• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran Restoran Agricafe di Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran Restoran Agricafe di Kota Bogor"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

RESTORAN AGRICAFE

DI KOTA BOGOR

ADITYA DWI NUGRAHA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Restoran Agricafe di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

(4)

Bogor. Dibimbing oleh TINTIN SARIANTI.

Perubahan gaya hidup masyarakat kea rah yang serba cepat dan praktis menjadikan usaha dibidang kuliner khususnya restoran tidak pernah sepi peminat, salah satu restoran yang berada di pusat Kota Bogor yaitu Restoran Agricafe. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi kegiatan pemasaran yang telah diterapkan oleh Restoran Agricafe (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk merumuskan strategi pemasaran Restoran Agricafe (3) merumuskan dan merekomendasikan prioritas strategi pemasaran di masa yang akan datang. Kegiatan pemasaran Restoran Agricafe menggunakan konsep bauran pemasaran (marketing mix) tujuh P, yaitu: 1) faktor produk 2) faktor harga 3) faktor Distribusi 4) faktor Promosi 5) faktor Proses 6) faktor Orang dan 7) faktor Fisik.

Kata Kunci : Marketing Mix, Restoran, Strategi Pemasaran.

ABSTRACT

ADITYA DWI NUGRAHA. Restaurant Marketing Strategy Analysis Agricafe at Bogor City. Supervised by TINTIN SARIANTI.

The lifestyle changes increase attractiveness of the cullinaire business. Due of the restaurant in Bogor that capture this opportunity is Agricafe Restaurant. The aims of this study are (1) identify the implemented marketing strategy (2) identify the determinants of marketing strategy formulation (3) formulated new marketing strategy. Agricafe Restaurant uses seven P marketing mix : (1) product (2) price (3) Distribution (4) promotion (5) process (6) people and (7) physical factors.

(5)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

RESTORAN AGRICAFE

DI KOTA BOGOR

ADITYA DWI NUGRAHA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Disetujui oleh

Tintin Sarianti, M.Si Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

(7)
(8)

karunia, dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang Analisis Strategi Pemasaran Restoran Agricafe di Kota Bogor . Shalawat serta salam semoga selalu tetap tercurahkan kepada panutan kita Nabi Muhammad SAW, beserta sahabatnya, keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir masa.

Penelitian ini dilakukan untuk membantu manajemen Agricafe dalam menentukan strategi pemasaran ditengah persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi kegiatan pemasaran yang telah diterapkan oleh Restoran Agricafe. mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk merumuskan strategi pemasaran Restoran Agricafe. merumuskan dan merekomendasikan prioritas strategi pemasaran di masa yang akan datang yang tepat yang harus yang tepat untuk diterapkan di Restoran Agricafe.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Cipto dan Bapak Ridwan Dana selaku Manager dan General Manager Restoran Agricafe. Pembimbing Ibu Tintin Sarianti. M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis serta penulis ucapkan terimakasih juga kepada seluruh keluarga atas do‟a dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut.

Bogor, Oktober 2013

(9)

DAFTAR ISI

Ruang Lingkup dan Manfaat Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 11

Data Penelitian 12

Metode Pengambilan Sampel 13

Metode Analisis dan Pengolahan Data 13

Analisis Deskriptif 13

Aspek Sumberdaya Restoran Agricafe 19

Operasional Agricafe 20

Fasilitas yang Terdapat di Agricafe 20

Karakteristik Konsumen 21

Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Restoran Agricafe 25

(10)

Sikap Konsumen terhadap Bauran Promosi Proses 29

Sikap Konsumen terhadap Bauran Pemasaran Orang 30

Sikap Konsumen terhadap Bauran Pemasaran Fisik 30

SIMPULAN DAN SARAN 32

DAFTAR PUSTAKA 32

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor 2

2 Target dan Realisasi pajak restoran Kota Bogor periode Tahun 2004-2009 3

3 Daftar Pesaing – Pesaing Restoran Agricafe 4

4 Golongan Pekerjaan dan Jumlah Karyawan 28

5 Jenis Kelamin Responden Restoran Agricafe 35

6 Usia Responden Restoran Agricafe 35

7 Status Pernikahan Responden Restoran Agricafe 36

8 Status Pekerjaan Konsumen Restoran Agricafe 36

9 Latar Belakang Pendidikan Konsumen Restoran Agricafe 36

10 Pendapatan Konsumen Restoran Agricafe 37

11 Pendapat Konsumen 38

12 Pengeluaran Rata-Rata Konsumen 38

13 Intensitas berkunjung konsumen Restoran Agricafe 38

14 Persepsi Konsumen terhadap Cita Rasa, Tampilan Produk, Variasi

Produk, Porsi 39

15 Persepsi Konsumen Terhadap Tampilan Produk 40

16 Persepsi Konsumen Terhadap Variasi Produk 40

17 Persepsi Konsumen terhadap Harga Restoran Agricafe 41

18 Persepsi Konsumen terhadap Promo Restoran Agricafe 41

19 Persepsi Konsumen terhadap Fasilitas Delivery Order 41

20 Persepsi Konsumen terhadap Promosi 42

21 Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Proses 42

22 Persepsi Konsumen Terhadap Cara Pembayaran 43

23 Persepsi Konsumen Terhadap Pelayanan Pramuniaga 43

24 Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Fisik 44

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2002 - 2009 1

2 Konsep Pemasaran Holistik 8

3 Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pemasaran Restoran Agricafe 11

4 Struktur Organisasi Agricafe 15

5 Produk Unggulan Restoran Agricafe 17

6 Menu Restoran Agricafe 17

7 Media Promosi Restoran Agricafe 18

8 Ruang Meeting dan Guest House 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner Karakteristik dan Persepsi Konsumen 60

2 Dokumentasi Restoran Agricafe 75

(12)
(13)
(14)
(15)

2

Gambar 1 menunjukan perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor pada periode tahun 2002 – 2009 mempunyai kecenderungan meningkat, hal ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat mengkonsumsi makanan di luar rumah, pelayanan yang baik, variasi menu makanan, citarasa, kelezatan makanan serta kecepatan penyajian merupakan alasan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih restoran. Pada tahun 2008 perkembangan restoran mengalami penurunan sebesar 21.27% hal itu bisa disebabkan antara lain pengusaha restoran tidak bisa bersaing dengan restoran lainnya baik dari segi menu, citarasa maupun inovasi tempat. Penyebab selanjutnya yaitu tidak mengetahui strategi-strategi dalam usaha yang dapat memajukan restoran sehingga sebagian restoran mengalami kebangkrutan, pada tahun pertama operasionalnya dengan persentase sebesar 25-33%2.

Dari jumlah restoran diatas terbagi menjadi lima kategori berdasarkan jenis hidangan yang disajikan antara lain : Indonesia, Daerah, Internasional, Oriental dan Kontinental. Berikut perkembangan Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor berdasarkan jenis hidangan yang disajikan pada Tahun 2005 – 2009.

Tabel 1 Perkembangan Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor berdasarkan Jenis Hidangan yang disajikan pada Tahun 2005-2009

Jenis Hidangan

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2009

Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa terdapat lima jenis hidangan di Kota Bogor yaitu Indonesia, Daerah, Internasional, Oriental dan Kontinental. Dari data diatas terlihat bahwa perkembangan hidangan yang mempunyai pertumbuhan paling besar yaitu hidangan dengan cita rasa Indonesia sebesar 50.6% diikuti oleh hidangan citarasa Kontinental dengan pertumbuhan sebesar 45% dan pertumbuhan ketiga terbesar yaitu hidangan khas Daerah sebesar 41.2%.

Berkembangnya jumlah restoran akan berdampak positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari macam-macam pajak diantaranya Pajak Hotel, Pajak Restoran, Retribusi dan Pajak Parkir, hal ini dapat dilihat dari target dan realisasi pajak restoran Kota Bogor periode tahun 2004-2009 pada Tabel 2.

