• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Fumigan Minyak Atsiri Bunga Cengkih ( Syzygium aromaticum),Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon), dan Daun Mint (Mentha piperita) terhadap Mortalitas Cryptolestes sp. (Coleoptera:Cucujidae)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Fumigan Minyak Atsiri Bunga Cengkih ( Syzygium aromaticum),Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon), dan Daun Mint (Mentha piperita) terhadap Mortalitas Cryptolestes sp. (Coleoptera:Cucujidae)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK FUMIGAN MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKIH

(

Syzygium aromaticum

), KULIT JERUK LEMON (

Citrus limon

),

DAN DAUN MINT (

Mentha piperita

) TERHADAP

MORTALITAS

Cryptoleste

s sp. (Coleoptera: Cucujidae)

HERRY BERTUS

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Fumigan Minyak Atsiri Bunga Cengkih (Syzygium aromaticum), Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon), dan Daun Mint (Mentha piperita) terhadap Mortalitas Cryptolestes sp. (Coleoptera: Cucujidae) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

HERRY BERTUS. Efek Fumigan Minyak Atsiri Bunga Cengkih (Syzygium aromaticum), Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon), dan Daun Mint (Mentha piperita) terhadap Cryptolestes sp. (Coleoptera: Cucujidae). Dibimbing oleh IDHAM SAKTI HARAHAP.

Kumbang pipih Cryptolestes sp. merupakan hama sekunder pada biji-bijian dan serealia di tempat penyimpanan. Pengendalian hama ini biasanya dilakukan dengan fumigasi fosfin. Minyak atsiri mempunyai potensi digunakan sebagai fumigan alternatif. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji keefektifan minyak atsiri dari bunga cengkih, kulit lemon, dan daun mint terhadap kumbang Cryptolestes sp. Minyak atsiri diuji dengan meneteskan ke dalam kertas saring ukuran 10 mm, dikeringanginkan dan ditempelkan ke bagian dalam tutup cawan petri. Sebanyak 20 serangga uji dan pakannya dimasukkan ke dalam cawan petri. Cawan petri kemudain ditutup degan tutupnya dan disegel dengan plastisin agar kedap udara. Kematian seranga uji diamati setelah 72 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa minyak atsiri cengkih menyebabkan kematian 94%, pada dosis 0.02 ml/l udara, minyak atsiri kulit lemon menyebabkan kematian 70% pada dosis 0.2 ml/l udara, dan minyak atsiri daun mint menyebabkan kematian 94%, pada dosis 0.04 ml/l udara.

(6)
(7)

ABSTRACT

HERRY BERTUS. Fumigant effects of Essential Oils distilled from Cloves, Limon, and Mint against Cryptolestes sp. (Coleoptera: Cucujidae). Supervised by IDHAM SAKTI HARAHAP.

(8)
(9)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(10)
(11)

EFEK FUMIGAN MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKIH

(

Syzygium aromaticum

), KULIT JERUK LEMON (

Citrus limon

),

DAN DAUN MINT (

Mentha piperita

) TERHADAP

MORTALITAS

Cryptolestes

sp. (Coleoptera: Cucujidae)

HERRY BERTUS

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(12)
(13)
(14)
(15)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YHE atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Fumigan Minyak Atsiri Bunga Cengkih (Syzygium aromaticum), Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon), dan Daun Mint (Mentha piperita) terhadap Mortalitas Cryptolestes sp. (Coleoptera: Cucujidae)”. Penelitian dilaksanakan dari Juni 2014 sampai Novembert 2014.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, M.Si. selaku dosen pembimbing tugas akhir yang senantiasa memberikan bimbingan, masukan, pengetahuan, saran dan arahan kepada penulis. Dr. Ir. Supramana, M.Si selaku dosen penguji tamu yang telah memberikan masukan kepada penulis. Dr. Ir. Ruly Anwar, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberikan bimbingan, masukan, pengetahuan, saran dan arahan kepada penulis. SEAMEO BIOTROP atas kesedianya menerima penulis untuk melakukan penelitian dan segala fasilitas yang diberikan. Ir. Sri Widyanti selaku supervisor Laboratorium Entomologi dan Heriyanto selaku teknis; Laboratorium Entomologi SEAMEO BIOTROP yang selalu memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Bapak, ibu, kakak, adik, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayang. Teman-teman Departemen Proteksi Tanaman angkatan 47 yang telah mendukung terlaksananya laporan tugas akhir penulis. Serta pihak lain yang turut membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. Pemda Bengkayang yang telah memberikan dukungan dana selama perkuliahan melalui Beasiswa Utusan Daerah (BUD).

