• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar Kolesterol dan Komposisi Asam Lemak Daging Dombam Muda yang Diberi Ransum Mengandung Indigofera sp. atau Limbah Tauge

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kadar Kolesterol dan Komposisi Asam Lemak Daging Dombam Muda yang Diberi Ransum Mengandung Indigofera sp. atau Limbah Tauge"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KADAR KOLESTEROL DAN KOMPOSISI ASAM LEMAK

DAGING DOMBA MUDA YANG DIBERI RANSUM

MENGANDUNG

Indigofera sp

. ATAU

LIMBAH TAUGE

FITRIA SHOFI UTAMI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kadar Kolesterol dan

Komposisi Asam Lemak Daging Domba Muda yang Diberi Ransum Mengandung

Indigofera sp

. atau Limbah Tauge adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Fitria Shofi Utami

(4)

ABSTRAK

FITRIA SHOFI UTAMI. Kadar Kolesterol dan Komposisi Asam Lemak Daging Domba Muda yang Diberi Ransum Mengandung Indigofera sp. atau Limbah Tauge. Dibimbing oleh TUTI SURYATI dan DEWI APRI ASTUTI.

Domba ekor tipis merupakan salah satu domba lokal yang memiliki potensi dalam menghasilkan karkas yang baik jika diberi pakan yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi asam lemak dan kadar kolesterol daging domba muda yang diberi ransum mengandung Indigofera sp. atau limbah tauge. Domba ekor tipis yang digunakan sebanyak 6 ekor berumur 5 bulan dengan 2 perlakuan yaitu pemberian ransum mengandung Indigofera sp. (R1) atau limbah tauge (R2). Peubah yang diteliti adalah komposisi asam lemak dan kadar kolesterolnya. Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap komposisi asam lemak dan kadar kolesterol. Komposisi asam lemak domba muda adalah asam kaprilat (C8:0) dan asam kaprat (C10:0) sebesar 0.01 ± 0.01%, asam laurat (C12:0) sebesar 0.06 ± 0.03%, asam miristat (C14:0) sebesar 0.16 ± 0.06%, asam palmitat (C16:0) sebesar 1.79 ± 3.05%, asam stearat (C18:0) sebesar 0.21 ± 0.07%, asam oleat (C18:1) sebesar 0.71 ± 0.25%, asam linoleat (C18:2) sebesar 0.13 ± 0.04%, asam linolenat (C18:3) sebesar 0.01 ± 0.00%, dan kandungan kolesterol domba muda pada penelitian ini adalah 63.29 ± 25.24 mg 100 g-1. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pemberian 30% Indigofera sp. atau limbah tauge pada ransum tidak mempengaruhi kadar kolesterol maupun komposisi asam lemak daging domba muda.

Kata kunci: asam lemak, domba, kolesterol, pakan

ABSTRACT

FITRIA SHOFI UTAMI. Cholesterol Content and Fatty Acid Composition of Lamb Meat Given Rations Containing Indigofera sp. or Bean Sprout Waste. Supervised by TUTI SURYATI dan DEWI APRI ASTUTI.

(5)

was 0.01 ± 0.00%. Cholesterol content of lamb meat in this study was 63.29 ± 25.24 mg 100 g-1. The conclusion of this research is given 30 % of Indigofera sp. or bean sprout waste on the ration did not affect the levels of cholesterol content and fatty acid composition of lamb meat.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

KADAR KOLESTEROL DAN KOMPOSISI ASAM LEMAK

DAGING DOMBA MUDA YANG DIBERI RANSUM

MENGANDUNG

Indigofera sp

. ATAU

LIMBAH TAUGE

FITRIA SHOFI UTAMI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Kadar Kolesterol dan Komposisi Asam Lemak Daging Dombam Muda yang Diberi Ransum Mengandung Indigofera sp. atau Limbah Tauge

Nama : Fitria Shofi Utami NIM : D14080030

Disetujui oleh

Dr Tuti Suryati, SPt MSi Pembimbing I

Prof Dr Ir Dewi Apri Astuti, MS Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini telah diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini ialah Kadar Kolesterol dan Komposisi Asam Lemak Daging Domba Muda yang Diberi Ransum Mengandung Indigofera sp. atau Limbah Tauge.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Tuti Suryati, SPt MSi dan Prof Dr Ir Dewi Apri Astuti, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada M. Baihaqi, SPt MSc selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang membangun sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ir Sri Rahayu, MSi atas kesempatan yang diberikan untuk terlibat dalam Penelitian Unggulan Fakultas (PUF). Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman IPTP 45 atas kebersamaanya selama ini. Tak lupa terima kasih penulis sampaikan kepada Dini, Sita, Alexandra, Ika, Indah, Yeni dan teman-teman Wisma Agung 2 atas motivasi, kasih sayang, dan kegembiraan yang selalu diberikan. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu selama perkuliahan dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 1

