• Tidak ada hasil yang ditemukan

Carotenoid-Rich Baby Nila: Induksi Carotenogenesis Spirulina platensis sebagai Pakan Alami Khusus Larva Nila pada Upaya Produksi Healthy Baby Fish

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Carotenoid-Rich Baby Nila: Induksi Carotenogenesis Spirulina platensis sebagai Pakan Alami Khusus Larva Nila pada Upaya Produksi Healthy Baby Fish"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Carotenoid-RichBabyNila: Induksi CarotenogenesisSpirulinaplatensisSebagai Pakan - Alami Khusus Larva Nila Pada Upaya Produksi HealthyBabyFish

Bidang Kegiatan PKM Penelitian

Diusulkan oleh:

Ermina Sari C14110093 2011

Wahyu Dwi Putranto C14090050 2009 AiniNurkartika Mala C14100076 2010 Acep Muhamad Hidayat C14120076 2012

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

RINGKASAN ... 1

BAB 1. PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Tujuan ... 3

BAB 11. METODE ... 5

2.1 Waktu dan Tempat ... 5

2.2 Prosedur Penelitian ... 5

2.2.1 Aklimatisasi Benih... 5

2.2.2 Persiapan Pakan ...... 6

2.3 Rancangan Penelitian ... 6

2.4 Parameter Uji dan Rancangan Percobaan ... 6

BAB I11. HASIL DAN PEMBAHASAN... 7

BAB 1V. KESIMPULAN ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

RINGKASAN

Trendkonsumsi makanan yang kaya akan pigmen carotenoiddimasyarakat saat ini masih kurang. Oleh karna itu perlu adanya upaya diversifikasi produk carotenoidmelalui penerapan prinsip alami guna meningkatkan pola konsumsi pigmen tersebut di masyarakat. Metode transportasi pigmen carotenoidasal sumber utamanya dapat dilakukan melalui prinsip konsumsi-akumulasi, salah satunya yaitu dengan penggunaan ikan tipe herbivorfilter-feeder (konsumer mikroalga). Penelitian terdiri atas tiga grup, tiap grup mewakili perbedaan perlakuan yang akan dilakukan. Grup pertama K (kontrol): pakan buatan 100%, grup kedua SP50 (Spirulina50%): pakan buatan 50% dan kandungan tepung Spirulinadalam pakan yaitu 50%, dan grup ketiga SP25 (Spirulina25%): pakan buatan 75% dan kandungan tepung Spirulinadalam pakan yaitu 25%. Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari. Volume media yaitu 25 liter dengan kepadatan tiap wadah 15 ekor per akuarium, tiap akurium dilengkapi aerasi, heater(setting suhu 30°C) dan top filter. Feedingrate (FR) 5% dan feeding frekuensi 3 kali sehari (07.00, 12.00 dan 18.00).Penggunaan tepung Spirulinapada konsentrasi 50% tidak menunjukkan perbedaan pertumbuhan terhadap kontrol (p>0,05) apabila ditinjau dari parameter laju pertumbuhan harian, pertumbuhan relatif dan pertumbuhan mutlak, namun berbeda terhadap perlakuan penggunaan tepung Spirulinapada konsentrasi 25%. Selain itu, penggunaan tepung Spirulina pada konsentrasi 50% menghasilkan biomassa dengan konsentrasi total karotenoid tertinggi.

(5)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Carotenoidmerupakan pigmen asal tumbuh-tumbuhan yang mampu

membantu meningkatkan kualitas kesehatan. Menurut Hughes (2001) pola makan kaya akan asupancarotenoidmampu mengurangi kemungkinan pembentukan sel kanker. Sama halnya dengan pendapatJomova dan Valko (2013), mereka menyatakan bahwa carotenoidtidak hanya mampu mengurangi kemungkinan pembentukan sel kanker, namun senyawa tersebut juga mampu mengurangi kemungkinan kerusakan mata ataupun timbulnya penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh agen radikal bebas. Tidak hanya itu, mereka juga beranggapan bahwa penyakit yang masuk dalam kategori penyakit paling mematikan didunia, yaitu penyakit kardiovaskular atau lebih sering dikenal sebagai penyumbatan pembuluh darah dapat pula dicegah oleh pigmen tersebut.