2

(16)

Tabel 2Target dan Realisasi pajak restoran Kota Bogor periode Tahun 2004- 2009

Tahun Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp) Pencapaian (%)

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2009

Dapat dilihat di Tabel 2, target dan realisasi Kota Bogor Tahun 2004-2009 yang setiap tahunnya selalu meningkat seiiring dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor dan berkembangnya jumlah restoran di Kota Bogor itu sendiri. Salah satu Restoran yang berkontribusi terhadap pembangunan di Kota Bogor yaitu Restoran Agricafe. Restoran Agricafe terletak di Komplek IPB Taman Kencana Kampus IPB Kedokteran Hewan. Berdiri pada tanggal 12 Desember 2009, usaha ini melengkapi usaha-usaha lainnya dibidang jasa setelah IPB International Convention Centre dan Hotel Santika. Agricafe

terletak didalam kawasan Agripark yang merupakan pengembangan bisnis yang memfokuskan usaha pada bidang wisata kuliner dan wisata pertanian khususnya wahana permainan yang ditujukan bagi masyarakat serta anak-anak sekolah untuk menikmati kegiatan wisata pendidikan yang berbasis ilmu pertanian. Agricafe

merupakan restoran yang menawarkan konsep “Back to Nature” dimana konsep

tersebut diterjemahkan melalui tempatnya yang alami, rindang dan menonjolkan suasana alam.

Banyaknya restoran yang menawarkan berbagai kelebihan baik dari segi produk, tempat atau suasana menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan yang mengakibatkan persaingan yang semakin ketat antar sesama restoran. Persaingan itu bisa dilihat di kawasan niaga Taman Kencana, banyak restoran-restoran yang membuka usahanya di sekitar Taman Kencana. Hal itu juga yang bahan pertimbangan bagi penulis untuk memilih tempat penelitian di Restoran

Agricafe ini. Akibat dari banyaknya restoran pesaing di sekitar Restoran Agricafe

mengakibatkan tingginya tingkat persaingan dan tuntutan konsumen merupakan tantangan bagi usaha ini untuk bertahan, mempertahankan konsumen dan mengembangkan usaha. Kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu bisnis. seiring dengan perkembangan baik jumlah maupun kualitas restoran yang tinggi yang mengakibatkan manajemen harus mempunyai strategi untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif yang mampu membuat usaha restoran terus bisa bersaing dan mampu bertahan di persaingan yang ketat ini.

Perumusan Masalah

(17)

4

Nomor 154 Tahun 2000, maka segala hak dan kewajiban, perlengkapan dan kekayaan, penyelenggaraan pendidikan tinggi, termasuk pegawai yang tadinya menjadi tanggung jawab negara dialihkan menjadi asset dan pegawai institut yang sekaligus menjadi tanggung jawab IPB. Sesuai dengan maksud yang tertuang didalam Peraturan Pemerintah tersebut maka IPB diharuskan untuk mandiri dalam hal pemenuhan untuk penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan Institut.

Maka untuk memenuhi tantangan tersebut IPB melalui Direktorat Bisnis dan Kemitraan yang mempunyai tugas dan wewenang untuk menyusun konsep dan mengembangkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya dan IPTEKS IPB dalam kaitannya pengembangan bisnis dan kemitraan baik dengan pemerintah, swasta dan masyarakat. Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB kemudian membentuk PT. Bogor Life Science and Technology (PT. BLST) sesuai dengan Ketetapan Majelis Wali Amanat IPB Nomor: 18/MWA-IPB/2003 dan menjadikan PT. BLST sebagai Perusahaan Induk (Holding Company) bagi unit-unit usaha IPB. Sebagai Holding Company PT. BLST membawahi beberapa unit usaha yaitu Macaca fascicularis, IPB International Convention Center (IICC),

Agricafe dan Agrifresh Product Retail and Trading

Agricafe awalnya bernama Gerai IPB dimana Gerai IPB diperuntukan sebagai tempat untuk makan bagi mahasiswa dan dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Menu andalan dari Agricafe antara lain Sapi Goreng Lada Hitam, Iga Bakar, Gurame Goreng Eksotis, Ayam Goreng, Nasi Bakar Sate Sapi dan Tongseng. Seiring dengan perkembangan rumah makan dan restoran di Kota Bogor, pesaing-pesaing pun bermunculan disekitar Agricafe dan secara langsung pesaing-pesaing tersebut tentu menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha. Berikut yang menjadi pesaing-pesaing untuk restoran Agricafe.

Tabel 3. Daftar Pesaing – Pesaing Restoran Agricafe

No Nama Alamat

1 Sop Buah Pak Ewok Taman Kencana

2 Warung Taman Taman Kencana

3 Ayam Bakar Panas Komplek IPB Taman Kencana

4 Bakakak Hayam Wayang Komplek IPB Taman Kencana

5 Ayam Aroma Taman Kencana

6 Sate Madura Taman Kencana

Pesaing-pesaing tersebut menawarkan berbagai menu yang tidak jauh berbeda dengan menu yang ada di Restoran Agricafe yang akan langsung berdampak kepada penilaian konsumen terhadap tampilan, penyajian dari menu-menu tersebut. Apabila menu-menurut konsumen tampilan dan penyajian dari suatu restoran sesuai dengan harapan dari konsumen, maka konsumen tersebut telah terpuaskan. Kemudian dari segi harga, harga yang ditawarkan oleh pesaing sangat kompetitif dimana harga-harga yang ditawarkan tidak terlalu jauh berbeda dari satu restoran dengan restoran yang lainnya. Pesaing-pesaing diatas merupakan ancaman bagi usaha ini jika pihak manajemen tidak serius dalam menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan.

Selain menghadapi ancaman dari pesaing-pesaing diatas, Manajemen Restoran Agricafe juga mengalami hambatan dari segi pencapaian target. Menurut

(18)

beliau oleh PT. BLST yaitu sebesar Rp. 800 000 000,- per tahun. Tetapi setelah berjalan beberapa tahun, target yang dibebankan tercapai hanya sebesar 30%-40% setiap tahun atau sebesar Rp 240 000 000-Rp 320 000 000,- per tahun, hal itu bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu efek dari dibukanya tenda-tenda makanan disekitar Agricafe. Terdapat lebih dari sepuluh tenda makanan yang ada berdekatan dengan restaurant sehingga menyebabkan terjadinya persaingan antara restorant dengan tempat makan disekitarnya. Hal ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh pihak manajemen dengan memberlakukan ketentuan yaitu tidak boleh menyajikan makanan sejenis dengan yang disajikan oleh pihak restoran. Akan tetapi antisipasi itu tidak berjalan efektif karena tidak adanya kontrol yang ketat dari pihak manajemen sehingga mengakibatkan konsumen yang tadinya akan berkunjung dan makan di restoran lebih memilih untuk memilih makanan diluar restoran. Selanjutnya masalah lainnya yaitu mengenai target yang ditargetkan oleh manajemen, manajemen mentargetkan konsumen yang datang ke Agricafe yaitu konsumen yang sudah berkeluarga akan tetapi pada kenyataannya konsumen yang datang ke Agricafe kebanyakan menurut hasil penelitian yaitu konsumen yang belum berkeluarga dengan kategori umur antara 17-25 tahun. Hal ini bisa mencerminkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan oleh manajemen tidak tepat.

Restoran Agricafe ini mempunyai keunikan apabila dilihat dari segi tempat dan produk, karena diawal pembangunannya pihak manajemen memfokuskan kepada pengembangan tempat dan produk saja, hal itu dapat terlihat dari produk-produk yang dihasilkan merupakan produk-produk dengan modifikasi yang telah disesuaikan dengan keadaan masyarakat Bogor. Disamping fokus kepada produk, pihak manajemen juga hanya memfokuskan kepada pengembangan tempat, dimana pihak manajemen berusaha melengkapi komplek restoran dengan sarana pelengkap seperti taman bermain untuk anak-anak, fasilitas parkir, dan kolam-kolam kecil dan sarana penunjang seperti Guest House dan kawasan Edutainment

untuk anak-anak.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi kegiatan pemasaran yang telah diterapkan oleh manajemen Restoran Agricafe ?

2. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat yang bisa dilakukan oleh manajemen Restoran Agricafe?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kegiatan pemasaran yang telah diterapkan oleh Restoran

Agricafe.

(19)

6

Ruang Lingkup dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini hanya dibatasi pada strategi pemasaran di Restoran Agricafe

dan aplikasinya diserahkan pada manajemen perusahaan. Fokus pengkajian ditekankan pada pasar sasaran (segmentasi, target pasar dan penempatan produk) dan bauran pemasaran 7P (Produk, Harga, Promosi, Tempat, Orang, Proses, Fisik) yang merupakan penentu strategi pemasaran Restoran Agricafe. Manfaat dilaksanakannya penelitian ini antara lain:

1. Bagi penulis, sebagai wahana melatih ketajaman analisis suatu masalah berdasarkan kondisi di lapangan, khususnya dalam mengkaji strategi bauran pemasaran restoran Agricafe.

2. Bagi pihak manajemen, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan alternatif terbaik dalam mengembangkan strategi pemasaran di Restoran Agricafe Kota Bogor.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi bauran pemasaran restoran.

TINJAUAN PUSTAKA

Strategi Pemasaran Restoran

Strategi pemasaran diperlukan dalam menjalani suatu usaha, tidak terkecuali untuk usaha restoran. Ratnasari (2009) dalam penelitiannya di Ali Baba Restaurant menyatakan bahwa usaha rumah makan atau restoran adalah usaha yang menjanjikan untuk dijalani karena kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang cenderung praktis. Didalam penelitiannya tersebut, Ratnasari (2009) menyatakan bahwa strategi pemasaran yang sering digunakan oleh restoran diantaranya dengan menampilkan ciri khas dari restoran diantaranya produk masakannya. Selanjutnya menurut penelitian dari Gusman (2009) di Lido Lakes Resort dan Conference, bahwa restoran harus mempunyai keunikan atau kelebihan dibandingkan restoran lainnya yang membuat konsumen memilih restoran itu dibandingkan dengan restoran lainnya.

Ratnasari (2009) dan Gusman (2009) sama-sama meneliti tentang strategi Restoran, akan tetapi alat analisi yang digunakan berbeda. Untuk Ratnasari (2009) menggunakan alat analisis Matrik IFE dan Matriks EFE, Matriks SWOT dan Matriks QSPM sedangkan Gusman (2009) menggunakan alat analisis Analytical Hierarchy Process (AHP). Internal Factor Evaluating (IFE), External Factor Evaluating (EFE) dan Matriks Strenghts-Weaknesess-Opportunities-Thereats

(20)

tepat karena AHP ini berdasarkan dari pemikiran pihak pengambil keputusan dalam perusahaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) mengenai Analisis Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batutulis, Kota Bogor, Jawa Barat. Dari hasil penelitian ini, faktor yang menjadi fokus konsumen terhadap keberhasilan Restoran Bukit Gumati Batutulis adalah faktor tempat dan strategi yang dihasilkan yaitu bahwa manajemen harus memfokuskan kepada periklanan dan ditambahkan dengan promosi penjulan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Sebelum menyusun suatu strategi diperlukan terlebih dahulu pengetahuan mengenai teori yang berhubungan dengan topic yang akan disusun. Teori tersebut nantinya akan berguna untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dilapangan dan nantinya akan digunakan untuk menjawab tujuan serta kondisi aktual selama penelitian dilakukan, termasuk dalam menyusun strategi pemasaran di Restoran Agricafe tentunya, diperlukan terlebih dahulu pengetahuan mengenai arti, konsep dan strategi tentang pemasaran.

1. Arti Pemasaran

Kotler dan Keller (2009) menyebutkan bahwa inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial, Sedangkan menurut American Marketing Asociation (2007) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku jabatan. Selain pengertian pemasaran diatas yang cenderung lebih mendefinisikan pemasaran kepada cara untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, pengertian lain pemasaran menurut Boyd dan Harper (2000) menitikberatkan kepada pemasaran sebagai proses pertukaran barang dimana pemasaran merupakan suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu konsep yang dibuat oleh individu maupun organisasi yang dimaksudkan untuk mendistribusikan produk yang dihasilkan yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan harapan produk tersebut akan memberikan kepuasan kepada konsumen.

2. Konsep Pemasaran

(21)

8

hidup dasar manusia. Kebutuhan akan menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Selain konsep pemasaran yang disampaikan oleh Kotler dan Keller diatas, Levitt (2006) menjelaskan tentang konsep pemasaran dan konsep penjualan dimana konsep penjualan hanya berfokus kepada kebutuhan penjual sedangkan pemasaran berfokus kepada kebutuhan pembeli, penjualan didasari oleh kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang sedangkan pemasaran didasari oleh gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan hal-hal yang berhubungan dengan menciptakan menghantarkan dan akhirnya mengkonsumsi.

Selain konsep pemasaran diatas Kotler dan Keller (2009) membagi konsep pemasaran yang disebut konsep Pemasaran Holistik menjadi empat macam yaitu pemasaran internal, pemasaran kinerja, pemasaran terintegrasi dan pemasaran hubungan, berikut gambar dari Pemasaran Holistik.

Sumber : Kotler dan Keller, 2009

Gambar 2.Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan atas pengembangan, desain dan pengimplementasian program pemasaran, proses dan aktivitas-aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungannya. Pemasaran holistik menyadari bahwa segala hal berarti dalam pemasaran dan persepektif yang luas dan terintegrasi sering kali diperlukan Kotler dan Keller (2009).

3. Strategi Pemasaran

Berdasarkan asal-usul kata, istilah strategi berasal dari bahasa Yunani

startegia (stratos = militer; dan ig = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan konsumen. Disamping itu juga, Kotler (2008) berpendapat bahwa dalam upayanya untuk mendapatkan kepuasan konsumen ditengah persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan keinginan konsumen. Sebuah perusahaan menyadari bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan

(22)

konsumen yang berbeda-beda, maka dari itu diperlukan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang maksimal.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah suatu perencanaan yang telah direncanakan oleh individu maupun organisasi yang ditunjukan kepada konsumen yang bertujuan untuk memuaskan dan mendapatkan keuntungan berdasarkan konsep bauran pemasaran 4 (empat) P.

4 . Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran dibuat untuk mempengaruhi saluran perdagangan dan konsumen akhir yang ditargetkan. Bauran pemasaran melambangkan pandangan penjual terhadap perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli Kotler (2009). Bauran pemasaran yang digunakan pada umumnya hanya mencakup 4 (empat) P yaitu produk, harga, tempat dan promosi, tetapi untuk jenis usaha yang menggabungkan penjualan produk dan jasa ditambahkan 3 (tiga) P yaitu fisik, proses dan orang. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa di mana tahapan operasi sampai konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan serta mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung. Menurut Kotler dan Keller (2009) bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, proses, orang, dan bukti fisik digunakan oleh perusahaan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif. Berikut penjelasan mengenai masing-masing bauran pemasaran :

a) Produk

Dalam bauran pemasaran, produk merupakan hal yang paling penting karena terkait dengan kepuasan dan penilaian dari konsumen, apakah produk yang dihasilkan perusahaan telah sesuai dengan harapan atau telah memuaskan konsumen. Faktor-faktor yang menjadi penilaian kepuasaan konsumen antara lain ragam produk, kualitas, desain, fitur, jaminan dan kemasan. Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan bahwa strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan pada posisi persaingan yang menguntungkan dibandingkan para pesaingnya.

b) Harga

Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya (Kotler, 2001). Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel untuk disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan bauran produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mewakili nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya, disamping itu juga harga memberikan informasi tentang nilai produk serta kekuatan dan kelemahannya.

