• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina)"

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

(STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT ADOLINA)

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

DIKY HAJRIL ANSHARI

080403142

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

(STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT ADOLINA)

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

DIKY HAJRIL ANSHARI

080403142

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Rosnani Ginting, MT Aulia Ishak, ST., MT

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik.

Laporan tugas akhir ini.merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “ANALISIS PENGUKURAN

KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE

PRISM (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT

ADOLINA)”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini dan

penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Juni 2011

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah yang tak hentinya terucap atas selesainya Tugas Sarjana ini, banyak pihak yang telah membantu baik itu berupa bimbingan ataupun berupa

bantuan moril dan materil, sehingga Tugas Sarjana ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. dan Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT. selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Industri.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku koordinator bidang Manajemen Rekayasa Produksi.

3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, Msc selaku koordinator Tugas Sarjana. 4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT., selaku Dosen Pembimbing I atas kesediaannya

meluangkan waktu untuk bimbingan, arahan, dan masukan serta ilmu yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

5. Bapak Aulia Ishak, ST. MT., selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaannya meluangkan waktu untuk bimbingan, arahan, dan masukan serta ilmu yang

diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

6. Bapak Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE., Ibu Ir. Nazlina, MT., dan Bapak

(5)

7. Ibu Ir. Elisabeth Ginting, M.si., dan Bapak Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng selaku Kepala dan Staff Laboratorium Pengukuran dan Statistik, atas

bimbingan dan nasehat yang berguna bagi penulis.

8. Pimpinan PTPN IV Unit Adolina, Bapak Khairuddin Nasution selaku Manajer Unit, Bapak Sulistiono selaku Kepala Dinas Tata Usaha, Bapak Edman Agus

selaku Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan, Bapak Zuliyadi selaku asisten SDM dan Umum, Bapak Irwan Rizaly selaku Ketua Serikat Pekerja

Perkebunan Unit Adolina, yang telah membantu memberikan informasi dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir penulis.

9. Bapak Siman, Ibu Nurida Pohan, Bapak Rizky, Ibu Lia dan Ibu Deasy yang

telah membantu penulis untuk bisa melakukan penelitian pada PTPN IV Unit Adolina.

10.Orang tua yang sangat penulis cintai Ayahanda Drs. H. Adil Sirait dan Ibunda Hj. Rusmi yang selalu memberikan dukungan dalam segala bentuk.

11.Kakak dan Adik saudara kandung penulis Dita Eka Pertiwi Sirait, Devi Ayu

Putri Sirait dan Riza Puspa Iryani yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

12.Dita Putri Adhani yang selalu memberikan motivasi dan perhatian pada penulis selama mengerjakan Tugas Akhir.

13.Pegawai administrasi Departemen Teknik Industri, Kak Dina, Bang Mijo,

(6)

Kumis dan Kak Rahma atas kebaikan hatinya meminjamkan buku demi kelancaran pembuatan laporan Tugas Akhir ini.

14.Seluruh teman-teman angkatan 2006 Transfer (Chalis, Habib, Evan, Mamam, Ilfi, Erwin M, Willy, Indra Ombes, Trisman, Anas, Haros, David, Robert, Armein Ayah, Winda, Bintang, Dinda, Faisal, Ade, Tiyung, Eva, Audra, Dita,

Fery dan Kenzo) yang akan selalu penulis rindukan kebersamaannya.

15.Segenap asisten Laboratorium Pengukuran dan Statistik : asisten Senior (Bang

Izet, Bang Indra, Kak Dwi, Kak Melda, Bang Budi, Bang Velino, Iman Rizky, Shinta, Delfandi, Fieley, Eko), Wulan, Nia dan adik-adik asisten 08 (Fakhri, Surya, Chani, Ita, Erin, Heriyanto) dan asisten magang Mushtofa, makasih

untuk kekeluargaan serta suka duka yang kita lalui bersama sebagai keluarga besar LPS.

(7)

D A F T A R I S I

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTA TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xxvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxvii

ABSTRAK ... xxviii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-5 1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... I-5 1.4. Manfaat Penelitian ... I-6

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-6 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7

(8)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN

2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... II-1 2.1.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.1.3. Lokasi Perusahaan ... II-3 2.2. Organisasi dan Manajemen ... II-3 2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3

2.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja ... II-11

2.2.4. Jam Kerja ... II-11 2.3. Proses Produksi ... II-12 2.3.1. Proses Produksi CPO ... II-12

2.3.1.1. Stasiun Penerimaan Bahan Buah

(Fruit Reception Station) ... II-12

2.3.1.2. Stasiun Penimbangan Buah (Fruit Weighting) ... II-13 2.3.1.3. Stasiun Rebusan ... II-13 2.3.1.4. Stasiun Penebah ... II-14

2.3.1.5. Stasiun Pengempaan ... II-14 2.3.1.6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station).. II-15

(9)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN

2.3.2.3. Pemecahan Biji ... II-16 2.3.2.4. Pemisahan Inti dengan Cangkang ... II-17

2.3.2.5. Pengeringan Inti ... II-17 2.3.3. Bahan-bahan yang Digunakan ... II-18 2.4. Mesin dan Peralatan Produksi ... II-18

2.4.1. Mesin Produksi ... II-18 2.4.2. Peralatan ... II-23

2.5. Utility ... II-23

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Pengukuran Kinerja ... III-1

3.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja ... III-1

3.1.2. Elemen Pengukuran Kinerja ... III-1 3.1.3. Sasaran Pengukuran Kinerja ... III-3 3.1.4. Manfaat Pengukuran Kinerja ... III-4

3.1.5. Manajemen Kinerja ... III-5 3.1.6. Perkembangan Sistem Pengukuran Kinerja ... III-6

3.1.7. Metode-Metode Pengukuran Kinerja ... III-6 3.2. Kebutuhan Akan Sistem Manajemen Kinerja

(10)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN 3.3. Dasar Perancangan Sistem Manajemen Kinerja ... III-13 3.4. Pengukuran Kinerja dengan Metode Performance Prism... III-14

3.5. Pembobotan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). III-22 3.5.1. Decomposition ... III-23 3.5.2. Comparatif Judgement ... III-24

3.5.3. Synthesis of Priority ... III-26 3.5.4. Logical Consistency ... III-26

3.6. Scoring System dengan Model Objectives Matrix (OMAX) ... III-27 3.7. Traffic Light System ... III-32

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-3

4.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-3 4.6. Pelaksanaan Penelitian ... IV-4

(11)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN 4.6.1.3. Instrumen Penelitian ... IV-6 4.6.2. Pengolahan Data... IV-8

4.6.3. Tahap Analisa dan Pemecahan Masalah ... IV-11 4.6.4. Kesimpulan dan Saran ... IV-11

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Identifikasi Stakeholder Perusahaan ... V-1 5.1.2. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina ... V-2

5.1.2.1. Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V-3 5.1.2.2. Stakeholder Pelanggan ... V-5

5.1.2.3. Stakeholder Pemasok... V-6 5.1.2.4. Stakeholder Karyawan ... V-7 5.1.2.5. Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat ... V-8

5.1.3. Data Pembobotan KPI (Key Performance Indicator) ... V-10 5.1.3.1. Pembobotan Antar Kriteria KPI ... V-13

5.1.3.2. Pembobotan Antar Sub Kriteria ... V-15 5.1.3.2.1. Pembobotan Antar Sub Kriteria

(12)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN 5.1.3.2.2. Pembobotan Antar Sub Kriteria

