SKRIPSI
ENDAH AGUSTIAWATY
PENGARUH HOME PHARMACY CARE
TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN DALAM
PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERCULOSIS
DI PUSKESMAS JANTI MALANG
(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien Tuberculosis Di
Puskesmas Janti Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
Lembar Pengesahan
Pengaruh
Home Pharmacy Care
Terhadap Pengetahuan Pasien
Dalam Penggunaan Obat Anti Tuberculosis Di PuskesmasJanti
Malang
(Asuhan Kefarmasian Untuk PasienTuberculosis di Puskesmas Janti Malang)
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2015
Oleh :
ENDAH AGUSTIAWATY NIM : 201110410311188
Disetujui oleh :
Pembimbing I
Hidajah Rachmawati S.Si., Apt., Sp.FRS NIP. UMM 11406090449
Pembimbing II
iii
Lembar Pengujian
Pengaruh
Home Pharmacy Care
Terhadap Pengetahuan Pasien
Dalam Penggunaan Obat Anti Tuberculosis Di Puskesmas Janti
Malang
(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien Tuberculosis di Puskesmas Janti Malang)
SKRIPSI
Telah diuji dan di pertahankan di depan tim penguji Pada,
Oleh:
ENDAH AGUSTIAWATY NIM: 201110410311188
Tim Penguji :
Penguji I Penguji II
Hidajah Rachmawati,S.Si.,Apt.,Sp.FRS Dra. Liza Pristianty,M.Si.,M.M., Apt
NIP. UMM 11406090449 NIP. 169211151988102002
Penguji III Penguji IV
Ika Ratna Hidayati, S.Farm., M.Sc.,Apt Dian Ermawati, M.Farm., Apt
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillahirrobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN DALAM
PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS JANTI
MALANG (Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien Tuberculosis Di Puskesmas
Janti Malang).
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nailis Syifa, S.Farm.,M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Drg. B. Ari Basuki selaku kepala Puskesmas Janti Malang dan Ibu Jukhriyah, S.Kep pada bagian Poli TBC yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian di Puskesmas Janti Malang.
v
5. Ika Ratna Hidayati, M.Sc., Apt dan Dian Ermawati, M.Farm., Apt selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Sovia Aprina Basuki, S. Farm., M. Si., Apt.selaku dosen wali. Terima kasih atas arahan ibu baik tentang akademik atau non akademik selama ini. 7. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat. Terutama Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt., dan Ibu Sendi Lia Yunita, S. Farm., Apt. yang telah susah payah membantu jalannya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.
8. Staff Tata Usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang terima kasih karena telah banyak membantu dalam hal administrasi.
9. Untuk orang tua (Tohir Sugianto dan Erni Iswanti) tercinta dan tersayang yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan putrinya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat putrinya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
10. Untuk semua teman-teman farmasi yang telah mendukung dalam terselesaikannya skripsi ini khususnya Uswhatun Hasanah, Mahartri Syamsunarsih, Gita Rahmatul Fitri, Sulistiawati, Eka Purwanti, serta teman-teman farmasi D dan teman di kost.
11. Untuk Muhammad Khafidh Fajrin yang telah mendukung dalam terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas dukungan dan motivasinya. 12. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.