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

(16)
(17)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 4

Manfaat 4

BAHAN DAN METODE 4

Tempat dan Waktu 4

Metode Penelitian 4

Analisis 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Efek Fumigasi Minyak Cengkih 6

Efek Fumigasi Minyak Kulit Jeruk Lemon 8

Efek Fumigasi Minyak daun Mint 9

SIMPULAN 11

Simpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

(18)
(19)

DAFTAR TABEL

1. Mortalitas imago Cryptolestes sp. akibat perlakuan minyak bunga cengkih 6 2. Mortalitas imago Cryptolestes sp. akibat perlakuan minyak lemon 8 3. Mortalitas imago Cryptolestes sp. akibat perlakuan minyak daun Mint 10

DAFTAR GAMBAR

1. Kurva persamaan regresi linier antara dosis minyak bunga cengkih 7 terhadap mortalitas imago Cryptolestes sp.

2. Kurva persamaan regresi linier antara dosis minyak kulit jeruk lemon 9

terhadap mortalitas imago Cryptolestes sp. 3. Kurva persamaan regresi linier antara dosis minyak daun mint 11

terhadap mortalitas imago Cryptolestes sp.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel uji anova perlakuan minyak bunga cengkih terhadap imago 14

Cryptolestes sp.

2. Tabel uji anova perlakuan minyak kulit jeruk lemon terhadap imago 14 Cryptolestes sp.

3. Tabel uji anova perlakuan minyak daun mint terhadap imago 15 Cryptolestes sp.

(20)
(21)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyimpanan merupakan salah satu mata rantai yang sangat penting dalam penanganan pascapanen. Hasil-hasil pertanian baik berupa biji-bijian ataupun hasil olahannya akan mengalami kerusakan selama penyimpanan. Kerusakan di tingkat penyimpanan dapat menyebabkan penurunan mutu hasil pertanian baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kerusakan selama penyimpanan umumnya disebabkan oleh serangan hama gudang seperti serangga, tungau, tikus dan cendawan. Diantara hama-hama gudang, serangga yang berasal dari ordo Coleoptera menyebabkan kerusakan terbesar selama pascapanen (Kartasapoetra 1991).

Sekitar 1660 jenis serangga berpotensi menyerang hasil pertanian pada fase yang berbeda-beda setelah panen. Fase yang berbeda tersebut seperti saat dilakukan pengangkutan, pengolahan, pemasaran, dan penyimpanan (Hagstrum dan Subramanian 2009). Kehilangan hasil akibat serangan hama gudang dapat merusak 5 - 10% pada daerah yang beriklim sedang (sub tropis) dan 20 - 30% pada daerah tropis (Nakakita 1998). Asia Tenggara merupakan daerah yang beriklim tropis dan lembab. Kerusakan yang disebabkan oleh hama pascapanen diperkirakan mencapai 30% dan sekitar 5 - 15% di antaranya disebabkan oleh hama gudang (Hayasi 2003).

Hama dari ordo Coleoptera tidak hanya menyerang produk yang baru dipanen. Hama ini juga menyerang produk industri hasil pertanian lainnya seperti berbagai macam tepung, kopra, dan beras. Keragaman komoditas yang diserang dipengaruhi oleh kemampuan serangga hama tersebut untuk berkembang biak. Kemampuan berkembang biak pada hama gudang (Ordo Coleoptera) sangat cepat karena berukuran kecil dan kemampuan beradaptasinya yang tinggi terhadap lingkungan. Hal ini disebabkan hama gudang mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat, mudah menyebar da dapat mengundanf pertumbuhan kapang dan jamur.

Salah satu hama gudang yang mempunyai kemampuan berkembang biak cukup tingi adalah kumbang karat pipih Cryptolestes sp. (Coleoptera: Cucujidae). Kumbang ini merupakan hama sekunder yang menyerang beras dan produk olahan lainnya. Beras yang diserang adalah butir yang telah rusak, pecah, atau terserang cendawan. Pada serealia (yang belum diolah) kerusakan disebabkan oleh larva yang melakukan penetrasi dan menyerang bagian embrio sehingga biji tidak mampu berkecambah (Anggara dan Sudarmaji 2009). Imago betina meletakkan telur diantara butir-butir beras atau lainnya. Telur yang semula berwarna putih bening berubah keruh saat menjelang menetas. Pupa berkembang biak di dalam kokon (Prevett 2000). Kumbang karat pipih akan menyebabkan tepung menjadi rentan terhadap cendawan serta dapat mencemari komoditas dengan sekresi dari kelenjar bau dan hasil pergantaian ganti kulit saat ditemukan dalam jumlah yang besar.

(22)

2

merupakan tindakan pengendalian dengan mencegah adanya serangan hama gudang terhadap komoditas yang diserang (Dosland 2000; Koehler 2003).