Pelanggan ... V-17

5.1.3.2.3. Pembobotan Antar Sub Kriteria Pemasok V-19 5.1.3.2.4. Pembobotan Antar Sub Kriteria Karyawan V-20 5.1.3.2.5. Pembobotan Antar Sub Kriteria

Pemerintah dan Masyarakat ... V-22 5.1.3.3. Pembobotan Antar KPI ... V-23

5.1.3.3.1. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Satisfaction Kriteria

Investor (Kantor Pusat) ... V-23

5.1.3.3.2. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution Kriteria

Investor (Kantor Pusat) ... V-25 5.1.3.3.3. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Investor (Kantor Pusat) V-26

5.1.3.3.4. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Capability Kriteria Investor

(Kantor Pusat) ... V-27 5.1.3.3.5. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

(13)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN Pelanggan ... V-28 5.1.3.3.6. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution Kriteria

Pelanggan ... V-30 5.1.3.3.7. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Pelanggan ... V-31 5.1.3.3.8. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Process Kriteria Pelanggan ... V-32 5.1.3.3.9. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Capability Kriteria Pelanggan... V-33

5.1.3.3.10. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Satisfaction Kriteria

Pemasok ... V-34 5.1.3.3.11. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution Kriteria

Pemasok ... V-35 5.1.3.3.12. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Pemasok ... V-36 5.1.3.3.13. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

(14)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN Karyawan ... V-37 5.1.3.3.14. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution

Kriteria Karyawan ... V-39 5.1.3.3.15. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Karyawan ... V-40 5.1.3.3.16. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Process Kriteria Karyawan ... V-41 5.1.3.3.17. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Capability Kriteria Karyawan ... V-42

5.1.3.3.18. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Satisfaction Kriteria

Pemerintah dan Mayarakat ... V-43 5.1.3.3.19. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution Kriteria

Pemerintah dan Mayarakat ... V-44 5.1.3.3.20. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Pemerintah dan

(15)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN

Process Kriteria Pemerintah dan

Mayarakat ... V-46

5.1.3.3.22. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria

Capability Kriteria Pemerintah dan

Mayarakat ... V-47

5.2. Pengolahan data ... V -49 5.2.1.Identifikasi Key Performance Indicator ... V -49 5.2.2. Penyusunan Performance Measurement Record Sheet ... V -51 5.2.3. Scoring System dengan Metode Objective Matrix ... V -61

5.2.3.1. Menentukan Target Nilai Tertinggi dan Nilai

Terendah yang Dicapai Setiap KPI

(Key Performance Indicator) ... V-61

5.2.3.2. Menentukan Bobot KPI

(Key Performance Indicator) ... V-76 5.2.3.3. Melakukan Perhitungan Kelas Pencapaian

Masing-Masing KPI ... V-85 5.2.3.3.1. Perhitungan Kelas Pencapaian

KPI (Key Performance Indicator)

(16)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN KPI (Key Performance Indicator)

Stakeholder Pelanggan ... V-89

5.2.3.3.3. Perhitungan Kelas Pencapaian KPI (Key Performance Indicator)

Stakeholder Pemasok ... V-92

5.2.3.3.4. Perhitungan Kelas Pencapaian KPI (Key Performance Indicator)

Stakeholder Karyawan... V-95 5.2.3.3.5. Perhitungan Kelas Pencapaian

KPI (Key Performance Indicator)

Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat V-98 5.2.3.4. Menentukan Skor Aktual dan Nilai Performansi .... V-101

5.2.3.4.1. Menentukan Skor Aktual dan Nilai Performansi Stakeholder Investor

(Kantor Pusat) ... V-101

5.2.3.4.2. Menentukan Skor Aktual dan Nilai

Performansi Stakeholder Pelanggan ... V-103

5.2.3.4.3. Menentukan Skor Aktual dan Nilai

(17)

D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )

BAB HALAMAN Performansi Stakeholder Karyawan ... V-107 5.2.3.4.5. Menentukan Skor Aktual dan Nilai

Performansi Stakeholder

Pemerintah dan Masyarakat ... V-109

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis ... V I-1

6.1.1. Analisis Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V I-1 6.1.2. Analisis Stakeholder Pelanggan ... V I-2

6.1.3. Analisis Stakeholder Pemasok ... V I-2 6.1.4. Analisis Stakeholder Karyawan ... VI-3 6.1.5. Analisis Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat ... VI-4

6.2. Usulan ... V I-5

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

(18)

D A F T A R T A B E L

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Adolina ... II-11 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor ... II-11

2.3. Jam Kerja Karyawan Pabrik ... II-12 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina ... II-19

2.5. Spesifikasi Kebutuhan Air ... II-24 2.6. Spesifikasi Mesin Pembangkit Tenaga Listrik ... II-25 2.7. Spesifikasi Mesin Penghasil Steam (Uap Air) ... II-26

3.1. Konstribusi dari Para Stakeholeder ... III-11 3.2. Lima Pertanyaan yang Mendasari Teori Performance Prism . III-15

3.3. Dasar Perbandingan Kriteria ... III-24 3.4. Harga Random Index ... III-27 3.5. Tabel Target Pencapaian Dalam OMAX ... III-30

5.1. Narasumber dan Alasan Pemilihan ... V-3 5.2. Identifikasi Lima Sisi PerformancePrism untuk Stakeholder

Investor (Kantor Pusat) ... V-4 5.3. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder

Pelanggan ... V-5

5.4. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder

(19)

D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )

TABEL HALAMAN

5.5. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder

Karyawan ... V-8

5.6. Identifikasi Lima Sisi PerformancePrism untuk Stakeholder

Pemerintah dan Masyarakat ... V-9

5.7. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... V-14 5.8. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria

Investor (Kantor Pusat) ... V-15

5.9. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria

Pelanggan ... V-17

5.10. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria

Pemasok ... V-19 5.11. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria

Karyawan ... V-20 5.12. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria

Pemerintah dan Masyarakat ... V-22 5.13. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Satisfaction Kriteria Investor (Kantor Pusat)... V-24

5.14. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

(20)

D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )

TABEL HALAMAN

5.15. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Investor (Kantor Pusat) ... V-26

5.16. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Capability Kriteria Investor (Kantor Pusat) ... V-28

5.17. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Satisfaction Kriteria Pelanggan... V-29 5.18. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution Kriteria Pelanggan ... V-30 5.19. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Pelanggan ... V-31

5.20. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Process Kriteria Pelanggan ... V-32

5.21. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Capability Kriteria Pelanggan ... V-33

5.22. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Satisfaction Kriteria Pemasok ... V-34 5.23. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution Kriteria Pemasok ... V-35 5.24. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

(21)

D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )

TABEL HALAMAN 5.25. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Satisfaction Kriteria Karyawan ... V-38

5.26. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution Kriteria Karyawan ... V-39

5.27. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Karyawan ... V-40 5.28. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Process Kriteria Karyawan ... V-41 5.29. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Capability Kriteria Karyawan ... V-42

5.30. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Satisfaction Kriteria Pemerintah dan Mayarakat V-43

5.31. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Stakeholder Contribution Kriteria Pemerintah dan Mayarakat V-44

