LAPORAN TUGAS AKHIR
MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
O
L
E
H
Nama : MELISA
Nim : 102600001
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Assaalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat membuat Proposal dengan
judul “MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR”.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penulis berharap
proposal ini dapat memberikan pengetahuan kepada siapapun yang membaca
proposal ini untuk mendalami masalah perpajakan.
Dalam pembuatan proposal ini penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan baik dalam hal penyajian data maupun dalam hal
penulisan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati memohon maaf
dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan proposal
ini. Namun demikian, penulis juga telah dibantu oleh berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Dr.Bastari, MM, BKP, selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan
masukan berupa saran, arahan, dan bimbingan dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini.
4. Bapak Patar.N.M.P Hutabarat, selaku supervisor lapangan yang banyak
memberikan bantuan dalam pengumpulan data yang diperlukan.
5. Kepada kedua orang tua penulis, yaitu ayahanda S.Sembiring dan ibunda R.
Tarigan yang telah memberikan dukungan moril dan materil yang tiada henti –
hentinya dan juga atas kasih sayang dan petuah – petuahnya yang selalu
menguatkan saya.
6. Buat seluruh keluarga besar yang telah mendukung saya dalam berbagai hal.
7. Buat kawan – kawan administrasi Perpajakan stambuk 2010 khususnya, Nanda,,
Devi Boro,, Dina ( yang selalu membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir
ini,, dan yang selalu memberi saya semangat,, tertawa bersama dalam suka dan
duka. Semoga kelak kita menjadi orang – orang yang sukses. terima kasih juga
Aulia Dharmawan terima kasih uda membuat penulis lebih bersemangat dalam
berbagai halwalaupun kadang menyebalkan.
Akhirnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
secara tidak langsung telah banyak membantu penulis dalam penyusunan Tugas
Akhir ini. Penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan – kekurangan
dalam penulisan dan hal – hal lain yang tidak penulis sadari sebelumnya. Guna
perbaikan dan kesempurnaannya, maka penulis sangat berharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap semoga Laporan
Tugas Akhir ini yang berjudul “Modernisasi Pelayanan Perpajakan Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur” dapat diterima dengan baik serta
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kiranya Allah Swt dapat memberikan hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga sukses untuk pembuatan laporan – laporan berikutnya, Amin.
Medan, 04 Juli 2013
Hormat Saya,
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vi
... DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri………..1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri………..4
C. Uraian Teoritis...6
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri……….9
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri………..9
F. Metode Pengumpulan Data………..11
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKLM)………..….12
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM………....13
A. Sejarah singkat KPP Pratama Medan Timur………13
D. Tugas dan Wewenang Masing-masing Seksi………20
E. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Timur………24
BAB III : GAMBARAN DATA MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN…...27
A. Pengertian dan Dasar Modernisasi Pelayanan Perpajakan………27
B. Objek dan Subsek Modernisasi Pelayanan Perpajakan……….32
C. Fasilitas dan Layanan Unggul Modernisasi Pelayanan Perpajakan………..33
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA………39
A. Struktur Organisasi Sebelum dan Sesudah Di Modernisasi……….39
B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Melapor Sebagai Wajib Pajak Setelah Di Modernisasi………42
C. Masalah-Masalah yang di Hadapi Dalam Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak dalam Memiliki NPWP……….45
D. Upaya-Upaya yang dilakukan Dalam Mengatasi Masalah yang Di Hadapi………..45
BAB V : PENUTUP……….47
A. Kesimpulan………..47
B. Saran………48
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Jumlah pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur ... 24
2. Tabel 4.1 Struktur organisasi Sebelum dan Sesudah
Di modernisasi ... 40
3. Tabel 4.2 Jumlah Wajib Pajak terdaftar tahun 2003 s.d 2007 ... 42
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas
dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua
pihak. Perguruan Tinggi sebagai wadah pendidikan tertinggi dalam suatu jenjang
pendidikan formal. Berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga
produk-produk yang dihasilkan berkualitas, terampil dan siap dipekerjakan
ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Dan mahasiswa sebagai salah satu elemen perguruan
tinggi dituntut untuk mampu berpikir kritis, tegas dan kreatif khususnya dibidang
yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda
diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.
Guna memenuhi tuntunan kerja dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi
yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program
pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu
pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan
mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah
diambil tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan. Sektor pajak di Indonesia
merupakan salah satu penerimaan Anggaran Pendapatan Asli Negara (APBN)
terbesar setelah Migas. Dimana penerimaan Negara dari sektor pajak setiap tahun
terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dimana rencana pendapatan Negara dari sektor pajak terus
mengalami peningkatan. Pendapatan Negara dari sektor pajak inilah yang digunakan
untuk membiayai pelaksanaan pembangunan baik di daerah maupun pusat.
Maka Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang patuh membayar kewajibannya dalam hal
membayar pajak. Salah satu contoh hal yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
adalah dengan melakukan Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Administrasi
Perpajakan pada masing-masing unit-unit kerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Inti Modernisasi dan Reformasi Kantor Pelayanan Pajak adalah pembaruan
sistem pelayanan. Misalnya ketika Wajib Pajak mendatangi Kantor Pelayanan Pajak
Pratama untuk melakukan pembayaran kewajiban pajaknya, maka ia perlu merasa
nyaman dan dilayani oleh petugas dengan baik, ramah, tepat waktu, tuntas, mudah,
transparan, dan tidak kaku. Suasana di Kantor Pelayanan Pajak Pratama sekarang ini
pun mengalami banyak perubahan seperti interior yang rapi di ruangan penerimaan
Wajib Pajak, lengkap dengan alat (mesin) untuk mendapatkan nomor antrian sesuai
dengan tujuan Wajib Pajak mendatangi Kantor pelayanan Pajak.
