• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPERCAYAAN KETURUNAN RAJA SILAHISABUNGAN TERHADAP BATU SIGADAP DI DESA SILALAHI NABOLAK KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPERCAYAAN KETURUNAN RAJA SILAHISABUNGAN TERHADAP BATU SIGADAP DI DESA SILALAHI NABOLAK KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KEPERCAYAAN KETURUNAN RAJA SILAHISABUNGAN TERHADAP BATU SIGADAP DI DESA SILAHISABUNGAN

KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

HIASINTUS IPI MANALU 3123122025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Hiasintus Ipi Manalu NIM 3123122025. “Kepercayaan Keturunan Raja Silahisabungan Terhadap Batu Sigadap Di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi”. Skripsi Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2017.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui sejarah terciptanya Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi (2) untuk mengetahui kepercayaan keturunan Raja Silahi Sabungan terhadap Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi (3) untuk mengetahui makna Batu Sigadap bagi keturunan Raja Silahisabungan, yang menarik dibahas lebih mendalam. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif serta melakukan penelitian lapangan yang bertujuan untuk memahami dan mendapatkan informasi mengenai kepercayaan terhadap Batu Sigadap tersebut. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dengan studi literatur. Informan dipilih secara purposive sampling dengan demikian yang menjadi informan adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, Raja-raja Turpuk, Tokoh Adat, dan Masyarakat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Batu sigadap tercipta diawali timbulnya konflik diantara keturunan Raja Silahi Sabungan, adanya penyimpangan dari nilai-nilai adat, kecemburuan, sehingga menimbulkan kebencian serta kecemburuan. Melihat situasi itu Raja Silahisabungan tidak diam dan berdoa kepada Mula Jadi Nabolon. Setelah berdoa dan mendapat pencerahan, Raja Silahi Sabungan menciptakan sebuah batu yang dimaksudkan untuk batu peradilan. Batu tersebut adalah Batu Sigadap. (2) Batu Sigadap yang tetap ada dan tidak pudar adalah suatu cara keturunan Raja Silahi Sabungan untuk tetap menghargai adat dan budaya yang diciptakan oleh leluhur. Batu Sigadap sangat dipercayai memiliki kekuatan sakti untuk menghukum. Hukuman tersebut diyakini datang dari Mula Jadi Nabolon atau Sang Pencipta. (3) Batu Sigadap mempunyai makna sebagai lambang kepercayaan kekuatan sang pencipta, sebagai lambang kepercayaan dan penghormatan kepada leluhur. Selain itu, Batu Sigadap juga menjadi sebuah kontrol sosial dalam kehidupan di Desa Silalahi Nabolak.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas cinta, perlindungan, kekuatan, berkat, petunjuk, serta kasihnya yang tak terhingga memberi kelancaran dan kemudahan sehingga dengan kemampuan yang diberinya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah karya, yaitu skripsi yang berjudul Kepercayaan Keturunan Raja Silahi Sabungan Terhadap Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat kekurangan ataupun kesalahan. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mempunyai kemampuan yang terbatas, namun berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak, baik dukungan moril, doa maupun materil penulis dapat menyelesaikannya dengan baik . Oleh karenanya, pada kesempatan yang baik ini, tidak ada yang dapat diberi oleh penulis untuk membalas segala kebaikan yang telah penulis terima selama penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri sela kesibukannya sebagai Wakil Dekan III membimbing penulis dengan sabar dalam proses penulisan skripsi ini,

5. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

penguji I yang memberi bimbingan dan motivasi dengan keramahannya serta kebaikannya penulis dapat menjalani perkuliahan dengan baik,

6. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si, selaku tim penguji penulis yang memberi

saran dan bimbingan terhadap penulis, dalam proses penulisan skripsi ini,

7. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si, yang juga tim penguji penulis yang memberi saran

(7)

8. Seluruh Dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Antropologi yang memberikan bimbingan serta pengajaran kepada penulis dalam perkuliahan, 9. Kakanda Ayu Febriani, S.Pd, M.Si, yang cantik, baik dan ramah dengan

kesabarannya menjawab pertanyaan penulis terutama membantu penulis dalam mempersiapkan berkas-berkas dalam penyelesaian skripsi ini,