5.32. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Strategy Kriteria Pemerintah dan Mayarakat ... V-45 5.33. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

Process Kriteria Pemerintah dan Mayarakat ... V-46 5.34. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria

(22)

D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )

TABEL HALAMAN 5.35. Key Perfomance Indicator ... V-49 5.36. Target Pemanfaatan Aset ... V-52

5.37. Realisasi Pemanfaatan Aset ... V-53 5.38. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator

Stakeholder Investor (Kantor Pusat)... V-54

5.39. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator

Stakeholder Pelanggan... V-56

5.40. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator

Stakeholder Pemasok ... V-57

5.41. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator

Stakeholder Karyawan ... V-59 5.42. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator

Pemerintah dan Masyarakat ... V-60 5.43. Optimis Pemanfaatan Aset ... V-62

5.44. Pesimis Pemanfaatan Aset ... V-63 5.45. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder

Investor (Kantor Pusat) ... V-64

5.46. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder

Pelanggan ... V-67

(23)

D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )

TABEL HALAMAN Pemasok ... V-69 5.48. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder

Karyawan ... V-72 5.49. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder

Pemerintah dan Masyarakat ... V-75 5.50. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antar

Kriteria ... V-77

5.51. Pembagian Tiap Kriteria dengan Hasil Penjumlahan Matriks

Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... V-78

5.52. Consistensi Rasio (CR) Pada Level 2, 3 dan 4... V-80 5.53. Nilai Bobot KPI (Key Performance Indicator) terhadap

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina ... V-81

5.54. Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V-88 5.55. Stakeholder Pelanggan... V-91

5.56. Stakeholder Pemasok ... V-94 5.57. Stakeholder Karyawan ... V-97 5.58. Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat ... V-100

5.59. Scoring OMAX Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V-102 5.60. Scoring OMAX Stakeholder Pelanggan ... V-104

(24)

D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )

(25)

D A F T A R G A M B A R

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Adolina ... II-4

3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder ... III-9 3.2. Pergeseran Fokus Perusahaan ... III-10 3.3. Sudut Pandang Performance Prism... III-16

3.4. Hubungan Keterkaitan Kelima Segi dalam Performance Prism. III-17 3.5. Ruang Lingkup Model Performance Prism ... III-20

4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-10 4.3. Diagram Langkah Penelitian ... IV-12

5.1. Stakeholder PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina ... V-2 5.2. Hierarki KPI (Key Performance Indicator) PT. Perkebunan

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Pembobotan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) L-1

2. Kuesioner Terbuka Pengukuran Kinerja Berdasarkan

Performance Prism ... L-10 3. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-11

4. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ... L-12 5. Surat Penjajakan ke Perusahaan ... L-13

6. Surat Balasan Perusahaan ... L-14 7. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-15 8. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing 1 ... L-16

(27)

ABSTRAK

Perkembangan dunia bisnis terutama industri pengolahan kelapa sawit di wilayah Sumatera Utara saat ini meningkat dengan sangat cepat. Perkembangan antar industri pabrik pengolahan kelapa sawit ini memunculkan persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berbenah diri dengan melakukan pengukuran kinerja pada seluruh komponen aspek perusahaan. Pabrik Kelapa Sawit Adolina adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang berada dibawah manajemen PTPN IV.

Saat ini pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PTPN IV PKS Adolina adalah pengukuran kinerja secara tradisional yang hanya berfokus pada aspek keuangan. Sedangkan pengukuran kinerja terhadap karyawan hanya dilakukan pada karyawan pimpinan saja seperti manajer dan kepala dinas masing-masing bagian. Penilaian terhadap karyawan pimpinan dilakukan oleh pihak direksi sebagai salah satu syarat untuk peningkatan karir. Selain itu, pihak PKS Adolina juga melakukan pengukuran kinerja hanya pada departemen pengolahan saja. Hal ini dikarenakan peningkatan rendemen CPO dan inti dianggap sudah menggambarkan kinerja PKS Adolina. Oleh karena itu, pengukuran kinerja terhadap PKS Adolina perlu dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan perusahaan.

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prism. Metode Performance Prism digunakan untuk mengintergrasi seluruh stakeholder yang terdapat di PTPN IV PKS Adolina yang menyangkut kepuasaan, kontribusi, strategi, proses dan kapabilitas perusahaan. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini juga didukung dengan metode lain yaitu pembobotan dengan Analytic Hierachy Process (AHP) untuk mengetahui skala prioritas dari setiap Key Performance Indicator (KPI), Scoring System dengan metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System untuk melihat nilai indeks total perusahaan.

Hasil pengukuran kinerja pada PTPN IV PKS Adolina dengan metode

(28)

ABSTRAK

Perkembangan dunia bisnis terutama industri pengolahan kelapa sawit di wilayah Sumatera Utara saat ini meningkat dengan sangat cepat. Perkembangan antar industri pabrik pengolahan kelapa sawit ini memunculkan persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berbenah diri dengan melakukan pengukuran kinerja pada seluruh komponen aspek perusahaan. Pabrik Kelapa Sawit Adolina adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang berada dibawah manajemen PTPN IV.

Saat ini pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PTPN IV PKS Adolina adalah pengukuran kinerja secara tradisional yang hanya berfokus pada aspek keuangan. Sedangkan pengukuran kinerja terhadap karyawan hanya dilakukan pada karyawan pimpinan saja seperti manajer dan kepala dinas masing-masing bagian. Penilaian terhadap karyawan pimpinan dilakukan oleh pihak direksi sebagai salah satu syarat untuk peningkatan karir. Selain itu, pihak PKS Adolina juga melakukan pengukuran kinerja hanya pada departemen pengolahan saja. Hal ini dikarenakan peningkatan rendemen CPO dan inti dianggap sudah menggambarkan kinerja PKS Adolina. Oleh karena itu, pengukuran kinerja terhadap PKS Adolina perlu dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan perusahaan.

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prism. Metode Performance Prism digunakan untuk mengintergrasi seluruh stakeholder yang terdapat di PTPN IV PKS Adolina yang menyangkut kepuasaan, kontribusi, strategi, proses dan kapabilitas perusahaan. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini juga didukung dengan metode lain yaitu pembobotan dengan Analytic Hierachy Process (AHP) untuk mengetahui skala prioritas dari setiap Key Performance Indicator (KPI), Scoring System dengan metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System untuk melihat nilai indeks total perusahaan.

Hasil pengukuran kinerja pada PTPN IV PKS Adolina dengan metode

(29)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan dunia bisnis terutama industri pengolahan kelapa sawit saat

ini meningkat sangat cepat. Perkembangan antar industri pabrik pengolahan kelapa sawit ini memunculkan persaingan yang sangat kompetitif antar

perusahaan terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera Utara, baik yang dikelola oleh BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti PT. Perkebunan Nusantara II, PT. Perkebunan Nusantara III, dan PT. Perkebunan

Nusantara IV maupun oleh pihak swasta seperti Asian Agri, Astra Group, Bakrie Sumatera Plantation (BSP), PP Lonsum, Sinar Mas dan Soucfindo. Untuk

menghadapi persaingan yang sangat ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berbenah diri guna mendapatkan performansi kerja yang semakin baik. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat performansi kerja yang baik perlu

dilakukannya pengukuran kinerja pada seluruh komponen aspek perusahaan, mulai dari implementasi visi, misi, strategi yang objektif, target, proses dan

kapabilitas dengan melibatkan seluruh stakeholdernya.