Pada masa lalu Wajib pajak mengeluhkan standar pelayanan petugas pajak yang
petugas yang berpenampilan ramah dan sopan, akan tetapi keramahtamahan itu
sekedar basa-basi karena tujuannya justru mengharapkan sesuatu imbalan dari Wajib
Pajak. Lebih-lebih Wajib Pajak mempunyai masalah Administrasi yang belum
lengkap maka keadaan itu akan dimanfaatkan oleh petugas pajak untuk memperdaya
Wajib Pajak. Sejak tahun 2002, Departemen Keuangan mereformasikan fungsional
operasional pelayanan dengan membentuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib
Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
seluruh Indonesia. Tujuan Reformasi dan Modernisasi adalah memberikan pelayanan
yang lebih baik, nyaman, mudah, efesien, dan tidak berbelit-belit sehingga Wajib
Pajak tidak beranggapan bahwa membayar Pajak itu merupakan hal yang
berbelit-belit yang harus dihindari. (Pandiangan, 2008).
Agar tidak salah pengertian atau penafsiran serta penyimpangan yang jauh
dalam memahami tulisan ini, maka penulis berusaha member batasan pengertian dari
judul yang sekaligus member arah dalam penulisan proposal ini.
Dengan dasar inilah penulis memilih Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Timur sebagai tempat penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam Laporan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang diberi judul: “MODERNISASI
PELAYANAN PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah kegiatan intrakurikuler yang
dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan untuk memberikan pengalaman
kerja praktis dilapangan yang secara langsung berhubungan dengan materi – materi
perkuliahan yang telah diterima dari dosen.
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1.1Untuk mengetahui struktur organisasi setelah dimodernisasi di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan timur.
1.2Untuk mengetahui perkembangan Wajib Pajak setelah dimodernisasi di
Kantor pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
2.1 Bagi Mahasiswa
a. Untuk meningkatkan serta menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
di bidang perpajakan.
b. Agar dapat mengimplementasikan teori-teori yang didapat selama masa
perkuliahan.
c. Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan
kegiatan PKLM mahasiswa dapat menuangkan keterampilan dan
berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam mengatasi masalah
yang timbul.
d. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan
yang timbul selama PKLM.
2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
a. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik antara Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur dengan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
(FISIP USU).
b. Untuk membantu fiskus dalam mensosialisasikan modernisasi pelayanan
perpajakan kepada masyarakat, khususnya sivitas Akademika FISIP USU.
c. Mendapat ide dan gagasan untuk perbaikan sistem modernisasi pelayanan
perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU
a. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik USU dengan instansi pemerintah, khususnya Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur.
b. Memperkenalkan Sumber Daya Manusia khususnya yang terdapat di Program
Studi diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
C.Uraian Teoritis
Definisi pajak menurut prof. Dr. Rochmat Sumitro, SH pajak adalah iuran
rakyat pada kas Negara berdasarkanUndang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal balik secara langsung (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Adapun tujuan dilakukannya modernisasi perpajakan adalah :
1. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak (tax compliance) yang tinggi.
2. Tercapainya tingkat kepercayaan (trust) terhadap administrasi
perpajakan yang tinggi.
3. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi.
Dari konsep dan tujuan modernisasi perpajakan tersebut, telah terjadi perubahan
paradigma dalam berbagai aspek yang berkaitan dengan perpajakan, yakni:
- organisasi, berubah dari berdasarkan “jenis pajak” menjadi berdasarkan
“fungsi”.
- sistem dan proses kerja, berubah dari “manual” menjadi berdasarkan sistem
(Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak) dengan ” case management”.
- lebih mengedepankan aspek pelayanan kepada Wajib Pajak (customer
oriented) dengan adanya help desk maupun Account Representative (AR).
- adanya “Kode Etik Pegawai”, yang sebelumnya tidak ada, seirama dengan
pelaksanaan “good governance” dan “equal treatment” dapat berjalan
dengan baik.
A Fasilitas Modernisasi Pelayanan Perpajakan
1. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)
TPT adalah tempat pelayanan perpajakan yang terintegrasi di KPP dengan
menggunakan sistem komputer. Adanya TPT juga untuk memudahkan
pengawasan terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak.
2. e-Registration
e-Registration adalah sistem pendaftaran, perubahan data Wajib Pajak dan
atau pengukuhan maupun pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
melalui sistem yang terhubung langsung secara online oleh Direktorat
Jenderal Pajak.