Selain sanitasi, penggunaan insektisida sintetik merupakan metode yang umum digunakan dalam mengendalikan serangga hama gudang. Penggunaan metil bromida (CH3Br) untuk kegiatan fumigasi mampu membunuh serangga yang terdapat di dalam biji-bijian dan penyemprotan permukaan stapel dengan senyawa organofosfat, karbamat atau peritroid yang berasal dari tumbuhan Chrysanthemum cinerariaefolium yang mempunyai efek knock down yang sangat kuat dan banyak digunakan untuk mengendalikan serangga rumah, nyamuk dan lalat (Dadang 2004). Penggunaan metil bromida untuk fumigasi telah dibatasi karena berdampak negatif terhadap lingkungan dan dapat merusak lapisan ozon 50 kali lebih tinggi dari senyawa klorin chlorofluorocarbon (CFC) (Field & White dalam Fachry 2005). Adanya pembatasan penggunaan metil bromida memberikan insiprasi untuk mencari teknologi alternatif untuk mengganti metil bromida. Senyawa- senyawa monotepernoid yang terkandung dalam tumbuhan merupakan salah satu alternatif yang sedang dikembangkan sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan dan aman terhadap makhluk hidup. Prinsip dasar pengendalian hama gudang meliputi penanganan dan pengelolaan hasil panen, sanitasi gudang, manipulasi lingkungan fisik, pemantauan hama, peningkatan keterampilan dan kemampuan operasional pengelolaan gudang (Wagiman 1992; Emery 2005). Fumigasi dengan fosfin biasanya memerlukan waktu paparan yang cukup lama (7 hari) sedangkan fumigasi dengan metil bromida dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat, biasanya 24 jam dan keberadaan hama yang toleran dapat mempengaruhi pemilihan fumigasi yang digunakan dan lama paparan.

Minyak atsiri biasa disebut minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil), karena memiliki sifat yang mudah menguap pada suhu kamar (25 o

C). Minyak atsiri pada umumnya berbau, dapat larut dalam pelarut organik, dan tidak larut dalam air. Secara fisiologis, minyak atsiri yang terkandung dalam tumbuhan berfungsi membantu proses penyerbukan atau sebagai atraktan terhadap berbagai jenis serangga atau hewan dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman itu sendiri (Amalia 2011).

(23)

3 kemungkinan menstimuli pertumbuhan tanaman (Noveriza & Tombe 2000). Selain itu minyak cengkih juga mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial.

Jeruk (Citrus spp.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Asia bagian selatan, Jepang, dan Indonesia. Citrus terdiri dari dua subgenus, yaitu Papeda yang merupakan kelompok buah yang sangat asam dan Eucitrus yang merupakan kelompok buah yang banyak digunakan secara komersial dalam kegiatan industri (Weiss 1997). Spesies tanaman yang tergolong dalam genus Citrus diantaranya adalah jeruk lemon (Citrus limon). Komposisi senyawa yang terdapat di dalam minyak atsiri yang dihasilkan dari kulit buah jeruk lemon berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan diantaranya adalah lemonin (Chutia et al. 2009).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa monoterpen memiliki aktivitas sebagai antitumor. Sebagai contoh, limonen yang dihasilkan dari minyak kulit jeruk dengan persentase lebih dari 90% memiliki aktivitas kemopreventif terhadap kanker kelenjar susu, kulit, hati, dan paru-paru pada tikus. Salah satu bahan aktif utama kulit jeruk lemon yang memiliki efek toksik adalah limonen. Senyawa limonen diketahui memiliki aktifitas menghambat pertumbuhan larva, anti feedant, dan repellent. Minyak atsiri pada C. limon dapat berpotensi sebagai insektisida. Minyak atsiri tersebut bersifat toksik pada rentang pH yang tinggi, stabil terhadap cahaya dan panas, dan tidak membentuk lapisan yang permanen pada permukaan air untuk waktu yang lama (Al Dakhil 1999).

Mentha spp. merupakan salah satu famili Labiatae yang berasal dari daerah Sub-tropik yang dikembangkan di Asia dan diduga berasal dari Eropa. Mentha spp. pertama kali disebarkan oleh bangsa Spanyol di daerah Semenanjung Malaysia dan Singapura (Anon 2008). Tanaman ini berdasarkan kandungan bahan aktif, aroma dan penggunaanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mentha piperita merupakan penghasil mentol dan minyak mentha kasar/mentha Jepang (Nuryani 2004), dengan pangsa pasar dunia mencapai 75% (Anon 2009).