Penilaian atau pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada

(30)

titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian1

Penilaian terhadap karyawan pimpinan hanya berfokus pada peningkatan

produktivitas dilakukan oleh pihak direksi sebagai salah satu syarat untuk peningkatan karir. Hal ini tentunya mempunyai kelemahan yaitu

indikator-.

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang berada dibawah manajemen PT. Perkebunan Nusantara IV. Kondisi sekarang pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV

PKS Adolina adalah pengukuran kinerja secara tradisional. Pengukuran kinerja tradisional hanya berfokus pada aspek keuangan, seperti Return On Investment

(ROI), Return On Equity (ROE), Profit Margin, Economic Value Added (EVA). Namun pengukuran kinerja tradisional sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik

atau belum. Hal ini disebabkan aspek keuangan hanya menggambarkan pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba. Aspek keuangan tidak

memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal lain diluar sisi finansial.

Selain itu, pihak PKS Adolina melakukan pengukuran kinerja hanya pada

karyawan pimpinan saja seperti manajer PKS dan kepala dinas masing-masing bagian. Namun pengukuran kinerja mengabaikan stakeholder perusahaan yang lain

seperti investor, pelanggan, pemasok, karyawan, pemerintah dan masyarakat dilihat dari sisi sudut pandang organisasi perusahaan.

1

(31)

indikator yang dipergunakan dalam penilaian karyawan pimpinan belum dapat mewakili dari kinerja PKS Adolina sesungguhnya.

Pada saat ini PKS Adolina juga melakukan pengukuran kinerja hanya pada departemen pengolahan saja. Hal ini dikarenakan peningkatan rendemen CPO dan inti dianggap sudah menggambarkan kinerja PKS Adolina. Namun pengukuran

kinerja yang selama ini dilakukan PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina sebenarnya belum cukup menggambarkan apakah kinerja yang dimiliki oleh PT.

Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina sudah baik atau belum bila hanya menggunakan peningkatan rendemen sebagai indikator utamanya.

Kondisi yang diinginkan PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina adalah

suatu pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja perusahaan secara menyeluruh yang dapat menilai performa perusahaan dengan mengedepankan

pentingnya menyelaraskan aspek perusahaan (stakeholder) ke dalam suatu pengukuran yang strategis. Stakeholder ini meliputi investor, pelanggan, pemasok, karyawan, pemerintah dan masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.

Saat ini ada beberapa model sistem pengukuran kinerja terintegrasi yang populer dan digunakan secara luas di dunia industri yaitu Balanced Scorecard

(BSC), Integrated Performance Measurement System (IPMS), Malcom Badrige criteria for Performance Excellence dan Performance Prism. Bila dibandingkan dengan Balanced Scorecard, Performance Prism memiliki beberapa kelebihan

diantaranya mengidentifikasi stakeholder dari banyak pihak yang berkepentingan, seperti pemilik dan investor, supplier, pelanggan, tenaga kerja, pemerintah dan

(32)

stakeholder hanya dari sisi shareholder dan customer saja. Bila dibandingkan dengan IPMS, Performance Prism memiliki kelebihan, yaitu Key Performance Indicator (KPI) yang diidentifikasi terdiri dari KPI strategi, KPI proses, dan KPI

kapabilitas. Sebaliknya, IPMS langsung mengidentifikasikan KPI-KPInya tanpa memandang mana yang merupakan strategi, proses, dan kapabilitas perusahaan.

Oleh karena itu pada penelitian ini akan menggunakan model PerformancePrism

untuk mengukur kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina.

Keberhasilan metode Performance Prism ini dalam meningkatkan kinerja perusahaanjuga telah diketahui berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nelly dan Adam dari Cranfield School of Management pada perusahaan logistik DHL

dan Coca Cola, dan penelitian yang dilakukan Eka dan Sri Gunani dari Institut Teknologi Sepuluh November pada perusahaan PT. Petrokimia Gresik.

Oleh karena itu, pengukuran kinerja terhadap PKS Adolina perlu dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan perusahaan. Pengukuran kinerja ini diharapkan akan menggambarkan kinerja PKS Adolina sesungguhnya. Sehingga

dapat diberikan rekomendasi proses perbaikan sesuai dengan hasil pengukuran kinerja yang dilakukan. Dari hasil pengukuran kinerja ini, akan terlihat pada

(33)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina saat ini masih menggunakan pengukuran kinerja secara tradisional yang hanya memandang pada aspek

keuangan dan produktivitas karyawan saja, sehingga belum adanya pengukuran kinerja yang dapat mengukur performa perusahaan secara

keseluruhan.

2. Pengukuran kinerja dilakukan hanya untuk karyawan pimpinan maka pengukuran tidak mempertimbangkan seluruh stakeholder dalam penentuan

KPI pada pengukuran kinerja sebelumnya.

3. Pengukuran kinerja hanya dilakukan pada departemen pengolahan saja,

sehingga belum dapat menggambarkan kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina sesungguhnya.

4. Belum diidentifikasinya strategi, proses dan kemampuan yang dimiliki

perusahaan untuk memenuhi kepuasan stakeholder.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan usulan/ rekomendasi perbaikan terhadap pengukuran kinerja saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan

(34)

Untuk mencapai tujuan penelitian maka sasaran penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kepuasan, kontribusi, strategi, proses dan kemampuan dari

setiap stakeholder perusahaan.

2. Mengidentifikasi dan mengintegrasikan KPI (Key Performance Indicator) yang ada pada PKS Adolina kedalam pengukuran kinerja dengan

menggunakan metode Performance Prism.

3. Mengukur dan menganalisa model pengukuran kinerja perusahaan sehingga

didapatkan indeks kinerja perusahaan secara keseluruhan.

4. Memberikan rekomendasi dan usulan perbaikan kinerja berdasarkan hasil sistem pengukuran kinerja dengan metode Performance Prism di PT.

Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan bila target pencapaian

kinerja tidak tercapai untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.

2. Memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai bagian mana saja yang

perlu dilakukan perbaikan kinerja.

(35)

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk mencapai

tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina.

2. Pengukuran kinerja hanya dilakukan berdasarkan data perusahaan pada tahun 2010.

3. Pengukuran kinerja menggunakan model Performance Prism, AHP (untuk penentuan bobot KPI), Scoring system menggunakan Objective Matrix dan

Traffic Light System.

4. Stakeholder yang diteliti adalah investor, pelanggan, pemasok, karyawan, pemerintah dan masyarakat dilihat dari sisi sudut pandang organisasi

perusahaan. 2

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja

perusahaan.

2. Narasumber terpilih memahami dengan baik kondisi perusahaan dan

memberikan informasi yang dibutuhkan dengan jujur.

2

(36)

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan

asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini akan diuraikan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan sebagai dasar dan alat untuk memecahkan masalah. Teori yang digunakan adalah teori

yang membahas tentang kinerja dan pengukurannya, sedangkan metode yang digunakan adalah metode Performance Prism.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini merupakan pembahasan tentang penerapan metode

performance prism dalam pengukuran kinerja, pengumpulan data,

pengolahan data dengan cara mengidentifikasi siapa stakeholder

perusahaan, mengidentifikasi parameter kinerja, pembobotan dengan AHP,

(37)

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini menganalisa hasil dari pengolahan data dan mengidentifikasi

pemecahan masalah untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan perusahaan.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi perusahaan.