vi
membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya ataupun bagi semua pihak yang membaca skripsi ini, Amiin.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Malang, 2015 Penyusun
vii
RINGKASAN
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi menular yang diakibatkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Pengawas Minum Obat (PMO) pada pasien TBC bertugas untuk memantau pasien TBC dalam mengkonsumsi obat anti tuberculosis supaya pasien tidak lalai. Pasien TBC harus patuh dalam minum obat karena apabila pasien tidak patuh maka pasien tersebut harus melakukan pengobatan dari awal. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit dan obat TBC ini akan mempengaruhi perilaku kesehatan dan cara penggunaan obat. Apoteker dapat menjalankan perannya dengan cara pemberian Home Pharmacy Care
kepada pasien TBC. Peran apoteker didalam Home Pharmacy Care yaitu dengan cara penyampaian terapi farmakologi pasien. Agar efek terapi obat bisa tercapai dengan baik maka pasien harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai obat yang dikonsumsi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Home
Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien TBC tentang Obat Anti
Tuberculosis (OAT) dan penggunaannya yang benar di Puskesmas Janti Malang. Sedangkan tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien dalam penggunaan obat anti tuberculosis yang benar.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pre eksperimental one group pre test and post test design. Dimana dalam hal ini pasien diberikan dua perlakuan yaitu perlakuan pertama pasien diberi pre test, kemudian pasien diberikan informasi dalam Home Pharmacy Care, kemudian pasien diberikan post test. Teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability sampling. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik insidental. Pasien yang menggunakan obat anti tuberculosis diberikan kuesioner pernyataan mengenai ketepatan obat, ketepatan dosis, efek samping, penggunaan obat, lama penggunaan, penyimpanan obat dan terapi non farmakologi. Kemudian data dianalisa dengan uji-t menggunakan SPSS ver.21 maupun menggunakan rumus.
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan pre test dan post test maka didapatkan harga thitung = 8,2 lebih dari harga ttabel = 2,045 dalam taraf signifikansi 0,05. Maka
dalam hal ini terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan pasien setelah diberikan Home Pharmacy Care. Pada kriteria pengetahuan responden diperoleh hasil pre testcukup baik63% dan baik 36%, sedangkan hasil post test
baik 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian Home Pharmacy Care
viii
ABSTRAK
Latar Belakang : Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi menular yang
diakibatkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Pengawas Minum Obat (PMO) pada pasien TBC bertugas untuk memantau pasien TBC dalam mengkonsumsi obat anti tuberculosis supaya pasien tidak lalai. Apoteker menjalankan perannya dengan cara pemberian Home Pharmacy Care dimana apoteker memberikan pelayanan kepada pasien dirumah dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan pasien.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien dalam penggunaan obat anti tuberculosis yang benar.
Metode Yang Digunakan : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pre
eksperimental one group pre test and post test design. Teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability sampling. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik insidental. Pasien diberikan pre test kemudian diberi
Home Pharmacy Care, kemudian diberi post test. Kemudian data dianalisa dengan uji-t menggunakan SPSS ver.21 maupun menggunakan rumus.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan
pre test dan post test maka didapatkan harga thitung = 8,2 lebih dari harga ttabel =
2,045 dalam taraf signifikansi 0,05. Pada kriteria pengetahuan responden diperoleh hasil pengetahuan pasien saat pre test yaitu cukup baik 63% dan baik 36%, sedangkan hasil pengetahuan pasien saat post test yaitu baik 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian Home Pharmacy Care pada pasien TBC ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan pasien dalam penggunaan obat anti tuberculosis di Puskesmas Janti Malang.
ix
ABSTRACT
Background: Tuberculosis (TBC) is a contagious disease caused by
Mycobacterium tuberculosis. There must be Supervisors to Take Medication (PMO) for TBC patients who are on duty in consuming anti-tuberculosis medicine so that the patient will not forget. If the patients are lack of knowledge, it will
affect their health behavior and medicine usage. That’s why pharmacists do their
duty in giving Home Pharmacy Care where they give service to the patient in their
house, in order to increase patients’ knowledge.
Purpose: The purpose of this study is to find out whether there is any significant effect of Home Pharmacy Care to patients’ knowledge in using anti-tuberculosis medicine properly or not.
Methods: This study is using pre experimental one group pre test and post test study design. Sampling technique used in this study is nonprobability sampling. Sample determining technique is done using incidental technique. Pre test is given to the patients, then Home Pharmacy Care, followed by post test. The data analyzed with T-test by using SPSS ver.21 and formula.