3. e-SPT
e-SPT adalah menyampaikan SPT dalam bentuk digital ke KPP secara
4. e-filling
e-filling adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan melalui sistem
online dan real time.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi ruang lingkup penulis untuk membatasi ruang lingkup
kegiatan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang akan dilakukan yaitu :
1. Perkembangan Wajib Pajak setelah dimodernisasi di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur.
2. Struktur organisasi setelah dimodernisasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai metode
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Yaitu mengajukan pengajuan judul, penentuan judul, persetujuan judul yang telah
menyusun proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, penunjukan dosen
pembimbing oleh pihak Program Studi, bimbingan dan konsultasi dengan dosen
pembimbing, dan pengajuan surat izin pelaksanaan PKLM ke instansi yang
bersangkutan, serta konsultasi dengan pihak – pihak yang berhubungan dengan
pelaksanaan PKLM ini.
2. Studi Literatur
Yaitu mengumpulkan buku – buku, peraturan perundang – undangan dibidang
perpajakan, catatan – catatan maupun bahan – bahan tertulis lainnya yang
dibutuhkan pada saat dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
3. Observasi Lapangan
Yaitu dengan melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada objek
praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan
kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Timur.
4. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis mulai mencari dan mengumpulkan data – data. Ada dua
macam data yang digunakan, yaitu :
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang –
orang yang dianggap mampu memberi masukan dan informasi observasi
b. Data Sekunder yaitu data atau informasi yang diperoleh melalui studi literatur
seperti sumber – sumber pustaka, undang – undang, dokumentasi maupun
literatur lain yang berhubungan dengan objek PKLM.
5. Analisa dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan
mengevaluasi data atau keterangan yang dibutuhkan mengenai Modernisasi
Pelayanan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data adalah sebagai berikut :
1. Wawancara (Interview Guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dan mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada pihak yang dianggap mampu memberikan
masukan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan.
2. Daftar Observasi (Observation Guide)
Yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara langsung terjun ke lapangan untuk
dibahas, meneliti pengaplikasian Modernisasi Pelayanan Perpajakan di Kantor
Pelayanan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan timur.
3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)
Yaitu suatu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengumpulkan buku –
buku dan undang – undang yang berhubungan dengan PKLM.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini, penulis menjelaskan mengenai latar belakang,
tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, ruang lingkup,
metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode pengumpulan data, serta
sistematika penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI
Dalam bab ini penulis akan menguraikan secara singkat mengenai lokasi
PKLM, struktur organisasi, uraian tugas pokok, fungsi dan gambaran
BAB III GAMBARAN DATA MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan
pelaksanaan Modernisasi Pelayanan Perpajakan yang ada pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Dalam bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada
dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan
Modernisasi Pelayanan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran. Bab ini merupakan
penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran yang
kiranya dapat meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
MANDIRI (PKLM)
A.Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor
Pelayanan Pajak pada masa itu bernama Belasting, yang kemudian setelah
kemerdekaan Republik Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan.
Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak (KIP) dengan induk
organisasinya adalah Direktorat Jenderal Pajak. Di Sumatera Utara pada tahun 1976
berdiri tiga kantor inspeksi pajak, yaitu:
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan
2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara
3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar
Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua,
yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran.
Untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka
didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak kepada masyarakat,
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
267/KMK.01/1989. Hal itu mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang
diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sekaligus mendirikan Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993, maka pada tanggal 1 April
1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak
Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan
berubah menjadi empat wilayah kerja, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
Jenderal Pajak”, maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan menjadi enam wilayah
kerja, yaitu:
1. Kantor PelayananPajak Medan Timur
2. Kantor PelayananPajak Medan Barat
3. Kantor PelayananPajak Medan Kota
4. Kantor PelayananPajak Medan Polonia
5. Kantor PelayananPajak Medan Belawan
6. Kantor PelayananPajak Medan Binjai
Setelah adanya modernisasi perpajakan tahun 2008, struktur organisasi Kantor
Pelayanan Pajak sebelumnya, yaitu berdasarkan jenis pajak berubah menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama yang struktur organisasinya berdasarkan fungsi jabatan.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei
2008, berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 95/PJ.01/2008
tanggal 19 Mei 2008.
B.Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur beralamat di Jalan Pangeran
Diponegoro Nomor 30A Gedung Keuangan Negara Lantai II Medan dan sekarang
berpindah alamat di Jalan Suka Mulya Nomor 17A Medan. Kantor Pelayanan Pajak
Menteri Keuangan Repuplik Indonesia Nomor 758/KMK.01/1993 tanggal 3 Agustus
1993. Adapun wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, yaitu:
1. Kecamatan Medan Tembung
Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang kota Medan
di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Deli Serdang
atau daerah lainnya melalui transportasi darat. Di Kecamatan Medan
Tembung ini banyak terdapat jenis usaha industri kecil seperti kerajinan rotan.
Disamping itu banyak pula yang bergerak di bidang usaha industri rumah
tangga seperti pembuatan sepatu.
2. Kecamatan Medan Timur
Di Kecamatan Medan Timur ini terdapat Stasiun Kereta Api Medan
yang dikenal dengan “Stasiun Besar” sebagai salah satu sarana transportasi
darat antar kota dan antar daerah dari dan ke Kota Medan. Walaupun bukan
sebagai daerah pusat industri, di Kecamatan Medan Timur ini juga banyak
terdapat usaha industri kecil seperti bengkel kenderaan bermotor, bengkel
bubut, showroom serta usaha perdagangan dan jasa.