Minyak pepermint dihasilkan oleh M. piperita yang mengandung mentol, menthone, menthyl esters, dan bahan aktif lain yang merupakan derivasi dari monoterpene. Senyawa monoterpene yang dihasilkan terdiri atas pulegone, piperitone, dan menthofurane. Menthol pada minyak peppermint lebih pedas dibandingkan dengan menthol yang dihasilkan oleh varietas mentha lainnya. Minyak pepermint digunakan dalam industri roti, makanan dari coklat dan kembang gula (confectionery), industri pengolahan teh, makanan dan minuman yang mengandung malt (kecambah pada biji-bijian serealia yang telah dikerigkan), farmasi, jamu, sabun dan bahan pembersih keperluan rumah tangga termasuk pasta gigi, dan kosmetik.

(24)

4

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum minyak atsiri dari bunga cengkih, kulit jeruk lemon, dan daun mint digunakan sebagai fumigan dalam gudang atau pabrik untuk mengendaliakan hama gudang yaitu, (1) mencari tanaman yang memiliki kandungan senyawa kimia tinggi, (2) pengembangan formulasi dan cara aplikasi yang dapat meningkatkan keefektifan senyawa tersebut, (3) perlu pengujian keefektifan terhadap serangga hama gudang lain; (4) perlu pengujian keefektifan di lapangan (dalam gudang), dan (5) pengaruh aplikasi minyak atsiri terhadap kualitas produk (Arifin 2013).

Tujuan

Mengetahui pengaruh efek fumigan minyak atsiri bunga cengkih (S. aromaticum), kulit jeruk lemon (C. limon), dan daun mint (M. piperita) terhadap mortalitas imago Cryptolestes sp.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi minyak atsiri bunga cengkih, kulit jeruk lemon, dan daun mint sebagai bahan alternatif yang ramah lingkungan untuk mengendalikan hama gudang Cryptolestes sp.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai November 2014 di Laboratorium Entomologi, SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology).

Aladan Bahan

(25)

5

Metode Penelitian

Perbanyakan Serangga Uji

Serangga uji yang digunakan ialah Cryptolestes sp. yang diperoleh dari koleksi Laboratorium Entomologi BIOTROP. Masing-masing serangga diambil sebanyak 500 imago dan dimasukkan ke dalam stoples kaca yang berisi pakan (pecahan jagung dan dedak). Setelah dua minggu semua imago dikeluarkan lagi, kemudian telur dan larvanya yang diinkubasi selama 4 minggu. Imago yang berumur 7-14 hari digunakan untuk pengujian.

Uji Pendahuluan

Pada uji pendahuluan efek fumigan minyak atsiri dari bunga cengkih, lemon, dan mint diuji pada dosis 0.01, 0.02, 0.03, 0.04, 0.05 dan 0.00 (kontrol) ml/l udara. Sebanyak 0.5 ml minyak atsiri dilarutkan dengan pelarut aseton sebanyak 10 ml untuk mendapatkan konsentrasi 5% (v/v). Masing- masing minyak atsiri hasil pengenceran diteteskan secara merata pada kertas saring yang telah direkatkan pada permukaan dalam tutup cawan petri Whatman dengan diameter 9 cm. Penetesan larutan minyak atsiri dilakukan secara spiral dengan menggunakan pipet Mohr 1 ml. Kertas saring pada kontrol diberi perlakuan dengan. Bagian tepi dari cawan petri diolesi dengan fluon guna mencegah serangga uji merayap ke permukaan atas cawan. Pakan (dedak dan pecahan jagung) untuk serangga uji dimasukkan secukupnya ke dalam cawan petri. Selanjutnya masing-masing 20 imago Cryptolestes sp. dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi kertas saring. Bagian celah diantara bagian tutup dan dasar cawan petri disekat dengan plastisin untuk mencegah terjadinya kebocoran uap minyak atsiri tersebut. Mortalitas serangga diamati dan dihitung pada 72 jam setelah perlakuan (JSP) (Arifin 2013).

Uji Lanjut

(26)

6

Analisis Data

Data mortalitas serangga uji diolah dengan analisis probit POLO-PC dan Microsoft excel 2007. Uji Anova dilakukan menggunakan program SPSS versi 16.0 kemudian dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efek Fumigan Minyak Cengkih terhadap Cryptolestes sp.

Pengaruh minyak atsiri bunga cengkih terhadap persentase kematian Cryptolestes sp. ditunjukkan pada Tabel 1. Perlakuan yang dapat menyebabkan kematian serangga uji tertinggi yaitu 94% pada dosis 0.02 ml/l udara dan sebaliknya perlakuan yang menyebabkan kematian Cryptolestes sp. terendah terjadi pada dosis 0.002 ml/l udara. Kematian Cryptolestes sp. pada kontrol berbeda nyata terhadap semua perlakuan setiap dosis.

