• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN E-KTP (Studi di Desa Kanigoro Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN E-KTP (Studi di Desa Kanigoro Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka membangun kualitas kinerja pemerintahan yang efektif dan

efisien, diperlukan waktu untuk memikirkan bagaimana mencapai kesatuan

kerjasama sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat. Karena

selama ini dalam pelayanan publik kurang bisa dilaksanakan secara maksimal,

karena jumlah penduduk yang relatif banyak, pelayanan yang bertele-tele dan

birokrasi yang cenderung rumit. Salah satunya adalah pelayanan E- KTP, dimana

pelaksanaan KTP Elektronik (e-KTP) merupakan amanat Undang-Undang No.23

tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Pemerintah No.35

Tahun 2010 tentang penerapan KTP Elektronik (e-KTP). Hal ini merupakan salah

satu upaya pemerintah untuk mewujudkan visi Tertib Administrasi Kependudukan

pada tahun 2015 mendatang, dimana pada peraturan Mendagri no.62 tahun 2008

tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) menyatakan bahwa dokumen

kependudukan wajib diberikan kepada masyarakat sampai akhir tahun 2012 dalam

bentuk KTP dan Akte Kelahiran.

Dalam hal ini aparatur pelayanan publik memiliki peran penting dan

strategis bagaimana aparatur pelayanan publik untuk dapat mengupayakan,

mengajak dan menghimbau masyarakatnya untuk mendapatkan pelayanan e-KTP

secara gratis. Walaupun dalam pelaksanaan pelayanan masih terdapat beberapa

(2)

penyelenggara pelayanan yang rendah, tidak adanya standar terhadap pelayanan

yang diberikan, serta minimnya sarana dan prasarana pendukung. Kualitas

penyelenggara pelayanan yang rendah salah satunya dapat disebabkan oleh

ketidakmengertian penyelenggara pelayanan akan instruksi kerja yang diberikan

oleh atasan. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap hasil kerja yang mereka

lakukan. Ketidakmengertian akan informasi atas pekerjaan yang mereka lakukan

ini terkait dengan proses komunikasi yang dilakukan di internal organisasi.

Menyangkut kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat sebagai

pengelola negara didorong untuk memperbaiki dirinya guna mewujudkan tata

pemerintahan yang baik. Inti dari good governance adalah pemerintah memiliki

kewajiban melayani masyarakatnya untuk memuaskan masyarakat. Untuk

mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan yang tercermin dari:

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

4. Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek suku, ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain. 6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik1.

1

(3)

Mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Jawa Timur

Nomor 11 Tahun 2005, bahwa kewajiban Pemerintah sebagai penyelenggaran

utama pelayanan publik untuk melayani kebutuhan publik yang lebih baik sesuai

dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan

demokratis merupakan amanat konstitusional Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.2 Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat

harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi pelayanan, baik

berupa persyaratan teknis dan atau persyaratan administratif sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Penetapan persyaratan, baik teknis

maupun administratif harus seminimal mungkin dan dikaji terlebih dahulu agar

benar-benar sesuai atau relevan dengan jenis pelayanan yang akan diberikan.

Dennis A. Rondinelli pernah mengingatkan bahwa penyebab kegagalan

utama dalam melaksanakan orientasi pelayanan publik ini (jelasnya, tugas

desentralisasi) adalah: Kuatnya komitmen budaya politik yang bernuansa sempit;

kurangnya tenaga-tenaga kerja yang terlatih dan trampil dalam unit-unit lokal;

kurangnya sumber-sumber dana untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab;

adanya sikap keengganan untuk melakukan delegasi wewenang; dan kurangnya

infrastruktur teknologi dan infra struktur fisik dalam menunjang pelaksanaan

tugas-tugas pelayanan publik. Demikian juga Malcolm Walters menambahkan

bahwa kegagalan daripada pelayanan publik ini disebabkan karena aparat

(birokrasi) tidak menyadari adanya perubahan yang terjadi dalam budaya

2

(4)

