• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS DI SMA YAPIM BIRU-BIRU KAB.DELI SERDANG TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS DI SMA YAPIM BIRU-BIRU KAB.DELI SERDANG TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS EKSPLANASI

KOMPLEKS di KELAS XI SMA YAPIM BIRU-BIRU KAB.DELI

SERDANG TAHUN PEMBELAJARAN

2016/2017

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

MARTUA REYNHAT SITANGGANG GUSAR

NIM 8146192016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan pencipta seluruh alam bahwa dengan kasih dan sayangnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

Pengembangan Bahan Ajar Teks Eksplanasi Kompleks di Kelas XI SMA

YAPIM Biru-Biru Kab.Deli Serdang Tahun Pembelajaran 2016/2017. Tesis

ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagain persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Wujud suatu karya, bagaimanapun tentu tercipta karena melibatkan bantuan banyak pihak, betapapun kecilnya suatu bantuan itu, pastilah tidak dapat diabaikan nilai sumbangnya. Oleh karena itu, dengan segala hormat pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr.

Bornok Sinaga, M.Pd.

(6)

iv

4. Pembimbing tesis, bapak Dr. Syahnan Daulay, M.Pd. dan ibu Prof. Dr. Sumarsih, M.Hum., pembimbing yang telah banyak memberikan dorongan, perhatian dan bimbingannya, hingga terselesaikannya tesis ini.

5. Narasumber seminar dan sidang tesis, Ibu Prof.Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd.,Ibu Prof.Dr.Tiur Asi Siburian,M.Pd., dan bapak Prof.Dr. Biner Ambarita,M.Pd., yang telah memberikan motivasi dan bimbingan hingga terselesaikannya tesis ini.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Unimed atas ilmu pengetahuan, semangat, dan juga membentuk karakter penulis hingga menjadi lebih arif dan bijaksana .

7. Tata usaha prodi Nasrul Kahfi, SE, M,Si., dan seluruh staf tata usaha Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang selalu siap sedia dalam memfasilitasi segala kebutuhan mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan. 8. Kepala Koordinator SMP,SMA,SMK, Elbi Agus Sembiring M.Hum., yang

telah memberikan izin penelitian.

9. Kedua orang tua saya yang tercinta, bapak Sahat Sitanggang Gusar, S.E dan Mama Senti br Pardede, S.Pd yang dengan kasih dan sayangnya senantiasa memberikan dorongan dan doa restu demi suksesnya perkuliahan dan adik-adik saya Juniar Riyanti Sitanggang, S.E., Novita Sari Sitanggang, S.Pd., Jhon Ricardo Hasian Sitanggang yang memberi motivasi kepada penulis untuk terus melanjutkan pendidikan.

(7)

v

penulis baik yang berada di Medan maupun di seluruh Indonesia. Kepada semuanya, semoga Tuhan membalas kebaikan kalian semua.

11.Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa Kelas B angkatan kedua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, terutama kepada Bunda Elfiani, Tanita Liasna, Elidayati, Elmina, Laura, Betharia, Jakoddin, Mistari Erpani, Wati, Mulkan,Elen,Jonner,dan guru pamong saya Baginda Sidabutar, S.Pd, Lotar Mateus Sinaga, S.Kom serta siswa-siswi SMA YAPIM Biru-Biru, yang senantiasa membantu dan memberikan dorongan untuk menyelesaikan tesis ini. Terima kasih atas bantuan dan diskusinya.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut serta mendukung selesainya tulisan ini yang tentunya tidak bisa dituliskan satu per satu. Penulis hanya bisa mengucapkan semoga Allah membalas dan memberikan lebih banyak kebaikan pada mereka. Semoga tesis ini bermanfaat. Amin.

Medan, Desember 2016 Penulis

(8)

ABSTRAK

MARTUA REYNHAT SITANGGANG (2016). NIM 8146192016. Pengembangan Bahan Ajar Teks Eksplanasi Kompleks di SMA YAPIM Biru-Biru Kab.Deli Serdang Tahun Pembelajaran 2016/2017

Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar teks eksplanasi kompleks sekaligus menguji keefektifan produk yang dapat dimanfaatkan siswa Kelas XI SMA YAPIM Biru-biru sebagai salah satu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil validasi dari ahli materi dalam pengembangan bahan ajar teks eksplanasi kompleks untuk siswa menunjukkan bahwa kelayakan komponen bahan ajar dengan rata 92,50 pada kriteria sangat baik dan kelayakan substansi materi dengan rata-rata 94,54 pada kriteria sangat baik. Dengan demikian, bahan ajar teks eksplanasi kompleks berupa modul yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hasil validasi dari ahli desain terhadap kelayakan desain dalam pengembangan bahan ajar berupa modul teks eksplanasi kompleks untuk siswa yang dikembangkan menunjukkan bahwa ukuran modul memiliki persentase rata-rata 100% pada kriteria sangat baik, desain sampul modul dengan rata-rata 88,89% pada kriteria sangat baik, dan desain isi modul dengan rata-rata 82,89% pada kriteria sangat baik. Hasil persentase rata-rata dari keseluruhan sub komponen penilaian kelayakan penyajian adalah 87,00% dengan kriteria “sangat baik”. Dengan demikian, kelayakan desain bahan ajar teks eksplansi kompleks berupa modul yang dikembangkan dapat dijadikan pola desain yang akan digunakan siswa. Hasil data yang diperoleh dari guru, menyatakan bahwa bahan ajar berupa modul teks eksplanasi kompleks untuk siswa kelas XI yang dikembangkan sesuai dengan penilaian indikator dalam pernyataan secara keseluruhan dengan rata-rata 90,81% pada kriteria “sangat baik”. Hal ini sesuai dengan dengan hasil penelitian Gagne (1979) yang menyatakan bahwa bahan ajar yang terbaik di dunia tidak akan memenuhi fungsi dan peranannya jika bahan ajar tidak disukai oleh seorang pengajar. Data-data yang diperoleh dari siswa bahwa bahan ajar berupa modul teks eksplanasi kompleks yang dikembangkan sesuai dengan penilaian indikator dalam pernyataan secara keseluruhan menunjukkan bahwa (1) persentase rata-rata dari uji coba perorangan adalah 82,32% dengan kriteria “sangat baik”, (2) persentase rata-rata dari uji coba kelompok kecil adalah 91,27% dengan kriteria “sangat baik”, dan (3) persentase rata-rata dari uji kelompok lapangan terbatas adalah 94,04% dengan kriteria “sangat baik”. Data hasil respon siswa terhadap modul yang dikembangkan mengalami peningkatan yaitu peningkatan sebesar 8,95% dari uji coba perorangan ke uji coba kelompok kecil, dan peningkatan 2,77% dari uji coba kelompok kecil ke uji coba kelompok lapangan terbatas. Menurut Belawati (2003:110) sebuah bahan ajar dianggap final setelah memperlihatkan hasil yang memuaskan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk hal ini diperlukan uji coba produk pada proses pembelajaran untuk mengetahui keefektifan produk. Untuk melihat keefektifan produk dilakukan analisis hasil belajar pada 32 orang siswa yang diajarkan dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dan dibandingkan dengan hasil belajar yang siswa yang diajarkan dengan buku teks. Berdasarkan analisis, nilai rata-rata pada kompetensi dasar menggunakan bahan ajar teks eksplanasi kompleks lebih tinggi dengan jumlah 2565 dengan rata-rata 80,15% dibandingkan nilai rata-rata siswa sebelum menggunakan bahan ajar berupa modul yang berjumlah 1950 dengan rata-rata 60,93%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan bahan ajar teks eksplanasi kompleks berupa modul terhadap menggunakan buku teks dan disimpulkan bahwa bahan ajar hasil pengembangan efektif dan layak dipakai sebagai sumber belajar.

(9)

ABSTRACT

Martua Reynhat Sitanggang (2016). NIM 8146192016. Teaching Material Development of

explanatory text at the high school complex YAPIM Biru-Biru Kab.Deli Serdang Learning Year 2016/2017

Research and development is carried out with the aim to produce teaching materials in the form of complex explanatory text as well as test the effectiveness of a product that can be utilized student class XI SMA YAPIM blue Blue as one to improve the quality of learning. The results of the validation of subject matter experts in the development of teaching materials for students complex explanatory text indicate that the feasibility of teaching material component with an average of 92.50 in the eligibility criteria very well and substance of the material with an average of 94.54 in the criteria very well. Thus, complex explanatory text teaching materials in the form of modules developed as a whole included in the criteria of "very good". The results of the validation of the design experts on the feasibility of the design in the development of teaching materials in the form of explanatory text module complex for students developed indicate that the size of the module has an average percentage of 100% on the criteria very well, cover design modules with an average of 88.89% on criteria very good, and the design of the module content with an average of 82.89% on the criteria very well. The results of the average percentage of the overall presentation of the feasibility assessment sub-component is 87.00% with the criteria of "very good".Thus, the feasibility of the design of complex eksplansi text teaching materials in the form of modules developed can be used as a design pattern that will be used by students. The results of the data obtained from teachers, stating that the teaching materials in the form of complex modules explanatory text for students of class XI are developed in accordance with the assessment of the indicators in the statement as a whole with an average of 90.81% on the criteria of "very good". This is consistent with the results of the study Gagne (1979) which states that the teaching materials are best in the world will not meet its function and role if the teaching material is not favored by a teacher. The data obtained from the students that teaching material in the form of explanatory text modules complex developed in accordance with the assessment of the indicators in the statement as a whole show that (1) the average percentage of individual testing is 82.32% with the criteria of "very good", (2) the average percentage of small group trial was 91.27% with the criteria of "very good", and (3) the average percentage of confined field trials group is 94.04% with the criteria of "very good". Data from students' response to modules developed increased ie an increase of 8.95% of individual testing to a small group trial, and increased 2.77% from the small group trial to test a limited field group. According Belawati (2003: 110) a teaching material deemed final after showing satisfactory results in achieving its intended purpose. For this necessary product trials in the learning process to determine the effectiveness of the product. To see the product effectiveness analysis of learning outcomes at 32 students taught using teaching materials developed and compared with the results of learning that students taught with textbooks. Based on the analysis, the average value on the basis of competence using teaching materials complex higher explanatory text with the number 2565 with an average of 80.15% over the average value of students prior to use teaching materials in the form of modules which amounted in 1950 to an average of 60, 93%. So it can be stated that there are differences in learning outcomes among students using teaching materials in the form of complex modules explanatory text to use textbooks and instructional materials results concluded that the development of effective and proper to be used as a learning resource.