Tabel 1 Rata-rata persentase mortalitas imago Cryptolestes sp. setelah aplikasi 72 jam pada berbagai perlakuan dosis minyak cengkih

Dosis (ml/L udara) Mortalitas (%)

Angka mortalitas yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf nyata 5%

(27)

7 dengan konsentrasi atau dosis yang tinggi dapat bersifat membius (membuat pingsan) dan toksik terhadap serangga namun tidak toksik terhadap hewan dan tanaman serta kemungkinan menstimuli pertumbuhan tanaman (Noveriza & Tombe 2000).

Hasil analisis probit minyak atsiri bunga cengkih setelah uji lanjut terhadap serangga uji Cryptolestes sp. pada 72 JSP menunjukkan nilai LD50 berada pada dosis 0.004 ml/l udara dan LD95 berada pada dosis 0.02 ml/l udara.

Gambar 1 Kurva persamaan regresi linier pada minyak atsiri bunga cengkih terhadap mortalitas Cryptolestes sp.

Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai konstanta 0.570; yang berarti jika dosis (sumbu x) nilainya 0, maka kematian serangga uji Cryptolestes sp. (sumbu y) nilainya positif yaitu sebesar 0.570. Koefisien regresi variabel dosis (x) sebesar 0.010; artinya jika dosis ditambah 1 maka kematian serangga uji Cryptolestes sp. (y) akan memberikan pengaruh sebesar 0.010. Koefisien yang bernilai positif menunjukan adanya hubungan positif antara pemberian dosis dengan kematian serangga Cryptolestes sp, semakin tinggi dosis yang diberikan kematian akan semakin tinggi pula. Pada hasil uji regresi diperoleh nilai signifikan 0.110 yang berarti lebih besar dari F hitung yaitu 0.05 sehingga tidak ada pengaruh antara penambahan dosis terhadap kematian serangga Cryptolestes sp. sehingga tidak perlu mengetahui atau faktor apa saja yang mempengaruhi kematian serangga uji. Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b x. Dimana Y sebagai variabel bebas (dependent), dan X sebagai variabel tak bebas (independent), sedangkan a dan b nilai konstanta yang dicari, sehingga diperoleh rumus persamaan regresi linier Y= 0.570 + 0.110 x. Berapapun nilai x yang diberikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kematian serangga uji. Kematian seranga uji akan semakin tinggi seiring bertambahnya dosis yang diberikan.

(28)

8

Efek Fumigan Minyak Limon terhadap Cryptolestes sp.

Pengaruh minyak atsiri kulit jeruk limon terhadap persentase kematian serangga uji Cryptolestes sp. ditunjukkan pada tabel 2. Perlakuan yang dapat menyebabkan kematian serangga uji Cryptolestes sp. tinggi yaitu besar 70 % pada dosis 0.2 ml/l udara dan sebaliknya perlakuan yang menyebabkan kematian hama gudang Cryptolestes sp. terendah terjadi pada dosis 0.025 ml/l udara yaitu sebesar 33.3%. Hal ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan pada dosis 0.15 dan 0.1 ml/l udara yang kematiannya tidak berbeda nyata yaitu sebesar 60% dan 62.5% pada 72 JSP. Kematian Cryptolestes sp. pada kontrol berbeda nyata terhadap semua perlakuan setiap dosis.

Pada pengujian efek fumigan minyak kulit jeruk limon menunjukkan bahwa, kematian hama gudang Cryptolestes sp. pada kontrol sebesar 6% dan pada dosis 0.025 ml/l udara adalah 33.3%, kematian pada 0.05 ml/l udara adalah 45.5%. Kematian hama gudang Cryptolestes sp. akan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya dosis kecuali pada perlakuan 4 pada dosis 0.01 yang jumlah kematian lebih rendah dibandingkan dengan dosis 0.05 ml/l udara. Hal ini dapat dipengaruhi oleh senyawa yang terkandung di dalam kulit jeruk limon hanya bersifat menghambat daya makan dan pertumbuhan serangga. Salah satu bahan aktif atau senyawa yang terkandung di dalam kulit jeruk limon adalah limonen yang mempunyai efek toksik pada konsentrasi atau dosis tinggi terhadap seranga. Dari hasil percobaan menunjukan jumlah kematian hama gudang Cryptolestes sp. yang disebabkan oleh minyak atsiri kulit jeruk limon lebih rendah jika dibandingkan dengan ke dua minyak atsiri lainnya yaitu minyak atsiri dari bunga cengkih dan daun mint. Rendahnya tingkat kematian hama gudang Cryptolestes sp. dengan perlakuan fumigan yang menggunakan minyak atsiri limon dikarena mekanisme kerja senyawa limonen itu sendiri yang hanya bersifat menghambat daya makan dan pertumbuhan serangga. Untuk melihat jumlah kematian yang tinggi dengan memanfaatkan minyak atsiri lemon yang terkandung dalam kulit jeruk limon harus memerhatikan beberapa hal, seperti takaran atau dosis yang dibutuhkan dan lama waktu inkubasinya.