3. Kecamatan Medan Perjuangan
Kecamatan Medan Perjuangan adalah salah satu daerah padat
bergerak di sektor perdagangan baik itu perdagangan besar, menengah
maupun kecil. Di Kecamatan Medan Perjuangan terdapat industri-industri
kecil seperti perabot rumah tangga, pengolahan kopi, sulaman border, roti/
bika ambon, dan sebagainya.
C.Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai
penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing
dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk
membina keharmonisan kerja agar dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk
mencapai tujuan secara maksimal.
Adapun struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Timur adalah struktur organisasi linier adan staf yang berada di
bawah seseorang koordinasi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
Sumatera Utara I, dimana seluruh pegawainya adalah Pegawai Negri Sipil di bawah
naungan Kementeri Keungan Republik Indonesia.
Kantor Pelayan Pajak dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan
tipe B. Kantor Pelayanan Pajak tipe A merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang
tergolong dalam skala besar dan biasanyaa berada di ibukota provinsi sedangkan
Kantor Pelayanan Pajak tipe B merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah
kerjanya tidak melebihi dari wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak tipe A dan
tersebut maka KPP Pratama Medan Timur dapat digolongkan sebagai KPP tipe A
karena wilayahnya berkedudukan diwilayah di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Namun, berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
162/KMK.01/1997 tanggal 10 April 1997 tentang peningkatan KPP tipe B menjadi
tipe A. Sehingga, adanya surat keputusan tersebut maka KPP tipe B tidak ada di
Kantor Wilayah Direktorat Jendral Sumatera Utara I.
Berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994
tanggal 29 Maret 1994 tentang susunan organisasi Departemen Keuangan, maka tipe
A terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur membawahi satu
sub bagian, delapan seksi, satu kantor penyuluhan ditambah kelompok tenaga
fungsional (yang berada diluar struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak) yakni
terdiri dari :
1. Sub Bagian Tata Usaha (TU);
2. Seksi Tata Usaha dan Perpajakan (TUP);
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI);
4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi;
5. Seksi Pajak Penghasilan Badan;
6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan;
7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya;
8. Seksi Penagihan;
9. Seksi Penerimaan dan Keberatan;
Namun, setelah adanya modernisasi perpajakan pada tahun 2006, KPP
Pratama yang berdasarkan Peraturan Menteri Keungan Republik Indonesia No.
132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jendral Pajak, maka KPP Pratama terbagi menjadi beberapa seksi, antara
lain :
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi pengolahan Data dan Informasi
3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Penagihan
5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I s.d IV
8. Seksi Jabatan Fungsioanal
Wilayah kerja masing-masing seksi pengawasan dan konsultasi (WASKON)
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah sebagai berikut :
a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, meliputi Kelurahan Pulo Brayan Darat
I dan II, Kelurahan Sidodadi, dan Kelurahan Perintis.
b. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, meliputi Kelurahan Sei Kera Hilir I
dan II, Kelurahan Sidorame Barat I dan II, Sidorame Timur, Kelurahan
c. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, meliputi Kelurahan Bandar Selamat,
Kelurahan Bantan, Kelurahan Bantan Timur, Kelurahan Indrakasih,
Kelurahan Sudirejo, Kelurahan Sudirejo Hilir, Kelurahan Tembung.
d. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, meliputi Kelurahan Durian,
Kelurahan Gaharu, Kelurahan Glugur Darat I dan II, Kelurahan Gang
Buntu, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, dan Kelurahan Pulo Brayan
Bengkel Baru.
D.Tugas dan Wewenang Masing-Masing Seksi
Pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam struktur
organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah :
1. Sub Bagian Tata Usaha / Umum
Adapun tugas Sub Bagian Umum adalah terdiri dari :
1.1.Pelaksanaan Tata Usaha dan Kepegawaian yang bertugas membantu
menangani urusan Tata Usaha dan Kepegawaian.
1.2. Pelaksanaan Keuangan yang bertugas menangani urusan keuangan.
1.3.Pelaksanan Rumah Tangga yang bertugas menangani urusan dan
perlengkapan Rumah Tangga.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Adapun tugas dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi terdiri dari :
2.1.Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian
2.2. Perekaman dokumen perpajakan.
2.3. Merekam SSP lembar ke-3.
2.4. Merekam SPT Masa PPN 1111 atau 1111 DM.
2.5. Merekam SPT Masa PPh Pasal 21.
2.6. Merekam SPT Masa PPh Pasal 23/26.
2.7. Merekam SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2.
2.8. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan.
2.9. Melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan.
2.10. Memberi pelayanan dukungan teknis komputer.
2.11. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing.
2.12. Pelaksanaan i-SISMIOP (Intelligence- Sistem Manajemen Informasi
Objek Pajak) dan SIG (Sistem Informasi Geografis).
2.13. Menyiapkan laporan kinerja.
3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Adapun tugas dari seksi pengawasan da konsultasi adalah terdiri dari :
3.1.Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
3.2.Membimbing/ menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi
teknisperpajakan.
3.3.Melakukan penyusunan profil wajib pajak.
3.4.Menganalisis kinerja wajib pajak.
3.6.Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi.
3.7.Memberikan usulan pembetulan ketetapan pajak, pengurangan Pajak
Bumi danBangunan.
3.8.Melakukan evaluasi banding.
4. Seksi Penagihan Pajak
Adapun tugas dari seksi penagihan pajak adalah terdiri dari :
4.1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak.
4.2. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak.
