• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA BPMPD (BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA) TAPANULI UTARA DALAM MENGUPAYAKAN PENINGKATAN KINERJA APARATUR DESA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA BPMPD (BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA) TAPANULI UTARA DALAM MENGUPAYAKAN PENINGKATAN KINERJA APARATUR DESA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA BPMPD (BADAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA) TAPANULI

UTARA DALAM MENGUPAYAKAN PENINGKATAN

KINERJA APARATUR DESA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

IRAWATI SOFIANA SIANTURI NIM. 3123111034

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

IRAWATI SOFIANA SIANTURI (3123111034)

“Analisis Kinerja BPMPD (Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa) Tapanuli Utara Dalam Mengupayakan Peningkatan Kinerja Aparatur Desa Di Kabupaten Tapanuli Utara”

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja BPMPD dan bagaimana mekanisme pelaksanaan kinerja BPMPD dalam meningkatkan kinerja aparatur desa di Kabupaten Tapanuli Utara. Kerjasama anatara pemerintahan daerah dan desa menjadi tolak ukur keberhasilan pemberdayaan masyarakat untuk memenuhi sebagian kebutuhan dari daerah tersebut. Penelitian ini termasuk jenis penelitian menyangkut dimensi sosial- politik dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini jugag penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data secara primer dilakukan melalui wawancara (interview) yang ditujukan untuk pegawai BPMPDg Kepala desa (informan). Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mencari data da informasi melalui bukug internetg jurnalg peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Berdasarkan analisis penelitian inig maka dapat ditarik kesimpulan bahwa program dan kegiatan yang dilaksanakan aparatur desa belum diterapkan secara keseluruhang maka penting kerjasama Aparatur pemerintah desa dan Aparatur pemerintah daerah sebagai kunci kemajuan suatu wilayah termasuk Kabupaten Tapanuli Utarag namun secara factual masih banyak wilayah di Tapanuli Utara tergolong wilayah terisolir dan tertinggal karena rendahnya pengawasan pemerintah akibat luasnya wilayah. Hal tersebut terjadig disebabkan masih kurang maksimalnya upaya pemerintah daerah dan penting memasimalkan kualitas kepemimpinan pemerintah untuk melaksanakan kebijakan- kebijakan secara interaktif, komunikatif dan efektif.

Kata Kunci : Kinerja Aparatur Desa, Kinerja BPMPD, Upaya BPMPD

(6)

STATE UNIVERSITY MEDAN

This study aims to determine the performance BPMPD and implementation mechanism BPMPD performance in improving the performance of village officials in North Tapanuli. Anatara cooperation of local government and village a barometer of success empowering people to meet most needs of the area. This research includes studies concerning socio-political dimension by using qualitative descriptive method. In this researchg the authors used data collection techniques by collecting primary data and secondary data. Primary data collection through interviews (interview) aimed at employees BPMPDg head of the village (the informant). While secondary data collection done by collecting data da information through booksg the Internetg journalsg legislation related to the research problem.

Based on analysis of this studyg it can be concluded that the programs and activities implemented village officials have not been applied as a wholeg it is important the cooperation Apparatus village government and Apparatus local governments as key to the progress of a region including North Tapanulig but factual still many areas in Tapanuli north classed as isolated and underdeveloped due to low government oversight due to the vast area. This happensg because they lack the maximum efforts of local government and the essential leadership qualities memasimalkan government to implement policies in an interactiveg communicative and effective.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan

karuniaNya yang telah dianugerahkan kepada penulis, sehingga mampu

menyelesaikan proposal penelitian ini, dengan judul “Analisis Kinerja BPMPD

(Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa) Tapanuli Utara

Dalam Mengupayakan Peningkatan Kinerja Aparatur Desa Di Kabupaten

Tapanuli Utara”. Proposal ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis

laksanakan untuk memenuhi persyaratan penelitian skripsi.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak

Prayetno, S. IP, M.Si, selaku dosen pengajar dan dosen pembimbing penulis, yang

selama ini telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan

dan ilmunya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini.

Secara khusus juga penulis menyampaikan terimasih yang sebesar- besarnya

kepada kedua orang tua yang saya sayangi, Bapak Dohar Sianturi dan Ibunda

Darly Panggabean, atas kebesaran hati mereka untuk mendidik, membimbing, dan

usaha mereka untuk mennguliahkan saya, agar dimasa depan saya nanti, ada

pegangan modal mengahadapi zaman yang terus berkembang serta mengharapkan

saya menjadi generasi yang berguna untuk keluarga terlebih untuk sekeliling

saya.Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada saudara sekandung saya,

Abang Josmagel Harapan Sianturi dan Adik Berlin Hermanto Sianturi, yang telah

menunjukkan dukungan, dan memotivasi penulis dalam setiap studi hingga

(8)

iii

Ucapan terimakasih juga penulis tujukan kepada Dekan dan Pembantu

Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNIMED, dan juga Bapak Dr. Deny Setiawan,M. Si,

selaku wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial Unimed. Serta ucapan

terimakasih juga kepada Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum, Ketua

Jurusan PPKn dan Juga Bapak Arif Wahyudi, selaku Sekretaris dan Bapak Jhon

selaku Staf Pegawai Administratif Jurusan PPKn.

Selama Proses perkuliahan, penulis telah mendapatkan ilmu serta wawasan

akan pengetahuan dan kesan- kesan yang tidak terlupakan yang sangat

memotivasi bagi penulis. Dalam kesempatan ini juga, penulis mengucapkan

terimakasih kepada seluruh dosen pengampu mata kuliah PPKn memberikan

pengajaran selama proses perkuliahan.

Buat best friend saya Mince Wastina Sihombing , Helen K Hutauruk, Leny

A Sinaga yang selama ini bertukar fikiran dalam proses penyusunan skripsi,

terimakasih buat kalian untuk diskusi, motivasi dan curhat- curhat saat

perkuliahan yang tetap terkenang bagi saya. Tak terlupakan juga sohib- sohib saya

Pinta, Koni, Masna, dan kawan- kawan lainnya di stambuk 2012 kelas Reguler A

di Jurusan PPKn (maaf penulis tidak bisa sebutkan satu persatu) dan saudara

PPLT Sei Rampah (Ito Erisal, resina, vivi, emma, dll) , untuk kedepannya semoga

kita saling mengingat, menolong dan saling mensuport satu sama lain. Semoga

kegiatan- kegiatan kita ketika kuliaj bersama, canda tawa, menjadi momen yang

tak terlupakan dan membuat kita rindu untuk berkumpul kembali. Sukses untuk

(9)

iv

Kepada Ketua BPMPD Tapanuli Utara Bapak Eliston Lumban Tobing,

S.Sos, Sekretaris dan Staf Pegawai, dan Seluruh Kepala Bidang dan staf pegawai

setiap Bidang di BPMPD Tapanuli Utara, terimakasih telah mengijinkan penulis

untuk meneliti dan meminta data dari lembaga BPMPD Tapanuli Utara. juga

terimakasih kepada Bapak Kepala desa dan sekretaris desa Parbaju Toruan yang

telah bersedia untuk diwawancarai

Terimakasih juga saya ucapkan Hamba- hamba Tuhan di GKPI Dame

Saitnihuta dan GBI MMTC Medan, pelayan, jemaat, Ibdah Pemuda, Ibadah

Mahasiswa , terkhsus FA (Family Altar) yang diketuai sahabatku Desi Munte dan

saudara-saudara lainnya serta sahabatku Corry Siahaan yang membantu saat

penelitian. Terimakasih bnat doa dan dukungan rohani yang diberikan selama ini,

yang membuat saya semakin bertumbuh dan tetap mengandalkan Tuhan dalam

hidup saya.Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan dan kelemahan dari segi bobot ilmiah dan tata bahasa. Oleh sebab itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak demi perbaikan proposal ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dan

dukungan dari semua pihal yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini dan kiranya

skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita.

Medan, April 2016

(10)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN Abstrak ... I Kata Pengantar ... II Daftar Isi ... V Daftar Tabel ... VIII Daftar Gambar ... IX DaftarLampiran ... X

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Fokus Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kerangka Teori ... 10

1. Kinerja ... 10

2. Profil Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Tapanuli Utara ... 13

3. Pemerintahan Desa ... 21

B. Kebijakan ... 27

C.Kerangka Berfikir ... 30

(11)

vi MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA APARATUR DESA (RENSTRA BPMPD TAPUT 2015- 2019)... 42

A. Hubungan Konsepsi Kualitas Kinerja Apratur Desa Dengan BPMPD Taput Tahun 2015- 2019 ... 45

1. Konsepsi Kegiatan Pemerintahan Desa Di Tapanuli Utara ... 48

2. Pengambilan Keputusan Melalui MUSRENBANG ... 52

(12)

vii

4. Kendala Yang Dihadapi BPMPD Dalam Meningkatkan

Kinerja Aparatur Desa ... 64

C. Tolak Ukur Pencapaian Kinerja BPMPD Atau Renja SKPD . ... 65

D. Pembahasan ... 74

BAB V PENUTUP ... ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(13)

viii

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1 Waktu Penelitian ... 37

Tabel 2 Kisi - Kisi Penelitian ... 38

Tabel 3 Profil Desa/ Kelurahan Tapanuli Utara Tahun 2009 ... 43

Tabel4 Pola Kesimpulan Hasil Wawancara Informan ( Pemberi Informasi

Evaluasi Kinerja BPMPD ... 68

Tabel 5 Pola Kesimpulan Hasil Wawancara Narasumber Setiap Bidang Di

(14)

viii

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN Gambar 1 Struktur Organisasi Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan

Desa .... ...20

Gambar 2 Peranan Kepemimpinan Kepala Desa ...25

Gambar 3 Dimensi Waktu Ouput Dan Outcomes Kebijakan ... 28

Gambar 4. Bagan Kerangka Berfikir ... 32

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran I Pedoman Wawancara Untuk Kabbid Pemerintahan Desa Dan

Kelurahan, Kabid Penguatan/ Pengembangan Kelembagaan

Dan Partisipasi Sosial Budaya Masyarakat, Kabid

Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyaarakat Di Bpmpd

Tapanuli Utara ... 86

Lampiran II Pedoman Wawancara Kepada Kepala Desa Parbaju Toruan

(Desa Sampling) ... 88

Lampiran III Pedoman Wawancara Kepada 3 Orang Pegawai Di Bagaian Tata

Usaha Di Bpmpd Tapanuli Utara. ... 89

Lampiran IV Contoh Dokumen Daftar Usulan Kepala Desa Parbaju Toruan

Terhadap Pemerintah Daerah ... 90

Lampiran V Contoh Data Rekapitulasi Desa Tertinggal Dan Terisolir Di

Tapanuli Utara 2015 ... 91

Lampiran VI Contoh Surat Izin Pendirian Lembaga Partungkoan Masyarakat

2014- 2019 ... 92

Lampiran VII Contoh Surat Izin Melakukan Pembinaan Di Desa Tapanuli

Utara, Terkhusus Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan Di Desa93

Lampiran VIII Contoh Jadwal Laporan Pembinaan Di Desa Di Tapanuli

(16)

xi

Lampiran IX Contoh Dokumentasi Pelaksanaan Program Bpmpd Tapanuli

Utara ... 95

Lampiran X Surat Balasan Penelitian Dari Bpmpd Tapanuli Utara ... 96

Lampiran XI Dokumentasi Wawancara Dengan Pegawai Perbidang Di

Bpmpd Tapanuli Utara ... 97

Lampiran XII Dokumentasi Wawancara Dengan Aparatur Desa Dan Informan

(17)

BABBI

PENDAHULUAN

A. LatarBBelakangBMasalah

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Dimana kabupaten ini juga sebagai lokasi yang memiliki tempat kunjungan wisata yang menarik.

Wilayah Tapanuli Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah kabupaten Tapanuli Utara yang mencakup 3.793 KM2, terdiri dari tanah datar seluas 3,15 %, tanah landai 26,86%, miring 25,62% dan daerah terjal 44,35%. Kabupaten ini memiliki 15 daerah kecamatan dan 232 desa. Jumlah penduduk sekitar 261.873 jiwa. Mata pencarian penduduk Tapanuli Utara sebagian besar dari hasil pertanian dan perkebunan rakyat. Kondisi ini dapat dibuktikan melalui data yang diperoleh dari BAPPEDA Tapanuli Utara (Tulus Sibuea ,01/05/2008). Luasnya sebuah wilayah biasanya memiliki kecenderungan terjadinya kepadatan penduduk. Faktor- faktor tersebut yang pada akhirnya mempersulit bagi terciptanya masyarakat Indonesia yang mandiri. Dimana kemandirian masyarakat, menjadi pusat perhatian yang ingin di wujudkan Pemerintah pusat di Indonesia.

Namun demikian, Keterbatasan pemerintah menjalankan sistem pemerintahan maupun program kebijakan, juga menjadi tantangan yang dihadapkan. Sulitnya pemerintah pusat untuk berhadapan langsung dengan masyarakat, merupakan hal utama yang menghambat pemerintah mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara merata. Oleh karenanya, pemerintah pusat memberikan kewenangan terhadap pemerintah daerah yang tertuang dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan

bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

(18)

2

pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

Wewenang terhadap pemerintah daerah atau sering dikatakan sebagai otonomi daerah, mendudukkan pemerintah daerah sebagai agen pembantu tingkat pusat untuk mengatur daerahnya sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah daerah juga mewujudkan konsep dukungan otonomi desa. Dimana aparatur desa berhak mengatur dan mengurus wilayah desa dan masyarakatnya sendiri. Aparatur desa dapat dikategorikan sebagai perwakilan fungsional yang dekat dengan masyarakat yang menjalankan secara langsung program pemerintahan mulai dari pusat hingga daerah.

Mewujudkan figur aparatur desa yang terampil dan profesional diharapkan dapat memajukan wilayah pedesaan. Agar mampu mencapai peningkatan sumber daya manusia, dan sistem pemerintahan desa yang efesien. Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak lepas dari kinerja pemerintah pusat, daerah dan desa yang optimal. Kebijakan pemerintah daerah menjadi potensi utama untuk meningkatkan kreadibilitas pemerintah desa dalam menjalankan tupoksinya.

Adapun pencapaian pemberdayaan masyarakat berdasar pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dalam Bab I Pasal 1 (12) yang menyatakan :

(19)

3

kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.

Masyarakat yang sejahtera dapat dikategorikan sebagai masyarakat mandiri dan memiliki kemampuan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam lingkungan sosial masyarakat maupun menjalankan roda pemerintahan. Dengan adanya otonomi, Kerjasama yang baik antara permerintah daerah dan desa tetap terjalin, walau sudah diberikanya wewenang terhadap pemerintah desa. Peran perangkat pemerintah daerah sangat penting dalam mengkoordinir setiap aktivitas pemerintahan desa agar memiliki kapabilitas untuk mewujudkan pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Kebijakan dan pelaksanaan yang diterapkan oleh pemerintah daerah, ditujukan untuk dijalankan pemerintah desa agar bermuara pada pencapaian pembangunan pedesaan, yakni terciptanya peningkatan sumber daya manusia, peningkatan infrastruktur dan ekonomi pedesaan, serta ketertiban dari permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat desa.

(20)

4

Sejalan dengan hal tersebut, dalam mengawasi atau mengkoordinir kinerja aparatur desa di Tapanuli Utara, pemerintah daerah membuat aspek pembantu lainnya yaitu Dibentuknya struktur organisasi pemerintahan daerah yang dikhususkan mewujudkan pemberdayaan masyarakat, dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi pemerintah dan masyarakat desa Tapanuli Utara, diamanatkan dalam Peraturan Bupati (PERBUP) Nomor 43 Tahun 2008 yang memberi wewenang terhadap instansi pemerintahan BPMPD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa) Tapanuli Utara. Hal tersebut sebagai wujud perhatian akan pentingnya sistem pemerintahan dan kebijakan yang baik dalam mewujudkan kinerja aparatur desa yang optimal dan menfasilitasinya dengan kemampuan, keterampilan, serta keprofosionalannya dalam menjalankan tupoksinya untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, serta pedesaan yang maju.

Berdasarkan persoalan pembangunan desa yang terjadi pada setiap desa di Tapanuli Utara, Bupati Tapanuli utara Nikson Nababan- Mauliate Simorangkir membuat kebijakan yang sedang berjalan, namun pembangunan belum terwujud

secara merata yaitu (

Sibarani

, TSC. 30 September 2015 | 9/30/2015 08:48:00 PM)

(21)

5

pembangunan sarana pelayanan kesehatan di beberapa daerah sudah dibangun, seperti di Desa Robean Kecamatan Purbatua. Renovasi dan pembangunan gedung-gedung baru di Rumah Sakit Umum Tarutung juga telah cukup signifikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang kian hari kian meningkat. Dari sektor industri juga tidak ketinggalan. Promosi-promosi produk Home Industry (industry rumahan), seperti kacang sihobuk, tenun ulos, dan lain sebagainya semakin gencar, dibuktikan dengan kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan Badan Usaha Kecil dan Menengah, Dewan Kerajinan dan Seni Daerah, dan beberapa lembaga kemasyarakatan lainnya.

Pernyataan tersebut masih rencana yang berjalan sementara dan masih kajian rencana yang masih tertuang dalam lembaran kertas. Pembangunan wilayah yang berjalan masih terjadi dibeberapa wilayah dan hanya terajadi di pusat yang dekat dengan kecamatan, sedangkan masih banyak desa lokal yang belum mengalami perubahan. Faktanya Sementara ini kesejahteraan masyarakat Tapanuli Utara yang belum terwujud secara merata. Banyak faktor penyebanya, diantaranya kinerja aparatur desa dan pengawasan BPMPD TAPUT yang belum optimal. Hal tersebut disebabkan kurang maksimalnya pedoman keterampilan, prestasi, disiplin kerja yang harus dimiliki aparatur pemerintahan.

(22)

6

berat yang dibebankan pada “pundak” BPMPD dan pemerintahan desa di Tapanuli Utara. dibutuhnkannya Kebijakan penguatan kelembagaan desa, dan fasilitasi Pemerintahan Desa serta melaksanakan Ketatausahaan Badan untuk dapat mengatasi persoalan yang dihadapai pemerintahan desa dan masyarakat secara khusus.

Keberhasilan dan kemerosotan kinerja pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak terlepas dari kinerja BPMPD Tapanuli Utara. Oleh karena itu, maka penting untuk menilai peran pemerintah daerah pada tiap level dalam mendorong integritas kepemimpinan aparatur desa dan loyalitasnya. Sehingga akan dihasilkan tingkat pencapaian pelaksanaan tupoksinya sesuai mekanisme program kebijakan pemerintahan desa di Tapanuli Utara. Dengan demikian peneliti mengkonsepkannya dalam sebuah judul penelitian, yaitu “Analisis Kinerja B BPMPD B (Badan B Pemberdayaan B Masyarakat B Dan B Pemerintahan

Desa)BTapanuliBUtaraBDalamBMengupayakanBPeningkatanBKinerjaBAparatur

DesaBDiBKabupatenBTapanuliBUtara”.B

B. IdentifikasiBMasalah

Dalam suatu penelitian perlu diidentifikasi masalah yang akan diteliti menjadi terarah dan jelas tujuannya. Agar tidak menimbulakan pemikiran yang simpang siur. Sehingga melalui identifikasi masalah ini, dapat membawa peneliti melakukan penelitian yang mendalam.

(23)

7

1. Kurang optimalnya upaya pemerintah daerah dalam mengevaluasi kinerja

pemerintah desa;

2. Belum terwujudnya aparatur desa yang profesional serta memiliki

keterampilan, kemapuan, prestasi dalam menyelenggarakan pemerintahan;

3. Kurang berkualitasnya kepemimpinan perangkat Desa;

4. Sistem pemerintahan dan kebijakan pemerintah yang tidak tepat dibidang

pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana desa yang tidak merata;

5. Kebijakan penguatan kelembagaan desa, dan fasilitasi Pemerintahan Desa

serta melaksanakan Ketatausahaan Badan yang tidak dapat mengatasi persoalan yang dihadapai pemerintahan desa dan masyarakat secara khusus;

6. Ketidakmampuan BPMPD dalam mengevaluasi kinerja aparatur desa yang

tidak maksimal menjalankan tupoksinya;

7. Kurang maksimalnya kinerja pemerintahan desa di Tapanuli Utara

8. Tidak maksimalnya perananan BPMPD dalam meningkatkan kinerja

aparatur desa;

C. FokusBMasalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang mengambang, maka yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kurang maksimalnya kinerja aparatur desa di Tapanuli Utara

2. Upaya BPMPD Tapanuli Utara dalam meningkatan kinerja aparatur desa

(24)

8

D. RumusanBMasalah

Dalam perumusan masalah penulis membuat rumusan spesifikasi terhadap hakikat masalah yang diteliti. Banyaknya kajian permasalahn tentang kinerja BPMPD tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisis secara keseluruhan aspek kinerja BPMPD. Maka peneliti akan mengambil suatu kajian penelitian yang difokuskan pada aspek meningkatkan kinerja BPMPD.Fokus penelitian ini dikonsepkan dengan pertanyaan penelitian, yaitu :

1. Mengapa kinerja apartatur desa di Tapanuli Utara tidak maksimal ?

2. Bagaimana upaya BPMPD Tapanuli Utara dalam meningkatkan Kinerja

Aparatur Desa dalam menjalankan tupoksinya ?

E. TujuanBPenelitian

Penelitian pada umunya dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara ilmiah, untuk itu penelitian ini bertujuan, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui alasan kurang maksimalnya kinerja aparatur desa di

Tapanuli Utara.

2. Untuk mengetahui upaya BPMPD Tapanuli Utara dalam meningkatkan

(25)

9

F. ManfaatBPenelitian

1. Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai penambah refrensi bagi

para mahasiswa, khususnya Departemen PKn- FIS Unimed.

2. Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan

kemampuan berfikir dan menulis karya ilmiah di bidang sosial politik kewarganegaraan dengan fenomena politik yang terjadi.

3. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang

(26)

BABBV

PENUVUP

A. KESIMPULAN

Kulitas kinerja Aparaur Pemerintah merupakan tolak ukur keberhasilan dan

kemajuan penerapan sistem suatu wilayah. Pemberdayaan masyarakat menjadi

objektivitas kerja yang utama untuk dapat mengukur pencapaian kinerja

pemerintah dalam melakukan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

serta taraf hidup masyarakat yang lebih baik, memandirikan masyarakat agar lebih

sejahtera dan terlepas dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Oleh

karena itu perlu adanya tindakan pemerintah pusat dan daerah dalam membantu

kepala desa sebagai pemerintahan terkecil yang menjalankan dan tolak ukur

penerapan seluruh sistem dalam pemerintahan.

1. Sistematika pengambilan keputusan Kepala Desa di Tapanuli Utara masih

belum berkualitas, dan hal ini tergolong problema yang masih tetap menjadi

permasalahan, walaupun dapan dikatakan tingkat pembangunan di

sebahagian wilayah Tapanuli Utara semakin meningkat. Namun masih

ditemukan permasalahan yang belum ditemukan solusinya seperti:

a. Banyaknya program kepala desa tidak terlaksana atau belum secara

keseluruhan diterapkan, seperti pengambilan keputusan melalui

MUSRENBANG, dikarenakan kesulitan dalam mengkoordinir

keseluruhan masyarakat untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan,

mengingat jumlah Kapasitas masyarakat dan lembaga kemasyarakatan

didesa relatif masih rendah, Kemampuan dan keterampilan lembaga

kemasyarakatan belum merata,

(27)

79

b. Jumlah SDM perangkat desa yang kurang, dan minimnya aparatur desa

yang ahli/kompeten dibidangnya dalam pengambilan keputusan.

c. Minimnya pelaksanaan dan penerimaan Usulan Program dan Kegiatan

Masyarakat, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjebatani

kepentingan antara pemerintah daerah dan pemerintah desa dengan

kepentingan masyarakat, serta mendapatkan komitmen/kesepakatan para

pemangku kepentingan untuk penyempurnaan

d. Belum optimalnya peran aktif atau keikutsertaan masyarakat dalam

proses pengambilan keputusan publik desa untuk mengelola dan

mengatur pelakasanaan MUSRENBANG, dan juga peran aktif dan

kemandirian masyarakat dalam ikut serta pengambilan keputusan

pengelolaan pembangunan desa, karena kurang efektifnya pelaksanaan

fungsi lembaga pemerintah desa dan lembaga masyarakat (seperti ;

BPD, LPMD atau sebutan lain, PKK dan Lembaga lainnya dalam

menggerakkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam

pembangunan).

e. Hasil pelatihan aparatur desa belum optimal untuk mengembangkan

memandirikan, menswadayakan aparatur desa dan masyarakat,

ditemukanya dari banyaknya wilayah desa di Tapanuli Utara yang

tergolong berkembang dikarenakan kualitas kepala desa dalam

memimpin pengelolaan dan pengambilan keputusan pembangunan desa. f. Belum ditemukannya solusi Tindakan dalam mewujudkan Kemampuan

dan keterampilan pengurus lembaga kemasyarakatan belum merata pada

(28)

80

2. Peran pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara Khususnya Badan

Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten

Tapanuli Utara dalam Melaksanakan Program Peningkatan kinerja seluruh

aparatur desa di Tapanuli Utara, melalui :

a. Penerapan program dan kebijakan BPMPD untuk diterapkan di seluruh

desa Tapanuli Utara, untuk membantu kinerja kepala desa dalam

menghadapi persoalan diwilayahnya seperti menerapkan pembinaan dan

pelatihan bagi seluruh aparatur desa di Tapanuli Utara, membangun

lembaga desa, dlsb.

b. Evaluasi pelaksanaan rencana kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat

Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini

dilakukan untuk mengukur realisasi capaian agar sesuai dengan harapan

c. Analisis Kinerja dan Pelayanan BPMPD, hal ini dilakukan sebagai upaya

perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelatihan terhadap seluruh

aparatur desa sesuai dengan lingkup bidang dan tugasnya, selanjutnya

sebagai pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah.

d. Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi BPMPD, penyelenggaraan tugas dan

fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD)

Kabupaten Tapanuli Utara ini diarahkan untuk mendapatkan kinerja yang

akurat dan konsisten mengenai capaian kinerja dalam rangka proses

pengambilan keputusan bagi perbaikan kinerja tanpa meninggalkan

prinsip-prinsip keseimbangan biaya, manfaat, efisiensi, keekonomian dan

(29)

81

e. Terbatasnya kemampuan APBD Kabupaten Tapanuli Utara dalam

menyediakan anggaran untuk mendukung program-program yang ada

pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD)

Kabupaten Tapanuli Utara.

f. Kurangnya alokasi dana untuk melakukan monitoring langsung dengan

wilayah yang luas di Tapanuli Utara

g. Minimnya kuantitas dan kualitas aparatur pemerintahan daerah untuk

melakukan pengawasan langsung keseluruh desa maupun desa tertinggal

dan terisolir di Tapanuli Utara

h. Terbatasnya sarana dan prasarana perkantoran pemerintah daerah

maupun pemerintahan desa yang belum optimal dan ruang perkantoran

yang kurang memadai, padahal manfaat besar untuk menunjang kinerja

dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan usia

alat/barang, maka kualitasnyapun semakin menurun sehingga banyak

dibutuhkan penggantian/pemeliharaan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari analisis peneliti terhadap

kinerja BPMPD Tapanuli Utara untuk meningkatkan kinerja aparatur desa, maka

ada beberapa pokok pikiran yang bisa menjadi pertimbangan dalam membentuk

hubungan kerjasama antara BPMPD Tapanuli Utara dengan kepala desa.

Pokok-pokok pikiran berikut merupakan saran yang muncul dari kepedulian peneliti,

untuk memberikan saran perspektif yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan

(30)

82

1. Dalam mengkoordinir keseluruhan masyarakat dan seluruh perangkat desa,

dapat dioptimalkan dengan melakukan kerjasama dengan lembaga lembaga

desa lainnya, seperti lembaga adat untuk membantu pemerintah desa dalam

mengkoordinir masyarakat untuk pengambilan keputusan seperti melalui

MUSRENBANG

2. Perlu dilakukan lagi perekrutan ketenagakerjaan aparatur desa yang

profesional di bidangnya di keseluruhan Tapanuli Utara semaksimum

mungkin, agar dapat membantu kinerja Kepala Desa dalam pengambilan

keputusan,dan pengawasan pembangunan di desa.

3. Perlu dilakukan lagi pengadaan kualitas sarana dan prasarana desa yang

dimasimumkan untuk kelancaran aktivitas kinerja aparatur desa dalam

menjalankan roda pemerintahan seperti : sarana perkantoran dan sarana

administratif lainnya.

4. Melakukan penyaringan atau diwujudkannya persyaratan untuk mengangkat

pencalonan kepala desa, sebagai langkah awal untuk mewujudkan kepala

desa yang profesional. Artinya melakukan pertimbangan yang tepat untuk

memilih kepala desa yang memiliki kategori profesional, kreatif, memiliki

kemampuan dalam melakukan kapasitas tupoksinya, hal tersebut

kemungkinan akan membantu kinerja pemerintah daerah secara tidak

langsung.

5. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang panjang, perlu adanya

(31)

83

melakukan pertemuan atau bimbingan rutin hingga aparatur desa

benar-benar paham dan mengerti dengan tujuan program.

6. Perlu ditingkatkan lagi oleh pemerintah daerah dan desa konsepsi misi kerja

yang mengutamakan Keuletan, ketelitian, keseriusan dan kesabaran serta

keprofesionalan adalah bagian dari faktor keberhasilan dalam proses

program pemberdayaan masyarakat

7. Kegiatan monitoring pemerintah daerah terhadap kinerja aparatur desa

sebagai kunci evaluasi pencapaian utama kemajuan di Indonesia, artinya

hasil evaluasi yang dilakukan pemerintah darerah menjadi hal peranjakan

dari pemerintah pusat untuk melakukan survey keberhasilan di Indonesia

8. Peran pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara Khususnya Badan

Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten

Tapanuli Utara dalam Melaksanakan Program Peningkatan Pemberdayaan

Masyarakat Perdesaan di Tapanuli Utara perlu dioptimalkan lagi, baik itu

dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah, Anggaran dan

Pembiayaan Program yang masih minim, Sarana dan Prasarana

Pemerintahan yang kurang mendukung, serta Partisipasi Masyarakat yang

(32)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Bahri, S.Dkk. 2002. Hukum dan Kebijakan Publik. Yogyakarta :YPAPI.

Budiardjo, M.2009. Dasar - Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Indiahono, dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys.

Yogyakarta: Gava Media.

Kartasasmita, Ginandjar. 1997. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep

Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat. Jawa Timur : DPD Partai

Golkar.

Nurcholis, HaniI. 2007. Teori dan praktik pemerintahan dan otonomi daerah.

Jakarta : Grasindo.

Nurcholis, HaniI. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Jakarta : Erlangga.

Prasetyo, Eko. 2013. DEMOKRASI DAN PROBLEM KEPEMIMPINAN POLITIK

DI INDONESIA (Pemikiran Politik Politisi Muda: Yuddy Chrisnandi, M. Fadjroel Rachman, Budiman Sudjatmiko, dan Fadli Zon). Universitas Islam Negeri SyariI Hidayatullah : Ciputat.

Saparin, Sumber. 2009. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan

Desa. Jakarta : Ghalia Indonesia

Simajuntak, BA. 2013. Dampak otonomi daerah di Indonesia merangkai sejarah

politik dan pemerintahan Indonesia. DKI Jakarta: Pustaka obor Indonesia.