10.Terkhusus dan teristimewa kedua Orang Tua penulis, Bapak Manihar Manalu

dan Ibunda tercinta Justina Silalahi, yang telah memberi cinta, kasih, semangat, doa, motivasi, tenaga, serta materi kepada penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk pengorbanan kedua orang tua berikan, terima kasih telah percaya kepada penulis, dan penulis sangat merasakan kasih mereka sehingga penulis dapat juga menyelesaikan studi dengan banyak rintangan,

11.Saudara penulis kakak penulis Dameria Yernita Manalu , kakak Lenni Derismawati Br Manalu beserta Lae Haloho, abang Stepanus Juniver Thomson Manalu, dan terakhir adik penulis Klarita Pesta Emelinda Br Manalu yang sedang menjalani panggilannya. Dan teristimewa terima kasih untuk kakak Ester Trisna Br Manalu, dengan cerewet, pelit, repetan, tapi diatasnya adalah kebaikan, keikhlasan, kedisiplinan yang diberikannya sehingga penulis belajar banyak dari beliau dan menyelesaikan perkuliahan dengan baik,

12.Kepada seluruh teman stambuk 2012 pendidikan Antropologi.

13.Teman-teman seperjuangan yang mendukung penulis dalam penyelesaian

skripsi, Aries Sihotang, Adonia Marbun, Janwilson Sitanggang, Herdy Perangin-angin, Jhon Hepry Sihite, Hartono Situmorang, Daniel Lumban Tobing, Ira Gusnita Pakpahan, Dyna Samosir, Gracelia Novianty, Yustri, Aulia Hidayah, Nurhamidah, Amanda, Novalita Sandy, Nurtati Sianipar, Sinta Situmorang, Noni, Melita, Raras, Nurcahayanta, Wiwik, Raras, Isnaini, Rizka Mulya Sari, Purnama, Erika Andayani, Rohmania, Leli Fitria, Tri Hardianti, Reyna Hutapea, dan Partogian Pasaribu ,

14.Kak Helda Hutagalung yang mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini,

teristimewa terima kasih kepada kepada Desi Monica Marpaung yang selalu setiap saat mengirim SMS menanyakan perkembangan proses penulisan Skripsi, dan memberi dukungan moril maupun materil terutama motivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

15.Teman-teman PPLT SMP N 1 SIGUMPAR Kecamatan Sigumpar Kabupaten

(8)

Napitupulu, Tamara Simanjuntak, Romasi Gultom, Evi Situmorang, Marta Hutasoit, Desi Siburian, Riki Silaban, Chrisna Sianturi, Tantri Simanjuntak, Ita Situmorang, Susi Sihombing, Cinta yang selalu mendukung penulis. 16.Lae Febry Sidabutar, Lae pak Butet Sidabutar yang mendukung penulis

selama penulis mengadakan penelitian di Desa Silalahi Nabolak,

17.Bapak kepala Desa Silalahi I bapak Anggiat Sihaloho dan Raja-raja Turpuk

yang telah membantu penulis memberi informasi dan kemudahan, dan semua masyarakat Desa Silalahi Nabolak,

Penulis menyadari betapa kebaikanlah yang penulis terima dari mereka semua, meski penulis menyadari Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.