(38)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO)” yang

bergerak dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau diubah menjadi kelapa sawit dan karet dengan nama “NV SerdangMaatschappy (SCM)”. Sejak tahun 1973 budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit

tetap dipertahankan. Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintah Jepang dari Pemerintah Belanda. Pada tahun 1946 diambil kembali oleh Pemerintah Belanda

dengan nama tetap NV SCM. Maka pada tahun 1958 perusahaan ini diambil oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN), tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada tahun

1936 PPN Baru SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu:

1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa

2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu

Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka

(39)

Pada tahun 1994 PTP VI, PTP VII dan PTP VIII bergabung dan dipinjam oleh Direktur Utama PTP VIII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat

ini gabungan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII diberi nama PTP Nusantara IV (Persero).

Adolina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

dengan luas areal Hak Guna Usaha Kebun Adolina adalah seluas 8.965,69 Ha. Pembibitan dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina ini awalnya pada tahun 1956

memiliki kapasitas 26 Ton Tandan Buas Segar (TBS)/Jam, namun pada saat ini kapasitas PKS yang terpasang adalah 30 Ton TBS/Jam dengan tingkat stagnasi sebesar 0,75 % dan tingkat losis mencapai 1,50%.

Dalam perkembanganya PKS Adolina terus melakukan pembenahan dan pelayanan demi meningkatkan keunggulan produksi. Pelayanan-pelayanan ini

meliputi:

1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000

2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 : 2004

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

2.1.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kelapa sawit. Adapun ruang lingkup

bidang usaha pada perusahaan ini adalah :

1. Tandan Buah Segar menjadi Crude Palm Oil /CPO (Minyak Sawit)

(40)

2.1.3. Lokasi Perusahaan

PTP Nusantara IV (Persero) PKS Adolina berada di Kabupaten Serdang

Bedagai tepatnya dipinggiran Jalan Raya Medan Pematang Siantar dengan jarak 38 Km dari Medan, yang dikelilingi oleh 21 desa yang berada di enam Kecamatan yaitu Perbaungan, Pantai Cermin, dan Pegajahan (berada di Kabupaten Serdang

Bedagai) serta Galang, Bangun Purba dan STM Hilir (berada di Kabupaten Deli Serdang).

2.2. Organisasi dan Manajemen 2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah struktur yang berbentuk lini dan fungsional

berdasarkan fungsi. yaitu pembagian atas unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas yang dilakukan dan juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan pada unit-unit organisasi di bawahnya pada bidang tertentu secara langsung.

Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manajer Unit. Adapun Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina dapat dilihat

(41)

Kepala Dinas Tanaman Utara

Kepala Dinas Tanaman Selatan

Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan

Kepala Dinas Tata Usaha Manajer Unit

Ass. SDM dan Umum

Perwira Pengamanan

Ass. Afdeling I

Ass. Afdeling II

Ass. Afdeling III

Ass. Afdeling IV

Ass. Afdeling V

Ass. Afdeling VI

Ass. Afdeling VII

Ass. Afdeling VIII

Ass. Afdeling IX

Ass. Bengkel Umum/Pabrik

Ass. Trans/Motor

Ass. Sortasi TBS

Ass. PKS I

Ass. PKS II

Ass. PPKB

Ass. Tata Usaha

[image:41.842.100.772.80.445.2]

Mandor Bagian Pengiriman

(42)

2.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah sebagai berikut : 1. Manajer Unit

Manajer Unit merupakan pimpinan tertinggi dikebun Adolina. Manajer Unit

bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap perencanaan operasional pabrik serta bertanggung jawab dalam mengevaluasi kinerja Unit. Manajer

Unit juga bertanggung jawab kepada Direksi yang terletak di kantor pusat Medan. Selain itu manajer unit memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menciptakan iklim kerja yang sesuai dengan memperlihatkan hubungan

ke dalam dan diluar kehidupan sosial bawahan dan masyarakat sekitarnya agar kegairahan kerja tetap terpelihara.

b. Melaksanakan penilaian dan mengusulkan pengangkatan, pemindahan, penambahan dan hukuman bagi karyawan staf berdasarkan ketentuan yang telah berlaku demi tegaknya disiplin kerja.

c. Mengawasi dan menilai hasil kerja kepala Dinas secara terus menerus dengan membandingkan hasil nyata dan norma-norma kerja serta

melakukan tindakan pemulihan untuk menghindari anggaran biaya yang melebihi batas teloransi yang dibenarkan.

(43)

2. Kepala Dinas Tanaman

Kepala Dinas Tanaman bertugas melakukan koordinasi penyusunan taksasi

produksi tanaman berdasarkan data dan pengamatan agar diperoleh taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu Kepala Dinas Tanaman juga memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengajukan anggaran belanja dengan program pelaksanaan yang sistematis dan mudah dimengerti bersama-sama dengan asisten

tanaman/afdeling.

b. Mengendalikan semua kegiatan operasi afdeling berdasarkan norma-norma yang berlaku agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan

operasi.

c. Membina pengetahuan dan keterampilan para asisten tanaman/afdeling

melalui rapat kerja, diskusi, penjelasan langsung dilapangan supaya lebih mampu melaksanakan tugas sebagai instruksi terhadap bawahannya. d. Memelihara kerja di bidang tanaman sesuai dengan lingkungan kerja agar

setiap orang merasa senang dan aman dalam menyelesaikan tugas.

e. Menyempurnakan metode kerja yang tidak sesuai dengan metode yang

lebih baik melalui pengamatan agar efektivitas dan efisiensi kerja tercapai secara optimal.

3. Asisten Tanaman/Afdeling

(44)

taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu, Asisten Tanaman/Afdeling mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mengajukan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan ketentuan penerimaannya agar dapat menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan program.

b. Mengatur pembagian kerja dan melengkapi peralatan/bahan secara teratur dan terpadu supaya hasil kerja diperoleh sesuai dengan yang

ditentukan.

c. Menempatkan tenaga kerja sedapat mungkin sesuai dengan bakat, fisik dan sikap agar tercapai semangat kerja yang bergairah.

d. Melaksanakan pemeiharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang ditentukan.

e. Melaksanakan panen sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan menyelesaikan pengangkutan secepatnya pada hari itu juga sehingga kenaikan ALB (Asam Lemak Bebas) di kebun dapat dihindari.

4. Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan

Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan merupakan penanggung jawab pabrik

dibidang pemeliharaan, bengkel dan bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan dan tindakan dalam bidang produksi. Selain itu Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan juga memiliki tugas sebagai berikut :

a. Memberikan petunjuk dan mengawasi pemeliharaan di bidang teknik b. Membuat rencana pelayanan kebutuhan bangunan atau pengangkutan

(45)

c. Melayani kebutuhan dan merencanakan kapasitas pabrik.

d. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengarahkan serta mengawasi

kegiatan-kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium.

e. Menandatangani dan mengecek formulir-formulir dan laporan-laporan sesuai dengan asisten dan prosedur yang berlaku.

f. Melaporkan data, kegiatan bagian pengolahan dan laboratorim kepada administratur.