Results and Conclusion: The result of this study showed that after pre test and
post test, it was found that fcount value = 8,2was more than ftable value = 2,045 in
significant rate of 0,05. In respondents’ knowledge criteria, the result of pre test is
fair 63% and good 36%, and that of post test is good 100%. It can be concluded that giving Home Pharmacy Care to TBC patients has significant effects to
patients’ knowledge in using anti-tuberculosis medicine in Puskesmas Janti Malang.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BABI PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tuberculosis ... 5
2.1.1 Pengertian Tuberculosis ... 5
2.1.2 Prevalensi Tuberculosis ... 5
2.1.3 Klasifikasi Tuberculosis ... 6
2.1.3.1 Hasil Pemeriksaan Dahak Mikroskopis ... 6
2.1.3.1.1 Tuberculosis Paru BTA Positif ... 6
2.1.3.1.2 Tuberculosis Paru BTA Negatif ... 6
2.1.3.2 Organ Tubuh Yang Terkena ... 6
2.1.3.2.1 Tuberculosis Paru ... 6
xi
2.1.3.3 Riwayat Pengobatan Sebelumnya ... 7
2.1.3.3.1 Kasus Baru ... 7
2.1.3.3.2 Kasus Kambuh (Relaps) ... 7
2.1.3.3.3 Kasus Setelah Putus Berobat (Default) ...7
2.1.3.3.4 Kasus Setelah Gagal (Failure) ... 7
2.1.3.3.5. Kasus Pindahan (Transfer In) ... 7
2.1.3.3.6 Kasus Lain ... 7
2.1.4 Patofisiologi Tuberculosis ... 7
2.1.4.1 Tuberculosis Primer ... 7
2.1.4.2 Tuberculosis Post-Primer ... 8
2.1.5 Faktor-faktor Resiko Tuberculosis ... 9
2.1.6 Gejala Klinis Tuberculosis ... 9
2.1.7 Diagnosis Tuberculosis ... 9
2.1.8 Kemungkinan Penyakit Komplikasi Akibat Tuberculosis ... 10
2.1.9 Terapi Tuberculosis ... 11
2.1.9.1 Terapi Non Farmakologi ... 11
2.1.9.2 Terapi Farmakologi ... 12
2.1.9.2.1 Pengobatan TBC Diberikan Dalam Dua Tahap ... 12
2.1.9.2.2 Kategori 1 (2HRZE/4H3R3) ... 13
2.1.9.2.3 Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3) ... 14
2.1.9.2.4 OAT SISIPAN (HRZE) ... 15
2.1.9.2.5 Obat AntiTuberculosis Kombinasi Tetap ... 16
2.1.9.3 Obat-Obat Anti Tuberculosis ... 17
2.1.9.3.1 Etambutol (E) ... 17
2.1.9.3.2 Isoniazid (H) ... 18
2.1.9.3.3 Pirazinamid (Z) ... 20
2.1.9.3.4 Rifampisin (R) ... 21
2.1.9.3.5 Streptomisin (S) ... 22
2.2 Home Pharmacy Care ... 23
2.2.1 Pengertian Home Pharmacy Care ... 23
xii
2.3 Pengetahuan ... 24
2.3.1 Pengertian Pengetahuan ... 24
2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profil Pengetahuan ... 25
2.3.3 Pengukuran Pengetahuan ... 25
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 27
BAB IV METODE PENELITIAN ... 28
4.1 Desain Penelitian ... 28
4.2 Populasi Penelitian ... 28
4.3 Sampel Penelitian ... 28
4.3.1 Sampel ... 28
4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 29
4.3.2.1 Kriteria Inklusi ... 29
4.3.2.2 Kriteria Eksklusi ... 29
4.3.3 Teknik Sampling ... 29
4.4 Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 29
4.5Kerangka Operasional ... 32
4.6 Pengumpulan Data ... 33
4.6.1 Instrumen Penelitian ... 33
4.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 33
4.6.3 Uji Validitas ... 34
4.6.4 Uji Reliabilitas ... 34
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
4.7.1 Lokasi Penelitian ... 35
4.7.2 Waktu Penelitian ... 35
4.8 Analisa Data ... 35
4.8.1 Analisa Deskriptif ... 35
4.8.2 Analisa Statistik ... 36
BAB V HASIL PENELITIAN ... 38
5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 38
5.2 Uji Valiitas dan Reliabilitas ... 38
5.2.1 Uji Validitas ... 38
xiii
5.3 Karakteristik Responden ... 41
5.3.1 Usia ... 41
5.3.2 Jenis Kelamin ... 41
5.3.3 Tingkat Pendidikan ... 42
5.3.4 Pekerjaan ... 43
5.4 Analisa Deksripsi Jawaban Dan Distribusi Frekuensi Skor Responden ... 44
