• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 2 PEMATANG SIANTAR T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 2 PEMATANG SIANTAR T.P. 2015/2016."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X

SEMESTER II SMA NEGERI 2 PEMATANG S I A N T A R T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6

Oleh : Walvenmars Nim. 4123121081

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Walvenmars Sinambela lahir di Pematang Siantar, pada tanggal 25 Juni

1995. Ayah bernama Waldemar Sinambela dan Ibu bernama Cahaya Pinta

Br.Siahaan dan merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Pada tahun 2000,

penulis memasuki sekolah dasar di SDS Cinta Rakyat No.6 dan menyelesaikannya

pada tahun 2006. Selanjutnya, penulis mengikuti pembelajaran di SMP Negeri 7

Pematang Siantar dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan sekolah di

SMA Negeri 2 Pematang Siantar dan lulus pada tahun 2012. Selama mengenyam

pendidikan penulis memperoleh pencapaian sebagaimana mestinya. Penulis juga

memperoleh beberapa penghargaan, baik di bidang akademis maupun

nonakademis. Hal ini menjadi motivasi bagi penulis untuk melanjutkan studi ke

jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 2012, penulis melanjutkan studi dan

diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN tertulis

2012. Penulis pernah tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Fisika

sebagai anggota bidang IPTEK (2013-2014) dan anggota kelompok kecil dalam

(4)

ii

PE NGARUH MO DE L PE MBELAJARAN I NKUIRI TRAI NING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X

SEMESTER II SMA NEGERI 2 PEMATANG S I A N T A R T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6

Walvenmars (NIM. 4123121081) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri training terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 2 Pematang Siantar.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain Two Group Pretes-Postes Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II yang terdiri dari 9 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Kelas X PIS 3 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri training dan kelas X PIS 4 sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan proses sains berjumlah 6 soal dalam bentuk essai, lembar observasi sikap dan lembar observasi KPS. Uji hipotesis menggunakan uji t dengan taraf α = 0,01.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen yaitu 20,76 dan kelas kontrol yaitu 19,07 dan nilai rata-rata postes kelas eksperimen = 77,74 dan kelas kontrol = 67,95.. Dari hasil pengamatan KPS siswa diperoleh peningkatan. Pada Pertemuan I diperoleh rata-rata 48,22% naik di Pertemuan II menjadi 62,38% dan pada Pertemuan III 62,97% untuk kelas kontrol. Penilaian rata-rata KPS pada Pertemuan I 45,71% meningkat diPertemuan II menjadi 77,77% dan di Pertemuan III 86,98% untuk kelas eksperimen. Hasil analisis uji t satu pihak diperoleh thitung = 5,215 dan ttabel = 2,382, sehingga thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima . Hasil nya Keterampilan Proses Sains siswa akibat pengaruh model pembelajaran inkuiri training mempengaruhi hasil belajar siswa dan lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala kemurahan dan kasih-Nya yang memberikan hikmat, pengertian dan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi sesuai waktu-Nya yang

tepat.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Training

Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di

Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Pematang Siantar T.P. 2015/2016”, disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Pintor Simamora, M,Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan motivasi dan saran-saran terkait penulisan

skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.si., MM , Bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd ,

dan Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si sebagai dosen penguji yang

turut serta memberikan kritikan dan perbaikan berkenaan penyusunan

skripsi ini.

3. Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.

4. Bapak Dr. Asrin Lubis, M,Si selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak

Alkafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua Jurusan Fisika, serta Ibu Dr.

Rita Juliani, M.Si selaku sekretaris Jurusan Fisika. Seluruh Bapak dan

Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA Unimed yang

sudah membantu penulis.

5. Bapak Drs. Hasbiansyah Sinaga selaku kepala sekolah SMA Negeri 2

Pematang Siantar dan kepada Bapak Rolansius Simanjuntak, S.Pd

sebagai guru fisika yang memberikan waktu dan bimbingan selama

(6)

iv

6. Ayahanda Waldemar Sinambela dan Ibunda Cahaya Siahaan tercinta

yang dengan kasih tulus senantiasa mendoakan, menyemangati dan

memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis.

7. Kakak ku Wahyuni Sinambela dan Adik ku Wilvantri Sinambela yang

dengan kasih memberikan motivasi dan dukungan materil kepada

penulis, yang tetap menyertai penulis dalam doa dan semangat.

8. Kekasih ku Sarah Octavia L Pangaribuan yang selalu memberikan

semangat dan dukungan moril yang tiada henti nya kepada penulis

agar tetap semangat dalam mengerjakan skripsi.

9. Wilvan Manalu , Rio Chapwell Sinaga , Robinsar Sinaga , Michael ,

dan Vivi yang banyak berbagi cerita tentang seluk-beluk kehidupan

dan selalu memberikan kehangatan serta kenangan dalam pelukan dan

senyuman yang tak terlupakan.

10.Bang David dan Teman-teman satu kos yang mau membantu dan

mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi.

11.Teman-teman seperjuangan Fisika Dik B 2012 yang tetap semangat

mencapai cita-cita dan menyelesaikan studi di Unimed.

12.Ucapan terima kasih kepada teman-teman PPL Dolok Masihul serta

adik-adik SMK Negeri 1 Dolok Masihul yang tetap mendokan penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran membangun dari pembaca

untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

dunia pendidikan.

Medan, 2017

Walvenmars

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Dampak-Dampak Instruksional dan Pengiring 16 dalam Model Latihan Penelitian

Gambar 2.2 Bagan Perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri Training 27 Dengan Pembelajaran Konvensional

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 32

Gambar 4.1 Distribusi Nilai Pretes Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol 43

Gambar 4.2 Penilaian LKS Kelas Eksperimen 46

Gambar 4.3 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Eksperimen 48 Gambar 4.4 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Kontrol 49

Gambar 4.5 Perkembangan KPS Kelas Eksperimen 50

Gambar 4.6 Distribusi Nilai Postes 52

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Training 13

Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Proses Sains 20

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu 22

Tabel 3.1 Two Group Pretest-Postest Design 29

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Keterampilan Proses Sains 34

Tabel 3.3 Lembar Penilaian Sikap 35

Tabel 3.4 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 36 Tabel 4.1 Ringkasan Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42 Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi Pretes 43

Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data Pretes 43

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas Data Pretes 44 Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes 44

Tabel 4.6 Penilaian LKS Kelas Eksperimen 45

Tabel 4.7 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Eksperimen 47 Tabel 4.8 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Kontrol 48 Tabel 4.9 Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen 50 Tabel 4.10 Ringkasan Data Postes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 51

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan dasar yang digunakan untuk memperhatikan

kemajuan dan perkembangan pada setiap individu yang bertujuan untuk

membedakan kualitas antara individu yang satu dengan individu yang lain, sebab

dengan pendidikan setiap individu dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik

secara pribadi maupun sebagai warga masyarakat.

Pendidikan juga dapat disimpulkan sebagai usaha sadar yang dilakukan

dalam bentuk kegiatan berupa bimbingan, pengajaran, atau latihan yang

berlangsung di sekolah dan di luar sekolah yang bertujuan untuk memanusiakan

manusia. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada

pendidik yang melayani peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Salah

satu tindakan yang dapat dilakukan agar dapat mewujudkan hal tersebut ada aspek

yang harus diperbaiki yaitu proses pembelajarannya. Perbaikan proses

pembelajaran akan menghasilkan perubahan perilaku bagi peserta didik yang

terlibat didalamnya. Keberhasilan proses pembelajaran yang dimaksudkan adalah

dengan mengadakan evaluasi pembelajaran. Adapun indikator yang dijadikan

sebagai acuan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran pada bentuk

pendidikan formal adalah berhasilnya peserta didik melampaui batas kriteria

ketuntasan minimal yang tentunya juga berpengaruh pada tercapainya hasil

belajar yang maksimal.

Misalnya saja untuk bidang studi yang akan diteliti oleh penulis yaitu

Mata pelajaran Fisika. Fisika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting

karena mempelajari gejala dan fenomena yang terjadi di alam. Pemilihan model

pembelajaran yang tepat, metode dan media pembelajaran yang telah terencana

dapat mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga

(10)

2

berinisiatif untuk dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang juga akan

berpengaruh pada peningkatan hasil belajar serta peningkatan kualitas pendidikan.

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam

prosesnya. Dengan demikian maka proses pembelajaran fisika bukan hanya

memahami konsep – konsep fisika semata, melainkan juga mengajarkan siswa

berfikir konstruktif melalui fisika sebagai keterampilan proses sains, sehingga

pemahaman siswa terhadap fisika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun

sebagai produk. Dalam pembelajaran fisika yang harus diperhatikan adalah

bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan (learning to know), konsep dan teori

melalui pengalaman praktis dengan cara melaksanakan observasi atau eksperimen

(learning to do), secara langsung sehingga dirinya berperan sebagai ilmuan.

Namun pada kenyataannya, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

belum sesuai seperti yang diharapkan. Sebagai salah satu contoh nya, pada saat

penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) terlihat jelas

bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa hanya diberikan teori-teori dan cara

menyelesaikan soal-soal fisika tanpa mengarahkan siswa untuk membawa konsep

fisika dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi

tidak aktif dan kreatif sehingga pelajaran fisikapun menjadi membosankan dan

menjadi salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan tidak disukai oleh siswa.

Akibatnya siswa kurang mampu memahami dan menerapkan konsep fisika dalam

kehidupan sehari-hari.

Hal lain yang dilakukan oleh peneliti dalam mengetahui mengapa mata

pelajaran fisika kurang diminati para siswa adalah dengan membagikan angket,

dan melakukan wawancara dengan guru bidang studi Fisika di SMA Negeri 2

Pematang Siantar. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti berupa

pembagian angket kepada 35 orang siswa SMA Negeri 2 Pematang Siantar

menunjukkan 42,86 % (15 orang) siswa kurang menyukai pelajaran fisika dan

48,57% (17 orang) mengangap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan kurang

(11)

3

buku panduan fisika sebelum pembelajaran berlangsung. Wawancara dengan

salah seorang guru fisika Bapak Drs. J.Manullang di sekolah tersebut, dengan

meninjau nilai fisika siswa di salah satu kelas X, diperoleh 51,43 % (18 orang)

mendapat nilai dibawah KKM, yaitu dibawah nilai 75, dengan perolehan nilai

terendah 64. Dari kesimpulan itu, memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa

untuk pelajaran fisika masih rendah.

Dari hasil wawancara dan angket diatas, maka diperlukan salah satu upaya

untuk mengatasi permasalahan diatas yakni dengan mengembangkan model

pembelejaran efektif, yang dapat menarik perhatian siswa, membangkitkan

motivasi siswa, melibatkan siswa secara aktif, melatih kemampuan siswa, dan

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Dimana pada saat ini banyak

model yang dapat meningkatkan siswa menjadi aktif dan kreatif pada saat proses

pembelajaran, misalnya adalah model pembelajaran inkuiri training. Model

pembelajaran inkuiri training ini ditujukan untuk membangun mental kognitif.

Karenanya sangat sesuai untuk untuk mengembangkan kemampuan berpikir,

kemudian model ini secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif, karena model ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa

dalam meneliti, menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah secara ilmiah

(Hamzah dan Keysar, 2004).

Hasil belajar pada penelitian ini lebih difokuskan pada karakteristik

keterampilan proses sains siswa. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang

menyatakan untuk mengetahui hasil belajar siswa harus berorientasi pada

karakteristik kompetensi yaitu, ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Pembelajaran dengan penemuan (inkuiri) merupakan model yang dapat

memfasilitasi keterampilan proses dalam belajar. Dalam pembelajaran dengan

penemuan / inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui

keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep–konsep dan prinsip–prinsip dan

mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang

memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri

(12)

4

Pembelajaran dengan metode inkuiri di laboratorium sangat efektif dalam

mengembangkan keterampilan proses sains siswa sekolah (Khan, 2011). Semua

kegiatan inkuiri melibatkan keterampilan proses yang meliputi keterampilan

proses dasar, keterampilan pengukuran dan perhitungan, keterampilan

perencanaan eksperimen, dan keterampilan mengolah serta menyajikan data (Nur,

2011 di kutip dari Deta dkk 2013). Kegiatan belajar dengan menggunakan

pendekatan inkuiri lebih bersifat aktif karena ada sejumlah proses mental yang

dilakukan siswa, belajar inkuiri lebih kompleks, banyak menuntut aktivitas

berpikir dan tidak jarang pula menuntut aktivitas fisik seperti tanya jawab,

berdiskusi, mengadakan percobaan, bersimulasi, mengadakan penelitian

sederhana, memecahkan masalah, dan sebagainya (Ibrahim, 2003 di kutip Yulianti

dkk, 2012).

Hal ini sejalan dengan berbagai pendapat dari hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa model inkuiri training terbukti dapat membantu

meningkatkan hasil pembelajaran fisika. Menurut Pandey, et al (2011)

pembelajaran fisika dengan menggunakan model inkuiri training lebih efektif

dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional.

Kemudian pada tahun yang sama Syarifudin (2011) melakukan penelitian yang

menunjukkan bahwa model pembelajaran Inkuiri training mampu meningkatkan

kerja ilmiah siswa jika dibandingkan dengan siswa yang tidak dibelajarkan

dengan model pembelajaran ini. Hal serupa juga disampaikan oleh Khalid &

Azeem (2012) yang menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri training yang

diberikan oleh guru dapat membantu kegiatan pembelajaran siswa dimana siswa

dapat merumuskan dan menguji ide-ide mereka, menarik kesimpulan dan

menyampaikan pengetahuan mereka dalam lingkungan belajar yang kolaboratif.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, untuk memudahkan dalam

mewujudkan suatu proses penyelidikan yang berorientasi inkuiri, maka diperlukan

kegiatan praktikum yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Dengan

kegiatan praktikum, diharapkan siswa dapat merancang sendiri praktikum pada

(13)

5

kerja siswa. Hal ini dilakukan agar siswa lebih terampil sehingga dapat

membentuk keterampilan proses sains dan pencapaian hasil belajar siswa

meningkat sejalan keterampilan proses yang didapat.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Training Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Pematang Siantar T.P. 2015/2016”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu:

1. Pembelajaran yang digunakan cenderung masih berpusat pada guru

(teacher centered).

2. Proses pembelajaran lebih sering menggunakan metode ceramah dan

simulasi, serta pembelajaran yang berlangsung masih konvensional

dengan mencatat dan latihan soal.

3. Salah satu pelajaran yang kurang diminati siswa adalah pelajaran

fisika.

4. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM yang ditetapkan.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan

mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka

yang menjadi batasan masalah dalam penelitian di SMA Negeri 2 Pematang

Siantar kelas X ini yakni:

1. Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri Training di kelas eksperimen

dan Pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol untuk melihat

keterampilan proses sains siswa.

2. Subjek penelitian yaitu siswa SMA Negeri 2 Pematang Siantar Kelas

X Semester II T.P. 2015/2016.

(14)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian di SMA Negeri 2 Pematang Siantar pada materi pokok Suhu dan

Kalor Kelas X Semester II T.P. 2015/2016 adalah:

1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan

Model Pembelajaran Inkuiri Training dan Pembelajaran Konensional

pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 2

Pematang Siantar T.P. 2015/2016?

2. Apakah keterampilan proses sains mempengaruhi hasil belajar siswa

yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri training pada

materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 2 Pematang

Siantar T.P. 2015/2016?

3. Apakah keterampilan proses sains siswa akibat pengaruh model

pembelajaran inkuiri training lebih baik dibandingkan pembelajaran

Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA

Negeri 2 Pematang Siantar T.P. 2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, didapat tujuan penelitian di SMA Negeri 2

Pematang Siantar pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester II

T.P. 2015/2016 adalah:

1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan

dengan menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri Training dan

Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di

kelas X SMA Negeri 2 Pematang Siantar T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui apakah keterampilan proses sains mempengaruhi

hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri

training pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 2

Pematang Siantar T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui apakah keterampilan proses sains siswa akibat

(15)

7

pembelajaran Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di

kelas X SMA Negeri 2 Pematang Siantar T.P. 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitiaan

Adapun manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika berupa keterampilan

proses sains dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

training pada materi suhu dan kalor.

2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran pada

materi suhu dan kalor.

1.7. Definisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka

dibuat suatu defenisi operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Inkuiri training merupakan model pembelajaran

yang melatih siswa untuk belajar berangkat dari fakta menuju teori

yang dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam

proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses

ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat (Joyce, 2011).

2. Keterampilan proses sains dalam penelitian ini adalah mengobservasi,

mengumpulkan, dan mengorganisasi data, mengidentifikasi dan

mengontrol variabel-variabel, merumuskan dan menguji hipotesis dan

(16)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian didasarkan dari data-data hasil penelitian,

Sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang

telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X

semester II SMA Negeri 2 Pematang Siantar tahun ajaran 2015/2016 dengan

rata-rata pretes sebesar 20,76 dan rata-rata postes siswa sebesar 77,74.