masyarakatnya dari budaya yang bersifat hirarkhis, budaya yang bersifat

individual, budaya yang bersifat fatalis, dan budaya yang bersifat egaliter.3

Terkait dengan pentingnya pelayanan publik, maka terdapat point

informasi mengenai tindakan pelayanan publik, khususnya pemberi layanan

E-KTP, yang serentak dilakukan setiap kecamatan se Indonesia yang diperkirakan

selesai dalam 6 bulan. Dalam artian, setelah program dimulai tanpa harus dipaksa

mendatangi kecamatan untuk melakukan sidik jari dan pemotoan dan persyaratan

lainnya. E-KTP dengan segala persyaratannya, ini akan menambah kemudahan

bagi masyarakat, selain gratis, karena menggunakan APBN, dan APBD sebagai

anggaran pelengkapnya. Pemilik E-KTP akan dapat leluasa mengakses berbagai

informasi, secara tidak langsung dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat

untuk turut menilai sejauh mana keberpihakan pemerintahnya telah

mengakomodir kebutuhan dasar yang selama ini menjadi harapan masyarakat.

Jika demikian, barangkali para pegawai layanan masih perlu meningkatkan

ilmu pengetahuan layanan yang telah dimiliki melalui berbagai diklat yang diikuti

tanpa harus melakukan studi banding dan sejenisnya agar keseimbangan hak dan

kewajiban antara penyelenggara layanan dan pengguna layanan dapat terwujud

secara proporsional dan professional. Karena selama ini dalam pemberian layanan

E-KTP belum diikuti dengan bertambahnya tenaga kerja operasional yang

seharusnya dipersiapkan untuk mensukseskan pengadaan E -KTP. Setidaknya ada

dua orang operator komputer yang digunakan untuk memasukkan atau entry data

kependudukan. Hal ini masih dirangkap oleh pegawai kantor kecamatan.

3

(5)

Selain permasalahan di atas adalah dalam pemberian pelayanan kurang

memperhatikan kebutuhan masyarakat, seperti yang terjadi di Desa Kanigoro

Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang, dimana proses pelayanan E- KTP

banyak membuat masyarakat resah. Misalnya seringnya komputer yang error

sehingga orang jadi sia-sia datang untuk memperoleh layanan E- KTP, belum lagi

kuantitas masyarakat yang harus dilayani kurang sesuai dengan petugas layanan

yang minim petugas dan sarana prasarana. Terlebih lagi jika masyarakat yang

terlambat mengurus E- KTP sesuai dengan waktunya tidak akan bisa dilayani

sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, petugas pelayanan E- KTP harus

mampu merespon kebutuhan atau keinginan masyarakat dengan menyediakan

sistem pelayanan dan strategi yang tepat. Sifat dan jenis masyarakat yang

bervariasi membutuhkan strategi pelayanan yang berbeda dan hal ini harus

diketahui oleh petugas pelayanan. Karena itu, petugas pelayanan perlu mengenali

pengguna dengan baik sebelum dia memberikan pelayanan.

Untuk menilai kualitas pelayanan publik itu sendiri, terdapat sejumlah

indikator yang dapat digunakan. Pelayanan publik setidaknya harus memenuhi

tiga indikator, yaitu, responsiveness, atau responsivitas adalah daya tanggap

penyedia layanan terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan

pengguna Iayanan responsibility, atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan

sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi dan

organisasi yang benar dan telah ditetapkandan accoantability atau akuntabilitas

(6)

pelayanan sesuai dengan kepentingan stakeholders dan norma-norma yang

berkembang dalam masyarakat. Berdasarkan permasalahan pelayanan E- KTP

yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk lebih jauh meneliti tentang

kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP di Desa Kanigoro Kecamatan

Pegelaran Kabupaten Malang.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan pemikiran diatas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP di Desa

Kanigoro Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang?

2. Bagaimana respon masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik dalam

pembuatan E- KTP di Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran Kabupaten

Malang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP di

Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang.

2. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik

dalam pembuatan E- KTP di Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran

Kabupaten Malang.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya ilmu

(7)

2. Sebagai bahan informasi dalam rangka menambah wawasan tentang

pelayanan publik terkait dengan pelayanan E- KTP.

b. Manfaaat Praktis

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petugas layanan dalam

meningkatkan kinerja yang berorientasi pada pelayanan publik.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

disiplin ilmu pemerintahan dan juga sebagai bahan pembanding atau

lanjutan atas penelitian yang serupa.

E. Definisi Konsep

1. Kinerja

Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2002) memberikan pengertian

kinerja sebagai berikut: kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang

diperoleh dari fungsi- fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama

kurun waktu.4 Menurut Gibson, job performance adalah hasil dari

pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja

kefektifan kinerja lainnya.5 Sementara menurut Ilyas, kinerja adalah

penampilan hasil kerja personil maupun dalam suatu organisasi.

Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku

jabatan fungsional maupun struktural tetapi juga kepada keseluruhan

jajaran personil di dalam organisasi.6

4

Achmad S. Ruky. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta:Gramedia Pustaka.Hlm:15 5

Gibson, James L, 1992. Organisasi Dan Manajemen. E rlangga, Jakarta.Hlm:355 6

(8)

2. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat

oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat)

tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat)

haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini

bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang

sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.7

3. E-KTP

E-KTP adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem pengendalian

baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis

pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan

memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK)

pada setiap penduduk dan berlaku seumur hidup yang nantinya akan

dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, SIM, Nomor Pokok Wajib Pajak,

Polis Asuransi, Sertifikat Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya.8

F. Definisi Operasional

1. Kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP di Desa Kanigoro

Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang.

a. Kemampuan dan sikap petugas dalam pembuatan E- KTP

b. Kondisi SDMpetugas dalam pelayanan E- KTP

c. Keterampilan petugas dalam mengoperasikan alat pembuatan E- KTP

7

Sinambela, Lijan Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm. 5-6.

8

(9)

2. Respon masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E-

KTP di Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang

a. Respon terhadap kinerja petugas

b. Respon terhadap sarana prasarana yang ada

c. Respon terhadap layanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat

G. Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memudahkan kita

dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, agar tercapai tujuan seperti

yang telah kita tentukan dan harapkan. Dalam hal ini metode merupakan prosedur

untuk mencapai hasil penelitian yang diinginkan. Sedangkan hasil penelitian yang

diinginkan adalah temuan tentang kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E-

KTP di Desa Kanigoro Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang yang mencakup

kemampuan petugas dalam pembuatan E- KTP, kondisi SDM petugas dalam

pelayanan E- KTP dan keterampilan petugas dalam mengoperasikan alat

pembuatan E- KTP.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini di kategorikan dalam penelitian deskriptif kualitatif, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran dan penjelasan

sehubungan dengan kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP, data yang

dikumpulkan berupa kutipan-kutipan laporan dan bukan angka-angka yang akan

memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.9

9

(10)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, untuk

mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk

menunjang penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kanigoro

Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang, dengan pertimbangan kemudahan akses

informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan. Selain itu banyaknya

permasalahan dalam proses pelayanan E-KTP, baik dari sisi petugas maupun

masyarakat sebagai pengguna layanan.

3. Subyek Penelitian

Peneliti ini telah menetapkan subyek penelitian secara puposive sampling

yaitu memilih subyek penelitian yang dianggap memahami permasalahan yang

akan diteliti secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data10:

a. Kepala desa

b. Kepala Seksi pelayanan E- KTP

c. Petugas pelayanan pelayanan E- KTP

d. Masyarakat yang memperoleh layanan E- KTP

4. Sumber Data

a) Data Primer

Data primer adalah salah satu sumber data yang diperoleh secara

langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam

memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data primer

dalam penelitian ini adalah seluruh unsur yang berkaitan dengan masalah

10

(11)

yang diangkat dalam penelitian ini seperti orang (petugas layanan E-

KTP) yang terlibat langsung dan dapat dipertanggung jawabkan

kapabilitasnya sebagai nara sumber untuk mendapat data yang akurat.