(10)

i

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL ... 15

A. Kajian Pustaka ... 15

2.1 Konsep Pengembangan bahan ajar... 15

2.1.1 Hakikat bahan ajar... 16

2.1.2 Fungsi Bahan Ajar ... 19

2.1.3 Bahan ajar sebagai sumber belajar ... 20

2.1.4 Kriteria Penelahaan kelayakan materi ajar ... 23

2.1.5 Buku sebagai Bahan Ajar ... 25

2.1.6 Jenis Bahan Ajar ... 28

2.1.7 Sistematika penyusunan bahan ajar ... 29

2.2 Hakikat Teks dan Pengembangan Teks ... 34

2.3 Teks Eksplanasi Kompleks... 37

2.3.1 Struktur Teks Eksplanasi Kompleks ... 38

2.3.2 Langkah Menyusun Teks Eksplanasi Kompleks ... 39

2.3.3 Contoh Teks Eksplanasi Kompleks ... ... 40

2.4 Pengembangan Bahan Ajar... 42

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan... 48

2.6 Kerangka Konseptual ... ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Penelitian Tahap I: Uji Coba Produk ... 51

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

3.2 Model Pengembangan ... 51

3.3 Variabel dan Defenisi Operasional Variabel... 52

3.4 Prosedur Pengembangan ... 52

3.4 Tahap Uji Coba Produk ... . 56

(11)

ii BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan ... 67

4.2 Penyajian Data Hasil Kelayakan Pengembangan ... 69

4.2.1 Data Hasil Validasi Tim Ahli Materi... ... 69

4.5 Hasil Penelitian Uji Efektitivitas Produk ... 91

4.5.1 Deskripsi Data Penelitian ... 93

4.5.1.1 Deskripsi Data Pretes Hasil Belajar sebelum Menggunakan Bahan ajar Teks Eksplanasi Kompleks.. 93

4.5.1.2 Deskripsi Data Pretes Hasil Belajar sebelum Menggunakan Bahan ajar Teks Eksplanasi Kompleks.. 94

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

4.7 Keterbatasan Penelitian ... 98

(12)
(13)

i

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

ii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi hasil nilai postes ... 94

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi hasil nilai pretes ... 93

Tabel 4.18 Rekapitulasi data hasil belajar pretes dan postes ... 91

Tabel 4.17 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Lapangan Terbatas ... 89

Tabel 4.16 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Kelompok Kecil ... 88

Tabel 4.15 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Perorangan ... 87

Tabel 4.14 Persentase Penilaian dari Ahli Desain ... 86

Tabel 4.13 Persentase Penilaian dari Ahli Materi ... 85

Tabel 4.12 Data Respon dari uji coba kelompok terbatas ... 83

Tabel 4.11 Data Respon dari uji coba kelompok Kecil ... 81

Tabel 4.10 Data Respon dari uji coba Perorangan ... 79

Tabel 4.9 Data tanggapan guru bahasa Indonesia ... 77

Tabel 4.8 Saran dari validator ahli desain ... 76

Tabel 4.7 Skor Penilaian Ahli Desain Pembelajaran ... 74

Tabel 4.6 Saran dari validator ahli Materi ... 73

Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Penilaian ahli materi terhadap kelayakan substansi materi ... 73

Tabel 4.4 Tingkat Kecenderungan Penilaian ahli materi terhadap kelayakan Komponen Bahan ajar ... 72

Tabel 4.3 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar untuk Substansi Materi ... 71

Tabel 4.2 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar untuk Komponen Bahan ajar.... 69

(15)
(16)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Lembar Validasi Ahli Materi pelajaran ... 106

Lampiran II Lembar Validasi Ahli Desain Pembelajaran ... 109

Lampiran III Lembar Tanggapan Guru Terhadap Modul ... 112

Lampiran IV Lembar Respon Angket Siswa ... 114

Lampiran V Dokumentasi Hasil Uji Modul di Sekolah ... 115

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis jenjang untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pemerintah maupun lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pendidikan telah melakukan berbagai pembaharuan dan penyempurnaan yang berskala nasional maupun global.