Medan, Maret 2017 Penulis,

Hiasintus ipi Manalu

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 9

2.1. Kajian Pustaka... 9

2.2. Kerangka Teori... 14

2.2.1. Teori Magis………... 15

2.2.2. Teori Fungsional Struktural... 16

2.3. Kerangka Konseptual... 19

3.2. Subjek dan Objek Penelitian... 25

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 31

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian……….………..31

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Silalahi Nabolak...31

4.1.2. Keadaan Geografis.………... 32

4.1.3. Keadaan Penduduk……...33

4.1.3.1. Suku Bangsa …...…... 34

4.1.3.2. Bahasa... 35

4.1.3.3. Berdasarkan Jenis Kelamin... 35

4.1.3.4. Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 36

4.1.3.5. Mata Pencaharian... 39

4.1.3.6. Agama... 41

4.1.3.7. Sarana Dan Prasarana... 43

4.1.3.7.1. Sarana Pendidikan... 44

4.1.3.7.2. Sarana Ibadah... 45

4.1.3.7.3. Sarana Kesehatan... 45

4.1.3.8. Sosial Budaya... 46

4.1.3.9. Sistem Kepemilikan Tanah... 48

4.2. Kepercayaan Keturunan Raja Silahisabungan Terhadap Batu Sigadap .49 4.2.1. Sejarah Raja Silahisabungan... 49

4.2.2. Sejarah Batu Sigadap... 54

4.2.3. Kepercayaan Terhadap Batu Sigadap... 57

4.2.4. Tahap Persidangan Batu Sigadap... 60

4.2.4.1. Tahap Penyelesaian Konflik Secara Kekeluargaan... 61

4.2.4.2. Tahap Penyelesaian Konflik Dihadapan Raja Turpuk... 65

4.2.4.3. Tahap Penyelesaian Konflik Di Persidangan Batu Sigadap68

(11)

4.2.5. Makna Batu Sigadap Bagi Keturunan Raja Silahisabungan.... 77

4.2.5.1. Batu Sigadap Sebagai Lambang Kepercayaan Kepada Mula Jadi Nabolon (Sang Pencipta)... 77

4.2.5.2. Batu Sigadap Sebagai Lambang Kepercayaan Kepada Leluhur……..………...79

4.2.5.3. Batu Sigadap Sebagai Kontrol Sosial... 80

4.2.6. Pandangan Keturunan Raja Silahisabungan Terhadap Pengadilan Negeri... 84

BAB V PENUTUP... 87

5.1. Kesimpulan ...87

5.2. Saran ...89

Daftar Pustaka

Daftar Pedoman Wawancara Daftar Informan

Lampiran

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam Etnis, yang

keberadaanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Etnis tersebut memiliki ciri

khas dan keunikan budaya masing-masing. Budaya adalah suatu hal yang tidak

dapat dipisah dari kehidupan manusia, budaya merupakan suatu produk dalam

keberlangsungan hidup manusia, manusia berusaha menciptakan suatu tatanan

yang sesuai dengan prinsip bersama disetiap proses keberlangsungan kehidupan.

Menurut E. B. Tylor (1985 : 332) budaya ialah suatu keseluruhan yang

kompleks yang meliputi kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat, hukum,

kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang sering dipelajari oleh manusia sebagai

bagian dari masyarakat.

Pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup

sendiri dan membutuhkan pengaruh manusia lainnya, bahwa dalam

mengembangkan kemampuan-kemampuannya ini, tidak terjadi secara alamiah

dengan sendirinya tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan dari manusia lain

disekitarnya. Dengan kebersamaan dari individu bergabung menjadi kelompok

dan menjadi masyarakat akan menghasilkan akal budi, pikiran, ide dan disatukan

menjadi budaya yang disusun oleh 7 unsur kebudayaan yakni bahasa, sistem

pengetahuan, sistem kekerabatan dan organisasi sosial, sistem peralatan hidup

(13)

2

kesenian. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya yang

dinilai atau dianggap baik dan benar oleh masyarakat pemilik kebudayaan. Setiap

suku bangsa juga menginginkan sedapat mungkin unsur-unsur kebudayaannya

tetap ada. Berbagai praktik budaya pun dilaksanakan demi menjaga kelestarian

suatu kebudayaan tersebut. Wujud praktik kebudayaan dapat dilihat dari

masyarakat yang menjalani tradisi itu untuk mencapai suatu keadaaan yang

dianggap baik oleh pemilik kebudayaan. Bahkan pengharapan terciptanya

kehidupan yang baik didunia sering dipadukan dalam nuansa religius pada

tradisi-tradisi suatu Etnis tersebut.