b) Data Skunder

Data Sukunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data

primer. Data skunder tersebut dapat berupa buku-buku ilmiah,

dokumen-dokumen, maupun dari internet atau televisi, perundang-undangan yang

berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum

yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpulkan atau memperoleh

data yang ada dilapangan secara akurat dan sesuai dengan fakta yang ada di

lapangan, agar dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara (interview)

Wawancara adalah pembicaraan dengan maksud tertentu. Pembicaraan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba, antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan;

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang diharapkan

(12)

memperluas informasi yang diperoleh orang lain, baik manusia maupun

bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecek anggota.

Dengan adanya wawancara ini diharapkan tidak terjadi perbedaan

pengertian antara peneliti dengan responden, serta teknik ini digunakan

untuk memperoleh data primer dari subyek peneliti secara langsung.11

Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara secara

bebas dan leluasa tanpa terkait dengan susunan pertanyaan yang telah

disiapkan sebelumnya. Tetapi tetap terpusat pada satu pokok masalah yaitu

mengenai kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP. Keadaan

demikian ini memungkinkan wawancara berlangsung secara luwes, arahnya

bisa berlangsung secara lebih terbuka, sehingga dapat diperoleh informasi

yang lebih lengkap dan pembicara tidak terlalu terpaku dan pada akhirnya

menjemukan kedua belah pihak.

b. Observasi

Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang dilakukan

secara sistematis, dengan prosedur yang standart. Artinya data dapat

diperoleh secara langsung dalam keadaan sadar dari objek penelitian dengan

melakukan pengamatan yang sistematis dengan cara merekam kejadian dan

mencatatnya. Dalam penelitian, observasi dilakukan dengan mengamati

kinerja petugas dalam memberikan pelayanan E-KTP, mengamati sarana

prasarana pelayanan public dan kemampuan petugas layanan .

11

(13)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui

pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode ini merupakan metode

pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Selain itu,

dikatakan juga bahwa dokumentasi juga dapat dikategorikan peneliti sebagai

sumber data sekunder atau pendukung.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang dipergunakan dalam

penelitian kali ini adalah kualitatif. Dari penelitian ini maka data akan dianalisa

dengan pelukisan keadaan obyek berdasarkan data obyektif, sehingga data-data

yang ada dapat disimpulkan setelah analisa. Adapun tahapan dalam menganalisa

data adalah sebagai berikut :

1.Pengumpulan Data, yang terdiri dari :

a)Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul berkenaan dengan

kelengkapan dan kebenaran sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

b)Mengkode data, yaitu data yang terkumpul diberi kode tertentu dan

dikelompokkan.

c)Klasifikasi data, yaitu mengadakan seleksi data yang terkumpul sesuai

dengan sumber data masing-masing.

2.Pengelolaan dan penyajian data dilakukan setelah data terkumpul

diklasifikasikan dengan beberapa kebutuhan, kemudian dilakukan

(14)

3.Pengembangan dan pengambilan alternatif yaitu setelah data diolah maka

diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan bahan penyampaian

informasi dan pengambilan keputusan.12

Oleh karenanya dengan menerapkan metode analisa yang lazim

digunakan dalam penelitian lapangan. Peneliti berpedoman pada tahapan

penelitian, bahwa:

1. Analisa data dalam penelitian lapangan dilakukan secara jalin-menjalin

dengan proses pengamatan.

2. Berusaha menemukan kesamaan dan perbedaan berkenaan dengan

gejala sosial yang diamati, dan menemukan

penyimpangan-penyimpangan pola-pola tindakan atau norma sosial tersebut.