Salah satu perbaikan yang ditempuh pemerintah adalah perubahan kurikulum yakni perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013. Peluncuran Kurikulum 2013 sangat berarti bagi perubahan paradigma pendidikan. Melalui kurikulum 2013, pendidikan akan diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan diri.

Proses pelaksanaan pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga, masyarakat, dan prasekolah. Dengan melalui proses pendidikan, diharapkan manusia dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui usaha dan kerja keras sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, dan sebaliknya pendidikan yang berlangsung hanya mementingkan segi kuantitasnya saja, akan menjadi beban bagi pembangunan bangsa.

(18)

pendidikan yang penting dalam menyelenggarakan pendidikan nasional. Lee, dkk(2010:57) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran yang bermutu.

Materi pembelajaran yang bermutu akan berhasil mencapai tujuan pembelajaran apabila pendidik mengorganisasikannya ke dalam bahan ajar dengan baik dan benar. Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar vital bagi keberhasilan pembelajaran di sekolah sehingga tidak terdapat lagi budaya verbalistik di kalangan siswa, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia mengingat bahwa bahasa merupakan penghela bagi pemahaman semua ilmu pengetahuan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan bahwa rencana pembelajaran mencakup silabus dan RPP yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia suatu bangsa. Salah satu kompenen rencana pembelajaran yang memegang peranan penting dari keseluruhan isi kurikulum adalah materi ajar.Pendidik harus mampu memilih dan menyiapkan materi ajar sesuai dengan prinsip pengembangan nya agar peserta didik dapat mencapai kompetisi yang diharapkan.

(19)

pendidik untuk mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sebagai sosok guru profesional.

Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional seperti yang tercantum dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru sebagai pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik.

Berdasarkan hasil evaluasi, supervisi, dan evaluasi keterlaksanaan RSKM/RSSN ( Rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Rintisan Sekolah Standar Nasional dan RPBKL (Rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal tahun 2009 yang diselenggarakan ole Direktorat Pembinaan SMA, ditemukan bahwa masih banyak guru yang belum mampu mengembangkan bahan ajar secara mandiri. Guru lebih banyak mengandalkan buku paket atau bahan ajar yang disusun oleh guru lain karena kurangnya kesadaran pentingnya menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan, manfaat bahan ajar dalam penyiapan perangkat pembelajaran, serta kurangnya pemahaman guru akan mekanisme dan teknis menyusun bahan ajar yang benar( Direktorat SMA,2010:25).

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Sofan dan Iif (2010:161) menyatakan bahwa jenis bahan ajar harus disesuaikan dengan kurikulum dan setelah itu dibuat rancangan pembelajaran seperti di bawah ini:

1) Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan noncetak, seperti model/maket.

(20)

3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film, 4) Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Intuction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials)

Berdasarkan penjabaran di atas, bahan ajar dapat di klasifikasikan menjadi bahan ajar tertulis dan bahan ajar tidak tertulis. Buku ajar adalah salah satu bentuk dari bahan ajar tertulis. Menurut Sitepu (2005:114) buku ajar merupakan satu sumber ajar dan membelajarkan yang memberikan andil cukup besar dalam upaya memperluas kesempatan memperoleh pendidikan sekaligus juga meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

Dalam kurikulum 2013, menurut Mahsun (2013, dalam Kompas) semua pelajaran bahasa Indonesia mulai jenjang sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah atas (SMA) berbasis Teks. Dengan berbasis teks, siswa menggunakan bahasa tidak saja hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi, tetapi sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir.

Teks terbentuk dari pengembangan ide-ide utama dan penjelas yang tertuang dalam paragraf –paragraf yang membangun teks. Terdapat variasi pengembangan ide atu pesan dalam membangun sebuah teks. Hal ini ditunjukkan dalam presentasi pengembangan ide teks ilmu sosial terdapat kecenderungan pengembangan ide atau pesan berdasarkan pola konstan (76,9%), sedangkan pola pengembangan campuran (7,7%), dan linier (15,4%), (Gurning,2005:33).

(21)

SMP/MTS,(Kemendikbud,2013b) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ditemukan 14 teks yang meliputi 3 teks sastra (23%) dan 11 teks nonsastra (77%). Adapun di SMA/MA (kemendikbud, 2013c) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ditemukan 14 teks yang meliputi 6 teks sastra (43%) dan 8 teks nonsastra (57%). Temuan ini berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Mahsun (Kompas,27 Februari 2013) yang menyatakan bahwa di jenjang SD sebanyak 30 jenis teks, SMP 45 jenis teks, SMA 60 jenis teks.