c) Promosi

Promosi merupakan cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengenalkan dan memberitahukan kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan oleh perusahaan agar konsumen tertarik untuk mencoba dan membeli produk tersebut.

d) Tempat

(23)

10

proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya itu kepada konsumen.

e) Proses

Hal yang diteliti dalam proses ini meliputi tanggapan atas keluahan, kecepatan dalam melakukan transaksi pembayaran dan penyajian makanan. Perhatian secara individual yang diberikan oleh pihak restoran kepada para konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan serta kebutuhan konsumennya.

f) Orang

Bauran pemasaran orang terkait dengan manajemen sumberdaya yang berada didalam lingkungan perusahaan. Pelatihan mengenai kecepatan, sopan santun, tata cara menyambut dan tata cara menyajikan makanan kepada konsumen hendaknya dilakukan agar konsumen terpuaskan oleh layanan yang diberikan

g) Fisik

Hal-hal yang terkait dengan bauran pemasaran fisik yaitu terkait dengan bangunan, sarana bermain dan parkir kendaraan yang diperuntukan untuk konsumen. Bukti fisik menurut Kotler dan Keller (2009) adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Hal tersebut menjadi sangat penting, karena menyangkut dengan rasa aman dan nyaman disaat konsumen sedang berkunjung dan menikmati masakan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kedudukan geografis Kota Bogor yang berada tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata.

Peningkatan kunjungan wisatawan baik wisatawan dalam negeri atau wisatawan mancanegara bisa disebabkan beberapa hal diantaranya oleh tersedianya tujuan wisata yang menarik dan bermacam-macam seperti objek Wisata Pegunungan, Kebun Raya, Museum-Museum, Situ Gede dan Situs-situs bersejarah lainnya, sarana dan prasana seperti infrastruktur jalan, lahan parkir yang memadai dan rumah makan sebagai fasilitas pendukung yang tersedia dan mudah dicapai.

Salah satunya adalah restoran Agricafe yang terletak di Komplek IPB Taman Kencana. Berdiri pada tanggal 12 Desember 2009 restoran Agricafe

(24)

agar dapat terus bersaingan, mampu bertahan dan target yang telah direncanakan tercapai.

Dalam menentukan alternatif strategi pemasaran yang sesuai perlu mengkaji evaluasi aktivitas pemasaran melalui kuisioner dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam perumusan alternatif strategi. Evaluasi aktivitas ini melibatkan sejumlah responden untuk mengisi kuisioner yang selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif. Keseluruhan proses tersebut digambarkan secara sistematis dalam kerangka operasional penelitian dibawah ini.

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pemasaran Restoran

Agricafe

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Restoran Agricafe yang beralamat di Komplek IPB Taman Kencana, Kampus Kedokteran Hewan IPB. Pemilihan

Strategi Pemasaran

Rekomendasi Strategi Pemasaran bagi Restoran Agricafe

Target Penjualan dari Restoran Agricafe yang Tidak Pernah Tercapai

Harga Produk Promosi Tempat Orang Fisik Proses

Analisis Deskriptif Analisis

Kuesioner

Keluarga Semua kalangan Rumah makan Keluarga dan Pusat Jajanan Kota Bogor

(25)

12

Lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa persaingan di sekitar Taman Kencana sangat ketat, karena terdapat bermacam-macam restoran dan rumah makan yang menyediakan berbagai alternatif menu makanan. Kegiatan pengumpulan data dan informasi untuk penelitian ini dilakukan mulai Februari – April 2013 . Kegiatan pengumpulan data dan informasi ini melibatkan top manajemen seperti General Manager, Manager dan konsumen yang berperan sebagai responden.

Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh melalui hasil wawancara dan pengisian kuesioner dari dua jenis responden, yang pertama adalah top manajemen dari Restoran Agricafe yang mencangkup General Manager dan Manager sebanyak satu orang. Pemilihan General Manager dan Manager sebagai responden karena keputusan-keputusan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan oleh kedua orang tersebut. Selain itu rencana strategis untuk keberlanjutan usaha ini berasal dari kedua pihak tersebut. Untuk yang responden yang kedua adalah konsumen sebanyak 35 orang responden. Pengisian Kuisioner dilakukan dengan memberikan kuisioner dan mewawancarai langsung respondennya

Data sekunder diperoleh melalui buku, internet, Instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan perdagangan, perpustakaan LSI IPB. Adapun hasil informasi yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi, gambar maupun grafik. Intrumentasi yang digunakan adalah daftar pertanyaan, alat pencatat, penyimpan elektronik (komputer) dan peralatan pendukung lain yang digunakan dalam penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer dilakukan pada bulan Maret – April 2013. Jenis data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara langsung kepada top manajemen yang dinilai mampu memberikan data dan informasi aktual dalam mendukung kegiatan ini. Pengumpulan data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara meliputi visi dan misi restoran, kegiatan operasional dan budaya kerja restoran, pelayanan kepada konsumen, gambaran umum perusahaan, lingkungan internal perusahaan, lingkungan eksternal perusahaan serta fokus yang ingin dicapai oleh pihak restoran, sedangkan data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam tercapainya fokus restoran, sub-sub faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan fokus restoran, aktor atau pelaku yang mempengaruhi restoran dalam mengambil keputusan, tujuan restoran yang ingin dicapai, serta alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan di restoran.

Adapun narasumber internal perusahaan yaitu Bapak Ridwan selaku

(26)

menemukan dan mengumpulkan hasil riset atau penelitian terdahulu dan berbagai literatur seperti perpustakaan, dan situs internet yang relevan dengan permasalahan penelitian.

Metode Pengambilan Sampel

Terdapat dua jenis responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Responden pertama yaitu berasal dari pihak internal perusahaan. Restoran

Agricafe memiliki tiga orang yang memiliki pengaruh terbesar dalam pengambilan keputusan dalam proses pemasaran, yakni General Manajer, Manajer dan Supervisor. Oleh sebab itu responden penelitian ini berjumlah tiga orang.

Metode pengambilan sampel dari pihak eksternal perusahaan/konsumen, dilakukan dengan convenience sampling. Pemilihan sampel dilakukan secara

accidental sampling. Teknik pengambilan sampel ini dipilih berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Artinya sampel tersebut dipilih karena sampel berada pada tempat dan waktu yang tepat. Sampel yang dipilih adalah konsumen yang sedang membeli dan pernah mengkonsumsi produk-produk konsumen yang dapat menjadi responden adalah konsumen yang telah mengunjungi atau mengkonsumsi produk Restoran Agricafe. Metode ini digunakan berdasarkan kesediaan anggota populasi tertentu saja. Jumlah Responden yang ditetapkan adalah tiga puluh lima orang. Hal ini disebabkan syarat minimal sampel terdistribusi normal dalam statistik adalah tiga puluh sampel, sehingga jumlah sampel penelitian sebanyak tiga puluh lima konsumen telah mencukupi syarat statistik Siagian (2000)

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode pengolahan data dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data secara kualitatif. Metode pengolahan data secara kualitatif ini menggunakan alat analisis berupa analisis deskriptif.

1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif bertujuan untuk menganalisis karakteristik konsumen Restoran Agricafe. Karakteristik konsumen yang dianalisis berdasarkan karakteristik demografi yang meliputi jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan terakhir atau yang sedang ditempuh, status pernikahan dan alamat.

(27)

14 Institut Pertanian Bogor yang didirikan pada tanggal 17 November 2003 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000 dimana menyebutkan bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN), IPB (Bogor), Universitas Indonesia (Jakarta), ITB (Bandung) dan UGM (Yogyakarta) telah berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN). Sebagai konsekuensi dari perubahan status, PT-BHMN harus mampu memenuhi semua kebutuhan operasional dan pengembangan secara mandiri. PT. BLST merupakan perusahaan bisnis yang mengelola IICC (IPB International Convention Centre), Botani Square, Hotel Santika dan Agrifresh.