Tabel 2 Rata-rata persen mortalita imago Cryptolestes sp. setelah aplikasi 72 jam pada berbagai perlakuan dosis minyak lemon

Angka mortalitas yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf nyata 5%

(29)

9 Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai konstanta 0.385; yang berarti jika dosis (sumbu x) nilainya 0, maka kematian imago Cryptolestes sp. (sumbu y) nilainya positif yaitu sebesar 0.385. Koefisien regresi variabel dosis (x) sebesar 0.016; artinya jika dosis dinaikan 1 maka kematian imago Cryptolestes sp. (y) akan memberikan pengaruh sebesar 0.016. Koefisien yang bernilai positif menunjukan adanya hubungan positif antara pemberian dosis dengan kematian hama gudang Cryptolestes sp, semakin tinggi dosis yang diberikan maka kematian akan tinggi, sejalan dengan penambahan dosis. Pada hasil uji regresi diperoleh nilai signifikan 0.001 lebih kecil dari F hitung 0.05 sehingga ada pengaruh antara dosis terhadap kematian hama gudang Cryptolestes sp.

Gambar 2 Kurva persamaan regresi linier pada minyak atsiri kulit jeruk lemon terhadap mortalitas mortalitas Cryptolestes sp.

Pada nilai (R square) pada anova diperoleh angka 0,973 yang artinya dosis memberikan pengaruh sebesar 0.973% terhadap kematian hama gudang Cryptolestes sp. artinya 2.7% kematian Cryptolestes sp. dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dirangkum dalam analisis ini. Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b x. Dimana Y sebagai variabel dependent, dan X sebagai variabel independent, sedangkan a dan b nilai konstanta yang dicari, sehingga diperoleh persamaan regresi linier: Y= 0.385 + 0.016x . Jika X bernilai 2.7, maka nilai yang diperoleh sebesar Y= 0.385 + 0.016 (2.7) = 0.428.

Hasil regresi linier menunjukan bahwa efek minyak atsiri kulit jeruk limon tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian Cryptolestes sp. Hal ini karena senyawa limonen yang terkandung dalam kulit jeruk limon bersifat menghambat daya makan dan pertumbuhan serangga.

Efek Fumigan Minyak Mint terhadap Cryptolestes sp.

(30)

10

hama gudang Cryptolestes sp. pada dosis 0.005 ml/l udara yaitu sebesar 90.6%. Kematian terendah menujukan bahwa perlakuan pada dosis 0.005, 0.01, dan 0.02 ml/l udara tidak berbeda nyata secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari persentase kematian masing-masing sebesar 90.6%, 91.3%, dan 92.1%, namun berbeda nyata dengan perlakuan pada dosis 0.03 dan 0.04 ml/l udara yang persentase kematiannya mencapai 93.8% dan 94%. Kematian hama gudang Cryptolestes sp. pada kontrol berbeda nyata terhadap semua perlakuan setiap dosis.

Pengujian minyak atsiri daun mint dengan perlakuan fumigan terhadap kematian hama gudang Cryptolestes sp. pada kontrol yaitu 6%. Hal ini menunjukan bahwa kontrol berbeda nyata terhadap kematian setiap dosis pada masing-masing perlakuan. Pada dosis 0.04 ml/l udara menyebabkan persentase kematian tertinggi yaitu 94%. Pada perlakuan fumigan degan dosis 0.04 dan 0.03 ml/l udara menunjukkan kematian Cryptolestes sp. tidak berbeda nyata. Hal ini dapat dilihat dari persentase masing-masing kematian serangga uji yaitu 94% dan 93.8% pada 72 JSP. Keefektifan minyak daun mint dalam mengendalikan hama gudang Cryptolestes sp. pada dosis 0.04 ml/l udara yaitu sebesar 94% pada 72 JSP. Hal ini dikarenakan minyak atsiri dari daun mint mengandung senyawa mentol yang tinggi. Senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daun mint (mentol) dapat menghambat pertumbuhan hama gudang seperti T. caestanum dan C. maculatus setelah 24 dan 48 jam setelah aplikasi mencapai 90% (Tripoathi 2000). Jepang telah mengunakan minyak atsiri daun mint sebagai agensia untuk kegiatan fumigasi dalam mengendalikan hama S. oryzae yang berada pada pertokoan atau gudang sorgum atau jagung. Selain itu minyak atsiri daun mint juga efektif untuk mengendalikan larva karena dapat menghambat nafsu makan dan pertumbuhan yang tidak normal pada proses ganti kulit.