3. Membentuk taksonomi tindakan sosial yang diamati.

4. Menyusun secara tentatif proposisi-proposisi teoritis, berkenaan dengan

hubungan antar kategori yang dikembangkan atau dihasilkan dari

penyusunan taksonomi tersebut diatas.

5. Melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tindakan sosial yang

berkaitan dengan proposisi-proposisi sementara.

6. Mengevaluasi proposisi teoritis untuk menghasilkan kesimpulan.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

analisis deskriptif kualitatif dari Matthew B. Miles dan Michael Huberman,

meliputi empat komponen, diantaranya:13

12

Ibid:112 13

(15)

1) Pengumpulan data,

2) Reduksi data,

3) Penyajian data,

4) Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Seperti pada konsep analisa data kualitatif tersebut dapat terlihat pada

diagram berikut ini:

Gambar 1.1

Komponen analisa data model interaktif

Sumber: Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data Kualitatif . UI-Pers Jakarta

7. Keabsahan Hasil Penelitian

Dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dibutuhka keabsahan data.

Keabsahan data merupakan usaha untuk meningkatkan derajat kepercayaan data.

Apabila penelitian melaksanakan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara

cermat sesuai dengan teknik yang digunakan, maka hasil upaya penelitiannya

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Setelah diperoleh data yang sudah

disusun secara sistematis dalam rangkuman yang jelas, maka langkah selanjutnya

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi Data

(16)

memeriksa keabsahan data yang ada. Hal ini dilakukan dengan kategorisasi data

yang ada.

Dari data yang sudah dikategorikan tersebut, kemudian dilakukan

pengelolaan data sedemikian rupa yaitu dengan memanipulasi data agar data yang

ada mempunyai makna sebagaimana yang tergambar dalam permasalahan, mulai

dari menelaah dan mengelompokkan data yang diperoleh baik primer maupun

sekunder serta menganalisanya dilihat dari permasalahan dari pemberian layanan

E-KTP. Dari hasil yang didapat kemudian penulis mengurut-urutkan sesuai

dengan permasalahan yang diteliti, dalam hal ini kinerja pelayanan publik dalam

pembuatan E- KTP. Setelah data yang diperoleh tersebut dikelompokkan, maka

penulis memeriksa dan mengoreksi kembali keabsahan data tersebut dengan

menggunakan dua dari empat kriteria tekink pemeriksaan yaitu kepercayaan dan

(17)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Mia Diyah Yuniati

09230031

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

melimpahkan rahmat, ni’mat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan pikiran, oleh

sebab itu diharapkan hasilnya akan banyak memberikan konstribusi, manfaat dan

informasi baru tentang pelayanan publik dalam rangka membangun wawasan

berfikir dibidang sosial dan upaya meningkatkan kebijakan pelayanan publik yang

lebih baik.

Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “Kinerja Pelayanan Publik

dalam Pembuatan E- KTP (Studi di Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran

Kabupaten Malang).”. Secara sadar kami mengakui, bahwa penelitian ini masih

terdapat kekurangan terutama karena penelitian sifatnya kasuistik, sehingga

kesimpulan yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara umum. Untuk itu,

penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian ini sangat

diperlukan.

Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung

terhadap penelitian ini. Mudah-mudahan amal baiknya diterima disisi Allah SWT

sebagai amal shaleh, Amiin. Secara khusus kami sampaikan kepada :

1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami

(23)

3. Ibu Dra, Hj. Su’adah, M.Si, kepada beliau juga kami sampaikan banyak

terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses

bimbingan skripsi.

4. Bapak Drs. Krishno Hadi, MA,. selaku penguji terimakasi atas masukan

dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini

5. Ibu Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si. selaku penguji juga kami sampaikan

terimakasi atas masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini

6. Teman-teman seperjuangan di Universitas Muhammadiyah Malang,

tempat dimana kami dapat saling berbagi, berdiskusi bersama.

Akhirnya kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya selama

perkuliahan ini terutama terhadap kekurangan yang ada dalam penelitian ini.

Kami tetap berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan

penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat, Amiin.