Pada tanggal 12 Desember 2009, PT. BLST mendirikan bisnis baru dalam bidang jasa yang menghadirkan kawasan wisata kuliner dan wahana edukasi pertanian bernama Agripark yang berlokasi di Jalan Taman Kencana No. 3, Bogor. Kawasan Agripark memadukan antara café dan wisata kuliner khas Bogor yang diberi nama Agricafe, toko souvenir dan oleh-oleh khas Bogor bernama Agrishop, serta wahana edukasi pertanian bagi anak-anak pra-sekolah dan SD bernama Agrifun.

Kawasan agripark memiliki luas sekitar 4 500 meter persegi, didalam areal tersebut terdapat fasilitas restoran yang diberi nama Agricafe. Restoran Agricafe

menyediakan berbagai makanan kuliner khas Bogor yang sehat dari bahan baku terpilih. Restoran ini mulanya bernama Gerai IPB, dimana dahulu Gerai IPB diperuntukan untuk para karyawan dan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan dan kemudian setelah Agripark berdiri berubah nama menjadi Restoran

Agricafe. Menu andalan dari Restoran ini yang terkenal yaitu Iga Bakar dan Bakmie Jawa. Tidak hanya restoran saja, disekitar restoran ini terdapat juga berbagai fasilitas penunjang seperti Guest House dan Meeting Facility yang diperuntukan umum sehingga menjadikan kawasan Restoran Agricafe sebagai

One Stop Living Concept di tengah Kota Bogor.

Struktur Organisasi Restoran Agricafe

Struktur organisasi menerangkan adanya hubungan kerjasama antarbagian yang satu dengan bagian lainnya di semua sub perusahaan dan menerangkan adanya hubungan kerjasama antara atas dengan bawahan serta mengatur hak dan kewajiban dari masing-masing bagian. Dalam struktur organisasinya, Restoran

(28)

Tabel 8. Golongan Pekerjaan dan Jumlah Karyawan

Golongan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah Personil Gender

Manajemen General Manager 1 Orang

Manager Agricafe 1 Orang Laki-Laki

Staff Restoran Bagian Agricafe 4 Orang Laki-laki

Kasir 2 Orang Wanita

Waiters 4 Orang Laki-laki

Koki 2 Orang Laki-Laki

Sumber: Manajemen Agricafe, 2012

Restoran Agricafe terdiri dari dua sub unit bisnis yaitu unit bisnis Dadung (unit usaha yang dimiliki oleh pihak luar Agricafe) yang terdiri dari counter bakmie, counter iga dll. Dalam kegiatan operasionalnya, Agicafe berada dibawah pengawasan General Manager yang mengawasi Agripark juga yaitu Bapak Ridwan Dana. Struktur organisasi Agricafe dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 4. Struktur Organisasi Agricafe

Berikut penjelasan mengenai tugas dari masing-masing jabatan yang terdapat di Restoran Agricafe sebagai berikut :

1. Direktur

Mengawasi dan mengelola jalannya kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

Membuat keputusan strategis untuk perusahaan.

General Finance (Daryana)

Manajer Agrifun

(Pristy Nurantika)

Karyawan Komisaris BLST

Direktur Utama

Direktur

General Services Business (Ridwan Dana)

Agripark

Manajer Agricafe

(Cipto)

(29)

16

2. General Manager (General Services Business)

Bertanggung jawab atas implementasi kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan perusahaan serta kesesuaian dengan objektif dan strategi perusahaan sesuai dengan target bisnis perusahaan secara menyeluruh

3. Manajer

Memantau kinerja karyawan dan kinerja Agricafe secara keseluruhan Memberi laporan kepada General Services Business baik berupa laporan keuangan dan laporan kemajuan secara berkala.

Menentukan pengangkatan dan pemberhentian karyawan baru Bertanggung jawab langsung kepada General Services Business

Analisis Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin. Variabel-Variabel tersebut dapat dikelompokan menjadi empat kelompok utama yaitu Produk (Product), Harga (Price), Promosi (Promotion) dan Tempat (Place). Secara garis besar keempat variabel tersebut yang diaplikasikan oleh Restoran Agricafe dapat dijelaskan melalui penjelasan masing-masing sebagai berikut :

1. Produk (Product)

Agicafe merupakan Café atau tempat makan yang menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman. Restoran Agricafe menyediakan makanan kuliner yang sehat dari berbagai produk organik pilihan, misalnya masakan yang terbuat dari beras organik dan sayuran organik yang pada umumnya diperoleh dari IPB, sehingga memiliki jaminan kualitas dan kehigienisan dalam produk yang dihasilkan. Untuk produk yang dihasilkan oleh Restoran Agricafe diantaranya Nasi Kalong, Smoked chicken rice, nasi bakar sate sapi, sapi lada hitam, ayam pepes/goreng, siomay bandung, pempek palembang, batagor, nasi goreng dan lain-lain. Untuk minumannya milkshake dengan berbagai rasa, float selections,

(30)
(31)
(32)

Aspek Sumberdaya Restoran Agricafe

Aspek sumberdaya merupakan suatu faktor langsung yang digunakan dalam perusahaan. Sumberdaya yang dimiliki perusahaan dapat menjadi informasi potensi suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumberdaya yang dimiliki oleh suatu perusahaan terdiri dari sumber daya manusia (karyawan), sumberdaya fisik yang meliputi lahan, bangunan, serta alat-alat produksi dan sumberdaya modal.

1. Karyawan

Karyawan yang terdapat di Restoran Agricafe terdiri dari 3 bagian yaitu Kasir, Pelayan (Waitress) dan Koki.

a. Kasir

Kasir bertugas mengurus pembayaran dari konsumen, menerima panggilan telepon, memberikan informasi kepada konsumen, mencatat semua arus keluar masuk uang (pendapatan dan pengeluaran) operasional perusahaan serta melaporkan penjualan kepada manajer. Pada bagian ini terdapat dua orang yang semuanya terdiri dari wanita.

b. Pelayan (Waitress)

Tugas dari seorang pelayan yaitu memberikan menu makanan dan minuman kepada konsumen, mencatat makanan dan minuman yang dipesan oleh konsumen kemudian memberikan pesanan tersebut kepada juru masak/koki, mengantarkan makanan dan minuman yang dipesanoleh konsumen dari bagian dapur, memberikan daftar tagihan pesanan konsumen yang harus dibayar oleh konsumen, membersihkan meja makan setelah konsumen selesai melakukan pembelian.

c. Juru masak (Koki)

Tugas dari seorang juru masak atau koki adalah mengolah masakan mentah menjadi makanan siap jadi untuk dihidangkan ke konsumen dan membersihkan alat-alat dapur dan alat-alat makan setelah konsumen selesai. Pada umumnya karyawan Agricafe merupakan lulusan SMA yang mempunyai pengalaman kerja di restoran atau café sebelum bekerja di Restoran Agricafe, begitu juga dengan juru masak atau bartender yang merupakan lulusan kursus masak dan memiliki pengalaman kerja memasak di restoran atau rumah makan sehingga karyawan memiliki pengalaman kerja yang memenuhi criteria yang dibutuhkan perusahaan dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka emban di Agricafe.

2. Fasilitas yang Terdapat di Agricafe

(33)

20

Operasional Agricafe

Agricafe beroperasi setiap hari, hari Senin sampai Jumat mulai beroperasi dari jam 09.00 WIB – 22.00 WIB dan hari Sabtu mulai beroperasi dari jam 08.00 WIB - 23.00 WIB sedangkan hari Minggu beroperasi dari jam 07.00 WIB – 22.00 WIB. Restoran Agricafe mengatur jam kerja karyawannya menjadi beberapa jam kerja yaitu shift pagi dari jam 08.00 – 16.00 WIB, shift siang dari jam 12.00 – 22.00 WIB dan shift sore dari jam 14.00 – 22.00 WIB . Pada setiap shift karyawan yang biasanya melakukan kegiatan operasional adalah kasir satu orang, pelayan sebanyak 2 orang dan juru masak sebanyak 1 orang. Namun kondisi tersebut berubah jika terjadi lonjakan pengunjung misalnya saat ada pesanan untuk reunion atau acara-acara perayaan ulang tahun atau meeting, sehingga jumlah karyawan yang bekerja pun akan ditambah tidak sesuai dengan shift yang sudah dijadwalkan sebelumnya.