4.3. Penagihan aktif.
4.4. Memberikan usulan penghapusan piutang pajak.
4.5. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
5. Seksi Ekstensifikasi
Adapun tugas dari seksi ekstensifikasi adalah terdiri dari :
5.1. Melakukan pengamatan potensi perpajakan.
5.2. Pendataan objek dan subjek pajak.
5.3. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi.
6. Seksi Pemeriksaan
Adapun tugas dari seksi pemeriksaan adalah terdiri dari :
6.1. Melakukan penyusunan rencana pemerikasaan.
6.3.Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
7. Seksi Pelayanan
Adapun tugas dari seksi pelayanan adalah terdiri dari :
7.1. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.
7.2.Menerima dan meneliti, serta merekam surat permohonan Wajib Pajak
dan surat-surat lainnya.
7.3.Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib
Pajak lainnya.
7.4.Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan
pencabutan identitas Wajib Pajak.
7.5. Melakukan urusan kearsipan wajib pajak.
Saat ini di KPP Pratama Medan Timur tercacat ada sekitar 83 orang pegawai yang
terdaftar. Di bawah ini terdapat rincian mengenai jumlah pegawai di setiap unit pada
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur
No. Unit
Jumlah Pegawai
(orang)
1 Sub Bagian Umum 1
2 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 9
3 Seksi Pelayanan 16
4 Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4
5 Seksi Penagihan 4
6 Seksi Ekstensifikasi 4
7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8
8 Seksi Pengawasasn dan Konsultasi II 6
9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 7
10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7
Jumlah 83 orang
E. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat
membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP.Tetapi lebih
jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan
praktik-praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah
mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
Adapun yang menjadi visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Visi
Menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi
perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan
integritas dan profesionalisme yang tinggi.
2. Misi
Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu
menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan timur Tahun 2013 Seksi Pelaya nan Seksi Pena gihan KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Seksi Pengo lahan Data dan Infor masi Seksi Peme riksa an Seksi Ekste nsifik asi Seksi Peng awas an dan Was kon I Seksi Peng awas an dan Wask on II
Seksi Peng awas an dan Wask on III
BAB III
GAMBARAN DATA MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN
A. Pengertian dan Dasar Modernisasi Pelayanan Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan
tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Pengertian Modernisasi
Modernisasi perpajakan dapat diartikan sebagai penggunaan sarana dan
prasarana perpajakan yang baru dengan memanfaatkan perkembangan ilmu dan
teknologi atau proses pengembangan masyarakat tradisional menjadi modern di
berbagai aspek kehidupan. Modernisasi perpajakan dirasa penting karena bertujuan
untuk peningkatan pelayanan prima dan pengawasan intensif dengan
pelaksanaan good governance yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib
1. Dasar hukum modernisasi pelayanan perpajakan adalah :
a. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
63/KEP/M.PAN/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan
pelayanan public yang merupakan penyempurnaan keputusan
menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1983
tentang pedoman tata laksana pelayanan umum.
b. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan
indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah.
c. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/26/M.PAN/2004 tentang petunjuk teknis transparasi
akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan public.
d. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: KEP/27/PJ/2003
tentang Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) pada Kantor Pelayanan
Pajak.
e. Surat Edaran Nomor: SE-19/PJ.6/1994 tanggal 15 April 1994
tentang petunjuk pelaksanaan Pelayanan Satu Tempat (PST)
dalam SISMIOP
Dalam modernisasi ini, terdapat dua aspek yaitu aspek kepatuhan wajib pajak dan
a. Aspek Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Aspek ini terdapat beberapa indikator diantaranya:
1. Jumlah wajib pajak yang terdaftar masih sangat rendah dari yang
diharapkan dan masih jauh dari potensi pajak yang ada (converange ratio).
Kepatuhan wajib pajak masih rendah.
2. Realisasi penerimaan pajak setiap tahun yang belum optimal.
3. Kinerja perpajakan yang menggunakan Tax Ratio sebagai indikator di
suatu negara masih rendah.
4. Aspek Administrasi Perpajakan
b. Aspek Administrasi
Dari segi administrasi ini, masyarakat menginginkan pelayanan yang cepat
dan mudah serta murah dalam perpajakan. Dari kondisi itu ada tiga aspek yang
melatar belakangi modernisasi perpajakan seperti
1. Citra Direktorat Jenderal Pajak yang harus diperbaiki
2. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan harus
ditingkatkan.
Dalam modernisasi ini menuntut agar kekurangan-kekurangan yang terjadi
dahulu dapat dibenahi dan dijadikan lebih baik lagi. Karena masyarakatpun telah
memahami akan kewajiban membayar pajak namun dari badan pajaknya sendiri
masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi.
Konsep dan Tujuan dari Modernisasi Perpajakan
Sebagai dasar konsep modernisasi administrasi perpajakan adalah “pelayanan prima”
dan “pengawasan intensif” dalam pelaksanaan good governance.
Konsep umum yang menjadi dasar diantaranya adalah:
1. Restrukturisasi organisasi
Dalam hal restrukturisasi organisasi, konsepnya adalah:
1.1 debirokratisasi,
1.2 struktur organisasi berbasis fungsi terkait dengan perpajakan
1.3 dilakukan pemisahan antara fungsi pemeriksaan dengan fungsi keberatan, 1.4 adanya segmentasi wajib pajak yang dikelola KPP,
1.5 lebih efisien.
2. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi
Dalam penyempurnaan proses bisnis, hal ini ndilakukan dengan konsep:
2.2lebih efisien,
2.3sederhana dan mudah dimengerti, dan adanya built-in control.
3. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia
Dalam penyempurnaan sistem manajemen sumber daya manusia, konsepnya
adalah:
1.1berbasis kompetensi,
1.2optimalisasi teknologi,
1.3customer driver, dan
1.4continuous improvement.
Dari konsep umum tersebut maka dapat ditarik pendapat bahwa harapan yang
ingin dicapai diantaranya:
1. Terjadinya perubahan paradigma tentang perpajakan dimata masyarakat,
2. Terciptanya proses bisnis dari setiap jenis pekerjaan yang lebih efisien,
3. Mampu menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik dan benar (good
governance).
Tujuan Modernisasi Perpajakan
1. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak yang tinggi.
2. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan.
3. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi.
Dalam Keputusan Mentri Keuangan Nomor 85/KMK.03/2003 dibentuklah “Tim
Modernisasi Prepajakan Menengah” yang mepunyai tugas diantaranya:
1. Memodernisasi kelembagaan termasuk struktur organisasi, sistem dan
prosedur, dan kebijakan di bidang Sumber Daya Manusia,
2. Memodernisasi peraturan dengan cara penyederhanaan prosedur
administratife dan ketentuan perpajakan lainya,
3. Memodernisasi teknologi informasi dan menggunakannya sebagai penunjang
dalam mempermudah Wajib Pajak dalam administrasi perpajakan.
4. Implementasi Modernisasi
B. Objek dan Subjek Modernisasi Pelayanan Perpajakan
1. Objek Modernisasi Pelayanan Perpajakan
Yang menjadi objek modernisasi pelayanan perpajakan adalah semua
fasilitas pelayanan .
2. Subjek Modernisasi Pelayanan Perpajakan
Yang menjadi subjek pelayanan perpajakan adalah Wajib pajak dan
C. Fasilitas dan Layanan Unggul Modernisasi Pelayanan Perpajakan
1. Fasilitas Modernisasi Pelayanan Perpajakan
a. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)
TPT adalah tempat pelayanan perpajakan yang terintegrasi di KPP dengan
menggunakan sistem komputer. Adanya TPT juga untuk memudahkan
pengawasan terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak.
b. Account Representative (AR)
Account Representative adalah pengawas terhadap pelaksanaan kewajiban oleh
Wajib pajak dan melayani penyelesaian hak Wajib Pajak.
c. Help Desk
Help Desk adalah tempat yang disediakan oleh KPP untuk memperoleh informasi
mengenai masalah perpajakan.
d. Website
Dalam rangka mempermudah akses informasi perpajakan kepada masyarakat.
Maka dibuatlah website perpajakan yang dikelola oleh pihak DJP, yaitu
e. Pojok Pajak
Pojok Pajak adalah sarana penyuluhan dan pelayanan perpajakan bagi masyarakat
maupun Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, yang
tempat-11.00 s.d 19.00 waktu setempat, sesuai kebutuhan. Konsulyasi perpajakan
yang diberikan oleh petugas pajak adalah konsultasi yang bersifat umum
sesuai dengan panduan informasi perpajakan.
f. e-Registration
e-Registration adalah sistem pendaftaran, perubahan data Wajib Pajak dan
atau pengukuhan maupun pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
melalui sistem yang terhubung langsung secara online oleh Direktorat
Jenderal Pajak.
g. e-SPT
e-SPT adalah menyampaikan SPT dalam bentuk digital ke KPP secara
elektronik atau dengan menggunakan media komputer.
h. e-filling
e-filling adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan melalui sistem
2. Layanan Unggul Modernisasi Pelayanan Perpajakan
N
o
Uraian Jangka Waktu
1 Pelayanan
Penyelesaian
permohonan
pendaftaran NPWP
1 (satu) hari kerja sejak permohonan
diterima lengkap
2 Pelayanan
Penyelesaian
permohonan
pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak
(PKP)
3 (tiga) hari kerja sejak permohonan
3 Pelayanan penyelesaia Permohonan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai
Peraturan Dirjen Pajak nomor PER-122/PJ/2006:
a. 2 (dua) bulan dimaksud sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana dalam pasal 1 angka 5 yang memiliki resiko rendah.
b. 4 (empat) bulan sejak saat
diterimanya permohonan secara
lengkap, dalam hal permohonan
pengembalian diajukan oleh
pengusaha kena Pajak yang
melakukan kegiatan tertentu
sebagaimana pada huruf a.
c. 12 (dua belas) bulan sejak
diterimanya permohonan lengkap,
dalam hal permohonan pengembalian
diajukan oleh :
• Pengusaha Kena Pajak selain
kriteria tertentu dan
pengusaha Kena Pajak yang
melakukan kegiatan tertentu
sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b
• Pengusaha Kena Pajak
termasuk, Pengusaha Kena
Pajak sebagaimana dimaksud
pada huruf a yang semula
memiliki resiko rendah
berdasarkan hasil
pemeriksaan masa pajak
sebelumnya ternyata
diketahui memiliki resiko
tinggi, dilakukan
pemeriksaan lengkap baik
satu, beberapa, maupun
4 Pelayanan penerbitan
Surat Perintah Membayar Kelebihan
Pajak (SPMKP)
3 (tiga) minggu sejak SKPLB diterbitkan atau 3 (tiga) minngu sejak permohonan diterima lengkap
5 Pelayanan penyelesaian Permohonan
Keberatan penetapan Pajak
9 (sembilan) bulan sejak tanggal diterima permohonan lengkap.