Malang, 26-04-2013

(24)

KTP (Studi di Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang). Pembimbing I: Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si. Pembimbing II: Dra, Hj. Su’adah, M.Si

Kata kunci : Pelayanan Publik, Pembuatan E- KTP

Selama ini dalam pemberian pelayanan publik, khususnya layanan E-KTP belum diikuti dengan bertambahnya tenaga kerja operasional yang seharusnya dipersiapkan untuk mensukseskan pengadaan E -KTP. Selain permasalahan di atas adalah dalam pemberian pelayanan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat. Misalnya seringnya komputer yang error sehingga orang jadi sia-sia datang untuk memperoleh layanan E- KTP, belum lagi kuantitas masyarakat yang harus dilayani kurang sesuai dengan petugas layanan yang minim petugas dan sarana prasarana. Terlebih lagi jika masyarakat yang terlambat mengurus E- KTP sesuai dengan waktunya tidak akan bisa dilayani sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, petugas pelayanan E- KTP harus mampu merespon kebutuhan atau keinginan masyarakat dengan menyediakan sistem pelayanan dan strategi yang tepat. Sifat dan jenis masyarakat yang bervariasi membutuhkan strategi pelayanan yang berbeda dan hal ini harus diketahui oleh petugas pelayanan. Karena itu, petugas pelayanan perlu mengenali pengguna dengan baik sebelum dia memberikan pelayanan. Mengacu pada permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP, sekaligus untuk mengetahui respon masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP di Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang.

Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori administrasi yang menyangkut pelayanan public, dimana penyebab kegagalan utama dalam melaksanakan orientasi pelayanan publik ini (jelasnya, tugas desentralisasi) adalah: Kuatnya komitmen budaya politik yang bernuansa sempit; kurangnya tenaga-tenaga kerja yang terlatih dan trampil dalam unit-unit lokal; kurangnya sumber-sumber dana untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab; adanya sikap keengganan untuk melakukan delegasi wewenang; dan kurangnya infrastruktur teknologi dan infra struktur fisik dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugas pelayanan publik.

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskripstif melalui pendekatan kualitatif, dengan adanya penelitian tersebut dapat memberikan pemahaman dan pengertian secara mendalam terhadap kinerja pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP. Teknik pengambilan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

(25)

dan dari kecamatan juga 2 orang sehingga pelayanan dapat dilaksanakan mulai jam 8 sampai 17.00. Untuk mengantisipasi kendala dalam layanan e-KTP petugas sudah diberi bimbingan dan pelatihan bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sekaligus bagaimana cara mengantisipasi ketidakpuasan masyarakat. Namun dalam proses pelayanan e- KTP sebagian masyarakat menganggap pelayanan belum memuaskan seperti pada aspek ketrampilan petugas dalam melayani e- KTP, orang yang hanya ada kesalahan kecil dalam menulis nama saja dijadikan masalah. Terlebih lagi jika masyarakat yang terlambat mengurus e- KTP sesuai dengan waktunya tidak bisa dilayani sesuai dengan kebutuhannya.

Kedua, Respon masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik dalam

(26)

Su’adah, M.Si

Keywords: Public Service, Making E-KTP

So far in the provision of public services, especially E-KTP service has not been followed by increasing operational workforce should be prepared to succeed in the procurement of E-KTP. In addition to the above problems is the lack of service delivery to the needs of the community. For example, frequent computer error so that people come to be in vain to obtain the E-KTP services, not to mention the quantity of people who have served less qualified personnel in accordance with minimal personnel and infrastructure. Moreover, if people are late taking care of E-KTP in accordance with the time will be served according to their needs. Thus, E-KTP service personnel must be able to respond to the needs or desires of the community by providing care system and the right strategy. The nature and varying types of people need different strategies and services must be known to service personnel. Therefore, care workers need to recognize the user well before she gives service. Referring to the problems, the study aims to investigate the performance of public services in the manufacture of E-KTP, as well as to study the response of the public on the performance of public services in the manufacture of E-KTP in the Village District Kanigoro.