Untuk system penggajian di Restoran Agricafe perusahaan melakukan pengaturan terhadap karyawan dengan menempatkan posisi jabatan sesuai dengan keahliannya. Setiap karyawan memiliki gaji pokok yang berbeda sesuai dengan jenis jabatan dan pekerjaannya. Para karyawan mendapatkan insentif yang sama yaitu bonus jika jumlah omzet penjualan tercapai.

Jumlah pengunjung Agricafe setiap harinya tidak menentu berkisar antar 70 sampai 80 orang di hari biasa dan pada hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai 100 orang pengunjung, karena pada umumnya pengunjung pada akhir pekan berkumpul bersama keluraga dan menikmati hidangan Agricafe yang menawarkan kenyamanan tempat serta menikmati fasilitas atau wahana yang berada dalam satu kawasan Agripark.

Fasilitas yang Terdapat di Agricafe

Agricafe menyediakan berbagai fasilitas yang bisa dinikmati oleh pelanggan. Adapun fasilitas-fasilitas antara lain ruangan formal seperti meeting room, Guest House dan VIP Room yang bisa digunakan sebagai tempat pertemuan bisnis, sarana ibadah, hiburan berupa musik dan televisi dan are parkir yang luas serta tempat makan outdoor yang nyaman dan rindang karena dikelilingi oleh pepohonan dan terdapat juga arena bermain anak-anak.

Selain sebagai tempat makan dan kumpul keluarga atau pertemuan bisnis,

(34)
(35)

22

Tabel 9. Jenis Kelamin Responden Restoran Agricafe

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Laki-laki 17 48.57

2. Perempuan 18 51.43

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa saat ini bukan hanya laki-laki yang memiliki aktivitas diluar rumah, namun perempuan juga saat ini juga memiliki aktivitas yang tinggi diluar rumah seperti mengantarkan anak sekolah, bertemu dengan teman ataupun sekedar makan siang saja.

Usia

Memahami usia konsumen adalah salah satu hal penting, karena usia akan mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari segi pemasaran, semua penduduk usia berapapaun adalah konsumen. Namun pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar dalam segmentasi pasar produknya Sumarwan (2002).

Berdasarkan usia, Sebagian besar konsumen Restoran Agricafe termasuk dalam kelompok masa produktif yaitu pada umur 26-45 tahun yaitu sebesar 48.57%. Kemudian sebanyak 40.00% konsumen termasuk kedalam kelompok usia transisi yaitu di usia 17-25 tahun. Sedangkan untuk konsumen berusia kurang dari tujuh belas tahun berjumlah 8.57% dan konsumen berusia 46-65 tahun berjumlah 2.86%.

Tabel 10. Usia Responden Restoran Agricafe

Usia Jumlah Persentase (%)

Berdasarkan informasi diatas menunjukan bahwa sebaran umum konsumen pada umunya didominasi oleh pengunjung berusia 26-45 tahun, hal ini menunjukan bahwa konsumen yang berkunjung masih tergolong muda yang pada umumnya sudah mempunyai pendapatan sehingga dapat melakukan pembelian sesuai dengan tingkat kemampuannya. Sedangkan presentase yang paling kecil yaitu pengunjung berusia 46-65 tahun sebanyak 2.86%, hal itu disebabkan oleh karena pada usia tersebut konsumen mempunyai kesibukan yang tinggi.

Status pernikahan

(36)

terhadap perilaku konsumen Restoran Agricafe yang mengindikasikan bahwa masyarakat yang belum menikah lebih sering berkunjung ke restoran Agricafe.

Tabel 31. Status Pernikahan Responden Restoran Agricafe

Status Pernikahan Jumlah Persentase (%)

Menikah 10 28.57

Belum menikah 25 71.43

Pekerjaan

Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan. Selain itu jenis pekerjaan seseorang secara umum akan mencerminkan tingkat pendapatan dan kelas social. Hasil penelitian terhadap 35 responden dapat dilihat di Tabel 12.

Tabel 12. Status Pekerjaan Konsumen Restoran Agricafe

Status Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Belum bekerja 10 28.57

Pada Tabel 11. dapat dilihat jenis pekerjaan responden konsumen Restoran

Agricafe. Status pekerjaan dari tiga puluh lima responden sebagian besar adalah masyarakat dengan status pekerjaan karyawan yaitu sebesar 65.71%. Persentase konsumen terbanyak kedua yaitu masyarakat dengan status belum bekerja yaitu sebesar 28.57%. Jenis pekerjaan seperti wiraswasta, buruh lepas, purnawirawan/pensiunan dan lainnya memiliki jumlah yang sangat sedikit.

Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsive terhadap informasi, pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk maupun merek. Pendidikan yang berbeda akan menyebabkan selera konsumen yang berbeda terhadap pilihan produk. Sumarwan (2002).

Tabel 13. Latar Belakang Pendidikan Konsumen Restoran Agricafe

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

SD 0 0

SMP 0 0

SMA 9 25.71

DIPLOMA 15 42.86

(37)

24

Berdasarkan tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik konsumen yang berkunjung ke Agricafe bermacam latar belakang pendidikan yaitu mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sarjana. Pengunjung Agricafe mempunyai tingkat pendidikan terakhir relative tinggi yaitu Diploma sebesar 42.86%, Sarjana 31.43% dan terakhir SMA dengan persentase sebesar 25.71%.

Pendapatan

Sumarwan (2002) menyatakan bahwa pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Pendapatan adalah sumberdaya material yang sangat penting bagi konsumen karena dengan pendapatan itulah konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya.

Tingkat pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan rata-rata per bulan yang diterima oleh responden. Untuk ibu rumah tangga yang dimaksud pendapatan adalah besarnya pendapatan yang diterima dari suami per bulannya, sedangkan bagi pelajar/mahasiswa pendapatan yang diterima adalah uang saku yang diterima setiap bulannya. Tingkat pendapatan pengunjung Restoran Agricafe

dapat dilihat di Tabel 14.

Tabel 14. Pendapatan Konsumen Restoran Agricafe

Pendapatan Rata-Rata per

Bulan Jumlah Persentase (%)

<Rp 500 000 1 2.86

Berdasarkan Tabel 14, penelitian terhadap 35 responden pengunjung

Agricafe menunjukan bahwa jumlah pengunjung dengan pendapatan sebesar Rp. 500 000,- Rp. 1 499 999,- memiliki persentase terbesar yaitu 34.29% diikuti oleh konsumen dengan pendapatan Rp 1 500 000 - Rp 2 499 999 sebesar 31.43% kemudian konsumen yang pendapatannya Rp 2 500 000 - Rp 3 499 999 sebesar 22.86% dan terakhir konsumen dengan pendapatan diatas Rp. 4 500 000,- sebesar 8.57%. Berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwapengunjung Agricafe berasal dari semua tingkatan konsumen dengan tingkat pendapatan yang berbeda-beda,namun jika dilihat dari sebaran jumlah pendapatan konsumen menunjukan bahwa konsumen Agricafe merupakan konsumen dari kalangan menengah ke atas.

Pendapat Konsumen

(38)

yang berasal dari luar Bogor berpendapat bahwa Restoran Agricafe hanya diperuntukan bagi warga IPB saja. Dari hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa sebanyak 35 responden berpendapat bahwa mereka tidak berpendapat bahwa Restoran Agricafe hanya diperuntukan untuk warga IPB saja. Hasil penyebaran kuesioner tersebut bisa dilihat di Tabel 15.