6 Pelayanan Penyelesaian
Pemberian ijin Prinsip Pembebasan PPh pasal 22 impor
3 (dua) minggu sejak surat permohonan diterima lengkap
7 Pelayanan
Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) pemungutan PPh pasal 22 impor
5 (lima) hari kerja sejak surat permohonan diterima lengkap.
8 Pelayanan penyelesaian
Permohonan Wajib
Pajak atas pengurangan PBB
2 (dua) bulan sejak permohonan diterima lengkap.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Struktur Organisasi Sebelum dan Sesudah di Modernisasi
Berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No
94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang susunan organisasi
Departemen Keuangan yang berdasarkan jenis pajak, Maka KPP Pratama
terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
membawahi satu sub bagian, delapan seksi, satu kantor penyuluhan ditambah
kelompok tenaga fungsional.
Namun setelah adanya Modernisasi Perpajakan pada tahun 2006, KPP
Pratama yang berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Republik Indonesia
(RI) no.132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, maka KPP Pratama terbagi menjadi satu
Sub Bagian Umum, enam Seksi,dan ditambah satu Kelompok Jabatan
Tabel 4.1
Struktur Organisasi Sebelum dan Sesudah dimodernisasi
No Sebelum di Modernisasi (Berdasarkan Jenis Pajak)
Kep Menteri Keuangan No.94/KMK.01/1994
Setelah di Modernisasi (Berdasarkan Fungsi) Kep Menteri Keuangan
No.132/PMK.01/2006 1. Sub Bagian Tata Usaha (TU) Sub Bagian Umum
2. Seksi Tata Usaha dan Perpajakan (TUP)
Seksi Pengolahan Data dan
Informasi
3. eksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Seksi Pelayanan
4. eksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi Seksi Penagihan
5. Seksi Pajak Penghasilan Badan eksi Pemeriksaan dan Kepatuhan
Internal
6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
7. eksi PPN dan Pajak Tidak Langsung Lainnya
eksi Pengawasan dan Konsultasi I
s.d IV
8. Seksi Penagihan Seksi Jabatan fungsional
9. Seksi Penerimaan dan Keberatan
Dari Struktur organisasi di atas dapat kita lihat bahwa struktur
organisasi setelah dimodernisasi yang berdasarkan fungsi lebih baik dari
pada struktur organisasi yang sebelum dimodernisasi yang berdasarkan jenis
pajaknya. Karena struktur organisasi sebelum dimodernisasi Pelayanan
perpajakan di suatu kantor dilakukan dibeberapa seksi (berdasarkan jenis
pajak), sehingga masyarakat terkadang harus berhubungan dengan beberapa
seksi terkait. Akses atau perolehan informasi perpajakan dan ketentuannya
yang terkadang dirasa sulit, sehingga kondisi ini membuat tingkat
pemahaman masyarakat menjadi kurang atau bahkan tidak tahu sama sekali.
Proses kerja yang dilakukan secara umum masih secara manual, sesuai
dengan sarana kerja yang digunakan. Sarana dan prasarana kerja yang masih
terbatas sebagaimana umumnya instansi pemerintah, sehingga
mempengaruhi optimalisai pelayanan. Belum adanya standar perilaku
pegawai dan budaya kerja professional dalam melaksanakan tugas, sehingga
produktivitas pegawai masih harus ditingkatkan lagi.
Dari kondisi inilah, dapat digambarkan ada 3 hal yang melatar
belakangi dilakukannya modernisasi perpajakan yang menyangkut:
2. Tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang harus
ditingkatkan, dan
3. Integritas dan produktivitas sebagai pegawai yang harus ditinggalkan.
Setelah diberlakukannya modernisasi perpajakan, maka organisasi
yang berdasarkan “jenis pajak” berubah menjadi berdasarkan “fungsi”.
Sistem dan proses kerja yang manual berubah menjadi sistem (sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak). Lebih mengedepankan aspek
pelayanan kepada Wajib Pajak dengan adanya help desk maupun AR.
Adanya unit khusus yang menangani keluhan (complaint center),yang
sebelumnya tidak ada. Adanya “Kode Etik pegawai” yang sebelumnya tidak
ada, seirama dengan good governance dan equal treatment yang dapat
berjalan dengan baik. (Pandiangan, 2008).
