PENETRASI SOSIAL DALAM MASA PACARAN REMAJA
(StudiKasusPadaRemajaDi Malang Yang MengalamiKekerasanPacaran)
SKRIPSI
DiajukanKepadaFakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik
UniversitasMuhammadiyah Malang
SebagaiPersyaratanuntukMendapatkanGelarSarjana (S-1)
Oleh:
Indah Tri Yuliantina
07220407
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr. Wb
Pujidansyukurpenulispanjatkankepada
ALLAH
SWT,karenahanyadenganrahmatnyaakhirnyapenulismampumenyelesaikanpenulis
anskripsi yang berjudul ”PENETRASI SOSIAL DALAM MASA PACARAN
REMAJA(STUDI PADA REMAJA DI MALANG YANG MENGALAMI
KEKERASAN
PACARAN
)”
sebagaisalahsatupersyaratanuntukmemperolehgelarkesarjanaandalamIlmuKomuni
kasiPadaFakultasIlmuSosial Dan IlmuPolitikUniversitasMuhamadiyah, Malang.
Hal
inisangatpentingbagipenulisuntukmembandingkanteori-teori
yang
selamainidiperoleh
di
bangkukuliahdengankenyataan
yang
adadalamprakteksehari-hari di sampinguntukmemenuhipersyaratantersebutdiatas
,penulisjugaberkeinginanuntukmenyumbangkanbuahpikirbagimahasiswadimasa
yang akandatang.
Walaupunpenulisdalamrangkamenyusunskripsiinitelahmencurahkansegala
tenagadanpikiran
yang
ada
,namunbilatidakadabimbingansertabantuandandorongandariberbagaipihakmakaskr
ipsiinitidakakantersusunsebagaimanamestinya.
Denganselesainyapenyusunanskripsiinisemuapihak
yang
telahmembantubaikdalambentuk
material
maupun
spiritual
melaluikesempataninipenulismenyampaikanterimakasihsebesar-besarnyaatasbantuan
yang
takternilaiharganya.Padapenulisanskripsiinitaklupapenulismenyampaikanucapante
rimakasihsebesar-besarnyakepada :
1.
Bapak Dr. H.Muhadjir Effendi,M.ApselakuRektorUniversitasMuhammadiyah,
Malang.
2.
Bapak
3.
Bapak
M.HimawanSutanto,M.SiselakuDosenPembimbing
I
yang
telahmenyediakanwaktunya,kesabaranyauntukmemberikanbimbingan,saran
sertabantuan yang sangatmenujangdalampembuatanskripsiini.
4.
BapakNasrullah,
M.SiselakuDosenPembimbing
II
yang
telahmenyediakanwaktunyauntukmemberikanbimbingan,
saran,
memberikanpikiran/ide-ide
yang
gemilangsertabantuan
yang
sangatmenujangdalampembuatanskripsiini.
5.
Bapak
Budi
Suprapto
,Drs.M.Siselakupenguji
I
yang
telahmenyediakanwaktunyauntukmengujiskripsisayasehinggaterciptasusunansk
ripsi yang sesuai .
6.
BapakSugengWinarno,S.Sos,M.A
selakuKetuaJurusanFakultasIlmuSosialdanIlmuPolitikUniversitasMuhamadiya
h Malang.
7.
Untuk
Papa
danAlmarhumah
Mama
yang
selalumenjadimotivasi,doadankebanggankudalammenjalanitiap part kehidupan.
8.
KeluargakumbakIka,Ira adikkuNinin,pakPurdankeluargabesarMurdjono yang
takpernahputusmendoakansaya,terimakasih.
9.
Pacarkutersayang
Bram
terimakasihselaluadadalammenemanikuuntukmelaluibagian-bagiankehidupanyang manaterasaringandanmenyenangkanjikabersamakamu,
semogajikaada
orang
lain
yang
membaca
kata
pengantarinikitasudahmenjadisuamiistri yang palingbahagiadanberuntung di
dunia.
10.
Sobat-sobatku, mbak Anita, Dwi, Galih, Citra, Ayik, Arum, Edi,
Sisilterimakasihuntukperhatiandanselalunemeninakudalammembuatskripsiini.
11.
Anak-anakkost
C12
yang
ceria
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAKSI ... vii
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 RumusanMasalah ... 7
1.3 TujuanPenelitian ... 8
1.4 ManfaatPenelitian ... 8
1.4.1 ManfaatTeoritis ... 8
1.4.2 ManfaatPraktis ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
2. 1RelevansiTeori ... 10
2.2 TeoriPenetrasiSosial ... 11
2.2.1 Asumsi Teori Penetrasi Sosial ... 11
2.2.2 Tahapan Teori Penetrasi Sosial ... 15
2.2.3 Perusakan Hubungan ... 19
2.3Remaja... 24
2.3.1 Pengertian Remaja ... 24
2.3.3 Ciri-ciriMasaRemaja ... 27
2.3.4 Tugas-tugasPerkembanganRemaja ... 28
2.3.5 KebutuhanKhasRemaja ... 30
2.3.6 PerkembanganRemaja ... 31
2.4 Pacaran ... 38
2.4.1 DefinisiPacaran ... 38
2.4.2 KarakteristikPacaran ... 42
2.4.3 KomponenPacaran ... 44
2.4.4 AlasanBerpacaran ... 46
2.4.5 Model - Model Pacaran ... 51
2.4.6 Hambatan-hambatanDalamBerpacaran ... 54
2.5 Komunikasi Interpersonal ... 57
2.5.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ... 57
2.5.2 Faktor-faktor yang MempengaruhiKomunikasi ... 59
2.5.3 Macam-macamKomunikasi ... 60
2.5.4 PrinsipKomunikasi Interpersonal ... 61
2.5.5 ProsesKomunikasi ... 62
2.5.6 BeberapaMasalahdalamKomunikasi ... 62
2.5.7 Tahap-tahapKomunikasi Interpersonal ... 66
2.5.7 Komunikasi yang TidakBerfungsi ... 67
2.5.8 EfektifitasKomunikasi Interpersonal ... 68
2.5.9 Unsur-unsurKomunikasiDalamOrganisasi ... 71
2.6 Kekerasan ... 73
2.6.1 PengertianKekerasan ... 73
2.6.2 Bentuk-bentukKekerasandalamPacaran ... 75
2.6.3 KarakteristikPerempuan yang MudahTerkenaTindak
Kekerasan ... 77
2.6.4 Mitos-mitostentangKekerasandalamPacaran ... 78
BAB III METODE PENELITIAN ... 80
3.2 SubjekPenelitian ... 82
3.3 TempatdanWaktuPenelitian ... 82
3.4 Sumber Data ... 83
3.5 TeknikPengumpulan Data ... 84
3.6 TeknikPemilihanInforman ... 86
3.7 KerangkaKonseptual ... 86
3.8 TeknikAnalisis Data ... 91
3.3 Keabsahan Data ... 92
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 94
4.1 KarakteristikInforman ... 94
4.1.1 KarakteristikInformanBerdasarkanUmur ... 94
4.1.2 KarakteristikInformanBerdasarkanJenisKelamin ... 94
4.2 ProfilInforman ... 95
4.3 HasildanPembahasanPenelitian... 105
4.3.1 Orientasi ... 107
4.3.2 Pertukaranpenjajakanafektif ... 109
4.3.3 Pertukaranafektif ... 111
4.3.4 PerusakanHubungan ... 113
4.3.5 Pertukaranstabil ... 115
BAB V PENUTUP ... 123
5.1 Kesimpulan ... 123
5.2 Saran ... 124
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008.
ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik
. Jakarta:
RinekaCipta.
Desmita. 2008.
PsikologiPerkembangan
. Bandung: RemajaRosdakarya.
Hardjana, A.M. 1994.
PerkembanganKepribadiandanKeagamaan
. Yogyakarta:
Kanisius.
Henslin, James. 2007.
SosiologidenganPendekatanMembumiJilid 1
. Jakarta:
Erlangga.
Hurlock,
E.B.
1997.
PsikologiPerkembangan:
SuatuPendekatanSepanjangRentangKehidupan
.
Jakarta:
Erlangga
(EdisiKelima).
Joseph, A. Devito. 2011.
KomunikasiAntarManusia
. Jakarta: Karisma Publishing
Group.
KamusBesarBahasa Indonesia. 1995. Cetakan ke-2. Jakarta: BalaiPustaka,
DepartemenPendidikandanKebudayaan.
Kartono, Kartini. 2006.
PatologiSosialJilid 1
. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
KomnasPerempuan. 2002.
PetaKekerasan: PengalamanPerempuan Indonesia
.
Jakarta: PublikasiKomnasPerempuan.
Liliweri. 2003.
KomunikasiAntarPribadi
. Bandung: MajuMundur.
Mappiare, A. 1982.
PsikologiRemaja
. Surabaya: Usaha Nasional.
Miles, Matthew B, danHuberman, A.M. 1994.
Analisis Data Kualitatif
,
TerjemahanTjetjepRohendiRohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Moleong, L.J. 2006.
MetodePenelitian
. Bandung: PT RemajaRosdakarya
NaviaKhoirotunNisa’, 2007,
Komunikasi Interpersonal AntaraUstadz Dan
SantriDalamMenanamkanNilai-NilaiAkhlak
Di
Pondok
Modern
BabussalamKebonsariMadiun
,
Skripsi.
JurusanJurusanKomunikasidanPenyiaran
Islam,
Universitas
Islam
NegeriSunanKalijaga Yogyakarta.
Rakhmad,
Jalaludin,
2005.
PsikologiKomunikasi
.
Bandung:
PT
RemajaRosdakarya.
Richard,
West,
dan
Lynn,
H.
Turner.
2008.
PengantarTeoriKomunikasiAnalisisdanAplikasi,
(Introducing
Communication
Theory:
Analysis
And
Application)
.
Jakarta:
SalembaHumanika.
RistianaKadarsih,
2009,
TeoriPenetrasi
Dan
Hubungan
Interpersonal
,
DosenJurusanKomunikasidanPenyiaran
Islam,
Universitas
Islam
NegeriSunanKalijaga
Yogyakarta,
JurnalDakwahVol
X
No.1
bulanJanuarisampaidenganJuni
Ritzer, George & Douglas. 2008.
TeoriSosiologi Modern
. Jakarta: Kencana.
Santoso, Thomas. 2002.
Teori-TeoriKekerasan
. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Santrock, John W. 2003.
Adolescence PerkembanganRemaja
. Jakarta: Erlangga.
Sarwono,
S.W.
2002.
PsikologiRemaja
.
EdisiRevisi.
Jakarta:
PT
RajaGrafindoPersada.
Subhan,
Zaitunah.
2004.
KekerasanterhadapPerempuan
.
Yogyakarta:
PustakaPesantren.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu periode terjadinya perubahan yang besar
pada fisik, emosional, intelektual, akademik, sosial dan spiritual (Williams, 2001).
Bagi sebagian remaja, perubahan dalam peran sosial diartikan sebagai menjadi
pacar/pasangan bagi individu tertentu. Hubungan berpacaran antara pria dan
wanita ini menjadi bertambah penting seiring dengan bertambahnya usia (Bihler,
1986).
Diantara beberapa perubahan yang terjadi pada diri remaja tersebut, ada
topik yang menjadi sumber dari masalah-masalah yang ada dalam hidup remaja
yaitu hubungan romantis dengan lawan jenis (Furman, 2002). Hubungan romantis
ini sering juga disebut dengan pacaran atau dating. Pacaran dimulai pada masa
remaja. Remaja akan memperlihatkan perubahan radikal dari tidak menyukai
lawan jenis menjadi lebih menyukai. Remaja ingin diterima, diperhatikan dan
dicintai oleh lawan jenis (Hurlock, 1999).
Menurut Tucker (2004) pacaran dimulai dari berkenalan, berteman dan
kemudian pacaran. Pacaran atau dating didefinisikan sebagai interaksi yang
‘saling’ (dyadic), termasuk didalamnya adalah mengadakan pertemuan untuk
berinteraksi dan melakukan aktivitas bersama dengan keinginan secara eksplisit
atau implisit untuk meneruskan hubungan setelah terdapat kesepakatan tentang
status hubungan mereka saat ini (Straus, 2004).
2
Fenomena tentang perilaku berpacaran sudah sangat umum di kalangan
masyarakat Indonesia. Bahkan perilaku ini juga dilakukan oleh anak-anak yang
masih duduk di bangku sekolah menengah. Dapat diamati pula di berbagai media
massa yang membidik pasaran anak usia sekolah menengah sebagai target pasar,
banyak mengangkat tulisan mengenai hubungan antar lawan jenis yang mereka
sebut sebagai pacaran.
Aktualisasi rasa cinta dan saling memiliki oleh seseorang yang dicintai
untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan orang lain tercermin dari
perilaku-perilaku orang tersebut seperti pegangan tangan atau berangkulan di depan umum
seolah mengumumkan bahwa keduanya tidak akan terpisahkan dan mengekspresikan
cintanya yang hebat dimana saling menjaga dilambangkan dengan berusaha untuk
tidak saling menyakiti atau melukai perasaan pasangannya.
Pacaran merupakan masalah yang kontemporer di kalangan pemuda saat ini,
sebuah tindakan yang wajar sebagai wujud dari perasaan suka kepada lawan
jenis namun kebanyakan menjadi pelampiasan nafsu yang berakibat buruk bagi para
pelakunya. Persoalan pacaran pun tidak hanya berhubungan dengan perilaku seks
bebas tetapi juga lebih kepada tindak kekerasan terhadap pasangannya.
Menurut catatan Rifka Annisa Women’s Crisis Center di Yogyakarta tahun
1994 sampai 2001 memperlihatkan bahwa kasus kekerasan dalam berpacaran
berjumlah 385 kasus (Komnas Perempuan, 2002: 52). Kekerasan dalam
berpacaran tergolong dalam suatu bentuk perilaku menyimpang remaja yang
kasusnya biasa terjadi di lingkungan sekitar namun terkadang tidak disadari baik
3
Beberapa kejadian kekerasan dalam berpacaran yang diungkap Lembaga
Catatan Rifka Annisa Women’s Crisis Center–Yogyakarta memperlihatkan bahwa
selain kekerasan di masa pacaran tampil menonjol dibandingkan bentuk atau
fenomena kekerasan lain seperti pada tabel berikut ini (Publikasi Komnas
[image:16.612.132.498.234.394.2]Perempuan, 2002: 52).
Tabel 1.1 Kasus Kekerasan
No Jenis Kasus Jumlah %
1 Kekerasan terhadap istri 1037 62
2 Kekerasan dalam pacaran 385 23
3 Perkosaan 113 7
4 Pelecehan seksual 76 4
5 Kehamilan tidak dikehendaki 32 2 6 Kekerasan dalam keluarga (bentuk lain) 36 2
7 Kekerasan terhadap anak 4 0
Total 1683 100
Sumber: Peta Kekerasan Pengalaman Perempuan Indonesia
Rezeki (2006) dalam sebuah studi di Amerika Serikat memaparkan bahwa
lebih dari 500 remajadari sekitar 1000 remajapada perguruan tinggi mengalami
perkosaan yang dilakukan oleh pacar mereka. Hasil penelitian dari National
Crime Victimization Survey di Amerika Serikat berkesimpulan bahwa perempuan
6 (enam) kali lebih rentan mengalami kekerasan akibat ulah teman dekat mereka,
baik pacar maupun mantan pacar. Penelitian tersebut juga menyatakan hampir
separuh dari sekitar 500.000 kasus perkosaan dan percobaan perkosaan yang
dilaporkan dialami perempuan dari berbagai golongan umur, dilakukan oleh
teman atau orang yang dikenal, terdapat 80% hingga 95% perkosaan yang terjadi
pada remajadi universitas dilakukan oleh orang yang dikenal oleh korban.
4
Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta, terdapat satu
dari lima remaja yang mengalami kekerasan seksual, kesimpulan ini didasarkan
pada survey terhadap 300 remaja (Rahmawati, 2008: 12). Lebih lanjut, Kota
Malang sendiri sebagai kota pendidikan dengan angka kenakalan remaja tertinggi
bersama-sama dengan DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Sulawesi
Selatan, dan Pontianak, ditemukan bahwa terdapat 800 kasus kekerasan di
Malang, dan 30% dilakukan oleh pacar (Siagian, 2009: 33).
Berkaitan dengan kekerasan, M (20 th) menceritakan pengalamannya
sebagai berikut:
“Saya sering disakiti oleh pacar saya, seperti dimarahi, pernah juga dimaki-maki di depan orang banyak, dianggap tidak becus, bodoh dan sebagainya. Itu membuat saya malu dan sebenarnya hati saya juga terluka, saya sendiri hanya bisa diam, dan kadang menangis, tapi pacar saya sepertinya tidak peduli dengan tindakannya seperti itu”. (Hasil wawancara Tgl: 19-01-2013)
Berdasarkan data di atas, menunjukkan tindak kekerasan yang terjadi saat
berpacaran cukup mengkhawatirkan dan sangat merugikan bagi para wanita.
Kekerasan terhadap perempuan lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang
dekat dengan korban. Hanya sedikit prosentase pelaku yang merupakan orang
asing atau tidak dikenal korban (Ardiantini, 2010: 2). Hal tersebut berkaitan
dengan dampak yang diterima oleh korban kekerasan dalam berpacaran, sehingga
apabila pada masa remajanya seseorang mendapat perlakuan yang kasar baik
secara fisik maupun psikis maka akan dapat mengganggu kestabilan jiwanya,
maka hal ini dapat membawa dampak yang buruk bagi perkembangannya,
5
Fathul, dkk (2007:12), mengemukakan kekerasan dalam pacaran
mengalami berbagai macam distorsi dengan pemahaman tentang hal-hal yang
terjadi selama berpacaran. Sering didengar pengakuan bahwa cemburu adalah
bagian dari cinta, padahal sering kejadian kekerasan dimulai dari alasan ini.
Penyebab adanya kekerasan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis
yaitu tidak efektifnya komunikasi interpersonal yang dijalinnya serta tahapan-tahapan
berpacaran yang dijalaninya. Karenanya, diantara pasangan lawan jenis perlu terjalin
komunikasi yang baik dan usaha memecahkan masalah yang muncul untuk
bekerjasama dan berupaya menentukan arah agar dapat sampai di pelabuhan tujuan,
yakni menjalin hubungan perkawinan yang sah menurut Agama dan Negara. Persoalan
yang kecil bisa menjadi besar jika diantara pasangan lawan jenis tidak melakukan
komunikasi dan pendekatan. Komunikasi yang lancar antara pasangan lawan jenis
dapat menghindarkan sifat ketertutupan yang tidak menyenangkan. Bicarakan dengan
baik dan penuh pengertian serta anggapan-anggapan yang baik tentang sesuatu hal yang
penting dan berkaitan dengan hubungan personal.
Menurut Qaimi (2002:128) cara terbaik menyelesaikan konflik adalah
duduk bermusyawarah (komunikasi) dengan pikiran jernih dan tenang. Kemudian
mendengarkan semua keluhan dengan hati lapang, penuh kasih sayang, dan tidak
bertujuan lain kecuali kebaikan dan perbaikan. Komunikasi ibarat ketrampilan
mengemudi, berbagai teori hanya bermakna sejauh dipraktekkan. Kapan harus
menginjak rem, gas, kopling, dan ganti gigi hanya nyata ketika berada di jalan
raya, bukan di ruang kelas. Keberhasilan pasangan lawan jenis dalam memelihara
hubungan tergantung kemahirannya dalam berkomunikasi: bagaimana
6
Komunikasi merupakan sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial.
Tanpa komunikasi, kehidupan manusia tidak akan berkembang, statis, dan tidak
akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Komunikasi merupakan pusat dari
seluruh sikap, perilaku dan tindakan yang trampil dari manusia (communication
involves both attitudes and skills). Manusia tidak bisa dikatakan berinteraksi sosial
kalau dia tidak berkomunikasi dengan cara atau melalui pertukaran informasi,
ide-ide, gagasan, maksud, serta emosi yang dinyatakan dalam simbol-simbol dengan
orang lain (Liliweri, 2003: 5).
Melalui komunikasi kebutuhan emosional dapat terpenuhi misalnya belajar
makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan
iri hati dan kebencian (Mulyana, 2001: 15). Proses komunikasi akan berjalan
efektif dan menyenangkan bila dasar-dasar keserasian tersedia di dalamnya,
dengan melalui komunikasi seseorang belajar apa yang ingin diketahui.