Sumber utama pigmen carotenoidyang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, mikroalga (tumbuhan berukuran mikroskopis) juga termasuk dalam kategori sumber utama pigmen carotenoid di alam. Menurut Hughes (2001) sumber utama pigmen carotenoidsecara umumdiantaranya, yaitu wortel, brocoli, tomat, bayam, aprikot, dan tumbuh-tumbuhan hijau lainnya. Sama halnya dengan Rao dan Rao (2007), mereka beranggapan selain tumbuh-tumbuhan tersebut, buah pepaya dan tangerine(sejenis jeruk) juga banyak mengandung pigmen carotenoid. Perlu

diketahui, sumber pigmen carotenoidtidak hanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan darat, di laut sumber utama pigmen tersebut dapat barasal dari mikroalga. Menurut Leemaetal(2010) kandungan senyawa β-carotene(salah satu anggota pigmen carotenoid)pada Spirulinapaltensismencapai 3,76 mg/gram biomassa kering. Tidak hanya itu, menurut Richmond (2004) pada kondisi tertentu seperti defisiensi nitrogen, penggunaan intensitas cahaya tinggi serta introduksi bahan-bahan oksidan, produksi pigmen carotenoid (carotenogensis) pada mikroalga dapat ditingkatkan.

Mikroalga dan tumbuh-tumbuhan merupakan sumber potensial senyawa carotenoid, namun trend konsumsi dimasyarakat saat ini masih kurang. Minimnya

(6)

alami senyawa tersebut yang masih jarang diperoleh, selain dari faktor harga, faktor rasa pun juga menjadi pertimbangan utama. Oleh karena itu perlu adanya upaya diversifikasi produk carotenoidmelalui penerapan prinsip alami guna meningkatkan pola konsumsi pigmen tersebut di masyarakat.

Metode transportasi pigmen carotenoidasal sumber utamanya dapat dilakukan melalui prinsip konsumsi-akumulasi, salah satunya yaitu dengan penggunaan ikan tipe herbivorfilter-feeder (konsumer mikroalga). Berdasarkan laporan Lu etal (2006) larva tilapia (ikan Nila) mampu memangsa dan mencerna Spirulinasebagai sumber nutrisi utama mereka. Sama halnya dengan hasil yang

diperoleh oleh Lu etal(2004), ikan Nila mampu mengkonsumsi 85% dari total biomassa Spirulinayang diberikan. Namun, asimilasi mikroalga tersebutoleh Ikan Nila relatif kecil (Lu etal2006), Oleh karena itu terdapat kemungkinan bahwa Spirulinayang mereka konsumsi, terakumulasi dalam tubuh mereka. Pada ikan

Salmon, pigmentasi merah pada dagingnya disebabkan oleh sumber makanan yang mereka konsumsi, yang kaya akan senyawa carotenoid(Garneretal2010). Berdasarkan konsep permasalahan tersebut perlu adanya penelitian, terkait potensi larva Nila (Baby Nila) sebagai konsumer dan akumulator pigmen carotenoidasal Spirulinadalam upaya produksi Babyfishyang menyehatkan.

1.2 Tujuan

Program kreativitas mahasiswa penelitian ini bertujuan :

1. Meningkatkan kandungan pigmen carotenoidSpirulinaplatensispada kondisi defisiensi nutrisi

2. Meningkatkan kandungan pigmen carotenoidpada larva Nila melalui pemanfaatan Spirulinaplatensis(yang telah di induksi sebelumnya) sebagai sumber nutrisi utamanya

(7)

BAB 2. METODE PENELITIAN

2.1 WaktudanTempat

PenelitianinidilaksanakanpadabulanAprilhinggabulanJuni 2014. Lokasipelaksanaan di LaboratoriumNutrisi, DepartemenBudidayaPerairan, FakultasPerikanandanIlmuKelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.2 ProsedurPenelitian 2.2.1 Aklimatisasibenih

Benihnila yang dipergunakan yaitu benih nila merah (Oreochromisniloticus) yang diperoleh dari petani ikan lokal di daerah Dramaga, Bogor. Prosedur aklimatisasi benih dilakukan pada akuariumkapasitas25 liter selama 10 hari. Tiapwadahdilengkapidenganaerasi, heater(setting 28°C-30°C) serta top filter. Kepadatan benih tiap akuarium yaitu 15 ekor, dengan biomasa rata-rata yaitu 22,5 gram. Pakan yang diberikanyaitupakan basal (pakan komersil kandungan protein ± 40%), FR 5% danfeedingfrekuensi 3 kali sehari.