5.4.1 Ketepatan Obat ... 44
5.4.2 Ketepatan Dosis ... 45
5.4.3 Efek Samping ... 47
5.4.4 Penggunaan Obat ... 49
5.4.5 Lama Penggunaan ... 51
5.4.6 Penyimpanan Obat ... 53
5.4.7 Terapi Non Farmakologi ... 54
5.5 Prosentase Skor dan Kriteria Pengetahuan Responden ... 56
5.5.1 Prosentase Skor Responden ... 56
5.5.2 Kriteria Pengetahuan Responden ... 56
5.6 Analisa Data ... 57
5.6.1 Pengolahan data dengan uji-t menggunakan rumus ... 57
5.6.2 Pengolahan data dengan uji-t menggunakan SPSS versi 21.0 ... 60
BAB VI PEMBAHASAN ... 61
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
7.1 Kesimpulan ... 73
7.2 Saran ... 73
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1Kerangka Konseptual ...27
3.2 Bagan Kerangka Operasional ... 32
5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden (n=30) ... 41
5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden (n=30) ... 42
5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden (n=30) ... 43
5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden (n=30) ... 44
5.5 Distribusi Frekuensi Skor Responden Pernyataan Item 1dan 2 tentang Ketepatan Obat ... 45
5.6 Distribusi Frekuensi Skor Responden Pernyataan Item 3, 4, dan 5 tentang Ketepatan Dosis ... 47
5.7 Distribusi Frekuensi Skor Responden Pernyataan Item 6, 7, dan 8 tentang Efek Samping ... 48
5.8 Distribusi Frekuensi Skor Responden Pernyataan Item 9 dan 10 tentang Penggunaan Obat ... 50
5.9 Distribusi Frekuensi Skor Responden Pernyataan Item 11, 12, dan 13 tentang Lama Penggunaan ... 53
6.0 Distribusi Frekuensi Skor Responden Pernyataan Item 14 dan 15 tentang Penyimpanan Obat ... 54
6.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden Pernyataan Item 16 tentang Terapi Non Farmakologi ... 55
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman II.1 Panduan Program Nasional Penanggulangan TBC oleh Pemerintah
Indonesia ... 12
II.2 Dosis untuk paduan OAT KDT untuk kategori 1 ... 13
II.3 Dosis paduan OAT-Kombipak untuk kategori 1 ... 14
II.4 Dosis untuk paduan OAT KDT kategori 2 ... 14
II.5 Dosis untuk paduan OAT Kombipak untuk kategori 2 ... 15
II.6 Dosis KDT untuk Sisipan ... 15
II.7 Dosis OAT Kombipak untuk Sisipan ... 16
II.8 Jenis OAT-FDC yang tersedia di program penanggulangan TBC ... 16
II.9 Daftar nama sediaan Etambutol yang beredar di pasaran ... 17
II.10 Daftar nama sediaan Isoniazid yang beredar di pasaran ... 18
II.11 Daftar nama sediaan Pyrazinamid yang beredar di pasaran ... 20
II.12 Daftar nama sediaan Rifampisin yang beredar di pasaran ... 21
II.13 Daftar nama sediaan Streptomisin yang beredar di pasaran ... 23
IV.1Kisi-kisiInstrumen ... 30
V.1 Hasil Pengujian Validitas 1 ... 39
V.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 40
V.3 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40
V.4 Distribusi Frekuensi Usia Responden (n=30) ... 41
V.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden (n-30) ... 42
V.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden (n=30) ... 42
V.7 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden (n=30) ... 43
V.8 Deskripsi Jawaban Responden tentang Ketepatan Obat ... 44
V.8.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Ketepatan Obat Pernyataan Item 1 ... 45
V.8.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Ketepatan Obat Pernyataan Item 2 ... 45
V.9 Deskripsi Jawaban Responden tentang Ketepatan Dosis ... 46
xvi
V.9.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Ketepatan Dosis Pernyataan Item 4 ... 46 V.9.3 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Ketepatan Dosis