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Penelitian 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Komposisi Asam Lemak 5

Kadar Kolesterol 8

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 13

(12)

DAFTAR GAMBAR

1 Profil asam lemak jenuh daging domba muda yang diberi ransum dengan penambahan Indigofera sp. atau limbah tauge 6 2 Profil asam lemak tak jenuh daging domba muda yang diberi ransum

Indigofera sp. atau limbah tauge 7

3 Perbandingan kadar kolesterol daging domba muda diberi ransum

Indigofera sp. atau limbah tauge 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisis ragam asam kaprilat (C8:0) 13

2 Analisis ragam asam kaprat (C10:0) 13

3 Analisis ragam asam laurat (C12:0) 13

4 Analisis ragam asam miristat (C14:0) 13

5 Analisis ragam asam palmitat (C16:0) 13

6 Analisis ragam asam stearat (C18:0) 14

7 Analisis ragam asam oleat (C18:1) 14

8 Analisis ragam asam linoleat (C18:2) 14

9 Analisis ragam asam linolenat (C18:3) 14

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daging merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu ternak yang berkontribusi memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri adalah domba. Domba dapat menyediakan protein hewani yang berkualitas, mudah, dan murah dalam penyediaannya. Salah satu jenis domba yang dipelihara di masyarakat pedesaan adalah domba ekor tipis. Domba ekor tipis pada umur 10 sampai 12 tahun mempunyai persentase karkas sebesar 49.81% dengan pemberian ampas tahu kering (Rianto et al. 2004). Hal ini menunjukkan bahwa domba ekor tipis memiliki potensi dalam menghasilkan karkas yang baik jika diberi pakan yang berkualitas.

Daging domba muda memiliki beberapa keunggulan yaitu daging lebih empuk, rendah lemak, juiciness, dan bau prengus rendah (Rousset-Akrim et al. 1997). Daging domba muda juga memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah sebesar 65.91 mg 100 g-1 dibandingkan daging domba dewasa sebesar 251.12 mg 100 g-1 (Astuti 2006). Kandungan asam lemak jenuh daging domba yang lebih tinggi dibandingkan asam lemak tak jenuh jika dikonsumsi dapat meningkatkan kadar kolesterol darah (Manso et al. 2009). Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia seperti penyakit jantung, arterosklerosis dan tekanan darah tinggi (Linder 2006). Oleh karena itu, dilakukan berbagai upaya untuk menghasilkan daging domba yang berkualitas. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengatur pakan yang diberikan kepada ternak.

Jenis pakan yang diberikan dapat mempengaruhi kadar kolesterol dan asam lemak dalam daging domba (Niedziolka et al. 2005). Salah satunya adalah penambahan Indigofera sp. dan limbah tauge ke dalam ransum yang diberikan. Indigofera sp. merupakan legum pohon yang memiliki kandungan lemak kasar sebesar 1.38% dan serat kasar sebesar 30.51%. Limbah tauge memiliki kandungan lemak kasar sebesar 0.21% dan serat kasar sebesar 38.5%. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengukur kadar kolesterol dan komposisi asam lemak daging domba muda yang diberi ransum mengandung Indigofera sp. ataulimbah tauge.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kandungan kolesterol dan komposisi asam lemak pada daging domba muda yang diberi pakan mengandung legum Indigofera sp. atau limbah tauge.

Ruang Lingkup Penelitian

(14)

2

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, dari bulan September hingga November 2011. Pemeliharaan ternak dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, sedangkan analisis kimia setelah pemotongan dilaksanakan di Laboratorium Instrumen, Balai Besar Industri Agro.

Bahan

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 ekor domba ekor tipis lepas sapih berumur 5 bulan dengan berat badan berkisar 16 sampai 21 kg. Domba ekor tipis berasal dari UP3 Jonggol. Domba tersebut dipelihara dalam kandang individu. Pakan yang diberikan berbentuk pelet dengan rasio hijauan dan konsentrat sebesar 30:70. Sumber hijauan berasal dari legum Indigofera sp. dan limbah tauge yang masing-masing diberikan 30% dalam ransum. Bahan dan komposisi kimia ransum yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumbarum. Berat sampel yang digunakan pada pengukuran kadar kolesterol sebesar 2 sampai 2.5 g, sedangkan pengukuran komposisi asam lemak diperlukan sampel sebesar 5 g. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah KOH 50%, heksana, KOH 0.5 N, eter, alkohol, HCl 6 N, dan larutan standar.