Menurut Harwood dalam Wursanto (1987: 31) komunikasi didefinisikan
sebagai proses untuk membangkitkan perhatian orang lain yang bertujuan untuk
menjalin kembali ingatan-ingatan. Selain itu Liliweri (2003:5) menyatakan bahwa
komunikasi dapat diartikan sebagai proses peralihan dan pertukaran informasi
oleh manusia melalui adaptasi dari dan ke dalam sebuah sistem kehidupan
manusia dan lingkungannya. Proses peralihan dan pertukaran informasi itu
dilakukan melalui simbol-simbol bahasa verbal maupun non-verbal yang
dipahami bersama.
Dalam komunikasi apa yang ingin diungkapkan harus jelas; perasaan,
7
payah menebak. Tujuan berbicara adalah agar bisa dimengerti oleh pasangan
bukan untuk membingungkan pasangan. Komunikasi bisa terjadi bila pasangan
bisa memahami dengan tepat apa yang dimaksud baik secara verbal maupun
nonverbal (Subiyanto, 2003:47).
Saat bermusyawarah atau berkomunikasi, pasangan lawan jenis perlu
mengetahui secara benar kebutuhan dirinya, serta memiliki ketrampilan
menyampaikan pandangannya secara baik. Terkadang kelemahan dalam
menyampaikan kebutuhan atau keinginan, menjadikan mitra bicara menduga
sesuatu yang lain, sehingga menolak apa yang seharusnya dapat diterima (Shihab,
2001:75). Masing-masing pihak juga harus dapat mendengarkan secara aktif dari
pasangannya, sehingga tidak segera memberi penilaian baik atau buruk terhadap
gagasan yang disampaikan kepadanya. Setelah itu, bersama-sama mencari
penyelesaian terbaik, yang didasari oleh saling pengertian, tidak menuntut untuk
menang sendiri, tidak pula harus terus menerima dan mengalah.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: Penetrasi Sosial Dalam Masa Pacaran Remaja (Studi
Pada Remaja di Malang Yang Mengalami Kekerasan Pacaran)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa permasalahan:
“Bagaimana penetrasi sosial pada pacaran remaja di Malang yang mengalami
8
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka penelitian ini
bertujuan: “Untuk mendeskripsikan penetrasi sosial pada pacaran remaja di
Malang yang mengalami kekerasan pacaran”.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Untuk mengembangkan khazanah pengetahuan dan menambah wawasan
yang luas dan mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan penetrasi sosial
pada pacaran remaja di Malang yang mengalami kekerasan pacaran, serta sebagai
bahan pustaka dan kajian untuk penelitian berikutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga:
1. Sebagai bahan dalam memperkaya khazanah studi komunikasi di
Universitas Muhammadiyah Malang khususnya, dan Perguruan Tinggi lain
pada umumnya yang intens terhadap komunikasi.
2. Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan pemerhati masalah
kekerasan pada perempuan, tentang informasi penetrasi sosial dalam masa
pacaran remaja dan juga memberikan pendekatan atau intervensi dalam
menangani masalah kekerasan pada remaja sehingga perempuan yang
mengalami kekerasan dapat lebih memahami keadaan dirinya dan
9
b. Bagi peneliti:
Dapat memberikan kontribusi secara akademis dan perluasan cakrawala pada
ilmu pengetahuan khususnya ilmu komunikasi tentang penetrasi sosial dalam
masa pacaran remaja pada remaja di Malang yang mengalami kekerasan
pacaran, sehingga dapat dijadikan sebagai refrensi untuk pengembangan
penelitian yang sejenis.
c. Bagi Para Pasangan Lawan Jenis:
Bisa mengetahui sejauh mana penetrasi sosial dalam masa pacaran remaja pada
remaja yang mengalami kekerasan, sehingga remaja diharapkan dapat
meningkatkan kualitas diri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman dan pemikiran bagi subyek penelitian mengenai keterkaitan
penetrasi sosial dalam masa pacaran remaja pada remaja di Malang yang
mengalami kekerasan pacaran, sehingga dapat memahami bahwa kekerasan
bukanlah bagian dari sebuah hubungan antara manusia, dan kekerasan tersebut
diharapkan dapat dikendalikan atau diminamilisir dengan berkomunikasi secara