Tabel 3 Rata-rata persen mortalitas imago Cryptolestes sp. setelah aplikasi 72 jam pada berbagai perlakuan dosis minyak mint

Dosis (ml/L udara) Mortalitas (%)

Angka mortalitas yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf nyata 5%

Hasil analisis probit minyak atsiri daun mint setalah uji pendahuluan terhadap hama gudang Cryptolestes sp. pada 72 JSP menunjukan nilai LD50 yang dapat menyebabkan kematian Cryptolestes sp. yaitu 50 dari serangga uji berada pada dosis 0.008 ml/l udara dan LD95 yang menyebabkan kematian hama gudang Cryptolestes sp. yaitu 95 dari jumlah seranga uji pada dosis 0.034 ml/l udara.

(31)

11 0.029 artinya jika dosis dinaikan 1 maka kematian Cryptolestes sp. (y) akan memberikan pengaruh yaitu 0.029. Koefisien yang bernilai positif menunjukan adanya hubungan positif antara pemberian dosis dengan kematian Cryptolestes sp. sehingga faktor luar yang berpengaruh terhadap pemberian dosis terhadap kamtian Cryptolestes sp. tidak perlu dicari. Kematian serangga uji Cryptolestes sp akan tersus meningkat seiring bertambahnya dosis yang diberikan.

Gambar 3 Kurva persamaan regresi linier pada minyak atsiri daun mint terhadap mortalitas Cryptolestes sp.

Pada hasil uji regresi diperoleh nilai signifikan 0.080 lebih besar dari 0.05 sehingga tidak ada pengaruh antara penambahan dosis terhadap kematian imago Cryptolestes sp. Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b x. Dimana Y sebagai variabel dependent, dan X sebagai variabel independent, sedangkan a dan b nilai konstanta yang dicari. Y= -1.368 + 0.029x.

Hasil analisis regresi daun mint pada anova ( R square) yaitu 0.771 artinya dosis memberikan pengaruh yaitu sebasar 77.1% terhadap kematian imago Cryptolestes sp. artinya 22.9% kematian serangga Cryptolestes sp disebabkan oleh faktor lain. Perlakuan dosis memberikan pengaruh nyata terhadap kematian Cryptolestes sp. kematian serangga akan terus meningkat bersamaan dengan penambahan dosis.

SIMPULAN

Simpulan

(32)

12

DAFTAR PUSTAKA

Arifin MC. 2013. Toksisitas kontak dan efek fumigan minyak atsiri Cinnamomum spp. (Lauraceae) terhadap Tribolium castaneum (Herbst) (Coleoptera: Tenebrionidae) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Anggara AW, Sudarmaji. 2009. Hama Pascapanen Padi dan Pengendaliannya. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. (ID). Indonesia.

Amalia. 2011. Karakteristik tanaman Nilam di Indonesia. Di dalam: Miftahhudin, Efiana, editor. Status Teknologi Hasil Penelitian Nilam. Ed ke-1. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Hlm 1-8.

Anon. 2009. Mentha Oil Seasonal Report. Korvy Comtrade Limited. 6 p.

Anon. 2008. Pedoman Teknis Budidaya Mentha (M. arvensis L.) Direktorat Jenderal Perkebunan bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 50 hlm.

Andries JR, Gunawan PN, Supit A. 2014. Uji efek anti bakteri ekstrak bunga cengkeh terhadap bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. J e-GiGi. 2(2). (1-8)

Al Dakhil, MA., Morsy, TA. 1999. The Larvicidal Activities of the Peel Oils of Three Citrus Fruits against Culex pipiens. J Egypt. Soc. Parasitol. 29-347 Chutia, M. Bhuyan, DP. Pathak, MG. Sarma, TC. Boruah P. 2009. Antifungal

Activity and Chemical Composition of Citrus reticulata Blanco Essential Oil Against Phytopathogens from North East India. Food Science and Technology, 42, 777-780

Dadang. 2004. Penggunaan ekstrak tumbuhan sebagai teknologi alternatif yang ramah lingkungan dalam pengendalian hama gudang. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Desember 1993. Balittro, Bogor (ID). Hal. 293-297.

Dosland W. 2000. Managing Insect Pests in Food Storage Facilities. IPM Booklet by Copsian (Specialist in Pest Solutions).

Emery R. 2005. “Control of Stored Food Insects”. Dept. Of Agriculture and State of Western Australia (AUS): Garden Note No. 45.

Fachry I. 2005. Keefektifan ekstrak tumbuhan terhadap Sitophylus zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae) (skripsi). Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hagstrum DW, Subramanyam B. 2009. Stored-product insect resources. St. Paul (US): AACC International. Inc.

Hayasi. T. 2003. Control of Stored Product Insect Using Natural Enemies. JIRCAS Newsletter No. 34.

Kardinan A. 2003. Mengenal lebih dekat tanaman pengendali lalat buah. Agromedia Pustaka. Jakarta (ID).

Kartasapoetra AG. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Ed ke-2. Jakarta (ID): PT. Rinka Cipta.