Alat

Alat-alat yang digunakan untuk analisis adalah hot plate magnetic stirrer, evaporator, tabung reaksi, timbangan analitik, timbangan digital, termometer, labu Erlenmeyer, pipet mikroliter, gelas beaker, gas kromatografi merek Shimadzu tipe GC-2010AF untuk analisis asam lemak, dan merek HP tipe 2010 untuk analisis kadar kolesterol.

Prosedur Penelitian

Pemeliharaan

Domba dipelihara secara intensif di dalam kandang individu. Pemeliharaan dilakukan selama 3 bulan, dengan pemberian pakan dan minum ad libitum berupa pelet Indigofera sp. dan limbah tauge setiap hari. Penimbangan bobot badan ternak dilakukan pada awal dan akhir penelitian.

Pemotongan Ternak

(15)

3 darah, oesophagus dan trachea terpotong untuk mendapatkan pendarahan sempurna. Ujung oesophagus diikat agar cairan rumen tidak keluar apabila ternak digantung. Karkas diperoleh setelah pemotongan kepala, kaki, pengulitan serta eviserasi.

Tabel 1 Komposisi kimia dan bahan ransum penelitian

Bahan Pakan Perlakuan

Bungkil Kelapa 32.00 32.00

Bungkil Kedelai 8.00 10.0

Keterangan : R1 = Ransum Indigofera sp.; R2 = Ransum limbah tauge

Pelayuan Karkas

(16)

4

Persiapan Sampel Otot Longissimus thoracis et lumbarum

Karkas yang telah dilayukan dibelah menjadi 2 bagian yaitu karkas bagian kanan dan kiri. Karkas kiri dipotong menjadi 9 bagian. Sampel daging yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian loin, rack, dan shoulder. Ketiga potongan ini merupakan bagian dari otot Longissimus thoracis et lumborum. Masing-masing bagian dipisahkan antara daging, tulang, dan lemaknya. Selanjutnya sampel tersebut dianalisis kadar kolesterol dan komposisi asam lemaknya.

Analisis Kolesterol

Saponifikasi dan Ekstraksi. Metode AOAC (1995), saponifikasi kolesterol diawali dengan menimbang 2 sampai 2.5 g sampel, kemudian ditambahkan 25 μL alkohol dan 1.5 μL KOH. Bahan tersebut diaduk, direbus, dan direfluks selama 30 menit, kemudian dituangkan ke separator yang berisi 50 μL akuades. Tabung saponifikasi dibilas dengan 50 μL eter kemudian dituangkan ke separator lalu dikocok hingga lapisan terpisah. Lapisan eter dituangkan ke separator kedua yang berisi 20 μL akuades kemudian larutan penyabunan diekstraksi dengan 50 μL eter. Ekstrak eter dikocok perlahan dengan 20 μL akuades kemudian lapisan eter yang terpisah dituang ke tabung berikutnya. Sebanyak 20 μL akuades dituang ke tabung berisi lapisan eter lalu dikocok kembali. Larutan eter dibilas sebanyak 3

kali dengan 20 μL KOH 0.5 N dan akuades kemudian dikocok kembali. Ekstrak

eter dipindahkan pada gelas beaker dan dievaporasi di bawah aliran nitrogen.

Pengukuran Kolesterol. Sebanyak 2 μL sampel diinjeksikan ke sistem gas kromatografi HP tipe 2010 dan kolom kapiler (1.8 m × 4 mm × 0.15 μm) kemudian disuntikkan 2 μL larutan standar internal kolesterol. Suhu split/injektor 200 °C dan suhu detektor FID (Flame Ionization Detection) 250 °C. Laju alir gas pembawa yaitu hidrogen pada 45 μL menit-1, nitrogen 20 sampai 25 psi, udara 300 sampai 340 μL menit-1. Identifikasi kolesterol diperoleh dari waktu retensi sampel dengan standar senyawa murni kolesterol.