B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Melapor Sebagai Wajib Pajak
Sebelum dan Sesudah Dimodernisasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur Adapun jumlah Wajib Pajak yang terdaftar pada tahun 2003 s.d 2012
Tabel 4.2
Jumlah Wajib Pajak Yang Terdaftar Tahun 2003 – 2007
Tahun
Daftar
Jumlah WP
Terdaftar
Perkembangan Wajib
Pajak Terdaftar
2003 21396 -
2004 22968 7.34%
2005 25385 10.52%
2006 26620 4.86%
2007 36847 38.41%
Sumber :Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2013
Pada tahun 2003 jumlah Wajib Pajak Terdaftar secara keseluruhan di KPP
Pratama Medan Timur sebanyak 21396 WP. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2004
jumlah Wajib Pajak yang terdaftar mengalami kenaikan 7.34% yaitu sebanyak 22968
WP. Kemudian pada tahun 2005 jumlah Wajib Pajak Terdaftar juga mengalami
kenaikan sebesar 10.52% atau sebanyak 25385 WP. Di tahun 2006 juga terjadi
kenaikan Wajib Pajak Terdaftar sebesar 4.48% atau sebanyak 26620 WP. Dan pada
Rata – rata tingkat perkembangan wajib pajak pada tahun 2003 s/d 2007 atau sebelum
terjadinya modernisasi adalah:
7.34% + 10.52% + 4.86% + 38.41%
4 x 100% = 15.28%
Tabel 4.3
Jumlah Wajib Pajak Yang Terdaftar Tahun 2008 – 2012
Tahun
Daftar
Jumlah WP
Terdaftar
Perkembangan Wajib
Pajak Terdaftar
2008 49742 -
2009 70326 41.38%
2010 82216 16.90%
2011 90668 10.28%
2012 97211 7.21%
Sumber :Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2013
Pada tahun 2008 jumlah Wajib Pajak Terdaftar secara keseluruhan di KPP
Pratama Medan Timur sebanyak 49742 WP. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009
70326 WP. Kemudian pada tahun 2010 jumlah Wajib Pajak Terdaftar juga
mengalami kenaikan sebesar 16.90% atau sebanyak 82216 WP. Di tahun 2011 juga
terjadi kenaikan Wajib Pajak Terdaftar sebesar 10.28% atau sebanyak 90668 WP.
Dan pada tahun 2012 total WP terdaftar sebanyak 97211 WP atau sebesar 7.21%.
Rata – rata tingkat perkembangan wajib pajak pada tahun 2008 s/d 2012 atau setelah
adanya modernisasi perpajakan adalah:
41.38% + 16.90% + 10.28% + 7.21%
4 x 100% = 18.94%
Berdasarkan kedua tabel diatas yaitu tabel 4.2 dan 4.3 terlihat bahwa rata – rata
peningkatan Wajib Pajak terdaftar dalam lima tahun terakhir sebelum reformasi
perpajakan (2003 s.d 2007) hanya 15.28%, lebih kecil dari lima tahun setelah di
modernisasi (2008 s.d 2012) yaitu sebesar 18.94%.
C. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Jumlah Wajib
Pajak Dalam Memiliki NPWP
Adapun masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam
meningkatkan jumlah wajib Pajak (sumber: wawancara dengan Pak Patar Novery M.
P Hutabarat 13 juni 2013) adalah sebagai berikut :
1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mendaftarkan diri
2. Adanya anggapan masyarakat bahwa tidak ada untungnya terdaftar
sebagai Wajib Pajak dengan memiliki NPWP.
3. Subjek pajak tidak mau mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak
untuk mendafatkan NPWP yang berfungsi sebagai identitas wajib
pajak dalam hak dan kewajiban perpajakannya.
D.Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah Yang
Dihadapi
Untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur maka upaya – upaya yang dilakukan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi (sumber: wawancara dengan Pak
Patar Novery M. P Hutabarat 13 juni 2013) adalah sebagai berikut :
1. Melakukan berbagai kegiatan seperti sosialisasi atau penyuluhan ke
berbagai tempat dimana khalayak umum banyak dijumpai, misalnya
Mall, Rumah Sakit, ataupun tempat lainnya agar kesadaran
masyarakat timbul dalam mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak.
2. Mengadakan mobil pajak keliling.
3. Melakukan ekstensifikasi
Sedangkan langkah – langhkah yang ditempuh atau sedang ditempuh oleh
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah sebagai berikut.
1. Menginformasikan kepada masyarakat tentang tata cara pengisian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tersebut maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan sebagai akhir dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang
dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah
sebagai berikut :
1. Organisasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur setelah di
modernisasi perpajakan organisasinya berubah menjadi berdasarkan
fungsi tidak lagi berdasarkan jenis pajak. Sistem proses kerja yang dari
manual berubah menjadi sistem sehingga lebih mengedepankan aspek
pelayanan kepada wajib pajak.
2. Perkembangan Wajib Pajak dalam 5 tahun terakhir sebelum modernisasi
perpajakan rata – rata 15.28 %, sedangkan 5 tahun terakhir setelah di
modernisasi rata – ratanya 18.94%. Tingkat perkembangan Wajib Pajak
terdaftar setelah modernisasi perpajakan berdasarkan fungsi (2008 s.d
2012) lebih baik dari sebelum modernisasi perpajakan berdasarkan jenis
pajak (2003 s.d 2007).
Agar semakin meningkatnya jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur maka perlu adanya peningkatan
pelayanan yaitu :
1. Para staf/pegawai KPP hendaknya lebih meningkatkan pelayanan
yang lebih baik lagi kepada wajib pajak dalam menangani
keluhan – keluhan.
2. Untuk lebih meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, maka KPP
hendaknya melakukan sosialisasi maupun penyuluhan yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Darmin,2008, Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan,Direktorat Jenderal Pajak.
Pandiangan, Liberti,2008, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan
Perpajakan, PT Gramedia, Jakarta.
Waluyo dan Wirawan, 2002, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat,