• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETRASI SOSIAL DALAM MASA PACARAN REMAJA (StudiKasusPadaRemajaDi Malang Yang MengalamiKekerasanPacaran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENETRASI SOSIAL DALAM MASA PACARAN REMAJA (StudiKasusPadaRemajaDi Malang Yang MengalamiKekerasanPacaran)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENETRASI SOSIAL DALAM MASA PACARAN REMAJA

(StudiKasusPadaRemajaDi Malang Yang MengalamiKekerasanPacaran)

SKRIPSI

DiajukanKepadaFakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik

UniversitasMuhammadiyah Malang

SebagaiPersyaratanuntukMendapatkanGelarSarjana (S-1)

Oleh:

Indah Tri Yuliantina

07220407

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr. Wb

Pujidansyukurpenulispanjatkankepada

ALLAH

SWT,karenahanyadenganrahmatnyaakhirnyapenulismampumenyelesaikanpenulis

anskripsi yang berjudul ”PENETRASI SOSIAL DALAM MASA PACARAN

REMAJA(STUDI PADA REMAJA DI MALANG YANG MENGALAMI

KEKERASAN

PACARAN

)”

sebagaisalahsatupersyaratanuntukmemperolehgelarkesarjanaandalamIlmuKomuni

kasiPadaFakultasIlmuSosial Dan IlmuPolitikUniversitasMuhamadiyah, Malang.

Hal

inisangatpentingbagipenulisuntukmembandingkanteori-teori

yang

selamainidiperoleh

di

bangkukuliahdengankenyataan

yang

adadalamprakteksehari-hari di sampinguntukmemenuhipersyaratantersebutdiatas

,penulisjugaberkeinginanuntukmenyumbangkanbuahpikirbagimahasiswadimasa

yang akandatang.

Walaupunpenulisdalamrangkamenyusunskripsiinitelahmencurahkansegala

tenagadanpikiran

yang

ada

,namunbilatidakadabimbingansertabantuandandorongandariberbagaipihakmakaskr

ipsiinitidakakantersusunsebagaimanamestinya.

Denganselesainyapenyusunanskripsiinisemuapihak

yang

telahmembantubaikdalambentuk

material

maupun

spiritual

melaluikesempataninipenulismenyampaikanterimakasihsebesar-besarnyaatasbantuan

yang

takternilaiharganya.Padapenulisanskripsiinitaklupapenulismenyampaikanucapante

rimakasihsebesar-besarnyakepada :

1.

Bapak Dr. H.Muhadjir Effendi,M.ApselakuRektorUniversitasMuhammadiyah,

Malang.

2.

Bapak

(7)

3.

Bapak

M.HimawanSutanto,M.SiselakuDosenPembimbing

I

yang

telahmenyediakanwaktunya,kesabaranyauntukmemberikanbimbingan,saran

sertabantuan yang sangatmenujangdalampembuatanskripsiini.

4.

BapakNasrullah,

M.SiselakuDosenPembimbing

II

yang

telahmenyediakanwaktunyauntukmemberikanbimbingan,

saran,

memberikanpikiran/ide-ide

yang

gemilangsertabantuan

yang

sangatmenujangdalampembuatanskripsiini.

5.

Bapak

Budi

Suprapto

,Drs.M.Siselakupenguji

I

yang

telahmenyediakanwaktunyauntukmengujiskripsisayasehinggaterciptasusunansk

ripsi yang sesuai .

6.

BapakSugengWinarno,S.Sos,M.A

selakuKetuaJurusanFakultasIlmuSosialdanIlmuPolitikUniversitasMuhamadiya

h Malang.

7.

Untuk

Papa

danAlmarhumah

Mama

yang

selalumenjadimotivasi,doadankebanggankudalammenjalanitiap part kehidupan.

8.

KeluargakumbakIka,Ira adikkuNinin,pakPurdankeluargabesarMurdjono yang

takpernahputusmendoakansaya,terimakasih.

9.

Pacarkutersayang

Bram

terimakasihselaluadadalammenemanikuuntukmelaluibagian-bagiankehidupanyang manaterasaringandanmenyenangkanjikabersamakamu,

semogajikaada

orang

lain

yang

membaca

kata

pengantarinikitasudahmenjadisuamiistri yang palingbahagiadanberuntung di

dunia.

10.

