STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KELURAHAN (PPMK) DI KELURAHAN SEMPER BARAT
JAKARTA UTARA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh ERNIYATI NIM: 104054002083
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Maret 2010
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KELURAHAN (PPMK) DI KELURAHAN SEMPER BARAT
JAKARTA UTARA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Erniyati NIM: 104054002083
Di Bawah Bimbingan
Wati Nilamsari, S.Sos, M.Si NIP: 19710520 199903 2002
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul ”STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (PPMK) DI KELURAHAN SEMPER BARAT JAKARTA UTARA” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
pada hari Kamis, tanggal 11 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 Komunikasi Islam
(S.Kom.I) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 17 Maret 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Wahidin Saputra, MA Dr. Moh. Ali Wafa, S.Ag, M.Ag NIP.19700903 199603 1 001 NIP.150 321 584
Anggota
Penguji I Penguji II
Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd NIP.19690322 199603 2 001 NIP.19640212 199703 2 001
Pembimbing
ABSTRAK
Erniyati
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) adalah salah satu program pemberdayaan masyarakat yang digulirkan oleh Pemerintah untuk memberdayakan masyarakat agar lebih berdaya, dengan memberikan dana bantuan langsung kepada masyarakat melalui pendekatan tribina yang meliputi bina fisik, bina sosial, dan bina ekonomi. Dengan adanya PPMK ini masyarakat diharapkan dapat lebih mandiri. Program kegiatan yang dilakukan PPMK adalah pelatihan komputer dan dana bergulir.
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi adalah (1) Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir? (2) Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan komputer dan dana bergulir melalui PPMK Semper Barat Jakarta Utara?. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir serta untuk mengetahui manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan komputer dan dana Bergulir melalui PPMK Semper Barat Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Subyek dalam penelitian adalah pengurus PPMK yang terdiri dari instruktur pelatihan komputer, ketua dana bergulir, ketua dewan kelurahan, peserta pelatihan komputer dan anggota peminjam dana begulir. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Al-Hamdulillah, atas puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT, dengan limpahan rahmat, hidayah serta inayahnya kepada umatnya,
sehingga pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu dicurahkan Allah SWT kepada Nabi
pilihan yang membawa petunjuk ke jalan yang lurus, penerang dalam kegelapan,
keteladanan bagi ummat, yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat
dan kepada para pengikutnya yang setia sampai Akhir Zaman. Amin.
Sebagai tanda syukur atas selesainya penulisan skripsi yang berjudul
”Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan (PPMK) Di Keluarahan Semper Barat Jakarta Utara”, maka pada
kesempatan yang baik ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam.
4. Wati Nilamsari, S.Sos, M.Si Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah sabar dan meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan peneliti dalam
5. Seluruh Tenaga Pengajar Jurusan PMI yang telah memberikan pengalaman
ilmu pengetahuan kepada peneliti.
6. Pimpinan dan Stap Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Pimpinan Staf
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
menyediakan literatur-literatur yang peneliti butuhkan.
7. Bapak Kelik Whysendharmo selaku Dewan Kelurahan, Lurah, pengurus
PPMK, pengurus Kelurahan dan anggota masyarakat Kelurahan Semper Barat
yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
8. H. Muhammad Yusuf dan Hj. Mas’ah, Kedua orang tua peneliti yang telah
mendidik, mendo’akan dan membantu membiayai selama perkuliahan,
sehingga dapat menyelesaikan pada jenjang Strata Satu (S1) ini.
9. Kakakku tersayang, Maryam, Safuroh, H. Rohmatulloh, Sarkowi, dan Adikku
Achmad Firdaus atas bantuan pemikiran, tenaga dan dananya serta saudaraku
yang selalu memberikan semangat dan mengajarkan banyak hal kepada
peneliti.
10. Teman-teman PMI 2004, Zil, Serly, terima kasih atas dukungan dan
motivasinya.
Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik atas jasa-jasa mereka di
dunia dan akhirat. Selain itu peneliti juga berdo’a semoga skripsi ini bermanfaat
bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal Aalamin.
Jakarta, 17 Maret 2010
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Metodologi Penelitian ... 8
E. Tinjauan Pustaka ... 17
F. Sistematika Penulisan ... 19
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Strategi ... 21
B. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 23
C. Pemberdayaan Masyarakat ... 24
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 24
2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat ... 28
D. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK ... 30
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara
1. Latar Belakang Berdirinya PPMK ... 31
2. Visi dan Misi PPMK ... 32
3. Asas dan Prinsip PPMK ... 33
4. Tujuan dan Sasaran PPMK ... 35
5. Struktur Organisasi PPMK ... 37
B. Gambaran Umum Kelurahan Semper Barat 1. Profil Kelurahan Semper Barat ... 39
2. Visi dan Misi Kelurahan Semper Barat ... 41
3. Demografi Kelurahan Semper Barat ... 42
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN A. Analisis tentang Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh PPMK melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir ... 48
B. Analisis tentang Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir melalui PPMK Semper Barat ... 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jumlah Penduduk Tiap RW ... 42
2. Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ... 43
3. Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pendidikan ... 44
4. Tabel 4 Jumlah Sarana Pendidikan ... 44
5. Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 45
6. Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 45
7. Tabel 7 Jumlah Sarana Agama dan Budaya ... 45
8. Tabel 8 Jumlah Sarana Ekonomi ... 46
9. Tabel 9 Jumlah Sarana Kesehatan ... 46
10.Tabel 10 Jumlah Sarana Sosial ... 47
11.Tabel 11 Daftar Nama Peserta Pelatihan Komputer ... 52
12.Tabel 12 Jadwal Pelatihan Komputer ... 54
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah sosial yang
senantiasa hadir di tengah masyarakat, khususnya di Negara-negara berkembang.
Kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala dan masih hadir hingga
saat ini, bahkan semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang
masih dihadapi oleh bangsa Indonesia. Karena kemiskinan adalah multidimensi,
masyarakat miskin membutuhkan kemampuan pada tingkat individu (seperti
kesehatan, pendidikan dan perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti
bertindak bersama untuk mengatasi masalah). Memberdayakan masyarakat miskin
dan terbelakang menuntut upaya menghilangkan penyebab ketidakmampuan
mereka meningkatkan kualitas hidupnya.1
Kemiskinan biasanya terjadi karena individu tidak mampu
memberdayakan potensi dirinya secara maksimal untuk mencapai kesejahteraan
dalam kehidupannya secara mandiri. Kemiskinan yang diderita oleh masyarakat
Indonesia tidak hanya masalah kecerdasan, tetapi masalah keahlian hidup, karena
keahlian dapat membuat masyarakat menjadi survive dalam menjalani hidup dan
mencapai apa yang mereka inginkannya. Tanpa keahlian hidup mereka tidak akan
1
mendapatkan peluang untuk memenangkan perlombaan hidup yang semakin
keras.2
Dalam sebuah seminar “Peta Penduduk Miskin di Indonesia” di Jakarta 23 Desember 2004, Ketua Tim pemetaan kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) Dr. Dedi Walujadi mengatakan, 42,8 juta jiwa penduduk miskin atau 20% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2004 yang sebanyak 214 juta jiwa, jumlahnya akan terancam kian membengkak menjadi 37%. Padahal, tahun 2003 penduduk miskin di Indonesia berjumlah 37,3 juta jiwa. Prediksi membengkaknya jumlah penduduk miskin tahun 2005 mudah dipahami karena ketidakpastian ekonomi, seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat masyarakat yang berada dalam kelompok tersebut terpuruk dalam kategori miskin absolut, yakni kelompok masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Indikator yang dipergunakan dalam kriteria miskin tersebut adalah konsumsi makanan, yakni kurang dari 2100 kalori perhari dan non makanan.3
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut,
kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin
absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak
cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan,
papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah
hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan
masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap
seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki
tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.4
Maka untuk mengembangkan potensi masyarakat miskin diperlukan suatu strategi
dalam penanggulangan kemiskinan, yaitu:
2
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I M, Ag, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2001), cet ke-1, h. 66
3
Martaja, Menyimak Peta Kemiskinan Tahun 2000. Artikel diakses pada tanggal 3 Desember 2008 dari http://www.sinarharapan.co.id/berita/0502/03/opi01.html
4
Sumber: Ragnar Nurkse,1953 (pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat)
Memahami Kemiskinan. Artikel diakses pada 22 Oktober 2008 dari
Pertama, penciptaan kesempatan berkaitan dengan sasaran pemulihan
ekonomi makro, perwujudan pemerintahan yang baik, dan peningkatan pelayanan
umum. Kedua, Pemberdayaan Masyarakat berkaitan dengan penyediaan akses
masyarakat miskin ke sumber daya ekonomi dan keterlibatan mereka dalam
pengambilan keputusan. Ketiga, Peningkatan kemampuan berkaitan dengan
sasaran peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan pangan, perumahan agar
masyarakat memiliki produktivitas. Keempat, Perlindungan sosial berkaitan
dengan sasaran pemberian jaminan kehidupan bagi masyarakat yang mengalami
cacat fisik, fakir miskin, dan kehilangan pekerjaan sehingga berpotensi menjadi
miskin.5
Krisis ekonomi yang terjadi telah menyadarkan semua pihak bahwa
pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan selama ini
perlu diperbaiki, yaitu ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat.
Keberdayaan kelembagaan masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka membangun
organisasi masyarakat warga yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan
kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta
kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial,
ekonomi maupun lingkungan, termasuk perumahan dan permukiman.6
Karena itu, agar bangsa Indonesia mampu keluar dari krisis, hal penting
yang perlu diperhatikan baik oleh masyarakat sendiri maupun oleh pemerintah
5
MM-Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika kerja sama Fak.Dakwah & Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Pelatihan Calon Pendamping Pengembangan Masyakat, h. 4
yang berkuasa, adalah ekonomi kerakyatan ini harus kembali digalakkan dan
dikembangkan. Bangsa Indonesia harus menyadari kekeliruannya selama ini
kembali ke jalan yang benar. Krisis panjang yang menimpa kita saat ini
hendaknya menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia bahwa krisis ini adalah
kelalaian (kalau bukan penghianatan) kita terhadap cita-cita para pendiri bangsa.
Sudah saatnya kita meninggalkan pola pembangunan yang hanya mengutamakan
pertumbuhan, karena terbukti malah menyengsarakan rakyat dan menimbulkan
akses ketidakadilan. Sekarang kita berahlih pada strategi pembangunan yang
dapat dinikmati seluruh rakyat secara adil dan merata. Strategi ini dikenal dengan
redistribution with growth (pendistribusian kembali atau pemerataan yang diikuti
pertumbuhan). Dalam strategi pembangunan yang mengutamakan pemerataan ini,
ada tiga hal penting yang mesti dilakukan oleh pemerintah.7
Pertama, harus ada keberpihakan kepada rakyat. Pembangunan harus
ditujukan langsung kepada yang memerlukan. Dengan kata lain, program yang
dirancang harus menyetuh masyarakat dan mengatasi masalah mereka sesuai
dengan kebutuhan mereka. Kedua, program-program tersebut harus
megikutsertakan dan dilaksanakan sendiri oleh rakyat. Tujuannya agar bantuan
yang diberikan kepada rakyat benar-benar efektif dan menyentuh kebutuhan
mereka, karena sesuai dengan kehendak dan kemampuan mereka serta membantu
mereka untuk memperkuat dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan
ekonomi mereka yang merasa membutuhkannya.
Ketiga, pembangunan dengan strategi ini harus lebih mengutamakan
pendekatan kelompok, karena dari segi penggunaan sumber daya bisa efisien.
7
Pendekatan ketiga ini pada giliranya akan memperkuat kemitraan dan
kebersamaan, baik kebersamaan dalam hal kesetiakawanan, maupun dalam
menghadapi era keterbukaan ekonomi. Hal ini perlu ditegaskan, karena
kemenangan dalam pergulatan perdagangan pasar bebas tidak akan tecapai tanpa
adanya rasa kebersamaan dan kesatuan.
Salah satu program Pemberdayaan yang digulirkan oleh pemerintah
adalah Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK), yang merupakan
dana bantuan langsung kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan
Tribina sebagai model pendekatan dalam pemberdayaan dan pembangunan
masyarakat RW di Kelurahan, yaitu meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial
dan Bina Ekonomi.8
Pelatihan keterampilan komputer merupakan bagian dari kegiatan
masyarakat yang diberikan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat
menggali kemampuan yang ada dalam diri mereka. Apalagi pada zaman sekarang
ini pekerjaan banyak membutuhkan lulusan yang menguasai komputer.
Diharapkan ketika mereka lulus dari sekolah atau perguruan tinggi mereka dapat
bekerja dibidang komputer atau sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan.
Pelatihan keterampilan ini diberikan waktu selama tiga bulan dilatih sampai bisa
melakukan keterampilan komputer. Materi yang diberikan yaitu teori, praktek dan
ujian.
Sedangkan dana bergulir merupakan dana bantuan pinjaman yang
bersumber dari Bank Dunia yang disalurkan oleh APBD ke kelurahan-kelurahan,
yang penggunaannya dan penyalurannya harus dipertanggungjawabkan kepada
8
Negara. Pinjaman yang diberikan untuk dana bergulir sebesar Rp500.000 sampai
dengan Rp1.000.000. Pada waktu pengembalian dana pinjaman tersebut
masyarakat Kelurahan Semper Barat dikenakan persentase jasa 1,00% perbulan
dari total pinjaman dana bergulir selama kurun waktu 10 bulan atau 12 bulan.
Jumlah jasa yang dibayarkan oleh pemanfaat dana pinjaman bergulir sebesar
1,00% perbulan dari total pinjaman dipergunakan untuk pemberian “honor”
pengurus PPMK sebagai unsur kegiatan pelaksana PPMK (dana bergulir)
Kelurahan Semper Barat. Hal ini dikarenakan tidak adanya gaji pokok bagi
mereka dalam menjalankan kegiatan ini.
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) ini pertama kali
digulirkan pada tahun 2001 di 25 Kelurahan se DKI Jakarta sebagai Pilot
Projeck/Proyek Percontohan. Sehubungan dengan banjir besar di Jakarta,
Premprov. DKI mengeluarkan PPMK pasca banjir tahun 2002 kemudian
dilanjutkan dengan PPMK 2003 sampai sekarang, yang telah berjalan dengan
baik. Tujannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelurahan
melalui pendekatan Tribina yang meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial dan
Bina Ekonomi.9
Jadi dengan dibentuknya PPMK di Kelurahan, maka keberadaan
pemberdayaan masyarakat sangat perlu untuk membantu pemerintah dalam
memberdayakan masyarakat miskin, oleh karena itu di sini peneliti akan
melakukan penelitian terhadap Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) sebagai institusi lokal
yang serba mengandalkan sumber-sumber setempat pula dalam pemberdayaan
9
masyarakat, dengan judul “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara”.
Alasan peneliti mengangkat permasalahan dan judul tersebut di atas
karena untuk mengetahui pemberdayaan yang dilakukan oleh Program
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Program Pelatihan
Komputer dan Dana Bergulir.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi pembahasan dan penelitian ini pada Strategi
Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara yang
dilakukan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK)
melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semper Barat
Jakarta Utara yang dilakukan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir?
b. Bagaimana Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti Pelatihan Komputer
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat di Kelurahan
Semper Barat Jakarta Utara yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan
komputer dan dana bergulir.
b. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan
komputer dan dana bergulir melalui PPMK Semper Barat Jakarta Utara.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penulisan skripsi
ini adalah:
a. Manfaat Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan evaluasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam pemberdayaan
masyarakat setempat.
b. Manfaat Akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
dokumen perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berguna
untuk menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa dalam dimensi
pemberdayaan masyarakat.
D. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian pada skripsi ini dilakukan di Program Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang beralamat di Jalan Komplek Pemadam
Kebakaran Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
masih sewilayah dengan tempat tinggal peneliti maka data dan informasi yang
dibutuhkan mudah, cepat dan akurat.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan September 2008 sampai bulan
Januari 2009. Namun karena peneliti masih satu matakuliah yang harus
diselesaikan maka penelitian ini pun baru dapat di ajukan untuk sidang skripsi
pada bulan Maret 2010. Meskipun demikian peneliti tetap melakukan
bimbingan skripsi dan pembaharuan data.
3. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami strategi
pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Semper Barat. Peneliti berusaha
memahami dan menggambarkan langkah-langkah dan bagaimana strategi
pemberdayaan masyarakat dalam proses kemiskinan. Oleh karena itu peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Bogdad dan Taylor yang dikutip oleh Lexyi J. Moleong, bahwa pendekatan
kualitatif adalah ”Prosedur” sebuah penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.10
Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif ini, mempunyai beberapa
alasan yakni salah satunya adalah bersifat luwes atau fleksibel, menyajikan
secara langsung hakikat hubungan antara penulis dengan subyek penelitian,
10
serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan
fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik bermakna dilapangan.11
Selain itu, melalui pendekatan kualitatif ini peneliti berharap dapat
menggambarkan dan menganalisis strategi pemberdayaan masyarakat melalui
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper
Barat Jakarta Utara.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Mardalis, bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan, memaparkan, mencatat, menganalisa, dan
menginterprestasikan kondisi sekarang ini terjadi atau ada.12
Data-data tersebut berasal dari hasil observasi, wawancara dengan
informan, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.13
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan dan menganalisis
secara menyeluruh strategi pemberdayaan masyarakat melalui Program
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat
Jakarta Utara.
5. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam,
yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer terbagi menjadi dua sumber data, yaitu:
11
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2003), cet. ke-2 h.39
12
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002)
13
1. Utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subyek
penelitian, yaitu diperoleh dari pengurus PPMK yang terdiri dari
instruktur pelatihan komputer, ketua dana bergulir, dan ketua dewan
kelurahan (perwakilan dari ketua PPMK).
2. Pendukung, yaitu data yang diperoleh dari peserta pelatihan komputer
dan anggota peminjam dana bergulir.
b. Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu daya yang diperoleh dari catatan-catatan,,
dokumen, foto maupun benda-benda tertulis lainnya yang berhubungan
dengan penelitian seperti buku pedoman PPMK, laporan bulanan Kelurahan
Semper Barat dan laporan tahunan Kelurahan Semper Barat.
6. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan
responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample.14
Dimana pada teknik purposive sample tersebut di maksudkan untuk
memberikan keleluasan kepada peneliti dalam menyeleksi responden yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Terpenting disini bukanlah jumlah responden
khususnya, melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan pemahaman
teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.
Berdasarkan pada konteks tersebut, maka peneliti memilih responden
sebagai berikut:
a. Data Primer Utama, peneliti mewawancarai tiga orang pengurus PPMK
yang terdiri dari Bapak Bahruddin (Instruktur Pelatihan Komputer), Bapak
14
Supardi (Ketua Bina Ekonomi Dana Bergulir), dan Bapak Kelik
Whysendharmo (Ketua Dewan Kelurahan Semper Barat). Alasan
pengambilan subyek penelitian ini karena peneliti menganggap ketiga
orang yang telah peneliti sebutkan tersebut dipandang sebagai orang yang
paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan PPMK, penguasaan program
dan keaktifannya dalam anggota dewan kelurahan.
b. Data Primer Pendukung, terdiri dari peserta pelatihan komputer dan dana
bergulir. Data peserta yang mengikuti pelatihan komputer sebanyak 28
orang yang diikuti oleh beberapa anak perempuan dan laki-laki, tetapi
peneliti hanya mewawancarai tiga peserta yaitu Soleha, Hikmah, dan
Ardhi Tauvan. Alasannya karena peneliti menganggap ketiga peserta ini
adalah orang yang benar-benar memahami dan mengerti saat mengikuti
pelatihan komputer. Sedangkan untuk anggota masyarakat Semper Barat
yang mengikuti dana bergulir secara keseluruhan dari 17 RW berjumlah
331 orang, tetapi peneliti hanya mewawancarai 8 anggota dimbil dari RW
05 yang terdiri dari Bapak Sofyan dari RT 004 sebagai usaha warung nasi,
Ibu Asiah dari RT 012 sebagai pedagang sayur, Bapak Madsani dari RT
012 sebagai pedagang beras keliling, Ibu Udayati dari RT005 sebagai
usaha foto copy, Bapak Suwardi dari RT 006 sebagai warung nasi, Ibu
Tati Suryati dari RT 014 usaha warung kelontong, Bapak Parmono dari
RT 007 usaha service bengkel sepeda, dan Ibu Nurhayati dari RT 003
usaha warung kelontong. Alasannya karena lokasi yang peneliti ambil
7. Teknik Pencatatan Data
Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang bersifat kualitatif,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan
data dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap suatu
kegiatan secara akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.15
Penelitian melakukan pengamatan dilapangan dengan cara
mengumpulkan data-data lapangan serta data-data yang ada. Observasi
dilakukan untuk dapat mengamati secara langsung aktivitas masyarakat
mengenai pelatihan komputer dan dana bergulir dari PPMK, untuk
mengumpulkan data-data lapangan serta data-data yang ada di PPMK
Semper Barat Jakarta Utara.
Untuk kegiatan pelatihan komputer, peneliti melihat secara
langsung mengenai teknik pengajaran yang diberikan oleh instruktur
pelatihan komputer adalah berupa bimbingan yaitu teori dan praktek.
Sedangkan dana bergulir, peneliti mencatat dan mewawancarai langsung
bahwa proses dana bergulir yang dilaksanakan PPMK terdapat beberapa
tahapan-tahapan dalam meminjam dana bergulir yang diberikan kepada
masyarakat kelurahan Semper Barat untuk mengembangkan dan
menambah modal usaha mereka.
15
b. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan
komunikasi langsung dengan Bapak Kelik Whysendharmo yang telah
mewakili Bapak Agus Gersia untuk di wawancara, karena beliau sedang
ada tugas diluar daerah. Bapak Bahruddin selaku Instruktur Pelatihan
Komputer, Bapak Supardi selaku Ketua Bidang Bina Ekonomi Dana
Bergulir, dan anggota masyarakat Kelurahan Semper Barat yang ikut
pinjaman dana bergulir dan peserta pelatihan komputer.
Wawancara ini dilakukan di rumah ketika wawancara dengan
Bapak Kelik Whysendharmo, sedangkan dengan Bapak Supardi dan
Bapak Bahruddin dilakukan di kantor PPMK Kelurahan Semper Barat,
dan kemudian wawancara dilanjutkan dengan peserta pelatihan komputer
yang dilakukan di ruang komputer dan anggota masyarakat Kelurahan
Semper Barat yang ikut dalam pinjaman dana bergulir dilakukan di rumah
masing-masing warga. Di tempat tersebut, peneliti berbincang-bincang
santai dan wawancara dilakukan dengan catatan tulisan tangan.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan, membaca dan
mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis baik yang berupa
laporan PPMK, buku panduan pelaksanaan PPMK, laporan bulanan
Kelurahan Semper Barat, dan laporan tahunan Kelurahan Semper Barat
serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa
untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh
8. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyusunan data agar bisa ditafsirkan, dan
memberikan makna pada analisis. Penafsiran hasil analisis data harus melebihi
atau mentransenden deskripsi. Model analisis yang dipakai dalam penelitian
ini adalah teknik analisis deskriptif. Hal ini di dasarkan atas pertimbangan
bahwa sasaran penelitian ini adalah kegiatan analisis data meliputi kegiatan
reduksi data, reduksi yaitu menganalisa sesuatu secara keseluruhan kepada
bagian-bagianya atau mejelaskan tahap akhir dari proses perkembangan
sebelumnya yang lebih sederhana.16 Display data, mengambil kesimpulan dan
ferivikasi. Kegiatan ini dilakukan sejak memasuki pelaksanaan penelitian
dilapangan hingga akhir secara terus menerus.
Kesimpulan sementara tersebut didiskusikan dengan pengurus PPMK
Semper Barat dan pembimbing skripsi. Kepada mereka di minta untuk
memberikan tanggapan terhadap kesimpulan sementara, jika menunjukkan
kesesuaian maka kesimpulan tersebut akan menjadi kesimpulan tetap peneliti.
Namun jika menunjukkan ketidaksesuaian maka peneliti akan melakukan
analisis dan merumuskan kesimpulan kembali.
9. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data ada empat kriteria yang digunakan,
yaitu: Kriterium keterlatihan. Kriterium kebergantungan, Kriterium
kredibilitas (kepercayaan), dan Kriterium kepastian.
16
Dalam hal ini peneliti menggunakan langkah-langkah kriteria
keabsahan data sebagai berikut:17
a. Kriterium Kredibilitas (kepercayaan)
Fungsi kriterium kredibilitas ini adalah untuk melaksanakan inkuiri
sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai,
kemudian mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan
jalan pembuktian oleh peneliti, pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
Kriterium kredibilitas ini mengunakan dua teknik pemeriksaan: Pertama,
ketekunan pengamatan, dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang releven dengan persoalan atau isu dalam penelitian
ini dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci
(triangulasi). Kedua, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang dimanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
misalnya untuk mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir. (2)
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan
jawaban yang diberikan oleh Bapak Kelik Whysendharmo dengan anggota
masyarakat Semper Barat. (3) Membandingkan hasil wawancara dengan hasil
dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diajukan. Peneliti
memanfaatkan dokumen atau data sebagai bahan perbandingan.
17
10. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang di terbitkan oleh CeQDA
(Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah
awal yang peneliti lakukan adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap
skripsi-skripsi terdahulu dan melihat buku-buku yang akan dijadikan referensi oleh
peneliti.
Setelah peneliti melakukan suatu kajian kepustakaan, peneliti akhirnya
menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat.
Salah satunya adalah sebagai berikut:
1. Skripsi Sunardi, dengan judul ”Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Kelompok Swadaya Masyarakat (Kasus Implementasi di Lembaga Pengelola
Zakat, Infak, Dan Sadakah (LP-ZIS) Ash-Shiniyyah PT. Bukaka Teknik
Utama Tbk)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa di Lembaga
Pengelola Zakat, Infak, dan Sadakah (LP-ZIS) berupaya melakukan
pemberdayaan masyarakat berbasis kelompok swadaya masyarakat yang
meliputi pengembangan bidang keagamaan, bantuan sosial, pendidikan, dan
penguatan usaha mikro (modal usaha). Kedekatan skripsi ini dengan hasil
(PPMK), namun dalam penelitian Sunardi lebih menitikberatkan pada
lembaga LP-ZIS sebagai pelaksana penanggung jawab program.
2. Skripsi Faizin Jufri, dengan judul Strategi Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) Kukusan dalam Pemberdayaan Masyarakat. Kedekatan
skripsi ini dengan hasil penelitian Faizin Jufri adalah pada Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), namun dalam penelitian Faizin Jufri lebih
menitikberatkan pada Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK)
sebagai penanggung jawab pelaksana program. Hasil penelitian tersebut yang
telah didapat adalah minimnya pendidikan, kelangkaan lahan untuk
mengembangkan perekonomiandana bergulir yang tidak dijamin oleh koperasi
setempat, tidak adanya puskesmas rawannya keamanan, sempitnya jalan
penghubung antara UI dan Kukusan serta kesadaran akan pendidikan dan
kesehatan berdampak pada laju pertumbuhan keberdayaan masyarakat
Kukusan sampai saat ini. Sementara LPM juga kelelaan dalam memanfaatkan
dana operasionalnya yang begitu minim.
3. Skripsi Muchtar, dengan judul ”Strategi Pemberdayaan Berbasis Kelembagaan
Lokal dalam Penanganan Kemiskinan Perkotaan (Kasus Implementasi P2KP
di Desa Sukadanau)”. Kedekatan skripsi ini dengan hasil penelitian Muchtar
adalah pada kelompok swadaya masyarakat, namun dalam penelitian Muchtar
lebih menitik beratkan pada lembaga lokal terutama Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) sebagai penanggung jawab pelaksana.
Namun demikian, peneliti tidak menafikan diri bahwa hasil dari karya
Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini dalam penulisannya akan dibagi menjadi 5 (lima) bab, dan
masing-masing bab akan dibagi lagi menjadi sub-sub bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I Memuat tentang Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian: mencakup Lokasi Penelitian,
Waktu Penelitian, Pendekatan penelitian, Jenis Penelitian, Sumber
Data, Teknik Pemilihan Subyek Penelitian, Teknik Pencatatan
Data, Teknik Analisis Data, dan Teknik Keabsahan Data, Tinjauan
Pustaka serta diakhiri dengan Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoretis, meliputi Pengertian Strategi, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Masyarakat (Pengertian
Pemberdayaan Masyarakat dan Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat), serta Pengertian Program Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan (PPMK).
BAB III Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Di Kelurahan Semper Barat, meliputi Latar Belakang
Berdirinya PPMK, Visi dan Misi PPMK, Asas dan Prinsip PPMK,
Tujuan dan Sasaran PPMK, serta Struktur Organisasi PPMK.
Kelurahan Semper Barat, Visi dan Misi Kelurahan Semper Barat
dan Demografi Kelurahan Semper Barat.
BAB IV Analisis dan Temuan Lapangan, meliputi: Analisis tentang Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Semper Barat Jakarta
Utara yang dilakukan oleh Program Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir
dan Analisis tentang Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti
Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir melalui PPMK Semper
Barat Jakarta Utara.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Pengertian Strategi
Di tinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu
Strategos yang diambil dari kata strator yang berarti militer dan ag yang
berarti memimpin. Pada konteks awalnya, strategis diartikan sebagai
generalship atau sesat yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat
rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.18
Sedangkan arti lain dari kata strategi yang masih sama Negara asal
katanya yaitu Yunani, bahwa strategi yaitu strategos yang berarti jenderal.19
Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu
siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya startegi berkembang
untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya
dan agama.20
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi
adalah suatu ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan
kebijakan tertentu.21
Sedangkan definisi yang berbeda mengenai strategi diberikan oleh para
ahli, adalah sebagai berikut:
18
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: LPEE UI,1999), h. 8
19
George Steiner dan John Minner, Manajemen Strategi, (Jakarta: Erlangga), h. 20
20
Rafi’udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia), h. 76
21
1. Menurut Onong Uchjana, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.22
2. Menurut Chandler yang dikutip oleh Supriyono, Strategi adalah penentuan
dasar goals jangka panjang dan tujuan pemberdayaan masyarakat serta
pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.23
3. Menurut Sondang Siagan, Strategi adalah cara yang terbaik untuk
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan
tuntutan perubahan lingkungan.24
Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang strategi
yaitu:
a. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu, yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan
organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.
c. Dalam pencapaian tujuan organisasi, perlu alternatif strategi yang
dipertimbangkan dan harus dipilih.
22
Onong Uchjana Affendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h. 32
23
Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFC, 1985), h. 9
24
B. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Parsons et. al, menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya
dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan
bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja
sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun pemberdayaan
seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan diri klien, hal ini
bukanlah strategi utama pemberdayaan.
Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjan sosial dapat dilakukan
melalui kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja
dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap
berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau
sistem lain diluar dirinya.25 Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat
dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting):
mikro, mezzo, dan makro.
1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui
bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan
utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan
tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang
Berpusat pada Tugas (task centered approach).
2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media
intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan
sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran. Pengetahuan, keterampilan
25
dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan
yang dihadapinya.
3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (
large-system-strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan
yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi
sosial, lobbying, Pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah
beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang
klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami
situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang
tepat untuk bertindak.26
C. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau
kurang berdaya menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok,
ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dengan
keinginan mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses
yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.27
Pemberdayaan bisa diartikan sebagai perubahan kepada arah yang
lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan
upaya meningkatkan hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah
meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya
26
Edi Suharto Ph. D, Ibid., h. 67
27
yang dimiliki, tentunya dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik
lagi.28
Secara teknis istilah pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah
pengembangan. Menurut Imang Mansur Burhan sebagaimana dikutip oleh
Nanih Machendrawaty dan Agus Achmad Syafei mendefinisikan
pemberdayaan umat atau masyarakat sebagai upaya untuk membangkitkan
potensi umat islam ke arah yang lebih baik, baik dalam kehidupan sosial,
politik, maupun ekonomi.29
Amrullah Ahmad mengatakan bahwa ”Pengembangan Masyarakat
Islam adalah sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model
pemecahan masalah umat dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan
dalam perspektif Islam”.30
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki
dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya.31
Istilah pemberdayaan yang dipakai oleh T. Hani Handoko adalah
”Pengembangan”, yaitu suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki
pemecahan masalah dan melakukan pembaharuan.32
Dalam Ensiklopedia Indonesia, Daya adalah kemampuan melakukan
sesuatu atau kemampuan untuk bertindak.33
28
Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997), h.15
29
Nanih Machendrawaty dan Agus Achmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2001), cet. ke-1, hal 42
30
M. Amrullah Ahmad, Strategi Dakwah di Tengah Era Reformasi Menuju Indonesia Baru Dalam Memasuki Abad 21, (Bandung: 1999), h. 9
31
Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997), cet. ke-1, Edisi II h. 165
32
Adapun pemberdayaan menurut Mc. Ardle, mengatakan bahwa
pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputsan oleh orang-orang yang
secara konsekuen melakanakan keputusan tersebut. Orang-orang yang telah
mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan
merupakan ”keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka
sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber daya lainnya
dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantng pada pertolongan dari
hubungan eksternal. Namun demikian, Mc. Ardle mengimplikasikan makna
tersebut bukan untuk mencapai tujuan, melainkan makna pentingnya proses
dalam pengambilan keputusan.34
Payne, mengemukakan bahwa suatu pemberdayaan (empowerment)
pada intinya, ditujukan guna membantu kllien memperoleh daya untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang
terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan
sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki,
antara lain transfer daya dari lingkungannya.35
Shardlow, melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai
pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok
ataupun komunitas berusaha membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
mereka. Prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri
apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi
33
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. ke-1 h. 667
34
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Fakltas Ekonomi UI, 2002), h. 162
35
permasalahan yang ia hadapi sehingga klien mempunyai kesadaran dan
kekuasaan penuh dalam membentuk hari depannya.36
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu
yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
sosial, yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, mapun sosial seperti memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.37
Dari pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa yang dimaksud
pemberdayaan adalah sebuah gerakan penguatan sosial agar masyarakat
tadinya lemah, baik dalam bidang sosial, ekonomi serta politik, diberdayakan
sehingga membangkitkan kesadaran masyarakat tersebut dan meningkatkan
potensi yang mereka miliki dan guna membangun serta menentukan tindakan
berdasarkan keinginan mereka secara mandiri melalui strategi dan pendekatan
tertentu yang dapat menjamin keberhasilan hakiki dalam bentuk kemandirian.
36
Isbandi Rukminto Adi, Ibid h. 164
37
2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan diatas
dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat
menjadi 5 P, yaitu:
a. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus
mampu membebaskan masyarakat dari sekar-sekar kultural dan struktural
yang menghambat.
b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh kembangkan
segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang
kemandirian mereka.
c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok
lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya
persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan
lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap
kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala
jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
d. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat
mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.
Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke
dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.
e. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi
keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam
keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan
berusaha.38
Dubois dan Miley memberi beberapa cara atau teknik yang lebih
spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat:
a. Membangun relasi pertolongan yang merefleksikan respon empati,
menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri (
self-determination), menghargai perbedaan dan keunikan individu,
menekankan kerja sama klien (client partnerships).
b. Membangun komunikasi yang menghormati martabat dan harga diri klien,
mempertimbangkan keragaman individu, berfokus pada klien, dan
menjaga kerahasiaan klien.
c. Terlibat dalam pemecahan masalah yang memperkuat partisipasi klien
dalam semua aspek proses pemecahan masalah, menghargai hak-hak klien,
merangkai tantangan-tantangan sebagai kesempatan belajar dan
melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.
d. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui ketaatan
terhadap kode etik profesi, keterlibatan dalam pengembangan profesional,
riset, dan perumusan kebijakan, penerjemahan kesulitan-kesulitan pribadi
ke dalam isu-isu publik, penghapusan segala bentuk diskriminasi dan
ketidaksetaraan kesempatan.39
38
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2005), cet ke-1, h.67
39
D. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK)
1. Pengertian PPMK
PPMK adalah merupakan Program pemberdayaan masyarakat melalui
penyediaan bantuan yang diberikan secara langsung kepada masyarakat dan
penyalurannya memanfaatkan institusi kemasyarakatan yang ada ditingkat
Kelurahan.40
PPMK dirancang untuk mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan berbau komunitas seperti
Dewan kelurahan, RW dan lembaga kemasyarakatannya.
Hakekat PPMK adalah memberikan peranan jauh lebih besar kepada
masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi serta
diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat baik dalam bentuk
pemikiran tenaga maupun finansial.
Sasaran PPMK adalah warga masyarakat yang berdomisili di Jakarta
dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Propinsi DKI Jakarta, mempunyai
usaha kecil, kelompok maupun individu yang memerlukan bantuan modal dan
perbaikan fisik lingkungan serta penanggulangan masalah sosial.41
40
Petunjuk Pelaksanaan PPMK Provinsi DKI Jakarta
41
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara
1. Latar Belakang Berdirinya PPMK
Krisis ekonomi yang berkepanjangan pasca tahun 1998 berdampak
sangat serius pada tataran kehidupan masyarakat luas, antara lain
bertambahnya jumlah penduduk miskin, meningkatnya angka pengangguran
dan menurunnya daya beli masyarakat. Dilain pihak pemerintah melalui
berbagai program dan sektor saat ini menurunkan dana lewat bantuan luar
negeri, APBN dan APBD untuk mengatasi dampak krisis dan sekaligus dalam
rangka percepatan pembangunan.42
PPMK pertama kali digulirkan pada tahun 2001 di 25 Kelurahan se
DKI Jakarta sebagai Pilot Projeck/Proyek Percontohan. Sehubungan dengan
banjir besar di Jakarta, Premprov. DKI mengeluarkan PPMK pasca banjir
tahun 2002 kemudian dilanjutkan dengan PPMK 2003 sampai sekarang, yang
telah berjalan dengan baik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kelurahan melalui pendekatan Tribina yang
meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial dan Bina Ekonomi.43
Sejalan Undang-undang nomor 34 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta dan Perda
nomor 5 tahun 2001 tentang Dewan Kelurahan, Dan Instruksi Gubernur No.