Pernyataan Item 5 ... 46 V.10 Deskripsi Jawaban Responden tentang Efek Samping ... 47 V.10.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Efek Samping
Pernyataan Item 6 ... 48 V.10.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Efek Samping
Pernyataan 7 ... 48 V.10.3 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Efek Samping
Pernyataan 8 ... 48 V.11 Deskripsi Jawaban Responden tentang Penggunaan Obat ... 49 V.11.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Penggunaan Obat
Pernyataan Item 9 ... 49 V.11.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Penggunaan Obat
Pernyataan Item 10 ... 49 V.11.3 Jumlah Obat Pada Saat Dilakukan Home Pharmacy Care ... 50 V.12 Deskripsi Jawaban Responden tentang Lama Penggunaan ... 51 V.12.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Lama Penggunaan
Pernyataan Item 11 ... 52 V.12.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Lama Penggunaan
Pernyataan Item 12 ... 52 V.12.3 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Lama Penggunaan
Item 13 ... 52 V.13 Deskripsi Jawaban Responden tentang Penyimpanan Obat ... 53 V.13.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Penyimpanan Obat
Pernyataan Item 14 ... 54 V.13.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Penyimpanan Obat
Pernyataan Item 15 ... 54 V.14 Deskripsi Jawaban Responden tentang Terapi Non Farmakologi ... 55 V.14.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden tentang Terapi Non
xvii
V.15 Distribusi Frekuensi Prosentase Skor Kuesioner Responden ... 56 V.16 Distribusi Frekuensi Kriteria Pengetahuan Responden ... 57 V.17 Distribusi Nilai d dari Home Pharmacy Care tentang penggunaan
obat anti tuberculosis ... 58 V.18 Distribusi Nilai Xd dan Xd2 dari Home Pharmacy Care tentang
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Lembar Riwayat Hidup ...78
2 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ...79
3 Lembar Rekomendasi Pelaksanaan Penelitian ...80
4 Lembar Surat Izin Penelitian ...81
5 Surat Keterangan Penelitian ...82
6 Pengantar Penelitian ...83
7 Kuesioner ...84
8 Hasil Setelah Validasi 1 ...87
9 Uji Validitas dan Reliabilitas ...89
10 Kuesioner ...90
11 Hasil Uji-t dengan menggunakan SPSS ver.21 ...92
12 Tabel r Product Moment ...93
13 Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi t ...94
14 Dokumentasi ...95
xix
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Depkes RI
Anonim, 2003. Guidelines For The Treatment Of Active Tuberculosis
Disease. California : CDHS/CTCA JOINT GUIDELINES, page 04-05.
Anonim, 2006. Centre For Disease Control : Pengobatan Tuberculosis (TBC). Northern Territory Government : Department of Health and Community Services
Anonim, 2009. Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB. Jakarta : Depkes RI, hal 33.
Anonim, 2009. Tuberculosis: Clinical diagnosis and management of tuberculosis, and measures for its prevention and control in Scotland. Scotland : Health Protection Network, page 09
Anonim, 2013. Tuberculosis Medications. Queensland Government : Departement of Health, page 01-02
Anonim, 2013. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Jakarta : Buana Ilmu Populer, hal 222-224
Anonim, 2014. National Tuberculosis Management Guidelines 2014. South Africa : Departement of Health, Republic of South Africa, page 10.
Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta : PT.Rineka Cipta, hal 211-239
Arikunto, S, 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, hal 395.