2.2.2 PersiapanPakan

[image:7.612.128.490.548.640.2]

Komposisi serta bahan yang digunakan terlampir pada Tabel 1. Keseluruhan bahan ditimbang, selanjutnya dicampur dan diaduk hingga homogen. Setelah itu dilakukan repeleting (ukuran pelet terbentuk 3 mm) dan dikeringkan pada suhu 60°C selama 6 jam. Setelah pelet terbentuk dihancurkan hingga menjadi serpihan (crumble). Sebelum dipergunakan keseluruhan pelet ditimbang dan dibagi sesuai acuan yang telah ditentukan.

Tabel 1. Proksimat pakan uji

Perlakuan Kadar Air Kadar Abu Protein Lemak Serat Kasar BETN

Kontrol 11,32±0,06 9,23±0,38 31,2±0,02 3,06±0,01 1,65±0,45 43,55±0,76

SP50 10,85±0,2 8,51±0,02 31,34±0,2 3,09±0,05 5,35±0,75 40,86±0,08

SP25 10,54±0,2 8,81±0,03 32,54±0,49 3,20±0,08 3,99±0,21 41,71±0,19

2.3 RancanganPenelitian

(8)

Tiapgrupmewakiliperbedaanperlakuan yang akandilakukan. Gruppertama K (kontrol):pakan buatan 100%, grupkedua SP50(Spirulina50%):pakan buatan 50% dan kandungan tepung Spirulinadalam pakan yaitu 50%, dan grupketiga SP25 (Spirulina25%):pakan buatan 75% dan kandungan tepung Spirulinadalam pakan yaitu 25%.Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari. Volume media yaitu 25 liter dengan kepadatan tiap wadah 15 ekor per akuarium, tiap akuriumdilengkapi aerasi, heater(setting suhu 30°C) dan top filter. Feedingrate (FR) 5% dan feeding frekuensi 3 kali sehari (07.00, 12.00 dan 18.00).

2.4 Parameter UjidanRancanganPercobaan

Parameter uji yang diamatidiantaranya,

yaitupersentasepertumbuhanmutlak, biomassa akhir, FCR, sintasan dan pigmentasi daging (otot). Rancanganpercobaan yang digunakanyaituRancanganAcakLengkap (RAL) denganpengulangansebanyaktiga kali padatiapperlakuan. Hasil yang diperolehdianalisadenganmenggunakan ANOVA untukmengetahuipengaruhantarperlakuan.

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Nilai Derajat Kelangsungan Hidup, Konversi Pakan, Rasio Efisiensi Protein

(9)

Tabel 2. Nilai derajat kelangsungan hidup, konversi pakan danrasio efisiensi protein pada akhir pemeliharaan

Perlakuan DKH (%) KP REP

Kontrol 100±0a 0,85±0,05a 2,74±0,16a

SP50 100±0a 0,84±0,02a 2,69±0,08a

SP25 100±0a 0,68±0,07b 2,10±0,21b

3.1.2 Nilai Laju Pertumbuhan Harian, Pertumbuhan Relatif dan Pertumbuhan Mutlak

Nilai laju pertumbuhan harian, pertumbuhan relatif dan pertumbuhan mutlak pada akhir pemeliharaan. Berdasarkan Tabel 3 nilai laju pertumbuhan terbaik diperoleh pada perlakuan Kontrol dan SP50 dengan hasil masing-masing yaitu 5,08 gr/hr dan 4,45 gr/hr, sedangkan nilai terrendah diperoleh pada perlakuan SP25 yaitu 3,84 gr/hr. Berdasarkan uji Anova nilai laju pertumbuhan harian antara kontrol dan perlakuan SP50 menunjukan hasil tidak berbeda nyata (P<0,05), namun berbeda nyata dengan perlakuan SP25 (p<0,05).

Tabel 3. Nilai laju pertumbuhan harian, pertumbuhan relatif dan pertumbuhan mutlak

Perlakuan LPH (g/hari) PR PM (g)

Kontrol 5,08±0,11a 3,89±0,17a 87,5±3,74a

SP50 4,45±0,18a 3,43±0,11a 77,17±2,49a

SP25 3,84±0,41b 2,69±0,28b 60,5±6,38b

3.2 Pembahasan

[image:9.612.133.506.158.244.2] [image:9.612.128.503.480.568.2]
(10)

mineral. Oleh karna itu, biomassanya memiliki potensi untuk pengembangan kegiatan akuakultur di masa depan.