Analisis Komposisi Asam Lemak (AOAC 1995)

Sebanyak 5 g sampel dicampur dengan 50 μL akuades kemudian

dipanaskan. Sebanyak 50 μLdan 3 μL KOH ditambahkan kemudian dipanaskan

kembali selama 30 menit. Sampel yang telah disaponifikasi ditambahkan dengan HCl 6 N sebanyak 5 μL kemudian dimasukkan ke tabung ekstraktor dengan heksana sebanyak 100 μL kemudian dipanaskan dan direfluks dengan magnetic stirrer dengan kecepatan 250 siklus/menit selama 30 menit. Fraksi yang tidak tersaponifikasi ditambahkan heksana sebanyak 10 μL.

(17)

5 metal ester asam heptadekanoat. Hasil analisis dinyatakan sebagai persentase bahan kering.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) untuk kadar kolesterol dan komposisi asam lemak. Setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan untuk domba dengan penambahan ransum Indigofera sp. atau limbah tauge. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragam (analysis of variance/ANOVA). Model matematika dari rancangan acak lengkap (RAL) adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie 1991):

Yij= µ + αi+ €ij Keterangan :

Yij = Variabel respon akibat pengaruh pemberian ransum ke-i pada ulangan ke-j

µ = Nilai tengah umum berbasis Indigofera sp. atau limbah tauge tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Rataan komposisi asam lemak domba muda yang diberi ransum berbeda pada penelitian ini adalah asam kaprilat (C8:0) dan asam kaprat (C10:0) sebesar 0.01 ± 0.01%, asam laurat (C12:0) sebesar 0.06 ± 0.03%, asam miristat (C14:0) sebesar 0.16 ± 0.06%, asam palmitat (C16:0) sebesar 1.79 ± 3.05%, asam stearat (C18:0) sebesar 0.21 ± 0.07%, asam oleat (C18:1) sebesar 0.71 ± 0.25%, asam linoleat (C18:2) sebesar 0.13 ± 0.04%, dan asam linolenat (C18:3) sebesar 0.01 ± 0.00%. perbedaan bangsa. Lawrie (2003) menyatakan bahwa komposisi kimia daging bervariasi, faktor yang mempengaruhinya adalah bangsa, umur, pakan, perbedaan pertumbuhan, dan perbedaan waktu penggemukan.

Komposisi Asam Lemak Jenuh

(18)

6

Perbandingan komposisi asam lemak jenuh daging domba yang diberi ransum berbasis Indigofera sp. atau limbah tauge dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Profil asam lemak jenuh daging domba muda yang diberi ransum dengan penambahan Indigofera sp. atau limbah tauge

Komposisi asam lemak yang paling dominan baik pada domba yang diberi ransum berbasis Indigofera sp. maupun limbah tauge adalah asam palmitat. Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan enzim ß-ketoasil-ACP sintase dalam mekanisme pemanjangan rantai untuk mengikat gugus asil sampai dengan jumlah atom karbon 16 saja dan palmitoil-KoA yang berperan sebagai zat pengahmbat balikan enzim kompleks sintetase, sehingga setelah pembentukan palmitoil-KoA kerja sistem enzim yang berperan dalam biosintesis asam lemak berhenti (Wirahadikusumah 1985).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabawati (2012) bahwa kandungan asam lemak jenuh yang paling dominan adalah asam palmitat sebesar 1.21% pada daging domba garut umur 5 bulan yang diberi pakan limbah tauge. Kandungan asam palmitat pada penelitian tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan asam palmitat pada penelitian ini sebesar 0.64%. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan bangsa ternak yang digunakan dalam penelitian.

Hal yang sama dilaporkan oleh Velasco et al. (2004) bahwa kandungan asam lemak jenuh domba jantan lepas sapih yang diberi pakan konsentrat komersil dan barley tidak berbeda nyata. Hal yang dapat mempengaruhi pengaturan penyerapan lemak pada ruminansia adalah proses biohidrogenasi dalam rumen (Bauman dan Lock 2006). Hidrogenasi asam lemak tidak jenuh oleh mikroorganisme rumen diubah menjadi asam stearat. Akibatnya, komposisi asam lemak bahan makanan atau ransum tidak berpengaruh terhadap komposisi asam lemak (Parakkasi 1999).

Proses biohidrogenasi yang terjadi di dalam rumen dapat mengubah asam lemak tidak jenuh menjadi asam lemak jenuh, sehingga daging ruminansia

(19)

7 mengandung banyak asam lemak jenuh. Wiryawan et al. (2007) menyatakan bahwa proses biohidrogenasi di dalam rumen dapat dicegah dengan melindungi asam lemak tidak jenuh dengan penyabunan, salah satunya menggunakan formaldehida. Menurut Adawiyah et al. (2006), lemak yang diproteksi digunakan agar tidak mengganggu sistem fermentasi rumen dan dapat menyediakan asam lemak esensial pasca rumen. Proteksi lemak menyebabkan penghematan energi untuk proses pemanjangan rantai karbon asam lemak sehingga energi tersebut dapat digunakan untuk pertumbuhan domba.