Budiman, 2011. Penelitian Kesehatan. Bandung : PT. Refika Aditama, hal 64-147
Davey, P, 2003. At a Glance Medicine. Jakarta : Penerbit Erlanggan, hal 297.
xx
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Tuberkulosis. Jakarta : Depkes, hal 12-56.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : Depkes, hal 17.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : Depkes, hal 4-28.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home Pharmacy Care). Jakarta : Depkes, hal 14-24.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta : Depkes, hal 19-20.
Dipiro, 2009. Pharmacotherapy Handbook, seventh edition. United States, page 538-539
Katzung, B.G, 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 10. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal hal 796-800.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Panduan Pengelolaan
Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta : Kemenkes RI,
hal 12.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Jakarta : Kemenkes RI, hal 34
Mandal, B.K, 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta : Penerbit Erlangga, hal 223-225.
Manalu, 2010. Jurnal Ekologi Kesehatan Volume 9 No 4 : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi TB Paru Dan Upaya Penanggulangannya. Jakarta : Badan Litbangkes Kemenkes RI
Maher, D, 1997. Treatment Of Tuberculosis: Guidelines For National
Programmes. Switzeland : World Health Organization, hal 26.
xxi
Notoatmodjo, S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta, hal 97-128.
Notoatmodjo, A, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta, hal 116, 164.
Notoatmodjo, S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta, hal 81-132.
Nazir, M, 2013. Metode Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, hal 43.
Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi Ke-2. Jakarta : Salemba Medika, hal 120.
Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta : Penerbit Salemba Medika, hal 171, 200.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006. TUBERKULOSIS : Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta : PDPI.
Price, S.A., Wilson, L.M, 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 852-853
Riset Kesehatan Dasar., 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 69-70.
Riyanto, A, 2009. Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika, hal 40-46.
Robbins, S.L., Kumar, V., Cotran, R.S, 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 544.
Soeparman, 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hal 715-717.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Penerbit Alfabeta, hal 117-118.
xxii
Sugiyono, 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta, hal 62.
World Health Organization, 2006. Developing Pharmacy Practice A Focus On Patient Care. Switzerlands : World Health Organization, hal 07.
Werdhani, 2006. Patofisiologi, Diagnosis dan Klasifikasi Tuberkulosis. Jakarta : FKUI
World Health Organization, 2013. Global Tuberculosis Report 2013, hal 01.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi menular yang diakibatkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang merupakan organisme pathogen maupun saprofit (Price dkk, 2005). Penyakit TBC ini merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat terutama pada negara-negara yang sedang berkembang. Di Indonesia penyakit TBC ini masih menduduki posisi 4 besar pada tahun 1980. Pada tahun 1985 sampai tahun 1992 kasus TBC ini meningkat hingga 20% (Price, dkk,2005). Pada tahun 1998 di Amerika Serikat lebih dari 80% terdapat kasus baru TBC yang dilaporkan (Price, dkk, 2005). Pada tahun 2004, terdapat 9 juta kasus baru, 98% terjadi di negara berkembang. Lebih dari 10% meningkats ejak tahun 1997. Pada tahun 2007 ada diperkirakan 13,7 juta kasus kronis aktif. Pada tahun 2010 ada 8,8 juta kasus baru dan 14,5 juta kematian terutama di negara-negara berkembang. Pada tahun 2012, WHO melaporkan bahwa sekitar 8,6juta orang carrier TBC dan 1,3 juta orang meninggal akibat TBC (WHO, 2013). Pada Tahun 2014, DINKES kota Malang menyatakan bahwa ada 4 puskesmas dengan kejadian TBC yaitu Puskesmas Janti, Puskesmas Mulyorejo, Puskesmas Gribig dan Puskesmas Dinoyo.
2
kuman TBC berkembang biak dengan cara membelah diri di paru. Sedangkan infeksi pasca primer dapat terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi primer. Ciri khas TB pasca primer yaitu terjadi kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura (Depkes RI, 2005).
