasuk kedalam jenis narkoba adalah ?
a. Asian poppy
b. Rokok
c. Minuman keras
4. Penggunaan narkoba dengan cara bergantian jarum suntik, dapat beresiko
terserang ?
a. Lever
b. HIV/ AIDS
c. TBC
5. HIV/ AIDS dapat ditularkan melalui?
a. Berjabat tangan
b. Penggunaan jarum suntik yang sama secara bergantian
6. Yang termasuk dampak dari penyalahgunaan narkoba adalah ?
a. Meningkatnya minat belajar
b. Gangguan terhadap proses belajar
c. Hubungan dengan keluarga semakin erat
7. Sakau pada pecandu narkobadapat terjadi karena ?
a. Ketersediaan narkoba saat pecandu menginginkan zat tersebut
b. Banyaknya zat narkoba yang digunakan
c. Tidak tersedianya narkoba pada saat pecandu menginginkan zart tersebut.
8. Gangguan mental yang dapat terjadi pada pecandu narkoba adalah ?
a. Daya fikir yang semakin baik
b. Kurang minat untuk bergaul
c. Munculnnya sindrom motivasional, timbulnya perasaan depresi dan ingin
bunuh diri, gangguan daya berfikir.
9. Terapi yang harus diberikan untuk pengobatan para pecandu narkoba adalah ?
a. Nasehat dari orang tua
b. Pengobatan secara medis, agama, dan seni
c. Mengisolasi pecandu narkoba.
10. Hal – hal apa saja yang harus diberikan untuk memberantas penyalahgunaan
narkoba ?
a. Bimbingan dari para guru di sekolah tentang bahaya narkoba
b. Kerja sama antara pihak pemerintah, aparat, para guru, orang tua, bahkan
remaja
Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada pernyataan yang saudara anggab benar.
B. SIKAP
1. Perlunya memperdulikan orang lain yang terjerat narkoba, karena masalah mereka
adalah masalah kita juga.
Benar
Salah
1. Pada dasarnya setiap orang yakin, bahwa dirinya tidak akan menyalahgunakan
narkoba.
Benar
Salah
2. Perlunya bertindak tegas terhadap penyalahgunaan narkoba.
Benar
Salah
3. Berkata “tidak” terhadap tawaran narkoba berarti mencegah penyalahgunaan
narkoba.
Benar
Salah
4. Sebagai mkhluk sosial, kadang kala perlu berbaur kepada para pecandu narkoba
namun kita tidak boleh terjerumus kedalamnya.
Benar
Salah
5. Narkoba dan psiko tropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan ilmu pengetahuan.
Benar
Salah
6. Pihak sekolah bertanggung jawab atas terjadinya penyalahgunaan narkoba di
lingkungan sekolah.
Salah
7. Penyalahgunaan narkoba berhubungan erat dengan peningkatan tindak kekerasan.
Benar
Salah
8. Perlunya kegiatan yang positif untuk menghindari diri dari penyalahgunaan
narkoba.
Benar
Salah
9. Perlunya masalah narkoba dan seks bebas dimasukkan ke dalam kurikulum
pendidikan.
Benar
Salah
10.Perlunya kerjasama antara pihak aparat keamanan, pihak sekolah orang tua,
bahkan remaja sendiri untuk pengentasan masalah narkoba.
Benar
Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
C. PERILAKU
NO PERNYATAAN TENTANG NARKOBA
JAWABAN Ya Tidak
1.
Apakah tempat tinggal anda sangat dekat dengan narkoba ?
2.
Apakah anda suka bergaul dengan para pecandu narkoba ?
3. Apakah anda mempunyai kebiasaan merokok?
4.
Apakah kebiasaan merokok anda jadikan sebagai penghilang stres ?
5. Apakah anda suka berhalusinasi ?
6.
Apakah anda mempunyai kebiasaan buruk untuk meningkatkan rasa percaya diri ?
7. Apakah anda pernah melihat wujud dari narkoba ?
8.
Apakah anda selalu menghabiskan waktu dengan berkumpul bersama teman tanpa tujuan yang jelas ?
9.
Apakah anda pernah mendapat tawaran untuk mencoba narkoba ?
Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
D. SUMBER INFORMASI
Berasal dari manakah informasi yang anda dapatkan tentang bahaya narkoba?
Majalah
Televisi
Radio
Tenaga kesehatan