Santos-Silva et al. (2004) menyatakan bahwa komposisi asam lemak dengan pakan yang diberi tambahan minyak kedelai berbeda nyata pada domba merino jantan. Penggunaan minyak kedelai pada pakan tersebut mampu mengurangi kandungan asam palmitat dan stearat dibandingkan dengan pakan yang tidak diberi tambahan minyak kedelai. Penurunan asam palmitat dan asam stearat terjadi akibat penghambatan sintesis de novo sebagai hasil dari tingginya proporsi asam lemak eksogenous dalam metabolisme. Reduksi pada asam stearat dalam lemak disebabkan oleh pakan yang diberikan, juga efek dari proses biohidrogenasi yang tidak sempurna akibat tingginya lemak yang tidak terproteksi (asam linoleat).

Komposisi Asam Lemak Tak Jenuh

Komposisi asam lemak tak jenuh daging domba muda antara yang diberi ransum berbasis Indigofera sp. atau limbah tauge tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Asam lemak jenuh yang teridentifikasi pada daging domba yang diteliti adalah asam oleat (C18:1), asam linoleat (C18:2), dan asam linolenat (C18:3). Perbandingan komposisi asam lemak tak jenuh daging domba yang diberi ransum berbasis Indigofera sp. atau limbah tauge dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil analisis tersebut sejalan dengan yang dilakukan oleh Wiryawan et al. (2007), bahwa komposisi asam lemak jenuh domba priangan jantan berumur 12 sampai 14 bulan yang diberi pakan bungkil inti sawit terproteksi formaldehida tidak berbeda nyata.

Indigofera sp. 0.71 ± 0.36 0.14 ± 0.06 0.01 ± 0.01

Limbah tauge 0.71 ± 0.14 0.11 ± 0.03 0.01 ± 0.00

Gambar 2 Profil asam lemak tak jenuh daging domba muda yang diberi ransum Indigofera sp. atau limbah tauge

(20)

8

Komposisi asam lemak tidak jenuh yang dominan pada daging domba penelitian ini adalah asam oleat, hal yang sama juga dilaporkan oleh Velasco et al. (2004). Hal ini dapat disebabkan asam oleat dapat disintesis dari asam palmitat. Sistem perpanjangan asam lemak yang terjadi pada retikulum endoplasma menambahkan unit 2-karbon yang diberikan dalam bentuk malonil-KoA, mengubah palmitoil-S-ACP menjadi bentuk steroil-ACP dalam lintas yang sama seperti lintas sintesis palmitat. Asam stearat yang terbentuk selanjutnya mengalami perpanjangan, membentuk asam oleat (Lehninger 1982).

Mekanisme pembentukan asam lemak tidak jenuh dari perpanjangan asam palmitat hanya berhenti sampai asam oleat saja. Oleh karena itu, komposisi asam oleat pada penelitian ini paling dominan. Jaringan hewan tidak dapat mengubah asam oleat menjadi asam linoleat, sehingga diperlukan asupan dari luar (makanan). Asam lemak ini banyak diperoleh hewan dari tanaman. Oleh sebab itu, asam lemak linoleat disebut sebagai asam lemak esensial. Asam linoleat dapat diubah menjadi asam lemak tidak jenuh lainnya, terutama asam linolenat dan arakhidonat (Lehninger 1982).

Hal yang sama dilaporkan oleh Prabawati (2012) bahwa kandungan asam oleat lebih tinggi dibandingkan kandungan asam lemak tak jenuh lainnya sebesar 1.27% pada daging domba garut umur 5 bulan yang diberi pakan limbah tauge. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa komposisi asam lemak tak jenuh lainnya yaitu asam linoleat sebesar 0.21% dan asam linolenat sebesar 0.01%. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian ini, komposisi asam lemak tak jenuh pada penelitian Prabawati (2012) lebih tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan bangsa ternak yang diteliti.