Salah satu jenis teks yang terdapat dalam kurikulum 2013 untuk jenjang kelas XI SMA adalah teks eksplanasi. Teks eksplanasi merupakan istilah baru yang muncul dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013. Eksplanasi adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan proses dari suatu gejala alam maupun sosiokultural.

Pembelajaran teks eksplanasi akan memberikan pengetahuan mengenai sebuah proses yang berrnula dari sebab dan akibat dari sebab-sebab tersebut. Informasi –informasi dalam teks eksplanasi juga sangat membantu siswa untuk memahami berbagai fenomena baik fenomena alam maupun sosial. Teks eksplanasi dapat mewadahi siswa untuk mengembangkan penalaran dalam mengkaji sebab terjadinya sebuah fenomena dan akibat yang dihasilkan oleh fenomena tersebut.

Bahan ajar mengenai teks eksplanasi yang terdapat dalam buku siswa kurikulum 2013 masih terbatas sampai pengenalan struktur. Di dalam buku tersebut, teks eksplanasi diperkenalkan dari muatan struktur yang terdiri dari pernyataan umum, penjelasan, dan interpretasi. Siswa hanya dibekali pengertian dan ciri-ciri teks eksplanasi.

(22)

tersebut tidak terdapat dalam kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada pengenalan struktur. Pengembangan bahan ajar yang dilakukan akan memberikan kontribusi sangat berarti dalam dunia pendidikan karena selain keterbatasan bahan ajar mengenai teks eksplanasi, bahan ajar ini juga akan memberikan pemahaman mendalam mengenai struktur dan substasi atau isi secara kebahasaan.

Pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang akan dilakukan hendaknya dapat memberi masukan pada pendidikan sekarang ini yang diarahkan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan bahasa sekaligus aktualisasi pengetahuan tersebut pada konteks sosial, budaya, dan akademis. Hal ini disebabkan teks pada pembelajaran bahasa Indonesia dipandang sebagai satuan bahasa yang bermakna kontekstual. Hasil yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar berupa bahan ajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan memahami dan menulis paragraf eksplanasi peserta didik.

1.2 Identifikasi Masalah

(23)

1.3 Batasan Masalah

Peneliti tanpa pembahasan masalah yang akan diteliti, akan mengakibatkan penelitian yang tidak terarah. Untuk mempermudah penelitian ini penulis membuat batasan masalah. Batasan masalah tersebut penulis rangkum sebagai berikut.

1. Bahan ajar yang dikembangkan berupa buku ajar yang terbatas hanya pada materi memahami teks eksplanasi kompleks di kelas XI,

2. Penelitian pengembangan ini dilakukan sampai uji coba kelompok terbatas,

3. Uji coba produk dari penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas buku ajar yang dikembangkan.

1.4 Rumusan Masalah

Suatu penelitian dapat dilakukan secara sistematis apabila permasalahan telah terangkum dalam suatu perumusan masalah. Berdasarkan batasan masalah, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.Bagaimana pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia untuk pembelajaran teks eksplanasi siswa kelas XI SMK YAPIM Biru-Biru ?

2. Bagaimana kemampuan memahami teks eksplanasi siswa kelas XI SMK YAPIM Biru-Biru dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan ?

(24)

1.5 Tujuan Penelitian

Dengan adanya tujuan penelitian, maka kegiatan penelitian yang dilakukan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membuat bahan ajar bahasa Indonesia SMA kelas XI mengenai teks eksplanasi kompleks dengan mengacu pada kurikulum 2013 dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap kemampuan memahami teks eksplanasi. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:

1. mengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia mengenai materi teks eksplanasi kompleks siswa kelas XI SMK YAPIM Biru-biru,

2. mengetahui kemampuan siswa dalam memahami teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan,

3. mengetahui efektifitas penggunaan bahan ajar bahasa Indonesia mengenai teks eksplanasi kompleks untuk siswa kelas XI SMK YAPIM Biru-biru.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Manfaat teoretis penelitian ini antara lain adalah: (1) bahan ajar yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dalam dunia pendidikan, (2) sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan, dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan secara mendalam tentang pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia, dan (3) membantu memahami tentang pengembangan bahan ajar teks eksplanasi kompleks.