Kim DH. Ahn YJ. 2004. Contact and fumigant activities of constituents of Foeniculum vulgare fruit against three Coleopteran stored-product insects. Pest Management Science, 57: 301-306.

(33)

13 Koul O, Walias S, Dhaliwal GS. 2008. Essential oils as green pesticides: Potential

and constrains. Biopesticides International. 4 (1): 63-84.

LeOra Software, 1987. POLO-PC: A users’ guide to probit or logit analysis. California (US): Berkeley.

Nakakita H. 1998. Stored rice and stored product insects. In: Rice inspection technology manual. Tokyo (JP): A.C.E. Corporation. p. 49–65.

Noveriza L, Tombe M. 2000. Uji invitro limbah pabrik rokok terhadap beberapa jamur patogenik tanaman [Internet]. [diunduh 2014 des 20]. Tersedia pada: http://www.balitro.go.id/

Nuryani Y. 2004. Plasma Nutfah Tanaman Atsiri. Perkembangan Teknologi TRO. 16(1) : 17-26.

Prevelt PF. 2000. Stored Product Entomology. Food Storage Manual. Britain (UK): Tropical Stored Products Centre. Ministry of Oversean and Development.

Tripoathi AK, Prajapati V, Aggarwal KK. 2000. Repellency and toxicity of oil from Artemisia annua to certain stored-product beetles. Journal of Economic Entomology. 93: 43–47.

Wagiman FX. 1992. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu pada Komoditi Pascapanen. Dalam: Baehaki et al. (Ed). Prosiding Simposium penerapan Pengendalian Hama Terpadu. 3-4 September 1992. Bandung (ID): PEL.p. 72-88.

(34)
(35)
(36)

16

Lampiran 1 Hasil analisis regresi minyak bunga cengkih Model Summary

Lampiran 2 Hasil analisis regresi minyak kulit jeruk Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

(37)

17

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .385 .051 7.506 .005

Y 14 .016 .001 .990 12.052 .001

Lampiran 3 Hasil analisis regresi minyak daun mint Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .920a .847 .771 .15678

a. Predictors: (Constant), Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .273 1 .273 11.095 .080a

Residual .049 2 .025

Total .322 3

a. Predictors: (Constant), Y

b. Dependent Variable: X

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.368 .629 -2.173 .162

Y .029 .009 .920 3.331 .080

(38)

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 02 September 1988,di Dusun Tawang Tikam, Desa Tawang, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Penulis adalah putra keempat dari enam bersaudara dari ayah Pinang dan Ibu Basek (Alm). Tahun 2008 penulis lulus dari SPP-SPMAN NEGERI KALIMANTAN BARAT, SINGKAWANG dan pada tahun 2009 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dan di terima di Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dengan mengikuti perkuliahan sebagai mahasiswa Prauniversitas selama setahun (tahun ajaran 2009/2010). Setelah itu melanjutkan ke Tingkat Persiapan Bersama (TPB) tahun ajaran 2010/2011.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi ketua Porssita tahun 2013. Penulis juga sering mengikuti berbagai organisasi baik diluar akademik maupun didalam akademik. Adapun kegiatan yang pernah diikuti aktif di UKM Sepak bola IPB pada tahun 2011-2013.

Gambar

Gambar 1  Kurva persamaan regresi linier pada minyak atsiri bunga cengkih
Gambar 3  Kurva persamaan regresi linier pada minyak atsiri daun mint terhadap

Referensi

Dokumen terkait

kurang dari 5 (lima) untuk seleksi umum atau kurang dari 3 (tiga) untuk seleksi sederhana”. Berdasrkan hasil evalusi tesebut di atas maka Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

The result shows that Merida can express her feminist spirit although she lives in medieval time so that she became different from other women.. Merida is able to

Sumber pendapatan utama rumah tangga petani contoh di Kabupaten Donggala adalah dari usahatani (On-Farm), yang memberi kontribusi sebesar 65,51 persen dari seluruh

Dalam penelitian ini model prakriraan debit masa depan yang digunakan adalah model diskrit Markov serta model korelasi spasial hujan dan debit (model kontinu),

Mempertegas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, Cholisin (Samsuri, 2011) berpandangan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan politik yang yang

Dan dari hal ini, timbul reaksi dari strees orang tua terhadap perawatan anak yang dirawat di rumah sakit yang meliputi (Supartini, 2009). 1) Kecemasan, ini

5.1.3 Terapi Antibiotik yang Digunakan Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dari RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan, jenis terapi antibiotik yang digunakan untuk terapi

Allah yang bersemayam dalam hati berarti menjadikan hatinya murni ( Esthi murni ), yang akan mengalir, memberi kesegaran dan pembaharuan bagi hidupnya dan siapa saja