Sobat-sobatku, mbak Anita, Dwi, Galih, Citra, Ayik, Arum, Edi,

Sisilterimakasihuntukperhatiandanselalunemeninakudalammembuatskripsiini.

11.

Anak-anakkost

C12

yang

ceria

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAKSI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 7

1.3 TujuanPenelitian ... 8

1.4 ManfaatPenelitian ... 8

1.4.1 ManfaatTeoritis ... 8

1.4.2 ManfaatPraktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2. 1RelevansiTeori ... 10

2.2 TeoriPenetrasiSosial ... 11

2.2.1 Asumsi Teori Penetrasi Sosial ... 11

2.2.2 Tahapan Teori Penetrasi Sosial ... 15

2.2.3 Perusakan Hubungan ... 19

2.3Remaja... 24

2.3.1 Pengertian Remaja ... 24

(9)

2.3.3 Ciri-ciriMasaRemaja ... 27

2.3.4 Tugas-tugasPerkembanganRemaja ... 28

2.3.5 KebutuhanKhasRemaja ... 30

2.3.6 PerkembanganRemaja ... 31

2.4 Pacaran ... 38

2.4.1 DefinisiPacaran ... 38

2.4.2 KarakteristikPacaran ... 42

2.4.3 KomponenPacaran ... 44

2.4.4 AlasanBerpacaran ... 46

2.4.5 Model - Model Pacaran ... 51

2.4.6 Hambatan-hambatanDalamBerpacaran ... 54

2.5 Komunikasi Interpersonal ... 57

2.5.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ... 57

2.5.2 Faktor-faktor yang MempengaruhiKomunikasi ... 59

2.5.3 Macam-macamKomunikasi ... 60

2.5.4 PrinsipKomunikasi Interpersonal ... 61

2.5.5 ProsesKomunikasi ... 62

2.5.6 BeberapaMasalahdalamKomunikasi ... 62

2.5.7 Tahap-tahapKomunikasi Interpersonal ... 66

2.5.7 Komunikasi yang TidakBerfungsi ... 67

2.5.8 EfektifitasKomunikasi Interpersonal ... 68

2.5.9 Unsur-unsurKomunikasiDalamOrganisasi ... 71

2.6 Kekerasan ... 73

2.6.1 PengertianKekerasan ... 73

2.6.2 Bentuk-bentukKekerasandalamPacaran ... 75

2.6.3 KarakteristikPerempuan yang MudahTerkenaTindak

Kekerasan ... 77

2.6.4 Mitos-mitostentangKekerasandalamPacaran ... 78

BAB III METODE PENELITIAN ... 80

(10)

3.2 SubjekPenelitian ... 82

3.3 TempatdanWaktuPenelitian ... 82

3.4 Sumber Data ... 83

3.5 TeknikPengumpulan Data ... 84

3.6 TeknikPemilihanInforman ... 86

3.7 KerangkaKonseptual ... 86

3.8 TeknikAnalisis Data ... 91

3.3 Keabsahan Data ... 92

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 94

4.1 KarakteristikInforman ... 94

4.1.1 KarakteristikInformanBerdasarkanUmur ... 94

4.1.2 KarakteristikInformanBerdasarkanJenisKelamin ... 94

4.2 ProfilInforman ... 95

4.3 HasildanPembahasanPenelitian... 105

4.3.1 Orientasi ... 107

4.3.2 Pertukaranpenjajakanafektif ... 109

4.3.3 Pertukaranafektif ... 111

4.3.4 PerusakanHubungan ... 113

4.3.5 Pertukaranstabil ... 115

BAB V PENUTUP ... 123

5.1 Kesimpulan ... 123

5.2 Saran ... 124

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008.

ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik

. Jakarta:

RinekaCipta.

Desmita. 2008.

PsikologiPerkembangan

. Bandung: RemajaRosdakarya.

Hardjana, A.M. 1994.

PerkembanganKepribadiandanKeagamaan

. Yogyakarta:

Kanisius.

Henslin, James. 2007.

SosiologidenganPendekatanMembumiJilid 1

. Jakarta:

Erlangga.

Hurlock,

E.B.

1997.

PsikologiPerkembangan:

SuatuPendekatanSepanjangRentangKehidupan

.

Jakarta:

Erlangga

(EdisiKelima).

Joseph, A. Devito. 2011.

KomunikasiAntarManusia

. Jakarta: Karisma Publishing

Group.

KamusBesarBahasa Indonesia. 1995. Cetakan ke-2. Jakarta: BalaiPustaka,

DepartemenPendidikandanKebudayaan.

Kartono, Kartini. 2006.

PatologiSosialJilid 1

. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

KomnasPerempuan. 2002.

PetaKekerasan: PengalamanPerempuan Indonesia

.

Jakarta: PublikasiKomnasPerempuan.

Liliweri. 2003.

KomunikasiAntarPribadi

. Bandung: MajuMundur.

Mappiare, A. 1982.

PsikologiRemaja

. Surabaya: Usaha Nasional.

Miles, Matthew B, danHuberman, A.M. 1994.

Analisis Data Kualitatif

,

TerjemahanTjetjepRohendiRohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, L.J. 2006.

MetodePenelitian

. Bandung: PT RemajaRosdakarya

(12)

NaviaKhoirotunNisa’, 2007,

Komunikasi Interpersonal AntaraUstadz Dan

SantriDalamMenanamkanNilai-NilaiAkhlak

Di

Pondok

Modern

BabussalamKebonsariMadiun

,

Skripsi.

JurusanJurusanKomunikasidanPenyiaran

Islam,

Universitas

Islam

NegeriSunanKalijaga Yogyakarta.

Rakhmad,

Jalaludin,

2005.

PsikologiKomunikasi

.

Bandung:

PT

RemajaRosdakarya.

Richard,

West,

dan

Lynn,

H.

Turner.

2008.

PengantarTeoriKomunikasiAnalisisdanAplikasi,

(Introducing

Communication

Theory:

Analysis

And

Application)

.

Jakarta:

SalembaHumanika.

RistianaKadarsih,

2009,

TeoriPenetrasi

Dan

Hubungan

Interpersonal

,

DosenJurusanKomunikasidanPenyiaran

Islam,

Universitas

Islam

NegeriSunanKalijaga

Yogyakarta,

JurnalDakwahVol

X

No.1

bulanJanuarisampaidenganJuni

Ritzer, George & Douglas. 2008.

TeoriSosiologi Modern

. Jakarta: Kencana.

Santoso, Thomas. 2002.

Teori-TeoriKekerasan

. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 2003.

Adolescence PerkembanganRemaja

. Jakarta: Erlangga.

Sarwono,

S.W.

2002.

PsikologiRemaja

.

EdisiRevisi.

Jakarta:

PT

RajaGrafindoPersada.

Subhan,

Zaitunah.

2004.

KekerasanterhadapPerempuan

.

Yogyakarta:

PustakaPesantren.

(13)
(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu periode terjadinya perubahan yang besar

pada fisik, emosional, intelektual, akademik, sosial dan spiritual (Williams, 2001).

Bagi sebagian remaja, perubahan dalam peran sosial diartikan sebagai menjadi

pacar/pasangan bagi individu tertentu. Hubungan berpacaran antara pria dan

wanita ini menjadi bertambah penting seiring dengan bertambahnya usia (Bihler,

1986).

Diantara beberapa perubahan yang terjadi pada diri remaja tersebut, ada

topik yang menjadi sumber dari masalah-masalah yang ada dalam hidup remaja

yaitu hubungan romantis dengan lawan jenis (Furman, 2002). Hubungan romantis

ini sering juga disebut dengan pacaran atau dating. Pacaran dimulai pada masa

remaja. Remaja akan memperlihatkan perubahan radikal dari tidak menyukai

lawan jenis menjadi lebih menyukai. Remaja ingin diterima, diperhatikan dan

dicintai oleh lawan jenis (Hurlock, 1999).

Menurut Tucker (2004) pacaran dimulai dari berkenalan, berteman dan

kemudian pacaran. Pacaran atau dating didefinisikan sebagai interaksi yang

‘saling’ (dyadic), termasuk didalamnya adalah mengadakan pertemuan untuk

berinteraksi dan melakukan aktivitas bersama dengan keinginan secara eksplisit

atau implisit untuk meneruskan hubungan setelah terdapat kesepakatan tentang

status hubungan mereka saat ini (Straus, 2004).

(15)

2

Fenomena tentang perilaku berpacaran sudah sangat umum di kalangan

masyarakat Indonesia. Bahkan perilaku ini juga dilakukan oleh anak-anak yang

masih duduk di bangku sekolah menengah. Dapat diamati pula di berbagai media

massa yang membidik pasaran anak usia sekolah menengah sebagai target pasar,

banyak mengangkat tulisan mengenai hubungan antar lawan jenis yang mereka

sebut sebagai pacaran.

Aktualisasi rasa cinta dan saling memiliki oleh seseorang yang dicintai

untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan orang lain tercermin dari

perilaku-perilaku orang tersebut seperti pegangan tangan atau berangkulan di depan umum

seolah mengumumkan bahwa keduanya tidak akan terpisahkan dan mengekspresikan

cintanya yang hebat dimana saling menjaga dilambangkan dengan berusaha untuk

tidak saling menyakiti atau melukai perasaan pasangannya.

Pacaran merupakan masalah yang kontemporer di kalangan pemuda saat ini,

sebuah tindakan yang wajar sebagai wujud dari perasaan suka kepada lawan

jenis namun kebanyakan menjadi pelampiasan nafsu yang berakibat buruk bagi para

pelakunya. Persoalan pacaran pun tidak hanya berhubungan dengan perilaku seks

bebas tetapi juga lebih kepada tindak kekerasan terhadap pasangannya.

Menurut catatan Rifka Annisa Women’s Crisis Center di Yogyakarta tahun

1994 sampai 2001 memperlihatkan bahwa kasus kekerasan dalam berpacaran

berjumlah 385 kasus (Komnas Perempuan, 2002: 52). Kekerasan dalam

berpacaran tergolong dalam suatu bentuk perilaku menyimpang remaja yang

kasusnya biasa terjadi di lingkungan sekitar namun terkadang tidak disadari baik

(16)

3

Beberapa kejadian kekerasan dalam berpacaran yang diungkap Lembaga

Catatan Rifka Annisa Women’s Crisis Center–Yogyakarta memperlihatkan bahwa

selain kekerasan di masa pacaran tampil menonjol dibandingkan bentuk atau

fenomena kekerasan lain seperti pada tabel berikut ini (Publikasi Komnas

[image:16.612.132.498.234.394.2]

Perempuan, 2002: 52).

Tabel 1.1 Kasus Kekerasan

No Jenis Kasus Jumlah %

1 Kekerasan terhadap istri 1037 62

2 Kekerasan dalam pacaran 385 23

3 Perkosaan 113 7

4 Pelecehan seksual 76 4

5 Kehamilan tidak dikehendaki 32 2 6 Kekerasan dalam keluarga (bentuk lain) 36 2

7 Kekerasan terhadap anak 4 0

Total 1683 100

Sumber: Peta Kekerasan Pengalaman Perempuan Indonesia

Rezeki (2006) dalam sebuah studi di Amerika Serikat memaparkan bahwa

lebih dari 500 remajadari sekitar 1000 remajapada perguruan tinggi mengalami

perkosaan yang dilakukan oleh pacar mereka. Hasil penelitian dari National

Crime Victimization Survey di Amerika Serikat berkesimpulan bahwa perempuan

6 (enam) kali lebih rentan mengalami kekerasan akibat ulah teman dekat mereka,

baik pacar maupun mantan pacar. Penelitian tersebut juga menyatakan hampir

separuh dari sekitar 500.000 kasus perkosaan dan percobaan perkosaan yang

dilaporkan dialami perempuan dari berbagai golongan umur, dilakukan oleh

teman atau orang yang dikenal, terdapat 80% hingga 95% perkosaan yang terjadi

pada remajadi universitas dilakukan oleh orang yang dikenal oleh korban.

(17)

4

Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta, terdapat satu

dari lima remaja yang mengalami kekerasan seksual, kesimpulan ini didasarkan

pada survey terhadap 300 remaja (Rahmawati, 2008: 12). Lebih lanjut, Kota

Malang sendiri sebagai kota pendidikan dengan angka kenakalan remaja tertinggi

bersama-sama dengan DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Sulawesi

Selatan, dan Pontianak, ditemukan bahwa terdapat 800 kasus kekerasan di

Malang, dan 30% dilakukan oleh pacar (Siagian, 2009: 33).