Praktik kebudayaan ini merupakan perbandingan antara

kepercayaan-kepercayaan kepada Tuhan dan nilai hidup budaya yang berorientasi pada

konsep-konsep kepercayaan. Agama dan budaya merupakan suatu tatanan hidup

yang tidak dapat dipisahkan yang diyakini masyarakat tertentu terkait akan

terlaksananya kehidupan yang dianggap baik oleh masyarakat tersebut. Bahwa

agama sebagai sistem objektif terkandung unsur-unsur kebudayaan didalamnya.

Adat istiadat dibuat agar sedapat mungkin seluruh keturunan suku bangsa

dapat menerima dan melanjutkannya, menurukan dari satu generasi kegenerasi

lainya dengan tetap melaksanakan proses-prosesnya sesuai adat dalam suku

tersebut. Melihat masyarakat Indonesia adalah masyarakat dan terdiri dari

berbagai suku bangsa yang melangsungkan hidup di masing-masing wilayah

Indonesia. Suku bangsa yang beranekaragam ini menampilkan bahwa

(14)

3

Salah satu Etnis Indonesia yang memiliki kekhasan tersendiri khususnya

dalam bentuk ritual adalah Etnis Batak Toba. Etnis Batak Toba mendiami pulau

Sumatera tepatnya di Sumatera bagian Utara, Etnis Batak Toba sendiri bermukim

di sekitar Danau Toba. Etnis Batak Toba dikenal memiliki banyak pengetahuan

dan tradisi-tradisi dalam menghadapi setiap peristiwa atau kejadian dilingkungan

sekitarnya dan sejalan dengan pengetahuan yang diwariskan oleh para leluhur

sebagai pendahulu mereka.

Umumnya di dalam setiap pelaksanaan ritual, Etnis Batak Toba selalu

menggunakan simbol-simbol ataupun tanda tertentu sebagai media disetiap

pelaksanaan ritual dan selalu berusaha menjaga ke-sakralan serta nilai spritual

upacara tersebut. Etnis Batak Toba yang berpusat disekitar Danau Toba banyak

memiliki ritual-ritual yang masih berhubungan dengan kepercayaan tradisional

mereka, pada umumnya Etnis Batak Toba mempunyai wilayah-wilayah dan

masing-masing wilayah mempunyai pemimpin. Pada wilayah pemukiman Etnis

Batak Toba, tidak jarang dijumpai perbedaan aturan adat antara pemukiman yang

satu dengan pemukiman yang lainnya, dan salah satu contohnya adalah desa

Silahi Sabungan.

Desa Silalahi Nabolak mempunyai sebuah ritual unik yang diciptakan

oleh leluhur mereka yaitu Raja Silahi Sabungan, yang sampai sekarang sangat

dipercayai dan dijaga kesakralannya, ritual tersebut adalah ritual Batu Sigadap.

Ritual Batu Sigadap dilakukan oleh Etnis Batak Toba keturunan Raja Silahi

Sabungan yang bermukim di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi. Batu

(15)

4

Sidabariba Toruan (nama dusun) Desa Silalahi I 300 m dari pusat Desa Silalahi

Nabolak, Kecamatan Silalahi Sabungan, dan batu ini menurut cerita rakyat

setempat diciptakan oleh Raja Silahi Sabungan. Raja Silahi Sabungan adalah

manusia pertama yang menempati wilayah Silalahi yang berasal dari wilayah

Balige (masih sekitar Danau Toba) .

Batu Sigadap adalah sebuah batu yang fungsinya sebagai pengadilan

tertinggi di Desa Silalahi Nabolak untuk menyelesaikan suatu konflik yang terjadi

di antara warga desa, Batu Sigadap tersebut terdiri dari 2 buah batu yakni, satu

batu dalam posisi yang terlentang atau gadap dan satu batu dalam posisi berdiri

tegak atau jong-jong.