Sinambela, LP, Dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik (Teori, Kebijakan dan

Implimentasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Subarsono, AG. 2006. Analsis Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto (2002) Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV AlIabeta

Wasistiono, sadu. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV. Fokus

Media.

Widjaja, HAW. 2001. Pemerintahan Desa atau Marga. Jakarta : GraIindo Persada

Widjaja, HAW. 2004. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan

Utuh. Jakarta : GraIindo Persada

Peraturan Perundang – Undangan :

Peraturan Bupati Tapanuli Utara Nomor 43 Tahun 2008, tentang uraian Tugas Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, dan Kepala Sub Bidang BPMPD Tapanuli Utara.

Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa

(33)

85

Jurnal & Artikel :

Ismail, Yacob. 2012. Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa (Renstra BPMPD) kabupaten Natuna tahun

2011-2016. Natuna : BPMPD Natuna

Kurniadi, Edy. 2014. Peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) Melalui Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Di Kecamatan Kundur Barat Kabupaten Karimun (Studi Pada

Desa Sawang Laut Dan Desa Gemuruh) Tahun 2013. Di download dari

Jurnal Jom FISIP Volume 1 No. 2

Muryusna.2014. Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pengelolaan Program Pemberdayaan Desa Menuju Desa Mandiri (Studi Kasus Di Desa Pekan Kamis Kecamatan Tembilahan Hulu) Kabupaten Indragiri Hilir.Di download dari Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi .Vol. 1 No. 2, 2014, arikel 10

Prihain, S.D. 2001. BADAN PERWAKILAN DESA: Harapan Bagi Pembaharuan Desa. Di

download dari Jurnal Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Poliik .Volume 5, Nomor 2

Rahayu, A.B. 2006. Pembangunan Perekonomian Nasional telalui

Pemberdayaan tasyarakat Desa

Rosalina, Maya. 2013. Kinerja Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Infrastruktur Di Desa Kuala Lapang Dan Desa Taras Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau.

Di download dari Jurnal Pemerintahan Integraif Volume 1, Nomor 1, 2013:

106-120 114

Soetomo. 2006. Persoalan Pengembangan Insitusi Pemberdayaan Masyarakat. Di

download dari Jurnal Ilmu Sosial dan Poliik. Volume 10, Nomor 1

Internet :

BPPD Tapanuli Utara. Profil Desa Kelurahan Kabupaten Tapanuli Utara

2009. Di download dari Http://www Pendidikan dan Kesehatan Ior ProIil

Desa Kelurahan Kabupaten Tapanuli Utara 2009.htm

Neo Link. Kebijakan Publik. Di download dari Http://www . Kebijakan Publik

Pengertian Kebijakan Publik.htm. Kamis, 01 April 2010

Wibisono, Dermawan. tengukur Kinerja Pemerintah. Di download dari

Http://www .Mengukur Kinerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah _

OPERA Dermawan Wibisono.html.juli 15, 2008

Sibarani, TSC. Akselerasi Pemerintahan Dan Pembangunan Tapanuli Utara DiEra Perubahan. Di download dari http://www.chompey.com/2015/09/akselerasi-pemerintahan-dan pembangunan.html 30 September 2015 | 9/30/2015 08:48:00 Pm

Gambar

Tabel 1 Waktu Penelitian  ........................................................................
Gambar 1  Struktur Organisasi Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa .... ............................................................................................20

Referensi

Dokumen terkait

Menguji konsistensi dapat dipahami seperti dijelaskan dalam buku Rachmat Krisyantoro (2012:63) tentang wawancara mendalam yang dilakukan terus menerus atau lebih dari

3.8 Menghubungkan konsep partikel materi (atom, ion,molekul), struktur zat sederhana dengan sifat bahan yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari, serta dampak

Hadisiswanto Anwar, SH, M.Si Pembina Utama Muda

Gambar 2.1 pemantulan teratur dan pemantulan baur Pada pemantulan baur dan pemantulan teratur, sudut pemantulan cahaya besarnya selalu sama dengan sudut datang cahaya

Dengan demikian dari data yang diperoleh diatas antara teori dengan implementasi pendekatan saintifik dalam mengembangkan kognitif anak kelompok A TK Nurul Ummah

Peubah setelah perlakuan yaitu jumlah daun total per planlet, tinggi planlet, jumlah tunas per botol, jumlah akar per botol, jumlah kontaminasi, serta pada akhir

Salah satu cara untuk meningkatkan silase rumput alam yang berkualitas rendah adalah meningkatkan aktivitas mikroba rumen dengan suplementasi pakan dengan kandungan

Metode penetapan awal Ramadhan dan Syawal (hari Raya) yang dalam sejarah diilustrasikan hanya menggunakan murni rukyah al-hilal pada gilirannya perlu direkonstruksi