(25)

digunakan sebagai sarana utama maupun sarana pendamping dalam menyampaikan mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai teks eksplanasi kompleks, dan (3) Penyampaian pembelajaran yang disajikan lebih menarik dan memperjelas pemahaman konsep teks eksplanasi kompleks sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Bahan Ajar

Bahan atau materi pelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2010:141). Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu (http://musyawarahipa.wordpress.com).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah merupakan seperangkat substansi pelajaran yang mencakup isi kurikulum yang harus dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran dan disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

(27)

Yusuf, 2010:412). Sofan dan lif (2010:166) juga mengemukakan bahwa sumber belajar bahan ajar merupakan tempat diperolehnya bahan ajar. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif.

2.1.1 Buku sebagai Sumber Belajar

Peningkatan mutu kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat diproses dalam pikiran mereka sehingga milik mereka serta bertahan lama dalam pikirannya. Disisi lain adanya tuntutan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa sendiri erat kaitannya dengan pengelolaan, ketersediaan sumber belajar, dan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran.

Salah satu sumber belajar dan media pembelajaran yang sangat penting untuk mendukung tercapainya kompetensi-kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran adalah buku ajar. Buku ajar disusun dengan cara yang dapat memenuhi keperluan belajar. Diantaranya, memperhatikan isinya benar dari segi keilmuan, disusun secara sistematis, mengandung informasi yang kaya, lengkap, dan relevan dengan tujuan pelajaran tersebut, serta mempunyai kesinambungan, keseksamaan, dan keteraturan.

(28)

Menurut Sitepu (2008:101), dalam menyusun naskah buku teks pelajaran secara umum perlu memperhatikan (a) isi, (b) metode pembelajaran, (c) bahasa, (d) ilustrasi, (e) unsur-unsur grafika. Isi buku berkaitan dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran. Materi pokok bahan ajar telah disebutkan di dalam kurikulum untuk mencapai kompetensi tersebut. Penyusunan buku mengembangkan materi pokok itu sehingga dapat mencapai masing-masing kompetensi dasar. Kedalaman dan keluasan uraian bergantung pada indikator kompetensi yang hendak dicapai. Konsep dan teori yang disampaikan harus relevan dengan pokok bahasan, mutakhir dan benar berdarkan disiplin ilmunya. Susunan dan urutan konsep dan teori didasarkan pada hubungan yang dapat bersifat hierarkis, prosedural, kelompok atau campuran ketiganya. Contoh aplikasi atau kegunaan teori sedapat mungkin diambil dan dikembangkan dari lingkungan serta kehidupan peserta didik. Dengan demikian, belajar secara kontekstual dapat juga terlihat dari materi isi bahan ajar. Perubahan paradigma atas pendidikan telah mengakibatkan perubahan dalam praktik belajar dan membelajarkan. Perkembangan dalam metode belajar dan membelajarkan juga telah mengubah fungsi dan peran sumber-sumber belajar yang ada. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik, diperlukan pembelajran aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Dengan pemikiran yang demikian maka pengembangan bahan ajar berbentuk buku ajar perlu disesuaikan dengan perkembangan teori belajar dan membelajarkan. Isi dan penyajian bahan ajar dalam buku teks pelajaran perlu disusun mendukung terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

2.1.2 Buku sebagai Bahan Ajar

(29)

belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar

dan meterial atau bahan. Menurut Wignal (2011) pada situs on teaching online, “Teaching is

the presentation of information in ways that provide for and improve the cognitive

development of student.” Mengajar adalah presentasi informasi yang direncanakan dengan

cara-cara yang menyediakan dan mengembangkan kemampuan kognitif siswa.

Banyak alasan yang mengharuskan seorang guru untuk mengembangkan bahan ajar, yakni ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum,artinya bahan ajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer untuk mendukung kurikulum. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah, ataupun memperdalam isi kurikulum.

Berdasarkan teknologi yang digunakan bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar multimedia interaktif. Buku merupakan salah satu jenis bahan ajar yang dapat digolongkan pada jenis bahan ajar cetak. Buku adalah bahan yang tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah pikiran pengarangnya. Isi buku dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi atau hasil imajinasi seseorang yang disebut fiksi.

(30)

tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Buku dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah (Muslich 2010:24).

Buku ajar tidak semuanya sama baik, hendaknya ada beberapa buku yang berlainan tentang bidang studi yang sama. Materi yang kurang jelas dalam buku yang satu mungkin lebih mudah dipahami dalam buku yang lain. Mengingat penggunaannya dalam kegiatan belajar, buku ajar perlu disusun dengan cara yang dapat memenuhi keperluan belajar tersebut. Di samping itu, buku ajar juga mempunyai kesinambungan, keseksamaan, dan keteraturan.

Buku ajar merupakan salah satu jenis bahan ajar. Muslich (2010:24) mendefinisikan buku ajar sebagai buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atu bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa untuk diasimilasikan. Hal ini senada dengan pengertian buku teks menurut Pusat Perbukuan (2006:1) yang menyatakan bahwa buku ajar adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (intruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun 2005 menjelaskan bahwa buku ajar adalah buku acuan untuk digunakan sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar pendidikan.