Situasi yang menghadapkan warga masyarakat sampai ke Batu Sigadap

yakni jika terdapat anggota masyarakat yang mengalami suatu konflik atau

sengketa, dan setelah beberapa tahap yang dilakukan sampai ke pengadilan

Negara berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk nasihat dari Raja

Turpuk (pemimpin marga keturunan Raja Silahi Sabungan) juga tidak

mendapatkan solusi, maka setelah mereka sepakat dan dan masing masing merasa

benar dan tidak mengakui adanya kesalahannya maka kedua belah pihak sepakat

mengahadap ke lokasi Batu Sigadap untuk melakukan ritual persumpahan, karena

bersikeras merasa paling benar, dengan masing-masing kedua belah pihak

membawa napuran atau daun sirih dan meletakkan diatas batu sekaligus

(16)

5

Kemudian setelah acara ritual persumpahan selesai, mereka hendak

meninggalkan lokasi Batu Sigadap, kedua belah pihak yang berkonflik

mengharapkan suatu kebenaran yang tertinggi di Batu Sigadap yang mereka

anggap adalah suatu pembuktian kepada pihak lawan konflik dan kepada

masyarakat desa, dan harus siap menanggung segala resiko yang ditimbulkan dari

persumpahan Batu Sigadap .

Seiring perkembangan jaman, kemajuan teknologi, hukum yang berlaku di

Indonesia, dan masuknya pengaruh agama, Peristiwa persidangan Batu Sigadap

sampai saat ini masih terjadi di Desa Silalahi Nabolak jika solusi kekeluargaan

ataupun mufakat dan termasuk pengadilan Negara, tidak dapat menjadi solusi

yang tepat bagi Etnis Batak Toba di Desa Silalahi Nabolak.

Etnis Batak Toba di Desa Silalahi Nabolak cenderung menganggap bahwa

hukum yang diimplementasikan oleh penegak hukum belum berpihak sepenuhnya

terhadap masyarakat, sementara pola pikir masyarakat masih banyak dipengaruhi

dan memegang teguh nilai dan norma adat yang diciptakan para pendahulu

mereka, hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus konflik yang terjadi di Desa

Silalahi Nabolak. Berdasarkan keterangan pada saat peninjauan lapangan dari

masyarakat setempat yang sudah lama berdomisili di Desa Silalahi Nabolak dan

penelitian terdahulu yang mengkaji tentang Desa Silahi Sabungan menjelaskan

bahwa dalam Tahun 2000 sampai Tahun 2016 akhir ada sekitar 5 kasus konflik

yang diselesaikan dengan cara persidangan Batu Sigadap, dari jumlah kasus

(17)

6

ada dan sakral serta dianggap mempunyai nilai magis oleh masyarakat Desa

Silalahi Nabolak.

Oleh karena hal tersebut diatas, maka penulis sangat tertarik untuk

mengetahui lebih mendalam bagaimana Batu Sigadap bisa bertahan dan sangat

diyakini oleh Etnis Batak Toba di Desa Silalahi Nabolak hingga sampai saat ini.

Sehingga penulis mengangkat penelitian yang berjudul “Kepercayaan

Keturunan Raja Silahi Sabungan Terhadap Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silalahisabungan Kabupaten Dairi” .

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat di identifikasi masalah yang sesuai

dengan judul penelitian tersebut. Identifikasi masalah yakni :

1. Sejarah terbentuknya Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan

Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.

2. Tata cara pelaksanaan persidangan Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak

Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.

3. Makna Batu Sigadap bagi keturunan Raja Silahi Sabungan di Desa

Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.

4. Pengaruh yang ditimbulkan Batu Sigadap terhadap kehidupan Etnis Batak

Toba di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten

(18)

7

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti memiliki panduan dan

fokus dalam mengumpulkan data, dapat dikutip rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sejarah terbentuknya Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak

Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi?

2. Mengapa Batu Sigadap masih sangat dipercayai oleh keturunan Raja

Silahi Sabungan di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan

Kabupaten Dairi?

3. Apa makna Batu Sigadap bagi keturunan Raja Silahi Sabungan di Desa

Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah terciptanya Batu Sigadap di Desa Silalahi

Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.

2. Untuk mengetahui kepercayaan keturunan Raja Silahi Sabungan terhadap

Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan

Kabupaten Dairi.