5. Assisten Bengkel Umum/Pabrik

Assisten Bengkel Umum/Pabrik bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dalam memimpin bagian reparasi alat-alat pabrik. Selain itu, Assisten

Bengkel Umum/Pabrik mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Berperan dalam pemeliharaan dan perbaikan alat-alat yang ada di pabrik

agar tetap dalam kondisi yang baik.

b. Merencanakan dan mengarahakan serta mengkoordinasikan kegiatan bagian reparasi.

6. Assisten Transportasi/Motor

Assisten Transportasi/Motor bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dalam

memimpin bagian bengkel motor. Selain itu, Assisten Transportasi/Motor mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mengawasi alat pengangkutan kendaraan bermotor.

(46)

7. Asisten PKS

Asisten PKS bertugas membantu Kepala Dinas Pengolahan dalam mengawasi

kegiatan pabrik. Selain itu, Asisten PKS mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Mengawasi seluruh kegiatan proses produksi di pabrik

b. Mengawasi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dengan

berpedoman kepada ketentuan yang diberikan oleh direksi.

c. Memberikan data dan kegiatan proses produksi kepada Kepala Dinas

Pengolahan.

8. Mandor Bagian Pengiriman

Mandor Bagian Pengiriman bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dan

Pengolahan dalam mengawasi kegiatan pabrik. Selain itu mandor bagian pengiriman bertanggung jawab melaksanakan penjualan minyak sawit (CPO)

dan inti pada pelanggan. 9. Kepala Dinas Tata Usaha

Kepala Dinas Tata Usaha bertugas membantu Manajer Unit dalam memimpin

seluruh kegiatan administrasi perusahaan. Tugas yang ditangani Kepala Dinas Tata Usaha adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian administrasi. b. Mengawasi pemakaian dan penggunaan alat-alat kantor.

c. Mengkoordinasikan segala pembayaran dan penyediaan barang-barang.

(47)

10. Asisten Tata Usaha

Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas Tata Usaha dalam

menjalankan seluruh kegiatan administrasi diperusahaan. 11. Asisten SDM dan Umum

Asisten SDM dan Umum bertugas membantu Manajer Unit dalam meneliti

penerimaan tenaga kerja. Tugas yang ditangani Asisten SDM dan Umum adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi dan meneliti penerimaan tenaga kerja dengan berpedoman kepada standard yang telah ditetapkan oleh Direksi.

b. Melaksanakan kegiatan yang diprogramkan oleh pemerintah setelah

mendapatkan persetujuan Direksi.

c. Membina hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat disekitar

lokasi perusahaan.

d. Mengkoordinasikan kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan karyawan.

e. Memberikan informasi kepada Manajer Unit dalam bidang produktivitas kerja.

12. Perwira Pengamanan (Pa Pam)

Perwira Pengamanan (Pa Pam) bertugas membantu Manajer Unit dalam memimpin bidang keamanan. Tugas yang ditangani Perwira Pengamanan (Pa

(48)

2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja

Adapun jumlah karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Adolina

Uraian Tenaga Kerja Kebun Adolina

Pria Wanita Jumlah

Karyawan Pimpinan 8 0 8

Karyawan Pelaksana 1.193 437 1.630

Honor 9 2 11

Jumlah 1.210 439 1.649

Sumber : PTPN IV Unit Adolina

2.2.4. Jam Kerja

Pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT. Perkebunan Nusantara

IV Unit Adolina dibagi atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut : a. Bagian Kantor

Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40 jam

kerja per minggu dengan bagian dapat diihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor

No. Hari Waktu Kerja

(WIB) Istirahat

1. Senin – Kamis 06.30 – 09.30

10.30 – 15.00 09.30 – 10.30

2. Jumat 06.30 – 09.30

10.30 – 12.00 09.30 – 10.30

3. Sabtu 06.30 – 09.30

(49)

b. Bagian Pabrik

Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas dua shift dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jam Kerja Karyawan Pabrik

No Shift Waktu Kerja (WIB)

1. I 06.30 – 17.00

2. II 17.00 – 05.00

Sumber : PTPN IV Unit Adolina

2.3. Proses Produksi

Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan dan dana. Pada PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Unit Adolina ada dua jenis proses pengolahan sawit yaitu proses pengolahan sawit Crude Palm Oil (CPO)dan Palm Kernel.

2.3.1. Proses Produksi CPO

Bahan baku utama PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina

adalah buah kelapa sawit yang masih segar. Adapun proses produksi CPO adalah sebagai berikut :

2.3.1.1.Stasiun Penerimaan Bahan Buah (Fruit Reception Station)

Stasiun penerimaan bahan buah ini berfungsi untuk menerima TBS yang

(50)

2.3.1.2.Stasiun Penimbangan Buah (Fruit Weighting)

Jembatan timbang menggunakan mekanikal hybrid dengan kapasitas 50

ton. Dilengkapi dengan sistem komputasi, jembatan timbangan ditera oleh Badan Meterologi 1 kali setahun. TBS (tandan buah segar) yang sudah ditimbang dimasukkan ke loading ramp.

2.3.1.3.Stasiun Rebusan

TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari stasiun penerimaan buah dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lory

rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah.

Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 27.000 mm berjumlah 3 unit dengan system 2 pintu dan memakai PLC (Program Local Control) dengan waktu merebus buah ±90 menit, masing-masing sterilizer

berkapasitas 10 lory (± 25 ton TBS).

Sistem perebusan yang dipakai adalah sistem 3 puncak (triple peak).

Triple peak adalah jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau keluar selama perebusan

berlangsung yang diatur secara manual atau otomatis. Waktu perebusan yang menjadi perhatian setelah puncak pertama dan kedua adalah pada saat puncak ketiga (holding time) yaitu antara 40-60 menit. Holding time sangat dipengaruhi

oleh kematangan buah, lamanya buah menginap dan tekanan steam. Semakin matang dan semakin buah lama menginap, semakin pendek waktu yang

(51)

2.3.1.4.Stasiun Penebah

Stasiun penebah mempunyai fungsi untuk memisahkan brondolan dari

tandannya buah matang dari sterilizer diatur masuk sebagai umpan ke dalam

thresher yang kecepatannya diatur oleh variabel speed. Di dalam tresher

dipisahkan antara tandan kosong dan brondolan matang dengan cara

dibantingkan/dijatuhkan dari atas ke bawah sambil diputar.

2.3.1.5.Stasiun Pengempaan

Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengepal. Pada stasiun ini dilakukan

dua tahap pengolahan yaitu : a. Pengadukan (digesting)

b. Pengempaan (pressing)

1. Digester terintegrasi dengan screw press. Brondolan yang telah dibawa fruit elevator diremas atau diaduk. Fungsi digester adalah sebagai berikut :

a. Mencincang dan melumat brondolan sehingga daging dengan biji (noten) mudah dipisahkan.

b. Mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses pengadukan.

c. Memudahkan pengeluaran minyak di screw press.

2. Screw Press

Massa adukan yang berasal dari alat pengadukan (digester), dialirkan ke

(52)

adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat dan kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini

adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.

2.3.1.6.Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah Crude Plam Oil (CPO) yang sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya.

Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Minyak mentah yang dihasilkan dari stasiun pengempaan dikirim

ke stasiun ini untuk proses selanjutnya sehingga diperoleh minyak produksi.