Theoretical approach used in this study is a theory concerning the administration of public services, where the main cause of failure in carrying out this public service orientation (specifically, the task of decentralization) is: The strong commitment of the political culture of nuanced narrow; lack of personnel trained and skilled labor in local units; lack of financial resources to carry out its duties and responsibilities; their reluctance to delegate authority, and lack of technological infrastructure and physical infrastructure to support the implementation of public service tasks.

Researchers use this type of research descriptif through a qualitative approach, the presence of such research can provide insight and in-depth understanding of the performance of public services in the manufacture of E-KTP. Data capture techniques used to collect data in this study is the observation, interview and documentation.

(27)
(28)

Lembar Persembahan ... iv

Kata pengantar ... v

Abstraksi ... vi

Daftar Isi ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konsep ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 9

1. Jenis Penelitian ... 9

2. Lokasi Penelitian ... 10

3. Subjek Penelitian ... 10

4. Sumber Data ... 10

5. Teknik Pengumpulan Data. ... 11

6. Teknik Analisis Data. ... 13

7. Keabsahan Hasil Penelitian... 15

BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Pelayanan Publik.. ... 17

1. Pengertian Kinerja ... 17

2. Kinerja Pegawai Desa ... 19

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai ... 22

B. Pelayanan Publik ... 27

1. Pengertian Pelayanan Publik ... 27

2. Konsep Pelayanan Publik ... 29

(29)

3. Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Desa ... 39

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

1. Letak Geografis ... 46

2. Keadaan Desa ... 46

3. Demografis/ Kependudukan ... 47

4. Mata Pencaharian ... 47

5. Keadaan Sosial ... 48

6. Keadaan Ekonomi ... 50

7. Sumber Daya Manusia ... 50

8. Kondisi Pemerintahan Desa ... 51

9. Pendidikan... 52

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Informan Penelitian ... 55

B. Kinerja Pelayanan Publik dalam Pembuatan E- KTP di Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang ... 56

1. Kemampuan Petugas dalam Pembuatan E- KTP ... 56

2. Kondisi SDM Petugas dalam Pelayanan E- KTP... 60

3. Keterampilan Petugas dalam Mengoperasikan Alat Pembuatan E- KTP ... 65

C. Respon Masyarakat terhadap Kinerja Pelayanan Publik dalam Pembuatan E- KTP di Desa Kanigoro Kecamatan Pegelaran Kabupaten Malang ... 69

1. Respon terhadap Kinerja Petugas ... 69

2. Respon terhadap Sarana Prasarana yang ada ... 74

3. Respon terhadap Layanan yang Berorientasi Kebutuhan Masyarakat ... 80

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

(30)

Pustaka, Jakarta

Achmad S. Ruky. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta:Gramedia Pustaka.Hlm:15

Agung Kurniawan, 2005. Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta : Pembaruan

Agus Dwiyanto, 2005, Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Gibson, 2003. Perilaku Manajemen Organisasi. Erlangga Jakarta

_________1992. Organisasi Dan Manajemen. Erlangga, Jakarta

Hasan, M Tholchah dkk, 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Lembaga Penelitian UNISMA.

Ilyas, Y.1999. Kinerja: Teori Penilaian dan Penelitian. Jakarta: FKM UI

Irawan, 2001. Manajemen Konflik. Salemba

Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman,1992. Analisa data Kualitatif . UI-Pers Jakarta

Moeloeng, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Moenir. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesi. Jakarta : Bumi Aksara

MZ. Lawang, 2002. Pengantar Administrasi Negara, Universitas Terbuka, Jakarta

Ndraha, Taliziduhu.1998. Metodologi Pemerintahan Indonesia. Jakarta:PT. Bina Aksara

Prawirosentono, 1999. Bahasa Komphrehensif Strategi Pengambilan Keputusan, Bumi Aksara

(31)