Berkaitan dengan kekerasan, M (20 th) menceritakan pengalamannya

sebagai berikut:

“Saya sering disakiti oleh pacar saya, seperti dimarahi, pernah juga dimaki-maki di depan orang banyak, dianggap tidak becus, bodoh dan sebagainya. Itu membuat saya malu dan sebenarnya hati saya juga terluka, saya sendiri hanya bisa diam, dan kadang menangis, tapi pacar saya sepertinya tidak peduli dengan tindakannya seperti itu”. (Hasil wawancara Tgl: 19-01-2013)

Berdasarkan data di atas, menunjukkan tindak kekerasan yang terjadi saat

berpacaran cukup mengkhawatirkan dan sangat merugikan bagi para wanita.

Kekerasan terhadap perempuan lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang

dekat dengan korban. Hanya sedikit prosentase pelaku yang merupakan orang

asing atau tidak dikenal korban (Ardiantini, 2010: 2). Hal tersebut berkaitan

dengan dampak yang diterima oleh korban kekerasan dalam berpacaran, sehingga

apabila pada masa remajanya seseorang mendapat perlakuan yang kasar baik

secara fisik maupun psikis maka akan dapat mengganggu kestabilan jiwanya,

maka hal ini dapat membawa dampak yang buruk bagi perkembangannya,

(18)

5

Fathul, dkk (2007:12), mengemukakan kekerasan dalam pacaran

mengalami berbagai macam distorsi dengan pemahaman tentang hal-hal yang

terjadi selama berpacaran. Sering didengar pengakuan bahwa cemburu adalah

bagian dari cinta, padahal sering kejadian kekerasan dimulai dari alasan ini.

Penyebab adanya kekerasan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis

yaitu tidak efektifnya komunikasi interpersonal yang dijalinnya serta tahapan-tahapan

berpacaran yang dijalaninya. Karenanya, diantara pasangan lawan jenis perlu terjalin

komunikasi yang baik dan usaha memecahkan masalah yang muncul untuk

bekerjasama dan berupaya menentukan arah agar dapat sampai di pelabuhan tujuan,

yakni menjalin hubungan perkawinan yang sah menurut Agama dan Negara. Persoalan

yang kecil bisa menjadi besar jika diantara pasangan lawan jenis tidak melakukan

komunikasi dan pendekatan. Komunikasi yang lancar antara pasangan lawan jenis

dapat menghindarkan sifat ketertutupan yang tidak menyenangkan. Bicarakan dengan

baik dan penuh pengertian serta anggapan-anggapan yang baik tentang sesuatu hal yang

penting dan berkaitan dengan hubungan personal.

Menurut Qaimi (2002:128) cara terbaik menyelesaikan konflik adalah

duduk bermusyawarah (komunikasi) dengan pikiran jernih dan tenang. Kemudian

mendengarkan semua keluhan dengan hati lapang, penuh kasih sayang, dan tidak

bertujuan lain kecuali kebaikan dan perbaikan. Komunikasi ibarat ketrampilan

mengemudi, berbagai teori hanya bermakna sejauh dipraktekkan. Kapan harus

menginjak rem, gas, kopling, dan ganti gigi hanya nyata ketika berada di jalan

raya, bukan di ruang kelas. Keberhasilan pasangan lawan jenis dalam memelihara

hubungan tergantung kemahirannya dalam berkomunikasi: bagaimana

(19)

6

Komunikasi merupakan sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial.

Tanpa komunikasi, kehidupan manusia tidak akan berkembang, statis, dan tidak

akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Komunikasi merupakan pusat dari

seluruh sikap, perilaku dan tindakan yang trampil dari manusia (communication

involves both attitudes and skills). Manusia tidak bisa dikatakan berinteraksi sosial

kalau dia tidak berkomunikasi dengan cara atau melalui pertukaran informasi,

ide-ide, gagasan, maksud, serta emosi yang dinyatakan dalam simbol-simbol dengan

orang lain (Liliweri, 2003: 5).

Melalui komunikasi kebutuhan emosional dapat terpenuhi misalnya belajar

makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan

iri hati dan kebencian (Mulyana, 2001: 15). Proses komunikasi akan berjalan

efektif dan menyenangkan bila dasar-dasar keserasian tersedia di dalamnya,

dengan melalui komunikasi seseorang belajar apa yang ingin diketahui.