2.3.2. Proses Produksi Biji/Inti

2.3.2.1.Pemisahan Daging Buah Dengan Biji

Ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press terdiri dari biji

dan serabut beserta fraksi minyak dan air yang terkandung dalam kadar yang kecil. Ampas kempa tersebut masih berbentuk gumpalan, dimana

gumpalan-gumpalan ampas ini harus dipecahkan terlebih dahulu pada pemecah ampas kempa (cake breaker conveyor/CBC).

Proses pemecahan dimulai pada saat ampas kempa (press cake) yang

keluar dari screw press masuk kedalam talang pemecah ampas kempa (CBC). Dengan adanya pemanasan sampai temperatur 90°C, gumpalan ampas akan

(53)

2.3.2.2.Pemeraman Biji

Biji yang berasal dari nut polishing drum diangkut dengan menggunakan

conveyor dan destoner menuju ke silo biji (Nut Silo) untuk proses pemeraman biji.

Sebelum masuk ke silo biji, terlebih dahulu biji dimasukkan kedalam tromol fraksi biji (nut grading screen) untuk memisahkan biji-biji menurut fraksinya,

yaitu fraksi kecil dan fraksi besar dengan terpisahnya biji fraksi kecil dan fraksi besar maka proses pemecahan biji dalam nut crecker akan lebih sempurna

(persentasi inti pecah akan berkurang).

Biji yang telah dipisahkan akan masuk ke dalam silo (nut silo) sesuai dengan fraksi-fraksinya untuk proses pemeraman biji. Biji yang diperam dianggap

kering bila kadar air biji 12%. Proses pemeraman dilakukan selama 24 jam untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

2.3.2.3.Pemecahan Biji

Alat ini terdiri dari rotor yang berputar dan mempunyai dinding kasing

(Slator) yang berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk konus (cone). Dinding kasing (wearing plat) ini terbuat dari plat baja keras. Rotor terdiri

dari poros yang diberi lempengan siku-siku yang berputar pada poros tersebut. Oleh karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran rotor yang sangat tinggi maka biji-biji yang masuk ke lubang rotor akan terbawa oleh

lempengan siku-siku tersebut kemudian terlempar ke samping membentur dinding kasing. Akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan intinya akan terpisah dan

(54)

2.3.2.4.Pemisahan Inti dengan Cangkang

Campuran pecahan (inti, biji utuh dan cangkang) yang dihantarkan oleh

timba kraksel masuk ke dalam LTJS (Light Tanera Just Separator). Alat ini merupakan kolom pemisah vertikal (Vertical Column Separator) yang dilengkapi dengan fan/blower penghisap.

Prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi. Melalui kolom pemisah tersebut abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan

akan terhisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust cyclone), kemudian menghantarnya ke stasiun ketel (boiler station) sebagai bahan bakar ketel (boiler), sedangkan inti, cangkang kasar dan biji utuh yang lebih berat akan

jatuh menuju ayakan, ayakan ini berfungsi untuk memisahkan biji utuh (noten). Campuran pecahan akan masuk melalui kisi-kisi tersebut dan dengan bantuan

getaran akan terjadi pemisahan antara biji utuh (notten) dengan campuran pecahan. Campuran pecahan akan jatuh ke dalam kolom kraksel (cracksel conveyor) yang akan menghantarkannya ke hidrosiklon (hydrocyclone) untuk

dipisahkan.

2.3.2.5.Pengeringan Inti

Inti basah hasil pemisahan akan dibawa ke konveyor inti basah menuju timba inti (karnel elevator) yang menghantarkan inti basah masuk ke dalam

(55)

Bentuk ataupun cara kerja silo inti sama seperti pada silo biji (Nut Silo). Hanya saja pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Ke dalam silo inti ini

juga dialirkan uap jenuh dan dihembuskan pula udara panas oleh fan/blower

pemanas (heater). Waktu pengeringan yang dibutuhkan adalah 18 (delapan belas) jam.

2.3.3. Bahan-bahan yang Digunakan

Di dalam proses produksi pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Adolina, bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh dari beberapa afdeling yang membudidayakan tanman

kelapa sawit di lingkungan Kebun Adolina dan juga dari pihak ketiga. Varietas bahan baku diolah PKS Kebun Adolina adalah varietas Tanera (hasil persilangan

dari varietas yang lebih baik karena memiliki cangkang yang lebih tipis dan mempunyai daging buah yang tebal). Waktu tanamannya juga lebih cepat yaitu 2,5 tahun sampai 3 tahun bila dibandingkan dengan varietas yang lain yang

mencapai 3 sampai 4 tahun. Bahan baku TBS yang diterima di PKS Kebun Adolina jumlahnya sangat dipengaruhi tersebut antara lain adalah iklim, luas areal

yang menghasilkan sistem panen topografi serta usia tanam.

2.4. Mesin dan Peralatan Produksi 2.4.1. Mesin Produksi

Mesin produksi yang digunakan dalam proses pengolahan pabrik kelapa

(56)

Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina

No. Nama Peralatan

Jlh

Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas

I Sts. Penerimaan Buah

1. Jembatan

Timbang 1

Sebagai

timbangan Tunas Jaya

Hybnd

System 50 Ton

2. Loading

Ramp 1

Pengumpulan

TBS masak PT. SAS

Hydraulic System

13 x 15 Ton TBS

II Hopper Tandan Kosong

1.

Hopper

Tandan Kosong (6 pintu)

1 Gudang tandan kosong

K. Utama Sakti

Pintu

Hydrolic

2 Ton J.K / Jam

2.

Carrier Tandan Kosong

1 Saluran K. Utama

Sakti Elevator

2 Ton J.K / Jam

III Stasiun Rebusan

1. Blow

Down 1

Memindahkan

lori PMT

2.

Ketel Rebusan No. 1

3 Memasak (2) Karyatama/

(1) PT. SAS 2 Pintu 9 Lori

3.

Lori Integrated

(15 buah)

45 Mengangkat

TBS PMT 600 mm 2,5 Ton

IV Penebah

1.

Hoisting Crane No. 1 c/w

Mono reil

3 Mengangkat lori Demag

P.625 (Mono Reil) 5 Ton 2. Auto Fieder Thresser 3 Mengatur TBS jatuh ke Thresser Atmindo (2)/

PCM (1) Schkraper

20 t TBS Jam

3. Thresser 3

Memisahkan buah segar dengan tandan

Garuda P.A/

PCM Masayu Rotary

20 t TBS Jam 4. Ularan Buah Bawah Thresser No. 1

3 Alat transportasi Garuda P.A/

PCM Masayu Ulir

20 t TBS Jam

(57)

Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina (Lanjutan)

No. Nama Peralatan

Jlh

Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas

5.

Transport Janjangan Kosong Mendatar

2 Alat transportasi B. Harapan /

Karya Utama Schkraper

30 t TBS Jam

6.

Timbah Buah No. 1

2 Alat transportasi PCM/S.A. Stee Rantai 30 t TBS Jam

V Stasiun Kempa

1.

Ularan Buah Melintang Bawah

2 Alat transportasi PT. SAS Ulir 30 t TBS / Jam

2. Digester

No. 1 2

Melumatkan

TBS UDW Cuma 28 3200 Ltr

3. Digester

No. 2 2

Melumatkan

TBS U. Steel US 3200 3200 Ltr

4.