42
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PPMK Provinsi DKI Jakarta
43
42 tentang PPMK Pasca Banjir, maka Program Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan merupakan program yang diharapkan dapat memfasilitasi dan
mendorong perwujudan misi pemberdayaan masyarakat pada tingkat
kelurahan, khususnya warga yang terkena dampak banjir baik langsung atau
tidak langsung.
Program ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan menurunnya
kondisi kehidupan masyarakat pasca banjir secara rescu dan cepat dengan
memberikan peran yang lebih besar kepada masyarakat untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengawasi kegiatan yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kesejahteraan semua komponen masyarakat yang ada. Dengan
demikian diharapkan akan merangsang keterlibatan anggota masyarakat dari
semua strata baik dalam bentuk pemikiran, tenaga maupun finalis, sehingga
masyarakat dari semua strata baik dalam bentuk pemikiran, tenaga maupun
finansial, sehingga masyarakat tidak hanya sebagai penerima dan pengguna
(user) tetapi lebih sebagai pelaku pembangunan.44
2. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
(PPMK) Semper Barat adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan
menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera.
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan prasarana dan
sarana dasar lingkungan, pengembangan ekonomi produktif dan
pembukaan lapangan kerja baru serta program sosial lainnya.
44
c. Membangun/melaksanakan kegiatan yang mampu memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.
d. Memperjuangkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah, sehingga
tercipta keserasian, keselarasan dan keseimbangan kemampuan antara
potensi kebutuhan masyarakat dengan arah dan kebijakan pemerintah
dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.45
3. Asas dan Prinsip a. Asas
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
(PPMK) berasaskan:
1. Keadilan yang berarti PPMK bermanfaat secara proporsional kepada
seluruh masyarakat di Kelurahan.
2. Kejujuran yang berarti PPMK dilaksanakan dengan hati nurani yang
tulus dan ikhlas serta terbuka oleh semua unsur yang terkait.
3. Kemitraan yang berarti terciptanya kerjasama antara unsur yang terkait
dengan kegiatan PPMK.
4. Kesederhanaan artinya seluruh proses kegiatan yang diselenggarakan
melalui prosedur yang sederhana, mudah, cepat, dan tepat serta tertib
administrasi.
5. Kesetaraan berpartisipasinya artinya memberikan kesempatan yang
sama dalam pelaksanaan PPMK kepada masyarakat tanpa
membedakan ras, agama, suku, jenis kelamin, golongan dan kelompok.
45
b. Prinsip
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
(PPMK) mempunyai prinsip sebagai berikut:
1. Demokrasi artinya pengambilan keputusan pengelolaan PPMK melalui
musyawarah untuk mufakat.
2. Partisipasi yang berarti seluruh unsur pengelola dan masyarakat ikut
aktif dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
3. Transparan artinya pemberian dan penyebarluasan informasi
pengelolaan PPMK kepada masyarakat dan unsur yang terkait.
4. Akuntabel yang berarti seluruh kegiatan PPMK harus dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Desentralisasi artinya memberikan kepercayaan kepada masyarakat
dalam pengelolaan pembangunan wilayak Kelurahan melalui lembaga
masyarakat.
6. Kesinambungan artinya hasil kegiatan PPMK dapat dilestarikan dan
ditumbuh kembangkan oleh masyarakat sendiri melalui lembaga
masyarakat.
7. Efisiensi yang berarti pencapaian tujuan sesuai dengan anggaran yang
tersedia.
8. Efektif yang berarti hasil program sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.46
46
4. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan
Tujuan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK)
dibagi menjadi dua tujuan yaitu umum dan khusus, adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum pelaksanaan PPMK adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kelurahan melalui pendekatan Tribina yang
meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial, dan Bina Ekonomi.
2. Tujuan khusus pelaksanaan PPMK adalah:
a. Bina Fisik Lingkungan
1. Terwujudnya sarana dan prasarana lingkungan berskala mikro
yang memadai.
2. Terwujudnya kemandirian dan kepedulian masyarakat untuk
memperbaiki dan menata lingkungannya.
3. Terwujudnya swadaya dan gotong royong masyarakat dalam
penataan dan perbaikan lingkungan.
b. Bina Sosial
1. Meningkatnya kemampuan daya saing anggota masyarakat.
2. Meningkatnya peran serta lembaga kemasyarakatan dalam
menghimpun dan mengembangkan kemampuan masyarakat.
3. Meningkatnya kesetiakawanan sosial, kepedulian sosial dan
kerjasama antar unsur masyarakat.
c. Bina ekonomi
1. Meningkatnya pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah.
3. Terbangun dan berkembangnya potensi ekonomi masyarakat.
b. Sasaran
Sasaran PPMK dibagi menjadi dua sasaran yaitu umum dan
khusus, adalah sebagai berukut:
1. Sasaran umum pelaksanaan PPMK adalah masyarkat RW, masyarakat
Kelurahan dan lingkungannya.
2. Sasaran khusus pelaksanaan PPMK adalah:
a. Bina Fisik Lingkungan:
1. Prasarana dan sarana mikro yang tidak layak atau rusak.
2. Prasarana dan sarana yang belum ada dan sangat dibutuhkan
masyarakat.