Daging domba mengandung jumlah asam lemak tak jenuh rantai tunggal yang lebih tinggi. Komposisi asam lemak tak jenuh daging domba lebih tinggi bila dibandingkan dengan sapi. Menurut Banskalieva et al. (2000), asam lemak tak jenuh rantai tunggal pada longissimus dorsi sapi sebesar 40.10% dari total lemak, sedangkan pada longissimus dorsi domba sebesar 47.33% dari total lemak. Asam lemak tak jenuh rantai ganda pada sapi sebesar 10% dari total lemak sedangkan domba sebesar 5.77% dari total lemak. Asam lemak jenuh pada longissimus dorsi sapi sebesar 40.90% dari total lemak, sedangkan pada longissimus dorsi domba sebesar 40.80% dari total lemak. Data ini menunjukkan bahwa pendapat masyarakat mengenai kandungan asam lemak jenuh daging domba yang tinggi tidak tepat. Selama ini masyarakat beranggapan bahwa mengkonsumsi daging domba yang tinggi asam lemak jenuh akan memicu kolesterol tinggi. Penelaahan tersebut menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh yang ada pada daging domba lebih tinggi daripada daging sapi.

Kadar Kolesterol

(21)

9 Kadar kolesterol pada penelitian ini yang dominan adalah limbah tauge. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan serat kasar limbah tauge sebesar 22.60%, sedangkan serat kasar Indigofera sp. sebesar 12.07%. Serat kasar difermentasi oleh rumen menghasilkan asetat. Asetat merupakan prekursor dari biosintesis kolesterol. Menurut McDonald et al. (2002), proses pencernaan fermentatif zat makanan dirombak oleh mikroba menjadi senyawa lain yang berbeda sifat kimianya sebagai zat intermediate. Produk dari hasil pencernaan fermentatif yaitu asam lemak terbang (VFA yang terdiri dari 65% asetat, 21% propionat dan 14% butirat), NH3, sel mikroba, gas metan, CO2 dan air. Menurut Wirahadikusumah (1985), tahapan biosintesis kolesterol dibagi menjadi 3 bagian: (1) pembentukan asam mevalonat dari asetat; (2) pembentukan skualin dari asam mevalonat; dan (3) pembentukan kolesterol dari skualin.

Gambar 3 Perbandingan kadar kolesterol daging domba muda diberi ransum Indigofera sp. atau limbah tauge

Hal yang sama juga dilaporkan oleh Purbowati et al. (2010) bahwa kadar kolesterol daging domba lokal umur 3 sampai 5 bulan yang diberi pakan komplit dari berbagai limbah pertanian dan agroindustri tidak berbeda nyata. Kadar kolesterol daging domba yang diberi pakan komplit R1 (jerami padi dan bungkil kedelai), R2 (jerami jagung dan ampas kecap), R3 (jerami dan kacang tanah), R4 (pucuk tebu dan ampas tahu) masing-masing adalah 83.21 mg 100 g-1, 81.31 mg 100 g-1, 80.06 mg 100 g-1, dan 78.29 mg 100 g-1.

Kadar kolesterol domba pada penelitian ini yang diberi pakan limbah tauge (72.32 mg 100 g-1) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabawati (2012) pada domba garut yang diberi pakan limbah tauge (65.47 mg 100 g-1). Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Astuti (2006) bahwa kadar kolesterol domba garut muda sebesar 65.91 mg 100 g-1. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan bangsa ternak yang digunakan.

(22)

10

Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi konsumsi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung koroner. Penurunan kolesterol dapat dilakukan dengan konsumsi serat, vitamin B6, dan vitamin E. Konsumsi serat dapat menurunkan kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dan derivatnya serta secara tidak langsung mengurangi waktu transit di usus kecil sehingga penyerapan kembali oleh usus dapat dikurangi (Linder 2006).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemberian ransum yang mengandung Indigofera sp. atau limbah tauge tidak menghasilkan komposisi asam lemak dan kadar kolesterol daging domba muda yang berbeda nyata. Komposisi asam lemak domba muda pada penelitian ini adalah asam kaprilat (C8:0) dan asam kaprat (C10:0) sebesar 0.01 ± 0.01%, asam laurat (C12:0) sebesar 0.06 ± 0.03%, asam miristat (C14:0) sebesar 0.16 ± 0.06%, asam palmitat (C16:0) sebesar 1.79 ± 3.05%, asam stearat (C18:0) sebesar 0.21 ± 0.07%, asam oleat (C18:1) sebesar 0.71 ± 0.25%, asam linoleat (C18:2) sebesar 0.13 ± 0.04%, asam linolenat (C18:3) sebesar 0.01 ± 0.00%. Kandungan kolesterol domba muda pada penelitian ini adalah 63.29 ± 25.24 mg 100 g-1.