Screw Press No. 1 4 Memisahkan minyak dengan ampas dan cangkang

U. Steel US 12 10-12 Ton TBS

5.

Hydroulic Pump Screw Press N. 1

4 Motor

penggerak Rexroth

1 Galon/

menit 40 liter

VI Stasiun Minyakan

1. Sludge

Conveyor 1 Alat transportasi Lokal Ulir

30 t TBS / Jam

2. Sand Trap 1

Menampung minyak dan

lumpur

PT. SAS Cylinder Tabung 3. Circular Vibrating Screen 1 Memisahkan minyak kasar dari ampas yang

berbentuk serabut

CBI CB 60

CVS

30 t TBS / Jam

4. Crude Oil

Tank 1

Mengendapkan

sementara PT. SAS

Empat

segi 7 m

3

5.

Pompa Minyak RO No. 1

2 Alat pemindah

bahan Worthington 2,5 R 091

(58)

Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina (Lanjutan)

No. Nama Peralatan

Jlh

Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas 6.

Distributin g Sludge Tank

1 Menampung

minyak kasar CBI

Segi

empat 1 m

3

7.

Continious Seetting Tank No. 1

2 Menampung

minyak kasar CBI Cylinder 70 m

3

8. Sludge

Tank 2

Tangki minyak

lumpur Tri Sakti Cylinder 22 m

3 9. Self Cleaning Streiner 2 Mencuci dan Menjaring Lumpur

Alva Laval SS 60 A 0,25 m3

10. Pompa

Streiner 2

Alat pemindah

bahan Herstaal RCR – 50

30 m3 / Jam

11. Oil Tank 1 Tangki minyak Lima Panca Cylinder 10 m3

12. High Speed Separator No. 1 3 Memisahkan gumpalan minyak dan lumpur

West Lake SS 410 7000

ltr/jam

13. Oil

Purifier 3

Memurnikan minyak dan kandungan air

Alva Laval PAPX 207 SGT

4.5 t. m / Jam

14. Vacum

Drier 2

Mendapatkan kadar air yang normal pada

minyak

Alva Laval Vertical 9 m

3 / Jam 15. Pompa Minyak Vacum

2 Alat transportasi S I H I CEHK-5102

30 m3/Jam

16. Pompa Air

Vacum 2 Alat transportasi

Pompa Minyak

Vacum 1

Alat transportas

i

17.

Timbanga n Minyak /

Flow Meter 1 Mengukur ketinggian minyak Tokicho

VII Sts. Penimbunan Minyak

1.

Tangki Timbun No. 1

2 Tangki timbun

(59)

Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina (Lanjutan)

No. Nama Peralatan

Jlh

Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas 2.

Tangki Timbun No. 3

1 Tangki timbun

minyak Stork Cylinder 1000 t. m

3.

Pompa Minyak Tangki Timbun

2 Alat transportasi Blackmer 30 m3/Jam

VIII Sts. Pengl. Biji dan Inti

1. Polishing

Drum 1

Membersihkan

biji dari ampas Atmindo Drum

40 t. TBS / Jam 2. Cake Brake Conveyor 1 Untuk memisahkan cake ampas dan

biji

PT. SAS Pedal-pedal

40 t. TBS / Jam

3. Blower

Cylone 1

Menghisap debu dan partikel

halus

Chicago SQA

36½”

40 t. TBS / Jam

4. Fibre

Cyclone 1

Penampungan

serat Rajawali T Conish

40 t. TBS / Jam 5. Shell

Cyclone 1

Penampungan

cangkang PT. SAS Ulir

40 t. TBS / Jam

6. Silo Noten 4 Memanaskan

biji Trikora

Empat

segi 57 m

3

7. Ripple

Mill 2

Memisahkan noten dari cangkang dengan menggesek FS. Mandiri 8. Vertical Nut Cracker No.3 2 Memecahkan noten dengan gaya sentrifugal

Laju LN4000 4 t.

Biji/Jam

9. LTDS 2 Memisahkan inti

dari abu Jaya Waja

6 t Biji/Jam

10. Ayakan

getar 1

Memisahkan inti, biji dengan

cangkang

Trikora Empat

segi 57 m

3

(60)

2.4.2. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan di PTPN IV Unit Adolina adalah

sebagai berikut :

1. Las listrik untuk menyambungkan 2 (dua) elemen mesin yang patah (putus) akibat dan proses kerja mesin tersebut.

2. Kunci pas untuk membuka baut bersegi 6 (enam)

3. Tombak besi untuk menarik TBS dan Loading Ramp sehingga proses

pemindahan ke tori dapat berlangsung dengan baik.

4. Trek lier untuk membawa atau menarik lori dan Loading Ramp ke rebusan dan dan rebusan ke hoisting crane.

5. Palu (martil) untuk memukul agar meyeimbangkan baut-baut mesin dan juga untuk meluruskan plat ulir elevator dan conveyor.

2.5. Utility

Fungsi sarana utilities merupakan sarana pembantu yang di gunakan untuk

rnelangsungkan operasional (proses produksi) dan suatu pabrik. Sarana ini sangat penting atau mutlak di perlukan. Sarana utilitas yang terdapat pada pabrik kelapa

sawit PTPN IV Unit Adolina adalah sebagai berikut: 1. Pengolahan dan Penyediaan Air

Air merupakan sarana utiliti yang sangat penting dalam proses produksi,

dimana kebutuhan air pada setiap pabrik adalah sama, tetapi tergantung pada keadaan pabrik serta sifat bahan yang diolah. Kebutuhan air (Water Suplay) di

(61)
[image:61.595.108.555.224.519.2]

pompa). Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut yang berjarak 1 (satu) km dan lokasi pabrik dibutuhkan mesin yang dapat menggerakkan air dapat dilihat pada

Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Spesifikasi Kebutuhan Air

No. Nama Peralatan

Jlh

Unit Fungsi

Merk /

Buatan Type Ukuran

1. Menara air

kotor 1 Menampung air PT.SAS Cylinder 4

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Adolina
Tabel 2.5. Spesifikasi Kebutuhan Air
Tabel 2.7. Spesifikasi Mesin Penghasil Steam (Uap Air)
Gambar 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan dengan metode Performance Prims berupa 52 KPI yang dijadikan indikator pengukuran kinerja, ditemukan sebanyak 44 KPI masuk

Dengan menggunakan metode Performance Prism dalam pengukuran kinerja pada PLN Cabang Medan sistem pengukuran kinerja menjadi terintegrasi dan komprehensif dimana dalam penentuan

MENENTUKAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM1. (Studi Kasus di Batik

and capability, Key Performance Indicator (KPI) identification phase, weighing KPI by Analitical Hierarchy Process (AHP) phase, achieving performance targets by an

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing stakeholder masih merasa belum puas dengan kinerja unit rawat jalan, untuk strategi unit rawat jalan

Hal ini karena hasil rekayasa sistem pengukuran kinerja perusahaan yang disarankan dengan menggunakan metode performance prism, lebih terintegrasi dan lebih mudah

Dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan metode performance prism terdapat 4 stakeholder yang terintegrasi yaitu investor, karyawan, pelanggan dan supplier.. Dimana dari

karyawan dilihat dari target dan realisasi penjualan dan laba bersih pada Tabel 1.1. diakibatkan karena kurangnya komunikasi antara manajemen dengan