Menurut Harwood dalam Wursanto (1987: 31) komunikasi didefinisikan

sebagai proses untuk membangkitkan perhatian orang lain yang bertujuan untuk

menjalin kembali ingatan-ingatan. Selain itu Liliweri (2003:5) menyatakan bahwa

komunikasi dapat diartikan sebagai proses peralihan dan pertukaran informasi

oleh manusia melalui adaptasi dari dan ke dalam sebuah sistem kehidupan

manusia dan lingkungannya. Proses peralihan dan pertukaran informasi itu

dilakukan melalui simbol-simbol bahasa verbal maupun non-verbal yang

dipahami bersama.

Dalam komunikasi apa yang ingin diungkapkan harus jelas; perasaan,

(20)

7

payah menebak. Tujuan berbicara adalah agar bisa dimengerti oleh pasangan

bukan untuk membingungkan pasangan. Komunikasi bisa terjadi bila pasangan

bisa memahami dengan tepat apa yang dimaksud baik secara verbal maupun

nonverbal (Subiyanto, 2003:47).

Saat bermusyawarah atau berkomunikasi, pasangan lawan jenis perlu

mengetahui secara benar kebutuhan dirinya, serta memiliki ketrampilan

menyampaikan pandangannya secara baik. Terkadang kelemahan dalam

menyampaikan kebutuhan atau keinginan, menjadikan mitra bicara menduga

sesuatu yang lain, sehingga menolak apa yang seharusnya dapat diterima (Shihab,

2001:75). Masing-masing pihak juga harus dapat mendengarkan secara aktif dari

pasangannya, sehingga tidak segera memberi penilaian baik atau buruk terhadap

gagasan yang disampaikan kepadanya. Setelah itu, bersama-sama mencari

penyelesaian terbaik, yang didasari oleh saling pengertian, tidak menuntut untuk

menang sendiri, tidak pula harus terus menerima dan mengalah.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: Penetrasi Sosial Dalam Masa Pacaran Remaja (Studi

Pada Remaja di Malang Yang Mengalami Kekerasan Pacaran)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa permasalahan:

“Bagaimana penetrasi sosial pada pacaran remaja di Malang yang mengalami

(21)

8

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka penelitian ini

bertujuan: “Untuk mendeskripsikan penetrasi sosial pada pacaran remaja di

Malang yang mengalami kekerasan pacaran”.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk mengembangkan khazanah pengetahuan dan menambah wawasan

yang luas dan mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan penetrasi sosial

pada pacaran remaja di Malang yang mengalami kekerasan pacaran, serta sebagai

bahan pustaka dan kajian untuk penelitian berikutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga:

1. Sebagai bahan dalam memperkaya khazanah studi komunikasi di

Universitas Muhammadiyah Malang khususnya, dan Perguruan Tinggi lain

pada umumnya yang intens terhadap komunikasi.

2. Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan pemerhati masalah

kekerasan pada perempuan, tentang informasi penetrasi sosial dalam masa

pacaran remaja dan juga memberikan pendekatan atau intervensi dalam

menangani masalah kekerasan pada remaja sehingga perempuan yang

mengalami kekerasan dapat lebih memahami keadaan dirinya dan

(22)

9

b. Bagi peneliti:

Dapat memberikan kontribusi secara akademis dan perluasan cakrawala pada

ilmu pengetahuan khususnya ilmu komunikasi tentang penetrasi sosial dalam

masa pacaran remaja pada remaja di Malang yang mengalami kekerasan

pacaran, sehingga dapat dijadikan sebagai refrensi untuk pengembangan

penelitian yang sejenis.

c. Bagi Para Pasangan Lawan Jenis:

Bisa mengetahui sejauh mana penetrasi sosial dalam masa pacaran remaja pada

remaja yang mengalami kekerasan, sehingga remaja diharapkan dapat

meningkatkan kualitas diri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman dan pemikiran bagi subyek penelitian mengenai keterkaitan

penetrasi sosial dalam masa pacaran remaja pada remaja di Malang yang

mengalami kekerasan pacaran, sehingga dapat memahami bahwa kekerasan

bukanlah bagian dari sebuah hubungan antara manusia, dan kekerasan tersebut

diharapkan dapat dikendalikan atau diminamilisir dengan berkomunikasi secara

Gambar

Tabel 1.1 Kasus Kekerasan

Referensi

Dokumen terkait