(31)

tertentu, f) buku ajar biasanya dilengkapi dengan saran pembelajaran, g) buku ajar disusun secara sistematis mengikuti strategi pembelajaran tertentu, h) buku ajar diasimilasikan dalam pembelajaran, dan i) buku ajar disusun untuk menunjang program pembelajaran. Sembilan indikator tersebut dapat dilihat lebih jelas pada gambar 1 berikut,

(32)
(33)

2.1.3 Komponen-komponen buku ajar

Triatno (2011:227) menyatakan bahwa buku ajar merupakan buku bacaan siswa yang digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran di kelas maupun belajar mandiri. Komponen-komponen pembelajaran yang terdapat di dalam buku ajar terdiri dari a) materi yang berisikan garis bab, b) kata-kata yang dibaca pada uraian materi pelajaran, c) tujuan yang memuat tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari materi ajar, d) materi pelajaran berisi uraian materi yang harus dipelajari, e) bagan atau gambar yang mendukung ilistrasi pada uraian materi, f) kegiatan percobaan menggunakan alat dan bahan sederhana yang dapat dikerjakan oleh siswa, g) ujian dari setiap subbab materi pokok, dan h) masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang perlu didiskusikan.

2.2 Hakikat Teks dan Pengembangan Teks

Teks merupakan suatu kesatuan bahasa yang kompleks yang memiliki isi dan bentuk. Sebuah teks dapat berupa tulisan maupun lisan yang disampaikan penulis (tulisan) atau pembicara (lisan) kepada penerima ( pembaca atau pendengar) untuk menyampaikan pesan tertentu.

Teks ialah ungkapan bahasa yang menurut sintaksis dan pragmatik merupakan satu kesatuan Luxemburg, dkk (dalam Permadi, 2011:1). Istilah teks sebenarnya berasal dari kata

text yang berarti “tenunan”. Teks dalam filologi diartikan sebagai “tenunan kata-kata”, yakni serangkaian kata-kata yang berinteraksi membentuk satu kesatuan makna yang utuh. Teks dapat terdiri dari beberapa kata, namun dapat pula terdiri dari milyaran kata yang tertulis dalam sebuah naskah cerita panjang Sudardi (dalam Permadi 2011:1).

(34)

atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Dan bentuk, yaitu cerita dalam teks yang dapat dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan, gaya bahasa, dan sebagainya.

Pengertian teks dalam kurikulum ini berbeda dengan pengertian teks selama ini. Teks selama ini diartikan sebagai wacana tertulis Alwi (dalam Mahsun,2013:1). Dalam kurikulum 2013 teks tidak diartikan sebagai bentuk bahasa tulis. Teks itu adalah ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang didalamnya ada situasi dan konteksnya (Mahsun,2013:1). Teks dibentuk oleh konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register atau ragam bahasa yang melatarbelakangi lahirnya teks tersebut. Maryanto (Kompas, 3 April 2013) juga menyatakan bahwa yang dimaksud teks dalam kurikulum 2013 berbentuk tulisan, lisan, dan bahwa multimodal seperti gambar.

Hartoko dan Rahmanto (1986:141) mendefinisikan teks adalah urutan teratur sejumlah kalimat yang dihasilkan dan atau ditafsirkan sebagai suatu keseluruhan yang kait mengkait. Pengertian ini mendukung pendapat bahwa teks dapat terdiri dari teks tulis dan lisan. Kim dan Gilman (2008:114) juga membedakan teks dengan istilah visual text dan

spoken text. Pengertian inilah yang tergambar dalam kurikulum 2013. Sebagai contoh,

pengertian teks dalam KD SMP/MTs kelas VII:2.1 berikut: “Menyusun teks hasil observasi, tanggapan, deskriptif, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang

akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan” (Kemendikbud,2013b:40).

(35)

terintegrasi dengan empat langkah kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

Integrasi khas dalam pembelajaran bahasa Indonesia akan menghasilkan model berikut.

1. Membangun konteks melalui kegiatan mengamati teks dalam konteksnya dan menanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan teks yang diamatinya. Pada langkah membangun konteks siswa dapat didorong untuk memahami nilai spiritual, nilai budaya, tujuan yang melatari bangun teks. Pada proses ini siswa mengeksplorasi kandungan teks serta nilai-nilai yang tersirat didalamnya. Disini siswa dapat mengungkap laporan hasil pengamatan untuk bahan tindak lanjut dalam kegiatan belajar.