Saran

Penelitian yang berkaitan dengan lemak dan komponennya, seperti kadar kolesterol dan komposisi asam lemak pada ternak sebaiknya menggunakan domba yang berumur lebih dari 1 tahun. Perlu juga dilakukan penelitian lanjut yang mengkaji bentuk lain asam lemak.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemistry. 1995. Official Method of

Analysis. Washington DC (US): AOAC.

Adawiyah, Sutardi T, Toharmat T, Manalu W, Ramli N. 2006. Respons suplementasi sabun mineral dan mineral organik serta kacang kedelai sangrai pada kecernaan nutrien pakan dan lemak serum domba. J Indo Anim Agric. 31(4):211-218.

Astuti N. 2006. Kandungan nutrisi dan kadar kolesterol daging domba garut masa menyusu (milk lamb), muda (lamb), dan dewasa (mutton) [skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Banskalieva V, Sahlub T, Goetschc AL. 2000. Fatty acid composition of goat muscles and fat depots: a review. Small Ruminant Research (37): 255-268. Bauman DE, Lock AL. 2006. Concepts in lipid digestion and metabolisme in

(23)

11 [diunduh 2014 Jan 15]. Tersedia pada: http://www.ansci.cornell.edu/ bauman/cla/conference_proceedings/articles/2006_Bauman_%26_Lock_Tri State_Dairy_Nutr_Conf.pdf

Chizzolini R, Zenardi E, Dorigoni V, Ghidini S. 1999. Caloric value and cholesterol content of normal and low-fat meat and meat product. Food Sci & Tech. 10:119-128.

Demirel G, Ozpinar H, Nazli B, Keser O. 2006. Fatty acids of lamb meat from two breeds fed different forage: concentration ratio. MeatSci. 72:229-235. Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. Parakkasi A, penerjemah. Jakarta(ID): UI Pr.

Terjemahan dari: Meat Science. Ed ke-5.

Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Volume ke-2. Thenawidjaja M, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

Linder MC. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, Amwila AY, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: Biochemistry of Nutrition and Metabolism.

Manso T, Bodas R, Castro T, Jimeno V, Mantecon AR. 2009. Animal performance and fatty acid composition of lambs fed with different vegetable oils. Meat Sci. 83:511-516.

McDonald PR, Edwards A, Greenhalg JFD, Morgan CA. 2002. Animal Nutrition. 6th Ed. New York(US): John Willey Inc.

Niedziolka R, Lendzien KP, Herszewiez E. 2005. Comparison of the chemical composition and fatty acids of the intramuscular fat of goat kid and lamb meat. J Polish Agric Univ. 8(3):11.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID): UI Pr.

Prabawati SA. 2012. Kandungan nutrisi, komposisi asam lemak, dan kadar kolesterol daging domba garut muda berbeda umur yang diberi ransum mengandung limbah tauge [skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Purbowati E, Baliarti E, Budhi SPS, Lestariana W. 2009. Fatty acids profile of

lamb on feedlot system with different protein and energy levels and different slaughter weight. J Indon Trop Anim Agric. 34(1):42-49.

Purbowati E, Hasanah U, Adiwinarti R, Sutrino CI, Balliarti E, Budi SPS, Lestariana W. 2010. Komposisi kimia daging domba lokal akibat pemberian pakan komplit dari berbagai limbah pertanian dan agroindustri. Seminar Nasional Teknologi dan Veteriner [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. [Tempat dan nama penerbit tidak diketahui]. hlm 537-543; [diunduh 2014 Feb 3]. Tersedia pada: http://peternakan.litbang.deptan.go.id/ fullteks/semnas/pro10-79.pdf

Rianto E, Budiharto M, Arifin M. 2004. Proporsi daging, tulang dan lemak karkas domba ekor tipis jantan akibat pemberian ampas tahu dengan aras yang berbeda. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner I; 2004 Agustus 4-5; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Puslitbang Peternakan. hlm. 309 – 313.

Riis PM. 1983. Dynamic Biochemistry of Animal Production. NewYork (US): Mc Graw Hill New York.

(24)

12

Santos-Silva J, Mendes IA, Portugal PV, Bessa RJB. 2004. Effect of particle size and soybean oil suplementation on growth performance, carcass and meat quality and fatty acid composition of intramuscular lipid of lambs. J Livestock Prod Sci. 90:79-88.

Steel RGD, Torrie JH. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

Velasco S, Caneque V, Lauzurica S, Perez C, Huidobro F. 2004. Effect of different feeds on meat quality and fatty acid composition of lambs fattened at pasture. Meat Sci. 66:(457-465).

Wirahadikusumah M. 1985. Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.

(25)

13 Lampiran 1 Analisis ragam asam kaprilat (C8:0)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 000015 0.00015 0.64 0.4676

Galat 4 0.00093 0.00023

Total 5 0.00108

Keterangan: db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat; KT: kuadrat tengah; Fh: F hitung.

Lampiran 2 Analisis ragam asam kaprat (C10:0)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 0.000016 0.000016 0.20 0.6779

Galat 4 0.00033 0.000083

Total 5 0.00035

Keterangan: db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat; KT: kuadrat tengah; Fh: F hitung.

Lampiran 3 Analisis ragam asam laurat (C12:0)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 0.000082 0.00082 0.92 0.3907

Galat 4 0.00353 0.00088

Total 5 0.00435

Keterangan: db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat; KT: kuadrat tengah; Fh: F hitung.

Lampiran 4 Analisis ragam asam miristat (C14:0)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 0.00060 0.00060 0.14 0.7316

Galat 4 0.01773 0.00443

Total 5 0.01833

Keterangan: db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat; KT: kuadrat tengah; Fh: F hitung.

Lampiran 5 Analisis ragam asam palmitat (C16:0)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 7.9120 7.91202 0.82 0.4165

Galat 4 38.6199 9.65497

Total 5 46.5319

(26)

14

Lampiran 6 Analisis ragam asam stearat (C18:0)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 0.00002 0.00002 0.00 0.9588

Galat 4 0.02207 0.00552

Total 5 0.02208

Keterangan: db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat; KT: kuadrat tengah; Fh: F hitung.

Lampiran 7 Analisis ragam asam oleat (C18:1)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 0.00007 0.00007 0.00 0.9777

Galat 4 0.30053 0.07513

Total 5 0.30060

Keterangan: db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat; KT: kuadrat tengah; Fh: F hitung.

Lampiran 8 Analisis ragam asam linoleat (C18:2)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 0.00082 0.00082 0.40 0.5607

Galat 4 0.00813 0.00203

Total 5 0.00895

Keterangan: db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat; KT: kuadrat tengah; Fh: F hitung.

Lampiran 9 Analisis ragam asam linolenat (C18:3)

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 0.000016 0.000016 1.00 0.3739

Galat 4 0.000066 0.000016

Total 5 0.000083

Keterangan: db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat; KT: kuadrat tengah; Fh: F hitung.

Lampiran 10 Analisis ragam kadar kolesterol

Sumber Keragaman db JK KT Fh P

Pakan 1 488.70 488.704 0.72 0.4426

Galat 4 2697.18 674.295

Total 5 3185.88

(27)

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 April 1990 di Ngawi, Jawa Timur. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dari pasangan Bapak A.M. Budi Utomo dan Ibu Fahimah.

Penulis mengawali pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Ciputat pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Pendidikan lanjutan tingkat pertama diselesaikan pada tahun 2005 di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 14 Karangasem, Paciran, Lamongan. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cikarang Pusat pada tahun 2005 dan diselesaikan pada tahun 2008.

Gambar

Tabel 1  Komposisi kimia dan bahan ransum penelitian
Gambar 1     Profil asam lemak jenuh daging domba muda yang diberi ransum
Gambar 2  Profil asam lemak tak jenuh daging domba muda yang diberi ransum
Gambar 3        Perbandingan kadar kolesterol daging domba muda diberi ransum

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan tanda positif yang artinya apabila hedonic value naik satu satuan maka loyalitas anggota akan meningkat sebesar 0,893 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ankle strategy exercise memilik manfaat terhadap keseimbangan statis pada lansia di

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, karena dengan seizin- Nyalah sehingga penulis dapat

Di bawah pimpinan H.O.S Tjokroaminoto, Sarekat Dagang Islam menjelma menjadi sebuah organisasi Islam besar yang mampu membuat pemerintah Belanda merasa khawatir jika suatu saat

Kemudian daerah yang akan diperiksa dilihat dengan menggunakan fluoroskopi dimana meja pemeriksaan dimiringkan dengan sudut 45 derajat dan pasien berbaring ke kiri

Dana transfer ke daerah merupakan anggaran pemerintah pusat yang diberikan untuk mengurangi ketimpangan melalui berbagai pembangunan di daerah agar

Ketergantungan rumah tangga peternak pada kawasan ini serta situasi sosial ekonomi rumah tangga telah mendeterminasi pilihannya dalam menerapkan sistem

Dalam konteks politik, nama Hidayat Nur Wahid sebetulnya mulai dikenal ketika ia menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan (PK) pada 21 Mei 2000,