3. Untuk mengetahui makna Batu Sigadap bagi keturunan Raja Silahi

Sabungan, di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan

(19)

8

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti

dibidang Antropologi, dan bagi masyarakat dapat menambah wawasan

serta ilmu pengetahuan tentang kepercayaan Etnis Batak Toba terkhusus

keturunan Raja Silahi Sabungan Terhadap Batu Sigadap di Desa Silahi

Sabungan Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.

2. Secara Praktis

Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi sehingga memberikan

masukan dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya, mengenai

Kepercayaan Etnis Batak Toba terhadap Batu Sigadap di Desa Silalahi

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Hadikusumah Hilman. L. SH (2010) Pengantar Antropolgi Hukum. Cetakan ketiga. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

Harahap, B.H. dan Hotman M Siahaan. (1987). Orientasi Nilai-nilai Budaya Batak. Jakarta: Sanggar Willem Iskandar

H.TH, Fisher. (1976). Pengantar Antropologi Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT Pembangunan.

Ihromi T.O. (1994). Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Jenks, Chris. (1993). Culture :Study Kebudayaan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Koentjaraningrat .(1980), Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

.(1984).Kamus Istilah Antropologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen dan Kebudayaan.

Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

.(1999). Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta : Tiarawacana Rosdakarya

.(2003), Kamus Istilah Antropologi, Jakarta : Progres

.(2007), Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta : Djambatan

.(2009), Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta

Marbun dan Hutapea. (1987). Kamus Budaya Batak. Jakarta: Balai Pustaka.

Marhulalan. Op. (1989). Jambar Hata: Dongan Tu Ulaon Adat. Cetakan ketiga. CV. Tulus Jaya.

(21)

Moleong L.J. (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja

Nugroho Fera, M. A (2004).Konflik Dan Kekerasan Pada Aras Lokal Salatiga : Pustaka Pelajar.

Silalahi T.P .(2010).Sejarah Raja Silahi Sabungan (Barita Ni Raja Silahi Sabungan) , Medan : Mitra Anggota IKAPI.

Simanjuntak,B.A.( 2006). Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945, Suatu Pendekatan Sejarah, Antropolgi Budaya Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

.(2009). Metode Penelitian Sosial, Medan : Bina Media Perintis

.(2010). Melayu Pesisir dan Batak Toba Pegunungan (Orientasi Nilai Budaya). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

.(2011). Konflik Status Dan Kekuasaan Orang Batak Toba , Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Soeharto Bambang. W. (2013) Menangani Konflik Di Indonesia Jakarta : Kata Hata Pustaka.

Tambun. R. (2010) Hukum Adat Dalihan Na Tolu, Medan : Mitra Anggota IKAPI

Warneck.J. (2012) Kamus Batak Toba, Medan : Bina Media Perintis

Website

http:// kebudayaanIndonesia.net/id/culture/952/suku-batak-sumatera-utara]

http://www.kidnesia.com/kidnesia?potret-negriku/teropong-daerah/sumatera-utara/seni-budaya/tari-tor-tor

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini menjelaskan mengenai pembuatan Media Player menggunakan Java Media Framework, dimana pada aplikasi tersebut dapat di pergunakan untuk memutar data-data media,

Berikut adalah saran praktis dari penelitian yang sudah dilakukan, yaitu (1) Sebaiknya perusahaan menambah personel Public Relation , untuk meningkatkan kegiatan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8 kelas tutupan lahan yang ada di Kabupaten Samosir yaitu badan air, hutan, ladang, lahan kosong, pemukiman,

Faktor penggerak tersebut merupakan faktor yang memiliki pengaruh tinggi pada kinerja sistem dengan ketergantungan faktor yang rendah; (3) Faktor-faktor kunci kinerja paket

4.8 Mempraktikkan ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada

8 Ini berarti bahwa segala sesuatu yang akan diterima manusia di akhirat nanti merupakan ganjaran dari perbuatan manusia selama di dunia, apabila selama di dunia

keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya dilihat dari aktivitas dan kinerja guru, salah satu komponen penting dalam pembelajaran yaitu adanya evalausi hasil

Mandibular vertical asymmetry in adult orthodontic patients with different vertical growth patterns: A cone beam computed tomography study.. Anison JJ, Rajasekar L,