Spirulinamerupakan salah satu genus mikroalga yang relatif banyak

digunakan pada kegiatan akuakultur, khususnya sebagai sumber protein alternatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh penggunaan tepung Spirulinapada konsentrasi 50% menunjukan performa pertumbuhan yang tidak berbeda terhadap kontrol (p<0,05). El-Sayed (1994) melakukan penggantian tepung ikan sebesar 50% oleh tepung Spirulina pada juvenil Kakap putih (Rhabdosargussarba), hasil yang diperolehmenunjukan performa pertumbuhan tidak berbeda nyata dibandingkan kontrol (tepung ikan 100%). Hasil yang sama juga diperoleh pada pemeliharaan juvenil Mujair (Oreochromismossambicus) dengan penggunaan tepung Spirulinahingga 40% sebagai pengganti tepung ikan (Olvera-Novoaetal1998).

El-Sayed (1999) bahkan menyimpulkan bahwa tepung Spirulinatermasuk sumber protein alternatif untuk kegiatan akuakultur dimasa mendatang.

BAB 4. KESIMPULAN

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ali SK, Saleh AM. 2012. Spirulina- AnOverview. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 4 (3): 9 – 15

Ben-Amotz A, Shaish A, Avron M. 1991. The Biotechnology of CultivatingDunaliellafor Production of fl-Carotene Rich Algae. Bioresource Technology 38: 233 – 235

Ben Amotz A. 1994. New Mode Of DunaliellaBiotechnology: Two-PhaseGrowth For Β-CaroteneProduction. Journal of AppliedPhycology7: 65 - 68

Chen T, Zheng W, Yang F, Bai Y, Wong YS. 2006. MixotrophicCulture Of High Selenium-EnrichedSpirulinaPlatensisOn Acetate And The EnhancedProduction OfPhotosyntheticPigments. EnzymeandMicrobial Technology 39: 103 - 107

Garner SR, Neff BD, Bernards MA. 2009.

DietaryCarotenoidLevelsAffectCarotenoid And RetinoidAllocation In FemaleChinook Salmon OncorhynchusTshawytscha. Journal of FishBiology(76): 1474 – 1490

Hughes DA. 2001. DietaryCarotenoidsand Human ImmuneFunction. Nutrition 17: 823 – 827

Jomova K, Valko M. 2013. Health ProtectiveEffects Of Carotenoids And TheirInteractionsWithOtherBiologicalAntioxidants. European Journal of MedicinalChemistry 70: 102 – 110

Lu J, Takeuchi T, Satoh H. 2004. Ingestionandassimilation of threespecies of freshwateralgaebylarvaltilapiaOreochromisniloticus. Aquaculture 238: 437 - 449

Lu J, Takeuchi T, Satoh H. 2006. Ingestion, Assimilation And Utilization Of RawSpirulinaByLarvalTilapiaOreochromisNiloticusDuringLarval

Development. Aquaculture 254: 686 - 692

Rao AV, Rao LG. 2007. Carotenoids And Human Health. Pharmacological Research 55: 207 - 216

(13)

Spinelli J, Mahnken C. 1978. CarotenoidDeposition In Pen-RearedSalmonidsFedDietsContaining Oil Extracts Of Red Crab(PleuroncodesPlaNipes). Aquaculture 13: 213 – 223

Torrissen OJ, Hardy RW, Shearer KD. 1989. Pigmentation of Salmonids - CarotenoidDepositionandMetabolism. ReviewinAquatic Science 1(2): 209 – 225

Turker H, Eversole AG, Brune DE. 2002. ComparativeNiletilapiaandsilvercarp filtrationrates of PartitionedAquaculture System Phytoplankton. Aquaculture 220:

(14)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Dana

Pemasukan = Rp 6.150.000,- Pengeluaran = Rp 5.397.000,-

Saldo = Rp 753.000,-

Rincian Pengeluaran

No Tanggal Transaksi Pengeluaran

1 10 Februari 2014 Akuarium 40x30x30 cm sebanyak 12 buah

Akuarium 30x3x50 cm sebanyak 6 buah

Rp 360.000,- Rp 108.000,-

2 13 Februari 2014 InokulanSpirulina Rp 112.500,-

3 16 Februari 2014

Lampu Rp 103.000,-

Terminal Rp 20.000,-

Transportasi Rp 5.000,-

Larva nila 4.800 ekor @ Rp 25,- Rp 120.000,-

Toples Rp 16.000,-

ATK Rp 8.000,-

Pakan fengli Rp 9.000,-

Pupuk Rp 75.000,-

Peralatan ( Termometer, heater, keran T, batu

aerasi dan seser) Rp 592.000,-

4 26 Februari 2014 Rak kultur sebanyak 2 buah Rp 30.000,-

InokulanSpirulina Rp 225.000,-

5 4 Maret 2014 Garam Rp 6.000,-

Tisu Rp 20.000,-

6 5 Maret 2014

Aerator dan filter Rp 130.000,-

Pupuk Rp 30.000,-

Filter Rp 35.000,-

7 8 Maret 2014 Cabang T Rp 5.000,-

Terminal Rp 30.000,-

8 9 Maret 2014 Tali Rp 4.000,-

Transportasi Rp 3.000,-

9 11 Maret 2014 Garam Rp 6.000,-

SpektrofotometerSpirulina Rp 600.000,-

10 19 Maret 2014

Spirulina kering Rp 210.000,-

Bahan formulasi pakan Rp 37.000,-

Alat listrik Rp 170.000,-

Filter, pompa, kapas dan ziolit Rp 555.500,-

Transportasi Rp 50.000,-

11 23 Maret 2014 Ikan nila 480 ekor @ Rp 125,- Rp 60.000,-

(15)

Pakan Rp 10.000,-

13 9 April 2014 Pupuk Rp 9.000,-

14 12 April 2014

Batu aerasi Rp 70.000,-

Ikan nila 600 ekor @ Rp 250,- Rp 150.000,-

Selang aerasi Rp 30.000,-

Lampu Rp 48.000,-

Pakan @Rp 16.000,-/kg Rp 32.000,-

15 14 April 2014 Print laporan kemajuan dan logbook Rp 6.000,-

16 15 April 2014 Pupuk walne Rp 450.000,-

17 18 April 2014 Garam @Rp 2.000,-/bungkus Rp20.000,-

18 02 Mei 2014 Plastik Rp 7.000,-

19 05 Mei 2014 Spirulina kering Rp 100.000,-

Repelleting pakan Rp 20.000,-

20 20 Mei 2014 Spirulinakering Rp 300.000,-

Pakan ff999 Rp 16.000,-

Transportasi Rp 10.000,-

21 21 Mei 2014 Repelleting pakan Rp 20.000,-

22 24 Mei 2014 Print laporan kemajuan Rp 6.000,-

23 25 Mei 2014 Plastik Rp 6.000,-

24 30 Mei 2014 Komunikasi Rp 52.000,-

(16)

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Kultur Spirulina Pengambilan ikan di kolam

Persiapan wadah Settingheater

Pemasangan heater dan termometer Pemberian pakan

(17)

Penimbangan Spirulina kering Pencampuran bahan

Pelleting pakan Pakan

Gambar

Tabel 1. Proksimat pakan uji
Tabel 2. Nilai derajat kelangsungan hidup, konversi pakan danrasio

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penerapan pohon pada sistem klasifikasi ini, seorang biologist maupun ilmuwan lainnya yang ingin mencari dan mempelajari suatu spesies dengan nama ilmiah

[r]

dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen dan juga. bagaimana upaya yang dilakukan dalam memenuhi hak

Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan

Kriteria inklusi dari penelitian ini yaitu pasien IMS yang bersedia menjadi sampel penelitian, sedangkan kriteria eksklusinya yaitu pasien IMS dengan penyakit penyerta lain

digester dapat menghambat produksi biogás. Penggunaan digester dua tahap memisahkan beberapa tahap reaksi. Tahap hidrolisis, asidogenesis , dan asetogenesis terjadi

(12) Tembung blater, kulit hang bisò tuku mung laré gedhòngan. Tembung kampung, tembung plastik yò tukuné urunan. Pamilihe tetembungan kang nunggal swara fonem /u/ alofon