2. Membentuk model melalui kegiatan mencoba dan menalar merumuskan model struktur fonologi, gramatikal, leksikal dan makna teks dibacanya. Pada langkah ini siswa didorong untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan memperhatikan(1) simbol, (2) bunyi (3) tata bahasa dan(4) makna. Melalui analisis fakta dan data pada teks yang dipelajarinya siswa memperoleh model imbuhan, struktur imkata, frase, klausa, kalimat maupun paragraf. Semua hal tersebut dipelajari pada konteks pemakaiannya. Pada tahapan ini siswa dapat mengeksplorasi jenis teks yang dipelajarinya serta mengenali ciri-cirinya. Proses aktivitas pengenalan bukan sebagai tujuan akhir pembelajaran, melainkan sebagai awal kegiatan untuk mengembangkan daya cipta.

(36)

4. Megembangkan teks secara mandiri dengan titik tekan pada siswa dapat menunjukkan kompetensinya secara individual dalam mencipta. Karena itu, dimensi kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia wajib memenuhi empat langkah dasar, enam langkah mengembangkan keterampilan beraktivitas secara saintifik, dua model kegiatan kolaboratif dan individual, dan berdimensi beraktivitas dan berkarya.

2.3 Teks Eksplanasi Kompleks

Eksplanasi berasal dari bahasa Inggris yakni explanation yang berarti penjelasan. Eksplanation berasal dari kata dasar explain yang berarti menjelaskan. Berdasarkan kata dasarnya, hakikat eksplanasi adalah memberikan penjelasan terhadap terjadinya sebuah peristiwa. Eksplanasi dalam sebuah teks memuat hubungan sebab akibat ataupun tahapan-tahapan sebuah peristiwa.

Teks eksplanasi kompleks adalah teks yang bertujuan untuk menjelaskan proses terciptanya sesuatu yang terjadi secara alamiah, atau proses bekerjanya fenomena alam maupun sosial. Teks eksplanasi kompleks termasuk kedalam jenis teks yang menjelaskan hubungan logis dari beberapa peristiwa. Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya. Struktur teksnya adalah pernyataan umum, urutan alasan logis.

(37)

BAB V

SIMPULAN,IMPLIKASI,DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan dalam penelitian pengembangan bahan ajar pada materi teks eksplanasi kompleks pada siswa SMA YAPIM Biru-Biru yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk bahan ajar yang dikembangkan pada materi teks eksplanasi kompleks untuk siswa kelas XI SMA YAPIM Biru-Biru memenuhi syarat dan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi meliputi kelayakan komponen bahan ajar dengan rata-rata 92,50 pada kriteria sangat baik dan kelayakan substansi materi dengan rata-rata 94,54 pada kriteria sangat baik. Dengan demikian, bahan ajar teks eksplanasi kompleks berupa modul yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kriteria “sangat baik”, dan validasi ahli desain dengan rata-rata 87% pada kriteria sangat baik.

2. Pola bahan ajar pada materi teks eksplanasi kompleks tergolong sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, dinilai dari respon 2 orang guru yang rata-rata 90,81% dengan kriteria sangat baik dan 32 orang siswa memiliki persentase 94,04% dengan kriteria sangat baik.

(38)

5.2 Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan bahan ajar teks eksplanasi kompleks yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar yang dikembangkan akan memberi sumbangan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru, dimana bahan ajar ini sebagai bahan ajar tambahan untuk memberi kemudahan dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Kegiatan belajar mengajar juga akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan terhadap siswa di sekolah.

2. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa modul teks eksplanasi kompleks.

3. Bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu atau memudahkan siswa untuk memahami teks eksplanasi kompleks, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini, berikut diajukan beberapa saran sebagai berikut:

(39)

Referensi

Dokumen terkait

Seksi Kemasyarakatan yang merangkap menjadi petugas pelayanan. Terbatasnya pengetahuan petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan juga menyebabkan proses pelayanan

Sama seperti perintah Paulus kepada Titus untuk menjadi pemimpin yang matang secara rohani, memiliki doktrin yang benar dan hidup sebagai seorang teladan, para pastor dan

Go-Food adalah layanan jasa sistem online dalam bentuk melakukan beli dan antar makanan yang telah dipilih oleh pelanggan sesuai pilihan menu dari restoran

Dalam penelitian ini Social Interactive Gratifications dari Instagram adalah kepuasan untuk dapat berinteraksi melalui kolom komentar dan Direct Message (DM) dengan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tindakan pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan berbendera asing secara yuridis tidak sesuai dengan

Kekuatan dari animasi pendek ini adalah cerita yang dalam mengenai hubungan ayah dan anak, bagaimana kita melihat perspektif dari orang tua bukan dari anak

Sumber daya manusia yang terlibat langsung dalam proses implementasi Perda ini adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang. Satpol PP merupakan pihak

dengan melakukan audit pada Kantor Besar dan semua kebun perusahaan secara ekonomis,efektif dan efisien. 5) Menetapkan, menyusun dan memperbaiki kebijakan dan prosedur Audit