Pelayanan Minimal, Penerbit PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta

Sarundajang, 2003, Birokrasi dalam Otonomi Daerah. Pustaka Sinar Harapan

Siagian, Sondang P, 2000. Patologi Birokrasi Analisis, Identifikasi dan

Terapinya. Jakarta : Ghalia Indonesia

__________1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

__________, Teori Pengembangan Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta

Simamora, Henry, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE TKPN, Yogyakarta

Sinambele, lijan. Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan,

dan Implementasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Thoha. Miftah. 1999, Perilaku Organisasi, Rajawali Pers, Jakarta, (cetakan X)

Utomo, Warsito dan Abidin Zainal, 1998. Hand Out Analisis Organisai Publik, MAP-UGM, Yogyakarta

Veithzal Rivai, 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali pers

Widodo, Joko. 2007. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang. Bayu Media

Sumber Lain:

_________Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

_________Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk

_________Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2002 tentang Administrasi Desa

_________Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik

(32)

2 Bapak Agung Pegawai Kecamatan

3 Bapak Sudha Mariono Kepala Desa

4 Bapak M. Toyib Kaur Umum

5 Bapak M. Mahfud Modin

6 Ahmad Wahidi Masyarakat penerima layanan

8 Vika Astria Megawati Masyarakat penerima layanan

9 Fitrotul Nurfaidah Masyarakat penerima layanan

(33)

Tgl wawancara :

1. Bagaimana selama ini pelayanan E- KTP di Desa Kanigoro?

2. Secara kondisional apakah pelayanan E- KTP sudah sesuai dengan prosedur

pelayanan?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelayanan E- KTP di Desa

Kanigoro?

4. Apakah kesamaan hak masyarakat diperhatikan dalam pelayanan E- KTP?

5. Bagaimana perhatian petugas pelayanan E- KTP terhadap Keseimbangan

hak dan kewajiban masyarakat?

6. Sebelum dilaksanakan program E- KTP apakah patugas diberikan

Pelatihan/bimbingan?

7. Sejauh mana kesiapan pelayanan E- KTP terkait dengan sarana prasarana?

8. Bagaimana kondisi SDM petugas dalam pelayanan pembuatan E- KTP

9. Apakah jumlah petugas cukup mendukung dalam memberikan pelayanan E-

KTP?

10. Apakah keberadaan sarana prasarana sudah cukup mendukung dalam

pelayanan pembuatan E- KTP di Desa Kanigoro?

Informan:

a. Kepala desa

b. Kepala Seksi pelayanan E- KTP c. Petugas pelayanan pelayanan E- KTP

(34)

Gambar

Gambar 1.1 Komponen analisa data model interaktif

Referensi

Dokumen terkait

Berlandaskan dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil pegertian bahwa lembaga pendidikan Islam adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan

Cara penanganan masalah banjir yang terjadi di sepanjang aliran saluran sekunder di daearah aliran sungai (DAS) Tukad Rangda yaitu dengan penataan ulang, digunakan debit

Dengan fokus kita akan lebih mudah membuat nilai informasi sebuah program karena disitu dapat diungkapkan kemajuan apa yang didapatkan dari program-program

Pengertian rumah susun sederhana sewa, yang selanjutnya disebut rusunawa berdasarkan PERMEN No.14/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa adalah

Deskripsi hasil pengolahan data Pengunaan Metode Peta Konsep untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah ...83.. Penerapan Pengunaan Metode

Para Pengguna yang hanya memiliki akses Input & View tidak dapat mengotorisasi suatu transaksi tetapi dapat melakukan suatu transaksi, yang kemudian harus diotorisasi oleh seorang

Spam Komplain mempunyai jumlah pengaduan sebesar342 di bulan Juli, naik menjadi 474 pada bulan Agustus dengan persentase peningkatan sebesar 38,6%. Grafik peningkatan

are introduced to them [12]. The travel and tourism experience of tourists and the ideas about tourism products start and end up with transportation. It is impossible to