Pengobatan TBC bisa dilakukan dengan cara terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Untuk terapi farmakologi dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Obat-obat Anti Tuberculosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah yang cukup dan dosis yang tepat selama 6 hingga 8 bulan. Penggunaan dalam bentuk kombinasi ini bertujuan supaya semua kuman dapat dibunuh. Penderita TBC ini menggunakan beberapa obat yaitu isoniasid, rifampisin. pirasinamid, streptomisin dan etambutol (Depkes RI, 2005). Isoniazid, rifampisin, pyrazinamid dan streptomisin, semua berkhasiat ketika diberikan 2 atau 3 kali dalam seminggu. Sedangkan Etambutol hanya diberikan ketika pemberiannya dengan Rifampisin. Rejimen pengobatan memiliki fase awal (intensif) yang berlangsung selama 2 bulan dan fase lanjutan biasanya berlangsung selama 4-6 bulan (Maher, 1997). Untuk pasien TBC, harus ada Pengawas Minum Obat (PMO). PMO ini dapat berasal dari pihak kesehatan, tokoh masyarakat, apoteker atau anggota keluarga. PMO disini bertugas untuk mengawasi pasien TB agar pasien minum obat secara teratur sampai pengobatan selesai. Karena jika pasien lalai dalam minum obat dalam waktu lebih dari 2 minggu maka pasien harus melakukan pemeriksaan kembali dan mulai minum obat dari awal lagi. Oleh karena itu adanya PMO sangat berguna dalam memantau pasien TB dalam mengkonsumsi obat supaya pasien tidak lalai (Depkes, 2007).
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit dan obat TBC ini akan mempengaruhi perilaku kesehatan dan cara penggunaan obat. Agar efek terapi obat bisa tercapai dengan baik maka pasien harus memiliki pengetahuan mengenai obat yang dikonsumsi. Pengetahuan mengenai obat anti tuberculosis ini penting untuk diketahui oleh pasien. Pengetahuan secara umum yaitu hasil dari tahu, dan ini dapat terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).
3
terhadap pasien. Home Pharmacy Care adalah suatu bentuk pelayanan kepada pasien yang dilakukan dirumah khususnya untuk kelompok pasien lanjut usia dan pasien yang menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama, dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan pasien dalam penggunaan obat (Depkes RI, 2008). Peran seorang apoteker di dalam Home Pharmacy Care yaitu dengan cara penyampaian terapi farmakologi yang terkait dengan penggunaan obat anti tuberculosis yang meliputi dosis, frekuensi pemakaian, waktu pemakaian, lama penggunaan, efek samping dan terapi non farmakologi untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas kerusakan organ target akibat tuberculosis. Terapi non farmakologi itu sendiri memerlukan perhatian khusus dari pihak keluarga maupun dari tenaga kesehatan khususnya apoteker. Dengan adanya pemahaman mengenai penggunaan obat anti tuberculosis melalui Home Pharmacy Care yang diterapkan oleh seorang apoteker diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penderita tuberculosis sehingga mampu mengubah perilaku kesehatan penderita menjadi patuh dalam menggunakan obat.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Janti Malang karena di Puskesmas ini prosentase tingkat kejadian TBC tinggi serta letaknya yang strategis sehingga pasien banyak yang melakukan pengobatan di puskesmas tersebut. Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien TBC tentang obat anti tuberculosis dan penggunaannya yang benar di Puskesmas Janti Malang.
4
1.2Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien TBC tentang Obat Anti Tuberculosis (OAT) dan penggunaannya yang benar di Puskesmas Janti Malang?
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien TBC tentang OAT dan penggunaanya yang benar.
1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Home Pharmacy
Care terhadap pengetahuan pasien TBC tentang OAT dan
penggunaannya yang benar.
2. Mengetahui pola penggunaan obat anti tuberculosis pada pasien TBC.
1.4Hipotesis
Terdapat pengaruh yang signifikan Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien TBC tentang Obat Anti Tuberculosis dan penggunaannya yang benar di Puskesmas Janti Malang.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pasien TBC tentang Obat Anti Tuberculosis.