Tabel 15. Pendapat Konsumen

Pendapat Konsumen Jumlah Persentase (%)

Restoran Agricafe hanya untuk

warga IPB 0 0

Restoran Agricafe tidak hanya

untuk warga IPB 35 100

Pengeluaran Rata-Rata

Pengeluaran rata-rata yang dikeluarkan oleh konsumen Restoran Agricafe

setiap berkunjung bergantung kepada banyaknya menu makanan atau minuman yang dipesan, pengeluaran tersebut bisa bervariatif dimulai dari Rp. 50 000,- sampai dengan diatas Rp. 100 000,- . Pengeluaran rata-rata setiap konsumen yang berkunjung ke Restoran Agricafe bisa dilihat di Tabel 16.

Tabel 16. Pengeluaran Rata-Rata Konsumen

Pengeluaran Jumlah Persentase (%)

< Rp. 50 000 5 14

Rp. 50 000 – Rp. 100 000 30 86

> Rp. 100 000 0 0

Intensitas Berkunjung

Frekuensi yang mengunjungi Restoran Agricafe dalam satu bulan dengan persentase terbesar adalah konsumen yang berkunjung dengan intensitas sebanyak dua kali seminggu dengan persentase sebesar 54% diikuti dengan intensitas berkunjung sebanyak satu kali seminggu sebesar 29% dan terakhir sebesar 17%. Intensitas berkunjung konsumen Restoran Agricafe dapat dilihat di Tabel 17 dibawah ini.

Tabel 17. Intensitas berkunjung konsumen Restoran Agricafe

Intensitas Berkunjung Jumlah Persentase (%)

1 10 29

2 19 54

> 3 6 17

Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Restoran Agricafe

(39)

26

membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum produk diluncurkan maupun setelah diluncurkan. Jika ingin menjual produk dengan sukses, sebuah perusahaan harus selalu memperhatikan perilaku konsumen, karena konsumen adalah target utama pemasaran tersebut.

Analisis sikap konsumen tidak hanya dapat dilakukan untuk produk baru ataupun untuk produk sebelum diluncurkan ke pasar, tapi dapat juga dilakukan untuk produk yang sudah berada lama dipasaran. Hal yang demikian dapat dikatakan sebagai evaluasi terhadap proses pemasaran produk yang selama ini dilakukan.

Dengan adanya evaluasi sikap konsumen, perusahaan dapat lebih tepat dalam pengambilan keputusan pemasaran. Keputusan mengenai rasa produk yang paling banyak digemari merupakan salah satu contoh praktisnya. Contoh lainnya yaitu perusahaan dapat menentukan prioritas produksi untuk varian rasa tertentu dari beberapa pilihan yang ada, penetapan kemasan yang paling menarik perhatian dan lain sebagainya.

Selain analisis sikap konsumen terhadap produk, sikap lain konsumen yang juga perlu diperhatikan adalah sikap terhadap harga, sikap terhadap promosi dan sikap terhadap distribusi produk yang dilakukan perusahaan. Ketiga jenis sikap tersebut perlu menjadi bahan pertimbangan perusahaan agar pemasaran produk mengarah kepada efisiensi dan efektivitas pelayanan.

Sikap Konsumen terhadap Strategi Produk

Strategi produk merupakan strategi yang dijalankan oleh perusahaan terkait dengan produk yang dipasarkannya. Strategi produk yang baik akan menempatkan perusahaan dalam posisi persaingan pasar yang kuat diantara pesaingnya. Evaluasi sikap terhadap strategi produk sangat diperlukan untuk menilai sejauh mana produk tersebut mendapat perhatian dan diterima oleh konsumen. Selain itu sikap dapat berperan sebagai sumber informasi untuk mengetahui keinginan dari pihak konsumen terhadap produk tertentu.

Evaluasi terhadap strategi produk ini dapat terdiri dari cita rasa, tampilan produk, variasi setiap produk dan porsi. Sikap konsumen terhadap cita rasa, tampilan produk, variasi setiap produk dan porsi dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Persepsi Konsumen terhadap Cita Rasa, Tampilan Produk, Variasi Produk, Porsi

Aspek Penilaian Persepsi Konsumen Jumlah Persentase (%)

Cita Rasa

(40)

Selain cita rasa makanan dan minuman diatas, penilaian selanjutnya yaitu mengenai tampilan produk yang disajikan oleh Restoran Agricafe. Ini berguna agar manajemen Restoran mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap tampilan produk yang disajikan oleh juru masak dari Restoran Agricafe. Berikut hasil dari penyebaran kuesioner kepada konsumen Restoran Agricafe dapat dilihat di Tabel 19.

Tabel 19. Persepsi Konsumen Terhadap Tampilan Produk

Aspek Penilaian Persepsi Konsumen Jumlah Persentase (%)

Tampilan Produk

Menarik 11 31

Kurang Menarik 9 26

Biasa Saja 15 43

Dari Tabel 19 diatas dapat dilihat bahwa responden berpendapat jika tampilan produk yang disajikan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 15 responden dengan persentase sebesar 43%, diikuti dengan pendapat responden sebanyak 11 responden dengan persentase sebesar 31% dan terakhir dengan pendapat konsumen yang berpendapat bahwa tampilan produk tidak menarik sebesar 26%.

Selanjutnya yaitu penilaian responden terhadap variasi produk yang ditawarkan oleh Restoran Agricafe. Hasil dari penilaian terhadap variasi produk yaitu sebesar 27 konsumen berpendapat bahwa produk yang ditawarkan oleh Restoran Agricafe sudah beragam dengan persentase sebesar 77% dan 23% responden berpendapat bahwa produk yang ditawarkan kurang beragam. Hasil selengkapnya bisa dilihat di Tabel 20 dibawah ini.

Tabel 20. Persepsi Konsumen Terhadap Variasi Produk

Aspek Penilaian Persepsi

Konsumen Jumlah Persentase (%)

Variasi Produk Beraneka Ragam 27 77

Kurang Beragam 8 23

Sikap Konsumen terhadap Harga

Bauran harga terkait dengan cara perusahaan memberikan nilai terhadap produknya, sehingga produk tersebut dapat diterima oleh konsumen. Harga merupakan satu-satunya unsur dari bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan bagi perusahaan. Oleh karena itu pihak perusahaan perlu menetapkan kebijakan harga yang tepat agar produk dibeli konsumen dan mampu menghasilkan pendapatan sehingga diperoleh keuntungan.

Persepsi konsumen terhadap strategi harga terdiri dari variasi harga, potongan harga dan jenis potongan harga. Analisis mengenai bauran harga dititikberatkan oleh perusahaan pada aspek kesesuaian harga dengan mutu. Berikut merupakan sikap konsumen terhadap harga produk Restoran Agricafe

(41)

28

Tabel 21. Persepsi Konsumen terhadap Harga Restoran Agricafe

Aspek Penilaian

Penilaian

Konsumen Jumlah Persentase (%)

Harga yang responden Responden Restoran Agricafe bahwa 25.71% menyatakan harga yang ditawarkan oleh Agricafe mahal, sebanyak 45.71% responden menyatakan harga yang ditawarkan sedang dan terakhir sebanyak 28.57% menyatakan harga yang ditawarkan murah. Hal ini disebabkan perusahaan menentukan harga jual produk berdasarkan harga competitor disekitarnya.

Selain harga diatas, penilaian selanjutnya yaitu mengenai promo yang ditawarkan oleh Restoran Agricafe. Promo yang ditawarkan seperti menu paket dan diskon harga. Berikut hasil pengamatan terhadap 35 responden pengunjung Restoran Agricafe dapat dilihat di Tabel 22.