Keterampilan sains siswa kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran

konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA

Negeri 2 Pematang Siantar tahun ajaran 2015/2016 dengan rata-rata pretes

sebesar 19,07 dan rata-rata postes siswa sebesar 67,95.

2. Keterampilan proses sains untuk kelas yang diberikan perlakuan meningkat

dari Pertemuan I 45,71% meningkat di Pertemuan II menjadi 77,77% dan di

Pertemuan III menjadi 86,98% mempengaruhi peningkatan hasil belajar

dengan nilai rata-rata pretes mula-mula 20,76 dan nilai rata-rata postes 77,74

3. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis pengujian hipotesis menggunakan uji t pada taraf signifikan α = 0,01 diperoleh bahwa thitung > ttabel = 5,215 > 2,382, sehingga dapat dinyatakan bahwa keterampilan proses sains

akibat pengaruh model pembelajaran inkuiri training lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas

X semester II SMA Negeri 2 Pematang Siantar tahun ajaran 2015/2016

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inkuiri training agar

(17)

57

pengetahuan siswa secara menyebar sehingga suasana pembelajaran lebih

kondusif.

2. Peneliti harus mengkondisikan siswa yang belum terbiasa belajar dalam

kelompok agar suasana belajar lebih menyenangkan.

3. Peneliti kiranya ketika melakukan pengamatan keterampilan proses sains

siswa dilakukan dengan lebih teliti sehingga lebih menghasilkan pengamatan

(18)

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Azizah, N., Indrawati, Harijanto, A., (2014), Penerapan Inkuiri TerbimbingUntuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X.C Di MAN 2 JemberTahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3: 235-241

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, S. B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Giancoli,C.D., 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid Dua. Jakarta: Erlangga

Harahap, F., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran di Kelas VII Semester 1 MTs N 2 Medan T.P 2012/2013., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Jeliana, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X Semester 1 di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2011/2012., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Joyce, B. Weil, M. Dan Calhoun,E. 2009. Models Of Teaching. Edisi Sembilan, Yogyakarta: Pustaka Belajar

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Saleh, Andri. 2008. Kreatif Mengajar dengan Mindmap. Bandung: Tinta Emas

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Sukarno, Permanasari, A., Hamidah, I., (2013), The Profile Of Science Process Skill (SPS) Student At Secondary School (Case Study in Jambi), International Journal Of Scientific Engineering and Research (IJESR) Vol 1: 2347-3878

Susilana Rudi, Riyana Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandunng: CV Wacana Prima

Tim Dosen., (2011), Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, FMIPA Unimed, Medan.

(19)

59

Uno Hamzah B dan Panjaitan Keysar. 2004. Model Pembelajaran. Gorontalo: BMT Nurul Jannah

Samani, M., Hariyanto, (2012), Konsep dan Model Pendidikan Karakter, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Sardiman, (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Subagyo, Y., Wiyanto, Martowo, P., (2009), Pembelajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Konsep Suhu dan Pemuaian, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5: 1693-1246

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Sukarno, Permanasari, A., Hamidah, I., (2013), The Profile Of Science Process Skill (SPS) Student At Secondary School (Case Study in Jambi), International Journal Of Scientific Engineering and Research (IJESR) Vol 1: 2347-3878

Suparmo & Widodo, T., (2009), Panduan Pembelajaran Fisika Untuk SMA & MA Kelas X, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta

Suprijono, (2012), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Tanjung, R., Betty M. Turnip, (2013), Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Percetakan Unimed, Medan

Gambar

Gambar 2.1 Dampak-Dampak Instruksional dan Pengiring   dalam Model Latihan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

 Unjuk kerja : Menari sesuai makna gerak ke dalam bentuk tari bertema dengan mengacu pada gaya tari daerah berdasarkan ruang gerak dan pola lantai. MINGGU

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk dan kandungan nilai karakter yang terdapat dalam buku materi ajar Bahasa Indonesiaku Bahasa

2.c Komponen-komponen yang dapat di set melalui BIOS.

Hasil perhitungan menggunakan analisis sensitivitas laba menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap perubahan tingkat profitabilitas Bank Central Asia dan Bank

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

[r]

Korelasi Antara C-Reactive Protein (CRP) Dan Apolipoprotein B Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Hipertensi.. Pembimbing