b. Bina Sosial
1. Anggota masyarakat yang kurang terampil.
2. Lembaga masyarakat yang kurang berdaya.
3. Anggota masyarakat yang terkena musibah bencana.
c. Bina Ekonomi
1. Anggota masyarakat yang berpenghasilan rendah.
2. Usaha mikro.47
47
5. Struktur Organisasi PPMK
Dekel
Lurah
Sekretaris Bendahara
Ketua
Pengurus PPMK:
Lurah : Fredy Setiawan. S. STP
Dekel : Kelik Whysendharmo. SS
Ketua : Drs. Agus Gersia
Sekretaris : Kartono
Bendahara : Budi Sulistiorini
Anggota : 1. Haryadi Harun
2. H. Subur
3. Sahrawardi, SH
Koordinator Bina Sosial : Ishak
Instruktur Pelatihan Komputer : Bahruddin
Koordinator Bina Ekonomi ((dana bergulir) : Drs. Supardi. HP
Ketua TPKK : H. Oman. S
TPK RW 01 sampai dengan RW 017:
1. H. Agus Saudi
2. Sumarno
3. Saeful Bahri
4. H. Mughni Djunaedi
5. Sukaedi
6. Aan Sulyanah
7. Asmunawati
8. Yoseph Laloan
9. Suratmin
10.Mahbub
11.Agung Wibowo
12.Sri Purwanti
13.Bambang Sugiarto
14.Abdullah Kaelani
15.Drs. Sumarya
16.Supangat
B. Gambaran Umum Kelurahan Semper Barat 1. Profil Kelurahan Semper Barat
a. Geografi Kelurahan Semper Barat
1. Wilayah
Kelurahan : Semper Barat
Kecamatan : Cilincing
Kotamadya : DKI Jakarta Utara
Kelurahan Semper Barat merupakan bagian dari wilayah
Kecamatan Cilincing, Kotamadya Jakarta Utara, terbentuk berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota jakarta Nomor
1251 tahun 1986 tanggal 19 Oktober 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan,
Penetapan batas, Perubahan Kelurahan yang Kembar atau sama dan
penetapan luas wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dimana Kelurahan
Semper dimekarkan menjadi dua Kelurahan yaitu Kelurahan Semper
Timur dan Kelurahan Semper Barat.
Kondisi masyarakat Kelurahan semper barat sangat heterogen yang
berarti hampir seluruh suku bangsa yang berada diseluruh Negara
Republik Indonesia dengan beraneka ragam pemeluk agama, budaya dan
adat istiadatnya berdomisili di kelurahan Semper Barat, untuk itu
diperlukan pola-pola tertentu dalam rangka pembinaan kepada masyarakat
secara berkesinambungan agar terciptanya peningkatan kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara guna terwujudnya kesatuan dan
masyarakat Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Kotamadya
Jakarta Utara.
Kelurahan Semper Barat mempunyai luas wilayah 159,07 ha, yang
dibagi menjadi 17 Rukun Warga (RW) dan sebanyak 245 Rukun Tetangga
(RT), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Jl. Raya Cilincing
Sebelah Timur : berbatasan dengan Jl. Raya Cakung
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kali Gubuk Genteng
Sebelah Barat : berbatasan dengan Jl. Raya Kramat Jaya, Tugu
Utara, Kali cakung Lama
2. Status Tanah
Luas Tanah : 159,07 ha
Tanah Milik Adat : 53,83 ha
Tanah Sertifikat : 69,34 ha
Tanah Milik Negara : 35,90 ha
3. Peruntukan Tanah
Tanah Pertanian : -
Tanah Perumahan : 114,07 ha
Tanah Industri : 38,30 ha
Tanah Fasilitas Umum : 5,60 ha
Tanah Pemakaman : 1,10 ha
4. Iklim
Wilayah Kelurahan Semper Barat adalah merupakan bagian
sama dengan wilayah-wilayah Kelurahan di Jakarta Utara yang
menurut Badan Mmeterologi dan Gofisika rata-rata 28 sampai dengan
33 C dengan keadaan tanah antara 50 Cm sampai dengan 100 Cm
diatas permukaan laut.
5. Situasi Wilayah
Situasi wilayah Kelurahan Semper Barat dapat dikatakan
mendekati padat penduduk dengan luas wilayah 159,07 Ha yang
dihuni oleh 61,929 jiwa sedangkan kondisi wilayah lebih dominan
digunakan untuk bangunan perumahan mencapai 70%.48
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia
yang manusiawi, efisien dan berdaya saing global, dihuni oleh masyarakat
yang partisipatif, berakhlaq, sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan
kehidupan yang aman dan berkelanjutan.
b. Misi
1. Meningkatkan pembangunan secara sarana dan prasarana kota yang
efisien, efektif, kompetitif dan terjangkau.
2. Mewujudkan pembangunan yang adil, ramah, lingkungan dan
berbasis partisipasi masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan warga kota.
4. Meningkatkan keamanan, ketentraman dan ketertiban kota.
5. Melaksanakan pengelolaan kota pemerintahan yang baik.49
48
3. Demografi Kelurahan Semper Barat
a. Jumlah Penduduk : 61.533 jiwa
Laki-laki : 29.971 jiwa
Perempuan : 31.562 jiwa
b. Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 13.310 KK
Kepala Keluarga Laki-laki : 11.709 KK
Kepala Keluarga Perempuan : 1.601 KK
Sebagian besar penduduk wilayah Kelurahan Semper Barat adalah
Warga Negara Indonesia (WNI) dan ada juga penduduk di wilayah Kelurahan
Semper Barat yang tercatat sebagai WNA. Untuk lebih jelasnya dapat lihat
pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1
Jumlah Penduduk Tiap RW
WNI WNA RW Laki Perempuan Laki Perempuan Jumlah
01 2.450 2.493 - - 4.943
Seluruh jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Semper Barat adalah
61.533 orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2 jumlah penduduk menurut usia
dan jenis kelamin di bawah ini:
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin
No. Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0 - 4 1.083 1.122 2.205 orang
2. 5 - 9 2.115 2.094 4.209 orang
3. 10 - 14 2.138 2.358 4.496 orang
4. 15 - 19 2.566 2.983 5.549 orang
5. 20 - 24 3.187 3.263 6.450 orang
6. 25 - 29 3.079 3.215 6.294 orang
7. 30 - 34 2.981 3.106 6.087 orang
8. 35 - 39 1.985 2.026 4.011 orang
9. 40 - 44 2.394 2.666 5.060 orang
10. 45 - 49 1.985 2.026 4.011 orang
11. 50 - 54 1.496 1.573 3.069 orang
12. 55 - 59 1.184 1.260 2.444 orang
13. 60 - 64 942 915 1.859 orang
14. 65 - 69 856 887 1.743 orang
15. 70 - 74 731 655 1.386 orang
16. 75 ke atas 384 415 799 orang
Jumlah 29.970 31.561 61.533 orang
Sumber: Data Monografi Kelurahan Semper Barat
Dari segi pendidikan, jumlah tamatan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak
6.294 orang, tamatan SLTA sebanyak 6.450 orang, tamatan SLTP sebanyak
5.549, tamatan SD sebanyak 4.496 orang, tidak tamat SD sebanyak 4.209 orang,
dan tidak sekolah sebanyak 2.205 orang. Dilihat dari jumlah tersebut dapat
diketahui bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Semper Barat adalah tamatan