Tabel 22. Persepsi Konsumen terhadap Promo Restoran Agricafe

Aspek Penilaian

Penilaian

Konsumen Jumlah Persentase (%)

Promo yang ditawarkan oleh Restoran Agricafe menurut responden sangat menarik dengan persentase sebesar 80%, selanjutnya diikuti dengan persepsi responden sebesar 2.86%untuk penilaian promo tidak menarik.

Sikap Konsumen terhadap Strategi Distribusi

Tempat atau distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan tujuannya. Saat ini peranan strategi distribusi produk tidak hanya sebatas penyampaian produk tersebut saja dan model distribusi juga semakin bermacam-macam diantaranya delivery order. Berikut hasil dari penelitian terhadap 35 responden mengenai model distribusi delivery order Restoran Agricafe.

Tabel 24. Persepsi Konsumen terhadap Fasilitas Delivery Order

Aspek Penilaian Penilaian

Konsumen Jumlah Persentase (%)

Fasilitas Delivery Order

Setuju 35 100

Tidak Setuju 0 0

Kurang Setuju 0 0

(42)

persentase sebesar 100% dan responden yang tidak setuju dan kurang setuju itu sebesar 0%.

Sikap Konsumen terhadap Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Tujuan utama dari kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan mengenai produk yang ditawarkan perusahaan. Oleh sebab itu sisi promosi mengemban peranan yang besar dalam keberhasilan perusahaan. Berikut hasil dari pengamatan dari 35 responden pada Tabel 24.

Tabel 24. Persepsi Konsumen terhadap Promosi Aspek

Penilaian Penilaian Konsumen Jumlah Persentase (%)

Sumber responden bahwa 34.29% menyatakan bahwa sumber informasi mengenai promosi Restoran Agricafe yaitu dari kerabat, dan diposisi kedua sumber informasi yang didapat yaitu dari Lainnya. Lainnya itu contohnya seperti papan nama dan reklame.

Sikap Konsumen terhadap Bauran Promosi Proses

Proses merupakan suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Hal yang diteliti dalam proses ini meliputi tanggapan atas keluahan, kecepatan dalam melakukan transaksi pembayaran dan penyajian makanan. Perhatian secara individual yang diberikan oleh pihak restoran kepada para konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan serta kebutuhan konsumennya. Hasil penelitian dapat dilihat di Tabel 25 dibawah ini.

Tabel 25. Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Proses Aspek

Berdasarkan pengamatan kuesioner yang diperoleh dari 35 responden sebagian besar responden berpendapat bahwa kecepatan penyajian di Restoran

(43)

30

pendapat lambat dan terakhir sebesar 11.43% dengan pendapat kecepatan penyajian sedang.

Selanjutnya yaitu mengenai cara pembayaran yang dilakukan oleh konsumen Restoran Agricafe. Sistem pembayaran itu sendiri terdiri dari tiga macam yaitu tunai, menggunakan kartu kredit dan kartu debit. Hasil dari penelitian bisa dilihat di Tabel 26 dibawah ini.

Tabel 26. Persepsi Konsumen Terhadap Cara Pembayaran

Aspek

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 35 responden sebanyak 26 orang atau 74.29% kemudian sebanyak 5 responden atau 14.29% menggunakan kartu kredit dan sisanya sebanyak 4 responden menggunakan kartu debit saat bertransaksi.

Sikap Konsumen terhadap Bauran Pemasaran Orang

Bauran pemasaran orang terkait dengan manajemen sumberdaya yang berada didalam lingkungan perusahaan. Pelatihan mengenai kecepatan, sopan santun, tata cara menyambut dan tata cara menyajikan makanan kepada konsumen hendaknya dilakukan agar konsumen terpuaskan oleh layanan yang diberikan. Hasil dari penelitian bisa dilihat di Tabel 27 dibawah ini

Tabel 27. Persepsi Konsumen Terhadap Pelayanan Pramuniaga

Aspek

Dari Tabel 28 diatas dapat dilihat bahwa hasil dari penyebaran kuesioner terhadap 35 orang responden sangat positif mengenai tiga kategori penilaian yaitu keramahan pramuniaga sebesar 88.57% mengatakan bahwa pramuniaga Restoran

Agricafe ramah dan sisanya sebesar 11.43% mengatakan bahwa pramuniaga

Agricafe tidak ramah kemudian kesopanan pramuniaga menurut responden sudah sopan dengan persentase sebesar 100% dan yang terakhr kecepatan pelayanan pramuniaga telah cukup cepatdengan persentase sebesar 91.43%.

Sikap Konsumen terhadap Bauran Pemasaran Fisik

(44)

konsumen. Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa Kotler dan Keller (2009). Hal tersebut menjadi sangat penting, karena menyangkut dengan rasa aman dan nyaman disaat konsumen sedang berkunjung dan menikmati masakan.

Hal-hal yang menjadi penilaian responden diantaranya yaitu luasan restoran, keamanan restoran, kebersihan restoran dan Fasilitas lain seperti Meeting Room dan Guest House. Berikut hasil dari penyebaran kuesioner terhadap 35 responden Restoran Agricafe.

Tabel 28. Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Fisik Aspek bauran pemasaran fisik yaitu tentang luasan lahan, keamanan restoran, kebersihan restoran dan fasilitias lainnya seperti Guest House dan Meeting Room cenderung positif, hal ini ditunjukan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 35 responden dengan hasil bahwa 100% responden setuju bahwa Restoran Agricafe luas dan keamanannya terjamin. Selain itu sebesar 94.29% mengatakan bahwa Restoran

Agricafe bersih dan yang terakhir sebesar 40% mengetahui mengenai fasilitas seperti Guest House dan Meeting Room dan 60% tidak mengetahui bahwa ada fasilitas tersebut di Restoran Agricafe.

Dari hasil penelitian diatas bisa terlihat bahwa telah terjadi ketidaksesuaian antara target dan strategi pemasaran yang telah ditetapkan oleh konsumen dengan kenyataan di lapangan, hal itu bisa terlihat contohnya dari konsumen yang ditargetkan datang yaitu untuk kalangan keluarga, akan tetapi pada kenyataannya yang datang berkunjung ke Restoran Agricafe yaitu konsumen yang belum menikah. Dari kesimpulan yang didapat diatas maka tindakan yang harus dilakukan oleh manajemen yaitu dengan merubah strategi pemasaran dengan menyesuaikan dengan karaketeristik konsumen yang datang contohnya tema dan

layout yang disesuaikan dengan perilaku konsumen remaja. Harga dan menu yang disajikan disesuaikan dengan kondisi keuangan perilaku konsumen anak remaja.

Gambar

Tabel  2 Target dan Realisasi pajak restoran Kota Bogor periode Tahun 2004- 2009
Gambar 2. Konsep Pemasaran Holistik
Gambar 3.  Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pemasaran Restoran
Tabel 8. Golongan Pekerjaan dan Jumlah Karyawan
+2

Referensi

Dokumen terkait

8- Peserta-peserta tidak dibenarkan menjalankan kutipan dari rumah,ke rurnah, pungutan di t-:-l jalanmyq di tempat-tempd awarn tanpa kebenaran daripada pihak polis;

[r]

Sayang Rakyat akan melakukan pembuktian kualifikasi terhadap data-data perusahaan yang telah disampaikan dalam Formulir Isian Kualifikasi yang terdapat dalam

[r]

Pada indikator empati mendapatkan hasil lebih dominan pasien mengatakan puas 19 orang (63%), sehingga dapat di simpulkan bahwa sikap empati yang diberikan perawat

Towards Critical Reflection Curriculum Work (Refleksi Kritis atas Pembuatan Kurikulum) 1. Teknik Evaluasi Dan Instrumen Evaluasi Hasil

Konsep ini yang disebut konsep public goods.Ide kabijakan publik mengandung anggapan bahwa ada suatu ruang atau domain dalam kehidupan yang bukan privat atau

Dalam penelitian ini, diharapkan hasil dari penerapan pendekatan perencanaan strategis SI/TI model Ward dan Peppard dalam penyusunan perencanaan strategi di